Iodo-Iodimetri

Laporan Praktikum

TITRASI REDOKS

“PERMANGANOMETRI”

OLEH

NAM

:

AR ARIFIN OPUTU

NIM

:

821 412 081

KELAS

:

B

KELOMPOK

:

I (SATU)

ASISTEN

:

RANO RAMA GONI

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS JURUSAN FARMASI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2013

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.











BAB I PENDAHULUAN I.1

Latar Belakang Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang peristiwa atau

fenomena

yang

terjadi

dialam,

lebih

spesifiknya

lagi

mempel mempelaja ajari ri tenta tentang ng materi materi dan peruba perubaha han n yang yang menyer menyertai tainy nya a (Underwood, 1968). Ilmu kimia memiliki banyak cabang-cabang ilmu, salah satunya satunya adalah Kimia Kimia Analis. Analis. Kimia analisi analisis s secara garis garis besar besar dibagi dalam dua bidang yang disebut analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

Analisis

kualitatif

membahas

identifikasi

zat-zat.

Urusannya adalah unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur. Analisis kuantitatif berurusan berurusan dengan dengan penetapan penetapan banyak suatu zat zat tertentu yang ada dalam sampel sampel atau contoh contoh (Underwood, 1968). 1968). Dalam analisis kuantitatif kali ini dilakukan titrasi dimana, titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan konsentras konsentrasii yang diketah diketahui ui dan diperluk diperlukan an untuk untuk bereaksi bereaksi secara secara lengkap dengan sejumlah contoh tertentu yang akan di analisis. Karena pengukuran volume memainkan peranan penting dalam titrasi, maka teknik ini juga dikenali dengan analisa volumetrik (Underwood, 1992). Titrasi Titrasi biasanya biasanya dibedaka dibedakan n berdasarkan berdasarkan jenis reaksi reaksi yang yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redoks untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks kompleks dan lain lain sebagainy sebagainya. a. Pada penetapa penetapan n kadar senyawa senyawa











sukar larut. Dimana salah salah satu metode yang yang digunakan , misalnya metode iodimetri dan iodometri. Titrasi iodimetri-iodometri ini sering digunakan dalam industri farmasi. Khususnya, pada penentuan kadar zat-zat uji yang bersifat reduktor dan oksidator. Adapun iodimetri adalah penentuan kadar senyawa dengan potensial oksidasi yang yang lebih besar, dan iodimetri digunakan untuk menentukan kadar senyawa misalnya asam askorbat, natrium askorbat, natrium tiosulfat dan sediaan injeksinya (sudjadi, 2007). Untuk itu, dalam percobaan ini akan dibahas metode iodimetri untuk mengetahui dan mempelajari penetapan kadar asam askorbat atau vitamin C sesuai dengan prinsip reaksi redoks. I.2

Maksud dan Tujuan

I.2.1

Maksud Memahami cara menentukan kadar suatu senyawa dengan menggunakan metode titrasi iodi-iodometri.

I.2.2

Tujuan Tujuan dilaksanakan praktikum ini yaitu :

- Agar mahasiswa mampu mampu menetapkan kadar asam asam askorbat. - Agar mahasiswa mampu menentukan normalitas asam askorbat I.3

Prinsip percobaan Penentuan kadar vitamin C berdasarkan reaksi reduksi oksidasi oksidasi mengguna menggunakan kan metode metode iodimetri iodimetri dalam dalam suasana suasana asam, asam, kemudian

dititrasi

dengan

larutan

baku

iodium

dengan

penambahan larutan kanji sebagai indikator dan titik akhir titrasi ditandai dengan adanya perubahan warna dari bening menjadi kuning jerami.











BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1

Teori Titrasi-titrasi redoks berdasarkan pada perpindahan elektron antara titran dan analit. Jenis titrasi ini biasanya menggunakan potensiometri untuk mendeteksi titik akhir, meskipun demikian penggunaa penggunaan n indikator indikator yang dapat dapat berubah berubah warnanya warnanya dengan dengan adanya kelebihan titran juga sering digunakan. Dalam titrasi redoks sendiri, ada yang melibatkan iodium dan ada pula yang melibatkan ion permanganat (Rohman, 2012). Titrasi yang melibatkan iodium dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu, yaitu, titrasi titrasi langsung langsung (iodimetr (iodimetri) i) dan titrasi titrasi tidak langsu langsung ng (iodometri). Iodimetri adalah adalah titrasi langsung langsung yang digunakan digunakan untuk menetapkan kadar asam askorbat, natrium askorbat, metampiron (antalgin), natrium tiosianat dan sediaan injeksinya. Sedangkan iodometri adalah titrasi tidak langsung yang digunakan untuk menetapkan kadar senyawa-senyawa dengan potensial oksidasi yang lebih lebih besar daripada daripada sistem sistem iodium-iodid iodium-iodida a atau senyawa senyawa – senyawa yang bersifat oksidator seperti CuSO 4.5H2O (Rohman, 2012). Redoks sering dihubungkan dengan terjadinya perubahan warna lebih sering dari pada yang diamati dalam reaksi asam-basa. Reaksi redoks melibatkan pertukaran elektron dan selalu terjadi perubahan perubahan bilang bilangan an oksidasi oksidasi dari dari dua atau atau lebih lebih unsur unsur dari reaksi reaksi kimia. Persamaan reaksi redoks agak lebih sulit ditulis dan dikembangkan dari persamaan reaksi biasa yang lainnya karena jumlah zat yang dipertukarkan dipert ukarkan dalam reaksi redoks sering kali lebih dari satu. Sama halnya dengan persamaan reaksi lain, persamaan reaksi redoks harus disetimbangkan dari segi muatan dan materi,











harus dicurahkan pada penyeimbangan muatan. Muatan berguna untuk menentukan faktor stoikiometri. Menurut batasan umum reaksi redoks adalah suatu proses serah terima elektron antara dua system redoks (Rivai, 1995). Reaksi-reaksi

kimia

yang

melibatkan

redoks

(reduksi

oksidasi) dipergunakan secara luas oleh analisis titrimetrik. Ion-ion dari berbag berbagai ai unsur unsur dapat dapat hadir dalam kondisi kondisi oksidas oksidasii yang berbeda-beda, menghasilkan kemungkinan banyak reaksi redoks. Adapun seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sebelumnya, bahwa salah satu titrasi dengan metode seperti pada reaksi redoks yang banyak dikenal adalah iodimetri dan iodometri. Iodimetri adalah analisa titrimetrik yang secara tidak langsung untuk zat yang bersifat oksidator seperti besi III, tembaga II, dimana zat ini akan mengoksidasi iodida yang ditambahkan menurut iodin (Underwood, 1986). Berikut reaksi yang dapat terjadi (Underwood (Underwood , 1986) : Oksidator + KI

I2 + 2e

I2 + Na2S2O3

NaI + Na2S2O3

Sedangkan, iodometri adalah analisis titrimetri yang secara langsung digunakan untuk zat reduktor atau natrium tiosulfat dengan dengan menggunak menggunakan an larutan larutan iodin iodin atau dengan dengan penamba penambahan han larutan baku berlebihan (Underwood, 1986). Reduktor + I2

2Ī

Na2S2O3 + I2

NaI + Na2S4O6

Dalam proses analitis, iod digunakan sebagai zat pengoksid (iodimetri), dan ion iodida digunakan sebagai zat pereduksi (iodometri). Relatif beberapa zat merupakan merupakan pereaksi reduksi yang yang cukup kuat untuk dititrasi secara langsung dengan iodium. Maka jumlah penentuan iodometrik adalah sedikit. Akan tetapi banyak pereaksi oksidasi cukup kuat untuk bereaksi sempurna dengan ion











ditentukan dengan larutan natrium tiosulfat. Iodometri adalah suatu proses analitis tak langsung yang melibatkan iod. Ion iodida berleb berlebih ih

