DETEKSI DINI GANGGUAN KESEHATAN JIWA
SOP
UPTD
No.Dokumen No. Revisi Tanggal Terbit Halaman
: : : :
dr. H. Eddy Ramdhan
PUSKESMAS
NIP.196604152006041011
SUKARAJA
1. Pengertian
2. Tujuan
Deteksi dini gangguan kesehatan jiwa adalah upaya penemuan kasus gangguan jiwa secara dini oleh tenaga kesehatan yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan pelayanan dasar lainnya di puskesmas maupun jaringannya Sebagai acuan bagi petugas kesehatan di puskesmas agar mampu mendeteksi dini menemukan kasus dan melakukan diagnosa kasuskasus gangguan jiwa secara dini sesuai batas kewenangan yang dimiliki
3. Kebijakan 4. Referensi
1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5.
5. Prosedur/ Langkahlangkah
UU no. 29 tahun 2009 Tentang Kesehatan UU no. 5 tahun 1997 Tentang Psikotropika UU no. 22 tahun 1997 Tentang Narkotika Kemenkes RI no. n o. 1457/ Menkes/ Menke s/ SK/ X/ 2003 tentang kewenangan dan SPM di kabupaten Kemenkes RI no. 128/ Menkes/ SK/ II/ 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat Sapa dan salam Persiapan pasien Beritahukan maksud dan tujuan pemeriksaan deteksi dini tentang gangguan jiwa Pasien dengan keluhan utama dibedakan menjadi 3 kelompok Keluhan fisik (F), Psikosometri (PS) atau Mental Emosional (ME) Pasien dikelompokan dike lompokan berdasarkan berdas arkan gejala (keluhan) yang yan g dirasakan penderita yang membuat penderita datang berobat ke Puskesmas a. Bila penderita merasakan merasakan keluhan keluhan fisik saja, masuk dalam dalam kelompok gangguan fisik murni (Fl), penderita yang merasakan keluhan fisik dengan keluhan mental emosional (co-morbid) dimasukan dalam kelompok gangguan fisik ganda (F2) b. Bila penderita datang ke Puskesmas dengan keluhan fisik yang diduga berhubungan dengan masalah kejiwaan seperti keluhan pada jantung, perut, pernafasan, kulit, otot, endokrin, urogenital dan cerebrovaskular dimasukan dalam kelompok gangguan Psikosomatis (PS) c. Bila penderita dating ke Puskesmas dengan keluhan berhubungan dengan perasaan, pikiran dan perilaku seperti adanya gangguan tidur, gangguan perilaku, gangguan emosi
dan gangguan pikiran dimasukan dalam kelompok gangguan Mental Emosional (ME) 6. Penderita dengan keluhan fisik murni (Fl) di diagnosa sebagai gangguan fisik, Penderita dengan gangguan fisik ganda (F2), penderita gangguan Psikosomatis (PS), penderita gangguan Mental Emosional (ME) dilanjutkan dengan pertanyaan : a. Apakah keluhan sudah dirasakan penderita > 3 bIn, lebih dari 1 kali dalam sebulan b. Apakah ada peristiwa pemicu keluhan timbul (seperti banyak pikiran,dll) c. Apakah keluhan disertai penurunan semangat kerja, fungsi akademik atau aktifitas seksual d. Apakah ada gejala mental emosional yang lain seperti cemas, sedih dan mudah tersinggung e. Khusus anak-anak apakah ada gangguan perkembangan, masih mengompol, terlalu nakal/aktif, gangguan makan, kesulitan belajar, tidak mau sekolah, sering melahirkan dini dan menentang 7. Bila penderita gangguan fisik ganda (F2) menjawab semua pertanyaan diatas dengan TIDAK, kemudian tanyakan dan periksalah apakah ada kelainan organic yang menyertai Bila penderita menjawab TIDAK maka penderita didiagnosa sebagai gangguan fisik Bila penderita gangguan fisik ganda (F2) menjawab salah satu pertanyaan diatas dengan YA, cek apakah disertai kelainan organic, maka kemungkinan penderita didiagnosa menderita dimensia, delirium, gangguan psikosomatik, gangguan penggunaan zat, retardasi mental atau epilepsy 8. Bila penderita gangguan psikosomatis (PS) menjawab salah satu pertanyaan no 3 diatas dengan TIDAK, dan penderita tidak disertai kelainan organic maka kemungkinan didiagnosa gangguan psikotik, gangguan depresi, gangguan cemas, gangguan kesehatan jiwa anak dan remaja atau gangguan kepribadian Bila penderita menjawab salah satu pertanyaan no 3 dengan YA dan disertai kelainan organic kemungkinan penderita di diagnosa sebagai dimensia, delirium, gangguan psikosomatik, gangguan penggunaan zat, gangguan retardasi mental atau gangguan epilepsy 6. Bagan Alir 7. Unit Terkait
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Pemeriksaan Umum Pemeriksaan KIA / KB Pemeriksaan Gigi Puskesmas Pembatu Poskesdes Posyandu Posbindu Apotik