A. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengukuran
Untuk mencapai suatu tujuan tertentu di dalam fisika, kita biasanya melakukan pengamatan yang diikuti dengan pengukuran. Pengamatan suatu benda secara umum tidak lengkap apabila tidak dilengkapi dengan data kuantitatif yang didapat dari hasil pengukuran. Lord Kelvin, seorang ahli fisika berkata, bila kita dapat mengukur apa yang sedang kita bicarakan dan menyatakannya dengan angka-angka, berarti kita menghetahui apa yang sedang kita bicarakan itu. Sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka disebut besaran. Panjang, massa dan waktu termasuk pada besaran karena dapat kita ukur dan dapat kita nyatakan dengan angka-angka. Meskipun begitu, tidak semua besaran fisika selalu selalu mempunyai satuan. Beberapa besaran besaran fisika ada yang tidak memiliki satuan. Antara lain indek bias, koefisien gesekan, dan massa jenis relative (Latifathul, (Latifathul, 2013). 2013).
B. Pengukuran dalam Ilmu Pengetahuan
Tujuan seorang ilmuan atau peneliti dalam penyelidikan ilmiah ialah untuk mengumpulkan fakta tentang suatu objek, fenomena, sistem, atau masalah.
Dengan demikian, pengukuran merupakan salah satu unsur penting dalam penyelidikan dan penemuan ilmu pengetahuan (Teguh, 2013 ).
C. Pengertian pengukuran dalam Ilmu Pengetahuan Alam
1. Dalam fisika
Dalam
fisika
dan
teknik, pengukuran
merupakan
aktivitas
yang
membandingkan kuantitas fisik dari objek dan kejadian dunia nyata. Fisikawan menggunakan banyak alat untuk melakukan pengukuran mereka. Instrumen virtual digunakan luas dalam pengembangan alat pengukur modern.
2. Dalam kimia
Pengukuran dalam kimia tidak harus berupa data kuantitatif saja namun dapat berupa data kualitatif. Misalnya menentukan asam, basa atau garam suatu zat menggunakan kertas lakmus. Dalam kimia pengukuran sangat penting karena kesalahan dalam pengukuran dapat mengakibatkan reaksi yang berbeda (Hermawati, 2015).
D. Ketidakpastian Pengukuran
Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai fenomena yang terjadi di alam. Ilmu ini didasarkan pada pengamatan dan percobaan. Pengamatan merupakan pengkajian suatu gejala yang terjadi di alam. Hanya saja, sayangnya suatu gejala alam yang muncul secara alamiah belum tentu terjadi dalam waktu tertentu, sehingga menyulitkan pengamatan. Untuk mensiasati ini, maka dilakukan percobaan yang menyerupai gejala alamiah itu di bawah kendali
dan pengawasan khusus. Tanpa percobaan ini, ilmu fisika tak mungkin berkembang seperti saat sekarang ini.
Dan selanjutnya, dalam suatu percobaan kita hrus berusaha menelaah dan mempelajarinya. Caranya, kita harus mempunyai data kuantitatif atas percobaan yang kita lakukan. Sanada dengan pendapat Lord Kelvin yang mengungkapkan kalau kita belum belajar sesuatu bila kita tak bisa mendapatkan sebuah data kuantitatif. Untuk itulah dalam fisika dibutuhkan sebuah pengukuran yang akurat. Akan tetapi, ternyata tak ada pengukuran yang mutlak tepat. Setiap pengukuran pasti memunculkan sebuah ketidakpastian pengukuran, yaitu perbedaan antara dua hasil pengukuran. Ketidakpastian juga disebut kesalahan, sebab menunjukkan perbedaan antara nilai yang diukur dan nilai sebenarnya (anonim, 2013).
E. Alat Ukur
Berbagai macam alat ukur memiliki tingkat ketelitian tertentu. Hal ini bergantung pada skala terkecil alat ukur tersebut. Semakin kecil skala yang tertera pada alat ukur maka semakin tinggi ketelitian alat ukur tersebut. Berikut macam-macam alat pengukuran:
1. Alat Ukur Panjang a. Mistar (Penggaris) Mistar adalah alat ukur panjang dengan ketelitian sampai 0,1 cm atau 1 mm
Gambar 2.1 mistar
b. Jangka Sorong
Jangka sorong dipakai untuk mengukur suatu benda dengan panjang yang kurang dari 1mm. Skala terkecil atau tingkat ketelitian pengukurannya sampai dengan 0,01cm atau 0,1mm Jangka sorong memiliki dua skala pembacaan,yaitu: a). Skala Utama/tetap, yang terdapat pada rahang tetap jangka sorong. b). Skala Nonius, yaitu skala yang terdapat pada rahang sorong yang dapa bergeser/digerakan.
Gambar 2.2 jangka sorong
c. Mikrometer Sekrup Mikrometer sekrup merupakan alat ukur panjang dengan ingkat ketelitian terkecil yaitu 0,01 mm atau 0,001cm Skala terkecil (skala nonius) pada mikrometer sekrup terdapat pada rahang geser, sedangkan skala utama terdapat pada rahang tetap. Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter benda bundar dan plat yang sangat tipis.
Gambar 2.3 mikrometer sekrup
2. Alat Ukur Massa
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda adalah neraca. Berdasarkan cara kerjanya dan keelitiannya neraca dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Neraca digital, yaitu neraca yang bekerja dengan sistem elektronik. Tingkat ketelitiannya hingga 0,001g.
Gambar 2.4 neraca digital
b. Neraca sama lengan, yaitu neraca dengan tingkat ketelitian mencapai 1 mg atau 0,001 g (Memet Mulyadi,2012).
Gambar 2.5 neraca lengan
3. Alat Ukur Volume
Berikut alat yang digunakan untuk mengukur volume : 1. Gelas Ukur
Gelas ukur merupakan alat untuk mengukur volume benda secara langsung.Gambar dibawah merupakan contoh gelas ukur.
Gambar 2.6 gelas ukur Gelas ukur tidak hanya dapat digunakan untuk mengukur volume benda yang bentuknya tidak teratur, tetapi juga bias digunakan untuk mengukur volume benda yang bentuknya teratur.
2. Gelas Pancuran
Mengukur volume benda dengan menggunakan gelas pancuran harus ada menggunakan gelas ukur sebagai pelengkapnya (Hidayati,2014).