BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Batako merupakan salah satu bahan bangunan atau material yang di
gunakan untuk membuat dinding bangunan atau gedung. Pada umumnya batako
di produksi dengan komposisi selayaknya beton yaitu pasir, semen, batu
kecil (kerikil) dan air. Beberapa produsen batako ada juga yang
memproduksi tanpa batu kecil (kerikil) tetapi kualitasnya kurang baik.
Masyarakat di pulau Wakatobi-Sulawesi Tenggara memproduksi batako
dengan komposisinya yaitu pasir putih, semen, batu karang dan air. Dari
komposisi yang digunakan untuk memproduksi batako di pulau Wakatobi
ternyata memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan batako
yang menggunakan bahan batu kecil (kerikil).
Batako biasanya dibuat menggunakan campuran semen dan pasir serta air.
Beberapa pengrajin juga menambahkan batu karang untuk memperkuat batako
agar pasir yang digunakan tidak terlalu banyak. Masalahnya, batu karang
tidak boleh diambil karena dianggap merusak ekosistem. Batu karang di
sini bisa diganti dengan kulit kerang. Kulit kerang mengandung kalsium
oksida dan fosfor, sehingga dapat digunakan untuk memperkuat batako yang
dibuat. Selain dari komposisinya, penggunaan kulit kerang dapat
meminimalisir sampah biota laut karena kulit kerang yang fisiknya baik
hanya dianggap sebagai hiasan, sedangkan yang kurang baik tidak memiliki
nilai guna.
Oleh karena itu, kami mencoba mencari inovasi terbaru dalam produksi
batako, dengan memanfaatkan sampah biota laut yaitu berupa kerang laut
dengan memanfaatkan kulitnya yang sudah menjadi limbah sebagai bahan
campuran pembuatan batako.
2. Rumusan Masalah
Apakah batako yang terbuat dari kulit kerang lebih kuat daripada batako
yang dibuat oleh para pengrajin?
Apakah adanya batoko kulit kerang dapat mengurangi limbah kulit kerang
laut ?
3. Tujuan Penelitian
- Memanfaatkan sampah biota laut yang sudah tidak terpakai
- Mencari konsentrasi efektif komposisi batako antara adonan semen dan
kulit kerang laut
4. Batasan Masalah
- Massa batako yang dibuat adalah 2 kg.
- Adonan semen yang digunakan adalah campuran dari semen, pasir, dan
air, dengan komposisi semen dan pasir adalah 1 banding 1, serta sudah
homogen.
5. Manfaat Penelitian
- Mengurangi sampah biota laut berupa kulit kerang laut dengan
memanfaatkannya menjadi bahan dasar pembuatan batako.
- Menambah wawasan tentang pengolahan kulit kerang bagi peneliti dan
pembaca.
6. Hipotesis
Konsentrasi efektif dari adonan semen dan kulit kerang laut adalah 90%
adonan semen dan 10% kulit kerang.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Batako
Salah satu bahan yang digunakan untuk membuat dinding adalah batako.
Komponen dari batako adalah semen,batu kecil,air, dan pasir.
Berdasarkan bahan bakunya, batako dibedakan menjadi dua:
a. Batako trass/putih
Batako putih terbuat dari campuran trass, batu kapur, dan air, sehingga
sering juga disebut batu cetak kapur trass. Trass merupakan jenis tanah
yang berasal dari lapukan batu-batu yang berasal dari gunung berapi,
warnanya ada yang putih dan ada juga yang putih kecoklatan.
Ukuran batako trass/putih yang beredar di pasaran memiliki panjang
20 cm–30 cm, tebal 8 cm – 10 cm dan tinggi 14 cm – 18 cm
b. Batako semen
Batako semen dibuat dari campuran semen dan pasir. Ukuran dan model lebih
beragam dibandingkan dengan batako trass/putih. Batako ini biasanya
menggunakan dua lubang atau tiga lubang disisinya untuk diisi oleh adukan
pengikat. Nama lain dari batako semen adalah batako pres, yang dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu pres mesin dan pres tangan. Secara kasat mata,
perbedaan pres mesin dan tangan dapat dilihat pada kepadatan permukaan
baloknya. Dipasaran ukuran batako semen yang biasa ditemui memiliki pajang
36 cm – 40 cm, tinggi 18 cm – 20 cm dan tebal 8 cm – 10 cm.
