BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Trakeostomi adalah suatu prosedur meliputi pembuatan lubang permanen atau sementara melalui tindakan bedah ke dalam trakea pada cincin trakea kedua, ketiga, atau keempat dan pemasangan selang indwelling untuk memungkinkan ventilasi dan pembuang pembuangan an sekresi. sekresi. Indikasi Indikasi trakeostomi trakeostomi meliputi edema trakea karena trauma atau respons alergi, obstruksi jalan nafas mekanis, ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi trakeabronkial, pencegahan aspirasi pada klien tak sadar yang memerlukan ventilasi mekanis jangka panjang, apnea tidur, perdarahan jalan nafas atas, fraktur laring atau trakeal, dan luka bakar jalan nafas (Black, 1993). Perawat sebagai care provider pasien dituntut mampu memahami trakeostomi secara keseluruhan. Dimulai dari anatomi dan fisiologi trakea, definisi trakeostomi, tata tata cara penata penatalak laksan sanaan aan prosed prosedur ur trakeos trakeostom tomi, i, dan asuhan asuhan keperaw keperawata atan n pada pada prosedur trakeostomi.
1.2
Tujuan
1.2.1 1.2.1 Tuju Tujuan an Umum
Mah Mahasis asiswa wa
meng engetah etahui ui,,
memah emaham amii
dan
mamp ampu
men mengap gaplika likasi sik kan
penatalaksanaan dan asuhan keperawatan klien dengan trakeostomi. 1.2.2 1.2.2 Tuju Tujuan an Khusus Khusus 1. Mengetahui dan memahami anatomi dan fisiologi trakea. 2. Mengetahui dan memahami definisi trakeostomi. 3. Mengetahui dan memahami indikasi dan kontraindikasi prosedur trakeostomi. 4. Mengetahui dan memahami klasifikasi dan jenis trakeostomi.
5. Menget Mengetahu ahuii dan memaha memahami mi serta serta dihara diharapka pkan n mampu mampu mengap mengaplik likasi asikan kan
trakeostomi. 6. Menget Mengetahu ahuii dan memaha memahami mi serta serta dihara diharapka pkan n mampu mampu mengap mengaplik likasi asikan kan
perawatan alat yang digunakan pada trakeostomi. 7. Menget Mengetahu ahuii dan memaha memahami mi kompli komplikas kasii yang yang timbul timbul pada pada klien klien dengan dengan
trakeostomi. 8. Mengetahui dan memahami WOC trakeostomi. 9. Meng Menget etah ahui ui
dan dan
mema memaha hami mi
indi indika kasi si
dan dan
kont kontrai raind ndik ikas asii
pele pelepa pasa san n
trakeostomi. 10. Mengetahui Mengetahui dan memahami memahami serta diharapkan diharapkan mampu mengaplika mengaplikasikan sikan
asuhan keperawatan klien dengan trakeostomi.
1.3
Rumusan Masalah
1. Bagaim Bagaimana ana anat anatomi omi dan dan fisio fisiolog logii trakea trakea ? 2. Apa definisi trakeostomi? 3. Apa saja indikasi dan kontraindikasi trakeostomi? 4. Apa saja klasifikasi dan jenis trakeostomi? 5. Bagaimana prosedur trakeostomi? 6. Bagaimana mengaplikasikan perawatan alat yang digunakan pada trakeostomi? 7. Apa Apa kompli komplikas kasii yang yang timbul timbul pada pada klien klien dengan dengan trakeo trakeosto stomi mi penata penatalak laksan sanaan aan
trakeostomi? 8. Bagaimana WOC pada trakeostomi? 9. Apa saja indikasi dan kontraindikasi pelepasan trakeostomi? 10. Bagaimana mengaplikasikan asuhan keperawatan klien dengan trakeostomi?
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fisiologi Trakea
(Davies (Davies,, 1997) 1997) menjela menjelaska skan n bahwa bahwa trakea trakea merupa merupakan kan tabung tabung berong berongga ga yang yang disokong oleh cincin kartilago. Trakea berawal dari kartilago krikoid yang berbentuk cincin stempel stempel dan meluas ke anterior pada esofagus, turun turun ke dalam thoraks thoraks di mana ia membelah menjadi dua bronkus utama pada karina. Pembuluh darah besar pada leher berjalan berjalan sejajar sejajar dengan dengan trakea di sebelah sebelah lateral dan terbungkus terbungkus dalam selubung selubung karotis. Kelenjar tiroid terletak di atas trakea di sebelah depan dan lateral. Ismuth melintas trakea di sebelah anterior, biasanya setinggi cincin trakea kedua hingga kelima. Saraf laringeus rekuren rekuren terletak pada sulkus sulkus trakeoesofag trakeoesofagus. us. Di bawah jaringan subkutan dan menutupi menutupi trakea di bagian depan adalah otot-otot supra sternal yang melekat pada kartilago tiroid dan hyoid.
Trakea
Gambar Gambar 1. Respir Respirato atory ry System System,, anteri anterior or view, with microscopic view of alveoli and pul pulmo mona nary ry capi capill llar arie ies. s. (Modi (Modifi fies es from from Scanlon,V Scanlon,VC, C, Sa Sand nder ers, s, T: Es Esse sent ntia ials ls of Anatomy and Physiology, ed 5. F.A. Davis, Philadelphia, 2007.)
Gambar 2. Anatomi Trakea
2.2 Definisi, Sejarah, dan Fungsi Trakeostomi 2.2.1 Definisi
Trakeostomi adalah tindakan membuat stoma atau lubang agar udara dapat masuk ke paru-paru dengan memintas jalan nafas bagian atas (Adams, 1997). Trak rakeost eosto omi adal adalah ah suat suatu u tind tindak akan an denga engan n memb membuk ukaa din dindin ding depan/anterior trakea untuk mempertahankan jalan nafas agar udara dapat masuk ke paru-paru dan memintas jalan nafas bagian atas (Hadikawarta, Rusmarjono, Soepardi, 2004). Trakeo Trakeosto stomi mi merupa merupakan kan suatu suatu teknik teknik yang yang diguna digunakan kan untuk untuk mengat mengatasi asi pasien pasien dengan dengan ventilasi ventilasi yang tidak adekuat dan obstruksi obstruksi jalan pernafasan pernafasan bagian atas. atas. Insisi Insisi yang yang dilaku dilakukan kan pada pada trakea trakea disebu disebutt dengan dengan trakeo trakeotom tomii sedang sedangkan kan tindakan yang membuat stoma selanjutnya diikuti dengan pemasangan kanul trakea agar udara dapat masuk ke dalam paru-paru dengan menggunakan jalan pintas jalan nafas bagian atas disebut dengan trakeostomi (Robert, 1997). Istila Istilah h trakeo trakeotom tomii dan trakeos trakeostom tomii dengan dengan maksud maksud membu membuat at hubung hubungan an antara leher bagian anterior dengan lumen trakea, sering saling tertukar. Definisi yang tepat untuk trakeotomi ialah membuat insisi pada trakea, sedang trakeostomi ialah membuat stoma pada trakea.
Dapat disimpulkan, disimpulkan, trakeostomi trakeostomi adalah tindakan operasi membuat membuat jalan udara melalui leher dengan membuat stoma atau lubang di dinding depan/ anterior trakea cincin kartilago trakea ketiga dan keempat, dilanjutkan dengan membuat stoma, stoma, diikuti diikuti pemasangan pemasangan kanul. kanul. Bertuju Bertujuan an memper mempertah tahank ankan an jalan jalan nafas nafas agar agar udara dapat masuk ke paru-paru dan memintas jalan nafas bagian atas saat pasien mengalami ventilasi yang tidak adekuat dan gangguan lalulintas udara pernapasan karena obstruksi jalan nafas bagian atas.
Gambar3.Trakeostomi (http://www.mda.org/publications/i mages/q56tracheo-lg.jpg)) mages/q56tracheo-lg.jpg
Gambar 4. Patient with Tracheostomy. (Understanding The Respiratory System)
2.2.2 Sejarah Trakeostomi
Tindakan pembedahan ini memiliki reputasi yang cukup panjang. Buku suci agama Hindu Rig Veda yang ditulis antara tahun 2000 dan 1000 SM menjelaskan suatu tindakan yang dapat menyatukan kembali pipa udara apabila tulang rawan leher dipotong. Namun para ahli sejarah menganggap Asclepiades yang lahir sekitar 124 SM merupakan orang pertama yang melakukan operasi ini. Trosseau dan Bretonneau mempopulerkan operasi ini di Perancis. Mereka melaku melakukan kannya nya untuk untuk menang menangani ani kasus kasus difter difteria ia (infek (infeksi si akut akut yang yang diseba disebabka bkan n Corymebacterium Diphteriae di mana gejala klinik eksotoksin yang dihasilkan oleh bakteri ini. Salah satu gejala adalah obstruksi pernafasan : sesak, retraksi dinding thoraks, thoraks, sianosis sianosis dengan dengan penanganan penanganan pemberian oksigen atau pun trakeostomi). trakeostomi). dengan dengan angka angka keberh keberhasi asilan lan 25 persen persen (pada (pada saat saat itu angka angka terseb tersebut ut merupa merupakan kan angka penyembuhan yang cukup tinggi).
