TUGAS MATA KULIAH TRANSPORT SEDIMEN “ Prisma Pasang Surut “
Disusun Oleh:
Tri Abdul Hidayat NIM. 26020215130107 26020215130107
Dosen Pengampu :
Ir. Sidhi Saputro, M. Phill. NIP. 19531104 19531104 198803 1 001
DEPARTEMEN OSEANOGRAFI FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2018
PRISMA PASANG SURUT
Prisma pasang surut (Tidal Prism) adalah volume air yang masuk dari laut ke sungai lewat muara antara “ Low Water Slack ” dan “ High water Slack ” berikutnya. Pada keadaan dimana tidak ada debit air tawar dari sungai, maka air yang masuk ke sungai pada saat pasang ( flood ) dan yang keluar dari sungai pada saat surut (ebb) volumenya adalah sama. Prisma pasang surut (P) dapat ditentukan berdasarkan dua cara yaitu dengan cara pengukuran langsung dari penampang sungai di daerah yang terpengaruh gerakan pasang surut dan pengukuran debit (arus) di lokasi muara sungai (Veronita, et al , 2015). Prisma pasang surut sebenarnya termasuk aliran air tawar yang terakumulasi selama banjir pasang (Gambar 1). Ini dapat diperkirakan sebagai setengah aliran air tawar selama periode pasang surut (0.5QFW), seperti yang telah ditunjukkan bahwa asimetri dalam durasi banjir dan arus surut memiliki efek minimal pada hasil model (Luketina, 1998). Sisa dari prisma pasang surut adalah inflow dari laut selama banjir, direpresentasikan sebagai rata-rata tingkat aliran QFL dari waktu ke waktu T, sehingga:
=0,5 + Karena aliran air tawar selama surut (sisa 0,5QFW) juga berkontribusi terhadap pembilasan, penilaian waktu pergantian yang benar dalam kasus yang melibatkan aliran air tawar harus mencakup VTP + 0,5Q FW (Gambar 1), meskipun ini mungkin merupakan koreksi kecil. Formulasi model prisma pasang surut ini mengasumsikan bahwa muara tercampur dengan baik pada saat pasang naik dan bahwa ada pertukaran lengkap dari volume prisma pasang surut pada setiap siklus pasang surut. Tidak ada air yang keluar saat surut kembali; itu diganti dengan air baru yang bercampur sepenuhnya ke dalam muara saat banjir. Asumsi-asumsi ini, yang merupakan pembilasan maksimum, tidak selalu dipenuhi; dalam kasus seperti itu, model prisma pasang surut harus disesuaikan untuk hanya memasukkan komponenkomponen yang berkontribusi terhadap pembilasan. Mengabaikan penyesuaian ini biasanya akan menyebabkan perkiraan waktu perputaran (Sanford et al. 1992; Koutitonsky et al. 2004).
Persamaan Prisma Pasut
= ∫ () Keterangan: P
: prisma pasang surut
T p
: periode air pasang
Ts
: periode air surut
Q(t)
: debit yang lewat mulut sungai
T
: periode pasang surut = T p + Ts
Apabila kurva pasut di laut adalah sinusoidal, prisma pasut dapat didekati dengan rumus:
= Keterangan: Qmax : debit maksimum Ck
: faktor koreksi yang besarnya antara 0,811 dan 0,999
Stabilitas Muara Sungai
Faktor penting yang menentukan pembentukkan mulut sungai adalah prisma pasang surut dan transpor sedimen sepanjang pantai total, yang dinyatakan dalam bentuk W/M tot. M tot tersebut adalah jumlah transpor sedimen netto dari berbagai arah gelombang datang di pantai yang ditinjau (m3 /tahun) sedangkan W adalah prisma pasang surut.
DAFTAR PUSTAKA Koutitonsky, v. G., t. Guyondet, a. St-hilaire, s. C. Courtenay, and a. Bohgen. 2004. Water Renewal Estimates for Aquaculture Developments in The Richibucto Estuary, Canada. Estuaries 27:839 – 850. Luketina, D. 1998. Simple tidal prism models revisited . Estuarine Coastal and Shelf Science 46:77 – 84. Sanford, l. P., w. C. Boicourt, and s. R. Rives. 1992. Model for estimating tidal flushing of small embayments. Journal of Waterway, Port, Coastal, and Ocean Engineering 118:635 – 654 Veronita, F., Rispiningtati, S. Marsudi. 2015. Analisis Stabilitas Penyumbatan Muara Sungai Akibat Fenomena Gelombang, Pasang Surut, Aliran Sungai, dan Pola Pergerakan Sedimen pada Sungai Bang, Kabupaten Malang. Universitas Brawijaya