1
BAB I PENDAHULUAN
A. Lata Latarr Bela Belaka kang ng Transient Tachypnea of the Newborn (TTN) atau sering juga disebut Transient Respiratory Distress of the Newborn (TRDN) adalah penyakit selflimited dise diseas ase e 1 yang yang terj terjad adii pada pada bany banyak ak bayi bayi di selu seluru ruh h duni dunia a dan dan dihadapi oleh semua dokter yang merawat bayi baru lahir. Angka kejadian sekita sekitarr 1- ! kelahi kelahiran ran hidup hidup.. "al "al ini diseba disebabka bkan n adany adanya a penum penumpuk pukan an #airan yang berlebihan dalam paru akibat gangguan mekanik pada saat lahir yang yang biasa biasa terjad terjadii pada pada pasie pasien n yang yang dilahi dilahirka rkan n se#ara se#ara operas operasii #aesar #aesar$$ terlambatnya penyerapan kembali karena tekanan %ena sentral meningkat dan terganggu terganggunya nya penyerapa penyerapan n #airan #airan melalui melalui system system lim&atik. lim&atik. 'ersalin 'ersalinan an dengan operasi #aesar meningkat dengan indikasi medis$ indikasi pada ibu dan bayi dan non medis. ayi ayi yang yang sering sering menga mengalam lamii TTN adalah adalah bayi bayi yang yang dila dilahir hirkan kan se#a se#ara ra oper operas asii #aes #aesar ar seba sebab b mere mereka ka kehi kehila lang ngan an kese kesemp mpat atan an untu untuk k mengelu mengeluarkan arkan #airan #airan paru mereka. mereka. ayi ayi yang dilahirka dilahirkan n lewat lewat persalin persalinan an per%aginam mengalami kompresi dada saat melewati jalan lahir. "al inilah yang yang menye menyebab babkan kan sebagi sebagian an #airan #airan paru paru kelua keluar. r. esem esempat patan an ini ini tidak tidak didapatkan bagi bayi yang dilahirkan operasi #aesar. *ejala klinis Transient Tachypne chypnea a of the Newborn Newborn berupa berupa kesulita kesulitan n bernapas bernapas$$ ditandai ditandai dengan dengan napas napas #epat #epat (&rekuens (&rekuensii +, kali permeni permenitt )$ sianosis sianosis peri&er dan sentral$ sentral$ merin merintih tih$$ retra retraksi ksi sterna sternal$ l$ napas napas #upin #uping g hidup hidup$$ hingg hingga a apneu apneu perio periodi dik k kumpu kumpulan lan gejal gejala a terseb tersebut ut diseb disebut ut Respirato Respiratory ry Distress Distress Syndrome Syndrome (RDS) (RDS) gejala tersebut dapat dialami pada bayi baru lahir seperti "D akibat paru yang belum matang$ aspirasi mekonium dan neonatal pneumonia. 'eranan radiolog radiologii sangat sangat penting penting untuk mendiagn mendiagnosis osis bayi yang yang baru lahir yang yang mengalami gangguan pernapasan yang membedakan Transient Tachypnea of the Newborn dengan "D grade /$ mukonium aspirasi dan pneumonia.
Dari Dari data data lapo lapora ran n angk angka a keja kejadi dian an transi transient ent tachyp tachypnea nea of R0D 'ro%in 'ro%insi si kepri kepri pada pada bulan bulan maret maret 12 12 sampa sampaii newb newbor orn n di R0D dengan mei 1, ada sebanyak 34 kasus. Dari data tersebut terlihat jelas bahwa angka kejadian kasus transient tachypnea of newborn
masih tinggi. aka dari itu kami tertarik untuk melakukan studi kasus tent tentan ang g transient tachypnea of newborn newborn sebagai tugas akhir untuk memenuhi laporan kasus ' /// di R0D 'ro%insi epri. (Register pasien ruang perinatologi tahun 12-1,). B. Tujuan juan Penu Penuli lisa san n 1. Tujuan m mum emb ember erik ikan an asuh asuhan an kebi kebida dana nan n pada pada bayi bayi Ny. Ny. A deng dengan an Transi ransient ent Tachypn chypnea ea of the Newbo Newborn rn di Ruang Ruang 'erin 'erinato atolo logi gi R0D R0D 'ro%insi epri menggunakan pendekatan pendokumentasian 05A'. .
