SOP TRAKSI A. Definisi
Traksi adalah penggunaan kekuatan penarikan pada bagian tubuh. Ini dicapai dengan memberi beban yang cukup untuk mengatasi penarikan otot. Traks Tr aksii ada adalah lah tah tahanan anan yang dip dipakai akai den dengan gan ber berat at ata atau u ala alatt lai lain n unt untuk uk men menang angani ani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Traks Tr aksii ada adalah lah pem pemasan asangan gan gay gayaa tar tarika ikan n ke bag bagian ian tub tubuh. uh. Tr Traks aksii dig diguna unakan kan unt untuk uk meminimalkan spasme otot; untuk mereduksi, menyejajarkan dan mengimbolisasi fraktur; untuk mengurangi deformitas; dan untuk menambah ruangan di antara kedua permukaan patahan tulang. Traksi harus diberikan dengan arah dan besaran yang diinginkan untuk mendapatkan efek terapeutik.
B. Tujuan
Tujuan Tu juan pem pemasan asangan gan trak traksi si pad padaa kli klien en yan yang g men mengal galami ami gan ganggu gguan an mus muscul culosk oskelet eletal al adala ad alah h
mobi mo bili lisas sasii
tulan tu lang g
bela be laka kang ng
servi ser vika kal, l,
redu re duks ksii
dislo di sloka kasi/ si/su subl bluk uksas sasi, i,
distr di strak aksi si
interforamina vertebrae, dan deformitas.
C. Jenis-Jenis Traksi
Traksi lurus atau langsung, memberikan gaya tarikan dalam satu garis lurus dengan bagian tubuh berbaring di tempat tidur. Traksi ekstensi Buck dan traksi pelvis merupakan contoh traksi lurus. Traksi suspensi seimbang memberi dukungan pada ekstrimitas yang sakit di atas tempat tidur sehingga memungkinkan mobilisasi klien sampai batas tertentu tanpa terputusnya garis tarikan. Traksi dapat dilakukan pada kulit (traksi kulit atau langsung ke skelet ske let tub tubuh uh (tra (traksi ksi ske skelet let. . Tr Traksi aksi dap dapat at dip dipasan asang g den dengan gan tan tangan gan (tra (traksi ksi man manual ual,, dan merupakan traksi sementara yang bisa digunakan pada saat pemasangan gips. 1. Tra Traksi ksi kulit k ulit Traksi kulit digunakan untuk mengontrol spasme kulit dan memberikan imobilisasi. Bila dibutuhkan beban traksi yang berat dan dalam !aktu yang lama, sebaiknya gunakan traksi skelet. Traksi kulit terjadi akibat beban menarik tali, spon karet atau bahan kanvas yang diletakkan ke kulit. Traksi pada kulit meneruskan traksi ke struktur musculoskeletal. Beratnya beban yang dipasang sangat terbatas, tidak boleh melebihi toleransi kulit, tidak lebih dari dar i "#$ kg. traksi pelvis umumnya %,' kg, tergantung berat badan klien (melt)er, "**".
+enurut jamsuhidayat (''-, beban tarikan pada traksi kulit tidak boleh melebihi & kg, karena bila beban berlebih kulit dapat mengalami nekrosis akibat tarikan yang terjadi karena iskemia kulit. ada kulit yang tipis, beban yang diberikan lebih kecil lagi dan pada orang tua tidak boleh dilakukan traksi kulit. Traksi kulit banyak dipasang pada anak#anak karena traksi skelet pada anak dapat merusak cakram epifisis. adi beratnya beban traksi kulit antara "#& kg. 0ama traksi, baik traksi kulit maupun traksi skelet bergantung pada tujuan traksi. Traksi sementara untuk imobilisasi biasanya hanya beberapa hari, sedangkan traksi untuk reposisi beserta imobilisasi lamanya sesuai dengan lama terjadinya kalus fibrosa. etelah terjadi kalus fibrosa, ekstremitas diimobilisasi dengan gips. Traksi kulit apendikuler (hanya pada ekstremitas digunakan pada orang de!asa, termasuk traksi ekstensi Buck, traksi 1ussel, dan traksi 2unlop. Traksi Buck, ekstensi Buck (unilateral atau bilateral adalah bentuk traksi kulit di
