POKOK BAHASAN PERTAMA PENDAHU LUAN
A. URAIAN
1. Pengertian Sebelum mempelajari secara mendalam, tentang model-model pembelajaran IPS, sangat penting untuk mengetahui pengertian-pengertian berikut ini: a. Pengertian belajar. adalah suatu kegiatan, di mana seseorang membuat atau menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Belajar merupakan proses kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik/anak didik secara sadar dan sengaja, setelah belajar terdapat perubahan tingkah laku yang berarti pada dirinya b. Pengertian mengajar adalah suatu kegiatan agar proses belajar seseorang atau sekelompok orang dapat terjadi. Mengajar merupakan aktivitas pendidik/guru yang mengakibatkan anak didik untuk belajar, meliputi: memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan sehingga terjadi proses belajar. c. Pengertian pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar yaitu setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu pengetahuan, keterampilan, sikap atau nilai yang baru. Pembelajaran merupakan komponen yang tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan kurikulum. Usaha perbaikan pendidikan senantiasa terfokus pada silih pergantian kurikulum, pada hal jika kurikulum menjawab pertanyaan what to teach, teach, pembelajaran menjawab pertanyaan how to teach. teach. Perbaikan kurikulum melahirkan materi ajar yang lebih baik, perbaikan pembelajaran melahirkan cara belajar dan mengajar yang lebih baik. Pembelajaran merupakan kegiatan untuk menjawab pertanyaan bagaimana agar peserta didik mau dan mampu belajar. Untuk itu terdapat tiga komponen utama yang saling berinteraksi yaitu: guru yang mengajar, peserta didik (anak didik) yang belajar, dan kurikulum (materi) yang diajarkan/dipelajari. Jadi, pembelajaran merupakan interaksi pendidik dengan peserta didik melalui suatu rancangan kegiatan yang sistematis untuk menghasilkan luaran yang berkualitas. d. Pengertian model pembelajaran. Model adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Jadi, model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan pengajaran bagi para guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran. Syarifuddin Sagala (2005:175) model dapat dipahami sebagai: (1) suatu tipe atau desain, (2) suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses visualisasi sesuatu yang tidak dapat dengan langsung diamati, (3) suatu sistem asumsi-asumsi, data-data, dan inferensi-inferensi yang dipakai untuk menggambarkan secara matematis suatu obyek atau peristiwa, (4) suatu desain yang disederhanakan dari suatu sistem kerja, suatu terjemahan realitas yang disederhanakan, (5) suatu deskripsi dari suatu sistem yang dimungkinkan atau imajiner, dan (6) penyajian yang diperkecil agar dapat menjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk aslinya. e. Pengertian Ilmu pengetahuan sosial (IPS) , yaitu terjemahan dari social studies di studies di dunia pendidikan dasar dan menengah di Amerika Serikat. Edgar B. Wesley (1952:9) mengartikan “those portions or aspects of social sciences that have been selected and adapted for use in the school or in other instructional situation ”. Dikatakannya pula bahwa “the social studies are social sciences sumplified for f or paedagogical purpose”. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
73
John Jarolimek, (1971:4) mengatakan “the social studies have been defined as those portion of the social sciences selected for instructional purpose” purpose”.. Kemudian disebut pula bahwa ilmuilmu sosial yang mendukung social studies, studies, adalah history, sosiology, political science, Social psychologi, philosophy, philosophy, antroplogy antroplogy and economic. economic. Diana Nomida Musnir dan Maas DP (1998) mendeskripsikan hakikat Pendidikan IPS adalah berbagai konsep dan prinsip yang terdapat dalam ilmu-ilmu sosial, misalnya tentang kependudukan, kriminalitas, tentang korupsi dan kolusi dan sebagainya yang dikemas untuk kepentingan pendidikan dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan diberbagai jenjang pendidikan. Berbagai realitas tersebut dijelaskan melalui pendekatan multi dimensi arah dalam melakukan berbagai prinsip dan generalisasi yang terdapat dalam ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, sosiologi, antropologi, psikologi sosial, geografi dan ilmu politik Nu’man Somantri , , (2001) menegaskan bahwa program pendidikan IPS merupakan perpaduan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora termasuk didalamnya agama, filsafat, dan pendidikan. Bahkan IPS juga dapat mengambil aspek-aspek tertentu dan ilmu-ilmu kealaman dan teknologi. Dengan pengertian di atas berarti IPS adalah terjemahan dari “ Social Studies” dari Amerika Serikat yang dipolakan dipolakan untuk untuk kebutuhan kebutuhan pembelajaran pembelajaran di persekolahan. persekolahan. IPS adalah ilmu pengetahuan tentang manusia dalam lingkungan hidupnya, yaitu mempelajari kegiatan hidup manusia dalam kelompok yang disebut masyarakat dengan menggunakan berbagai disiplin ilmu sosial (social (social sciences), sciences), sepertinya: sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, psikologi sosial, dan sebagainya, juga dengan humaniora dan ilmu i lmu kealaman. 2. Masalah-masalah Masalah-masalah Pembelajaran Pembelajaran Upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan dengan melakukan perubahan kurikulum, baik struktur maupun prosedur perumusannya dan akan lebih bermakna bila diikuti oleh perubahan praktik pembelajaran yang mendukung keberhasilan implementasi kurikulum tersebut. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran peserta didik baik secara eksternal maupun internal diidentifikasikan sebagai berikut. Faktor-faktor eksternal mencakup dosen/guru, materi, pola interaksi, media dan teknologi, situasi belajar dan sistem. Masih ada guru/dosen yang kurang menguasai materi pelajaran dan dalam mengevaluasi peserta didik menuntut jawaban yang persis seperti yang ia jelaskan; dengan kata lain, peserta didik tidak diberi peluang untuk berpikir kreatif, identik dengan burung beo. Dosen/guru juga mempunyai keterbatasan dalam mengakses informasi baru yang memungkinkan ia mengetahui perkembangan terakhir di bidangnya (state ( state of the art) art ) dan kemungkinan perkembangan yang lebih jauh dari yang sudah ada dicapai sekarang ( frontier ( frontier of knowledge). knowledge). Sementara itu materi pelajaran dipandang oleh peserta didik terlalu teoritis, kurang memberi contoh-contoh yang kontekstual. Metode penyampaian bersifat menoton, kurang memanfaatkan berbagai media secara optimal. Dosen/guru yang demikian ini, menganggap pembelajaran hanya tugas transfer pengetahuan kepada peserta didik, sehingga yang dianggap terpenting asal memiliki buku teks untuk itu sudah bisa mengajar. Paradigma yang demikian mendangkalkan pengertian pembelajaran yang perlu diubah
sebagai “tanggung jawab” dalam upaya “penguasaan” dan “pengembangan” kemampuan peserta didik kearah perubahan yang lebih baik sesuai tujuan instruksionalnya. Faktor-faktor yang bersifat internal, dari peserta didik itu sendiri, mencakup motivasi, kemampuan awal, kemampuan belajar mandiri penguasaan bahasa dan kesenjangan belajar (learning (learning gap). gap). Motivasi yang rendah ditandai dengan cepatnya mereka merasa bosan, berekspektasi instan (quick ( quick yielding) yielding) sukar berkonsentrasi, tidak dapat mengatur waktu, dan malas mengerjakan pekerjaan rumah. Kemampuan awal yang lemah Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
74
ditandai dengan sulitnya mereka mencerna pelajaran (termasuk sulit memahami buku teks), sulit memahami tugas-tugas, dan tidak menguasai strategi belajar. Kesenjangan belajar yang cukup besar terjadi antara: a) hafalan dengan pemahaman, b) pemahaman dengan kompetensi, c) kompetensi dengan kemampuan untuk melakukan, d) kemampuan untuk melakukan dengan benar-benar melakukan, dan e) benar-benar melakukan dengan menghasilkan perubahan secara terus-menerus. 3. Pentingnya Kualitas Kualitas Pembelajaran Pembelajaran Direktorat Ketenagaan Dikti-Diknas (2007:5) mengemukakan bahwa Konsep kualitas pendidikan mengandung atribut pokok, yaitu relevan dengan kebutuhan masyarakat dan pengguna lulusan, memiliki suasana akademik (academic-atmosphere ( academic-atmosphere ) dalam menyelenggarakan program studi, serta efisiensi program secara selektif berdasarkan kelayakan dan kecukupan. Dimensi-dimensi tersebut mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat strategi untuk merancang dan mengembangkan usaha penyelenggaraan pendidikan yang berorientasi kualitas pada masa yang akan datang. Kualitas perlu diperlakukan sebagai dimensi kriteria yang berfungsi sebagai tolok ukur dalam kegiatan pengembangan profesi, baik yang berkaitan dengan usaha penyelenggaraan lembaga pendidikan maupun kegiatan pembelajaran di kelas. Hal ini diperlukan karena beberapa alasan berikut. a. Lembaga pendidikan akan berkembang secara konsisten dan mampu bersaing di era informasi dan globalisasi dengan meletakan aspek kualitas secara sadar dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran. b. Kualitas perlu diperhatikan dan dikaji secara terus menerus, karena substansi kualitas pada dasarnya terus berkembang secara interaktif dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dan perkembangan teknologi c. Aspek kualitas perlu mendapat perhatian karena terkait bukan saja pada kegiatan sivitas akademika dalam lingkungan kampus, tetapi juga pengguna lain di luar kampus sebagai “stake“stake -holders”. d. Suatu bangsa akan mampu bersaing dalam percaturan internasional jika bangsa tersebut memiliki keunggulan ((excelence b angsa-bangsa lain. excelence)) yang diakui oleh bangsa-bangsa e. Kesejahteraan masyarakat dan/atau bangsa akan terwujud jika pendidikan dibangun atas dasar keadilan sebagai bentuk tanggung jawab sosial masyarakat bangsa yang bersangkutan 4. Indikator kualitas kualitas pembelajaran pembelajaran Direktorat Ketenagaan Dirjen Dikti (2007:6) merumuskan indikator kualitas pembelajaran dapat dilihat dari berbagai aspek, antra lain: perilaku pembelajaran oleh pendidik (dosen/guru), perilaku dan dampak belajar peserta didik, iklim belajar; materi, media, dan sistem pembelajaran yang berkualitas. Masing-masing aspek tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Perilaku pembelajaran pendidik pendidik (guru), dapat dilihat dari kinerjanya sebagai sebagai berikut: 1) membangun persepsi dan sikap positif peserta didik 2) menguasai substansi keilmuan dari materi yang diajarkan 3) memberikan layanan pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan peserta didik 4) menguasai pengelolaan pembelajaran yang mendidik 5) mengembangkan kepribadian dan keprofesionalan sebagai kemampuan yang mandiri
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
75
b. Perilaku dan dampak belajar peserta didik, dapat dilihat dari kompetensinya sebagai berikut: 1) Memiliki persepsi dan sikap positif terhadap belajar, termasuk di dalamnya persepsi dan sikap terhadap mata pelajaran, guru, media, dan fasilitas belajar serta iklim belajar 2) Mau dan mampu mendapatkan dan mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan serta membangun sikapnya 3) Mau dan mampu memperluas serta memperdalam pengetahuan dan keterampilan serta memantapkan sikapnya c. Iklim pembelajaran mencakup: 1) Suasana kelas yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kegiatan pembelajaran yang menarik, menantang, menyenangkan dan bermakna bagi pembentukan profesionalitas kependidikan 2) Perwujudan nilai dan semanagat ketauladanan, prakarsa, dan kreatifitas pendidik 3) Suasana sekolah dan tempat praktek lainnya yang kondusif bagi tumbuhnya penghargaan peserta didik dan pendidik terhadap kinerjanya d. Materi pembelajaran yang berkualitas yang dapat dilihat dari: 1) Kesesuaiannya dengan tujuan dan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik 2) Ada keseimbangan antara keluasan dan kedalaman materi dengan waktu yang tersedia 3) Materi pembelajaran sistematis dan kontekstual 4) Dapat mengakomodasikan partisipasi aktif peserta didik dalam belajar semaksimal mungkin 5) Dapat menarik manfaat yang optimal dari perkembangan dan kemajuan bidang ilmu, teknologi, dan seni 6) Materi pembelajaran memenuhi kriteria filosofis, profesional, psikopedagogis, dan praktis e. Kualitas media pembelajaran, yaitu: 1) dapat menciptakan pengalaman belajar yang bermakna 2) Mampu memfasilitasi proses interaksi antara peserta didik dan pendidik, sesama peserta didik, serta peserta didik dengan ahli bidang ilmu il mu yang relevan 3) Media pembelajaran dapat memperkaya pengalaman belajar peserta didik 4) Melalui media pembelajaran, mampu mengubah suasana belajar dari peserta didik pasif dan pendidik sebagai sumber ilmu satu-satunya, menjadi peserta didik yang aktif berdiskusi dan mencari informasi melalui berbagai sumber belajar yang ada. f. Sistem pembelajaran disekolah mampu menunjukkann menunjukkann kualitasnya apabila: 1) Sekolah dapat menonjol ciri khas keunggulannya 2) Memiliki perencanaan yang matang dalam bentuk rencana strategis dan rencana operasional sekolah, agar semua upaya dapat sinergis oleh seluruh komponen sistem pendidikan dalam wadah sekolah 3) Ada semangat perubahan yang dicanangkan dalam visi dan misi sekolah yang mampu membangkitkan upaya kreatif dan inovatif dari semua sivitas akademika melalui berbagai aktivitas pengembangan 4) Dalam rangka menjaga keselarasan antar komponen sistem pendidikan di sekolah, pengendalian dan penjaminan mutu perlu menjadi salah satu mekanismenya
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
76
5. Strategi mencapai Kualitas Untuk mencapai kualitas pembelajaran dapat dikembangkan antara lain menggunakan strategi sebagai berikut: a. Di tingkat kelembagaan 1) mengembangkan berbagai fasilitas kelembagaan dalam membangun sikap, semangat, dan budaya perubahan yang terkait dengan kinerja perofesional dosen/guru 2) Meningkatkan kemampuan pembelajaran para dosen/guru melalui berbagai kegiatan profesional secara periodik dan berkelanjutan. 3) Peningkatan kualitas LPTK sebagai penjamin mutu lulusan calon guru yang profesional b. Dari pihak individu dosen/guru d osen/guru.. 1) memiliki kesadaran atas tugasnya yang mulia, sehingga dalam melakukan tugas pembelajarannya merupakan panggilan hati nurani, bukan keterpaksaan. 2) melakukan perbaikan pembelajaran secara terus menerus berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas atau catatan pengalaman kelas dan/atau catatan perbaikan 3) mencoba menerapkan berbagai model pembelajaran yang relevan untuk pembelajaran baik teori tatap muka maupun praktikum. praktikum. 4) berupaya membangun sikap positif terhadap belajar, yang bermuara pada peningkatan kualitas proses dan hasil belajar peserta didik. c. Dilihat dari kegiatan belajar mengajar (pembelajaran) 1) pembelajaran yang Menyenangkan 2) menantang 3) mendorong aktivitas untuk bereksplorasi 4) mengembangkan keterampilan berpikir 5) memberi kesempatan untuk berhasil 6) memberi umpan balik dan koreksi
B. PELATIHAN
1. Tugas Individu Setelah mempelajari bahan tersebut di atas (materi bagian pertama), jawablah pertanyaan-pertanyaan pertanyaan-pertanyaan berikut ini: a. Ada apa dengan pembelajaran? Jawaban:
Yang menjadi masalah pembelajaran: ………………………………………… ………………………………………………… ……… …………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………. b. Pentingkah kualitas pembelajaran? Jawaban: Konsep kualitas pembelajaran: 1) 2) 3) 4)
…………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………….. ……………………………………………… …………………………………………………………………...... ………………….............................. ........................ ……………………………………………………………………………………..
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
77
c. Kemukakan yang menjadi indikator kualitas pembelajaran! Jawaban: Indikator kualitas pembelajaran: .......................................................................................................... ........................................................ ........................ 1) .......................................................................... .......................................................................................................... ........................................................ ........................ 2) .......................................................................... 3) .......................................................................... .......................................................................................................... ....................................................... ....................... .......................................................................................................... ....................................................... ....................... 4) .......................................................................... d. Deskripsikan strategi pencapaian kualitas! Jawaban: Strategi pencapaian kualitas: Di tingkat institusi i nstitusi (sekolah dan LPTK): ....................................................................... ....................................................................... ................................................................... ................................................................................................... ................................................................... ................................... ................................................................... ................................................................................................... ................................................................... ................................... ................................................................... ................................................................................................... ................................................................... ................................... Dari pihak individu dosen/guru: .................................................................................. .................................................................................. ........................................................................ .......................................................................................................... ............................................................... ............................. ........................................................................ .......................................................................................................... ............................................................... ............................. ........................................................................ .......................................................................................................... .............................................................. ............................ 2. Tugas Kelompok Bagi yang menginginkan tugas kelompok, diskusikan 3 - 6 orang mengenai masalahmasalah pembelajaran dan pentingnya kualitas pembelajaran, dan laporkan hasilnya pada instruktur/petatar!
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
78
POKOK BAHASAN KEDUA BERBAGAI MODEL DALAM PEMBELAJARAN IPS
A. URAIAN
1. Arti dan Berbagai Berbagai Model Pembelajaran Pembelajaran
Pada Bab I sudah dikemukakan bahwa “model pembelajaran” adalah kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan pengajaran bagi para guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajarannya. Komaruddin, (2000:152) memahami model dalam pembelajaran sebagai: a. suatu tipe atau desain b. suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses visualisasi sesuatu yang tidak dapat dengan langsung diamati, c. suatu sistem asumsi-asumsi, data-data, dan inferensi-inferensi yang dipakai untuk menggambarkan secara matematis suatu obyek atau peristiwa; d. suatu desain yang disederhanakan dari suatu sistem kerja, suatu terjemahan realitas yang disederhanakan; e. suatu deskripsi dari suatu sistem yang mungkin atau imajiner; dan f. penyajian yang diperkecil agar dapat menjelaskan menjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk aslinya Jadi model pembelajaran dapat dipahami sebagai sesuatu yang tidak terjadi secara kebetulan, melainkan didesain sedemikian rupa agar pelaksanaan proses pembelajaran terstruktur, sistematis, dan mampu meningkatkan partisipasi aktif peserta didik sesuai dengan situasi dan kebutuhan, serta tujuan tertentu. Sebagai desain pelaksanaan proses pembelajaran, model pembelajaran meskenariokan strategi dan metode pembelajaran sesuai pendekatan yang digunakan. Penggunaan strategi, media dan pendekatan yang digunakan untuk pembelajaran akan memberi label dari model pembelajaran tersebut. Berkenaan dengan model pembelajaran ini, masing-masing ahli ada perbedaan pendapat, berbeda penekanannya, maka model pembelajarannya juga mengalami perbedaan. Walaupun nampak juga persamaan-persamaan dalam model mereka. Beberapa model yang ditawarkan oleh para ahli, misalnya model desain sistem instruksional dari Banathy yang mengandung enam unsur yaitu: 1) perumusan tujuan, 2) mengembangkan tes, 3) menganalisis kegiatan belajar mengajar, 4) menyusun pola system, 5) melasksanakan test output, dan output, dan 6) merubah untuk memperbaiki. Model disain pembelajaran dari vermon S. Gerlach, Donal F. Ely yang mengandung sepuluh unsur, yaitu: 1) pengkhususan tujuan pengajaran, 2) menyeleksi isi pelajaran, 3) mengakses kemampuan dasar murid, 4) strategi yang akan dilaksanakan, 5) mengorganisasikan murid ke dalam kelompok-kelompok, 6) alokasi waktu, 7) alokasi unit tempat-tempat belajar, 8) menyeleksi sumber-sumber belajar yang tepat, 9) mengevaluasi penampilan guru dan siswa dan , 1) suatu analisis bahan umpan balik oleh guru dan murid. Masih banyak model desain sistem instruksional dari ahli sepertinya: Model Kaufman, Model Jerrald E. Kempt, Model Malcoln Skilbeck, Model Hilda Taba, dan Model PPSI yang diperkenalkan pada kurikulum 1975/1976 dan masih berlaku dalam kurikulum 1984. Model PPSI ini, dengan prosedur pengembangan seperti gambar: 2.1 Selain itu, masih banyak model pembelajaran dengan pengutamaan tertentu, misalnya: Model pembelajaran behavioral yang terdiri dari model belajar tuntas (masteri (masteri learning), learning), belajar kontrol diri sendiri, dan simulasi; Model pembelajaran alam sekitar, Model pemrosesan informasi, Model pembelajaran sekolah kerja, model pembelajaran pemecahan masalah sosial, model pengembangan kepribadian individu, dan model pembelajaran Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
79
Portofolio. Namun yang diuraikan di sini adalah model pembelajaran yang bersifat inovatif dan partisipatif, yang dapat diterapkan pada bidang studi IPS, sepertinya: model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL), CTL), model pembelajaran berdasarkan masalah sosial atau problem atau problem based ), model pembelajaran kreatif dan produktif, based instruction ( instruction (PBI PBI ), model pembelajaran tematik, model pembelajaran kooperatif, dan Model pembelajaran IPS. Langkah
I
Lan Lan kah kah
PERUMUSAN TUJUAN INSTRUKSIONAL - Merumuskan TIK berdasarkan TIU, pokok bahasan/sub pokok bahasan (GBPP) (GBPP) - TIK harus bersifat operasional, spesifik tunggal tingkah laku yang merupakan hasil belajar da at diuk iukur
Langkah
II
-
MERENCANAKAN PROGRAM KEGIATAN
- Menyusun item-item test dari TIK - Bentuk items harus sesuai dengan tingkah laku yang dilukiskan dalam TIK: ob ectiv ectivee test, test, ess essa a test, test,
III
MEMILIH MATERI Sesuai dengan tujuan Sesuai dengan pokok bahasan (GBPP) Sesuai dengan kegiatan Sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia
Langkah V
MENGEMBANGKAN ALAT EVALUASI
Langkah
IV
- Menetapkan metode - Merumuskan langkah-langkah kegiatan B-M - Menetapkan alat, media, dan sumber bahan - Menetapkan alokasi waktu pelaksanaannya pelaksanaannya
Langkah VI
MENETAPKAN MENETAPKAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN PROGRAM BELAJAR MENGAJAR -
- Menetapkan Jenis kegiatan atau B-M yang perlu ditempuh; yang tidak perlu ditempuh
Mengadakan pra-test Menyampaikan materi pelajaran Mengadakan post test Balikan (perbaikan pelajaran)
Umpan
Gambar: 2.1 Prosedur Pengembangan System Instruksional (Model PPSI)
2. Model Pembelajaran Pembelajaran CTL Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasimtarget penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat dalam jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan masalah dalam kehidupan jangka jangka panjang. Pembelajaran Pembelajaran CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan mengaitkan antara materi yang diajarkannya diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Syaiful Sagala (2005:87) dan Masnur Muslich (2007:41) “Pembe lajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) Learning ) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
80
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Jadi, landasan filosofis CTL adalah konstruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, tetapi merekonstruksikan atau membangun pengetahuan dan keterampilan baru lewat fakta-fakta atau proposisi yang mereka alami dalam kehidupannya. kehidupannya. Banyak padanan istilah yang visi dan misinya hampir sama dengan CTL, yaitu: experiencial learning real world education active learning learner centered instruction learning-in-context Untuk memahami memahami secara mendalam, kata-kata kunci (keywords (keywords)) yang dapat dipakai sebagai pengingat bagi guru ketika melaksanakan pembelajaran berbasis CTL, yaitu: a. Belajar pada hakikatnya real world learning b. Mengutamakan pengalaman nyata c. Berpikir tingkat tinggi d. Berpusat pada siswa e. Siswa aktif, kritis, dan kreatif f. Pengetahuan bermakna dalam kehidupan g. Dekat dengan kehidupan nyata h. Perubahan tingkah laku i. Siswa praktek bukan menghafal j. Learning bukan teaching k. Pendidikan (education) Pendidikan (education) bukan pengajaran (instruction (instruction)) l. Pembentukan manusia m. Memecahkan masalah John A. Zahorik dalam Masnur Muslich (2007:52) mengemukakan ada lima elemen yang harus diperhatikan dalam pembelajaran CTL, yaitu: a. Pengaktifan pengetahuan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge), knowledge), b. Pemerolehan pengetahuan baru (acquiring (acquiring knowledge) knowledge) dengan cara mempelajari secara keseluruhan dulu, kemudian kemudian memerhatikan detailnya c. Pemahaman pengetahuan (understanding (understanding knowledge), knowledge), yaitu dengan cara menyusun: 1) konsep sementara, (hipotesis), 2) melakukan sharing sharing kepada orang lain agar mendapat tanggapan (validasi), dan atas dasar tanggapan itu 3) konsep konsep tersebut tersebut direvisi dan dikembangkan d. Mempraktikkan pengetahuan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying (applying knowledge) knowledge) e. Melakukan refleksi (reflecting (reflecting knowledge) knowledge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan tersebut. Di dalam melakukan pembelajaran CTL dengan melibatkan tujuh komponen utama, yaitu: a. Konstruktivisme (Constructivism (Constructivism)) b. Bertanya (Questioning (Questioning)) c. Menemukan (Inquiry (Inquiry)) d. Masyarakat belajar (Learning (Learning Community) Community) e. Pemodelan ( Modeling) Modeling) f. Refleksi (Reflection (Reflection)) g. Penilaian sebenarnya ( Authentic Authentic Assessment Assessment))
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
81
Prosedur, strategi, dan metode yang digunakan dalam dalam pembelajaran CTL secara konstruktivisme, dideskripsikan secara visualisasi seperti gambar 2.2, 2.3, dan 2.4
Penggalian ide
Orientasi
Restrukturisasi ide Klarifiasi dan pertukaran
Ekspose pada situasi konflik
Membandingkan dengan ide sebelumnya
Konstruksi ide baru
Reviu perubahan ide
Aplikasi ide
Evaluasi
Driver dalam Fraser dan Walberg, 1995
Gambar 2. 2 Prosedur Pembelajaran Model Konstruktivisme (Direktorat ketenagaan Ditjen-Dikti, 2007:45)
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
82
Tatap Muka Pemb. Pendahuluan: Klasikal
Orientasi
Penggalian ide
Non Tatap Muka
Pemb. Inti: Klasikal
Restrukturisasi Ide: Klarifikasi dan pertukaran ide; Ekspose pada situasi konflik; Konstruksi ide baru; Evaluasi Tugas Terstruktur: Kel, Individual,, Tutorial Individual
Pemb. Inti: Kel,
Restrukturisasi Ide Aplikasi ide
Individual
Restrukturisasi Ide: Klarifikasi dan pertukaran ide; Ekspose pada situasi konflik; Konstruksi ide baru; Evaluasi
Tugas Mandiri: Kel. Individual,, Individual
8 / /1 14 / /2 2010 Penutup: Pemb.
