KERANGKA ACUAN KERJA SURVEI DAN PEMETAAN TOPOGRAFI DAERAH TRAWAS BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Pesatnya pertumbuhan ekonomi dan peningkatan investasi dalam pemanfaatan sumber daya alam, maka kebutuhan akan informasi geografis suatu wilayah dalam skala yang besar dan lebih detail merupakan hal yang sangat penting. Ditinjau dari keadaan di atas, maka pihak-pihak yang berkepentingan dengan adanya kebutuhan akan informasi yang lebih detail tentang kondisi topografi suatu daerah perlu mengadakan survey dan pemetaan mengenai kondisi topografi tersebut. Mengingat tertinggalnya atau lambatnya Indonesia dalam memetakan seluruh wilayahnya dalam memetakan seluruh wilayah Indonesia. Peta topografi adalah peta yang menggambarkan relief permukaan bumi/tanah yang dinyatakan dengan garis ketinggian (kontur) memperlihatkan unsur-unsur asli/alam dan unsur-unsur buatan manusia seperti jalan, jembatan, gedung dan sebagainya di atas permukaan bumi ini. Peta topografi juga disebut sebagai peta umum, sebab dalam peta topografi tersebut unsur-unsur yang disajikan bukan hanya satu jenis saja tetapi juga menyajikan semua unsur yang ada di permukaan bumi. Penyajian tersebut tentu disesuaikan dengan skala peta topografi tersebut. Jadi peta topografi dapat digunakan untuk bermacam-macam tujuan. Peta topografi dikenal sebagai peta dasar yang digunakan sebagai sarana perencanaan umum untuk suatu pekerjaan perencanaan pembangnan suatu wilayah.
1.2
Tujuan Tujuan dari pekerjaan pemetaan topografi ini adalah untuk mendapatkan informasi yang detail mengenai bentuk permukaan tanah secara umum yang dilengkapi dengan tampakan-tampakan khas, baik berupa unsur-unsur alami maupun unsur-unsur buatan dan dapat dipertanggungjawabkan, dengan tujuan memberikan informasi topografi suatu wilayah.
1.3 Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan pengukuran untuk survey dan pemetaan topografi yang akan dilaksanakan meliputi : Persiapan a. Kantor - Administrasi, meliputi perijinan dan dokumen kontrak - Pembuatan usulan teknik dan biaya - Pembuatan rencana pekerjaan pengukuran - Pencarian informasi mengenai kondisi lapangan - Pengadaan peta dasar - Pengadaan citra satelit - Persiapan peralatan + personel
b. Lapangan - Orientasi lapangan - Persiapan base camp - Persiapan material yang dibutuhkan - Mobilisasi di lapangan - Menentukan batas-batas areal pengukuran/pemetaan topografi - Melaksanakan survey dan perencanaan pemetaan topografi pada wilayah Trawas sesuai dengan perencanaan - Melakukan survey Geodetik dengan metode Radial. - Menentukan titik Ground Control point (GCP) Pelaksanaan - Pemasangan Bench Mark dan patok - Pengukuran dengan GPS geodetik - Pengukuran meliputi kerangka kontrol horizontal dan kerangka kontrol vertikal - Pengukuran detail situasi - Mengukur Ground Control Point (GCP) Pekerjaaan Studio - Pengolahan data - Editing data dan penggambaran, Penggambaran/pembuatan peta yang dihasilkan adalah peta topografi dan profil (memanjang dan melintang) sesuai dengan perencanaan. - Plotting hasil pengukuran - Pelaporan
BAB II METODOLOGI 2.1 Teknis Pengukuran topografi yang akan dilaksanakan meliputi pengukuran kerangka kontrol horizonta dan kerangka kontrol vertikal. Sebelum dilakukan pengukuran kerangka tersebut terlebih dahulu dilakukan pengukuran dengan menggunakan GPS. Tujuan dari pembuatan kerangka kontrol ini adalah untuk pengukuran selanjutnya, misalkan pengukuran cabang dan pengukuran detil situasi. Lokasi Wilayah Studi Lokasi pekerjaan survey topografi ini berada di kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Dengan kondisi topografi yang cukup curam.
