PENGELOLAAN RUMAH SINGGAH (Studi Kasus di Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri Depok)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh Annisa Nur Afifah NIM: 109018200001
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M
ABSTRAK Annisa Nur Afifah. 109018200001. Pengelolaan Program Rumah Singgah (Studi Kasus di Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri Depok). Program Studi Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk medeskripsikan program pengelolaan rumah singgah di rumah singgah Master yang meliputi program pembinaan dan program pelayanan. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri yang terletak di Jalan Margonda Raya No.58 Pancoran Mas Terminal Terpadu Kota Depok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, yakni mendeskripsikan tentang fenomena-fenomena yang ada. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan pendiri rumah singgah dan menyebar angket ke 8 guru/tutor yang aktif membina anak jalanan di rumah singgah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, program pembinaan anak jalanan di rumah singgah master yang diselenggarakan Yayasan Bina Insan Mandiri, yaitu: program jalur pendidikan formal (SMP dan SMA terbuka), program jalur pendidikan nonformal (PAUD, pendidikan kesetaraan paket A, B, C), program kelas bisnis, program kelas seni (seni musik barang bekas (trashick)), lukisan gombal, batik), program kelas tahfidz, program kelas teknologi, program tambahan (program lab skill: pelatihan komputer, pelatihan teknisi HP, pelatihan automotif, menjahit, tataboga dan sablon). Kedua, program pelayanan rumah singgah Master menyesuaikan dengan program yang telah ditetapkan oleh Kementrian Sosial RI, yaitu: penjangkauan, pengkajian masalah, resosialisasi, rujukan pemberdayaan untuk anak jalanan, pemberdayaan untuk orang tua anak jalanan, terminasi (pengakhiran pelayanan). Ketiga, pelaksanaan pengelolaan rumah singgah Master menjalankan unsur-unsur perencanaan, pengorganisasian, pengendalian (pengawasan dan monitoring) dan evaluasi. Kata Kunci: Rumah singgah, pembinaan, pengelolaan
i
ABSTRACT
Annisa Nur Afifah. 109018200001. Management Shelter Home Program (Case study in Master Shelter Home Yayasan Bina Insan Mandiri Depok). Studies Program of Education Management. Faculty of Tarbiyah and Teaching. State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta 2014.
This study aims to know the management program of shelters home in the Master shelter homes include coaching program and service program. This research was conducted in the Master Shelter home yayasan Bina Insan Mandiri located in Jalan Margonda Raya No.58 Pancoran Mas Terminal Terpadu, Depok City. The method used in this research is descriptive qualitative, which describes about the phenomena which exist. Meanwhile, data collection techniques using observation, interviews, questionnaires and documentation. In this study, researchers conducted interviews with the founders of the Master shelter and spread questionnaires to 8 teachers / tutors who actively foster a street children in shelter homes Master. The results of a research, showed that: First, the coaching program of street children in shelter homes master held by Yayasan Bina Insan Mandiri, namely: formal education program (junior and senior open high School), non-formal education pathway programs (Early Childhood Education/PAUD, equality education package A, B, C), business class program, a program of art classes (art music thrift (trashick)), rag painting, batik), program Tahfidz class, classroom technology program, additional courses (skills lab program: computer training, HP technician training, automotive training, sewing, cookery and screen printing). Second, service programs of shelter homes Master adjusting with a program that has been established by the Ministry of Social Affairs, namely: outreach, assessment issues, resocialization, referral for street children empowerment, empowerment for parents of street children, termination (termination of service). Third, the implementation of the Master runs shelter house management elements of planning, organizing, controlling (supervision and monitoring) and evaluation. Key words: Shelter homes, coaching, management
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Tiada kata yang paling indah dan bermakna selain untaian kata syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat nikmat sehat, karunia serta ridho-Nya. Shalawat dan salam penulis hanturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi rahmat bagi seluruh alam, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman. Penulis bersyukur karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan dengan judul “ Pengelolaan Rumah Singgah dalam Membina Anak Jalanan (Studi Kasus di Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandir Depok). Skripsi ini disusun untuk melengkapi dan memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Manajemen Pendidikan, Jurusan Kependidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam pembuatan dan penulisan skripsi ini tak lepas dari dukungan dan dorongan serta jasa dari seluruh pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih tak terhingga kepada: 1. Kedua orangtua, Ayah (Eje, MM) dan Mamah (Nurhayati) tercinta yang tidak lelah mendidik penulis sampai saat ini, curahan kasih sayang yang tulus, do’a do’a yang tiada henti mengalir, nasihat, motivasi serta dukungan moril maupun materil yang selalu diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi ini. 2. Dra. Nurlena Rifai, M. A Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dr. Hasyim Asyari, M.Pd, Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan dan Iffah Zahriyani, S.Pd, Staff Jurusan Manajemen Pendidikan yang telah memberikan layanan akademik selama penulis menempuh perkuliahan.
iii
4. Bapak Dr. Faridal Arkam, M.Pd, selaku dosen pembimbing skrispsi yang telah memberikan motivasi dan meluangkan waktu, tenaga, serta pikirannya untuk membimbing hingga terselesaikannya skripsi ini. 5. Seluruh bapak/ibu dosen program studi Manajemen Pendidikan, yang telah mendidik,
mengajar,
dan
melatih
dengan
memberikan
ilmu
dan
pengetahuannya selama perkuliahan. 6. Pimpinan Yayasan Bina Insan Mandiri Depok atau Sekolah Master Bapak Nurrokhim, para pengurus serta para tutor dan anak binaan Yabim yang telah memfasilitasi penulis dalam melakukan penelitian dan bersedia menjadi narasumber penulis hingga selesai. 7. Staff Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Kementerian Sosial RI dan Pusat Pelayanan Informasi PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) Kementerian Sosial RI yang telah memberikan
andil
besar
dalam
menyediakan
bahan
pustaka
guna
terselesaikannya penulisan skripsi ini. 8. Keluargaku tercinta, Adik semata wayang Wildan Sani Fajarudin, kakek, nenek, paman, bibi, sepupu atas curahan kasih sayang dan selalu mendo’akan untuk keberhasilanku. 9. Eri Sugiarto, yang selalu menemani keseharianku, teman berbagi dalam susah dan senang, selalu menyemangati dan memberikan dukungan sampai terselesaikannya skripsi ini. 10.
Teman-teman di Jurusan KI-Manajemen Pendidikan, khususnya teman-teman seperjuanganku angkatan 2009 dan teman satu pembimbing Tines Purnama yang selalu memotivasi sampai terselesaikannya skripsi ini.
11.
Keluarga Besar HIMABO (Himpunan Mahasiswa Bogor). Organisasi primordial asal Bogor yang sama-sama berjuang menuntut ilmu di kampus UIN Jakarta. Semoga ikatan kekeluargaan kita akan terus terjaga.
12.
Keluarga Besar KMF KALACITRA, terutama 9enerasi kalacitra teman seperjuangan dalam menempuh pendidikan fotografi di kampus UIN Jakarta. Banyak pengalaman berharga bersama kalian. Tak akan pernah terlupakan kenangan dan masa-masa yang telah kita lalui bersama .
iv
13.
KAPH (Kelompok Asuh Pelita Hati), ide penulisan skripsi ini berasal dari adik-adik di lapak pemulung yang didik oleh kakak-kakak KAPH.
14.
Sahabat-sahabatku terkasih, Amirah, Yustia, Rahmatia yang terus saling memotivasi dan atas kebersamaannya selama ini. Penulis tak akan pernah melupakan kenangan dan masa-masa yang telah kita lalui bersama.
15.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga seluruh kebaikan, jasa, dan doanya yang telah diberikan kepada penulis menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang oleh Allah SWT di dunia dan di akhirat kelak. Karya tulis yang sederhana ini tentunya masih belum sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat kontruktif penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah ilmu pengetahuan.
Ciputat, 22 Januari 2014
Penulis Annisa Nur Afifah
v
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN UJI REFERENSI SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ABSTRAK ………………………………………………………………………. i ABSTRACT .…………………………………………………………………… ii KATA PENGANTAR ……………………………………………………….... iii DAFTAR ISI …………………………………………………………………... vi DAFTAR TABEL …………………………………………………………….. ix DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………..
x
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………. xi BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………..... 1 B. Identifikasi Masalah…………………………………………….... 9 C. Pembatasan Masalah………………………………………….….. 9 D. Perumusan Masalah……………………………………………. 10 E. Tujuan Penelitian……………………………………………….. 10 F. Manfaat Penelitian……………………………………………… 10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori 1. Rumah Singgah a. Pengertian Rumah Singgah…………………………...… 12 b. Latar Belakang Berdirinya Rumah Singgah………….… 12 c. Prinsip-Prinsip Rumah Singgah………………………… 15 d. Program Rumah Singgah……………………………….. 18 1) Tahap Pelayanan Rumah Singgah………………….. 19 2) Kegiatan Rumah Singgah ..………………….………21
vi
2. Pengelolaan Rumah Singgah……………………………...… 23 a. Pengertian Pengelolaan ……………………………….... 23 b. Tujuan Pengelolaan …….………………………………. 25 c. Strategi Pengelolaan ……………………………………. 26 1) Perencanaan………………………………………… 26 2) Pengorganisasian………………………………...…. 27 3) Pengendalian……………………………………….. 29 4) Evaluasi…………………………………………….. 30 B. Penelitian yang Relevan………………………………………... 31 C. Kerangka Berfikir ………………………………………………. 33 D. Pertanyaan Penelitian…………………………………………… 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ......……………………………… 35 B. Metode Penelitian………………………………………………. 36 C. Sumber Data …………………………………………………… 37 D. Teknik Pengumpulan Data …………………………………….. 37 E. Teknik Analisis Data …………………………………………... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umun Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Rumah Singgah Master …………………… 42 2. Identitas Lembaga Yayasan Bina Insan Mandiri ………...… 45 3. Visi dan Misi Rumah Singgah Master …...………………… 45 4. Keadaan Guru dan Siswa …………………………………... 46 a. Keadaan Guru ………………………………………….. 46 b. Keadaan Siswa …………………………………………. 48 5. Kurikulum Pembelajaran…………………………………… 48 B. Strategi Pembinaan Anak Jalanan ……………………….…….. 50 C. Program Rumah Singgah Master…………… …………………. 51 1. Program Pembinaan Rumah Singgah Master ….....………... 51
vii
1) Program Program Akademis ………….…………………………. 51 a. Program Jalur Jalur Pendidikan Formal ……….………… 52 b. Program Jalur Pendidikan Nonformal ….………….. 52 2) Program Kelas Bisnis …………..……………………… 54 3) Program Kelas Seni ………..…………………………... 55 4) Program Kelas Tahfidz ………..………………………. 55 5) Program Kelas Teknologi ….…………………… ….……………………..……. 56 6) Program Tambahan …………………………...………. 56 2. Program Pelayanan Rumah Rum ah Singah Master ……………….. 59 D. Pengelolaan Rumah Singgah Master ..………………………… .. ………………………… 59 a. Perencanaan ……………………………………………….. 59 b. Pengorganisasian ………………………………………….. 67 67 c. Pengendalian ……………………………………………… 75 d. Evaluasi …………………………………………………… 76 E. Analisis Data ………………………………………………….. 78 F. Ulasan …………………………………………………….…… 86
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………….... 88 B. Saran ………………………………………………………….. 90
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 92
viii
DAFTAR TABEL Tabel 3.1
: Waktu Kegiatan Penelitian ……………………………………. ……………………………………. 35 35
Tabel 3.2
: Kisi-Kisi Instrumen Wawancara ……………………………… 38
Tabel 3.3
: Kisi-Kisi Instrumen Angket …………………………………... 39
Tabel 4.1
: Jumlah Tutor Tetap dan Relawan di Yayasan Bina Insan Mandiri……………………………………………………..…. Mandiri……………………………………………………..…. 46
Tabel 4.2
: Tingkat Pendidikan Terakhir Tutor Yayasan Bina Insan Mandiri ……………………………………………………….. 46
Tabel 4.3
: Jadwal Belajar PKBM Yayasan Bina Insan Mandiri ………… 49
Tabel 4.4
: Sarana dan Prasarana Yayasan Bina Insan Mandiri ………….. 64
Tabel 4.5
: Sarana dan Prasarana …………………………………………. 78
Tabel 4.6
: Karakteristik Anak Jalanan …………………………………... 82
Tabel 4.7
: Perhatian Terhadap Pelajaran ……………………………… ……………………………….... .... 83
ix
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1
: Jumlah Anak Terlantar (6-18 (6-18 Tahun) Tahun 2009 dan 2011 ..… 3
Gambar 2.1
: Tahap-Tahap dan Program Pelayanan ………………………... 19
Gambar 2.2
: Proses Pengorganisasian Pengorganisasian ……………………...………………. 28
Gambar 4.1
: Tahap-Tahap dan Program Pelayanan ……………………..…. 57
Gambar 4.2
: Proses Pengorganisasian ……………………...………………. 69
Gamber 4.3
: Struktur Organisasi Yayasan Bina Insan Mandiri ……………. 73
x
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1
Pengesahan Proposal Skripsi …………………………... 95
LAMPIRAN 2
Surat Bimbingan Skripsi ……...………………………... 96
LAMPIRAN 3
Surat Permohonan Izin Observasi Study Dokumentasi ke Kemensos..…………………………………………... 97
LAMPIRAN 4
Surat Tanda Bukti Penyerahan Informasi Publik Kementrian Sosial RI …………………………………... 98
LAMPIRAN 5
Surat Permohonan Izin Observasi ke Yayasan Bina Insan Mandiri Depok..………………………………………… 99
LAMPIRAN 6
Surat Permohonan Izin Penelitian …………………….. 100
LAMPIRAN 7
Surat Keterangan Penelitian dari Yayasan Bina Insan Mandiri Depok ………………………………………... 101
LAMPIRAN 8
Lembar Uji Referensi …………………………………. 102
LAMPIRAN 9
Foto Dokumentasi Penelitian …………………………. 110
LAMPIRAN 10
Pedoman Wawancara ……………………....…………. 114
LAMPIRAN 11
Pedoman Angket …………………………….………... 119
LAMPIRAN 12
Hasil Wawancara…………………………………….... 122
LAMPIRAN 13
Surat Rekomendasi SMPN 10 Depok ……..………….. 131
LAMPIRAN 14
Daftar Prestasi dan Mitra Kerjasama Yayasan Bina Insan Mandiri Depok ……………………...……………….... 132
LAMPIRAN 15
Data Anak Jalanan PKSA Binaan Yayasan Bina Insan Mandiri Depok …………………………………….….. 133
LAMPIRAN 16
Daftar Tutor PAUD …………………………………... 148
LAMPIRAN 17
Daftar Tutor Paket A/SD ……………………………... 149
LAMPIRAN 18
Daftar Tutor Paket B/SMP .………………………….... 150
LAMPIRAN 19
Daftar Tutor Paket C/SMA. …………………………... 151
LAMPIRAN 20
Formulir Monitoring Anak Jalanan …………………… 152
LAMPIRAN 21
Biodata Penulis …………………………………….…. 155
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Anak sebagai tunas, potensi, dan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada masa depan. Oleh sebab itu, anak perlu disiapkan dengan sebaik-baiknya agar dapat tumbuh kembang dan berkembang secara wajar. Negara kesatuan RI menjamin kesejahteraan tiap-tiap warga negaranya, termasuk perlindungan sosial terhadap anak yang merupakan hak azasi manusia. Setiap anak berhak mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar baik fisik, mental maupun sosial, dan berakhlak mulia. Dalam kenyataannya masih banyak ditemukan anak-anak yang terlantar yang hidup di jalanan. Keberadaan anak jalanan merupakan akibat kondisi yang kurang baik di dalam keluarga seperti ekonomi keluarga rendah, tindak kekerasan terhadap anak, disorganisasi keluarga, anak kurang perhatian dan kasih sayang orang tua, dan faktor lainnya yang mendorong anak terpaksa berada di jalanan. Munculnya fenomena anak jalanan ini merupakan bukti tidak terpenuhinya perlindungan dan kebutuhan baik jasmani, rohani, maupun sosial yang menjadi hak anak Seperti yang tercantum dalam konvensi hak-hak anak yang disadur dalam UU PBB, yang selanjutnya tertuang dalam Undang-Undang perlindungan anak Republik Indonesia. Seperti disebutkan dalam Pasal 34 ayat (1) UUD 1945 disebutkan bahwa “Fakir miskin dan anak -anak terlantar dipelihara oleh Negara”.1 Pasal ini pada dasarnya merupakan hak konstitusional warga miskin dan anak1
Anak Jalanan dan Terlantar, Tanggung Jawab Siapa?, Majalah Societa, Jakarta: Kementrian Sosial RI edisi II/2011, h. 7.
1
2
anak terlantar. Dalam UUD 45 merupakan payung hukum bagi warga negara, dan menjadi kewajiban bagi negara untuk tidak mengabaikan keberadaan fakir miskin dan anak terlantar.2 Dalam penjelasan UUD adalah Negara bertanggung jawab untuk melindungi dan memelihara fakir miskin dan anak terlantar. Dalam kata lain, dipelihara bukan dibiarkan untuk terus ada. Pemerintah sendiri sesungguhnya tidak menutup mata akan persoalan anak-anak jalanan yang bisa di kategorikan sebagai anak terlantar yang bukan hanya dijumpai di jalan-jalan, tetapi juga ditempat keramaian lainnya, seperti pusat perbelanjaan atau pasar, terminal, stasiun, dan lainnya. Anak jalanan harus diberikan pendidikan guna pengembangan mental dan kecerdasan. Terkait dengan masalah pendidikan, UU tersebut juga pada Pasal 9 ayat 1 menyatakan bahwa: “Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.” 3 Anak jalanan sering dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Pada dasarnya mereka memiliki hak yang sama dalam memperoleh pendidikan dan pengajaran sesuai minat dan bakatnya. seperti anakanak lainnya. Untuk itu, pendidikan harus diberikan kepada masyarakat tanpa memandang status sosial, ekonomi, jenis kelamin dan lain sebagainya termasuk anak jalanan. Fenomena anak yang berada di jalanan semakin meningkat, terutama banyak ditemukan di kota-kota besar seperti di wilayah Jabodetabek, bukan hanya dari aspek kuantitas tetapi aktivitas yang mereka lakukan. Peningkatan ini bukan hanya saat Indonesia mengalami krisis tetapi beberapa tahun sebelumnya juga sudah terlihat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantara faktor kemiskinan, pendidikan dan keluarga. Berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik Republik Indonesia pada bulan Maret 2013, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 28,07 juta 2
Ibid , h. 8.
3
Undang-undang Perlindungan Anak (UU RI No. 23 Th. 2002), (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), cet VI, h. 6.
3
orang
atau
11,37%
dari
jumlah
penduduk
Indonesia. 4 Kemiskinan
di
mengakibatkan rendahnya daya beli, keluarga miskin tidak mempunyai kemampuan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan sosial dasar, seperti pangan, kesehatan, dan pendidikan. Dengan kata lain, keluarga miskin tidak mempunyai dana yang cukup untuk membeli makanan, menyekolahkan anak dan memelihara serta meningkatkan status kesehatannya. Dampak
dari
kemiskinan
menimbulkan
berbagai
masalah
sosial.
Kesejahteraan keluarga semakin menurun sehingga menimbulkan banyak anakanak yang terpisah dari orang tuanya. Gambar 1.1
Sumber: Data Susenas BPS 5 Berdasarkan tabel hasil survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Badan Pusat Statistik Republik Indonesia tahun 2009 memperlihatkan bahwa jumlah anak terlantar secara nasional berjumlah 3.176.462 anak. Dua tahun kemudian, tahun 2011, angka tersebut mengalami penurunan 60.685 anak menjadi 3.115.777 anak. Sedangkan anak jalanan yang sudah di tampung di Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) berjumlah 10.126 anak dari 88 LKS. Pada tahun yang
4
Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2013 (Berita Resmi Statistik No. 47/07/Th. XVI, 1 Juli 2013), h. 1. 5
Booklet Kementerian Sosial dalam Angka Tahun 2012 (Jakarta: Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial. Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial, 2012), h.29.
4
sama anak yang tergolong rawan menjadi anak terlantar ber jumlah 7.175.189 anak dari populasi anak Indonesia yaitu 58.171.746 anak anak usia 6 - 18 tahun. Sedangkan jumlah anak terlantar di DKI Jakarta tahun 2012 sebanyak 60.336 anak. Panti Sosial Asuhan Anak yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat berjumlah 30 panti dengan daya tampung 5.989 anak, sedangkan 54.347 anak belum tersentuh pelayanan pemerintah maupun organisasi sosial atau LSM. Angka
tersebut
menunjukan
bahwa
kualitas
hidup
anak
kita
memprihatinkan yang mengancam masa depan mereka, padahal mereka adalah aset, investasi Sumber Daya Manusia dan sekaligus tumpuan masa depan bangsa. Pada umumnya anak jalanan berasal dari keluarga yang ekonominya lemah, sehingga para orang tua tidak mampu untuk menyekolahkan anakanaknya. Selain itu juga dikarenakan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan tidak adanya kepedulian orang tua terhadap nasib pendidikan anak-anaknya, sehingga banyak anak turun ke jalan untuk membantu orang tuanya dalam mempertahankan hidup. Pada umumnya permasalahan anak dikategorikan menjadi tiga yaitu, Pertama, Perlakuan Salah Terhadap Anak atau PSTA (child abuse atau child maltreatment ), yaitu penyiksaan anak baik secara fisik, psikis dan seksual. Kedua, penelantaran anak (child neglect ), yaitu sikap dan perlakuan orang tua yan tidak memberikan perhatian yang layak terhadap proses tumbuh kembang anak. Misalnya anak dikucilkan, diasingkan dari keluarga, atau tidak diberikan pendidikan dan perawatan kesehatan yang layak. Ketiga, Eksploitasi anak (child exploitation) eksploitasi anak menunjuk pada sikap diskriminatif atau perlakuan sewenang-wenang terhadap anak yang dilakukan oleh keluarga atau masyarakat. Contohnya memaksa anak untuk melakukan sesuatu demi kepentingan ekonomi seperti memaksa anak untuk mengamen di jalan dan lain sebagainya. 6 Kebutuhan pendidikan merupakan hal sangat penting, karena pendidikan merupakan hal mendasar bagi seseorang untuk mengetahui berbagai macam 6
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT Refika Aditama, 2005), h. 160.
5
pengetahuan, tetapi tidak sedikit juga orang yang masih tidak mementingkan pendidikan. Berkaitan dengan pernyataan di atas Allah SWT berfirman di dalam AlQur’an Surat An-nisa: 9
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang -orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”. (QA. Annisa:9) 7 Ayat diatas mengisyaratkan bahwa manusia hendaklah khawatir bila meninggalkan keturunan yang lemah, baik dalam pekerjaan, intelektual dan kompleksitas hidup. Oleh karena itu perlu adanya pendidikan yang baik sebagai bekal untuk generasi berikutnya. Dalam melakukan pembinaan, pengembangan dan perlindungan anak, perlu peran serta masyarakat, baik melalui lembaga pelayanan dan perlindungan anak,
lembaga
keagamaan,
lembaga
swadaya
masyarakat,
organisasi
kemasyarakatan, organisasi sosial, dunia usaha, media masa, dan lembaga pendidikan, dengan program-program yang mendukung dan sesuai dengan kebutuhan anak, seperti memberikan berbagai alternatif pelayanan untuk pemenuhan kebutuhan anak dan menyiapkan masa depannya sehingga menjadi masyarakat yang produktif. Dari kondisi tersebut, diperlukan suatu tempat atau lembaga untuk menampung dan memberikan pemenuhan kebutuhan pendidikan. Dalam khasanah penanganan anak jalanan dikenal tiga pendekatan, yakni street based (berpusat di jalanan), centre based (berpusat di panti), dan community based (berpusat di
7
Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Lubuk Agung, Departemen Agama RI, 1989),
h. 116.