•
Restrukturisasi Ide Aplikasi ide ide
Klasikal
Review perubahan ide
Gambar 2.3 Strategi yang digunakan dalam Pembelajaran Konstruktivisme (Direktorat ketenagaan Ditjen-Dikti, 2007:48)
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
83
Tatap Muka Pemb. Pendahuluan: Klasikal
Pemb. kelompok besar
Demonstrasi, diskusi kelas
Non Tatap Muka
Pemb. Inti: Klasikal
Pemb. kelompok besar
Demonstrasi, diskusi kelas
Tugas Terstruktur: Kelompok, Individual
Penugasan
Tutorial, responsi
Pemb. Inti: Kel, Individual
“Sindikat”
Pemb. kelompok kecil
Triad
Praktikum
Seminar
Penugasan
Tugas Mandiri: Kelompok, Individual
• Browsing internet
Proyek, praktikum
Pemb. Penutup: Klasikal
•
Pembelajaran kelompok besar
Gambar 2.4 Metode yang dipakai dalam Pembelajaran Konstruktivisme (Direktorat ketenagaan Ditjen-Dikti, 2007:49)
3. Model Pembelajaran Pembelajaran Keterampilan Keterampilan Pemecahan Masalah Sosial
Dalam kehidupan bermasyarakat individu merupakan ”aktor sosial”. Salah satu kemampuan yang dituntut untuk menjadi seorang aktor sosial yang baik adalah mengambil putusan secara nalar atau well informed and reasoned decision making making (Banks dalam Direktorat ketenagaan Ditjen Dikti, 2007:121). Kemampuan tersebut akan tercermin melalui proses pembelajaran yang memungkinkan individu terlibat dalam berbagai bentuk kegiatan pemecahan masalah sosial baik secara individu maupun kelompok. Karena itu kemampuan pemecahan masalah sosial diperlukan. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
84
a. b. c. d. a. b. c. d. a. b. c. d. e.
manusia sebagai mahluk sosial (homo ( homo sapiens) sapiens) kecerdasan berkembang secara individual dalam konteks sosial budaya rasa ingin tahu (curiousity) sebagai bagian dari proses kecerdasan kemampuan memecahkan masalah merupakan sarana berpikir kritis-reflektif Selanjutnya, pembelajaran keterampilan pemecahan masalah sosial ini diperlukan: kebutuhan individu sebagai akator sosial kemampuan membuat putusan sebagai atribut personal aktor sosial partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan publik sebagai bentuk kontribusi aktor sosial terhadap masyarakat demokratis, cerdas dan bertanggungjawab sebagai watak aktor sosial Adapun sarana pengembangan kemampuan pemecahan sosial, yaitu: akses terhadap media massa studi pustaka berdialog dengan nara sumber pertemuan sosial, dan partisipasi sosial
Materi
a. b. c. d.
Materi pokok yang cocok untuk dijadikan fokus pembelajaran model, adalah: Masalah-masalah sosial, politik, yuridis, yuridis, ideologis, dan lain-lain yang ada dalam masyarakat sekitar. Strategi komunikasi untuk mempengaruhi pejabat terkait Pemecaham masalah yang mencerminkan konsep dan prinsip demokratis Hubungan fungsional masalah dengan kebijakan publik
Strategi Pembelajaran Model pembelajaran ini menerapkan pendekatan fungsional ( functional approach approach)) atau pendekatan berbasis masalah ( problem problem based approach) approach) dengan strategi instruksional yang digunakan pada dasarnya bertolak dari esensi strategi inquiry, discovery, problem solving, dan solving, dan research-oriented yang dikemas dalam model ” proyect” dengan menggunakan multi metode dan aneka media dan sumber. Sebagai multi metode, pembelajaran dilakukan secara kombinasi: presntasi dosen, diskusi umum, diskusi kelompok, survei lapangan, studi kepustakaan, workshop, dan simulasi dengar pendapat (simulated-shearing). Sebagai aneka media dan sumber seperti: media cetakan, media terekam, media tersiar, dan nara sumber (pakar, praktisi, manusia kunci, pelaku sejarah) Untuk kepentingan perekaman proses belajar dan pengemasan hasil belajar dikembangkan portofolio pembelajaran secara terpadu atau pengalaman belajar yang terpadu dialami oleh siswa dalam melakanakan tugas-tugas beelajarnya. Dalam hal ini ditetapkan langkah-langkah a. mengidentifikasi masalah kebijakan publik dalam masyarakat b. memilih suatu masalah untuk dikaji oleh kelas c. mengumpulkan informasi informasi yang terkait pada masalah itu d. mengembangkan fortofolio kelas e. menyajikan portofolio f. melakukan refleksi pengalaman belajar.
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
85
Penerapan dalam Lingkungan Persekolahan
Tatap Muka Mandiri
Pendahuluan: Klasikal
Tugas Terstruktur Individual, Kelompok: Pengumpulan data
Orientasi
Inti: Klasikal IDENTIFIKASI MASALAH MELALUI CURAH PENDAPAT, DISKUSI KLP KECIL
Inti: Klasikal PEMILIHAN MASALAH MELALUI VARIASI DISKUSI KELOMPOK, SIMULASI, GAMES
Tugas Mandiri Individual, Kelompok: Pengembangan Portofolio Kelas
Penyajian Portofolio Dalam Simulasi Dengar Pendapat
Penutup: Klasikal Review dan refleksi
86
Evaluasi
Model pembelajaran ini menggunakan evaluasi melalui unjuk kerja, portofolio, dan kebijakan baik secara individu maupun dengan kelompok
Hasil Belajar
a. b. c. d. e.
Kepekaan dan ketanggapan terhadap masalah kebijakan publik dan implikasinya Keterampilan merumuskan alternatif kebijakan Melaksanakan proses demokrasi Kemampuan bernalar dan rasa tanggung jawab Keterampilan mensosialisasikan usulan kebijakan
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
86
4. Model Pembelajaran Pembelajaran Kreatif dan Produktif Pembelajaran kreatif dan produktif merupakan model yang dikembangkan dengan mengacu kepada berbagai pendekatan pembelajaran yang diasumsikan mampu meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Pendekatan tersebut antara lain: belajar aktif, kreatif, konstruktif, serta kolaboratif dan kooperatif. Karakteristik penting dari setiap pendekatan tersebut diintegrasikan sehingga menghasilkan satu model yang memungkinkan peserta didik menegembangkan kreativitas untuk menghasilkan produk yang bersumber dari pemahaman mereka terhadap konsep yang sedang dikaji. Beberapa karakteristik tersebut adalah sebagai berikut: a. Keterlibatan peserta didik secara intelektual dan emosional dalam pembelajaran b. Peserta didik didorong di dorong untuk menemukan/mengkonstruksi menemukan/mengkonstruksi sendiri konsep yang sedang dikaji melalui penafsiran yang dilakukan dengan berbagai cara, seperti observasi, diskusi, atau percobaan c. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanggungjawab menyelesaikan tugas bersama. Kesempatan ini diberikan melalui kegiatan eksplorasi, interpretasi, dan rekreasi. d. Untuk menjadi kreatif, seseorang harus bekerja keras berdedikasi tinggi, antusias, serta percaya diri Tujuan (Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring). Dampak Instruksional yang dapat dicapai melalui model pembelajaran ini antara lain: a. pemahaman terhadap suatu nilai, konsep, atau masalah tertentu b. kemampuan menerapkan konsep/memecahkan konsep/memecahkan masalah, serta c. kemampuan mengkreasikan sesuatu berdasarkan pemahaman tersebut. Dari segi dampak pengiring (nurturant (nurturant effects), effects), melalui model pembelajaran kreatif dan produktif diharapkan dapat dibentuk kemampuan berpikir kritis dan kreatif, bertanggung jawab, serta bekerja sama; yang semuanya merupakan tujuan pembelajaran jangka panjang. Tentu saja dampak pengiring hanya mungkin terbentuk, jika kesempatan untuk mencapai/menghayati berbagai kemampuan tersebut memang benar-benar disediakan secara memadai. Hal itu akan tercapai, jia model pembelajaran ini diterapkan secara benar dan memadai. Materi yang sesuai disajikan dengan model kreatif dan produktif merupakan materi yang menuntut pemahaman yang tinggi terhadap nilai, konsep, atau masalah aktual di masyarakat; serta keterampilan menerapkan pemahaman tersebut dalam bentuk karya nyata. Materi ini dapat berasal dari berbagai bidang studi, seperti masalah sosial ekonomi dari bidang studi IPS, masalah kehidupan demokrasi dari Pendidikan Kewarganegaraan, masalah apresiasi sastra dari Bahasa Indodnesia, atau masalah polusi dari IPA Mengenai prosedur pembelajaran kreatif dan produktif dapat dibagi menjadi empat langkah, yaitu orientasi, eksplorasi, interpretasi, dan re-kreasi. Setiap langkah dapat dikembangkan lebih lanjut oleh para dosen, dengan berpegang pada hakikat setiap langkah, sebagai berikut. Orientasi Seperti halnya dalam setiap pembelajaran, kegiatan diawali dengan orientasi untuk mengkomunikasikan garis besar tugas (termasuk tujuan, materi, kegiatan) dan penilaian yang akan diterapkan, serta terciptanya kesepakatan antara dosen dan mahasiswa dalam mengimplementasikannya.
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
87
Eksplorasi Pada tahap ini, dilakukan dengan berbagai cara seperti mencari dan membaca buku sumber, melakukan observasi, wawancara, percobaan dan sebagainya. Kegiatan ini dapat dilakukan secara individu mapun kelompok sesuai kesepakatan pada orientasi. Waktunya disesuaikan dengan luasnya bidang yang harus dieksplorasi, jika memerlukan waktu lama dikerjakan di luar jam tatap muka (kuliah). Agar dapat lebih terarah sebaiknya ada panduan yang memuat tentang tujuan, materi, waktu, cara kerja, dan hasil akhir yang diharapkan. Interpretasi Tahap interpretasi, hasil eksplorasi diinterpretasikan diinterpretasikan melalui kegiatan analisis, diskusi, diskusi, tanya jawab, kemudian dirumuskan konsepnya dan disajikan pemahamannya di dapan kelas dan ditanggapi oleh mahasiswa dan dosen Re-Kreasi Pada tahap re-kreasi, dibuat suatu simpulan sebagai hasil ciptaan dari pemahaman terhadap konsep/topik/masalah yang dikaji menurut kreasinya masing-masing. Re-kreasi dapat dilakukan secara individu atau kelompok sesuai pilihannya masing-masing. Hasil rekreasi merupakan produk kreatif yang dapat ditampilkan, dipresentasikan, dipajang/dipamerkan/dipublikasikan, dipajang/dipamerkan/dipublikasikan, atau ditindaklanjuti Evaluasi belajar dilakukan selama proses pembelajaran dan pada akhir pelajaran. Evaluasi selama proses pembelajaran dilakukan secara observasi mengenai sikap, kemampuan berpikir, dan bekerja sama. Evaluasi pada akhir pelajaran dilakukan secara test pemahaman konsep sebagai hasil dari eksplorasi dan interpretasi, juga dengan produk kreatif yang dihasilkan. Model pembelajaran kreatif kreatif dan produktif produktif tidak terlepas dari kelemahan kelemahan di samping kekuatan yang dimilikinya. Kelemahan tersebut terkait pada masalah kesediaan guru berubah dari kebiasaan pembelajaran secara tradisional, membutuhkan waktu yang cukup panjang dan diburuh target penyelesaian materi yang relatif banyak.dan kelas yang besar. Terlepas dari kelemahannya, model pembelajaran kreatif dan produktif mempunyai kekuatan, yaitu adanya keterlibatan secara optimal peserta didik dalam belajar dan terbentuknya dampak pengiring berpikir kreatif, bekerja sama, berdisiplin, bertanggung jawab, dll. Pembelajaran kreatif dan produktif secara visualisasi seperti gambar: 2.5
Gambar: 2.5 Visualisasi Pembelajaran Kreatif Produktif (Direktorat Ketenagaan Dirjen Dikti, 2007:111) Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
88
5. Model PembelajaranTematik PembelajaranTematik Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan tema adalah pokok pikiran; dasar cerita atau gagasan pokok mengenai yang dipercakapkan. (1996:p.1029). Oleh karena itu siswa, dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Dalam aplikasinya, pembelajaran tematik itu berkaitan dengan berbagai masalah atau mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta
didik. Sebagai contoh: pengembangan materi IPS terpadu dari konsep ekonomi “Pasar” dapat dikembangkan dengan lebih luas lagi secara multi disipliner, yaitu digeneralisasi dengan dikaitkan pada disiplin ilmu geografi, sejarah, sosiologi, antropologi, politik, psikologi, ilmu budaya, dan ilmu pengetahuan alam. Keuntungan pembelajaran tematik bagi pendidik/guru, antara lain sebagai berikut: 1) Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan. 2) Hubungan antara mata pelajaran dan topik dapat diajarkan secara logis dan alami 3) Dapat ditunjukkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kentinyu, tidak terbatas pada buku paket, jam pelajaran, atau bahkan dinding kelas. Guru dapat membantu peserta didik memperluas kesempatan belajar ke berrbagai aspek kehidupan 4) Guru bebas membantu siswa melihat masalah, situasi, atau topik dari berbagai sudut pandang. 5) Pengembangan masyarakat belajar terfasilitasi. Penekanan pada kompetensi bisa dikurangi dan diganti dengan kerja sama dan kolaborasi Keuntungan pembelajaran tematik bagi peserta didik/siswa antara lain sebagai berikut: 1) Siswa mudah memusatkanperhatian pada suatu tema tertentu; 2) Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antarmata pelajaran dalam tema yang sama 3) Pemahaman terhadapmateri pelajaran lebih mendalam dan berkesan 4) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkanm mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa 5) Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalampelajaran sekaligus mat konteks tema yang jelas 6) Siswa mampou lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain. Pembelajaran tematik tematik lebih menekankan pada keterlibatan keterlibatan siswa dalam proses proses belajar secara aktif dan berorientasi pada konsep belajar sambil melakukan (learning (learning by doing). doing). Oleh karena itu, pembelajaran tematik memiliki ciri ci ri khas, antara lain: 1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar 2) Kegitan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik 3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi peserta didik sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; 4) Membantu mengembangkan mengembangkan keterampilan berpikir peserta didik; Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
89
5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui peserta didik dalam lingkungannya; 6) Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain Dengan pelaksanaan pembelajaran tematik, akan diperoleh manfaat sebagai berikut: b erikut: 1) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan. 2) Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi peembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir; 3) Pembelajaran menjadi utuh utuh sehingga peserta didik akan mendapat mendapat pengertian mengenai mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah 4) Dengan adanya pemaduan antarmata pelajaran maka penguatan konsep akan semakin baik dan meningkat. a. Karakteristik Pembelajaran Tematik Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah, pembelajaran tematik memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Berpusat pada peserta didik (siswa) 2) Memberikan pengalaman langsung 3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas 4) Menyajikan konsep dari berbagai disiplin ilmu (multidisipliner (multidisipliner ) 5) Bersifat fleksibel 6) Hasil pelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik prinsip belajar sambil melakukan (learning (learning by doing) doing) 7) Menggunakan prinsip b. Cara Merancang Pembelajaran Tematik IPS Pembelajaran tematik memerlukan perencanaan dan pengorganisasian. pengorganisasian. Agar dapat berhasil dengan baik. Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam merancang pembelajaran tematik IPS, yaitu: (1) memilih tema IPS, (2) mengorganisasikan tema IPS, (3) mengumpulkan bahan dan sumber yang berkaitan dengan tema, (4) merancang kegiatan dan proyek, dan (5) mengimplementasikan satuan pelajaran. Memilih Tema Topik untuk pembelajaran tematik IPS dapat berasal dari beberapa sumber, diantaranya: a) Topik-topik dalam kurikulum b) Isu-isu masyarakat c) Masalah-masalah sosial d) Event-event khusus dalam e) Minat peserta didik f) Literatur
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
90
Mengorganisasi Mengorganisasi Tema Pengorganisasian tema IPS dilakukan dengan menggunakan jaringan topik web seperti contoh gambar 2.6
Geografi IPA
Sejarah
Konsep Ekonomi (Pasar)
Sosiologi
Politik
Psikologi
Antropologi
Ilmu Budaya Budaya
Pengorganisasian Tema Secara Topik Web Gambar: 2.6 Pengorganisasian Dengan topik web kita dapat mengembangkan bahan secara multi disipliner, yaitu: bahan yang bertemakan konsep konsep atau generalisasi generalisasi dari suatu disiplin ilmu tertentu (pasar – sebagai konsep ekonomi), sedangkan disiplin-disiplin ilmu lainnya bersifat mendukung (sosiologi, antropologi, sejarah, geografi, psikologi, politik, ilmu budaya dasar, dan IPA). Di samping itu dapat pula mengembangkan bahan-bahan problematik yang saling berkaitan sehingga materi akan lebih komprehensip dan sistimatis. Mengumpulkan Bahan dan Sumber Pembelajaran tematik berbeda dengan pembelajaran berdasarkan buku paket tidak hanya dalam mendesain, melainkan juga berbagai bahan yang digunakan. Inilah beberapa sumber: a) Sumber-sumber yang tercetak b) Sumber-sumber visual c) Sumber-sumber literatur d) Artrifac Mendesain Kegiatan dan Proyek Beberapa saran, diantaranya: a) Integrasikan bahasa-membaca, menulis, berbicara, dan mendengar b) Hendaknya bersifat holistik c) Tekankan pada pendekatan ”hands-on, minds-on” d) Sifatnya lintas kurikulum
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
91
Mengimplementasikan Mengimplementasikan Pembelajaran Pembelajaran Tematik Dalam Beberapa kemungkinan kemungkinan implementasi: a) Lakukan pembelajaran tematik sepanjang hari, untuk beberapa hari b) Lakukan pembelajaran tematik selama setengah hari untuk beberapa hari c) Gunakan pembelajaran tematik untuk satu atau dua mata pelajaran d) Gunakan pembelajaran tematik untuk beberapa mata pelajaran e) Gunakan pembelajaran tematik untuk kegiatan lanjutan
6. Model Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif Kooperatif Cooverative mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif, peserta didik secara individual mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompoknya. Jadi, dalam pembelajaran kooperatif terdapat saling ketergantungan positif di antara peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap peserta didik mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses. Kegiatan belajar berpusat pada peserta didik dalam bentuk diskusi, mengerjakan tugas bersama, saling membantu dan saling mendukung dalam memecahkan masalah. Melalui interaksi belajar yang efektif peserta didik termotivasi, percaya diri, mampu menggunakan strategi berpikir tingkat tinggi, serta mampu membangun hubungan interpersonal. Model pembelajaran kooperatif memungkinkan semua peserta didik dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relatif sama atau sejajar. Ciri-ciri model pembelajaran koperatif adalah: a. belajar bersama secara aktif dengan teman b. selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman, c. saling mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok, d. belajar dari teman sendiri dalam kelompok e. belajar dalam kelompok kecil, (sebaiknya 3 – 6 orang) f. produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat, g. keputusan tergantung pada peserta didik sendiri, h. berbagi kepemimpinan dan tanggung jawab i. membentuk keterampilan sosial Dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif di dalam kelas, ada beberapa konsep mendasar yang perlu diperhatikan dan diupayakan oleh pendidik. Konsep dasar tersebut, yaitu: a. Perumusan tujuan belajar harus jelas b. Penerimaan secara menyeluruh oleh peserta didik tentang tujuan belajar c. Ketergantungan yang bersifat posistif d. Interaksi yang bersifat terbuka e. Tanggung jawab individu f. Kelompok bersifat heterogen g. Interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif h. Tindak lanjut i. Kepuasan dalam belajar Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu: a. hasil belajar akademik b. penerimaan keragaman c. pengembangan keterampilan sosial
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
92
Mengenai prosedur pembelajaran kooperatif dapat ditempuh dalam empat langkah, yaitu: orientasi, bekerja kelompok, kuis, dan pemberian penghargaan. Setiap langkah dapat dikembangkan lebih lanjut oleh para dosen, dengan berpegang pada hakikat setiap langkah, sebagai berikut: Orientasi Sebagaimana halnya dalam setiap pembelajaran , kegiatan diawali dengan orientasi untuk memahami dan menyepakati bersama tentang apa yang akan dipelajari serta bagaimana strategi pembelajarannya. Dosen/guru mengkomunikasikan tujuan, materi, waktu, langkah-langkah serta hasil akhir yang diharapkan dikuasai oleh mahasiswa/siswa, serta sistem penilaiannya. Pada langkah ini terjadi negosiasi dalam rangka memperoleh kesepakatan dalam implementasinya. Kerja Kelompok Pada tahap ini, dilakukan kerja kelompok sebagai inti kegiatan pembelajaran. Kerja kelompok dapat dalam bentuk kegiatan memecahkan masalah, atau memahami dan menerapkan suatu konsep yang dipelajari. Kerja kelompok dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti berdiskusi, melakukan eksplorasi, observasi, percoban, browsing lewat internet, dan sebagainya. Waktu untuk bekerja kelompok disesuaikan dengan luas dan dalamnya materi yang harus dikerjakan. Kegiatan yang memerlukan waktu lama dapat dilakukan di luar jam pelajaran, sedangkan kegiatan yang memerlukan sedikit waktu dapat dilakukan pada jam pelajaran Agar kegiatan kelompok lebih terarah, perlu diberikan panduan singkat sebagai pedoman kegiatan yang memuat tentang tujuan, materi, waktu, cara kerja, dan hasil akhir yang diharapkan untuk dicapai. Pada saat kerja kelompok, dosen/guru berperan sebagai fasilitator, dinamisator bagi masing-masing kelompok dengan cara memantau terhadap pelaksanaan kegiatan kelompok, mengarahkan keterampilan kerja sama, dan memberikan bantuan pada saat diperlukan. Tes/Kuis Pada akhir kegiatan kelompok diharapkan semua mahasisw/siswa telah mampu memahami konsep/topik/masalah yang sudah dikaji bersama. Kemudian masing-masing mahasiswa/siswa menjawab tes atau kuis untuk mengetahui pemahaman merek terhadap konsep/topik/masalah yang dikaji. Penilaian individu ini mencakup penguasaan ranah kogitif, afektif , dan keterampilan. Misalnya, bagaimana melakukan analisis pembelajaran? Mengapa perlu melakukan analisis pembelajaran sebelum mengembangkan media? Mahasiswa/siswa dapat juga diminta membuat prototype media tepatguna yang memiliki tingkat interaktif tinggi dalam pembelajaran, dsb. Penghargaan Kelompok Langkah ini dimaksudkan untuk memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhasil memperoleh kenaikan skor dalam tes individu. Kenaikan skor dihitung dari selisih antara skor dasar dengan sekor tes individu. Menghitung skor yang didapat masing-masing kelompok dengan cara menjumlahkan skor yang didapat di dalam kelompok tersebut kemudian dihitung rata-ratanya. Selanjutnya berdasarkan skor rata-rata tersebut ditentukan penghargaan masing-masing kelompok. Misalnya, bagi kelompok yang mendapat rata-rata kenaikan skor sampa i denga 15 mendapat penghargaan sebagai ” good team”. Keanaikan skor lebih dari 15 hinga 20 mendapat penghargaan ” great team ”. Sedangkan kenaikan skor lebih dari 20 sampai 30 mendapat penghargaan sebagai ” super team”. Anggota kelompok pada priode tertentu dapat diputar, sehingga dalam satu satuan waktu pembelajaran anggota kelompok dapat diputar 2–3 kali putaran. Hal ini Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
93
dimaksudkan untuk meningkatkan dinamika kelompok di antara anggota kelompok dalam kelompok tersebut Di akhir tatap muka, dosen/guru memberikan kesimpulan terhadap materi yang lebih dibahas pada pertemuan itu, sehingga terdapat kesamaan pemahaman pada semua mahasiswa. Model pembelajaran kooperatif secara visualisasi seperti gambar: 2.