2.1.1 Pelaksanaan Lapangan Secara umum tahapan pelaksanaan lapangan adalah sebagai berikut : 1. Pembuatan dan pemasangan Bench Mark (BM)/Patok Poligon a. Penyebaran titik Ground Control Point (GCP) terlebih dahulu direncanakan pada peta kerja. GCP yang dipasang tersebut dalam pelaksanaannya dapat diikatan terhadap Titik Kerangka Nasional (apabila ada) yang dipasang dan diukur oleh Bakosurtanal atau Badan Pertanahan Nasional (BPN), sehingga menjadi satu sistem dengan Peta Nasional. b. BM pada titik GCP dan kerangka dasar dibuat dari beton dengan ukuran 25 x 25 cm dengan panjang 100 cm, ditanam ke dalam tanah sedalam 75 cm c. Patok-patok kayu yang digunakan untuk pengukuran poligon dan detail-detail situasi, harus dipilih kayu yang cukup keras, lurus
dengan diameter sekitar 5 Cm atau ukuran 4 x 6 Cm dan panjang 50 Cm, bagian bawahnya diruncingkan, bagian atas dan bagian tengahnya diratakan untuk penulisan nomor patok. Patok harus ditanam cukup kuat sedalam lebih kurang 35 Cm (sisa di atas 15 Cm). d. Untuk memudahkan pencarian patok sebaiknya pada pohon-pohon di sekitar BM/patok (bila ada) diberi cat atau pita atau tanda-tanda tertentu yang dapat terlihat dengan jelas. e. Jarak antar patok poligon dapat dipasang maksimal 200 m atau disesuaikan dengan keadaan medan dan kempauan jangkauan alat. f. Pada lokasi-lokasi khusus di mana tidak mungkin dipasang patok, seperti di atas permukaan aspal atau di atas permukaan batu, maka titik-titik poligon ditandai dengan paku yang dilingkari cat merah dan diberi nomor. 2. Pengukuran GPS a. Sebelum dilakukan pengukuran di lapangan, terlebih dahulu membuat kerangka pengukuran di atas citra. Hitung Strenght of Figurenya. b. Nilai SOF <1 c. Pengukuran dilakukan dengan GPS geodetik dengan spesifikasi sebaga berikut: Alat yang digunakan adalah GPS Geodetik merk Toppcon Hyper II Tracking sinyal : GPS, GLONASS, EGNOS dan MSAS Akurasi : kesalahan < 0.5 m Terdapat pesan suara mengenai status receiver. d. Minimal pengamatan setiap titik adalah 2 jam. 3. Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal dan Vertikal a. Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal Pengukuran poligon menggunakan alat ukur Total Station dengan spesifikais seagai berikut: - Total Station dengan merk Topcon GTS-235 N - Ketelitin sudut : 5’’ - Keteitian jarak : ± (2mm + 2 pp xD) - Internal memory : 24.000 points - Perbesaran lensa 30x Pengukuran poligon utama diikatkan ke BM GCP yang diukur dengan menggunakan GPS. Jarak antar poligon maksimal 200 meter. Ketelitian untuk poligon utama adalah sebagai berikut : - Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10” kali akar jumlah titik poligon (10√n). Ketelitian jarak linier harus lebih kecil dari 1/10000. Pengukuran poligon cabang dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: - Pengukuran poligon cabang menggunakan metode terikat sempurna diikatkan pada titik kerangka kontrol horizontal utama.