6
masyarakat). Setiap pendekatan tersebut mempunyai ciri khas dari segi pelayanan, strategi, dan sasaran programnya. Pendekatan rumah singgah ini mulai berkembang akhir-akhir ini di berbagai Negara untuk melengkapi pendekatan yang sudah ada. Keunikannya adalah mampu digunakan untuk memperkuat tiga pendekatan diatas. Jika ditempatkan di wilayah yang dekat banyak anak jalanan, dapat dipandang sebagai street based yang menjadi pusat kegiatan anak jalanan. Jika ditempatkan di suatu wilayah dimana banyak anak warga tersebut menjadi anak jalanan, dapat dipandang sebagai pusat kegitan pula atau pintu masuk untuk menangani anak jalanan dengan melibatkan warga masyarakat. Rumah Singgah pada umumnya berupa rumah yang dikontrak juga dipandang sebagai panti (center ) baik untuk berlindung maupun sebagai pusat kegiatan. Rumah
Singgah
merupakan
Lembaga
Sosial
Masyarakat
(LSK)
memberikan solusi alternatif dengan memberikan pelayanan sosial kepada anakanak
yang
kurang
beruntung.
Dimana
bagi
mereka
disediakan
rumah
penampungan dan pendidikan yang berfungsi sebagai tempat bernaung dan media pendidikan non formal yang dapat membawa perubahan bagi anak jalanan. selain itu mempertahankan kemampuan anak dimana penanganannya berdasarkan aspirasi dan potensi yang dimiliki anak. Para pekerja sosial dalam bekerja lebih banyak berprinsip perkawanan dalam pendampingan yang sejajar sebagai seorang sahabat. Penyediaan rumah singgah merupakan upaya agar hak-hak anak dari para anak jalanan dapat terpenuhi, hal mana akan mendorong kelancaran proses tumbuh kembang, yang pada gilirannya dapat ikut serta dalam pembangunan nasional dengan melaksanakan peran dan tugas sebagai anak. Sebelum pihak pemerintah dan swasta aktif berpartisipasi, sebenarnya sudah banyak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berupaya menjawab kebutuhan anak jalanan dengan mendirikan yayasan sosial, contohnya Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Sekolah Master” atau sekolah Masjid Terminal yang terletak di kota Depok. Di yayasan ini menyediakan Rumah Singgah yang digunakan menampung anak-anak jalanan sebagai
berlindung
sekaligus
memanfaatkan
akses
yang
tersedia
untuk
7
memperoleh pelayanan sosial di bidang pendidikan. Rumah Singgah di Yayasan Bina Insan Mandiri disebut “Rumah Singgah Master”. Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) sebagai lembaga sosial yang melakukan pembinaan melalui pendidikan luar sekolah memiliki peran penting bagi kehidupan anak-anak jalanan. Sesuai dengan fungsinya antara lain sebagai tempat terbuka bagi anak jalanan untuk berlindung, beristirahat dan belajar. Rumah Singgah Master juga berupaya mengembalikan anak-anak jalanan itu kembali pada kehidupan normal seperti anak-anak lain yang sebaya dengan mereka. Upaya penanganan anak jalanan melalui Rumah Singgah di Kota Depok khususnya yang dilakukan Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM), salah satu yayasan yang berperan di bidang sosial, yang peduli dengan permasalahan sosial anak jalanan dengan melalui pendidikan luar sekolah, didalamnya memuat berbagai kegiatan antara lain: pembinaan keterampilan, sekolah terbuka, pendidikan nonformal, bimbingan mental dan spiritual dan lain sebagainya. Pembinaan seperti ini merupakan pemenuhan hak anak dalam memperoleh pendidikan, karena pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar pendidikan anak-anak, namun terkadang kebutuhan itu ti dak dapat terpenuhi dan banyak anak putus sekolah karena faktor kemiskinan sehingga anak di tuntut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, situasi ini membawa konsekuensi banyak diantara mereka yang tidak pernah mengenyam pendidikan. Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri merupakan salah satu bentuk usaha kesejahteraan sosial dalam konteks penelitian ini adalah anak jalanan, dimana mengacu pada program, pembinaan serta berbagai kegiatan secara konkrit berusaha menjawab kebutuhan atau masalah sosial yang dihadapi anak jalanan seperti: a. Melayani warga belajar supaya dapat tumbuh dan berkembang sedini mungkin sepanjang hayatnya guna meningkatkan martabat dan mutu kehidupan. b. Membina warga belajar agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri.
8
c. Memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dipenuhi dalam jalur pendidikan formal. Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri adalah salah satu lembaga sosial yang berada di wilayah Depok yang peduli terhadap nasib anakanak jalanan, fakir, miskin dan dhuafa dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan hidup anak jalanan. Yayasan ini sudah memiliki ciri-ciri yayasan sosial pada umumnya visi, misi, program, pengurus, serta sarana dan prasarananya yang mendukung pembinaan yang dilakukan Rumah Singgah Master. Layanan pendidikan yang di berikan Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri kepada anak jalanan ini akan sangat berguna bagi masa depan mereka. Anak jalanan tersebut akan dibina agar memiliki masa depan yang lebih baik, karena mereka pun memiliki hak yang sama dengan anak-anak pada umumnya yaitu berhak untuk berprestasi, mengembangkan potensi dan mengasah bakat yang dimiliki. Seperti beberapa anak binaan Yayasan Bina Insan Mandiri yang mampu memberikan prestasi antara lain: Juara I lomba menulis surat untuk Presiden RI BAZNAS (2005), juara I dan II olimpiade matematika setara SD Jabodetabek (2006), juara III Cerdas Cermat Paket C setara SMU 2008 dan lainlain.8 Selain itu, output atau lulusan dari Yayasan Bina Insan Mandiri ini banyak yang memperoleh beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi negeri maupun swasta bahkan beberapa ada yang memperoleh beasiswa sampai ke luar negeri. Hal ini merupakan bukti bahwa mereka juga memiliki hak untuk berprestasi layaknya anak-anak pada umumnya. Dari latar belakang diatas, peneliti akan mengkaji pelaksanaan pengelolaan Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri dalam membina anak jalanan bagi anak-anak wilayah Depok dan sekitarnya. Peneliti berasumsi bahwa mereka layak mendapatkan hak-hak mereka, seperti terpenuhinya kebutuhan mendapatkan pendidikan yang layak seperti anak-anak pada umumnya.
8
Dokumen lengkap tentang Daftar Prestasi dan Mitra Kerjasama Yayasan Bina Insan Mandiri Depok lihat Lampiran 14, h.132
9
Di Indonesia telah banyak Rumah Singgah yang didirikan oleh masyarakat yang peduli terhadap nasib pendidikan anak jalanan diantaranya adalah Yayasan Keluarga Anak Langit yang berada di daerah karawaci kota Tangerang Banten, Sanggar Kartini yang berada di wilayah Jakarta Utara, Yayasan Akur Kurnia yang berada di Kramat Jati Jakarta Timur, dan Rumah Singgah yang akan jadi tempat penelitian ini yaitu Rumah Singgah Master di bawah naungan Yayasan Bina Insan Mandiri yang berada di Jalan Margonda Raya No. 58 Kelurahan Depok Kecamatan Pancoran Mas Terminal Terpadu Kota Depok. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis memilih untuk memfokuskan dan memperdalam kajian tentang pelaksanaan pengelolaan Rumah Singgah dalam membina anak jalanan, yang kemudian penulis tuangkan dalam sebuah penelitian dengan judul: “PENGELOLAAN PROGRAM RUMAH SINGGAH” Studi Kasus di Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri, Depok.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat diidentifikasi masalah-masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Belum efektifnya pelaksanaan pengelolaan rumah singgah Master dalam membina anak jalanan. 2. Belum maksimalnya program pembinaan anak jalanan di rumah singah Master untuk memenuhi hak anak dalam memperoleh pendidikan. 3. Adanya faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi pelaksanaan pengelolaan rumah singgah Master.
C. Pembatasan Masalah
Aktivitas yang dilakukan oleh Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) masih jauh dari harapan-harapan yang diinginkan. Untuk itu penulis ingin mengetahui usaha-usaha apa yang telah mereka lakukan, tantangan-tantangan yang mereka hadapi, kelemahan-kelemahan yang menjadi penghambat dan
10
peluang-peluang yang ada yang dapat dilaksanakan oleh Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM). Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan mudah, terarah, tidak meluas dan mendapatkan hasil sesuai dengan yang diinginkan, maka perlu adanya pembatasan masalah. Berdasarkan uraian diatas penulis membatasi persoalan dalam penelitian ini adalah tentang Pengelolaan Program Rumah Singgah.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, penulis mencoba meneliti, mengkaji dan merumuskan penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana pelaksanaan pengelolaan rumah singgah Master dalam membina anak jalanan? 2. Bagaimana program pembinaan anak jalanan di rumah singah Master untuk memenuhi hak anak dalam memperoleh pendidikan? 3. Faktor pendukung dan penghambat apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan pengelolaan rumah singgah Master? E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pelaksanaan pengelolaan Rumah Singgah dalam membina anak jalanan di Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) Depok.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis kepada berbagai pihak sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Untuk khazanah intelektual, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi pengembangan pengetahuan bagi dunia pekerjaan
11
sosial, khususnya yang berfokus di bidang pengelolaan program rumah singgah. 2. Manfaat Praktis a. Bagi yayasan, sebagai bahan masukan bagi pengelola Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) dan pihak terkait dalam pelaksanaan pengelolaan Rumah Singgah. b. Bagi masyarakat, sebagai bahan informasi mengenai pengelolaan Rumah Singgah dalam membina anak jalanan dan dapat memberikan kontribusi pengembangan khazanah ilmu. c. Bagi penulis, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam pengelolaan Rumah Singgah dalam membina anak jalanan dan sebagai salah satu persyaratan dalam meraih gelar Sarjana Strata Satu (SI) Program Studi Mananajemen Pendidikan Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori 1. Rumah Singgah a. Pengertian Rumah Singgah
Rumah Singgah merupakan sebagai tempat pemusatan sementara yang bersifat non formal, dimana anak-anak bertemu untuk memperoleh informasi dan pembinaan awal sebelum dirujuk ke dalam proses pembinaan lebih lanjut.1 Sedangkan menurut Departemen Sosial RI Rumah Singgah didefinisikan sebagai suatu wahana yang dipersiapkan sebagai perantara anak jalanan dengan pihak-pihak yang akan membantu mereka. 2 Rumah Singgah merupakan proses informal yang memberikan suasana pusat resosialisasi anak jalanan terhadap system nilai dan norma di masyarakat. Rumah Singgah merupakan tahap awal bagi seorang anak untuk memperoleh pelayanan selanjutnya, oleh karenanya penting menciptakan Rumah Singgah sebagai tempat yang aman, nyaman, menarik, dan menyenangkan bagi anak jalanan. 3
b. Latar Belakang Berdirinya Rumah Singgah
Secara umum tujuan dibentuknya Rumah Singgah adalah membantu anak jalanan
mengatasi
masalah-masalahnya
dan
menemukan alternatif
untuk
pemenuhan kebutuhan hidupnya. Sedangkan secara khusus tujuan Rumah Singgah adalah: 4 1
Armai Arief, Upaya (http://anjal.blogdrive.com/archive/ 11. html)
Pemberdayaan
Anak
Jalanan ,
2013
2
Standar Pelayanan Sosial Anak Jalanan Melalui Rumah Singgah, (Jakarta: Direktorat Bina Pelayanan Sosial Anak, Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Departemen Sosial RI, 2002)., h. 6. 3
Pedoman Penyelenggaraan Pembinaan Anak Jalanan Melalui Rumah Singgah, (Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesejahteraan Sosial, Departemen Sosial RI, 1999), h. 5. 4
Standar Pelayanan Sosial Anak Jalanan Melalui Rumah Singgah ,op. cit., h. 7.
12
13
a) Membentuk kembali sikap dan perilaku anak yang sesuai dengan nilainilai dan norma yang berlaku di masyarakat. b) Mengupayakan anak-anak kembali ke rumah jika memungkinkan atau ke panti dan lembaga pengganti jika diperlukan. c) Memberikan berbagai alternatif pelayanan untuk pemenuhan kebutuhan anak dan menyiapkan masa depannya sehingga menjadi masyarakat yang produktif. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dibentuknya rumah singgah yaitu untuk mengembalikan sikap dan perilaku anak jalanan sesuai dengan norma, mengupayakan agar anak kembali ke rumah, ke keluarga atau lembaga pengganti serta menyiapkan masa depan melalui berbagai alternatif pelayanan pemberdayaan. Dalam buku “Standar Pelayanan Sosial Anak Jalanan Melalui Rumah Singgah”, Rumah Singgah memiliki fungsi sebagai berikut: 5 1. Tempat penjangkauan pertama kali dan pertemuan pekerja sosial dengan anak jalanan untuk menciptakan persahabatan, kekeluargaan, dan mencari jalan keluar dari kesulitan mereka. 2. Tempat membangun kepercayaan antara anak dengan pekerja sosial dan latihan meningkatkan kepercayaan diri berhubungan dengan orang lain. 3. Perlindungan dari kekerasan fisik, psikis, seks, ekonomi, dan bentuk lainnya yang terjadi di jalanan. 4. Tempat menanamkan kembali dan memperkuat sikap, perilaku, dan fungsi sosial anak sejalan dengan norma masyarakat. 5. Tempat memahami masalah yang dihadapi anak jalanan dan menemukan penjaluran kepada lembaga-lembaga lain sebagai rujukan. 6. Sebagai media perantara antara anak jalanan dengan keluarga/lembaga lain, seperti panti, keluarga pengganti, dan lembaga pelayanan sosial lainnya. Anak jalanan diharapkan tidak terus-menerus bergantung kepada
5
Ibid.,h. 7-8.
14
Rumah Singgah, melainkan dapat memperoleh kehidupan yang lebih abik melalui atau setelah proses yang dijalaninya. 7. Tempat informasi berbagai hal yang berkaitan dengan kepentingan anak jalanan seperti data dan informasi tentang anak jalanan, bursa kerja, pendidikan, kursus keterampilan, dll. Sedangkan dalam buku “Pedoman Penyelenggaraan Pembinaan Anak Jalanan Melalui Rumah Singgah”, fungsi Rumah Singgah antara lain: 6 1. Tempat pertemuan (meeting point) pekerja sosial dan anak jalanan. Dalam fungsi ini, Rumah Singgah merupakan tempat bertemu antara pekerja sosial
dengan
anak
jalanan
untuk
menciptakan
persahabatan,
assessment/ diagnosa,dan melakukan kegiatan program. 2. Pusat assessment dan rujukan. Dalam
fungsi
ini,Rumah
Singgahmenjadi
tempat
melakukan
assessment atau diagnosis terhadap kebutuhan dan masalah anak jalanan serta melakukan rujukan (referal ) pelayanan sosial bagi anak jalanan. 3. Fasilitator (media perantara dengan keluarga/lembaga lain) Dalam fungsi ini, Rumah Singgah merupakan media perantara antara anak di jalanan dengan keluarga, keluarga pengganti, dan lembaga lainnya. Anak jalanan diharapkan tidak terus menerus bergantung kepada Rumah Singgah, melainkan dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik melalui atau setelah proses yang dijalaninya. 4. Perlindungan Rumah
Singgah
dipandang
sebagai
tempat
berlindung
dari
kekerasan/penyalahgunaan seks, ekonomi, dan bentuk-bentuk lainnya yang terjadi di jalanan. 5. Pusat informasi Rumah Singgah menyediakan informasi berbagai hal yang berkaitan dengan kepentingan anak jalanan seperti data dan informasi tentang anak jalanan, bursa kerja, pendidikan, kursus keterampilan, dll. 6
Pedoman Penyelenggaraan Pembinaan Anak Jalanan Melalui Rumah Singgah ,op.
cit., h. 6-8.
15
6. Kuratif dan rehabilitatif (mengembalikan dan menanamkan fungsi sosial anak) Dalam fungsi ini, para pekerja sosial diharapkan mampu mengatasi permasalahan anak jalanan dan membetulkan sikap dan perilaku seharihari yang akhirnya akan mampu menumbuhkan keberfungsisosialan anak. Cara-cara atau intervensi professional dilakukan untuk fungsi ini termasuk menggunakan konseloryang sesuai dengan masalahnya. 7. Akses terhadap pelayanan Sebagai
persinggahan,
Rumah
Singgahmenyediakan
akses
kepada
berbagai pelayanan sosial. Pekerja sosial membantu anak mencapai pelayanan tersebut. 8. Resosialisasi Lokasi Rumah Singgah yang berada ditengah-tengah lingkungan masyarakat sebagai upaya mengenalkan kembali norma, situasi dan kehidupan bermasyarakat bagi anak jalanan. Pada sisi lain mengarah pada pengakuan, tanggung jawab dan upaya warga masyarakat terhadap penanganan masalah anak jalanan. Dari uraian diatas, secara ringkas fungsi rumah singgah dapat disimpulkan sebagai tempat perlindungan dari berbagai bentuk kekerasan yang kerap menimpa anak jalanan dari kekerasan dan prilaku penyimpangan seksual ataupun berbagai bentuk kekerasan lainnya, sebagai tempat rehabilitasi yaitu mengembalikan dan menanamkan fungsi sosial anak, dan sebagai akses terhadap pelayanan, yaitu sebagai persinggahan sementara anak jalanan dan sekaligus akses kepada berbagai pelayanan sosial seperti pendidikan, kesehatan dll. c. Prinsip-Prinsip Rumah Singgah
Prinsip-prinsip Rumah Singgah disusun sesuai dengan karakterik pribadi maupun kehidupan anak jalanan. Prinsip-prinsip Rumah Singgah mendasari fungsi-fungsi dan proses pelaksanaan kegiatan yang meliputi: 7
7
Ibid.,h. 16-20.
16
1. Semi institusional Dalam bentuk semi institusional ini anak jalanan sebagai penerima pelayanan boleh bebas keluar masuk baik untuk tinggal sementara maupun hanya
mengikuti
kegiatan.Sebagai
perbandingan,
dalam
bentuk
institutional (panti) anak-anak ditempatkan dalam panti dalam suatu jangka waktu tertentu.Dalam bentuk non institutional, anak-anak tinggal dengan orang tuanya dan pemberi pelayanan mendatangi mereka at au anak mendatangi lembaga. 2. Pusat kegiatan Rumah Singgah merupakan tempat kegiatan, pusat informasi, dan akses seluruh kegiatan yang dilakukan di dalam maupun di luar Rumah Singgah. 3. Terbuka 24 jam Rumah Singgah terbuka 24 jam bagi anak. Mereka boleh datang kapan saja, siang hari maupun malam hari terutama bagi anak jalanan yang baru mengenal Rumah Singgah. Anak-anak yang sedang dibina atau dilatih datang pada jam yang telah ditentukan, misalnya paling malam jam 22.00 waktu setempat. Hal ini memberikan kesempatan kepada anak jalanan untuk memperoleh perlindungan kapanpun.Para pekerja sosial siap dikondisikan untuk menerima anak dalam 24 jam tersebut, oleh karena itu harus ada pekerja sosial yang tinggal di Rumah Singgah. 4. Hubungan informal (kekeluarga) Hubungan-hubungan yang terjadi di Rumah Singgah bersifat informal seperti perkawanan atau kekeluargaan.Anak jalanan dibimbing untuk merasa sebagai anggota keluarga besar dimana para pekerja sosial berperan sebagai teman, saudara/kakak atau orang tua.Hubungan ini membuat anak merasa diperlakukan seperti anak lainnya dalam sebuah keluarga dan merasa sejajar karena pekerja sosial menempatkan diri sebagai teman dan sahabat. Dengan cara ini diharapkan anak-anak mudah mengadukan keluhan, masalah, dan kesulitannya sehingga memudahkan penanganan masalahnya.
17
5. Bebas terbatas untuk apa saja bagi anak Di Rumah Singgah anak dibebaskan untuk melakukan apa saja, seperti tidur, bermain, bercanda, bercengkrama, mandi, dsb. Tetapi anak dilarang untuk perilaku yang negatif seperti berjudi, merokok, minuman keras, dan sejenisnya. Dengan cara ini diharapkan anak-anak betah dan terjaga dari pengaruh buruk. Peraturan dibuat dan disepakati oleh anak-anak. 6. Persinggahan dari jalanan ke rumah atau ke alternatif lain Rumah Singgah merupakan persinggahan anak jalanan dari situasi jalanan menuju situasi lain yang dipilih dan ditentukan oleh anak, misalnya kembali ke rumah, mengikuti saudara, masuk panti, kembali bersekolah, alih kerja di tempat lain, dsb.Pengertian persinggahan dari jalanan ke rumah singgah atau alternatif lainnya adalah sebagai berikut:
Anak jalanan boleh tinggal sementara untuk tujuan perlindungan, misalnya
karena
tidak
punya
rumah,
ancaman
di
jalanan,
ancaman/kekerasan dari orang tua, dll. Biasanya hal ini dihadapi anak yang hidup di jalanan yang tidak mempunyai tempat tinggal.
Pada saat tinggal sementara mereka memperoleh intervensi yang intensif dari pekerja sosial untuk menemukan situasi-situasi seperti tertera di atas, sehingga mereka tidak tergantung terus kepada Rumah Singgah.
Anak jalanan datang sewaktu-waktu untuk bercakap-cakap, istirahat bermain, mengikuti kegiatan, dll.
Rumah Singgah tidak memperkenankan anak jalanan untuk tinggal selamanya, misalnya karena tidak bayar.
Anak jalanan yang masih tinggal dengan orang tua atau saudaranya atau sudah mempunyai tempat tinggal tetap sendirian maupun berkelompok tidak diperkenankan tinggal menetapkan di Rumah Singgah, kecuali ada beberapa situasi yang bersifat darurat. Anak jalanan yang sudah mempunyai tempat tinggal tetap merupakan kondisi yang lebih bagus dibandingkan dengan mereka yang
18
membutuhkan Rumah Singgah sebagai tempat tinggal sementara, seperti kelompok anak yang hidup di jalanan. 7. Partisipasi Kegiatan yang dilaksanakan di Rumah Singgah didasarkan pada prinsip partisipasi
dan
memahami
kebersamaan.Pekerja
masalah,
merencanakan,
sosial dan
dengan
anak
merumuskan
jalanan kegiatan
penanganan. Dengan cara ini anak dilatih belajar mengatasi masalahnya dan
merasa
memiliki
atau
memikirkan
kegiatan-kegiatan
yang
dilaksanakan. 8. Belajar bermasyarakat Anak jalanan seringkali menunjukan sikap dan perilaku yang berbeda dengan norma masyarakat karena lamanya mereka tinggal di jalanan. Rumah Singgah ditempatkan di tengah-tengah masyarakat agar mereka kembali belajar norma dan menunjukan sikap dan perilaku yang berlaku dan diterima masyarakat. Dalam operasionalnya Rumah Singgah mempunyai prinsip-prinsip yang sesuai dengan karakteristik pribadi anak jalanan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan prinsip-prinsip tersebut adalah anak boleh keluar masuk (semi institusional), pusat informasi dan pusat kegiatan, terbuka 24 jam, hubungan bersifat kekeluargaan (informal), bermain dan belajar, tempat persinggahan dari situasi jalanan ke situasi lain yang dipilih dan terbaik untuk anak, partisipasi serta belajar bermasyarakat.
d. Program Rumah Singgah
Tahap-tahap pelayanan rumah singgah meskipun digambarkan secara linear, tidak berarti setiap anak mengikuti tahap-tahap tersebut seluruhnya. Secara praktis, mengacu pada kemampuan anak, proses yang mereka lewati dapat lebih cepat atau lambat. Tahap-tahap pelayanan rumah singgah dan program pelayanan dapat dilihat dalam gambar berikut: 8 8
Standar Pelayanan Sosial Anak Jalanan Melalui Rumah Singgah, op.cit.,h.19-20.