Tujuan husus a. amp ampu u meng mengum umpu pulk lkan an data data 0ubj 0ubjek ekti ti&& pada pada bayi bayi Ny. Ny. A denga dengan n Trans Transien ientt Tachypn chypnea ea of the Newb Newborn orn di Ruang Ruang 'erin 'erinato atolog logii di R0D 'ro%insi epri b. amp ampu u meng mengum umpu pulk lkan an data data 5bje 5bjekt kti& i& pada pada bayi bayi Ny. Ny. A denga dengan n Transi Transient ent Tachyp Tachypnea nea of the Newborn Newborn di Ruang Ruang 'erin 'erinato atolog logii di R0D 'ro%insi epri #. ampu ampu menentu menentukan kan Asse Assesme sment nt pada bayi bayi Ny. Ny. A deng dengan an Transient Tachyp Tachypnea nea of the Newborn di Ruang 'erinatologi R0D 'ro%insi epri d. amp ampu u memb membua uatt 'lan 'lanni ning ng
pada pada bayi bayi Ny. Ny. A den denga gan n Transient
Tachypnea of the Newborn di Ruang 'erinatologi R0D 'ro%insi epri e. amp ampu u mela melaku kuan an 'end 'endok okum umen enta tasi sian an 05A' 05A' pada pada bayi bayi Ny. Ny. A dengan Transient Tachypnea of the Newborn di Ruang 'erinatologi R0D 'ro%insi epri
B. Manfaat 1. Teori ena enamba mbah h penget pengetahu ahuan an dan dan wawa wawasan san teruta terutama ma dalam dalam pelayanan pelayanan kesehatan khususnya asuhan pada bayi dengan transient tachypnea of newborn. . 'akti ktis
3
Dapat memeberikan gambaran tentang kejadian transient tachypnea of newborn dan dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka meningkatkan keterampilan dan kualitas pelayanan dalam memberikan penanganan pada transient tachypnea of newborn guna men#egah kematian bayi.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Transient Tachypnea of the Newborn (TTN) atau Transient Respiratory Distress of the Newborn (TRDN) atau 6et lung adalah suatu penyakit ringan pada neonatus yang mendekati #ukup bulan atau #ukup bulan yang mengalami gawat napas segera setelah lahir akibat gangguan penyerapan #airan di al%eoli dan hilang dengan sendirinya dalam waktu 3-2 hari. Transient Ta#hypnea 5& The Newborn (TTN) ialah gangguan pernapasan pada bayi baru lahir yang berlangsung singkat yang biasanya berlangung short-li%ed (7 4 jam) dan bersi&at sel&-limited
serta terjadi
sesaat setelah ataupun beberapa jam setelah kelahiran$ baik pada bayi yang prematur maupun pada bayi yang matur (lahir aterm). (rooker$ 8). Transient ta#hypnea o& the newborn (TTN) adalah keadaan bayi baru lahir (newborn) mengalami pernapasan yang #epat dan butuh usaha tambahan dari normal karena kondisi di paru-paru. 0ekitar 1! dari bayi baru lahir mengalami hal ini dan umumnya menghilang setelah beberapa hari dengan tatalaksana yang optimal. (0te&ano$ 2).
B. Epie!i"l"gi Angka kejadian sekitar 1- ! kelahiran hidup. ejadianya lebih banyak pada bayi lahir dengan operasi 9aesar dibandingkan dengan lahir spontan. ayi baru lahir dengan TTN umumnya gangguannya terbatas tanpa morbiditas yang signi&ikan. ayi dengan TTN baru lahir yang mebaik selama periode 4-:-jam. Tidak ada predileksi ras telah dilaporkan. Risiko pria lebih banyak dibandingkan wanita.
#. $akt"r %isik" eberapa &aktor risiko terjadinya TTN baik pada bayi$ orang tua maupun proses persalinan antara lain yaitu bayi dilahirkan se#ara operasi #aesar$ makrosomia$ bayi yang dilahirkan dari ibu yang menderita penyakit asma$ diabetes mellitus dan pengaruh sedasi$ as&iksia perinatal$ tidak adanya phosphatidylgly#erol pada #airan amnion$ dan bayi laki-laki.
2
D. Pat"fisi"l"gi 0ebelum lahir paru-paru bayi terisi dengan #airan. 0aat di dalam kandungan bayi tidak menggunakan paru-parunya untuk bernapas. ayi mendapatkan oksigen dari pembuluh darah plasenta. 0aat mendeteksi kelahiran$ #airan di paru-paru bayi mulai berkurang sebagai respon dari perubahan hormonal. 9airan juga terperas keluar saat bayi lahir melewati jalan lahir (tekanan mekanis terhadap thorak). 0etelah lahir bayi mengambil napas pertamanya dan paru-paru
terisi udara dan #airan di paru-paru
didorong keluar. 9airan yang masih tersisa kemudian dibatukkan atau diserap oleh tubuh se#ara bertahap melalui sistem pembuluh darah atau sistem lim&atik. ayi dengan TTN mengalami sisa #airan yang masih terdapat di paru-paru atau pengeluaran #airan dari paru-paru terlalu lambat sehingga bayi mengalami kesulitan untuk menghirup oksigen se#ara normal kemudian bayi bernapas lebih #epat dan lebih dalam untuk mendapatkan #ukup oksigen ke paru-paru. 'enyebab TTN beleum diketahui se#ara pasti namun di#urigai melalui 3 proses yaitu penyerapan #airan paru janin terganggu disebabkan oleh gangguan penyerapan #airan paru janin dari sistem lim&atik paru dan gangguan mekanik$ pada bayi yang lahir se#ara #aesar karena kurangnya pemerasan toraks normal yang memaksa #airan paru keluar. ;olume #airan yang
meningkat
menyebabkan
penurunan
&ungsi
paru-paru
dan
meningkatkan resistensi saluran napas menyebabkan takipnea dan retraksi dinding dada. Pulmonary immaturity beberapa penelitian men#atat bahwa derajat ringan imaturitas paru merupakan &aktor utama dalam penyebab TTN. 'ara penulis menemukan rasio <-0 matang tanpa &os&atidilgliserol (Adanya &os&atidilgliserol mengindikasikan selesai pematangan paru). ayi yang lahir dengan usia kehamilan 3, minggu resiko lebih tinggi kena TTN dibandingkan dengan usia 38 minggu. ekurangan sur&aktan ringan. 0alah satu penelitian kekurangan sur&aktan ringan merupakan penyebab terjadinya TTN.