ditam ditamba bahka hkan n

pada pada

suatu suatu

zat zat

pengo pengoksi ksid d

sehing sehingga ga

membebaskan iod, yang kemudian dititrasi dengan natrium tiosulfat (Underwood, 1999). Vitamin C atau asam askorbat merupakan salah satu vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Kekurangan vitamin C telah dikenal dikenal sebagai sebagai penyakit penyakit sariawa sariawan n dengan dengan gejala gejala seperti seperti gusi berdarah, sakit lidah, nyeri otot dan sendi, berat badan berkurang, lesu, dan lain-lain. Vitamin C mempunyai peranan yang penting bagi tubuh manusia seperti dalam sintesis kolagen, pembentukan carnitine, terlibat dalam metabolisme kolesterol menjadi asam empedu dan juga berperan dalam pembentukan neurotransmitter norepinefrin. Vitamin C memiliki sifat sebagai antioksidan yang dapat melindungi molekul-molekul yang sangat diperlukan oleh tubuh, seperti protein, lipid, karbohidrat, dan asam nukleat dari kerusakan oleh radikal bebas dan reaktif oksigen spesies. Vitamin C juga dibutuhkan untuk memelihara kehamilan, mengatur kontrol kapiler darah, secara memadai, mencegah hemoroid, mengurangi resiko diabetes dan lain-lain (Helmi, 2007). Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan senyawa bersifat asam dengan rumus empiris C6H8O6 (berat molekul = 176,12 g/mol). Kegunaan Vitamin C adalah sebagai antioksidan dan berfungsi penting dalam pembentukan kolagen, membantu penyerapa penyerapan n zat besi, besi, serta serta memban membantu tu memelih memelihara ara pembul pembuluh uh kapiler, kapiler, tulang, tulang, dan dan gigi. gigi. Konsumsi Konsumsi dosis normal normal vitamin vitamin C 60 60 – 90 mg/hari. Vitamin C banyak terkandung pada buah dan sayuran segar. segar. Vitamin Vitamin C berperan berperan sebagai sebagai antiok antioksidan sidan yang yang kuat kuat yang dapat melindungi sel dari agen-agen penyebab kanker, dan secara













bahan makanan lain vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam air dan esensial esensial untuk biosinte biosintesis sis kolagen kolagen (Selandiaw (Selandiawidias idiasmoro, moro, 2007). Dalam larutan, kadar bahan yang terlarut (solut) dinyatakan dengan konsentrasi. Istilah ini berarti banyaknya massa yang terlarut dihitung sebagai berat (gram) tiap satuan volume (mililiter) atau tiap satuan larutan, larutan, sehingga satuan kadar kadar seperti ini adalah gram/mililiter. Cara ini disebut dengan cara berat/volume atau b/v. Disamping cara ini, ada cara yang menyatakan kadar dengan gram zat terlarut tiap gram pelarut atau tiap gram larutan yang disebut dengan cara berat/berat atau b/b. Secara matematis, perhitungan kadar suatu senyawa yang ditetapkan secara volumetri dapat menggunakan rumus-rumus umum umum berikut (Rohman, 2012). 2012). Jika sampelnya padat (sampel ditara dengan timbangan analitik) analitik) maka maka rumus untuk mengh menghitung itung kadar kadar adalah adalah sebagai sebagai berikut berikut (Rohman, (Rohman, 2012) 2012) : Kad Kadar (% b/b) b/b) = x 10 100% Jika sampelnya cair (sampel diambil secara kuantitatif misal dengan menggunakan pipet volum) maka rumus untuk menghitung kadar adalah sebagai berikut (Rohman, 2012) : Kad Kadar (% b/v b/v) = x 100 100% % Berat ekivalen (BE) sama dengan berat molekul sampel dibagi dengan valensinya (Rohman, 2012).











Pemerian

:

Cairan tidak berwarna, jernih,

mudah

menguap dan mudah bergerak; bau khas ; rasa

panas.

Mudah

terbakar

dengan

memberikan nyala biru yang tidak berasap. Kelarutan

:

Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan eter P

Kegunaan

:

Zat tambahan

Penyimpanan

:

Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya; di tempat sejuk, jauh dari nyala api.

II.2.2 II.2.2 Aquade Aquadest st (Dirje (Dirjen n POM POM,, 1995) 1995) Nama resmi

:

Aqua Destilata

Nama lain

:

Air suling

Berat molekul

:

18,02

Rumus molekul

:

H2O

Rumus struktur

:

Pemerian

:

Cairan jernih, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna.

Kegunaan

:

Sebagai pelarut.