Gambar: 2.
Visualisasi Pembelajaran Kooperatif (Direktorat Ketenagaan Ditjen Dikti, 2007 – power point point)
7. Model Pembelajaran Pembelajaran IPS Model-model pembelajaran yang telah disebutkan terdahulu dapat digunakan dalam bidang studi IPS, hanya saja dengan penekanan tertentu sesuai dengan karakteristik bidang studi IPS. Dalam kurikulum sekolah, IPS termasuk dalam kelompok program pendidikan akademik, memiliki sifat yang berbeda dengan bidang pelajaran yang bersifat akademik lainnya, seperti matematika, IPA, dan Bahasa. Karena itu, uraian berikut ini merupakan hal yang perlu mendapat perhatian dalam skenario model pembelajaran IPS. Sudah disebutkan terdahulu bahwa IPS adalah ilmu pengetahuan tentang manusia dalam lingkungan hidupnya, yaitu mempelajari kegiatan hidup manusia dalam kelompok yang disebut masyarakat dengan menggunakan berbagai disiplin ilmu sosial, sepertinya: sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, psikologi sosial, dan sebagainya, bahkan pada humaniora dan juga ilmu kealaman. Karena itu IPS adalah bidang studi yang merupakan paduan (fusi) dari sejumlah mata pelajaran ilmu sosial, humaniora, dan ilmu kealaman. Sebagai program dalam kurikulum sekolah dikenal dua pendekatan, yaitu pendekatan integrated integrated dan pendekatan subject matter masing-msing cabang ilmu sosial (SD dan SMP integrated, integrated, SMA subject matter yaitu: sosiologi antropologi budaya, geografi dan kependudukan, ekonomi dan akuntansi, dan sejarah) Program pengajaran IPS mengembang dua fungsi utama, yaitu: a. membina pengetahuan, kecerdasan, dan keterampilan yang bermanfaat bagi perkembangan dan kelanjutan pendidikan selanjutnya b. Membina sikap-sikap yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD U UD 1945 Tujuan program pengajaran IPS meliputi 3 aspek yaitu: a. penyampaian pengetahuan dan pengertian b. pembentukan nilai dan sikap c. melatih keterampilan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
94
Bentuk pengajarannya berupa fakta-fakta, konsep-konsep dan generalisasi menurut IPS yang penting untuk dapat memahami dan memecahkan masalah-masalah sosial. Misalnya di dalam geografi siswa perlu memahami sebab akibat erosi. Dalam ekonomi mengenal hubungan antara penawaran dan permintaan, dalam sejarah anak didik mengenal tentang pertanda-pertanda zaman dan sebagainya. Sesuai dengan bentuk dan sifat program pengajaran IPS yang multi dimensional, maka para guru IPS diharuskan berfikir lebih jauh dalam pengembangan program pembelajarannya. Secara teoritik, penerapan asas-asas di atas akan melahirkan a. Proses pembelajaran IPS yang manusiawi dan demokratis b. Prinsip dan teknik pengembangan materi IPS secara terintegrasi c. Penggunaan metode mengajar secara bervariasi d. Mengajar secara tim (team (team teching) teching) Sumber-sumber materi pengajaran IPS ada tiga, yaitu: a. teori keilmuan (ilmu-ilmu sosial, humaniora, filsafat, pendidikan, dan juga ilmu-ilmu kealaman) b. masyarakat, dan c. pribadi anak didik Prinsip penyusunan materi pengajaran IPS seharusnya mempertimbangkan hal-hal berikut: a. kemanfaatan b. kesesuaian c. ketepatan, d. sikon masyarakat, dan e. kemampuan guru Pola pengorganisasian materi ada beberapa kemungkinan, yaitu: a. Pola pengorganisasian terpisah (separated ( separated)) b. Pola pengorganisasian yang meluas (broadfild ( broadfild)) dengan cara: korelasi, integrasi, integrasi, fusi atau atau unifikasi – kompetensi profesional pengembangan IPS c. Pola pengorganisasian lintas rumpun ilmu, misalnya ilmu kealaman, humaniora, agama, pendidikan dan sebagainya. Secara visualisasi dapat dilihat gambar berikut ini:
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
95
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
96
B. PELATIHAN (TUGAS)
2. Tugas Individu Setelah mempelajari bahan tersebut di atas (materi bagian kedua), jawablah pertanyaan-pertanyaan pertanyaan-pertanyaan berikut ini: a. Kemukakan arti pentingnya model pembelajaran! Jawaban: Arti model pembelajaran: ................................................................... ................................................................................................... .................................................................... .................................... ................................................................... ................................................................................................... .................................................................... .................................... ................................................................... ...................................................................................................... .................................................................... ................................. Pentingnya model pembelajaran: ................................................................... ................................................................................................... .................................................................... .................................... ................................................................... .................................................................................................... .................................................................... ................................... ................................................................... ................................................................................................... .................................................................... .................................... b. Skenario model pembelajaran diimplementasikan dalam proses pembelajaran dengan langkah-langkah kegiatan. Pilih salah satu model untuk pembelajaran IPS dan susun landasan teori dan langkah-langkah pembelajarannya! pembelajarannya! Jawaban: Nama model : ........................................................................ .......................................................................................................... ....................................... ..... Landasan teori: ................................................................ .................................................................................................... ............................................... ........... Langkah-langkahnya: Langkah-langkahnya: ........................................................................ ..................................................................................................... ............................. ....................................................................... ....................................................................................................... .................................................................. .................................. ....................................................................... ....................................................................................................... .................................................................. .................................. ....................................................................... ....................................................................................................... .................................................................. .................................. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
97
c. Kemukakan hal-hal yang yang perlu perlu mendapat perhatian dalam dalam skenario skenario model pembelajaran IPS! Jawaban: Bentuk dan sifat program materialnya:..................... materialnya:........................................................... .................................................... .............. .......................................................................... .......................................................................................................... ............................................................. ............................... ........................................................................ .......................................................................................................... ................................................................ .............................. ........................................................................ .......................................................................................................... ............................................................. .............................. ... Aplikasinya dalam proses pembelajaran: ................................................................ ...................................................................... ...... ........................................................................ .......................................................................................................... ............................................................. .............................. ... ........................................................................ .......................................................................................................... ................................................................ .............................. ........................................................................ .......................................................................................................... ............................................................. .............................. ... ........................................................................ .......................................................................................................... ................................................................ .............................. Pengembangan materinya:......................................................... materinya:..................................................................................... ..................................... ......... ........................................................................ .......................................................................................................... ................................................................ .............................. ........................................................................ .......................................................................................................... ................................................................ .............................. ........................................................................ .......................................................................................................... ................................................................ .............................. ........................................................................ .......................................................................................................... ................................................................ .............................. ........................................................................ .......................................................................................................... ................................................................ .............................. d. Model pembelajaran IPS di SD dan SMP berbeda dengan di SMA. Deskripsikan letak perbedaannya! Jawaban: Pendekatannya di SD dan SMP .................................................................... ................................................................................... ............... ...................................................................... ...................................................................................................... ................................................................ ................................ ....................................................................... ....................................................................................................... ................................................................ ................................ Pendekatannya di SMA ...................................................................... ................................................................................................ .......................... ....................................................................... ....................................................................................................... ................................................................ ................................ ....................................................................... ....................................................................................................... ................................................................ ................................ Pengembangan materi IPS di SD dan SMP ...................................... ................................................................ .......................... ....................................................................... ....................................................................................................... ................................................................ ................................ ....................................................................... ............................................................................................................ ................................................................ ........................... Pengembangan materi IPS di SMA ................................................................. .............................................................................. ............. .................................................................... ....................................................................................................... ................................................................... ................................ .................................................................... .................................................................................................... ................................................................... ................................... e. Kemukakan relevansinya pengorganisasian pengorganisasian tematik IPS dengan pola topik web dan contohnya! Jawaban: Pengorganisasian Pengorganisasian tematik ......................................... ............................................................................ ...................................................... ................... ........................................................................ .......................................................................................................... ................................................................ .............................. Kebaikan pola topik web ......................................... ......................................................................... ...................................................... ...................... ........................................................................ .......................................................................................................... ................................................................ .............................. ........................................................................ .......................................................................................................... ................................................................ .............................. Contoh pola topik web .......................................................................... .......................................................................................................... .............................................................. .............................. ........................................................................ .......................................................................................................... ................................................................ .............................. .......................................................................... .......................................................................................................... .............................................................. .............................. ........................................................................ .......................................................................................................... ................................................................ ..............................
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
98
3.
1) 2) 3) 4)
Tugas Kelompok Bagi yang menginginkan tugas kelompok, diskusikan diskusikan 3 - 6 orang berikut ini Untuk apa model-model pembelajaran itu dilakukan? Kemukakan model pembelajaran yang tergolong inovatif dan partisipatif dengan alasannya! Hampir semua model pembelajaran dapat digunakan untuk pembelajaran IPS. Bagaimana model pembelajaran IPS dilakukan? Pilih pokok bahasan dalam kurikulum Anda.Identifikasi konsep-konsep dari berbagai disiplin ilmu yang relevan dengan menggunakan menggunakan jaringan topik web!
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
99
POKOK BAHASAN KETIGA STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN IPS A. URAIAN
1. Pengertian Dalam menggunakan model mengajar sudah barang tentu guru yang tidak mengenal strategi dan metode pembelajaran jangan diharap bisa melaksanakan proses belajar mengajar dengan sebaik-baiknya. Untuk mendorong keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar, berikut ini disajikan strategi dan metode mengajar yang mungkin dapat dilaksanakan oleh guru IPS Strategi belajar mengajar adalah pola umum kegiatan belajar mengajar (transaksi pengajaran) yang seyogyanya terjadi di kelas – pada saat pembelajaran. Juga adalah garis besar rancangan kegiatan guru – siswa dalam melakukan pencapaian tujuan instruksional. instruksional. Metode mengajar atau metodik berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Metodologi adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai. Jadi, strategi lebih luas dari metode, artinya dalam strategi belajar mengajar menggunakan berbagai metode. Penentuan strategi pembelajaran ini sangat penting, karena akan menentukan: a. pola interaksi/kegiatan belajar mengajar b. tahap-tahap pencapaian tujuan pengajaran dan bahkan juga c. tingkat dan kadar kadar serta jenis hasil hasil belajar mengajar. mengajar. Sebagai rambu-rambu, faktor penentu strategi pembelajaran antara lain: a. tujuan yang harus dicapai, b. sifat dan jumlah materi pelajaran, c. keadaan dan kemampuan siswa, d. keadaan dan kemampuan sekolah/kelas, e. keadaan dan kemampuan guru/dosen, f. situasi dan keadaan, dan g. faktor lain yang tidak terduga. Adapun prinsip pokok yang harus terserap dalam pembelajaran IPS apapun bentuk strategi dan mtodenya, adalah: a. keharusan penggunaan asas multi metode b. keharusan penggunaan asas multi media c. keharusan asas multi evaluasi d. keharusan penggunaan asas CBSA berkadar tinggi. Bahwa semua asas itu harus dianut, konsisten dengan sifat karakteristik IPS yang multi dimensional dan multi sumber. Secara visualisasi seperti gambar berikut ini.
Sifat IPS
Pola Metodologis
Pola Evaluasi
Multi Dimensional Dimensional & Sumber
Multi Metode & Media serta CBSA
Multi Evaluasi
Gambar: 3.1 Prinsip Pokok Pembelajaran IPS Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
100
2. Penggolongan Strategi Strategi Pembelajaran Pembelajaran Gagne dan Briggs, mengelompokkan strategi pembelajaran atas dua jenis, yaitu: strategi pembelajaran ekspositorik dan strategi pembelajaran heuristic atau heuristic atau hipotetik. Apabila dikaji berbagai literatur, masih banyak jenis strategi yang dapat diketahui, sepertinya strategi deduktif yang hampir sama dengan expository, expository, induktif yang hampir sama dengan inquiry/discopery, strategi belajar tuntas atau maju berkelanjutan (mastery learning), learning), dan berdasarkan domein tujuan, seperti strategi domein kognitif, strategi domein affektif, dan strategi domein psikomotor. Namun yang dijelaskan berikut ini hanalah strategi ekspositorik dan heuristik a. Strategi Pembelajaran Ekspositorik
Strategi pembelajaran ekspository disebut juga dengan mengajar secara konvensional, mengajar secara verbal adalah pengajaran yang menyampaikan pesan dalam keadaan telah siap. Strategi ini, berpandangan bahwa tingkah laku kelas pengajaran dan distribusi pengetahuan itu dikontrol dan ditentukan oleh guru. Maka hakikat mengajar menurut pandangan ini adalah penyampaian ilmu pengetahuan kepada peserta didik yang dipandang sebagai obyek yang menerima apa yang diberikan dari guru. Peserta didik mendengar dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru, sekali-sekali bertanya pada guru. Jadi, guru berperan lebih aktif, lebih banyak melakukan aktivitas dibandingkan siswanya yang berperan lebih pasif hanya menerima bahan ajaran yang disampaikan
kepadanya. Dalam interaksi hanya terjadi “komunikasi satu arah atau komunikasi komunikasi aksi. Supaya tingkat CBSA menjadi tinggi diperlukan alat bantu/media pembelajaran dan variasi dengan memberi contoh soal, metode tanya jawab dan sebagainya. Apabila pembelajaran ekspositori dibuat dalam bentuk bagan seperti gambar: 3.2 dan 3.3 1
Guru memilih tingkah laku (tujuan) (2)
2a Guru bertanya pada peserta didik
Guru menyampaikan informasi/bahan pada anak didik
Anak didik menjawab
Ekspository (4)
(3)
1 – 2 2 - 4 Keter teran an: Jal Jalur an dite item uh
Atau 1 – 2a 2a – 3 3 - 4
Gambar: 3.2 Ekspositori Ditinjau dari Sudut Guru
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
101
(1)
(2a)
(3)
Peserta didik bertanya
Guru mengarahkan lagi pertanyaan pada peserta didik Guru menjawab/memberikan informasi
(2b)
Guru menjawab pertanyaan (2b) peserta didik Eksposisi
(4)
Keterangan: jalur yang ditempuh
1-2-3
Atau 1 - 2a - 2b - 3
Gambar: 3.3 Ekspositori Ditinjau dari sudut Kegiatan Peserta Didik b. Strategi Pembelajaran Heuristik Strategi pembelajaran heuristik atau hipotetik, pengajaran yang mengharuskan pengolahan oleh peserta didik sendiri. Dalam strategi pengajaran heuristik meliputi dua substrategi yaitu Discovery (penemuan) dan inquiry (penyelidikan) inquiry (penyelidikan) Penemuan, yaitu para peserta didik diharuskan menemukan prinsip atau hubungan yang sebelumnya tidak diketahuinya yang merupakan akibat dari pengalaman belajarnya
yang telah “diatur” secara cermat dan seksama oleh guru Penyelidikan, yaitu peserta didik sebagai subjek di samping sebagai objek pengajaran
(belajar). Mereka dilepas bebas untuk menemukan sesuatu melalui proses “asimilasi” yaitu “memasukkan” hasil pengamatan ke dalam struktur kognitif peserta didik yang telah ada dan proses “akomodasi” yakni mengadakan perubahan-perubahan atau “penyesuaian” dalam struktur kognitif yang lama hingga cocok/tepat dan sesuai dengan penomena baru yang diamati. diamati. Apabila pembelajaran inquiry/disecovery dibuat dalam gambar/bagian gambar/bagian seperti gambar: 3.4
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
102
(1)
Guru memilih tingkah laku (tujuan)
(2)
Guru bertanya yang dapat memancing Pendapat peserta didik
(3)
Peserta didik mengajukan hipotesis untuk dikaji/dipelajari lebih lanjut
(4a)
(3a) Individu/kelompok peserta didik menjelajahi data/informasi untuk menguji hipotesis
Peserta didik tidak mencari informasi untuk menguji hipotesisi
(4b) Peserta didik menarik kesimpulan
INQUIRY
Guru mendorong peserta didik mencari data/informasi data/informasi
(5 ) Peserta didik mengidentifikasi jawaban/menarik simpulan
iscov ver Gambar: 3.4 Pembela aran In uir /Disco Prinsip pendekatan heuristik oleh Rusyan (1993:115) adalah: (1) aktivitas peserta didik menjadi fokus perhatian utama dalam belajar, (2) berfikir logis adalah cara yang paling utama dalam menemukan sesuatu, (3) proses mengetahui dari sesuatu yang sudah diketahui menuju kepada yang belum diketahui adalah jalan pelajaran yang paling rasional dalam pelajaran di sekolah, (4) pengalaman yang penuh tujuan adalah tonggak dari usaha pembelajaran peserta didik kearah belajar be lajar berbuiat, bekerja dan berusaha; (5) perkembangan mental seseorang berlangsung selama ia berpikir dan belajar mandiri. Dengan prinsip ini menunjukkan bahwa strategi heuristik dapat mendorong peserta didik bersikap berani untuk berpikir ilmiah dan mengembangkan berpikir mandiri. Dalam kegiatan belajar mengajar dengan kadar CBSA yang tinggi dan keberhasilan pencapaian tujuan pengajaran secara manusiawi, melalui operasionalisasi fungsi dan peranannya sebagai guru inquiry, di mana guru berperan sebagai: - motivator - dinamisatorpemberi kejelasan(clarity) - pendorong semangat (probing) - penanya yang terarah - fasilitator yang fungsional (reward/reinforement ) - pemberi hadiah (reward/reinforement - manajer kelas/kelompok (directors)) - pengarah (directors - pengambil putusan yang - penilai (evaluator (evaluator ), ), dll Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
103
Peran-peran tadi dijalankan baik untuk peserta didik secara individual, kelompok maupun klasikal serta di dalam maupun di luar kelas/sekolah sepanjang peserta didik dalam proses interaksi belajar. Dan peran ini akan lebih mantap serta berhasil bila guru mampu menempatkan dirinya seperti bandul jam yang berayun antara dua kutub yang berbeda karakteristiknya (lihat gambar). Kapankah bandul ini berayun ke kiri atau ke kana, antara lain ditentukan oleh keadaan peserta didik itu sendiri, keadaan dan kepatutannya. Guru sebagai Bandul Jam
100 100 - Otoriter - Demokratis - Serba tahu/manusia sumber - penanya/inkuiri - Penentu/pemberi perintah - kawan/motivator/pen kawan/motivator/pendorong dorong Gambar: 3.5 Peran Guru Sebagai Bandul Jam GURU
Sebaiknya Motivator, fasilitator, evaluator , dll. Jangan sebaliknya
`
?
EKSPOSITORY
INQUIRY
?
CBSA
Sebaiknya Interaktif, partisipatif, pengamat, Tidak pasif atau sebagai penonton PESERTA DIDIK Gambar: 3.6 Implementasi strategi dalam Pembelajaran Menggunakan strategi dalam kegiatan belajar mengajar, seperti tabel 3.1 yang perlu dilengkapi dengan merujuk pada salah satu model pembelajaran yang dipilih
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
104
Tabel 3.1 Strategi dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Ekspository Kegiatan Awal - Orientasi
…………………………………….. …………………………………….. ……………………………………. …………………………………….
Inquiry/Discovery Kegiatan Ahir - Refleksi
……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………..
3. Berbagai Strategi Metode Pembelajaran Metode mengajar, sangat banyak dan beraneka ragam. Setiap metode mempunyai keunggulan dan kelemahan dibandingkan dengan yang lain. Seperti halnya dengan tidak ada obat yang mujarab di dunia ini hanyalah mujarab karena cocok penyakitnya. Juga tidak ada satu pun metode yang dianggap ampuh untuk segala situasi. Suatu metode dapat dipandang ampuh untuk suatu situasi, namun tidak ampuh untuk situasi lain. Seringkali terjadi pengajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai metode secara bervariasi. Dapat pula suatu metode dilaksanakan secara berdiri sendiri. Ini tergantun kepada pertimbangan didasarkan situasi belajar mengajar yang relevan. Agar dapat menerapkan suatu metode yang relevan dengan situasi tertentu perlu dipahami keadaan metode tersebut. Dari sekian banyak metode mengajar, dalam penggunaannya dapat dikategorikan ke dalam tiga pendekatan, yaitu: a. pendekatan kelompok/klasikal kelompok/klasikal b. pendekatan bermain, dan c. pendekatan individu Metode mengajar dengan pendekatan kelompok/klasikal pada umumnya ditujukan untuk membimbing kelompok atau klasikal dalam belajar. Pendekatan bermain menunjukkan para peserta didik untuk belajar dengan menghayati, melakoni perasaanperasaan tertentu dalam suatu keadaan terkontrol melalui latihan/permainan. Pendekatan bermain ini umumnya dilakukan secara kelompok walaupun juga dapat dilakukan secara individu. Pendekatan individu memungkinkan setiap anak didik dapat belajar sesuai dengan bakat, keinginan, dan kemampuan masing-masing individu. Namun demikian, pendekatan kelompok, bermain pun harus tetap memperhatikan adanya perbedaan i ndividu pada anak didik. Hal ini tercermin dalam penetapan penggunaan metode secara bervariasi disesuaikan dengan tujuan dan bahan yang dipelajari Adapun macam metode mengajar dari ketiga kategori pendekatan tersebut, dideskripsikan seperti pada gambar: 3.7. Selain itu, jenis ragam metode mengajar dari segi strategi pembelajaran dideskripsikan dalam tabel 3.2 dan klasifikasi metode mengajar menurut domain seperti gambar 3.8
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
105
Gambar 3.7 Klasifikasi Strategi Metode Pembelajaran Tabel 3.2 Jenis Ragam Metode mengajar dari Segi Strategi Ekspository Inquiry/Discopery - Ceramah - Tanya jawab - Demonstrasi - Simulasi/pengamatan dan Percobaan - Diskusi - Pemecahan masalah - Pemberian tugas - Latihan/drill
DOMAIN
COGNITIVE 1. DISKUSI 2. CERAMAH 3. PARTISIPATORI PARTISIPATORI 4. PROBLEM SOLVING 5. SEMINAR 6. DLL.
AFFECTIVE 1. ROLE FLAYING 2. GAMES 3. V C T 4. PENGKONDISIAN 5. MODELING 6. DLL.
PSIKOMOTOR 1. SIMULASI 2. SOSIODRAMA 3. STUDY PROYEK 4. DEMONSTRASI 5. LATIHAN 6. DLL.