E. &ejala Klinis *ejala klinis pada pasien TTN biasanya mirip dengan gejala distress respiratory antara lain takipnea (+, kali=menit)$ retraksi pada dada$
,
sianosis$ merintih atau mendengkur saat bayi mengeluarkan na&as$ terlihat na&as #uping hidung. Takipnu ini bersi&at sementara dimana penyembuhan biasa terjadi dalam 48-: jam setelah kelahiran. $. Diagn"sis '. Pe!eriksaan La("rat"riu! a. Analisis gas darah biasanya akan memperlihatkan hipoksia ringan. "ipokarbia biasanya didapatkan. >ika ada$ hipokarbia biasanya ringan ('95 +22 mm"g). ?@treme hyper#arbia sangat jarang$ namun jika terjadi$ merupakan indikasi untuk men#ari penyebab lain. b. Di&&erensial 9ount adalah normal pada TTN$ tapi sebainya dilakukan untuk menentukan apakah terdapat proses in&eksi. Nilai hematokrit akan menyingkirkan polisitemia #. rine dan 0erum Antigen test dapat membantu menyingkirkan in&eksi bakteri.
). &a!(aran %ai"l"gi 'emeriksaan radiologi pada pasien yang mengalami disters pernapasan pada bayi lahir yaitu &oto thora@ dan pemeriksaan ultrasonogra&i. 'ada pasien TTN biasanya dengan &oto thora@ ditemukan berupa hiperin&lasi kedua paru$ garis prominen di perihiler$ 'embesaran jantung ringan hingga sedang$ Dia&ragma datar$ dapat dilihat dari lateral$ 9airan di &isura minor dan perlahan akan terdapat di ruang pleura. Prominent pulmonary vascular marin!s. kelainan tersebut bersi&at sementara dan pada pemeriksaan &oto thora@ e%aluasi sudah membaik dalam 3-2 hari. Apabila di#urigai adanya kelainan #ongenital di jantung dilakukan pemeriksan e#ho#ardiogra&i.
&. Diagn"sis Baning Diagnosis banding Transient Ta#hypnea o& the Newborn antara lain 'neumonia=sepsis. >ika neonatus mengalami pneumonia atau sepsis$ akan didapat
pada
riwayat
kehamilan
ibu
tanda-tanda
in&eksi$
seperti
korioamnionitis$ ketuban pe#ah dini$ dan demam. "ialin #embran Disease biasanya terjadi pada neonates yang premature atau dengan alasan lain akan tertundanya maturasi paru. $spirasi #eonium biasanya dapat
:
diketahui dari riwayat kehamilan dan persalinan berupa #airan ketuban berwarna hijau tua$ mekonium pada #airan ketuban$ noda kehijauan pada kulit bayi$ kulit bayi tampak kebiruan (sianosis)$ &rekuensi denyut jantung janin rendah sebelum kelahiran$ skor A'*AR yang rendah$ auskultasi$ suara na&as abnormal. H. Penatalaksanaan 1. Transient Ta#hypnea o& the Newborn ini bersi&at sel& limiting disease$ sehingga pengobatan yang ditujukan biasanya hanya berupa pengobatan suporti&.
'rinsip
pengobatannya
adalah
oksigenasi$
antibiotik.
ebanyakan bayi baru lahir diberi antibioti# berspektrum luas hingga diagnosis sepsis atau pneumonia disingkirkan . ayi dengan TTN diawasi dengan #ermat. adangkala dapat diawasi di N/9 (perawatan intensi& bayi baru lahir). 'emantauan &rekuensi jantung$ pernapasan dan kadar oksigen. 3. eberapa bayi diawasi dan dipastikan &rekuensi pernapasan menurun dan kadar oksigen tetap normal$ lainnya mungkin membutuhkan oksigen tambahan melalui masker$ selang dibawah hidung atau kotak oksigen. 4. >ika bayi tetap berusaha keras untuk bernapas meskipun oksigen sudah diberikan$ maka #ontinous positi%e airway pressure (9'A') dapat digunakan untuk memberikan aliran udara ke paru-paru. Dengan 9'A' bayi
mengenakan selang oksigen
di hidung dan
mesin
se#ara
berkesinambungan memberikan udara bertekanan ke hidung bayi untuk membantu paru-paru tetap terbuka selama pernapasan. 2. 'ada kasus berat maka bayi dapat membutuhkan bantuan %entilator$ namun ini jarang terjadi. ,. Nutrisi dapat menjadi masalah tambahan jika bayi bernapas terlalu #epat sehingga bayi tidak dapat menghisap$ menelan dan bernapas se#ara bersamaan. 'ada kasus ini maka in&us melalui pembuluh darah perlu diberikan agar bayi tidak dehidrasi dan kadar gula darah bayi tetap terjaga. :. 'emberian makanan$ jika perna&asan di atas , kali per menit$ neonatus sebaiknya tidak diberi makan per oral untuk menghindari risiko aspirasi. >ika &rekuensi perna&asan kurang dari , kali per menit$ pemberian
8
makanan per oreal dapat ditolerir. >ika ,-8 kali per menit$ pemberian makanan harus melalui N*T. >ika lebih dari 8 kali per menit$ pemberian nutrisi intra %ena diindikasikan. 9airan dan elektrolit. 0tatus #airan tubuh dan elektrolit harus dimonitor dan dipertahankan normal. 8. Dalam 4-48 jam proses pernapasan bayi dengan TTN biasanya akan membaik dan kembali normal dan dalam : jam semua gejala TTN sudah tidak ada. >ika keadaan bayi belum mambaik maka harus di#ari kemungkinan penyebab lainnya yang mungkin menyertai. B. 0etelah bayi pulih dari TTN umumnya bayi akan pulihn sepenuhnya$ dimana bayi boleh dipulangkan. 0ebelum pulang berikan edukasi kepada ibu agar melakukan obser%asi di rumah dengan memantau tanda-tanda gangguan pernapasan seperti kesulitan bernapas$ tampak biru$ sela iga #ekung saat bernapas$ bila hal ini mun#ul segera hubungi dokter dan unit gawat darurat terdekat.