19
Gambar 2.1 Tahap-Tahap dan Program Pelayanan
Tahap-Tahap
Kondisi Anak
Pelayanan
Tahap I Outreach/ Penjangkauan
Anak Masih di Jalanan
Kunjungan lapangan, pemeliharaan hubungan, pembentukan kelompok, konseling, advocacy, mendampingi anak.
Tahap II Pengkajian Masalah
Masuk Rumah Singgah
Induksi peranan, pengisian file anak dan monitoring kemajuan anak
Tahap III Persiapan Pemberdayaan
Sikap dan Perilaku Normatif
Resosialisasi, bimbingan sosial, penyuluhan, permainan dan rekreasi
Tahap IV Pemberdayaan
Proses Mandiri dan Produktif
Pemberdayaan anak: Beasiswa, modal usaha, pelatihan keterampilan. Orang Tua: Modal Usaha
Tahap V Terminasi
Anak Keluar dari Rumah Singgah
Mandiri/produktif/alih kerja, menyatu dengan keluarga, boarding house/panti, peningkatan pengahasilan(ortu)
1) Tahap Pelayanan Rumah Singgah
Pelayanan rumah singgah terbagi menjadi beberapa tahap berikut ini: 9 1. Tahap I: Penjangkauan a. Secara intensif berlangsung pada tiga bulan pertama dan selanjutnya sesuai kebutuhan dan dapat menggunakan anak-anak jalanan lainnya. b. Para petugas turun ke jalanan/kantong sasaran, bertemu dan berkenalan dengan anak jalanan. c. Membuat pemetaan wilayah dan gambarkan keadaan anak jalanan.
9
Ibid.,h. 21-23.
20
d. Mengidentifikasi mereka secara kelompok seperti jenis kegiatan, asal daerah, kebiasaan dijalanan, dll. e. Membentuk kelompok-kelompok, memilih ketuanya dan anggota dengan jelas. f. Mensosialisasikan manfaat rumah singgah g. Menambahkan kepercayaan kepada pekerja sosial. 2. Tahap II: Mengkaji Permasalahan Anak a. Induksi peranan anak jalanan di rumah singgah b. Mengisi file anak c. Mendiskusikan permasalahan anak d. Mambahas
perkembangan
kemajuan
anak
sesuai
perubahan-
perubahan yang terjadi pada anak. 3. Tahap III: Persiapan Pemberdayaan a. Membuat rumah singgah sebagai suatu keluarga yang terbuka dan mau mendengar nasehat b. Membuat peraturan yang menyenangkan dan tidak memaksa anak c. Memberikan bimbingan sosial baik kasus maupun perilaku sehari-hari dengan cara dan metode yang menyenangkan d. Membuat jadwal pemeriksaan kesehatan setiap bulan e. Mengadakan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan anak seperti permainan, olahraga, kesenian, dll. f. Membagi penanganan anak jalanan oleh pekerja sosial. File untuk itu dapat dimintakan kepada petugas administrasi. g. Membuat persiapan-persiapan pada diri anak terhadap kegiatannya 4. Tahap IV: Rujukan Pemberdayaan a. Mengidentifikasi anak secara satu persatu berdasarkan kebutuhan pelayanan b. Menghubungi sumber-sumber yang diperlukan dan mendorong anak mendayagunakannya c. Menyiapkan anak memperoleh pelayanan tersebut d. Membuat kesepakatan dengan sistem sumber.
21
e. Mengantar anak memperoleh pelayanan f. Mendorong anak bertanggung jawab untuk melakukan kegiatan dan menerima pelayanan tersebut g. Memantau kemajuan anak selama memperoleh pelayanan dan membantu mengatasi kesulitan yang dihadapi. 5. Tahap V: Pengakhiran (Terminasi) Tahap pengakhiran berarti anak selesai menerima pelayanan. Ada beberapa keadaan akhir pada fase ini, yakni: a. Mandiri/ produktif/ alih kerja b. Anak kembali kepada keluarganya, panti atau lembaga pengganti. c. Anak masih di jalanan d. Masuk boarding house e. Anak masih dijalanan, namun mendapat pekerjaan yang lebih baik f. Peningkatan pendapatan bagi orang tuanya.
2) KegiatanRumah Singgah
1. Penjangkauan dan pendampingan di jalanan, meliputi: 10 a. Kunjungan lapangan dan perkenalan b. Pemeliharaan hubungan dengan anak c. Pembentukan kelompok di jalanan 2. Pengkajian Masalah, meliputi: a. Pengisian file profil anak b. Pengisian file monitoring perkembangan anak c. Pembahasan kasus 3. Resosialisasi, meliputi: a. Pengenalan peranan anggota rumah singgah b. Kegiatan keagamaan c. Pengajaran dan diskusi tentang norma sosial d. Permainan, pertunjukan seni dan olahraga 10
Ibid., h. 23-26
22
e. Membaca buku, majalah dan menonton televisi f. Bimbingan sosial perilaku sehari-hari g. Bimbingan sosial kasus h. Pemeliharaan kesehatan i.
Penyatuan kembali dengan keluarga
j.
Surat-menyurat dan kunjungan rumah kepada orang tua anak jalanan
k. Pertemuan dengan warga sekitar rumah singgah secara rutin maupun kegiatan bersana 4. Rujukan Pemberdayaan untuk Anak Jalanan a. Pendidikan melalui sekolah-sekolah seperti beasiswa, alat sekolah, bimbingan belajar, kejar paket A dan B, ujian persamaan b. Pelatihan anak jalanan untuk membekali anak berbagai hal dijalanan dan
mendidiknya
mampu
mengatasi
persoalan
dan
ancaman
dijalanan. c. Pelatihan-pelatihan untuk tingkatan remaja d. Pelayanan keterampilan kerja melalui lembaga pelatihan keterampilan seperti perbekalan, menjahit, sablon, mengemudi, elektro dan lainnya yang disesuaikan keadaan wilayah. e. Bantuan modal dan bimbingan usaha bagi anak baik di daerah asal maupun di kota secara perorangan atau berkelompok (KUBE) f. Membantu anak menemukan pekerjaan lain. Para pekerja sosial berhubungan dengan berbagi sumber dan membuka kesempatan kepada anak untuk memperoleh pekerjaan. 5. Pemberdayaan untuk Orang Tua Anak Jalanan, meliputi: a. Bimbingan
dan
penyuluhan
melalui
kunjungan
rumah,
surat
menyurat, mengundang mereka datang atau pada saat mereka datang kerumah
singgah.
Kegiatan
ini
dilakukan
perorangan
atau
berkelompok. Materi yang diberikan mengenai pengasuhan anak, nilai anak, cara mengatasi masalah anak, dll. b. Pemberian modal dan bimbingan usaha.
23
6. Terminasi (Pengakhiran Pelayanan) Terminasi dilakukan untuk mengakhiri proses penanganan anak jalanan. Setelah dapat di normalisasi di rumah singgah. Palayanan lanjutan untuk anak-anak sesudah terminasi adalah sebagai berikut: a. Kunjungan rumah, untuk tujuan: 1) Berkenalan dengan orang tua anak 2) Mengidentifikasikan mereka 3) Memantau anak-anak yang sudah pulang 4) Memberikan modal usaha kepada anak dan orang tua jika diperlukan b. Pemantauan, terhadap: 1) Anak yang masih mengikuti kursus keterampilan 2) Anak yang bersekolah 3) Anak yang alih kerja 4) Anak yang melakukan usaha 5) Orang tua yang telah memperoleh bantuan modal 6) Rujukan ke panti. 2. Pengelolaan Rumah Singgah a. Pengertian Pengelolaan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengelolaan berasal dari kata “kelola” yaitu mengendalikan, menyelenggarakan, mengurus. 11 Didefinisikan juga pengelolaan adalah langkah-langkah yang dilakukan dengan cara apapun yang mungkin, guna untuk membuat data yang dapat dipergunakan bagi suatu maksud tertentu.12 Pengelolaan mempunyai arti:13
11
Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 623
12
Aliminsyah, Kamus Istilah Manajemen (Bandung: CV Yrama Widya, 2004), h. 232 13
Inggris-Indonesia,
Indonesia-Inggris.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1988.h. 625
24
a. Proses, cara, perbuatan mengelola. b. Proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakan tenaga orang lain. c. Proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi. d. Proses yang membalikkan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan. Pengelolaan juga berarti proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakan tenaga orang lain. Kegiatan-kegiatan itu adalah antara lain menentukan kebijakan, membuat rencana, membagi-bagi tugas, menyusun aturan pelaksanaan, mengawasi dan membimbing pelaksanaan dan penilaian yang menuju kepada keberhasilan dari suatu usaha. Menurut Suharsimi Arikunto pengelolaan merupakan terjemahan dari kata “management ”. Terbawa oleh derasnya arus penambahan kata pungut ke da lam Bahasa Indonesia, istilah Inggris tersebut lalu di Indonesiakan menjadi “manajemen” atau “menejemen”14 Lebih rinci lagi menurut Winarno Hamiseno yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto, pengelolaan adalah substantifa dari mengelola. Sedangkan mengelola berarti suatu tindakan yang dimulai dari penyusunan data, merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan sampai dengan pengawasan dan penilaian. Dijelaskan selanjutnya bahwa pengelolaan menghasilkan sesuatu dan sesuatu itu dapat
merupakan
sumber
penyempurnaan
dan
peningkatan
pengelolaan
selanjutnya.15 Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah suatu pekerjaan menyelenggarakan, mengurus, mengatur pekerjaan sehingga terlaksana dengan efektif dan efisien guna mencapai tujuan tertentu. Pengelolaan
berfungsi
sebagai
acuan
rumah
singgah
dalam
mengukur,
mengevaluasi dan merevisi kegiatan-kegiatan yang dianggap perlu. Pada pengelolaan
rumah
singgah
didalamnya
14
memerlukan
perencanaan,
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), Cet. IV, h. 7. 15
Suharsimi Arikunto, op. cit., h.8.
25
pengorganisasian,
pengendalian
(pengawasan
dan
monitoring)
dan
pengevaluasiansegala upaya dalam mendayagunakan sumber daya manusia dan non manusia agar dapat tercapai tujuan secara efektif dan efisien. Abdul Malik mengutip pendapat yang dikemukakan oleh Warren Bennis & Robert Townsend bahwa Mengelola suatu organisasi atau lembaga sangat ditentukan oleh kepercayaan dalam kepemimpinan.Saling percaya dapat mengikat pemimpin dan yang dipimpin menjadi satu.Kepercayaan tidak bisa diberi atau diperintahkan, tetapi tumbuh secara alamiah.Yang dapat dilakukan adalah menampakkan kepercayaan tersebut melalui empati, wawasan dan fokus yang jelas, memberikan kekuasaan dan wewenang.16 Profesionalisme pengelolaan suatu organisasi/lembaga sosial dilihat dari pelaksanaan fungsi-fungsi pengelolaan itu sendiri bukan pada kegiatan pelayanan terhadap sasaran walaupun pada akhirnya profesionalitas pengelolaan akan memberikan pelayanan prima pada sasaran.
b. Tujuan Pengelolaan
Tujuan pengelolaan adalah agar segenap sumber, peralatan atausarana yang ada dalam suatu organisasi dapat digerakan sedemikian rupa sehingga dapat menghindarkan dari segenap pemborosan waktu, tenaga,materi guna mencapai tujuan yang diinginkan. 17Pengelolaan dibutuhkan dalam semua organisasi,karena tanpaadanya pengelolan atau manajemen semua usaha akan sia-sia danpencapaian tujuan akan lebih sulit. Disini ada 3 alasan diperlukannya pengelolaan: 18 1. Untuk mencapai tujuan. Disini pengelolaan dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan pribadi. 2. Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Pengelolaan dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan 16
A bdul Malik, “Manajemen Sosial Rumah Singgah” , Tesis pada Pascasarjana UI, Jakarta, 2001, h. 164, tidak dipublikasikan 17
Rochmatun, Tujuan Pengelolaan Pembelajaran, 2012 (http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2258046-tujuan-pengelolaan-pembelajaran) 18
Ibid
26
antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan- kegiatan yang saling bertentangan dari pihak yang berkepentingan dalam suatuorganisasi ataupun sekolahan. Seperti kepala sekolah, guru, siswa, pegawai dan wali murid. 3. Untuk mencapai efisien dan efektivitas. Suatu kerja organisasi dapatdiukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umumyaitu efisien dan efektivitas.
c. Strategi Pengelolaan
Menurut hasil penelitian Dwi Astuti dalam penelitian Manajemen Rumah Singgah se-Jawa Timur, dalam hal pelaksanaan pengelolaan rumah singgah harus menjalankan unsur perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan evaluasi. 19 Adapun fungsi pengelolaan yang dapat digunakan dalam pengelolaan Rumah Singgah, yaitu:
1) Perencanaan (Planning)
Salah satu definisi klasik tentang perencanaan yang di tulis oleh Sondang P.
Siagian
mengatakan
bahwa
perencanaan
pada
dasarnya
merupakan
pengambilan keputusan sekarang tentang hal-hal yang akan di kerjakan di masa depan.20 Ada yang merumuskan dengan sangat sederhana, misalnya perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan.21 Sedangkan Nanang Fattah mengemukakan bahwa “perencanaan pendidik sebagai keputusan yang diambil untuk melakukan tindakan selama waktu tertentu (sesuai dengan jangka waktu perencanaan) agar penyelenggaraan sistem
19
Dwi Astuti, Penelitian Rumah (www.damandiri.or.id/file/dwiastututiunairbab2.pdf)
Singgah
Se-Jawa
Timur ,
20
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara,
2000), h. 41. 21
M. Manullang, Dasar-dasar Manajemen, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), cet XXI, h. 9.
27
pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien, serta menghasilkan lulusan yang lebih bermutu, dan relevan dengan kebutuhan pembangunan.” 22 Dari beberapa definisi menurut para ahli yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan langkah awal yang di tempuh oleh sebuah lembaga pendidikan agar penyelenggaraan sistem pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien.perencanaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Maka dari itu sebuah lembaga atau organisasi harus melaksanakan perencanaan yang matang sebelum melaksanakan fungsi manajemen yang lainnya, agar hasil yang di dapatkan maksimal dan efisien sesuai dengan tujuan organisasi. Selanjutnya Nanang Fattah juga menyebutkan bahwa dalam setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang meskipun dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya dalam proses perencanaan. Ketiga kegiatan itu adalah:23 a. Perumusan tujuan yang ingin dicapai b. Pemilihan program untuk mencapai tujuan itu c. Identifikasi dan pengerahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas.
2) Pengorganisasian (Organizing)
Setelah
perencanaan
dilakukan
tahap
yang
berikutnya
adalah
pengorganisasian, pengorganisasian adalah suatu gerak langkah menuju kearah pelaksanaan rencana yang telah disusun sebelumnya. Menurut Husaini Usman bahwa yang disebut organisasi ialah proses kerjasama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan secara ef ektif dan efisien.24 Sedangkan menurut Manullang pengorganisasian dapat dirumuskan sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam mengelompokkan orang-orang 22
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), cet. XI, h. 50. 23
Nanang Fattah, op.cit., h. .49
24
Husaini Usman, “ Manajemen, Teori, Praktik & Riset Pendidikan” (Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2008), h. 61.
28
serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan terciptanya aktivitas-aktivitas yang berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu. 25 Sudjana mengemukakan bahwa pengorganisasian pendidikan luar sekolah adalah kegiatan bersama orang lain dan/atau melalui orang lain, untuk memilih dan menyusun sumber daya manusia dengan dukungan fasilitas, alat dan biaya, yang mampu melaksanakan program yang telah direncanakan. 26 Ernest Dale memberikan pengorganisasian sebagai sebuah proses yang berlangkah jamak. Proses pengorganisasian itu digambarkan sebagai berikut: 27 Gambar 2.2 Proses Pengorganisasian
1. Pemerincian pekerjaan 2. Pembagian Kerja 3. Penyatuan
Pekerjaan
4. Koordinasi Peker aan 5. Monitoring dan Reorganisasi
Pengorganisasian merupakan faktor yang sangat menentukan dan erat kaitannya dengan perencanaan yang telah menjadi patokan untuk pencapaian tujuan yang telah di tetapkan. Meskipun para ahli manajemen memberikan definisi yang berbeda-beda tentang organisasi, namun intisarinya sama yaitu bahwa organisasi merupakan proses kerjasama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
25
M. Manullang, op. cit., h. 10.
26
D. Sudjana, Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar Sekolah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Bandung: Penerbit Falah Production, 2000), h. 9. 27
Nanang Fatah, op.cit., h. 71-72.
29
3) Pengendalian
Dalam buku “Pedoman Pelayanan Sosial Anak Jalanan”, pengendalian merupakan proses dari serangkaian kegiatan serta kontrol yang dimulai dari penyusunan kebijakan.28Sedangkan dalam buku “Pedoman Pelayanan Sosial Anak Terlantar ”, pengendalian adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus terhadap keseluruhan kegiatan pemberian pelayanan sosial terhadap anak terlantar berbasis keluarga dan masyarakat.29 Sistem
pengendalian
Rumah
Singgah
terdiri
dari
supervisi
dan
monitoring:30 1) Supervisi Dalam buku Sudjana dikemukakan bahwa supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.31 Sedangkan supervisi rumah singgah adalah kegiatan untuk membimbing dan mengarahkan para pelaksana rumah singgah mengenai proses dan tugas sehari-hari baik dalam administrasi kantor maupun pelayanan. 32 Dapat disimpulkan bahwa supervisi rumah singgah adalah kegiatan untuk membimbing dan mengarahkan para pelaksana rumah singgah agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif serta dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.
28
Pedoman Pelayanan Sosial Anak Jalanan Berbasis Panti, (Jakarta: Direktorat Pelayanan Sosial Anak, Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Departemen Sosial RI, 2007), h. 39. 29
Pedoman Pelayanan Sosial Anak Terlantar, (Jakarta: Direktorat Pelayanan Sosial Anak, Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Departemen Sosial RI, 2008), h. 45. 30
Pedoman Penyelenggaraan Pembinaan Anak Jalanan Melalui Rumah Singgah,op.cit.,h. 60. 31
D. Sudjana, op. cit., h. 237.
32
Pedoman Penyelenggaraan Pembinaan Anak Jalanan Melalui Rumah Singgah, loc.cit.
30
2) Monitoring Monitoring adalah pengawasan secara terus menerus terhadap pelaksanaan suatu kegiatan yang berusaha menjamin bahwa penyediaan input, jadwal kerja, output yang ditargetkan dan hal-hal lain yang diperlukan berjalan sesuai rencana.33 Hasil monitoring dimaksudkan untuk memperingatkan manajemen akan masalah-masalah dalam pelaksanaan proyek, khususnya yang yang bersifat fisik. 34 Dengan demikian monitoring memberikan gambaran tentang perkembangan baik dalam pelaksanaan program maupun kemajuan anak jalanan dan membuat prediksi sejauhmana program tersebut dilaksanakan.
4) Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses menetapkan atau menilai secara sistematis dan subjektif mungkin relevansi, efektivitas dan dampak dari kegiatan-kegiatan. Evaluasi adalah suatu proses belajar dan alat manajemen yang berorientasi pada tindakan dan merupakan proses dalam organisasi untuk memperbaiki kegiatankegiatan yang masih dalam proses atau untuk perencanaan di masa mendatang atau untuk keperluan pengambilan keputusan. 35 Evaluasi merupakan kegiatan penting untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai, apakah pelaksanaan program sesuai dengan rencana, dan/ atau dampak apa yang terjadi setelah program dilaksanakan. Tujuan penilaian program berfungsi sebagai pengarah kegiatan penilaian dan sebagai acuan untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas kegiatan penilaian program. 36
33
Modul Pelayanan Sosial Anak Jalanan Berbasis Panti, (Jakarta: Direktorat Pelayanan Sosial Anak, Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Departemen Sosial RI, 2006) , 2006) , h. 20. 34
Ibid,.h. Ibid,.h. 21.
35
D. Sudjana, op. cit.,h. cit.,h. 20.
36
Ibid., h. Ibid., h. 270.
31
Setiap pelayanan yang diberikan perlu diadakan evaluasi agar dapat diketahui hasil yang telah dicapai, dan untuk selanjutnya dapat disusun rencana tindak lanjut. Berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka evaluasi adalah: 37 1) Menyusun rencana evaluasi, termasuk menyusun format evaluasi. 2) Melaksanakan evaluasi sesuai rencana dari segi waktu, pelaksanaan maupun cakupannya. 3) Merumuskan hasil evaluasi dan membahasnya dengan semua unsur yang terlibat dalam upaya pelayanan, guna merumuskan rencana tindak lanjut. B. Penelitian yang Relevan
Terdapat beberapa penelitian yang relevan mengenai rumah singgah, yaitu sebagai berikut: Pertama, dalam penelitian yang dilakukan oleh Abdul Malik yang berjudul Manajemen Sosial Rumah Singgah. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa pengelolaan Rumah Singgah dipengaruhi beberapa unsur yang saling terkait satu sama lainnya. Unsur-unsur tersebut meliputi: latar belakang LSK sebagai lembaga yang mendirikan Rumah Singgah, model manajemen yang dikembangkan, tenaga pengelola sebagai pelaksana, komunitas dan sumber-sumber setempat, serta pedoman atau petunjuk teknis yang ditetapkan. Berdasarkan hasil dan temuan penelitian tersebut penulis mengajukan suatu model pengembangan Rumah Singgah yang berbasis komunitas lokal. Komunitas lokal dapat terlibat mulai dari gagasan pendirian Rumah Singgah, persiapan-persiapan pelaksanaan sampai pada tahap pengawasan dan pengendalian, serta ikut bertanggung jawab akan kelangsungan dimasa yang akan datang. Diharapkan dengan model ini rumah singgah mempunyai basis yang kuat untuk melaksanakan misinya dan tidak terbatas pada proyek yang bersifat jangka pendek. 38 Kedua, dalam penelitian yang dilakukan oleh Alwi Alimuddin yang berjudul Peranan Rumah Singgah dalam Membina Anak Jalanan di DKI Jakarta. J akarta. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa berdasarkan pembentukannya, 37
Modul Pelayanan Sosial Anak Jalanan Berbasis Panti, op.cit., h. 11.