Mengajar dari Segi Domain Domain Gambar 3.8 Jenis Ragam Metode Mengajar
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
106
4. Kriteria Pemilihan Pemilihan Metode Mengajar Mengajar IPS Paradigma lama mengajar sebagai usaha usaha mentransfer atau menyampaikan menyampaikan (relay) relay) sesuatu pengetahuan guru kepada peserta didik sebanyak mungkin, sudah saatnya perlu ditingkatkan lebih dari itu. Dengan usaha membina, membantu, memotivasi, mendorong dan memberikan fasilitas kepada peserta didik dalam mencapai keberhasilannya secara mantap dan wajar. Untuk itu, keharusan penggunaan asas multi metode dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam upaya menentukan jenis ragam metode kearah multi metode mengajar yang akan digunakan dalam rangka pembelajaran IPS perlu dipertimbangkan halhal sebagai berikut: 1) tujuan berbagai jenis dan fungsinya 2) Subjek didik yang berbagai tingkat kematangannya/jenjangnya kematangannya/jenjangnya 3) Situasi dalam berbagai keadaan/kondisinya 4) Fasilitas yang berbagai kualitas dan kuantitasnya 5) Pribadi guru/calon guru serta kemampuan profesi yang berbeda-beda Sebagai ilustrasi dapat dilihat pada gambar 3.8. Aplikasi memilih metode dalam kegiatan belajar mengajar, seperti matriks 3.3 yang perlu dilengkapi dengan merujuk pada pendekatan dan domain pembelajaran.
TUJUAN
SUBJEK DIDIK
SITUASI
METODE
FASILITAS
PRIBADI GURU
Gambar 3.9 Kriteria Pemilihan Metode Mengajar
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
107
Matriks 3.3 Pemilihan Metode Pembelajaran
MATRIK PEMILIHAN METODE PENDEKATAN KAWASAN KELOMPOK KOGNITIF
CERAMAH ………………...
...........................
AFEKTIF
PSIKOMOTOR PSIKOMOTOR
......................... ......................... .........................
.............................. .............................. ..............................
BERMAIN
INDIVIDU
………………
……………..
......................... .........................
....................... .......................
ROLE FLAYING ......................... .........................
........................ ....................... ........................
............................... ............................... ............................... ............................... ...............................
LATIHAN ....................... ........................
B. PELATIHAN
3. Tugas Individu Setelah mempelajari bahan tersebut di atas (materi bagian ketiga), jawablah pertanyaan-pertanyaan pertanyaan-pertanyaan berikut ini: a. Apa arti dan pentingnya perancangan perancangan strategi pembelajaran! Jawaban: Pengertian strategi pembelajaran:
…………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………. Pentingnya perancangan strategi pembelajaran:
…………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………. b. Kemukakan rambu-rambu pembelajaran IPS! Jawaban: Rambu-rambu pembelajaran IPS: ..................................................................... .................................................................................. ............. ........................................................................ .......................................................................................................... ............................................................. .............................. ... ........................................................................ .......................................................................................................... ................................................................ .............................. .................................................................... .................................................................................................... .................................................................... .................................... c. Prinsip pokok pembelajaran IPS yaitu Multi metode, multi media dan multi evaluasi. Deskripsikan pengimplementasiannya dalam pembelajaran Jawaban: Implementasi multi metode dalam pembelajaran IPS: ........................................................................ .......................................................................................................... ............................................................... ............................. .......................................................................... .......................................................................................................... ............................................................. ............................. ........................................................................ .......................................................................................................... ............................................................... ............................. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
108
Implementasi multi media dalam pembelajaran IPS: .................................................................... .................................................................................................... ................................................................... ................................... .................................................................... ....................................................................................................... ................................................................... ................................ ........................................................................ .......................................................................................................... ............................................................... ............................. Implementasi multi evaluasi IPS: .......................................................................... .......................................................................................................... ............................................................. ............................... ........................................................................ .......................................................................................................... ................................................................ .............................. ........................................................................ .......................................................................................................... ............................................................. .............................. ... d. Identifikasi metode mengajar yang berkaitan dengan strategi pembelajaran berikut ini! Strategi Pembelajaran Ekspository
Inquiry/Discovery
Kawasan/domein c. ....................................... d. Sikap e. Keterampilan 1. ....................................... 2. ......................................... ......................................... 3. ......................................... .........................................
Metode Pembelajaran Ceramah, demonstrasi ............................................... ............................................... ............................................... ............................................... ...............................................
e. Penyempurnaan apa yang sebaiknya dilakukan guru dalam implementasi strategi pembelajaran ekspositori dan inquiry sehingga diperoleh strategi yang lebih bermakna. Jawaban: Penyempurnaan Penyempurnaan pemebelajaran ekspository: .......................................................................... .......................................................................................................... .............................................................. ................................ ........................................................................ .......................................................................................................... ................................................................. ............................... .......................................................................... .......................................................................................................... .............................................................. ................................ Penyempurnaan Penyempurnaan pembelajaran inquiry/discovery: ........................................................................ .......................................................................................................... ................................................................ .............................. ........................................................................ .......................................................................................................... ................................................................ .............................. ........................................................................ .......................................................................................................... ................................................................ ..............................
2. Tugas Kelompok Bagi yang menginginkan tugas kelompok, diskusikan diskusikan 3 - 6 orang berikut ini a. Kemukakan dengan singkat alasan mengapa tidak ada satu pun metode mengajar yang tepat untuk segala kompetensi/tujuan kompetensi/tujuan pembelajaran! b. Pengisian tabel 3.1 (dalam materi uraian uraian pokok bahasan bahasan ketiga) dengan dengan memilih salah satu model pembelajaran yang akan dirancang. c. Pengisian Matriks 3.3 (dalam materi uraian pokok bahasan ketiga) dengan mengambil salah satu pokok bahasan dari GBPP mata kuliah yang diemban.
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
109
POKOK BAHASAN KEEMPAT PENGEMBANGAN MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN IPS
A. URAIAN
1. Media Pembelajaran Pembelajaran IPS a. Pengertian Media Pembelajaran Media Pembelajaran merupakan bagian tak terpisahkan dari pembelajaran di kelas. Pemanfaatan media pembelajaran merupakan upaya kreatif dan sistematis untuk menciptakan pengalaman yang dapat membelajarkan peserta didik sehingga pada akhirnya tercipta suatu lulusan yang berkualitas.
Istilah media berasal dari bahasa Latin, yaitu bentuk jamak dari “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Istilah media itu lebih populer dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasarnya adalah aplikasi komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran. Association for Education and Communication Technologi (AECT) mengartikan media sebagai segala sesuatu yang dipergunakan orang untuk proses penyaluran informasi. Sedangkan Nation Education Association (NEA) mengartikan media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan dilihat, di dengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Di samping itu Brown (Modul Akta Mengajar V-B, Nomor 15, 1982/1983, P.19) mengatakan bahwa media yang digunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas proses instruksional. pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemampuan anak didik sehingga dapat mendorog terjadinya proses belajar pada dirinya. Dari uraian di atas dapat ditarik suatu simpulan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan (massage ( massage), ), merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Dan penggunaaan media secara kreatif dapa memungkinkan peserta didik untuk belajar lebih banyak, mencamkan apa yang dipelajarinya lebih baik, dan meningkatkan performens mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dewasa ini, kadang membingunkan antara media dan alat praga. Karena pada alat atau benda yang sama kadang orang menyebutnya sebagai media dan bagi orang yang lain menyebutnya sebagai alat praga. Untuk mengetahui perbedaan antara media dan alat praga/alat bantu hanyalah pada fungsinya, bukan pada substansi. Suatu sumber belajar dikatakan alat praga jika hal tersebut digunakan untuk mempragakan fakta, konsep, prinsip, atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/konkret, misalnya dengan mengajar tumbuhan dengan membawa gambar tumbuhan atau benda aslinya tersebut ke kelas. Sebagai alat bantu jika alat/benda itu digunakan untuk mempermudah tugas mengajar, fungsinya hanya sebagai alat bantu saja, tidak terkandung pesan/isi/bahan pelajaran. Dalam pelajaran tentang kuman misalnya, bantuan mikroskop sebagai alat pengajaran sangat penting. Demikian pula dalam pelajaran menggambar, mistar atau kuas berfungsi sebagai alat pengajaran yang sering diperlukan. Lain halnya dengan media, yaitu, selalu mengandung pesan atau isi pelajaran didalamnya, merupakan bagian integral dari seluruh kegiatan belajar dan ada pembagian tanggung jawab antara guru kelas atau dosen di satu pihak dan sumber lain di lain fihak. Untuk mengetahui secara jelas perhatikan pola-pola instruksional pada gambar 4.1 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
110
Pada gambar 4.1 terlihat adanya empat pola pembelajaran, yaitu: Dalam pola 1 sumber gambaran belajar anak didik atau peserta didik hanyalah berupa orang saja. Guru kelas atau dosen memegang kendali yang penuh atas terjadinya kegiatan belajar mengajar Dalam pola 2 sumber belajar berupa orang dibantu oleh sumber lain. Walaupun demikian dalam pola ini guru kelas atau dosen masih memegang kendali, hanya saja tidak mutlak, karena dia dibentu oleh sumber lain. Dalam pola instruksional ini sumber yang berfungsi sebagai alat bantu disebut alat praga
KURIKULUM
ALAT PRAGA
1 GURU KELAS
2
GURU KELAS
3 GURU KELAS
4 MEDIA
MEDIA
ANAK DIDIK
Gambar 4.1 Perbedaan Media dengan Alat Pembelajaran
Dalam pola 3 sumber berupa orang bersama-sama dengan sumber lain berdasarkan suatu pembagian tanggung jawab. Dalam hal ini kontrol terhadap kegiatan belajar mengajar dibagi bersama antara sumber manusia dan sumber lain. Dan sumber lain tersebut merupakan bagian integral dari seluruh kegiatan belajar. Dalam pola kegiatan ini sumber lain tersebut dinamakan d inamakan media Dalam pola 4 anak didik belajar hanya dari satu sumber yang bukan manusia. Keadaan ini terjadi dalam suatu pengajaran melalui media. Dan, sumber bukan manusia tersebut dinamakan media. b. Manfaat Media Pembelajaran Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehinga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara lebih khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci, yaitu: di seragamkan 1) menyampaikan materi pembelajaran dapat diseragamkan 2) proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik 3) proses pembelajaran lebih intensif 4) efisiensi dalam waktu dan tenaga 5) meningkatkan kualitas hasil belajar anak didik 6) media memungkinkan proses belajar dapat didlakukan di mana saja dan kapan saja Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
111
7) media dapat menumbuhkan sikap positif anak didik terhadap materi dan prfoses belajar 8) mengubah peran guru kearah yang lebih positif dan produktif
c. Jenis Media Pembelajara Pembelajaran n
Kemajuan teknologi masuk di dunia pendidikan (persekolahan) dan di dalam ruangan lingkup kelas sangat mengembangkan media pembelajaran. Aderson (Etin Solihatin, 2007:p.26) mengelompokkan mengelompokkan media menjadi sepuluh golongan golongan seperti tabel 1 Tabel 1 Klasifikasi Media Menurut Anderson
No.
Colongan Media
1. 2.
Audio Cetak
3. 4.
Audio Cetak Proyeksi visual Diam
5. 6. 7. 8. 9. 10.
Proyeksi Audiovisual Diam Visual gerak Audiovisual gerak Obyek fisik Manusia dan lingkungan l ingkungan Komputer
Contoh dalam Pembelajaran Kaset audio, siaran radio, CD, telepon Buku Pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis Overhead Transparancy (OHP), film bingkai (slide) Film bingkai (slide) bersuara Film bisu Film gerak bersuara, video/ved, televisi Benda nyata, model, specimen Guru, pustakawan, laboran CAI (pembelajaran berbantuan computer), CBI (pembelajaran berbasis computer)
Klasifikasi media yang dikemukakan oleh Anderson dalam tabel 1 pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu: media cetak, media elektronik, dan media objek nyata atau realita. 1) Media Cetak. Istilah “media cetak” biasanya diartikan sebagai bahan yang diproduksi melalui percetakan profesional, seperti buku, majalah, dan modul. Selain itu, tulisan/bagan/gambar yang difoto kopi ataupun hasil reproduksi sendiri, dapat juga dikategorikan sebagai media cetak. Ada beberapa keuntungan dan kelemahan dalam penggunaan media cetak ini, yaitu: a) Keuntungan , di samping relatif murah pengadaannya, juga lebih mudah dalam pengunaannya, dalam arti tidak memerlukan peralatan khusus, serta lebih luwes dalam pengertian mudah digunakan, dibawa agtau dipindahkan. Kelemahan, jika kurang dirancang di rancang dengan baik, cenderung untuk membosankan. Di b) Kelemahan, jika samping itu, media ini kurang dapat memberikan suasana yang “hidup” bagi pese rta didik. 2) Media Elektronik. Ada berbagai macam media elektronik yang lazim dipilih dan digunakan dalam pengajaran antara lain: a) Perangkat Perangkat Slide atau film bingkai b) Film strips c) Rekaman d) Overhead Transparansi e) Vidio Tape/Video Casette
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
112
Seperti halnya dengan media cetak, media elektronik juga mempunyai beberapa keuntungan dan kelemahan, yaitu: a) Keuntungan. Pada umumnya ialah dapat memberikan suasana yang lebih “hidup” penampilannya lebih menarik, dan di samping itu dapat pula digunaan untuk memperlihatkan suatu proses tertentu secara lebih nyata. b) Kelemahan, terutama terletak dalam segi teknis dan juga biaya. Penggunaan media ini memerlukaan dukungan sarana dan prasarana tertentu seperti listrik serta peralatan/bahan-bahan khusus yang tidak selamanya mudah diperoleh di tempattempat tertentu. Di samping itu, pengadaan maupun pemeliharaannya ceenderung menuntut biaya yang mahal. 3) Media Realita, adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan atau sumber belajar. Pemanfaatan media realita tidak harus dihadirkan secara nyata dalam ruang kelas, melainkan dapat juga dengan cara mengajak peserta didik melihat langsung (observasi) benda nyata tersebut ke lokasinya. Media realita sangat bermanfaat terutama bagi peserta didik yang tidak memiliki pengalaman terhadap benda tertentu. Misalnya untuk mempelajari binatang langka, peserta didik diajak melihat anoa, badak, harimau, yang ada di kebun binatang. Seperti dengan media lainnya, media realita juga memiliki keuntungan dan kerugian, yaitu: a) Keuntungan, - Dapat memberikan kesempatan semaksimal mungkin pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu ataupun melaksanakan tugas-tugas dalam situasi nyata, juga - Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengalami sendiri situasi yang sesungguhnya dan melatih keteampilan mereka dengan menggunakan sebanyak mungkin alat indra b) Kelemahan, - Membawa peserta didik ke berabagai tempat di luar sekolah kadang-kadang mengandung risiko dalam bentuk kecelakaan dan sejenisnya - Biaya yang diperlukan untuk mengadakan berbagai obyek nyata kadang-kadang tidak sedikit, apalagi ditambah dengan kemungkinan kerusakan dalam menggunakannya - Tidak selalu dapat memberikan semua gambaran dari objek yang sebenarnya, seperti peembesaran, pemotongan, dan gambar bagian demi bagian, sehingga pengajaran harus didukung pula dengan media lain. d. Kriteria Kualitas Media Pembelajaran Pembelajaran Media pembelajaran merupakan bagian tak terpisahkan dari pembelajaran di sekolah. Pemanfaatan media pembelajaran merupakan upaya kreatif dan sistematis untuk mengefektifkan pembelajaran. Karena itu, kualitas media pembelajaran diperlukan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas. 1) dapat menciptakan pengalaman yang bermakna 2) menfasilitasi interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan ahli lainnya 3) memperkaya pengalaman belajar siswa 4) mampu mengubah suasana belajar menjadi aktif mencari informasi melalui berbagai sumber e. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran IPS Secara umum, kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran, adalah: 1) Tujuan pembelajaran (integrated, scop, sequence) sequence) 2) Prinsip-prinsip IPS (integrated, Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
113
3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11)
Manfaat dan ketepatgunaan Sasaran didik Karakteristik media yang bersangkutan Kemampuan guru menggunakan suatu jenis media Keluwesan atau fleksibilitas dalam penggunaannya Kesesuaian dengan alokasi waktu dan sarana pendukung yang ada Biaya Ketersediaannya Mutu teknis
f. Prinsip Pemanfaatan Media Pembelajaran Etin Solihatin dan Raharjo (2007:32) mengemukakanp prinsip umum yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan media pembelajaran IPS, yaitu: 1) Setiap jenis media memiliki kelebihan dan kelemahan. Tidak ada satu jenis media yang cocok untuk segala macam proses belajar dan dapat mencapai semua tujuan belajar. Ibaratnya, tidak ada satu jenis obat yang manjur untuk semua jenis penyakit 2) Penggunaan beberapa macam media secara bervariasi memang perlu. Namun harap diingat, bahwa penggunaan media yang terlalu banyak sekaligus dalam suatu kegiatan pembelajaran, justru akan membingungkan siswa dan tidak akan meperjelas pelajaran. Oleh karena itu, gunakan media seperlunya, jangan berlebihan. 3) Penggunaan media harus dapat memperlakukan siswa secara aktif. Lebih baik menggunakan media sederhana yang dapat mengaktifkan seluruh siswa daripada media canggih, namun justru membuat siswa terheran-heran pasif. 4) Swebelum media digunakan harus direncanakan secara matang dalam penyusunan rencana pelajaran. Tentukan bagian materi mana saja yang akan disajikan dengan bantuan media. Rencanakan bagaimana strategi dan teknik penggunaannya. penggunaannya. 5) Hindari penggunaan media yang hanya dimaksudkan sebagai selingan atau sekedar pengisi waktu kosong. Jika siswa sadsr bahwa media yang digunakan hanya untuk mengisi waktu kosong maka kesan ini akan selalu muncul setiap kali guru menggunakan media. 6) Harus senantiasa dilakukan persiapan yang cukup sebelum penggunaan media. Kurangnya persiapan bukan saja membuat proses kegiatan belajar mengajar tidak efektif dan efisien, tetapi justru mengganggu kelancaran proses pembelajaran. Hal ini terutama perlu diperhatikan ketika akan menggunakan media eletronik. Berkenaan dengan tahapan-tahapan pemanfaatan alat/media pembelajaran adalah sebagai berikut: pertama, membuat daftar kebutuhan melalui identifikasi alat pembelajaran yang diperlukan untuk kegiatan belajar mengajar di kelas atau disekolah. Kedua, golongkan ketersediaan alat/media tersebut. Ketiga, bila alat/media tersebut tersedia, pikirkan kesesuaian penggunaannya, bila belum sesuai lakukan modifikasi bila diperlukan. Keempat, media/alat yang belum tersedia dapat dilakukan dengan jalan meminjam, membuat, atau membeli.
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
114
Berkenaan dengan tahapan-tahapan pemanfaatan media/alat pembelajaran dapat dilihat pada gambar 4.2. Mengenai analisis kebutuhan media dengan tebel 4.2 Sesuai Tersedia Membuat daftar kebutuhan melalui identifikasi alat pembelajaran
Tidak sesuai
Disesuaikan dengan modifikasi
Digunakan Pinjam Belum tersedia
Buat Beli
Gambar 4.2 Tahapan Pemanfaatan Media Pembelajaran Tabel 4.2 Analisis Kebutuhan Media
Mata Pelajaran : Kelas/Semester :
Spesifiksi materi Orientasi
Metode
Bentuk layanan
Jenis media/alat
Ceramah, Tanya jawab
Klasikal
Pembesar suara, Lactop,
Pengertian Sosiologi
……………….. ………………..
……………………. …………………….
……………………………. …………………………….
………………. ……………….
………………. ……………… .
……………………. …………………….
……………………………. …………………………….
LCD……….
2. Sumber Belajar (learning resources) Sering didengar istilah sumber belajar (learning (learning resources), resources), guru juga dalam merencanakan pembelajarannya mencantumkan sumber belajarnya, namun yang dituliskan adalah sejumlah buku-buku perpustakaan sebagai sumber belajar. Padahal secara tidak terasa apa yang mereka gunakan, orang, dan benda tertentu adalah termasuk sumber belajar. Roestiyah (1982:59) mengartikan sumber-sumber belajar ialah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat atau asal untuk belajar seseorang. Dengan demikian tempat ini merupakan bahan untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung halhal yang baru. Sebab belajar pada hakikatnya adalah mendapatkan hal-hal baru. Di mana-mana orang dapat belajar, dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan, sebab itu, sumber belajar pun ada di mana-mana, baik berupa manusia maupun non Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
115
manusia, yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Dengan perkataan lain sumber belajar itu merupakan apa saja, baik yang direncanakan maupun yang menurut sifatnya dapat dimanfaatkan untuk membantu proses belajar. Departemen P & K, Proyek PIPT (1981:163-164), mengatakan bahwa sumber-sumber belajar itu haruslah dimanfaatkan sebaik-baiknya, sehingga dapat berfungsi berfungsi untuk: a. Meningkatkan produktivitas pendidikan, dengan jalan: - mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik - Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah belajar siswa b. Memberi kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual dengan jalan: - mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional kesempatan bagi siswa untukberkembang sesujai dengan - memberikan kemampuannya c. Memberikan dasar yang lebih ilmiah il miah terhadap pengajaran denganjalan: - perencanaan program pendidikan yang lebih sistematis pelajaran yang dilandasi oleh oleh penelitian tentang perilaku - pengembangan materi pelajaran d. Lebih memantafkan pengajaran dengan jalan: - meningkatkan kemampuan manusia dengan berbagai media komunikasi - penyajian informasi dan data secara lebih konkrit e. Memungkinkan Memungkinkan belajar secara seketika, karena dapat: - mengurangi jurang pemisah antara pelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifat konkrit - memberikan peengetahuan yang sifatnya langsung f. Memungkinkan penyajian pendidikan yang lebih luas, terutama dengan adanya media massa, dengan jalan: - pemanfaatan bersama secara lebih luas tenaga ataupun kejadian yang langka - penyajian informasi yang mampu menembus batas geografi Selain itu, juga dapat dikatakan dikatakan bahwa sumber-sumber sumber-sumber belajar tu dapat berfungsi berfungsi teoritis dan praktis. Secara teoritis sumber belajar dapat dimanfaatkan untuk: a. Perencanaan, sehinggga dapat diperoleh bahan sajian yang berdaya guna dan tepat guna yang dapat dipakai sebagai sumber belajar b elajar b. Penelitian, dengan maksud untuk menguji pengetahuan yang berhubungan dengan sumber belajar – siswa – kegiatan peembelajaran , yang kegiatannya meliputi juga pembahasans sumber pustaka, pemilihan informasi yang dapat diterapkan. Secara praktis dapat dimanfaatkan untuk: a. Kegiatan pengadaan (produktif), seperti misalnya membuat makalah, buku, film, grafis, slide dan sebagainya. Termasuk juga di dalamnya melaksanakan penataran, latihan. b. Pelayanan dan pemanfaatan, tidak saja pelayanan terhadap kegiatan peembelajaran di lembaga yang bersangkutan, tetapi juga pemanfaatan sumber belajar tersebut oleh masyarakat pemakai (eksponen lainnya). Abdul Majid (2007:170) mengkategorikan sumber belajar sebagai berikut: a. Tempat atau lingkungan alam sekitar yaitu dimana saja seseorang dapat melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku maka tempat itu dapat dikategorikan sebagai tempat belajar yang berarti belajar, misalnya: perpustakaan, pasar, museum, sungai, gunung, tempat pembuangan sampah, kolam ikan, dan sebagainya. b. Benda yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku bagi peserta didik, maka benda itu dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya situs, candi, benda peninggalan lainnya. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
116
c. Orang yaitu siapa saja yang memiliki keahlian tertentu di mana peserta didik dapat belajar sesuatu, maka yang bersangkutan dapat dikateggorikan sebagai sumber belajar. Misalnya: guru, ahli geologi, polisi, dokter, dan ahli-ahli lainnya. d. Buku yaitu segala macam buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh peserta didik dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya buku pelajaran, buku teks, kaamus, ensiklopedi, fiksi dan lain sebagainya e. Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, misalnya peristiwa kerusuhan, peristiwa bencana, dan peristiwa lainnya yang guru dapat menjadikan peristiwa atau fakta sebagai sumber belajar PELATIHAN
4. Tugas Individu Setelah mempelajari bahan tersebut di atas (materi bagian keempat), jawablah pertanyaan-pertanyaan pertanyaan-pertanyaan berikut ini: a. Deskripsikan bahwa media merupakan bagian tak terpisahkan dari kualitas pembelajaran.. Jawaban: Untuk mencapai kualitas pembelajaran dengan pemanfaatan media ........................................................................ .......................................................................................................... ................................................................ .............................. ........................................................................ .......................................................................................................... ................................................................ .............................. ........................................................................ .......................................................................................................... ................................................................ .............................. ........................................................................ .......................................................................................................... ................................................................ .............................. b. Kemukakan dengan kata-kata sendiri manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan media dalam pembelajaran IPS! Jawaban: Manfaat penggunaan media dalam pembelajaran IPS: ........................................................................ .......................................................................................................... ............................................................. ............................... .... ........................................................................ .......................................................................................................... ................................................................ .............................. ........................................................................ .......................................................................................................... ............................................................. .............................. ... c. Deskripsikan dengan singkat bahwa media dapat menghasilkan keseragaman dan pengalaman yang integral Jawaban: Media dapat menghasilkan keseragaman: ........................................................................ .......................................................................................................... ................................................................ .............................. ........................................................................ .......................................................................................................... ................................................................ .............................. .................................................................... .................................................................................................... .................................................................... .................................... Media dapat memberikan pengalaman yang integral: ........................................................................ .......................................................................................................... ............................................................. ............................. ........................................................................ .......................................................................................................... .............................................................. ............................ ........................................................................ .......................................................................................................... .............................................................. ............................ d. Tidak semua media dapat menjamin keberhasilan pembelajaran jika guru tidak dapat menggunakannya dengan baik. Bagaimanakah agar media yang dipilih itu dapat digunakan dengan baik? Jawaban: Agar media yang sudah dipilih dapat digunakan dengan baik: ........................................................................ .......................................................................................................... ............................................................... ............................. ........................................................................ .......................................................................................................... ................................................................ .............................. ........................................................................ .......................................................................................................... ............................................................... ............................. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
117
e. Kemukakan pengertian dan fungsi sumber belajar! Jawaban: Pengertian sumber belajar: .................................................................... .................................................................................................... ................................................................... ................................... ........................................................................ .......................................................................................................... ............................................................... ............................. .................................................................... .................................................................................................... .................................................................... .................................... Fungsi sumber belajar: .................................................................... .................................................................................................... ................................................................... ................................... ................................................................... .................................................................................................... ................................................................... .................................. ................................................................... ................................................................................................... ................................................................... ................................... 5. Tugas Kelompok Bagi yang menginginkan tugas kelompok, diskusikan diskusikan 3 - 6 orang berikut ini a. Tentukan salah satu kompetensi dasar mata kuliah dengan indikatornya kemudian isikan tujuan, jenis media yang digunakan, dan secara singkat alasan pilih tersebut dalam lajur tabel di bawah ini Nama Sekolah : ..................................................................... .................................................................................................... .................................. ... Mata Pelajaran : ................................................................. .................................................................................................... ....................................... Kelas/Semester : ................................................................. .................................................................................................... ....................................... Alokasi Waktu : ........................................................................... ..................................................................................................... ............................
