Strategi Pembelajaran Ips

STRATEGI PEMBELAJARAN IPS STRATEGI PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN KOMPREHENSHIF KOMPREHENSHIF

Oleh: Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd A. Pendahuluan

Berbicara tentang pendidikan, maka akan berbicara tentang dua aspek penting, yaitu praktek pendidikan dan teori pendidikan. Praktek pendidikan dapa dapatt diart diartik ikan an sebag sebagai ai sepera seperang ngka katt kegi kegiata atan n bersa bersama ma yang bertu bertuju juan an memb memban antu tu piha pihak k lain lain agar agar menga engala lami mi peru peruba baha han n ting tingka kah h laku laku yang ang diharapkan diharapkan (Sadulloh, (Sadulloh,2003 2003:1-2). :1-2). Praktek pendidikan pendidikan dapat dilihat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek tujuan, aspek proses kegiatan dan aspek dorongan atau motivasi. Adapun teori pendidikan dapat diartikan seperangkat konsep yang suda sudah h tersu tersusu sun n secara secara siste sistema mati tiss dan dan teruj terujii seca secara ra empi empiri rik k yang dapa dapatt dijadikan sebagai pedoman dalam praktek pendidikan. Dalam paradigma baru tentang pendidikan, baik dalam konteks teori maupun praktek, istilah pembelajaran lebih banyak dikembangkan. Menurut Djahiri (2007:1) (2007:1) pembelajaran pembelajaran itu sendiri sendiri dapat dimaknai secara prosedural prosedural maupun maupun progra programat matik. ik. Secara Secara progra programat matik ik pembel pembelajar ajaran an dimakn dimaknai ai sebaga sebagaii seperangkat komponen rancangan pelajaran yang memuat hasil pilihan dan ramua ramuan n prof profes esio iona nall peran peranca cang ng/g /gur uru u untu untuk k dibe dibela lajar jarka kan n kepa kepada da peser peserta ta didiknya. Rancangan tersebut meliputi 5 komponen (M3SE) yakni; (1) Materi atau bahan pelajaran, (2) Metode atau kegiatan belajar-mengajar, (3) Media pelajaran atau alat bantu, (4) Sumber sub 1-2-3, (5) Pola Evaluasi atau penilaian perolehan belajar. Adapun secara prosedural, pembelajaran adalah proses interaksi/interadiasi antara kegiatan belajar siswa dengan kegiatan mengajar guru serta dengan lingkungan belajarnya (learning ( learning environment ). ). Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai bagian integral dari kurikulum pembelajaran di persekolahan, selayaknya disampaikan secara menarik dan

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.















penuh makna dengan memadukan seluruh komponen pemebalajaran secara efektif. Selain itu, IPS sebagai disiplin ilmu yang memiliki sensitivitas tinggi terha rhadap

dinami amika

perke rkembangan gan

masya syarak rakat. at.

Dalam lam

praktek

pembelajarannya harus senantiasa memperhatikan konteks yang berkembang. Pend Pendek ekat atan an-p -pen ende deka katan tan pemb pembel elaja ajaran ran efekt efektif if yang ang di ramu ramu dari dari teor teorii pendidikan modern menjadi salah satu intrumen penting untuk diperhatikan agar pembelajaran tetap menarik bagi peserta didik serta senantiasa relevan dengan konteks yang berkembang. Tujuan utama IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, masyarakat, memiliki sikap mental mental positi positiff terhad terhadap ap perbai perbaikan kan segala segala ketimp ketimpang angan an yang yang terjadi terjadi,, dan teram terampil pil meng mengata atasi si seti setiap ap masal masalah ah yang yang terja terjadi di sehari sehari-h -hari ari,, baik baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat secara umum. Untuk mencapai tujuan di atas, diperlukan strategi yang memadukan setiap komponen komponen pembelajaran pembelajaran secara integrated dan koheren. koheren. Penentuan Penentuan materi yang tepat, metode yang efektif, media dan sumber pembelajaran yang relevan serta proses evaluasi yang dapat mengukur tingkat pencapaian proses dan hasil terhadap tujuan pembelajaran menjadi pekerjaan utama para aktor pembelajaran agar kegiatan belajar mengajar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Peran pendidik yang kini mengalami pergeseran dari teacher centered menuju student centered merupakan suatu fenomena yang memiliki makna filosofis terhadap praktek pembelajaran di persekolahan. Oleh karenanya, guru abad abad seka sekaran rang g

haru haruss

mamp mampu u

meni mening ngka katk tkan an prof profesi esion onal alism ismen enya ya serta serta

senantiasa beradaptasi dengan dinamika perkembangan dunia pendidikan pada khususnya dan dinamika global pada umumnya. Bera Berang ngka katt dari dari urai uraian an di atas atas,, dala dalam m maka makala lah h ini ini penu penuli liss akan akan ndesk ndesk isika isika

