TRAUMA BULI-BULI
Pada waktu lahir hingga hingga usia anak, buli-buli buli-buli terletak di rongga rongga abdomen. abdomen. Namun semakin bertambahnya usia, tempatnya turun dan terlindung di dalam kavum kavum pelvis; pelvis; sehingg sehinggaa kemung kemungkin kinan an mendap mendapatk atkan an trauma trauma dari dari luar luar jarang jarang terjadi. Etiologi
Kurang lebih 90 trauma tumpul buli-buli adalah akibat !raktur pelvis. "iksasi buli-buli pada tulang pelvis oleh !asia endopelvik dan dia!ragma pelvis sangat kuat sehingga #edera deselerasi terutama jika titik !iksasi !asia bergerak pada arah berlawanan $seperti pada !raktur pelvis%, dapat merobek buli-buli. &obeknya buli-buli karena !raktur pelvis bisa pula terjadi akibat !ragmen tulang pelvis merobek dindingnya. dindingnya. 'alam 'alam kead keadaan aan penu penuh h teris terisii urin urin,, buli buli-b -bul ulii muda mudah h seka sekali li robe robek k jiak jiak mendapatkan tekanan dari luar berupa benturan pada perut sebelah bawah. (uli buli akan robek pada daerah !undus dan menyebabkan ekstravasasi uri ke rongga intraperitoneum. )indaka )indakan n endourolo endourologi gi dapat menyebabkan menyebabkan trauma buli-buli buli-buli iatrogeni# iatrogeni# antara lain pada reseksi buli-buli transurethral $)*& buli-buli% atau pada litotripsi. 'emik 'emikian ian pula pula partu partuss kasep kasep atau atau tind tindak akan an oper operasi asi di daera daerah h pelv pelvis is dapa dapatt menyebabkan trauma iatrogeni# pada buli-buli. Klasifikasi
+e#ara klinis #edera buli-buli dibedakan menjadi •
kontusio buli-buli
•
#edera buli-buli ekstraperitoneal -/0
•
#edera intraperitoneal -
-1 #ederanya #edera buli-buli ekstraperitoneal2#edera intraperitoneal. 3ikat tidak mendapatkan perawatan dengan segera 10-0 #edera buli-buli akan berakibat kematian karena peritonitis atau sepsis.
Diagnosis
+etelah mengalami #edera pada abdomen sebelah bawah, pasien mengeluh nyeri didaerah suprasim!isis, miksi ber#ampur darah atau mungkin pasien tidak dapat miksi. 4ambaran klinis yang lain tergantung pada etiologi trauma, bagian buli-buli yang mengalami #edera yaitu intra5ekstraperitoneal, adanya organ lain yang mengalami #edera, serta penyulit yang terjadi akibat trauma. 'alam hal ini mungkin didapatkan tanda !raktur pelvis, syok, hematoma perivesika, atau tanpa tanda sepsis dari suatu peritonitis atau abses perivesika. Pemeriksaan pen#itraan berupa sistogra!i yaitu dengan memasukkan kontras kedalam buli-buli sebanyak 600-00 ml se#ara gravitasi $tanpa tekanan% melalui kateter per-uretram. Kemudian dibuat beberapa !oto, yaitu $1% !oto pada saat buli-buli terisi kontras dalam posisi anterior-posterior $7P%, $% pada posisi oblik, dan $6% wash out !ilm yaitu !oto setelah kontras dikeluarkan dari buli-buli.
Terapi
Pada kontusio buli-buli, #ukup dilakukan pemasangan kateter dengan tujuan untuk memberikan instirahat pada buli-buli. 'engan #ara ini diharapkan buli-buli sembuh setelah 8-10 hari. Pada #edera intraperitoneal harus dilakukan eksplorasi laparatomi untuk men#ari robekan pada buli-buli serta kemungkinan #edera pada organ lain. 3ika tidak dioperasi ekstravasasi urin ke rongga intraperitoneum dapat menyebabkan peritonitis. &ongga intraperitoneum di#u#i, robekan pada buli-buli dijahit lapis, kemudian dipasang kateter sistostomi yang dilewatkan di luar sayatan laparatomi. Pada #edera ekstraperitoneal, robekan yang sederhana $ekstravasasi minimal% dianjurkan untuk memasang kateter selama 8-10 hari, tetapi sebagian ahli lain menganjurkan untuk melakukan penjahitan buli-buli denagn pemasangan kateter sistostomi. Namun tanpa tindakan pembedahan kejadian kegagalan penyembuhan luka 1, dan kemungkinan untuk terjadinya in!eksi pada rongga perivesika sebesar 1. :leh karena itu jika bersamaan dengan rupture buli-buli terdapat #edera organ lain yang membutuhkan operasi, sebaiknya dilakukan penjahitan buli-buli dan pemasangan kateter sistostomi. *ntuk memastikan bahwa buli-buli telah sembuh, sebelum melepas kateter uretra atau kateter sistostomi, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan sistogra!i guna melihat kemungkinan masih adanya ekstravasasi urin. +istogra!i dibuat pada hari ke 10-1 pas#a trauma. 3ika masih ada ekstravasasi kateter sistostomi dipertahankan sampai 6 minggu.