38
Abdul Malik, op. cit., cit., h. iii.
32
Rumah Singgah Insan Mandiri telah berhasil mencapai tujuan dari apa yang diharapkan dalam rangka pembinaan anak jalanan, 26 orang sudah tidak dijalan lagi, ada 5 orang dibina ke panti sosial Bambu Apus, 4 orang dibina ke Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama Lima Duren Sawit, 34 orang sedang mengikuti pelatihan. Keberadaan Rumah Singgah Insan Mandiri dapat mendidik dan mengembangkan moral anak jalanan menjadi warga masyarakat yang produktif dan berguna sehingga mampu memberikan kontribusi terhadap ketahanan wilayah DKI Jakarta.39 Ketiga, dalam penelitian yan dilakukan oleh Siti Aminatun Istianah yang berjudul Pendidikan Nonformal Sebagai Alternatif Pembinaan Anak Jalanan (Studi Kasus di Yayasan Bina Insan Mandiri Depok). Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa: pertama, terdapat tiga cara atau strategi yang digunakan oleh YABIM dalam pembinan anak jalanan, yaitu: Melalui Rumah Singgah, Turun langsung ke jalan dan melibatkan masyarakat dala menyelenggarakan program pendidikan dan keterampilan. Kedua, program pendidikan yang diselenggarakan di YABIM, yaitu jalur pendidikan formal terdapat jenjang SMP dan SMA dan jalur pendidikan nonformal dengan mengusung Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebagai satuan pendidikannya menyelenggarakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pendidikan kesetaraan (Paket A setara SD, Paket B setara SMP dan Paket C setara SMA). Selain itu, pendidikan kecakapan hidupnatau lifeskill seperti: sablon, elktro dan service handphone. Ketiga, tingkat keberhasilan YABIM dalam melakukan pembinaan terhadap anak jalanan tidak hanya dapat dilihat melalui study lanjut, jumlah prestasi yang pernah diraih dan keterserapan di dunia kerja melainkan perubahan tingkah laku kea rah yang lebih baik, seperti: melakukan sholat 5 waktu, pola hidup bersih dan mengurangi
39
Alwi Alimuddin, “Peranan Rumah Singgah dalam Membina Anak Jalanan di DKI Jakarta)” Jakarta)”.. Tesis pada Pasca Sarjana Universitas Indonesia, Jakarta, 2007, h. i, Tidak dipublikasikan.
33
aktivitas di jalan, karena itu merupakan tujuan YABIM dalam melakukan pembinaan terhadap anak jalanan.40 Ketiga, dalam penelitian yang dilakukan oleh E. Sri Nurhilmi yang berjudul Manajemen Rumah Singgah dalam Membina Anak Jalanan.Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa pelaksanaan manajemen Rumah Singgah Akur
Kurnia
menjalankan
penggerakan/motivasi,
unsur-unsur pembinaan,
perencanaan,
pengorganisasian,
penilaian/evaluasi
dan
pengembangan.Terdapat faktor pendukung yaitu dedikasi dari Sumber Daya Manusia yang dimiliki. Pelaksanaan pembinaan anak jalanan di Rumah Singgah Akur Kurnia meliputi; Pendidikan nonformal (Pendidikan kesetaraan Paket A, B dan C), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pendidikan agama (Baca tulis Alqur’an), keterampilan (Las, Komputer dan W irausaha), Persatuan sepak bola Akur Kurnia.41 C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang pernah dilakukan, membina anak jalanan merupakan usaha yang cukup berat.Banyak faktor eksternal yang cukup dominan mempengaruhi tingkah laku mereka seperti temanteman, tuntutan ekonomi dan lain sebagainya.Usaha-usaha dalam membina anak jalanan ini yang pernah dilakukan tidak pernah maksimaldan belum sesuai dengan yang diharapkan oleh lembaga-lembaga yang kompeten, sebab banyak faktor eksternal dan internalyang mempengaruhi terhadap keberhasilan dalam membina anak jalanan ini. Rumah SinggahMaster Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) merupakan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) yang sudah cukup lama berpartisipasi dalam
40
Siti Aminatun Istianah, “Pendidikan Nonformal “Pendidikan Nonformal Sebagai Alternatif Pembinaan Anak Jalanan (Studi Kasus di Yayasan Bina Insan Mandiri Depok)”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2013, h.i, tidak dipublikasikan. 41
E. Sri Nurhilmi, “Manajemen Rumah Singgah dalam Membina Anak Jalanan (Studi Rumah Singgah Akur Kurnia Kramat Jati Jakarta Timur)”, SkripsiUIN SkripsiUIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2009, h.iii, tidak dipublikasikan.
34
menangani anak-anak yang kurang beruntung seperti anak jalanan, pengamen, anak-anak pemulung, tukang semir sepatu dan polisi cepe. Rumah SinggahMaster Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) diharapkan dapat memenuhi kebutuhan mendapatkan pendidikan yang layak seperti anakanak pada umumnya dan mengembalikan anak-anak jalanan itu kembali pada kehidupan normal seperti anak-anak lain yang sebaya dengan mereka. Apakah aktivitas yang dilakukan oleh Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) sesuai dengan harapan yang mereka cita-citakan atau tidak?Untuk itu perlu adanya penelitian. D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana keadaan sarana dan prasarana yang ada di Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)? 2. Bagaimana tipe-tipe/karakteristik anak jalanan yang tinggal di Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)? 3. Bentuk-bentuk aktivitas apa saja yang Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) dalam membina anak jalanan? 4. Potensi, kelemahan, peluang dan hambatan apa saja yang dihadapi Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) dalam membina anak jalanan?
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri yang terletak di Jalan Margonda Raya No.58 Kelurahan Depok Kecamatan Pancoran Mas Terminal Terpadu Kota Depok. 2. Waktu Penelitian
Proses penelitian dilakukan secara bertahap mulai dari pengajuan judul, pengajuan proposal, perencanaan dan persiapan instrumen, uji coba instrumen penelitian yang dilanjutkan dengan pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian. Dan retang waktu yang dibutuhkan secara keseluruhan sampai terselesaikan skripsi ini selama 14 (empat belas) bulan, mulai pada bulan Desember 2012 sampai bulan Januari 2014. Tabel 3.1 Waktu Kegiatan Penelitian Waktu No
Jenis Kegiatan Des
1 2 3 4 5 6 7
Jan
Feb
Mar
Observasi Awal Tempat Penelitian Pengajuan Proposal Seminar Proposal Acc Proposal Skripsi Bimbingan dan konsultasi I Pencarian Referensi Bimbingan Skripsi Bab 1-3
35
AprAgust
Sept
Okt
Nov
Des
Jan
36
8 9 10 11 12
Pelaksanaan Penelitian Mengolah Data Bimbingan Skripsi Bab 4-5 Uji Referensi Sidang Skripsi/ Munaqosah
B. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi. 1 Penggunaan metodologi ini dimaksudkan untuk menentukan data valid, akurat, dan
signifikan
dengan
permasalahan,
sehingga
dapat
digunakan
untuk
mengungkapkan permasalahan yang diteliti. Dilihat dari tujuan penelitian, fokus penelitian ini adalah mengamati, dan melihat bagaimana pengelolaan program rumah singgah di Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM). Dengan demikian penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian kualitatif. Dengan pendekatan tersebut diharapkan dapat diperoleh pemahaman dan penafsiran yang mendalam mengenai makna, kenyataan, dan fakta yang relevan. Dalam penelitian ini, sasaran yang hendak dicapai adalah untuk mendeskripsikan, memahami dan memaknai sistem pengelolaan program rumah singgah di Master Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM). Metode penelitian kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) melalui pengamatan, wawancara atau penelaahan dokumen. 2 Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor, metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan
1
Adi Prastowo. Memahami Metode-Metode Penelitian. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
2011).h.8. 2
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. (Bandung: Alfabeta, 2010), cet X. h.15.
37
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau pelaku yang dapat diamati. 3 Oleh sebab itu, berdasarkan pada kajian teori dan kerangka berfikir yang telah dipaparkan didepan, untuk mendapatkan data yang akan mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan maka jenis penelitian yang dianggap tepat adalah penelitian kualitatif deskriptif analisis.
C. Sumber Data
Adapun sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah s ebagai berikut: a. Sumber Data Primer Sumber data primer adalah sumber yang memberikan data langsung dari sumber utama dalam penelitian ini. Adapun yang dimaksud dengan sumber data primer adalah kepala rumah singgah dan guru/tutor yang aktif membina anakanak jalanan di Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM). b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder adalah sumber data pendukung atau penunjang dalam penelitian ini. Adapun sebagai data penunjang peneliti adalah dokumen atau catatan dan foto dokumentasi kegiatan di Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM), serta studi literatur yang berkaitan dengan penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik merupakan alat bantu atau cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi data. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.4 Penulis terjun kelapangan dengan mendatangi lokasi 3
2009), h.3.
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
38
penelitian di Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) untuk memperoleh data dan informasi tentang pengelolaan program rumah singgah Master dan tingkat keberhasilan program rumah singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) dalam membina anak jalanan. 2. Wawancara Metode wawancara adalah metode yang dilakukan melalui dialog secara langsung antara pewawancara dengan terwawancara untuk memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan. 5 Selain menyebar angket untuk guru, penulis juga melakukan wawancara kepada Kepala Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri Depok. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui tentang profil Rumah Singgah Mast er Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) serta pengelolaannya dalam melaksanakan pembinaan terhadap anak jalanan. Pedoman
wawancara
digunakan
untuk
mengingatkan
interviewer
mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau belum. Dengan pedoman demikian interviewer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan di jabarkan secara konkrit. Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Kepala Rumah Singgah Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) Depok No. Item Jumlah Variabel Indikator Item 3 4 1 2
Pelaksanaan
Pemaparan profil Rumah Singgah
Pengelolaan
Yayasan Bina Insan Mandiri Depok
Rumah Singgah
Mengelola Rumah Singgah
Dalam Membina
Yayasan Bina Insan Mandiri Depok
Anak Jalanan
Mengelola keuangan
4
1, 2, 3, 4, 19, 20
6
5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14
10
15, 16, 17, 18
4
Husaini Usman dan Purnomo, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000), h. 54. 5 Sugiyono, op.cit., h. 231
39
3. Angket Angket yang digunakan adalah angket tertutup yaitu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan sudah ada yang disediakan dan responden tinggal memilih. Angket ini berjumlah 5 kategori soal dibagikan kepada guru/tutor yang aktif membina anak jalanan di Rumah Singgah Yayasan Bina Insan Mandiri. Angket ini berisikan pertanyaan mengenai pelaksanaan pengelolaan Rumah Singgah Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM). Berikut kisi-kisi i nstrumen:
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Angket Variabel
Indikator
1
2
Jumlah Item 3
Pelaksanaan Pengelolaan
Sarana dan prasarana
17
Rumah Singgah Dalam
Karakteristik anak jalanan
3
Membina Anak Jalanan
Materi pelajaran (dominan)
5
Perhatian terhadap pelajaran
5
Analisis SWOT
5
4. Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, agenda dan sebagainya. 6 Pengumpulan dokumen yang dilakukan yaitu dengan cara mengamati tentang pengelolaan Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) seperti: jumlah guru, murid, struktur dan dokumentasi foto kegiatan resosialisasi yang pernah dilakukan.
6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 231.
40
E. Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan & Biklen, Analisis Data Kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilahmilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. 7 Berdasarkan hal tersebut maka metode analisa yang digunakan adalah metode deskripsi analisis yakni dengan cara mengumpulkan data kemudian menyusun, menyajikan, baru kemudian menganalisis untuk mengungkapkan arti data
tersebut.
Pada
saat
menganalisa
data
hasil
observasi,
peneliti
menginterpretasikan catatan lapangan yang ada kemudian menyimpulkannya. Setelah itu peneliti menganalisa pada data tersebut. Dalam pengelolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut: a. Editing Mengedit dengan memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data. Angket yang telah diisi oleh responden dan di kembalikan kepada penulis, kemudian segera diperiksa satu persatu angket yang dikembalikan dari nomor satu sampai nomor terakhir. b. Tabulasi Tabulasi ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran frekuensi dalam setiap item yang penulis kemukakan. Untuk kemudian dibuatlah tabel yang berbentuk kolom untuk mewakili setiap bagian angket. c. Prosentase Angket prosentase di peroleh dengan cara frekuensi jawaban di bagi jumlah responden dikalikan 100% dengan rumus statistik (prosentase) sebagai berikut:8
7
Lexy J. Moleong, op.cit., h. 248.
8
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), h. 43.
41
P
Keterangan:
P
= Prosentase jawaban
F
= Frekuensi
N
= Number of acses (responden)
100 = Bilangan tetap (rumus prosentase)
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Rumah Singgah Master
Rumah singgah Master merupakan lembaga yang memberikan naungan bagi para anak jalanan dan orang-orang yang tidak mampu untuk diberi penghidupan dan pendidikan yang layak. Rumah singgah adalah suatu wahana yang dipersiapkan sebagi perantara anak jalanan dengan pihak-pihak yang akan membantu mereka. Rumah Singgah Master berada dibawah naungan Yayasan Bina Insan Mandiri, yayasan ini beralamat di Jalan Margonda Raya No.58 Kelurahan Depok Kecamatan Pancoran Mas Terminal Terpadu Kota Depok. Awalnya lembaga ini memanfaatkan sebagian tempat di Masjid Terminal untuk kegiatan belajar mengajar dan menampung anak jalanan, maka lembaga ini lebih dikenal dengan sebutan Sekolah Master (Masjid Terminal). Master inilah yang menjadi cikal bakal Yayasan Bina Insan Mandiri. Yayasan ini berdiri di atas lahan 3500 meter persegi. Tanah ini merupakan tanah hibah dan wakaf dari masyarakat dan donatur yang diamanahkan ke Yayasan Bina Insan Mandiri untuk mengelolanya. Yayasan ini berdiri pada tanggal 28 Oktober 2000 bertepatan dengan hari sumpah pemuda, melalui ide dan pemikiran bapak Nurrohim dan para aktivis, remaja, mahasiswa yang peduli dengan melihat adanya anak jalanan yang terlantar. Dengan modal yang dimiliki, beliau mendirikan sebuah yayasan yang menampung anak-anak jalanan dan memberikan mereka pendidikan dan keterampilan. Yayasan Bina Insan Mandiri ini memiliki banyak program diantaranya Rumah Singgah yang merupakan program dari divisi sosial, hukum dan kesehatan. Divisi-divisi yang ada pada dasarnya saling berhubungan antara divisi satu dengan yang lainnya.
42
43
Anak-anak yang dibina di rumah singgah Master mengikuti program pembinaan di sekolah
Master. Sekolah ini merupakan sekolah yang didirikan
khusus untuk kaum pinggiran atau marginal. Mereka yang mendaftar masuk ke sekolah ini adalah anak-anak jalanan, seperti pedagang asongan, pemulung dan pengamen serta anak-anak dhuafa dan yatim. Setiap siswa-siswi yang masuk sekolah ini tidak dipungut bayaran sepeser pun alias gratis. Sekolah Master di bentuk sebagai sebuah keprihatinan terhadap pendidikan terutama kaum miskin dan anak-anak jalanan. Berawal dari emperan mesjid, Berangkat dari sebuah keyakinan dimana masih banyak orang bingung untuk bersekolah dan banyak pula yang putus sekolah, jadi pendidikan ini belum merata, belum bisa dijangkau, belum bisa diakses oleh semua anak-anak. Wujud keprihatinan tersebut kehadiran master ini bagaimana melayani yang tidak terlayani, menjangkau yang tidak terjangkau. Nurrohim yang berlaku sebagai arsitek dari berdirinya Sekolah Master, ia melihat banyak anak- anak usia sekolah yang tidak sekolah dan hidup di jalanan. Padahal mereka mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Keprihatinan Nurrohim sendiri tidak terlepas dari latar belakang kehidupannya yang tidak jauh berbeda dengan anak jalanan. Ia pernah tumbuh di lingkungan pasar akibat korban perceraian orang tuanya. Setelah mereka bercerai ia dimasukkan ke pesantren oleh kakek neneknya untuk menyelamatkan masa depannya. Keprihatinannya bertambah
ketika anak-anak
jalanan yang dia temui
tidak dididik, tidak diarahkan ke bangku sekolah, sehingga bisa dibayangkan masa depan anak tersebut akan terus suram. Banyak anak miskin dan anak jalanan yang menjadi korban seks bebas, perdagangan anak, kekerasan anak dan korban eksploitasi. Itu tidak terlepas dari kurangnya pendidikan yang diberikan. Dari pengalaman pribadinya yang tumbuh di jalanan, Nurohim
ingin
berbagi. Ia sadar bahwa pendidikan itu punya arti cukup besar, punya andil dalam masa depan anak. Bahkan pendidikan dapat memutus mata rantai kemiskinan. Pendidikan harus dikedepankan diantara yang lainnya mulai dari lingkungan keluarga atau rumah tangga sampai tingkatan negara.
44
Jika di lingkungan keluarga, perhatian pendidikannya cukup bagus maka anak-anak akan terlindungi dan masa depannya juga lebih bagus. Anak-anak adalah calon penerus generasi bangsa, merekalah yang akan melanjutkan kepemimpinan masa depan. Untuk itu, Nurohim bercita-cita setiap anak-anak harus tumbuh jadi orang hebat, pendidikannya harus bagus. Tidak boleh pendidikan itu terputus
hanya sampai SD atau SMP.
Diharapkan, kehadiran
Sekolah Master menjadi jembatan bagi anak-anak putus sekolah
untuk
melanjutkan sekolahnya. Dengan motivasi yang kuat untuk membentuk masyarakat yang cerdas, mandiri, kreatif dan berbudi pekerti yang luhur PKBM Bina Insan Mandiri memberikan pendidikan gratis bagi para dhu'afa melalui pendidikan kesetaraan. Kehadiran PKBM Bina Insan Mandiri telah menyelamatkan pendidikan siswasiswi yang terancam tidak dapat melanjutkan pendidikannya.dasar dan menengah. Suasana belajar di Sekolah Masjid Terminal sangat berbeda dengan sekolah umum lainnya. Sekolah Masjid Terminal atau yang lebih dikenal dengan singkatan Master ini adalah sekolah gratis yang memang diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga dhuafa. Tak heran banyak anak-anak yang bersekolah adalah anak-anak jalanan atau anak-anak terminal yang sering kali sulit diatur. Sekolah Masjid Terminal Depok atau yang bernama resmi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Depok ini mengajarkan program Paket A, paket B dan Paket C mulai dari TK, SD, SMP dan SMA, serta berbagai kursus secara gratis kepada masyarakat. Mengingat perkembangan sekolah master yang semakin pesat, akhirnya pada tahun 2006 diresmikanlah Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) sebagai lembaga yang menaungi sekolah Master.dimana awalnya Nurrohim hanya berfikir yang terpenting adalah kaum marginal ini mendapatkan layanan pendidikan, akan tetapi sekarang harus melegalkan kegiatan-kegiatannya karena jika ingin bekerjasama dengan lembaga pemerintahan atau perusahaan, maka harus mengikuti ujian nasional sehingga sekarang harus berfikir realistis untuk menyelamatkan warga belajar agar dapat memperoleh ijazah.
45
2. Identitas Lembaga Yayasan Bina Insan Mandiri
Yayasan Bina Insan Mandiri adalah yayasan independen yang bergerak di bidang pendidikan, sossial, dakwah, ekonomi kerakyatan, serta pemberdayaan sosial bagi anak jalanan dan kaum du’afa yang terletak di kawasan strategis kota Depok. Nama Yayasan : Yayasan Bina Insan Mandiri Alamat
: Jalan Margonda Raya No.58 Kelurahan Depok Kecamatan Pancoran Mas Terminal Terpadu Kota Depok Kode Pos 16431 Jawa Barat
No. Telp/ HP : (021) 77211501 / 021-92612047 Akta Notaris
: Dwi Priharyanto S.H, No: 2 Tanggal 2 Februari 2005 1
3. Visi dan Misi Rumah Singgah Master
Dalam melaksanakan program-program pembinaaan anak jalanan, Rumah singgah Master memiliki visi dan misi sama seperti Yayasan Bina Insan Mandiri, yaitu sebagai berikut:2 a. Visi Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) “Mewujudkan Masyarakat Cerdas Mandiri Kreatif dan Berbudi Pekerti Luhur” b. Misi Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) 1. Menyiapkan masyarakat yang mandiri, handal melalui keterampilan tepat guna dan berhasil guna berdasarkan nilai-nilai kemandirian dan kemanusiaan. 2. Menyelenggarakan
pendidikan
gratis
dan
berkualitas
sehingga
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia sebagai pendukung kemandirian.
1
Profil Yayasan Bina Insan Mandiri
2
Profil Yayasan Bina Insan Mandiri
46
4. Keadaan Guru dan Siswa a. Keadaan Guru
Tutor atau relawan yang membina anak-anak jalanan di rumah singgah merupakan tutor atau relawan di Yayasan Bina Insan Mandiri. Jumlah tutor dan relawan yang memberikan pengajaran serta pembinaan di Yayasan Bina Insan Mandiri pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 120 orang. 3 Tetapi berdasarkan data yang sudah tercatat jumlah tutor dan relawan berjumlah 52 orang yang terdiri dari 34 orang tutor tetap dan 18 orang relawan. 4 Tabel 4.1 Jumlah Tutor Tetap dan Relawan di Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) No
Status
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
Prosentase
1
Tutor Tetap
17
17
34
70 %
2
Relawan
5
13
18
30 %
22
30
52
100 %
Jumlah
Adapun kualifikasi guru secara keseluruhan berjumlah 52 orang guru 22 orang guru laki-laki dan 30 orang guru perempuan. Pendidikan terakhir Strata 2 (S2) 1 orang, Srata 1 (S1) 33 orang, Pendidikan Diploma 3 (D3) 6 orang, Pendidikan Diploma 1 (D1) 1 orang dan pendidikan terakhir SMA 11 orang. Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Terakhir Tutor Yayasan Bina Insan Mandiri Tingkat Pendidikan Terakhir S2 S1 D1 D3 SMA Jumlah
No
1 2 3 4 5
Jumlah
Prosentase
1 33 1 6 11 52
2% 63 % 2% 12 % 21 % 100 %
3
Wawancara dengan Nurrohim, Hasil wawancara lengkap lihat lampiran 12, h.127.
4
Dokumen lengkap tentang Daftar Nama Tutor Yayasan Bina Insan Mandiri Depok lihat Lampiran 16-19, h.148-151.
