Air Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar tiga perempat dari bagian tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorang pun dapat bertahan hidup lebih dari 4 – 5 hari tanpa minum. Selain itu, air juga diperlukan untuk kepentingan memasak, mencuci, mandi dan membersihkan kotoran. (Chandra, 2007) Chandra, Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta. Air sangat dibutuhkan manusia dan makhluk hidup lainnya dalam jumlah yang besar dan apabila terjadi kekurangan air yang disebabkan oleh perubahan iklim akan mengakibatkan bahaya yang fatal bagi makhluk hidup. Dapat dinyatakan bahwa kualitas air merupakan syarat untuk kualitas kesehatan manusia, karena tingkat kualitas air dapat digunakan sebagai indikator tingkat kesehatan masyarakat. Kebutuhan akan air bersih meningkat sesuai dengan pertambahan penduduk. Dibeberapa tempat dapat terjadi kasus – kasus air yang terkontaminasi bakteri (Situmorang, 2007). Situmorang, M., (2007), Kimia Lingkungan, cetakan I, Medan: Fakultas MIPA UNIMED. Pencemaran Air Dalam Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, pasal 1, pencemaran air didefinisikan sebagai : “masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai peruntukannya”. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Beban pencemar (polutan) adalah bahan – bahan yang bersifat asing bagi alam atau bahan yang berasal dari alam itu sendiri yang memasuki suatu tatanan ekosistem sehingga mengganggu peruntukan ekosistem tersebut (Pramudya sunu, 2001) Sunu, Pramudya. 2001. Melindungi Lingkungan Dengan Menerapkan ISO 14001. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. Pencemaran air dapat berupa gas, bahan – bahan terlarut, dan partikulat. Pencemaran memasuki badan air dengan berbagai cara, misalnya melalui tanah, limpahan pertanian, limbah domestik dan perkotaan, pembuangan limbah industri, dan lain – lain. (Effendi, 2003) Effendi, Hefiai. 2003. Telaah KualitasAir. Kanisius. Jogjakarta.
BOD Parameter BOD, secara umum banyak dipakai untuk menentukan tingkat pencemaran air buangan. Penentuan BOD sangat penting untuk menelusuri aliran pencemaran dari tingkat hulu ke muara. Sesungguhnya penentuan BOD merupakan suatu prosedur bioassay yang menyangkut pengukuran banyaknya oksigen yang digunakan oleh organisme selama organisme tersebut menguraikan bahan organik yang ada dalam suatu perairan, pada kondisi yang harnpir sama dengan kondisi yang ada di alam. (SAWYER & MC CARTY, 1978). SAWYER, C.N and P.L., MC CARTY, 1978. Chemistry for Environmental Engineering. 3rd ed. Mc Graw Hill Kogakusha Ltd.: 405 - 486 pp. Biological Oxygen Demand (BOD) adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme pada waktu melakukn prosese dekomposisi bahan organik yang ada diperairan. Pengukuran konsentrasi oksigen yang digunakan untuk dekomposisi lebih penting daripada pengukuran oksigen terlarut (Totok Sutrisno, 2004). Sutrisno, Totok C. 2004. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Rineka Cipta, Jakarta Nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya, tetapi hanya mengukur secara relative jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan – bahan buangan tersebut. Jika konsumsi oksigen tinggi yang ditunjukkan dengan semakin kecilnya sisa oksigen terlarut, maka berarti kandungan bahan – bahan buangan yang membutuhkan oksigen tinggi. Organisme hidup yang bersifat aerobik membutuhkan oksigen untuk beberapa reaksi biokimia, yaitu untuk mengoksidasi bahan organik, sintesis sel, dan oksidasi sel. Semakin besar kadar BOD, maka merupakan indikasi bahwa perairan tersebut telah tercemar. Kadar maksimum BOD5 yang diperkenankan untuk kepentingan air minum dan menopang kehidupan organisme akuatik adalah 3,0 – 6,0 mg/L. (Srikandi Fardiaz, 1992). Fardiaz,Srikandi.1992. Mikrobiologi Pangan 1. PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta Selama pemeriksaan BOD, contoh yang diperiksa harus bebas dari udara luar untuk rnencegah kontaminasi dari oksigen yang ada di udara bebas. Konsentrasi air buangan/sampel tersebut juga harus berada pada suatu tingkat pencemaran tertentu, hal ini untuk menjaga supaya oksigen terlarut selalu ada selama pemeriksaan. Hal ini penting diperhatikan mengingat kelarutan oksigen dalam air terbatas dan hanya berkisar ± 9 ppm pads suhu 20°C SALMIN. 