Pada tahun 1932 dengan usulan Wilson bahwa koreksi jalan nafas dapat dila dilaku kuka kan n pada pada kasu kasuss – kasu kasuss para parali lisi siss pern pernafa afasa san n yang yang suli sulit, t, khus khusus usny nyaa poliomielitis. Galloway juga ikut berperan dalam mengarahkan pemikiran pada era ini, dengan melakukan trakeostomi trakeostomi untuk indikasi indikasi seperti seperti cedera kepala, cedera dada yang berat, intoksikasi barbiturat dan kontrol jalan nafas paska bedah. Saat ini tengah dikembangkan teknik trakeostomi perkutaneus yang mana secara umum adalah suatu prosedur elektif, teknik ini tidak sesuai untuk situasi emergensi. 2.2.3 Fungsi Trakeostomi 1. Mengur Mengurang angii tahana tahanan n aliran aliran udara udara pernaf pernafasa asan n yang yang selanj selanjutn utnya ya mengur mengurang angii kekuatan yang diperlukan untuk memindahkan udara sehingga mengakibatkan peningkatan regangan total dan ventilasi alveolus yang lebih efektif. Asal lubang trakheostomi cukup besar (paling sedikit pipa 7) 2. Proteksi terhadap aspirasi 3. Memungkinkan pasien menelan tanpa reflek apnea, yang sangat penting pada pasien dengan gangguan pernafasan 4. Memungkinkan jalan masuk langsung ke trachea untuk pembersihan 5. Memungkinkan pemberian obat-obatan dan humidifikasi ke tra ktus respiratorius 6. Mengurangi kekuatan batuk sehingga mencegah pemindahan secret ke perifer oleh tekanan negative intratoraks yang tinggi pada fase inspirasi batuk yang normal.
2.3 Indikasi dan Kontraindikasi Trakeostomi 2.3.1 Indikasi Indikasi Trakeost Trakeostomi omi 1. Obstruksi Obstruksi mekanis mekanis saluran saluran nafas nafas atas. atas.
Pasien yang mengalami obstruksi dan atau pun penyumbatan jalan nafas dan mengalami kegagalan dalam pemakaian intubasi endotrakeal. Antara lain akibat ; No. Penyebab 1. Kongenital/bawaan
Contoh - Stenosis (penyempitan) subglotis atau trakea atas. - Anomali trakeoesofagus. - Haemang Haemangiom iomaa (adala (adalah h kumpul kumpulan an pembul pembuluh uh dara darah h keci kecill yang yang memb memben entu tuk k benj benjol olan an di baw bawah ah kuli kulit). t). Haema Haemang ngio ioma mass pada pada,, dagu dagu rahang atau leher anak kadang-kadang dapat
2.
Infeksi
3.
Kegana Keganasan san
4.
Trauma
5.
Kelumpuhan suara
6.
Benda asing .
mempengaruhi jalan napas nya, menyebabkan kesulitan bernapas. Tanda pertama dari hal ini adalah adalah strido stridor, r, ketika ketika anak anak membua membuatt suara suara sera serak k deng dengan an napa napass masi masing ng-m -mas asin ing. g. Jika Jika hemangioma tumbuh, dapat menyumbat jalan napas. Pada beberapa anak, laser pengobatan hemangioma jalan napas s ela m a micro microlar laryn yngo gobr bron onch chos osco copy py a (MLB (MLB)) meni mening ngka katk tkan an masa masala lah h pern pernap apas asan an,, teta tetapi pi kadang-kad kadang-kadang ang seorang seorang anak mungkin mungkin perlu memiliki trakeostomi (pembukaan ke batang teng tenggo goro roka kan n buat buatan an)) untu untuk k meni mening ngka katk tkan an pernapasan mereka. - Epiglotitis akut - Laryngotracheobronchitis - Angina Ludwig (radang berat disertai supurasi di daerah bawah mulut) mulut) Tumor Tumor laring, laring, faring, faring, lidah, lidah, atau atau trakea trakea atas atas tingkat lanjut dengan stridor. - Di maksilofasial. - Luka Luka temb tembak ak,, tus tusuk uk di lehe leher. r. - Menghirup asap. - Menelan cairan korosif. pita - Postoperasi komplikasi tiroidektomi - Operasi esophagus - Operasi jantung, cerebral bulbar. - Terhirup objek yang bersarang di saluran nafas atas menyebabkan stridor. - Adan Adanya ya bend bendaa asin asing g di subg subglo loti tis. s. Stom Stomaa bergu berguna na untuk untuk mengam mengambil bil benda benda asing asing dari dari subglotik subglotik,, apabila apabila tidak mempunyai mempunyai fasilitas fasilitas untuk bronkoskopi.
Gambar 5. Indikasi Tindakan Trakeostomi untuk Mengatasi Obstruksi Jalan Nafas (Bradley, 1997).
2. Perlindungan Trakeobronkial Tree dari Aspirasi. Dalam kondisi kronis di mana adanya ketidakmampuan laring atau faring dapa dapatt memu memung ngki kink nkan an aspi aspira rasi si dan dan meng menghi hiru rup p air air liur liur atau atau isi isi lamb lambun ung, g, trakeostomi harus dilakukan. dilakukan. Kondisi itu di alami karena ; No. Penyebab 1. Peny Penyak akit it neur neurol olog ogis is
Contoh - Polyn Polyneu euri riti tiss (terg (tergan angg ggun unya ya tran transm smis isii syara syaraf f atau jaringan syaraf yang kekurangan energi, misalnya misalnya Guillainâ Guillainâ € "Barre yaitu penyakit penyakit yang yang menyer menyerang ang radiks radiks saraf saraf yang yang bersif bersifat at akut akut dan dan meny menyeb ebab abka kan n kelu kelump mpuh uhan an yang yang geja gejala lany nyaa dimu dimulai lai dari dari tung tungka kaii bawah bawah dan dan meluas meluas ke atas atas sampai sampai tubuh tubuh dan otot-o otot-otot tot wajah) - Tetanus. Adanya Adanya penyum penyumbat batan an di rongga rongga faring faring dan laring karena difteri, laryngitis, laryngitis, atau tetanus tetanus (kejan (kejang g otot) otot) sering sering ditang ditanggul gulang angii dengan dengan Trakeostomi. - Bulbar poliomyelitis - Multiple sclerosis - Myasthenia gravis Menyeb Menyebabk abkan an kelump kelumpuha uhan n vocal vocal bilater bilateral al dengan kegagalan pernafasan akut. Hilangnya refleks laring dan ketidakmampuan
2.
3.
Koma
Trauma
untuk untuk menela menelan n dapat dapat mengak mengakibat ibatkan kan resiko resiko tinggi terjadinya aspirasi. - Cedera kepala - Overdosis - Keracunan - Stroke - Tumor otak Dalam situasi di mana nilai GCS kurang dari 8,pa 8,pasi sien en bere beresi siko ko aspi aspira rasi si kare karena na refl reflek ekss pelindung hilang. - Patah tulang wajah yang parah. Dapat mengakibatkan aspirasi darah dari saluran nafas atas.
3. Gagal nafas. No. Penyebab 1. Kerusakan paru.
Contoh Menyebabkan ka kapasitas vi vitalnya be berkurang da dan trake trakeos osto tomi mi meng mengur uran angi gi ruan ruang g rugi rugi (dea (dead d air space) di saluran nafas atas seperti rongga mulut, sekitar lidah dan faring. - Eksaserbasi bronkitis kronis - Emfisema - Asma berat. - Pneumonia berat.
2.
Penyakit paru
3.
Penyakit neurologis.
- Mu Multiple sclerosis. Kasus yang parah seperti Multiple Sclerosis (MS) menyebabkan masalah seperti disfagia (kesulitan menelan), batuk, dan gagal nafas.
4.
Luka dada
Dapat menyebabkan pneumotoraks yang berakibat gagal nafas.
4. Retensi sekresi bronchial No. Penyebab 1. Peny Penyak akit it paru paru
Contoh - Infe Infeks ksii salu salura ran n pern pernaf afas asan an akut akut
2.
Penurunan kesadaran
tingkat
3.
Trauma ke ka k andang otot toraks
2.3.2 Kontraindikasi Trakeostomi. Trakeostomi. 1. Antisipasi adanya penyumbatan penyumbatan karena karsinoma (sejenis (sejenis kanker). kanker). 1. Infeksi pada tempat pemasangan. 2. Gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol, contoh ; Hemofili. 2.4 Klasifikas Klasifikasii Trakeost Trakeostomi omi
Menurut lama penggunaannya, trakeosomi dibagi menjadi penggunaan permanen dan penggunaan sementara, sedangkan menurut letak insisinya, trakeostomi dibedakan letak yang tinggi dan letak yang rendah dan batas letak ini adalah cincin trakea ke tiga. Jika Jika dibagi dibagi menuru menurutt waktu waktu dilaku dilakukan kannya nya tindak tindakan, an, maka maka trakeo trakeosto stomi mi dibagi dibagi kepada kepada trakeos trakeostom tomii darura daruratt dengan dengan persia persiapan pan sarana sarana sangat sangat kurang kurang dan trakeos trakeostom tomii elektif elektif (persiapan sarana cukup) yang dapat dilakukan secara baik (Soetjipto, Mangunkusomu, 2001). 2.4.1. Lama Pemasangan
1. Permanen (Tracheal Stoma Post Laryngectomy )
Tracheal cartilage diarahkan kepermukaan kulit, dilekatkan pada leher. Rigi Rigidi dita tass carti cartila lage ge memp memper erta taha hank nkan an stom stomaa tetap tetap terb terbuk ukaa sehi sehing ngga ga tida tidak k diperlukan tracheostomy tube (canule). 2. Sementara (Tracheal Stoma without Laryngectomy ) Trachea dan jalan nafas bagian atas masih intak tetapi terdapat obstruksi. Diguna Digunakan kan trache tracheost ostomy omy tube tube (canule (canule)) terbua terbuatt dari dari metal metal atau Non metal metal (terutama pada penderita yang sedang mendapat radiasi dan selama pelaksanaan MRI Scanning) 2.4.2 Letak Insisi
1. Insisi Vertikal. Dilakukan pada keadaan darurat 2. Insisi Horisontal. Dilakukan pada keadaan elektif.
2.4.3 Waktu Dilakukan Tindakan
1. Darurat
Tipe ini hanya bersifat sementara dan dilakukan pada unit gawat darurat. Dilakukan pembuatan lubang di antara cincing trakea satu dan dua atau dua dan tiga. Karena lubang yang dibuat lebih kecil, maka penyembuhan lukanya akan lebih cepat dan tidak meninggalkan scar. meninggalkan scar. Selain itu, kejadian timbulnya infeksi juga jauh lebih kecil. Menggunakan teknik insisi vertikal.
