1
PERGESERAN TAFSIR TAHLILI MENUJU IZDJIWADJI Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tua! Tua! Mata "uliah Tafsir Tahlily Dalam Program Studi Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir
#leh$ Mochammad Saudi NIM : F020515124
D%!en Penam&u$ Prof. Dr. Dr. H.Aswadi, H.Asw adi, M,Ag
IM! A"!#AN DAN $AFSI# P#%AM PAS'ASA#(ANA !NI)*#SI$AS ISAM N*&*#I S!NAN AMP* S!#A+AA (A-A $IM!# 201
' A. P*NDAH P*NDAH! !! !AN
Praktek penafsiran terhadap al-Quran telah dilakukan sejak jaman Nabi dan para sahabat. Nabi adalah mufasir pertama yang memberikan memberikan penjelasan penjelasan terhadap al-Quran ketika ada seseorang yang bertanya kepada beliau tentang kandungan sebuah ayat atau surat. Jadi Nabi ini generas generasii pertama pertama penafsir penafsir al-Quran. al-Quran. Generasi Generasi kedua kedua penafsi penafsirr adalah adalah para sahabat. sahabat. Mereka Mereka menafsirkan al-Quran setelah Nabi meninggal dunia. Jadi ketika Nabi masih hidup, mereka tidak berani menafsirkan menafsirkan al-Quran. Sebab ketika Nabi masih hidup, para sahabat tinggal bertanya langsung kepada Nabi ketika mereka tidak bisa memahami ayat al-Quran. Pada generasi kedua ini, para sahabat mulai memikirkan ara menafsirkan al-Quran. Mengapa beragam ara !atau metode" menafsirkan menafsirkan al-Quran munul munul setelah Nabi nggal# Ja$abannya Ja$abannya karena tidak tidak ada lagi tempat untuk bertanya seara langsung, sementara beragam tantangan jaman dan kompleksitas masalah munul dan harus diselesaikan dengan al-Quran. Nabi betul meninggalkan al-Quran dan Sunnah, namun al-%uran dan Sunnah itu harus &dibaa' dengan benar sehingga kedua rujukan islam itu bisa menjadi solusi bagi masalah yang ada. (eharusan &membaa' al-Quran dan Sunnah dengan benar inilah yang melahirkan ragam orak tafsir dan !atau" metode penafsiran. Munulnya terminologi modern !dan kontemporer" mengharuskan al-Quran juga &berpikir' moder modernn !dan !dan kontem kontempor porer" er" juga juga sehin sehingg ggaa bisa bisa menja$ menja$ab ab tanta tantanga ngann dunia dunia moder modernn !dan !dan kontemporer". kontemporer". Supaya al-Quran mampu berpikir modern !dan kontemporer", maka metode tafsir juga harus harus modern !dan !dan kontemporer". kontemporer". al-Quran sesuai untuk segala tempat dan jaman ! shalihun li kulli zaman wa makan" mendorong mendorong para pengkaji pengkaji tafsir untuk untuk merumuskan metode metode tafsir yang yang tepat dan sesuai sesuai dengan segala segala tempat dan jaman tersebut. Salah satunya tentu saja rumusan metode untuk menja$ab masalah dunia modern !dan kontemporer". Salah satu metode penafsiran yang termasuk metode tafsir modern !dan kontemporer", baik dari sisi periodisasi maupun substansi adalah metode tahlili. Metode ini memang lebih banyak digunaka digunakann dalam dalam tafsir tafsir periode klasik, klasik, tapi tapi dengan dengan orak orak adabi ijtima’i-nya ternyata metode tahlili ini dipakai juga dalam tafsir modern !dan kontemporer".-
(
)ulisan ini akan menjelaskan sejarah tafsir tahlili pada masa klasik sampai ke modern dan kontemporer. )ulisan ini dia$ali dengan diskusi mengenai perkembangan pemikiran yang menjadi pemiu munulnya metode tafsir tahlili yang sesuai dengan masa modern dan kontemporer. Perkembangan pemikiran tersebut adalah renaissance dan modernisasi. +. $*#MIN%%&I
*. )ahlili (ata tahlili !+/01" adalah bentuk masdar dari kata hallala-yuhallilu-tahlilan berasal dari kata halla-yahullu-hallan. Seara harfiah, tahlili berarti menjadi lepas atau terurai. Menurut 2bnu 3aris, asal kata ha’, lam, dan lam mempunyai deri4asi kata, dan asalnya berarti membuka sesuatu. )idak ada sesuatu pun yang tertutup darinya. 5ari sini dapat dipahami bah$a kata tahlili menunjukkan arti membuka sesuatu yang tertutup atau terikat dan mengikat sesuatu yang berserakan agar tidak ada yang terlepas atau tereer. * Seara definisi, penafsiran tahlili adalah seorang mufasir menafsirkan beberapa ayat 6l-Qur7an sesuai susunan baaannya dan tertib susunan didalam mushaf, kemudian baru menafsirkan dan menganalisis seara rini 8 Metode tahlili, menurut M. Quraish Shihab, lahir jauh sebelum maudhu’i. Metode tahlili dikenal sejak Tafsir al-Farra !$. 89: ;.<=8* M", atau 2bn Majah !$. 8>? ;<=@* M", atau paling lambat 2bn Jarir al-)habari !$. >*9 ;
:
kalimatnya, asbabun-nuzul -nya, serta penafsiran yang dikutip dari nabi, sahabat, maupun tabi7in. @ 5alam metode ini, mufasir menguraikan makna yang dikandung 6l- Qur7an, ayat demi ayat dan surah demi surah sesuai dengan urutannya didalam mushaf. Craian tersebut menyangkut berbagai aspek yang dikandung ayat yang ditafsirkan seperti pengertian, kosakata, konotasi kalimatnya, latarbelakang turunnya ayat, kaitannya dengan ayat-ayat lain, baik sebelum maupun sesudahnya ! munasabat ", dan pendapat-pendapat yang telah diberikan berkenaan dengan tafsiran ayat-ayat tersebut, baik yang disampaikan oleh Nabi, sahabat, para tabi7in maupun ahli tafsir lainnya. : Metode penafsiran tahlili juga dapat dipahami sebagai metode yang berupaya menafsirkan ayat demi ayat 6l- Qur7an dari setiap surah-surah dalam 6l-Qur7an dengan seperangkat alat-alat penafsiran !antaranya mengenai asbabun-nuzul, munasabat, nasikhmansukh, dan sebagainya" dalam 6l-Qur7an. 8
5ari definisi-definisi diatas penulis dapat memahami bah$a metode penafsiran
tahlili,
dalam tafsirnya, penafsir mengikuti runtutan ayat sebagaimana yang telah tersusun didalam mushaf. Penafsir memulai uraiannya dengan mengemukakan arti kosakata diikuti dengan penjelasan mengenai arti global ayat. 2a juga mengemukakan munasabat !korelasi" ayat-ayat serta menjelaskan hubungan maksud ayat-ayat tersebut satu sama lain. Degitu pula, penafsir membahas mengenai asbabun nuzul !latar belakang turunnya ayat" dan dalil-dalil yang berasal dari Easul, sahabat atau para tabi7in yang kadang berampur dengan pendapat penafsir itu sendiri dan di$arnai oleh keenderungan latarbelakang pendidikan dan orak pemikirannya. Sering pula berampur dengan pembahasan kebahasaan lain yang dipandang dapat membantu memahami nash 6l-Qur7an.