mana tarikan diberikan pada satu bidang bila hanya imobilisasi parsial atau temporer yang diinginkan. Traksi Buck digunakan untuk memberikan rasa nyaman setelah cedera pinggul sebelum dilakukan fiksasi bedah. ebelumnya inspeksi kulit dari adanya abrasi dan gangguan peredaran darah. 3ulit dan peredaran darah harus salam keadaan sehat agar dapat menoleransi traksi. 3ulit harus bersih dan kering sebelum boot spon atau pita traksi dipasang. Traksi Russel, traksi 1ussel dapat digunakan untuk fraktur pada plato tibia,
menyokong lutut yang fleksi pada penggantung dan memberikan gaya tarikan hori)ontal melalui pita traksi dan balutan elastis ke tungkai ba!ah. Bila perlu, tungkai dapat disangga dengan bantal agar lutut benar#benar fleksi dan menghindari tekanan pada tumit. Traksi Dunlop, adalah traksi yang digunakan pada ekstremitas atas. Traksi hori)ontal
diberikan pada humerus dalam posisi abduksi, dan traksi vertikal diberikan pada lengan ba!ah dalam posisi fleksi. 4ntuk menjamin traksi kulit tetap efektif, harus dihindari adanya lipatan dan lepasnya balutan traksi dan kontraksi harus tetap terjaga. osisi yang benar harus dipertahankan agar tungkai atau lengan tetap dalam posisi netral. 4ntuk mencegah pergerakan fragmen tulang satu sama lain, klien dilarang memiringkan badannya namun hanya boleh bergeser sedikit. Traksi kulit dapat menimbulkan masalah risiko, seperti kerusakan kulit, tekanan saraf, dan kerusakan sirkulasi. Traksi kulit dapat mengakibatkan iritasi kulit. 3ulit yang sensitif dan rapuh pada lansia harus diidentifikasi pada pengkajian a!al. 1eaksi kulit yang berhubungan langsung dengan
plester dan spon harus dipantau ketat. Traksi kulitt harus dipasang dengan kuat agar kontak dengan plester dan spon tetap erat. 5aya geseran pada kulit harus dicegah. lester traksi harus dipalpasi setiap hari untuk mengetahui adanya nyeri tekan. ada ekstremitas ba!ah, tumit, dan tendo achilles harus diinspeksi beberapa kali sehari. Boot spon harus diangkat untuk melakukan inspeksi tiga kali sehari. erlu bantuan pera!at lain untuk menyangga ekstremitas selama inspeksi. 0akukan pera!atan punggung minimal tiap dua jam untuk mencegah ulkus dekubitus. 5unakan kasur udara, busa densitas padat untuk meminimalkan terjadinya ulkus kulit. 0akukan pera!atan ekstremitas ba!ah untuk mencegah penekanan saraf proneus pada titik ketika mele!ati sekitar leher fibula tepat di ba!ah lutut. Tekanan itu dapat menyebabkan footdrop. 3lien ditanya tentang sensasi perabaannya, minta klien untuk menggerakkan jari dan kakinya. 3elemahan dorsofleksi menunjukkan fungsi saraf proneus kommunis. lantar fleksi menunjukkan fungsi saraf tibialis. Bila traksi kulit dipasang di lengan, daerah di sekitar siku di mana saraf ulnaris berada tidak boleh dibalut terlalu kuat. 6ungsi saraf ulnaris dapat dikaji dengan abduksi aktif jari kelingking dan sensasi rabaan pada sisi ulnar jari kelingking. elain risiko komplikasi kerusakan kulit dan tekanan saraf di atas, kerusakan sirkulasi juga harus mendapat perhatian. etelah traksi kulit terpasang, kaku atau tangan diisnpeksi dari adanya gangguan peredaran darah dalam beberapa menit hingga satu sampai dua jam. 2enyut perifer dan !arna, pengisian kapiler, serta suhu jari tangan atau jari kaki harus dikaji. 3aji adanya nyeri tekan pada betis dan adanya tanda 7oman positif yang merupakan tanda adanya thrombosis vena dalam. 8njurkan klien untuk melakukan latihan tangan dan kaki setiap jam.
2. Traksi Skelet +etode ini sering digunakan untuk menangani fraktur fe mur, tibia, humerus, dan tulang leher. Traksi dipasang langsung ke tulang dengan menggunakan pin metal atau ka!at (missal teinman9s pin, 3irchner wire yang dimasukkan ke dalam tulang di sebelah distal garis fraktur, menghindari saraf, pembuluh darah, otot, tendon, dan sendi. Tong yang dipasang di kepala (missal 5ardner#:ells tong difiksasi di kepala untuk memberikan traksi yang mengimobilisasi fraktur leher.