2.Non-Darurat Tipe ini dapat sementara dan permanen dan dilakukan di dalam ruang operasi. Insisi dibuat di antara cincin trakea kedua dan ketiga sepanjang 4-5 cm. Menggunakan teknik insisi horizontal Untuk lebih jelasnya perhatikan table berikut : No.
Waktu dilakukan
Lama Penggunaan
Teknik Insisi
Tindakan 1.
Darurat
Sementara
Vertikal, dibuat di anatara cincin trakea 1 dan 2 atau 2 dan 3.
2.
Non-darurat
Permanen
Horizontal, di dibuat di di an antara cincin
trakea
2
dan
3
sepanjang 4-5 cm.
2.5 Penatalaks Penatalaksanaa anaan n Trakeostom Trakeostomi. i. 2.5.1 Jenis Tindakan Tindakan
1.
Darurat, dilakukan Percutaneous Tracheostomy. Tipe ini hanya bersifat sementara dan dilakukan pada unit gawat darurat. Dilakukan pembuatan lubang di antara cincing trakea satu dan dua atau dua dan tiga. Karena lubang yang dibuat lebih kecil, maka penyembuhan lukanya akan lebih cepat dan tidak meninggalkan scar. Selain itu, kejadian timbulnya infeksi juga jauh lebih kecil.
2. Elekti Elektif, f, dilaku dilakukan kan Surgical Tracheostomy. Tipe Tipe ini dapat dapat sement sementara ara dan perman permanen en dan dan dilaku dilakukan kan di dalam dalam ruang ruang operasi. Insisi dibuat di antara cincin trakea kedua dan ketiga sepanjang 4-5 cm.
Selain Selain itu, itu, terdap terdapat at Mini trakeo trakeosto stomi, mi, yaitu yaitu pada pada tipe tipe ini dilak dilakuka ukan n insisi insisi pada pada pertengahan membran krikotiroid dan trakeostomi mini ini dimasukan menggunakan kawat dan dilator (Bradley, 1997). 2.5.2 2.5.2 Persiap Persiapan an Alat
1. Alat Alat – ala alatt ; a.Spuit yang berisi analgesia. b.Pisau bedah. c.
Pinset anatomi.
d.
Gunt Guntin ing g panj panjan ang g tump tumpul ul..
e.
Sepa Sepasa sang ng pen penga gait it tum tumpu pul. l.
f.
Benang bedah.
g.
Klem Klem art arter eri, i, gun gunti ting ng kec kecil il yan yang g taja tajam. m.
h.
Kanu Kanull trak trakea ea den denga gan n ukur ukuran an yan yang g sesu sesuai ai.. 2. Jeni Jeniss Pipa Pipa a.Cuffed a.Cuffed Tubes.Selang Tubes .Selang dilengkapi dengan balon yang dapat diatur sehingga memperkecil risiko timbulnya aspirasi.
Gambar6. Cuffed Tubes
Gambar7. Mekanisme kerja cuffed tubes
Tubes . b. Uncuffed Tubes. Digunakan pada tindakan tindakan trakeostomi dengan penderita yang tidak
mempunyai
risiko aspirasi.
Gambar8. Uncuffed Tubes
c. Trakeo Trakeosto stomi mi dua caban cabang g (denga (dengan n kanul kanul dalam) dalam).. Dua bagian trakeostomi ini dapat dikembangkan dan dikempiskan sehingga kanul dalam dapat dibersihkan dan diganti untuk mencegah terjadi obstruksi.
d.
Silver Negus Tubes. Tubes .
Terdiri dari dua bagian pipa yang digunakan untuk trakeostomi jangka panjang. Tidak perlu terlalu sering dibersihkan dan penderita dapat merawat sendiri.
Gambar9. Silver Negus Tubes
Tubes . e. Fenestrated Tubes. Trakeo Trakeosto stomi mi ini mempun mempunyai yai bagian bagian yang yang terbuk terbukaa di sebela sebelah h poster posterior iornya nya,, sehingga penderita masih tetap merasa bernafas melewati hidungnya. Selain itu, bagian bagian terbuka terbuka ini memungkin memungkinkan kan penderita penderita untuk dapat berbicara berbicara (Kenneth, (Kenneth, 2004).
Gambar10. Fenestrated Tubes
3.
Ukuran.
Ukur Ukuran an trak trakeo eost stom omii stan standa darr adal adalah ah 0 – 12 atau atau 24 – 44 Fren French ch.. Trakeostomi umumnya dibuat dari plastik, namun dari perak juga ada. Tabung dari dari plasti plastik k mempun mempunyai yai lumen lumen lebih lebih besar besar dan lebih lunak lunak dari dari yang yang besi. besi. Tabung dari plastik melengkung lebih baik kedalam trakea sehingga iritasi lebih sedikitdan lebih nyaman bagi klien. 2.5.3 Persiapan Persiapan Pasien. Pasien.
a. Posisikan Posisikan pasien pasien berbaring berbaring terlentang terlentang dengan bagian bagian kaki lebih rendah 30 ° untuk menurunkan tekanan vena sentral pada vena-vena leher.
b.
Bahu Bahu diga diganj njal al deng dengan an bant bantal alan an keci kecill sehi sehing ngga ga memu memuda dahk hkan an kepa kepala la untu untuk k diekstensikan pada persendian atalanto oksipital. Dengan posisi seperti ini leher akan lurus dan trakea akan terletak di garis median dekat permukaan leher. (Gambar
c. Kulit Kulit leher leher dibers dibersihk ihkan an sesuai sesuai dengan dengan prinsip prinsip asepti aseptik k dan dan antise antiseptik ptik dan ditutu ditutup p dengan kain steril. Obat anestetikum disuntikkan di pertengahan krikoid dengan fossa suprasternal secara infiltrasi.
Gambar11. Posisi kepala dan leher pasien.
Gambar 12. Daerah yang akan disayat.
Gambar13. Anastesi dilakukan .
2.5.4 Prosedur Prosedur Inti. Inti.
a. Saya Sayata tan n kuli kulitt 5 sent sentim imet eter er,, vert vertik ikal al di garis garis tenga tengah h lehe leherr mula mulaii dari dari bawa bawah h krikoid krikoid sampai sampai fosa suprasternal, suprasternal, sedangkan sedangkan sayatan horizontal horizontal di pertengahan pertengahan jarak antara kartilago krikoid dengan fosa suprasternal atau kira-kira dua jari dari bawah krikoid orang dewasa.
Gambar14. Sayatan di leher
b. Dengan Dengan gunting gunting panjang panjang yang yang tumpul, tumpul, kulit serta serta jaringan jaringan di bawahny bawahnyaa dipisahkan dipisahkan lapis demi lapis dan ditarik ke lateral dengan pengait tumpul sampai tampak trakea yang berupa pipa dengan susunan cincin tulang rawan yang berwarna putih. Bila lapisan ini dan jaringan di bawahnya dibuka tepat di tengah maka trakea ini mudah ditemukan. Pembuluh darah vena jugularis anterior yang tampak ditarik ke lateral. Ismuth tiroid yang ditemukan ditarik ke atas supaya cincin trakea jelas terlihat. Jika tidak mungkin, ismuth tiroid diklem pada dua tempat dan dipotong ditengahnya. Sebelum klem ini dilepaskan ismuth tiroid diikat kedua tepinya dan disisihkan ke lateral. Perdarahan dihentikan dan jika perlu diikat.
Gambar15. Proses Trakeostomi
2.6 2.6 Komp Kompli lika kasi si Tra Trake keos osto tomi mi No. 1.
Waktu - Intraoperatif
Komplikas Haemorrhage (pendarahan). (pendarahan). -
-
Rasa asa pan panas as pada ada jal jalan an nafa nafass Ceder ederaa pad padaa tra trak kea dan dan lar larin ing g Ceder ederaa pad pada stru struk ktur tur trak trakea eall Emboli udara Apnea Henti jantung Perforasi Ruptu upturr pleur leuraa viser iseral alis is Sumbatan darah/secret
2.
Postoperatif
- Emfisema subkutan - Pneumotoraks / pneumomediastinum - Tabung berpindah - Tabung tersumbat - Infeksi luka - Trakea nekrosis - Pendarahan sekunder - Masalah menelan
3.
