1. Tes vit vital alit itas as pu pulp lpa a a. Tes te termal Tes panas Tes panas sangat berguna ketika pasien mengeluhkan nyeri tajam ketika berkontak dengan makanan atau minuman panas. Tes panas juga baik dilakukan ketika pasien tidak mampu mengidentifikasi gigi yang mengalami nyeri. Tes dilakukan dengan diawali pada gigi posterior, setiap gigi diisolasi dengan rubber rubber dam secara individual. Alat irigasi diisi dengan cairan cairan (biasan (biasanya ya air putih) putih) yang yang memilik memilikii temper temperatu ature re yang yang sama sama dengan dengan cairan cairan yang yang menyebabkan nyeri. Selanjutnya, cairan tersebut disemprotkan pada gigi yang telah diisolasi untuk untuk menentukan menentukan apakah gigi memberikan memberikan respon normal normal atau abnormal. Tes Tes ini biasanya memberikan respon berupa nyeri tajam yang timbul dengan segera, namun penundaan respon juga dapat terjadi, yaitu sekitar ! detik setelah tes diaplikasikan. "etode lain untuk tes panas adalah mengaplikasikan gutta#percha atau compound stick yang dipanaskan pada permukaan gigi. $ika menggunakan teknik ini, selapis tipis lubrikan diapl diaplik ikasi asika kan n pada pada perm permuk ukaan aan gigi gigi sebel sebelum um tes tes pana panass dila dilaku kukan kan untu untuk k menc menceg egah ah guttap guttapper percha cha atau comp compou ound nd yang yang telah telah dipanas dipanaskan kan melekat melekat pada pada permuk permukaan aan gigi gigi yang yang kering. Stimulus panas juga dapat dihasilkan oleh gesekan yang timbulkan oleh dry rubber polishing ketika bergerak dengan kecepatan tinggi pada permukaan gigi yang kering.
Tes dingin Tes Tes dingin dingin merupa merupakan kan tes pulpa pulpa yang yang paling paling sering sering diguna digunakan kan di klinik klinik.. Tes ini sebaiknya sebaiknya digunakan bersamaan dengan tes elektrik elektrik sehingga sehingga pasien dapat membedakan respon terhadap kedua tes tersebut. Seperti pada tes panas, tes dingin juga diaplikasikan pada gigi yang telah diisolasi dengan rubber dam. Tes dingin berguna pada gigi dengan porcelain jacket crown atau porcelain-fused-to-metal crown dima dimana na gigi gigi tidak tidak memili memiliki ki akses akses permukaan gigi. %arbon dioksida (&' ) beku, dikenal juga dengan es kering atau salju karbon dioksida, sering sering diguna digunakan kan untuk untuk tes dingin dingin.. &' memili memiliki ki suhu suhu sekitar sekitar #*!& hingga #+ !& dan memu memung ngki kink nkan an meny menyeb ebab abkan kan inju injuri ri jika jika berk berkon ontak tak deng dengan an jarin jaringa gan n luna lunak. k. -as -as &' diaplikasika diaplikasikan n pada silinder plastik yang didesain didesain khusus khusus dan diaplikasik diaplikasikan an pada permukaan fasial gigi atau crown. -igi harus diisolasi dan dan jaringan lunak dilindungi dilindungi dengan dengan cotton roll. Tekni Teknik k tes dingin dingin lainny lainnyaa adalah adalah penggu penggunaan naan refri refriger gerant ant spray spray (semprotan (semprotan bahan pendingin). pendingin). ahan yang sering digunakan adalah ,,,#tetrafluoroethane yang memimiliki temperatur #*,!&. Refrigerant spray disemp disemprot rotkan kan pada pada cott cotton on pell pellet et dan diaplikasikan pada pertengahan permukaan fasial gigi atau crown.