'2 kele)ihan met%6e Tahlili 4analiti! : A)6 al-Ha..i al-Fa*ma7i+ Al-idayah ! al-Tafsir al-Maudhu’iy + 4Di*a!ah Manhaji..ah Mau6hu;i.ah 4Math)a;ah al-Ha6a*ah al-A*a)i..ah+ 1998 + ':2 < i"id#+hlm2 18 5 Na!h*u6in ,ai6an+ Me$%d%l%gi &enafsiran Al-Qur’an, 4=%.aka*ta$ Pu!taka Pelaja* #>!et+ 1993+(12 8 "emente*ian Aama RI+ Al-Quran dan Tafsirnya (Edisi yang disempurnakan), 4Jaka*ta$"emente*ian Aama RI+ '01'+ 532
<
"ele)ihan .an 6imiliki %leh met%6e analiti! a6alah !e)aai )e*ikut $ a2 Ruan linku& n.a !anat lua! "a*ena lua!n.a met%6e ini + mu?a!i* 6a&at menunakan )entuk )il alma@t!u* 6an )i a* *[email protected] 6an &e*&a6uan anta*a )il al-ma@t!u* 6an )i a* *[email protected] )2 Memuat )e*)aai i6e Met%6e ini mem)e*ikan ke!em&atan .an lua! ke&a6a mu?a!i* untuk menu*ahkan i6e 6alam mena?!i*kan Al-Bu*@an+ te*le)ih lai )entuk )i a* *[email protected] !ehina 6a&at melahi*kan %*ak &ena?!i*an .an )e*aam le)ih )e*kem)an 6an menikuti ke)utuhan + %leh !e)a) itu munul )e*maam maam ta?!i*2 Se&e*ti ta?!i* Cl!a?at+ ta?!i* ta!a7u?+ t?!i* CBih+ ta?!i* ilmiah ta?!i* !u!a!t*a 6an ta?!i* !%!ial3 (2 "eku*anan met%6e Tahlili 4analiti! "eku*anan .an 6imiliki met%6e analiti! !e)aai )e*ikut a2 A.at a.at Al-Bu*@an !e%lah %lah menja6i )e*tentanan "a6an ka6an &ena?!i*an 6enan menunakan met%6e analiti! menim)ulkn k%nt*a6ik!i2 Hal ini 6a&at menim)ulkan &*a6ua )ah7a Al Bu*@an ti6ak k%n!i!ten 6alam mem)e*ikan &etunjuk2!i?at ti6ak k%n!i!ten itu kemunkinan )e!a* aki)at mu?a!i .an ku*an mem&e*hatikan a.at a.at lain .an mi*i&2 )2 Melahi*kan &ena?!i*an .an !u)jekti? ,an.akn.a &eluan )ai mu?a!i* untuk menuankan aa!an !e*inkali mem)uat !u)jektiita! 6alam mena?!i*kan Al-u*@an 2te*le)ih lai 6alam )entuk )i a* *[email protected] !u)jektiita! mu?a!i* !anat te*a!a )ahkan &ena?!i*an.a 6a&at jauh men.im&an 2 !u)jektiita! .an )e*le)ihan )e*a7al 6a*i ?anati!me te*ha6a& maha) .an inin men6a&at lealita! 6a*i Al-u*@an untuk men6ukun &emiki*an.a2 2 Ma!ukn.a &emiki*an 6an *i7a.at i!*aili.at 3 Na!i*u6in ,ai6an2 Me$%d%l%gi penafsiran Al-Qur'an , 4=%.aka*ta $ &u!taka &elaja*+ '00< + ((-(<2
5
"a*ena mu?a!i* ti6ak 6i)ata!i untuk menemukakan &emiki*an2 Pemiki*an i!*aili.at &un 6a&at ma!uk2 9 (2 a*a ke*ja ta?!i* tahlili 4 Met%6e Analiti! a2 Mu?a!i* mena?!i*kan a.at !e!uai 6enan 6i!i&lin ilmu .an 6ielutin.a )2 Muu?a!i* menu*ai makna a.at !ea*a 6etail 6an !e!uai 6enan !u!unan mu!ha? 2 menanali!i! )e*)ai a!&ek a.at lalu mena?!i*kan 62 a.at 6i ta?!i*kan !ea*a k%m&*ehen!i? e2 lata* )elakan keilmuan mu?a!i* mem&ena*ui )entuk &ena?!i*an 2 ?2 mem)e*ikan *uan .an uku& lua! untuk aa!an mu?a!i*210 :2 U*en!i met%6e tahlili Met%6e ini memiliki nilai &entin .aitu $ a2 ,an.ak mem)e*ikan !um)anan te*ha6a& khaanah intelektual i!lam + mi!aln.a munul ta?!i* )e*)aai maha) !e*ta )e*kem)an ta?!i* )il ma@t!u* 6an ta?!i* )i a* *[email protected] )2 ,e*kat met%6e ini lahi*lah ka*.a ka*.a )e!a* !e&e*ti Ta?!i* al *%i2 Ta?!i* al th%)a*i2 2 Dan met%6e ini le)ih 6i an6alakan 6a*i &a6a met%6e met%6e lainn.a 6alam menjela!kan kan6unan Al-u*@an 6a*i )e*)aai !ei 62 Menkaji a.at a.at Al-u*@an 6a*i )e*)aai a!&ek !ehina )e*)aai &enetahuan .an te*6a&at 6alam a.at 6a&at 6i&ahami2 11 9 Sam!u*%hman pengan$ar ilmu $afsir, 4Jaka*ta $ AMZA+ '01:+ 1(: 10 Na!i*u6in ,ai6an2 Me$%d%l%gi penafsiran Al-Qur'an , 11 Sam!u*%hman &enanta* ilmu ta?!i*+ 1(3
8
'2 Ta?!i* Mau6hu;I Sea*a )aha!a kata maudhu’i )e*a!al 6a*i kata K .an me*u&akan isim maf’ul 6a*i kata .an a*tin.a ma!alan atau &%k%k &em)ia*aan+ .an )e*kaitan 6enan a!&ek-a!&ek kehi6u&an manu!ia .an 6i)entankan a.at-a.at al-u*an2 ,e*6a!a*kan &ene*tian )aha!a+ !ea*a !e6e*hana met%6e ta?!i* maudhu’* ini a6alah mena?!i*kan a.at-a.at al-u*an )e*6a!a*kan tema atau t%&ik &ema!alahan2 Mu!tha?a Mu!lim mema&a*kan )e)e*a&a 6e?eni!i ta?!i* maudhu’i, !alah !atu 6ianta*an.a a6alah$
OQ Q V XK Y[\]^_ `b]c^_ df bgb_ bg o 4Ta?!i* maudhu’* me*u&akan ilmu untuk memahami &e*ma!alahan&e*ma!alahan !ejalan 6enan tujuan al-u*an 6a*i !atu !u*at atau )e)e*a&a !u*at2 ,entuk 6e?eni!i %&e*a!i%nal ta?!i* maudhu’i atau tematik ini+ le)ih *ini te*am)a* 6alam *umu!an .an 6ikemukakan %leh A)6 al-Ha.. al-Fa*ma7i+ .aitu$
b pqrr b K K s v_ s ^_ ` f_^_ w`p^_ x_y Y[\]^_ xbgz_ c{ |}^b~ bp^br • bp^€[ bqQ ‚ w^_ K ƒ^y X„K_ bK €^_ df …bq†_ ‡ˆ^_ 4Ta?!i* mau6hu;I a6alah menum&ulkan a.at-a.at al-u*an .an mem&un.ai mak!u6 .an !ama+ 6alam a*ti !ama-!ama mem)aha! !atu t%&ik ma!alah 6an man.u!unn.a )e*6a!a*kan k*%n%l%i! 6an !e)a) tu*unn.a a.ta-a.at te*!e)ut+ !elanjutn.a mu?a!!i* mulai mem)e*ikan kete*anan 6an &enjela!an !e*ta menam)il ke!im&ulan De?eni!i 6i ata! 6a&at 6i?ahami )ah7a !ent*al 6a*i met%6e maudhu’i ini a6alah menjela!kan a.at-a.at .an te*him&un 6alam !atu tema 6enan mem&e*hatikan u*utan te*ti) tu*unn.a a.at te*!e)ut+ !e)a) tu*unn.a+ k%*ela!i anta*a !atu a.at 6enan a.at .an lain 6an hal-hal
3
lain .an 6a&at mem)antu memahami a.at lalu menanali!na.a !ea*a e*mat 6an men.elu*uh21' Ali Ha!an al-A*i6l+ menatakan )ah7a u*en!i met%6e maudhu’i 6alam e*a !eka*an ini .aitu$ Met%6e maudhu’i )e*a*ti menhim&un a.at-a.at alu*;an .an te*!e)a* &a6a )aian !u*at 6alam al-u*;an .an )e*)ia*a tentan !uatu tema2 Ta?!i* 6enan met%6e ini te*ma!uk ta?!i* "i al-ma’$sur 6an met%6e ini le)ih 6a&at menhin6a*kan mu?a!!i* 6a*i ke!alahan2 Denan menhim&un a.at-a.at te*!e)ut !e%*an &enkaji 6a&at menemukan !ei *elean!i 6an hu)unan anta*a a.at-a.at itu2 Denan met%6e maudhu’i !e%*an &enkaji mam&u mem)e*ikan !uatu &emiki*an 6an ja7a)an .an utuh 6an tunta! tentan !uatu tema 6enan a*a menetahui+ menhu)unkan 6an menanali!i! !ea*a k%m&*ehen!i? te*ha6a& !emua a.at .an )e*)ia*a tentan tema te*!e)ut2 Denan met%6e ini !e%*an &enkaji mam&u men%lak 6an menhin6a*kan 6i*i 6a*i ke!ama*an-ke!ama*an 6an k%nt*a6ik!i-k%nt*a6ik!i .an 6itemukan 6alam a.at2 Met%6e maudhu’i !e!uai 6enan &e*kem)anan aman m%6e*n 6imana te*ja6i 6i?e*en!ia!i &a6a tia&-tia& &e*!%alan 6an ma!in-ma!in ma!alah te*!e)ut &e*lu &en.ele!aian !ea*a tunta! 6an utuh !e&e*ti !e)uah !i!tematika )uku .an mem)aha! !uatu tema te*tentu2 Denan met%6e maudhu’i %*an 6a&at menetahui 6enan !em&u*na muatan mate*i 6an !eala !ei 6a*i !uatu tema2 Met%6e maudhu’i memunkinkan )ai !e%*an &enkaji untuk !am&ai &a6a !a!a*an 6a*i !uatu tema 6enan a*a .an mu6ah tan&a ha*u! )e*!u!ah &a.ah 6an menemui ke!ulitan2 Met%6e maudhu’i mam&u menhanta*kan ke&a6a !uatu mak!u6 6an hakikat !uatu ma!alah 6enan a*a .an &alin mu6ah+ te*le)ih lai &a6a !aat ini telah )an.ak )e*ta)u*an ‰k%t%*an‰ te*ha6a& hakikat aama-aama !ehina te*!e)a* 6%kt*in-6%kt*in kemanu!iaan 6an i!me-i!me .an lain !ehina !ulit untuk 6i)e6akan2 1'2 Na!hi*u66in ,ai6an+ Me$%d%l%gi &enafsiran al-Qur’an, 4Jaka*ta$ Pu!taka Pelaja*+ 1933+ '2
9
