Tokoh Islam Di Bidang Kedokteran
Ibnu Sina
Nama lengkapnya Abu Ali al-Husain Ibnu Abdullah Ibnu Sina (wafat tahun 428H/1037M), beliau dibesarkan di lembah Sungai Dajlah dan Furat, di tepi selatan Laut Kas pi, kawasan Bukhara. Ketika masih kecil telah hafal Al-Quran, menguasai bahasa Arab, ma ntiq, filsafat dan lain-lain. Pada usia 17 tahun telah memahami ilmu kedokteran dan diangkat menjadi penasehat para dokter pada masanya, dan di dunia kedokteran di juluki Bapak Kedokteran Dunia, karyanya yang terkenal adalah Al-Qanun Fit Tib (Dasar-dasar Kedokteran), orang barat menyebutnya sebagai Avecina
Tokoh Islam Di Bidang Fisika
Ibnu Rusdy (ahli kedokteran dan fisika)
Nama lengkapnya Abdul Walid Muhammad bin Ahmad bin Rusdy, lahir di Cordoba Spanyol wafat tahun 595H/1198M dalam usia 72 tahun
Ayahnya adalah Abu Qasim Ahmad seorang hakim di negerinya. Ibnu Rusdy belajar kedokteran, matematika, astronomi, filsafat di antaranya kepada Ibnu Basykawal, Ibnu Masarrah, Abu Ja'far Harun.
Ibnu Rusdy adalah ahli di bidang kedokteran dengan karyanya yang terkenal Al-Kuliyyat (Colliget) yang diterjemahkan dalam beberapa bahasa di antaranya : Inggris dan Jerman. Berkat keahlian nya Ibnu Rusdy diangkat menjadi dokter pribadi khalifah di Maroko. Selain dalam ilmu kedokteran beliau juga ahli dalam ilmu fisika dengan karyanya yang terkenal adalah At-Tabi'ah dan Tahafut. Ibnu Rusdy mempunyai pengaruh besar di Eropa terutama di Universitas, karena karyanya dijadikan bahan referensi. Dia dikenal oleh orang barat sebagai Averus
Tokoh Islam Di Bidang Matematika
Al-Khwarizmi
Al-Khwarizmi (1780-1850M) adalah seorang ilmuwan di bidang matematika (Al-Jabar), karyanya yang terkenal adalah Al-Jabru wal Muqabbala.
Tokoh Islam Di Bidang Sosiologi
Ibnu Khaldun
Beliau hidup pada tahun 1332-1406M, dikenal sebagai Bapak Sosiologi dan karyanya yang terkenal adalah Muqaddimah.
Tokoh Islam Di Bidang Biologi
Ibnu Awwam
Beliau ahli di bidang biologi terutama dalam bidang pertanian. Karyanya yang terkenal adalah Al-Fallah.
Al-Jahiz
Beliau ahli dalam bidang biologi terutama dalam bidang ilmu hewan dan karyanya yang terkenal adalah Al-Hayawan.
As-Sinai
Beliau ahli dalam bidang biologi terutama dalam bidang tumbuh-tumbuhan dan pepohonan, karyanya yang terkenal adalah Kitabun Nahati Wasy Syujjar.
Tokoh Islam Di Bidang Akhlak
Imam Al-Ghazali
Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad Ibnu Ahmad Al-Ghazali yang bergelar Hujjatun Islam, lahir pada tahun 450H di daerah Tus daerah Khurasan di Baghdad, dan pada tahun 488 beliau pindah ke Damaskus dengan kegiatan menulis buku-buku dan mendalami ilmu Tasawuf, kemudian beliau pindah lagi ke Palestina dan di sini beliau berhasil menulis buku Ihya Ulumuddin (Menghidupkan Kembali Ilmu-Ilmu Agama). Setelah itu beliau kembali mengejar di Nizamiyah tahun 494H dan hanya bertahan 2 tahun, kemudian kembali ke kota kelahirannya dan mendirikan sekolah hukum, beliau meninggal dalam usia 54 tahun pada tahun 505H/1111M
Banyak karya beliau dalam berbagai disiplin ilmu, karena ketenarannya banyak ilmuwan barat terutama dalam bidang filsafat mengikuti pendirian beliau seperti Pascal dari Perancis, Thomas Aquinas dari Italia dan sebagainya.
Adapun karya-karya Imam Al-Ghazali yang diterjemahkan oleh ahli-ahli barat antara lain :
Tahafutul Falasifah diterjemahkan oleh Cerra de Uaux.
Beberapa pasal Ihya Ulumuddin diterjemahkan oleh D.B. Mac Donald
Al-Munqid Mihad Dalal diterjemahkan oleh Barboer de Meynard
Imam Al-Mawardy
Beliau ahli dalam bidang akhlak dan wafat pada tahun 1053M. Karyanya yang terkenal adalah Adabud Dunya wad Din.
Ibnu Naskawaih
Beliau juga ahli dalam bidang akhlak seperti Imam Al-Ghazali dan Al-Mawardy. Karyanya yang terkenal adalah Tahzibul Akhlak dan Imamul A.zain.
Tokoh Islam Di Bidang Tauhid
Imam Abu Hassan Al-Asy'ari
Beliau dilahirkan di Basrah (260-324H). Beliau berguru kepada Abu Ali Al-Jubbai yang berbeda paham tentang sifat-sifat Allah, maka beliau memisahkan diri dan membentuk paham lain yang diberi nama Asy'ariah.