Traksi skelet biasanya menggunakan beban -#" kg untuk mencapai efek terapi. Beban yang dipasang biasanya harus dapat mela!an daya pemendekan akibat spasme otot yang cedera. 3etika otot rileks, beban traksi dapat dikurangi untuk mencegah terjadinya dislokasi garis fraktur dan untuk mencapai penyembuhan fraktur. +engutip pendapat jamsuhidajat (''-, bah!a beban traksi untuk reposisi tulang femur de!asa biasanya - kg, pada dislokasi lama panggul bisa sampai "* kg. 3adang#kadang traksi skelet bersifat seimbang, yang menyokong ekstremitas terkena, memungkinkan klien dapat bergerak sampai batas#batas tertentu, dan memungkinkan kemandirian klien maupun asuhan kepera!atan, sementara traksi yang efektif tetap dipertahankan. Bebat Thomas dengan pengait earson sering digunakan dengan traksi kulit dan aparatus suspense seimbang lainnya. 4ntuk mempertahankan traksi tetap efektif, pastikan tali tetap terletak dalam alur roda pada katrol, tali tidak rusak, pemberat tetap tergantung dengan bebas, dan simpul pada tali terikat dengan erat. valuasi posisi klien, karena klien yang merosot ke ba!ah dapat menyebabkan traksi tidak efektif. Beban tidak boleh diambil dari traksi skelet kecuali jika terjadi keadaan yang membahayakan ji!a. Bila beban diambil, tujuan penggunaannya akan hilang dan dapat terjadi cedera. 3esejajaran tubuh klien harus diajaga agar tarikannya efektif. 3aki diposisikan sedemikian rupa sehingga dapat dicegah terjadinya footdrop (plantar fleksi, rotasi ke dalam (inversi. 3aki klien harus disangga dalam posisi netral dengan alat ortopedi. erlu dipasang pegangan di atas tempat tidur, agar klien mudah untuk berpegangan. 8lat itu sangat berguna untuk membantu klien bergerak dan defekasi di tempat tidur, serta menaikkan pinggul dari tempat tidur untuk memudahkan pera!atan punggung. 0indungi tumit dan lakukan inspeksi, karena klien sering menggunakannya sebagai penyangga, sehingga dapat menyebabkan cedera pada jaringan tersebut. Tempat penusukan pin (lika perlu dikaji. 0akukan inspeksi paling sedikit tiap delapan jam dari adanya tanda inflamasi dan bukti adanya infeksi. ada klien terpasang traksi perlu melakukan latihan, berguna untuk menjaga kekuatan dan tonus otot, serta memperbaiki peredaran darah. 0atihan dilakukan sesuai kemampuan. 0atihan aktif meliputi menarik pegangan di atas tempat tidur, fleksi dan ekstensi kaki, latihan rentang gerak, dan menahan beban bagi sendi yang sehat. ada ekstremitas yang diimbilisasi, lakukan latihan kuadrisep dan pengesetan gluteal.
2orong klien untuk melakukan latihan fleksi dan ekstensi pergelangan kaki dan kontraksi isometrik oto#otot betis, sebnayak * kali tiap jam saat klien terjaga, dapat mengurangi risiko thrombosis vena dalam. 2apat juga diberikan stoking elastic, alat kompresi, dan terapi antikoagulan untuk mencegah terbentuknya thrombus. engangkatan pin dapat
dilakukan
setelah
sinar#<
menunjukkan
terbentuknya
kalus. Pin dipotong sedekat mungkin dengan kulit dan diangkat oleh dokter kemudian dipasang gips atau bidai untuk melindungi tulang yang sedang proses penyembuhan.
D. Prinsip-Prinsip Traksi Efekif
emasangan traksi menimbulkan adanya kontratraksi. 3ontratraksi adalah gaya yang bekerja dengan arah yang berla!anan. 4mumnya berat badan klien dan pengaturan posisi tempat tidur mampu memberikan konstratraksi. 3ontratraksi harus dipertahankan agar traksi tetap efektif. Traksi harus berkesinambungan agar reduksi dan imobilisasi fraktur efektif. Traksi kulit pelvis dan serviks sering digunakan untuk mengurangi spasme otot dan biasanya diberikan sebagai traksi intermitten. rinsip traksi efektif adalah sebagai berikut= . Traksi skelet tidak boleh putus ". Beban tidak boleh diambil kecuali bila traksi dimaksudkan intermitten $. Tubuh klien harus dalam keadaan sejajar dengan pusat tempat tidur ketika traksi dipasang %. Tali tidak boleh macet &. Beban harus tergantung bebas dan tidak boleh terletak pada tempat tidur atau lantai >. impul pada tali atau telapak kaki tidak boleh menyentuh katrol atau kaki tempat tidur.
