MAKALAH ANALISIS FARMASI
NITRIMETRI
Dosen : Muchammad Reza Ghozaly, M.Si., Apt
Disusun oleh :
Kikin Ogi Fauziah Venny Gloria Siahaan Agatha Paskaline S. Yunus Adil Zebua Hirim Hotma Uli A.
14330025 14330151 15330113 17330729 17330735
PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL 2018
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga sehingga makalah ini bisa selesai dengan baik. Makalah Analisis Farmasi “ Nitrimetri” dibuat sebagai salah satu persyaratan dalam mata kuliah Analisis Farmasi. Makalah ini masih jauh untuk dikatakan sempurna baik dari segi materi maupun dari teknik penulisan. Dalam penulisan makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangankekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca khususnya mengenai titrasi Nitrimetri. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Jakarta,
Mei 2018
Penulis
ANALISIS FARMASI
Page i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................... ................................................................ ............................................ ....................................... ................. i DAFTAR ISI....................................... ISI............................................................. ............................................. ............................................. ................................. ........... ii BAB I PENDAHULUAN......................................... ............................................................... ............................................. ................................... ............ 1
1.1 Latar Belakang ......................................... ............................................................... ............................................. ....................................1 .............1 1.2 Tujuan .......................................... ................................................................. ............................................. ............................................. ........................1 .1 1.3 Manfaat ............................................. ................................................................... ............................................ .......................................... .................... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................ .................................................................. ...........................................3 .....................3
2.1 Teori Reaksi Nitrimetri / Diazotasi ........................................... .................................................................. ....................... 3 2.2 Pembakuan Nitrimetri .......................................... ................................................................ ............................................ ........................5 ..5 2.3 Penetapan Kadar Bahan Baku Obat dan Sediaan Farmasi.................................7 2.4 Prinsip Reaksi Nitrimetri .............................................................. .................................................................................10 ...................10 2.5 Riview Jurnal Analisis Kuantitatif Bahan Baku Sulfanilamid dengan Metode Titrasi Nitrimetri ........................................ .............................................................. .........................................10 ...................10 BAB III PENUTUP .......................................... ................................................................ ............................................ .........................................12 ...................12
3.1 Kesimpulan ........................................... ................................................................. ............................................ .....................................12 ...............12 3.2 Saran ............................................ ................................................................... ............................................. ............................................1 ......................12 2 DAFTAR PUSTAKA ............................................. ................................................................... ............................................ .....................................13 ...............13
ANALISIS FARMASI
Page ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Analisis mencakup analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis secara kualitatif menunjukkan keberadaan suatu zat atau unsur tertentu dalam suatu sampel, sedangkan analisis secara kuantitatif menyatakan jumlah suatu zat atau unsur dalam sampel. Analisa kualitatif dapat dilakukan dengan cara klinik maupun instrumental yaitu dengan menggunakan alat modern. Cara klasik dapat dibagi menjadi beberapa metode diantaranya adalah volumetri. Berdasarkan pengukuran, analisa kuantitatif dibagi atas 3 bagian yaitu analisa titrimetri, analisa gravimetrik dan analisa instrumental. Analisa titrimetri melibatkan pengukuran volume suatu larutan dengan konsentrasi yang diketahui yang diperlukan untuk bereaksi dengan analit. Nitrimetri
merupakan cara
analisa
volumetri
yang berdasarkan
pada
reaksi
pembentukan garam diazonium. Garam diazonium itu terbentuk dari hasil reaksi antara senyawa yang mengandung gugus amin aromatis bebas, pada suhu di bawah 15°C dalam senyawa asam. Titrasi diazotasi berdasarkan pada pembentukan garam diazonium dari gugus amin aromatis bebas yang direaksikan dengan asam nitrit, dimana asam nitrit ini diperoleh dengan cara mereaksikan natrium nitrit dengan suatu asam (Harmita, 2006). Senyawa-senyawa yang dapat ditentukan dengan metode nitrimetri antara lain golongan sulfonamida seperti sulfamerazin, sulfadiazin dan sulfanilamid. Senyawa-senyawa ini dalam dunia farmasi sangat bermanfaat seperti sulfanilamid sangat berguna sebagai obat antimikroba. Selain senyawa-senyawa tersebut, pemanis buatan seperti natrium siklamat bisa ditetapkan kadarnya menggunakan metode nitrimetri. Melihat kegunaannya maka nitrimetri merupakan salah satu metode analisis yang diperlukan untuk menganalisis senyawa-senyawa tersebut. Oleh karena itu disusun makalah tentang nitrimetri ini untuk mengetahui teori titrasi nitrimetri/diazotasi, prinsip reaksi nitrimetri, indikator nitrimetri, dan aplikasi analisis nitrimetri/diazotasi dalam analisis obat.
