KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) SURVEI TOPOGRAFI, BATIMETRI, DAN PENGAMATAN PASANG SURUT DI PANTAI DESA KARYA TANI KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI, KABUPATEN LAMPUNG TIMUR, PROVINSI LAMPUNG PETA ORIENTASI LOKASI PEKERJAAN Lokasi kegiatan berada di Desa Karya Tani, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, Prov. Lampung.
Gambar 1 Peta lokasi pekerjaan di Kabupaten Lampung Timur
Gambar 2 Peta lokasi pekerjaan di Desa Karya Tani.
Gambar 3 Peta lokasi pekerjaan.
SURVEI TOPOGRAFI Survei topografi dengan total panjang adalah 4 km. Survei ini dilakukan 100 meter ke arah daratan. Lokasi survey ada di beberapa titik, yaitu:
A. LOKASI SURVEY TOPOGRAFI Panjang pantai yang perlu disurvey adalah sekitar 4 km sepanjang pantai dan 100 meter ke arah daratan (koordinat perkiraan batas lokasi ada di Tabel 1 dalam gambar). BM sebanyak 5 buah dan CP sebanyak 5 buah . Lokasi pantai sekitar 350 km dari Bandar Lampung dan dapat ditempuh dengan mobil selama 3 – 3,5 jam.
Gambar 4 Lokasi survei Topografi di Pantai Desa Karya Tani. Tabel 1 Koordinat Perkiraan Batas Lokasi Survey Pantai Desa Karya Tani No
Nama Titik
Koordinat
1.
1
591026.00 m E ; 9397660.00 m S
2.
2
590843.00 m E ; 9393611.00 m S
3.
3
590992.00 m E ; 9393572.00 m S
4.
4
591125.00 m E ; 9397646.00 m S
B. LINGKUP SURVEY TOPOGRAFI 1) Pemasangan 5 bench mark dan 5 control point Pengukuran rangka pemetaan daerah (poligon dan waterpass dengan patok setiap 200 meter). Pengukuran poligon dilakukan dengan sistem tertutup (kring-tertutup).. 2) Pengukuran poligon Pada pengukuran polygon utama maupun cabang semua BM yang dekat dengan jalur pengukuran tersebut harus diukur. Polygon cabang: a Alat ukur yang dipakai boleh jenis T2 atau yang sejenis. b Pengamatan sudut horizontal dilakukan 1(satu) seri. c Jarak diukur dengan pita ukur baja dengan pergi pulang (2 kali bacaan jarak). Jika kring polygon terlalu besar harus dibagi menjadi beberapa kring tertutup. Titik 0 (nol) ditetapkan berdasarkan pengamatan pasang surut setempat atau tinggi muka laut rata-rata (MSL). 3) Pengukuran waterpass, 4) Pengukuran situasi dan pengukuran rincian batas vegetasi, dan batas kondisi geomorfologi pantai seperti ruas pantai kritis, headland dsb secara detail. a Pengukuran situasi ini dilakukan dengan metode raai yang harus terikat pada titik titik polygon. b Kerapatan pengambilan titik-titik detail ketinggian (spot height) pada daerah datar maksimum 20 m dan daerah tebing disesuaikan agar garis kontur tergambar dengan teliti. c Pengambilan data rincikan seperti batas-batas kondisi geomorfologi kebun, lahan, nama kampung /desa, batas hutan, alang-alang, kebun dan lain-lain, harus tercakup didalam kegiatan pekerjaan pengukuran situasi ini. 5) Penggambaran peta dasar yang elevasinya telah diikatkan LLWL (hasil analisa pasang surut). 6) Pengukuran situasi detail dengan kerapatan titik tinggi yang sesuai dengan penggambaran peta skala 1 : 2.000.
SURVEI BATIMETRI Survei batimetri dengan total panjang adalah 4 km. Survei ini dilakukan 1 km ke arah lautan.
A. LOKASI SURVEY BATIMETRI Panjang pantai Desa Karya Tani yang perlu disurvey adalah sekitar 4 km sepanjang pantai dan 1 km ke arah lautan (koordinat perkiraan batas lokasi ada di Tabel 2).
Gambar 5 Lokasi survei batimetri di Pantai Desa Karya Tani Tabel 2 Koordinat Perkiraan Batas Lokasi Survey Pantai Desa Karya Tani No
Nama Titik
Koordinat
1.