47
Kebanyakan pengajar disini masih berstatus mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan ada juga yang sudah menjadi sarjana. Dengan mengusung visi dan misi yayasan, bagi pekerja sosial di Yayasan Bina Insan Mandiri status akademis tidak menjadi sekat bersinergi dalam tim kerja yang solid, dedikasi yang tinggi telah menyokong kualitas kinerja relawan sosial di Yayasan Bina Insan Mandiri. Terdapat tiga kategori staf pengajar di Yayasan Bina Insan Mandiri ini. 5 1. Guru Karir Guru karir merupakan guru yang di rekrut oleh Yabim untuk mengajar di Yayasan Bina Insan Mandiri. Pada umumnya guru karir ini adalah lulusan dengan gelar S.Pd (Sarjana Pendidikan). Mereka tidak dibayar tetapi Yayasan Bina Insan Mandiri memberikan kompensasi sebagai uang transportasi mereka menuju Yayasan Bina Insan Mandiri.Pemberian uang jalan ini diberikan setelah mereka selesai mengajar. Jika pada hari tersebut terdapat lebih dari pertemuan, maka mereka akan dibayar sesuai kelipatan pertemuan mereka. 2. Alumni Banyak para alumus yang Yayasan Bina Insan Mandiri yang menjadi staff pengajar seelah mereka mendapatkan ijazah kelulusan mereka. Pengabdian ini didasarkan pada keinginan balas budi kepada Yayasan Bina Insan Mandiri yang selama ini telah membasarkannya. Bahkan ada alumni dari Yayasan Bina Insan Mandiri yang masuk universitas Indonesia yang menjadi relawan untuk mengajar disana setelah mereka selesai kuliah. 3. Guru Tamu Guru tamu merupakan staff pengajar yang berasal dari kerjasama program magang antara Yayasan Bina Insan Mandiri dengan berbagai universitas di Jabodetabek. Jumlahnya sangat banyak dan berganti setiap bulannya. Banyak dari mereka mencari data untuk skripsi ataupun praktek mengajar, bagi mereka nantinya ingin berkarir sebagai seorang guru.
5
Tim penyusun proposal YABIM, Proposal Yayasan Bina Insan Mandiri, (Depok: Yayasan Bina Insan Mandiri, 2012)
48
Dalam merekrut tenaga pengajar disini tidak ada pedoman yang menunjukan kriteria standar minimal kualifikasi pengetahuan, pengalaman serta keterampilan seseorang untuk mengelola atau pekerja sosial di suatu rumah singgah. Kepala Yayasan Bina Insan Mandiri mengemukakan bahwa Syarat untuk mengajar disini hasrus sudah lulus S3 (Sangat Sabar Sekali). 6 Yayasan Bina Insan Mandiri sangat membuka kesempatan bagi mereka yang ingin mengabdikan dirinya sebagai seorang pengajar yang rela tanpa dibayar, ataupun bagi mereka yang ingin melakukan penelitian guna menyelesaikan tugas akhir skripsi ataupun tesis.Untuk menjadi seorang guru di Yayasan Bina Insan Mandiri sangat mudah tanpa perlu birokrasi yang panjang. Cukup datang dan mengisi lembar guru dan bisa langsung mengajar sesuai dengan tingkat pendidikan dan kemampuan mereka dalam mengajar.
b. Keadaan Siswa
Hingga saat ini Yayasan Bina Insan Mandiri memiliki sekitar 3000 (tiga ribu) peserta didik.sekitar 300 (tiga ratus) diantaranya anak jalanan yang berada di kota Depok dan sekitarnya, 35 orang ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) dan sisanya adalah golongan masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan.7 Sedangkan jumlah anak yang tinggal di rumah singgah master jumlahnya tidak menentu, dikarenakan banyaknya anak yang kelauar masuk rumah singgah. Adapun data anak jalanan binaan Yayasan Bina Insan Mandiri dapat dilihat dilampiran.8
5. Kurikulum Pembelajaran
Untuk melaksanakan pembelajaran, Yayasan Bina Insan Mandiri menggunakan kurikulum yang dikeluarkan oleh pemerintah yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) sebagai salah satuan acuan dalam 6
Wawancara dengan Nurrohim, Hasil wawancara lengkap lihat lampiran 12, h.127.
7
Wawancara dengan Nurrohim, Hasil wawancara lengkap lihat lampiran 12, h.127.
8
Dokumen lengkap tentang data Anjal PKSA Yayasan Bina Insan Mandiri Depok lihat Lampiran 13, h.133-147.
49
melaksanakan pembelajaran. Akan tetapi, Para peserta didik disini bukan hanya anak jalanan, tetapi juga anak-anak yang belum bisa mengakses pendidikan, ratarata mereka adalah golongan masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan. Penggunanaan kurikukulum disini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat marginal yang kesulitan mengenyam pendidikan. Sehingga Yayasan Bina Insan Mandiri harus terus mengembangkan kurikulum dengan mengkombinasikan dengan hal-hal yang dibutuhkan anak oleh anak-anak yang didik disana. Jadi kurikulum yang digunakan oleh Yayasan Bina Insan Mandiri adalah kurikulum berbasis kebutuhan. Berkaitan
dengan
penggunaan
kurikulum
tersebut
Nurrohim
mengungkapkan. “Kita memakai kurikulum perpaduan. Kurikulum SDIT, kurikulum pesantren, kurikulum kemensos, ILO, dirangkum semua. Jadi bagaimana baiknya saja kita ambil. Dari kemenag, kemensos, kemendikbud kita ambil kisi-kisinya.”9 Kurikulum tersebut disusun berdasarkan kemampuan anak-anak jalanan yang dibina di Yayasan Bina Insan Mandiri. Pada umumnya mereka sekolah sambil bekerja, sehingga waktu belajar yang ada di Yayasan Bina Insan Mandiri ini sangat disesuaikan dengan kebutuhan para anak jalanan dan anak yang kuarang mampu. Proses kegiatan belajar mengajar bersifat fleksibel, anak-anak yang belajar pun tidak diwajibkan untuk memakai seragam. Adapun jadwal belajar dari jenjang PAUD hingga SMA adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Jadwal Belajar PKBM yayasan Bina Insan Mandiri Jenjang PAUD SD SMP
Jadwal Belajar Pagi Hari Senin-Jum’at Senin-Sabtu Senin-Sabtu
9
10
Waktu 08.00-11.00 WIB 08.00-12.00 WIB 08.00-12.30 WIB
Wawancara dengan Nurrohim, Hasil wawancara lengkap lihat lampiran 12, h.124.
10
Dokumentasi Yayasan Bina Insan Mandiri (Yabim)
50
Jenjang SMP SMA Jenjang Paket B Paket C
Jadwal Belajar Siang Hari Senin-Sabtu Senin-Sabtu Jadwal Belajar Malam Hari Jum’at-Minggu Jum’at-Minggu Jum’at-Minggu Jum’at-Minggu
Waktu 13.00-17.00 WIB 15.00-17.00 WIB Waktu 20.00-22.00 WIB 20.00-22.00 WIB
B. Strategi Pembinaan Anak Jalanan Melalui Rumah Singgah
Yayasan Bina Insan Mandiri menyediakan rumah singgah yang digunakan untuk menampung anak jalanan yang tidak memiliki tempat tinggal dan keluarga yang selanjutnya mereka dibina agar dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik. Rumah singgah di Yayasan Bina Insan Mandiri disebut Rumah Singgah Master. Anak jalanan yang ada di rumah singgah master diberikan kebebasan untuk memilih dan mengikuti program di Yayasan Bina Insan Mandiri sesuai dengan keinginan baik program pendidikan maupun menekuni berbagai keterampilan, yang terpenting adalah dengan memberikan pembinaan melalui kegiatan-kegiatan diharapkan akan mengurangi waktu mereka untuk berada di jalanan sehingga dengan berjalannya waktu benar-benar dapat memutus rantai hidup dijalanan. Berkaitan dengan cara yang digunakan Yayasan Bina Insan Mandiri dalam menangani/membina anak jalanan, diungkapkan oleh Nurrohim bahwa: “Pembentukan “Pembentukan karakter baru skill nya, ijazah sebagai penunjang saja, jadi pembentukan karakter itu bagaimana kekuatan spiritual itu kecerdasan spiritualnya itu dibangun melalui pendalaman materi, pembinaan akhlak.” akhlak.”11 Strategi Pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan program Strategi Center Based yaitu yaitu pelaksanaan program dilakasanakan atau dipusatkan di tempat yang ditentukan, yaitu Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri sedangkan Community based dimaksudkan dimaksudkan dengan adanya jalinan dengan instansi
11
Wawancara dengan Nurrohim, Hasil wawancara lengkap lihat lampiran 12, h.125.
51
terkait dalam pelaksanaan program kegiatan. Dalam hal ini rumah singgah menjalin hubungan dengan pihak-pihak tertentu dalam upaya pemberdayaan anakanak jalanan sesuai dengan keadaan yang ada. Berdasarkan hasil pengamatan secara langsung di rumah singgah Master yang menjadi lokasi penelitian, selanjutnya dapat dikemukakan bahwa kehidupan nyata sehari-hari dalam sebuah rumah singgah, digambarkan ibarat sebuah keluarga dimana para tutor bertindak sebagai orang tua atau kakak bagi para anak jalanan yang menjadi binaannya. Dalam sebuah keluarga, hubungan yang te rjadi bersifat informal dimana satu dengan lainnya bersikap saling mengasihi dan memperhatikan. Dilain pihak sebagai orang tua, tutor membimbing anak-anak jalanan kearah perilaku sehari-hari sesuai dengan norma. Berdasarkan hasil wawancara dengan Nurrohim, keberhasilan pembinaan bukan dari banyaknya yang kita tampung, tapi berapa banyak anak-anak bisa di normalisasi, di rehabilitasi kembali kehabitatnya masing-masing. Artinya kembali ke lingkungan keluarga, ke lingkungan masyarakat dan dan di dunia kerja pun bisa diterima diter ima punya daya saing s aing dan skill, normal kehidupannya, seperti keluargakeluarga yang lain. Fungsi pembinaan di sekolah Master ini, anak-anak dari jalanan dikembalikan ke sekolah. Sekolah ini sesuai dengan model karakteristik anakanak jalanan yang tidak di bikin ribet segala macamnya, seperti akta kelahiran dan sebagainya.
C. Program Rumah Singgah Master
Adapun program-program rumah singgah Master yang di selenggarakan Yayasan Bina Insan Mandiri meliputi program pembinaan dan program pelayanan. Adapun uraian dari program-program program-program tersebut adalah: 1. Program Pembinaan Rumah Singgah Master 1) Program Akademis
Divisi pendidikan Yayasan Bina Insan Mandiri mengusung dua jalur pendidikan yaitu jalur pendidikan formal dan nonformal.
52
a) Program Jalur Pendidikan Formal
Program jalur pendidikan formal atau pendidikan terbuka di Yayasan Bina Insan Mandiri berbeda dengan pendidikan formal pada umumnya. Anak-anak yang belajar tidak diwajibkan untuk memakai seragam. Peraturan yang dimilikipun tidak ketat seperti sekolah pada umumnya. Program ini dikhususkan bagi siswa siswi SMP dan SMA yang dapat beradaptasi dengan sekolah formal sebagaimana mestinya. Pada jalur pendidikan formal di Yayasan Bina Insan Mandiri bekerjasama dengan SMP dan SMA Negeri yang berada di kota Depok. Hal tersebut diungkapkan oleh Nurrohim, bahwa: “Program dari divisi pendidikan seperti PAUD, SD, SMP, SMA, baik jalur terbuka maupun paket atau pendidikan kesetaraan (paket A setara SD, paket B setara SMP, dan paket C setara SMA). Jalur SMP dan SMA terbuka menginduk ke SMP Negeri 10 Depok dan SMA Negeri 05 Depok.”12 Dari pernyataan informan diatas, dapat diketahui dari divisi pendidikan Yayasan Bina Insan Mandiri mengadakan program pendidikan formal dan nonformal. Pada jalur pendidikan formal/ sekolah terbuka memiliki jenjang SMP dan SMA. Program ini menginduk kepada SMP Negeri 10 dan SMA Negeri 05 Depok sebagai acuan absensi kehadiran, administrasi kesiswaan, Standar Kompetensi Kelulusan dan tempat untuk melaksanakan Ujian Nasional. Dengan kerjasama ini diharapkan kualitas pendidikan SMP dan SMA terbuka di Yayasan Bina Insan Mandiri dapat bersaing dengan SMP dan SMA formal lainnya di kota Depok. selain itu dapat membantu mengembalikan kehidupan anak jalanan ke kehidupan normal seperti anak-anak lainnya dan tidak kembali ke jalanan lagi. b) Program Jalur Pendidikan Nonformal
Program ini merupakan program sekolah layaknya sekolah umum biasa, dimana siswa didik kami dapat belajar sama seperti anak-anak lain yang walupun 12
Wawancara dengan Nurrohim, Hasil wawancara lengkap lihat lampiran 12, h.124.
53
dengan keterbatasan yang ada. Program ini merupakan pendidikan kesetaraan yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI). Program ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa didik kami agar melanjutkan kejenjang perguruan tinggi. Jalur pendidikan nonformal mengusung satuan pendidikan PKBM yang lebih menekankan pada pemberian wadah bagi masyarakat untuk tetap mengenyam pendidikan dan pemberian keterampilan agar dapat digunakan sebagai bekal dalam memperoleh kehidupan yang lebih baik. Program ini dibagi sesuai batasan usia. Adapun program pendidikan nonformal yang diterapkan di Yayasan Bina Insan Mandiri adalah sebagai berikut: 13 a. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Pendidikan anak usia dini merupakan wadah yang strategis dalam pembinaan anak yang berumur 0 sampai 5 tahun. Teori psikologi perkembangan menerangkan bahwa pendidikan yang ditanamkan pada usia dini akan mempengaruhi kepribadian anak usia selanjutnya, kesalahan mendidik anak pada usia dini menyebabkan timbulnya benih kepribadian yang negatif. b. Pendidikan Paket A setara SD Pendidikan Sekolah Dasar adalah salah satu unsur yang sangat penting dalam jenjang pendidikan nasional, dasar-dasar kecakapan hidup sehari-hari mulai diajarkan pada jenjang pendidikan dasar. Sehingga setiap anak usia 6-12 tahun harus dapat mengenyam pendidikan sesuai dengan pertumbuhan, perkembangan fisik dan mental mereka. Namun demikina, masih banyak anak-anak terlantar, anak jalanann dan para dhu’afa yang belum mendapatkan pendidikan pada tingkat dasar, faktor kemiskinan merupakan penyebab utama dari ketidakberdayaan mereka dalam mendapatkan hak-ahak pendidikannya. PKBM Bina Insan Mandiri sebagai lembaga yang concern dalam pendidikan masyarakat marginal sampai saat ini mampu memfasilitasi sekiar
13
Tim penyusun proposal YABIM, Proposal Yayasan Bina Insan Mandiri, (Depok: Yayasan Bina Insan Mandiri, 2012)
54
250 anak yang putus sekolah dasar sehingga mereka dapat mengenyam pendidikan sebagaimana mestinya. c. Pendidikan Paket B setara SMP SMP yang diselenggarakan oleh Yayasan Bina Insan Mandiri sebagai tindak lanjut dari jenjang dasar bertujuan memberikan bekal pengetahuan serta keterampilan bagi siswa SMP sehingga pola pikir siswa menjadi positif dan siap menyongsong masa depan dengan bekal keteraapilan yang ia miliki. Jumlah seluruh siswa yang mengikuti program SMP sebanyak 380 siswa yang terdiri dari anak jalanan, pengamen, pengasong dan masyarakat yang tidak mampu. d. Pendidikan Paket C setara SMA Kejar paket C merupakan suatu program yang dirancang untuk meningkatkan pola piker dan kualitas bagi para warga belajar, melalui pendidikan di PKBM Bina Insan Mandiri jiwa kemandirian dan keterampilan seta profesionalitas dipupuk sebagai bekal menghadapi dunia kerja dan usaha. Program ini juga mempersiapkan para siswa didik untuk menempuh jenjang perguruan tinggi sesuai minat dan kemampuan mereka khusus dalam segi akademis. Jumlah seluruh siswa sampai saat ini mencapai 550 siswa.
2) Program Kelas Bisnis
Program kelas kewiraswastaan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi jiwa berwirausaha pada siswa didik yang memang tidak minat dalam bidang akademis. Program ini akan memberikan motivasi-motivasi berwirausaha serta pelatihan-pelatihan bisnis sehingga dapat mengembangkan potensi dan memunculkan jiwa pengusaha yang mampu menciptakan lapangan kerja, melihat, menggali dan mengembangkan potensi daerahnya. Kompetensi kelulusan dari kelas wirausaha, selain memiliki standar kompetensi akademis, warga belajar memiliki kemampuan bisnis ini dapat mandiri berwirausaha serta membuka lapangan kerja.
55
3) Program Kelas Seni
Program khusus bidang seni ini merupakan sarana bagi siswa didik kami yang pada dasarnya memiliki bakat dalam bidang kesenian. Pendidikan seni yang menonjol adalah: a. Seni musik barang bekas (trashick) adalah seni musik yang menggunakan instrument musik dari barang-barang bekas seperti tong, botol, galon, besi tua, dll. Prestasinya adalah seni musik religi (nasyid) melalui seni religious diharapkan menumbuhkan semangat keberagamaan yang akhirnya sampai dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan. b. Pelatihan lukisan gombal, yaitu pelatihan melukis dengan menggunakan gombal/kain perca yang merupakan limbah penjahit/tailor dimana barang ini akan menjadi sampah bila tidak digunakan. Dengan demikian pelatihan ini sarat dan ramah terhadap lingkungan hidup. c. Pelatihan batik; pelatihan batik sebagai pemberdayaan ibu-ibu di sekitar terminal Depok dan para siswi Yayasan Bina Insan Mandiri. Dari pelatihan ini selain memiliki nilai ekonomis juga sebagai warisan budaya bangsa yang harus dipertahankan oleh masyarakat.
4) Program Kelas Tahfidz
Tujuan: Mempersiapkan para siswa didik untuk menempuh jenjang perguruan tinggi sesuai minat dan kemampuan mereka khusus dalam segi akademis dan hafal Al-qur’an sebagai salah satu dasar ilmu syar’i. Capaian Hasil: Mempersiapkan generasi qur’an sejak dini, program terpadu dengan ilmu pengetahuan. Hasil dari program kelas tahfidz para lulusan mampu menghafal minimal 7 juz, dan diproyeksikan ke perguruan tinggi negeri dan sekolah tinggi agama (menjadi guru atau da’i).
56
5) Program Kelas Teknologi
Tujuan: Mempersiapkan para siswa yang memiliki bakat dan minat yang tinggi terhadap ternologi terutama teknologi informasi dan komputer. Capaian Hasil: Menguasai teknologi informasi, siap bersaing di masa depan dan dapat menggapai kemandirian melalui teknologi informasi.
6) Program Tambahan
Program lab skill dimaksudkan agar para binaan memiliki semangat ( spirit ) dalam menjalani kehidupan, memiliki jiwa kreatif, sikap positif, jujur dan inovatif. Pelatihan komputer, pelatihan teknisi HP, pelatihan automotif, menjahit, tataboga dan sablon adalah beberapa pelatihan yang bertujuan memberkali para warga belajar untuk terjun dalam dunia usaha atau kerja. Beberapa pelatihan setiap tahun yang diselenggarakan oleh mitra PKBM Bina Insan Mandiri yang melibatkan warga belajar PKBM Bina Insan Mandiri.
2. Program Pelayanan Rumah Singgah Master
Tahap-tahap pelayanan rumah singgah dan program pelayanan dapat dilihat dalam gambar berikut:
57
Gambar 4.1 Tahap-Tahap dan Program Pelayanan
Tahap-Tahap
Kondisi Anak
14
Pelayanan Kunjungan lapangan, pemeliharaan hubungan, pembentukan kelompok, konseling, advocacy, mendam in i anak.
Tahap I Outreach/ Penjangkauan
Anak Masih di Jalanan
Tahap II Pengkajian Masalah
Masuk Rumah Singgah
Induksi peranan, pengisian file anak dan monitoring kemajuan anak
Tahap III Persiapan Pemberdayaan
Sikap dan Perilaku Normatif
Resosialisasi, bimbingan sosial, penyuluhan, permainan dan rekreasi
Tahap IV Pemberdayaan
Proses Mandiri dan Produktif
Pemberdayaan anak: Beasiswa, modal usaha, pelatihan keterampilan. Orang Tua: Modal Usaha
Tahap V Terminasi
Anak Keluar dari Rumah Singgah
Mandiri/produktif/alih kerja, menyatu dengan keluarga, boarding house/panti, peningkatan pengahasilan(ortu)
Mengenai Program pelayanan Rumah Singgah Master menyesuaikan dengan program yang telah ditetapkan oleh Kementrian Sosial RI: 1. Penjangkauan Kegiatan ini dilakukan dalam upaya mengadakan pendekatan dan menjalin persahabatan dengan anak-anak jalanan, agar dapat diperoleh gambaran kultur mereka.
14
Standar Pelayanan Sosial Rumah Singgah, op.cit., h.20.
58
2. Pengkajian Masalah Pada tahap ini mulai dilakukan pendekatan kepada anak-anak jalanan untuk diketahui profil keluarga dan dirinya 3. Resosialisasi Melakukan bimbingan sosial dan keagamaan agar anak-anak memiliki perilaku positif terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan lingkungan, membuat rumah singgah sebagai suatu keluarga yang terbuka dan mau mendengar nasehat, membuat peraturan yang menyenangkan dan tidak memaksa anak, membuat jadwal pemeriksaan kesehatan setiap bulan mengadakan
kegiatan-kegiatan
yang
menyenangkan
anak
seperti
permainan, olahraga, kesenian, dll. 4. Rujukan Pemberdayaan untuk Anak Jalanan Pendidikan melalui kegiatan:
Beasiswa Memberikan
bantuan
beasiswa
bagi
anak-anak
jalanan
yang
bersekolah dan berkeinginan melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan.
Kejar paket A, B, C dan ujian persamaan Latihan keterampilan Memberikan bantuan pelatihan keterampilan sesuai dengan minat dan bakat anak-anak jalanan yang berkerjasama dengan instansi terkait.
Bantuan modal dan bimbingan usaha bagi anak baik di daerah asal maupun di kota secara perorangan atau berkelompok
Membantu anak menemukan pekerjaan lain. Para pekerja sosial berhubungan dengan berbagi sumber dan membuka kesempatan kepada anak untuk memperoleh pekerjaan. 5. Pemberdayaan untuk Orang Tua Anak Jalanan
Pelatihan untuk masyarakat sekitar yaitu, pelatihan lukisan gombal dan batik (pemberdayaan untuk ibu-ibu yang berada disekitar dan para siswi Yayasan Bina Insan Mandiri).
Pemberian modal dan bimbingan usaha.
59
6. Terminasi (Pengakhiran Pelayanan) Terminasi dilakukan untuk mengakhiri proses penanganan anak jalanan setelah dapat di normalisasi di rumah singgah. Pelayanan lanjutan sesudah terminasi yaitu dengan kunjungan rumah dengan tujuan berkenalan dengan orang tua anak, mengidentifikasikan mereka, pemantauan terhadap anak yang masih mengikuti kursus keterampilan, anak yang bersekolah, anak yang alih kerja, anak yang melakukan usaha, Orang tua yang telah memperoleh bantuan modal, memberikan modal usaha kepada anak dan orang tua jika diperlukan.
