TAKIKARDI SUPRAVENTRIKULAR PENDAHULUAN
Aritmia merupakan kelainan irama jantung yang sering dijumpai. Aritmia adalah irama jantung di luar irama sinus normal. Istilah aritmia sebenarnya tidak tepat karena aritmia berarti tidak ada irama. Oleh karena itu sekarang lebih sering dipakai istilah disritmia atau irama tidak normal.1 Takikardi supraventrikular (TSV) adalah satu jenis takidisritmia yang ditandai dengan perubahan rekuensi jantung yang mendadak bertambah !epat menjadi berkisar antara 1"# sampai sampai $%# per menit. TSV merupakan merupakan jenis disritmi disritmiaa yang paling sering ditemukan ditemukan pada usia bayi dan anak. &revalensi TSV kurang lebih 1 di antara $".### anak lebih. Serangan pertama sering sering terjadi terjadi sebelum sebelum usia usia ' bulan bulan dan lebih lebih sering sering terjad terjadii pada anak lakil lakilaki aki daripada daripada perempuan sedangkan pada anak yang lebih besar prevalensi di antara kedua jenis kelamin tidak berbeda.1$ &engenalan &engenalan se!ara dini jenis takidisritm takidisritmia ia ini sangat penting terutama pada bayi karena siatn siatnya ya yang yang ga*at ga*at darura darurat. t. +iagnos +iagnosis is a*al dan tatala tatalaksa ksana na SVT member memberika ikan n hasil hasil yang yang memu memuas aska kan. n. ,ete ,eterl rlam ambat batan an dala dalam m mene menegak gakkan kan diagn diagnos osis is dan dan memb memberi erika kan n tera terapi pi akan akan memp memper erbu buru ruk k progn prognos osis is mengi menginga ngatt kemu kemung ngkin kinan an terj terjad adin inya ya gaga gagall jant jantung ung bila bila TSV TSV berlangsung lebih dari $'- jam baik dengan kelainan struktural maupun tidak.1$
DEFINISI
Takikardi supraventrikular (TSV) adalah satu jenis takidisritmia yang ditandai dengan perubahan laju jantung yang mendadak bertambah !epat menjadi berkisar antara 1"# kali/menit sampai $"# kali/menit. ,elainan pada TSV men!akup komponen sistem konduksi dan terjadi di bagian atas bundel 0IS. &ada kebanyakan TSV mempunyai kompleks 2S normal.1$ ,elainan ini sering terjadi pada demam emosi aktivitas isik dan gagal jantung.-'
1
EPIDEMIOLOGI
Takikardi supraventrikular merupakan kega*atdaruratan kardiovaskular yang sering ditemukan pada bayi dan anak. Angka kejadian TSV diperkirakan 1 per $"#.### sampai 1 per $"#. Angka kekerapan masingmasing bentuk TSV pada anak berbeda dengan TSV pada de*asa.1 3enurut 4mily dkk " bah*a angka kejadian TSV pada anak berkisar 1 dari $"# anak tapi sering gejalanya samarsamar dan sering disalahartikan dengan gejala dari penyakit umum lainnya pada anak. TSV pada bayi biasanya terjadi pada hari pertama kehidupan sampai usia 1 tahun tapi sering terjadi sebelum umur ' bulan. Sebagian besar TSV pada bayi dengan struktur jantung yang normal dan hanya 1"5 bayi TSV yang disertai dengan penyakit jantung karena obat obatan atau karena demam.6 ELEKTROFISIOLOGI %
7angguan irama jantung se!ara elektroisiologi disebabkan oleh gangguan pembentukan rangsang gangguan konduksi rangsang dan gangguan pembentukan serta penghantaran rangsang. a. 7angguan pembentukan rangsang 7angguan ini dapat terjadi se!ara pasi atau akti. 8ila gangguan rangsang terbentuk se!ara akti di luar urutan jaras hantaran normal seringkali menimbulkan gangguan irama ektopik dan bila terbentuk se!ara pasi sering menimbulkan escape rhytm (irama pengganti). -
Irama ektopik timbul karena pembentukan rangsang ektopik se!ara akti dan enomena reentry
-
Escape beat (denyut pengganti) ditimbulkan bila rangsang normal tidak atau belum sampai pada *aktu tertentu dari irama normal sehingga bagian jantung yang belum atau tidak mendapat rangsang itu bekerja se!ara otomatis untuk mengeluarkan rangsangan instrinsik yang mema!u jantung berkontraksi.