Da*i )e*)aai u*aian tentan kele)ihan 6an kelemahan 6a*i ma!inma!in met%6e .an 6ikemukakan+ menu*ut Hujai* A2H Sanak. ke)utuhan ummat &a6a aman m%6e*n+ met%6e Maudhu’i mem&un.ai &e*an .an !anat )e!a* 6alam &en.ele!aian !uatu tema 6enan men6a!a*kan a.ata.at al-u*;an+ 7alau&un !etia& met%6e memiliki ka*akte*i!tik !en6i*i-!en6i*i .an tentu te*antun &a6a ke&entinan 6an ke)utuhan mu?a!!i* !e*ta !itua!i 6an k%n6i!i .an a6a2 Denan 6emikian met%6e maudhu’i 6a&at 6iunakan untuk men.ele!aikan &e*ma!alahan .an 6iha6a&i %leh ummat 6e7a!a ini+ ka*ena met%6e maudhu’i mam&u menhanta*kan ummat 4&em)aa Ta?!i* ke !uatu mak!u6 6an hakekat !uatu &e*!%alan 6enan a*a .an &alin mu6ah+ !e)a) tan&a ha*u! )e*!u!ah &a.ah 6an memenuhi ke!ulitan 6alam memahami ta?!i*2 Selain itu !i!i lain .an 6ilihat a6alah 6enan met%6e maudhu’i+ mu?a!!i* )e*u!aha )e*6ial% akti? 6enan al-u*;an untuk menja7a) tema .an 6ikehen6aki !ea*a utuh+ !ementa*a kalau kita &e*hatikan &ena?!i*an al-u*;an 6enan met%6e $ahlili+ mu?a!!i* ju!t*u )e*!ika& &a!i? !e)a) han.a menikuti u*utan a.at 6an !u*at 6alam alu*;an21( "ele)ihan met%6e Mau6hu@I a. 5apat menja$ab tantangan Faman . Jika khidupan semaki moderen , permasalahan semakinkompleks untuk menghadapinya, dibutuhkan tematik untuk menyelesaikan masalah yang munuldi tengah masyarakat, metode tamatik yang yang membahas seluruh ayat 6l-Quran seara tuntas tentang suatu tema tertentu.dan memberikan pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan Faman b. Praktis dan sistematis Metode tematik yang praktis dan sistematis ook dengan kehidupan umat untuk memiliki Mobilitas yang sangat tinggi . mereka seolah olah tidak mempunyai $aktu untuk membaa kitab kitab tafsir yang besar. 5engan demikian , metode tematik ini sangat tepat untuk mereka yang memiliki banyak kesibukan. 1(Š‹htt&$ŒŒta?!i*ha6it!uin!6)6ankatan'0092)l%!&%t2%mŒ'01'Œ10Œta?!i*-mau6huitematik2html 4Tanal 3 mei '015+ Minu &a6a jam 112(0 Wit2
10
. Metode ini membuat tafsir selalu dinamis sehingga menimbulakan kesan bah$a 6l%uran selalu mengayomi dan membimbing umat , dengan demikian 6l-%uran selalu atual dan tidak ketinggalan Haman.at ayat al-Quran d. Membuat pemahaman menjadi utuh. 5engan mengedepankan topi topi yang dikaji, permasalahan ayat ayat 6l-%uran dapat diserap seara utuh.
"eku*anan 6a*i met%6e Mu6hu@I a6alah !e)aai )e*ikut $ a2 memenal a.at menam)il !atu ka!u! .an te*6a&at 6alam !uatu a.at + menha*u!kan mu?a!i* melakukan &emenalan a.at 2 mi!aln.a tentan !h%lat 6an akat2 Jika mem)aha! !halat akat ha*u! ha*u! 6i &enal 2 )2 mem)ata!i &emahaman a.at &a6a !uatu tema2 Denan &emenalan + &emahaman !uatu a.at menja6i te*)ata!2 Aki)atn.a mu?a!i* ikut te*ikat 6enan tema .an 6ikemukakan2 Pa6ahal ti6ak mu!tahil !atu a.at 6a&at 6i tinjau 6a*i )e*)aai a!&ek 2 1: a*a ke*ja met%6e Mau6hu@I ,e*ikut a*a ke*ja ta?!i* met%6e Mau6hu@I a2 menhim&un a.at a.at .an )e*kenaan 6enan tema + !e!uai 6enan k*%n%l%i u*utan a.at2 )2 Menelu!u*i a!)a) an nuul 2 Meneliti k%!akata .an menja6i &%k%k &e*ma!alan kemu6ian 6i kaji2 62 Menkaji &emahaman a.at 6a*i )e*)aai ali*an 6an &en6a&at mu?a!i*2 ,aik ulama !ala? mau&un khala? e2 Semua 6ikaji !ea*a tunta! 6enan menunakan kai6ah ta?!i* .an mu@ta)a* 6an 6i 6ukun %leh ?akta2 U*en!i Met%6e ini !anat &entin &e*anan.a untuk mem)im)in umat kejalan .an .an )ena* !e!uai 6enan Al-u*@an 2 hal itu ka*ena met%6e ini mem)aha! a.at !ea*a utuh 6an men6alam )e*6a!a*kan !uatu tema te*tentu2 #leh !e)a) itu met%6e ini &e*lu 6i a&lika!ikan
1: Na!hi*u66in ,ai6an+ Me$%d%l%gi &enafsiran al-Qur’an,
11
%leh &a*a mu?a!i* aa* me*eka 6a&at mem)e*ikan k%nt*i)u!i 6alam menuntut umat me*aih ke)ahaian 6i 6unia 6an akhi*at+ 1<
A. S/arah P/r/ma3ga3 Pr/od/ asi hi3gga 6r/od/ mod/r/3
*. )afsir 6l - Qur7an Pada Masa Nabi Sa$ beserta Para Sahabatnya 5apat dikatakan bah$a pertumbuhan tafsir itu sejak 6l Qur7an itu sendiri diturunkan. Sebab begitu 6l Qur7an diturunkan kepada Nabi Muhammad sa$, sejak itu pula beliau melakukan tafsir dalam pengertian sederhana yakni memahami dan menjelaskannya kepada para sahabat. Jadi beliau adalah awwalul mufassir , orang pertama yang menguraikan 6l Qur7an dan menjelaskan kepada umatnya *: Pada $aktu Nabi Sa$ masih hidup nampaknya tak ada seorangpun dari sahabat yang berani menafsirkan 6l Qur7an, karena beliau masih berada di tengah-tengah mereka. Jadi seolaholah otoritas penafsiran saat itu ada di tangan Nabi Sa$ sendiri *?;al ini dapat dimengerti sebab tugas menjelaskan 6l Qur7an pertama memang ada di pundak Nabi Sa$ yang mendapat garansi dari 6lloh S$t langsung, sebagaimana firmanNya dalam Surat 6l Qiyamah !?@"I *?-*A. )Ž uZ‘n’t“ ”m.–—H!6 ”mtR˜u™š›–œu* žŸ ˜!¡Ž¢!£
m¤tR£¥t›!œ ¦§Ž8¨©!£ ”mtR˜u™š›–œ žª
«N–# ¨)Ž uZ‘n’t“ ”mtRu‘tŒ ž¬
Sesungguhnya atas tanggungan (amilah mengumpulkannya !di dadamu" dan !membuatmu & pandai" membaanya. 6pabila kami telah selesai membaanya maka ikutilah baaannya itu. (emudian sesungguhnya atas tanggungan (amilah penjelasannya Meskipun 6l Qur7an diturunkan dalam Dahasa 6rab namun 6l Qur7an tidak serta merta dapat dimengerti dan ditangkap maknanya oleh semua kalangan sahabat. ;al ini karenakan perbedaan intelegensia dan pengetahuan kosa kata antar sahabat tidaklah sama. 5isamping itu kedekatannya dengan Nabi sa$ juga sangat berpengaruh dalam memahami suatu ayat, sehingga 1< Sam!u*%hman pengan$ar ilmu $afsir, 1(3 15 M2 Zaenal A*iCn+ &eme$aan +ajian Tafsir (&erspek$if is$%ris, Me$%d%l%gis, %rak, dan .e%gra!s)+ 4"e6i*i$ STAIN "e6i*i P*e!!+ '010+ 52 18 M2 Zaenal A*iCn+ &eme$aan +ajian Tafsir (&erspek$if is$%ris, Me$%d%l%gis, %rak, dan .e%gra!s) +82
1'
diantara sahabat ada yang mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan sebab-sebab turunnya ayat dan ada pula yang tidak mengetahuinya. )idak semua ayat dalam 6l Qur7an dijelaskan oleh Nabi sa$. Deliau hanya menjelaskan ayat-ayat yang makna dan maksudnya tidak diketahui oleh para sahabat !karena hanya beliau yang dianugerahi 6lloh S$t tentang tafsirnya". Degitupun dengan ayat-ayat yang menerangkan tentang hal-hal ghaib, yang tidak ada seorang pun tahu keuali 6lloh S$t, seperti terjadinya hari kiamat, dan hakikat ruh, tidak dijelaskan dan ditafsiri oleh Easulullah *= 5alam penafsirannya terhadap 6l Qur7an, Nabi menggunakan bahasa yang tidak panjang lebar, beliau hanya menjelaskan hal-hal yang masih samar dan global, memerini sesuatu yang masih umum, dan menjelaskan lafadF dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Nabi Sa$ dalam menafsirkan 6l Qur7an selalu berdasarkan pada sebuah ilham dari 6lloh S$t. Seperti ketika Nabi menafsirkan kata al kalimat dalam ayatI
n’tG!£ “P.‘˜u™ @, ®mŽnŒ«/ ¯M¤.JŽ’°2 ±tG!£ m²n’t“ :!LK ”m³RŽ uB–6 ´±˜«BG9˜ “L§m«9˜ µŸ 19
&(emudian 6dam menerima beberapa kalimat dari )uhannya, Maka 6lloh menerima taubatnya. Sesungguhnya 6lloh Maha Penerima )aubat lagi Maha Penyayang 89 Nabi Sa$ menafsirkannya dengan menggunakan ayat lain, yakniI
¶7!œ uZŒu/ ·%=—H!±!¸ uZ¹º»¼R*¥ )Žu* ½#¾9 š¼½!© uZ!9 %=¦J.mš!©u* ¨¿!ÀB™(uZ!9 @, @ÁŽÂÃĤ.Å9˜ Ƶ 21
& !eduanya berkata" #$a Tuhan !ami, !ami telah men%aniaya diri kami sendiri dan jika &n%kau tidak men%am'uni kami dan memberi rahmat ke'ada kami, niscaya 'astilah kami termasuk (ran%-(ran% yan% meru%i'88
