Strategi Pemasaran Garuda Indonesia Airline dalam Memberikan Kepuasan kepada Pelanggan
Konsep pemasaran yang digunakan adalah konsep "kenyamanan" untuk meraih konsumen. Untuk itu melakukan beberapa strategi pemasaran sebagai berikut :
1. Meningkatkan Frekuensi penerbangannya
2. Memilih terminal 2 untuk naik-turun penumpang, yang lebih nyaman daripada terminal 1
3. Menyediakan snack di pesawat yang lengkap dengan berbagai pilihan minuman
4. Makanan dan minuman ditawarkan tergantung lamanya penerbangan. Anggur dan bir juga ditawarkan dalam penerbangan internasional.
5. Melayani penumpang dengan penuh keramahan
6. Melakukan kerjasama dengan Singapore Airline untuk promosi bersama dalam meningkatkan lalu lintas antar kedua Negara, dan pengembangan networking.
7. Melayani penerbangan untuk umroh dan haji.
8. Pesawat yang terawat dalam hal safety / keamanan
Dari strategi pemasaran yang dilakukan , dimana Garuda Indonesia lebih menawarkan dalam hal kenyamanan penumpang, seperti pramugari yang ramah, ruangan yang safety, ketersediaan snack dan minuman. Dengan demikian Garuda Indonesia dapat memberikan kepuasan lebih kepada konsumennya.
Garuda Indonesia terus melanjutkan program "Quantum Leap 2011 – 2015 dengan harapan akan menjadi airline bintang lima, dan akan mengoperasikan 194 pesawat pada tahun 2015 nanti.
Garuda menerapkan konsep value proposition, yaitu suatu cara memberikan layanan lebih, yang diberikan Garuda Indonesia kepada penumpang melebihi harga yang dibayarkan. Layanan ini bisa menjadi panduan pelayanan Garuda Indonesia yang dikenal dengan Garuda Indonesia Experience (GIE). Garuda Indonesia Experience (GIE) ini adalah konsep layanan baru yang menyajikan aspek-aspek terbaik dari Indonesia kepada para penumpang. Mulai dari saat reservasi penerbangan hingga tiba di bandara tujuan, para penumpang akan dimanjakan oleh pelayanan yang ramah yang menjadi ciri keramahtamahan Indonesia, diwakili oleh 'Salam Garuda Indonesia' dari para awak kabin. Konsep Garuda Indonesia Experience, yang didasari oleh "5 senses" (sight, sound, scent, taste, dan touch) dan mencakup 24 "customer touch points" yang dimulai dari pelayanan pre-journey, pre-flight, in-flight, post-flight dan post-journey. Garuda Indonesia berupaya meningkatkan citra Indonesia di dunia internasional. Semua itu bertujuan untuk memberikan rasa nyaman terbang bersama Garuda.
Dalam upayanya menjalankan program "Quantum Leap 2011 – 2015 secara konsisten, maka pantaslah Garuda Indonesia menerima penghargaan-penghargaan yang membuat Garuda Indonesia menjadi maskapai yang terkenal di dunia penerbangan internasional.
SEGMENTASI PASAR DAN ANALISIS DEMOGRAFI
Segmentasi Pasar
Segmentasi Pasar adalah Pembagian suatu pasar yang heterogen ke dalam satuan-satuan pembeli yang homogen, dimana kepada setiap satuan pembeli yang homogen tersebut dijadikan sasaran pasar yang dicapai dengan marketing mix tersendiri.
Defini Segmentasi Pasar oleh beberapa ahli :
a. Swastha & Handoko (1997)
Mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen.
b. Pride & Ferrel (1995)
Mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli dan sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok–kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.
c. Swastha & Handoko (1987)
Merumuskan segmentasi pasar adalah suatu tindakan membagi pasar menjadi segmen–segmen pasar tertentu yang dijadikan sasaran penjualan yang akan dicapai dengan marketing mix.
Beberapa periset usaha berusaha membentuk segmen dengan menggunakan cirri-ciri konsumen seperti: Ciri geografi, demografi dan psikografis.
Kriteria Segmentasi Pasar yang efektif:
1. Dapat di ukur : Ukuran, daya beli dan profit segmen dapat di ukur.
2. Dapat di akses : Segmen dapeat dijangkau dan dilayani secara efektif.
3. Dapat di bedakan : Segmen-segmen secara konseptual dapat dipisah-pisahkan.
4. Dapat di laksanakan : Program-program yang efektif dapat dirumuskan untuk menarik dan melayani segmen tersebut.
Kepuasan Konsumen
Pembeli akan puas sekali setelah melakukan pembelian, tergantung kepada kinerja tawaran dalam pemenuhan harapan pembeli.
Kepuasan : Perasaan senang atau kecewa sesorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan. Jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat sangat puas. Jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan puas. Jika kinerja tidak memenuhi harapan, pelanggan tidak puas.
Segmentasi dan Profitabilitas
Profitabilitas adalah Kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.
Referensi :
http://nataliachristinaa.blogspot.com/2013/01/segmentasi-dalam-strategi-pemasaran.html
Philip Kotler . 2007 . Manajemen Pemasaran Jilid 1 Edisi 12 . Jakarta : Macanan Jaya Cemerlang
Contoh Perusahaan
Garuda Indonesia (IDX: GIAA) (PT Garuda Indonesa (Persero) Tbk) adalahMaskapai penerbangan nasional Indonesia. Garuda adalah nama burung mitos dalam legenda pewayangan. Sejak Juni 2007, maskapai ini, bersama dengan maskapai Indonesia lainnya, dilarang menerbangi rute Eropa karena alasan keselamatan. Namun, larangan ini dicabut dua tahun kemudian, tahun 2009. Setahun sebelumnya, maskapai ini telah menerima sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA) dari IATA, yang berarti bahwa Garuda telah seluruhnya memenuhi standar keselamatan penerbangan Internasional. Garuda masuk dalam daftar maskapai bintang empat dari Skytrax, yang berarti memiliki kinerja dan pelayanan yang bagus.
Tahun 2014 Garuda akan bergabung dengan aliansi penerbangan SkyTeam. Pada 2012, Garuda Indonesia mendapat penghargaan Best International Airline di antara maskapai-maskapai kelas dunia lainnya dengan 91 persen penumpang menyatakan sangat puas dengan pelayanan maskapai ini. Garuda juga merupakan sponsor SEA Games 2011 dan telah menandatangani perjanjian kerjasama denganLiverpool FC Inggris. Pada tahun 2013 Garuda Indonesia mendapatkan penghargaan "World Best Economic Class" dan "World Best Economic Seat Class". Garuda Indonesia menepati posisi ke 8 sebagai maskapai penerbanganterbaik versi Skytrax. Bulan Agustus Garuda Indonesia akan membuka rute baru ke Papua Nugini
Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Garuda_Indonesia
Segmentasi Pasar Garuda Indonesia :
Garuda Indonesia memiliki beberapa program untuk mendukung penjualan dan pemasarannya. Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen, yaitu:
- Program Promosi
Mereka mempunyai program promosi untuk menghasilkan keuntungan serta menghasilkan pendapatan tambahan dengan jaringan domestik yang kuat untuk terus meningkatkan pangsa pasar domestik dan internasional bagi usahawan, perorangan, wisatawan dan kargo termasuk penerbangan borongan.
- Layanan Konsumen
Sistem pelayanan Garuda Indonesia pada pelanggan yaitu memberikan kepuasan kepada pengguna jasa yang terpadu dengan industri lainnya melalui pengelolaan secara profesional dan didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi tinggi.
PEMASARAN GARUDA INDONESIA Pada Pasar Domestik :
(Studi Kasus : Rute Jakarta-Denpasar)
Rute penerbangan Jakarta - Denpasar mcrupakan rute penerbangan yang memberikan kontribusi revenue dan mempunyai pangsa pasar yang bcsar pada pasar domestik. Namun, mulai tahun 1991 - 1994, pangsa pasar Garuda pada rute ini semakin menurun, dimana pertumbuhan pasarnya lebih rendah dari pada pertumbuhan pasar keseluruhan. Padahal, pesaing potensial Garuda, yaitu, perusahaan "SG" dapat meraih pangsa pasar yang semakin meningkat dari tahun 1991 sampai dcngan tahun 1994. Hal ini disebabkan karena strategi yang diterapkan oleh "SG" relatif lebih inovatif dan agresif bila dibandingkan dengan strategi Garuda. Apabila Garuda tidak menyusun strategi pemasaran yang tepat, maka diperkirakan untuk niasa datang pangsa pasar Garuda pada rute ini akan semakin menurun.
Karya akhir ini mengambil topik tentang peramusan strategi pemasaran PT. Garuda Indonesia untuk rute Jakarta - Denpasar. Langkah-Iangkah dalam menentukan usulan strategi tersebut adalah berupa analisa karakteristik rutc Jakarta - Denpasar, analisa lingkungan eksternal dan internal, analisa posisi strategik rute Jakarta - Denpasar, penentuan strategi utama, penentuan target pasar, dan perumusan strategi bauran pemasaran.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka sasaran strategi yang disarankan untuk rute ini adalah mempertahankan pangsa pasar dan posisi sebagai pemimpin pasar.
Untuk mencapai sasaran tersebut, maka terdapat beberapa alternatif strategi yang dapat dilakukan, yaitu sebagai berikut:
meningkatkan kualitas produk
meningkatkan difcrensiasi produk
meningkatkan usaha promosi
menentukan harga yang bcrsaing
Strategi pemasaran yang dilakukan adalah Strategi pemasaran total, yaitu Garuda melayani semua segmen pasar yang ada, baik penumpang dengan tujuan bisnis, penumpang dengan tujuan wisatawan, maupun penumpang dengan tujuan pribadi.
Strategi tersebut kemudian dijabarkan ke dalam strategi bauran pemasaran, yang meliputi strategi produk, strategi harga, strategi distribusi dan strategi promosi.
PERKEMBANGAN GARUDA INDONESIA
Garuda Indonesia adalah sebuah perusahaan milik negara Republik Indonesia. Garuda Indonesia berkantor pusat di Cengkareng, Jakarta, Indonesia. Selain berpusat di Jakarta, Garuda Indonesia juga memiliki kantor perwakilan yang tersebar di hampir seluruh kota besar di Indonesia dan juga kota – kota di luar negeri.
Garuda bukan hanya sebuah perusahaan penerbangan kecil tetapi merupakan sebuah perusahaan yang besar dan juga memiliki beberapa anak perusahaan yang bergerak dalam bisnis atau usaha pendukung bisnis penerbangan seperti PT. GMF Aero Asia (merupakan pusat pelayanan perawatan pesawat terbang), PT.
Aerowisata (perusahaan yang bergerak dibidang jasa perhotelan, travel, dan catering) PT. Abacus (merupakan perusahaan penyedia layanan sistem reservasi untuk penerbangan) dan PT. Gapura Angkasa (penyedia layanan ground handling dalam bisnis penerbangan).
Armada Garuda Indonesia yang pertama untuk melayani jaringan penerbangan di dalam negeri terdiri dari 20 pesawat DC-3/C-47 dan 8 pesawat jenis PBY – Catalina Amphibi. Untuk melebarkan sayapnya, Garuda kemudian mengadakan pembaruan armadanya yang tiba antara bulan Oktober 1950 dan Februari 1958 sehingga menjadi : DC 3/C-47 20 pesawat, Convair liner –240 8 pesawat, Convair liner- 340 8 pesawat, Convair liner – 440 8 pesawat, De Haviland Heron 14 pesawat.
Jaringan penerbangan Garuda Indonesia kemudian diperluas meliputi seluruh wilayah Republik Indonesia kecuali Irian Jaya sedangkan ke luar negeri menjangkau kota – kota Singapura, Bangkok, dan Manila. Disebabkan alasan teknis maka seluruh pesawat De Haviland Heron di hapus dari kekuatan armada Garuda.
Selanjutnya antara tahun 1960 dan 1966 Garuda Indonesia mendapatkan tambahan armadanya lagi berupa pesawat – pesawat bermesin jet seperti : Convair liner 990 A 3 pesawat, Lockheed Electra L188C 3 pesawat, Douglas DC-8-55 1 pesawat.
Garuda semakin berkembang dan seluruh pesawatnya kemudian terdiri dari pesawat bermesin jet. Kekuatan armadanya berturut – turut ditambah dengan tipe – tipe pesawat seperti; Douglas DC-10, Boeing B-747, Airbus A-300, dan A-330.
Kegiatan Garuda lainnya adalah mengangkut ribuan jemaah haji setiap tahunnya. Selain itu Garuda Indonesia juga merupakan sarana angkutan bagi kunjungan resmi Kepala Negara ke berbagai negara.
Sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa nasional, Garuda Indonesia berjuang sekuat tenaga dalam menegakkan citra bangsa dan negara melalui pelayanannya. Kini jaringan penerbangan Garuda Indonesia telah menjangkau seluruh wilayah Republik Indonesia, sedangkan keluar negeri meliputi kota – kota di benua Asia, Australia dan Eropa.
Referensi :
http://sonthaluvjc.blogspot.com/2010/04/artikel-strategi-pemasaran-pada-pt.html
Pengertian Manajemen Strategik
Manajemen Pemasaran adalah salah satu kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya, untuk berkembang, dan untuk mendapatkan laba. Proses pemasaran itu dimulai jauh sejak sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus juga memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap perusahaan (Dharmmesta & Handoko, 1982).
Secara definisi, Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi (Kotler, 1997).
Perusahaan yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses usahanya, akan mengetahui adanya cara dan falsafah baru yang terlibat di dalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut "Konsep Pemasaran".