Penyulit
Pada #edera buli-buli ekstraperitoneal, ekstravasasi urin ke rongga pelvis yang dibiarkan dalam waktu lama dapat menyebabkan in!eksi dan abses pelvis. ang lebih berat lagi adalah robekan buli-buli intraperitoneal, jika tidak segera
dilakukan operasi, dapat menimbulkan peritonitis akibat dari ekstravasasi urin pada rongga intraperitoneum. Kedua keadaan itu dapat menyebabkan sepsis yang dapat mengan#am jiwa.
TRAUMA BULI-BULI
Pada waktu lahir hingga usia anak, buli-buli terletak di rongga abdomen. Namunsemakin bertambahnya usia, tempatnya turun dan terlindung di dalam kavum pelvis; sehinggakemungkinan mendapatkan trauma dari luar jarang terjadi. Etiologi
Kurang lebih 90 trauma tumpul buli-buli adalah akibat !raktur pelvis. "iksasi buli- buli pada tulang pelvis oleh !asia endopelvik dan dia!ragma pelvis sangat kuat sehingga#edera deselerasi terutama jika titik !iksasi !asia bergerak pada arah berlawanan $seperti pada!raktur pelvis%, dapat merobek buli-buli. &obeknya buli-buli karena !raktur pelvis bisa pulaterjadi akibat !ragmen tulang pelvis merobek dindingnya.'alam keadaan penuh terisi urin, buli-buli mudah sekali robek jiak mendapatkantekanan dari luar berupa benturan pada perut sebelah bawah. (uli-buli akan robek padadaerah !undus dan menyebabkan ekstravasasi uri ke rongga intraperitoneum.)indakan endourologi dapat menyebabkan trauma buli-buli iatrogeni# antara lain pada reseksi buli-buli transurethral $)*& buli-buli% atau pada litotripsi. 'emikian pula partus kasep atau tindakan operasi di daerah pelvis dapat menyebabkan trauma iatrogeni# pada buli- buli. Klasifikasi
+e#ara klinis #edera buli-buli dibedakan menjadi 1% kontusio buli-buli % #edera buli-buli ekstraperitoneal -/0 6% #edera intraperitoneal - -1 #ederanya #edera buli-buli ekstraperitoneal2#edera intraperitoneal. 3ikat tidak mendapatkan perawatan dengan segera 10-0 #edera buli-buli akan berakibat kematiankarena peritonitis atau sepsis.
GRADE
JEI! KERU!AKA
DE!KRIP!I KERU!AKA
<
=ematoma >aserasi
Kontusio dan hematom intramural >aserasi sebagian dari dinding buli-buli
<<
>aserasi
>aserasi dari dinding ekstraperitoneal buli ? #m
<<<
>aserasi
@kstraperitoneal $A #m% atau intraperitoneal $? #m% l
>aserasi
>aserasi
B
>aserasi
>aserasi
Gra"e I
Gra"e II
Gra"e IIIa
Gta"e III#
Gra"e I$
Gra"e $
Diagnosis
+etelah mengalami #edera pada abdomen sebelah bawah, pasien mengeluh nyeri didaerah suprasim!isis, miksi ber#ampur darah atau mungkin pasien tidak dapat miksi.4ambaran klinis yang lain tergantung pada etiologi trauma, bagian buli-buli yang mengalami #edera yaitu intra5ekstraperitoneal, adanya organ lain yang mengalami #edera, serta penyulit yang terjadi akibat trauma. 'alam hal ini mungkin didapatkan tanda !raktur pelvis, syok,hematoma perivesika, atau tanpa tanda sepsis dari suatu peritonitis atau abses perivesika.Pemeriksaan pen#itraan berupa sistogra!i yaitu dengan memasukkan kontras kedalam buli-buli sebanyak 600-00 ml se#ara gravitasi $tanpa tekanan% melalui kateter per-uretram.Kemudian dibuat beberapa !oto, yaitu $1% !oto pada saat buli-buli terisi kontras dalam posisianterior-posterior $7P%, $% pada posisi oblik, dan $6% wash out !ilm yaitu !oto setelah kontras dikeluarkan dari buli-buli.