ko

mbel mbelaja aja

be

bebe bebe















Pendidikan Pendidikan (KTSP) (KTSP) sebagai sebagai trend terbaru dalam kebijakan kebijakan pengemban pengembangan gan kurikulum pada tingkat persekolahan. B. Konsep Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan merupakan integrasi integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabangcabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran geografi memberikan kebulatan wawasan yang yang berk berken enaan aan deng dengan an wilay wilayahah-wi wila laya yah, h, seda sedang ngka kan n sejar sejarah ah memb member erik ikan an wawa wawasa san n

berk berken enaa aan n

deng dengan an

peri perist stiw iwaa-pe peri rist stiw iwaa

dari dari

berb berbag agai ai

peri period ode. e.

Antropologi meliputi studi-studi komparatif yang berkenaan dengan nilai-nilai, keperca kepercaya yaan, an, struktu strukturr sosial sosial,, aktivi aktivitas-a tas-akti ktivit vitas as ekonom ekonomi, i, organi organisasi sasi politi politik, k, ekspresi-eksp ekspresi-ekspresi resi dan spiritual, spiritual, teknologi, teknologi, dan benda-benda benda-benda budaya dari budayabudaya budaya terpilih. Ilmu politik dan ekonomi tergolong ke dalam ilmu-ilmu tentang kebijakan pada aktivitas-aktivitas yang berkenaan dengan pembuatan keputusan. Sosiol Sosiologi ogi dan psikol psikologi ogi sosial sosial merupa merupakan kan ilmu-i ilmu-ilmu lmu tentan tentang g perila perilaku ku sepert sepertii konsep peran, kelompok, institusi, proses interaksi dan kontrol sosial.















Gambar 1: Keterpaduan Cabang Ilmu Pengetahuan Sosial 2. Karakteristik Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Karateristik mata pelajaran IPS antara lain sebagai berikut: a. Ilmu Ilmu Peng Penget etah ahua uan n Sosia Sosiall meru merupak pakan an gabu gabung ngan an dari dari unsu unsurr-un unsu sur r geogra geografi, fi, sejarah sejarah,, ekonom ekonomi, i, hukum hukum dan politi politik, k, kewarg kewargane anegar garaan aan,, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama. b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmu keilmuan an geogra geografi, fi, sejarah sejarah,, ekonom ekonomi, i, dan sosiol sosiologi ogi,, yang yang dikema dikemass sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu. c. Standa Standarr Kompet Kompetensi ensi dan Kompet Kompetens ensii Dasar Dasar IPS juga juga menyan menyangku gkutt berbagai

masalah sosial

yang dirumuskan dengan pendekatan

interdisipliner dan multidisipliner. d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan kehidupan masyarakat masyarakat dengan dengan prinsip prinsip sebab akibat, kewilayahan, kewilayahan, adaptasi adaptasi dan pengelolaan pengelolaan lingkungan lingkungan,, struktur, struktur, proses proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive agar survive seperti seperti pemenu pemenuhan han kebutu kebutuhan han,, kekuas kekuasaan aan,, keadil keadilan an dan jamina jaminan n keamanan.















kehi kehidu dupa pan n manu manusia sia secar secaraa kesel keselur uruh uhan an.. Ketig Ketigaa dime dimensi nsi terse tersebu butt terlihat pada tabel berikut. Tabel 1. Dimensi IPS Dalam Kehidupan Manusia Dimensi dalam Ruang Waktu Norma/Nilai kehidupan manusia Area dan Alam Alam sebag sebagai aiAlam danKaidah atau aturan yang substansi tempat dankehidupan yang menja enjad di pere perek kat dan dan pembelajaran penyedia selalu penjamin keharmonisan potensi sumber berproses, kehidupan kehidupan manusia dan daya masa lalu, saatalam ini, ini, dan yang ang akan datang Contoh Adaptasi Berpikir Konsisten dengan aturan Kompetensi spasial dankronologis, yang disep sepakati ati dan Dasar yang eksploratif prospektif, kaidah alamiah masingdikembangantisipatif masing disiplin ilmu kan Alternatif Geografi Sejarah Ekonomi, penyajian Sosiologi/Antropologi dalam mata pelajaran 3. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Tujua juan