13 Tim F%*um "a*.a Ilmiah RADEN+ Al Quran +i$a/ 0$udi *lmu, 0ejarah, dan Tafsir +alamullah + 4"e6i*i$ Li*)%.% P*e!!+ '0112 '01-'0'2 19 Al-u*@an+ '$ '82 '0 De&a*temen Aama RI+ Al-Qur'an 1an Terjemah et 10 4 ,an6un $ PT Di&%ne%*% '009 +52 '1 Al-u*@an+ 8$ ':2 '' De&a*temen Aama RI+ Al-Qur'an 1an Terjemah et 10 4 ,an6un $ PT Di&%ne%*% '009 +
1(
Penafsiran Nabi Sa$ seperti ini merupakan penafsiran atas ayat-ayat yang ringkas dan yang masih global ! mujmal " dengan menggunakan ayat yang jelas arahnya ! mubayyan", juga penafsiran atas ayat yang masih umum ! ‘am" dengan ayat yang khusus ! khas", menafsiri ayat yang masih bersifat tak terbatas ! muthla)" dengan ayat yang sudah dibatasi ! mu)ayyad ". 8. Tafsir Al – Qur’an Pada Masa Sahabat ( Pasca Kemangkatan Nabi Saw) Setelah kemangkatan Nabi Sa$, para sahabat dalam menafsirkan suatu ayat 6l Qur7an lebih dulu menarinya dalam 6l Qur7an apakah ada ayat yang bisa menafsirkan atau tidak ada sama sekali. (emudian setelah mereka tidak menemukan ayat yang bisa menafsirkannya, mereka beralih ke sunnah atau hadits-hadits Nabi Sa$. (emudian apabila mereka tidak menemukan ayat 6l Qur7an dan hadits Nabi Sa$ yang bisa menafsiri, mereka melakukan penalaran dan ijtihad dengan segala kemampuan yang mereka miliki. 5alam berijtihad, sahabat telah memiliki beberapa modal yang bisa dijadikan sebagai bahan untuk melakukan ijtihad, diantaranya adalahI 8>8B !*" pengetahuan yang memadai tentang sastra 6rab, !8" pengetahuan akan adat istiadat dan moral Dangsa 6rab, !>" pengetahuan tentang tingkah dan keadaan orang-orang ahudi dan Nashrani di JaFirah 6rab pada saat turunnya 6l Qur7an, !B"pengetahuan tentang asbab al nuzul , !@" kemampuan penalaran dan daya tangkap. Pada tahap selanjutnya, sahabat juga menyandarkan penafsiran pada ahli kitab !ahudi dan Nasrani". Eujukan ini dilakukan jika memang sudah tidak menemukannya dalam 6l Qur7an dan hadits sebagai landasan dalam menafsirkan ayat 6l Qur7an. Meskipun demikian, sahabat tidak terlalu banyak merujuk dari ahli kitab, dan mereka tetap melakukan pemilahan dari apa yang mereka dengar dari ahli kitab tersebut, apakah sesuai dengan akidah dan syari7at 2slam atau tidak. Eujukan dari ahli kitab ini dilakukan hanya untuk mengambil aspek nasehat dan pelajaran yang ada di dalam ayat itu saja, tidak lebih. Diasanya yang sahabat tanyakan pada ahli kitab adalah ayat-ayat yang masih ada kaitannya dengan (itab )aurat dan 2njil, seperti erita nabi dan umat terdahulu yang baik di dalam 6l Qur7an dan hadits tidak dijelaskan seara rini. 6dapun karakteristik tafsir pada masa ini antara lain 8@
'( ': Tim F%*um "a*.a Ilmiah RADEN+ Al Quran +i$a/ 0$udi *lmu, 0ejarah, dan Tafsir +alamullah +Ç2 h2'0(-'0:2 '< A)6ul Mu!taBim+ Aliran-aliran Tafsir + 4=%.aka*ta$ "*ea!i Waana+ '00<+ h2(5-(82
1:
*"
8" >" B" @" :"
?"
Penafsiran pada masa itu belum merupakan tafsir yang utuh. 6rtinya 6l Qur7an tidak ditafsirkan semua, hanya ayat-ayat tertentu saja yang dianggap sulit pengertiannya yang diberi tafsiran. 5ari situ kemudian penafsiran itu berkembang sedikit demi sedikit seiring dan senapas dengan perkembangan Faman dan problem yang dihadapi umat. Sedikit terjadi perbedaan dalam memahami lafadF 6l Qur7an, sebab problem yang dihadapi umat pada $aktu itu tidak serumit sekarang Menukupkan penafsiran seara global ! ijmali" Membatasi penafsiran dengan penjelasan berdasar makna bahasa yang primer )idak ada penafsiran seara ilmi, fi%hi, dan madFhabi !sektarian" Delum ada pemubukuan tafsir, sebab pembukuan baru ada setelah abad 22 ;. meskipun sebenarnya sudah ada shahifah yang sudah berisi tafsir, tetapi oleh para ulama mutaakhirin dianggap sebagai atatan belaka. Penafsiran saat itu merupakan bentuk perkembangan dari hadits, bahkan merupakan dari perkembangan hadits. Sebab tafsir pada mulanya merupakan abang dari hadits yang diri$ayatkan dari nabi mengenai hal-hal yang terkait dengan penafsiran ayat-ayat 6l Qur7an )okoh-tokoh mufassir pada masa sahabat, yang termasyhur ada *9 orang yaituI !*" 6bu Dakar as Shidi%, !8" Cmar bin (hatab, !>" Ctsman bin 6ffan, !B" 6li bin 6bi )halib, !@" 2bn Mas7ud, !:" 2bn 6bbas, !?" Cbay bin (a7ab, !=" Haid bin )sabit, !A" 6bu Musa al 6sh7ari, !*9" 6bdullah bin Hubair 8: Jumhur ulama berpendapat, tafsir sahabat mempunyai status marfu’ bila berkenaan dengan asbabun nuzul dan semua hal yang tidak mungkin dimasuki ra’yu. Sedangkan hal yang mungkin dimasuki ra’yu maka statusnya mau)uf pada sahabat jika tidak disandarkan kepada Easulullah Sa$. >. Tafsir Al – Qur’an Pada Masa Tabi’in Pergerakan dan pertumbuhan tafsir pada periode tabiin ini tidak jauh berbeda dari tafsir pada periode sebelumnya. Mereka sangat berhati-hati dalam meri$ayatkan tafsir yang diperoleh dari para sahabat. Seperti para pendahulunya, para tabiin selalu berpijak pada dasar yang sama dalam meri$ayatkan 6l Qur7an. Mereka lebih dahulu merujuk pada 6l Qur7an dalam penafsiran mereka. (emudian berlanjut ke hadits Nabi Sa$, apabila tidak ditemukan juga, maka mereka menafsirinya dengan perkataan dan ijtihad para sahabat. Para tabi7in baru melakukan ijtihad dalam penafisran 6l Qur7an setelah ketiga tahap diatas tidak mendapatkan pijakan dalam
'5 M2 Zaenal A*iCn+ &eme$aan +ajian Tafsir (&erspek$if is$%ris, Me$%d%l%gis, %rak, dan .e%gra!s)+Ç2h21(2
1<
penafsiran ayat 6l Qur7an. Oangkah terakhir yang mereka lakukan dalam melakukan penafsiran 6l Qur7an adalah bertanya pada 6hli kitab. ang membedakan penafsiran yang dilakukan para tabi7in dari penafsiran para sahabat adalah frekuensi penafsiran tabi7in lebih banyak, yang sebelumnya tidak ada dalam penafsiran dari sahabat. Selain itu, perujukan kepada 6hli kitab juga semakin sering dan semakin mudah dilakukan oleh mereka. ;al ini merupakan konsekuensi logis dari semakin luasnya $ilayah 2slam, yang akhirnya membutuhkan tafsir pada ayat-ayat yang belum ditafsiri pada masa sahabat dan juga sebagai imbas dari semakin banyaknya orang-orang yang masuk 2slam dari kalangan Non 6rab, terutama 6hli kitab yang ingin mengetahui tentang ayat-ayat 6l Qur7an yang mengisahkan isra7illiyat. )afsir pada masa tabiin masih berkembang dengan ara perjumpaan tokoh mufassir dalam meri$ayatkan tafsir seperti masa sahabat atau nabi, hanya saja peri$ayatan ini mempunyai kekhususan yaitu bah$a peri$ayatan terjadi antara tokoh aliran tafsir di suatu kota dengan murid-muridnya. Pada masa sahabat, peri$ayatan disertai dengan makna yang paripurna dan menyeluruh !tidak terpaku pada satu orang saja yang meri$ayatkannya". Sedangkan pada periode ini, tala))i dilakukan seara tertentu dengan gurunya saja. Seperti di Mekkah, tala))i peri$ayatan hanya kepada 2bn L6bbas, di Madinah hanya kepada Cbay bin (a7ab, dan di 2rak hanya kepada 2bn Mas7ud. Pada masa ini para tabiin tidak melakukan lintas ri$ayat dan lintas tala))i kepada sahabat-sahabat yang lainnya. ;al-hal lain yang membedakan tafsir periode tabiin
