GASTROENTERITIS AKUT Definisi buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam. Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari. Diagnosis Beberapa petunjuk anamnesis yang dapat membantu diagnosis: 1. Bentuk feses (watery diarrhea atau inflammatory diare) 2. Makanan dan minuman 6-24 jam terakhir yang dimakan/minum oleh penderita. 3. Adakah orang lain sekitarnya menderita hal serupa, yang mungkin oleh karena keracunan makanan atau pencemaran sumber air. 4. Dimana tempat tinggal penderita. 5.
Pola kehidupan seksual.
Penatalaksanaan 1.Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan 2.Memberikan terapi simptomatik 3.Memberikan terapi definite 1.
Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan
Pada prinsipnya jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan. Kehilangan cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara: a.BJ Plasma dengan memakai rumus: Kebutuhan cairan: BJ Plasma – 1.025 x BB (Kg) x 4 ml 0.001 b. Metode Pierce berdasarkan kriteria klinis: - Dehidrasi ringan, kebutuhan cairan 5% X KgBB - Dehidrasi sedang, kebutuhan cairan 8% X KgBB - Dehidrasi berat, kebutuhan cairan 10% X KgBB c. Metode Daldiyono
Kebutuhan cairan = Skor x 10% x BB (Kg) x 1 Liter 15
2.Terapi simtomatik a. Kelompok opiate Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat, loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin sulfat (lomotil). Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari, loperamid 2 – 4 mg/ 3 – 4x sehari dan lomotil 5mg 3 – 4 x sehari. Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi, peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi diare. b.Kelompok absorbent Arang aktif, attapulgit aktif, bismut subsalisilat, pektin, kaolin, atau smektit diberikan atas dasar argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin. d. Zat Hidrofilik c.
Probiotik terdiri
dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii, bila
mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna. 3.
Terapi definitif
Tatalaksana Diare Menurut WHO 1.Rehidrasi 2.
Early refeeding
3.
Medikamentosa
a.
Antibiotik hanya diberikan jika ada indikasi è BAB berdarah atau berlendir)
b.
Pemberian Suplemen zinc
4.
Edukasi
Tatalaksana Diare Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Penilaian derajat dehidrasi Penilaian
A
B
C
Keadaan Umum
Baik, sadar
Gelisah, rewel
Lesu,lunglai atau tidak
Mata
Normal
Cekung
sadar Sangat cekung dan kering
Air mata
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Mulut dan lidah
Basah
Kering
Sangat kering
Rasa haus
Minum biasa,
Haus,ingin minum
Malas minum atau tidak
tidak haus Turgor kulit
Kembali cepat
Hasil pemeriksaan
Tanpa dehidrasi
Terapi
Rencana Terapi A
bisa minum Kembali lambat
Dehidrasi ringan/sedang
Dehidrasi berat
Rencana Terapi B
Rencana Terapi C
RENCANA TERAPI A (Tanpa dehidrasi) • Tidak perlu dirawat • Makan dan minum seperti biasa • Oralit 5-10 cc/Kgbb/diare cair Kapan dibawa ke petugas kesehatan : • Tidak terlihat perbaikan dalam 3 hari, atau
Kembali sangat lambat
• Buang air besar cair dan sering sekali • Muntah berulang-ulang • Sangat haus sekali, makan dan minum sedikit • Demam, tinja bercampur darah
RENCANA TERAPI B (Dehidrasi ringan-sedang) • Dipantau di ruang observasi • Oralit 75 cc/Kgbb/3-4 jam • Re-evaluasi setelah 3-4 jam :
Tidak dehidrasi, minum/makan baik dan diare tidak bertambah → pulang
Tetap dehidrasi atau minum kurang atau diare bertambah → lanjutkan observasi (kalau
perlu pasang IVFD)
Dehidrasi berat → rawat dengan IVFD
RENCANA TERAPI C (Dehidrasi berat) • Rawat inap dan pemantauan ketat • IVFD : Ringer laktat Umur
Inisial (30cc/Kgbb/jam)
Bayi < 12 bulan Anak >12 bulan
1 Jam ½ - 1 jam
Selanjutnya
(70
cc/Kgbb/3jam) 5 jam 2 ½-3 jam
Daftar Pustaka
1.
Ahlquist David A, Camilleri M. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 15th edition. Braunwald, Fauci, Kasper et all (Editor). 2001. 2.Hendarwanto. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Sarwono WP (Editor), Balai Penerbit UI, 2000. 3. Naskah lengkap penyakit dalam. Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu Penyakit Dalam 2007. 4. Powel Don W: Approach to the patient with diarrhea. Dalam buku: Text book of Gastroenterology, 4th edition. Yamada T (Editor). Limphicot Williams & Wiekeins Philadelphia. USA. 2003. 5.Ilmu Kesehatan Anak. FKUI