TITRASI POTENSIOMETRI ANNISA SYABATINI
Suatu eksperimen dapat diukur dengan menggunakan dua metode yaitu, pertama (potensiometri langsung) yaitu pengukuran tunggal terhadap potensial dari suatu aktivitas ion yang diamati, hal ini terutama diterapkan dalam pengukuran pH larutan air. Kedua (titrasi langsung), ion dapat dititrasi dan potensialnya diukur sebagai fungsi volume titran. Potensial sel, diukur sehingga dapat digunakan untuk menentukan titik ekuivalen. Suatu petensial sel galvani bergantung pada aktifitas spesies ion tertentu dalam larutan sel, pengukuran potensial sel menjadi penting dalam banyak analisis kimia. Proses titrasi potensiometri dapat dilakukan dengan bantuan elektroda indikator dan elektroda pembanding yang sesuai. Dengan demikian, kurva titrasi yang diperoleh dengan menggambarkan grafik potensial terhadap volume pentiter yang ditambahkan, mempunyai kenaikan yang tajam di sekitar titik kesetaraan. Dari grafik itu dapat diperkirakan titik akhir titrasi. Cara potensiometri ini bermanfaat bila tidak ada indikator yang cocok untuk menentukan titik akhir titrasi, misalnya dalam hal larutan keruh atau bila daerah kesetaran sangat pendek dan tidak cocok untuk penetapan titik akhir titrasi dengan indikator. Titik akhir dalam titrasi potensiometri dapat dideteksi dengan menetapkan volume pada mana terjadi perubahan potensial yang relatif besar ketika ditambahkan titran. Dalam titrasi secara manual, potensial diukur setelah penambahan titran secara berurutan, dan hasil pengamatan digambarkan pada suatu kertas grafik terhadap volum titran untuk diperoleh suatu kurva titrasi. Dalam banyak hal, suatu potensiometer sederhana dapat digunakan, namun jika tersangkut elektroda gelas, maka akan digunakan pH meter khusus. Karena pH meter ini telah menjadi demikian biasa, maka pH meter ini dipergunakan untuk semua jenis titrasi, bahkan apabila penggunaannya tidak diwajibkan. Reaksi-reaksi yang yang berperan dalam pengukuran titrasi potensiometri yaitu reaksi pembentukan kompleks reaksi netralisasi dan pengendapan dan reaksi redoks. Pada reaksi pembentukan kompleks dan pengendapan, endapan yang terbentuk akan membebaskan ion terhidrasi dari larutan. Umumnya digunakan elektroda Ag dan Hg, sehingga berbagai logam logam dapat dititrasi dititrasi dengan EDTA. Reaksi netralisasi terjadi pada titrasi asam basa dapat diikuti dengan elektroda indikatornya elektroda elektroda gelas. Tetapan ionisasi ionisasi harus kurang dari 10-8. Sedangkan reaksi redoks dengan elektroda Pt atau elektroda inert dapat digunakan pada titrasi redoks. Oksidator kuat (KMnO4, K 2Cr 2O7, Co(NO3)3) membentuk lapisan logam-oksida yang harus dibebaskan dengan reduksi secara katoda dalam larutan encer . Persamaan Nernst memberikan hubungan antara potensial relatif suatu elektroda dan konsentrasi spesies ioniknya yang sesuai dalam larutan. Potensiometri merupakan aplikasi langsung dari persaman Nernst dengan cara pengukuran potensial dua elektroda tidak terpolarisasi pada kondisi arus nol. Dengan pengukuran pengukuran potensial reversibel suatu elektroda, maka perhitungan aktivitas atau konsentrasi suatu komponen dapat dilakukan .