E. Ko!plikasi "an Pence#a$an
encegahan dan penatalaksanaan komplikasi yang timbul pada klien yang terpasang traksi adalah sebagai berikut. . 2ekubitus •
eriksa kulit dari adanya tanda tekanan dan lecet, kemudian berikan intervensi a!al untuk mengurangi tekanan.
•
erubahan posisi dengan sering dan memakai alat pelindung kulit (misal pelindung siku sangat membantu perubahan posisi.
•
3onsultasikan penggunaan tempat tidur khusus untuk mencegah kerusakan kulit.
•
Bila sudah ada ulkus akibat tekanan, pera!at harus konsultasi dengan dokter atau ahli terapi enterostomal, mengenai penanganannya.
". 3ongesti aru dan neumonia •
8uskultasi paru untuk mengetahui status pernapasan klien
•
8jarkan klien untuk napas dalam dan batuk efektif
•
3onsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan terapi khusus, misalnya spirometri insentif, bila ri!ayat klien dan data dasar menunjukkan klien berisiko tinggi mengalami komplikasi pernapasan
•
Bila telah terjadi masalah pernapasan, perlu diberikan terapi sesuai order.
$. 3onstipasi dan 8noreksia •
2iet tinggi serat dan tinggi cairan dapat membantu merangsang motilitas gaster.
•
Bila telah terjadi konstipasi, konsultasikan dengandokter mengenai penggunaan pelunak tinja, laksatif, suppositoria, dan enema.
•
3aji dan catat makanan yang disukai klien dan masukkan dalam progam diet sesuai kebutuhan
%. tasis dan infeksi saluran kemih •
antau masukan dan keluaran berkemih
•
8njurkan dan ajarkan klien untuk minum dalam jumlah yang cukup dan berkemih tiap "# $jam sekali.
•
Bila tampak tanda dan gejala terjadi infeksi saluran kemih, konsultasikan dengan dokter untuk menanganinya.
&. Trombosis vena profunda •
8jarkan klien untuk latihan tumit dan kaki dalam batas traksi
•
2orong untuk minum yang banuak untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang menyertainya, yang akan menyebabkan stasis.
•
antau klien dari adanya tanda#tanda trombosis vena dalam dan melaporkannya ke dokter untuk menentukan evaluasi dan terapi.
%. Asu$an Kepera&aan 1. Pengkajian
Traksi membatasi mobilitas dan kemandirian klien. 2ampak psikologik dan fisiologik masalah muskiloskeletal dengan terpasangnya alat traksi harus dipertimbangkan. erlatan sering terlihat mengerikan dan pemasangannya tampak menakutkan bagi klien. 3ebingungan, disorientasi, dan masalah perilaku dapat terjadi pada klien yang terkungkung pada tempat terbatas dalam !aktu yang cukup lama. Tingkat ansietas klien dan respons psikologis terhadap traksi harus dikaji dan sdipantau. Bagian tubuh yang ditraksi harus dikaji. tatus neurovaskular (misal !arna, suhu, dan pengisian kapiler dievaluasi dan dibandingkan dengan ekstremitas yang sehat. Intregritas kulit harus dilengkapi sebagai data dasar, dan dilakukan pengkajian terus#menerus. Imobilisasi
dapat
menyebabkan
terjadinya
masalah
pada
system
kulit,
respirasi,
gastrointestinal, perkemihan, dan kardiovaskular. +asalah tersebut dapat berupa ulkus akibat tekanan, kongesti paru, stasis pneumonia, konstipasi, kehilangan nafsu makan, stasis kemih, dan infeksi saluran kemih. 8danya nyeri tekan betis, hangat, kemerahan, bengkan, atau tanda 7oman positif (tidak nyaman ketika kaki didorsofleksi dengan kuat mengarahkan adanya trombosis vena dalam. Identifikasi a!al masalah yang telah timbul dan sedang berkembang memungkinkan dilakukan intervensi segera untuk mengatasi masalah tersebut. 2. Diagnosa