ini adalah mulai tumbuhnya benih-benih mahFab atau aliran agama dan banyaknya pertentangan dan perbedaan penafsiran di antara tabiin, meskipun jumlahnya sedikit bila dibandingkan dengan tafsir pada periode berikutnya. Sebenarnya, baik tafsir periode Nabi dan sahabat serta tabiin, sifatnya pendek-pendek dan ringkas. ;al ini dikarenakan penguasaan Dahasa 6rab yang murni pada saat itu ukup untuk memahami gaya Dahasa 6l Qur7an. 6dapun karakteristik tafsir pada masa tabiin seara ringkas dapat disimpulkan sebagai berikutI !*" pada masa ini tafsir juga belum dikodifikasi seara tersendiri, !8" tradisi tafsir juga masih bersifat hafalan dan ri$ayat, !>" tafsir sudah kemasukan isra7illiyyat, karena keinginan sebagian para tabiin untuk menari penjelasan seara detail mengenai erita dalam 6l Qur7an, !B" sudah mulai munul benih-benih perbedaan maFhab dalam penafsirannya, !@" sudah banyak perbedaan pendapat antara penafsiran para tabiin dengan para sahabat. 8?Cntuk dijadikan sebagai rujukan, tafsir dari tabiin masih diperselisihkan oleh ulama. '8 )6ul Mu!taBim+ Aliran-aliran Tafsir +Ç h2<'2
15
6kan tetapi, perbedaan pendangan ini hanya berkisar pada tafsir yang bukan peninggalan Nabi Sa$ dan sahabat. Sebagian besar ulama memilih bah$a tafsir dari tabiin $ajib untuk dijadikan rujukan karena mereka seara langsung mendapatkan ri$ayat tafsir dari sahabat Nabi Sa$. Sedangkan kelompok ulama lain, bersikukuh bah$a ri$ayat tafsir dari tabiin tidak $ajib untuk digunakan dengan alasanI !*" mereka tidak mendengar langsung tafsir dari Nabi Sa$ seperti halnya sahabat, !8" tabiin tidak menyaksikan seara langsung asbab al nuFul, yang bisa saja menyebabkan mereka salah dalam memahami apa yang dikehendaki dari sebuah ayat, !>" sifat ‘adil dari para tabiin masih diragukan, tidak sperti sahabat yang sudah pasti sifat ‘adalah-nya. ;usain al 5Fahabi menengahi dua pendapat yang kontras itu dengan me$ajibkan tafsir dari tabiin untuk dijadikan rujukan hanyalah masalah yang tidak memiliki peluang untuk penalaran dan tidak ada keraguan sedikitpun serta hal-hal yang menjadi kesepakatan !ijma7" tabiin melalui penalaran, sedangkan hal-hal yang masih diragukan seperti keterangan dari ahli kitab tidak $ajib dijadikan pegangan dan harus ditinggalkan 8= eriode pertengahan ini dimulai dengan munulnya produk penafsiran yang sistematis dan sampai ke tangan generasi sekarang dalam bentuk buku. 5alam peta sejarah pemikiran 2slam, periode pertengahan dikenal sebagai Faman keemasan ilmu pengetahuan. Perhatian resmi dari pemerintahan dalam hal ini menjadi stimulus yang sangat signifikan bagi perkembangan ilmu pengetahuan sendiri. Setelah periode sahabat beserta tabiin, pergerakan dari pertumbuhan tafsir mengalami kemajuan seiring dengan dimulainya pembukuan terhadap hadits Nabi Sa$. Gerakan pembukuan ini merupakan kebijakan dan jasa dari penguasa !khalifah" yang berkuasa pada saat itu !masa akhir dari 5inasti Cmayyah dan a$al 5inasti 6bbasiyyah". Pada akhir abad ke-> ; dan permulaan abad ke-B ;, geliat tafsir mengalami perubahan %enre. 5ari pembukuan yang masih menjadi satu dengan hadits-hadits selain tafsir, menuju pembukuan tersendiri yang hanya memuat ri$ayat-ri$ayat tafsir dan sesuai dengan urutan ayatayat 6l Qur7an. 2bn Jarir al )habari !$. >*9 ;" diakui sebagai orang pertama yang melakukan terobosan besar ini melalui karyanya Jami’ al Bayan fi Ta’wil Ay Al ur’an. 8A )afsir pada generasi ini masih menggunakan metode ri$ayat !na%l atau ma7tsur" dari hadits Nabi Sa$, sahabat, maupun tabiin, dan ulama-ulama setelahnya !tabi7 al-tabi7in" lengkap '3 Tim F%*um "a*.a Ilmiah RADEN+ Al Quran +i$a/ 0$udi *lmu, 0ejarah, dan Tafsir +alamullah +Ç2h2'102 '9 I)i6 + 233-'1(2
18
dengan sanadnya. )ak terkeuali tafsir milik 6l )habari yang sering menyelipkan pendapat pendapat ulama !baik dalam masalah gramatika Dahasa 6rab, maFhab fikih ataupun aliran-aliran ilmu kalam", yang kemudian men-tarjih-nya !mengunggulkan salah satu pendapat", menjelaskan tata bahasa, serta menggali hukum dari ayat-ayat 6l Qur7an. Selain ri$ayat dari Nabi Sa$, sahabat, tabiin, mereka juga mengutip tafsir dari kitab-kitab generasi sebelumnya beserta sanad yang sampai kepada sang pengarang tafsir. Selain itu, maraknya ri$ayat isra7iliyyat juga me$arnai tafsir generasi ini. (ebijakan 5inasti 6bbasiyyah sangat mendukung terjadinya pelebaran $ilayah kajian tafsir pada periode ini. Pada masa 5inasti L6bbasiyyah, perkembangan keilmuan 2slam sangat pesat, sehingga usaha-usaha penulisan dalam berbagai bidang keilmuan seperti imu gramatika 6rab, hadits, sejarah, ilmu kalam, dan lainnya mendapat perhatian yang ukup besar. Mulai periode ini dan periode setelahnya, tafsir yang dulu hanya bersandar pada ri$ayat hadits Nabi Sa$, sahabat dan tabiin !na%l, ri$ayat", mulai bergerak menjalar ke $ilayah nalar ijtihad !La%li". Penafsiran tidak lagi sekedar hanya menukil ri$ayat-ri$ayat dari pendahulunya. 6yat-ayat yang tidak atau belum sempat ditafsiri oleh Nabi Sa$ maupun sahabat menjadi sasaran empuk untuk dijadikan sebagai ladang penafsiran dengan al ra’yi al ijtihadi. Delum lagi penafsiran-penafsiran pada hal-hal yang tidak begitu penting kaitannya dengan ayat 6l Qur7an. )afsir juga dijadikan sarana penarian pembenaran bagi sebagian golongan. 6palagi dengan maraknya fanatisme bermaFhab dalam bidang fi%ih, aliran-aliran ilmu kalam, sampai dengan bidang gramatika Dahasa 6rab !nahw sharf ". Penafsiran yang dilakukan sesuai dengan golongan atau bidang yang mereka geluti. orak tafsir periode pertengahan ini, dengan latar belakang seperti tersebut diatas, maka dapat ditebak kalau tafsir yang munul ke permukaan pada periode ini akan didominasi oleh kepentingan spesialisasi yang menjadi basis intelektual mufassirnya. 6danya orang-orang tertentu diantara para peminat studi masing-masing disiplin ilmu yang menoba menggunakan basis pengetahuannya sebagai kerangka pemahaman 6l Qur7an, atau bahkan diantaranya yang sengaja menari dasar yang melegitimasi teori-teorinya dari 6l Qur7an, maka munullah apa yang disebut dengan tafsir fi%hiy, tafsir *’ti)adiy, tafsir sufiy, tafsir ilmiy, tafsir tarbawiy, tafsir akhla)iy, dan tafsir falsafiy. >9
(0 M2 Zaenal A*iCn+ &eme$aan +ajian Tafsir (&erspek$if is$%ris, Me$%d%l%gis, %rak, dan .e%gra!s),Ç2h213
13
Penafsiran penafsiran seperti ini terus berkembang dan berlanjut hingga melahirkan beratus-ratus kitab tafsir dengan berbagai maam ragam. Meskipun demikian, masih ada kitab tafsir yang tetap berpegang teguh dengan konsep ri$ayat ! ma’tsur " di luar )afsir al )habari, seperti Bahr al-+lum miliknya al Samar%andi !$. >?> ;", u’alim al Tanzil tafsir karangan al Dagha$i !$. @*9 ;", al uharrar al ajiz fi Tafsir al !itab al Aziz )afsir karangan 2bn L6thiyyah !$. @B: ;", kitab Tafsir al ur’an al Azhim karangan 2bn (atsir !$. ??B ;", al- urr al antsur fi al Tafsir al a’tsur karya al Suyuthi !$. A** ;". !