-
Active ectopic firing terjadi pada keadaan dimana terdapat kenaikan ke!epatan automasi pembentukan rangsang pada sebagian otot jantung yang melebihi keadaan normal.
2
-
Reentry terjadi bila pada sebagian otot jantung terjadi blokade unidirectional (blokade terhadap rangsang dalam arah antegrad ) dimana rangsang dari arah lain masuk kembali se!ara retrograd melalui bagian yang mengalami blokade tadi setelah masa rerakternya dilampaui. ,eadaan ini menimbulkan rangsang baru se!ara ektopik. 8ila reentry terjadi se!ara !epat dan berulangulang atau tidak teratur (pada beberapa tempat) maka dapat menimbulkan keadaan takikardi ektopik atau ibrilasi.
b. 7angguan konduksi ,elainan irama jantung dapat disebabkan oleh hambatan pada hantaran (konduksi) aliran rangsang yang disebut blokade. 0ambatan tersebut mengakibatkan tidak adanya aliran rangsang yang sampai ke bagian miokard yang seharusnya menerima rangsang untuk dimulainya kontraksi. 8lokade ini dapat terjadi pada tiap bagian sistem hantaran rangsang mulai dari nodus SA atrium nodus AV jaras 0IS dan !abang!abang jaras kanan kiri sampai pada per!abangan purkinye dalam miokard. !. 7angguan pembentukan dan konduksi rangsangan 7angguan irama jantung dapat terjadi sebagai akibat gangguan pembentukan rangsang bersama gangguan hantaran rangsang.
Mekanisme Terjadinya TSV
8erdasarkan pemeriksaan elektroisiologi intrakardiak terdapat dua mekanisme terjadinya takikardi supraventrikular yaitu91 (1). Otomatisasi (automaticity) Irama ektopik yang terjadi akibat otomatisasi sebagai akibat adanya sel yang mengalami per!epatan (akselerasi) pada ase ' dan sel ini dapat terjadi di atrium AV junction bundel 0IS dan ventrikel. Struktur lain yang dapat menjadi sumber/okus otomatisasi adalah vena pulmonalis dan vena kava superior. :ontoh takikardi otomatis adalah sinus takikardi. :iri peningkatan laju nadi se!ara perlahan sebelum akhirnya takiaritmia berhenti. Takiaritmia karena otomatisasi sering berkaitan dengan gangguan metabolik seperti hipoksia hipokalemia hipomagnesemia dan asidosis. 3
($). Reentry Ini adalah mekanisme yang terbanyak sebagai penyebab takiaritmia dan paling mudah dibuktikan pada pemeriksaan elektroisiologi. Syarat mutlak untuk timbulnya reentry adalah9 a. Adanya dua jalur konduksi yang saling berhubungan baik pada bagian distal maupun proksimal hingga membentuk suatu rangkaian konduksi tertutup. b. Salah satu jalur tersebut harus memiliki blok searah. !. Aliran listrik antegrad se!ara lambat pada jalur konduksi yang tidak mengalami blok memungkinkan terangsangnya bagian distal jalur konduksi yang mengalami blok searah untuk kemudian menimbulkan aliran listrik se!ara retrograd se!ara !epat pada jalur konduksi tersebut.