I.
K"!plikasi Apabila tatalaksananya buruk$ komplikasi yang mungkin seperti C 1. "ipoksia karena penanganan terlalu lama$ akibatnya
terjadi
kekurangan nutrisi pada organ-organ %ital (otak$ jantung$ paru$ ginjal). . Asidosis metaboli# (hipoglikemia$ hipotermia). J. Pr"gn"sis 'enyakit ini
bersi&at sembuh sendiri
dan
tidak
ada
risiko
kekambuhan atau dis&ungsi paru lebih lanjut. *ejala respirasi membaik sejalan dengan mobilisasi #airan dan ini biasanya dikaitkan dengan dieresis.
B
BAB III TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA B* N*.A DEN&AN T%ANSIENT TA#H*PNEA +$ NE,B+%N DI %UAN&AN PE%INAT+L+&I %SUD P%+-INSI KEP%I TAHUN )'/
"ari=Tanggal C Rabu= :-4-1, 'ukul
C 11.12 6/
No. R
C 2.43.22
Tempat
C Ruang 'erinatologi R0D 'ro%insi epri
I. SUBJEKTI$ A. BI+DATA Nama bayi
C y.Ny.A
mur
C hari
>enis elamin C perempuan Tgl='ukul lahir C :-4-1,
Nama ibu
C Ny.A
Nama 0uami C Ny.R
mur
C Tahun
mur
C Tahun
Agama
C islam
Agama
C islam
'endidikan
C 0A
'endidikan
C 0A
'ekerjaan
C /RT
'ekerjaan
C swasta
B. KELUHAN UTAMA ayi baru lahir melalui opersai saesar atas indikasi oligohidramnion dan gagal induksi dari ibu * 1' A$ posterm$ hamil + 4 minggu saat lahir tidak langsung menangis$ A'*AR 0#ore =2=: dilakukan pembersihan jalan na&as ;T'$ ketuban hijau ()$ mekonium ()$ tonus otot lemah () keadaan umum lemah setelah penatalaksanaan didapat bayi sedang$ dan bayi kesulitan berna&as yang ditandai dengan perna&asan bayi #epat dan bayi terlihat sesak.
1
#. %I,A*AT KEHAMILAN INI "amil ke
C 'ertama
C 42 E 4, minggu
Abortus
C Tidak ada
"'"T C 4-,-12
T'
C 31-3-1,
D. %I,A*AT PEN*AKIT *AN& MEN*E%TAI KEHAMILAN /bu tidak mempunyai riwayat penyakit diabetes mellitus$ asma$ hipertensi$ dan as&iksia perinatal
E. KEBIASAAN ,AKTU HAMIL /bu selama hamil tidak ada merokok$ minum jamu$ dan mengosumsi obatobat rutin yang mengganggu kesehatan janin.
$. %I,A*AT PE%SALINAN SEKA%AN& >enis persalinan
C 0eksio 0e#aria atas indikasi oligohidramnion dan gagal induksi
'enolong
C Dokter 0pog
komplikasi
C tidak ada
&. KEADAAN BA*I BA%U LAHI% Rangsangan taktil
C dilakukan
/sap lender
C dilakukan
;T'
C dilakukan
assage jantung
C dilakukan
/ntubasi endotrakeal
C tidak dilakukan
5ksigen
C tidak dilakukan
Terapi
C 'emasangan 9'A'
11
II. +BJEKTI$ A. PEME%IKSAAN UMUM eadaan umum
C lemah
Nadi
C 14,@=menit
0uhu
C 3,$: o9
C 33, gr
'erna&asan
C 88@=menit
'
C 2 #m
<
C 34 #m
C 3$2 #m
<'
C B #m
0'5 C B4!