1
591125.00 m E ; 9397646.00 m S
2.
2
590992.00 m E ; 9393572.00 m S
3.
3
591992.00 m E ; 9393522.00 m S
4.
4
592129.00 m E ; 9397619.00 m S
B. LINGKUP SURVEY BATIMETRI Ketentuan survei adalah sebagai berikut: 1) 2) 3) 4)
Menentukan datum Jarak antara jalur sounding 50 m. Jarak antara jalur cross check 200 m. Menggunakan single beam echosounder.
Gambar 6 Sketsa Jalur Sounding dan Jalur Cross Check
SURVEY HIDROOSEANOGRAFI Survey hidrooseanografi yang dilakukan adalah: 1. Pengamatan Pasang Surut Pengamatan pasang surut dilakukan selama 15 hari sebanyak satu titik dengan pengambilan data setiap jam. Pengamatan pasang surut ini dilakukan pada saat yang bersamaan dengan survei topografi dan batimetri. Survei dilakukan selama 15 hari karena selama kurun waktu tersebut sudah mewakili kondisi spring tide dan neap tide.
KELUARAN 1)
2)
3)
4)
Laporan Survei Topografi dan Batimetri yang berisi di dalamnya: a. Lingkup b. Metodologi c. Pengolahan dan Analisa Data yang salah satu bagiannya adalah Risalah Pengikatan dan Koreksi Elevasi Topografi dan Batimetri d. Lampiran Pengolahan Data Topografi dan Batimetri dalam bentuk excel e. Buku Ukur f. Deskripsi Bench Mark dan Control Point g. Foto-foto survei dengan keterangan pengikatan Laporan Survei Hidro-Oseanografi yang terdiri dari : a. Pasang Surut (ada koordinat pengukuran) b. Survei dan hasil survei serta penambahan NAOTIDE sampai 30 hari c. Analisa pengikatan referensi topografi dan batimetri terhadap elevasi air laut d. Analisa hasil untuk mendapatkan elevasi penting h. Foto-foto survei dan keterangan i. Data Survei Pasut/Arus dan Hasil Analisa dalam bentuk file excel dan terlampir Penggambaran Peta Dasar berupa: a. Peta Indeks (skala 1:10000) untuk menggambarkan indeks. b. Peta Dasar Rinci (skala 1:2000) untuk menggambarkan peta rinci masing-masing indeks dengan syarat: i). Menggunakan/digambarkan di dalam peta adalah skala garis Pinggiran Gambar ada koordinat UTM/LATLON ii). Elevasi hasil analisa Pasut di bagian LEGENDA iii). Dalam peta dasar harus ditampilkan nama-nama dusun, nama desa, situasi detail. iv). Digambarkan detail posisi rumah-rumah (jumlah dan lokasi harus jelas) dan bangunan eksisting. v). Kontur kedalaman tiap 0,5 meter (yang bisa dimatikan kalau ingin lihat kontur kedalaman tiap 1m) vi). memuat juga hasil pengukuran batimetri c. Deskripsi Bench Mark dan Control Point d. Peta tampang melintang pantai, dengan interval satu penampang dengan penampang lain adalah 200 m. Panjang penampang minimal 200 m ke arah laut diukur dari daratan (sekitar 20 m dari garis pantai pada MSL), atau sampai pada batas terumbu karang & atau sampai pada kedalaman 20 m. Skala gambar H 1:1000 dan V 1:100. e. Pada tiap kelipatan 5 m garis kontur (major contur) dibuat tebal dan dilengkapi dengan elevasinya, demikian juga setiap 1 m (minor contur). f. Peta ikthisar (ukuran A1) dengan skala yang disesuaikan. g. Deskripsi kondisi geomorfologi pantai mencakup ruas pantai kritis dan profilnya, headland dsb. Laporan-laporan ini diminta dalam bentuk: a. 1 copy Laporan Lapangan Topografi dan Bathimetri b. 1 copy Laporan Lapangan Hidro-Oceanografi c. Buku Ukur d. 1 CD yang berisi : Laporan Topografi dan Bathimetri Laporan Hidro-Oceanografi Soft copy Peta Dasar dalam format dwg.