AKADEMI KESEHATAN KARYA HUSADA
PROGRAM TERAPI BERMAIN ANAK USIA TODDLER DI RUANG ANGGREK 3 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WATES
Proposal
Oleh : Ari Puspitaningrum
(121133)
Fendy Yulianta Putra Tama
(121140)
Rica Agustina
(121159)
Sujarwati
(121165)
PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN AKADEMI KESEHATAN KARYA HUSADA YOGYAKARTA 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermaian akan membuat menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang bijaksana, karena membutuhkan kesenangan pada dirinya dan anak membutuhkan suatu permainan. Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak. Sekarang banyak dijual macam-macam alat permainan, jika orang tua tidak selektif dan kurang memahami fungsinya maka alat permainan yang dibelinya tidak akan berfungsi efektif. Alat permainan hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak, sehingga dapat merangsang perkembangan anak dengan optimal. Dalam kondisi sakitpun aktivitas bermain tetap perlu dilaksanakan namun harus disesuaikan dengan kondisi anak.Ruangan yang digunakan adalah di ruangan terapi bermaian Rumah Sakit Blambangan Banyuwangi. Dimana di ruang tersebut terdapat alatalat bermain yang disesuaikan dengan usia anak. Terapi bermaian ini bertujun untuk mempraktekkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif dan merupakan suatu aktifitas yang memberikan stimulasi dalam kemampuan keterampilan kognitif dan afektif.beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak (2006).Ketika masa anak sudah memasuki masa todler anak selalu membutuhkan kesenangan pada dirinya dan anak membutuhkan suatu permainan. Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak. Sekarang banyak dijual macam-macam alat permainan, jika orang tua tidak selektif dan kurang memahami fungsinya maka alat permainan yang dibelinya tidak akan berfungsi efektif. Alat permaianan hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak, sehingga dapat merangsang perkembangan anak dengan optimal. Dalam kondisi sakitpun
aktivitas bermaian tetap perlu dilaksanakan namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Terapi bermaian ini bertujun untuk mempraktekkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif dan merupakan suatu aktifitas yang memberikan stimulasi dalam kemampuan keterampilan kognitif dan afektif.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum Setelah mengikuti program bermain diharapkan anak dapat bersosialisasi dan dapat mengekspresikan perasaannya selama di rawat di rumah sakit,Untuk melanjutkan tumbuh kembang anak dan meminimalkan hospitalisasi pada anak 2. Tujuan Khusus Setelah dilakukan program bermain selama 45 menit,diharapkan: a. Segi kognitif
Anak mampu mengikuti instruksi yang diberikan
b. Segi motoric
Anak mampu membedakan warna gambar sesuai dengan benar
Anak mampu melempar bola dengan benar
c. Segi sensorik
Peserta dapat membedakan 1 dari 3 warna gambar dengan benar
Peserta dapat melempar bola ke keranjang.
C. KRITERIA HASIL
Secara verbal anak mengatakan senang dapat mengikuti aktivitas bermain bersama yang telah dilaksanakan, anak keluar dari ruangan bermain dengan wajah ceria dan menceritakan pengalamannya pada orang tua, anak termotivasi untuk bermain lagi, anak tidak merasa cemas selama dirawat di Rumah Sakit.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Anak usia toddler adalah anak usia 12 – 36 bulan ( 1 – 3 tahun ) pada periode ini anak berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dan bagaimana menngontrol orang lain melalui kemarahan, penolakan, dan tindakan keras kepala. Hal ini merupakan periode yang sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara optimal ( Perry, 1998 ). Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur. Sedangkan perkembangan merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan belajar. (Wong’s, 2000 ). Usia 1 tahun merupakan usia yang penuh berbagai hal yang menarik antara lain berubah dalam cara makan, cara bergerak, juga dalam keinginan dan sikap atau perasaan si kecil apabila disuruh melakukan sesuatu yang tidak ia sukai, ini akan menyatakan sikap dan nalurinya mengatakan “tidak” baik dengan kata – kat maupun perbuatan, meskipun sebetulnya hal itu disukai ( psikolog menyebutnya negatifisme ). Kenyataan ini berbeda pada saat usia di bawah satu tahun, si kecil akan menjadi seseorang penyidik yang sangat menjengkelkan, mereka akan menyelinap masuk setiap sudut rumah, menyentuh semua benda yang ditemukannya, menggoyangkan meja dan kursi, menjatuhkan benda apapun yang bisa dijatuhkan, memanjat apa yang bisa di oanjat, memasukkan benda kecil ke dalam benda yang lebih besar dan sebagainya. ( Hurlock, 2002 ) Pada usia 2 tahun si kecil cenderung mengikuti orang tuanya kesana kemari, ikut – ikutan menyapu, mengepel, menyiram tanaman, semua ini dilakukan dengan penuh kesungguhan. Pada usia 2 tahun anak sudah mulai belajar bergaul, ia senang sekali menonton anak lain bermain, perasaan tauk dan cemas sering terjadi apabila orang tuanya meninggalkan anak sendiri. Seandainya orang tua harus bepergian lama atau memutuskan untuk kembali.