b. Tes Tes elektrik /0T (electric (electric pulp tester ) memiliki keterbatan dalam menyediakan informasi mengenai vitalitas pulpa. 1espon pulpa terhadap tes elektrik tidak merefleksikan kesehatan atau status penyakit pulpa, namun hanya menunjukkan bahwa pulpa memiliki beberapa serat saraf yang aktif dan dapat memberikan respon terhadap stimulus s timulus yang diaplikasikan. Teknik Teknik penggunaan tes elektrik adalah mengisolasi dan mengeringkan gigi yang akan di tes, ujung alat (probe) harus berkontak langsung atau menggunakan penghubung agar berkontak dengan permukaan gigi. -igi yang disuspek harus dites kali untuk mengkonfirmasi hasil tes. 2jung probe yang akan derkontak dengan gigi harus dilapisi dengan air atau media berbasis protelum. "edia yang sering digunakan pada tes ini adalah pasta gigi. 2jung probe yang telah dilapisi pasta gigi ditempatkan pada sepertiga permukaan fasial atau bukal dari gigi yang akan dites. %etika ujung ujung probe probe telah telah berkon berkontak tak dengan dengan gigi, gigi, pasien pasien dimint dimintaa untuk untuk memega memegang ng alat tester tester..
Selanjutnya aktifkan arus elektrik pada tester dan instruksikan pasien untuk melepaskan pegangannya ketika ia merasakan sensasi hangat dirasakan pada gigi tersebut. 0ada gigi yang ditutupi dengan crown atau restorasi yang luas, maka tes elektrik dapat digunakan teknik penghubung ( bridged ) . 2jung endodontic explorer dilapisi dengan pasta gigi atau media yang sesuai dan ditempatkan langsung berkontak dengan struktur gigi. 2jung probe /0T dilapisi dengan selapis tipis pasta gigi dan ditempatkan langsung berkontak dengan explorer. Selanjutnya, prosedur dilakukan dengan cara seperti yang dijelaskan di atas. $ika tidak ditemukan adanya struktur gigi asli, alternatif tes lain yang dapat dilakukan adalah tes dingin. c. Laser Doppler Flowmetry (345) 345 merupakan metode yang digunakan untuk menguji aliran darah pada sistem mikrovaskular. 4iode digunakan untuk memproyeksi infrared light beam melalui mahkota gigi atau kamar pulpa. Infrared light beam akan menyebar ketika melewati jaringan pulpa. 0rinsip Doppler menyatakan bahwa frekuensi sinar akan berubah dengan pergerakan sel darah merah dan frekuensi akan tetap ketika melewati jaringan yang statis. 1ata#rata perubahan frekuensi Doppler akan mengukur velositas (kecepatan) dimana terdapat pergerakan sel darah merah. d. ulse oximetry ulse oximetry merupakan salah satu alat noninvasif untuk mengukur konsentrasi oksigen pada darah dan tingkat denyut. ulse oximetry berkerja dengan cara menstransmisikan panjang gelombang cahaya, merah dan infrared melalui bagian translusen tubuh pasien (misalnya, jari, telinga ataug gigi). Sebagian dari sinar akan diserap ketika melewati jaringan6 jumlah penyerapan yang terjadi tergantung pada rasio oksigenasi dan deoksigenasi hemoglobin di dalam darah. 0ada sisi yang berlawanan dari jaringan target, sensor akan mendeteksi sinar yang terserap, dan berdasarkan perbedaan jumlah sinar yang dipancarkan dan sinar yang diterima (diserap), mikroprosesor akan mengkalkulasikan tingkat denyut dan konsentrasi oksigen pada darah. Tes ini baik digunakan pada gigi tanpa restorasi, karena restorasi terkadang dapat membatasi kegunaan pulse oximetry untuk tes vitalitas pulpa. e. Tes gigitan 0erkusi dan tes gigitan diindikasikan ketika pasien mengeluhkan rasa nyeri saat menggigit. Terkadang pasien tidak dapat mengidentifikasi gigi yang mengalami nyeri ketika menggigit, karena itu perkusi dan tes gigitan dapat membantu menlokalisasi gigi yang terlibat. gigi dapat sensitive terhadap tes gigita ketika terdapat patosis pulpa yang mencapai ruang ligamen periodontal, sehingga menyebabkan periodontitis periradikular atau karena adanya keretakan gigi. − 0eriodontitis periradikular7 gigi akan merespon nyeri terhadap perkusi atau tes gigitan ketika tekanan diaplikasikan pada mahkota gigi. − %eretakan gigi atau fraktur cusp7 gigi akan merasakan nyeri ketika perkusi atau tes gigitan dilakukan pada arah tertentu dari cusp atau bagian gigi. Tes gigitan dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat membantu klinisi untuk mengaplikasikan tekanan pada cusp individual atau bagian tertentu dari gigi, misalnya cotton applicator! tusuk gigi dan rubber polishing wheel. Saat ini, telah didesain suatu alat khusus untuk tes ini, yaitu "ooth #looth dan 5rac5inder. Tes gigitan dilakukan dengan mengaplikasikan tekanan secara perlahan pada gigi yang terlibat. klinisi harus memperhatikan apakah nyeri timbul ketika tekanan diaplikasikan atau dilepaskan. 5raktur cusp atau gigi yang retak biasanya akan merasakan nyeri ketika tekanan dilepaskan.
