STRATEGI DIVERSIFIKASI TERHADAP HOLDING COMPANY TUGAS Manajemen Perusahaan Holding
Cynthia Charista 31410119 Univeristas Kristen Petra Surabaya 2013
STRATEGI DIVERSIFIKASI TERHADAP HOLDING COMPANY
Abstrak Dengan kenyataan bahwa sebagian besar perusahaan di seluruh negara adalah business family. Perusahaan tersebut biasanya dipimpin oleh holding company yang membawahi berbagai anak perusahaan yang tersebar dalam berbagai segmen usaha. Dengan kata lain perusahaan-perusahaan tersebut pada umumnya merupakan perusahaan yang terdiversifikasi. Penelitian ini melihat bagaimana diversivikasi berpengaruh pada perusahaan holding. Dan apakah diversifikasi bisa menambah nilai perusahaan.Perusahaan dalam perkembangannya akan selalu berusaha untuk mempertahankan keunggulan bisnisnya dalam meningkatkan nilai perusahaan tersebut. Pengalaman dan pengetahuan yang sudah dimiliki dan dikembangkan oleh perusahaan sudah selayaknya digunakan sebagai modal bagi dilakukannya diversifikasi usaha untuk menghasilkan tambahan pendapatan bagi perusahaan. Keywords : business family, holding company , diversifikasi.
BAB 1. Pendahuluan
Perusahaan- Perusahaan saat ini banyak yang yang menggunakan diversifikasi untuk Perusahaan menghasilkan sumber daya keuangan yang melebihi (in excess) dari jumlah yang dibutuhkan untuk mempertahankan competitive advantage bisnis utamanya dan juga adanya dorongan dari internal perusahaan untuk melengkapi kebutuhan-kebutuhan perusahaan seperti contohnya : PT.Indofood, tapi menurut definisi-definisinya strategi diversifikasi tidak harus yang related business.Berikut adalah definisi-definisi dari para peneliti. Menurut Bettis danMahajan (1985) Definisi diversifikasi adalah keanekaragaman jenis usaha baik yang saling berkaitan (related business) maupun yang tidak saling berkaitan (unrelated business). Perusahaan mengimplementasikan strategi diversifikasi, dilandasi alasan untuk mempertahankan keunggulan strategis.Agar perusahaannya tetap dapat survive di pasaran dan apalagi seperti yang kita ketahui saat ini dunia ekonomi akan memasuki pasar global. Manfaat diversifikasi pengurangan resiko bisnis perusahaan, penciptaan pasar modal internal (internal capital market ), peningkatan kemampuan mendapatkan pinjaman, dan pencapaian skala ekonomis. Manfaat ini akan lebih besar dirasakan jika perusahaan melakukan diversifikasi terkait, tapi tidak untuk manfaat pengurangan resiko.Keputusan untuk melakukan diversifikasi, digunakan oleh perusahaan bila akan memperluas operasi atau usahanya, sehingga perusahaan dapat memilih untuk beroperasi pada satu segmen industri
( singlesegment ), melakukan diversifikasi pada beberapa segmen industri (multisegment ), atau memfokuskan kembali operasinya. Pada sisi lain, diversifikasi dapat menimbulkan dampak negatif. Perusahaan multisegmen diduga menempatkan investasi yang terlalu besar pada lini usahanya dengan kesempatan investasi yang rendah. Sedangkan Jensen (1986) mengemukakan bahwa manajer perusahaan yang memiliki free cashflow yang besar cenderung untuk mengambil investasi yang
menurunkan nilai (value decreasing) dan proyek yang memiliki net present value yang negatif ketika mengalokasikan pada segmen usaha mereka. Billett dan Mauer (1998) mengatakan bahwa perusahaan multi segmen melakukan investasi secara tidak optimal dengan memberikan subsidi kepada segmen usaha yang kinerjanya buruk dengan sumber daya yang berasal dari segmen usaha yang kinerjanya menguntungkan sehingga pada akhirnya perusahaan memiliki mekanisme pasar intern yang menurunkan nilai perusahaan. Berdasarkan manfaat dan kerungian dari diversifikasi maka penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah dampak dari strategi ini dan hubungannya dengan Holding Company.
1.2 Rumusan Masalah :
- Perusahaan diversifikasi tidak menambah nilai bagi bisnis utama. - Persoalan krusial dalam diversifikasi antara lain kapan sebaiknya perusahaan melakukan diversifikasi, bagaimana manajer menciptakan value melalui diversifikasi, apa saja pilihan bisnis yang dapat diambil, dan bagaimana strategi untuk memasuki bisnis baru dalam konteks diversifikasi.