Manajemen Pemasaran Garuda Indonesia :
Garuda Indonesia memiliki beberapa program untuk mendukung penjualan dan pemasarannya. Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen, yaitu:
- Program Promosi
Mereka mempunyai program promosi untuk menghasilkan keuntungan serta menghasilkan pendapatan tambahan dengan jaringan domestik yang kuat untuk terus meningkatkan pangsa pasar domestik dan internasional bagi usahawan, perorangan, wisatawan dan kargo termasuk penerbangan borongan.
- Layanan Konsumen
Sistem pelayanan Garuda Indonesia pada pelanggan yaitu memberikan kepuasan kepada pengguna jasa yang terpadu dengan industri lainnya melalui pengelolaan secara profesional dan didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi tinggi.
PEMASARAN GARUDA INDONESIA Pada Pasar Domestik :
(Studi Kasus : Rute Jakarta-Denpasar)
Rute penerbangan Jakarta - Denpasar mcrupakan rute penerbangan yang memberikan kontribusi revenue dan mempunyai pangsa pasar yang bcsar pada pasar domestik. Namun, mulai tahun 1991 - 1994, pangsa pasar Garuda pada rute ini semakin menurun, dimana pertumbuhan pasarnya lebih rendah dari pada pertumbuhan pasar keseluruhan. Padahal, pesaing potensial Garuda, yaitu, perusahaan "SG" dapat meraih pangsa pasar yang semakin meningkat dari tahun 1991 sampai dcngan tahun 1994. Hal ini disebabkan karena strategi yang diterapkan oleh "SG" relatif lebih inovatif dan agresif bila dibandingkan dengan strategi Garuda. Apabila Garuda tidak menyusun strategi pemasaran yang tepat, maka diperkirakan untuk niasa datang pangsa pasar Garuda pada rute ini akan semakin menurun.
Karya akhir ini mengambil topik tentang peramusan strategi pemasaran PT. Garuda Indonesia untuk rute Jakarta - Denpasar. Langkah-Iangkah dalam menentukan usulan strategi tersebut adalah berupa analisa karakteristik rutc Jakarta - Denpasar, analisa lingkungan eksternal dan internal, analisa posisi strategik rute Jakarta - Denpasar, penentuan strategi utama, penentuan target pasar, dan perumusan strategi bauran pemasaran.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka sasaran strategi yang disarankan untuk rute ini adalah mempertahankan pangsa pasar dan posisi sebagai pemimpin pasar. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka terdapat beberapa alternatif strategi yang dapat dilakukan, yaitu sebagai berikut:
mcningkatkan kualitas produk
meningkatkan difcrensiasi produk
meningkatkan usaha promosi
menentukan harga yang bcrsaing
Strategi pemasaran yang dilakukan adalah strategi pemasaran total, yaitu Garuda melayani semua segmen pasar yang ada, baik penumpang dengan tujuan bisnis, penumpang dengan tujuan wisatawan, maupun penumpang dengan tujuan pribadi.
Strategi tersebut kemudian dijabarkan ke dalam strategi bauran pemasaran, yang meliputi strategi produk, strategi harga, strategi distribusi dan strategi promosi.
PERKEMBANGAN GARUDA INDONESIA
Garuda Indonesia adalah sebuah perusahaan milik negara Republik Indonesia. Garuda Indonesia berkantor pusat di Cengkareng, Jakarta, Indonesia. Selain berpusat di Jakarta, Garuda Indonesia juga memiliki kantor perwakilan yang tersebar di hampir seluruh kota besar di Indonesia dan juga kota – kota di luar negeri.
Garuda bukan hanya sebuah perusahaan penerbangan kecil tetapi merupakan sebuah perusahaan yang besar dan juga memiliki beberapa anak perusahaan yang bergerak dalam bisnis atau usaha pendukung bisnis penerbangan seperti PT. GMF Aero Asia (merupakan pusat pelayanan perawatan pesawat terbang), PT. Aerowisata (perusahaan yang bergerak dibidang jasa perhotelan, travel, dan catering) PT. Abacus (merupakan perusahaan penyedia layanan sistem reservasi untuk penerbangan) dan PT. Gapura Angkasa (penyedia layanan ground handling dalam bisnis penerbangan).
Armada Garuda Indonesia yang pertama untuk melayani jaringan penerbangan di dalam negeri terdiri dari 20 pesawat DC-3/C-47 dan 8 pesawat jenis PBY – Catalina Amphibi. Untuk melebarkan sayapnya, Garuda kemudian mengadakan pembaruan armadanya yang tiba antara bulan Oktober 1950 dan Februari 1958 sehingga menjadi : DC 3/C-47 20 pesawat, Convair liner –240 8 pesawat, Convair liner- 340 8 pesawat, Convair liner – 440 8 pesawat, De Haviland Heron 14 pesawat.
Jaringan penerbangan Garuda Indonesia kemudian diperluas meliputi seluruh wilayah Republik Indonesia kecuali Irian Jaya sedangkan ke luar negeri menjangkau kota – kota Singapura, Bangkok, dan Manila. Disebabkan alasan teknis maka seluruh pesawat De Haviland Heron di hapus dari kekuatan armada Garuda. Selanjutnya antara tahun 1960 dan 1966 Garuda Indonesia mendapatkan tambahan armadanya lagi berupa pesawat – pesawat bermesin jet seperti : Convair liner 990 A 3 pesawat, Lockheed Electra L188C 3 pesawat, Douglas DC-8-55 1 pesawat.
Garuda semakin berkembang dan seluruh pesawatnya kemudian terdiri dari pesawat bermesin jet. Kekuatan armadanya berturut – turut ditambah dengan tipe – tipe pesawat seperti; Douglas DC-10, Boeing B-747, Airbus A-300, dan A-330.
Kegiatan Garuda lainnya adalah mengangkut ribuan jemaah haji setiap tahunnya. Selain itu Garuda Indonesia juga merupakan sarana angkutan bagi kunjungan resmi Kepala Negara ke berbagai negara.
Sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa nasional, Garuda Indonesia berjuang sekuat tenaga dalam menegakkan citra bangsa dan negara melalui pelayanannya. Kini jaringan penerbangan Garuda Indonesia telah menjangkau seluruh wilayah Republik Indonesia, sedangkan keluar negeri meliputi kota – kota di benua Asia, Australia dan Eropa.
Garuda Indonesia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Garuda Indonesia
IATA
ICAO
Kode panggil
GA
GIA
Indonesia
Didirikan
26 Januari 1949 (sebagai Garuda Indonesian Airways)
Hub
Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta
Bandar Udara Internasional Ngurah Rai
Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin
Hub sekunder
Bandar Udara Internasional Juanda,Surabaya
Bandar Udara Internasional Kuala Namu, Medan
Bandara Sepinggan, Balikpapan
Kota fokus
Padang, Palembang, Yogyakarta,Semarang, Manado
Program penumpang setia
Garuda Frequent Flyer
Lounge penumpang
Garuda Executive Lounge
Aliansi
SkyTeam (tahun 2014)
Anak perusahaan
PT Citilink Indonesia
PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia
Aero Wisata
Ukuran armada
99
Kota tujuan
56 (35 Domestik, 21 Internasional)
Perusahaan induk
Pemerintah Republik Indonesia
Kantor pusat
Jakarta, Indonesia
Orang penting
Emirsyah Satar (CEO)
Situs web
http://www.garuda-indonesia.com
GARUDA INDONESIA : official 4-Star Ranking of Product and Service Quality
Garuda Indonesia (IDX: GIAA) (PT Garuda Indonesa (Persero) Tbk) adalah maskapai penerbangan nasional Indonesia. Garuda adalah nama burung mitos dalam legenda pewayangan. Sejak Juni 2007, maskapai ini, bersama dengan maskapai Indonesia lainnya, dilarang menerbangi rute Eropa karena alasan keselamatan. Namun, larangan ini dicabut dua tahun kemudian, tahun 2009.[1] Setahun sebelumnya, maskapai ini telah menerima sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA) dari IATA, yang berarti bahwa Garuda telah seluruhnya memenuhi standar keselamatan penerbangan internasional[2]. Garuda masuk dalam daftar maskapai bintang empat dariSkytrax, yang berarti memiliki kinerja dan pelayanan yang bagus[3].
Tahun 2014 Garuda akan bergabung dengan aliansi penerbangan SkyTeam[4].Pada 2012, Garuda Indonesia mendapat penghargaan Best International Airline di antara maskapai-maskapai kelas dunia lainnya dengan 91 persen penumpang menyatakan sangat puas dengan pelayanan maskapai ini.[5] Garuda juga merupakan sponsor SEA Games 2011 dan telah menandatangani perjanjian kerjasama denganLiverpool FC Inggris[6]. Pada tahun 2013 Garuda Indonesia mendapatkan penghargaan "World Best Economic Class" dan "World Best Economic Seat Class". Garuda Indonesia menepati posisi ke 8 sebagai maskapai penerbangan terbaik versi Skytrax[rujukan?]. Bulan Agustus Garuda Indonesia akan membuka rute baru ke Papua Nugini[rujukan?].
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Kode data
2 Asal nama Garuda Indonesia
3 Sejarah
3.1 1940an-1950an: Masa awal
3.2 1960an: Tumbuh dan Berkembang
3.3 Tahun 1970an-1980an: "New Branding"
3.4 1990an: Konsolidasi dan masa sulit
3.5 2000-sekarang: Penurunan reputasi, pelarangan Uni Eropa, dan awal kebangkitan
3.5.1 Garuda memasuki bursa saham
4 Profil Perusahaan
4.1 Anak Perusahaan
4.2 Unit Bisnis Strategis
5 Lompatan Quantum
6 Pelayanan
6.1 Kelas Utama
6.2 Kelas Eksekutif
6.3 Kelas Ekonomi
7 Nomor penerbangan
8 Armada
9 Kota Tujuan
10 Insiden yang menimpa Garuda Indonesia
11 Masalah Sistem IOCS Garuda Indonesia
12 Kerjasama dengan Liverpool FC
13 Majalah Garuda
14 Galeri
15 Rujukan
16 Pranala luar
Kode data[sunting " sunting sumber]
Kode IATA: GA
Kode ICAO: GIA
Kode IDX: GIAA
Callsign: Indonesia
Asal nama Garuda Indonesia[sunting " sunting sumber]
Pada tanggal 25 Desember 1949, wakil dari KLM yang juga teman Presiden Soekarno, Dr. Konijnenburg, menghadap dan melapor kepada Presiden di Yogyakarta bahwa KLM Interinsulair Bedrijfakan diserahkan kepada pemerintah sesuai dengan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) dan meminta kepada beliau memberi nama bagi perusahaan tersebut karena pesawat yang akan membawanya dari Yogyakarta ke Jakarta nanti akan dicat sesuai nama itu.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Soekarno menjawab dengan mengutip satu baris dari sebuah sajak bahasa Belanda gubahan pujangga terkenal, Raden Mas Noto Soeroto di zaman kolonial,Ik ben Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw eilanden ("Aku adalah Garuda, burung milik Wisnu yang membentangkan sayapnya menjulang tinggi diatas kepulauanmu")
Maka pada tanggal 28 Desember 1949, terjadi penerbangan yang bersejarah yaitu pesawat DC-3 dengan registrasi PK-DPD milik KLM Interinsulair terbang membawa Presiden Soekarno dari Yogyakarta ke Kemayoran - Jakarta untuk pelantikannya sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan logo baru, Garuda Indonesian Airways, nama yang diberikan Presiden Soekarno kepada perusahaan penerbangan pertama ini.
Sejarah[sunting " sunting sumber]
Douglas DC-3 Seulawah, pesawat perdana Garuda Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah, sumbangan rakyat Aceh
1940an-1950an: Masa awal[sunting " sunting sumber]
Garuda Indonesia berawal dari tahun 1940-an, di mana Indonesia masih berperang melawan Belanda. Pada saat itu, Garuda terbang jalur spesial dengan pesawat DC-3.
Pada tanggal 26 Januari 1949 dianggap sebagai hari jadi Garuda Indonesia. Pada saat itu nama maskapai adalah Indonesian Airways. Pesawat pertama mereka bernama Seulawah atau Gunung Emas, yang diambil dari nama gunung terkenal di Aceh. Dana untuk membeli pesawat ini didapatkan dari sumbangan rakyat Aceh, pesawat tersebut dibeli seharga 120,000 Dollar Malaya yang sama dengan 20 kg emas. Maskapai ini tetap mendukung Indonesia sampai revolusi terhadap Belanda berakhir. Garuda Indonesia mendapatkan konsesi monopoli penerbangan dari Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1950 dari Koninklijke Nederlandsch-Indische Luchtvaart Maatschappij, perusahaan penerbangan nasional Hindia Belanda. Garuda pada awalnya adalah hasil joint venture antara Pemerintah Indonesia dengan maskapai Belanda, Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (KLM). Pada awalnya, Pemerintah Indonesia memiliki 51% saham dan selama 10 tahun pertama, perusahaan ini dikelola oleh KLM. Karena paksaan nasionalis, KLM menjual sebagian dari sahamnya pada tahun 1953 ke pemerintah Indonesia.
Pemerintah Burma banyak menolong maskapai ini pada masa awal maskapai ini. Oleh karena itu, pada saat maskapai ini diresmikan sebagai perusahaan pada 31 Maret 1950, Garuda menyumbangkan sebuah pesawat DC-3 kepada Pemerintah Burma. Pada mulanya, Garuda memiliki 27 pesawat terbang, staf terdidik, bandara dan jadwal penerbangan, sebagai kelanjutan dari KNILM. Ini sangat berbeda dengan perusahaan-perusahaan pionir lainnya di Asia.