7ambar 1. &roses terjadinya TSV ;
KLASIFIKASI
Terdapat - jenis TSV yang sering ditemukan pada bayi dan anak yaitu9 •
Takikardi atrium primer (takikardi atrial ektopik) Terdapat sekitar 1#5 dari semua kasus TSV namun TSV ini sukar diobati. Takikardi ini jarang menimbulkan gejala akut. &enemuannya biasanya karena pemeriksaan rutin atau karena ada gagal jantung akibat aritmia yang lama. &ada takikardi atrium primer tampak adanya gelombang
tanpa disertai pemanjangan interval &2. &ada pemeriksaan elektroisiologi intrakardiak tidak didapatkan jaras abnormal (jaras tambahan).11# •
Atrioventricular re-entry tachycardia (AV2T) &ada AV2T pada sindrom >ol&arkinson>hite (>&>) jenis orthodromic konduksi antegrad terjadi pada jaras hispurkinye ( slow conduction) sedangkan konduksi retrograd terjadi pada jaras tambahan ( fast conduction). ,elainan yang tampak pada 4,7 adalah takikardi dengan kompleks 2S yang sempit dengan gelombang p yang timbul segera setelah kompleks 2S dan terbalik. &ada jenis yang antidromic konduksi antegrad terjadi pada jaras tambahan sedangkan konduksi retrograd terjadi pada jaras hispurkinye. ,elainan pada 4,7 yang tampak adalah takikardi dengan kompleks 2S yang lebar dengan gelombang p yang terbalik dan timbul pada jarak yang jauh setelah kompleks 2S.1
•
Atrioventricular nodal reentry tachycardia (AV?2T) &ada jenis AV?2T reentry terjadi di dalam nodus AV dan jenis ini merupakan mekanisme yang paling sering menimbulkan TSV pada bayi dan anak. Sirkuit tertutup pada jenis ini merupakan sirkuit ungsional. @ika konduksi antegrad terjadi pada sisi lambat ( slow limb) dan konduksi retrograd terjadi pada sisi !epat ( fast limb) jenis ini disebut juga jenis typi!al ( slow-fast ) atau orthodromic. ,elainan pada 4,7 yang tampak adalah takikardi dengan kompleks 2S sempit dengan gelombang p yang timbul segera setelah kompleks 2S tersebut dan terbalik atau kadangkadang tidak tampak karena gelombang p tersebut terbenam di dalam kompleks 2S. @ika konduksi antegrad terjadi pada sisi !epat dan konduksi retrograd terjadi pada sisi lambat jenis ini disebut jenis atypi!al ( fast-slow) atau antidromic. ,elainan yang tampak pada 4,7 adalah takikardi dengan kompleks 2S sempit dan gelombang p terbalik dan timbul pada jarak yang !ukup jauh setelah komplek 2S.1
5
7ambar $. 7ambaran 4,7 pada TSV
Penyebab 11
1. Idiopatik ditemukan pada hampir setengah jumlah pasien. Tipe idiopatik ini biasanya terjadi lebih sering pada bayi daripada anak. $. Sindrom >ol &arkinson >hite (>&>) terdapat pada 1#$#5 kasus dan terjadi hanya setelah konversi menjadi sinus aritmia. Sindrom >&> adalah suatu sindrom dengan interval &2 yang pendek daninterval 2S yang lebar yang disebabkan oleh hubungan langsung antara atrium dan ventrikel melalui jaras tambahan.$ -. 8eberapa penyakit jantung ba*aan (anomali 4bsteinBs single ventricle CT7A)
Gejaa Kinis
7ejala klinis takikardia supraventrikular (TSV) pada bayi tidak khas umumnya terjadi pada bayi di ba*ah usia ' bulan. 8ayi biasanya diba*a ke dokter karena mendadak gelisah irritabel diaforesis tidak mau menetek atau minum susu. ,adangkadang orangtua memba*a bayinya karena bernaas !epat dan tampak pu!at. +apat pula terjadi muntahmuntah. Caju nadi sangat !epat sekitar $##-## per menit tidak jarang disertai gagal jantung atau kegagalan sirkulasi yang nyata.$ Takikardia supraventrikular pada anak yang serangan pertamanya dimulai pada usia yang lebih tua seringkali disebabkan oleh sindrom >&> baik yang manies maupun yang tersembunyi (concealed ). 8erbeda dengan TSV pada bayi pada kelompok ini tidak dijumpai tanda gagal jantung atau kegagalan sirkulasi karena rekuensi jantung yang lebih lambat. Dang sering menyebabkan pasien diba*a ke dokter adalah rasa berdebar dan perasaan tidak enak.1 6