2.2 Semen
Pada Umumnya Semen diartikan sebagai bahan perekat yang memiliki sifat
mampu mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan yang kompak dan
kuat. Sedangkan, defenisi semen secara sederhana adalah bahan perekat atau
lem,yang bisa merekatkan bahan-bahan material lain seperti batu bata dan
batu koral hingga bisa membentuk sebuah bangunan. Bahan kimia utama
penyusun semen adalah kalsium silikat, kalsium sulfat, dan tambahan lain
(mineral in component) yang akan berperan sebagai Cement Filler.
2.3 Air
Air berfungsi untuk menyatukan adonan pasir dan semen untuk menghasilkan
batako. Jika adonan antara pasir dan semen kekurangan air, maka batako yang
dibuat tidak akan tercampur dengan sempurna dan mendapatkan hasil yang
kurang maksimal. Dan jika didalam adonan tersebut kelebihan air maka batako
yang dibuat menjadi encer, susah untuk mengeras dan kualitasnya kurang
bagus.
2.4 Kulit Kerang
Kerang adalah hewan jenis mollusca yang hidup di lautan. Kerang mempunyai
cangkang yang simetris dan otot adductor yang mengatur buka-tutupnya
cangkang. Sistem sirkulasinya terbuka, tidak mempunyai pembuluh darah.
Kerang mendapatkan pasokan oksigen yang berasal dari darah yang sangat cair
dan kaya akan nutrisi dan oksigen tersebut menyelubungi organ-organnya.
Makanan dari kerang adalah plankton dan cara mendapatkannya adalah dengan
menyaring. Kerang merupakan mangsa dari cumi dan hiu.
2.4.1 Kandungan kulit kerang
Kandungan yang terdapat di dalam kulit kerang adalah:
- Kalsium karbonat (55,1%)
- Fosfor
- Vitamin A
- Vitamin B12
- Vitamin E
- Zat Besi
- Selenium
- Protein
- Asam lemat tidak jenuh (omega-3)
- Zinc
2.4.1.1 Kalsium Karbonat
Ada 3 jenis batu yang mengandung kalsium karbonat: limestone, chalk,
dan dolomite. Limestone dan chalk merupakan batu yang terbuat seluruhnya
dari kalsium karbonat, sedangkan dolomite terbuat dari campuran kalsium
karbonat dan magnesium karbonat. Batu-batu ini biasanya diekstraksi atau
disintetis melalui presipitasi kimia untuk mengeluarkan kalsium
karbonatnya. Di dalam industri kimia, batu limestone dipanaskan untuk
mendapatkan kalsium oksida. Jika ditambahkan air, batu tersebut akan
membentuk kalsiun hidroksida.
Batu-batu ini cenderung digunakan untuk bahan konstruksi, sebesar 82%,
lalu untuk bahan dasar semen sebesar 10%.
2.5 Pasir
Definisi pasir pada umumnya adalah contoh bahan material butiran.
Penggunaan pasir sebagai bahan bangunan banyak dipergunakan dari struktur
paling bawah hingga paling atas dalam bangunan. Pasir yang biasa dijual di
pasaran adalah:
a. Pasir beton
Pasir beton adalah pasir yang bagus untuk pembuatan bangunan dan harganya
lumayan mahal. Pasir ini digunakan untuk pengecoran, plesteran dinding,
pondasi juga pemasangan bata dan batu.
b. Pasir pasang
Pasir pasang adalah pasir yang lebh halus dari beton, apabila dikepal akan
menggumpal dan tidak kembali lagi ke semula. Pasir ini digunakan untuk
campuran pasir beton agar tidak terlalu kasar.
c. Pasir elod
Pasir elod adalah pasir yang paling halus dibandingkan pasir beton dan
pasir pasang. Pasir ini digunakan untuk campuran pembuatan batako.
d. Pasir merah
Pasir merah bagus untuk bahan cor karena cirinya hampir sama dengan pasir
beton namun lebih kasar dan batuannya agak lebih besar. Biasanya pasir ini
terdapat di daerah Sukabumi.