Abu Hassan Al-Asy'ari banyak mengeluarkan hasil karya sampai sekitar 90 judul kitab dari berbagai disiplin ilmu, antara lain :
Magalatul Islamiyah, tentang persoalan kepercayaan Islam serta Ilmu Kalam
Al-Ibanah 'An Usuliddiyanah, tentang kepercayaan akidah dan penjelasan tentang dasar-dasar agama.
Al-Lama, tentang ketuhanan, dosa besar dan akidah.
Tokoh Islam Di Bidang Fiqih
Imam Abu Hanifah (Imam Hanafi)
Nama lengkapnya An-Nu'aim ibnu Sabit At-Tamimi, lahir tahun 80H/699M di Kufah. Beliau murid ulama besar Hammad ibnu Abi Sulaiman seorang ahli fiqih dan Atha' ibnu Rabiah dan Nafi Maula ibnu Umar seorang ahli hadis. Imam Abu Hanifah menolak diangkat menjadi hakim oleh gubernur Irak yang bernama Yazid Ibnu Hurairah. Beliau sangat kuat dalam memegang prinsip dan tidak mengenal berkompromi dalam hal yang bertentangan dalam syariat Islam. Beliau tidak menghendaki adanya taklid, bid'ah dan khurafat serta hal-hal yang tak ada dasar hukumnya dari Al-Quran dan Hadis. Karena keteguhan itu, beliau meninggal akibat siksaan dan deraan para penguasa yang memenjarakannya. Hasil karya Imam Hanafi dalam ilmu fiqih antara lain : Masailul Usul, Masailul Nawadir, dan Al-Fatawa wal Waqi'at.
Imam Malik bin Anas (Imam Malik)
Nama lengkapnya Malik bin Amar bin Malik bin Amir Asbahy. Beliau lahir pada tahun 93H/712M di Yaman. Ibunya bernama Siti Aliyyah binti Syuraik bin Abdurrahman bin Syuraih Al-Azady. Kakeknya merupakan salah seorang sahabat Nabi yang bernama Abu Amir.
Imam malik berguru kepada ulama-ulama Madinah, antara lain : Abdurrahman ibnu Hurmuz, Nafi' Maulana ibnu Umar, Ibnu Syihab Az-Zuhri dan lain-lain.
Beliau mempunyai sifat tawaduk sekalipun lebih pandai dari gurunya sendiri. Bahkan sang guru memberikan kesempatan kepadanya untuk memberikan fatwa. Namun beliau tidak bersedia sebelum mendapatkan pengakuan dari 70 ulama. Selain sebagai ahli hukum Islam (fiqih), beliau juga dikenal sebagai ahli hadis. Hasil pembukuan hadisnya yang terkenal adalah Al-Muwatta
Beliau meninggal pada tahun 179H/798M dan dimakamkan di Baqi di luar kota Madinah.
Imam Syafi'i
Nama lengkapnya Abu Abdillah Muhammad Ibnu Idris Abbas Ibnu Usman Ibnu Syafi'i Al-Mutallibi, dari Abdul Mutalib Ibnu Abdi Manaf. Beliau dilahirkan di Guzzah pada tahun 150H/767M. Ibunya seorang srikandi dari Yaman. Dalam umur 9 tahun beliau telah hafal Al-Quran. Kemudian beliau memperdalam dan memfasihkan hafalannya serta bacaannya ke daerah Huzail, suatu daerah yang dikenal banyak penghafal Al-Quran / hafiz Al-Quran.
Beliau bukan dari golongan hartawan, tetapi seorang anak dari keluarga miskin. Seorang hakim/qadi di yaman, Mushaf Ibnu Abdillah Al-Quraisy memberikan pekerjaan kepada Imam Syaf'i. Beliau sering berpindah tempat, namun di mana pun beliau berada selalu dicari orang untuk menggali ilmunya, antara lain di Mekah, Hi jaz, serta Irak. Terakhir beliau menetap di Mesir sebagai tamu mulia dari Gubernur Abdullah Ibnu Hakam. Setelah mengidap penyakit yang berat, beliau meninggal dunia pada tahun 204H/820M hari Kamis malam Jum'at tanggal 29 Rajab. Karyanya yang terkenal adalah Ar-Risalah merupakan kupasan dari dasar-dasar Ilmu Usul Fikih Musnad Imam Syafi'i, Sirajul Auzany Ikhtidaful Hadis, dan yang paling terkenal adalah Al-Um
Imam Ibnu Hambal (Imam Hambali)
Nama lengkapnya Ahmad Ibnu Hambal Ibnu Asy-Syaibani. Beliau lahir pada tahun 164H/790M di Baghdad. Sampai umur 16 tahun beliau belajar di Baghdad, kemudian melanjutkan ke Kufah, Basrah, Syam, Yaman, Mekah dan Madinah. Beliau murid Imam Syafi'i yang sangat dikagumi oleh masyarakat dan gurunya sendiri.