Tafsir Al – Qur’an Pada Peri"de M"dern
5alam kajian tafsir, sebagaimana penafsiran sebelumnya, tafsir abad modern selalu terdorong untuk menyesuaikan al Qur7an dengan kondisi para mufassirnya. Pengaruh ilmu pengetahuan barangkali merupakan faktor utama dalam melahirkan dan memiu para penafsir memberikan respon. Mereka pada umumnya yakin bah$a umat 2slam belum memahami hakikat pesan al Qur7an seara utuh, karena itu mereka belum bisa menangkap spirit rasional 6l Qur7an. (aum modernis mempunyai pandangan misalnya, menafsirkan al Qur7an sesuai dengan penalaran rasional, dengan konsep penafsiran al Qur7an dengan al Qur7an, atau kembali kepada al Qur7an. Mereka juga menentang legenda, fantasi, magi, tahayul dengan ara mengembangkan penafsiran simbolis .>* Sebagaimana golongan fu%aha, kaum modernis juga memahami dan menafsirkan 6l Qur7an sesuai dengan pemikirannya. Mereka menyakini bah$a penafsiran al Qur7an tidak hanya hak para ulama terdahulu, melainkan terbuka bagi setiap muslim. 5alam pandangan para pembaharu, mufassir klasik selalu menyesuaikan karya mereka dengan keadaan Famannya. Rleh karena itu pada periode sekarang penafsiran diorientasikan ke masa kini. Semboyan yang selalu diungkapkan adalah bah$a 6l Qur7an itu salih li kulli zaman wa makan, dalam pengertian mereka tidak sekedar menerima begitu saja apa yag terungkap seara literal !sebagaimana kebanyakan mufassir terdahulu", namun berusaha memahami dengan selalu menoba melihat konteks dan makna di balik ayat-ayat 6l Qur7an. 5engan kata lain, yang ingin diari adalah &ruh' atau pesan moral 6l Qur7an sendiri. Deberapa tafsir abad modern, antara lain adalah )afsir Fath al adir karya al Shaukani, dan )afsir /uh al a’ani karya al 6lusi >8 (1 M2 Zaenal A*iCn+ &eme$aan +ajian Tafsir (&erspek$if is$%ris, Me$%d%l%gis, %rak, dan .e%gra!s)+':2 (' I)i6 '5
19
#!
Tafsir Al – Qur’an Pada Peri"de K"ntem$"rer
Pengertian kontemporer biasanya dikaitkan dengan Faman yang berlangsung. 2stilah kontemporer ini sering kali dipakai untuk menunjukkan periode yang tengah kita jalani sekarang, buka periode yang telah berlalu. 5alam konteks perkembangan tafsir, istilah masa kontemporer terkait dengan situasi dan kondisi tafsir pada saat ini. 5engan demikian, ia dibedakan dengan masa modern. Meski demikian, perkembangan tafsir masa kontemporer sangat tidak bisa dilepaskan dengan perkembangannya di masa modern. Setidaknya, gagasan-gagasan yang berkembang pada masa kontemporer ini sudah bermula sejak Faman modern, yakni pada masa Muhammad L6bduh dan Eashid Eida. ;anya saja seara substansial, terdapat banyak perbedaan antara masa kedua mufassir ini dengan perkembangan tafsir yang terjadi saat ini. Derangkat dengan tujuan untuk mengembalikan al Qur7an sebagai hudan li an 0as, metode yang digunakan oleh para mufassir kontemporerpun sedikit banyak berlainan dengan yang digunakan oleh para mufassir tradisional. (alau para mufassir tradisional kebanyakan enderung melakukan penafsiran dengan memakai metode tahlily !analitis", maak dalam masa kontemporer penafsiran dilakukan dengan menggunakan metode ijmaly !global", ma$du7iy !tematik" atau penafsiran ayat-ayat tertentu dengan menggunakan pendekatan-pendekatan modern seperti semantik, analisis gender, semiotik, hermeneutika, dan sebagainya. >> 5iantara berbagai metode yang berkembang di masa kontemporer, metode ma$du7iy tampaknya merupakan yang paling banyak diminati oleh para mufassir kontemporer. Munulnya terminologi modern !dan kontemporer" mengharuskan al-Quran juga &berpikir' modern !dan kontemporer" juga sehingga bisa menja$ab tantangan dunia modern !dan kontemporer". Supaya al-Quran mampu berpikir modern !dan kontemporer", disinilah terjadi pergeseran )afsir tahlili menuju Maudhui 5iantara kitab-kitab tafsir yang menggunakan pendekatan ini adalah al insan fi al ur’an dan al ar’ah fi al ur’an karya Mahmud 6bbas al 6%%ad, al /iba fi al ur’an karya 6bu al 67la al Ma$dudiy, al A)idah fi al ur’an karya Muhammad 6bu Hahra, dll. 5i 2ndonesia kita
(( M2 Zaenal A*iCn+ &eme$aan +ajian Tafsir (&erspek$if is$%ris, Me$%d%l%gis, %rak, dan .e%gra!s)+Ç2h2':
'0
juga bisa membaa buku awasan al ur’an karya Quraish Shihab atau &nsikl('edia al ur’an karya 5a$am Eaharjo yang juga menggunakan metode tematik ini >B +. M*$%D* P*#&*S*#AN $AFSI# $AHII * $AFSI# I7D(I-AD(I
Met%6e M%6e*n "%ntem&%*e* Dalam melakukan &ena?!i*an al Bu*@an+ !e%*an Mu?a!!!i* )ia!an.a me*ujuk ke&a6a t*a6i!i ulama !ala?+ namun ti6akja*an .an me*ujuk &a6a temuan ulama k%ntem&%*e*2ta?!i* .an me*ujuk ulama !ala? a6alah2 412 Ta?!i* )e*6a!a*kan *i7a.ah+ .an )ia!a 6i!e)ut al ta?!i* )i al ma@t!u*+ 4'22 Ta?!i* .n )e*6a!a*kan 6i*a.ah+ .an 6ikenal 6enan al ta?!i* )i al *a@. atau )i al ajtiha6i+ 6an 4(2 Ta?!i* .an )e*6a!a*kan i!.a*at .an &%&ula* 6enan nama al ta?!i* al I!.*i(< Pa6a &e*kem)anan 6e7a!a ini+ .an me*ujuk &a6a temuan ulam k%ntem&%*e*+ .an 6ianut !e)aian &aka* al Bu*@an mi!aln.aal Fa*ma7i 46i In6%ne!ia .an 6i&%&ule*kan %leh M2 u*ai!h Shiha) 6alam )e*)aai tuli!an.a Èa6alah &emilahan met%6e ta?!i* al Bu*@an ke&a6a em&at met%6e 412 Ijmali 4 Gl%)al 4'2 Tahlili 4 Anali! 4(2 MuBa*in 4 Pe*)an6inan 4:2 Mau6lu@i 4 Tematik 2 Met%6e ta?!i* )e6a!a*kan *i7a.ah+ 6i*a.ah+ 6an I!.*a@I+ 6ikate%*ikan 6alam met%6e kla!ik+ !e6ankan em&at met%6e .an )e*u&a Ijmali+ Tahlili+ MuBa*in+ 6an Mau6lu@I+ 6itam)ah !atu met%6e lai+ .aitu met%6e k%ntek!tual 4 mena?!i*kan al Bu*@an )e*lan6a!kan &e*tim)anan lata* )elakan !eja*ah+ !%!i%l%i+ )u6a.a+ a6at i!tia6at+ 6an &*anata-&*anata .an )e*laku 6an )e*kem)an 6alam ma!.a*akat A*a) !e)elum 6an !e!u6ah tu*unn.a al Bu*@an te*ma!uk 6alam kate%*i ta?!i* k%ntem&%*e*+ A6an.a &enkla!iCka!ian met%6e ta?!i* ini tentun.a ti6ak 6imak!u6kan untuk men6ek%n!tuk!i ata! .an ?a%*it 6an .an ti6ak ?a%*it+ ta&i le)ih (: M2 Zaenal A*iCn+ &eme$aan +ajian Tafsir (&erspek$if is$%ris, Me$%d%l%gis, %rak, dan .e%gra!s)2'52 (< R%!ikhun An7a*, 0amudra Al Qur'an 4 ,an6un $ Pu!taka Setia+ '001 + ::-:<