f.
Tes kavitas Tes kavitas untuk menentukan vitalitas pulpa jarang dilakukan. Tes ini hanya dilakukan ketika semua metode tes vitalitas pulpa dianggap tidak mungkin dilakukan atau memberikan respon yang tidak meyakinkan. "isalnya, gigi dengan suspek penyakit pulpa memiliki full co$erage crown. $ika tidak ada struktur gigi yang sehat untuk melakukan tes dingin atau /0T dengan teknik penghubung ( bridged ), maka preparasi kecil kelas 8 dapat dilakukan pada pemukaan oklusal crown. 0reparasi dilakukan dengan bur bulat high-speed 9 atau 9 tanpa anastesi, dan pasien ditanyakan apakah terdapat nyeri yang dirasakan ketika prosedur pengeburan. $ika pasien merasakan nyeri ketika preparasi telah mencapai dentin, maka prosedur preparasi dihentikan dan kavitas direstorasi. $ika pasien tidak merasakan sensasi apapun ketika preparasi telah mencapai dentin, makadiperkirakan pulpa telah nekrosis.
g. Tes anastesi Tes ini dilakukan ketika terdapat nyeri yang difus dan pasien tidak dapat mengidentifikasi apakah nyeri berasal dari gigi maksila atau mandibula dan tes pulpa tidak merikan hasil yang meyakinkan. $ika pasien tidak dapat menentukan sumber nyeri, klinisi dapat melakukan anastesi selektif yang didahului di maksila. Anastesi yang dilakukan dapat dilakukan berupa injeksi intraligamen. 8njeksi dilakukan pada gigi paling posterior dari lengkung yang disuspek, diawali dari sulkus distal. %emudian anastesi dilanjutkan ke anterior, gigi diinjeksi satu per satu, hingga nyeri berkurang. $ika, setelah periode tertentu, nyeri juga tidak berkurang, prosedur injeksi yang sama diulangi pada mandibula. h. 0ewarnaan dan transluminasi 2ntuk menentukan adanya permukaan retak pada gigi, maka dapat dilakukan pewarnaan pada area suspek. 0erubahan warna mengindikasikan patosis pulpa. Tes ini tidak efektif pada gigi posterior yang besar dan gigi dengan restorasi yang luas. 0engapikasian cahaya fiberoptik pada permukaan gigi juga dapat membantu. Transluminasi menghasilkan bayangan gelap dan terang yang kontras di daerah fraktur. 2. Diagnosis penyakit pulpa a. 0ulpa normal − -ejala klinis7 0ulpa respon terhadap tes vitalitas pulpa dan gejala yang ditimbulkan dari tes tersebut ringan, tidak menyebabkan pasien merasa nyeri. 1espon pulpa terhadap tes akan segera hilang dalam beberapa detik. − 1adiografi7 Tidak ada gambaran resorpsi, karies, atau pulpa yang terekspos secara mekanik. − 0erawatan7 Tidak ada perawatan endodontik
b. 0ulpitis reversibel − -ejala %linis7 1asa tidak nyaman (seperti rasa ngilu) akan segera hilang bila penyebabnya dihilangkan. 1espon dari pulpa berupa rasa yang menusuk yang singkat. 5aktor penyebabnya adalah karies, dentin yang terbuka, perawatan gigi terakhir, restorasi yang rusak. 0ulpitis reversibel terbagi jenis, yaitu7 a. :iperemi7 terdapat nyeri yang tajam ketika stimulus termal diberikan dan nyeri akan berkurang ketika stimulus dihilangkan. b. 8ritasi7 tidak terdapat nyeri. %linisi biasanya mendiagnosis pulpitis reversibel ketika mengumpulkan riwayat gigi pasien (misalnya, pasien dapat melaporkan nyeri ketika minum minuman dingin, bernapas dari mulut atau scaling ).