2iagnosis kepera!atan pada klien menggunakan traksi menurut 8tlman (''', adalah kerusakan mobilitas fisik, nyeri, dan risiko kerusakan integritas kulit. edangkan menurut melt)er ("**", diagnosis kepera!atan utama yang dapat ditemukan pada klien yang dipasang traksi adalah kurang pengetahuan mengenai program terapi, ansietas berhubungan dengan status kesehatan dan alat traksi, nyeri dan ketidaknyamanan berhubungan dengan traksi, imobilisasi, kurang pera!atan diri= makan, higiene, atau toileting berhubungan dengan traksi, dan gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan proses penyakit traksi. Berdasarkan dua pendapat di atas dapat disimpulkan diagnosis kepera!atan yang dapat ditemukan pada klien dengan traksi adalah sebagai berikut. a. 3urang pengetahuan mengenai program terapi b. 8nsietas berhubungan dengan status kesehatan dan alat traksi c. ?yeri dan ketidaknyamanan berhubungan dengan traksi dan imobilisasi d. 3urang pear!atan diri= makan, higiene, atau toileting berhubungan dengan traksi e. 5angguan mobilitas fisik berhubungan dengan proses penyakit dan traksi
f. 1isiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pertahanan primer tidak efektif, pembedahan.
3. Intervensi
Berikut ini merupaka rencana asuhan kepera!atan pada klien dengan traksi, meliputi diagnosis kepera!atan, tindakan kepera!atam, dan kriteria keberhasilan tindakan (kriteria evaluasi. Dx 1: Kurang pengetahuan mengenai program terapi Tin"akan
. 2iskusikan masalah patologik
Kriteria !aluasi:
". elaskan alasan pemberian terapi traksi
3lien menunjukkan
$. 4langi dan berikan informasi sesering
pemahaman terhadap program
mungkin
terapi=
%. 2orong partisipasi aktif klien dalam rencana pera!atan
•
+enjelaskan tujuan traksi
•
Berpartisipasi dalam rencana pera!atan
Dx 2:"nsietas berhubungan dengan status kesehatan dan alat traksi. Tin"akan
. elaskan prosedur, tujuan dan
Kriteria !aluasi
implikasi pemasangan traksi
3lien menunjukkan penurunan
". 2iskusikan bersama klien tentang apa yang dikerjakan dan mengapa perlu
ansietas= •
dilakukan $. 0akukan kunjungan yang sering setelah pemasangan traksi. %. 2orong klien mengekspresikan perasaan dan dengarkan dengan aktif. &. 8njurkan keluarga dan kerabat untuk sering berkunjung
Berpartisipasi aktif dalam pera!atan
•
+engekspresikan perasaan dengan aktif
>. Berikan aktivitas pengalih.
Dx #: $%eri berhubungan dengan traksi dan imobilisasi Tin"akan
. Berikan penyangga berupa papan pada
Kriteria !aluasi
tempat tidur dari kasur yang padat.
3lien menyebutkan
". 5unakan bantalan kasur khusus untuk
peningkatan kenyamanan=
meminimalkan terjadi ulkus.
•
$. +iringkan dan rubah posisi klien dalam
+engubah posisi sendiri sesering mungkin
batas#batas traksi.
•
%. Bebaskan linen tempat tidur dari lipatan dan
3adang#kadang meminta analgesik oral.
kelembaban &. @bservasi setiap keluhan klien. Dx &: Kurang perawatan diri 'makan( higiene( atau toileting) berhubungan dengan traksi. Tin"akan
. Bantu klien memenuhi kebutuhan
Kriteria !aluasi
sehari#harinya seperti makan, mandi,
3lien mampu melakukan pera!atan
dan berpakaian.
diri=
". 2ekatkan alat bantu di samping klien
•
$. Tingkatkan rutinitas untuk me#
+emerlukan sedikit bantuan pada saat makan, mandi, berpakaian, dan
maksimalkan kemandirian klien.
toileting.
Dx *: +angguan mobilitas fisik berhubungan dengan proses pen%akit dan traksi Tin"akan
. 2orong klien untuk melakukan latihan Kiteria !aluasi otot dan sendi yang tidak diimobilisasi ". 8njurkan klien untuk meng#gerakkan secara aktif semua sendi.