Pasir yang biasa dipergunakan untuk membuat adonan batako adalah Pasir
Elod.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Variabel
1. Variabel Bebas
Konsentrasi kulit kerang dan adonan semen dalam batako
2. Variabel Terikat
Ketahanan dari batako
3. Variabel Kontrol
1. Ukuran massa yang digunakan untuk masing-masing batako adalah
2000 gr.
2. Jenis kulit kerang yang digunakan adalah kulit kerang laut.
3. Komposisi semen dan pasir adalah 1:1
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Kegiatan pembuatan batako dilaksanakan di Halaman Hotel 1000 Bulan.
Kegiatan penelitian ini dimulai pada tanggal 9 – 10 September 2014.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Cara memperoleh data yang digunakan dalam penyusunan karya ilmiah ini
adalah:
1. Dengan membuat langsung batako dari adonan semen dan kulit kerang.
2. Percobaan dilakukan dengan menjatuhkan batako dengan ketinggian 1,5
meter, 2,5 meter dan 2,5 meter.
3.4 Alat dan Bahan
"Alat "Bahan "
"Cetakan "Air "
"Meteran "Kulit kerang "
"Neraca "Pasir "
"Palu "Semen "
"Tripleks "Batako yang dibuat oleh "
" "pengrajin "
"Sendok semen " "
3.5 Prosedur Kerja
1. Siapkan kulit kerang, lalu hancurkan kulit tersebut menggunakan palu
agar menjadi bentuk yang lebih kecil.
2. Siapakan pasir, semen dan air. Campurkan tiga bahan tersebut hingga
terbentuk adonan semen yang homogen.
3. Ukur takaran adonan semen dan kulit kerang yang sudah dihancurkan
sebanyak:
a. Sampel 1 : adonan semen 1000 gr dan kulit kerang 1000 gr.
b. Sampel 2 : adonan semen 1500 gr dan kulit kerang 500 gr.
c. Sampel 3 : adonan semen 1800 gr dan kulit kerang 200 gr.
d. Sampel 4 : adonan semen 1780 gr dan batu karang 220 gr.
4. Campurkan kedua bahan tersebut hingga terbentuk adonan batako.
5. Cetak adonan batako dengan cetakan yang telah disiapkan yang
beralaskan tripleks.
6. Diamkan 30 menit, kemudian angkat cetakan dari alasnya.
7. Keringkan batako yang telah terbentuk di bawah sinar matahari selama
± 4 jam.
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data
Dari hasil observasi, kami mendapatkan data sebagai berikut:
" "Uji Ketahanan"Uji Ketahanan"Uji Ketahanan"Rata-rata "
" "1 "2 "3 " "
"Batako A "7 "2 "1 "3.3 "
"Batako B "10 "9 "2 "7 "
"Batako C "10 "8 "4 "7.3 "
"Batako D "9 "4 "5 "6 "
"Batako E "8 "6 "6 "6.6 "
Tabel 4.1 Hasil Eksperimen Dari Uji Ketahanan Batako
Batako A: semen:kerang = 50 :50
Batako B: semen:kerang =75:25
Batako C: semen:kerang = 90:10
Batako D: semen:batu karang=90:10
Batako E: batako yang didapatkan dari pengrajin
Uji Ketahanan 1 = dijatuhkan dari ketinggian 1.5 m
Uji Ketahanan 2 = dijatuhkan dari ketinggian 2.5 m
Uji Ketahanan 3 = dijatuhkan dari ketinggian 2.5 m
Skala Kehancuran : 0-10, dengan nilai 0= paling hancur dan 10=masih
sempurna
Grafik 4.1 Hasil Eksperimen Dari Uji Ketahanan Batako 1
4.2 Pembahasan
Berdasarkan dari tabel dan grafik di atas, batako A memiliki angka
kehancuran paling rendah, mengindikasikan kalau batako ini mudah hancur
dibandingkan dengan batako yang lain, karena volume kerang lebih besar
volume semen, walaupun bermassa sama, sehingga dibutuhkan lebih banyak
semen untuk merekatkan kerang-kerang tersebut.