Standar Kompetensi: …………………………………………………… ………………………………………………………………. …………. ………………………………………………………………. Indikator Tujuan
: ...................................................................... ..................................................................................................... ............................... ................................................................ ................................................................................................. ..................................... .... Jenis Media Penggunaan Alasan pilihan
b. Buat salah satu jenis media yang tercantum dalam tabel latihan 1 diatas, dan cara penggunaannya! Jawaban: Nama media yang dibuat: ........................................................................ ......................................................................................... ................. Cara penggunaannya: penggunaannya: .................................................................. ................................................................................................ .............................. .......................................................................... .......................................................................................................... .............................................................. .............................. ........................................................................ .......................................................................................................... ............................................................... ............................. .......................................................................... .......................................................................................................... ............................................................. ............................. c. Berikan deskripsi bahwa pada hakikatnya sumber belajar itu terdapat di mana-mana! Jawaban: Sumber belajar itu ada dimana-mana sebab: ........................................................... ........................................................... ........................................................................ .......................................................................................................... .............................................................. ............................ ........................................................................ .......................................................................................................... .............................................................. ............................ ........................................................................ .......................................................................................................... .............................................................. ............................ Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
118
POKOK BAHASAN KELIMA METODE ASESMEN PEMBALAJARAN IPS A. URAIAN
1. Pengertian dan Prosedur Asesmen Asesmen a. Pengertian Asesmen Asesmen adalah prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang prestasi atau kinerja seseorang yang hasilnya akan digunakan untuk evaluasi. Asesmen dilakukan untuk mengethui seberapa tinggi kinerja atau prestasi seseorang. Informasi tersebut diperoleh dari hasil pengolahan data pengukuran dan non pengukuran. Informasi disajikan dalam bentuk profil peserta didik untuk menetapkan apakah peserta didik dinyatakan sudah atau belum menguasai kompetensi yang ditargetkan. Pengukuran dan non pengukuran adalah proses untuk memperoleh deskripsi tentang karakteristik seseorang dengan aturan tertentu. Hasil pengukuran berupa data numerik atau kuantitatif, sedangkan hasil non pengukuran berupa data kualitatif. Contoh pengukuran antara lain memberikan ulangan dan tugas, sedangkan contoh nonpengukuran antara lain tentang tingkatan karakteristik karakteristik yang dimiliki seseorang seseorang dengan aturan aturan tertentu. Pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa tes dan/atau non tes. Tes adalah alat ukur berupa satu pertanyaan untuk mengukur sampel tingkah laku dan jawaban yang diberikan dapat dikategorikan menjadi benar dan salah. Non tes juga merupakan alat ukur untuk mengukur sampel tingkah laku, tetapi jawaban yang diberikan tidak dapat dikategorikan benar dan salah, misalnya kategori positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, atau suka dan tidak suka. Pelaksanaan pengukuran dalam IPS harus menerapakan prinsip keseimbangan antara formal tes dan non formal tes dengan instrumen tes dan non tes Evaluasi merupakan tindakan untuk menetapkan keberhasilan suatu program pendidikan, termasuk menetapkan keberhasilan peserta didik dalam program atau kelompok peserta didik. Sebagai contoh guru harus mengevaluasi apakah program pembelajaran yang dirancang sudah menunjukkan hasil yang diharapkan. Demikian pula, suatu program studi harus mengevaluasi apakah seluruh peserta didik yang menempuh suatu program berhasil atau gagal, sehingga dapat untuk menyatakan tingkat keberhasilan program. Dalam proses asesmen, bagi peserta didik yang belum menguasai kompetensi ditindaklanjuti dengan program remedial atau mengulang, sedangkan yang sudah menguasai tetapi belum maksimal diberi program pengayaan. Gambar 5.1 mengilus-trasikan keterkaitan antara kegiatan pengumpulan data, proses asesmen beserta tindak lanjutnya.
Asesmen Pengukuran
Non-pengukuran Profil peserta didik
Tindak lanjut hasil asesmen
Gambar 5.1. Proses Asesmen dan Tindak Lanjutnya Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
119
b. Karakteristik Asesmen Berbasis Kompetensi Kompetensi 1) Berfokus pada hasil, sehingga anak didik yang mengalami kesulitan 2) Dilaksanakan untuk setiap individu dan untuk menentukan dia sudah menguasai atau belum menguasai kompetensi yang diajarkan 3) Mengacu kepada standar/kriteria dan tidak untuk membandingkan keberhasilan seseorang dengan orang lainnya. 4) Memberikan kesempatan mahasiswa dapat mengevaluasi diri sendiri sehingga hasil akan lebih bermakna, baik bagi pendidik, peserta didik, maupun administrator. 5) Bersifat autentik, terbuka, holistik, dan integratif. Autentik, terfokus kepada kompetensi yang didemonstrasikan. Terbuka, memberi peluang anak didik merespons secara kreatif. Holistik, mencakup semua kemampuan dan kompetensi; sehingga pendekatan integratif yaitu yaitu dari beberapa menjadi satu kesatuan kesatuan 6) Kelulusan menurut ketercapaian standar yang ditentukan untuk semua kompetensi utama, dinyatakan kompeten atau tidak (lulus atau tidak lulus). Tidak kompeten atau tidak lulus apabila tingkat penguasaannya kurang dari 70 %
2. Metode dan Bentuk Bentuk Instrumen Instrumen Asesmen a. Tes (Gradasi benar – salah) 1) Tes formal adalah tes yang dilakukan dalam waktu khusus, terpisah/di luar waktu untuk kegiatan pembelajaran, yaitu: a) tes tulis dengan bentuk instrumennya diklasifikasikan dalam tiga jenis soal, yaitu: (1) soal dengan memberi jawaban, meliputi Item tes isian atau melengkapi Item tes jawaban singkat atau pendek Item tes uraian (tes uraian terbatas dan bebas) (2) Soal dengan memilih jawaban, meliputi: Item tes pilihan ganda Item tes dua pilihan (benar salah, ya - tidak) Item tes menjodohkan menjodohkan Item tes sebab akibat (3) Soal gabungan memilih dan memberi jawaban, sepertinya: Item tes pilihan ganda beralasan Item tes dua pilihan beralasan Dll. b) tes lisan, dengan bentuk b entuk instrumennya Daftar pertanyaan c) tes kinerja, dengan bentuk instrumennya Item tes paper and pencil Item tes identifikasi Item tes simulasi Item tes uji petik kerja 2) Tes non-formal adalah tes yang dilakukan menyatu dengan kegiatan pembelajaran atau dilaksanakan tidak khusus dalam suasana tes, yaitu: a) Observasi, dengan bentuk instrumennya Lembar observasi b) Penugasan, dengan bentuk instrumennya Tugas proyek Tugas portofolio Tugs rumah Dll.
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
120
b. Non-tes (positif-negatif, setuju-tidak setuju, suka-tidak suka) 1) Observasi, dengan bentuk instrumen lembar observasi 2) Wawancara, dengan bentuk instrumen pedoman wawancara 3) Inveentori, dengan beentuk instrumen skala inventori 4) Self report, dengan bentuk kuesioner, ceklis, catatan harian (angket, daftar cek, daftar catatan harian) Rangkuman metode asesmen beserta bentuk instrumen asesmennya disajikan dalam Tabel 5.1 3. Strategi Pengembangan Asesmen Dalam mengembangkan sistem asesmen berbasis kompetensi meliputi langkahlangkah: a. menentukan kompetensi b. menjabarkan kompetensi menjadi sejumlah subkompetensi c. menjabarkan subkompetensi menjadi sejumlah indikator capaian d. menentukan metode asesmen dan bentuk instrumen sesuai dengan indikator e. menyusun profil hasil belajar anak didik
No.
1 a.
Tabel 5.1 Klasifikasi Metode dan Bentuk Instrumen Asesmen Metode Asesmen Tehnik Bentuk Instrumen Asesmen Penilaian Tes (gradasi benar-salah) Tes formal (dilakukan Tes tulis Tes isian (melengkapi) secara khusus seperti Tes jawaban pendek ujian Tes uraia sisipan/midsemester, Tes pilihan ganda ujian akhir, ujian Tes dua pilihan (ya–tidak) responsi) Tes menjodohkan Dll. Tes lisan Daftar pertanyaan Tes kinerja Tes tulis keterampilan Tes identifikasi Tes simulasi Uji petik kerja Tes non formal Penugasan Tugas proyek (dilakukan menyatu Tugas portofolio dengan proses Tugas rumah pembelajaran) Observasi Lembar observasi
b.
2
Nontes (gradasi positifnegatif, setuju-tidak setuju, suka-tidak suka)
Observasi Wawancara Inventori Self report
Lembar observasi Pedoman wawancara Skala inventori Kuesioner
Instrumen asesmen yang baik haruslah memenuhi persyaratan kesahihan dan keandalan. Untuk itu, kegiatan pengembangan instrumen perlu mengikuti langkah yang dapat dipertanggungjawabkan, yaitu: penyusunan kisi-kisi, pengembangan item, instrumen, telaah dan revisi item instrumen, uji coba instrumen, analisis empiris kualitas instrumen.
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
121
a. Penyusunan Kisi-kisi
Kisi-kisi digunakan untuk acuan pengembangan instrumen, baik bentuk maupun item instrumen. instrumen. Dosen dalam penyusunan penyusunan kisi-kisi kisi-kisi perlu menelusuri dan mengacu pada pengembangan kurikulum, silabus, dan pengalaman belajar mahasiswa. Kisi-kisi asesmen berbasis kompetensi digunakan untuk menunjukkan keterkaitan antara kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian, dan strategi asesmen yang direncanakan (yang meliputi metode asesmen, bentuk asesmen, dan item instrumen). Kisi-kisi asesmen berbasis kompetensi tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk Tabel 5.2 Tabel 5.2 Kisi-kisi Asesmen Berbasis Kompetensi untuk Tingkat Mata Kuliah
Program Studi: ……………………………………...................... ……………………………………...................... ............................... Mata kuliah: ……………………………………........ …………………………………….................................................. .................................................. ........ Standar kompetensi: ..................................................................... .................................................................................................... ............................... ............................................................. .............................................................................................. ...................................... ..... Kompetensi Indikator Strategi Asesmen dasar pencapaian Metode Teknik Bentuk Nomor item instrumen instrumen
b. Pengembangan Instrumen Pengembangan item instrumen harus selalu selalu mengacu pada kisi-kisi kisi-kisi yang telah telah ditetapkan agar dihasilkan item instrumen yang sahih. Berikut ini disajikan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan item instrumen tes maupun nontes. 1) Pengembangan item tes tulis Hal yang diperhatikan dalam mengembangkan tes tulis yaitu a) Memperhatikan persyaratan penyusunan instrumen, baik dari aspek materi/isi/konsep, konstruksi, maupun bahasa. kompetensi yang ditargetkan. b) Mengacu pada karakteristik indikator kompetensi c) Memilih bentuk instrumen yang sesuai dengan indikator, apakah bentuk tes isian, uraian, pilihan ganda atau lainnya. d) Membuat kunci jawaban atau pedoman penyekoran.
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
122
2) Pengembangan item tes keterampilan a) Hal yang diperhatikan dalam mengembangkan mengembangkan item tes keterampilan keterampilan adalah sebagai berikut. (a) Persyaratan penyusunan instrumen keterampilan, baik dari aspek materi/isi/konsep, konstruksi, maupun bahasa. (b) Jenis tes keterampilan yang dipakai, apakah tes tulis keterampilan, tes identifikasi, tes simulasi, atau uji petik kerja/work kerja/work sampel test. (c) Indikator kompetensi yang ditargetkan. (d) Pedoman penskoran atau rubrik. b) Langkah pengembangan pengembangan item instrumen keterampilan adalah sebagai berikut. (1) Tes tulis keterampilan keterampilan untuk menghasilkan menghasilkan desain/rangkaian, desain/rangkaian, gambar, dll. (a) menentukan aspek produk yang akan dinilai. (b) menentukan cara penskoran secara holistik atau analitik. (c) menentukan bobot skor. (d) menentukan klasifikasi peringkat penilaian. (2) Tes identifikasi untuk mengukur kinerja seseorang atas dasar tanda-tanda atau sinyal yang diberikan saat diberikan tes. (a) menentukan jenis kemampuan kinerja yang akan diidentifikasi. (b) menentukan banyaknya hal/aspek yang akan diidentifikasi. (c) membuat rubrik/pedoman penskoran yang dilengkapi dengan kategorisasi keberhasilan identifikasi. (3) Uji petik kerja untuk mengukur mengukur kinerja dalam situasi yang sebenarnya atau atau uji simulasi untuk mengukur kinerja dalam situasi yang mirip dengan situasi yang sebenarnya (a) mengidentifikasi aspek kinerja yang dinilai. (b) menentukan model skala yang dipakai untuk penskoran yaitu rating scale atau check list. (c) membuat rubrik/pedoman penskoran yang dilengkapi dengan kategorisasi keberhasilan kinerja. 3) Pengembangan instrumen observasi (a) mengacu indikator kompetensi yang dikembangkan. (b) mengidentifikasi langkah kerja yang diobservasi. (c) menentukan model skala yang dipakai untuk menskor, yakni rating scale atau scale atau check list. list. (d) membuat rubrik/pedoman penskoran yang dilengkapi dengan kategorisasi keberhasilan kompetensi yang dikembangkan. 4) Pengembangan instrumen penugasan (a) mengacu indikator kompetensi yang dikembangkan. (b) mengacu pada jenis tugas yang dikerjakan. (c) mengidentifikasi aspek tugas yang dikerjakan. scale atau (d) menentukan model skala yang dipakai untuk menskor, yakni rating scale atau check list. list. (e) membuat rubrik/pedoman penskoran yang dilengkapi dengan kategorisasi keberhasilan tugas. 5) Pengembangan item instrumen instrumen nontes nontes Instrumen nontes yang mencakup observasi, wawancara, inventori, dan self report, report, antara lain digunakan untuk mengukur kompetensi yang berkait dengan ranah afektif seperti sikap terhadap mata kuliah. Observasi dan wawancara dapat dilaksanakan dengan pedoman observasi dan daftar wawancara, sedangkan self report report berbentuk angket. Agar dapat mengases penguasaan kompetensi maka Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
123
diperlukan sejumlah indikator pencapaian. Indikator ini digunakan sebagai dasar penulisan item pernyataan atau pertanyaan. Langkah-langkah pengembangan instrumen nontes yaitu: (a) mengacu pada bentuk instrumen/inventori yang akan dikembangkan (skala Thurstone, skala Likert, skala berdiferensi semantik, dll.), (b) mengacu pada indikator yang ditentukan, (c) memilih pernyataan/pernyataan yang tidak menuntut respon yang tidak mengandung social desirability yang desirability yang tinggi, (d) tidak ada jawaban/pernyataan jawaban/pernyataan yang benar atau salah, dan (e) menentukan gradasi skala yang dipilih dan penskorannya. Instrumen asesmen untuk kinerja dapat menggunakan dua kemungkinan instrumen, yaitu (a) daftar cek (ya – tidak), (b) skala rentang (sangat (sangat kompeten, - kompoten kompoten – agak kompoten – tidak kompeten). Kemungkinan keduanya dapat digabungkan. c. Telaah dan Revisi Instrumen Setelah penyusunan instrumen asesmen selesai, hasilnya tidak langsung dapat digunakan atau diterapkan, melainkan perlu ditelaah lagi, dan atas hasil telaah itu dilakukan revisi untuk memperbaiki item instrumen yang kurang baik. Beberapa hal yang perlu ditelaan, yakni telaah dari segi: 1) substansi isi, konsep, dan bahasa, 2) persyaratan item sesuai bentuk instrumen, dan 3) indikator pencapaian ksompetensi. d. Uji Coba Instrumen Meski sudah sudah ditelaah dan direvisi, direvisi, belum berarti instrumen instrumen asesmen tersebut siap digunakan. Instrumen tersebut perlu diujicoba terlebih dulu sebelum digunakan. Uji coba bisa dilakukan sebelum instrumen dipakai dipakai untuk pengumpulan pengumpulan data penilaian yang disebut dengan ujicoba terpisah. Uji coba dapat pula dilakukan bersamaan bersamaan dengan pengumpulan data penilaian, yang yang disebut dengan dengan uji coba terpakai. Dalam uji coba coba terpisah analisis didasarkan pada data uji coba yang digunakan untuk perbaikan instrumen. Pada uji coba terpakai analisis instrumen didasarkan didasarkan pada data awal dan data penilaian didasarkan pada pada item instrumen yang yang memenuhi memenuhi syarat. Hal yang diujicobakan selain selain berkait dengan dengan aspek substansi juga menyangkut menyangkut aspek keterbacaannya. e. Analisis Empiris Kualitas Instrumen Analisis data statistik terhadap data empiris hasil uji coba baik melalui uji coba terpisah maupun maupun uji coba terpakai akan memberikan informasi tentang kesahihan kesahihan dan keandalan instrumen sebagai indikator dari kualitas instrumen. Hasil analisis empiris digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki item instrumen yang kurang memenuhi syarat dan menggani menggani item instrumen instrumen yang yang tidak memenuhi syarat. Sesuai dengan karakteristik asesmen berbasis kompetensi yang mengacu pada acuan
kriteria maka analisis keandalan item bukan didasarkan pada „indek kesukaran item“ dan „daya beda item“, karena kedua indeks tersebut digunakan untuk pemenuhan persyaratan keandalan item instrumen instrumen beracuan norma. Keandalan item instrumen beracuan beracuan kriteria
diukur dengan menggunakan “persentase konsistensi” dan „indeks sensitivitas item“. Persentase konsistensi digunakan untuk mengetahui konsistensi mahasiswa yang menguasai (mastery) mastery) dan yang tidak menguasai (nonmastery) atas dasar konsistensinya dalam mengerjakan dua perangkat intsrumen yang ekuivalen. Indeks sensitivitas item yang dihitung berdasar hasil pengukuran suatu item yang diujikan pada peserta yang belum diajar dan yang telah te lah diajar untuk mengetahui penguasaan (mastery (mastery)) materi telah dipelajari. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
124
4. Contoh Bentuk-bentuk instrument Contoh instrumen asesmen yang dikemukakan berikut ini, bukanlah satu-stunya bentuk instrumen, hanyalah salah salah satu dari sekian banyak bentuk instrumen asesmen asesmen yang berbasis kompetensi, diharapkan dengan contoh tersebut dapat memancing untuk lebih kreatif dalam mendesain asesmen pembelajaran yang tepat bagi keperluan pengembangan pembelajaran yang diampuhnya. Sebagai contoh bentuk-bentuk instrumen, diantaranya: a. Contoh: Instrumen asesmen bentuk isian (benar-salah) beralasan Soal Nyatakan benar (dengan cara menuliskan kode kode B di dalam kurung) atau salah (dengan cara menuliskan kode S di dalam kurung) pernyataan di bawah ini, dan berilah alasannya!
A. (.....)
Konsep kualitas pembelajaran pembelajaran merupakan merupakan tugas dan tanggung jawab Guru untuk mengelola pembelajarannya
B. (.....)
Rancangan pembelajaran IPS diarahkan atau difokuskan sesuai dengan kondisi dan perkembangan potensi siswa agar pembelajaran yang dilakukan benar-benar berguna dan bermanfaat bagi siswa.
C. (.....)
Model pembelajaran inovatif dan partisipatif menggunakan strategi pembelajaran pada guru yang memposisikan memposisikan diri yang aktif menyajikan materinya
Penskoran dan Kunci Jawaban
Skor = 9 Kunci Jawaban: 1. A ( B ) Alasannya: tugas utama guru guru adalah pendidikan dan pengajaran, dalam menjalankan tugasnya ia membuat perencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menilai proses dan hasil belajar peserta didik (siswa) Kunci Jawaban: 1. B ( B ) Alasannya: Misi pendidikan IPS yaitu membina pengetahuan kecerdasan, dan keterampilan yang bermanfaat untuk dirinya sendiri, masyarakat dan studi lanjut. Selain itu membina sikap-sikap yang selaras dengan nilai-nilai pansasila dan UUD 45 Kunci Jawaban: 1. C ( S ) Alasannya: sasaran pembalajaran adalah menjadikan sis wa yang belajar. Model pembelajaran inovatif dan partisipatif berfokus pada siswa aktif yang diasumsikan belajar terjadi jika individu (siswa) yang belajar aktif terlibat secara optimal baik secara intelektual, emosional, maupun fisik.
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
125
b. Contoh: Instrumen asesmen bentuk uraian Soal: Pak Syamsu Alam adalah seorang kepala sekolah SMP. Di lingkungannya, Pak Syamsu dipandang sebagai seorang tokoh karena sering memimpin shalat di masjid. Pada pemilihan umum tahun 2004, ia menjadi ketua pelaksana pemungutan suara.
Ia memiliki anak yang bernama Martinus yang bersekolah di kelas dua SMP tersebut. Martinus rajin menyiram bunga yang ditanam di halaman rumahnya. Ia aktif sebagai anggota perkumpulan perkumpulan remaja di tempat tinggalnya. Berdasarkan kasus di atas, buatlah daftar klasifikasi yang mencakup lingkup sosial, tokoh sosial, status sosial, peran sosial, dan jenis status sosial mulai dari tingkat rumah tangga, sekolah, masyarakat, dan negara! Pedoman penskoran
No Lingkup
Tokoh
1.