Penyimpanan

:

Dalam wadah tertutup baik

II.2.3 II.2.3 Natriu Natrium m Tiosulf Tiosulfat at (Dirje (Dirjen n POM, 1979 1979)) Nama resmi

:

Natrii Thiosulfas

Nama lain

:

Natrium Tiosulfat











basah; dalam hampa udara pada suhu diatas 330 merapuh. Penyimpanan

:

Dalam wadah tertutup rapat.

Khasiat

:

Antidotum sianida.

II.2. II.2.4 4 Asam Asam asko askorb rbat at (Dir (Dirje jen n POM, POM, 197 1979) 9) Nama resmi

:

Acidum ascorbicum

Nama lain

:

Asam askorbat

Berat molekul

:

176,13

Rumus molekul

:

C6H8O6

Rumus struktur

:

Pemerian

:

Serbuk atau hablur; putih atau agak kuning; tidak berbau; rasa asam. Oleh pengaruh cahaya lambat laun menjadi gelap. Dalam keadaan kering, mantap di udara, dalam larutan cepat teroksidasi.

Khasiat

:

Penggunaan antiskorbut.

Penyimpanan

:

Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.

II.2.5 II.2.5 Kalium Kalium Iodida Iodida (Dirje (Dirjen n POM, POM, 1979 1979))











Khasiat

:

Antijamur

Penyimpanan

:

Dalam wadah tertutup baik

II.2. II.2.6 6 Iodiu Iodium m (Dirj (Dirjen en POM, POM, 199 1995) 5) Nama resmi

:

Iodum

Nama lain

:

Iodum

Berat molekul

:

126,90

Rumus molekul

:

I

Rumus struktur

:

I2

Kelarutan

:

Larut dalam 3500 bagian air, 13 bagian etan etanol ol,8 ,80 0 bagi bagian an glis gliser erol ol p.da p.dan n 4 bagi bagian an karbon karbon disulfide. disulfide.

Pemerian

:

Keping atau granul, berat, hitam keabuabuan; bau khas; berkilau seperti metal.

Penyimpanan

:

Dalam wadah tertutup rapat. II.2.7 Asam sulfat sulfat (Dirje (Dirjen n POM,1979) POM,1979)..

Nama resmi

: Acidum Sulfuricum

Nama lain

: Asam sulfat

Berat molekul

:

98,08

Rumus molekul

:

H2SO4

Rumus struktur

:











II.2.8 Indikator Indikator

Kanji Kanji

(Dirje (Dirjen n

POM, POM,

1995) Nama resmi

: Amylum Oryzae

Nama lain

:

Pati Beras

Berat molekul

:

324

Rumus molekul

:

C12H20O10

Rumus struktur

:

Pemerian

:

Serbuk sangat halus, putih, tidak berbau, tidak berasa.

Kelarutan

:

Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol (95%).

Penyimpanan

:

Dalam wadah tetutup baik, ditempat yang sejuk dan kering. kering.

Kegunaan

:

Sebagai indikator













BAB III METODE KERJA III.1

Alat dan Bahan

III. III.1. 1.1 1 Alat Alat 1. Bata Batang ng Peng Pengad aduk uk 2. Buret 3. Botol 100 mL 4. Gelas Ki Kimia 5. Gelas Ukur 6. Labu Labu Erle Erleme meye yer r 7. Nera Neraca ca Anal Analit itik ik 8. Pipet tetes 9. Pipet Vo Volum 10. Statif Statif dan Klem III. III.1. 1.2 2 Baha Bahan n 1. Alkohol 70 70% 2. Alum Alumin iniu ium m Foil Foil











3. Diukur Diukur aqua aquades des sebany sebanyak ak 30 mL 4. Dimasukka Dimasukkan n KI kedalam kedalam gelas gelas kimia, kimia, ditamba ditambahkan hkan air air bebas bebas CO2 5. Diad Diaduk uk hing hingga ga laru larutt 6. Dicu Dicuku kupk pkan an air air samp sampai ai 30 mL 7. Dimasukka Dimasukkan n kedalam kedalam botol dan diberi diberi label label III.2.2 Pembuatan