-
Toleransi penutup sudut maksimum adalah 20” kali akar jumlah titik poligon (20√n). - Ketelitian jarak linier harus lebih kecil dari 1/5000 b. Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal Pengukuran dilakukan dengan cara trigonometris. Alat yang digunakan sama dengan alat yang digunakan untuk mengukur poligon utama. Pengukuran vertikal dilakukan setiap jarak 50 meter. Batas ketelitian yang dicapai tidak boleh lebih dari 40√D (milimeter), dimana D adalah panjang pengukuran (Km). Referensi levelling menggunakan elevasi dari pengukuran GPS yaitu ketinggian ellipsoid. Toleransi ketelitian beda tinggi adalah 40 mm D, (D = jumlah panjang jarak jalur pengukuran dalam kilometer), kecuali pada jalur dimana diletakkan posisi BM toleransinya 20 mm D 4. Pengukuran Situasi Pengukuran situasi dan detail dilakukan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : a. Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem atau cara Tachymetri, yang mencakup semua objek yang dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada di sepanjang jalur pengkuran. b. Akurasi alat yang digunakan maksimal 30” c. Setiap data pengukuran harus dilengkapi dengan sketsa lapangan. d. Setiap data ukur harus diberi kode seperti kaki slope, kepala slope, elevasi, alur (creek), jalan, sungai, rawa dll. e. Dalam pengambilan data perlu diperhatikan keseragaman penyebaran dan kerapatan titik yang cukup sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar. f. Pengukuran sungai dilakukan pada tepi atas, tepi bawah dan as dengan kerapatan maksimal 15 meter g. Pengukuran alur dilakukan pada as dengan kerapatan maksimal 15 meter. 2.2 Pekerjaan Studio Pekerjaan studio merupakan kegiatan yang berhubungan dengan proses pekerjaan tahap akhir yang meliputi : 1. Pengolahan data hasil pengukuran GPS a. Pengolahan data GPS dengan metode radial ini diolah dengan menggunakan software Topcon Tools v.8.2.3 yang akan menghasilkan koordinat (X,Y,Z) b. Rektifikasi citra menggunakan software ErMapper v 7.1, sedangkan koreksi geometriknya menggunakan satelit GeoEye c. Subsetting citra satelit didasarkan pada data survey pendahuluan mengenai batas wilayah/area yang akan disurvey. 2. Pengolahan data – data kerangka kontrol horisontal dan vertikal a. Pengukuran kerangka kontrol dilakukan menggunakan alat ukur Total Station dimana data yang diamati di lapangan berupa sudut (vertikal & horizontal) dan jarak serta variabel lainnya direkam langsung kedalam data kolektor atau pada internal memori alat tersebut yang selanjutnya dapat di download/ditransfer kedalam komputer PC atau Notebook
menggunakan software yang tersedia misalnya Autoland Development, MicroSurvey CAD, Topcon dan lainnya untuk segera dapat diproses. Proses download/transfer data ini dilakukan setiap hari sepulang dari lapangan untuk dapat segera mengantisipasi dan merencanakan progress kerja selanjutnya. b. Jika toleransi ketelitian tidak tercapai maka harus dilakukan pengukuran ulang pada sisi yang salah. c. Perhitungan dapat diterima jika batas toleransi telah dipenuhi. 