B. PEME%IKSAAN $ISIK 1. epala bun-ubun besar
C datar
#aput su##edaneum
C tidak ada
bun-ubun ke#il
C datar
#ephal hematom
C tidak ada
olase
C tidak ada
. ata Tanda in&eksi
C tidak ada
onjungti%a
C tidak pu#at
0#lera
C tidak kuning
3. Telinga entuk
C simetris
elainan
C tidak ada
4. "idung entuk
C simetris$ perna&asan #uping hidung
'engeluaran
C tidak ada
2. ulut
C tidak ada kelainan
re&lek rooting
C ()
ibir
C tidak ada kelainan
re&lek su#king
C ()
,. Dada entuk
C simetris$ ada tarikan pada dinding dada
'uting susu
C menonjol
unyi jantung
C terdengar lup dup teratur
1
unyi na&as
C#epat$ tidak ada wheeFing dan tidak ada ron#hi
:. ahu$ lengan$ dan tangan *erakan
C lemah
>umlah jari
C tangan kanan dan kiri berjumlah 1 jari lengkap
Re&lek graps
C () lemah
8. Abdomen entuk
C normal
'enonjolan tali pusat
C tidak ada
'erdarahan tali pusat
C tidak ada
B. Tungkai dan kaki *erakan
C lemah
>umlah jari
C kaki kanan dan kaki kiri berjumlah 1 jari lengkap
entuk
C normal
Re&lek babinsky
C () lemah
1. 'unggung enjolan
C tidak ada
Re&lek toni#k ne#k
C () lemah
11. ulit ;erniks
C ada
6arna kulit
C kebiruan pada bagian akral
Tanda lahir
C tidak ada
1. *enetalia
C urin (-)
13. Anus erlubang
C iya
'engeluaran
C mekonium ()
13
#. PEME%IKSAAN PENUNJAN& 1. Radilogi
C a. 0uggesti%e TTN b. on&igurasi #or dalam batas normal #. Thymus tampak prominent d. Tak tampak kelainan pada abdomen yang ter%isualisasi
.
C Darah rutin
Nilai Normal
"b
C 12$ g=dl
1,$2-1$2
"#t
C 4 !
48-,8
C B=mm3
B-3:
Trombosit
C :4.=mm3
12-42
RD6
C 1,$3 G!
11$2-14$2
Ratio /
C $41G
H $3
Ratio /T
C $BG
H $
Net
C 2$2!
3:-,:!
C4$8!G
18-38!
5
C3$2
1-1
/50
C$8g!
1-4!
A0
C1$4
-
Di&& 9ount
III. ASSESMENT Diagnosa
C y.Ny.A dengan Transient ta##hypnea o& newborn
asalah
C esulitan berna&as (perna&asan bayi #epat)
ebutuhan
C 'emasangan 9'A' dan pemberian #airan in&us
Diagnosa potensial
C hipoksia dan hipotermia
Tindakan segera
C olaborasi dengan dr.0'A a. /;JD D1! , tpm. b. 9'A' C peep C 2$&low C:$ Ji5 3! #. Ampi#ilin @1,2 mg=/; d. *entami#in 1@1$2 mg=/; e. 'uasa
14
I-. PLANNIN& 1. engin&ormasikan kepada keluarga tentang keadaan bayinya bahwa bayi lahir tidak langsung menangis spontan sehingga perlu dilakukan pemantaun kondisi bayi. eluarga mengerti dan menyetujui. . enjaga kehangatan bayi dengan melakukan perawatan dengan in&ant warmer. Terlaksana 3. emposisikan
bayi
dengan
posisi
ekstensi
dengan
memberi
sanggahan kain gulung dibahu belakangnya. Terlaksana 4. enjaga personal hygiene bayi dengan #ara mengganti popok jika A dan A dan menyeka tubuh bayi dengan air hangat. Terlaksana 2. elakukan kolaborasi dengan dr. 0'A a. emasangkan 9'A' C peep C 2$&low C:$ Ji5 3! (pukul 11. 6/). Terlaksana b. emasangkan in&use de@trose 1! , tpm (pukul 11.3 6/). Terlaksana #. elakukan pemasangan 5*T terbuka (pukul 11.32). Terlaksana d. elakukan obser%asi TT; setiap 3 jam dengan hasil terlampir. Terlaksana e. 'uasa bayi selama 4 jam &.
emberikan terapi Ampi#ilin @1,2 mg=/; (pada jam 1. dan . 6/) *entami#in 1@1$2 mg=/; (pada jam 1. 6/)
12
S+AP PE%KEMBAN&AN
"ari=tanggal
C amis= 8 April 1,
0=5
C ayi masih terlihat sesak$ perna&asan #epat ()$ sianosis akral (-)$ perna&asan #uping hidung ()$ retraksi otot-otot perna&asan (-)$ terpasang in&use D1! 11 tpm$ terpasang 5*T$ terpasang 9'A' u
C 0edang
esadaran
C 9omposmenthis
0uhu
C 3,$, 9
RR
C 8, @=menit
"R
C 13 K=menit
0'5
C B!
