1. Transpo ransporta rtasi si korb korban an mengg menggunak unakan an long spine board. Pengkajian lanjutan di rumah sakit tetap memperhatikan kondisi stabilisasi pada servikal dan monitoring pada jalan napas. Pada setiap melakukan transportasi korban, perawat tetap memprioritaskan kesejajaran dari kurvatura tulang belakang dengan tujuan untuk menghindari resiko injuri pada spinal dengan teknik pengangkatan cara long rolling dan dan atau menggunakan long spine board . (Saanin, 200! "ala "alam m tran transp spor orta tasi si deng dengan an cede cedera ra serv servik ikal al dibu dibutu tuhk hkan an lima lima oran orang g untuk untuk melakukan prosedur modi#ikasi log roll dan imobilisasi penderita, seperti pada long spine board, dengan pembagian seperti $ (Saanin, 200! 1! Satu Satu orang orang untuk untuk memp memper erta taha hanka nkan n imob imobil ilis isas asii segar segaris is kepal kepalaa dan dan leher leher penderita 2! Satu orang untuk badan (termasuk (termasuk pelvis pelvis dan dan panggul! panggul! %! Satu Satu orang orang untuk untuk pelv pelvis is dan dan tungka tungkaii &! "ua "ua oran orang g meng mengat atur ur pros prosed edur ur ini ini dan dan mele meleta takk kkan an long long spine spine board board di bawah tubuh korban. Prosedur ini mempertahankan seluruh tubuh penderita dalam dalam kesegar kesegarisa isan, n, tetapi tetapi masih masih terdapa terdapatt gerakan gerakan minima minimall pada tulang tulang belakang. Saat melakukan prosedur ini, imobilisasi sudah dilakukan pada ekstremitas 'ang diduga mengalami menga lami #raktur. #raktur. Prosedur transportasi $ (Saanin, 200! a. Long spine board dengan dengan tali pengikat dipasang pada sisi penderita. Tali pengikat ini dipasang pada bagian toraks, diatas krista iliaka, paha, dan diatas pergelangan kaki. Tali pengikat atau plester dipergunakan untuk mem#iksasi kepala dan leher penderita ke long spine board. b. engan penderita diluruskan dan diletakkan di samping badan. c. Tungkai Tungkai bawah bawah penderita penderita diluruska diluruskan n secara secara hati)hati hati)hati dan dilet diletakkan akkan dalam dalam posisi posisi kesegarisan netral sesuai dengan tulang belakang. *edua pergelangan kaki diikat satu sama lain dengan d engan plester. d. +rang petama petama mempert mempertahankan ahankan kesegar kesegarisan isan kepala kepala dan leher penderita penderita dan orang orang kedua memegang penderita pada daerah bahu dan pergelangan tangan. +rang ketiga memasukkan tangan dan memegang panggul penderita dengan satu tangan dan dan deng dengan an tang tangan an 'ang 'ang lain lain meme memega gang ng ples pleste terr 'ang 'ang meng mengik ikat at ke dua dua pergelangan kaki. e. "eng "engan an koma komand ndo o dari dari peno penolo long ng 'ang 'ang memp memper erta taha hank nkan an kepa kepala la dan dan lehe leherr, dilakukan log roll sebagai sebagai satu unit ke arah ke dua penolong 'ang berada pada sisi penderita, han'a diperlukan pemutaran minimal untuk meletakkan spine board di bawah penderita. *esegarisan badan penderita harus dipertahankan sewaktu menjalankan prosedur ini.
#. Long spine board diletakkan dibawah penderita, dan dilakukan log roll ke arah long spine board . arap diingat, long spine board han'a digunakan untuk trans#er penderita dan jangan dipakai untuk waktu lama.
-ambar teknik long rolling dengan korban sudah terpasang cervical collar untuk menjaga kesejajaran kontur tulang belakang untuk menghindari kompresi korda akibat kesalahan mengangkat.
Prinsip pengangkatan korban dengan long spine board : 1. Pengangkatan korban. Pengangkatan korban dilakukan secara e#ekti# dan e#isien. Pengangkatan dengan tumpuan tubuh dominan 'aitu paha, bahu, dan panggul dan beban korban didekatkan dengan tubuh penolong. Pengangkatan korban ke paha penolong
dengan instruksi hitungan satu, dua, tiga. alu, secara bersamaan penolong akan mengangkat korban ke paha penolong. 2. Sikap mengangkat. Pada saat sikap mengangkat, usahakan dalam posisi rapi dan seimbang untuk menghindari cedera. nstruksikan sikap berdiri dengan hitungan satu, dua, tiga. alu, secara bersamaan penolong akan berdiri dengan mengangkat korban. Setelah itu, intruksikan untuk meluruskan kedua tangan penolong secara bersamaan. %. Posisi siap angkat dan jalan. Penolong berjalan secara bersamaan dengan posisi kaki korban berada searah dengan langkah kaki penolong. (Saanin,200!
Saanin, S'ai#ul. 200. Cedera Sistema Saraf Pusat Traumatika Dan Nontraumatika. /akarta$ Salemba edika