utama ama

Ilm Ilmu

Pengetahu ahuan

Sosia sial

adalah

untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang yang terja terjadi di di masy masyara araka kat, t, memi memilik likii sika sikap p menta mentall posit positif if terh terhad adap ap perbaikan segala s egala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah masalah yang yang terjadi terjadi seharisehari-har harii baik baik yang yang menimp menimpaa diriny dirinyaa sendir sendirii maup maupun un yang yang menim menimpa pa masy masyara araka kat. t. Tujua Tujuan n terse tersebu butt dapa dapatt dica dicapa paii manaka manakala la progra program-p m-prog rogram ram pelajar pelajaran an IPS di sekolah sekolah diorga diorganis nisasik asikan an secara baik. Menurut Awan Mutakin (1998), berdasarkan rumusan tujuan umum tersebut dapat dirinci sebagai berikut: a. Memili Memiliki ki kesad kesadara aran n dan dan kepe kepedu duli lian an terh terhad adap ap masy masyara araka katt atau atau lingkunga lingkungannya nnya,, melalui melalui pemahaman pemahaman terhadap terhadap nilai-nilai nilai-nilai sejarah dan















b. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial. c. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan keputusan untuk menyelesaikan menyelesaikan isu dan masalah masalah yang berkembang berkembang di masyarakat. d. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutny selanjutnyaa mampu mampu mengambil mengambil tindakan yang tepat. e.

Mam Mampu

menge engemb mban angk gkan an

berb berbag agai ai

pote potens nsii

sehi sehing ngga ga

mam mampu

memban membangun gun diri diri sendir sendirii agar agar survive survive yang yang kemudian kemudian bertanggun bertanggung g jawab membangun masyarakat. 4. Nilai-nilai yang dikembangkan dalam IPS

Nilai-nilai

yang

dikembangkan

dalam

Ilmu

Pengetahuan

Sosial

diantaranya adalah sebagai berikut: a. Nilai Ketuhanan

Materi pembelajaran apapun dalam pendidikan IPS wajib berlandaskan kepada nilai ketuhanan. Nilai ketuhanan merupakan nilai transendental yang menjadi core value dari sistem nilai yang ada. b. Nilai Edukatif

Salah satu tolak ukur keberhasilan pelaksanaan pendidikan IPS adalah adanya adanya perubahan perubahan tingkah laku sosial peserta peserta didik kearah yang lebih baik. Proses pembelajaran IPS tiidak hanya terbatas di kelas dan sekola sekolah h pada pada umumn umumnya ya melain melainkan kan lebih lebih jauh jauh dari dari itu dilaks dilaksana anakan kan dalam kekhidupan sehari-hari c. Nilai Praktis

Pembelajaran tidak memiliki makna yang dalam jika tidak memiliki nilai praktis. Pokok bahasan IPS tidak hanya konsep teoritis belaka,

















Pembelajaran IPS tidak hanya menyajikan fakta dan data yang terlepas dari dari

kera kerang ngka ka

teor teorit itis is,,

mela melain inka kan n

dibi dibina na

dan dan

dike dikemb mban angk gkan an

kemampuan kemampuan nalar kearah sense of rality, rality, sense of discovery, sense of inquiry, inquiry, serta serta kema kemamp mpua uan n meng mengaju ajuka kan n hipo hipote tesis sis terh terhad adap ap suatu suatu masalah. e. Nilai Filsafat

Menu Menumb mbuh uhka kan n

kema kemamp mpua uan n

mere merenu nung ng

tent tentan ang g

eksi eksist sten ensi si

dan dan

pernannya di tengah masyarakat, sehingga tumbuh kesadaran mereka selaku anggota masyarakat dan sebagai makhluk sosial f. Nilai Kemanusiaan.

Nilai-nilai kemanusiaan seperti kasih sayang, tanggung jawab, keju kejuju jura ran, n, keda kedama maia ian, n, tanp tanpaa

keke kekera rasa san, n, dan dan

seba sebaga gain iny ya

perl perlu u

disa disaam ampa paik ikan an secar secaraa terpa terpadu du dala dalam m pemb pembela elajar jaran an IPS, IPS, sehin sehingg ggaa dihasil dihasilkan kan kualit kualitas as lulusan lulusan yang yang unggul unggul ( human human excellence excellence)) atau atau manusia utuh/kaffah sesuai dengan cita-cita pendidikan nasional. 5. Konsep Konsep Pembelaja Pembelajaran ran Terp Terpadu adu dalam dalam Ilmu Pengetah Pengetahuan uan Sosial Sosial (IPS)

Pendek Pendekata atan n pembel pembelajar ajaran an terpadu terpadu dalam dalam IPS sering sering disebu disebutt dengan pendekatan interdisipliner. Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otenti otentik k (Depdi (Depdikbu kbud, d, 1996:3 1996:3). ). Salah Salah satu di antara antaranya nya adalah adalah memadukan Kompetensi Dasar.

