− 1adiografi7 Tidak ada gambaran pulpa yang terbuka, Tidak ada pelebaran membran periodontal. − 0erawatan 7 1estorasi biasa tanpa perawatan endodontik. c. 0ulpitis irreversibel . 0ulpitis irreversibel simptomatik -igi didiagnosa sebagai pulpitis irreversible bila terdapat gejala rasa sakit spontan atau berdenyut. 1asa sakit yang ditimbulkan biasanya diperparah dengan perubahan temperatur (khususnya stimulus dingin), rasa sakitnya pun berlangsung cukup lama walaupun penyebab rasa sakit telah dihilangkan. 1asa sakit yang timbul dapat terasa menusuk atau tumpul, terlokalisasi ataupun menyebar. 0ada radiografi terlihat perubahan minimal pada tulang periradicular , namun terkadang gambaran radiografinya pun dapat terlihat normal. Apabila pulpitis irreversible ini semakin parah maka akan menyebabkan gambaran ligament periodontal semakin tebal. 4iperlukan perawatan endodontik, dapat berupa perawatan pulpotomi atau pulpektomi. Apabila pulpitis irreversible tidak dirawat maka gigi akan nekrosis. . 0ulpitis irreversibel asimptomatik 0ada beberapa kasus karies yang dalam tidak menimbulkan gejala, walaupun secara klinis dan radiologis terlihat karies yang telah sampai kedalam pulpa. Apabila gigi tidak dirawat maka kondisi akan semakin parah menjadi pulpitis irreversibel simptomatik sampai menjadi nekrosis, sehingga perlu dilakukan perawatan endodontik segera sebelum pulpitis irreversibel menimbulkan gejala sakit yang berat. − 0ulpitis hiperplastik7 pertumbuhan jaringan pada pulpa yang berwarna lemerahan dan menyerupai kembang kol. $aringan sangat tervaskularisasi dan memiliki iritasi kronis low#grade. iasanya pasien merasakan sedikit nyeri ringan ketika mastikasi. 0erawatan7 dapat dirawat dengan 0SA. − 1esorbsi internal7 dikarakteristikkan dengan adanya sel inflamasi kronis pada jaringan granulasi biasanya ditemukan pada radiograf yang menunjukkan adanya ekspansi interna dengan kerusakan dentin. 0erawatan7 segera lakukan 0SA. 0enundaan perawatan dapat mengakibatkan perforasi akar yang tidak terdeteksi dan mengakibatkan kehilangan gigi (harus diekstraksi). − %alsifikasi kanal (dentinal, pulpal stone)7 kalsifikasi abnormal ini biasanya terjadi disekitar vascular channel pulpa. -igi biasanya asimptomatik, namun dapat mengalami sedikit perubahan warna pada mahkota gigi. /tiologi7 prosedur restorasi yang tidak baik, terapi periodontal, atrisi, abrasi, trauma dan faktor idiopatik. d. ;ekrosis pulpa Saat pulpa nekrosis (pulpa non vital), suplai darah ke pulpa sudah tidak ada dan saraf pulpa pun tak berfungsi. Setelah pulpa nekrosis, penyakit gigi menjadi asimptomatik sampai akhirnya akan menimbulkan gejala yang ditimbulkan dari penyebaran penyakit ke jaringan periradikular. 4engan pulpa nekrosis , gigi tidak akan merespon tes elektrik dan tes dingin. ;ekrosis pulpa dapat terjadi sebagian (parsial) atau keseluruhan dan dapat tidak meliputi seluruh akar pada gigi dengan akar lebih dari satu, sehingga gejala yang ditimbulkan gigi seringkali membingungkan, saat dilakukan tes vitalitas pulpa disalah satu sisi responnya negatif dan pada sisi akar lainnya responnya dapat positif. -igi ini dapat menimbulkan gejala seperti pulpitis irreversibel simptomatik. Setelah pulpa nekrosis, bakteri akan tumbuh dalam saluran akar. Apabila bakteri atau toksin bakteri menyebar kedalam ligamen periodontal, gigi dapat berespon positif terhadap