Imam Hambali dikenal sangat teguh pendiriannya. Ketika Khalifah Al-Makmun tidak sependapat dengan pendapatnya, beliau tidak mau mengubah pendiriannya meskipun berhadapan dengan penguasa. Beliau dipenjarakan dari tahun 218H hinnga 233H. Setelah khalifahnya berganti, barulah Imam Hambali diberikan kebebasan untuk berpegang pada pendirian, akidah serta itikadnya. Beliau meninggal pada hari Jum'at tanggal 12 Rabiulawal tahun 241H/855M dalam usia 77 tahun. Karyanya yang terkenal adalah Musnad Imam Ahmad
Ilmu yang mereka kuasai
Ulama-ulama tersebut belumlah ada takhasus dalam satu vak (macam) ilmu, bahkan mereka alim dalam segala cabang-cabang ilmu agama.[4] Kendatipun demikian, mereka juga mempunyai kelebihan-kelebihan khusus yang menonjol dalam diri mereka.
1. Umar bin Khatab
Beliau adalah salah satu sahabat yang dekat dengan Rasulullah SAW. Beliau mempunyai kelebihan dalam bidang hukum dan pemerintahan.[5]
2. Abdullah bin Umar (Ibnu Umar)
Berbeda dengan ayahnya, Ibnu Umar mempunyai kelebihan dalam bidang mengumpulkan hadits dan sangat teliti dalam meriwayatkannya.
3. Ibnu Abbas
Ibnu Abbas mempunyai banyak keahlian sebagaimana diungkapkan oleh Ubaidillah bin 'Utbah, "Ia telah menyediakan waktu untuk mengajar ilmu fikih, tafsir, riwayat dan strategi perang, syair, tarikh dan kebudayaan bangsa Arab di hari yang berlainan. Tidak ada yang tahu tentang syair, bahasa Arab, tafsir al-Qur'an, ilmu hisab dan pusaka selain dia."[6] Namun ia lebih masyhur dalam bidang Tafsir Al-Qur'an dan ilmu Faraid.[7]
Mungkin itu semua juga berkat do'a yang telah diberikan oleh Nabi Muhammad kepadanya sewaktu kecil seraya menepuk-nepuk bahunya, " Ya Allah, berilah ia ilmu yang mendalam dan ajarkanlah kepadanya Ta'wil Al-Qur'an".[8]
4. Ali bin Abi Thalib
Sama halnya dengan Umar, beliau juga ahli dalam bidang hukum. Selain itu ia juga ahli dalam bidang tafsir dan sekaligus menjadi guru dari Ibnu Abbas.
5. Ibnu Mas'ud
Ia terkenal ahli dalam bidang al-Qur'an dan Hadits serta orang yang pertama membacakan al-Qur'an di hadapan kaum Quraisy.[9] Beliau adalah seorang penggembala kambing yang miskin, berperawakan kecil dan kurus. Dalam lingkungan masyarakatnya, ia tidak disapa dikarenakan status sosialnya rendah.
Perjumpaan awal dengan Rasulullah adalah ketika waktu itu Ibnu Mas'ud sedang menggembala kambing milik Uqbah bin Mu'aith. Kemudian datanglah Rasulullah saw. bersama Abu Bakar untuk meminta susu. Akan tetapi karena ia hanyalah seorang penggembala, maka ia tidak berani memberikannya. Kemudian Rasulullah bertanya tentang kambing betina yang belum pernah dikawini oleh si pejantan. Maka dibawakanlah kambing betina itu. Setelah itu, kambing betina tersebut diikat kakinya oleh Rasulullah dan diperah susunya sambil brdo'a kepada Allah. Tiba-tiba susu itu berair banyak, kemudian Abu Bakar mengambil wadah untuk susu itu. Setelah susu itu diperah, maka Rasulullah menitahkan kapada susu, "Kempislah!", maka kempislah susu itu.
Dari situlah nasib Ibnu Mas'ud berubah. Bahkan ia adalah orang yang tahu tentang semua asbabun nuzul turunnya al-Qur'an. Lebih dari itu, beliau juga termasuk "Peti Rahasia". Sebuah julukan yang diberikan karena kepadanyalah Rasulullah menumpahkan keluhannya dan mempercayakan rahasianya.[10]
6. Salman Al-Farisyi
Beliau adalah sahabat yang banyak mengetahui tentang macam-macam agama, seperti : Majusi, Nasrani, Yahudi dan Islam. Itu semua karena beliau telah mempraktekan agama-agama tersebut.
Dalam buku yang berjudul "Para Sahabat yang Akrab dalam Kehidupan Rasul" yang diterjemahkan oleh M. Arfi Hatim dari buku aslinya "Men Around The Messenger"[11] dijelaskan bahwa Salman adalah seorang putra dari tokoh Penduduk Persia yang menyembah api. Hingga suatu ketika ia diperintahkan untuk pergi ke kebun milik orang tuanya. Akan tetapi dalam perjalannya, ia melewati gereja dan mendengar mereka sembahyang. Iapun kagum dan mengatakan bahwa agama mereka lebih baik dari agamanya.
Ia pun kemudian pergi ke Syiria, tempat dimana agama Nasrani itu berasal. Disana ia dapati seorang uskup dan hidup bersamanya. Akan tetapi uskup tersebut tak baik agamanya karena menyuruh orang-orang untuk bersedekah dengan alasan untuk dibagi-bagikan, tetapi malah disimpan untuk dirinya sendiri.
Kemudian diangkat pemimpin baru yang lebih sholeh dari yang sebelumnya. Dan ketika ajalnya telah dekat, Salman bertanya kepada siapa ia harus datangi. Sang uskuppun menyarankan untuk menemui seseorang yang tinggal di Mosul.