Jangka panjang
- Obstru Obstruksi ksi jalan jalan nafas nafas atas atas - Infe Infeks ksii - Fistul Fistulaa trakeoeso trakeoesofag fagus us - Sten Stenos osis is trak trakea ea - Iskemia Iskemia atau atau nekros nekrosis is trakea trakea
2.7 Prosedu Prosedurr Perawata Perawatan n Selang Trakeosto rakeostomi mi 1. Jelaskan prosedur pada klien & keluarga sebelum memulai dan berikan ketenangan
selama pengisapan. 2. Siapkan Siapkan alat – alat alat yang diperlu diperlukan kan 3. Cuci Cuci tan tanga gan n 4. Hidupkan mesin suction (portable atau wall dengan tekanan sesuai kebutuhan)
5. Buka kit kateter pengisap pengisap 6. Isi kom kom dengan dengan normal normal salin salin 7. Ventilasi klien dengan bagian resusitasi manual dan aliran oksigen yang tinggi. 8. Kenakan sarung tangan pada kedua tangan ( steril )
9. Ambil kateter pengisap dengan dengan tangan non dominan dan hubungkan hubungkan ke pengisap pengisap 10. Masukk Masukkan an selang selang kateter kateter samapi samapi pada pada karina karina tanpa tanpa member memberika ikan n isapan isapan,, untuk untuk
menstimulasi reflek batuk 11. Beri isapan sambil menarik kateter, memutar kateter dengan perlahan 360 derajat
tanpa menyentuh lapisan mucus saluran napas (lakukan pengisapan maksimal 10-15 detik karena pasien dapat hipoksia) 12. Reoksigenasikan dan inflasikan paru pasien selama beberapa kali nafas 13. Ulangi 4 langkah sebelumnya sampai jalan nafas bersih.
14. Bilas kateter dg normal salin antara tindakan pengisapan 15. Hisap kavitas orofaring setelah menyelesaikan pengisapan trakea
16. Bilas selang selang pengisap pengisap 17. Buang kateter, sarung tangan ke dalam tempat pembuangan kotor.
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
Gambar16. Prosedur perawatan tracheostomy tube
2.7 Web of Caution Inflamasi penyakit tertentu yang menyumbat jalan napas
Cedera parah pada wajah dan leher
Obtruksi jalan napas
Bersihan jalan napas tidak efektif
Trakeost
Udara keluar masuk tanpa system penyaringan
Pre
Kurang
Ansiet
Perubahan anatomi leher
Gaggua n citra diri
Mikroorganisme / benda asing masuk ke dalam trakhea Menstimulus sel goblet untuk memproduksi mukus Produksi mucus meningkat
Post
Insisi pada kulit leher
Kerusak an integrita s kulit
Trakeostomi tube menekan
Ganggua n komunik
Resiko
Media yang baik untuk berkembangnya
Akumulasi
Bersihan jalan napas tidak efektif
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 Pengkajian 3.1.1
Anamnnesa
a. Data Data Demo Demogr graf afii
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan, dan penanggung biaya. b. Data Subyektif : sesak napas, nyeri c. Data obyektif : RR meningkat, Saturasi O2 menurun
3.1.2
Pemeriksaan Fisik
B1 : Ronchi, RR meningkat, Saturasi O2 menurun
3.1.3 3.1.3 Pengka Pengkajia jian n Psiko Psikosos sosial ial Ansietas terjadi pada pasien dengan trakeostomi. 3.2 Diagnosa Keperawatan 3.2.1 Periode Praoperasi 1. Ansietas Ansietas yang berhubungan berhubungan dengan dengan kurang kurang pengetahua pengetahuan n tentang tentang pembedahan pembedahan yang akan dijalani dan dampak kondisi pada gaya hidup. a. Kriteria hasil : 1. Menyebutkan alasan untuk trakeostomi dan hasil yang diperkirakan. 2. Menyebutkan keterbatasan bicara dan komunikasi yang diantisipasi. 3. Menggambarkan perawatan segera pascaoperasi dan tindakan perawatan diri. 4. Praoperasi, menunjukkan kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif menggunakan metode lain selain bicara. No. Kriteria Pengkajian Fokus 1. Tingkat melek huruf.
2.
3.
Makna Klinis Kemampuan klien untuk membaca dan dan menu menuli liss akan akan memp mempen enga garu ruhi hi komunikasi asi pascaopera erasi dan kebutuhan penyuluhan.
Pengertian tentang prosedur trakeostomi termasuk pengalaman sebelumnya dengan Mengka Mengkaji ji penget pengetahu ahuan an klien klien akan akan pembedahan dan anastesia. memandu perawat dalam merenc merencana anakan kan strate strategi gi penyul penyuluha uhan n Pengetahuan tentang potensial yang tepat dan efektif. Perawat harus sequel dari trakeostomi, menen enentu tuk kan apak apakah ah penje enjela lassan termasuk: tamb tambah ahan an dari dari dokt dokter er dipe diperl rluk ukan an a. Status sementara atau unuk mendapatkan izin tindakan dari permanen klien. b. Perubahan Perubahan fungsi fungsi tubuh c. Perubahan Perubahan penampilan penampilan d. Keterbatasan Keterbatasan bicara e. Keterbatasan Keterbatasan mobilitas mobilitas
b. Intervensi dan rasional. No.
Intervensi
Rasional
1.
Pertegas penjelasan dokter Men Menjela jelask skan an ten tentan tang apa apa yang ang tentang pembedahan dan diperkirakan terjadi dapat membantu alasannya. alasannya. Bila memungkink memungkinkan, an, meng mengur uran angi gi ansi ansiet etas as klie klien n yang yang jel jelas aska kan n bahw bahwaa trak trakeo eost stom omii berhubungan dengan ketakutan akan sement sementara ara diindi diindikas kasika ikan n dalam dalam halhal-ha hall yang yang tida tidak k dike diketa tahu huii dan dan edem edemaa pasca ascao opera perasi si sete setela lah h tidak diperkirakan. biopsy, distress pernafasan berat, dan ganggu gangguan an lain, lain, dan bahwa bahwa trak trakeo eost stom omii perm perman anen en adal adalah ah altern ernativ tive untuk intubasi endotrakeal atau nasotrakeal
2.
Jelaskan istilah dan konsep Peng Penger erti tian an tent tentan ang g term termin inol olog ogii umum umum,, berik berikan an lite literat ratur uree dan dan memperbaiki pemahaman dan peralatan aktual, bilamembantu mengurangi ansietas. memung memungkin kinkan kan.. Pastik Pastikan an klien klien mengenal hal berikut : a. Pros Prosed edur ur trake trakeos osto tomi mi b. Stoma c. Selan Selang g trak trakeo eost stom omii d. Suksio Suksion n dan kate kateter ter suksi suksion on e. Kola Kolarr pelem pelemba bab b trake trakeal al f. Peng Pengik ikat at trake trakeos osto tomi mi g. Oto Oto tra trak kea
3.
Diskusikan potensial squele Menyia Menyiapka pkan n klien klien untuk untuk apa yang yang bedah trakeostomi, termasuk : dipe diperk rkir irak akan an dapa dapatt meng mengur uran angi gi a. Perubah Perubahan an pena penampi mpilan lan tubu tubuh h ansietas karena ketidaktahuan. b. Perub rubahan fun fungsi tubuh, misaln misalnya ya ; bernaf bernafas, as, bicara, bicara, menyanyi, batuk, dan pembersihan sekresi.
4.
Jelaskan klien ten tentang cara-c a-cara Dengan meminta klien altern alternativ ativee komuni komunikas kasii (misal (misal ; mempraktik mempraktikkan kan teknik teknik komunikas komunikasii kert kertas as atau atau pap papan gamb ambar). ar). sebelu sebelum m prosed prosedur ur memung memungkin kinkan kan Minta klie lien menggunaka akan per peraw awat at untu untuk k men mendete deteks ksii dan dan peragaan ulang untuk berupaya untuk memperbaiki adanya menunjukkan kemahiran. kekurangan yang serius. Penguasaan terh terhad adap ap peng pengga gant ntii komu komuni nika kasi si dapat membantu menurunkan perasaan asing dan kesepian, an, meningkatkan rasa kontrol klien dan mengurangi ansietas.
3.2.2 Periode Pascaprosedur
1. Resi Resiko ko ting tinggi gi inef inefek ekti tiff bers bersih ihan an jalan jalan nafas nafas yang yang berh berhub ubun unga gan n deng dengan an peningkatan sekresi sekunder terhadap trakeostomi, obstruksi kanula dalam, atau perubahan posisi selang trakeostomi. a. Kriteria hasil : 1. Klien akan mempertahankan selang trakeostomi paten. 2. Klien batuk dengan efektif untuk membersihkan jalan nafas. No. Kriteria Pengkajian Fokus
Makna Klinis
1.
Status pernafasan.
Pengkajian data dasar terus menerus memungkinkan deteksi dini terjadinya masalah.
2.
Batuk.
Upaya batuk efektif perlu untuk mengeluarkan sekresi.
3.
Sekresi.
Mengkaji ju j umlah, wa w arna, da d an karakter sekresi membantu mendeteksi infeksi dan mengevaluasi resiko obstruksi.
b. Intervensi dan rasional : No.
Intervensi
Rasional
1.
Tinggikan kepala tempat tidur Posisi Posisi ini memudahkan memudahkan pernafasan 30 - 45 derajat. optim ptimal al den dengan gan menin eningk gkat atk kan drainase sekresi.
2.
Anjurkan klien untuk bernafas dalam dan batuk secara teratur.
3.