8erbeda dengan TSV pada bayi dan anak TSV kronik dapat berlangsung selama bermingguminggu bahkan sampai bertahuntahun. 0al yang menonjol adalah rekuensi denyut nadi yang lebih lambat berlangsung lebih lama gejalanya lebih ringan dan juga lebih dipengaruhi oleh sistem susunana sara autonom. &ada sebagian besar pasien terdapat disungsi miokard akibat TSV pada saat serangan atau pada TSV sebelumnya.1$ 7ejala klinis lain TSV dapat berupa palpitasi lightheadness mudah lelah hoyong nyeri dada naas pendek dan bahkan penurunan kesadaran. &asien juga mengeluh lemah nyeri kepala dan rasa tidak enak di tenggorokan.1$12isiko terjadinya gagal jantung sangat rendah pada anak dan remaja dengan TSV tapi risikonya meningkat pada neonatus dengan TSV neonatus dengan >&> dan pada anak dengan penyakit jantung. 8ila takikardi terjadi saat etus dapat menyebabkan timbulnya gagal jantung berat dan hidrops etalis.' DIAGNOSIS
+iagnosis TSV berdasarkan pada gejala dan tanda sebagai berikut9-1# a. &ada bentuk akut9 pu!at gelisah takipneu dan sukar minum b. +enyut jantung 1%#-## kali/menit (mungkin sulit dihitung) !. +apat terjadi gagal jantung (bila dalam $' jam tidak membaik) d. 4,79 e. &emeriksaan esophageal electrophysiology dapat digunakan sebagai prediktor apakah bayi membutuhkan obat anti aritmia.6
PENATALAKSANAAN
Se!ara garis besar penatalaksanaan TSV dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu9$ a. &enatalaksanaan segera 7
b. &enatalaksanaan jangka panjang
a. &enatalaksanaan segera 1. Tindakan yang dulu laEim di!oba pada anak yang lebih besar adalah perasat valsava tidak dianjurkan pada bayi karena jarang sekali berhasil. &erasat valsava berupa pemijatan sinus karotis dan tekanan pada bola mata akan tetapi berisiko terjadinya luka pada mata dan retina.11 Apabila tidak jelas terdapat gagal jantung kongesti atau kegagalan sirkulasi dapat di!oba releks selam (diving reflex). :ara lain yang dianjurkan oleh karena sering dilaporkan berhasil (lebih kurang pada $"5 kasus) adalah dengan menutup muka bayi dengan kantong plastik berisi air es (sekitar 1#$# detik) dan jangan sekalisekali membenamkan muka bayi keFdalam air es. :ara ini eekti pada jenis takikardi yang melibatkan nodus AV tapi responnya kurang baik pada sebagian besar bentuk takikardi atrial primer.1$11 $. &emberian adenosin. Adenosin merupakan nukleotida endogen yang bersiat kronotropik negati dromotropik dan inotropik. 4eknya sangat !epat dan berlangsung sangat singkat dengan konsekuensi pada hemodinamik sangat minimal. Adenosin dengan !epat dibersihkan dari aliran darah (sekitar 1# detik) dengan cellular uptake oleh sel endotel dan eritrosit. Obat ini akan menyebabkan blok segera pada nodus AV sehingga akan memutuskan sirkuit pada mekanisme reentry. Adenosin mempunyai eek yang minimal terhadap kontraktilitas jantung.1' Adenosin merupakan obat pilihan dan sebagai lini pertama dalam terapi TSV karena dapat menghilangkan hampir semua TSV. 4ektivitasnya dilaporkan pada sekitar ;#5 kasus. Adenosin diberikan se!ara bolus intravena diikuti dengan lush saline mulai dengan dosis "# Gg/kg dan dinaikkan "# G/kg setiap 1 sampai $ menit (maksimal $"# G/kg). +osis yang eekti pada anak yaitu 1## H 1"# Gg/kg. &ada sebagian pasien diberikan digitalisasi untuk men!egah takikardi berulang.1111' 4ek samping adenosin dapat berupa nyeri dada dispnea facial flushing dan terjadinya AV bloks. 8radikardi dapat terjadi pada pasien dengan disungsi sinus node 8