Pun demikian halnya ketika orang yang di Mosul ajalnya menjemput, ia bertanya kepada siapa ia harus datangi. Kemudian dijawab dengan mengatakan supaya ia menemui orang yang ada di Nisibin. Ia ceritakan kisah hidupnya dan tinggal bersamanya. Ketika ajal menjemputnya, Salmanpun bertanya lagi kepada siapa lagi ia datangi seperti sebelumnya. Ia menganjurkan untuk menemui orang yang ada di Amuriah, Bizantium.
Pergilah ia ke Bizantuim dan tinggal bersamanya sambil berternak lembu dan domba. Hiangga akhirnya ajal juga mendekatinya, Salmanpun bertanya lagi kepada siapa ia harus datangi? Ia berkata, "Hai anakku saya tidak tahu orang yang sejalan dengan kita sehingga saya tidak,bisa mengatakan kemana kamu harus pergi. Tetapi kamu telah dekat dengan masa dimana akan datang seorang nabi yang mengikuti ajaran Ibrahim seacar murni. Ia akan hijrah ke tempat yang ditumbuhi kurma. Jika kamu mau bersungguh-sungguh maka lakukanlah. Ia mempunyai ciri yang mudah dikenali : ia tidak akan makan sedekah, tetapi bersedia menerima hadiah dan diantara pundaknya ada tanda kenabian. Jika kamu melihatnya, kamu akan mengenalinya."
Akhirnya ia pun pergi bersama rombongan yang berasal dari jazirah arab dengan memberikan domba dan lembu sebagai imbalan atas tumpangannya. Akan tetapi sesampainya di Wadi al-Qura mereka menipunya dan menjualnya ke oarang Yahudi. Dia tinggal besamanya hinnga datang orang Yahudi dari Bani Quraidah yang membelinya.
Tinggallah ia bersamanya sampai mereka pindah ke Madinah. Ia bekerja sebagai tukang kebun. Disela-sela ia bekerja datanglah seserang yang mengatakan kepada majikannya bahwa telah datang seseorang yang berasal dari Mekkah yang mengaku sebagai nabi. Mendengar berita itu, Salman langsung mengunjunginya di Quba dengan membawa seseuatu yag ia miliki. Disana ia memberikan makanan sebagai sedekah. Akan tetapi tak sedikitpun nabi mencicipinya. Salmanpun berguman dalam hati, "Demi Allah. Inilah salah satu tanda. Beliau tidak makan sedekah."
Di hari berikutnya Salmanpun datang mengunjunginya lagi dan membawa makanan sebagai hadiah. Dia menyaksikan beliau ikut memakan makanan yang ia bawa. Iapun berguman, "Inilah tanda kedua. Beliau memakan Hadiah."
Dihari berikutnya ia menemui lagi. Dan ketika itu beliau baru pulang dari penguburan dengan memakai dua lembar kain, yang satu ditaruh di pundak dan yang satu dikenakan. Salman mengucapkan salam sambil membungkukkan badan. Beliaupun tahu maksudnya dan menyingkappakan kain yang ada di pundaknya. Terlihatlah tanda diantara pundaknya, ciri kenabian seperti yang diceritaka oleh pendeta Nasrani dulu. Dan seketika itu, Salman langsung berjalan sengkoyongan ke arah beliau, mencium dan menangis. Dan diceritakanlah kepada beliau kisah perjalannya.[12]
7. Abdullah bin Salam
Ia terkenal sebagai ahli ilmu dan kebudayaan Yahudi. Ia mengetahui isi kitab taurat, sehingga banyak tafsir al-qur'an yang berasal dari Abdullah bin Salam yang dipindahkan dari kitab Taurat.
8. Zaid bin Tsabit
Zaid bin Tsabit terkenal sabagai salah seorang peyusun mushaf dan ahli dalam ilmu Faraid. Ia adalah seorang Anshor dari Madinah, dan sewaktu beliau berhijrah usianya baru 11 tahun.[13] Ia masuk islam bersama keluarganya.
Pernah suatu ketika ada perang Badr, ia diajak oleh orang tuanya untuk ikut berperanag, namun karena usianya yang masih terlalu muda Rasul pun melarangnya. Begitu juga ketika Perang Uhud, ia bersama teman-temannya meminta ijin kepada Rasulullah untuk ikut, akan tetapi Rasul belum juga membolehkannya dan menjajikan untuk ikut pada peperangan tahun depannya.
Pembukuan al-Qur'an ini dilatarbelakangi oleh keresahan Umar yang melihat banyak para hafidz (penghafal al-Qur'an) mati syahid ketika memerangi kaum murtad, yaitu ketika Perang Yamamah. Dari situ, Umarpun menghadap kholifah Abu Bakar dan menyampaikan suapaya beliau memerintahkan kepada para qari' dan hufadz supaya mereka menghimpun al-Qur'an.
Berundinglah Kholifah Abu Bakar, setelah melakukan sholat istiharah terlebih dahulu dengan para sahabatnya, dan kemudian memanggil Zaid bin Tsabit sembari berkata : "Kamu adalah seorang anak muda yang cerdas, kami tidak meragukann kamu!" Maka bangkitlah Zaid untuk memulai menghimpun al-Qur'an dengan meminta bantuan kepada para ahli yang berpengalaman dalam bidang ini.