Potensial dalam titrasi potensiometri dapat diukur sesudah penambahan sejumlah kecil volume titran secara berturut-turut atau secara kontinu dengan perangkat automatik. Presisi dapat dipertinggi dengan sel konsentrasi. Elektroda indikator yang digunakan dalam titrasi potensiometri tentu saja akan bergantung pada macam reaksi yang sedang diselidiki. Jadi untuk suatu titrasi asam basa, elektroda indikator dapat berupa elektroda hidrogen atau sesuatu elektroda lain yang peka akan ion hidrogen, untuk titrasi pengendapan halida dengan perak nitrat, atau perak dengan klorida akan digunakan elektroda perak, dan untuk titrasi redoks (misalnya, besi(II)) dengan dikromat digunakan kawat platinum semata-mata sebagai elektroda redoks. http://annisanfushie.wordpress.com/2009/07/17/titrasi-potensiometri/
Diposkan oleh Hermanibrahim
Potensiometri adalah satu cara elektrokimia untuk analisa ion secara kuantitatif berdasarkan pengukuran potensial dari elektroda yang peka terhadap ion yang bersangkutan. Sewaktu pengukuran potensial tidak boleh ada arus. Terdapat 2 buah tipe elektroda yaitu : elektroda indikator (pengukur) dan elektroda pembanding. Potensial tidak dapat diukur secara mutlak, melainkan diukur secara relatif terhadap elektroda pembanding. Kedua elektroda tersebut saling dihubungkan dengan jembatan arus yang dapat dilewati oleh ion-ion, tetapi tidak terjadi pencampuran terhadap isi kedua elektroda tersebut. Susunan elektroda pengukur – jembatan arus – elektroda pembanding – alat pengukur (potensiometer) disebut rantai Galvanis. Elektroda pembanding dapat berupa : elektroda kalomel dan elektoda perak/perak kloroda. Elektroda kalomel terdiri dari air raksa yang dicampur dengan raksa (1) klorida didalam larutan KCl. Larutan kalium Cholrida tersebut mempunyai konsentrasi tertentu, misalnya 1N atau jenuh. Oleh karena itu kita mengenal 2 macam elektroda kalomel yaitu : elektorda kalomel normal dan elektroda kalomel jenuh. Elektroda perak umumnya terbuat dari sepotong kawat perak yang tercelup dalam larutan KCl jenuh yang juga menghandung perak chlorida. Elektroda-elektroda pembanding mempunyai potensial yang amat stabil dan mantap, sehingga tidak mudah dipengaruhi oleh suhu, waktu penyimpanan dan arus, apabila terjadi aliran arus. Elektorda pembanding tidak mudah untuk dipolarisasi, sehingga sesuai sekali untuk menjadi tolak ukur pembanding potensial.
Potensial elektroda pembanding diukur relatif terhadap elektroda hidrogen yang dianggap mempunyai potensial0. elektorda hidrogen tersebut terdiri dari sepotong kawat platina yang tercelup dalam 1M asam sulfat yang dialiri hidrogen pada tekanan 1atm. Elektroda hidrogen merupakan elektroda pembanding primer yang menjadi tolak ukur untuk segala elektroda lainnya. Karena elektroda hidrogen tersebut agak sukar dipakainya. Maka dikembangkan elektroda pembanding sekunder, yaitu elektroda kalomel dan elektroda perak-chlorida.
Titrasi Potensimetri Bentuk persamaan Nernst untuk sistem Asam-Basa tidak jauh berbeda dengan bentuk persamaan Henderson Hasselbalch, sehingga bentuk kurva titrasi sistem Asam-Basa menyerupai huruf S pula, hanya yang diukur adalah perubahan potensian (mV) terhadap penambahan zat penitrasi. Sebagai elektroda untuk sistem Asam-Basa tidak digunakan elektroda kaca kombinasi seperti pada sistem asam-basa, melainkan elektroda platina kombinasi atau elektroda perak kombinasi. Keunggulan titrasi potensiometri dibandingkan titrasi yang menggunakan indikator adalah sebagai berikut :
Titik akhir tidak berdasarkan pada perubahan warna, jadi tidak tergantung pada penglihatan orang yang melakukan analisa.
Dapat dilakukan dalam wadah tertutup, misalnya untuk sampel yang baunya tidak enak atau untuk mengalirkan gas nitrogen.
Dapat digunakan dalam larutan berwarna, misalnya larutan minuman.
Dapat dilakukan dengan volume sampel lebih kecil, biasanya cukup dengan 15 ml larutan sampel.