gangguan konduksi AV atau setelah pemberian obat lain yang mempengaruhi AV node (seperti beta blokers !alsium !hannel blo!ker amiodaron). Adenosin bisa menyebabkan bronkokonstriksi pada pasien asma. -. Verapamil juga tersedia untuk penanganan segera TSV pada anak berusia di atas 1$ bulan akan tetapi saat ini mulai jarang digunakan karena eek sampingnya. Obat ini mulai bekerja $ sampai - menit dan bersiat menurunkan cardiac output . 8anyak laporan terjadinya hipotensi berat dan henti jantung pada bayi berusia di ba*ah bulan. Oleh karena itu verapamil sebaiknya tidak digunakan pada pasien yang berusia kurang dari $ tahun karena risiko kolap kardiovaskular.' @ika diberikan verapamil persiapan untuk mengantisipasi hipotensi harus disiapkan seperti kalsium klorida (1# mg/kg) !airan inus dan obat vasopressor seperti dopamin. Tidak ada bukti bah*a verapamil eekti mengatasi ventrikular takikardi pada kasuskasus yang tidak memberikan respon dengan adenosin.1 Tahun $##% penelitian oleh Ceitner dkk 1" menemukan bah*a verapamil intravena eekti pada 1##5 pasien TSV. '. &ada pasien AV2T atau AV?2T prokainamid mungkin juga eekti. Obat ini bekerja memblok konduksi pada jaras tambahan atau pada konduksi retrograd pada jalur !epat pada sirkuit reentry di nodus AV. 0ipotensi juga sering dilaporkan pada saat loading dose diberikan.1 ". +igoksin dilaporkan juga eekti untuk mengobati kebanyakan TSV pada anak. +igoksin tidak digunakan lagi untuk penghentian segera TSV dan sebaiknya dihindari pada anak yang lebih besar dengan >&> sindrom karena ada risiko per!epatan konduksi pada jaras tambahan. +igitalisasi dipakai pada bayi tanpa gagal jantung kongesti.111 &enelitian oleh >ren dkk 1 tahun 1;;# pada $; bayi dengan TSV pengobatan eekti dengan digoksin. +igoksin memperbaiki ungsi ventrikel baik melalui pengaruh inotropiknya maupun melalui blokade nodus AV yang ditengahi vagus.1# . 8ila adenosin tidak bisa digunakan serta adanya tanda gagal jantung kongesti atau kegagalan sirkulasi jelas dan alat +: sho!k tersedia dianjurkan penggunaan direct current synchronized cardioversion dengan kekuatan listrik sebesar #$" *attdetik/pon yang pada umumnya !ukup eekti. +: sho!k yang diberikan perlu sinkron dengan 9
pun!ak gelombang 2S karena rangsangan pada pun!ak gelombang T dapat memi!u terjadinya ibrilasi ventrikel. Tidak dianjurkan memberikan digitalis sebelum dilakukan +: Sho!k oleh karena akan menambah kemungkinan terjadinya ibrilasi ventrikel. Apabila terjadinya ibrilasi ventrikel maka dilakukan +: sho!k kedua yang tidak sinkron. Apabila +: sho!k kedua ini tetap tidak berhasil maka diperlukan tindakan invasi.$ 6. 8ila +: sho!k tidak tersedia baru dipilih alternati kedua yaitu preparat digitalis se!ara intravena. +osis yang dianjurkan pada pemberian pertama adalah sebesar dari dosis digitalisasi (loading dose) dilanjutkan dengan J dosis digitalisasi $ kali berturutturut berselang % jam.$ %. 8ila pasien tidak mengalami gagal jantung kongesti adenosin tidak bisa digunakan dan digitalis tidak eekti inus intravena phenylephrine bisa di!oba untuk konversi !epat ke irama sinus. &henylephrine dapat meningkatkan tekanan darah dengan !epat dan mengubah takikardi dengan meningkatkan releks vagal. 4ek phynilephrin (?eo synephrine) sama halnya dengan sedrophonium (tensilon) yang meningkatkan relek vagal seperti juga eek anti aritmia lain seperti pro!ainamid dan propanolol. 3etode ini tidak direkomendasikan pada bayi dengan :0K karena dapat meningkatkan aterload sehingga merugikan pada bayi dengan gagal jantung. +osis phenylephrin 1# mg ditambahkan ke dalam $## mg !airan intravena diberikan se!ara drip dengan penga*asan doketr terhadap tekanan darah. Tekanan sistolik tidak boleh melebihi 1"#16# mm0g.$' ;. &ri!e dkk pada tahun $##$ menggunakan pengobatan dengan le!ainide dan sotalol untuk TSV yang rerakter pada anak yang berusia kurang dari 1 tahun. Kle!ainide dan sotalol merupakan kombinasi baru yang aman dan eekti untuk mengontrol TSV yang rerakter.11#. &enelitian oleh 4theridge dkk 6 tahun 1;;; penggunaan beta bloker eekti pada ""5 pasien. Selain itu juga penggunaan obat amiodarone juga berhasil pada 615 pasien dimana di antaranya sebagai kombinasi dengan propanolol. ,eberhasilan terapi memerlukan kepatuhan sehingga amiodarone dipakai sebagai pilihan terapi pada beberapa pasien karena hanya diminum 1L sehari. Semua pasien yang diterapi dengan amiodarone harus diperiksa tes ungsi hati dan ungsi tiroid setiap - bulan. &ropanolol 10