Martinus Anggota keluarga Pak Syamsu Alam
Mengerjakan pekerjaan rumah
Syamsu Kepala Alam keluarga Syamsu Kepala Alam Sekolah Martinus siswa SMP
Memimpin keluarga Memimpin sekolah Belajar
Keluarga
Status Sosial
Peran Sosial
Jenis Status Ascribed status
Achieved status 2 Sekolah Achieved status Achieved status 3 Masyarakat Syamsu Imam Pemimpin Achieved Alam shalat status dan/atau Assigned status Martinus Pengurus Anggota Achieved perkumpulan perkumpulan status remaja remaja 4 Negara Syamsu Ketua PPS Pemimpin Assigned Alam proses status pemilu Skor maksimum *Setiap pengisian sel secara tepat memperoleh skor 1
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
Skor* 5
4 5 4 5
4
5
32
126
c. Contoh: Instrumen asesmen bentuk pilihan ganda beralasan
Di bawah ini diberikan contoh tentang hubungan antara jumlah pekerja dengan produktivitas kerja dalam pengolahan sebidang lahan pertanian untuk budidaya lada hitam. Tabel: Produktivitas Pertanian Jumlah Pekerja
Hasil panen (dalam kg) kg)
1 2 3 4 5
10 22 36 49 59
Kesimpulan yang dapat ditarik dari tabel di atas adalah …. peningkatan produktivitas berbanding lurus dengan penambahan tenaga kerja B. semakin banyak tenaga kerja semakin efisien hasil panen yang diperoleh C. penambahan tenaga kerja akan meningkatkan produktivitas secara konsisten D. penambahan tenaga kerja tidak selalu diikuti dengan produktivitas secara konsisten A.
Alasan………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………. Kunci jawaban: D Alasan: Semakin menambah tenaga kerja yang tidak diikuti dengan penambahan produktivitas akan menyebabkan pengangguran yang tidak kentara.
d. Contoh: Instrumen asesmen bentuk hubungan sebab akibat Petunjuk: Soal terdiri atas tiga bagian, yaitu: PERTANYAAN, kata SEBAB dan ALASAN yang disusun berurutan. Pilihlah: A. Jika pernyataan betul, alasan betul dan keduanya menunjukkan menunjukkan hubungan sebab akibat B. Jika pernyataan betul dan alasan betul, tetapi keduanya tidak menunjukkan hubungan sebab akibat C. Jika pernyataan betul dan dan alasan salah D. Jika pernyataan salah dan dan alasan betul Soal: 1) Perjuangan bangsa bangsa Indonesia dalam usaha mengusir kaum penjajah penjajah sebelum tahun 1908, termasuk perjuangan yang bersifat regional SEBAB Perjuangan bangsa Indonesia dalam usaha mengusir kaum penjajah dipimpin oleh tokoh-tokoh dari seluruh wilayah Indonesia I ndonesia Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
127
2)
Perjanjian Saragosa 1526 merupakan perjanjian antara Portugal dan Spanyol SEBAB Perjanjian Saragosa menetapkan batas timur bagi pelayaran Spanyol di globe dunia yang memisahkan dengan wilayah Portugal.
Kunci Jawaban:
1) D 2) A
e. Contoh: Instrumen asesmen bentuk rating scale Petunjuk: Beri lingkaran pada angka yang sesuai untuk setiap kemampuan yang teramati pada waktu guru mengajar: mengajar: 1.sangat tidak baik dalam mempersiapkan pelajaran 2.tidak baik/rendah 3.biasa/cukup 4.baik/tinggi 5.sangat baik/sangat tinggi Nama guru : ............................................. ................................................................... ............................................ .................................. ............ Sekolah : ............................................ .................................................................. ............................................ ................................... ............. Program studi: ............................................ .................................................................. ............................................ .................................... .............. Tanggal : ........................................... ................................................................. ............................................ ..................................... ...............
Aspek yang dinilai
Deskriptor
Skala Nilai
I. Kompetensi Pedagogik
A. Kesungguhan dalam mempersiapkan pelajaran B. Keteraturan dan ketertiban penyelenggaraan pelajaran C. dst.
1 2 3 4 5
II. Kompetens Profesional III. Dst.
1 2 3 4 5
A. Dst.
JUMLAH
Skor: ..........
Pedoman Penskoran
skor maksimal (N x 5 = N5) skor minimal (N x 1 = N1)
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
5 skala nilai tertingi 1 skala nilai terendah
N = Jumlah deskriptor
128
f. Contoh: Instrumen asesmen bentuk Checklist Beri tanda centang (...√...) di belakang angka di mana kemampuan guru teramati pada waktu mengajar Nama Guru : ............................................ ............................................................................... ............................................................. ................................ ...... Sekolah : .............................................................. ........................................................................................................ ................................................... ......... Program studi: .............................................................. ....................................................................................................... .................................................. ......... Tanggal : ............................................................... ......................................................................................................... .................................................. ........ PENGAMATAN KEMAMPUAN MENGAJAR
Centang ...... ......
No. 1. 2.
......
3.
.....
4.
.....
5.
...... ...... ..... ...... ......
6. 7. 8. 9. 10.
Kinerja yang diamati Mengkomunikasikan Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran Menggunakan metode mengajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pelajaran Mendorong dan menggalakkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran Mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran dan relevansinya Menggunakan waktu pembelajaran secara efisien Menyediakan lingkungan belajar yang menarik dan teratur Melakukan evaluasi hasil belajar dalam proses pembeelajaran Melakukan refleksi Memberikan tugas terstruktur
Pedoman Penskoran Tiap tanda centang (√) bernilai satu. Skor maksimal 10. 10. 70% dari 10 = 7, kompetensi minimal yang dapat dinyatakan menguasai kompetensi.
g. Contoh: Instrumen asesmen bentuk Proyek Tugas : Dalam lingkungan masyarakat sekitar kita terdapat berbagai masalah sosial yang timbul akibat dari suatu kebijakan publik, berkaitan dengan pelaksanaan otonomi daerah. Kebijakan publik itu misalnya tentang pelebaran jalan, izin pendirian pabrik, pendirian super market, penataan market, penataan pasar, penanganan masalah sampah, banjir dan lain-lain. Tugas Anda adalah sebagai berikut. 1. Pilihlah satu bentuk kebijakan publik yang diberlakukan di lingkungan sekitar Anda! Berikan penjelasan tentang urgensi atau pentingnya kebijakan tersebut untuk didiskusikan! 2. Berikan analisis Anda bahwa kebijakan tersebut menimbulkan berbagai masalah sosial, misalnya dari segi sosiologis, historis-kultural, ekonomis, demografis, politik, hukum hukum dan sebagainya. sebagainya. 3. Berikan saran Anda kepada para pengambil kebijakan publik (misalnya Gubernur, Bupati/Walikota), para wakil rakyat di DPRD, maupun masyarakat sendiri dalam menyikapi masalah tersebut. Kaitkan saran Anda tersebut dengan proses demokratisasi dan upaya pengembangan civil society atau tatanan masyarakat madani! Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
129
Rambu-rambu/kunci penilaian 1. Kebijakan publik yang dipilih misalnya tentang Pemberian Izin Pendirian Super Market Market oleh Bupati di suatu wilayah Kecamatan tertentu. Kebijakan tersebut telah menimbulkan keresahan masyarakat. Tunjukkan bukti-bukti yang mendukung pernyataan tersebut, misalnya berita surat kabar atau yang lain. 2. Adanya Super Market Market di suatu wilayah Kecamatan, apalagi pedesaan akan menimbulkan berbagai masalah sosial bagi sebagian besar. Misalnya, dari segi ekonomi akan mematikan pasar-pasar tradisional terdekat, sekaligus mempersempit kesempatan berusaha para pedagang kecil (bakul) dan tidak sejalan dengan kebijakan pemerataan penghasilan dsb. Dari segi sosiologi, akan merubah perilaku masyarakat dalam berjual-beli dan merubah fungsi sosial pasar sebagai media berinteraksi sosial. Secara kultural, super market market tidak/belum sesuai dengan budaya pasar masyarakat pedesaan, sehingga akan terasa asing. Secara geografis dapat merubah struktur lingkungan, baik lingkungan phisik maupun sosial. Secara politis dapat menimbulkan isue politik yang mengurangi partisipasi atau dukungan masyarakat terhadap pemerintah sebagi pengambil kebijakan publik. Selain itu, kebijakan tersebut juga berifat kapitalistik. 3. Bupati perlu meninjau kembali kebijakan yang telah dikeluarkan, demi kesejahteraan dan ketenangan masyarakat. Kebijakan publik harus lebih berpihak pada kepentingan rakyat kecil. DPR Kabupaten harus lebih aspiratif, dengan memperjuangkan melalui proses legislatif dan politis, demi kepentingan rakyat banyak. Elemen-elemen masyarakat dan LSM perlu lebih menunjukkan peran aktifnya dalam memperjuangkan hak dan kewajiban warga dalam bidang sosisl-ekonomi, sekaligus sebagai proses pemberdayaan masyarakat ke arah pengembangan masyarakat sipil (civil society), masyarakat warga, atau masyarakat madani. Skor Total maksimum
Skor maksimal 15
50
35
100
5. Pelaporan Hasil Hasil dan Tindak Lanjut Asesmen a. Pelaporan Hasil Asesmen Pelaporan hasil asesmen adalah putusan dari respon peserta didik pada instrumen yang diberikan, apakah dapat dikatakan telah menguasai kompetensi dengan dinyatakan lulus atau belum menguasai kompetensi yang dinyatakan tidak lulus. Pada setiap proses penyekoran, guru harus memanfaatkan rubrik/ pedoman penskoran atau kunci jawaban sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan. Hal ini dilakukan untuk menjamin objektivitas dan meminimalkan kesalahan pengukuran. Cara tradisional untuk memberikan skor pada tes pilihan ganda adalah menghitung jawaban yang benar untuk setiap mahasiswa. Pada instrumen lain, skor mentah untuk setiap mahasiswa dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan skor pada setiap soal atau tugas. Kadang-kadang, skor mentah ini dikonversikan ke dalam bentuk persentase. Sebagai contoh, peserta didik yang mendapat skor 30 dari 40 soal adalah 30/40 x 100% = 75%.
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
130
Batas kelulusan dalam pendekatan kurikulum berbasis kompetensi harus ditentukan dengan mengacu pada pencapaian standar kompetensi. Hal ini dilakukan untuk menjamin kualitas hasil pembelajaran. Batas kelulusan untuk kompetensi utama adalah 70% dari skor total dengan kualifikasi nilai B, sedangkan batas kelulusan untuk kompetensi pendukung dan kompetensi lainnya boleh 60% dari skor total dengan kualifikasi nilai C. Untuk nilai A kalau mencapai kualifikasi penguasaan kompetensi utama mencapai 85 – 100% Penjenjangan nilai kelulusan harus dikaitkan dengan standar kompetensi sesuai aturan akademik yang telah disepakati. Salah satu contoh penjenjangan nilai yang dapat dijadikan acuan kelulusan seperti tabel 5.3 b. Program Tindak Lanjut Asesmen Kegiatan belajar mengajar (pembelajaran) pada hakikatnya suatu upaya agar peserta didik setelah mengikuti pembelajaran dapat menguasai bahan-bahan belajarnya Tabel 5.3 Contoh Penjenjangan Nilai yang Dicapai dalam Penguasaan Kompetensi
Simbol
Kriteria
A: 85 − 100 1. Menguasai hampir semua konsep yang diberikan 2. Memiliki keterampilan yang hampir sempurna 3. Sangat siap untuk belajar belajar lanjut. B: 70 − 84 Menguasai sebagian besar konsep yang diberikan Memiliki keterampilan keterampilan di atas minimum Memenuhi syarat untuk belajar lanjut TL: 0 − 69 Menguasai sebagian kecil konsep yang diberikan Memiliki keterampilan keterampilan di bawah batas minimum Kurang memenuhi syarat untuk belajar lanjut.
Keterangan
Jika ada kompetensi dasar dasar yang belum lulus, mahasiswa dinyatakan TL kemudian mengikuti remedi dalam batas waktu yang ditentukan dan menempuh ujian lagi.
sesuai tujuan-tujuan atau kompetensi yang telah ditetapkannya. Untuk itu, guru melakukan berbagai upaya mulai dari penyusunan rencana pelajaran, penggunaan strategi belajar mengajar yang relevan, sampai sampai dengan pelaksanaan pelaksanaan penilaian dan umpan balik. balik. Namun demikian, kenyataannya setelah kegiatan belajar mengajar berakhir masih saja ada peserta didik yang tidak menguasai materi pelajaran dengan baik sebagaimana tercermin dalam nilai atau hasil belajar lebih rendah dari kebanyakan peserta didik lainnya. Mereka memerlukan pendekatan khusus untuk dapat mencapai hasil-hasil belajar yang diharapkan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan hasil belajar dengan memberikan layanan bimbingan belajar. Berkenaan dengan masalah kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik ini, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru, antara lain melaksanakan remedial dengan strategi dan pendekatan seperti apa yang disebut: perbaikan/pengulangan, pengayaan dan pengukuhan serta pencepatan (aceleration ( aceleration). ). Secara visual konsep dasar strategi dan teknik-teknik pendekatan remedial untuk program tindak lanjut seperti gambar 5.2
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
131
Program perbaikan merupakan bentuk khusus dari pengajaran yang diberikan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar berat. Dilaksanakan secara individu atau kelompok sesua tingkat homogenitas dan kuantitas peserta didik yang PBM I
Akhir satuan program (uji kompetensi)
ASESMEN
Program Pengayaan
EVALUASI
2
3
1
Tatap muka/ Unit pelajaran (uji diagnosis)
PBM II
Perbaikan
Gambar 5.2 Program Tindak Lanjut
mengalami kesulitan belajar. Perbaikan dilakukan setiap akhir jam pertemuan atau setiap unit pelajaran. Namun jika terjadi pada setiap akhir satuan program dilakukan pengulangan. Program pengayaan dan pengukuhan merupakan bentuk khusus dari pengajaran yang diberikan kepada peserta didik yang mempunyai kesulitan belajar ringan (penguasaan yang belum tuntas/masteri). Bentuk pengajaran pengayaan yang mungkin dapat ditempuh dengan cara mengerjakan soal-soal/tugas tambahan khususnya kompetensi yang belum tercapai secara tuntas, dilaksanakan di kelas atau di rumah. Tugas-tugas yang diberikan baik dalam bentuk pekerjaan ruamah maupun dikerjakan di kelas apabila ada peningkatan patut diberikan penghargaan dengan penambahan nilai yang menjadi insentif baginya. Program pencepatan merupakan bentuk khusus dari pengajaran yang diberikan kepada peserta didik yang berbakat dan menunjukkan penguasaan kompetensi secara menyeluruh dari program studi yang ditempuhnya dengan luar biasa. Peserta didik yang demikian ini ada dua kemungkinan pelaksanaannya yaitu secara promosi status akademik ketingkat yang lebih tinggi atau program maju berkelanjutan tetap pada kelas yang diduki dan diangkat sebagai tutor sebaya. Sebagai tindak lanjut dari penggunaan hasil asesmen, selain untuk memperbaiki hasil dengan rencana program remedial bagi semua atau sebagian siswa seperti yang telah disebutkan di atas, juga dengan perbaikan program kegiatan pembelajaran, khususnya khususnya yang berkaitan dengan materi pelajaran yang sulit dipahami oleh sebagian besar atau semua siswa. Perbaikan program kegiatan dengan merubah strategi dan metode yang digunakan. Atau mungkin juga dengan memperbaiki tingkat kesulitan soal yang digunakan, yaitu soal yang tingkat kesulitannya kurang dari 40 % (soal terlalu sulit) sehingga tidak terjawab oleh peserta didik. Sebaliknya soal yang tingkat kesulitannya lebih dari 90 % juga perlu diperbaiki karena terlalu mudah. Dan pada akhirnya akan ditemukan soal yang standar.
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
132
Menentukan tingkat kesulitan soal dapat digunakan rumus yaitu: jumlah peserta yang jawab benar dibagi jumlah peserta dikali seratus = prosentasi B. PELATIHAN 1. Tugas Individu Setelah mempelajari bahan tersebut di atas (materi bagian kelima), jawablah pertanyaan-pertanyaan pertanyaan-pertanyaan berikut ini: a. Kemukakan hakikat dilaksanakan asesmen dalam pembelajaran Jawaban: Hakikat asesmen dalam pembelajaran: .................................................................... .................................................................... ........................................................................ .......................................................................................................... ................................................................ .............................. ........................................................................ .......................................................................................................... ................................................................ .............................. b. Bagaimanakah keterkaiatan antara asesmen dan evaluasi? Jawaban:
Asesemen: ……………………………………………… ………………………………………………………………………… ……………………………. …. …………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………. Evaluasi: ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… Kedudukan asesmen terhadap evaluasi: ………………………………………… ........................................................................ .......................................................................................................... ............................................................. ............................... ........................................................................ .......................................................................................................... ............................................................... ............................. c. Coba tentukan metode, teknik dan bentuk asesmen dengan mengisi tabel berikut ini Metode Teknik Bentuk Instrumen ..................................... ............................................. ............................................. sebab akibat ..................................... Nontes
............................................ ............................................
Paper and pensil
............................................. .............................................
.............................................. ..........................................
..................................... .....................................
Tes kinerja ........................................... ...........................................
.................................... Tes nonformal
Observasi ............................................ ............................................
............................................. .......................................... ... Menjodohkan .............................................. .......................................... .............................................. ..........................................
Soal c ini, termasuk bentuk instrumen apa? .................................................................... .................................................................... d. Deskripsiskan dengan kata-kata sendiri manfaat dari pelaksanaan asesmen sebelum pelajaran dimulai! Jawaban: Manfaat pelaksanaan asesmen sebelum pelajaran dimulai: ................................. ........................................................................ .......................................................................................................... ................................................................ .............................. .......................................................................... .......................................................................................................... ............................................................. ............................... ........................................................................ .......................................................................................................... ................................................................ .............................. e. Putusan apa sajakah, yang mungkin dapat diambil seorang guru, bila menghadapi hasil asesmen, kurang 70 %, 70 – 85 %, 86 - 100 %? Deskripsikan Deskripsikan tindak lanjutnya lanjutnya Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
133
Jawaban: Hasil asesmen kurang 70 %: ........................................................................... ...................................................................................... ........... .................................................................... .................................................................................................... ................................................................... ................................... .................................................................... ....................................................................................................... ................................................................... ................................ Hasil asesmen 70 – 85 %: ......................................................................... .................................................................................. ......... ................................................................... ...................................................................................................... .............................................................. ........................... .................................................................... .................................................................................................... ................................................................... ................................... Hasil asesmen 86 – 100 %: ……………………………… …………………………………………………… ……………………….. …..
………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… 2. Tugas Kelompok Bagi yang menginginkan tugas kelompok, diskusikan diskusikan 3 - 6 orang berikut ini ii. Coba Anda tentukan satu unit pelajaran IPS dan buat kisi-kisi asesmen dengan menggunakan tabel 5.2 yang ada pada pokok pembahasan kelima. iii. Data asesmen yang digambarkan dalam tabel berikut ini, deskripsikan tindakan apa yang tampaknya perlu Anda lakukan sebagai upaya tindak lanjut.
Nomor Soal Tes SISWA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 JML
JML 1
2
3
4
5
6
7
8
X X X X X X 4
X X X X X X 6
X X X X 4
X X X X 4
X X X X X X X X X 9
X X X X X 5
X X 1
X X X X X X 6
TL
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
9
TL
10 X
X X X X X 6
X X X X X X X X X 9
9 6 4 6 6 8 3 3 7 5 Keterangan: X =benar _ =salah
134
POKOK BAHASAN KEENAM PENGEMBANGAN SILLABUS DAN RPP
A. URAIAN 1. Pengembangan Silabus Silabus Dalam kaitannya dengan desentralisasi pendidikan dalam bidang kurikulum
menggunakan prinsip “Kesatuan dalam kebijakan dan keragaman dalam pelaksanaan”. Kesatuan dalam kebijakan kebijakan terwujud dalam ketentuan ketentuan umum, standard standard kompetensi bahan kajian, beserta pedoman pelaksanaannya yang disusun secara nasional (kurnas) terwujud dalam standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD). Keragaman dalam pelaksanaan terwujud dalam silabus dan RPP yang disusun oleh daerah dan sekolah (kurikulum implementatif). Sebagai kerangka dasarnya menyatakan bahwa pemerintah pusat (Depdiknas) bertanggungjawab dalam penyempurnaan dan pengembangan: a. Standar kompetensi anak didik dan warga/rombongan warga/rombongan belajar b. Standar materi pokok c. Pembelajaran dan penilaian hasil belajar secara nasional d. Pengendalian mutu Pemerintah Daerah bertanggungjawab dalam penjabaran dan pelaksanaan kurikulum yang mencakup: a. Pengembangan kurikulum dalam bentuk silabus b. Rencana pelaksanaan pembelajaran dan penilaian c. Pelaksanaan dan pengelolaan pembelajaran, serta pelaksanaan dan pengelompokan penilaian hasil belajar Jadi, silabus dikembangkan oleh guru melalui forum musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) atau kelompok kerja guru (KKG) sesuai ketentuan yang berlaku. Karena itu, dalam hal tertentu (standar (standar kompetensi dan kompetensi dasar) dasar) merupakan merupakan kesatuan dalam kebijakan, tetapi dalam hal komponen, bentuk dan pelaksanaan merupakan keragaman, memungkinkan setiap sekolah berbeda menurut karakteristiknya masingmasing. a. Pengertian Silabus
Silabus dapat didefinisikan sebagai “garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok pokok isi atau materi pelajaran”. Istilah silabus digunakan untuk menyebut suatu pokok
pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari anak didik dalam rangka penncapaian SK dan KD yang dikembangkan oleh pusat (kurnas). Selanjutnya, silabus dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh masing-masing guru. Selain itu, silabus harus dikaji dan dikembangkan secara berkesinambungan dengan memperhatikan masukan hasil evaluasi hasil belajar, hasil evaluasi proses (pelaksanaan pembelajaran), dan hasil evaluasi rencana pembelajaran. Oleh karena itu, siklus pengembangan silabus diawali dari perencanaan, pelaksanaan, penilaian, kemudian jadi balikan untuk perbaikan dan pemantapan selanjutnya. b. Isi Silabus Pada umumnya suatu silabus berisi uraian program yang mencantumkan: 1) bidang studi yang diajarkan, 2) jenjang pendidikan/sekolah, dan semester, 3) pengelompokan kompetensi dasar, 4) materi pokok, 5) indikator, 6) strategi pembelajaran, 7) alokasi waktu, dan 8) sumber bahan/alat/media. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
135
c. Manfaat Silabus Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut, seperti pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), pengelolaan kegiatan belajar mengajar (KBM), dan pengembangan sistem asesmen/penilaian. Artinya guru dalam membuat RPP, melaksakan KBM, dan asesmen/penilaian selalu mengacu pada silabus. d. Pinsip Pengembangan Silabus Silabus merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum dan pembelajaran yang berisikan garis-garis besar materi pembelajaran. Beberapa prinsip yang mendasari pengembangan silabus antara lain: ilmiah, memperhatikan perkembangan dan kebutuhan anak didik, sistematis, relevansi, konsisten, kecukupan, aktual dan kontekstual, fleksibel, dan menyeluruh e. Langkah-langkah Pengembangan Silabus Langkah-langkah pengembangan silabus, dapat ditemukan berbagai pariasi dari yang menyusun silabus. Namun secara umum proses pengembangan silabus berbasis kompetensi terdiri atas tujuh langkah utama sebagaimana tercantum dalam Buku Pedoman Umum Pengembangan Silabus (Depdiknas 2004), yaitu: 1) penulisan identitas mata pelajaran; 2) perumusan standar kompetensi 3) penentuan komptensi dasar; 4) rumusan indikator pencapaian; 5) penentuan materi pokok dan uraiannya; 6) penentuan pengalaman belajar 7) penentuan alokasi waktu; dan 8) penentuan sumber bahan Penulisan identitas mata pelajaran, yang perlu diisi adalah nama sekolah, nama mata pelajaran, kelas dan semester. Dengan informasi tersebut guru akan mendapatkan kejelasan tentang tingkat pengetahuanprasyarat, pengetahuan awal dan karakteristik siswa yang akan diberi pelajaran
Contoh: Penulisan Identitas Mata Pelajaran SILABUS
Nama Sekolah : ............................................................... .................................................................................................... ................................................ ........... Mata Pelajaran : ................................................................... ..................................................................................................... .................................... Kelas/Semester : ................................................................ .................................................................................................... ........................................ Penentuan Standar Kompetensi. Standar kompetensi adalah standar kompetensi mata pelajaran berupa pernyataan tentang pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dikuasai serta tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu mata
pelajaran”. Karena Standar kompetensi telah disusun secara nasional, maka dalam membuat silabus tinggal menyalin untuk mata pelajaran yang termuat dalam kurikulum (kurnas). Dan untuk mata pelajaran muatan lokal (mulok) disusun di susun sendiri oleh sekolah yang bersangkuta b ersangkutan. n. Penentuan kompetensi dasar. Kompetensi dasar merupakan perincian atau penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi. Kompetensi dasar adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang minimal harus dikuasai peserta didik untuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar kompetensi yang ditetapkan. Rumusan kompetensi dasar mengandung unsur pembentukan tercapainya standar kompetensi. Artinya dengan tercapainya semua kompetensi dasar, maka standar kompetensi akan terbentuk. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
136
Rumusan Indikator Pencapaian. Indikator adalah indikator kompetensi mata pelajaran yang menunjukkan tanda-tanda, perbuatan dan/atau respons yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik. Indikator, yaitu: a. sesuatu yang dapat menjadi petunjuk atau keterangan kompetensi dasar mata pelajaran b. merupakan jabaran dari kompetensi dasar mata pelajaran yaitu satu kompetensi dasar terdiri dari dua atau lebih indikator c. mengacu pada rumusan kompetensi dasar mata pelajaran d. dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur terukur dan/atau dapat diobservasi e. digunakan sebagai dasar menyusun instrumen asesmen Penentuan Materi Pokok. Materi pokok adalah pokok-pokok materi pembelajaran yang harus dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian kompetensi dan yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasarkan indikator pencapaian belajar. Karena standar materi pokok telah ditetapkan secara nasional, maka materi pokok tinggal disalin dari buku standar Kompetensi mata pela jaran. Sementara tugas para pengembang silabus memberikan ja jjabaran/materi pokok tersebut ke dalam uraian materi pokok yang biasa disebut dengan materi atau bahan yang akan dipela jari/dia jarkan dan diharapkan dikuasai setelah pembela jaran. Hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan b bahan p pela ja jaran ttersebut, yaitu m membentuk ttercapainya k kompetensi d dasar mata pela jaran, merupakan materi yang esensial, dan dituangkan dalam bentuk pokok bahasan beserta sub pokok bahasan. Selain itu, perlu pula mempertimbangkan: tingkat perkembangan peserta didik, kebermanfaatan bagi peserta didik, struktur keilmuan, kedalaman d dan k keluasan m materi, rrelevansi k kebutuhan d dan ttuntutan llingkungan sserta aalokasi waktu. Penentuan pengalaman belajar. Pengalaman belajar adalah kegiatan fisik maupun mental yang perlu dilakukan oleh anak didik dalam mencapai standard kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pelajaran. Dapat diperoleh baik di dalam kelas secara teori tatap muka dan praktek maupun di luar kelas dengan kunjungan pada objek studi di lapang. Pengalaman dan kegiatan belajar di sini berpusat pada siswa (CBSA), dan hal yang perlu diperhatikan adalah semua aktivitas siswa dalam interaksinya dengan materi pembelajaran (bukan interaksi guru-siswa) untuk menguasai kompetensi yang ditetapkan. Contoh: - menyalakan bola lampu dengan menghubungkan dua beterei dengan kabal dan bola lampu - Mengidentifikasi macam-macam jual beli yang terjadi di masayarakat secara berkelompok. Selanjutnya dalam merumuskan pengalaman belajar perlu memahami modus atau pola pengalaman belajar siswa dan kemungkinan hasil belajar yang dicapainya, dalam
”kerucut pengalaman belajar” seperti gambar 6.1
Gambar 6.1 memberikan makna dalam pembelajaran bahwa dengan memberi pengalaman belajar hanya dengan membaca berarti yang diingat diingat hanya 10 %. Jika
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
137
Modus:
Yang diingat
10 % ………………….