'1
titunjukan untuk mem&e*mu6ah &enelu!u*an !eja*ah met%6e te*!e)ut+ 6an untuk melenka&i !atu !ama lainn.a2 (5
'. +*N$! P*#&*S*#AN $AFSI# $AHII M*N!(! I7DI-A(I
,entuk ta?!i* a)a6 m%6e*en ini tak jauh )e6a 6a*i )entuk ta?!i* mutaakhi*in + .aitu &e*&a6uan anta*a *i7a.ah )il ma@t!u* 6an 6i*a.ah [email protected] 6a*i !ei ta?!i*n.a &*e%6e m%6e*en ini memakai met%6e ta?!i* tahlili 6an k%m&a*ati? 4MuB%*in !ama 6enan &%la .an 6ianut &a6a &e*i%6e mutaakhi*in2 Pa6a &e*i%6e ini munul &ula met%6e )a*u .an 6i!e)ut mau6hu@I 4Tematik .aitu mena?!i*kan a.at a.at Al-u*@an )e*6a!a*kan t%&i atau tema .an 6i&ilih2 Semua a.at .an )e*kaitan 6enan t%&i te*!e)ut 6i him&un+ kemu6ian 6ikaji !ea*a men6alam 6an tunta! 6a*i !eala a!&ekn.a2 Se6ankan !e!tematikan.a mena?!i*kan Al-u*@an 6a*i a7al !u*at Al?atihah !am&ai ahi* !u*at An-na! !ea*a )e*u*utan2 "euali .an menikuti met%6e tematik2 Di 6alam met%6e .an te*ahi* ini 6iam)il a.at a.at .!ajan )e*)ia*a tentan ju6ul .an )e*!ankutan !aja2 Ti6ak !emua a.at Al-u*@an 6i ta?!i*kan(8 Derikut adalah ontoh penafsiran dari surat al-HalFalahI
at-Tafs1r al-Bay2n li al-ur‘2n al-!ar1m Dintu asy-Syai7,
Y Y Y ] Y Y .]^ Y0 Y]v Yw [Y x [ Y [ Y Y .]^ Y0 Y1} Y0 [~ W x [1 zW{ Y| Y [1 zW0 Y} W0 [~ 1• YW€ Y W .]Y Y] Y ]q TUVWXY Z [\ Y .]^ Y0 Y _` Y [Y c Y TUVWXY Z [\ Y .]^ Y0 Y ]X Y Y [1 >= Y ]v Y… [XW † [‡ Yˆ [\ Y ‰ [X Y Y .| Y\ Y 1| Š [ Y ]v Y… [XW † [‡ Yˆ [\ Y ‰ [‡ Y‹ Y .Œ [^ Y0 ]‡ Y[Y 1 [| Y 0 W] Š]/ Yƒ [ Y Ž Y „U • Y Y „U • Y | Y\ Y 1| ‚ƒ ] 01 [ \ Y &6pabila bumi digonangkan dengan gonangan !yang dahsyat". dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat !yang dikandung"nya, dan manusia bertanyaI &Mengapa bumi !menjadi (5 I)i6+hal :5 (8 Na!i*u66in ,ai6an Pe*kem)anan Ta?!i* 6i In6%ne!ia 4S%l%$ PT tia !e*ankai &u!taka man6i*i '00(+ 1'2 (3 Al-u*@an 99$1-3
''
begini"#', pada hari itu bumi meneritakan beritanya, karena sesungguhnya )uhanmu telah memerintahkan !yang sedemikian itu" kepadanya. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermaam-maam, supaya diperlihatkan kepada mereka !balasan" pekerjaan mereka Darangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dFarrah pun, nisaya dia akan melihat !balasan"nya. 5an barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dFarrah pun, nisaya dia akan melihat !balasan"nya pula'. >A
Su*at ini menam)a*kan &*%!e! a7al keja6ian ha*i akhi*+ .an kemu6ian 6iikuti 6enan &em)ankitan kem)ali2 Melalui a.at ini+ 6an a.at-a.at !ena6a lainn.a+ Allah menjela!kan )ah7a !elu*uh manu!ia akan 6i)ankitkan kem)ali2 Se)a) itu+ ha*i te*!e)ut 6inamai 6enan yaum al-"a’4 atau yaum al-qiy5mah
:0
Dalam al-6al7alah te*6a&at keen6e*unan &enulanan a.at2 Pa6ahal &enulanan )ia!an.a han.a 6alam !u*ah .an &anjan2 Jika &enulanan te*6a&at &a6a kea6aan-kea6aan !inkat+ maka itu )e*mak!u6 untuk &e*hatian 6an menim)ulkan &ena*uh !ea*a &!iki!2 Menu*ut ,intu a!.S.aÉi+ &enulanan-&enulanan te*!e)ut me*u&akan ?en%mena uslu" 4a.a )aha!a 6i 6alam al-u*;an untuk &emanta&an+ &eneta&an 6an &enea!an :1 La?a-la?a .an 6i&ilih untuk kea6aan ha*i kiamat !anat )e*&ena*uh 6an kuat ke!ann.a¯ )aik ka*ena keke*a!ann.a !e&e*ti al-7al7alah 4unanann.a+ )entu*ann.a+ eta*ann.a+ ke6ah!.atann.a+ ke)e!a*an &e*i!ti7an.a+ e*ai)e*ain.a+ 6an )e*!e*akann.a¯ mau&un ka*ena kehalu!ann.a !e&e*ti !e)uti* 7arrah+ 6e)u .an )e*te*)anan+ )ulu .an )e*ham)u*an+ ?atam%*ana+ a!a&+ 6ll2:' (9 De&a*temen Aama RI+ Al-Qur'an 1an Terjemah et 10 4 ,an6un $ PT Di&%ne%*% '009 + <992 :0 M2 u*ai!. Shiha) 46kk2+ 0ejarah dan Ulum al-Qur8an + e62 A.uma*6i A*a 4Jaka*ta$ Pu!taka Fi*6au!+ '000+ 15022
:1 ;Ê/i!.ah ;A)6u**ahmËn ,intu a!.-S.aÉi;+ a$-Tafs9r al-ay5n li al-Qur85n al-+ar9m + Ju 1+ te*j2 Mu6aki* A)6u!!alam 4,an6un$ Mian+ 1995+ hlm2 1((
'( Al-6al7alah menu*ut )aha!a )e*a*ti Ìe*akan .an ke*a! 6an unanan
.an 6ah!.at‰2 "ata ini 6iunakan &a6a hal-hal .an 6a&at 6in6e*a2 Se&e*ti kata-kata 7al7ala al-i"ila 4jika 6ia menuntun unta 6enan ke*a!+ maka unanlah jalann.a+ $a7al7ala$ al- ardhu 4jika )umi )e*unan 6an )e*eta*2 "emu6ian ia 6iunakan 6alam hal-hal .an ke*a! 6an menakutkan2:( Menu*ut ,intu a!.-S.aÉi+ kata al-7il7al 4keunanan 6ia)unkan 6enan kata al-ardh 4)umi !ejalan 6enan !&%ntanita! .an tam&ak &a6a a.at !e!u6ahn.a+ .aitu &enelua*an )umi akan )e)an-)e)an 6an &em)ia*aan&em)ia*aan tentann.a2:: Selanjutn.a+ 6enan 6iakti?kann.a kalimat 7ul7ila$ al-ardhu 4)umi 6iunankan 6an kuatn.a e?ektiita! .an 6i&e*%leh !ea*a lan!un 6a*i ikhraj 4&enelua*an+ $ahaddus 4!kena*i% keja6ian 6an al-7al7alah 4unanan ke&a6a )umi+ maka ti6ak a6a ala!an )ai &e*ki*aan &e*anta*aan &a*a malaikat untuk men.am&aikan Ì7ah.u‰ ke&a6a )umi .an )e*unan 6enan unanann.a .an he)at¯ menelua*kan kan6unann.a 6an mene*itakan )e*ita-)e*itan.a2:< "ata yaumaid7in 4&a6a ha*i itu 6iulan-ulan untuk menhu)unkan u*utanu*utan kea6aan+ !e*ta menem)alikan &e*hatian &en6ena* ke&a6a a.ata.at !e)elumn.a+ !e*ta menulani &e*inatan-&e*inatan .an telah manta& 6i )enakn.a2:5
:' 2bid ,JuF *,*>B. :( I)i6+ Ju 1+1(32 :: I)i6+ Ju 1+1:1 . :< I)i6+ Ju 1+2 1<: :5 I)i6+ Ju 1+ 1<5
':