Pada saat pemerintahan Usman, segolongan sahabat yang dikepalai oleh Hudzaifal Ibnu Yaman menghadap kepada beliau dan menjelaskan keperluan yang mendesak guna menyatukan mushaf. Ini dikarenakan karena dari hari ke hari orang islam bertamabah sedangkan mushaf saat itu masih beragam. Dari situ dikhawatirkan akan timbul beragam bacaan al-Qur'an, bahkan dari kalangan sahabat angkatan pertama.
Melihat kenyataan seperti itu, Kholifah Usman melakukan sholat istiharoh dan berunding dengan para sahabatnya. Dan sebagaiaman dulu Abu Bakar meminta kepada Zaid bin Tzabit, Kholfah Usmanpun meminta bantuan lagi kepadanya. Maka diambillah beberapa mushaf yang tersimpan di rumah Hafsah putri Umar untuk dihimpn menjadi satu oleh Zaid bin Tsabit yang dibantu oleh para sahabatnya.
9. Mu'ad bin Jabal
Beliau terkenal sebagai ahli ilmu fiqih (mengetahui tentang halal dan haram). Sehingga nabipun memujinya, "Umatku yang paling tahu tentang yang halal dan haram ialah Mu'ad bin Jabal."[14]
Ia menyerpai Umar bin Khatab dalam hal kecerdasan dan keberanian dalam mengemukakan pendapat. Suatu ketika, ia diutus oleh Rasulullah ke Yaman, beliau bertanya kepadanya : "Apa yang menjadi peganganmu dalam mengadili sesuatu?" Mu'ad menjawab, "Saya akan merujuk kepada al-Qur'an." Lalu Rasululla bertanya, "Lalu bagaiman jika engkau tak menjumpainya dalam al-Qur'an?" Mu'ad menjawab, "Saya akan merujuk kepada Sunah Nabi." Rasulullah bertanya lagi, " Bagaiaman jika engkau tak menjumpai dalam sunah nabi? Mu'ad menjawab, "Saya akan pergunakan pikiran untuk berijtihad dan tidak akan berlaku sia-sia."
DAFTAR NAMA 313 SAHABAT AHLU BADAR
Nama-nama para sahabat Rasulullah Saw. yang ikut serta dalam Perang Badr:
KALANGAN SAHABAT MUHAJIRIN:
1. Bani Hasyim, Bani al-Muththalib:
1) Rasulullah Saw., pemimpin para Rasul bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hasyim.
2) Hamzah bin Abdul Muththalib bin Hasyim, singa Allah, singa RasulNya, dan paman Rasulullah Saw.
3) Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muththalib bin Hasyim.
4) Zaid bin Haritsah bin Syurahbil.
5) Anasah, mantan budak Rasulullah Saw.
6) Abu Kabsyah, mantan budak Rasulullah Saw. (Ibnu Hisyam berkata: "Anasah berasal dari Habasyah, sedang Abu Kabsyah berasal dari Persia.").
7) Abu Martsad Kannaz bin Hishn bin Yarbu' bin Amr.
Anak Kannaz yang bemama Martsad bin Abu Martsad, sekutu Hamzah bin Abdul Muththalib.
9) Ubaidah bin al-Harits bin al-Muththalib.
10) Saudara Ubaidah bin al-Harits yang bernama ath-Thufail bin al-Harits.
11) Saudara Ubaidah bin al-Harits yang lain yang bernama al-Hushain bin al-Harits.
12) Misthah. Nama lengkapnya Auf bin Utsatsah bin Abbad bin al-Muththalib.
2. Bani Abdu Syams dan Mantan-mantan Budaknya:
1) Utsman bin Affan bin Abu al-Ash bin Umaiyyah bin Abdu Syams. Utsman bin Affan sebenarnya tidak hadir di Perang Badar karena menjaga istrinya, Ruqaiyyah binti Rasulullah Saw., kemudian Rasulullah Saw. memberinya satu bagian dari rampasan perang. Utsman bin Affan berkata: "Pahalaku, bagaimana Rasulullah?" Rasulullah Saw. bersabda: "Engkau juga mendapatkan pahala."
2) Abu Hudzaifah bin Utbah bin Rabi'ah bin Abdu Syams.
3) Salim, mantan budak Abu Hudzaifah.
3. Bani Asad bin Khuzaiman, Sekutu Bani Abdu Syams:
1) Abdullah bin Jahsy bin Ri'ab bin Ya'mur bin Shabrah bin Murrah bin Kabir bin Ghanm bin Dudan bin Asad.
2) Ukkasyah bin Mihshan bin Hurtsan bin Qais bin Murrah bin Kabir bin Ghanm bin Dudan bin Asad.
3) Syuja' bin Wahb bin Rabi ah bin Asad bin Shuhaib bin Malik bin Kabir bin Ghanm bin Dudan bin Asad.
4) Saudara Syuja' yang bernama Uqbah bin Wahb.
5) Yazid bin Ruqaisy bin Ri'ab bin Ya'mur bin Shabrah bin Murrah bin Kabir bin Ghanm bin Dudan bin Asad.
6) Abu Sinan bin Mihshan bin Hurtsan bin Qais. Ia saudara kandung Ukasyah bin Mihshan.