ANALISIS FARMASI
Page 1
1.2
Tujuan
1. Mengetahui teori titrasi nitrimetri / diazotasi 2. Mengetahui jenis – jenis – jenis jenis reaksi nitrimetri 3. Mengetahui prinsip reaksi nitrimetri 4. Mengetahui indikator nitrimetri 5. Mengetahui aplikasi analisis nitrimetri / diazotasi dalam analisis obat dan bahan obat beserta beberapa contohnya.
1.3
Manfaat
1. Untuk mengetahui teori titrasi nitrimetri / diazotasi 2. Untuk mengetahui jenis – jenis – jenis jenis reaksi nitrimetri 3. Untuk mengetahui prinsip reaksi nitrimetri 4. Untuk mengetahui indikator nitrimetri 5. Untuk mengetahui aplikasi analisis nitrimetri / diazotasi dalam analisis obat dan bahan obat beserta beberapa contohnya.
ANALISIS FARMASI
Page 2
BAB II ISI
2.1
Teori Reaksi Nitrimetri / Diazotasi
Nitrimetri adalah cara penetapan kadar suatu zat dengan larutan nitrit. Salah satu s atu metode yang termasuk dalam titrasi redoks adalah diazotasi (nitritometri). Titrasi diazotasi berdasarkan pada pembentukan garam diazonium dari gugus amin aromatis bebas yang direaksikan dengan asam nitrit, dimana asam nitrit ini diperoleh dengan cara mereaksikan natrium nitrit dengan suatu asam (Hermita, 2006) Titrasi diazotasi sangat sederhana dan sangat berguna untuk menetapkan kadar senyawa-senyawa antibiotik sulfonamida dan juga senyawa-senyawa anestesika lokal golongan asam amino benzoat (Gandjar dan Rohman, 2007). Metode titrasi diazotasi disebut juga dengan nitrimetri yakni metode penetapan kadar secara kuantitatif dengan menggunakan larutan baku natrium nitrit. Metode ini didasarkan pada reaksi diazotasi yakni reaksi antara amina aromatik primer dengan asam nitrit dalam suasana asam membentuk garam diazonium (Gandjar dan Rohman, 2007). Titrasi nitrimetri merupakan titrasi yang dipergunakan dalam analisa senyawasenyawa organik, khususnya untuk persenyawaan amina primer. Penetapan kuantitas zat didasari oleh reaksi antara fenil amina primer (aromatik) dengan natrium nitrit dalam suasana asam yang membentuk garam diazonium dan dikenal sebagai reaksi diazotasi. Untuk membuat suasana asam umumnya digunakan asam klorida. Titrasi diazotasi ini sangat sederhana dan sangat berguna untuk menetapkan kadar-kadar senyawa antibiotik sulfonamide dan juga senyawa-senyawa anastetika lokal golongan asam amina benzoate. Metode titrasi diazotasi disebut juga nitrimetri, yaitu metode penetapan kadar secara kuatitatif dengan menggunakan larutan baku NaNO 2-. Metode ini didasarkan pada reaksi diazotasi yakni reaksi antara amina aromatik primer dengan asam nitrit dalam suasana asam membentuk garam. Titik akhir titrasi diazotasi tercapai apabila pada penggoresan larutan yang dititrasi pada pasta kanji iodide atau kertas kanji iodide akan terbentuk warna hijau tosca atau biru (Wunas, 1968). Dalam nitrimetri, berat ekivalen suatu senyawa sama dengan berat molekulnya karena 1 mol senyawa bereaksi dengan 1 mol asam nitrit dan menghasilkan 1 mol garam diazonium. Dengan alasan ini pula, untuk nitrimetri, konsentrasi larutan baku ANALISIS FARMASI
Page 3
sering
dinyatakan
dengan
molaritas
(M)
karena
molaritasnya
sama
dengan
normalitasnya (Gandjar dan Rohman, 2007). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam titrasi nitrimetri adalah : 1.