mengam mengambil bil suatu suatu topik topik dari dari suatu suatu cabang cabang ilmu ilmu terten tertentu, tu, kemudi kemudian an dilengkapi, dibahas, diperluas, dan diperdalam dengan cabang-cabang ilmu yang lain. Topik/tema dapat dikembangkan dari isu, peristiwa, dan permasalahan yang berkembang. Bisa membentuk permasalahan yang dapat dilihat dan dipecahkan dari berbagai disiplin atau sudut pandang, contohnya banjir, pemukiman kumuh, potensi pariwisata, IPTEK, IPTEK, mobilit mobilitas as sosial sosial,, moder modernisa nisasi, si, revolu revolusi si yang yang dibaha dibahass dari dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial. 6. Model-model Pembelajaran IPS Terpadu a. Model Integrasi Berdasarkan Topik

Dala Dalam m berdasarkan

pemb pembel elaj ajar aran an topik

yang

IPS, IPS,

terkait,

kete keterp rpad adua uan n misalnya

dapa dapatt

dila dilaku kuka kan n

‘Kegiatan

Ekonomi

penduduk’. Kegiatan ekonomi penduduk dapat ditinjau dari berbagai disiplin ilmu yang tercakup dalam IPS. Kegiatan ekonomi penduduk dapat dalam hal ini ditinjau dari persebaran dan kondisi fisis-geografis yang tercakup dalam disiplin Geografi. Seca Secara ra

sosi sosio olog logi,

kegi kegiat atan an

eko ekonom nomi

pen pendudu duduk k

dapat apat

mempengaruhi interaksi sosial di masyarakat atau sebaliknya. Secara hist histor oris is dari dari wakt waktu u ke wakt waktu u kegi kegiat atan an ekon ekonom omii pend pendud uduk uk sela selalu lu mengalami perubahan. Selanjutnya penguasaan konsep tentang jenis jenis kegiatan ekonomi sampai pada taraf mampu menumbuhkan krteatifitas dan kemandirian dalam melakukan tindakan ekonomi dapat dikembangkan melalui kompetensi yang berkaitan dengan ekonomi. b. Model Integrasi Berdasarkan Potensi Utama

















kondisi kondisi daerahnya daerahnya juga sekaligus sekaligus memahami memahami Kompetensi Kompetensi Dasar yang terdapat pada beberapa disiplin yang tergabung dalam IPS . c. Model Integrasi Berdasarkan Permasalahan

Model Model pembel pembelajar ajaran an terpad terpadu u pada pada IPS yang yang lainny lainnyaa adalah adalah berdasarkan permasalahan yang ada, contohnya adalah “Tenaga Kerja Indone Indonesia sia”. ”. Pada Pada pembel pembelajar ajaran an terpad terpadu, u, Tenaga Tenaga Kerja Kerja Indone Indonesia sia diti ditinj njau au dari dari bebe bebera rapa pa fakt faktor or sosi sosial al yang yang memp mempen enga garu ruhi hiny nya. a. Di antaranya adalah faktor geografi, ekonomi, sosiologi, dan historis.

C. Pendekatan-Pendekatan Pendekatan-Pendekatan yang Efektif dalam Pembelajaran IPS 1. Pendekatan Kontekstual a. Mengapa Pendekatan Kontekstual

Belajar Belajar akan akan lebih lebih bermak bermakna na jika jika anak anak “menga “mengalam lami” i” sendiri sendiri apa yang yang dial dialam aminy inya, a,

buka bukan n

seked sekedar ar

“men “menge getah tahui ui”-n ”-ny ya.

Pemb Pembel elaja ajaran ran

yang

berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dari kompetensi “men “mengi ging ngat at”” jang jangka ka pend pendek ek,, teta tetapi pi gaga gagall dala dalam m memb membek ekal alii anak anak memecah memecahkan kan persoal persoalan an dalam dalam kehidu kehidupan pan jangka jangka panjang panjang,, pendek pendekatan atan kont kontek ekst stua uall (cont context extua uall teac teachi hing ng and and learn learnin ing g /CTL / CTL)) adal adalah ah suat suatu u pendekatan pengajaran yang diharapkan dapat memenuhi harapan bahwa anak anak sampa sampaii pada pada fase fase mamp mampu u meng mengal alam amii dan dan mamp mampu u mena menang ngga gapi pi fenomena-fenomena kotekstual dalam kehidupan sehari-harinya.

















masy masyara araka katt

memu memung ngki kink nkan an

bany banyak ak

angg anggot otaa

masy masyara araka katt

untu untuk k

mend mendis isku kusik sikan an berb berbag agai ai isu isu yang yang dapa dapatt berp berpen enga garu ruh h terh terhad adap ap perkembangan masyarakat. 3) Penerapan Penerapan konteks konteks personal personal yang dapat meningkatkan meningkatkan keterampilan keterampilan komunikasi, akan membantu lebih banyak siswa untuk secara penuh terlibat dalam kegiatan pendidikan dan masyarakat. 4) Penerapan Penerapan konteks konteks ekonomi ekonomi akan berpengaruh berpengaruh terhadap peningkatan peningkatan kesejahteraan kesejahteraan sosial politik politik serta dapat meningkatkan meningkatkan kesejahteraan kesejahteraan sosial. 5) Penerap Penerapan an kontek kontekss politi politik k dapat dapat mening meningkat katkan kan pemaham pemahaman an siswa siswa tentang berbagai isu yang dapat berpengaruh terhadap masyarakat. 6) Kontekstual dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan lebi lebih h

prod produk ukti tiff

dan dan

berm bermak akna na..