Anak pada usia 3 tahun biasanya lebih mudah dikendalikan karena anak sudah dalam perkembangan emosi, sehingga mereka mengenggap ayah dan ibunya sebagai orang yang istimewa. Sikap permusuhan dan kebandelan yang muncul pada usia antara 2,5 sampai 3 tahun tampaknya makin berkurang, sikap pada orang tua bukan saja bersahabat tapi sangat ramah dan hangat. Anak menjadi sangat patuh pada orang tuanya, sehingga mereka akan bertingkah laku baik dan menurut sekali. Jika keinginan mereka bertentangan dengan kehendak orang tuanya, karena mereka tetap mahluk hidup yang mempunyai pendapat sendiri. Pada usia 3 tahun, anak cenderung meniru siapapun yang dilakukan orang tuanya sehari – hari, disebut proses identifikasi. Dalam proses inilah karakter anak dibentuk jauh lebih banyak dibentuk dari petunjuk yang diterima dari orang tuanya, seperti membentuk model diri mereka, membina kepribadian, membentuk sikap dasar bai terhadap pekerjaan, orang tua dan dirinya sendiri. ( Hurlock, 2002 )
B. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA TODDLER
1. Pertumbuhan dan perkembangan fisik anak usia toddler a. Anatomi dan fisiologi
Kepala dan kelenjar limfe
Mata
Telinga
Sistem kardiovaskuler
Abdomen
Sistem neurologi
Sistem sensori
b. Karakteristik Umum
Tinggi badan
Rata-rata 7,5 cm pertahun.
Untuk usia 2 tahun tinggi badan ± 86,6 cm.
Tinggi badan pada usia 2 tahun diharapkan setengah tinggi badan pada saat dewasa.
Berat badan
Rata-rata naik 1,8-2,7 kg pertahun. Pada usia 2 tahun berat badannya rata-rata 12,3 kg.
Berat badan naik empat kali pada usia 2,5 tahun.
2. Perkembangan kognitif Overview Piaget Selam toddler, fase sensorik motorik antara usia 12-24 b ulan meliputi dua tahap : Reaksi sirkular ketiga usia 12-18 bulan meliputi pengalaman tial dan error
dan eksplorasi kekerasan hati. Kombinasi
mentalusia
18-24
bulan
,
selam
toddler
mulai
diberi
perlengkapanbaru untuk menyelesaikan tugas melalui kombinasi mental. Subtahap prekonseptual dari fase preoperasional, usia 2-4 tahun. Anak
menggunakan pikirannya untuk mengingat kembali , menggambarkan keadaan sekarang , dan mengantisipasi keadaan yang akan datang. Selama fase ini toddler :
Membentuk konsep yang lengkap atau berlogika sepeti orang dewasa.
Membuat klasifikasi yang sederhana.
Menggabungkan satu kejadian dengan kejadian yang bersamaan.
Menunjukkan pemikiran yang egosentrik.
3. Bahasa
Usia 15 bulan toddler menggunakan bahasa jargon.
Saat 2 tahun , toddler bicara ± 300 kata , menggunakan 2-3 prae dan juaga menggunakan pronoun.
Saat 2, 5 tahun toddler suka menyebutkan bagian depan atau belakangnya saja.
4. Perkembangan psikososial a. Erikson
b. Ketakutan dan mekanisme koping c. Bermain Toddler menginginkan bermain bersama, mereka bermain dalam waktu yang lama.Meniru adalah bentuk yang peling sering mereka lakukan. Ketrampilan gerakan dapat ditingkatkan dengan mainan dyang ditarik dan didorong. Pemberian perhatian yang singkat pada toddler dapat menyebabkan perubahan dari frekuensi bermain.
d. Alat permainan Mainan yang tepat untuk toddlerseharusnya aman (mempunyai bagian yang dapat dilepas ) dan yang mendoromg untuk meniru, mengembangkan bahasa, dan ketrampilan motoriknya contohnya : boneka, peralatan rumah tangga, telpon mainan, kuda ayunan, balok-balok kayu, dan puzzle
e. Disiplin Tidak membatasi kebebasan toddler adalah suatu penangan karena jika dibatasi / dilarang toddler menjadi ingin mencobanya.Seharusnya disiplin diukur dengan :
f.