Pada tahun 1953, maskapai ini memiliki 46 pesawat. Tahun 1956 mereka mengangkut jamaah haji dan membuat jalur penerbangan pertama ke Mekkah.
Convair 990 "Majapahit" milik Garuda Indonesian Airways di Bandar Udara Internasional Schiphol, Amsterdam tahun 1965
1960an: Tumbuh dan Berkembang[sunting " sunting sumber]
Tahun 1960-an adalah era kemajuan pesat Garuda. Pada tahun 1960, Garuda mendatangkan tiga pesawat turboprop Lockheed L-188C Electra. Ketiga pesawat baru itu masuk dinas aktif pada bulan Januari 1961 serta diberi nama "Pulau Bali", "Candi Borobudur" dan "Danau Toba", tiga tujuan wisata Indonesia yang paling dikenal dunia luar. Di tahun yang sama, Garuda membuka rute penerbangan menuju Hong Kong. Garuda memasuki era jet pada tahun 1964 dengan datangnya tiga pesawat baru Convair 990A yang diberi nama "Majapahit", "Pajajaran" dan "Sriwijaya", nama-nama kerajaan kuno di Indonesia, dan menjadi maskapai pertama di Asia Tenggara yang mengoperasikan pesawat jet subsonik. Saat itu, jet bermesin empat Convair 990 merupakan pesawat berteknologi canggih dan memiliki kecepatan tertinggi dibandingkan pesawat-pesawat lain yang sejenis, seperti Boeing 707 dan Douglas DC-8[7]. Dengan pesawat ini pula Garuda kemudian membuka penerbangan antarbenua dari Jakarta ke Amsterdam melewati Kolombo, Bombay, Roma, dan Praha. Di tahun 1966, Garuda kembali memperkuat armada jetnya dengan mendatangkan sebuah pesawat jet baru, yaitu Douglas DC-8. Sementara, pada akhir tahun 1960-an, Garuda membeli sejumlah pesawat turboprop baru, Fokker F27. Pesawat ini datang secara bertahap mulai tahun 1969 hingga 1970 dan dioperasikan untuk penerbangan domestik.
Tahun 1970an-1980an: "New Branding"[sunting " sunting sumber]
Pada tahun 1970-an Garuda Indonesia membeli beberapa jenis narrow-body jet yaitu McDonnell-Douglas DC-9 dan Fokker F28 serta pesawat jenis turboprop Fokker F27 (sebagai sarana transisi para pilot dan kru pendukung ke F28 yang bermesin turbojet) untuk penerbangan domestik. Pada 1973, maskapai ini mulai membeli pesawat badan lebar McDonnell Douglas DC-10-30 untuk penerbangan internasional jarak jauh, seperti ke Eropa, sementara Douglas DC-8 digunakan untuk penerbangan ke Asia dan Australia, dan akhirnya dipensiunkan sekitar akhir 1970-an. Sementara pada 1980-an mengadopsi perangkat dari Airbus, seperti A300 dan mulai membeli Boeing 747-2U3B untuk menambah penerbangan ke Eropa dan Amerika Serikat. Garuda merupakan operator terbesar Fokker 28, sekitar 63 unit pernah dioperasikan. Garuda juga merupakan konsumen perdana (launch customer) dari Airbus A300B4-220FFCC (varian A300 perdana dengan kru kokpit 2 orang)
1990an: Konsolidasi dan masa sulit[sunting " sunting sumber]
Dalam tahun 1990-an, Garuda membeli 9 unit McDonnell-Douglas MD-11 (1991), Boeing 737 seri -300 , -400, dan -500 (tahun 1992, untuk menggantikan DC-9), serta Boeing 747-400 (tahun 1994, 2 dibeli langsung dari Boeing, 1 disewa, bekas Varig) dan Airbus A330-300 (1996). Tetapi, pada masa ini Garuda mengalami dua musibah, yang pertama, di Fukuoka, Jepang, dan yang terburuk , dan yang juga merupakan tragedi terburuk dalam sejarah penerbangan Indonesia, adalah pada tahun 1997, dimana sebuah A300 jatuh di Sibolangit, Sumatera Utara. menewaskan seluruh penumpangnya. Maskapai ini pun mengalami periode ekonomi sulit, karena, pada tahun yang sama Indonesia terkena Krisis Finansial Asia, yang terjadi pada tahun yang sama. Setelah itu, Garuda sama sekali tidak terbang ke Eropa maupun Amerika (meskipun beberapa rute seperti Frankfurt, London dan Amsterdam sempat dibuka kembali, namun akhirnya kembali ditutup. Rute Amsterdam ditutup tahun 2004). Tetapi, dalam pertengahan tahun 2000-an ini maskapai ini telah dapat mengatasi masalah-masalah di atas dan dalam keadaan ekonomi yang bagus[8].
Wikinews bahasa Inggrismemberitakan: EU bans all Indonesian airlines as well as several from Russia, Ukraine and Angola
2000-sekarang: Penurunan reputasi, pelarangan Uni Eropa, dan awal kebangkitan[sunting " sunting sumber]
Boeing 747-441 Garuda Indonesia di bandar udara Changi, Singapura.
Memasuki tahun 2000an, maskapai ini membentuk anak perusahaan bernama Citilink, yang menyediakan penerbangan biaya murah dari Surabaya ke kota-kota lain di Indonesia. Namun, Garuda masih saja bermasalah, selain menghadapi masalah keuangan (Pada awal hingga pertengahan 2000an, maskapai ini selalu mengalami kerugian), Beberapa peristiwa internasional (juga di Indonesia) juga memperburuk kinerja Garuda, sepertiSerangan 11 September 2001, Bom Bali I dan Bom Bali II, wabah SARS, dan Bencana Tsunami Aceh 26 Desember 2004. Selain itu, Garuda juga menghadapi masalah keselamatan penerbangan, terutama setelah jatuhnya sebuah Boeing 737 di Yogyakarta ketika akan mendarat. Hal ini mengakibatkan sanksi Uni Eropa yang melarang semua pesawat maskapai Indonesia menerbangi rute Eropa. Namun, setelah perbaikan besar-besaran, tahun 2010 maskapai ini diperbolehkan kembali terbang ke Eropa, setelah misi inspeksi oleh tim pimpinan Frederico Grandini[9].yaitu rute Jakarta - Amsterdam. Rute Eropa lain seperti Paris, London, dan Frankfurt juga dipertimbangkan untuk dibuka kembali, tergantung keadaan perekonomian Indonesia kelak.
Garuda memasuki bursa saham[sunting " sunting sumber]
Pada tanggal 11 Februari 2011. Garuda memulai IPO sebagai langkah awal menuju bursa saham[10]. Pemerintah menyatakan bahwa harga saham Garuda adalah Rp.750 per saham dan mengurangi penawaran saham dari 9,362 milyar lembar ke 6,3 milyar lembar saham[11]. Garuda Indonesia memutuskan mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia.
Pada 27 April 2012, CT Corp melalui PT Trans Airways membeli 10.9% saham Garuda Indonesia di harga Rp620 per lembar dengan total sebesar Rp 1,53 triliun. Harga ini lebih rendah dari harga terendah yaitu Rp395 per lembar, tapi masih dibawah harga IPO sebesar Rp750 per lembar.[12] [[File:Garuda Indonesia Flight Attendants in Kebaya.jpg"thumb"right""150px"Seragam baru pramugari Garuda Indonesiakebaya and parang gondosuli batik
Profil Perusahaan[sunting " sunting sumber]
Anak Perusahaan[sunting " sunting sumber]
Garuda Indonesia memiliki beberapa anak perusahaan untuk mendukung operasinya, yaitu:
PT Citilink Indonesia (Citilink)[13], maskapai penerbangan berbiaya murah
PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF AeroAsia)[14], fasilitas perawatan pesawat
PT Aero Wisata (AeroWisata)[14]
PT Abacus Distribution Systems Indonesia (Abacus)[14]
PT Aero Systems Indonesia (asyst)[14][15]
Unit Bisnis Strategis[sunting " sunting sumber]
Garuda Indonesia Training Center [1][16], pusat pelatihan
Garuda Indonesia Cargo [2][16], pelayanan kargo
Garuda Sentra Medika[16], penyedia jasa kesehatan
Lompatan Quantum[sunting " sunting sumber]
[[Berkas:Garuda Indonesia Flight Attendants New Costumes 2010.jpg"thumb"upright"right"Seragam baru awak kabin Garuda Indonesia menampilkan kebaya dan kain batik motif lereng untuk wanita dan stelan jas abu-abu, kemeja biru, dan dasi untuk pria.]]
Mengikuti pencabutan larangan terbang Uni Eropa Terhadap Garuda Indonesia dan 3 maskapai penerbangan Indonesia lainnya, Garuda Indonesia pada Juli 2009 mengumumkan meluncurkan sebuah rencana ekspansi 5 tahun yang agresif yang bernama Quantum Leap. rencana ini juga termasuk meng-overhaul tampilan maskapai seperti mengubah livery maskapai, seragam staf dan logo[17][18]. dalam waktu 5 tahun, Garuda Indonesia akan menggandakan armadanya dari 62 menjadi 116 pesawat. Quantum Leap juga berencana untuk menaikkan jumlah penumpang per tahun menjadi 27.6 juta dalam periode yang sama, bertambah sebanyak 10.1 juta dari sewaktu program pertama kali dijalankan melalui pertambahan tujuan domestik maupun internasional dari 41 menjadi 62. Rute ekspansi mencakup Amsterdam, dengan transit di Dubai, pada tahun 2010. Penerbangan non-stop menggunakan pesawat Boeing 777-300ER direncanakan akan dimulai pada tahun 2011. Rute lain ke Hub-hub dunia seperti London, Frankfurt, Paris, Roma, Madrid, Los Angeles, serta kota lainnya dipertimbangkan untuk dibuka kembali.
sebuah pesawat Garuda IndonesiaBoeing 737-800 dengan Livery Baru mendekati Bandara Internasional Ngurah Rai(2010)
Jajaran pesawat Garuda IndonesiaBoeing 737 livery lama dan baru di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta. Pesawat paling kanan adalah livery yang baru. (2010)
Sebuah Inisiatif akan lambang baru, dikembangkan oleh konsultan merek Landor Associates, berputar pada sebuah ide baru seputar "sayap alam". Logo lama Garuda telah diganti, menegaskan simbol burung ikonik yang dirancang oleh Landor juga 27 tahun sebelumnya. Tampilan baru ini diharapkan untuk dapat "menangkap semangat keramahan Indonesia dan profesionalisme".
Pada 10 Juni 2009, Garuda Indonesia mengungkapkan sebuah skema warna baru pada sebuah Airbus A330-243 baru setelah memakai desain yang sama selama 22 tahun. Ekor yang di-overhaul terdiri dari nuansa warna biru yang berbeda beda dengan tulisan Garuda Indonesia di tengah dari masing masing sisi lambung pesawat. Garuda Indonesia mempertahankan simbol garuda yang didesain Landor di lambung pesawat dan terus menggunakannya sebagai identitas perusahaan.
pada 28 Mei 2010, Garuda Indonesia Secara resmi meluncurkan seragam baru bagi pramugari/pramugaranya. seragam pramugari terinspirasi dari kebaya tradisional dengan batik motif lerengdilengkapi dengan kebaya berwarna biru gaya Kartini di bagian atas. kostum tambahan bagi pramugari termasuk sebuah batik motif lereng berwarna jingga dengan kebaya berwarna jingga. laki laki memakai jas abu abu, kemeja biru dan dasi bermerek. seragam ini didesain oleh Josephine Komara.
Konsep pelayanan baru Garuda Indonesia disebut "Garuda Indonesia Experience", termasuk berbagai aspek dari kebudayaan, masakan, dan keramahan Indonesia. Mini Nasi TumpengNusantara, dan jus martebe(markisa dan terong belanda), telah menjadi tanda masakan Garuda Indonesia yang baru. Tahun 2011 ini, tepatnya bulan Februari, maskapai ini berencana memperkenalkan tempe dalam menu masakannya, diawali dengan penerbangan ke Tokyo, Jepang, (ini disebabkan tempe yang disajikan dibuat oleh seorang perajin Indonesia di Jepang, apalagi, orang Jepang mudah menerima rasa tempe, dan penelitian yang membuktikan manfaatnya bagi kesehatan)[19].
Pelayanan[sunting " sunting sumber]
Pramugari Garuda sedang melayani penumpang
Makanan kelas eksekutif Garuda pada penerbangan domestik
Pada 2009 yang lalu[20], Garuda mulai berusaha mensejajarkan diri dengan maskapai-maskapai internasional kelas dunia seperti KLM, Air France danSingapore Airlines, dengan memperkenalkan sistem hiburan AVOD terbaru (Audio Video on Demand) dengan televisi di setiap kursi, terutama dalam armada jarak jauh. Garuda juga memperkenalkan kursi kelas bisnis yang dapat diubah menjadi tempat tidur pada penerbangan jarak jauh.
Kelas Utama[sunting " sunting sumber]
Kelas utama akan tersedia pada pesawat B777-300ER. Akan tersedia 8 kursi kelas utama dengan konfigurasi 1-2-1. Kabin kelas utama akan dilengkapi dengan 23" AVOD dan kursi yang dapat disandarkan hingga 180 derajat menjadi flat-bed.
Kelas Eksekutif[sunting " sunting sumber]
Pesawat A330 (seri -200 dan -300) memiliki produk kelas eksekutif baru dengan Flat-Bed seats yang memiliki ruang kaki 74" dan dapat disandarkan hingga 180 derajat. Kursi ini memiliki sandaran tangan 11 inci,layar sentuh LCD dengan AVOD di setiap kursi, colokan laptop pribadi, dan lampu baca pribadi.