Berika Berikan n pele pelemba mbaban ban udara inspirasi.
Nafas dalam mengurangi penumpukan sekresi, batuk membantu mengeluarkan sekresi.
adekua adekuatt Pele Pelem mbaba baban n diper iperlu luk kan untu ntuk mengga mengganti ntikan kan pelemb pelembaba aban n bypass bypass yang normalnya normalnya diberikan diberikan struktur struktur nasofaringeal. Kurang pelembaban dapat mengarah pada pada penger pengering ingan an mukosa mukosa trakeal trakeal dan gan ganggua gguan n prose rosess tran transp spor ortt mukosaliar mukosaliar dengan dengan mengakibat mengakibatkan kan rusaknya mukosa dan kemungkinan trakeitis (Martin, 1989).
4.
Pengisian sal salin no normal st steril (5 Pengisian salin akan menc encuci ml) sesuai kebutuhan mukosa mukosa trakeal trakeal dan bronch bronchial ial dan merangsang batuk untuk memb embersi ersih hkan kan sekre ekresi si (Map (Mapp, p, 1988).
5.
Suksion 5 – 10 detik sesuai kebutuhan, dengan memper mempertah tahank ankan an teknik teknik steril steril sesuai indikasi dengan auskultasi paru.
6.
Secara teratur inspeksi dan Sekres Sekresii kering kering dapat dapat mengha menghamba mbatt bersihkan selang trakeostomi. jal jalan an nafas nafas atau atau menj menjad adii sumb sumber er infeksi.
7.
Pertahankan optimal.
status
hidrasi
Suks Suksio ion n memb membua uang ng sekr sekres esii dan dan mencegah stasis. Suksion berlebihan dapa dapatt meni menimb mbul ulka kan n hipo hipoks ksia ia dan dan atau atau irit iritas asii pada pada muko mukosa sa trak trakea eall (Sigler, 1993)
Status hidrasi mempengaruhi jumlah dan karakter sekresi, klien dehidrasi ber beres esik iko o terh terhad adap ap pemb pemben entu tuka kan n sumbatan oleh lendir.
d. Doku Dokume ment ntas asii 1. Masu Masuka kan n dan dan halu haluara aran. n. 2. Bera Beratt jen jenis is urin urine. e. 3. Juml Jumlah ah dan dan karak karakte terr sekre sekresi si.. 4. Pemb Pember eria ian n pele pelemb mbaba aban. n. 5. Cata Catata tan n perk perkem emba bang ngan an..
2. Resiko tinggi terhadap infeksi yang berhubungan dengan penumpukan sekresi berlebihan dan bypass pertahanan pernafasan atas. a. Kriteria hasil 1. Klien akan bebas dari infeksi pada tempat trakeostomi. No. 1.
Kriteria Pengkajian Fokus
Tempat infeksi
trakeostomi
Makna Klinis
; tanda Temp Tempat at trake trakeos osto tomi mi adal adalah ah resik resiko o tinggi terha rhadap infeksi kare arena stat status usny nyaa seb sebagai agai luka luka terb terbu uka, ka, kemungkinan trauma jaringan akibat suksion, suksion, dan media kultur diberikan diberikan
oleh sekresi.
b.
Intervensi da dan rasional : No.
Intervensi
Rasional
1.
a. Suksion selang trakeostomi setiap jam dan sesuai kebutuhan atau yang telah dipesankan.
a.Penghisapan teratur menghilangkan sekresi yang tertumpuk, yang memberik rikan medi edia baik untuk pertumbuhan mikroorganisme.
b. Pertahankan teknik steril. c. Gunak Gunakan an katete kateterr yang yang telah telah dibe diberi ri pelu peluma mas, s, ukur ukuran an yang yang tepa tepatt (kur (kuran ang g dari dari sete seteng ngah ah diamet diameter er selang selang trakeo trakeosto stomi) mi),, lum lumasi asi selan elang g kate katete terr nonnonsili silik kon deng engan air, air, katet ateter er sili silico con n deng dengan an pelu peluma mass laru larutt air, nonpetroleum.
b. Memberi perlindungan infeksi. c.Ka c.Katet teter er yang yang terl terlal alu u besa besarr dapa dapatt menghambat jalan nafas, kateter yang tidak dilumasi dapat mengetuk selang trakeostomi.
d. Kura Kurang ngii frek frekue uens nsii suks suksio ion n sesuai kebutuhan, sejalan dengan penurunan pembentukan sekresi. 2.
Kaji batas stoma terhadap edema yang tak biasanya, tanda keru kerussakan akan kulit ulit,, drain rainas ase, e, pendarahan pendarahan,, bau, eritema, eritema, lesi, dan krepitus udara.
Drainase abnormal dapat menunjukk menunjukkan an infeksi infeksi (purulen, (purulen, bau) atau kebocoran duktus torakal (seperti susu).
3.
Gant Gantii bal balu utan tan tra trake keo ostom stomii set setia iap p Penggantian balutan teratur shift atau sesuai kebutuhan, memb memban antu tu memp memper erta taha hank nkan an bata batass stoma tetap kering dan bebas mukus.
4.
Hindari iritasi jaringan di sekitarnya dengan mengendurkan ruang satu jari di antara pengikat dan leher.
Ikat Ikatan an haru arus cuku cukup p aman aman untu untuk k mencegah gerakan turun naik selang trakeostomi dalam trakea tetapi tidak terlalu kencang karen dapat menekan vena jugularis eksterna.
5.
a.Be a.Bers rsih ihka kan n sek sekit itar ar stom stomaa set setia iap p 4 jam jam dan dan sesu sesuai ai kebu kebutu tuha han n ; guna gunaka kan n hydr hydrog ogen en pero peroks ksid idaa setengah setengah kuat dan larutan larutan salin, salin,
Pembersihan Pembersihan teratur teratur menghilangk menghilangkan an sumber kontaminasi potensial. Dokter mungki mungkin n membia membiarka rkan n stoma stoma tanpa tanpa balutan balutan selama selama periode periode pascaoperas pascaoperasii
dan usap dengan salin. b.Oleskan salep antibakteri bila dipesankan.
segera untuk memudahkan pengkajian dan pembersihan.
c.Bila sela elang trake akeostomi dijahit, bersihkan sekitar stoma menggunakan bola kapas.
c.
Dokumentasi :
1.
Perawatan trakeostomi,
2.
Kondisi letak.
3.
Catatan perkembangan.
4. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk menghasilkan bicara sekunder terhadap trakeostomi.
a.
Kriteria hasil. 1. Klien Klien akan akan mengko mengkomun munika ikasik sikan an kebutu kebutuhan han dasar dasar dengan dengan menggu menggunak nakan an bentuk komunikasi pengganti. No. 1.
Kriteria pengkajian fokus
Potensial kesulitan berkomunikasi ; a. Buta huruf atau membaca rendah.
Defisit pendengaran.
Makna klinis
untuk Pengkajian ian kesu esulitan sebelu elum trakeostom trakeostomii memungkink memungkinkan an perawat perawat merenc merencana anakan kan strateg strategii penyul penyuluha uhan n tingkat yang tepat dan intervensi lain untuk memaksimalkan kemampuan komunikasi pasca bedah klien
Defisit penglihatan. Kerusakan kognitif. e.
Rent Rentan ang g perh perhat atia ian n buru buruk k atau ingatan jangka pendek.
Kerusak Kerusakan an koord koordina inasi si matamatatang tangan an atau atau keter eteram ampi pila lan n motorik halus. 2.
Peng Penger erti tian an ten tentang tang trak trakeo eost sto omi Perk Perkir iraa aan n klie klien n tenta tentang ng keru kerusa saka kan n dan efeknya pada bicara. bic bicar araa memun emungk gkin ink kan adap adapta tasi si terhadap terhadap cara komunikas komunikasii pengganti pengganti
dan mencegah syok serta takut pada ketidakmampuan untuk bicara setelah operasi.
2.
Inte Interv rven ensi si dan dan rasi rasion onal al :
No.
Intervensi
Rasional
1.
Berdasarkan hasil pengkaji-an -an, lakuka lakukan n konsul konsultas tasii yang yang tepat tepat (misal patologis w ic a r a ,opt ,optal almo molo logi gist st,, atau atau otor otorhi hi-nolaringologist).
Klien mungkin memerlukan inte interv rven ensi si inte intens nsif if,, khus khusus us unut unutk k memastikan komunikasi yang ang efektif.
2.
Sebelum pem pembedaha ahan jel jelas-kan -kan klien tentang efek yang diperkirakan diperkirakan dari trakeosto-mi trakeosto-mi terhadap bicara.
3.
Setelah mengidentifikasi metode komunikasi pengganti yang tepat, instruksikan kli-en untuk mempraktikkan pa-da praoperas rasi, bila memungkinkan.
Pengertian klien bahwa trakeostomi norma rmalnya tidak menggang anggu struktur struktur anatomi anatomi yang bertanggun bertanggung g jawab terhadap penghasilan penghasilan bunyi, bunyi, dan bahwa kerusakan bunyi Jelaskan fisiol iologi normal mungkin sementara, dapat penghasilan bicara dan membantu klien mengatasi bagaimana trakeostomi kerusakan bicara dan dapat mengganggu mekanisme ini. mend mendor oron ong g peng penggu guna naan an meto metode de komu komuni nika kasi si peng pengga gant ntii (Trw (Trwle ley, y, 1987).
Anju Anjurk rkan an staf staf dan dan para para penpendukung dukung untuk mempraktik mempraktik-kan -kan juga komunikasi peng-ganti. 4.