Konsisten
Dilakukan setelah ada kesalahan
Direncanakan sebelumnya
Diorientasikan untuk berperilaku tidak seoerti anak-anak
Dilakukan secara pribadi sehingga tidak menyebabkan malu
Tugas perkembangan anak toddler
g. Citra tubuh 5. Perkembangan motoric a.
Motorik kasar Usia 15 bulan , berjalan tanpa bantuan Usia 18 bulan , berjalan naik dengan berpegangan satu tangan Usia 24 bulan berjalan naik turundalam satu waktu. Usia 30 bulan , melompat dengan kedua kaki
b.
Motoric halus Usia 15 bulan , menyusun dua balok menar dan scribbles secara spontan Usia 18 bulan , menyusun 3-4 balok menara. Usia 24 bulan, membuat gerakan yang lurus Usia 30 bulan , menyusun 8 balok menara
6. Perkembangan moral Overview Kohlberg Toddler adalah substage yang pertama yang kas pada tahap preconvensional, yang meliputi punishment dan orientasi kan pada ketaatan. Pola disiplin mempengaruhi perkembangan moral toddler : Hukuman fisik dan pengambilan hak-hak khusus cenderung membentuk moral yang negatif. Menghilangkan cinta dan perasaan sebagai bentuk dari hukuman menimbulkan perasaan bersalah pada toddler. Disiplin diukur secara tepat dengan memberikan penjelasan yang sederhana mengapa perbuatan nya tidak diperbolehkan, memberikan pujian terhadap perbuatan yang baik.
BAB III
RENCANA TERAPI BERMAIN
1. Identitas Anak Nama
:
Tanggal lahir
:
Jenis kelamin
:
Agama
:
Pendidikan
:
Alamat
:
2. Identitas Orang Tua Nama
:
Umur
:
Jenis kelamin
:
Agama
:
Pendidikan
:
Pekerjaan
:
Alamat
:
3. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan a. Personal social
:
b. Motoric halus
:
c. Motoric kasar
:
d. Bahasa
:
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas a. Kehamilan
b. Persalinan
c. Nifas
5. Permainan yang disukai
6. Pemeriksaan Antropometri BB
:
TB
:
Lingkar Kepala
:
Lingkar Lengan
:
7. Perencanaan Terapi Bermain
NO TUJUAN
KLASIFIKASI
ALAT/SARANA AKTIFITAS
BERMAIN 1.
Pasien
BERMAIN
Melempar Bola
mampu
2.
WAKTU
Bola warna dan
Pasien
keranjang
melemparkan
melempar
bola ke
bola dengan
dalam
tepat
keranjang
Pasien
Menyebutkan dan
mampu
membedakan warna
Kertas warna
Pasien menyebutkan
membedakan
dan
warna
membedakan warna-warna kertas
SAP PENYULUHAN
20 menit
10 menit
Pokok Bahasan
: Terapi Bermain Pada Anak di Rumah Sakit
Sub Pokok Bahasan
: Terapi Bermain Anak Usia Toddler
Tujuan
: Mengoptimalkan tingkat perkembangan anak
Hari/Tanggal
: Jum’at, 21 Maret 2014
Tempat
: Ruang Bermain RSUD WATES
Waktu
: 60 menit ( pukul 09.00 – 10.00 )
Sasaran
: Anak usia toddler dan keluarga
Metode
: 1. Ceramah 2. Bermain bersama
Permainan
: membedakan warna berdasarkan gambar,melempar bola
Media
: 1. Kertas warna 2. Bola warna 3. Keranjang
Rencana Pelaksanaan No
Terapis
Waktu
Subjek terapi
1.
Persiapan
10 menit
a. Menyiapkan ruangan b. Menyiapkan alat-alat c. Menyiapkan anak dan keluarga
2.
Proses : a. Membuka proses terapi
5 menit
bermain dengan mengucapkan
Menjawab salam, memperkenalkan diri
salam, memperkenalkan diri b. Menjelaskan pada anak dan
5 menit
Memperhatikan
c. Mengajak anak bermain
30 menit
Bermain bersama
d. Mengevaluasi respon anak dan
5 menit
Mengungkapkan perasaannya
5 menit
Memperhatikan dan menjawab
keluarga tentang tujuan dan manfaat bermain, menjelaskan cara permainan
keluarga 3.
Evaluasi (1 menit ) Menyimpulkan, mengucapkan salam
salam
Daftar Pustaka Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta
http://dunia-anak-sehat.blogspot.com/2009/02/tumbuh-kembang-toddler.html http://zaebetterhealth.blogspot.com/2009/01/tumbuh-kembang-anak-usia-toddler.html http://angel-s-wing.blogspot.com/2008/10/agresivitas-di-masa-toddler.html