D. Pengelolaan Rumah Singgah Master
Pengelolaan pembinaan rumah singgah sebagai bagian dari manajemen pendidikan secara keseluruhan dan kajian administrasi yang harus direncanakan, diorganisasikan, dikendalikan, dan dievaluasi dengan baik sehingga memberikan layanan pendidikan yang memuaskan. Pengelolaan yang diterapkan dalam Rumah Singgah Master menggunakan manajemen terbuka dan bersifat partisipatif, jadi semua mengetahui tentang pengelolaan disini. Semua unsur yang ada pada organisasi ini diharapkan dapat bersifat pastisipatif, baik mulai dari jajaran kepengurusan paling tinggi sampai jajaran paling bawah termasuk sasaran binaan Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri. Pengelolaan meliputi unsur-unsur manajemen yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pengendalian (pengawasan dan monitoring) dan evaluasi. a. Perencanaan
Perencanaan dapat dikatakan sebagai kunci sukses dalam pelaksanaan berbagai aktivitas kegiatan, karena dalam pelaksanaan inilah ditetapkan tujuantujuan yang hendak di capai serta ditetapkan berbagai kebijakan yang akan menjadi arah pelaksanaan dalam program pembinaan anak jalanan di rumah singgah. Dengan adanya perencanaan yang lebih matang, diharapkan nantinya setiap unsur yang terlibat di dalamnya dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan
60
secara konsisten, dengan berbagai tujuan dan prosedur pilihan. Perencanaan program pembinaan di rumah singgah telah disusun oleh kepala rumah singgah bersama para pembina agar memperoleh hasil yang maksimal. Perencanaan sebagai tindakan menetapkan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, apa yang harus dikerjakan dan siapa yang mengerjakannya.15 Setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang meskipun dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya dalam proses perencanaan. Ketiga kegiatan itu adalah: 1) Perumusan tujuan yang ingin dicapai 2) Pemilihan program untuk mencapai tujuan itu 3) Identifikasi dan pengerahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas. 16 Saat merancang program biasanya disusun bersama dalam Raker (Rapat kerja) yang dilaksanakan secara terbuka. Berbagai pihak yang dilibatkan dalam penyusunan program pembinaan adalah kepala rumah singgah, dan seluruh pembina rumah singah Master. Perencanaan kegiatan ini merupakan tahap awal sebelum program pembinaan anak jalanan dilaksanakan. Beberapa kegiatan yang dilakukan sekolah dalam penyusunan rencana atau program antara lain berkaitan dengan: 1) Perumusan tujuan dan sasaran program, 2) Proses penyusunan program, 3) Perencanaan pembina dan pengelola, 4) Perencanaan waktu kegiatan, 5) Perencanaan fasilitas dan anggaran program pembinaan.
1) Merumuskan Tujuan dan Sasaran Yayasan Bina Insan Mandiri
Berikut ini akan dipaparkan hasil temuan yang berkaitan dengan perumusan tujuan, sasaran, dan strategi program pembinaan anak jalanan. Sebelum menyusun perencanaan program pembinaan, langkah awal yang
15 16
Nanang Fattah, op.cit., h. 49.
Ibid
61
dilakukan oleh pihak Yayasan Bina Insan Mandiri adalah merumuskan tujuan terlebih dahulu. Adapun tujuan dari Yayasan Bina Insan Mandiri adalah: a) Tujuan Pelayanan
Tujuan Umum Meningkatkan kecerdasan bangsa menuju masyarakat yang mandiri dan berbudi pekerti
Tujuan Khusus 1) Menyiapkan masyarakat yang mandiri 2) Menyiapkan insan yang handal melalui keterampilan tepat guna dan berhasil. b) Sasaran Pelayanan 1) Para pemuda potensial yang memiliki keinginan untuk belajar 2) Masyarakat dengan ekonomi menengah kebawah yang belum tersentuh dan sadar akan pentingnya pendidikan baik formal mapupun non formal. 3) Para kaum dhu’afa yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik, kegiatan ekonomi yang memadai serta kebutuhan sosial yang menyangkut hajat umat islam. 17 Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Yayasan Bina Insan Mandiri, tujuan dari didirikannya Yayasan Bina Insan Mandiri adalah memberikan layanan pendidikan gratis yang Insyaallah berkualitas agar bisa menampung orang-orang yang tidak bisa sekolah. Yayasan ini melayani yang tidak terlayani, menjangkau yang tidak terjangkau, jadi kita sebagai fasilitator kaum marginal, membantu orang-orang yang tidak bisa mengakses layanan pendidikan dan kesehatan. 18
17
Profil Yayasan Bina Insan Mandiri
18
Wawancara dengan Nurrohim, Hasil wawancara lengkap lihat lampiran 12, h.123.
62
2)
Proses Penyusunan Program
Setelah penetapan tujuan langkah selanjutnya adalah melakukan proses perencanaan, merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa depan, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Suatu kegiatan akan berjalan dengan baik dan lancar serta terencana apabila ada perencanaan yang telah dipersiapkan sebelumnya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Perencanaan merupakan proses terpenting karena perencanaan sangat menentukan keberhasilan dari suatu program. Berikut ini adalah hasil temuan yang berkaitan dengan penyusunan dan pihak yang terlibat dalam program pembinaan. Dalam prosedur penyusunan program sesuai dengan hasil wawancara bahwa dalam penyusunan rencana program pembinaan anak jalanan hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya, visi, misi dan tujuan pembinaan perumusannya dilakukan di awal tahun oleh seluruh pembina melalui rapat dan musyawarah dengan melibatkan kepala yayasan, staff dan para koordinator divisi. Pengelolaan pembinaan rumah singgah adalah seluruh proses yang direncanakan dan diusahakan secara terorganisir mengenai kegiatan rumah singgah untuk menumbuh kembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki warga binaan. Berdasarkan
hasil
wawancara dengan kepala Yayasan Bina Insan
Mandiri bagaimana proses penyusunan pembinaan anak jalanan. Pengelolaan kegiatan Yayasan Bina Insan Mandiri ini dikelola oleh Praktisi, akademisi, beberapa keluarga besar para alumninya yang mengabdi disini dan beberapa aktivis mahasiswa untuk program-program pengabdian masyarakat. Pemilihan kegiatan pembinaan pun juga tidak langsung ditentukan oleh tutor-tutor tersebut, melainkan terdapat beberapa tahapan, seperti jejak pendapat, masukan dari siswa dan analisis lingkungan. Setiap program pembinaan yang akan dilaksanakan memiliki program kerja setiap semesternya yang nanti akan menjadi acuan bagi pembina dan pelatih untuk menyiapkan materi yang akan diberikan kepada warga binaan. Selain itu
63
absensi hadir, jadwal kegiatan, dan penilaian juga dipersiapkan demi lancarnya program pembinaan yang akan dilaksanakan oleh Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri.
3)
Perencanaan Pembina dan Pengelola Pembinaan
Penyediaan tenaga pendidik untuk kegiatan pembinaan rumah singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri telah melakukan perekrutan, penugasan, pengawasan, di awal tahun dengan tujuan untuk mengisi tenaga pendidik yang kosong, dan dilaksanakan oleh kepala yayasan, dibantu koordinator divisi pendidikan dan koordinator divisi sosial. Memanfaatkan tenaga pendidik yang menguasai
keterampilan
dibidang
masing-masing
tetapi
penugasan
dan
pengawasan dilakukan oleh kepala rumah singgah.
4)
Perencanaan Waktu Pelaksanaan
Apabila program telah di susun dengan baik dan pasti, yayasan dapat merencanakan alokasi waktu. Penjadwalan merupakan salah satu kegiatan administrasi di yayasan. Jadwal ini dimaksudkan untuk mengatur program belajar, praktik, program lapangan dapat terselenggara secara tertib sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang tersedia dengan segala keterbatasannya. Fungsi utama adanya penjadwalan tersebut adalah untuk pegangan bagi para pelaksana program dan sekaligus pengontrol pelaksanaan program pembinaan anak jalanan.
5)
Perencanaan Fasilitas dan Anggaran Program Pembinaan a) Perencanaan Fasilitas
Faktor lain yang turut mendukung keberhasilan program pembinaan anak jalanan adalah tersedianya sarana prasarana yang diperlukan dan pembiayaan yang cukup. Dalam perencanaan program pembinaan juga memuat tentang fasilitas dan biaya yang diperlukan. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan sarana adalah fasilitasfasilitas berupa fisik yang digunakan dalam kegiatan pembinaan. Proses
64
pembinaan anak jalanan di rumah singgah Master akan berjalan dengan lancar apabila ditunjang dengan sarana yang memadai, baik jumlah, keadaan, maupun kelengkapannya. Yang dimaksud jumlah disini adalah keberadaan dan banyak sedikitnya sarana yang dimiliki. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan. 19 Berdasarkan hasil observasi bahwa sarana prasarana rumah singgah master Yayasan Bina Insan Mandiri masih dalam tahap pengembangan ke arah yang lebih baik. Penyediaan sarana prasarana dilakukan dengan perencanaan kebutuhan yang melibatkan kepala rumah singgah dan seluruh staff dan coordinator. Terkait dengan fasilitas pendukung yang tersedia di rumah singgah MasterYayasan Bina Insan Mandiri, agar semua kegiatan berjalan dengan lancar, efektif dan efisien, maka disediakan sarana dan prasarana sebagai fasilitas penunjang, antara lain: Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana Yayasan Bina Insan Mandiri No
1
Jenis
Jumlah
Ruang Kelas
20
Keterangan
Ruang kelas ini digunakan oleh anakanak asuh dalam menerima materi dari tutor. Anak-anak yang belajar tidak berseragam dan duduk dilantai dengan sejumlah meja kecil untuk meletakkan 15
buku. Ruang kelas tersebut ada yang terbuat dari kontainer, ada juga yang berbentuk saung dari papan dan triplek. Sebagian berlantaikan ubin keramik dan papan, beratapkan seng dan asbes.
2
Ruang Guru
4
19
Kamus Besar Bahasa Indonesia, op.cit., h. 784.
20
Hasil Observasi Tanggal 3 Desember 2013
Baik
65
3
Perpustakaan
4
Ruang Tata Usaha
5
Ruang Lab-Skill
1
Terdapat berbagai macam buku bacaan dari tingkat TK, SD s/d SMA dan umum.
1
Baik Digunakan untuk keterampilan sablon,
2
percetakan
dan
digunakan
otomotif.
untuk
latihan
Ruang ini praktek
keterampilan. 6
Lapangan Olahraga
1
Baik
7
Asrama Laki-Laki
1
3 Ruang
8
Asrama Perempuan
1
2 Ruang
9
Kamar mandi/WC
16
Baik
10
Masjid
1
Baik
11
Ruang Komputer
Di ruang komputer ini terdapat 10 unit 1
komputer yang dikhususkan untuk kursus para siswa dan anak binaan.
12
Ruang Kesehatan
2
Baik
b) Perencanaan Anggaran
Pengelolaan anggarannya dilakukan oleh bendahara yayasan untuk mengatur keluar masuknya keuangan. Pengelolaan anggaran yayasan mencangkup biaya operasional dan mitra kerja. Adapun uraian dari pembiayaan operasional dan dan mitra kerja adalah sebagai berikut: 1. Pembiayaan Operasional
Untuk mencapai misi yang dijalankan Yayasan Bina Insan Mandiri, diperlukan daya dukung yang memadai, karena Yayasan Bina Insan Mandiri tentu memerlukan dana guna membiayai semua bentuk biaya operasional. Dana operasional dalam menjalankan roda organisasi Yayasan Bina Insan Mandiri
66
didapat dari hasil kerjasama dan bantuan dari Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan, Badan Amil Zakat, para donator dan lain-lain. 21 Adapun yang menjadi pokok sumber pendanaan dari rumah singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri, antara lain: a. Swadaya Masyarakat Dalam realitas eksistensi Yayasan Bina Insan Mandiri selama ini di kota Depok, adanya partisipasi masyarakat memegang peranan yang penting terhadap pendanaan Yayasan Bina Insan Mandiri. Sebagian besar pembiayaan Yayasan Bina Insan Mandiri bersumber dari biaya sumbangan swadaya masyarakat disekitar kota Depok. Baik dari masyarakat maupun para supir angkutan kota (Angkot) turut serta menjadi donator tetap untuk pendanaan operasional Yayasan Bina Insan Mandiri. b. Pemerintah Selama ini pendanaan dari pemerintah pusat dikeluarkan oleh Kementrian Sosial Republik Indonesia, dalam bentuk dana segar setiap bulan yang diperuntukkan bagi uang jajan anak jalanan. Selain itu juga dari Pemda kota Depok juga memberikan bantuan dalam bentuk dana maupun bantuan bahan baku bacaan. Namun hingga saat ini bantuan dari Pemda Kota Depok dianggap masih sangat kurang dan hanya bisa membiayai sekitar 20% dari biaya operasional keseluruhan. Oleh karena itu, guna menutupi total 100% pengeluaran anggarannya Yayasan Bina Insan Mandiri harus bekerjasama dengan berbagai perusahaan. c. Corporate Social Responsibility (CSR) Yayasan Bina Insan Mandiri harus bekerjasama dengan berbagai perusahaan guna mendapatkan dana segar, hal ini secara kode etik perusahaan memudahkan mereka memenuhi kewajibannya melakukan CSR. Bagi Yayasan Bina Insan Mandiri bentuk kejasama ini merupakan simbiosis satu sisi perusahaan bisa dengan mudah memenuhi persyaratan terkait dengan CSR, sisi lain bagi Yayasan Bina Insan Mandiri bisa menutupi pengeluaran 21
Wawancara dengan Nurrohim, Hasil wawancara lengkap lihat lampiran 12, h. 129.
67
dana Operasional. Terdapat beberapa perusahaan dan departemen pemerintah yang turut serta bekerjasama dengan Yayasan Bina Insan Mandiri Depok, antara lain: PT. Excelcomindo Pratama Tbk, Departemen Komunikasi dan Informatika, Darma Wanita Persatuan, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang merupakan bantuan berupa balai pengobatan dan dokter keluarga kepada anak jalanan dan masyarakat sekitar terminal Depok. Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat (LBH Masyarakat) yang memberikan bantuan advokasi hukum kepada anak jalanan dan masyarakat sekitar berupa penyuluhan dan pendampingan hukum. d. Pengelolaan Sektor Rill Pendanaan juga berasal dari sektor rill yang dikelola oleh para alumni Yayasan Bina Insan Mandiri. Banyak diantara lulusan Yayasan Bina Insan Mandiri yang meneruskan usaha sektor rill Yayasan Bina Insan Mandiri, antara lain usaha jahit dan percetakan yang semuanya dilakukan oleh para alumni dan masyarakat sekitar. Perolehan dana tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari meliputi biaya konsumsi makan, uang jajan anak jalanan dibawah 14 tahun, transportasi tutor, kesekretariatan dan lain sebagainya. 2. Mitra Kerja
Untuk mempermudah pelaksanaan pengelolaan rumah singgah dalam pembinaan anak jalanan, Yayasan Bina Insan Mandiri berkerjasama dengan beberapa instansi pemerintah dan institusi swasta lainnya. Berdasarkan hal tersebut Nurrohim mengatakan: “K ita membangun kemitraan dengan pihak praktisi, akademisi, lintas sektor, dengan dinas terkait dengan kalangan pengusaha, bagaimana ini kita jadikan isu bersama dan problem kita semua, sehingga orang tergerak untuk berpartisipasi untuk memberikan solusi masalah, sehingga dengan kebersamaan ini akan mudah dan lebih cepat untuk proses berkembangnya dan semakin banyak orang-orang yang terlayani. Supaya ini gratis tapi bisa berkualitas karena ditangani sama-sama dan orang yang memberikan kontribusi bukan hanya memberikan materi, tetapi berupa ide, bisa saran.”22 22
Wawancara dengan Nurrohim, Hasil wawancara lengkap lihat lampiran 12, h.130.
68
Banyak peserta didik Yayasan Bina Insan Mandiri yang berkualitas, sehingga banyak instansi yang menawarkan kerjasama dengan Yayasan Bina Insan Mandiri di bidang pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan. Hal tersebut seperti diungkapkan oleh Nurrohim: “Yayasan ini tidak mencari dana. Banyak peserta didik berkualitas, banyak mendapatkan juara dimana-mana, akhirnya banyak media yang ke yayasan untuk mencari berita kesini. Ketika di blow up di media, banyak perusahaan yang mengadakan program CSR kemanusiaan, bidang pendidikan, kesehatan, pemberdayaan pada datang untuk meminta kerjasama. Beberapa NGO luar yang bekerjasama dengan kita hampir 10, seperti: hope our children, program education jepang, save children, ILO, word education, dll.”23 Kemitraan yang dilaksanakan dengan Yayasan Bina Insan Mandiri sifatnya tidak menentu dan tidak mengikat. Hal tersebut diungkapkan Nurrohim: “Biasanya per program Ada yang 3 bulan dan 6 bulan, mereka lebih ke program SDM dan manajemen. Ada yang Cuma sekali aja diundang ada semacam forum diskusi, seminar, semacam kerjasama lintas jaringan aja. Kerjasama di program forum rumah singgah, forum PKBM, BNKS, perguruan tinggi swasta. Pusat kegiatan masyarakat untuk penguatan kapasitas SDM dan kelembagaan.” 24 b. Pengorganisasian
Setelah perencanaan maka kegiatan selanjutnya adalah pengorganisasian. Untuk melaksanakan program pembinaan yang telah disusun tentu perlu orang/tenaga. Orang tersebut harus diorganisasikan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien. Jadi, mengorganisasikan berarti melengkapi program yang telah disusun dengan susunan organisasi pelaksanaannya. Struktur organisasi ini dibentuk agar pengurus mengetahui tugas-tugasnya tersebut. Dengan struktur organisasi yang ada, jelas siapa yang bertanggung jawab terhadap keseluruhan program kegiatan pembinaan ataupun terhadap jenis kegiatan pembinaan tertentu yang akan di laksanakan. Ernest Dale memberikan pengorganisasian sebagai sebuah proses yang berlangkah jamak. Proses pengorganisasian itu digambarkan sebagai berikut: 23
Wawancara dengan Nurrohim, Hasil wawancara lengkap lihat lampiran 12, h.129
24
Wawancara dengan Nurrohim, Hasil wawancara lengkap lihat lampiran 12, h.129
69
Gambar 4.2 Proses Pengorganisasian
1. Pemerincian pekerjaan
2. Pembagian Kerja
3. Penyatuan
Pekerjaan
4. Koordinasi Pekerjaan
5. Monitoring dan Reorganisasi
Tahap pertama, yang harus dilakukan dalam merinci pekerjaan adalah menentukan tugas-tugas apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tahap kedua, membagi seluruh beban kerja menjadi kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh perseoranagan atau perkelompok. Disini perlu diperhatikan bahwa orang-orang yang akan diserahi tugas harus didasarkan pada kualifikasi, tidak dibebani terlalu berat dan juga tidak terlalu ringan. Tahap ketiga, menggabungkan pekerjaan para anggota dengan cara yang rasional, efisien. Pengelompokan tugas yang saling berkaitan, jika organisasi sudah membesar atau kompleks. Penyatuan kerja ini biasanya disebut departementalisasi. Tahap keempat , menetapkan mekanisme kerja untuk mengkoordinasikan perkerjaan dalam satu kesatuan yang harmonis. Pada saat setiap orang dan setiap bagian melaksanakan pekerjaan/aktivitas, kemungkinan timbul konflik diantara anggota, dan mekanisme pengkoordinasian memungkinkan setiap anggota organisasi untuk tetap bekerja efektif. Tahap kelima, melakukan monitoring dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan dan meningkatkan efektifitas. Karena pengorganisasian merupakan suatu proses yang berkelanjutan, diperlukan penilaian ulang terhadap keempat langkah sebelumnyasecara terprogram/berkala, untuk menjamin konsistensi, efektif, dan efisien dalam memenuhi kebutuhan”. 25
25
Nanang Fattah, op.cit., h. 71-73.
70
Berdasarkan teori di atas penulis menyesuaikan dengan pengorganisasian yang terjadi di Yayasan Bina Insan Mandiri. Kegiatan pengorganisasian dalam program pembinaan di Yayasan Bina Insan Mandiri meliputi: 1) Pemerincian pembagian kerja 2) Penyusunan pengurus khusus 3) Koordinasi dengan pihak-pihak terkait.
1)
Pemerincian Pembagian Pekerjaan Program Pembinaan
Membagi seluruh beban kerja menjadi kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh perseorangan atau perkelompok. Disini perlu diperhatikan bahwa orang-orang yang akan diserahi tugas harus didasarkan pada kualifikasi, tidak dibebani terlalu berat dan juga tidak terlalu ringan dalam merinci pekerjaan adalah menentukan tugas-tugas apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Pengorganisasian yang berkaitan dengan pemilihan personil diputuskan berdasarkan rapat dengan kriteria-kriteria tertentu, peran masing-masing personil sesuai dengan struktur organisasinya, kepala madrasah sebagai penanggung jawab, pembina yang menjalankan program pembinaan sebagai pelaksana dalam hal memberikan pengajaran dan pelatihan. Berdasarkan hasil temuan di lapangan, divisi-divisi yang menjadi konsen utama di Yayasan Bina Insan Mandiri ada 4, yaitu: divisi pendidikan, divisi layanan sosial dan hukum, kesehatan, dan ekonomi. 26 Divisi pendidikan Yayasan Bina Insan Mandiri mengusung dua jalur pendidikan yaitu jalur pendidikan formal dan nonformal. Disebut pendidikan formal atau pendidikan terbuka, karena Yayasan Bina Insan Mandiri bekerjasama dengan SMP 10 dan SMA 05 Sawangan Depok 27 sebagai tempat induk/ pusat Yayasan Bina Insan Mandiri dalam penyelenggaraan Ujian Nasional. Di Yayasan Bina Insan Mandiri memiliki tingkat SMP dan SMA terbuka dimana kegiatan 26
Profil Yayasan Bina Insan Mandiri
27
Dokumen lengkap tentang Daftar Surat Rekomendasi SMPN 10 Depok lihat Lampiran 13, h.131.
71
proses belajar mengajarnya tetap berada di Yayasan Bina Insan Mandiri dan hanya pada saat Ujian Nasional berlangsung para siswa datang ke sekola tersebut. Sedangkan jalur pendidikan nonformal mengusung satuan pendidikan PKBM yang lebih menekannkan pada pemberian wadah bagi masyarakat untuk tetap mengenyam pendidikan dan pemberian keterampilan agar dapat digunakan sebagai bekal dalam memperoleh kehidupan yang lebih baik. Adapun program pendidikan nonformal yang diterapkan di Yayasan Bina Insan Mandiri adalah sebagai berikut: Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Kesetaraan (Paket A setara SD, Paket B setarara SMP dan Paket C setara SMA). Selain itu, pendidikan kecakapan hidup atau life skill meliputi: sablon, salon, Event Organizer (EO), desain grafis, elektro/service HP, komputer, bengkel, musik, membuat kue dan lain sebagainya.28 Selain itu, ada divisi sosial, hukum dan kesehatan dimana melalui divisi tersebut yayasan dapat memberikan layanan bagi orang yang tidak terlayani seperti kaum miskin, anak jalanan, anak terlantar dan anak putus sekolah. Karena ini merupakan gerakan sosial sehingga untuk melakukan kegiatannya juga secara sukarela demi membantu bersama. Tugas dari divisi ini adalah menjaring atau mengurus orang-orang atau anak-anak jalanan dan orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan sampai yang tidak memiliki tempat tinggal. Untuk itu, yabim menyediakan rumah singgah sehingga dapat digunakan untuk menampung anakanak jalanan yang tidak memiliki tempat tinggal dan keluarga untuk dilakukan pembinaan agar mereka dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik. Divisi advokasi hukum untuk membantu anak jalanan agar tetap terlindungi dari tindak kekerasan dan diskriminasi hukum. Mengingat tidak sedikit dan tidak jarang pula anak jalanan yang berurusan dengan pihak berwajib, seperti: terlibat tawuran, tidak memiliki KTP, Kartu Keluarga dan ada yang diciduk oleh anggota satpol PP karena tidur di emperan toko atau trotoar jalan, sehingga apabila permasalahan itu terjadi, tidak sedikit dari mereka yang meminta bantuan ke Yayasan Bina Insan Mandiri.