Pend Pendek ekat atan an

kon konstek stektu tual al

dapa dapatt

dijalankan tanpa harus mengubah kurikulum dan tatanan yang ada.

IPS merupakan ilmu yang berangkat dari fenomena keseharian, dan tidak bisa dilepaskan dari dinamika perkembangan masyarakat yang senantiasa berubah, dina dinami mika ka dan dan peru peruba baha han n ters terseb ebut ut memi memili liki ki kekh kekhas asan an sesu sesuai ai deng dengan an lingkunga lingkungan n masyarakat masyarakat berada. berada. Oleh karenanya, karenanya, pembelajara pembelajaran n IPS bagi anak menjadi keniscayaan untuk selalu dihubungkan dengan konteksnya, sehingga

















Pend Pendek ekat atan an kont kontek ekstu stual al meru merupa paka kan n suat suatu u kons konsep ep bela belajar jar dima dimana na guru guru meng menghad hadir irka kan n situa situasi si duni duniaa nyata nyata keda kedala lam m kela kelass dan dan mend mendor oron ong g siswa siswa membu embuat at

hubu hubung ngan an

anta antara ra

pen pengeta getahu huan an

yang ang

dimil imilik ikin iny ya

denga engan n

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. masyarakat. Bagi disiplin disiplin ilmu sosial, pendekatan pendekatan ini sangat cocok karena fenomena sosial senantiasa mengalami perubahan sehingga apa yang siswa pelajari betul-betul selalu up to date dan relevan dengan apa yang ia alami sehari-hari. Defin Definisi isi yang yang mend mendasa asarr tenta tentang ng pemb pembela elajar jaran an kont kontek ekstu stual al (Contextual Teaching and Learning ) adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Cont Contex extu tual al

Teac Teachi hing ng and and

Lear Learni ning ng (CTL (CTL))

meru merupak pakan an

pros proses es

pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya. Dalam CTL diperlukan sebuah pendekatan yang lebih memberdayakan siswa dengan harapan siswa mampu mengkonstruksikan pengetahuan dalam benak mereka, bukan menghafalkan fakta. Disamping itu, siswa belajar melalui mengalami bukan menghafal, mengingat pengetahuan bukan sebuah



















The Northwest Northwest Regional Regional Education Education Laboratory Laboratory USA mengungk mengungkapkan apkan bahwa terdapat enam kunci dasar dari pembelajaran kontekstual, sebagai berikut: 1. Pembel Pembelajar ajaran an bermak bermakna; na; pemaha pemahaman man,, dan penala penalaran ran pribad pribadii sangat sangat terkait terkait dengan kepentingan siswa dalam mempelajari isi materi pelajaran. 2. Penerapan Penerapan pengetahua pengetahuan; n; adalah kemampuan kemampuan siswa untuk memahami memahami apa yang dipelajari dan diterapkan dalam tataran kehidupan dan fungsi dimasa sekarang atau dimasa yang akan datang. 3. Berfi Berfiki kirr ting tingka katt ting tinggi gi;; siswa siswa diwa diwajib jibka kan n untu untuk k mema memanf nfaa aatk tkan an berfi berfiki kir r kreatifnya dalam pengumpulan data, pemahaman suatu isu dan pemecahan suatu masalah. 4. Kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar; isi pembelajaran harus dikaitkan dengan standar lokal, provinsi, nasional, perkembangan IPTEK serta dunia kerja. 5. Respon Responsif sif terhad terhadap ap budaya budaya;; guru guru harus harus memaham memahamii dan mengha menghargai rgai nilai, nilai, kepercayaan, dan kebiasaan siswa, teman, pendidik dan masyarakat tempat ia



