A=A
C =
A
C ayi Ny. A hari ke satu dengan TTN
'
C a. enyeka tubuh bayi dengan air hangat dan mengganti popok. Terlaksana b. elakukan penimbangan berat badan bayi (C 3, gram) Terlaksana #. elakukan pemantauan TT; setiap tiga jam per hari (hasil terlampir). Terlaksana d. enjaga kehangatan bayi dengan melakukan perawatan dengan in&ant warmer. Terlaksana e. enjaga
posisi
bayi
tetap
ekstensi
dengan
memberi
sanggahan kain gulung dibahu belakangnya. Terlaksana &. emenuhi kebutuhan #airan bayi dengan pemberaian 'A0/ 2##=3jam melalui 5*T. Terlaksana g. emberiakan terapi obat Ampi#ilin @1,2 mg=/; (pada jam 1. dan . 6/) *entami#in 1@1$2 mg=/; (pada jam 1. 6/) Terlaksana
"ari=tanggal
C >umat= B April 1,
1,
0=5
C ayi masih terlihat sesak$ perna&asan #epat ()$ sianosis akral (-)$ perna&asan #uping hidung (-)$ retraksi otot-otot perna&asan (-)$ terpasang in&use D1! 11 tpm$ terpasang 5*T$ terpasang 9'A' u
C 0edang
esadaran
C 9omposmenthis
0uhu
C 3,$8 9
RR
C 8, @=menit
"R
C 144 K=menit
0'5
C BB!
A=A
C =
A
C ayi Ny. A hari ke dua dengan TTN
'
C a. enyeka tubuh bayi dengan air hangat dan mengganti popok. Terlaksana b. elakukan penimbangan berat badan bayi (C3:2 gram) Terlaksana #. elakukan pemantauan TT; setiap tiga jam per hari (hasil terlampir). Terlaksana d. enjaga kehangatan bayi dengan melakukan perawatan dengan in&ant warmer. Terlaksana e. enjaga
posisi
bayi
tetap
ekstensi
dengan
memberi
sanggahan kain gulung dibahu belakangnya. Terlaksana &. emenuhi kebutuhan #airan bayi dengan pemberaian 'A0/ 1##=3jam melalui 5*T. Terlaksana g. emberiakan terapi obat Ampi#ilin @1,2 mg=/; (pada jam 1. dan . 6/) *entami#in 1@1$2 mg=/; (pada jam 1. 6/) Terlaksana
"ari=tanggal
C 0abtu= 3 April 1,
1:
0=5
C 0esak berkurang$ sianosis akral (-)$ perna&asan #uping hidung (-)$ retraksi otot-otot perna&asan (-)$ terpasang in&use D1! 11 tpm$ terpasang 5*T$ terpasang 9'A' u
C 0edang
esadaran
C 9omposmenthis
0uhu
C 3,$B 9
RR
C ,8 @=menit
"R
C 13B K=menit
0'5
C B!
A=A
C =
A
C ayi Ny. A hari ke tiga dengan TTN
'
C a. enyeka tubuh bayi dengan air hangat dan mengganti popok. Terlaksana b. elakukan penimbangan berat badan bayi (C 33 gram) Terlaksana #. elakukan pemantauan TT; setiap tiga jam per hari (hasil terlampir). Terlaksana d. enjaga kehangatan bayi dengan #ara membungkus bayi dengan bedong$ memakaikan topi dan sarung tangan. Terlaksana e. enjaga
posisi
bayi
tetap
ekstensi
dengan
memberi
sanggahan kain gulung dibahu belakangnya. Terlaksana &. emenuhi kebutuhan #airan bayi dengan pemberaian 'A0/ 1##=3jam melalui 5*T. Terlaksana g. emberiakan terapi obat Ampi#ilin @1,2 mg=/; (pada jam 1. dan . 6/) *entami#in 1@1$2 mg=/; (pada jam 1. 6/) Terlaksana
18
"ari=tanggal
C inggu= 1 April 1,
0=5
C 0esak berkurang$ sianosis akral (-)$ perna&asan #uping hidung (-)$ retraksi otot-otot perna&asan (-)$ terpasang in&use D1! 8 tpm$ AJJ 5*T $ AJJ 9'A' ganti L l iter u
C aik
esadaran
C 9omposmenthis
0uhu
C 3,$: 9
RR
C 2 @=menit
"R
C 14K=menit
0'5
C B,!
A=A
C =
A
C ayi Ny. A hari ke empat dengan keadaan umum baik
'
C a. enyeka tubuh bayi dengan air hangat dan mengganti popok. Terlaksana b. elakukan penimbangan berat badan bayi (C 332 gram) Terlaksana #. elakukan pemantauan TT; setiap tiga jam per hari (hasil terlampir). Terlaksana d. enjaga kehangatan bayi dengan #ara membungkus bayi dengan bedong$ memakaikan topi dan sarung tangan. Terlaksana e. enjaga
posisi
bayi
tetap
ekstensi
dengan
memberi
sanggahan kain gulung dibahu belakangnya. Terlaksana &. emenuhi kebutuhan #airan bayi dengan pemberaian 'A0/ 2##=3jam peroral. Terlaksana g. emberiakan terapi obat Ampi#ilin @1,2 mg=/; (pada jam 1. dan . 6/) *entami#in 1@1$2 mg=/; (pada jam 1. 6/) Terlaksana
1B
"ari=tanggal
C 0enin= April 1,
0=5
C ayi tidak sesak$ sianosis akral (-)$ perna&asan #uping hidung (-)$ retraksi otot-otot perna&asan (-)$ terpasang in&use D1! 8 tpm$ terpasang L l iter u
C aik
esadaran
C 9omposmenthis
0uhu
C 3:$ 9
RR
C 48 @=menit
"R
C 14K=menit
0'5
C BB!