Dapat digunakan untuk titrasi asam-basa lemah, khususnya titrasi bebas air, dimana kadangkadang indikator warna tidak memberikan hasil yang baik. Dapat dilakukan lebih cepat dan otomatis.
http://hermanibrahim.blogspot.com/2010/11/potensiometri.html
Kamis, 11 September 2008 APLIKASI POTENSIOMETRI Diposkan oleh NyeNyenz di 22:31
pH-METER Suatu pH-meter adalah contoh aplikasi potensiometer merupakan seperangkat alat pengukur potensial elektroda tanpa aliran arus dan sekaligus menguatkan sinyal yang ditimbulkan pada elektroda gelas dengan suatu tabung vakum elektrik. Suatu pH-meter dengan tipe defreksi, paling tidak mempunyai tipe panel kendali berupa tombol operasi, tombol standardisasi dengan baffer standar, tombol kompensator temperatur yang memungkinkan untuk memperbaiki kepekaannya berdasarkan ketergantungan potensial Nernst terhadap temperatur. Beberapa model dilengkapi juga dengan suatu tombol seleksi skala, dan ini dikenal dengan pH-meter dengan skala diperluas.
Potensiometer Kelebihan utama potensiometer adalah pada saat potensial sel dibaca, tidak ada arus yang mengalir dalam larutan (arus residual akibat tatanan seldan efek polarisasi dapat diabaikan). Sel standar yang biasanya digunakan untuk mengkalibrasi potensiometer adalah sel Weston jenuh, dengan potensial 1,01864 V pada 20oC yang berkurang sebanyak 4x10-5 V tiap kenaikan temperatur 1oC.
http://ny2nz-tjikmal.blogspot.com/2008/09/aplikasi-potensiometri.html
potensiometri Potensiometri adalah suatu proses pengukuran potensial atau voltase suatu sel elektrokimia.(Patnaik 2004) Pengukuran potensial yang dilakukan pada percobaan kali ini merupakan pengukuran potensiometrik langsung yang berdasarkan perbandingan antara potensial yang terjadi pada saat elektroda indikator dicelupkan pada larutan uji dengan potensial yang terjadi pada saat dicelupkan pada standar analat. Penentuan titik akhir potensiometri dapat dilakukan dengan berbagai macam metode, salah satunya dengan membuat kurva antara voltase sel terhadap volume titran yang ditambahkan. Titik akhir diambil pada titik dengan slope (kemiringan maksimum). Kenaikan slope akan sampai pada titik akhir dan akan menurun setelah titik akhir tercapai. Metode potensiometri digunakan untuk standardisasi NaOH dengan cara titrasi asam oksalat dengan menggunakan NaOH. Penentuan konsentrasi HCl dilakukan dengan melakukan
titrasi HCl dengan NaOH yang telah distandardisasi dengan metode potensiometri sebelumnya. Dari data percobaan, diperoleh volume titran dan potensial listrik (E). Terdapat tiga macam kurva untuk menentukan Titik Ekivalen (TE), yaitu kurva reguler (hubungan volume dan E), kurva orde pertama (hubungan antara ΔE/ΔV dengan volume), dan kurva orde kedua (hubungan antara volume dengan Δ(ΔE/ΔV)/ΔV). Titik ekivalen pada kurva reguler diperjelas oleh kurva orde pertama. Kurva orde pertama semakin dijelaskan oleh kurva orde kedua. Titik ekivalen pada kurva reguler adalah tepat di tengah perubahan E yang paling curam pada kurve, ditentukan dengan metode jajar genjang. Pada metode ini, peluang kesalahan sangat besar. Kurva orde pertama dibuat dengan memplot slope dari kurve terhadap titran yang ditambahkan (ΔE/ΔV). Kurva orde kedua dibuat dengan memplot kurva derivatif pertama terhadap volume titran yang ditambahkan (Δ(ΔE/ΔV)/ΔV). Percobaan ini menghasilkan titik ekivalen standardisasi NaOH terjadi pada volume 7,75 ml dan konsentrasi NaOH adalah 0,1290 N. Titik ekivalen penentuan konsentrasi HCl terjadi pada volume 10,45 ml dan konsentrasi HCl adalah 0,1348 N. http://worldofandika.blogspot.com/2010/06/potensiometri.html