dapat digunakan se!ara hatihati sering eekti dalam memperlambat okus atrium pada takikardi atrial ektopik.1#
7ambar -. Algoritma 3anajemen @angka &endek TSV16
b. &enanganan @angka &anjang Mmur pasien dengan TSV digunakan sebagai penentu terapi jangka panjang TSV. +i antara bayibayi yang menunjukkan tanda dan gejala TSV kurang lebih sepertiganya akan membaik sendiri dan paling tidak setengah dari jumlah pasien dengan takikardi atrial automati! akan mengalami resolusi sendiri. 8erat ringan gejala takikardi 11
berlangsung
dan
kekerapan
serangan
merupakan
pertimbangan
penting
untuk
pengobatan.1
7ambar '. Algoritma 3anajemen @angka &anjang TSV 16
&ada sebagian besar pasien tidak diperlukan terapi jangka panjang karena umumnya tanda yang menonjol adalah takikardi dengan dengan gejala klinis ringan dan serangan yang jarang dan tidak dikaitkan dengan preeksitasi. 8ayibayi dengan serangan yang sering dan simptomatik akan membutuhkan obatobatan seperti propanolol sotalol atau amiodaron terutama untuk tahun pertama kehidupan.1
12
&ada pasien TSV dengan sindrom >&> sebaiknya diberikan terapi propanolol jangka
panjang.
Sedangkan
pada
pasien
dengan
takikardi
resisten digunakan
pro!ainamid Nuinidin le!ainide propaenone sotalol dan amiodarone.' &ada pasien dengan serangan yang sering dan berusia di atas " tahun radiofreuency ablasi catheter merupakan pengobatan pilihan. &asien yang menunjukkan takikardi pada kelompok umur ini umumnya takikardinya tidak mungkin mengalami resolusi sendiri dan umunya tidak tahan atau kepatuhannya kurang dengan pengobatan medikamentosa. Terapi ablasi dilakukan pada usia $ sampai " tahun bila TSV rerakter terhadap obat anti aritmia atau ada potensi eek samping obat pada pemakaian jangka panjang. &ada tahuntahun sebelumnya alternati terhadap pasien dengan aritmia yang rerakter dan mengan!am kehidupan hanyalah dengan anti takikardi pa!e maker atau ablasi pembedahan.1
A!LASI KATETER
&rosedur elektroisiologi hampir selalu diikuti oleh tindakan kurati berupa ablasi kateter. Ablasi kateter pertama sekali diperkenalkan oleh 7allagher dkk tahun 1;%$. Sebelum tahun 1;%; ablasi kateter dilakukan dengan sumber energi arus langsung yang tinggi (high energy direct current ) berupa +: Sho!k menggunakan kateter elektroda multipolar yang diletakkan di jantung. ,arena pemberian energi dengan jumlah tinggi dan tidak terlokalisasi maka banyak timbul komplikasi. Saat ini ablasi dilakukan dengan energi radiorekuensi sekitar "# *att yang diberikan sekiatr -## detik. 4nergi tersebut diberikan dalam bentuk gelombang sinusoid dengan rekuensi "##.### siklus per detik (hertE).11% Selama prosedur ablasi radiorekuensi (A2K) timbul pemanasan resisti akibat agitasi ionik. @adi jaringan yang berada di ba*ah kateter ablasi yang menjadi sumber energi panas bukan kateter itu sendiri. !hermal injury adalah mekanisme utama kerusakan jaringan selama prosedur A2K. 3eningkatnya suhu jaringan menyebabkan denaturasi dan evaporasi !airan yang kemudian menimbulkan kerusakan jaringan lebih 13