28
Profil Yayasan Bina Insan Mandiri
72
Divisi advokasi kesehatan dibentuk untuk memberikan layanan kesehatan gratis. Tidak sedikit masyarakat yang memberikan stigma negatif pada anak jalanan sehingga rumah sakit atau layanan kesehatan tidak menerima mereka pada saat mereka ada yang sakit. Bukan hanya warga Yayasan Bina Insan Mandiri yang dapat menerima layanan kesehatan gratis ini, tetapi kepada siapapun yang membutuhkan layanan kesehatan agar tidak terjadi diskriminasi terhadap masyarakat miskin lagi.
2)
Penyusunan Pengurus Program Pembinaan
Dalam mengorganisasikan rumah singgah, kepala rumah singgah harus mengetahui kemampuan dan karakteristik tutor dan staf lainnya sehingga dapat menempatkan mereka pada posisi/tugas yang sesuai. Juga harus diketahui tugas apa yang sedang dikerjakan, sehingga tidak terjadi beban tugas yang berlebihan. Mengingat suatu program biasanya terdiri dari beberapa bagian yang mungkin
sekali
dikerjakan
oleh
orang
yang
berbeda,
maka
dalam
pengorganisasian harus jelas bagaimana hubungan antar bagian tersebut dan siapa yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan. Berdasarkan studi dokumentasi mengenai penyusuan pengurus, yaitu pihak sekolah menyusun pengurus khusus untuk setiap program pembinaan. Adapun struktur organisasi Yayasan Bina Insan Mandiri Depok dapat digambarkan sebagai berikut:
73
Gambar 4.3 Struktur Organisasi Yayasan Bina Insan Mandiri
29
Yayasan Bina Insan Mandiri
Pendidikan PKBM/Formal
Sosial Hukum Kesehatan
Ekonomi
Paket A
DKPS
ATK
SMP/Paket B
Advokasi
Koperasi
SMA/Paket C
Bakti Sosial
TBM
Rumah Singgah
Lab. Skill -Percetakan -Bengkel -Sablon -Service HP -Bisnis -Menjahit -Desain Grafis -Salon -Ternak -Pertamanan Penyelenggara PKBM Yayasan Bina Insan Mandiri Depok 30
Pelindung
: Yayasan Bina Insan Mandiri
Pembina Teknis
: Dinas Pendidikan / Penilik PLS Diknas
Penasehat
: Drs. Poewandriyono
Ketua
: Nurrohim, Amd 29
Dokumentasi Yayasan Bina Insan Mandiri (Yabim)
30
Dokumentasi Yayasan Bina Insan Mandiri ( Yabim)
74
Sekretaris
: Tony Zulhendra
Bendahara
: Rakibayni
Kelompok Belajar Usaha (KBU)
: Bahtiar
Program
: Deny S
Pembinaan
: Ekwanto
Pendanaan
: Ardian
Kemitraan
: Hafizullah
Litbang
: M. Ansori
Koordinator PAUD
: Ma’rifah
Koordinator SD
: Lianti
Koordinator SMP
: Muh. Natsir
Koordinator SMA
: Puja
Koordinator Kelas Musik
: - Sigit Wahyu - Apriyanto
Koordinator Kelas Design Grafis
: Irfan
Koordinator Kelas Bisnis
: Abdul Basir
Koordinator Kelas Batik
: Ucup Wahyudi
3)
Koordinasi dengan Pihak-Pihak yang Terkait dengan Pelaksanaan Program Pembinaan
Salah satu aspek yang sangat menunjang keberhasilan suatu organisasi mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan adalah koordinasi antar bagian atau pihak yang terkait dengan kegiatan yang dilakukan, sehingga masing-masing bagian dapat melaksanakan fungsinya dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. menetapkan mekanisme kerja untuk mengkoordinasikan perkerjaan dalam satu kesatuan yang harmonis. Seperti teori tentang koordinasi yang dikutip dari Ernest Dale bahwa pada saat setiap orang dan setiap bagian melaksanakan pekerjaan/aktivitas, kemungkinan timbul konflik di antara anggota, dan mekanisme pengkoordinasian memungkinkan setiap anggota organisasi untuk tetap bekerja efektif. 31
31
Nanang Fatah, loc.cit.
75
c. Pengendalian
Pengendalian yang meliputi pengawasan dan monitoring. Pengawasan dan monitoring merupakan aktivitas pengamatan atas pelaksanaan seluruh kegiatan dalam program untuk menjamin agar kegiatan tersebut berjalan dengan baik. Karena bagaimanapun pengawasan dan monitoring ini bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan dan memberikan umpan balik bagi perbaikan pelaksanaan. Pengawasan dan monitoring diperlukan agar rumah singgah Master ini tetap sesuai pada jalurnya untuk mencapai tujuan bersama. Pihak rumah singgah Yayasan Bina Insan Mandiri setiap semester mempersiapkan buku monitoring khusus untuk setiap kegiatan pembinaan yang intinya untuk mempermudah pengawasan dan monitoring kegiatan. Adapun contoh formulir monitoring anak jalanan yang dilakukan oleh pembina atau tutor di rumah singgah. 32 Pengawasan dan monitoring program pembinaan dilakukan oleh pihak intern, kepala rumah singgah dan pihak ekstern, yaitu oleh pihak secara struktural/ fungsional memiliki kewenangan membina kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksud yaitu kordinator divisi pendidikan dan divisi sosial, serta pembina atau para tutor. Semua pengawasan dan monitoring tersebut memiliki kriteria yang berbeda-beda dan pengawasannya dilakukan secara langsung atau bisa dilakukan dengan mengecek buku monitoring setiap bulan. Selain itu juga kepala rumah singgah melakukan inpeksi langsung pada saat program pembinaan berlangsung. Berdasarkan hasil temuan penelitian bahwa pengawasan kegiatan pembinaan di rumah singgah Master berkaitan dengan penilaian dari semua personil yang terlibat. Perkembangan siswa diawasi oleh pembina atau tutor, kinerja pembina atau tutor diawasi oleh koordinator divisi sosial dan kinerja koordinator divisi sosial diawasi oleh kepala rumah singgah. Semua pengawasan tersebut memiliki kriteria yang berbeda-beda. Pengawasan dan monitoringnya dilakukan secara langsung dengan instrument yang telah disediakan, mengisi data nilai atau absensi setiap kegiatan. Sehingga 32
Contoh formulir monitoring anak jalanan lihat lampiran 20, h. 152 .
76
pengawasan dan monitoring yang dilakukan rumah singgah master terhadap pelaksanaan program pembinaan sudah cukup efektif, namun masih butuh peningkatan. Hal tersebut berdasarkan kurang optimalnya keikutsertaan anak dalam beberapa kegiatan pembinaan.
d. Evaluasi
Evaluasi program pembinaan dimaksudkan untuk mengumpulkan data atau informasi mengenai tingkat keberhasilan yang dicapai warga binaan. Evaluasi dilakukan secara rutin untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan yang terjadi supaya tidak terulang lagi dan untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan program yang dilakukan. Penilaian secara inklusif mempertimbangkan pembentukan kepribadian yang terintegrasi, jiwa kemandirian atau kewirausahaan, sikap dan etos prilaku belajar/kerja dan disiplin anak jalanan dalam kegiatan-kegiatan pembinaan. Evaluasi perlu dilakukan untuk mengukur kadar efektivitas dan efisiensi setiap program pembinaan. Pada gilirannya, hasil evaluasi dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan lahirnya kebijakan tentang tindak lanjut program. Prinsip evaluasi tersebut mengindikasikan bahwa evaluasi seyogyanya dilakukan terhadap setiap program pembinaan anak jalanan, baik berkenaan dengan aspek persiapan, pelaksanaan, maupun hasil. Setiap aspek program perlu dievaluasi dengan mempergunakan instrumen yang terandalkan dan petugas evaluasi yang kompeten sehingga hasil evaluasi dapat dipertanggungjawabkan dan berguna untuk pengambilan keputusan. Pelaporan setiap program pembinaan didasarkan atas data dan atau informasi yang dihasilkan dari kegiatan evaluasi, Agar keotentikan laporan diperoleh, maka laporan disusun secara komprehensif setelah selesai pelaksanaan suatu program. Laporan untuk setiap program pembinaan merupakan bagian dari pertanggung-jawaban pelaksanaan program. Format laporan disesuaikan dengan kebutuhan atau panduan masing-masing program. Dengan demikian, pelaporan dipandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan suatu program.
77
Dalam pelaksanaan program pembinaan anak jalanan di rumah singgah master, salah satu evaluasi yang dapat digunakan adalah mengevaluasi hasil belajar yang dilakukan di sekolah master selama kegiatan belajar mengajar berlangsung untuk kurun waktu tertentu. Terutama untuk mengetahui apakah anak-anak yang dididik mengalami perubahan seperti yang diharapkan yakni dapat melek aksara dan memiliki pengetahuan yang lebih baik demi menghadapi era globalisasi. Berdasarkan hasil temuan penelitian, penilaian/ evaluasi pembinaan yang digunakan oleh rumah singgah master tidak sama dengan di sekolah pada umumnya yang mengevaluasi warga binaan melalui tugas-tugas dan berpatokan dengan nilai. Di rumah singgah Master evaluasi yang digunakan adalah melalui absen sebagai tingkat kedisiplinan, melihat sikap, tingkah laku dan perubahan perubahan bagi anak jalanan. Rumah singgah master lebih menekankan pengevaluasian tidak melihat dari berapa nilai yang diperoleh dari pelajarannya di sekolah master melainkan dari perubahan demi perubahan, baik tingkah laku maupun tingkatan ibadahnya karena mengingat bahwa anak jalanan yang memang mayoritasnya pengetahuan tentang agamanya kurang dan tingkah lakunya yang kurang baik. Maka dari itu, yang diharapkan dari rumah singgah Master adalah perubahan positif dari anak jalanan setelah mengikuti berbagai macam program pembinaan yang telah diselenggarakan rumah singgah master. Dari hasil temuan penelitian tentang evaluasi kegiatan pembinaan bahwa evaluasi kegiatan pembinaan anak jalanan yang dilaksanakan di rumah singgah Master merupakan upaya pembina atau tutor untuk menentukan baik atau buruk, efektif atau tidaknya program, proses, dan produk, dari pembinaan kesiswaan yang dilakukannya, sehingga dapat diambil keputusan bahwa kegiatan yang dimaksud dilanjutkan, diperbaiki, atau dihentikan. Berdasarkan hasil temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa evaluasi program pembinaan anak jalanan di rumah singgah Master berjalan dengan efektif. Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa dalam evaluasi program pembinaan di rumah singgah Master melibatkan seluruh komponen penting, yaitu kepala rumah singgah, koordinator divisi sosial dan pembina atau tutor di rumah
78
singgah Master. Selain itu juga terdapat instrumen untuk evaluasi program pembinaan anak jalanan, sehingga pihak rumah singgah bisa selalu mengetahui perkembangan program tersebut.
E. Analisis Data
Data diperoleh berdasarkan angket yang di kumpulkan mengenai tanggapan para guru tentang pelaksanaan pengelolaan rumah singgah Master diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.5 Sarana dan Prasarana
(n=8) No
Pernyataan
Ruang belajar a. Meja b. Kursi c. Papan tulis 2 Ruang guru Ruang 3 Perpustakaan - Tersedianya buku-buku 4 Ruang TU Ruang Lab5 Skill - Komputer Media 6 Pembelajaran Lapangan 7 Olahraga Asrama Laki8 Laki Asrama Perempuan 9 WC 10 Masjid 1
1
2
3
4
5
6
7
8
Jumlah
ratarata
7
8
7
5
8
7
7
8
57
7.1
6 1
7 0
9 1
2 1
8 1
6 1
6 1
7 1
51
6.4
7
0.9
8
8
9
2
8
7
7
8
57
7.1
7
8
5
1
8
5
1
6
41
5.1
6
6
3
6
6
6
6
5
44
5.5
6
6
5
8
8
7
7
7
54
6.8
1
7
6
2
1
8
4
7
36
4.5
7
9
9
9
9
9
8
9
69
8.6
8
9
10
9
9
9
9
9
72
9.0
9
8
7
5
9
8
8
8
62
7.8
7
7
5
5
8
8
7
8
55
6.9
6
6
6
6
9
8
7
7
55
6.9
8
8
5
7
9
8
7
8
60
7.5
7 9
6 8
5 8
7 9
7 10
8 9
7 9
7 9
54
6.8
71
8.9
79
Ruang 9 8 7 Kesehatan 112 119 107 Jumlah 6.6 7 6.3 Rata-Rata Keterangan no : 1. Adul 2. Wildan Robbani 3. Raqib Bayni 4. Wahidin 5. Bobby Irawan 6. Kawanto 7. Angga 8. Siti 11
9
9
8
9
9
68
8.5
93
127
122
110
123
913
114.1
5.5
7.5
7.2
6.5
7.2
53.7
6.7
Berdasarkan tabel diatas sarana dan prasarana penunjang yang tersedia di rumah singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri dirasakan sudah cukup memadai (rentang nilai antara 1 s/d 10) dengan dinyatakan dengan angka rata-rata 6,7. Berkaitan dengan sarana dan prasarana penunjang pembinaan anak jalanan di rumah singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri, Nurrohim mengatakan” “Yang unik dari sekolah ini adalah ruang-ruang kelas, kantor, dan tempat kegiatan siswa yang masih semi permanen.Kebanyakan dari bangunan disini dibuat dari papan, triplek, bahkan kontainer bekas.Kelasnya tidak berupa sekat, tetapi semi terbuka. Sehingga sering kali perhatian anakanak teralihkan dengan warga yang berlalu lalang atau hal-hal lain yang menarik perhatian mereka. Berbeda dengan sekolah-sekolah kebanyakan, tidak ada kursi dan meja untuk belajar disini. Yang ada hanya bangku bangku panjang yang mereka gunakan sebagai meja untuk menulis dan mereka duduk lesehan. Hal ini dikarenakan begitu banyak siswa sedangkan ruangannya kecil, jadi agar semuanya tertampung desain ruangan yang seperti itu lah yang paling cocok. Hal ini pula lah yang menjadi alasan kenapa ruangannya semi terbuka untuk menjaga sirkulasi dan kenyamanan siswa. Disetiap ruangan kelas tergantung satu white board sebagai sarana penunjang utama.”33 Dari pemaparan diatas bahwa bangunan di yayasan ini masih semi permanen. Kebanyakan ruangan-ruangan disini yang menjadi kelas, kantor dan tempat kegiatan siswa terbuat dari papan triplek. Dan yang unik dari sekolah ini beberapa ruangan disini dibangun dari kontainer bekas, maka dari itu Master 33
Wawancara dengan Nurrohim, Hasil wawancara lengkap lihat lampiran 12, h.127-128
80
terkenal dengan nama “Sekolah Kontainer”. Desain ruang kelas disini dibangun semi terbuka. Anak-anak belajar tidak menggunakan meja dan kursi seperti sekolah lainnya, mereka duduk lesehan dan menggunakan bangku-bangku panjang untuk menulis. Hal tersebut berdasarkan hasil angket para pembina dengan nilai rata-rata 0,9 untuk kursi dan 6,4 untuk meja. Desain seperti ini disesuaikan dengan banyaknya siswa dengan ruangan yang kecil agar siswa dapat tertampung semua untuk belajar dan untuk menjaga sirkulasi udara dan kenyamanan siswa. Rumah Singgah Master tidak memiliki ruang khusus untuk para pembina dan ruang tata usaha rumah singgah. Ruang tersebut bergabung dengan ruang sekertariat yayasan. Hal tersebut berdasarkan nilai rata-rata hasil angket yang rendah 5,1 untuk ruang guru dan 4,6 untuk ruang yayasan. Master belum mempunyai ruang perpustakaan khusus untuk anak-anak membaca dan menyimpan buku-buku bacaan. Buku-buku hanya diletakktan di rak-rak di pinggiran aula ruang terbuka. Berdasarkan nilai rata-rata hasil angket, 5,5 untuk ruang perpustakaan dan 6,4 untuk tersedianya buku-buku. Berkaitan dengan hal itu, Nurrohim mengatakan: “Belum ada perpustakaan buku bacaan yang memadai. Buku-buku hanya sedikit,diletakkan di rak buku di depan”. Ruang lab skill di Master sudah memuaskan. Hal ini berdasarkan hasil analisis angket yang tinggi, untuk ruang lab skill 8,6 dan untuk ketersediaan komputer 9,0. Berkaitan dengan penggunaan ruang
lab skill, Nurrohim
mengungkapkan: “Beberapa ruangan yang lain di sekolah Master digunakan untuk pusat pusat pengembangan keterampilan siswa seperti ruang sablon, ruang seni untuk para pelukis dan kaligrafer, ruang musik untuk mengamen, bengkel, digital printing dan toko penyewaan alat-alat pernikahan, peralatan tata boga, ruang service HP, ruang salon”. Media pembelajaran yang dimiliki Master sudah cukup lengkap dengan nilai rata-rata hasil angket 7.8, hanya saja media pembelajaran untuk Anak Berkebutuhan Khusus yang belum tersedia. Hal ini seperti di ungkapkan oleh Nurrohim:
81
“Sarana yang belum dimiliki oleh Yayasan Bina Insan Mandiri yaitu Media pembelajaran untuk Anak Berkebutuhan Kh usus.”34 Lapangan olahraga yang dimiliki Master berdasarkan hasil analisis angket sudah cukup baik dengan nilai rata-rata 6,9. Hanya saja lapangan atau taman bermain untuk anak-anak masih kurang, penghijauan masih perlu dilakukan. Hal ini seperti diungkapkan oleh Nurrohim: “Lapangan atau taman bermainnya kurang, karena anak-anak bermain harus di ruang yang terbuka, karena anak-anak disini pada agresif, jadi taman, pepohonan kita masih kurang, dia seharusnya jangan dipisahkan antara manusia, tumbuhan dan lingkungannya, taman dan penghijauan masih perlu.”35 Untuk memaksimalkan pelaksanaan pembinaan anak-anak jalanan di rumah singgah, Master memberikan mereka fasilitas berupa asrama, 3 ruang untuk laki-laki dan 2 ruang untuk perempuan. Asrama ini diperuntukkan untuk anak-anak jalanan yang tidak lagi pulang ke rumah. Keadaan asrama ini sudah cukup baik dengan nilai rata-rata hasil analisis angket 6,9 untuk asrama laki-laki dan 7,5 untuk asrama perempuan. Berkaitan dengan asrama rumah singgah Master, Nurrohim mengungkapkan: “Asrama ini diperuntukkan kepada anak -anak jalanan yang tidak lagi pulang ke rumah. Ada dua asrama disana yaitu asrama putri yang terletak di depan dekat dengan lapangan futsal serta asrama putra yang letaknya sedikit dibelakang dan terhalangi kelas-kelas serta WC umum.”36 Sarana MCK yang dimiliki Master berjumlah 16 ruang dengan kondisi cukup baik. Hal ini berdasarkan hasil penilaian angket dengan nilai 6,8. Master sudah memiliki masjid sebagai sarana ibadah yang sudah memuaskan dengan rata-rata penilaian hasil angket 8,9. Master juga sudah memiliki klinik kecil sebagai ruang kesehatan. Klinik disini bermitra dengan BAZNAS untuk dokter dan bantuan obat-obatan. Klinik
34
Wawancara dengan Nurrohim, Hasil wawancara lengkap lihat lampiran 12, h.129.
35
Wawancara dengan Nurrohim, Hasil wawancara lengkap lihat lampiran 12, h.129.
36
Wawancara dengan Nurrohim, Hasil wawancara lengkap lihat lampiran 12, h.129.
82
dsini bukan hanya memberikan layanan kesehatan untuk warga Master saja, tetapi juga untuk masyarakat sekitar yang membutuhkan layanan kesehatan gratis. Selain itu Master juga memiliki dapur umum untuk menunjang kehidupan anak-anak di Master dan juga anak-anak jalanan di sekitar terminal. Seperti diungkapkan oleh Nurrohim: “Guna menunjang kehidupan anak -anak jalanan disitu, ada dapur umum. Di dapur umum tersebut sudah ada petugas yang memasak makanan untuk kemudian dibagikan kepada anak-anak jalanan yang tinggal diasrama.Inovasi yang dilakukan pengurus baru-baru ini adalah dengan menyediakan makanan untuk anak jalanan di luar asrama, namun mereka harus tetap membayar seikhlasnya. Tagline dari inovasi ini adalah “makan secukupnya bayar seikhlasnya”. 37
-
Karakteristik Anak Jalanan yang Tinggal di Rumah Singgah Jumlah anak jalanan yang tinggal di rumah singgah Master berjumlah
sekitar 120 orang. Dengan prosentase 80% laki-laki atau berjumlah sekitar 100 orang dan 20% perempuan atau berjumlah sekitar 20 orang. Pernyataan tersebut diperoleh dari hasil pengisian angket oleh para tutor rumah singgah. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6 Karakteristik Anak Jalanan
(n=8) No
Karakteristik
Jumlah
Prosentase
1
Tinggal di asrama
70
60%
2
Pulang pergi
20
15%
30
25%
3
Kadang tinggal di asrama kadang pulang ke rumah
37
Wawancara dengan Nurrohim, Hasil wawancara lengkap lihat lampiran 12, h.128.
83
Tabel 4.7 Perhatian Terhadap Pelajaran
(n=8) No.
