Корисници читача екрана, кликните овде да бисте искључили Google инстант. Виктор Иго SAVREMENA SREDSTVA ZA SAKUPLJANJE I TRANSPORT papira СвеСликеВидеоВестиМапеЈош ПодешавањаАлатке Око 7...
Descripción: S
VNVNNVDeskripsi lengkap
SDeskripsi lengkap
S
kompresi textFull description
ANEURISMA AORTADeskripsi lengkap
koarktasio aortaFull description
Full description
Anatomi Aorta
anatomia de la aorta
penyakit aortaDeskripsi lengkap
Full description
Diseksi aorta ditandai oleh robekan lapisan intima dinding aorta yang diawali oleh suatu proses degenerasi atau disertai nekrosis kistik dari lapisan tunika media.Full description
Full description
koarktasio aortaDeskripsi lengkap
makalahFull description
MAKALAH
KOMPRESI AORTA ABDOMINALIS
Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : 1/2 Tanda Tangan
SOP
UPTD Puskesmas Doro II Kabupaten Pekalongan
1.Pengertian
Fathiroh, S.KM. NIP. 196508221985112001
Kompresi aorta abdominalis adalah perasat yang dilaksanakan pada saat kondisi dimana terjadi kontraksi uterus yang kurang kompeten dan telah dilaksanakan baik kompresi bimanual eksternal maupun internal akan tetapi belum berhasil
2. Tujuan
Menangani keadaan atonia uteri
3. Kebijakan
Surat Keputusan Kepala Puskesmas DORO II tentang
4. Referensi
Dep.Kes RI,2003, Standar Pelayanan Kebidanan,Jakarta Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo ,2002,Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,Jakarta
5. Langkahlangkah/ Prosedur
I.Bidan melakukan inform consent dan meminta tanda tangan persetujuan dari keluarga pasien II.Persiapan a.Persiapan Pasien 1. Bidan memasang infus 2. Bidan membersihkan Perut bawah lipat paha dan vulva dengan larutan sabun dan cairan DTT 3. Bidan memasang alas bokong dan kain penutup perut bagian bawah 4. Bidan menyiapkan Larutan antiseptik 5. Bidan menyiapkan Medikamentosa
Analgetika dan sedativa
Sulfas atropin 0,25 -0,50 mg / ml
Oksitosin 10 iu dan ergometrin 0,02 iu
Antibiotika
6. Bidan menyiapkan Oksigen dan regulator b.Persiapan penolong 1. Baju kamar tindakan, apron, alas kaki, masker, kaca mata 2. Sarung tangan DTT / steril 4 pasang 3. Tensimeter dan stetoskop 1 buah 4. Lampu sorot 1 buah
c. Pencegahan infeksi sebelum tindakan d. Tindakan 1. Bidan mengosongkan kandung kemih pasien 2. Bidan melakukan pemeriksaan dengan benar sehingga dapat di pastikan bahwa perdarahan ini disebabkan oleh atonia uteri 3. Bidan memastikan tetesan cairan infus yang berisi oksitosin 20 iu berjalan dengan baik dan ergometrin 0,4 mg (perhatikan kontraindikasi) sudah diberikan secara intramuskulair 4. Bidan menambahkan Mesoprostol maksimal 4 tablet bila kontaksi uterus kurang memadai per anal 5. Bidan mengatur posisi pasien sehingga pasien berada pada ketinggian yang sama dengan pinggul penolong 6. Bidan mengatur tungkai pasien diletakkan pada dasar yang rata (tidak menggunakan penopang kaki) dengan sedikit fleksi artikulasio koksan 7. Bidan meraba pulsasi arteri femoralis dengan jalan meletakkan ujung jari telunjuk dan tengah tangan pada lipat paha yaitu pada pertengahan garis lipat paha dengan garis horisontal yang melalui titik 1cm diatas dan sejajar dengan tepi atas simphisis os pubis.Pastikan pulsasi arteri tersebut teraba dengan baik 8. Setelah pulsasi dikenali jangan pindahkan kedua ujung jari dari titik pulsasi tersebut 9. Bidan mengepalkan tangan kiri dan tekankan bagian punggung jari telunjuk tengah manis dan kelingking pada umbilikus kearah kolumna vertebralis dengan arah tegak lurus 10. Bidan mendorongan kepalan tangan akan mengenai bagian terasa keras dibagian tengah sumbu dan badan pasien dan apabila tekanan tangan kiri mencapai aorta abdominalis maka pulsasi arteri femoralis (yang dipantau dengan ujung jari telunjuk tengah dan tanagan kanan) akan berkurang/ terhenti ( tergantung dari derajad tekanan pada aorta). 11. Bidan memperhatikan perubahan perdarahan pervaginan dengan perubahan pulsasi arteri femoralis. 12. Perhatikan : Bila perdarahan berhenti sedangkan uterus tidak berkontraksi usahakan pemberian preparat prostaglandin bila bahan tersebut tidak tersedia atau uterus tetap tidak dapat
[Type text]
berkontraksi
setelah
pemberian
prostaglandin,
pertahankan
posisi demikian hingga pasien dapat mencapai fasilitas rujukan. 13. Bila perdarahan berkurang atau berhenti pertahankan posisi tersebut dan lakukan pemijatan uterus ( masage oleh asisten) hingga uterus berkontraksi dengan baik. 14. Bidan membereskan alat alat 15. Pencegahan infeksi paska tindakan perawatan lanjutan Ruang Persalinan