tes perkusi dan dapat menimbulkan sakit spontan. 4alam keadaan ini gigi biasanya hipersensitif terhadap panas dan sakit mereda bila diberi dingin. 0erubahan radiografis dapat terlihat dari perubahan ketebalan membran periodontal sampai lesi periapikal yang radiolusen. 4ibutuhkan perawatan endodontik non#vital. 3. Diagnosis penyakit periapeks a. $aringan Apikal yang ;ormal 4alam kategori ini, gigi tidak menimbulkan gejala sakit. Tes perkusi dan tes palpasi hasilnya normal. 0ada gambaran radiografi terlihat lamina dura yang masih baik dan membran periodontal disekeliling akar tidak melebar.
b. 0eriodontitis Apikalis Simptomatik (akut) -igi dengan periodontitis apikalis simptomatik akan memiliki gejala sakit akut pada saat menggigit atau perkusi. -igi ini dapat respon ataupun tidak respon terhadap tes vitalitas pulpa. -ambaran radiografis, terlihat pelebaran membran periodontal dan dapat terlihat radiolusen pada apikal atau tidak. c. 0eriodontitis Apikalis Asimptomatik (kronis) -igi dengan periodontitis apikalis asimptomatik umumnya tidak memiliki gejala klinis. -igi ini tidak respon terhadap tes vitalitas pulpa, dan hasil radiografis terlihat gambaran radiolusen di apikalnya. -igi ini umumnya tidak sensitif terhadap tekanan menggigit tetapi mungkin terasa berbeda pada pasien saat diperkusi. d. Abses Apikal Akut -igi dengan abses apikal akut memiliki rasa sakit yang sangat akut untuk menggigit, perkusi, dan palpasi. -igi ini tidak respon terhadap tes vitalitas pulpa dan dapat terjadi mobiliti dalam berbagai grade. 0ada gambaran radiografi terlihat pelebaran membran periodontal sampai radiolusen di apikal. 0embengkakan dapat terlihat di intraoral atau ekstraoral. iasanya disertai dengan demam dan palpasi pada kelenjar limfe cervical dan submandibular menunjukkan adanya pembesaran. e. Abses Apikal %ronis -igi dengan abses apikal kronis umumnya tidak memiliki gejala klinis. -igi ini tidak respon terhadap tes vitalitas pulpa dan pada gambaran radiografinya terlihat gambaran radiolusen di apikal. -igi umumnya tidak sensitif terhadap tekanan menggigit tetapi mungkin dapat terasa berbeda pada pasien saat diperkusi. 4ibedakan dengan periodontitis apikalis asimptomatik dengan fistul yang terlihat disekitar gigi yang abses. f. -ranuloma 0eriapikal -ambaran klinis7 . iasanya tidak ada gejala, tetapi kadang nyeri dan senstivitas terjadi ketika terdapat eksaserbasi akut . -igi tidak sensitive terhadap perkusi <. Tidak goyang =. jaringan
4. Preparasi akses 5. Penjajakan saluran akar 6. Preparasi orifis