7) Anak Sinan yang bernama Sinan bin Abu Sinan.
Muhriz bin Nadhlah bin Abdullah bin Murrah bin Kabir bin Ghanm bin Dudan bin Asad.
9) Rabi'ah bin Aktam bin Sakhbarah bin Amr bin Lukaiz bin Amir bin Ghanm bin Dudan bin Asad.
4. Sekutu Bani Kabir bin Ghanm:
1) Tsaqfu bin Amr.
2) Saudara Tsaqfu yang bernama Malik bin Amr.
3) Saudara Tsaqfu yang lain, yaitu Mudlij bin Amr. (Ibnu Hisyam berkata: "Midlaj bin Amr.").
4) Abu Makhsyi, sekutu mereka.
5. Bani Naufal bin Abdu Manaf:
1) Utbah bin Ghazwan bin Jabir bin Wahb.
2) Khabbab, mantan budak Utbah bin Ghazwan.
6. Bani Asad bin Abdul Uzza:
1) Az-Zubair bin al-Awwam bin Khuwailid bin Asad.
2) Hathib bin Abu Baita'ah.
3) Sa'ad, mantan budak Hathib bin Abu Balta'ah.
7. Bani Abduddaar:
1) Mush'ab bin Umair bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Abduddaar bin Qushai.
2) Shuwaibith bin Sa'ad bin Huraimalah bin Malik bin Umailah bin as-Sabbaq bin Abduddaar bin Qushai.
8. Bani Zuhrah bin Kilab:
1) Abdurrahman bin Auf bin Abdu Manaf bin Abdul Harits bin Zuhrah.
2) Sa'ad bin Abi Waqqash. Abu Waqqash ialah Malik bin Uhaib bin Abdu Manaf bin Zuhrah.
3) Saudara Sa'ad bin Abi Waqqash yang bernama Umair bin Abi Waqqash.
9. Sekutu-sekutu Bani Zuhrah bin Kilab:
1) Al-Miqdad bin Amr bin Tsa'labah.
2) Abdullah bin Mas'ud bin al-Harits.
3) Mas'ud bin Rabi'ah bin Amr bin Sa'ad.
4) Dzu asy-Syamalain bin Abdu Amr bin Nadhlah bin Ghubsyan bin Sulaim.
5) Khabab bin al-Arat.
10. Bani Taim bin Murrah:
1) Abu Bakar ash-Shiddiq.
2) Bilal bin Rabah, mantan budak Abu Bakar.
3) Amir bin Fuhairah.
4) Shuhaib bin Sinan dari an-Namir bin Qasith.
5) Thalhah bin Ubaidillah bin Utsman bin Amr bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim. Tadinya Thalhah berada di Syam. Ia tiba di Madinah setelah Rasulullah Saw. pulang dari Badar. Ia berbicara dengan Rasulullah Saw., kemudian beliau Saw. memberinya satu bagian dari rampasan perang. Thalhah bin Ubaidillah bertanya: "Bagaimana dengan pahalaku, wahai Rasulullah?" Rasulullah Saw. bersabda: "Engkau juga mendapat pahala."
11. Bani Makhzum:
1) Abu Salamah bin Abdul Asad. Nama asli Abu Salamah ialah Abdullah bin Abdul Asad bin Hilal bin Abdullah bin Umar bin Makhzum.
2) Syammas bin Utsman bin asy-Syarid bin Suwaid bin Harmi bin Amir bin Makhzum.
3) Al-Arqam bin Abu al-Arqam.
4) Ammar bin Yasir.
5) Muattib bin Auf bin Amir bin al-Fadhl bin Afif bin Kulaib bin Hubsyiyah.
12. Bani Adi bin Ka'ab dan Sekutunya:
1) Umar bin Khaththab.
2) Saudara Umar, Zaid bin Khaththab.
3) Mihja' maula Umar bin Khaththab.
4) Amr bin Suraqah bin al-Mu'tamir bin Anas.
5) Abdullah bin Suraqah.
6) Waqid bin Abdullah bin Abdu Manaf.
7) Khauli bin Abu Khauli, sekutu Bani Adi bin Ka'ab.
Malik bin Abu Khauli, sekutu Bani Adi bin Ka'ab.
9) Amir bin Rabi'ah, sekutu keluarga Khaththab.
10) Amir bin al-Bukair bin Abdu Yalail bin Nasyib bin Ghiyarah.
11) Aqil bin al-Bukair, sekutu Bani Adi bin Ka'ab.
12) Khalid bin al-Bukair, sekutu Bani Adi bin Ka'ab.
13) Iyas bin al-Bukair, sekutu Bani Adi bin Ka'ab.
14) Sa'id bin Zaid bin Amr. Tadinya Sa'id bin Zaid berada di Syam. Ia tiba di Madinah setelah Rasululah Saw. tiba dari Badar, kemudian Sa'id bin Zaid berbicara dengan Rasulullah Saw., kemudian Rasulullah Saw. memberinya satu bagian dari rampasan perang. Sa'id bin Zaid berkata: "Bagaimana dengan pahalaku, wahai Rasulullah?" Rasulullah Saw. bersabda: "Engkau juga mendapat pahala."
13. Bani Jumah bin Amr:
1) Utsman bin Madz'un bin Habib bin Wahb bin Hudzafah bin Jumah.