5.
Simpan lampu pemanggil di samping samping tempat tidur klien, dan leta letak kkan kan cata catata tan n pada ada meja meja “Klien “Klien untuk untuk sement sementara ara tidak tidak dapat berbicara”.
Peng Penggu guna naan an bent bentuk uk komu komuni nika kasi si pengganti dapat membantu menuru menurunka nkan n ansiet ansietas as dan perasa perasaan an terisolasi terisolasi dan asing, asing, meningkatk meningkatkan an control terha rhadap situasi, dan mening meningkat katkan kan keaman keamanan an (Sawyer (Sawyer,, 1990).
Klien akan tidak menggunakan interkom.
mampu
Jawa Jawaba ban n yang yang tang tangga gap p terh terhad adap ap lampu lampu pemang pemanggil gil akan akan memban membantu tu mengurang mengurangii perasaan perasaan terisolasi terisolasi dan member member keyaki keyakinan nan bahwa bahwa staf staf ada (Swayer, 1990).
Sin Singkir gkirk kan peng engham hambat bat ekseks-tr traa Tekn eknik
komun omunik ikas asii
efek efekti tiff
oleh oleh
yang yang dapa dapatt memp mempen enga garu ru-h -hii pendengar meningkatkan komunikasi efektif. pemahaman (Mapp, 1988). a. Beri Berik kan ling lingku kung ngan an tenang dan tentram.
yan yang
b. Kurangirangsangeksternal (mis (misal al ; telev televis isi, i, radio radio,, dan dan pembicaraan orang lain). c. Mengh Menghad adap ap klien klien saat saat berberkomunikasi.
d. Berikan Berikan waktu yang ade-kuat ade-kuat untu untuk k klien lien mela melak ku-ka u-kan n, menyelesaikan, dan ber beres espo pons ns terha terhada dap p komu komu-nikasi. e. Hindari menyela atau menyelesaikan kalimat ya-ng klien ucapkan, biarkan klien berkomunikasi sesu-ai keinginannya. f. Guna Gunaka kan n pern pernya yataa taan n ulan ulang g untu untuk k memas emasti tika kan n pema pema-haman. g. Guna Gunaka kan n kete ketera ramp mpil ilan an endengar aktif.
m-
h. Beri Berika kan n duku dukung ngan an emos emosiional, menenang angkan dan dorongan.
6.
Bila sudah dijelaskan sejak Menjadi mapu bicara akan awal, anjurkan klien menurunkan perasaan terisolasi dan mempraktikkan teknik terasing. komu komuni nik kasi asi verb erbal setel etelah ah trak trakeo eost stom omii dipa dipasa sang ng,, untu untuk k klien dengan selang sementara, atau setelah mereka diberi alat komuni komunikas kasii tambah tambahan an (misal (misal ; laring elektronik), untuk mereka dengan trakeortomi permanen.
c. Dokumentasi. 1.
Catatlah pe perkembangan.
2.
Kemampuan untuk berkomunikasi.
5. Resi Resiko ko ting tinggi gi terh terhad adap ap peru peruba baha han n pola pola seks seksua uali lita tass denganperubahan penampilan, takut penolakan.
yang yang berh berhub ubun unga gan n
a. Krit Kriteri eriaa hasi hasill : 1. Klien akan akan mendiskus mendiskusikan ikan perasaan perasaan dan dan kekhawati kekhawatiranny rannyaa mengenai mengenai efek trakeosomi pada fungsi seksual 2. Mengungkap Mengungkapkan kan niat niat untuk untuk menceritakan menceritakan pada pasangan. pasangan. No.
Kriteria Pengkajian Fokus
Makna Klinis
1.
Riwayat seksual, termasuk kebutuhan atau kekhawatiran spes spesifi ifik k seks seksua uall klien klien dan dan pasangan.
Mendap Mendapatk atkan an riwaya riwayatt seksua seksuall tidak tidak hanya memberikan informasi bermanfaat bermanfaat tetapi juga memvalidas memvalidasii bah bahwa wa seks seksua uall adal adalah ah komp kompon onen en penting dari kesehatan dan kese keseja jaht hter eraa aan n yang yang meme memerl rluk ukan an penyelidikan.
2.
Adanya factor yang dapat meng mengha ham mbat bat lib libido ido atau atau eksp ekspre ressi sek seksual sual (mis (misal al ; nyeri, keletihan, keterbatasan mobilitas, dan masalah medis lain).
Pengkajian ini membantu mene menent ntuk ukan an apak apakah ah kond kondis isii fisi fisik k klien klien memung memungkin kinkan kan untuk untuk bentuk bentuk ekspresi seksual yang biasanya.
b. Intervensi Intervensi dan rasional rasional : No. 1.
Intervensi
Rasional
Diskusikan efek trakeostomi Pengertian klien tentang efek bedah yang diperkirakan pada fungsi dapat membantu klien menerima dan tubuh (misal ; bernafas, mengatasi perubahan dan berbicara, bamemper mem tuk, pertah tahank ankan an peran peran hubung hubungan, an, membersihkan sekresi), harga diri, dan identitas seksual. pen penam ampi pilan lan,, dan dan mobi mobili litas tas,, keintiman dengan orang terd terdek ekat at,, dan kem kemampu ampuan an unutk tetap aktif dalam
seksualitas. 2.
Konsul kl klien te t entang ma m asalah Mode Modell PLIS PLISSI SIT T memu memung ngki kink nkan an seksual, dengan menggunakan perawat untuk membimbing masalah metode konseling PLISSIT ; klien klien dalam dalam cara terorg terorgani anisas sasii dan efektif (Groenwald, 1993). a. Permission (izin). Beri Berika kan n kepa kepast stian ian bahw bahwaa saling berbagi perasaan dan kekhawatiran tentang seks seksua uall adal adalah ah seha sehatt dan dan bahwa minat seks dan keintiman fisik ketika sakit adalah normal, al, doron rong saling berbagi perasaandengan pasangan.
Limited information. Beri Berika kan n hany hanyaa info inform rmas asii yang yang tepa tepatt untu untuk k kond kondis isii dan kekhaw kekhawati atiran ran tertent tertentu u klien.
Specificinstructions Berikan instruksi dan saran yang rinci untuk mengatasi masalah masalah dan kekhaw kekhawatir atiran an spesifik.
Intensive therapy Lakuka Lakukan n rujuka rujukan n pada pada ahli ahli spesia spesialis lis untuk untuk terapi terapi yang yang lebih intensif, sesuai kebutuhan. 3.
Tenangkan kl klien da dan pa pasangan bahwa kekhawatiran dan rasa taku takutt mere mereka ka adal adalah ah norm normal al dan diperkirakan
Pene Penena nang ngan an ini ini dapa dapatt memb memban antu tu mengurangi ansietas, dan memu memuda dahk hkan an kopi koping ng posi positi tiff dan dan komunikasi terbuka.
4.
Biarkan pa pasangan un untuk sa saling Pemberian Pemberian privasi privasi dapt mendorong mendorong berbagi rasa mengenai pasangan klien untuk kekhawatirannya dalam ruang men mengung gungka kap pkan kan peras erasaa aan n dan dan tersendiri, bila kekh kekhaw awat atir iran an,, yang yang meru merupa paka kan n
memu memung ngki kink nkan an.. Area Area yang yang komponen penting d ala m menjadi kekhawatiran perencanaan intervensi efektif. bia biassanya anya term termas asu uk res resiko iko menyakiti atau bahkan mem membuat buat klie klien n keh kehabis abisan an nafas (sufokasi) selama aktivitas seksual. 5.
Anjurkan kl k lien da dan pa pasangan Melihat pada stoma dapat membantu unutk melihat letak klien dan pasangan menerima trakeostomi. kenyataan tentang perubahan fungsi dan penampilan tubuh, yang memudahkan koping positif.
6.
Intervensi untuk membantu klarif klarifika ikasi si miskon miskonsep sepsi si atau atau menu menunj njuk ukka kan n area area spes spesif ifik ik tentang kekhawatiran. a.Takut a.Takut akan kehabisan nafas (sufokasi). Jelaskan bahwa ini kemu kemung ngki kina nan n yang yang sang sangat at kecil, kecil, anjurk anjurkan an klien klien untuk untuk menggunakan pelindung atau penutup stoma sebagai kewaspadaan tambahan. Sekresi dan bau menusuk. Anjurkanpenggunaan parfum atau aftershave untuk menutupi bau, atau gunakan oto oto stom stomaa untu untuk k menu menutu tupi pi sekresi. c.Penampilan menjijikkan Anjurk Anjurkan an menutu menutupi pi oto stom stomaa deng dengan an scar scarf, f, krag krag baju baju tinggi tinggi,, dank dank rag kurakurakura, atau ascot, instruksikan klien pria untuk menggu menggunak nakan an kaos kaos ukuran ukuran krag krag besar besar untuk untuk menutu menutupi pi oto stoma tanpa perlu
Penunjukkan masalah dan kekh kekhaw awat atir iran an spes spesif ifik ik memb memban antu tu klien klien dan pasang pasangan an dalam dalam adapta adaptasi si terhadap perubahan.
mengikatnya. d.
Keletihan.