Pesawat Boeing 747-400 dan Boeing 737 masih menggunakan kursi eksekutif lama. Boeing 747–400 memiliki ruang kaki 46"-48" dengan panjang kursi 16". Sementara di Boeing 737 , termasuk seri -300, -400, -500, dan seri -800 yang terbaru memiliki ruang kaki 41" to 44" dengan panjang 19". Di beberapa pesawat, tersedia TV di setiap kursi.
Kelas Ekonomi[sunting " sunting sumber]
Tersedia di semua pesawat. Ruang kaki terdiri dari 30" hingga 35" tergantung jenis pesawat, dengan panjang kursi 17". Pesawat Airbus A330-200, Airbus A330-300 aircraft dan Boeing 737-800 yang lebih baru memiliki kursi kelas ekonomi yang lebih baru yang menawarkan layar sentuh LCD 9-inci dengan AVOD.
Makanan dan minuman ditawarkan tergantung lamanya penerbangan. Anggur dan bir juga ditawarkan dalam penerbangan internasional.
Nomor penerbangan[sunting " sunting sumber]
Berikut nomor-nomor penerbangan maskapai Garuda Indonesia.[rujukan?]
GA 001 = Penerbangan kepresidenan (Penerbangan kepresidenan jarak jauh dilaksanakan dengan pesawat Airbus A330-300, sementara untuk jarak dekat digunakan Boeing 737-800. Pada era Soeharto, penerbangan kepresidenan dilaksanakan dengan pesawat McDonnell Douglas DC-10)
GA 010-079 = Citilink, Citilink sekarang menggunakan kode QG setelah mendapat AOC dari Kementerian Perhubungan
GA 086-089 = Eropa
GA 100-199 = Indonesia (Sumatera)
GA 200-299 = Indonesia (Jawa Tengah dan Malang)
GA 300-399 = Indonesia (Surabaya)
GA 400-499 = Indonesia (Nusa Tenggara)
GA 500-599 = Indonesia (Kalimantan)
GA 600-699 = Indonesia (Sulawesi,Maluku,Papua)
GA 700-799 = Australia
GA 800-899 = Asia (Kecuali Indonesia dan Timur Tengah)
GA 900-999 = Timur Tengah
Armada[sunting " sunting sumber]
Sebuah Garuda Indonesia Boeing 747-200 (Bernama City of Jakarta) di Zurich,Swiss. (1985)
pesawat garuda indonesia 737-800 diBandar Udara Internasional Achmad Yani ,Semarang
Sebuah Garuda Indonesia Boeing 737-800 di Bandar Udara Internasional Changi,Singapura. (2011)
Sebuah Garuda Indonesia Airbus A330-200 di Bandar Udara Internasional Chek Lap Kok, Hong Kong. (2010)
Sebuah armada baru milik Garuda Indonesia, Bombardier CRJ1000NextGen
Berkas:First Boeing 777-300ER for garuda indonesia in Portland,US.jpg
Boeing 777-300ER pertama milik Garuda Indonesia
Terhitung Desember 2012, armada Garuda Indonesia adalah sebagai berikut:[21][22][23][24]
Armada Garuda Indonesia
Jenis Pesawat
Beroperasi
Dalam Pesanan
Kelas Penumpang
Catatan
F
C
Y
Total
—
Airbus A330-200
10
1
—
36
186
222
Airbus A330-300
6
18
—
42
215
257
Boeing 737-300
3
—
—
16
94
110
Boeing 737-500
5
—
—
12
84
96
Boeing 737-800
60
5
—
12
144
156
PK-GFN Menggunakan livery retro
Boeing 747-400
2
—
—
42
386
428
Pesawat ketiga, PK-GSI, telah dikembalikan ke penyewa dan sekarang berdinas di Orient Thai Airlines
Boeing 777-300ER
2
8
8[25]
38[25]
268[25]
314[25]
Bombardier CRJ1000
11
7
—
12
84
96
Pengiriman pertama 12 Oktober 2012
Total
99
39
Mantan Armada[26]
Pesawat
Diperkenalkan
Dipensiunkan
Catatan
Airbus A300B4-200FF
1982
2002
Pengguna Pertama.
Satu jatuh di Medan.
Airbus A300-600R
1990
2001
Digantikan Pesawat Airbus A330-200.
Boeing 737-400
1992
2012
Digantikan pesawat Boeing 737-800s.
satu jatuh di Yogyakarta.
Boeing 747-200
1980
2004
Convair 240
1950
1965
Convair 340
1952
1968
Digunakan pertama kali untuk penerbangan Haji.
Convair 440
1956
1970
Convair 990
1962
1975
Pesawat jet pertama .
Satu armada jatuh di Mumbai.
de Havilland Heron
1952
1956
Pengguna Pertama.
Douglas DC-3
1949
1970
Model Pesawat Pertama yang diterbangkan.
Douglas DC-8-50
1966
1980
Fokker F27-200
1967
1975
Satu armada hancur di Lampung.
Fokker F28 Mk-1000
1969
1983
Digantikan oleh Fokker F28 Mk-3000.
tiga hancur pada tahun 1975-1982.
Fokker F28 Mk-3000
1973
1998
Pengguna Pertama.
Fokker F28 Mk-4000
1978
2001
Lockheed L-188 Electra
1960
1977
Satu Jatuh di Manado.
McDonnell Douglas DC-9-30
1970
1993
Digantikan oleh Boeing 737s.
satu pesawat berada di Museum Transportasi, TMII.
McDonell Douglas DC-10-30
1973
2004
Satu tergelincir di Fukuoka.
McDonnell Douglas MD-11
1990
1998
PBY 5 Catalina
1950
1953
Kota Tujuan[sunting " sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kota tujuan Garuda Indonesia
Garuda Indonesia menawarkan penerbangan ke 16 tujuan internasional melalui codeshare agreement dengan maskapai-maskapai berikut ini, tanda * merupakan anggota SkyTeam:
AeroMexico*
China Airlines*
China Southern Airlines*
Delta Air Lines*
Etihad Airways (sejak 28 Oktober 2012)[27]
Gulf Air
Hainan Airlines
KLM*
Korean Air*
Malaysia Airlines
Philippine Airlines
Qatar Airways
Saudi Arabian Airlines* -
Silk Air
Singapore Airlines (Star Alliance)
Turkish Airlines (Star Alliance)
Vietnam Airlines*
Virgin Australia
Qantas (Oneworld)
Insiden yang menimpa Garuda Indonesia[sunting " sunting sumber]
Beberapa Insiden yang terjadi pada maskapai Garuda Indonesia antara lain adalah:
6 Maret 1979 - Garuda Indonesia Penerbangan 553 menabrak lereng Gunung Bromo di ketinggian 6.200 kaki menewaskan keempat awaknya.
11 Juli 1979 - Fokker F-28 Garuda Indonesia menabrak lereng Gunung Pertektekan menewaskan 57 penumpang beserta 4 orang awaknya.
20 Maret 1982 - Fokker F-28 Garuda Indonesia terperosok setelah mendarat di Bandara Branti, Lampung menewaskan 23 penumpang beserta 4 orang awaknya.
17 Juni 1996 -McDonnell Douglas DC-10 Garuda Indonesia Penerbangan 865, pesawat terbakar setelah overrun akibat aborting take off oleh penerbangnya di Bandar Udara Fukuoka, Jepang saat akan take off menuju Jakarta, Indonesia.Kejadian ini disebabkan kerusakan yang terjadi pada satu mesinnya sehingga pilot harus membatalkan lepas landas. 3 dari 275 penumpang tewas.
26 September 1997 - Garuda Indonesia Penerbangan 152 jatuh di Desa Buah Nabar, kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia menewaskan seluruh penumpang yang berjumlah 222 penumpang dan 12 awak pesawat. Kecelakaan ini merupakan yang terburuk di sejarah penerbangan Indonesia.
17 Januari 2002 - Garuda Indonesia Penerbangan 421 mendarat darurat di Bengawan Solo menewaskan 1 awak pesawat.
22 November 2004 - Sri Hardono, kapten Garuda Indonesia Penerbangan 501, sebuah Boeing 737-500 mendadak sakit tak lama setelah lepas landas dari Bandar Udara Supadio, Pontianak,Kalimantan Barat, Ia lalu meminta izin kepada pengawas lalu lintas udara (ATC) untuk kembali mendarat di Supadio, Hardono meninggal tak lama setelah mendarat ketika masih di kokpit. Penyebab kematiannya adalah serangan jantung. Karena insiden ini, bandara ditutup selama 40 menit, Namun, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini[28].
7 Maret 2007 - Garuda Indonesia Penerbangan 200 meluncur keluar landasan (overrun),terbakar dan meledak sesaat setelah mendarat di Bandar Udara Adi Sutjipto, Yogyakarta. Sedikitnya 22 orang meninggal dunia. Pesawat tersebut membawa penumpang sebanyak 133 orang dan 7 awak. Kecelakaan ini disebabkan oleh kesalahan pilot.[29]
Masalah Sistem IOCS Garuda Indonesia[sunting " sunting sumber]
Pada bulan November 2010, Garuda Indonesia menerapkan sistem baru yang disebut dengan sistem kendali operasi terpadu (Integrated Operational Control System/IOCS). Sistem terpadu ini menggabungkan sistem untuk memantau pergerakan pesawat, awak kabin, dan manajemen penumpang yang sebelumnya merupakan aplikasi terpisah. Tentang IOCS milik Garuda Indonesia tersebut:
Sistem ini merupakan gabungan sistem yang memantau pergerakan pesawat, penjadwalan awak kabin, dan manajemen penumpang
Sistem IOCS ini berharga US$ 1.5 juta (update: sebelumnya tertulis US$15 juta)
Sistem IOCS ini menangani 81 pesawat, 580 pilot, 2000 awak kabin and 2000 penerbangan per minggu
Pada tanggal 19 November 2010, selama 4 jam sistem tidak bisa diakses
Kondisi selama sistem IOCS tersebut gagal berjalan karena:
Jadwal kru pesawat yang kacau, jadwal pilot yang bertabrakan, sampai-sampai ada pilot yang sedang sakit mendapat jadwal menerbangkan pesawat
Pada tanggal 21 November 2010, terjadi delay masal penerbangan Garuda
Pada tanggal 22 November 2010, penerbangan ke Medan, Batam, Pangkal Pinang and Padang dibatalkan
Pada tanggal 23 November 2010, sejumlah 13 jadwal penerbangan dibatalkan
Pemesanan tiket ditutup dari tanggal 22-24 November 2010
5000 jemaah haji terlantar di Arab Saudi. Menurut Direktur Operasi Garuda, keterlambatan disebabkan terbatasnya pintu keberangkatan di bandara
Kemudian pada tanggal 25 November 2010, penerbangan kembali normal.
Kerjasama dengan Liverpool FC[sunting " sunting sumber]
Poster Garuda Indonesia dengan Liverpool FC
Pada bulan Juli 2012, Garuda Indonesia menandatangani perjanjian sponsorship selama 3 tahun dengan klub Liga InggrisLiverpool FC. Persetujuan tersebut memberi Garuda hak sebagai Official Partner Liverpool Football Club (Mitra Resmi Liverpool FC) dan Official Global Airline Partner of Liverpool Football Club (Mitra Maskapai Penerbangan Global Resmi Liverpool FC). Tambahannya, selama musim kompetisi 2012-2013, setiap pertandingan kandang Liverpool di Anfield, akan diputar video iklan Garuda berdurasi 6 menit.Kerjasama dengan Liverpool ini akan memberikan Garuda Indonesia media exposure untuk meningkatkan brand awareness di pasar internasional secara lebih efektif dengan manfaat yang lebih maksimal, mengingatbrand Garuda Indonesia akan mendapatkan frekuensi penayangan yang lebih tinggi dengan durasi tayang lebih lama. Rencananya, Liverpool akan melakukan tur Asia tahun depan, dan salah satu negara tujuannya adalah Indonesia. Melalui kunjungan tour ke Indonesia tersebut, Garuda Indonesia mengharapkan kunjungan ini akan semakin meningkatkan semangat persepakbolaan di Indonesia.[30][31][32]
Majalah Garuda[sunting " sunting sumber]
Garuda Indonesia telah melayani kepulauan Indonesia dan di luar selama 60 tahun. Untuk jaringan rute domestik dan internasional menghubungkan Indonesia ke Australia, Asia Tenggara, Cina, Korea, Jepang dan Timur Tengah. Garuda Indonesia melayani 44 tujuan dengan lebih dari 1800 penerbangan mingguan.
Garuda In-Flight Magazine memiliki oplah 60.000 eksemplar dan didistribusikan pada seluruh penerbangan Garuda Indonesia. Hal ini diterbitkan sebagai media on-board eksklusif dengan cerita perjalanan menarik di tujuan di seluruh nusantara, fitur, wawancara dengan orang Indonesia terkenal dan artikel gaya hidup pada anggur dan fine dining, belanja, fashion dan keindahan, budaya dan seni.
Garuda In-Flight Magazine memiliki lebih dari 900.000 pembaca per bulan, termasuk A dan A + pengusaha / wanita, profesi, pengusaha, dan wisatawan kelas atas.
Garuda pesawat terbang Majalah ini diterbitkan di bawah lisensi untuk Garuda Indonesia oleh PT Indo Multi Media
Sirkulasi dan Distribusi Sebanyak 60.000 eksemplar Garuda In-Flight Magazine - Inggris / Versi Indonesia dan 30.000 eksemplar Garuda In-Flight Magazine Versi Jepang dan Mawaddah (Arab) didistribusikan gratis pada setiap bulan, sebagai berikut:
Semua penerbangan Garuda Indonesia ke 44 tujuan (internasional dan domestik)
Garuda Indonesia Executive Lounge di Bandara seluruh Indonesia
Semua pemegang Kartu Platinum Garuda Frequent Flyer Program
Didirikan pada tahun 1992, Indo Multi Media (IMM) adalah salah satu penerbitan terkemuka bahasa Inggris di Indonesia dan grup media pemasaran dioperasikan dengan saran dari penasehat teknis asing yang berpengalaman dan konsultan.