A=A
C =
A
C ayi Ny. A hari ke lima dengan keadaan umum baik
'
C a. enyeka tubuh bayi dengan air hangat dan mengganti popok. Terlaksana b. elakukan penimbangan berat badan bayi (C 332 gram) Terlaksana #. elakukan pemantauan TT; setiap tiga jam per hari (hasil terlampir). Terlaksana d. enjaga kehangatan bayi dengan #ara membungkus bayi dengan bedong$ memakaikan topi dan sarung tangan. Terlaksana e. enjaga
posisi
bayi
tetap
ekstensi
dengan
memberi
sanggahan kain gulung dibahu belakangnya. Terlaksana &. emenuhi kebutuhan #airan bayi dengan pemberaian 'A0/ 32##=3jam peroral. Terlaksana g. emberiakan terapi obat Ampi#ilin @1,2 mg=/; (pada jam 1. dan . 6/) *entami#in 1@1$2 mg=/; (pada jam 1. 6/)
"ari=tanggal
C Rabu= 3 April 1,
0=5
C / bu mengatakan keadaan bayi b aik$ b ayi menyusui adekuat$ gerakan akti&$ AJJ in&use D1! 8 tpm$ AJJ oksigen u
C aik
esadaran
C 9omposmenthis
0uhu
C 3:$1 9
RR
C 48 @=menit
"R
C 14K=menit
0'5
C BB!
A=A
C =
Tali pusat
C sudah lepas
A
C ayi Ny. A hari ke enam dengan keadaan umum baik
'
C a. elakukan rawat gabung ibu dan bayi. Terlaksana a. engin&ormasikan kepada ibu untuk menyeka tubuh bayi dengan air hangat dan mengganti popok. /bu mengerti b. elakukan penimbangan berat badan bayi (C 3412 gram) Terlaksana #. elakukan pemantauan TT; setiap jam 1.$ 18.$ ,. 6/ (hasil terlampir). Terlaksana d. engin&ormasikan ibu
untuk
menjaga
kehangatan bayi
dengan #ara membungkus bayi dengan bedong$ memakaikan topi dan sarung tangan. Terlaksana e. mengin&ormasikan kepada ibu untuk memberikan A0/ se#ara on demand$ setiap sebelum dan sesudah menyusui ibu mengoleskan asi dibagian areola dan setiap selesai menyusui bayi disendawakan terlebih dahulu. /bu mengerti dan bersedia melakukannya.
1
"ari=tanggal
C amis= 4 April 1,
0=5
C / bu mengatakan keadaan bayi b aik$ b ayi menyusui adekuat$ gerakan akti&
C aik
0uhu
C 3:$1 9
RR
C 44 @=menit
Tali pusat
C 0udah lepas
A
C ayi Ny. A hari ke tujuh dengan keadaan umum baik
'
C a. engin&ormasikan kepada ibu bahwa keadaan bayi baik sehingga berdasarkan ad%ise dr. 0'A ibu diperbolehkan pulang. /bu mengerti b. engin&ormasikan kepada ibu untuk menyusui bayi sesering mungkin
(on
sesuai
demand)
keinginan
bayi
se#ara
bergantian antara payudara kiri dan kanan dengan posisi yang benar agar menyusui e&ekti& dan puting susu tidak le#et$ sebelum dan sesudah menyusui oleskan asi dibagian areola dan setiap selesai menyusui bayi disendawakan terlebih dahulu./bu mengerti dan bersedia #.
engin&ormasikan kepada ibu #ara memandikan bayi yaitu menggunakan air hangat$ kemudian kepala bayi dibersihkan dengan sabun menggunakan waslap lalu bilas dengan air hangat hingga bersih. /bu mengerti
d.
engin&ormasikan ibu
untuk
menjaga
kehangatan bayi
dengan #ara membungkus bayi dengan bedong$ memakaikan topi dan sarung tangan. Terlaksana e.
enjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya < yaitu bayi berna&as #epat$ bayi demam atau kedinginan (suhu +3:$2 9 atau 73,$2 9)$ bayi tidak dapat tidur$ bayi tidak dapat
menyusui$
bayi
muntah
tiap
kali
menyusui$
menganjurkan ibu untuk membawa bayi ketempat pelayanan kesehatan apabila terdapat tanda-tanda bahaya tersebut./bu mengerti &. ayi pulang
3
BAB IPEMBAHASAN
ayi Ny A$ perempuan$ berusia hari$ lahir pada hari rabu$ : April 1, melalui opersai saesar atas indikasi oligohidramnion dan gagal induksi dari ibu *1' A$ posterm$ hamil + 4 minggu$ ditolong oleh dokter kandungan di ruang operasi R0D pro%insi kepulauan riau$ saat lahir tidak langsung menangis$ A'*AR 0#ore =2=: dilakukan pembersihan jalan na&as ;T'$ ketuban hijau ()$ mekonium ()$ tonus otot lemah ()$ 33, gram$ ' 2 #m$ < 34 #m$<' B #m$
4
adalah suatu penyakit ringan pada neonatus yang mendekati #ukup bulan atau #ukup bulan yang mengalami gawat napas segera setelah lahir akibat gangguan penyerapan #airan di al%eoli dan hilang dengan sendirinya dalam waktu 3-2 hari. 'enegakan diagnosa ini juga didasarkan pada gejala klinis yang mun#ul pada bayi Ny. A sesuai dengan teori gejala klinis pada pasien TTN yaitu takipnea (+, kali=menit)$ retraksi pada dada$ sianosis$ merintih atau mendengkur saat bayi mengeluarkan na&as$ terlihat na&as #uping hidung. 0elain itu &aktor risiko terjadinya TTN pada kasus ini juga mendukung ditegakannya diagnosa TTN salah satunya pada proses persalinan yaitu bayi yang dilahirkan se#ara operasi #aesar$ pada bayi yang lahir se#ara #aesar karena kurangnya pemerasan toraks normal yang memaksa #airan paru keluar$ akan terjadi peningkatan %olume #airan menyebabkan penurunan &ungsi paru-paru dan meningkatkan resistensi saluran napas menyebabkan takipnea dan retraksi dinding dada. 'enegakan diagnosa TTN juga didasarkan pada pemeriksaan lab dan pemeriksaan rotgen dengan hasil terlampir. ntuk penatlaksanaan pada kasus ini bidan berkolaborasi dengan dr. 0p.A dalam pemberian asuhan. Adapun asuhan yang diberikan yaitu melakukan pemasangan /;JD D1! , tpm$ melakukan pemasangan 9'A' peep 2 &low: J/5 3!$ melakukan perawatan tali pusat$ pemberian A0/ melalui 5*T28@1 ##$ pemberian injeksi obat ampi#ilin @1,2 mg=/; dan gentami#in 1@1$2 mg=/;$ serta monitoring tanda-tanda %ital bayi dan 0'5. "asil akhir dari kasus ini didapat keadaan umum bayi baik$ masalah sesak yang dialami bayi sudah teratasi dan TT; bayi dalam batas normal sehingga pada tanggal 4 april 1, bayi diperbolehkan pulang.
2
BAB PENUTUP
A. Kesi!pulan 0etelah penulis melakukan asuhan kebidanan denga menggunakan pendokumentasian 05A' pada y. Ny. A dengan Transient Tachypnea of the Newborn (TTN) di Ruang 'erinatologi R0D 'ro%insi epulauan Riau$ maka penulis dapat membuat kesimpulan sebagai berikutC 1. 'engkajian pada y Ny. A didapatkan data subjekti& yaitu akti&itas bayi kurang akti&$ melalui opersai saesar atas indikasi oligohidramnion dan gagal induksi saat lahir tidak langsung menangis$ A'*AR 0#ore =2=:. .
'engkajian pada y Ny. A didapatkan data objekti& nadi 88 @=menit$ pernapasan 1 @=menit$ suhu badan 3,$: o9 0etelah M jam pertama kelahiran pada pemeriksaan umum didapatkan tampak keadaan umum sedang$ akti&itas kurang akti&$ &rekuensi na&as bayi 8, @=menit$ retraksi otot-otot pena&asan dan terlihat perna&asan #uping hidung$ terlihat sianosis akral$ dapat disimpulkan bayi tersebut juga mengalami gangguan %entilasi perna&asan atau respiratory distres syndrome. 'enegakan diagnosa ini juga didasarkan pada gejala klinis yang mun#ul pada bayi Ny. A sesuai dengan teori gejala klinis pada pasien TTN yaitu
takipnea (+, kali=menit)$ retraksi pada dada$
sianosis$ merintih atau mendengkur saat bayi mengeluarkan na&as$ 3.
terlihat na&as #uping hidung Ren#ana tindakan yang dibuat berdasarkan diagnosa yang mun#ul serta membantu pasien mengatasi masalah dan kebutuhan$ untuk penatlaksanaan pada kasus ini bidan berkolaborasi dengan dr. 0p.A dalam pemberian asuhan. Adapun asuhan yang diberikan yaitu melakukan pemasangan /;JD D1! , tpm$ melakukan pemasangan 9'A' peep 2 &low: Ji5 3!$ melakukan perawatan tali pusat$ pemberian A0/ melalui 5*T 8@1 ##$ pemberian injeksi obat ampi#ilin @1,2 mg=/; dan gentami#in 1@1$2 mg=/;$ serta monitoring tanda-tanda
4.
%ital bayi dan 0'5. Asuhan-asuhan kebidanan yang telah diberikan diatas kemudiam didokumentasikan dalam bentuk 05A'.
,
B. Saran 1. .
agi /nstitusi 'endidikan diharapkan dapat menambah buku-buku
re&erensi terbaru mengenai asuhan kebidanan patologi. agi tenanga kesehatan diharapkan dapat
meningkatkan
pengetahuan$ keterampilan dalam penatalaksanaan kasus-kasus bayi baru lahir khususnya kasus TTN$ dan mempertahankan mutu pelayanan asuhan kebidanan yang berkualitas sehingga derajat kesehatan pada bayi dapat meningkat.