Praktek pendidikan dewasa ini, masih didominasi oleh kelas yang berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, sehingga ceramah menjadi pilihan utama dalam menentukan menentukan strategi belajar dan sering mengabaikan mengabaikan potensi siswa. Untuk itu, diperlukan diperlukan suatau pendekatan pendekatan belajar yang memberdayakan memberdayakan siswa. Salah satu pendekatan yang memberdayakan siswa adalah pendekatan kontekstual (CTL) sebagaimana yang sudah diuraikan di atas. CTL CTL dike dikemb mban angk gkan an oleh oleh The The Wash Washin ingt gton on Stat Statee Conc Concor orti tium um for for Contextual Teaching and Learning , melibatkan 11 perguruan tinggi, 20 sekolah dan lembaga-lembaga yang bergerak dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Salah satu kegiatannya adalah melatih dan memberi kesempatan kepada guru-guru dari enam propinsi di Indonesia untuk belajar pendekatan kontekstual di Amerika Serikat, melalui Direktorat SLTP Depdiknas Pendekatan Pendekatan Kontekstual Kontekstual atau CTL CTL meru merupa paka kan n kons konsep ep bela belajar jar yang yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimili dimilikin kinya ya dengan dengan penerap penerapann annya ya dalam dalam kehidu kehidupan pan mereka mereka sebaga sebagaii anggot anggotaa keluarga dan masyarakat (US (US Departement Departement of Education Education 2001). Dalam konteks



















secara seksama. 3) Mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa yang selanjutnya memilih dan mengkaitkan dengan konsep atau teori yang akan dibaha dibahass dalam dalam pembel pembelajar ajaran an kontek kontekstu stual. al. 4) Meranc Merancang ang pengaj pengajaran aran dengan dengan mengka mengkaitk itkan an konsep konsep atau teori teori yang yang dipela dipelajari jari dengan dengan mempert mempertimb imbang angkan kan pengalaman yang dimiliki siswa dan lingkungan hidup mereka. 5) Melaksanakan penilaian terhadap pemahaman siswa, dimana hasilnya nanti dijadikan bahan refleksi terhadap rencana pemebelajaran dan pelaksanaannya. Dalam Dalam pengaja pengajaran ran kontek kontekstu stual al memung memungkin kinkan kan terjadi terjadiny nyaa lima lima bentuk bentuk belajar yang penting, yaitu mengaitkan (relating ), ) , meng mengala alami mi (experiencing ), ), mener enerap apka kan n

(applying ),

bekerjasama

(cooperating )

dan

mentransfer

(transferring ). ). 1) Meng Mengai aitk tkan an adal adalah ah stra strate tegi gi yang ang pali paling ng heba hebatt dan dan meru merupa paka kan n inti inti konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketika ia mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. s iswa. Dengan demikian, mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi baru. 2) Mengal Mengalami ami merupa merupakan kan inti inti belajar belajar kontek kontekstu stual al dimana dimana mengai mengaitka tkan n berarti berarti menghubu menghubungkan ngkan informasi informasi baru dengan dengan pengalaman pengalaman maupun maupun pengetahua pengetahuan n



















dalam berbagai konteks 3) Kegiatan belajar dipantau dan diarahkan agar siswa dapat belajar mandiri. 4) Mendorong siswa untuk belajar dengan temannya dalam kelompok atau secara mandiri. 5) Pelajaran menekankan pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda. 6) Menggunakan penilaian otentik Adapun Adapun menuru menurutt Depdik Depdiknas nas untuk untuk penerap penerapann annya ya,, pendek pendekatan atan kontek kontektua tuall (CTL) memiliki tujuah komponen utama, yaitu konstruktivisme (Constructivism ( Constructivism), ), menemu menemukan kan ( Inquiry), Inquiry), bert bertan any ya (Questioning ), ), masya masyaraka rakat-b t-belaj elajar ar ( Learning Learning Community), Community), pemo pemode delan lan (modeling ), ) , refl reflek eksi si (reflection), reflection), dan penilaian penilaian yang yang sebena sebenarny rnyaa ( Authentic). Authentic). Ketuju Ketujuh h kompon komponen en tersebu tersebutt dapat dapat dijelas dijelaskan kan sebaga sebagaii berikut: 1) Konstruktivisme (Constructivism (Constructivism)) Kontruktivisme merupakan landasan berpikir CTL, yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, mengingat pengetahuan tetapi merupakan suatu proses belajar mengajar dimana siswa sendiri aktif secara mental membangun membangun pengetahuan pengetahuannya, nya, dilandasi dilandasi oleh struktur struktur pengetahua pengetahuan n yang dimilikinya. 2) Menemukan ( Inquiry) Inquiry)



















memb memban angk gkit itka kan n lebi lebih h bany banyak ak lagi lagi pert pertan any yaan aan dari dari sisw siswa, a, 8) untu untuk k menyegarkan kembali pengetahuan siswa. 4) Masyarakat Belajar ( Learning Learning Community) Community) Konsep masyarakat belajar menyarankan hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerjasama dari orang lain. Hasil belajar diperolah dari ‘ sharing’ antar teman, antar kelompok, dan antar yang tau ke yang belum tau. Masyarakat belajar tejadi apabila ada komunikasi dua arah, dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar. 5) Pemodelan ( Modeling ) Pemodelan pada dasarnya membahasakan yang dipikirkan, mendemonstrasi bagaimana guru menginginkan siswanya untuk belajar dan malakukan apa yang ang guru guru ingi ingink nkan an agar agar sisw siswan any ya melak elakuk ukan an.. Dala Dalam m pemb pembel elaj ajar aran an kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa dan juga mendatangkan dari luar. 6) Refleksi ( Reflection) Reflection) Refleksi merupakan cara berpikir atau respon tentang apa yang baru dipelajari aau berpik berpikir ir kebela kebelakan kang g tentan tentang g apa yang yang sudah sudah dilaku dilakukan kan dimasa dimasa lalu. lalu. Realisasinya dalam pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa





