Natrium

Tiosulfat

(Na2S2O3.5H2O) 0,1 N 1. Ditimbang Ditimbang saksama saksama Natrium Natrium Tiosulfat Tiosulfat 2,48 g 2. Diuk Diukur ur air air beb bebas as CO2 100 mL 3. Dimasukan Dimasukan Natrium Natrium Tiosul Tiosulfat fat kedalam kedalam gelas gelas kimia ditamb ditambahka ahkan n air bebas CO2 4. Diad Diaduk uk hing hingga ga laru larutt 5. Dicuku Dicukupka pkan n hingg hingga a 100 100 mL 6. Dimasukan Dimasukan kedalam kedalam botol dan diberi diberi label label III.2.3 Pembuatan Larutan Larutan Iodum (I2) 0,1 N











5. Dimasukan Dimasukan pati pati kedalam kedalam aquad aquades es yang yang mendidih mendidih perlah perlahananlahan. 6. Diaduk Diaduk sampai sampai larut larut dan dan homog homogen en 7. Didin iding gink inkan 8. Dimasu Dimasuka kan n kedal kedalam am botol botol dan diberi diberi label label III.2.5 III.2.5 Pembuatan Pembuatan Laruta Larutan n Asam Asam Sulfat Sulfat (H2SO4) enc encer 1. Ditim Ditimba bang ng asa asam m sulf sulfat at 1,4 1,43 3 mL 2. Diuk Diukur ur aqua aquade des s 25 25 mL mL 3. Dimasu Dimasuka kan n asam asam sulfat sulfat keda kedalam lam gela gelas s kimia kimia 4. Ditambahk Ditambahkan an aquad aquades es sediki sedikitt demi demi sedikit sedikit kemudian kemudian diaduk diaduk 5. Dicu Dicuku kupk pkan an samp sampai ai 25 mL III.2.6 III.2.6 Pembuatan Pembuatan Laruta Larutan n Asam Askor Askorbat bat 1. Ditim Ditimba bang ng asa asam m asko askorb rbat at 66, 66,7 7 mg 2. Diuk Diukur ur aqua aquade des s 10 10 mL mL air air 3. Dimasu Dimasuka kan n asam asam askorb askorbat at kedal kedalam am gelas gelas kimia kimia 4. Ditambahk Ditambahkan an aquad aquades es sedikit sedikit demi demi sediki sedikitt kemudia kemudian n diaduk diaduk 5. Dicu Dicuku kupk pkan an samp sampai ai 10 10 mL











BAB IV HASIL PENGAMATAN IV.1

Tabel Pe Pengamatan

IV.1. IV.1.1 Penetapan Penetapan Kadar Kadar Asam Askorbat Askorbat (Vitamin (Vitamin C)

No

1.

Sampel

Vitamin C

Vol.

Vol.

titrat

titran

(mL)

rata-rata

3

Indikator Perubaha

0,3 mL

kanji

n warna

4 tetes

Hijau Kuning

2.

IV.2

Vitamin C

3

0,2 mL

4 tetes

Perhitungan IV.2.1 Perhitunga Perhitungan n normalitas normalitas asam askorbat askorbat Diketahui : V C6H8O6 VI

= 3 mL = 0,25 mL

Jerami











Penyelesaian

:

% Kadar b/v

= =

x 100% ,

,

,

x 100%

= 0,147 % Jadi, berdasarkan perhitungan tersebut didapatkan kadar asam asa m askorb askorbat at sebes sebesar ar 0,1 0,147 47 %. IV.2.3 Perhitungan Bahan 1. Pembuatan Na2S2O3 (Dirjen (Dirjen POM, 1995). 1995). Dalam

Farmakope

pembuatan

Natrium

Tiosulfat

sebanyak 24,82 g dalam 1000 mL. Namun yang dibuat 100 mL jadi yang ditimbang sebanyak : = ,

=

1000 x A2 = 100 x 24,82 g 1000 x A2 = 2482 g













3. Pembua Pembuatan tan Laruta Larutan n KI KI (Dirje (Dirjen n POM, POM, 1995) 1995) Dalam Farmakope pembuatan Kalium Iodat sebanyak 10,70 g dalam 1000 mL. Namun yang dibuat 30 mL jadi yang ditimbang sebanyak : = ,