lanjut dan koagulasi jaringan dan darah. ,erusakan jaringan permanen timbul pada temperatur sekitar "# derajat !elsius.11% &rosedur A2K adalah prosedur invasi minimal dengan memasukkan kateter ukuran '% mm se!ara intravaskular (umumnya ke jantung kanan) dengan panduan sinar . 8iasanya prosedur ini bersamaan dengan pemeriksaan elektroisiologi. Selanjutnya kateter ablasi diletakkan pada sirkuit yang penting dalam mempertahankan kelangsungan aritmia tersebut di luar jaringan konduksi normal. 8ila lokasi yang tepat sudah ditemukan maka energi radiorekuensi diberikan melalui kateter ablasi. Mmumnya pasien tidak merasakan adanya rasa panas tapi kadangkadang dapat juga dirasakan adanya rasa sakit. 8ila tidak terjadi komplikasi pada pasien hanya perlu dira*at selama 1 hari bahkan bisa pulang hari.1 Indikasi untuk A2K bergantung pada banyak hal seperti lama dan rekuensi takikardi toleransi terhadap gejala eektivitas dan toleransi terhadap obat anti aritmia dan ada tidaknya kelainan struktur jantung. Mntuk TSV yang teratur banyak penelitian yang menunjukkan bah*a A2K lebih eekti daripada obat dalam aspek peningkatan kualitas hidup pasien dan penghematan biaya daripada obat anti aritmia.1 +ari beberapa meta analisis didapatkan angka keberhasilan ratarata A2K pada TSV adalah ;#;%5 dengan angka kekambuhan sekitar $"5. Angka penyulit sekitar 15. A2K dipertimbangkan sebagai terapi lini pertama dibandingkan dengan obatobatan.1
PA"U #ANTUNG DAN TERAPI !EDAH
Alat pa!u jantung akan segera berungsi bila terjadi bradikardi hebat. Alat pa!u jantung untuk
bayi
dan
anak
yang
dapat
diprogram
se!ara
automatik
(automatic
multiprogrammable overdrive pacemaker ) akan sangat memudahkan penggunaannya pada pasien yang memerlukan. &a!u jantung juga dapat dipasang di ventrikel setelah pemotongan bundel 0IS yaitu pada pasien dengan TSV automatik yang tidak dapat diatasi. Tindakan ini merupakan pilihan terakhir setelah tindakan pembedahan langsung gagal.1 14
Tindakan pembedahan dilakukan pertama kali pada pasien sindrom >&>. Angka keberhasilannya men!apai ;#5. ,arena memberikan hasil yang sangat memuaskan akhirakhir ini !ara ini lebih disukai daripada pengobatan medikamentosa. Telah di!oba pula tindakan bedah pada TSV yang disebabkan mekanisme automatik dengan jalan menghilangkan okus ektopik se!ara kriotermik. 7illete tahun 1;%- melaporkan satu kasus dengan okus ektopik di AV jun!tionyang berhasil diatasi dengan tehnik kriotermi dilanjutkan dengan pemasangann pa!u jantung permanen di ventrikel.$ +engan kemajuan di bidang kateter ablasi tindakan bedah mulai ditinggalkan. Akan tetapi di beberapa senter kardiologi kesulitan melakukan ablasi transkateter dapat diatasi dengan pendekatan bedah dengan menggunakan tehnik kombinasi insisi dan cryoablation jaringan. &ada saat yang sama adanya residu kelainan hemodinamik yang menyebabkan hipertensi atrium dan ventrikel dapat dikoreksi sekaligus.1
KESIMPULAN
Takikardi supraventrikular merupakan kega*atdaruratan kardiovaskular yang sering ditemukan pada bayi dan anak. &enyebab TSV adalah idiopatik sindrom >ol &arkinson >hite (>&>) dan beberapa penyakit jantung ba*aan (anomali 4bsteinBs single ventricle CT7A). 7ejala klinis lain TSV dapat berupa gelisah irritabel diaforesis tidak mau menetek atau minum susu. ,adangkadang orangtua memba*a bayinya karena bernaas !epat dan tampak pu!at. +apat pula terjadi muntahmuntah. Caju nadi sangat !epat sekitar $##-## per menit tidak jarang disertai gagal jantung atau kegagalan sirkulasi yang nyata palpitasi lightheadness mudah lelah hoyong nyeri dada naas pendek dan bahkan penurunan kesadaran. &asien juga mengeluh lemah nyeri kepala dan rasa tidak enak di tenggorokan. 2isiko terjadinya gagal jantung sangat rendah pada anak dan remaja dengan TSV tapi risikonya meningkat pada neonatus dengan TSV neonatus dengan >&> dan pada anak dengan penyakit jantung.
15
+iagnosis TSV berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan 4,7. &enatalaksanaan TSV berupa penatalaksanaan segera dan jangka panjang yaitu medikamentosa +: sho!k ablasi kateter pemakaian alat pa!u jantung dan tindakan bedah.
16
17