Terapi
Pada kontusio buli-buli, #ukup dilakukan pemasangan kateter dengan tujuan untuk memberikan instirahat pada buli-buli. 'engan #ara ini diharapkan buli-buli sembuh setelah 8-10 hari. Pada #edera intraperitoneal harus dilakukan eksplorasi
laparatomi untuk men#ari robekan pada buli-buli serta kemungkinan #edera pada organ lain. 3ika tidak dioperasi ekstravasasi urin ke rongga intraperitoneum dapat menyebabkan
peritonitis.
&ongga
intraperitoneum di#u#i, robekan pada buli-buli dijahit lapis, kemudian dipasang kateter sistostomi yang dilewatkan di luar sayatan laparatomi .Pada #edera ekstraperitoneal, robekan yang sederhana $ekstravasasi minimal% dianjurkan untuk memasang kateter selama 8-10 hari, tetapi sebagian ahli lain menganjurkan untuk melakukan penjahitan buli-buli denagn pemasangan kateter sistostomi. Namun tanpa tindakan pembedahan kejadian kegagalan penyembuhan luka 1, dan kemungkinan untuk terjadinya in!eksi pada rongga perivesika sebesar 1. :leh karena itu jika bersamaandengan rupture buli-buli terdapat #edera organ lain yang membutuhkan operasi, sebaiknya dilakukan penjahitan buli-buli dan pemasangan kateter sistostomi.*ntuk memastikan bahwa buli-buli telah sembuh, sebelum melepas kateter uretra atau kateter sistostomi, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan sistogra!i guna melihat kemungkinan masih adanya ekstravasasi urin. +istogra!i
dibuat pada hari ke 10-1 pas#atrauma. 3ika masih ada ekstravasasi kateter sistostomi dipertahankan sampai 6 minggu.
Penyulit
Pada #edera buli-buli ekstraperitoneal, ekstravasasi urin ke rongga pelvis yang dibiarkan dalam waktu lama dapat menyebabkan in!eksi dan abses pelvis. ang lebih berat lagi adalah robekan buli-buli intraperitoneal, jika tidak segera dilakukan operasi, dapatmenimbulkan peritonitis akibat dari ekstravasasi urin pada rongga intraperitoneum. Kedua keadaan itu dapat menyebabkan sepsis yang dapat mengan#am jiwa +emakin bertambahnya usia, kejadian trauma buli-buli menurun karena letak buli buli yang turun dari rongga abdomen ke rongga pelvis. 7ngka kejadian trauma buli kurang lebih dari seluruh trauma pada sistem urogenitalia.
$%
Etiologi •
Kurang lebih 90 trauma buli-buli adalah akibat !raktur pelvis. "iksasi buli-buli pada daerah tulang pelvis oleh !a#ia endopelvik dan dia!ragma pelvis sangat kuat sehingga #edera deselerasi terutama jika titik !iksasi !asiabergerak pada arah berlawanan $seperti pada !raktur pelvis%, dapat
•
merobek buli-buli. Pada keadaan buli-buli terisi penuh urin, buli-buli mudah ruptur jika mendapat tekanan dari luarberupa benturan pada perut sebelah bawah. (uli-buli akan ruptur pada bagian !undus dan menyebabkan ekstravasasi
•
urin ke rongga intraperitoneum. )indakan endoneurogi dapat menyebabkantrauma buli-buli iatrogenik antara lain pada reseksi buli-buli transuretral $)*& buli-buli% atau pada
• •
litotripsi. )indakan opresi di daerak pelvis &uptur spontan; biasanya terjadi jika didahului oleh kelainan dinding buli buli.