2) Anak Utsman bin Madz'un yang bernama as-Saib bin Utsman.
3) Saudara Utsman bin Madz'un yang bernama Qudamah bin Madz'un.
4) Saudara Utsman bin Madz'un yang lain yang bernama Abdullah bin Madz'un.
5) Ma'mar bin al-Harits bin Ma'mar bin Habib bin Wahb bin Hudzafah bin Jumah.
14. Bani Sahm bin Amr:
1) Khunais bin Hudzafah bin Qais bin Adi bin Su'aid bin Sahm.
15. Bani Amir bin Luai dan Sekutunya:
2) Abu Sabrah bin Abu Ruhm bin Abdul Uzza bin Abu Qais bin Abdu Wudd bin Nashr bin Malik bin Hisl.
3) Abdullah bin Makhramah bin Abdul Uzza bin Abu Qais bin Abdu Wudd bin Nashr bin Malik.
4) Abdullah bin Suhail bin Amr bin Abdu Syams bin Abdu Wudd bin Nashr bin Malik bin Hisl. la berangkat bersama ayahnya, Suhail bin Amr. Ketika orang-orang Quraisy tiba di Badar, ia lari kepada Rasulullah Saw. kemudian menyaksikan Perang Badar bersama Rasulullah Saw.
5) Umair bin Auf, mantan budak Suhail bin Amr.
6) Sa'ad bin Khaulah, sekutu Bani Amir bin Luai.
16. Bani al-Harits bin Fihr:
1) Abu Ubaidah bin al-Jarrah bin Hilal bin Uhaib bin Dhabbah bin al-Harits.
2) Amr bin al-Harits bin Zuhair bin Abu Syaddad bin Rabi ah bin Hilal bin Uhaib bin Dhabbah bin al-Harits.
3) Suhail bin Wahb bin Rabiah bin Hilal bin Uhaib bin Dhabbah bin al-Harits.
4) Saudara Suhail bin Wahb yang bemama Shafwan bin Wahb.
5) Amr bin Abu Sarh bin Rabiah bin Hilal bin Uhaib bin Dhabbah bin al-Harits.
KELOMPOK SAHABAT ANSHAR dari Kabilah Khazraj:
1. Bani Abdul Asyhal bin Jusyam:
1) Sa'ad bin Muadz bin an-Nu'man bin Umruul Qais bin Zaid bin Abdul Asyhal.
2) Amr bin Mu'adz bin an-Nu'man bin Umruul Qais bin Zaid bin Abdul Asyhal.
3) Al-Harits bin Aus bin Muadz bin an-Nu'man.
4) Al-Harits bin Anas bin Raft' bin Umruul Qais.
2. Bani Ubaid bin Ka'ab bin Abdul Asyhal:
1) Sa'ad bin Zaid bin Malik bin Ubaid.
3. Bani Zaura bin Abdul Asyhal:
2) Salamah bin Salamah bin Waqasy bin Zughbah bin Zaura.
3) Abbad bin Bisyr bin Waqasy bin Zughbah bin Zaura.
4) Salamah bin Tsabit bin Waqasy.
5) Raff bin Yazid bin Kurz bin Sakan bin Zaura.
6) Al-Harits bin Khazamah bin Adi bin Ubai bin Ghanm bin Salim bin Auf bin Amr bin Auf bin al-Khazraj.
7) Muhammad bin Masalamah bin Khalid bin Udai Majda'ah bin Haritsah bin al-Harits.
Salamah bin Aslam bin Harisy bin Udai bin Majda'ah bin Haritsah bin al-Harits.
9) Abu al-Haitsam bin at-Tayyahan.
10) Ubaid bin at-Tayyahan. (Ibnu Hisyam berkata: "Ada yang mengatakan Utaik bin at-Tayyahan.").
11) Abdullah bin Sahl. (Ibnu Hisyam berkata: "Abdullah bin Sahl adalah saudara Bani Zaura. Ada lagi yang mengatakan ia berasal dari Ghassan.").
4. Bani Sawad bin Dzafar:
1) Qatadah bin an-Nu'man bin Zaid bin Amir bin Sawad.
2) Ubaid bin Aus bin Malik bin Sawad.
5. Bani Abd bin Rizah dan Sekutu-sekutunya:
1) Nashr bin al-Harits bin Abd.
2) Muattib bin Abd.
3) Abdullah bin Thariq sekutu Bani Abd bin Rizah dari Bali.
6. Bani Haritsah bin al-Harits
1) Mas'ud bin Sa'ad bin Amir bin Adi bin Jusyam bin Majda'ah bin Haritsah. (Ibnu Hisyam berkata: "Mas'ud adalah anak Abdu Sa'ad.").
2) Abu Absu bin Jabr bin Amr bin Zaid bin Jusyam bin Majda'ah bin Haritsah.
3) Sekutu Bani Haritsah bin al-Harits dari Bali adalah Abu Burdah bin Niyar.
7. Bani Auf bin Amr:
1) Ashim bin Tsabit bin Qais. Qais adalah Abu al-Aqlah bin Ishmah bin Malik bin Amah bin Dzubafah.
2) Muattib bin Qusyair bin Mulail bin Zaid bin al-Aththaf bin Dzubafah.
3) Abu Mulail bin al-Az ar bin Zaid bin al-Aththaf bin Dzubai'ah.