Suhu Pada saat melakukan titrasi, suhu harus berada antara 5-15° C, walaupun sebenarnya pembentukan garam diazonium berlangsung pada suhu yang lebih rendah yaitu 0-5° C. Pada temperatur 5-15° C digunakan KBr sebagai stabilisator. Titrasi tidak dapat dilakukan pada suhu tinggi karena :
2.
HNO2 yang terbentuk akan menguap pada suhu tinggi t inggi
Garam diazonium yang terbentuk akan terurai menjadi fenol
Keasaman Titrasi ini berlangsung pada pH ± 2 hal ini dibutuhkan untuk :
Mengubah NaNO 2 menjadi HNO2
Pembentukan garam diazonium
3. Kecepatan reaksi Reaksi diazotasi berlangsung lambat sekali sehingga agar reaksi berjalan sempurna, titrasi harus dilakukan secara perlahan-lahan dan dengan pengocokan yang kuat. Frekuensi tetesan pada awal titrasi kira-kira 1 ml/menit, lalu menjelang titik akhir titrasi menjadi 2 tetes/menit. Untuk menentukan titik akhir titrasi nitrimetri dapat digunakan 2 macam indikator, yaitu: 1. Indikator dalam Indikasi dalam adalah indicator yang digunakan dengan cara memasukkan indicator tersebut kedalam larutan yang akan dititrasi, contohnya : tropeolin OO dan metilen blue. 2. Indikator luar Indikasi luar adalah indicator yang dipakai tidak memasukkan kedalam larutan yang akan dititrasi, tetapi hanya dengan menggoreskan larutan yang akan diperiksa pada indicator ini pada saat tititk akhir hamper dicapai. Contohnya : pasta kanji iodide.
ANALISIS FARMASI
Page 4
2.2
Pembakuan Nitrimetri
Pembakuan NaNO 2 dengan asam sulfanilat : sebelum menetapkan kadar, karena NaNO 2 yang digunakan sebagai titran baku primer, perlu dilakukan pembakuan terhadap NaNO2 terlebih dahulu. Sebagai baku primer untuk pembakuan NaNO 2 diguanakn asam sulfanilat. Asam sulfanilat ditimbang seksama sekitar 50 mg, lalu dilarutkan dalam ammonia 25 % karena asam sulfanilat sukar larut dalam air. Ammonia disini hanya digunakan sebagai pelarut sehingga jangan terlalu banyak karena akan mempengaruhi pH . Untuk mengakali masalah ini, pada saat memasukkan asam sulfanilat kedalam Erlenmeyer usahakan terlokalisasi pada satu titik agar tidak diperlukan banyak ammonia untuk melarutkan. Setelah seluruh asam sulfanilat larut, larutan kemudian diasamkan dengan HCl 25% sampai pH 2 karena asam nitrit terbentuk pada suasan asam. Kemudian tambahkan KBr yang pada titrasi nitrimetri diperlukan sebagai :
katalisator, yaitu untuk mempercepat reaksi karena KBr dapat mengikat NO 2- dan membentuk nitrosobromid yang akan meniadakan reaksi tautomerasi dari bentuk keto dan langsung membentuk enol.
Stabilisator yaitu mengikat NO2- agar asam nitrit tidak terurai atau menguap.
Cara Kerja Pembakuan Natrium nitrit : a.
Timbang seksama ± 50 mg asam sulfanilat, masukkan kedalam labu erlenmeyer 100 ml
b.
Tambahkan 1-2 tetes ammonia 25% kocok sampai larut
c.
Tambahkan 20 ml air
d.
Tambahkan 5 ml HCl P
e.
Tambahkan ± 0,5 g serbuk KBr
f.
Masukkan 5 tetes tropeolin OO 0,1% dan 3 tetes metilen blue 0,1%
g.