baca
20 % ………………...
dengar
30 % …………… 50 % ………..
lihat
Visual lihat dan dengar
70 % ........
90% …
Verbal
katakan
Katakan dan lakukan
Berbuat
Sheal, Peter (1989) How to develop and present staff Training courses, London:Kogan Page Ltd
Gambar 6.1 Kerucut Pengalaman Belajar
Pembelajaran hanya dalam bentuk ceramah – yang berarti siswa hanya mendengakan, maka siswa hanya mampu mengingat 20 % dar apa yang didengarnya itu. Kalau mengajar dengan mengemas dalam bentuk siswa mengerjakan tugas-tugas kelompok dan melaporkan hasilnya maka siswa mampu mengingat sampai 90 % dari apa yang dikerjakan (secara berkelompok) dan dikatakan (dalam bentuk laporan lisan atau tulis). Oleh karena itu, dosen/guru ketika akan menentukan strategi pembelajarannya seharusnya berpikir dari bawah ke atas, bukan sebaliknya dari atas ke bawah. Pilih strategi yang memberikan peluang siswa untuk melakukan dan melaporkan yaitu hasilnya 90 %. Apabila tidak memungkinkan, barulah berpikir kearah satu tingkat di atasnya yaitu mengatakan sesuatu baik secara lisan maupun tulis dengan hasilnya 70 %. Begitulah seterusnya sampai pada hanya menyuruh siswa untuk membaca dengan hasilnya hanya 10 %. Penentuan Alokasi Waktu. Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran perminggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk menguasai kompetensi dasar. Penentuan Sumber Bahan Ajar. Sumber bahan ajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang dapat dimanfaatkan untuk membantu proses pembelajaran. Sumber bahan ajar dapat berupa sumber sumber primer (objek langsung) sekunder, dan tersier. tersier. Penentuan sumber sumber bahan ajar yaitu secara fungsional mendukung pengalaman belajar yang dilakukan oleh siswa dan ketersediaan secara efisien dan efektif. Sumber bahan ajar akan terhindar dari kesalahan konsep dan plagiat. Teknik penulisannya, yaitu: nama pengarang, tahun terbit, judul buku, tempat dan dan nama penerbit, disusun disusun secara abjad. f. Format Silabus Sudah disebutkan terdahulu bahwa pelaksanaan silabus merupakan ketentuan keragaman menurut karakteristik sekolah masing-masing, sehingga hasil pengembangan silabus dapat dikemas ke dalam beberapa jenis format. Klasifikasi format silabus pada hakikatnya ada dua bentuk, yaitu format silabus disusun dalam bentuk vertikal dan dalam
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
138
bentuk horizontal. Pengembang silabus dapat memilih salah satu di antaranya. Sebagai contoh format silabus adalah sebagai berikut. Contoh: Silabus Bentuk Horizontal SILABUS
Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Program Semester
: ……………………………………………………………………. : …………………………………………………………………… : …………………………………………………………………… : ……………………………………………………………………
Standar Kompetensi: ………………………………………………… ……………………………………………………………………. ………………….
……………………………………………………………………. No.
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Pengalaman Belajar
Alokasi waktu
Sumber bahan/alat
Contoh: Silabus Bentuk Vertikal SILABUS
: …………………………………………… ……………………………………………………………………. ………………………. Nama Sekolah : …………………………………………………………………… Mata Pelajaran Kelas/Program : …………………………………………………………………… : …………………………………………………………………… Semester I. Standar kompetensi : ........................................................................... .................................................................................................. ....................... II. Kompetensi Dasar : .................................................................... ................................................................................................. ............................. III. Materi Pokok : ....................................................................... ................................................................................................. .......................... IV. Pengalaman Belajar : ................................................................... .................................................................................................. ............................... V. Indikator : ....................................................................... ................................................................................................ ......................... VI. Penilaian : ................................................................... ................................................................................................ ............................. VII. Alokasi waktu : ....................................................................... ................................................................................................... ............................ VIII. Sumber/Bahan/Alat: ..................................................................... ............................................................................................... ..........................
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
139
2. Rencana Pelaksanaan Pelaksanaan Pembelajaran Pembelajaran (RPP) a. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Berdasarkan silabus, guru mengembangkannya menjadi rancangan pelaksanaan pembelajaran yang akan diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) bagi siswanya. Banyak istilah yang biasa digunakan untuk rancangan pelaksanaan pembelajaran, yaitu satuan pelajaran (SP) satuan acara pelajaran (SAP), review overview presentation exercise summary (ROPES), model satuan pelajaran (MSP), dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Semua istilah ini, hakikatnya adalah persiapan mengajar dimuka kelas setiap pertemuan atau setiap unit (kompetensi dasar atau pokok bahasan). Berikut ini yang disajikan adalah rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai yang diterapkan dalam KTSP dewasa ini. Rencana pelakanaan pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran setiap pertemuan atau per unit yang akan diterapkan guru (baik yang menyusun RPP itu sendiri maupun yang bukan) diharapkan bisa menerapkan pembelajaran secara terprogram. Silabus dan RPP adalah dokumen pengembangan kurikulum yang dioperasikan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) bagi guru dan anak didik (siswa). Kalau silabus merupakan program untuk jangka waktu agak panjang (semesteran/tahunan), maka RPP merupakan program untuk jangka waktu singkat dan merupakan tahapan program pelaksanaan silabus. b. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penyusunan RPP 1)
Fungsi Guru dalam Persiapan Mengajar Silabus yang dibuat, walaupun dinyatakan sebagai kurikulum implementasi, masih cenderung belum operasional dan belum menjangkau suasana riil dalam kelas. Karena itu, guru diberi kewenangan secara leluasa untuk menganalisis silabus tersebut sesuai karakteristik dan kondisi sekolah serta kemampuan dalam menjabarkannya menjadi persiapan mengajar yang siap dijadikan pedoman pembentukan kompetensi peserta didik. Guru, murid, dan bahan ajar merupakan unsur yang dominan dalam proses pemeblajaran. Ketiga unsur ini saling berkaitan , mempengaruhi serta tunjang menunjang antara satu dengan lainnya. Jika salah satu satu unsur tidak ada, maka kedua kedua unsur yang lain tidak dapat berhubungan secara wajar dan proses pembelajaran tidak akan berlangsung dengan baik. Jika proses belajar mengajar itu ditinjau dari segi kegiatan guru, maka terlihat bahwa guru memegang peranan prima. Ia berfungsi sebagai pembuat keputusan yang berhubungan dengan perencana dengan perencanaan, an, implementasi, implementasi, dan penilaian/evalua penilaian/evaluasi si Sebagai perencana, guru hendaknya dapat: - mendiagnosis kebutuhan siswa - merumuskan tujuan instruksional - menetapkan strategi dan media pengajaran Sebaga pengimplementasi, guru hendaknya dapat mempertimbangkan berbagai
situasi dan kondisi yang ada dan berusaha ”memoles” setiap situasi yang muncul menjadi situasi yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar menagajar. Sebagai evaluator harus harus dapat menetapkan prosedur prosedur dan teknik asesmen yang yang tepat. Jika kompetensi dasar yang telah ditetapkan pada kegiatan perencanaan belum tercapai, maka ia harus meninjau kembali rencana serta implementasinya dengan maksud melakukan perbaikan Secara visualisasi dapat dilihat pada gambar 6.2 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
140
2)
Prinsip-prinsip Persiapan Mengajar Untuk membuat perencanaan yang baik dan dapat menyelenggarakan proses peembelajaran yang ideal, setiap guru harus mengetahui unsur-unsur perencanaan pembelajaran yang baik, antara lain: - Rumusan kompetensi harus jelas - Persiapan mengajar sederhana, fleksibel, dan dapat dilaksanakan - KBM yang disusun menunjang ketercapaian kompetensi
Implementasi
Perencanaan
Evaluasi
Balikan - mendiagnosis kebutuhan siswa - merumuskan tujuan instruksional - menetapkan strategi dan media pembelajaran - mempertimbangkan berbagai situasi dan kondisi (keterampilan profesional)
-
dapat menetapkan prosedur dan teknik asesmen
Gambar: 6.2 Fungsi Guru dalam Persiapan Mengajar -
Pengembangan RPP secara utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya Terkordinasi dengan komponen pelaksana program sekolah, terutama yang dilaksanakan secara team teaching atau teaching atau moving class. class.
3)
Perumusan Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran merupakan komponen utama yang terlebih dahulu harus dirumuskan guru dalam proses pembelajaran. Tujuan-tujuan tersebut merupakan tujuan instruksional sebagai sasaran dari proses pembelajaran pembelajaran yaitu perilaku hasil belajar belajar yang diharapkan dimiliki peserta didik setelah mereka menempuh proses pembelajaran. Dijabarkan dari Kompetensis dasar dan pokok materi yang diorientasikan pada kepentingan peserta didik. Sebagai penjabaran kompetensi, tujuan instruksional memiliki ciri-ciri, yaitu: a) memuat spesifikasi tingkah laku dan materi b) operasional dalam arti kongkret dan dapat diamati c) dapat diukur melalui alat ukur yang ada Sehubungan dengan ciri-ciri tersebut dalam merumuskannya harus ada subjek didik, kata kerja operasional/tindakan, kondisi, dan standar atau kriteria keberhasilan. Sebagai contoh: subjek didik – murid, siswa, mahasiswa, kata kerja operasional/tindakan operasional/tindakan – mendeskripsikan kondisi – konsep ilmu ekonomi kriteria keberhasilan - pengertian kelangkaan sumber daya Rumusannya: Siswa dapat mendeskripsikan pengertian kelangkaan sumber sumber daya dalam konsep ilmu ekonomi.
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
141
4)
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah kegiatan pembelajaran adalah skenario proses pembelajaran yang dilakoni setiap unit pelajaran, yaitu: - Setiap unit (pertemuan – tatap muka) kegiatan pembelajaran dikelompokkan dalam tiga bagian, yaitu: pendahuluan, kegiatan Inti, dan penutup - Jika dibutuhkan dua kali pertemuan, setiap pertemuan dikelompokkan seperti satu pertemuan (pertama, kedua) - Bagian pendahuluan, yaitu: menarik perhatian, memotivasi, memberi acuan, dan membuat kaitan (maksimal 15 menit). Bentuknya secara klsikal - Kegiatan inti yaitu interaksi peserta didik terhadap materi sesuai model pembelajaran/strategi yang digunakan – sfesifikasi tingkah laku dan materi. Lamanya 90 menit dikurang 15 menit pendahuluan kurang 15 menit penutup = 60 menit. Bentuknyaklasikal/kelompo/individu. - Bagian penutup – refleksi (mengulas rangkuman kegiatan), reinforcemen, tugas rumah/terstruktur (maksimal 15 menit) Bentuknya klasikal. c. Langkah-langkah Penyusuna RPP Langkah yang patut dilakukan guru dalam penyusunan RPP adalah sebagai berikut: be rikut: 1) Ambillah satu unit pembelajaran yang akan diterapkan dalam pembelajaran 2) Tulis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam unit tersebut 3) Tentukan indikator untuk mencapai kompetensi dasar tersebut 4) Tentukan alokasi waktu yang diperlukan untuk mencapai indikator tersebut. 5) Rumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut 6) Tentukan materi pembelajaran yang akan diberikan/dikenakan kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan 7) Pilihlah metode pembelajaran yang dapat mendukung sifat materi dan tujuan pembelajaran 8) Susunlah langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada setiap satuan rumusan tujuan pembelajaran yang bisa dikelompokkan menjadi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup 9) Jika alokasi waktu untuk mencapai satu kompetensi dasar lebih dari 2 (dua) jam pelajaran, bagilah langkah-langkah pembelajaran menjadi lebih dari satu pertemuan. Pembagian setiap jam pertemuan bisa didasarkan pada satuan tujuan pembelajaran atau sifat/tipe/jenis materi pembelajaran 10) Sebutkan sumber/media belajar yang akan digunakan dalam pembelajaran secara konkret dan untuk setiap bagian/unit pertemuan 11) Tentukan teknik penilaian, bentuk, dan contoh instrumen penilaian yang akan digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar atau tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Jika instrumen penilaian berbentuk tugas, rumuskan tugas tersebut secara jelas dan bagaimana rambu-rambu penilaiannya. Jika instrumen penilaian berbentuk soal, cantumkan soal-soal tersebut dan tentukan rambu-rambu penilaiannya dan/atau kunci jawabannya. Jika penilaiannya berbentuk proses, susunlah rubriknya dan indikator masing-masingnya. d. Format RPP Sudah dikemukakan bahwa Silabus dan RPP merupakan kurikulum implementatif, disusun sesuai ketentuan keragaman menurut karakteristik sekolah masing-masing. RPP dibuat sebagai persiapan mengajar di muka kelas, sehingga proses pembelajaran dapat terarah secara sistematis, efisien, dan efektif.
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
142
Karena ketentuan keragaman dan tidak ada format baku dalam penyusunan persiapan mengajar, maka guru diharapkan dapat mengembangkan format-format baru. Ada beberapa alternatif format penyusunan persiapan yang bisa dikembangkan, Format yang dipilih guru sangat bergantung pada sifat materi pembelajaran dan selera/kehendak kurikulum yang sedang berlaku. Yang penting adalah ketika memutuskan penggunaan format tertentu harus dilakukan secara sadar dan rasional Berikut ini dikemukakan tiga contoh format rencana persiapan mengajar sebagai bahan pembanding dan stimulus untuk lahirnya kreativitas guru dalam membuat modelmodel baru. Cantoh 1. Format Ropes PERSIAPAN MENGAJAR MODEL ROPES I.
Identitas Rencana Pembelajaran Mata Pelajaran :………………………………………………………………
Materi Pokok :…………………………………………… :……………………………………………………………… ………………… ……………………………………………………………… …………… Kelas/Semester: ………………………………………………… : …………………………………………… ……………………………………………………………… ………………… Pertemuan Waktu : ………………………………………… ………………………………………………………………… ……………………… II.
Kemampuan Dasar/Tujuan Standar Kompetensi: ………………………………………………… ………………………………………………………… ……… Kompetensi Dasar : …………………………………………………… ………………………………………………………… …… : ………………………………………………………… Indikator
III. Prosedur dan Materi 1. Review: ……………………………………………… …………………………………………………………………….. ……………………..
………………..…………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………. 2. Overview: …………………………………………………… ………………………………………………………………… …………… ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. 3. Presentation:
telling: ……………………………………………… ……………………………………………………………………… ……………………… ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. showing: ………………………………………………… …………………………………………………………………. ………………. ……………………………………………………………………………… . ………………………………………………………………………………. doing: ………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………. …………………. 4. Exercise: ……………………………………………… ……………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. atau dengan kata lain, head heart and hand
5. Summary: …………………………………………………………………. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
143
IV.
Sumber Bahan/Media/Alat
Sumber bahan: ………………………………………………… ……………………………………………………………….. …………….. Media/Alat: …………….…………………………………… …………….…………………………………………………….. ……………….. Penilaian (instrumen dan prosedur yang digunakan untuk menilaia pencapaian belajar siswa, misalnya: tes tulis, kinerja, produk, p;royek, portofolio, serta tindak lanjut hasil penilaian, misalnya remedial, pengayaan, atau pencepatan
V.
………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… Diketahui oleh Kepala Sekolah,
Guru ybs.
…………………….
...……………
Contoh 2. Format Satuan Pelajaran (SP)
SATUAN PELAJARAN (S P)
Bidang Studi : ………………………………………………… ………………………………………………………………… ……………… Pokok Bahasan: ………………………………………………………………… Kelas/semester: ………………………………………………………………… Pertemuan : ………………………………………………… ………………………………………………………………… ………………
Waktu
: …………………………………………… …………………………………………………………………… ………………………
a. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
…………………………………………………………………………………………
b. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSU (TIK)
2.1……………………………………………………………………………………… 2.2……………………………………………………………………………………... Dst. c. BAHAN PELAJARAN (MATERI PELAJARAN)
…………………………………………………………………………………........... ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
144
d. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
4.1 Metode: …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… 4.2 Kegiatan Guru dan Siwa Kegiatan Guru 1. ............................................................... ............................................................... 2. ............................................................... ............................................................... 3. ............................................................... ............................................................... dst.
Kegiatan Siswa 1. ................................................................ ................................................................ 2. ................................................................ ................................................................ 3. ................................................................ ................................................................ dst.
e. ALAT DAN SUMBER BAHAN
5.1 Alat: ..…………………………………………………………………………… ......………………………………………………………………………… 5.2 Sumber bahan: ..………………………………………… ..………………………………………………………………… ……………………….. …………………………………………………………………... f. EVALUASI
6.1 Prosedur: ………………………………………………………………………. 6.2 Istrumen Evaluasi: Evaluasi: (lembaran tes dan kunci kunci jawaban atau rubriknya) rubriknya)
…………………………………………………………………………………..
6.3 Matriks: (Kesesuain (Kesesuain TIK dengan alat evaluasi) evaluasi)
Mengetahui Kepala Sekolah
……………………………………
Guru mata pelajaran
………………………………
Catatan: Jika Satuan Peljaran dioperasikan lebih dari satu kali pertemuan, maka pada rumusan TIK dan KBM (kegiatan guru dan siswa) dinyatakan pertemuan pertama, kedua, dst.
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
145
Contoh 3 Format RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (R P P)
Satuan Pendidikan : …………………………………………………………………… : …………………………………………………………………… Mata Pelajaran Kelas/Semester : …………………………………………………………………… Standar Kompetensi: ..………………………………………………… ..………………………………………………………………….. ……………….. : … x … menit menit (pertemuan ke …) Alokasi waktu
Kompetensi Dasar : …....……………………………………………………………… Indikator : 1. …...……………………………………………… …...……………………………………………………………. …………….
2. ………………………………………………………………… dst. ………………………………………………… ………………………………………………………………. ……………. A. Tujuan Pembelajaran
1. …………………………………………………………………………………… 2. …………………………………………………………………………………… dst. (Satu atau lebih indikator dapat dirumuskan dengan satu tujuan pembelajaran)
e. Materi Pembelajaran
…………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………… ……………………………………. …………………………………………………………………………………………. …………………………………… …………………………………………………………………………………………. (Satu kompetensi dasar dapat dirumuskan dengan satu atau lebih pokok materi. Tiap pokok materi mengandung unsur pembentukan untuk tercapainya kompetensi dasar dan standar kompetensi, selanjutnya dengan akumulasi ketercapaian beberapa standar kompetensi membentuk standar lulusan yang menjadi mutu luaran.)
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
146
f. Metode Pembelajaran
………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………. g. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran No.
1.
Kegiatan Belajar
Alokasi Waktu (menit) max. 15 menit
Kegiatan Awal - kegiatan prasyarat - membuka pelajaran - memotivasi peserta didik Kegiatan Inti
………………….
……………………………………………………………… ………………………………………………………………
2.
3.
Kegiatan Penutup - siswa dan guru melakukan refleksi terstruktur (pekerjaan rumah) - tugas terstruktur Kegiatan Awal - kegiatan prasyarat - dst. Dst.
max. 15 menit max. 15 menit
Dst.
h. Sumber/media/alat belajar
………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… i.
Strategi Asesmen Prosedur:
…………………………………………………………………………………… Metode/teknik
………………………………………………………………………………………… Instrumen (soal/tugas) ditambah dengan kunci jawaban atau rubriknya
………………………………………………………………………………………… Mengetahui Kepala Sekolah
……………………………………
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
Guru mata pelajaran
………………………………
147
B. PELATIHAN
3. Tugas Individu Setelah mempelajari bahan tersebut di atas (materi bagian kelima), jawablah pertanyaan-pertanyaan pertanyaan-pertanyaan berikut ini: iv. Deskripsikan mengapa Silabus dan RPP disebut sebagai kurikulum implementatif? Jawaban: Silabus dan RPP sebagai kurikulum implementatif:
………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… b. RPP disusun dengan prinsip nutturen effect. Kemukakan apa maksudnya! maksudnya! Jawaban: Maksud nutteren effeck dalam penyusunan RPP:
………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… 1. Kemukakan yang dimaksud dengan Indikator dan cara penenetuannya! penenetuannya! Jawaban:
Indikator: ………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………….. ….. ……………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………….. …….. Cara menentukan indikator: ………………………………………………… .......................................................................... .......................................................................................................... ............................................................ ............................ ........................................................................ .......................................................................................................... ............................................................... ............................. 2. Komponen apa sajakah dalam format RPP? Jawaban: Komponen RPP: ........................................................................ .......................................................................................................... ................................................................ .............................. .................................................................... ..................................................................................................... ................................................................... .................................. .................................................................... .................................................................................................... .................................................................... .................................... .................................................................... ..................................................................................................... .................................................................... ................................... 3. Deskripsikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran! Jawaban: Pendahuluan: ................................................................... ......................................................................................................... ............................................. ....... Kegiatan Inti: ............................................................... ......................................................................................................... ................................................. ....... ..................................................................... ............................................................................................................. ........................................... ... ..................................................................... ..................................................................................................... ........................................... ........... Penutup : .................................................................. ............................................................................................................ ............................................... .....