Batako C memiliki angka kehancuran paling tinggi, mengindikasikan
kalau batako ini lebih kuat dibandingkan dengan batako lain. Hal ini bisa
disebabkan dari masa semen yang lebih banyak daripada kerangnya, sehingga
semen bisa menutupi seluruh permukaan kerang dan membuat batako menjadi
lebih keras.
Uji ketahanan ketiga memiliki nilai paling rendah jika dibandingkan
dengan uji ketahanan yang lain. Hal ini bisa terjadi karena proses
pengeringan kurang lama, sehingga semen kurang melekat dengan baik.
Hasil di atas bisa lebih dimaksimalkan lagi dengan cara mencuci
kerang-kerang yang sudah dikumpulkan agar bersih dari kandungan garam yang
terbawa dari air laut dan pasirnya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data hasil pembahasan, maka kami dapat menarik kesimpulan
yaitu batako yang paling kuat adalah batako yang berkomposisi 90:10 (90%
semen dan 10% kulit kerang) dan batako yang paling rendah kualitasnya
adalah batako yang berkomposisi 50:50 (50% semen dan 50% kulit kerang).
Dengan ini, hipotesis kami diterima, yaitu konsentrasi efektif dari adonan
semen dan kulit kerang adalah 90% adonan semen dan 10% kulit kerang.
5.2 Saran
Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui variasi
komposisi dan konsentrasi batako, uji ketahanannya dibuat lebih bervariasi,
kehalusan tekstur kulit kerang (ditumbuk halus, kasar, dan tidak ditumbuk),
dan variasi kulit kerang (kerang air laut atau air tawar).
Daftar Pustaka
- CaraKhasiatManfaat (2013), Kandungan Nutrisi, Resiko, dan Manfaat
Kerang Bagi Kesehatan
http://www.carakhasiatmanfaat.com/artikel/nutrisi-resiko-dan-manfaat-
kerang.html
- Femina Group (2014), Nutrisi Dalam Kerang
http://www.femina.co.id/diet/nutrisi/nutrisi.dalam.kerang/003/001/54
- Kilas Kesehatan (2013), Kandungan Nutrisi dan Manfaatnya Dalam Kerang
http://kilas-kesehatan.blogspot.com/2013/06/kandungan-nutrisi-dan-
manfaatnya-dalam.html
- Wikipedia (2014), Semen
http://id.wikipedia.org/wiki/semen
- Wikipedia (2014), Kerang
http://id.wikipedia.org/wiki/Kerang
- CIEC (2014), Calcium Carbonate
http://www.essentialchemicalindustry.org/chemicals/calcium-carbonate.html
- British Calcium Carbonate Federation (2007), Calcium Carbonate –
Production
http://www.calcium-carbonate.org.uk/calcium-carbonate/caco3-processing.asp
-----------------------
Grafik 4.2 Hasil Eksperimen Dari Uji Ketahanan Batako 2 dan 3
[Type a quote from the document or the summary of an interesting point. You
can position the text box anywhere in the document. Use the Drawing Tools
tab to change the formatting of the pull quote text box.]
[Type a quote from the document or the summary of an interesting point. You
can position the text box anywhere in the document. Use the Drawing Tools
tab to change the formatting of the pull quote text box.]