BAB 2. ISI
Menurut (David, 1997) Strategi diversifikasi merupakan pendekatan utama strategi pada level koroporasi. Tingkatan strategi diversifikasi dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu: 1) Tingkat diversifikasi rendah (Single business dan Dominant business)
- Single Bisnis : suatu strategi level korporasi dimana 95% atau lebih revenue penjualan berasal dari bisnis inti. - Dominant Bisnis : strategi level korporasi dimana 70 sampai dengan 95% dari revenue secara keseluruhan berasal dari area bisnis tunggal. 2) Tingkat diversifikasi menengah (Related constrained dan Related linked)
- Related Constrain : 70% pendapatan perusahaan berasal dari bisnis dominan, semua bisnis melakukan sharing produk, teknologi, distribusi dan hubungan dengan bisnis la in dalam satu perusahaan saling berkaitan. - Related Linked : 70% pendapatan perusahaan berasal dari bisnis dominan dan hubungan dengan bisnis lain dalam satu perusahaan ada yang berkaitan dan tidak. 3) Tingkat diversifikasi tinggi (Unrelated). Selain itu juga dikenal dengan istilah diversifikasi related (diversifikasi konsentris) dan diversifikasi unrelated (diversifikasi konglomerat dan diversifikasi horisontal). - Unrelated : 70 % pendapatan perusahaan berasal dari bisnis dominan dan tidak ada hubungan antara berbagai jenis bisnisnya dalam satu perusahaan.
Excess Value of Firm adalah selisih kinerja perusahaan diversifikasi dibandingkan dengan perusahaan segmen tunggal. Nilai kinerja ini didapatkan dengan membagi nilai perusahaan sesungguhnya (market capitalization) dengan nilai yang sudah disesuaikan dengan pengaruh industri yang disebut imputed value.Imputed value menunjukkan tingkat kinerja perusahaan pada level individual (single firm). Nilai ini menunjukkan bagaimana kinerja masing-masing segmen perusahaan dihasilkan ketika mereka dianggap seolah-olah merupakan perusahaan individu yang independen.
Dengan melakukan 2 sinergi untuk menciptakan value melalui diversifikasi : -
Sinergi horisontal berupa penggunaan bersama sumber daya tak berwujud oleh beberapa unit bisnis.
-
Sinergi vertikal merupakan penciptaan value yang diturunkan dari induk perusahaan.
BAB 3.PEMBAHASAN
Keimpulan dari jurnal-jurnal diata penulis menemukan bahwa alasan manajerial untuk melakukan diversifikasi berorientasi pada kepentingan untuk menjaga dan memperluas posisi eksekutif dalam membuat keputusan dari pada motif peningkatan efisiensi atau menambah kekayaan pemegang saham. Dalam hal seperti ini, diversifikasi efisien untuk manajer, tetapi tidak efisien untuk pemegang saham. Untuk mengurangi resiko kehilangan pekerjaan manajer terpaksa harus mengurangi resiko berkinerja buruk, salah satu caranya adalah melalui akuisisi tak terkait. Namun demikian masih ada sisi positif yang didapat dari motif manajer dalam melakukan diversifikasi. Dalam memilih strategi diversifikasi, perusahaan masih lebih menekankan pada pendekatan pasar (external environment) dibandingkan dengan pendekatan sumber daya (free cash flow, pengalaman dan reputasi) dan dalam melakukan strategi diversifikasi, eksploitasi sumber daya masih lebih berorientasi pada sinergi finansial (free cash flow, leverage), dibandingkan dengan sinergi operasional (sharing activities pengalaman, dan reputasi), Dan juga diversifikasi sangat membutuhkan sinergi antar perusahaan baik internal maupun external. Sinergi antara bisnis utama dan bisnis baru hasil diversifikasi baik yang terkait (related) maupun tak terkait (unrelated) diperlukan guna memastikan tercapainya value yang maksimum dari langkah diversifikasi yang diambil. kinerja strategi unrelated diversification maupun dominant business adalah lebih rendah dibandingkan dengan kinerja strategi related diversification. Bentuk sinergi diwujudkan dalam hubungan horisontal atau vertikal. Hubungan horisontal berupa penggunaan bersama oleh beberapa unit bisnis atas sumber daya tak berwujud (intangible resources) seperti kompetensi inti dan sumber daya berwujud seperti fasilitas produksi, saluran distribusi, dan lain sebagainya, dan hubungan vertikal merupakan penciptaan value yang diturunkan dari induk perusahaan. Tapi dalam jangka panjang beberapa unit bisnis tak terkait akan terus membebani induk. Maka harus diperhatikan pula resource base dan core competency yang dimiliki, serta mitra sinergi yang memiliki nilai perusahaan yang sesuai.
Daftar Pustaka
Billet, Mathew T. dan David C. Maurer (1998), Diversificationand the value of Internal Capital Market : The Case Of Trading Stock ,Working Paper Southern Methodist University, Dallas. Puji Harto (2007), Pengaruh Diversifikasi Korporat Terhadap Kinerja Perusahaan, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol 1.
Asia-Pacific Journal of Financial Studies (2008) v37 n6 pp1025-10 Corporate Diversification, Relatedness, and Firm Value: Evidence from Korean Firms http://apjfs.org/data/articles/162.pdf Rahayu Kusumaningsih (2011), Diversifikasi,Kepemilikan Manajerial dan Nilai Perusahaan.http://etd.ugm.ac.id/index.php? mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=55171&obyek _id=4 Kevin J. Stiroh (2004) http://140.123.5.6/deptfin/fin/paper_class/The%20dark%20side%20of
%20diversification.pdf Erlinda S. Echanis (2009)
HOLDING COMPANIES: A STRUCTURE FOR MANAGING DIVERSIFICATION
http://journals.upd.edu.ph/index.php/pmr/article/viewFile/1794/1711