=

1000 x A2 = 10,70 x 30 g 1000 x A2 = 321 g A2 = A2 = 0,321 g











A2 = A2 = g

IV.3 Reaksi-reaksi 1. Pemba Pembakuan kuan Iodiu Iodium m dengan dengan Natriu Natrium m Tiosul Tiosulfat fat 2S2O32- + I2 I2 + 2Na2S2O3

S4O62- + 2I2NaI + Na2S4O6

2. Rea Reaksi ksi Asa Asam m ask askorb orbat at den dengan gan Iod Iodium ium C6H8O6 + I2

C6H4O6 + 2HI

3. Rea Reaksi ksi Kal Kalium ium iod iodida ida den denga gan n iod iodium ium KI + I

KI











BAB V PEMBAHASAN

V.1

Pembahasan percobaan Pada pecobaan pecobaan kali ini menggunkan metode iodimetri untuk menetapkan kadar asam askorbat atau vitamin C dengan menggunakan larutan baku Iodium (I 2). Titrasi Titrasi iodime iodimetri tri termas termasuk uk kedalam kedalam titrasi titrasi redoks. redoks. Redoks Redoks terdiri dari dari 2 yakni, reduksi reduksi dan dan oksidasi. Dimana, Dimana, reduksi adalah peristiwa peristiwa pengurangan pengurangan bilangan oksidasi disertasi pengikatan elektron, sedangkan oksidasi adalah penambahan

bilangan

oksidasi

disertai

pelepasan

elektron











percobaan yang kami lakukan, natrium tiosulfat dibuat dalam 100 mL maka yang ditimbang seksama sebanyak 2,48 g lalu memasukkannya kedalam gelas kimia, kemudian mengukur air 100 mL lalu memasukkannya kedalam gelas kimia. Dicampurkan natrium tiosulfat dengan aquades sedikit demi sedikit dan diaduk hingga larut, setelah itu mencukupkan larutan sampai 100 mL lalu dimasukkan kedalam botol dan diberi label. Selanjutnya yakni pembuatan larutan kanji, langkah pertama menimbang seksama pati jagung sebanyak 500 mg dan air diukur 100 mL lalu dipanas air diatas penangas air, hal ini dilakukan untuk menghilangkan CO2 dalam air (Hareiah, 2011). selanjutnya pati











dalam pembuatan larutan iodium adalah untuk meningkatkan kelarutan (Rohman, (Rohman, 2012). 2012). Setelah Setelah itu, dimasukkan kedalam botol dan diberi label. Setelah

pembuatan

larutan

iodium,

selanjutnya

yakni

pembuatan larutan asam sulfat (H2SO4) encer, dalam Farmakope Indonesia edisi IV; 1213, pembuatan Asam Sulfat sebanyak 49,04 g dalam 1000 mL. Namun dalam percobaan yang kami lakukan, asam sulfat sulfat

dibuat dibuat dalam 25 mL maka yang diukur diukur 1,43 mL

dengan menggunakan pipet volum. Kemudian diukur aquades 25 mL dan dimasukan asam sulfat ke dalam gelas kimia, ditambahkan aquades sedikit demi sedikit kemudian diaduk hingga larut.













yang telah berisi asam askorbat, ditambahkan lagi 4 tetes larutan kanji kedalam labu erlemeyer. Kemudian iodium dimasukkan kedalam buret dan dibungkus dengan aluminium foil hal ini dilakukan agar tidak terjadi kontaminasi cahaya dengan larutan tersebut (Svehla, 1985), lalu dititrasi asam sulfat dengan iodium











BAB VI PENUTUP

VI.1

Kesimpulan Dari praktikum kali ini, diperoleh kesimpulan tentang titrasi











DAFTAR PUSTAKA Basset, J etc. 1994. Buku Ajar Vogel, Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik . Penerbit Penerbit Buku Kedokteran Kedokteran EGC. Jakarta Jakarta

Dirjen Dirjen POM 1979. 1979. Farmakope Farmakope Indonesia Indonesia III . Depkes Depkes RI: Jakarta Jakarta

Iodo-Iodimetri

Recommend Documents