Titrasi dengan NaNO2 0,1 M sambil diaduk kuat sampai terjadi perubahan warna dari ungu kebiru (dengan indikator dalam) dan terjadi goresan warna biru pada pasta kanji iodida yang terulang lagi setelah digunakan 1 menit kemudian (dengan indikator luar).
ANALISIS FARMASI
Page 5
Reaksi yag terjadi pada pembakuan NaNO 2 adalah NaNO2 + HCl H2O + HCl
HNO2 + NaCl H2O+ + Cl-
HNO2 + H3O + Br-
N=O + 2H2O Br
Setelah KBr ditambahkan, tambahkan indikator dalam yang berupa campuran tropeolin OO dan metilen blue dengan perbandingan 5 : 3. Digunakan campuran indikator karena perubahan warna tropeolin OO dari warna merah menjadi kuning dan warna kuning tidak jelas sehinga untuk memperjelas titik akhir diperlukan metilen blue agar pada titik akhir terlihat warna biru. Jadi, dengan dengan mencampur kedua indikator ini akan terjadi perubahan warna violet menjadi biru. Reaksi dari indikator ini .
Pada titrasi nitrimetri ini digunakan dua indikator, yaitu indikator dalam dan indikator luar. Untuk indikator luar, digunakan pasta kanji iodida. Pada titik akhir, terdapat ion NO2- berlebih sehingga NO 2- akan bereaksi dengan iodida dan mengoksidasi iodida menjadi iodium yang akan bereaksi dengan amilum amilu m membentuk komplek warna biru.
ANALISIS FARMASI
Page 6
2.3
Penetapan Kadar Bahan Baku Obat dan Sediaan Farmasi
Jenis titrasi diazotasi cukup sederhana untuk dilakukan dan sangat berguna untuk analisis antibiotik sulfonamide dan anastetik lokal turunan asam benzoat. Titrasi dilakukan dengan menggunakan natrium nitrit yang diasamkan, menyebabkan fungsi amin aromatik primer diubah menjadi garam diazonium, seperti pada reaksi sulfasetamina dengan asam nitrit (Watson, 2010). 1)
Paracetamol ASETAMINOFEN ASETAMINOFEN / PARASETAMOL
C8H9 NO2 Sejumlah kurang lebih 500 mg zat yang ditimbang saksama di masukkan dalam labu titrasi 300 ml,tambahkan HCl (1:2) 20 ml dan refluks selama 30 menit,kemudian dinginkan.Tambhakan KBr 5 gr,tropeolin – 00 00 5 tetes ,dan metilen biru 3 tetes.Titrasi dengan larutan NaNO2
0,1N hingga terjadi perubahan warna dari ungu ke biru
(Harmita,2006)
Gambar. Reaksi penetapan kadar parasetamol secara nitrimetri
ANALISIS FARMASI
Page 7
2)
Fenasetin FENASTIN
C10H13 NO2 Prinsip : Fenasetin dihidrolisis dengan cara merefluks sehingga terbentuk amin primer yang dengan natrium nitrit akan terjadi reaksi diazotasi dengan menggunakan katalisator KBr. Kurang lebih 200mg fenasetin yang ditimbang seksama direfluks dengan 15 ml amas sulfat 10% dalam labu erlenmeyer dari dari 150ml untuk 1 jam lamanya. Dinginkan hingga temperatur kamar, tambahkan 5g KBr, 15ml aquadest, 5 tetes tropeolin-OO 0,1%, dan 3 tetes biru metilen 0,1% dan kemudian dititrasi dengan larutan NaNO2 dari warna ungu ke biru hijau (Harmita,2006)
ANALISIS FARMASI
Page 8
3)
Kloramfenikol KLOFRAMFENIKOL
C11 H12 Cl2 N2 O5 Timbang saksama 500 500 mg,tambahkan 20 ml HCl P,kemudian 5 g debu seng sedikit demi sedikit. Tambahkan 15 ml HCl P, biarkan selama 1 jam. Saring melalui kapas, cuci 3x, tiap kali dengan 5 ml air. Dinginkan hingga suhu 15 o C, tambahkan kurang lebih 30 g S. Titrasi perlahan-lahan dengan natrium nitrit nit rit 0,1 N hingga 1 tetes larutan segera menghasilkan warna biru pada kertas kanji iodida i odida P. Titrasi dianggap selesai seles ai hingga titik titi k akhir dapat ditunjukkan lagi setelah larutan dibiarkan selama 5 menit. 1 ml NaNO2 0,1 M setara dengan 31,31 mg C11H12Cl2 N2O5 (Harmita,2006).