Tujuan IMM adalah untuk menjadi penyedia terkemuka kualitas pelayanan media komunikasi cetak & penerbitan elektronik, jasa kreatif dan branding, konsultasi dan pelaksanaan melalui acara, promosi & pameran.
Struktur kelompok adalah sebagai berikut:
Indo Manca Media menerbitkan Jakarta JAVA KINI serta Jakarta Java Dining, Jakarta Expat Directory dan Seri Peta Jakarta, Banten, Bandung & Jawa Barat; Yogyakarta & Jawa Tengah; Surabaya & Jawa Timur; Peta Golf, Peta Hiburan Jakarta dan lainnya terkait majalah Jakarta & Java.
Media Wisata Dewata yang mempublikasikan lengan IMM di Bali dan menerbitkan Hello Bali, Bali Dining, Bali Tourism Board's Map Series dan lainnya yang terkait Bali.
Sejarah Singkat Garuda Indonesia
Pada tanggal 26 Januari 1949 pesawat Dakota RI-001 Seulawah diterbangkan dari Calcutta menuju Rangoon untuk melaksanakan misi niaganya yang pertama kali. Itulah perusahaan pembawa bendera negara Republik Indonesia pertama yang mengudara di angkasa jagad raya.
Peristiwa tersebut telah dijadikan sebagai hari lahirnya Garuda Indonesia yang baru dapat beroperasi pada tanggal 1 Maret 1950 dengan sejumlah pesawat yang diterima pemerintah Republik Indonesia dari perusahaan penerbangan KLM.
Armada Garuda Indonesia yang pertama untuk melayani jaringan penerbangan di dalam negeri terdiri dari 20 pesawat DC-3/C-47 dan 8 pesawat jenis PBY Catalina Amphibi. Untuk melebarkan sayapnya, Garuda kemudian mengadakan pembaruan armadanya yang tiba antara bulan Oktober 1950 dan Februari 1958 sehingga menjadi : DC 3/C-47 20 pesawat, Convair liner 240 8 pesawat, Convair liner- 340 8 pesawat, Convair liner 440 8 pesawat, De Haviland Heron 14 pesawat.
Jaringan penerbangan Garuda Indonesia kemudian diperluas meliputi seluruh wilayah Republik Indonesia kecuali Irian Jaya sedangkan ke luar negeri menjangkau kota kota Singapura, Bangkok, dan Manila. Disebabkan alasan teknis maka seluruh pesawat De Haviland Heron di hapus dari kekuatan armada Garuda. Selanjutnya antara tahun 1960 dan 1966 Garuda Indonesia mendapatkan tambahan armadanya lagi berupa pesawat pesawat bermesin jet seperti : Convair liner 990 A 3 pesawat, Lockheed Electra L188C 3 pesawat, Douglas DC-8-55 1 pesawat.
Garuda semakin berkembang dan seluruh pesawatnya kemudian terdiri dari pesawat bermesin jet. Kekuatan armadanya berturut turut ditambah dengan tipe tipe pesawat seperti; Douglas DC-10, Boeing B-747, Airbus A-300, dan A-330.
Kegiatan Garuda lainnya adalah mengangkut ribuan jemaah haji setiap tahunnya. Selain itu Garuda Indonesia juga merupakan sarana angkutan bagi kunjungan resmi Kepala Negara ke berbagai negara.
Sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa nasional, Garuda Indonesia berjuang sekuat tenaga dalam menegakkan citra bangsa dan negara melalui pelayanannya. Kini jaringan penerbangan Garuda Indonesia telah menjangkau seluruh wilayah Republik Indonesia, sedangkan keluar negeri meliputi kota kota di benua Asia, Australia dan Eropa
Profil Perusahaan
Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep sebagai full service airline (maskapai dengan pelayanan penuh). Saat ini Garuda Indonesia mengoperasikan 82 armada untuk melayani 33 rute domestik dan 18 rute internasional termasuk Asia (Regional Asia Tenggara, Timur Tengah, China, Jepang dan Korea Selatan), Australia serta Eropa (Belanda).
Sebagai bentuk kepeduliannya akan keselamatan, Garuda Indonesia telah mendapatkan sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA). Hal ini membuktikan bahwa maskapai ini telah memenuhi standar internasional di bidang keselamatan dan keamanan.
Untuk meningkatkan pelayanan, Garuda Indonesia telah meluncurkan layanan baru yang disebut "Garuda Indonesia Experience". Layanan baru ini menawarkan konsep yang mencerminkan keramahan asli Indonesia dalam segala aspek. Untuk mendukung layanan ini, semua armada baru dilengkapi dengan interior paling mutakhir, yang dilengkapi LCD TV layar sentuh individual di seluruh kelas eksekutif dan ekonomi. Selain itu, penumpang juga dimanjakan dengan Audio and Video on Demand (AVOD), yaitu sistem hiburan yang menawarkan berbagai pilihan film atau lagu, sesuai pilihan masing-masing penumpang.
Berbagai penghargaan pun telah diterima oleh Garuda Indonesia sebagai bukti dari keunggulannya. Pada tahun 2010, Skytrax menobatkan Garuda Indonesia sebagai "Four Star Airline" dan sebagai "The World's Most Best Improved Airline". Selanjutnya pada Juli 2012, Garuda Indonesia mendapatkan penghargaan sebagai "World's Best Regional Airline" dan "Maskapai Regional Terbaik di Dunia". Sebuah lembaga konsultasi penerbangan bernama Centre for Asia Aviation (CAPA), yang berpusat di Sydney, juga memberikan penghargaan kepada Garuda Indonesia sebagai "Maskapai yang Paling Mengubah Haluan Tahun Ini", pada tahun 2010. Sedangkan Roy Morgan, lembaga peneliti independen di Australia, juga memberikan penghargaan kepada Garuda Indonesia sebagai "The Best International Airline" pada bulan Januari, Februari dan Juli 2012.
Garuda Indonesia memang telah berhasil mengubah haluannya, sehingga terhindar dari kegagalan di masa krisis dan meraih kesuksesan pada era 2006 hingga 2010. Setelah melalui masa-masa sulit, kini Garuda Indonesia melanjutkan kesuksesan dengan menjalankan program 5 tahun ekspansi secara agresif. Program ini dikenal dengan nama 'Quantum Leap'. Program ini diharapkan akan membawa perusahaan menjadi lebih besar lagi, dengan jaringan yang lebih luas dan diiringi dengan kualitas pelayanan yang semakin baik.
Saat ini Garuda Indonesia memiliki tiga hub di Indonesia. Pertama adalah hub bisnis yang berada di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Kedua adalah hub di daerah pariwisata yang berada di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Kemudian untuk meningkatkan frekuensi penerbangan ke bagian timur Indonesia, Garuda Indonesia juga memiliki hub di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.
Terlepas dari bisnis utamanya sebagai maskapai penerbangan, Garuda Indonesia juga memiliki unit bisnis (Strategic Business Unit/SBU) dan anak perusahaan. Unit bisnis Garuda Indonesia adalah Garuda Cargo dan Garuda Medical Center. Sedangkan anak perusahaan Garuda Indonesia adalah PT Citilink Indonesia, yaitu maskapai tarif rendah (Low Cost Carrier), PT Aerowisata (hotel, transportasi darat, agen perjalanan dan katering), PT Abacus Distribution System Indonesia (penyedia layanan sistem pemesanan tiket), PT Aero System Indonesia/Asyst (penyedia layanan teknologi informasi untuk industri pariwisawata dan transportasi) dan PT Garuda Maintenance Facility (GMF AeroAsia), yaitu perusahaan yang bergerak di bidang perawatan pesawat, perbaikan, dan overhaul.
Pada bulan Februari 2011, Garuda Indonesia telah menjadi Perusahaan Publik dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Visi dan Misi Perusahaan
Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia.
Misi Perusahaan
Sebagai perusahan penerbangan pembawa bendera bangsa Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan yang profesional.
Sejarah
Nama "Garuda" diberikan oleh Presiden Soekarno di mana nama tersebut diambil dari sajak Belanda yang ditulis oleh penyair terkenal pada masa itu, Noto Soeroto; "Ik ben Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog bovine uw einladen", yang artinya, "Saya Garuda, burung Vishnu yang melebarkan sayapnya tinggi di atas kepulauan Anda".
Pesawat
Berawal dari penerbangan perdana di tahun 1949, Garuda Indonesia, yang sebelumnya bernama Garuda Indonesian Airways, mulai mengembangkan armadanya. Garuda Indonesia pada saat itu mengoperasikan satu pesawat Douglas DC-3 Dakota dan PBY Catalina. Berikutnya, Garuda Indonesia mengoperasikan armada DH Heron and Convair 340.
Pada tahun 1956, untuk pertama kalinya Garuda Indonesia melayani jamaah haji Indonesia ke tanah suci Mekkah di Saudi Arabia, dengan menggunakan armada Convair 340.
Periode 1960-an adalah masa dimana Garuda Indonesia tumbuh dengan pesat. Pada tahun 1961, armada Lockheed Electra didatangkan ke Bandara Kemayoran, Jakarta. Lima tahun kemudian, Garuda Indonesia memperkuat armadanya dengan jet empat mesin, yaitu Douglas DC-8. Di samping itu, armada lain seperti DC-3/C-47 Dakota, Convair 340, Convair 440, Lockheed Electra, Convair 990A, Fokker F-27 and DC-8 juga melengkapi kekuatan maskapai Garuda Indonesia.
Kemudian pada tahun 1976, untuk pertama kalinya Garuda Indonesia mengoperasikan pesawat berbadan lebar Douglas DC-10, yang terdaftar sebagai PK-GIA. Satu tahun kemudian Garuda Indonesia tidak lagi menggunakan pesawat turboprop engine Fokker F-27. Hal ini membuat Garuda Indonesia sebagai satu-satunya maskapai yang hanya mengoperasikan pesawat jet, yaitu dengan armada DC-10, DC-9, DC-8 dan F-28.
Perkembangan armada yang terus melesat pada tahun 1980, membuat Garuda Indonesia mendatangkan pesawat berbadan lebar Boeing 747-200. Dua tahun kemudian, maskapai membeli pesawat berbadan lebar lainnya, yaitu Airbus A300B4 FFCC (Forward Facing Crew Cockpit). Pesawat dengan kokpit yang berisi dua orang ini adalah ide dari Wiweko Soepono, mantan Presiden Direktur Garuda Indonesia. Pada tahun 1984, barisan armada Garuda Indonesia secara lengkap adalah Boeing 747-200, DC-10, Airbus A300B4, DC-9 and F-28. Dengan 36 unit pesawat F-28, pada saat itu Garuda Indonesia adalah operator F-28 terbesar di dunia.
Pada tahun 1994, Garuda Indonesia memperkuat armadanya dengan pesawat berbadan paling lebar pada era 90-an, yaitu Boeing 747-400. Sebagai tambahan, barisan armada Garuda Indonesia juga dilengkapi dengan Boeing 737 seri 300, 400 dan 500.
Selanjutnya pada tahun 2009, Garuda Indonesia menambah armada berteknologi tinggi, dengan memperkenalkan Airbus A330-300 dan Boeing 737-800 Next Generation. Kedua jenis pesawat ini dilengkapi dengan perangkat in-flight entertainment, Audio and Video on Demand (AVOD), di setiap tempat duduknya. Perangkat ini memungkinkan penumpang untuk memilih sendiri berbagai macam hiburan seperti film, program televisi, video musik dan permainan. Sebagai tambahan, tenpat duduk kelas eksekutif Garuda Indonesia Airbus A330 juga dapat sepenuhnya berbaring hingga 180 derajat (flat bed seat).
Kini pada tahun 2012, Garuda Indonesia kembali menyambut armada baru Bombardier CRJ1000 NextGen.
1949-1969 : Garuda Klasik
Garuda Indonesia berdiri ketika Indonesia sedang berada di masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan, ketika itu Garuda Indonesia menggunakan logo Garuda klasik sebagai simbol identitas. Sisi atas pesawat berwarna putih, dengan warna merah sepanjang jendela, hal ini melambangkan bendera nasional Indonesia yang berwarna Merah Putih. Pada tahun awal berdirinya, Garuda Indonesia memiliki armada DC-3 propeller plane, jet-engine Convair dan DC-8.
1969-1985 : Logo Oranye
Memasuki tahun 1970-an, Garuda Indonesia mengalami modernisasi. Logo diperbaharui dengan tulisan "Garuda" dan garis berwarna oranye. Pada periode ini Garuda Indonesia semakin banyak melayani masyarakat di berbagai kota di Indonesia. Logo disematkan baik di pesawat kecil seperti Fokker 27 dan DC-9, juga pada pesawat berbadan lebar seperti DC-10, Boeing 747-200 dan Airbus A300B4. Logo ini segera menjadi akrab dengan identitas baru Garuda Indonesia dan dikenal hingga ke berbagai penjuru dunia.
1985-2009 : Logo Burung Modern
Untuk mengantisipasi era persaingan terbuka dari industri penerbangan nasional dan dunia, Garuda kembali mengubah logonya pada tahun 1985. Kali ini Logo Garuda Indonesia menggambarkan burung modern yang dilengkapi dengan tulisan Garuda Indonesia. Warna dominan pada logo ini adalah biru dan hijau, yang diambil dari warna alam Indonesia. Pada era ini, armada Garuda Indonesia diperkuat dengan kedatangan Boeing 737, Boeing 747-400 dan Airbus 330-300.