4) Amr bin Ma bad bin al-Az ar bin Ziad bin al-Aththaf bin Dzubai'ah. (Ibnu Hisyam berkata: "Ada yang mengatakan Umair bin Ma'bad.").
5) Sahl bin Hunaif bin Wahib bin al-Ukaim bin Tsalabah bin Majda'ah bin al-Harits bin Amr. Ada yang mengatakan Amr adalah Bahzaj bin Hanasy bin Auf bin Amr bin Auf.
8. Bani Umaiyyah bin Zaid:
1) Mubasysyir bin Abdul Mundzir bin Zanbar bin Zaid bin Umaiyyah.
2) Rifa'ah bin Abdul Mundzir bin Zanbar.
3) Sa'ad bin Ubaid bin an-Nu'man bin Qais bin Amr bin Zaid bin Umaiyyah.
4) Uwaim bin Sa'idah.
5) Rafi' bin Anjadah. (Anjadah adalah ibu Rafi' seperti dikatakan Ibnu Hisyam).
6) Ubaid bin Abu Ubaid.
7) Tsa'labah bin Hathib.
Para ulama berpendapat bahwa Abu Lubabah bin Abdul Mundzir dan al-Harits bin Hathib keluar bersama Rasulullah Saw. ke Badar, kemudian Rasulullah Saw. mengembalikan keduanya. Rasulullah Saw. menunjuk Abu Lubabah sebagai wakil beliau di Madinah. Rasulullah Saw. memberi jatah masing-masing satu bagian dari rampasan perang bersama Mujahidin Perang Badar. (Ibnu Hisyam berkata: "Rasulullah Saw. mengembalikan keduanya dari ar-Rauha'.").
9. Bani Ubaid bin Zaid dan Sekutu-sekutunya:
1) Unais bin Qatadah bin Rabia bin Khalid bin al-Harits bin Ubaid.
2) Ma'nu bin Adi bin al-Jaddi bin al-Ajlan bin Dzubai'ah, sekutu Bani Ubaid bin Zaid dari Bali.
3) Tsabit bin Aqram bin Tsa'labah bin Adi bin al-Ajlan, sekutu Bani Ubaid bin Zaid dari Bali.
4) Abdullah bin Salamah bin Malik al-Harits bin Adi bin al-Ajlant sekutu Bani Ubaid bin Zaid dari Bali.
5) Zaid bin Aslam bin Tsa'labah bin Adi bin al-Ajlan, sekutu Bani Ubaid bin Zaid dari Bali.
6) Rib'i bin Raff bin Zaid bin Haritsah bin al-Jaddi bin al-Ajlan, sekutu Bani Ubaid bin Zaid dari Bali.
7) Ashim bin Adi bin al-Jaddi bin al-Ajlan ikut berangkat ke Badar, namun Rasulullah Saw. menyuruhnya pulang dan memberinya satu bagian dari rampasan perang.
10. Bani Tsa'labah bin Amr:
1) Abdullah bin Jubair bin an-Numan bin Umaiyyah bin al-Burak. Nama al-Burak adalah Umru'ul Qais bin Tsa'labah.
2) Ashim bin Qais. (Ibnu Hisyam berkata: "Ashim adalah anak Qais bin Tsabit bin an-Nu'man bin Umaiyyah bin Umruul Qais bin Tsa'labah.").
3) Abu Dhayyah bin Tsabit bin an-Nu'man bin Umaiyyah bin Umruul Qais bin Tsa'labah.
4) Abu Hannah. (Ibnu Hisyam berkata: "Abu Hannah adalah saudara Abu Dhayyah. Ada yang memanggilnya Abu Habbah.").
5) Salim bin Umair bin Tsabit bin Tsa'labah bin an-Nu'man bin Umaiyyah Umruul Qais bin Tsa'labah. (Ibnu Hisyam berkata: "Tsabit bin Amr bin Tsa'labah.").
6) Al-Harits bin an-Nu'man bin Umaiyyah bin Umruul Qais bin Tsa'labah.
7) Khawwath bin Jubair bin an-Nu'man. Rasulullah Saw. memberinya satu bagian dari rampasan perang bersama Mujahidin Perang Badar.
11. Bani Jahjabah bin Kulfah dan Sekutu-sekutunya:
1) Mundzir bin Muhammad bin Uqbah.
2) Abu Aqil bin Abdullah bin Tsa'labah bin Baihan bin Amir bin al-Harits.
12. Bani Ghanm bin as-Salm:
1) Sa'ad bin Khaitsamah bin al-Harits bin Malik bin Ka'ab bin an-Nahhath bin Ka'ab bin Haritsah bin Ghanm.
2) Mundzir bin Qudamah bin Arafjah.
3) Malik bin Qudamah bin Arafjah.
4) Al-Harits bin Arafjah.
5) Tamim, mantan budak Bani Ghanm. (Ibnu Hisyam berkata: "Tamim adalah mantan budak Sa'ad bin Khaitsamah.").
13. Bani Muawiyah bin Malik dan Sekutu-sekutunya:
1) Jabr bin Atik bin al-Harits bin Qais bin Haisyah bin al-Harits bin Umaiyyah bin Muawiyah.
2) Malik bin Numailah, sekutu Bani Muawiyah bin Malik dari Muzainah.
3) An-Nu'man bin Ashar, sekutu Bani Muawiyah bin Malik.