Gambar. Reaksi penetapan kadar kloramfenikol secara nitrimetri
ANALISIS FARMASI
Page 9
2.4
Prinsip Reaksi Nitrimetri
Prinsip titrasi nitrimetri adalah reaksi diazotasi, yaitu : 1. Pembentukan garam diazonium dari gugus amin aromatik primer (amin aromatik sekunder dan gugus nitro aromatik). Contoh zat yang memiliki gugus amin aromatik primer adalah benzokain. Contoh zat yang memiliki gugus amin aromatis sekunder adalah parasetamol dan fenasetin. Contoh zat yang memiliki gugus nitroaromatik adalah kloramfenikol. 2. Pembentukan senyawa nitrosamine dari amin alifatik sekunder. Contoh zat yang mempunyai gugus amin alifatis adalah Na siklamat. 3. Pembentukan senyawa azo dari gugus hidrazida. Contoh zat yang memiliki gugus hidrazida adalah INH. 4. Pemasukkan gugus nitro yang jarang terjadi karena sulitnya titrasi dengan menggunakan asam nitrit dalam suasana asam. Reaksi diazotasi tidak stabil dalam suhu kamar,karena garam diazonium yang terbentuk mudah terdegradasi membentuk senyawa fenol dan gas nitrogen. Sehingga reaksi dilakukan pada suhu dibawah 15°C. Untuk mendapatkan suhu dibawah 15°C dapat dilakukan dengan merendam erlenmeyer yang berisi sampel dalam bejana berisi batu es. 2.5 Riview Jurnal Analisis Kuantitatif Bahan Baku Sulfanilamid dengan Metode Titrasi Nitrimetri
Sulfanilamid merupakan obat yang digunakan untuk pengobatan ifeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Sulfanilam id larut dalam 200 bagian air; sangat larut dalam air mendidih; agak sukar larut dalam etanol 95%p; sangat sukar larut dalam kloroform p dan dalam eter p. Nitrimetri adalah metode titrasi yang menggunakan NaNO2 sebagai pentiter pentiter dalam suasana asam. Pada suasana asam, NaNO2 berubah menjadi HNO2 (asam nitrit) yang akan bereaksi dengan sampel yang dititrasi membentuk garam diazonium. diazonium. Agar dapat memberikan efektifias yang baik pada sulfanilamid, perlu diketahui kemurnian bahan baku zat aktifnya sehingga kadar zat aktif dalam suatu sediaan dapat diketahui secara pasti. Penetapan kemurnian bahan baku sulfanilamid secara konvensional dapat dilakukan dengan dengan metode nitrimetri yang menggunakan prinsip reaksi diazotasi ANALISIS FARMASI
Page 10
dan senyawa NaNO2 yang dibakukan dengan asam sulfanilat sebagai pentiter, dan KBr sebagai katalisator. Sebelum dilakukan penentuan kadar sulfanilamid, dilakukan : 1. Pembuatan pasta kanji – kanji – Iodida Iodida yang akan digunakan pada penetapan kadar sampel sulfanilamid. Pasta kanji iodida harus dibuat segar karena indikator ini mudah terdegradasi atau mudah rusak akibat cahaya matahari, oksigen, bakteri, dll. Sehingga pasta kanji iodida ini sebaiknya diletakkan di dalam botol kaca kaca berwarna gelap 2. Pembuatan Larutan NaNO2 merupakan indikator yang dimasukkan bersama ke dalam sampel dalam erlenmeyer. Pada praktikum kali ini, digunakan tropeolin OO sebagai indikator pada pembakuan NaNO2 dan metilen blue sebagai pengontras warna. 3. PembakuanNaNO2 dengan menggunakan asam sulfanilat. Asam sulfanilat dapat digunakan untuk proses pembakuan karena memiliki amina aromatik primer yang dapat bereaksi membentuk garam diazonium dengan NaNO2. 4. Kemudian lakukan penentuan kadar sulfanilamid. Sebelum titrasi, larutan dalam erlenmeyer harus diuji dulu pH nya untuk memastikan keasamannya agar tidak melebihi range indikator yang digunakan (tropeolin oo, 1.3-3.2). Pada saat pentitrasian, suhu sampel harus dibuat rendah, yaitu sekitar 10-15oC untuk menstabilkan garam diazonium yang mudah terdegradasi membentuk senyawa fenol dan gas nitrogen. Berikut cara penentuan kadar sulfanilamide beserta hasilnya :