Klasifikasi %&' Kontusio #uli-#uli =anya terdapat memar pada
(e"era ekstraperitoneal )erjadi kurang lebih -/0
(e"era intraperitoneal )erjadi kurang lebih -
dinding, mungkin terdapat
dari seluruh trauma buli-buli.
dari seluruh trauma buli-buli.
hematoma perivesikel, tetapi
)idak
tidak
jarang
terjadi )erjadi pengaliran urin ke
didapatkan bersamaan dengan #edera buli
rongga peritoneal sehingga
ekstravasasi urin ke luar intraperitoneal
menyebabkan
buli-buli
bahkan in!eksi $peritonitis%
Diagnosis •
7namnesis pas#a trauma, pasien mengeluh nyeri di daerah suprasim!isis, miksi ber#ampur darah, atau pasien tidak dapat miksi. 4ambaran kliis yang lain tergantung pada etiologi trauma yang mengalami trauma, yaitu ekstra atau intraperitoneal, adamya orga lain yang mengalami #idera, serta penyulit yang tejadi akibat trauma. 'alam hal ini mungkin didapatkan
•
tanda-tanda !raktur pelvis, syok, hematoma perivesika. Pen#itraan; sistigra!i, yaitu memasukkan kontras ke dalam buli-buli sebanyak 600-00 ml se#ara gravitasi $tanpa tekanan% melalui kateter peruretram, kemudian dibuat !oto, yaitu $1% !oto pada saat buli-buli terisi kontras dalam posisi 7P $% pada posisi oblik $6% wash out !ilm, yaitu !oto setelah kontras dikeluarkan dari buli-buli. =asil
in!lamasi
o
o
o
@kstravasasi kontras di dalam rongga perivesikal buli-buli ekstraperitoneal Kontras berada di sela-sela
usus
robekan pada
robekan
buli-buli
intraperitoneal Pada per!orasi yang ke#il, mungkin tidak didapatkan ekstravasasi $negati! palsu% terutama jika kontras yang dimasukkan kurang dari
•
0 ml. Pada daerah yang jauh dari tempat rujukan dan tidak ada sarana untuk melakukan sistogra!i untuk menentukan adanya ruptur buli, maka dapat di#oba u)i pe*#ilasan #uli-#uli, yaitu dengan memasukkan garam !isiologis steril ke dalam buli-buli sebanyak 600 ml; kemudian #airan itu dikeluarkan lagi, jika #airan tidak keluar atau keluar kurang dari volume semula, kemungkinan besar ada robekan pada dinding buli-buli. Cara ini tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan in!eksi atau menyebabkan robekan yang lebih luas.
Terapi %+' Kotusio #uli-#uli Pemasangan kateter
memberi
waktu
(i"era intraperitoneal @ksplorasi laparotomi
(i"era ekstraperitoneal &obekan sederhana
istirahat men#ari robekan pada buli- pemasangan kateter selama 8-
pada buli-buli, diharapkan buli,
serta
kemugkinan 10
pulih setelah 8-10 hari.
pada
organ
#idera &ongga
lain.
hari,
sebagian
ahli
menganjurkan penjahitan buli-
intraperitoneum buli
dengan
pemasangan
di#u#i, robekan pada buli kateter sistostomi. dijahit
lapis,kemudian )anpa pembedahan, kejadian
dipasang kateter sistostomi kegagalanpenyembuhan
luka
yang
dan
dilewatkan
sayatan laparotomi.
di
luar kurang
lebih
1
kemungkinan untuk terjadinya in!eksi pada rongga perivesika sebesar 1. 3ika terjadi bersamaan dengan #edera organ lain, sebaiknya
dilakukanpenjahitan dan
pemasangan
sistostomi. Penyulit o o o o
sebelum bulan
buli-buli kateter
DA,TAR PU!TAKA
1. Purnomo, (P. 'asar-dasar *rologi )rauma *rogenitalia. @disi Kedua. 3akarta. CB +agung +eto. =al 96-10. . Purnomo, (P. 'asar-dasar *rologi +triktura *retra. @disi Kedua. 3akarta. CB +agung +eto. =al 16-1/. 6. +jamsuhidajat &, de 3ong D. (uku 7jar
1. +ta!!. Genitourinary Trauma. 7vailable at http55www.n#bi.nlm.nih.gov. 7##essed on :#tober 0th, 01. . Purnomo, (asuki (. Trauma Urogenitalia dalam Dasar-Dasar Urologi . 3akarta +agung +eto; 01. 6. Dijayanti, 7na. Trauma Urogenital . 7vailable at http55www.s#ribd.#om. 7##essed on :#tober 0th, 01. . &ahman, GaiHar . Trauma Ginjal . 7vailable at http55www.bedahmataram.org. 7##essed on :#tober 0th, 01.
. (randes +, Coburn G, 7rmenakas N. Diagnosis And Management o Ureteri! Injury " An E#iden!e Based Analysis. 3ournal *rology. 00. /. G#7nin#h 3D, Carroll P&. Major Bladder Trauma. 3ournal *rology. 011. 8. +antu##i &7, Dessels =, (arts#h 4. E#aluation And Management o $enal Injuries. 3ournal *rology