2009-Sekarang : Logo Sayap Alam
Memasuki fase pertumbuhan yang berkesinambungan dan strategi lompatan besar, pada tahun 2009 Garuda Indonesia memperbaharui identitas perusahaan agar menjadi lebih modern dan segar. Hal ini diwujudkan dengan logo "Sayap Alam" yang disematkan pada bagian ekor armadanya. Program ini juga dilengkapi dengan moderninasasi armada, yaitu dengan mendatangkan pesawat baru Boeing 737-800NG, Airbus A330-200, dan Bombardier CRJ1000 NextGen. Kini Garuda Indonesia memperkenalkan konsep layanan baru yaitu "Garuda Indonesia Experience". Dalam konsep baru ini, Garuda Indonesia menggabungkan keramahan dan suasana khas Indonesia, yang berakar pada budaya bangsa.
Perusahaan
Sejarah Garuda Indonesia sebagai bagian dari sejarah industri penerbangan komersial di Indonesia dimulai ketika bangsa yang muda ini berjuang untuk kemerdekaannya.
Penerbangan komersial pertama dari Calcutta ke Rangoon dilakukan pada 26 Januari 1949, dengan pesawat Douglas DC-3 Dakota bernomor "RI 001" yang bernama "Indonesian Airways". Di tahun yang sama, pada 28 Desember 1949, pesawat DC-3 lain yang terdaftar sebagai "PK-DPD" dengan logo "Garuda Indonesian Airways" terbang dari Jakarta ke Yogyakarta untuk menjemput Presiden Soekarno. Ini adalah penerbangan pertama yang dilakukan atas nama Garuda Indonesian Airways.
Setahun kemudian, pada 1950, Garuda Indonesia resmi terdaftar sebagai Perusahaan Negara. Pada periode tersebut, perusahaan ini mengoperasikan armada yang terdiri dari 38 pesawat, termasuk 22 DC-3, 8 Catalina flying boat, dan 8 Convair 240. Armada ini terus bertambah, dan Garuda Indonesia melakukan penerbangan pertamanya ke Mekkah ketika membawa jemaah haji Indonesia pada 1956. Rute penerbangan oleh Garuda Indonesia ke negara-negara Eropa dimulai pada 1965 dengan Amsterdam sebagai tujuan akhirnya.
Selama tahun 80-an, Garuda Indonesia melakukan restrukturisasi berskala besar untuk operasi dan armadanya. Pada masa inilah perusahaan ini mulai mengembangkan program pelatihan yang komprehensif untuk staf serta awak kabinnya, sekaligus mendirikan fasilitas pelatihan di Jakarta Barat yang dinamai Garuda Indonesia Training Center. Perusahaan ini juga membangun sebuah Pusat Pemeliharaan Pesawat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Di awal era 90-an, Garuda Indonesia mengembangkan strategi jangka panjang yang diaplikasikan hingga tahun 2000. Perusahaan ini terus mengembangkan armadanya dan Garuda Indonesia pun masuk dalam jajaran 30 maskapai terbesar di dunia.
Di samping inisiatif di pengembangan bisnis, tim manajemen baru mengelola perusahaan ini pada awal 2005, dan rencana-rencana baru diformulasikan untuk masa depan Garuda Indonesia. Manajemen baru Garuda Indonesia melakukan evaluasi ulang yang komprehensif dan restrukturisasi keseluruhan di perusahaan ini. Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi operasional, mendapatkan stabilitias keuangan yang melibatkan usaha-usaha di restrukturisasi utang termasuk kewajiban penyewaan (leasing liabilities) dari European Export Credit Agency (ECA), peningkatan kesadaran di antara karyawan tentang pentingnya pelayanan bagi para penumpang, dan, yang paling penting, menghidupkan kembali dan merevitalisasi semangat Garuda Indonesia.
Kesuksesan program restrukturisasi utang dalam perusahaan ini membuka jalan bagi Garuda Indonesia untuk menawarkan sahamnya ke publik (go public) pada 2011.
Sejalan dengan keberhasilannya dalam melaksanakan program transformasi perusahaan, "Quantum Leap 2011 – 2015", kinerja Garuda Indonesia semakin diakui di tingkat internasional. Setelah berhasil meraih "The World's Best Regional Airline" pada tahun 2012 lalu, maka pada hari ini Kamis (18/6), Garuda Indonesia kembali berhasil meraih predikat "World's Best Economy Class 2013" dari Skytrax - lembaga pemeringkat penerbangan independen yang berkedudukan di London. Garuda Indonesia berhasil mengalahkan kandidat lainnya yaitu Singapore Airlines dan Asiana Airlines.
Selain itu, dalam kesempatan yang sama, Garuda Indonesia juga berhasil meraih award "Best Economy Class Airline Seat 2013" dari Skytrax.
Pencapaian ini merupakan milestone yang membanggakan pada tahun ini mengingat tahun lalu gelar ini diraih oleh Singapore Airlines. Garuda Indonesia pada tahun lalu berada diperingkat empat dari "The Top Five Economy Class Airline", setelah Singapore Airlines, Qatar dan Asiana Airlines. Achievement ini merupakan hasil dari upaya berkelanjutan Garuda Indonesia dalam berbagai program peningkatan layanan yang dilaksanakannya.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar mengatakan bahwa terpilihnya Garuda sebagai "World's Best Economy Class 2013" tahun ini merupakan hasil kerja keras dan komitmen seluruh karyawan Garuda Indonesia dalam memberikan layanan terbaik kepada para pengguna jasa dan untuk mewujudkan visi Garuda menjadi "Global Player".
Penyerahan award sebagai "The World's Best Economy Class" tersebut dilakukan bersamaan dalam acara pameran dirgantara terbesar dunia – Paris Air Show 2013, oleh CEO Skytrax Edward Plaisted dan Richard Quest (CNN) kepada Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar pada acara yang dilaksanakan di Hall de la Cocarde, Air & Space Museum, Paris Air Show.
Berita Skytrax
Download Awards 2013
2012 VISION AWARDS ANNUAL REPORT COMPETITION
First Rank (Platinum Award) category Transportation & Logistics
Ranking at #6 Top 100 Annual Reports Worldwide
Ranking at #4 Top 50 Annual Reports In The Asia Pacific Region
Best In House Annual Report – Platinum – Worldwide
by League of American Communications Professionals (LACP) July 15, 2013
THE 1ST CHAMPION OF INDONESIA ORIGINAL BRAND 2013
"Product Category: Airline Service" by SWA
BUMN INNOVATION EXPO & AWARD 2013
"Pemenang II Stan Terbaik" by Debindo, Kementerian BUMN RI
INDONESIA GREEN AWARDS 2013
Category:
Pelestari Hutan
Pelopor Pencegahan Polusi
Pemimpin Pelestari Bumi (for Pak Emirsyah Satar) by The La Tofi School of CSR
SKYTRAX AWARDS 2013
"THE WORLD'S BEST ECONOMY CLASS"
"BEST ECONOMY CLASS AIRLINE SEAT" by Skytrax
CORPORATE IMAGE AWARD 2013
"Category: Airlines"
by Bloomberg Businessweek, Frontier Consulting Group
WEB BUMN AWARDS 2013
by BERITASATU.COM
BUMN BEST PR OFFICER
by Forum Humas BUMN
BUMN BEST PR PROGRAM
by Forum Humas BUMN
SERVICE QUALITY AWARD 2013
"Category: International Airline"
by Service Excellence, Carre
INDONESIA MOST ADMIRED COMPANIES 2013
by Warta Ekonomi
PENGHARGAAN ATAS PENCAPAIAN KINERJA DAN TEROBOSAN YANG DILAKUKAN DALAM "PELAKSANAAN PROGRAM BUMN PEDULI"
PENGHARGAAN ATAS PENCAPAIAN KINERJA DAN TEROBOSAN YANG DILAKUKAN DALAM "BUMN PENYAMBUNG NUSANTARA"
THE BEST CEO 2013
"The 1st Rank of The Best CEO 2013"
by SWA, Ipsos and Dunamis Organization Services
FORTUNE MOST ADMIRED COMPANIES 2013
"The Third Winner in Cross–Sector Industry" by Fortune Indonesia
FORTUNE MOST ADMIRED COMPANIES 2013
"The First Winner in Infrastructure, Utilities and Transportation Industry"
by Fortune Indonesia
THE 20 BEST AIRLINES IN THE WORLD
Ranking at #7
In Flight Experience: 80
On Time Performance: 74
by Business Insider
PENGHARGAAN NASIONAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL 2013
by Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual
CEO INOVATIF UNTUK NEGERI
by GATRA
CUSTOMER SATISFACTION AWARD
DOMESTIC AIRLINE OF THE YEAR 2012
by Roy Morgan
ASEAN PREMIUM AIRLINE OF THE YEAR
by Frost & Sullivan
PENGHARGAAN AKSI UNTUK BUMI 2013 KATEGORI BISNIS
by WWF Indonesia & komunitas EARTH HOUR Indonesia
INDONESIA SERVICE TO CARE AWARD 2013
by Marketeers, MarkPlus Insight
Penghargaan atas partisipasi SBU Garuda Cargo dalam mensukseskan pelaksanaan Sistem Nasional Single Window (NSW) Airportnet Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta untuk mendukung Indonesia National Single Window (INSW)
CALL CENTER AWARD 2013
"CONTACT CENTER SERVICE EXCELLENCE AWARD 2013"
by Service Excellence, Carre
INDONESIA MOST ADMIRED CEO 2013
by Warta Ekonomi
2011/2012 VISION AWARDS ANNUAL REPORT COMPETITION
First Rank Top 100 Annual Reports Worldwide
First Rank (Platinum Award) category Aerospace & Defense
First Rank (Platinum Award) category Transportation & Logistics
Special Achievement Award : The Most Engaging Annual Report (Platinum) worldwide
by League of American Communications Professionals (LACP)
TOP BRAND AWARD 2013
"Category: Airlines"
by majalah Marketing & Frontier
INDONESIA INHOUSE MAGAZINE AWARD 2013
Gold Winner – The Best of State Owned
Enterprise Inhouse Magazine (InMA) 2013 Award for VIEW Edition No.3/2012
Internal Magazine of Garuda Indonesia
by SPS
ASIA PACIFIC AIRLINE FOOD AWARDS 2012
The Best Long haul Airline Food Top 5 Short haul Airline Food by Skyscanner
Top 5 Long haul Airline Food
1. Garuda Indonesia
2. Korean Air
3. Singapore Airlines 4. AirAsiaX
5. Air China
Top 5 Short haul Airline Food
1. Singapore Airlines
2. Garuda Indonesia
3. Korean Air
4. Philippine Airlines
5. China Southern
CEO INOVATIF UNTUK NEGERI
by GATRA
CUSTOMER SATISFACTION AWARD DOMESTIC AIRLINE OF THE YEAR 2012
by Roy Morgan
ASEAN PREMIUM AIRLINE OF THE YEAR
by Frost & Sullivan
PENGHARGAAN AKSI UNTUK BUMI 2013 KATEGORI BISNIS
by WWF Indonesia &
komunitas EARTH HOUR Indonesia
INDONESIA SERVICE TO CARE AWARD 2013
by Marketeers, MarkPlus Insight
Penghargaan atas parisipasi SBU Garuda Cargo
dalam mensukseskan pelaksanaan Sistem Nasional Single Window (NSW) Airportnet Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta untuk mendukung Indonesia Nasional Single Window (INSW)
oleh Menteri Perhubungan RI
CALL CENTER AWARD 2013
"CONTACT CENTER SERVICE EXCELLENCE AWARD 2013"
by Service Excellence, Carre
INDONESIA MOST ADMIRED CEO 2013
by Warta Ekonomi
2011/2012 VISION AWARDS ANNUAL REPORT COMPETITION
1.First Rank Top 100 Annual Reports Worldwide
2.First Rank (Platinum Award) category Aerospace & Defense
3.First Rank (Platinum Award) category Transporta8on & Logistics
4.Special Achievement Award : The Most Engaging Annual Report (Platinum) worldwide
by League of American Communications Professionals (LACP)
TOP BRAND AWARD 2013
"Category: Airlines"
by majalah Marketing & Frontier
INDONESIA INHOUSE MAGAZINE
AWARD 2013
Gold Winner – The Best of State Owned
Enterprise Inhouse Magazine (InMA) 2013 Award for VIEW Edi8on No.3/2012
Internal Magazine of Garuda Indonesia
ASIA PACIFIC AIRLINE FOOD AWARDS 2012
The Best Long-haul Airline Food Top 5 Short-haul Airline Food
by Skyscanner
STEVIE AWARDS
2012 Bronze Stevie Winner
Best Annual Report (Print)
Awarded by International Business Awards
GALAXY AWARDS 2012
Silver for Annual Reports: Transportation
Bronze for Copywriting: Annual Reports – Asia
Honors for Design: Covers – Annual Reports – artistic illustrations
Awarded by Mercomm
THE BEST INTERNATIONAL AIRLINE JULY 2012
Awarded by Roy Morgan
THE BEST INTERNATIONAL AIRLINE FEBRUARY 2012
Awarded by Roy Morgan
THE BEST INTERNATIONAL AIRLINE JANUARY 2012
Awarded by Roy Morgan
SOUTHEAST ASIA'S INSTITUTIONAL INVESTOR CORPORATE AWARDS 2012
"Most Improves Investor Relations in 2012"
Awarded by Alpha Southeast Asia
2010/2011 VISION AWARDS ANNUAL REPORT COMPETITION
"First Rank Top 100 Annual Report Worldwide"
"First Rank (Platinum Award): Aerospace and Defense"
"Special Achievement Award: The Most Engaging Annual Report (Platinum) Worldwide"
"Bronze Award" (online)
Awarded by League of American Communications Professionals (LACP)
ANNUAL REPORT AWARDS 2011
"The Best Company for Increasing Value in Average"
Annual Report Awards 2006-2011
Awarded by Bappepam LK, IDX, Bank Indonesia, the State Ministry of State-Owned Enterprises, KNKG, IAI, Directorate General of Tax, Indonesian Ministry of Finance.