proses pembelajaran, kompetensi merujuk kepada perbuatan ( performance) performance) yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu dalam proses belajar. Kompete Kompetensi nsi merupa merupakan kan indika indikator tor yang yang menunj menunjuk uk kepada kepada perbua perbuatan tan yang yang dapat diamati, dan sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap serta tahapa-tahap pelaksanaannya secara utuh. Terdapat dua landasan teoretis yang mendasari pendidikan berdasarkan pendekatan kompetensi. a. Adany Adanyaa perges pergeseran eran dari dari pembel pembelajar ajaran an kelom kelompok pok kearah kearah pembela pembelajara jaran n indivi individua dual. l. Melalu Melaluii pembela pembelajara jaran n indivi individua duall peserta peserta didik didik diharap diharapkan kan dapat dapat belajar belajar sendir sendiri, i, tidak tidak bergan bergantun tung g pada pada orang orang lain. lain. Setiap Setiap peserta peserta didik didik dapat dapat belajar belajar dengan dengan cara dan berdas berdasark arkan an kemamp kemampuan uan masing masing--





















c. Dalam pembelajaran pembelajaran pelu diberikan diberikan waktu yang cukup, cukup, terutama terutama dalam penyelesaian tugas/praktek pembelajaran agar setiap peserta didik dapat mengerjakan tugas belajar dengan baik. Apabila waktu yang tersedia di sekolah tidak mencukupi, berilah kebebasan kepada peserta didik untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan di luar kelas. Adapun menurut Ashan dalam Mulyasa (2007:97) bahwa terdapat tiga hal yang yang

perl perlu u

dipe diperh rhat atik ikan an

dala dalam m

peng pengem emban banga gan n

pemb pembel elaja ajara ran n

deng dengan an

pendekatan kompetensi, yaitu menetapkan kompetensi yang ingin dicapai, mengembangkan strategi untuk mencapai kompetensi, dan evaluasi. 3. Pendekatan Lingkungan





















b. Sumber masyarakat yang meliputi setiap unsur atau fasilitas yang ada dalam suatu kelompok masyarakat. c. Ahli-ahli setempat yang meliputi tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki pengetahuan khusus dan berkaitan dengan kepentingan kepentingan pembelajaran. Pembelajaran berdasarkan pendekatan lingkungan dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut: a. Membawa peserta didik ke lingkungan untuk kepentingan pembelajaran. Hal Hal ini ini bisa bisa dilak dilakuk ukan an deng dengan an meto metode de-m -meto etode de kary karyawi awisat sata, a, meto metode de pemberian tugas, dan lain-lain





















a. Kemampuan bertanya b. Kemampuan melakukan pengamatan c. Kemampuan mengidentifikasi dan mengklasifikasikan hasil pengamatan d. Kemampuan menafsirkan hasil identifikasi dan klasifikasi e. Kemampuan menggunakan alat dan bahan untuk memperoleh pengalamana secara langsung. f. Kemampuan merencanakan suatu kegiatan penelitian g. Kemampuan menggunakan dan menerapkan konsep yang sudah dikuasai





















dan makro. Seperti kedokteran, ekonomi, politik dan hukum. Oleh karena itu, pedagogik pedagogik (dan telaah pendidikan pendidikan mikro) serta pedagogik pedagogik praktis dan andragogi (telaah pendidikan makro) bukanlah filsafat pendidikan yang terbatas menggunakan atau menerapkan telaah aliran filsafat normative yang yang bersu bersumb mber er dari dari filsa filsafa fatt tert terten entu tu.. Yang Yang lebih lebih dipe diperlu rluka kan n iala ialah h penerapan metode filsafah yang radikal dalam menelaah hakikat peserta didik sebagai manusia seutuhnya. Implikasinya jelas bahwa batang tubuh (body ( body of knowledge knowledge)) ilmu pendidikan haruslah sekurang-kurangnya sekurang-kurangnya secara mikro mencakup: •

Relasi sesama manusia sebagai pendidik dengan terdidik ( person person to person relationship) relationship)

•

Pentingnya ilmu pendidikan mempergunakan metode fenomenologi























seseora seseorang ng atau atau kelomp kelompok ok orang orang dalam dalam usaha usaha mendew mendewasak asakan an manusi manusiaa melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik. Adapun Djahiri (1980:3) mengungkapkan bahwa pendidikan merupakan upay upayaa yang yang tero terorg rgan anisi isir, r, beren berenca cana na dan dan berl berlan angs gsun ung g kont kontin inu u (teru (teruss menerus sepanjang hayat) ke arah membina manusia/anak didik menjadi insan paripurna, dewasa dan berbudaya (civilized).