3. Hasil Pengukuran situasi dan Detil Topografi a. b. Pengolahan data situasi dan detail topografi dilakukan dengan menggunakan software MicroCadsurvey c. Sebelum data situasi dan detail topografi diolah, terlebih dahulu harus disiapkan garis breaklines. Garis breaklines harus dibuat pada setiap : 1. Kepala dan kaki slope 2. Tepi atas dan tepi bawah sungai 3. As alur 4. Kedua tepi jalan 5. Surface editing c. Proses pembuatan surface pada software survey berupa Triangulation Irreguler Network (TIN) harus melibatkan seluruh data topografi (X,Y,Z) dan garis breaklines d. Surface editing dilakukan langsung pada TIN tetapi harus menggunakan garis breaklines e. Cek terhadap data situasi dan detail topografi dilakukan secara bertahap dengan menampilkan gambar kontur yang dilengkapi dengan gambar situasi. Jika koordinat kerangka dasar dan poligon cabang belum final, perhitungan koordinat data situasi dan detail topografi dihitung dengan koordinat sementara. f. Jika terdapat kekeliruan (data lapangan salah atau kurang) maka harus dilakukan pengecekan ulang terhadap data situasi dan detail topografi. g. Proses pembuatan surface final dengan menggunakan koordinat definitif dilakukan secara bersamaan untuk seluruh area pemetaan, selanjutnya dilakukan proses pembuatan kontur. Gambar kontur harus sesuai dengan sketsa lapangan. 4. Pembuatan Peta Pembuatan Peta adalah penggambaran titik-titik kerangka dasar pengukuran dan titik-titik detail yang dinyatakan dengan penyebaran patok, BM, titik-titik ketinggian dan obyek-obyek lainnya yang dianggap perlu dalam suatu areal pekerjaan. Penggambaran areal pekerjaan diproyeksikan pada bidang datar dengan skala 1 : 1000, Interval kontur 0,5 meter, ukuran lembar peta A0 (1200 mm x 900 mm). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses penggambaran peta antara lain : 1. Peta topografi harus memuat : a. Judul peta b. Peta lokasi proyek c. Peta indeks
d. Lembar sheet e. Arah Utara peta f. Legenda g. Garis kontur dengan interval 1 meter h. Gambar situasi : jalan, bangunan, sungai, rawa, alur, dll. i. Bench Mark j. Garis dan angka grid dengan interval 200 meter 2.
Peta Traverse/Poligon harus memuat : a. Judul peta b. Peta lokasi proyek c. Peta indeks d. Lembar sheet e. Arah Utara peta f. Legenda g. Bench Mark h. Titik poligon kerangka dasar i. Titik poligon cabang j. Gambar situasi : jalan, bangunan, sungai, rawa, alur, dll.
3. Pada peta digital (softcopy), setiap elemen/objek harus dibuat dalam layer tersendiri 2.3 Pelaporan dan Data 1. Pembuatan Laporan Pembuatan laporan dilakukan untuk memberikan gambaran hasil pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan, sehingga dapat diketahui kondisi areal pekerjaan secara umum, informasi lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan survey dan pemetaan. Laporan yang akan disampaikan adalah : a. Laporan Pendahuluan, berisi laporan mengenai rencana kerja b. Laporan Mingguan, berisi laporan mengenai kemajuan pekerjaan mingguan c. Laporan Bulanan, berisi laporan mengenai kemajuan pekerjaan bulanan d. Laporan Akhir, berisi laporan hasil seluruh pekerjaan 2. Penyerahan Data Data-data yang diserahkan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan adalah : a. Satu berkas laporan tertulis tentang pelaksanaan pekerjaan b. Print out peta topografi skala 1 : 1.000 c. Peta topografi dalam bentuk softcopy dengan menggunakan software Autocad (file dwg) d. Data asli hasil pengukuran g. Data hasil perhitungan dalam bentuk softcopy dan hardcopy h. Koordinat topografi (Easting, Northing, Elevation, Code) i. Foto dan deskripsi Bench Mark 2.4 Jangka Waktu Pelaksanaan