THE MOST ADMIRED COMPANIES IN INDONESIA
Awarded by Hay Group
THE BEST BUMN MARKETERS 2012 AWARDS
Gold Winner: Strategic Marketing
Silver Winner: Tactical Marketing
Silver Winner: Special Award
Awarded by BUMN Track Magazine
ASIAMONEY CORPORATE GOVERNANCE POLL 2011
"Best for Investor Relations in Indonesia – 3rd place"
"Best for Shareholder's Rights and Equitable Treatment in Indonesia – 3rd place"
"Overall Best Company in Indonesia for Corporate Governance – 3rd place"
"Best for Responsibilities of Management and The Board of Directors in Indonesia – 3rd place"
Awarded by Asia Money
INDONESIA MOST ADMIRED COMPANIES 2011
"The Best 20 Most Admired Companies in Indonesia"
Awarded by Fortune Indonesia
Organisasi dan Grup
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. adalah maskapai pertama dan terbesar di Indonesia, Dengan pendekatan berorientasi "melayani", Garuda Indonesia bertujuan menjadi penyedia layanan terdepan bagi wisatawan di negara inisekaligus menyediakan layanan pengiriman barang melalui udara. Grup Garuda Indonesia pada saat ini memiliki lima anak perusahaan yakni PT Aerowisata, PT GMF Aero Asia, PT Abacus Distribution System, PT Gapura Angkasa dan PT Aero System Indonesia.
Profil Dewan Komite
Komite Audit
Ketua
Betti Alisjahbana
Anggota
Chaerul D. Djakman
Prasetyo Suhardi
Komite Nominasi, Remunerasi, dan Tata Kelola Perusahaan
Ketua
Wendy Aritenang
Wakil Ketua
Sonatha Halim Yusuf
Anggota
G. Suprayitno
Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Resiko
Ketua
Peter F. Gontha
Wakil Ketua
Bambang Wahyudi
Anggota
Asril Fitri Syamas
Ahmad Ridwan Dalimunthe
Unit Bisnis Strategis
Unit Bisnis Strategis atau Strategic Business Unit (SBU) adalah unit bisnis independen di bawah perusahaan yang bertujuan untuk mengoptimalisasi sumber daya dan memaksimalkan nilai perusahaan. SBU menyediakan produk dan pelayanan kepada pelanggan internal maupun pihak ketiga. SBU yang berada di bawah Garuda Indonesia tersebut adalah Unit Bisnis Garuda Sentra Medika (GSM) dan Unit Bisnis Garuda Cargo. Kedua unit bisnis ini bertanggung jawab pada Dewan Direksi.
Garuda Sentra Medika Business Unit (SBU GSM)
SBU GSM memiliki fungsi utama untuk memastikan setiap Cockpit Crew dan Cabin Crew (Air Crew) yang bertugas, berada dalam kondisi sehat sehingga keselamatan dalam penerbangan lebih terjamin. Dengan melaksanakan fungsi ini, diharapkan penumpang merasa aman untuk terbang bersama Garuda Indonesia. Untuk mencapai tujuan ini, GSM melaksanakan program-program pemeliharaan kesehatan bagi Air Crew sesuai ketentuan yang mengacu pada ketentuan ICAO Annex 9, Civil Aviation Safety Regulations (CASR) Part 67 dan part 183 tentang pemeliharaan kesehatan oleh operator penerbangan.
Alamat SBU GSM:
Jalan Angkasa Blok B15 Kav.1, Kemayoran Jakarta Pusat, Indonesia 10610
Garuda Cargo Business Unit (SBU Cargo)
SBU Cargo melayani jasa transportasi udara, dengan menggunakan pesawat-pesawat yang dimiliki oleh Garuda Indonesia. Bersama dengan mitra-mitra yakni para Agen dan GSSA, SBU Cargo mengirimkan barang untuk wilayah domestik dan internasional. Selain itu SBU Cargo juga memberikan pelayanan kepada pengirim baik perusahaan maupun individual melalui agen, GSSA atau penjualan langsung.
Untuk memperluas cakupan pelayanan, SBU Cargo menjalin kerja sama dengan maskapai lain seperti Korean Airlines, Malaysian Airlines, China Airlines dan Turkish Airlines. Kota tujuan yang dilayani bersama dengan maskapai-maskapai tersebut berjumlah sekitar 50 kota di seluruh dunia.
Untuk informasi lebih lanjut silahkan kunjungi cargo.garuda-indonesia.com
Anak Perusahaan
Anak perusahaan adalah satu kesatuan legal independen, yang dibangun oleh perusahaan untuk mendukung seluruh kegiatannya. Manajemen anak perusahaan diatur secara independen namun tetap di bawah pengawasan induk perusahaan. Anak perusahaan Garuda Indonesia adalah PT Aerowisata, PT Abacus DSI, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia dan PT Aero System Indonesia.
PT Aerowisata
PT Aerowisata didirikan di Jakarta pada tanggal 30 Juni 1973 dengan misi mengembangkan usaha jasa yang berkaitan dengan industri pariwisata. Untuk mendukung misi ini, Aerowisata juga memiliki sejumlah anak perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan, jasa boga, transportasi darat dan agen perjalanan.
Aerowisata memiliki lebih dari 50% saham kepemilikan dari anak perusahaannya, yaitu PT Bina Inti Dinamika, PT Mirtasari Hotel Development, PT Senggigi Pratama International, PT Aerofood Indonesia, PT Aerotrans Services Indonesia, PT Aero Globe Indonesia, Garuda Orient Holidays Pty. Ltd., Garuda Orient Holidays Korea Co. Ltd., PT Aerojasa Perkasa, Garuda Orient Holidays Japan Co. Ltd., PT Aero Hotel Management dan PT Belitung Inti Permai.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi:
http://www.aerowisata.com/
PT Abacus Distribution Systems Indonesia
PT Abacus DSI memiliki kantor pusat di Jl. Mampang Prapatan Raya no. 93, Jakarta, dengan kantor cabang di Surabaya dan Medan. Visi perusahaan ini adalah menjadi penyedia layanan sistem pemesanan tiket (Global Distribution Systems/GDS) terdepan serta penyedia layanan komunikasi dan teknologi informasi di Indonesia. Cakupan kegiatan perusahaan ini meliputi layanan sistem reservasi yang terkomputerisasi, penyewaan peralatan komputer yang digunakan oleh agen-agen perjalanan, menyediakan fasilitas pelatihan pegawai untuk agen-agen perjalanan serta menyediakan bantuan teknis dalam system pemesanan tiket terkomputerisasi (computerized reservation systems/CRS) untuk agen-agen perjalanan.
PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA)
Perusahaan ini didirikan untuk melaksanakan dan mendukung kebijakan ekonomi pemerintah Indonesia, khususnya dalam bidang pemeliharaan dan perbaikan pesawat terbang, juga layanan perbaikan mesin dan komponen-komponennya.
Pada tahun 2003, perusahaan menerbitkan saham perdana yang terdiri dari 665.699 lembar saham, dengan total harga Rp. 166.4 Milyar. Sebanyak 99% saham dimiliki oleh PT Garuda Indonesia (Persero) dan 1% dimiliki oleh PT Aerowisata.
PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia berdiri berdasarkan Akta Notaris No.93 tertanggal 26 April 2002 oleh Arry Supratno, S.H., Notaris Umum di Jakarta, disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No.C-11688.H.T.01.01. tertanggal 25 Juni 2002 dan dicatat dalam Pelengkap Berita Negara RI No. 78 pada tanggal 27 September 2002.
Untuk keterangan lebih lanjut, kunjungi:
http://www.gmf-aeroasia.co.id/
PT Aero Systems Indonesia (ASYST)
PT Aero Systems Indonesia sebelumnya dikenal dengan nama PT Lufthansa Systems Indonesia, didirikan pada tahun 2005. Awalnya PT Garuda Indonesia (Persero) memiliki 51% dari saham perusahaan, dan sisanya sebanyak 49% dimiliki oleh Lufthansa Systems AG (LSY). Pada tanggal 29 Januari 2009, terjadi perpindahan kepemilikan saham dari LSY ke PT Aerowisata.
Kegiatan ASYST meliputi layanan konsultasi dan sistem teknik teknologi informasi serta layanan pemeliharaan penerbangan dan industri lainnya.
Bisnis utama ASYST adalah sebagai penyedia hosting untuk tiga layanan utama, yaitu: Software as a Services atau SaaS (layanan perangkat lunak) seperti Passenger Service System atau PSS (system layanan penumpang) dan Enterprise Resource Planning (ERP) business model. Layanan kedua adalah Platform as a Service atau PaaS (layanan platform), yang terdiri dari sistem operasional, Reverse Proxy, Web Server, Application Server, and Database. Dan layanan ketiga adalah Infrastructure as a Service atau IaaS (layanan prasarana) seperti Server (komputasi), penyimpanan, perangkat jaringan, Pusat Data and Disaster Recovery Center (Pusat Pemulihan Bencana) untuk mendukung dan mengoptimalisasikan jaringan bisnis. Seluruh layanan disimpan dalam pusat data dengan standar internasional Tier III ketersediaan 99.8%. Selain itu, untuk memberikan dukungan yang berkelanjutan bagi klien, ASYST menyediakan layanan Data Recovery Center atau DRC (Pusat Pemulihan Data).
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.asyst.co.id
Keselamatan Perusahaan
Garuda Indonesia berkomitmen untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat untuk semua personel. Kami juga bertujuan untuk meminimalisir kecelakaan atau insiden yang disebabkan faktor organisasi. Selain itu, kami menyediakan Keselamatan Manajemen Pendidikan Sistem yang relevan dan pelatihan untuk semua personel.
Sasaran Keselamatan
Sasaran Keselamatan disusun bersama-sama dengan Kebijakan Keamanan Garuda Indonesia:
Untuk mengidentifikasi dan meminimalisir kondisi-kondisi membahayakan.
Melakukan analisa bahaya dan resiko untuk seluruh tujuan terhadap peralatan-peralatan yang baru diperoleh, fasilitas, operasional dan prosedur serta mengurangi resiko sampai batas yang dapat diterima.
Memberikan pendidikan dan pelatihan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Sistem Manajemen Keamanan (Safety Management System atau SMS) kepada seluruh personel.
Memberikan lingkungan kerja yang aman dan sehat kepada seluruh personel.
Meminimalisasi kecelakaan/kejadian yang disebabkan oleh faktor-faktor organisasi.
Untuk mencegah kerugian dan cedera pada properti dan manusia yang disebabkan oleh operasional perusahaan.
Meningkatkan keefektivitasan sistem manajemen keamanan melalui audit keamanan yang dilakukan secara teratur di mana dilakukan pengkajian ulang seluruh aspek SMS untuk terus membuat kemajuan di seluruh tingkat keamanan.
Untuk terus melakukan monitor dan evaluasi mengenai tingkat keamanan secara teratur.
Untuk memastikan kepatuhan terhadap DGCA (CASR 121) Indonesia, Peraturan Internasional (ICAO) dan standar industri praktik terbaik internasional (IATA).
Keamanan Penerbangan
Industri penerbangan di Indonesia saat ini mengalami kemajuan yang pesat. Letak geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau menjadikan penerbangan sebagai moda transportasi yang cepat dan aman untuk menghubungkan antar pulau. Garuda Indonesia sebagai perintis penerbangan nasional serta pembawa bendera Indonesia, sudah tentu menjadi kebanggaan dan pilihan masyarakat sebagai pengguna jasa. Sebagai operator penerbangan yang memiliki sertifikat IOSA, Garuda Indonesia mengedepankan aspek service, safety dan security plus compliance. Hal ini juga bertujuan untuk menumbuhkembangkan kepercayaan masyarakat agar memilih Garuda Indonesia sebagai penyedia jasa penerbangan.
Tidak ada kata kompromi dalam keamanan
Aspek keamanan adalah salah satu elemen penting yang harus dijalankan secara konsisten dan komprehensif dalam industri penerbangan. Selain sebagai business balancing, keamanan juga menjadi jaminan bagi para pengguna jasa, pegawai, pemegang saham dan penyedia jasa eksternal untuk tetap menjadikan Garuda Indonesia sebagai mitra penyedia jasa penerbangan. Berdasarkan hal-hal tersebut, dalam menerapkan dan mempertahankan performa keamanan yang tinggi, manajemen Garuda Indonesia berkomitmen untuk
Membangun sistem keamanan yang mumpuni melalui pengembangan Manajemen Sistem Keamanan (Security Management System) dan Program Keamanan Penerbangan Garuda Indonesia secara berkesinambungan,
Secara konsisten melakukan investasi berkelanjutan dalam hal pelatihan keamanan penerbangan termasuk investasi dalam hal sistem dan teknologi pendukung,
Menerapkan quality assurance system dan kendali mutu secara konsisten dan pola penyampaian informasi keamanan tanpa hambatan ke seluruh unit dalam perusahaan,
Secara cepat merespon setiap situasi dan kondisi yang dinilai dapat membahayakan keselamatan dan keamanan seseorang dan/atau infrastruktur,
Membangun sistem komunikasi yang efektif untuk memastikan kelancaran pertukaran informasi keamanan yang relevan, sehingga mampu menghubungkan seluruh unit dalam organisasi tanpa hambatan termasuk ke senior manajer, manajer operasional, karyawan di lini depan maupun pihak eksternal yang terikat kontrak mendukung operasional perusahaan,
Membangun dan mengembangkan budaya keamanan secara konsisten.