2000. Kadar Oksigen Terlarut di Perairan Sungai Dadap, Goba, Muara Karang dan Teluk Banten. Dalam : Fora- minifera Sebagai Bioindikator Pencemaran, Hasil Studi di Perairan Estuarin Sungai Dadap, Tangerang (Djoko P. Praseno, Ricky Rositasari dan S. Hadi Riyono, eds.) P3O - LIPI hal 42 - 46 Konsumsi oksigen dapat diketahui dengan mengoksidasi air pada suhu 20oC selam 5 hari, dan nilai BOD yang menunjukkan jumlah oksigen yang dikonsumsi dapat diktahui dengan menghitung selisih konsentrasi oksigen terlarut sebelum dan setelah inkubasi. Pengukuran selama 5 hari pada suhu 20oC ini hanya menghitung sebanyak 68 persen bahan organik yang teroksidasi, tetapi suhu dan waktu yang digunakan
tersebut merupakan standart uji karena untuk mengoksidasi bahan organik seluruhnya secara sempurna diperlukan waktu yang lama, yaitu 20 hari, sehingga dianggap tidak efisien. SWINGLE, H.S. 1968. Standardization of Chemical Analysis for Water and Pond Muds. F.A.O. Fish, Rep. 44, 4 , 379 - 406 pp. Baku Mutu BOD Berdasarkan PP No 82 Th 2001
Kelas 1: yaitu air yang dapat digunakan untuk bahan baku air minum atau peruntukan lainnya mempersyaratkan mutu air yang sama Kelas 2: air yang dapat digunakan untuk prasarana/ sarana rekreasi air, budidaya ikan air tawar, peternakan, dan pertanian Kelas 3: air yang dapat digunakan untuk budidaya ikan air tawar, peternakan dan pertanian Kelas 4: air yang dapat digunakan untuk mengairi pertanaman/ pertanian Dampak Parameter BOD
Dampak Lingkungan
Dampak Kesehatan
Apabila sungai menjadi tempat pembuangan limbah yang mengandung bahan organik, sebagian besar oksigen terlarut digunakan bakteri aerob untuk mengoksidasi karbon dan nitrogen dalam bahan organik menjadi karbondioksida dan air. Sehingga kadar oksigen terlarut akan berkurang dengan cepat dan akibatnya hewan-hewan seperti ikan, udang dan kerang akan mati. Bila terbentuk kondisi anaerob, maka akan menghasilkan bahanbahan toksik, seperti NH3, H2S, CH4 dan lainnya. Selain itu terjadi pula penambahan
Tingginya kadar BOD dalam suatu perairan biasanya ditunjukkan dengan tingginya kandungan mikroorganisme dalam perairan tersebut. Mikroorganisme yang biasanya terdapat pada limbah domestik dalam jumlah banyak yaitu bakteri kelompok Coliform, Escherichia coli dan Streptococcus faecalis. Bakteri yang merupakan indikator kualitas suatu perairan adalah coliform, fecal coli, salmonella dan fecal streptococcus E. coli jika masuk ke dalam saluran
unsur pencemar nitrogen, fosfor, dan pencernaan dalam jumlah banyak dapat kalium, yang mempengaruhi tingkat membahayakan kesehatan. Menurut kesuburan perairan (eutrofikasi). Pelczar & Chan (1988) walaupun E. coli merupakan bagian dari mikroba normal Sigid Hariyadi, Mia Setiawati, Untuk saluran pencernaan, tapi saat ini telah Bijaksana, Syafiuddin, Kemal Massi, Alfa terbukti bahwa galur-galur tertentu Nelwan dkk. 2004. Pencemaran Perairan mampu menyebabkan gastroeritris taraf Teluk Jakarta dan Strategi sedang hingga parah pada manusia dan Penanggulangannya. 11) hewan. http://www.rudyct.com/PPS702ipb/09145/9145_1.pdf. Diakses pada 15 Pelczar, Michael, J., E.C.S Chan. 1988. Dasar – Dasar Mikrobiologi, November 2009. (Online) Jakarta : UI Press.
11. Feliatra. Sebaran Bakteri Escherichia coli di Perairan Muara Sungai Bantan Tengah Bengkalis Riau. Laboratorium Mikrobiologi Laut, Faperika, Universitas Riau. http://www.unri.ac.id/jurnal/jurnal_natur/vol4(2)/feliatra2.pdf. Diakses pada 15 November 2009. (Online)