Keseluruhan jadwal waktu jasa survey pemetaan Daerah Batu ini terdiri dari pekerjaan perencanaan teknik yang dilakukan dalam periode 100 hari kerja. Rencana Pemetaan Topografi N O
URAIAN KEGIATAN
MINGGU KE 1 2 3 4 5 6 7 8 9
I
PERSIAPAN Perjalanan ke lokasi Persiapan Administrasi
II
III
IV
Persiapan Teknis IDENTIFIKASI MASALAH DAN KEBUTUHAN -Pemecahan Masalah / Solusi Masalah -Penyiapan Kebutuhan Spesifik TAHAP SURVEY LAPANGAN DAN PENGUMPULAN DATA -Pengukuran Dengan Menggunakan Alat GPS -Pengukaran polygon utama -Pengukuran polygon cabang dan detail -Dokumentasi TAHAP PENGGUNAAN SOFTWARE -Pengolahan data -Penggabaran peta lapangan
V
PELAPORAN -Laporan Akhir -Persentase Laporan Akhir
VI
PENYERAHAN PEKERJAAN -Penyerahan peta dan data
1 0
1 1
1 2
1 3
1 4
1 5
BAB III TENAGA AHLI 3.1 Tenaga Ahli Pada bagian ini akan dijelaskan tentang tenaga ahli yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek survey dan pemetaan tersebut. 3.1.1 Spesifikasi Tenaga Ahli Dalam sebuah tim survei topografi, idealnya terdapat personel dengan kualifikasi sebagai berikut: 1. Chief surveyor Berpendidikan minimal Strata 2 Geodesi dan Geomatika. Sebagai koordinator seluruh anggota tim survei dan bertanggung jawab atas organisasi dan pelaksanaan proyek dengan intelegensi, negoisasi, dan penguasaan diri. Selain itu, seorang chief surveyor harus dapat menyiapkan segala kebijakan untuk mendukung jalnnya pencapaian target besar proyek dan mengambil keputusan terhadap segala permasalahan pekerjaan oleh anggota tim di lapangan 2. Ahli Geodesi Berpendidikan minimal Strata 1. Sebagai perancang dan pemberi masukan serta leader dari para surveyor di lapangan. 3. Surveyor GPS. Berpendidikan minimal Strata 1. Bertugas menentukan Ground Control Point, mengukur serta menghitung hasil dari pengukuran GPS. 4. Surveyor Berpendidikan minimal SLTA. Sebagai anggota tim di barisan depan, surveyor harus melaporkan tahapan pekerjaan ataupun hasil pekerjaan dalam bentuk data ukur yang validasinya telah dilaksanakan dengan chief surveyor dan akan digunakan untuk dasar perhitungan kemajuan serta keberhasilan sebuah proyek. 5. Asisten Surveyor Bertugas membantu serta mengaplikasikan keputusan surveyor di lapangan dengan persetujuan dan kontrol penuh dari surveyor. Asisten surveyor bisa memberi masukan untuk menyelesaikan permasalahan teknis di lapangan 6. Drafter Bertugas menggambar hasil dari perhitungan dilapangan ke dalam sebuah software sehingga menghasilkan sebuah output peta. 7. Tenaga Lokal Bertugas membantu surveyor memobilisasi instrumen survei dan peralatan pendukung lainnya. 8. Administrasi dan Keuangan Bertugas membuat surat perijinan, mengatur jadwal pelaksanaan serta mengatur rancangan anggaran biaya dan pembukuannya. 9. Asisten Umum Asisten umum bertugas membantu semua elemen dalam melaksanakan pekerjaannya