Ma.%*ita! mu?a!i* )e*&en6a&at )ah7a yashduru al-nas 4manu!ia kelua* 6a*i ku)u*n.a 6i !ini )e*makna me*eka kelua* 6a*i ku)u*an atau me*eka )e*&alin 6a*i kea6aan hi!a)2 Menu*ut ,intu a!.-S.aÉi+ &ena?!i*an yashduru 4menelua*kan 6enan Ìkelua*‰ atau Ì)e*&alin‰ kehilanan in!&i*a!i kata 6i 6alam *a!a )aha!a A*a)+ .an menunakan kata al-shadr 4kelua* la7an 6a*i al-:ird 4kem)ali2 "ata yashduru 6i !ini le)ih ek!&*e!i?+ 6an %*an A*a) jua !u6ah )ia!a menunakan kata te*!e)ut 6an )e*lakulah ke)ia!aan me*eka+ )ah7a al-:arid 4%*an .an kem)ali ha*u! menetahui )aaimana 6ia yashdur 4kelua*2 Jika ti6ak+ 6ia &a!ti akan te*!e!at La?a Asy$a$ 4)e*e*ai-)e*ai a6alah jamak 6a*i sya$$ 2 Asy$a$ 6an sya$$ te*!e)ut 6i 6alam )aha!a a6alah e*ai-)e*ai 6an &e*!eli!ihan2 Mate*i te*!e)ut te*6a&at &a6a lima tem&at 6alam al-u*;an+ tia 6i anta*an.a 6enan )entuk sya$$a$ 42S Thaha $'0$ <(2 42S2 Al-Lail 9'$ :+ 6an 42S2 AlHa!.* <9$1: 6ua kali 6alam )entuk asy$a$ 42S2 al-Nu* ':$ 51 :8 A6a&un mi$sqal a6alah !e!uatu .an 6itim)an2 Ia te*muat 6i 6alam alu*;an 6ela&an kali¯ 6ua kali 6i anta*an.a 6ian6enkan 6enan ha""ah min khaldal 4)iji !a7i2 42S2 al-An)i.a; '1$ :82 Dan 42S2 LuBman (1$ 152 "%ntek! 6an !t*uktu* 6ua a.at itu menea!kan )ah7a .an 6imak!u6 6enan mi$sqal 6i !ini )ukanlah *inann.a tim)anan+ teta&i keiln.a uku*an:3 Se6ankan enam kali lainn.a mi$sqal Í6i!am)un 6enan d7arrah 42S .unu! 10$ 51+ 2S2 Al-Sa)a2 (:$ (¯ ''2 2S2 al-Ni!a; :$ :0+ 6an 6ua a.at 6alam al-7al7alah2 Jela!lah )ah7a .an 6imak!u6 6enan d7arrah 6i 6alam ke6ua a.at te*!e)ut a6alah *inann.a tim)anan2 Me!ki&un )an.ak mufassir .an )e*u!aha menentukan )ah7a ka6a* d7arrah a6alah !e&e*!e*atu! )e*at )iji an6um atau ia a6alah at%m .an *aha!ian.a )a*u 6itemukan %leh ilmu &enetahuan :8 I)i6+ Ju 1+2 1<5 :3 I)i6+ Ju 1+2 1<5
'<
&a6a a)a6 ke6ua &uluh ini+ namun ,intu a!.-S.aÉi mem)antahn.a 6enan )e*&en6a&at )ah7a ,aha!a A*a) mem)e*i makna Ìd7arr ‰ &a6a !eala !e!uatu .an mene*ankan kelemahan+ kekeilan 6an ke*inanan tim)anan2:9 Selanjutn.a+ ,intu a!.-S.aÉi melihat )ah7a 6enan kea6aan 6an !u!unan k%ntek! 6a*i unanan+ le6akan+ &eahan 6an )entu*an2 Maka me*eka menelua*kan )e)an-)e)an 6an &e*i !ea*a te*&i!ah-&i!ah 6an te*e*ai)e*ai menam&akkan amal .an )aik atau&un .an )u*uk me!ki&un !e)e!a* )iji !a7i2 Demikianlah+ !emua amal )aik keil mau&un )e!a* akan 6i&e*lihatkan ke&a6a &elakun.a 6enan a6an.a &e*hitunan 6an &em)ala!an+ 6enan kea6ilan+ kemuliaan+ 6an kemu*ahan-N.a2 Allah !7t mem)e*i am&un ke&a6a !ia&a !aja .an Dia kehen6aki 6an men.ik!a !ia&a !aja .an Dia kehen6aki+ 6an !e!unuhn.a Allah !7t mam&u melakukan a&a !aja .an Dia kehen6aki2 U*aian 6i ata! men.im&ulkan )ah7a 6i!ku*!u! &a*a mu?a!!i* m%6e*n 6ia*nai %leh u!aha-u!aha untuk mem)umikan al Bu*@an 6i tenah-tenah kehi6u&an umat I!lam2 Me*eka inin mem)uktikan )ah7a al Bu*@an )ena*-)enaa* )e*!i?at unie*!al 6an 6a&at menja7a) tantanan aman2 A&a .an 6ilakukan mu?a!!i* m%6e*n !e)ena*n.a me*u&akan u!aha ijtiha6 .an )a*ankali han.a %%k 6enan !%!i% kultu*al ma!in-ma!in + 6an ti6ak %%k 6enan !%!i%-kultu*al 6ianta*a me*eka2 #leh ka*ena itu+ 6alam kemunulan me*eka 6alam khaanah &ena?!i*an m%6e*n ti6ak menutu& kemunkinan munuln.a mu?a!!i*-nu?a!i* m%6e*n 6i tem&at lainn.a <0 D. MANFAA$
:9 2bid , JuF *,*@= <0 R%!ikhun An7a*+ Samu6*a Al u*@an +'35
'5
*. Memudahkan seseorang untuk menapai pemikiran serta kaidah-kaidah umum yang baru. 5engan itu ia menemukan solusi bagaimana 2slam mengatasi permasalahan permasalahan yang munul. 8. Mempelajari tema pembahasan seara lebih dalam dan menyeluruh. >. Memunulkan sisi baru mukjiFat-mukjiFat al-%uran yang tak lekang oleh $aktu. B. Menyambut penemuan baru dalam bidang keilmuan yang membutuhkan pengokohan dengan ayat-ayat %uran *. *SIMP!AN
Pe*kem)anan !tu6i tentan al-u*Îan+ .an )e*tujuan untuk menali i!i 6an mak!u6 6a*i al-u*Îan !e)aai &e6%man 6an atu*an hi6u& manu!ia2 Te*n.ata !u6ah )e*lan!un )e*a)a6-a)a6 6an te*u! !aja )e*kelanjutan !am&ai !eka*an ini2 Ta?!i* maudhu’i !e)aai met%6e te*)a*u+ te*n.ata le)ih *elean menanta*kan kita untuk men6a&atkan !%lu!i .an 6i&e*lukan )ai ma!alah-ma!alah &*akti! 6i tenah-tenah ma!.a*akat2 Denan 6emikian+ ha!il ta?!i* ini mem)e*ikan kemunkinan )ai kita untuk menja7a) tantanan hi6u& .an !elalu )e*u)ah 6an )e*kem)an2 F. SA#AN 3# Met%6e Mau6hu@I 6a&at mem)e*ikan &emahaman al-u*;an !ea*a utuh+
ka*ena ti6ak a6a .an 6a&at memahami al-u*;an keuali al-u*;an itu !en6i*i+ 2# Mam&u mem)e*ikan &emahaman te*ha6a&a al-u*;an !ea*a lua! !ehina al-u*;an akan teta& *elean 6i !eala aman2 &. %&%'&*A+&
Amin Suma+ Muhamma6 Ulumul Qur’an, Jaka*ta$Raja7ali P*e!!+ '01( A)6u**ahmËn ,intu a!.-S.aÉi;+ ;Ê/i!.ah ; a$-Tafs9r al-ay5n li al-Qur85n al-+ar9m + Ju + ÍÍÍÍÍÍÍÍÍte*j2 Mu6aki* A)6u!!alam ,an6un$ Mian+ 1995 A*iCn+ M2 Zaenal &eme$aan +ajian Tafsir &erspek$if is$%ris, Me$%d%l%gis, %rak, dan ;;;;;;;;;;;;.e%gra!s"e6i*i$ STAIN "e6i*i P*e!!+ '010
'8
Aama RI "emente*ian+ Al-Quran dan Tafsirnya (Edisi yang disempurnakan), ;;;;;;;;;; Jaka*ta$"emente*ian Aama RI+ '01' al-Fa*ma7i+ A)6 al-Ha..i Al-idayah ! al-Tafsir al-Maudhu’iy + Di*a!ah Manhaji..ah ÍÍÍÍÍÍÍÍÍÍMau6hu;i.ah Math)a;ah al-Ha6a*ah alA*a)i..ah+ 1998 ,ai6an+ Na!h*u6in Me$%d%l%gi &enafsiran Al-Qur’an, =%.aka*ta$ Pu!taka Pelaja* ÍÍÍÍÍÍÍÍÍÍ#>!et+ 1993 Fa*i!+ I)nu Mu’jam Maqayis al-Lughah,( ,ei*ut$ Da*ul-Ih.a at Tu*a! al /A*ai+ '0012 htt&$ŒŒta?!i*ha6it!uin!6)6ankatan'0092)l%!&%t2%mŒ'01'Œ10Œta?!i*mau6hui-ÍÍÍÍÍÍÍÍÍÍÍ tematik2html 4Tanal 3 mei '015+ Minu &a6a jam 112(0 Wit R%hman Sam!u pengan$ar ilmu $afsir, 4Jaka*ta $ AMZA+ '01:+ 1(:
Shiha)+ M2 u*ai!h Mem"umikan Al-Qur’an /