Anjurk Anjurkan an period periodee istira istirahat hat sebelum melakukan aktivitas seksual, dan anjurkan posisi yang meminimalkan pen pengg ggun unaa aan n ener energi gi klie klien n (misal ; klien di bawah atau kedua pasangan miring). Penurunan Libido. Jelaskan bahwa ini adalah normal setelah pembedahan, karena banyak factor termasuk keletihan, kekhawatiran tentang penampilan, dan bau, nyeri, dan dan ansi ansiet etas as.. Tena Tenang ngka kan n klie klien n bahwa ahwa lib libido ido akan akan kemb kembal alii bila bila fakt faktor or-fa -fakt ktor or tersebut teratasi. 7.
f.
Konsul dengan terapis pakar Klien Klien dan pasang pasangan an mendap mendapatk atkan an seks, bila diindikasikan. keuntu keuntunga ngan n dari dari keahli keahlian an seoran seorang g spesialis.
Dokumentasi
1. Catata Catatan n perkem perkemban bangan gan 2. Inte Interak raksi si.. 3. Penyu Penyuluh luhan an klien. klien.
5. Resiko Tinggi terhadap Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan Tubuh yang berhubungan dengan proses penyakit, anoreksia, disfagia, odinofagia, dan status puasa pasca operasi. a. Kriteria Hasil : 1. Klien mempertahankan berat badan atau penurunan tidak lebih dari 2 kg dalam periode pasca operasi.
2. Klien mengkonsumsi jumlah cairan dan nutrisi adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolism basal pada periode pasca operasi. 3. Masukan nutrisi dan cairan adekuat tanpa aspirasi atau tersedak sebelum pulang. No.
Kriteria Pengkajian Fokus
1.
Berat badan praoperasi
2.
Penurunan be berat badan dan periode dimana berat badan menurun.
3.
Masa Masala lah h medi mediss dahu ahulu/s lu/saa aatt ini ini dan pembedahan yang mempengaruhi diet saat ini.
4.
Kemampuan untuk mengunyah dan menela menelan n pada pada praop praoperas erasii dan dan pasc pascao aope pera rasi si,, term termas asuk uk pengkajian gigi.
5.
Nafsu makan, maka makana nan, n, aler alergi gi,, usus.
intoleransi dan dan stat status us
6.
Pola masukan praoperasi.
makanan
7.
Agama, budaya, atau praktek etni etnik k yang yang berd berdam ampa pak k pada pada masukan makanan.
8.
Sumb Sumber er pers persia iapa pan n makan akanan an..
Makna Klinis
1-3. St Status nu nutrisi pr praoperasi, ri riwayat medi medika kal/ l/be beda dah, h, gigi gigi,, dan dan maka makana nan n kesukaan kesukaan dapat mempengaru mempengaruhi hi status nutrisi pasca operasi dan pasca pulang.
4-8.Kesulitan mendapatkan, menyiapkan, atau mengkonsumsi makanan pra opera perassi dan pasca sca opera perassi dapat apat mempengaru mempengaruhi hi masukan/ masukan/ pola nutrisi nutrisi pasca operasi.
c. Intervensi No.
Intervensi
Rasional
1.
Jelakan peran dan pentingnya nutrisi pada pemulihan jaringan pasca operasi.
Penj Penjel elas asan an perl perlun unya ya nutr nutris isii pasc pascaa oper operas asii opti optima mall dapa dapatt memb memban antu tu memi eminimalk alkan miskosepsi dan memudahkan kepatuhan klien.
2.
Pantau berat badan.
Kecenderungan berat badan dapat mengindikasikan kebutuhan suplemen diet atau perubahan teknik pemberian makan pada klien dengan peningkatan kebutu kebutuhan han nutris nutrisii atau atau mereka mereka yang yang akan diouasakan selama lebih dari 1
sampai 2 hari (Taylor, 1989). 3.
Kaji kem kemampuan pas pasien unt untuk Edema pasca operasi dapat mene enelan tanp anpa batuk atau menyebabkan disfagia atau aspirasi. odin odinof ofag agia ia.. Aspi Aspira rasi si ters tersem embu buny nyii terjadi pada 30% sampai 50% pasien dengan disfagia (Mendelsohn, 1993). Selang trakeostomi dapat menambatkan laring, membatasi gerak laring selama menelan dan karenanya mencetu mencetuska skan n aspiras aspirasii (Mende (Mendelso lsohn, hn, 1993). 1993). Pember Pemberian ian makan makan akan akan perlu perlu dihentikan dan dokter diberitahu bila klien teraspirasi. Aspirasi refluks asam akut akut dapat dapat menimb menimbulk ulkan an mortal mortalita itass samp sampai ai 50%; 50%; tida tidak k sepe seperti rti pran prandi dial al (selama (selama deglutisi) deglutisi) atau aspriasi aspriasi saliva, saliva, kerusa kerusakan kan utama utama adalah adalah iritas iritasii asam asam pada pada jaring jaringan an paru paru daripa daripada da infeks infeksii bakteri (Mendelsohn, 1992).
4.
Evaluasi konsistensi makanan Semi padat atau makanan dihaluskan yang yang dapat dapat ditole ditoleran ransi si pasien pasien mungkin ditoleransi lebih baik, karen tanpa aspirasi. awal awal menela menelan n dan geraka gerakan n makana makanan n dari dari kons konsis isten tensi si ini ini diko dikont ntro roll lebih lebih baik baik darip daripad adaa cair cairan an (Mend (Mendel elso sohn hn,, 1993).
5.
Pertahankan ke kepala te tempat ti tidur Untu Untuk k memu memuda dahk hkan an mene menela lan n dan dan dala dalam m Fowl Fowler er’s ’s ting tinggi gi,, atau atau membantu membantu mencegah mencegah aspirasi aspirasi (Black, (Black, pasien harus duduk di kursi saat 1993). makan.
6.
Inspeksi area periostoma dan sekresi trakeal terhadap makanan bila diberikan makanan peroral.
Ini dapat menjadi pertanda aspirasi ; karenanya karenanya pemberian pemberian makanan makanan harus dihe dihent ntik ikan an dan dan dokt dokter er dibe diberi ri tahu tahu (Swayer, 1990).
7.
Pertahankan status puasa bila trakeo trakeosto stomi mi dilaku dilakukan kan dengan dengan prosedur bedah yang mencakup jahitan mukosa.
Suture baru memerlukan waktu untuk menyembuh untuk mencegah gang ganggu guan an atau atau kont kontam amin inas asii insi insisi si mukosa (Sigler, 1993).
8.
Berikan mak makan mel melalui selang Untuk Untuk mempertahan mempertahankan kan berat badan, badan, (ses (sesua uaii kete ketent ntua uan n atau atau yang yang memudahkan penyembuhan luka, dan telah telah dipesa dipesanka nkan) n) dan ajarka ajarkan n membantu membantu mencegah mencegah infeksi infeksi (Sigler, (Sigler, pri prin nsip sip-pri -prins nsip ip pemb emberia erian n1993). makan melalui selang.
9.
Pert Pertah ahan anka kan n hygie hygiene ne oral oral yang yang Untu Untuk k menj menjag agaa sutu suture re tetap tetap bers bersih ih dan dan
10.
baik sebelum dan setelah makan bila diberikan makanan peroral.
merangsang nafsu makan.
Bekerja rja sam sama den dengan ahl ahli giz gizi untuk untuk memast memastika ikan n kebutu kebutuhan han nutrisi pasien bila klien meng mengal alam amii defis defisit it nutr nutris isii pra pra oper operas asii atau atau masu masuka kan n nutr nutris isii diba dibata tasi si pada pada peri period odee pasc pascaa operasi.
Bila Bila klien klien mendap mendapat at makan makan melalu melaluii sela selang ng atau atau meng mengal alam amii kesu kesuli lita tan n memp memper erta taha hank nkan an masu masuka kan n nutr nutris isii adek adekua uat, t, masu masuka kan n dari dari ahli ahli gizi izi mungkin diperlukan untuk menetap menetapkan kan kebutu kebutuhan han nutrie nutrient nt dan cairan bagi klien untuk memudahkan pemu emulihan luka dan mencegah dehidrasi.
d.Dokumentasi 1. Flow record. a. Masukan dan haluaran. 2. Catatan perkembangan. a. Toleransi terhadap selang makanan. b. Toleransi terhadap makan per oral.
6. Resiko Tinggi terhadap Inefektif Penatalaksanaan Regimen Teraupetik yang berh berhub ubun unga gan n deng dengan an keti ketida dakc kcuk ukup upan an peng penget etah ahua uan n tenta tentang ng pera perawa wata tan n tracheostomy , tindak kewaspadaan, tanda dan gejala komplikasi, perawatan kedaruratan, dan perawatan lanjut. a. Kriteria hasil : 1. Berhubungan dengan rencana pemulangan. 2. Rujuk pada rencana pemulangan. No.
Kriteria pengkajian fokus
Makna klinis
1.
Part Partis isip ipas asii dala dalam m pera perawa wata tan n diri.
Pengkajian ini membantu menetapkan kemampuan klien untuk penatalaksanaan tracheostomy di rumah dan mengidentifikasi kebutuhan rujukan.
2.
Kema Kemamp mpu uan unt untu uk mela melak kukan ukan perawata atan trache cheostomy mandi-ri.
3.
Kesiapan dan kemampuan Klie Klien n atau atau kelu eluarg arga yang ang gagal agal untuk belajar serta dan mencapai tujuan belajar memerlukan menyerap informasi. ruju rujuka kan n untu untuk k mend mendap apat at bant bantua uan n setelah pulang.
c. Interv Intervens ensii dan rasion rasional. al. No. 1.