Jumlah tenaga yang dibutuhkan: Team Leader : 1 orang Ahli Geodesi : 4 orang Surveyor GPS : 4 orang Asisten surveyor : 8 orang Drafter : 8 orang Tenaga lokal : 16 orang Administrasi : 2 orang Asisten umum : 4 orang Pada wilayah pengukuran ini disusun empat tim survey topografi yang dipimpin oleh satu orang ahli geodesi, sebagai berikut : 1. Tim satu Tim ini dibentuk untuk melakukan pengukuran GCP. Terdiri dari 2 orang surveyor GPS, 1 orang ahli geodesi, 2 orang asisten surveyordan 4 orang tenaga lokal. 2. Tim dua Tim ini dibentuk untuk melakukan pengukuran GCP. Terdiri dari 2 orang surveyor GPS, 1 orang ahli geodesi, 2 orang asisten surveyordan 4 orang tenaga lokal. Tim tiga 3. Tim ini dibentuk untuk melakukan pengukuran detail situasi. Terdiri dari 1 orang ahli geodesi, 2 orang asisten surveyordan 4 orang tenaga lokal. Tim empat 4. Tim ini dibentuk untuk melakukan pengukuran detil situasi. Terdiri 1 orang ahli geodesi, 2 orang asisten surveyordan 4 orang tenaga lokal. Struktur Organisasi Tenaga Ahli Berikut adalah bagan struktur organisasi tenaga ahli dalam proyek ini. Chief Surveyor Asisten Surveyor Divisi Topografi
Divisi Durvey GPS
Ahli Geodesi
Asisten Surveyor
Tenaga Lokal
Berikut adalah tugas dan tanggung jawab tenaga ahli, yaitu:
Divisi Pendukung
Surveyor GPS
Administr
Ahli Geodesi
Asisten Um
1. Chief Surveyor Mengkoordinir seluruh aktifitas tim dalam mengelola kegiatan baik di kantor maupun di lapangan. Bertanggung jawab terhadap Pemberi Pekerjaan yang berkaitan terhadap kegiatan tim pelaksana pekerjaan dan pelaksanaan pekerjaan yang sedang berlangsung. Membuat jadwal kegiatan Memonitoring progress pekerjaan yang dilakukan tenaga ahli. Mengarahkan Seluruh anggota tim dalam menyiapkan laporan yang diperlukan. Mengkaji ulang serta pengecekan seluruh hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan. Melaksanakan presentasi dengan direksi pekerjaan dan instansi terkait. Bertanggung jawab terhadap hasil akhir pekerjaan. 2. Ahi Geodesi Mengkoordinir kegiatan tim-tim surveyor dalam melaksanakan pekerjaan survey dan pemetaan topografi Menyiapkan program kerja yang mengarahkan team surveyor topografi dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan. Koordinasi dalam penentuan referensi yang digunakan oleh direksi pekerjaan. Memeriksa data lapangan dan membantu melakukan analisis data serta mengarahkan tim dalam penggambaran. Menghadiri diskusi dan memimpin asistensi pengukuran. Bertanggung jawab terhadap hasil pengukuran topografi di lapangan. 3. Asisten Surveyor Melaksanakan pekerjaan topografi sesuai dengan kerangka acuan kerja (KAK). Mengikuti diskusi perencanaan pengukuran yang dipimpin oleh ahli geodesi dan surveyor GPS Teliti dalam melakukan pengukuran. Bertanggung jawab menjaga dan menggunakan peralatan survey. Menggambar sketsa pengukuran di lapangan. Mencatat hal-hal yang diperlukan selain daripada data ukuran. Melaporkan hasil pekerjaan kepada ahli geodesi serta masalah-masalah yang dihadapi. 4. Drafter Mengolah data hasil pengukuran dilapangan secara digital menggunakan software. Membantu editing data untuk penggambaran peta topografi serta desain peta. Memeriksa gambar-gambar yang telah diediting Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan penyajian data. Membuat laporan hasil akhir pekerjaan. 5. Administrasi Mencetak formulir-formulir maupun berkas-berkas yang diperlukan untuk menunjang kegiatan pengukuran. Memeriksa gambar-gambar yang telah diediting Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan penyajian data. Membuat laporan hasil akhir pekerjaan. Bertangguangjawab dalam pelapporan keuangan 6. Asisten Umum Membantu staf administrasi dalam pembuatan proposal perijinan, pelaporan dan keuangan Bersedia membantu anggota tim lain tanpa terkecuali. 7. Tenaga Lokal
