prema francuskim autorima 1- Meso, ribe, jaja, suve leguminoze Izvor punovrednih proteina U organizmu metabolizmom daju kisele proizvode 2- Mleko i sir Izvor punovrednih proteina i kalciju...
IDENTIFIKASI KEJADIAN OBAT YANG TIDAK DIHARAPKAN No.Dokumen : 023/SPO/FAR/IV/2018
No. Revisi
: 00
Halaman : 1/3
Ditetapkan :
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal Terbit : 11 April 2018 dr. Raditya Asri Wisuda, MARS. Direktur
(ukuran
PENGERTIAN
Pemantauan Terapi Terapi Obat (PTO) adalah suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien. Kegiatan ini mencakup pengkajian pemilihan obat, dosis, cara pemberian obat, respon terapi, reaksi obat yang tidak dikehendaki di kehendaki (ROTD) Efek Samping Obat (ESO) adalah suatu reaksi yang tidak diharapkan dan berbahaya yang diakibatkan oleh suatu pengobatan.
TUJUAN
Sebagai acuan dalam memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien.
KEBIJAKAN
Keputusan Direktur Direktur Rumah Sakit Sakit Betha Medika Medika Nomor : Tentang Kebijakan Identifikasi Efek Kejadian Tidak Diharapkan Terkait Obat di RS Betha Medika
DILARANG MENGGANDAKAN DOKUMEN INI TANPA IZIN TERTULIS DARI RS BETHA MEDIKA
IDENTIFIKASI KEJADIAN OBAT YANG TIDAK DIHARAPKAN No.Dokumen : 023/SPO/FAR/IV/2018
: 00
No. Revisi
Halaman : 2/3
Ditetapkan :
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal Terbit : 11 April 2018 dr. Raditya Asri Wisuda, MARS. Direktur
(ukuran
PROSEDUR
1. Kondisi pasien yang perlu dilakukan PTO antara lain : a.
Pasien yang masuk rumah sakit dengan multi penyakit sehingga menerima polifarmasi
b. Pasien dengan gangguan fungsi organ terutama hati dan ginjal c.
Pasien geriatric dan pediatric
d. Pasien hamil dan menyusui e.
Pasien dengan perawatan intensif
f.
Pasien yang menerima regimen yang kompleks: polifarmasi, variasi rute pemberian, variasi aturan pakai, cara pemberian khusus (contoh inhalasi, drip intravena), dsb
g. Pasien yang menerima obat dengan resiko tinggi yaitu bila menerima : 1) Obat dengan indeks terapi yang sempit (contoh : digoxin, fenitoin) 2) Obat yang bersifat nefrotoksik (contoh : gentamisin) dan hepatotoksik (contoh : OAT) 3) Obat antikoagulan (contoh : warfarin, heparin) 4) Obat yang sering menimbulkan ROTD (contoh : metoklopramid, AINS) 5) Obat kardiovaskular (contoh : nitrogliserin) 2. Metode pelaksanaan pemantauan terapi obat adalah dengan menggunakan SOAP sebagai berikut : S = Subjective (gejala yang dikeluhkan pasien) O = Objective (gejala yang terukur oleh tenaga kesehatan) A = Assesment (Analisa berdasarkan data S dan O) P = Plans (rencana untuk menyelesaikan masalah) 3. Setelah data terkumpul, dilakukan analisa untuk identifikasi adanya masalah terkait obat, antara lain : a.
Adanya indikasi tetapi tidak diterapi
b. Pemberian obat tanpa indikasi c.
Pemilihan obat yang tidak tepat
DILARANG MENGGANDAKAN DOKUMEN INI TANPA IZIN TERTULIS DARI RS BETHA MEDIKA
IDENTIFIKASI KEJADIAN OBAT YANG TIDAK DIHARAPKAN No.Dokumen : 023/SPO/FAR/IV/2018
No. Revisi
: 00
Halaman : 3/3
Ditetapkan :
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal Terbit : 11 April 2018 dr. Raditya Asri Wisuda, MARS. Direktur
(ukuran
d. Dosis terlalu tinggi e.
Dosis terlalu rendah
f.
Reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD)
g. Interasi obat 4. Hasil identifikasi masalah terkait obat dikomunikasikan kepada tenaga kesehatan terkait
UNIT TERKAIT
Petugas Instalasi Farmasi
DILARANG MENGGANDAKAN DOKUMEN INI TANPA IZIN TERTULIS DARI RS BETHA MEDIKA