Intervensi
Rasional
Ajarkan tindakan perawatan Perawatan tracheostomy yang yang tepa tepatt dapat membantu mencegah infeksi dan tracheostomy di rumah. kompliklasi lain. a. Perawatan kulit.
a. Kulit harus dilindungi sekresi erosif.
dari
b. Su Suksion.
b. Suksion mungkin diperlukan untu untuk k memb member erik ikan an pate patens nsii jalan nafas.
c. Perawatan selang.
c. Perawatan se s elang yang te t epat menghilangkan sumber infeksi potensial dan obstruksi.
d. Pengis Pengisian ian salin salin normal normal steril steril atau disinf disinfeks eksii dapat dapat dibuat dibuat dengan merebus 1 quart air selama 10 menit, tambahkan 1 sendok the garam, diamkan hingga hingga dingin dingin,, tuang tuang dalam dalam wadah wadah steril steril,, dan masukk masukkan an dala dalam m lem lemari ari pend ending ingin. in. Keluarkan setelah 1 minggu
d. Pengisian salin steril berfungsi tracheostomy sebagai sebagai lavage dan mengiritasi mengiritasi trakea dan bronkus, karenanya mera erangsang batuk untuk mengel mengeluar uarkan kan sekres sekresii kental kental.. Tindakan ini membatasi asi/ meng menghi hila lang ngka kan n kebu kebutu tuha han n untuk suksion di rumah (Martin, 1989).
e. Gunaka Gunakan n penutu penutup p atau krag krag stoma.
e. Oto Oto stoma stoma meli melind ndun ungi gi stoma stoma,, dan menyar menyaring ing partik partikel el debu, debu, dan meng enghan hangatk gatkan an udar udaraa yang masuk trakea. Juga meni mening ngka katk tkan an kons konsen entr tras asii kelembaban udara yang diinspirasi, yang memudahkan per pern nafas afasan an dan memb memban antu tu mengencerkan sekresi.
f.
Dap Dapatka atkan n pera perala lata tan n yang ang diperlukan ( selang trak trakeo eost stom omii atau atau balu baluta tan n sesuai sesuai kebutu kebutuhan han,, bantal bantalan, an, ple plest ster er twil twill, l, laru laruta tan n sali salin, n, dan peralatan suksion).
f. Penyuluhan tentang di mana ana bah bahan an dapa dapatt dipe dipero role leh h dapa dapatt menu enurunkan ansietas dan kehabisan persediaan.
2.
Pertegas tentang pentingnya Pele Pelemb mbab aban an adek adekua uatt menu menuru runk nkan an kelembaban adekuat dan latihan pengeringan mukus dan memudahkan batuk teratur serta latihan nafas pengeluaran sekresi. dalam.
3.
Jelaskan pentinganya hygiene Disfagia dapat oral optimal. penumpukan sekresi.
4.
Ajarkan kl klien un untuk me melindungi Klie Klien n deng dengan an trak trakeo eost stom omii bere beresi siko ko stoma dari air saat mandi, terhadap aspirasi melalui stoma. mencukur, mencuci rambut, dll.
5.
Instruksi klien untuk Faktor Faktor ini dan substa substansi nsi mengir mengirita itasi si menghindari hal berikut : membrane mukosa dan meningkatkan resiko infeksi. a. Ling Lingku kung ngan an yang yang sang sangat at panas atau sangat dingin.
meningkatkan
b. Pemajanan terhadap gelembung udara, debu, dan semprotan aerosol. 6.
Ajarkan tanda infeksi yang Deteksi Deteksi dini mrmungkin mrmungkinkan kan tindakan tindakan haru arus dilaporka rkan (mi (misal ; segera untuk mencegah atau per perub ubah ahan an sputu putum m menj menjad adii meminimalkan komplikasi. kehij ehijau auan an atau atau kekun ekunin inga gan n meli melipu puti ti peni pening ngka kata tan n suhu suhu,, perubahan bau, atau konsistensi sputum).
7.
Ajarkan penatalaksanaan Memaha Memahami mi tentan tentang g penatal penatalaks aksana anaan an kedaruratan terhadap perubahan kedaruratan yang tepat dapat posisi selang. mencegah respons panik bila perubahan posisi terjadi.
8.
Jelaskan mengapa meng mengal alam amii penu penuru runa nan n penghirup dan pengecap.
klien Sebaga Sebagaii akibat akibat tracheostomy, udara indr indraa yang yang diinsp diinspiras irasii mem-by mem-bypas passs ujung ujung organ organ olfakt olfaktori ori,, mempen mempengar garuhi uhi baik baik penghirup atau pengecap. Pemahaman Anju Anjurk rkan an masu masuka kan n maka makana nan n meka mekani nism smee ini ini dan dan sifa sifatn tnya ya yang yang adekuat meskipun terj erjadi sementara dapat mengurangi ansietas. perubahan pengecapan.
9.
Identifikasi sumber komunitas dan kelompok swa-bantu yang sesuai, dan dorong klien untuk menghubunginya.
Klien mungkin akan mendapat manfaat manfaat untuk untuk berbag berbagii pengal pengalama aman n dan kekhaw kekhawati atiran ran dengan dengan orang orang lain lain dala dalam m situ situas asii seru serupa pa atau atau meng mengki kin n bantuan.
10.
Lakukan rujukan ke pel pelayana anan kesehatan di rumah.
Kunjungan rumah diindikasikan untuk mengevaluasi peralatan dan kemampuan klien ( serta kemampuan oran orang g terd terdek ekat at)) untu untuk k mela melaku kuka kan n perawatan diri dan melakukan pencucian lanjut sesuai kebutuhan.
BAB IV PENUTUP
4.1 4.1 Kesi Kesimp mpul ulan an Trakeo Trakeosto stomi mi adalah adalah tindak tindakan an operas operasii membua membuatt jalan jalan udara udara melalu melaluii leher dengan membuat stoma atau lubang di dinding depan/ anterior trakea cincin kartilago trakea ketiga dan keempat, dilanjutkan dengan membuat stoma, diikuti diikuti pemasangan pemasangan kanul. kanul. Bertujuan Bertujuan mempertahankan mempertahankan jalan nafas agar udara dapat dapat masuk masuk ke paru-p paru-paru aru dan memint memintas as jalan jalan nafas nafas bagian bagian atas atas saat saat pasien pasien meng mengal alami ami vent ventil ilas asii yang yang tida tidak k adek adekua uatt dan dan gang ganggu guan an lalu laluli linta ntass udara udara pernapasan karena obstruksi jalan nafas bagian atas. Menurut lama penggunaannya, trakeosomi dibagi menjadi penggunaan perma permanen nen dan penggu penggunaa naan n sement sementara ara,, sedang sedangkan kan menuru menurutt letak letak insisi insisinya nya,, trakeostomi dibedakan letak yang tinggi dan letak yang rendah dan batas letak ini adalah adalah cincin cincin trakea trakea ke tiga. tiga. Jika Jika dibagi dibagi menuru menurutt waktu waktu dilaku dilakukan kanny nyaa tind tindak akan an,, maka maka trak trakeo eost stom omii diba dibagi gi kepa kepada da trak trakeo eost stom omii daru darura ratt deng dengan an persi persiapa apan n sarana sarana sangat sangat kurang kurang dan trakeo trakeosto stomi mi elekti elektiff (persi (persiapa apan n sarana sarana cukup) yang dapat dilakukan secara baik (Soetjipto, Mangunkusomu, 2001). 4.2 Saran ran Mahasi Mahasiswa swa yang yang mempel mempelaja ajari ri makalah makalah ini memaha memahami mi trakeo trakeosto stomi mi secara keseluruhan dan mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien trakeostomi dengan cermat. Apabila ada kesalahan mohon disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA Nurses Nurseslab lab,, (2011) (2011).Tr .Trach acheos eostom tomy y nursin nursing g care care & manage managemen ment.n t.nurs ursesl eslabs abs.. diakse diaksess 27 september 2011 pukul 19.42, dari web site http://nurseslabs.com/nursing procedures/tracheostomy-nursing-care-management/ Lindman, MD; Chief Editor: Arlen D Meyers, MD, MBA, (2011). Tracheostomy. Medscape reference. Diakses 28 september 2011 pukul 06.16, dari web site http://emedicine.medscape.com/article/865068-overview Aaron, (1996). Tracheostomy care. Diakses 28 september 2011 pukul 06.30, dari web site http://www.tracheostomy.com/care/care.htm
Bryant Bryant,, LR., LR., Trinkl Trinkle, e, J., Dublie Dublierr L.(197 L.(1971) 1) Reappr Reapprais aisal al of trache tracheal al injury injury from from cuffed cuffed tracheostomy tubes. Journal of the American Medical Association 215:4 Gibson, I. (1983) Tracheostomy management. Nursing 2(18), pp538-540 Grig Griggs gs,, A. (199 (1998) 8) Trac Trache heos osto tomy my:: Suct Suctio ioni ning ng and and humi humidi difi ficat catio ion. n. Nurs Nursin ing g Stan Standa dard rd Continuing Education Reader pp18-23 Hooper, M. (1996) Nursing care of the patient with a tracheostomy. Nursing Standard 15(10), pp 40-43
Claudi Claudiaa Russel Russell., l.,&Bas &Basil il Matta. Matta. (2004) (2004).. Trache Tracheost ostom omy, y, A Multip Multiprof rofesi esiona onall Handbo Handbook. ok. London San Fransisco:GMM. Davis, FA. Understanding The Respiratory System. 2007.