Melaksanakan pekerjaan topografi sesuai dengan kerangka acuan kerja Mengikuti diskusi perencanaan pengukuran yang dipimpin oleh ahli geodesi dan surveyor GPS Teliti dalam melakukan pengukuran. Bertanggung jawab menjaga dan menggunakan peralatan survey. Mencatat hal-hal yang diperlukan selain daripada data ukuran. Melaporkan hasil pekerjaan kepada ahli geodesi serta masalah-masalah yang dihadapi
BAB IV BIAYA 4.1
Anggaran Biaya a. Personel No Jenis Biaya
Rincian Volume Volume Kegiatan Kegiatan Satuan Ha ri Biaya Personel 1 10 100 0 4 10 400 0 8 80 640
Harga Satuan
Jumlah
500000
5000000 0 1600000 00 2240000 00 1920000 00 2000000 00 1920000 00 3200000 0 9600000 0 3500000 0 4800000 0 1229000 000
1
Team Leader
2
Ahli Geodesi
3
Surveyor
4
Asisten Surveyor
8
80
640
300000
5
Drafter
8
800
250000
6
Tenaga Lokal
16
10 0 80
1280
150000
7
Surveyor GPS
4
20
80
400000
8
Driver
8
80
640
150000
9
Administrasi dan keuangan Asisten Umum
2
10 0 80
200
175000
320
150000
10
4
400000 350000
Jumlah
b. Akomodasi No Jenis Biaya
2.1 2.2
Sewa Mobil + BBM Sewa Motor + BBM
Rincian Volume Volume Kegiatan Kegiatan Satuan Hari Biaya Mobilisasi 8 80 640 8
80
640
Harga Satua n
Jumlah
50000 0 10000 0
3200000 00 6400000 0 3840000 00
Harga
Jumlah
Jumlah
c. Peminjaman Alat No Jenis Biaya Rincian Volume
Volume
Kegiatan Kegiatan Satuan Hari Biaya Persewaan Alat 8 80 640
3.1
Total Station
3.2
GPS Geodetic
4
20
80
3.3
GPS Handheld
10
80
800
3.4
Handy Talky
30
80
2400
Satuan
350.00 0 1.000.0 00 100.00 0 30.000
2240000 00 8000000 0 8000000 0 7200000 0 4560000 00
Harga Satuan
Jumlah
500000
400000 0 300000 0 200000 0 100000 0 500000 200000 0 500000 0 600000 100000 0 191000 00
Jumlah
d. Peralatan No Jenis Biaya
Rincian Volume Volume Kegiatan Kegiatan Satuan Hari Biaya Alat dan Bahan 8
4.1
BM Utama
4.2
BM Bantu
30
100000
4.3
Printer
4
500000
4.4
Tinta
10
100000
4.5 4.6
Kertas Print Peta A2
10 40
50000 50000
4.7
Aki
5
4.8 4.9
pylox perkakas (Palu, Paku, Sabit,dll)
20
100000 0 30000
Jumlah
e. Akomodasi No Jenis Biaya
Rincian Volume Volume Kegiatan Kegiatan Satuan Hari Biaya Penginapan dan Konsumsi
Harga Satuan
Jumlah
5.1
Makan
15
100
1500
20000
5.2
Makan
44
80
3520
20000
5.3
Makan Surveyor GPS Minum Penginapan Team Leader Penginapan Ahli Geodesi Penginapanl Surveyor + Asisten Penginapan Surveyor GPS Penginapanr Hotel Driver Penginapan Admin, Assist umum
4
20
80
20000
4 1
100 80
400 80
15000 400000
4
80
320
300000
4
80
320
250000
2
80
160
300000
2
80
160
200000
2
80
160
200000
5.4 5.5 5.6 5.7
5.8 5.9 5,1 1
Jumlah
3000000 0 7040000 0 1600000 6000000 3200000 0 9600000 0 8000000 0 4800000 0 3200000 0 3200000 0 4280000 00
f. Total Anggaran Kegiatan Pekerjaan Tahun Anggaran Lokasi N o I
BIAYA PERSONEL
: : Pemetaan topografi detail : 2015 : TOTAL BIAYA (Rp) 1.229.000.000.00 Rp
II
BIAYA MOBILISASI
Rp
384.000.000.00
III
BIAYA PERSEWAAN ALAT
Rp
456.000.000.00
IV
BIAYA ALAT DAN BAHAN
Rp
19100000.00
V
BIAYA PENGINAPAN DAN KONSUMSI
Rp
428000000.00
Jumlah Setelah PPN =
Rp
2.516.100.000.00
PPN 10% =
Rp
251610000
Jumlah Setelah PPN =
Rp
2.767.710.000.00
URAIAN
Terbilang : Dua Milyar Tujuh Ratus Enam Puluh Tujuh Juta
Tujuh Ratus Sepuluh Ribu Rupiah