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan
Earth Hour 2012 Garuda Indonesia Group
Perubahan iklim dan pemanasan global merupakan salah satu potensi ancaman kehidupan di bumi yang paling signifikan. Perubahan pada pola cuaca, pasokan air, pertumbuhan musiman untuk tanaman; kenaikan permukaan air laut; dan kebakaran hutan merupakan beberapa dampak dari perubahan iklim yang sudah kita rasakan belakangan ini dan dipastikan mempengaruhi lingkungan hidup yang ada di sekitar kita. Ketergantungan manusia kepada listrik dari masa ke masa semakin meningkat, sementara mayoritas pembangkit listrik berbahan bakar fosil (minyak bumi, batu bara, dan gas alam) yang mengeluarkan gas rumah kaca (GRK) berupa karbon dioksida (CO2). Hal ini jelas berakibat langsung terhadap kenaikan dramatis suhu rata-rata Bumi.
Earth Hour adalah salah satu kampanye energi terbesar didunia, yang diusung oleh WWF, berupa inisiatif global yang mengajak berbagai elemen masyarakat seluruh dunia, organisasi, pusat pemerintahan, maupun individu untuk melakukan aksi kecil untuk perubahan besar yaitu dengan mematikan lampu dan peralatan elektronik yang sedang tidak dipakai selama 1 jam mulai pukul 20.30 – 21.30 (waktu setempat). Kegiatan ini dilakukan setiap tahun, tepatnya setiap hari Sabtu di minggu ke-3 bulan Maret. Tahun ini merupakan kali keempat Indonesia turut berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan Earth Hour, yang jatuh pada hari Sabtu, 31 Maret 2012. Keberhasilan kampanye ini sangat penting dan diharapkan dapat dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat di seluruh dunia mengingat pentingnya kesadaran dan aksi secara massal dalam berperilaku hemat energi sebagai salah satu upaya mengurangi dampak perubahan iklim yang dapat membantu mengubah kehidupan di Bumi menjadi lebih baik.
Tahun 2012 merupakan tahun keempat kalinya Garuda Indonesia turut berpartisipasi dalam program Earth Hour. Melihat perjalanan kampanye Earth Hour dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012, masing-masing memiliki tema yang berbeda, yakni:
Earth Hour 2009 merupakan bukti kepedulian Garuda Indonesia terhadap lingkungan dalam upaya menyelamatkan bumi dengan mereduksi dampak negatif emisi yang turut berkontribusi terhadap pemanasan global untuk berpartisipasi dalam tema Earth Hour 2009 yaitu "Pilih Bumi Selamat atau bumi sekarat".
Komitmen Garuda Indonesia dalam pengelolaan lingkungan hidup dilanjutkan melalui partisipasi Garuda Indonesia pada Earth Hour 2010, yang turut memberi citra positif dalam rangka memberikan contoh kepada publik bahwa hemat energi itu sederhana dan mudah, yaitu dengan "kita dapat mengubah dunia dalam 1 jam matikan lampu".
Kampanye Earth Hour 2011 mengingatkan semua orang bahwa bergaya hidup hemat energi tidak cukup hanya dengan berpartisipasi di Earth Hour saja, tetapi aksi kecil ini harus terus dibuktikan setiap hari secara efektif mengurangi gas rumah kaca, dan diikuti dengan mengubah gaya hidup yang lebih ramah lingkungan sesuai dengan tema "Setelah satu jam, jadikan gaya hidup".
Tema "Ini Aksiku,mana Aksimu?" dibuktikan Garuda Indonesia dengan pencapaian target penghematan energi listrik sebesar 3.119.328 watt, melebihi target yang telah ditentukan yaitu 3.000.000 watt. Pencapaian ini akan diteruskan Manajemen untuk merealisasikan tantangan yang dijanjikan untuk perlindungan lingkungan lebih lanjut yaitu membuat jalur pejalan kaki (pedestrian walk) dan lubang resapan biopori di area perkantoran Garuda City Centre Cengkareng.
Reforestasi Taman Nasional Sebangau
Kerjasama Garuda Indonesia dan WWF-Indonesia 2008-2012
Hutan rawa gambut Taman Nasional Sebangau merupakan salah satu kawasan pelestarian alam yang terletak di Propinsi Kalimantan Tengah. Terletak pada koordinat 113o 18' - 114 o 03' BT dan 01 o 55' – 03 o 07' LS, Taman Nasional Sebangau merupakan habitat orangutan terbesar di dunia, dengan luas area mencapai + 570.000 Ha. Secara administratif, kawasan ini termasuk ke dalam bagian dari Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulang Pisau, dan Kotamadya Palangkaraya. Kawasan ini merupakan tipe ekosistem hutan rawa gambut yang umumnya hanya menerima air dari curah hujan dan sangat miskin akan unsur hara dengan kandungan bahan organik yang kurang dari 65%. Warna air di Sungai Sebangau ini coklat kehitaman karena hasil dari pelapukan bahan organik lahan di hutan rawa gambut tersebut. Pada musim kemarau, air di Sungai Sebangau mengalami penyurutan hingga 1 – 1.5 meter karena rendahnya curah hujan. Hutan rawa gambut di Taman Nasional Sebangau merupakan salah satu tipe ekosistem yang memainkan peran yang sangat penting sebagai gudang penyimpanan karbon dan pengatur siklus hidrologi yang sangat besar pengaruhnya baik lokal, regional, maupun global.
Sebelum ditetapkan menjadi kawasan yang dilindungi, kawasan Sebangau merupakan hutan produksi yang dikelola oleh beberapa HPH (Hak Pengusahaan Hutan) sebagai penghasil kayu, sehingga pembalakan liar merajalela. Taman Nasional Sebangau menjadi salah satu hutan rawa gambut yang tersisa di Propinsi Kalimantan Tengah, akibat maraknya pembalakan secara liar dan kebakaran hutan yang terjadi di era 1990 sampai 2000. Sejak ditunjuk sebagai kawasan taman nasional melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 423/Menhut-II/2004 pada tanggal 19 Oktober 2004, berbagai upaya dilakukan untuk mengembalikan kondisi hutan tersebut seperti sediakala, melalui penanaman pohon dan perbaikan sistem hidrologi tanah. Hal ini dilakukan dengan kerjasama antara masyarakat, pemerintah, LSM dan dunia usaha.
Lahan gambut terbentuk selama ribuan tahun dari bahan-bahan vegetasi yang tidak bisa terurai, biasanya karena permukaan air yang tinggi dan kondisi rawa. Air yang merendam bahan vegetasi membatasi oksidasi biomasa, sehingga seiring waktu berubah menjadi gambut. Kedalaman gambut biasanya bervariasi antara 3 - 12 meter. Hutan rawa gambut bertindak sebagai gudang penyimpanan karbon yang sangat besar bagi bumi. Pelepasan deposit karbon ke atmosfer mengarah kepada penghancuran keberagaman ekosistem dalam skala besar, serta peningkatan pemanasan global dan perubahan iklim. Selain menyebabkan kekeringan dan banjir secara teratur, setelah kering gambut tidak bisa menyerap air lagi.
Pembangunan jaringan kanal yang dilakukan pada masa pembalakan liar, mengakibatkan pengeringan lahan gambut yang membuatnya lebih mudah diakses (pohon-pohon ditebang, kebakaran hutan). Kanal-kanal tersebut berfungsi sebagai sebagai jalan bagi perusahaan untuk mengeluarkan kayu-kayu hasil tebangan, untuk tujuan komersial. Salah satu dampak negatif dari eksploitasi lahan gambut melalui pembangunan kanal-kanal tersebut mengakibatkan kebakaran-kabakaran besar, seperti yang pernah terjadi di tahun 1997. Menurut Asian Development Bank (ADB), kebakaran besar itu menyebabkan emisi karbon tertinggi yang pernah tercatat.
Restorasi dan Rehabilitasi
Perluasan degradasi lahan gambut Indonesia, khususnya di Taman Nasional Sebangau, terjadi karena penggundulan hutan, drainase, dan kebakaran berulang yang menyebabkan pelepasan sejumlah besar karbon tanah gambut ke atmosfer. Penurunan tingkat air tanah menyebabkan peningkatan oksidasi dan subsiden/amblesan tanah gambut. Oleh karena itu, tingkat air tanah adalah pengendalian utama terhadap emisi karbon dioksida dari lahan gambut. Pemulihan hidrologi lahan gambut merupakan cara yang dinilai paling efektif untuk mencegah oksidasi lahan gambut dan mengurangi emisi karbon dioksida. Penambatan kanal-kanal (Canal Blocking) buatan para pembalak liar merupakan kegiatan pemulihan lahan yang dilakukan untuk memperbaiki fungsi hidrologis hutan rawa gambut Taman Nasional Sebangau tersebut. Penambatan kanal bertujuan untuk mengontrol arus air yang keluar dan meningkatkan permukaan air bawah tanah (groundwater level), sehingga pada musim kemarau kelembaban tanah tetap terjaga serta kebakaran lahan dan hutan dapat dicegah. Selain itu penambatan kanal tersebut memberi manfaat kepada penduduk lokal yang berprofesi sebagai nelayan untuk mencari ikan. Penambatan kanal menciptakan prakondisi lingkungan yang baik untuk regenerasi hutan rawa gambut.
Untuk mempercepat proses vegetasi kembali, dilakukanlah program penghijauan melalui penanaman pohon. Program NEWtrees untuk Taman Nasional Sebangau mulai dikembangkan oleh WWF-Indonesia di pengujung tahun 2007. Dengan melibatkan para pemangku kepentingan, program ini diharapkan mampu membantu upaya penyelamatan hutan rawa gambut di Taman Nasional Sebangau.
Pada bulan November 2007, nota kesepahaman bersama (MoU) antara Garuda Indonesia dan WWF Indonesia dibuat dan ditandatangani oleh kedua pihak. MoU dengan nomor DS/PERJ/MOU/DZ-3225/2007 ini secara umum memuat perjanjian kerja sama antara kedua pihak dalam program "Kontribusi untuk Konservasi" dan dalam mengembangkan upaya lain terkait pelestarian lingkungan hidup. Sebagai wujud nyata, pada tahun 2008 Garuda Indonesia melakukan sekaligus mempelopori kegiatan penanaman pohon di area Tanam Nasional Sebangau untuk tingkat perusahaan. Garuda Indonesia menanam 100.000 pohon di area seluas 250 Ha yang telah mengalami kebakaran pada tahun 2004. Lokasi tepatnya adalah di Sebangau Hulu Blok I – X. Penanaman perdana dilakukan pada tanggal 15 April 2008 dan dihadiri oleh CEO & Presiden Direktur Garuda Indonesia, Direktur Eksekutif WWF-Indonesia, Wakil Gubernur Kalimantan tengah, Emil Salim, Muspida Kalimantan Tengah,dan para pejabat pusat dan daerah. Proses penanaman pohon ini dibagi menjadi dua tahap: 130 Ha pada tahap I dan 120 Ha pada tahap II. Pihak WWF Indonesia memberdayakan penduduk lokal, yang biasa disebut dengan kelompok tani, untuk melakukan penanaman pohon. Satu kelompok tani (berjumlah 6-8 orang) ditugaskan untuk mengerjakan satu blok seluas 25 Ha. Kegiatan penanaman selesai pada bulan Desember 2008 dengan tiga jenis pohon yang ditanam, yaitu: Belangeran (Shore belangeran), Jelutung (Dyera lowii), dan Pulai (Alstonia sp).
Pada kunjungan terakhir yang dilakukan tim pengamat dari Garuda Indonesia pada tanggal 15 Juli 2012, pohon Jelutung (Dyera Lowii) yang ditanam oleh CEO & Presiden Direktur Garuda Indonesia, Emirsyah Satar pada empat tahun lalu, mengalami pertumbuhan fisik sepanjang ± 100 cm. Saat ini ketinggian pohon mencapai ± 140 cm. Akan tetapi jika dibandingkan dengan tanaman Belarengan (Shorea Belangeran) dan Pulai (Alstonia sp) yang seusianya, Jelutung memiliki pertumbuhan yang lebih lambat.
Keterbukaan Informasi
Sebagai Badan Publik, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mempunyai kewajiban untuk menyediakan, memberikan dan/atau menerbitkan Informasi Publik yang berada di bawah kewenangannya kepada seluruh warga negara dan/atau Badan Hukum Indonesia yang mengajukan permintaan informasi, selain informasi yang dikecualikan berdasarkan UU Keterbukaan Informasi Publik.
Garuda Indonesia menjadi perusahaan publik dan perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 11 Februari 2011. Oleh karena itu, Garuda Indonesia juga tunduk pada prinsip keterbukaan yang diatur oleh UU Pasar Modal dan peraturan-peraturan yang diterbitkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) sebagai lembaga yang menjalankan fungsi pembinaan, pengaturan dan pengawasan sehari-hari pasar modal di Indonesia dan oleh Bursa Efek Indonesia sebagai lembaga pelaksana bursa efek di Indonesia.
Keterbukaan Informasi 2011
Keterbukaan Informasi 2012 - 2013
Penjelasan Media Masa
Bukti Iklan Infomasi Laporan Keuangan Interim
Penyampaian Laporan Keuangan Interim
Laporan Bulanan Registerasi Pemegang Efek