250 mg sulfanilamid ditimbang => 250 mg sulfanilamid
Ditambahkan 10 ml HCl 6M dan 25 ml aquadest serta 125 mg KBr => Larutan analit pH 1
Diambil 10 ml larutan analit dan titrasi dengan NaNO2 pada suhu 15°C hingga diperkirakan medekati TAT => V Na NO2 sebanyak 0,1 ml
Mengoleskan larutan pada pasta kanji iodida dan mendiamkannya selama 5 menit => Menghasilkan warna biru
Menghitung kadar sulfanilamid => Kadar sulfanilamid = 3,376%
Kesimpulan : Telah dilakukan penetapan kadar sulfanilamida dengan metode nitrimetri , yaitu menggunakan NaNO2 sebagai yang dibakukan dengan asam sulfanilat sebagai pentiter. Dari hasil pengujian, diketahui kadar sulfanilamid dalam 250mg sampel adalah 3,376%. ANALISIS FARMASI
Page 11
BAB III PENUTUP 3.1
Kesimpulan
Diazotasi disebut juga dengan nitrimetri yakni metode penetapan kadar secara kuantitatif dengan menggunakan larutan baku natrium nitrit. Prinsip Titrasi nitrimetri adalah reaksi diazotasi yang meliputi pembentukan garam diazonium dari gugus amin aromatic primer (amin aromatic sekuder dan gugus nitro aromatik), pembentukan senyawa nitrosamine dari amin alifatik sekunder, pembentukan senyawa azi dari gugus hidrazida, pemasukkan gugus nitro yang jarang terjadi karena sulitnya nitrasi dengan menggunakan asam nitrit dalam suasana asam. Penentuan titik akhir titrasi diazotasi dapat menggunakan indikator luar, indikator dalam, dan secara potensiometri. Titrasi diazotasi digunakan untuk menetapkan kadar: benzokain primakuin fosfat dan sediaan
tabletnya,
prokain
HCl,
sulfasetamid,
natrium
sulfasetamid,
sulfametazin,
sulfadoksin, sulfametoksazol, tetrakain, dan tetrakain HCl.
3.2
Saran
Sebaiknya
perlu
dilakukan
pendalaman
pengetahuan
mengenai
titrasi
nitrimetri/diazotasi dan contoh – contohnya karena pengetahuan ini dapat sangat berguna terutama bagi mahasiswa farmasi dalam bidang mencakup mencakup analisis bahan obat dan sedian obat.
ANALISIS FARMASI
Page 12
DAFTAR PUSTAKA
Harmita. 2006. Analisis Kuantitatif Bahan Baku dan Sediaan Farmasi edisi I. Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia. Depok. Gandjar, I. Rohman, A. 2007. Kimia 2007. Kimia Farmasi Analisis (hal.164-167). Analisis (hal.164-167). Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Watson, Jhon. 2010. Mudah 2010. Mudah dan Aktif Belajar Kimia Kimia.. Bandung : Grafindo Media Pratama Wunas, J. Said. 1986. Analisa 1986. Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif Kuantitatif . Makassar : UNHAS https://www.academia.edu/7838810/Diazotasi https://himka1polban.files.wordpress.com/2013/11/laporan-nitrimetri-analis-kimia polban.pdf http://w-afif-mufida-fk12.web.unair.ac.id/artikel_detail-68244Love%20Kimia%20Love%20Chemistry-Analisis%20Titrimetri.html
ANALISIS FARMASI
Page 13