Media pelajaran atau alat bantu, (4) Sumber sub 1-2-3, (5) Pola Evaluasi atau penilaian perolehan belajar. Secara prosedural, pembelajaran adalah proses interaksi/interadiasi antara kegiatan belajar siswa (KBS) dengan kegiat kegiatan an mengaja mengajarr guru guru (KMG) (KMG) serta serta dengan dengan lingku lingkunga ngan n belajar belajarny nyaa (learning environment ). ).























1) Pengetahuan; Pengetahuan merupakan pengingatan bahan-bahan yang telah dipelajari, mulai dari fakta sampai ke teori yang menyangkut informasi yang bermanfaat. 2) Pemaha Pemahaman man;Pe ;Pemah mahaman aman adalah adalah abilit abilitet et untuk untuk mengu menguasai asai penger pengertia tian. n. Pemahaman tampak pada alih bahan dari satu bentuk ke bentuk lainnya, penafsiran, dan memperkirakan.























4) Organisasi (organization (organization), ), yaitu suatu konseptualisasi tentang suatu nilai dan suatu organisasi dari suatu sistem nilai. 5) Karakterisasi dengan suatu kompleks nilai, yaitu suatu formasi mengenai perangkat umum, suatu manifestasi dari kompleks nilai. c. Matra Psikomotor























implem implement entasi asi pembela pembelajara jaran. n. Bahan Bahan ajar ajar adalah adalah segala segala bentuk bentuk bahan bahan yang yang digunakan digunakan untuk untuk membantu membantu guru/ instruktor dalam melaksanaka melaksanakan n kegiatan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun maupun bahan bahan tidak tidak tertuli tertulis. s. (Natio (National nal Center Center for Vocati Vocation onal al Educat Education ion Research Ltd/National Center for Competency Based Training). Training).



























































































































































































































































































































































































































































































































1. Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi

Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota, provinsi) dengan menggunakan skala sederhana Mendeskripsikan kenampakan alam di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi serta hubungannya hubungannya dengan keragaman sosial dan budaya Menunjukkan jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatannya untuk kegiatan ekonomi di lingkungan setempat Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi) Menghargai berbagai peninggalan sejarah di lingkungan setempat (kabupaten/kota, provinsi) dan menjaga kelestariannya Meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokohtokoh di lingkungannya lingkungannya

Kelas IV, Semester 2 Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

2. Mengenal sumber daya 2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan alam, kegiatan ekonomi, dengan sumber daya alam dan potensi lain di dan kemajuan teknologi daerahnya di lingkungan 2.2 Mengenal pentingnya koperasi dalam kabupaten/kota dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat provinsi 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya 2.4 Mengenal permasalahan sosial di daerahnya Kelas V, Semester 1 Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar















1. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia

1.1 Mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang berskala nasional dari masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia 1.2 Menceriterakan tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia 1.3 Mengenal keragaman kenampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu di Indonesia dengan menggunakan peta/atlas/globe dan media lainnya 1.4 Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia 1.5 Mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia

Kelas V, Semester 2 Standar Kompetensi

2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia

Kompetensi Dasar

2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang 2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia 2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan 2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan

Kelas VI, Semester 1 Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

1. Memahami 1.1 Mendeskripsikan perkembangan sistem perkembangan wilayah administrasi wilayah Indonesia Indonesia, kenampakan 1.2 Membandingkan kenampakan alam dan keadaan alam dan keadaan sosial sosial negara-negara tetangga negara-negara di Asia Tenggara, serta benua- 1.3 Mengidentifikasi benua-benua benua















Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

2. Memahami gejala alam 2.1 Mendeskripsikan gejala (peristiwa) alam yang yang terjadi di Indonesia terjadi di Indonesia dan negara tetangga dan sekitarnya 2.2 Mengenal cara-cara menghadapi bencana alam

3. Memahami peranan bangsa Indonesia di era global

3.1 Menjelaskan peranan Indonesia pada era global dan dampak positif serta negatifnya terhadap kehidupan bangsa Indonesia 3.2 Mengenal manfaat ekspor dan impor di Indonesia sebagai kegiatan ekonomi antar bangsa

E. Arah Pengembangan

Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk meng mengem emba bang ngka kan n mater materii poko pokok, k, kegi kegiat atan an pemb pembela elajar jaran an,, dan dan indi indika kato tor r pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian.

Strategi Pembelajaran Ips

Recommend Documents