4. Tugas Kelompok Bagi yang menginginkan tugas kelompok, diskusikan diskusikan 3 - 6 orang berikut ini. Coba Anda menentukan satu unit pelajaran dan mengisi format Silabus dan RPP (Contoh 3) yang ada dalam materi pokok pokok keenam di atas. atas.
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
148
Lampiran-Lampiran KATA KERJA OPERASIONAL
Abdul Majid (2007:263) mengemukakan sejumlah kata kertja operasional yang dapat dipakai dalam perumusan Standar kompetensi dan Kompetensi dasar sebagai berikut: Standar Kompetensi Mendefinisikan Menerapkan Mengkonstruksikan Mengidentifikasikan Mengenal Menyelesaikan Menyusun
Kompetensi Dasar Menunjukkan Membaca Menghitung Menggambarkan Melafalkan Mengucapkan Membedakan Mendefinisikan Menafsirkan Menerapkan Menceriterakan Mengidentifikasi Menguraikan Menggunakan Menentukan Menyusun Menyimpulkan Menginterpretasikan Mendemonstrasikan Menterjemahkan Merumuskan Menyelesaikan Mendeskripsikan Menganalisis Mensintesis Mengevaluasi
Keterangan: Satu kata kerja dapat dipakai pada standar kompetensi dan kompetensi dasar. Perbedaannya adalah pada standar kompetensi cakupannya lebih luas dari kompetensi dasar. Satu standar kompetensi dapat dipecah menjadi 3 – 6 atau lebih kompetensi dasar. Satu kompetensi dasar harus ddipecah menjadi minimal 2 indikator.
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
149
RUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN MENURUT AHLI A. Benyamin S. Bloom (Sumber: Roestiyah NK. 1982:139-140) –
TAXONOMI TUJUAN PENDIDIKAN COGNITIVE DOMAIN –
KATEGORI DARI TAXONOMI
ISTILAH HASIL BELAJAR YANG BEHAVIORISTIS Mendefinisikan, meng1. Pengetahuan: mengingat Mengetahui istilah-istilah, materi yang telah dipelamengetahui fakta tertentu, gambarkan, mengenal, jari dari fakta-fakta hingga hingga mengetahui metode dan menamai, menyusun, teori abstrak. Merupakan prosedur, mengetahui kon- men-cocokkan, mengtingkat terendah dari hasil sep dasar, mengetahui hasilkan, memilih, menyabelajar prinsip-prinsip takan, mengelompokkan, mengelompokkan, menjodohkan 2. Pengertian: kemampuan Mengerti fakta dan prinsip. Mengerti, mempertahanmenangkap arti materi Menginterpretasi bahan kan, membedakan, memdengan menterjemahkan, ver-bal. Menginterpretasi perkirakan, menerangkan, menginterpretasi bahan diag-ram dan grafik. memperluas, menunjukmeramalkan. Satu tapak Menter-jemahkan materi kan, merangkaikan, meralebih tinggi dari no. 1 verbal ke dalam rumus malkan, menuliskan, matematik. Mengestimasi mengikhtisarkan. Menterpenggunaan data. jemahkan, Mempertimbangkan mengumpulkan, memberi metode dan prosedur contoh, memberi hipotesis Menggunakan prinsip & Mengubah, menghitung, 3. Aplikasi atau penggunaan kemampuan: mengkonsep, menggunakan hu- menunjukkan, menemugunakan bahan yang telah kum & teori dalam kan, menggunakan, medipelajari ke dalam situasi praktek, memecahkan soal rombak, melakukan, mebaru dan kongkrit, mimate-matis, membuat nyediakan, menghubungmenghubungsalnya aturan metode, diagram dan grafik, kan, mencemohkan konsep, prinsip hukum & menggunakan metode & teori. Lebih tinggi dari no. prosedur secara benar. 1 & no. 2 di atas. Mengenal asumsi yang tak Memecahkan, membuat 4. Analisis: kemampuan memecahkan bahan ke dinyatakan. Mengenal diagram, membedakan, dalam komponen bagiankesa-lah berpikir logis. memisahkan, mengenal, bagiannya, sehingga struk- Mem-bedakan fakta & menggambarkan, menuntur organisasinya bagian petunjuk. Mengevaluasi jukkan, menggabungkan, menggabungkan, menganalisis hubungan & relevansi da-ta. memilih, membagi. prinsip organisasinya Menganalisis struktur organisasi dari suatu suatu pekerpeker jaan seni, musik, tulisan
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
TUJUAN UMUM PENGAJARAN
150
KATEGORI DARI TAXONOMI
TUJUAN UMUM PENGAJARAN
5. Sintesis: kemampuan meletakkan bagian-bagian untuk satu keseluruhan, meliputi menghasilkan mengkomuniksikankhusus merencanakan tindakan menyusun suatu hubungan abstrak. Mengenakan tingkatan kreatif dengan tekanan pada formulasi pada struktur baru 6. Evaluasi: kemampuan mempertimbangkan nilai dari materi untuk suatu tujuan tertentu. Pertimbangan ini didasarkan krirteria yang jelas. Merupakan hasil belajar tertinggi
Memilih suatu tema terorganisasi. Berbicara dengan bahasa baik, menulis ceritera pendek, merencanakan eksperimen integrasi pengalaman kearah problem solving, Mempormulasi suatu skema baru untuk mengklasifikasikan mengklasifikasikan objek
Mempertimbangkan Mempertimbangkan konsistensi logis dari materi tertulis. Mempertimbangkan kesesuaian dengan kon-klusi yang ditunjang de-ngan data. Mempertimbangkan nilai suatu peker jaan dengan menggunakan menggunakan kriteria internal. Mempertimbangkan nilai suatu pekerjaan dengan menggunakan standard kebenaran eksternal
ISTILAH HASIL BELAJAR YANG BEHAVIORISTIS Mengategorikan, menggabungkan, mengumpulkan, mengumpulkan, menciptakan, membuat, merencanakan, menerangkan, mengubah, mengorga-nisasikan, menyusun, menghubungkan, merevisi, menceritakan, menyimpul-kan.
Menilai, membandingkan, menyimpulkan, mengeritik, menggambarkan, mendeskripsiskan, mempertim-bangkan, menginterpreta-sikan, menghubungkan, menyimpulkan.
B. David Krathwohl (Sumber: Roestiyah NK. 1982:141-142 –
TAXONOMI TUJUAN PENDIDIKAN AFFECTIVE DOMAIN –
KATEGORI DARI TAXONOMI
TUJUAN UMUM PENGAJARAN
ISTILAH HASIL BELAJAR YANG BEHAVIORISTIS
1. Menerima: kemauan murid melihat fenomena atau stimuli: aktivitas klas texbook, musik, usaha menimbulkan, memelihara dan mengarahkan perhtian murid. Tingkat terrendah
Mendengarkan penuh perhatian. Menunjukkan kesadaran belajar. Menunjukkan Menunjukkan sensitifitas terhadap kebu-tuhan manusia & problem sosial. Mengikuti sungguhsungguh aktifitas sekolah
Bertanya, memilih, menggambarkan, mengikuti, memberi, memegang, mengidentifikasi, menempatkan, merasakan, menunjuk, menjawab, menggunakan.
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
151
TUJUAN UMUM PENGAJARAN
STILAH HASIL BELAJAR YANG BEHAVIORISTIS
Mengerjakan pekerjaan rumah. Menurut aturan sekolah. Berpartisipasi dalam diskusi. Menyelesaikan ker-ja lab. Melapori tugas ter-tentu. Menunjukkan Menunjukkan interest dalam pelajaran suka meno-long yang lain
Menjawab, menolong, bertindak menyesuaikan, men-diskusikan, menghormati, membantu, menamai, membentuk, melakuka, memberikan membaca, mencatat, melaporkan, membagi, mempelajari, mengerjakan Menyelesaikan, menggambarkan, membedakan, men-deskripsikan, membentuk, memakai, mengundang, menyatakan, mempertim-bangkan, merencakan, membaca, memilih, me-laporkan membagi, mem-pelajari, melakukan Mendekatka, mengubah menyusun, menyatukan, membandingkan, mengidentifikasi, mengintegrasikan, mengatur, menyiapkan, menghubungkan, menghubungkan, men-sintesakan
KATEGORI DARI TAXONOMI 2. Menjawab: partisipasi aktif dari murid. Tidak sekedar melihat fenomena, tetapi mereaksinya terma-suk di sini, interest mencari dan menyenangi.
Kepercayaan dalam satu 3. Menilai: kemampuan meletakkan niali terhadap proses yang demokratis. objek, fenomena atau Appresiasi terhadap litetingkah laku. Penilaian ratur. Appresiasi peranan dari hal sederhana sampai science dalam hidup kita. yang kompleks. Penilaian Memperhatikan kesejahteberdasarkan internalisasi. raan orang lain. Menun Juga sikap & appresiasi appresiasi jukkan sikap mampu meme-cahkan soal. Partisipasi dalam pekerjaan sosial 4. Organisasi: Mengenal balans antara menyatukan nilai-nilai kemerdekaan diri dan yang berbeda tang-gung jawab. memecahkan Mengenal pe-ranan pertentangan perencanaan yang pembangunan sistem nilai sistematis & problem solyang konsisten. Tekanan ving. MempertanggungjaMempertanggungjapada perbandingan huwabkan tingkah lakunya. l akunya. bungan & sintesa nilaiMenyadari kekuatan dan nilai . Meliputi konsep ni- kelemahannya. lai filsafat hidup Menyelaras-kan hidupnya. Menunjukkan Menunjukkan kesadsaran 5. Karakterisasi dari nilai atau kelompok nilai inakan keselamatannya. Mediviud mengontrol tingnunjukkan kepercayaan kah lakunya hingga diri. Mempraktekkan kerja tercer-min corak hidup sama. Menunjukkan disiptertentu. Tingkah lakunya lin diri. Membiasakan himenjadi berisi/berpasive , dup yang sehat konsisten dan diktabel. Di sini meliputi pola umum dari penyesuaian pribadi, sosial dan emosi.
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
Melakukan, membedakan, menunjukkan, mempengaruhi, mendengarkan, meng-ubah, membentuk, mem-praktekkan, mengkualifika-sikan, menanyakan, memperbaiki, memecahkan, menggunakan, menverifikasikan
152
C. Norman E. Gronlund dan R.W.de Maelay (Roestiyah NK. 1982:141-142) –
TAXONOMI TUJUAN PENDIDIKAN PSYCHOMOTOR DOMAIN –
KATEGORI DARI TAXONOMI
TUJUAN UMUM PENGAJARAN
1. Persepsi: Menunjuk kepada proses kesadaran akan adanya perubahan setelah keaktifan: melihat mendengar, menyentuh, merasakan, membau, serta gerak dari urat syaraf kita
Simulasi sensoris mende-ngar isyarat, melihat ben-tuk, angka!. Menyentuh bentuk sesuatu. Merasakan pahit, manis. Membau dan memegang sesuatu. Diskri-minasi dari tanda-tanda: mengikuti perubahan, men-catat pengalaman, menja-wab dengan grak memi-sahkan konsep. Kesiapan mental memilih dan membuat sintessis. Ke-siapan fisik: dalam menye-suaikan kemampuan neu-romuscular. Kesiapan emo-sional dalam merespons menurut sikap yang tepat.
2. Kesiapan: menunjuk langkah lanjut setelah adanya persepsi kemampuan dalam membedakan, memilih menggunakan neoro-muscular yang tepat dalam membuat respon 3. Response terpimpin: dengan persepsi dan kesiapan di atas, mengembangkan kemampuan dalam aktifitas mencatat dan membuat laporan
ISTILAH HASIL BELAJAR YANG BEHAVIORISTIS Melihat, mendengar, menyentuh, mengecap, membau memegang
Memilih, memisahkan, menunjukkan, mengambil, menggunakan, melaku-kan, menimbang, menger-jakan, menjawab, meme-cahkan, memperlihatkan.
Imitasi, mempertunjukkan mempertunjukkan sesuatu. Trial and error memecahkan problem. Meng-ikuti petunjuk sampai de-ngan yang belum dikenal. Mengadakan eksperimenta-si: membuat singkatan, menggambar, menyusun, dan sebagainya penggunaan Memilih: bahan, alat, per4. Mekanisme penggunaan sejumlah skill dalam lengkapan. Merencanakan: aktivitas yang kompleks, aktivitas, dan waktu. Me-latih: meliputi 1,2 dan 3 di atas skill menyusun dan merangkaikan melakukan: tugas dengan baik, bertanggungjawab tanggungjawab dan cepat memperkirakan hasil
Menirukan, meragakan, menggerakkan, mengguna-kan, memisahkan, meng-ubah, menyusun, mem-buat, merangkaikan menyingkat, menyimpulkan
5. Response yang kompleks menggunakan sikap dan pengalaman1, 2, 3, dan 4 di atas, penggunaan perencanaan test, pengembangan model
Menyesuaikan, merencanakan, menggunakan, melakukan, melaporkan, men-deskripsikan
Adapsi: terhadapsumber perencanaan dan prosedur yang tepat. Penggunaan skill dan memilih profesi. Melaporkan menjelaskan
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
Memilih, menentukan, me-masang, menggunakan, memperbaiki, melakukan, mengubah, menyusun, membentuk
153
PEDOMAN KEGIATAN PELATIHAN
1. Praktek model-model pembelajaran = 12 jam, 2. Pelaksanaan praktek dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu: Dua kali praktek, tiap praktek = 6 jam (2 x 6 = 12 jam) Satu kali praktek dengan lama 12 jam 3. Praktek dengan cara 2.1 bagian pertama untuk kompetensi dasar pertama dengan materi model-model pembelajaran, strategi dan metoda, serta media/alat dan sumber pembelajaran. Menggunakan Menggunakan format 1 Tugas pelatihan 4. Praktek dengan cara 2.1 bagian kedua untuk kompetensi dasar kedua dengan materi asesmen berbasis kompetensi. Menggunakan format 2 pelatihan asesmen 5. Praktek dengan cara 2.2 satu kali praktek dengan materi kompetensi dasar ketiga dengan materi utama pengembangan silabus dan RPP. Materi sebelumnya tetap merupakan bahan dasar untuk praktek. 6. Peserta dibagi menjadi kelompok, tiap kelompok beranggotakan 3 – 6 orang 7. Tugas dikerjakan secara kelompok dan memilih calon presenter dalam sidang pleno 8. 65 – 85 menit terakhir dilakukan pleno dan refleksi refleksi
ALOKASI WAKTU
Tahapan 1. Pendahuluan 2. Kegiatan Inti
Kegiatan
Waktu
Orientasi dan pembagian kelompok
15 menit
3. Kegiatan Pleno
Kerja kelompok untuk praktek pertama Kerja kelompok dan pleno praktek kedua Kerja kelompok untuk satu kali praktek Presentase tugas kelompok
225 menit 225 menit 500 menit 60 - 70 menit
4. Penutup
Refleksi
10 - 15 menit
Catatan: Jumlah kelompok maksimal 6 (enam) kelompok FORMAT: 1. TUGAS PELATIHAN
Nama Sekolah : ...................................................................... .................................................................................................... ......................................... ........... Mata Pelajaran : ....................................................................... ..................................................................................................... ................................ Kelas/Semester : .......................................................................... .................................................................................................... .................................... ..........
Standar Kompetensi: ………………………………………………… ………………………………………………………………….. ……………….. …………………………………………………………………… Kompetensi Dasar
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
Indikator
Materi Pokok
154
A. TUJUAN PEMBELAJARAN: .......................................................................... .......................................... ................................................................ ............................................................ ............................ .......................................................................... .......................................... ................................................................ ............................................................ ............................ .......................................................................... .......................................... ................................................................ ........................................................... ........................... .......................................................................... .......................................... ................................................................ .......................................................... .......................... B. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN 1. Nama Model : ................................................................... .................................................................................................. ................................... .... 2. Landasan Teori: ........................................................................ ...................................................................................................... .............................. 3. Metode : .......................................................................... ..................................................................................................... ............................... C. MEDIA/ALAT/SUMBER: .......................................................................... .......................................... ................................................................ ........................................................... ........................... .......................................................................... .......................................... .................................................................. ........................................................... ......................... .................................................................... .................................................................................................... ................................................................. ................................. D. LANGKAH-LANGKAH LANGKAH-LANGKAH POKOK: .......................................................................................................... .......................................................................... ........................................................... ........................... ................................................................... ................................................................................................... .................................................................. .................................. ................................................................... ................................................................................................... .................................................................. .................................. ................................................................... ................................................................................................... .................................................................. .................................. ................................................................... ................................................................................................... .................................................................. .................................. ................................................................... ...................................................................................................... .................................................................. ............................... ................................................................... ................................................................................................... ................................................................. ................................. ........................................................................... .............................................................................................................. ........................................................ ..................... E. PERTANYAAN/TUGAS: PERTANYAAN/TUGAS: ..................................................................... ..................................................................................................... ................................................................. ................................. ..................................................................... ..................................................................................................... ................................................................. .................................
FORMAT: 2. PELATIHAN ASESMEN
Nama Sekolah : .......................................................................... ...................................................................................................... ............................ Mata Pelajaran : ................................................................... ..................................................................................................... .................................... Kelas/Semester : ................................................................ .................................................................................................... ........................................ Alokasi Waktu : ......................................... ........................................................................... ............................................................. ........................... Standar Kompetensi: ………………………………………………… ……………………………………………………………. ………….
……………………………………………………………. A. TUJUAN PEMBELAJARAN: .......................................................................................................... .......................................................................... ............................................................ ............................ .......................................................................... .......................................... ................................................................ ............................................................ ............................ .......................................................................... .......................................... ................................................................ ........................................................... ...........................
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
155
B. KISI-KISI STRATEGI ASESMEN Strategi Asesmen Kompet. Dasar
Indikator Metode
Bentuk Instrumen
No. butir instrumen
C. INSTRUMEN ASESMEN Instrumen Asesmen dibuat berdasarkan nomor butir instrumen yang telah ditentukan dalam kisi-kisi strategi asesmen asesmen disertai dengan kunci kunci jawaban atau penskoran penskoran FORMAT 3 RANCANGAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : .......................................................................... ...................................................................................................... ............................ Mata Pelajaran : ................................................................... ............................................................................................. .......................... Kelas/Semester : ................................................................ .................................................................................................... ........................................ Alokasi Waktu : ......................................... ........................................................................... ............................................................. ...........................
Standar Kompetensi: ………………………………………………… ……………………………………………………………. …………. ……………………………………………………………. Kompetensi Dasar
Indikator
Materi Pokok
A. TUJUAN PEMBELAJARAN: .......................................................................... .......................................... ................................................................ ............................................................. ............................. .......................................................................... .......................................... .................................................................. ............................................................. ........................... .......................................................................... .......................................... ................................................................ ............................................................. ............................. B. PENGALAMAN BELAJAR ..................................................................... ..................................................................................................... .................................................................... .................................... ..................................................................... ..................................................................................................... ................................................................... ................................... ..................................................................... ..................................................................................................... ................................................................... ................................... ..................................................................... ........................................................................................................ ................................................................... ................................ C. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN 1. Nama Model : .................................................................. .................................................................................................. .................................... .... 2. Landasan Teori: ........................................................................ .................................................................................................... ................................ 3. Metode : .............................................................. .................................................................................................. ......................................... ..... Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
156
D. PROSES PEMBELAJARAN Tahap Pendahuluan
Langkah (rinci)
Waktu
Media/alat
Kegiatan Inti
Penutup
E. SUMBER BELAJAR/DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... .......................................... ................................................................ ............................................................. ............................. .......................................................................... .......................................... ................................................................ ............................................................. ............................. .......................................................................... .......................................... ................................................................ ............................................................ ............................ F. STRATEGI ASESMEN 1. Prosedur: ..................................................................... ...................................................................................................... ............................................ ........... ........................................................................ .......................................................................................................... .............................................................. ............................ 2. Strategi Asesmen Metode
Bentuk
No Item Test
3. Instrumen (soal/tugas) Instrumen (soal/tugas) ditambah dengan kunci jawaban atau rubriknya ..................................................................... ........................................................................................................ .............................................................. ........................... .................................................................... ........................................................................................................ ............................................................... ........................... .................................................................... ........................................................................................................ ............................................................... ...........................
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
157
ASESMEN BEKAL AWAL (FREE TEST)
Soal: 1 Nyatakan benar (dengan cara menuliskan kode B di dalam kurung) atau salah (dengan cara menuliskan kode S di dalam kurung) pernyataan di bawah ini, dan berilah alasannya!
A. (.....)
B.
Konsep kualitas pembelajaran merupakan tugas dan tanggung jawab Guru untuk mengelola pembelajarannya
(.....) Rancangan pembelajaran IPS diarahkan atau difokuskan sesuai dengan kondisi dan perkembangan potensi siswa agar pembelajaran yang dilakukan benarbenar berguna dan bermanfaat bagi siswa.
C. (....)
Model pembelajaran inovatif dan partisipatif menggunakan strategi pembelajaran pada guru yang memposisikan diri yang aktif menyajikan materinya
Penskoran dan Kunci Jawaban
Skor = 9 Kunci Jawaban: 1. A ( B ) Alasannya: tugas utama guru adalah adalah pendidikan dan pengajaran, dalam menjalankan menjalankan tugasnya ia membuat perencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menilai proses dan hasil belajar peserta didik (siswa) Kunci Jawaban: 1. B ( B ) Alasannya: Misi pendidikan IPS yaitu membina pengetahuan kecerdasan, dan keterampilan yang bermanfaat untuk dirinya sendiri, masyarakat dan studi lanjut. Selain itu membina sikap-sikap yang selaras dengan nilai-nilai pansasila dan UUD 45 Kunci Jawaban: 1. C ( S ) Alasannya: sasaran pembalajaran adalah menjadikan siswa yang belajar. Model pembelajaran inovatif dan partisipatif partisipatif berfokus pada pada siswa aktif yang diasumsikan diasumsikan belajar terjadi jika individu (siswa) yang belajar aktif terlibat secara optimal baik secara intelektual, emosional, maupun fisik.
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
158
Soal: 2 Penggolongan Strategi pembelajaran yaitu ekspository dan inquiry. Kemukakan skala kegiatan guru dan siswa yang ideal dan cocok untuk pembelajaran IPS dengan memperhatikan gambar berikut ini
GURU A : ....................................... ....................................... ........................................
CMGA
.………………………… …………………………. Ekspository
…………………………
Inquiry
B: ....................................... .......................................
CBSA
………………………… SISWA Pedoman Penskoran
A. skor maksimal = 10 motivatorDinamisator Pemberi Kejelasan(Clarity) Pendorong semangat (Probing) Penanya yang terarah Fasilitator yang fungsional Pemberi Hadiah (Reward/reinfor-cement (Reward/reinfor-cement ) Manajer Kelas/Kelompok Pengarah (Directors (Directors)) Pengambil Putusan yang Penilai (Evaluator (Evaluator )
B = skor maksimal = 5 Interaktif, partisipatif, pengamat, penanya, penginisiatif
Soal: 3 Coba isi kolom metode, teknik, dan bentuk instrumen dari kolom jawaban pada tabel berikut ini.
Metoded ............................. ............................. ............................. ............................. ............................. ............................. ............................. ............................. ............................. ............................. .............................
Teknik .............................. .............................. .............................. .............................. .............................. .............................. .............................. .............................. .............................. .............................. ..............................
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
Bentuk Instrumen ............................. ............................. ............................. ............................. ............................. ............................. ............................. ............................. ............................. ............................. .............................
Jawaban Tes non formal, sebab akibat, tes kinerja, tes tulis, tes formal, non tes, tes lisan, simulasi, tugas proyek, tugas portofolio, self report, penugasan, kuis, daftar pertanyaan, tes identifikasi, cek list, observasi, lembar obser-vasi, menjodohkan, kuesioner, uji petik kerja, wawancara, interview guide,
159