3lien menunjukkan mobilitas yang meningkat=
•
+elakukan latihan yang dianjurkan
$. 3onsultasikan dengan ahli fisioterapi. • +enggunakan alat bantu yang %. ertahankan gaya tarikan dan posisi
aman.
yang benar untuk menghindari komplikasi akibat ketidaksejajaran.
4. Implementasi
Implementasi atau pelaksanaan adalah pengobatan dan per!ujudan dari rencana kepera!atan yang meliputi tindakan yang direncanakan oleh pera!at, melaksanakan anjuran dokter dan menjalankan ketentuan dari rumah sakit. ebelum pelaksanaan terlebih dahulu harus mengecek kembali data yang ada, karena kemungkinan ada perubahan data bila terjadi demikian kemungkinan rencana harus direvisi sesuai kebutuhan pasien. Dia#nosa
Tin"akan
1. Kurang pengetahuan
o
+endiskusikan masalah patologik
mengenai program
o
+enjelaskan alasan pemberian terapi traksi
terapi
o
+engulangi dan memberi informasi sesering mungkin
o
+endorong partisipasi aktif klien dalam rencana pera!atan
2. "nsietas berhubungan
o
pemasangan traksi
dengan status kesehatan dan alat
+enjelaskan prosedur, tujuan dan implikasi
o
traksi.
+endiskusikan bersama klien tentang apa yang dikerjakan dan mengapa perlu dilakukan
o
+elakukan kunjungan yang sering setelah pemasangan traksi.
o
+endorong klien mengekspresikan perasaan dan dengarkan dengan aktif.
o
+enganjurkan keluarga dan kerabat untuk sering berkunjung
#. $%eri berhubungan dengan traksi dan
o
+emberikan aktivitas pengalih.
o
+emberikan penyangga berupa papan pada tempat tidur dari kasur yang padat.
imobilisasi
o
+enggunakan bantalan kasur khusus untuk meminimalkan terjadi ulkus.
o
+emiringkan dan rubah posisi klien dalam batas# batas traksi.
o
+embebaskan linen tempat tidur dari lipatan dan kelembaban
o
+engobservasi setiap keluhan klien.
&. Kurang perawatan diri o +embantu klien memenuhi kebutuhan sehari# 'makan( higiene( atau
harinya seperti makan, mandi, dan berpakaian.
toileting) berhubungan
o
+endekatkan alat bantu di samping klien
dengan traksi.
o
+eningkatkan rutinitas untuk me#maksimalkan kemandirian klien.
*. +angguan mobilitas
o
fisik berhubungan
+endorong klien untuk melakukan latihan otot dan sendi yang tidak diimobilisasi
dengan proses pen%akit o +enganjurkan klien untuk meng#gerakkan secara dan traksi
aktif semua sendi. o
+engkonsultasikan dengan ahli fisioterapi.
o
+empertahankan gaya tarikan dan posisi yang benar untuk menghindari komplikasi akibat ketidaksejajaran.
5. Evaluasi
valuasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan kepera!atan pada klien. Terdiri atas= = 1espon subjektif klien terhadap tindakan kepera!atan yang telah dilaksanakan. @= 1espon objektif klien terhadap tindakan kepera!atan yang telah dilaksanakan. 8= 8nalisis ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang kontradiksi dengan masalah yang ada. 2apat pula membandingkan hasil dengan tujuan = erencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisis pada respons klien yang terdiri dari tindak lanjut klien, dan tindak lanjut oleh pera!at.
etelah diberikan asuhan kepera!atan, diharapkan dapat tercapai tujuan dan kriteria hasil. a. 3lien mengerti dengan program terapi, klien menunjukkan pemahaman terhadap program terapi (menjelaskan tujuan traksi, berpartisipasi dalam rencana pera!atan. b. 3lien berpartisipasi aktif dalam pera!atan, mengekspresikan perasaan dengan aktif, dan tingkat ansietas klien menurun. c. ?yeri berkurang, klien mampu mengubah posisi sendiri sesering mungkin sesuai kemampuan traksi, klien dapat beristirahat nyenyak. d. 3lien memerlukan sedikit bantuan pada saat makan, mandi, berpakaian dan toileting. e. +obilitas klien meningkat, klien melakukan latihan yang dianjurkan, menggunakan alat bantu yang aman. f. Tidak ditemukan adanya dekubitus dan nyeri tekan. 3ulit tetap utuh, atau tidak terjadi luka tekan lebih luas.