TEKNIK PEMBERIAN PAKAN MENGGUNAKAN A UTO MA TIC TI C F E E D E R PADA TAMBAK BUDIDAYA UDANG VANAME V ANAME (Litopenaeus
vannamei ) DI TAMBAK UD BERKAT JAYA BLIMBINGSARI BANYUWANGI
Proposal Praktek Kerja Lapang (PKL)
Oleh : SHINTA CUMALASARI 42.14.1003
PRODI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 BANYUWANGI 2017
PENGESAHAN
TEKNIK PEMBERIAN PAKAN MENGGUNAKAN A UTO MA TIC F E E DE R PADA TAMBAK BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus
vannamei ) DI TAMBAK UD BERKAT JAYA BLIMBINGSARI BANYUWANG
PROPOSAL PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
Oleh
SHINTA CUMALASARI NIM. 42.14.1003
Banyuwangi, 8 Maret 2017
Mengetahui,
Menyetujui,
Dekan Fakultas Pertanian
Dosen Pembimbing
FATHURRAHMAN, SP., MP.
MEGA YUNIARTIK,.S.pi,.MP
NIP. 19661217 200501 1 001
NIDN. -
2
KATA PENGANTAR
3
DAFTAR ISI
4
DAFTAR TABEL
5
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inovasi
teknologi
akuakultur
yang
menjadi
penggerak
utama
perikanan, sampai saat ini telah menunjukan perkembangan yang sangat menggembirakan, beragam hasil inovasi dan perekayasaan teknologi melalui pengembangan bioteknologi akuakultur telah secara nyata memberikan harapan besar bagi terwujudnya industrialisasi perikanan budidaya. Teknologi budidaya udang vaname superintensif dapat mendukung
upaya
pencapaian
sasaran
produksi
udang
nasional
sekaligus mendorong berkembangnya kegiatan industrialisasi perikanan budidaya dalam konteks blue economy . Namun demikian, disadari atau tidak
pengembangan
inovasi
teknologi
akuakultur
tersebut
belum
sepenuhnya terimplementasi dengan jangkauan yang lebih luas, sehingga diperlukan upaya percepatan dalam mendorong penerapan teknologi tersebut di seluruh lapisan masyarakat pembudidaya khususnya di kawasan-kawasan potensial. Di samping itu, industrialisasi perikanan budidaya perlu di dorong antara lain melalui regulasi, intervensi, insentif, dan pengembangan sistem budidaya. (Rachmansyah, 2013) Padat penebaran yang tinggi diaplikasikan dalam sistem budidaya superintensif memberikan konsekuensi pada beban limbah sebagai hasil samping kegiatan budidaya yang dapat mempengaruhi kelayakan habitat udang serta lingkungan hidup perikanan. Sementara kebutuhan pakan sebagai sumber energi dan nutrisi udang memberikan kontribusi sebesar 60-70% dari biaya produksi udang. Kedua aspek tersebut perlu dikelola secara efektif dan efisien agar produk udang yang dihasilkan berdaya saing tinggi. (Rachmansyah et al ., 2013). Oleh karena itu, efisiensi pakan menjadi sangat penting dalam upaya meningkatkan daya saing produk sehingga lebih kompetitif dengan tingkat keuntungan yang lebih tinggi. Salah satu upaya efisiensi pakan dalam budidaya udang vaname superintensif adalah dengan menerapkan feeding regime yang tepat dengan mensubstitusi
pakanprotein
lebih
6
rendah
tanpa
mempengaruhi
pertumbuhan dan biomassa serta kualitas udang yang dihasilkan. Udang vaname memerlukan pakan berkadar protein antara 28-40%. Kombinasi pakan berprotein tinggi dengan pakan berprotein rendah yang tepat dapat meningkatkan efisiensi pakan sampai 15-19% (Tahe et al., 2011; Mansyur et al., 2011). Tujuan aplikasi teknik feeding regime pada budidaya udang vaname super-intensif untuk mengetahui seberapa besar perannya dalam upaya efisiensi biaya pakan, produksi, beban limbah, dan kualitas udang yang dihasilkan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas rumusan masalah dalam kegiatan PKL ini adalah “ Bagaimana peran automatic feeder terhadap efisiensi biaya pahan,produksi, beban limbah, dan kualitas udang yang dihasilkan di tamabak UD Berkat Jaya Blimbingsari ?
1.3 Tujuan PKL Manfaat yang didapat dari kegiatan PKL ini adalah -
Menerapkan ilmu yang didapat selama perkuliahan berlangsung dan mendapatkan pengalaman nyata yang ada pada dunia kerja.
-
Meningkatkan kerjasama antara instansi akademik dengan instansi lainya.
-
Sebagai bahan referensi dan materi tambahan untuk matakuliah terkait.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pakan Udang Vaname 2.2 Automatic Feeder
8
BAB III. METODE PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) 3.1. Lokasi Dan Waktu PKL 3.1.1. Lokasi Praktek kerja lapang ini dilaksanakan di tambak UD Berkat Jaya blimbingsari kecamatan blimbingsari kabupaten Banyuwangi.
3.1.2. Waktu Praktek kerja lapang ini dilaksanakan pada tanggal.
3.2. Alat dan Bahan 3.2.1. Alat Alat yang digunakan pada PKL di laboratorium kualitas air adalah: 3.2.2. Bahan Bahan yang digunakan pada PKL di laboratorium kualitas air adalah:
3.3. Metode PKL Metode yang digunakan dalam PKL ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif. Emzir (2009) menyatakan bahwa metode deskriptif itu sendiri adalah suatu bentuk metode yang digunakan dalam observasi suatu kondisi, suatu sistem atau peristiwa pada masa sekarang melalui pengumpulan data primer dan data sekunder. Tujuan dari metode ini ialah untuk menggambarkan skematis, sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara komponen yang diselidiki dan mengkaitkannya dengan variabel yang ada. Dalam kegiatan PKL akan dilakukan pengamatan dan pengujian kualitas air tambak udang di laboratorium serta melakukan pencatatan yang akan digunakan dalam pembahasan laporan PKL.
3.4. Metode Pengambilan Data Jenis data yang dikumpulkan ada 2, yaitu:
9
DAFTAR PUSTAKA Rachmansyah. (2013). Pengembangan Budidaya Udang Vannamei Super Intensif di Tambak Kecil. Laporan Teknis Akhir Kegiatan. Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya air Payau. Kementerian Perikanan dan Kelautan. Rachmansyah, Susianingsih, E., Mangampa, M., Tahe, S., Makmur, Undu, M.C., Suwoyo, H.S., . Asaad, A.I.J., Tampangallo, B.R., Septiningsih, E., Safar, Ilham, Rohani, St., Rosni, & Nurjannah. (2013). Laporan Teknis Akhir Kegiatan Pengembangan Budidaya Udang Vaname Super Intensif di Tambak Kecil. Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Tahe, S., Nawang, A., & Mansyur, A. (2011). Pengaruh pergiliran pakan terhadap pertumbuhan, sintasan dan produksi udang vaname ( Litopenaeus vannamei ). Hal. 809- 816. Dalam. Sudradjat, A. (dkk ). Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Jilid 2. Diterbitkan dan dicetak Pusat Penelitian dan Pengembangan Budi daya. Jakarta.
10
11