1 2 3 4 5
Pernyataan
Musik Keterampilan Matematika Sains Bahasa
1
2
3
4
5
6
7
8
8 9 8 7 9 9 9 9 8 8 8 6 9 9 9 9 7 3 4 5 3 5 5 6 1 3 1 6 2 2 3 6 8 4 1 6 4 7 7 7 32 27 22 30 27 32 33 37 6.4 5.4 4.4 6 5.4 6.4 6.6 7.4
68 66
RataRata 8.5 8.25
38
4.75
24
3
44 240 48
5.5 30 6
Jumlah
Jumlah Rata-Rata Keterangan no : 1. Adul 2. Wildan Robbani 3. Raqib Bayni 4. Wahidin 5. Bobby Irawan 6. Kawanto 7. Angga 8. Siti Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa perhatian terhadap
mata pelajaran sudah cukup baik untuk ukuran anak jalanan dengan perolehan nilai rata-rata hasil angket 6. Musik dan keterampilan memperoleh nilai paling tinggi diantara mata pelajaran lainnya dengan nilai rata-rata angket diatas 8. Perhatian terhadap mata pelajaran matematika dan sains sangat kurang dengan nilai rata-rata di bawah 5, sedangkan perhatian siswa terhadap mata pelajaran bahasa sudah lumayan cukup dengan rata-rata nilai 5. Hal ini dikarenakan anak-anak yang dibina di rumah singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri berasal dari keluarga menengah kebawah, maka pendidikan yang diperlukan oleh mereka yang orientasinya terhadap pekerjaan. Oleh karena itu keterampilan dan musik inilah yang paling diminati oleh anakanak binaan disini. Berbeda jika dibandingkan dengan sekolah formal pada umumnya, mata pelajaran sains, matematika, dan bahasa biasanya paling diminati, karena orientasi mereka yaitu untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Melalui
Pendidikan
luar
sekolah,
Yayasan
Bina
Insan
Mandiri
memberikan pelatihan keterampilan kepada anak-anak jalanan, agar anak-anak
84
yang telah putus sekolah atau anak-anak jalanan mampu hidup mandiri tanpa menggantungkan hidupnya kepada orang lain. Hal ini seperti diungkapkan oleh Nurrohim: “Melalui pendidikan luar sekolah anak -anak diberikan keterampilan seperti: service handphone, las, bengkel, komputer, desain grafis, tata boga, menjahit dan lain sebagainya”.38 Ada beberapa jenis pelatihan keterampilan yang diberikan Yayasan Bina Insan
Mandiri
kepada
anak
binaannya,
yaitu
pelatihan
keterampilan
percetakan/sablon, otomotif, komputer, service HP, salon kecantikan, menjahit, tataboga. Pelatihan keterampilan-keterampilan tersebut untuk membekali keahlian mereka di kemudian hari. Bila seseorang memiliki keahlian maka dengan mudah untuk mendapatkan pekerjaan atau melakukan usaha secara mandiri. Pelatihan keterampilan yang diberikan Yayasan Bina Insan Mandiri kepada anak binaanya betujuan agar mereka dapat memiliki jiwa kreatif, skap positif, jujur dan inovatif serta belajar bagaimana cara berwirausaha dan dapat membekali diri untuk hidup dikemudian hari. Hal ini sejalan dengan Misi Yayasan Bina Insan Mandiri, yaitu menyiapkan masyarakat yang mandiri, handal melalui keterampilan tepat guna berdasarkan nilai-nilai kemandirian dan kemanusiaan. Dari pelatihan-pelatihan keterampilan ini anak binaan dipacu untuk memahami dunia kerja dan wirausaha serta mampu membaca peluang usaha dan bisnis, dengan demikian menumbuhkan optimisme mengikuti berbagai pelatihan. Program-program ini memberikan motivasi berwirausaha serta pelatihan-pelatihan bisnis, sehingga warga belajar dapat mengembangkan potensi dan memunculkan jiwa pengusaha yang mampu menciptakan lapangan kerja, melihat, menggali dan mengembangkan potensi dirinya dan peluang usaha di lingkungan mereka berada. Minat anak-anak terhadap musik tinggi, karena tidak lepas dari kehidupannya dijalanan sehari-hari mencari uang dengan mengamen dijalanan. Maka dari itu, Yayasan Bina Insan Mandiri memfasilitasi mereka dengan
38
Wawancara dengan Nurrohim, Hasil wawancara lengkap lihat lampiran 12, h.124.
85
mengadakan kelas musik. Seni musik yang dikembangkan di Yayasan Bina Insan Mandiri adalah seni musik barang bekas (trashick ) yaitu seni musik dengan menggunakan instrument musik dari barang-barang bekas seperti tong, botol, gallon, besi tua, dll. Adanya kelas musik dapat dijadikan sebagai wadah bagi para warga binaan Yayasan Bina Insan Mandiri untuk lebih mengembangkan bakatnya di bidang musik karena sebagian anak jalanan yang dibina Yayasan Bina Insan Mandiri pernah mengamen. Selain itu, untuk mempersiapkan para warga binaan yang memiliki bakat dan minat yang tinggi terhadap musik semakin terasah, kualitas skill musik mereka meningkat dan dapat menghasilkan karya musik yang lebih berkualitas sehingga mereka tidak mendapatkan uang dengan mengamen dijalan lagi, tetapi pada acara-acara atau event instansi atau lembaga lainnya. Dari uraian diatas dapat diketahui kekuatan yang dimiliki Yayasan Bina Insan Mandiri dalam pengelolaan rumah singgah yaitu menjunjung tinggi kebersamaan, memiliki tenaga pendidik yang kompak dalam membina anak-anak jalanan, mendapat dukungan dari masyarakat sekitar serta lembaga/instansi yang peduli terhadap pendidikan anak-anak jalanan. Adapun kelemahan yang dimiliki Yayasan Bina Insan Mandiri dalam pengelolaan rumah singgah adalah banyaknya anggaran pengeluaran yang dikeluarkan oleh Yayasan Bina Insan Mandiri untuk keperluan sedangkan jumlah warga binaan semakin banyak, tidak meratanya pemahaman dalam penanganan warga binaan, kebersihan juga kurang optimal, dan kurangnya SDM yang menangani pembinanaan anak jalanan di rumah singgah, karena SDM disini lebih banyak terkonsen di divisi pendidikan. Sedangkan peluang yang mungkin dapat dikembangkan Yayasan Bina Insan Mandiri dalam pengelolaan rumah singgah adalah beberapa jenis pelatihan keterampilan yang diajarkan oleh Yayasan Bina Insan Mandiri dalam rangka pengembangan kreativitas warga belajar agar dapat mengembangkan unit-unit usaha yang dimiliki Yayasan Bina Insan Mandiri dan kemandirian hidup bagi anak-anak jalanan itu sendiri. Hambatan yang menjadi ancaman yang dihadapi rumah singgah Master dalam pengelolaan rumah singah adalah banyaknya anak-anak yang keluar masuk
86
rumah singgah, sehingga jumlah warga binaan di rumah singgah tidak menentu, anggaran masih dirasakan kurang dan dukungan dari pemerintah dalam pembuatan izin-izin program terkadang sulit.
F. Ulasan
Pembinaan anak jalanan merupakan suatu usaha untuk memberi pengarahan dan bimbingan melalui pemberdayaan rumah singgah dengan cara memberi pengarahan dan bimbingan dan juga memberikan pemenuhan pendidikan, mental dan psikologi. Pembinaan melalui rumah singgah ini merupakan pembinaan yang lebih banyak ditawarkan oleh Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) sebagai solusi untuk mengurangi kehidupan jumlah anak jalanan, namun kenyataannya program tersebut kurang berhasil. Sejauh ini telah banyak rumah singgah didirikan sebagai usaha-usaha pembinaan anak jalanan yang dilakukan oleh masyarakat. Meskipun daya serap rumah singgah yang sangat terbatas sangat tidak memadai dibandingkan dengan jumlah anak jalanan yang terus meningkat. Fungsi rumah singgah yaitu sebagai tempat perlindungan dari berbagai bentuk kekerasan yang kerap menimpa anak jalanan dari kekerasan dan perilaku penyimpangan seksual ataupun berbagai bentuk kekerasan lainnya, sebagai tempat rehabilitasi yaitu mengembalikan dan menanamkan fungsi sosial anak, dan sebagai akses terhadap pelayanan, yaitu sebagai persinggahan sementara anak jalanan dan sekaligus akses kepada berbagai pelayanan sosial seperti pendidikan, kesehatan dll. Fungsi rumah singgah terebut semestinya memberikan solusi alternatif dengan memberikan pelayanan sosial kepada anak-anak yang kurang beruntung, dan tidak tertampung oleh pemerintah, tetapi banyak bukti yang menunjukan model penanganan rumah singgah belum mampu menyelesaikan permasalahan anak jalanan secara tuntas. Salah satu usaha pembinaan anak jalanan di kawasan terminal Depok adalah dengan didirikannya Rumah singgah master dibawah naungan Yayasan Bina Insan Mandiri. Yayasan ini merupakan lembaga sosial masyarakat yang
87
memberikan kesempatan kepada anak jalanan, anak-anak putus sekolah dan anakanak yang belum bisa mengakses layanan pendidikan untuk mengenyam pendidikan formal maupun nonformal. Dimana anak-anak tersebut mempunyai masalah ekonomi sehingga tidak mungkin untuk mengenyam pendidikan di sekolah formal lainnya. Rumah singgah Master memberikan kesempatan kepada anak ja lanan yang putus sekolah untuk melanjutkan sekolahnya baik melalui pendidikan formal maupun kesetaraan hingga lulus tanpa dipungut biaya apapun, bahkan ji ka mereka mampu akan dibiayai pendidikannya hingga perguruan tinggi. Tetapi jika anak tidak ingin melanjutkan sekolahnya maka akan diberikan pelatihan berbagai macam keterampilan yang memadai untuk bisa bekerja pada sektor formal maupun nonformal agar mereka dapat hidup mandiri dan tidak menggantungkan hidupnya lagi pada orang lain. Pendidikan yang diselenggarakan Yayasan Bina Insan Mandiri tidak dipungut biaya sama sekali, semua layanan pendidikan disini gratis, mulai dari uang sekolah dan fasilitas lainnya. Bahkan diberikan uang jajan bagi anak-anak jalanan yang tinggal di rumah singgah. Diharapkan dengan adanya rumah singgah master di kawasan terminal Depok ini dapat membantu pemerintah dalam program pengentasan anak jalanan.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan masalah yang telah diteliti, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa: 1. Rumah singgah Master adalah sebuah lembaga yang diselenggarakan untuk memberikan bantuan baik secara moril maupun materil kepada anak jalanan yang berada disekitar Rumah singgah Master, khususnya yang berada disekitar terminal Depok. Rumah singgah Master didirikan dengan tujuan agar anak-anak tersebut tidak lagi bekerja sebagai anak jalanan. Rumah singgah Master juga memberi kesempatan kepada mereka agar tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai dengan minat dan bakatnya. Rumah singgah ini merupakan salah satu program Yayasan Bina Insan Mandiri dalam pembinaan anak jalanan. 2. Pelaksanaan pembinaan anak jalanan di rumah singgah Master meliputi: 1) Program akademis a) Program jalur pendidikan formal (SMP dan SMA terbuka) b) Program
jalur
pendidikan
nonformal
(PAUD,
pendidikan
kesetaraan paket A, B, C) 2) Program kelas bisnis 3) Program kelas seni (seni musik barang bekas ( trashick )), pelatihan lukisan gombal, pelatihan batik) 4) Program kelas tahfidz 5) Program kelas teknologi 6) Program tambahan (program
lab skill: pelatihan
komputer, pelatihan
teknisi HP, pelatihan automotif, menjahit, tataboga dan sablon).
88
89
3. Mengenai Program pelayanan Rumah Singgah Master menyesuaikan dengan program yang telah ditetapkan oleh Kementrian Sosial RI: 1) Penjangkauan: Kegiatan ini dilakukan dalam upaya mengadakan pendekatan dan menjalin persahabatan dengan anak-anak jalanan, agar dapat diperoleh gambaran kultur mereka. 2) Pengkajian masalah: Pada tahap ini mulai dilakukan pendekatan kepada anak-anak jalanan untuk diketahui profil keluarga dan dirinya 3) Resosialisasi: Melakukan bimbingan sosial dan keagamaan agar anakanak memiliki perilaku positif terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan lingkungan. 4) Rujukan pemberdayaan untuk anak jalanan: dalam bidang pendidikan melalui kegiatan beasiswa, kejar paket A, B, C dan ujian persamaan, latihan keterampilan, bantuan modal dan bimbingan usaha bagi anak, dan membantu anak menemukan pekerjaan lain. 5) Pemberdayaan untuk Orang Tua Anak Jalanan: Pelatihan untuk masyarakat sekitar pemberian modal dan bimbingan usaha. 6) Terminasi: dilakukan untuk mengakhiri proses penanganan anak jalanan setelah dapat di normalisasi di rumah singgah. 4. Dalam pelaksanaan pengelolaan, rumah singgah Master menjalankan unsur-unsur perencanaan, pengorganisasian, pengendalian (pengawasan dan monitoring) dan evaluasi. a. Perencanaan disusun secara bersama dalam forum rapat kerja b. Pengorganisasian: struktur organisasi ini dibentuk agar pengurus mengetahui tugas-tugasnya tersebut. c. Pengendalian: pengawasan diperlukan agar yayasan ini tetap sesuai pada jalurnya untuk mencapai tujuan bersama. d. Evaluasi dilakukan secara rutin untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan yang terjadi agar tidak terulanglagi dan untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan proram yang dilakukan.
90
5. Pengelolaan rumah singgah Master sudah berjalan cukup baik, fungsifungsi yang ada dapat terlaksana dengan ditunjang oleh beberapa pendukung, yaitu: a. Adanya tenaga pengajar dan pengurus yang mempunyai dedikasi yang tinggi dan menjunjung tinggi kebersamaan meskipun mereka tidak mendapatkan honor yang memadai. b. Hubungan
baik
dan
dukungan
dari
masyarakat
sekitar
serta
lembaga/instansi yang peduli terhadap pendidikan anak-anak jalanan yang dapat membantu kelangsungan rumah singgah Master Namun ada beberapa faktor penghambat yang dialami oleh Rumah Singgah Master, yaitu: a. Banyaknya anggaran pengeluaran yang dikeluarkan oleh Yabim untuk keperluan sedangkan jumlah warga binaan yang semakin banyak, b. Tidak meratanya pemahaman dalam penanganan warga binaan, c. Kurangnya SDM yang menangani pembinanaan anak jalanan di rumah singgah, karena SDM disini lebih banyak terkonsen di divisi pendidikan. B. Saran
Dari hasil penelitian ini penulis mencoba memberi sumbang saran demi peningkatan dan kemajuan rumah singgah Master dalam menjalani pembinaan dalam bidang pendidikan bagi anak jalanan dan anak-anak yang tidak mampu, adapun saran-saran tersebut adalah: 1. Hendaknya Yayasan Bina Insan Mandiri meningkatkan system pendataan atau komputerisasi agar memiliki
database
yang baik, sehingga
mempermudah pihak yayasan atau pihak lain dalam memberikan dan mengakses informasi tentang Yayasan Bina Insan Mandiri. 2. Lebih memperbanyak hubungan antara Yayasan dengan pemerintah dan instansi-instansi lainnya agar lebih mendapatkan dukungan moril maupun materil.
91
3. Terus mengembangkan jaringan kerjasama/kemitraan dengan pihak-pihak terkait untuk mempermudah pelaksanaan pengelolaan rumah singgah dalam pembinaan anak jalanan.
DAFTAR PUSTAKA
Aliminsyah, Kamus Istilah Manajemen Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris. Bandung: CV Yrama Widya, 2004 Alimuddin, Alwi, Peranan Rumah Singgah dalam Membina Anak Jalanan di DKI Jakarta. Tesis pada Pasca Sarjana UI Jakarta: 2007. Tidak dipublikasikan Alwi, Hasan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Anak Jalanan dan Terlantar, Tanggung Jawab Siapa?. Majalah Info Societa. Kementrian Sosial RI edisi II/2011 Astuti,
Dwi.
Penelitian
Rumah
Singgah
Se-Jawa
Timur,
www.damandiri.or.id/file/dwiastututiunairbab2.pdf Arief,
Armai.
Upaya
Pemberdayaan
Anak
Jalanan.
http://anjal.blogdrive.com/archive/11. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 1998 _________________. Pengelolaan Kelas dan Siswa, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996 Booklet Kementerian Sosial dalam Angka Tahun 2012 Jakarta: Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial. Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial, 2012 Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: Lubuk Agung, 1989 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1988 Dokumentasi Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) Fattah, Nanang.
Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004
92
93
Istianah, Siti Aminatun. Pendidikan Nonformal Sebagai Alternatif Pembinaan Anak Jalanan (Studi Kasus di Yayasan Bina Insan Mandiri Depok), Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2013 Malik, Abdul, Manajemen Sosial Rumah Singgah. Tesis pada Pasca Sarjana UI Jakarta: 2001. Tidak dipublikasikan Manullang, M. Dasar-dasar Manajemen. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009 Modul Pelayanan Sosial Anak Jalanan Berbasis Panti, Jakarta: Direktorat Pelayanan Sosial Anak, Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Departemen Sosial RI, 2006 Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009 Nurhilmi, E Sri, Manajemen Rumah Singgah dalam Membina Anak Jalanan (Studi Rumah Singgah Akur Kurnia Kramat Jati Jakarta Timur), Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2009 Pedoman Pelayanan Sosial Anak Jalanan Berbasis Panti . Jakarta: Direktorat Pelayanan Sosial Anak, Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Departemen Sosial RI, 2007 Pedoman Penyelenggaraan Pembinaan Anak Jalanan Melalui Rumah Singgah , Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesejahteraan Sosial. Departemen Sosial RI, 1999 Pedoman Pelayanan Sosial Anak Terlantar. Jakarta: Direktorat Pelayanan Sosial Anak,
Direktorat
Jenderal
Pelayanan
dan
Rehabilitasi
Sosial,
Departemen Sosial RI, 2008 Prastowo, Adi. Memahami Metode-Metode Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011 Profil Kemiskinan Di Indonesia Maret 2013. Berita Resmi Statistik No. 47/07/Th. XVI, 1 Juli 2013
94
Profil Yayasan Bina Insan Mandiri Rochmatun,
Tujuan
Pengelolaan
Pembelajaran,
2012
(http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2258046-tujuan pengelolaan-pembelajaran) Siagian, P Sondang. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara, 2000 Standar Pelayanan Sosial Anak Jalanan Melalui Rumah Singgah , Jakarta: Direktorat Bina Pelayanan Sosial Anak, Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Departemen Sosial RI, 2002 Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010 Sudjana, D. Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar Sekolah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Penerbit Falah Production, 2000 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2008 Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT Refika Aditama, 2005 Tim penyusun proposal YABIM, Proposal Yayasan Bina Insan Mandiri, (Depok: Yayasan Bina Insan Mandiri, 2012) Usman, Husaini dan Purnomo. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000 Usman, Husaini. Manajemen, Teori, Praktik & Riset Pendidikan. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2008 Wawancara dengan
Nurrohim, Pendiri Yayasan Bina Insan Mandiri (10
Desember 2013, pukul 15.30) di Kantor Yayasan Bina Insan Mandiri Depok.
110
LAMPIRAN 9 FOTO DOKUMENTASI PENELITIAN
Ket. Gambar: Ruang Belajar yang Terbuat dari Container Sumbangan dari Tupperware
111
Ket. Gambar: Suasana Belajar di Sekolah Master
112
Ket. Gambar: Gerbang Depan Yayasan Bina Insan Mandiri
Ket. Gambar: Ruang Kantor Yayasan Bina Insan Mandiri yang Terbuat dari Container Sumban an dari PT. Antam.
113
114
LAMPIRAN 10
PEDOMAN WAWANCARA
Hari/Tanggal
:
Interview
:
Jabatan
:
Waktu
:
Tempat
:
Pokok Pembicaraan
1.
Apa yang melatar belakangi berdirinya Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________
2.
Kapankah Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) berdiri? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________
3.
Apa visi, misi dan tujuan Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________
115
4.
Siapakah pelopor/pendiri Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________
5.
Dikelola oleh siapa sajakah Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________
6.
Bagaimana pelaksanaan pengelolaan pendidikan Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________
7.
Bagaimanakah struktur kepengurusan saat ini? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________
8.
Kurikulum apa yang digunakan Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________
116
9.
Program apa saja yang diterapkan Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) dalam membina anak jalanan? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________
10.
Pembinaan apa yang digunakan Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) dalam menangani/membina anak jalanan? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________
11.
Kedala apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan pendidikan Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________
12.
Bagaimana cara rumah singgah untuk menarik minat para anak jalanan agar mau mengikuti program-program rumah singgah Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________
117
13.
Bagaimana keadaan tenaga pengajar Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM), apakah sudah memadai? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________
14.
Sarana dan prasarana apa saja yang dimilikidan tidak di miliki Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________
15.
Bagaimana cara pencarian dana di Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________
16.
Berapa lamakah subsidi tersebut berlangsung? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________
17.
Dengan pihak mana saja Yabim melakukan kerja sama? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________
118
18.
Apakah siswa yang masuk ke Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) dikenakan uang pangkal? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________
19.
Sudah berapakah lulusan dari Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)? _____________________________________________________________
20.
Output apa yang diberikan Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) kepada lulusannya? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________
Depok, Desember 2013 Pewancara
Terwawancara Ketua Yayasan Bina Insan Mandiri
(Annisa Nur Afifah)
_____________________________
119
LAMPIRAN 11
ANGKET UNTUK GURU
Nama/ Responden
:
Bidang Studi yang di Ajarkan : Pendidikan Terakhir
:
I. SARANA DAN PRASARANA Petunjuk Pengisian
1. Jawaban merupakan pendapat atau kondisi yang Bapak/Ibu rasakan. 2. Isilah dengan memberikan lingkaran (0) pada jawaban yang Bapak/Ibu guru pilih sesuai dengan keadaan sebenarnya. No.
1
Pernyataan
Ruang belajar a. Meja b. Kursi c. Papan tulis
2 3
Ruang guru Ruang Perpustakaan - Tersedianya buku-buku
4 5
Ruang TU Ruang Lab-Skill - Komputer
6 7
Media Pembelajaran Lapangan Olahraga
8
Asrama Laki-Laki Asrama Perempuan 9 WC 10 Masjid 11 Ruang Kesehatan Keterangan: Nilai 1 Sangat kurang
Pilihan Jawaban
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
1 1 1 1 1
2 2 2 2 2
3 3 3 3 3
4 4 4 4 4
5 5 5 5 5
6 6 6 6 6
7 7 7 7 7
8 8 8 8 8
9 9 9 9 9
10 10 10 10 10
1 1 1 1 1
2 2 2 2 2
3 3 3 3 3
4 4 4 4 4
5 5 5 5 5
6 6 6 6 6
7 7 7 7 7
8 8 8 8 8
9 9 9 9 9
10 10 10 10 10
1 1 1 1 1
2 2 2 2 2
3 3 3 3 3
4 4 4 4 4
5 5 5 5 5
6 6 6 6 6
7 7 7 7 7
8 8 8 8 8
9 9 9 9 9
10 10 10 10 10
10 Sangat Sempurna 2 – 9 nilai “antara” sangat kurang dan sangat sempurna
120
II. KARAKTERISTIK ANAK JALANAN
Jumlah anak jalanan di Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) berjumlah …. Orang No
Karakteristik
1.
Tinggal di Asrama
2
Pulang Pergi
3
Kadang tinggal di asrama
Jumlah
Persentase
kadang pulang ke rumah
III. MATERI PELAJARAN (DOMINAN) (Jawaban boleh lebih dari 1)
1. . 2. . 3. . 4. . 5. .
IV. PERHATIAN TERHADAP PELAJARAN Petunjuk Pengisian
1. Jawaban merupakan pendapat atau kondisi yang Bapak/Ibu rasakan. 2. Isilah dengan memberikan lingkaran (0) pada jawaban yang Bapak/Ibu guru pilih sesuai dengan keadaan sebenarnya. No.
1 2 3 4 5
Pernyataan
Musik Keterampilan Matematika Sains Bahasa
Pilihan Jawaban
1 1 1 1 1
2 2 2 2 2
3 3 3 3 3
4 4 4 4 4
5 5 5 5 5
6 6 6 6 6
7 7 7 7 7
8 8 8 8 8
9 9 9 9 9
10 10 10 10 10
121
V. ANALISIS SWOT
1. Kekuatan apa yang dimiliki Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) dalam pengelolaan rumah singgah? ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ 2. Kelemahan apa yang dimiliki Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) dalam pengelolaan rumah singgah? ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ 3. Peluang apa saja yang mungkin dapat dikembangkan Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) dalam pengelolaan rumah singgah? ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ 4. Hambatan apa saja yang dihadapi Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) dalam pengelolaan rumah singgah? ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________
122
LAMPIRAN 12
HASIL WAWANCARA
Hari/Tanggal
: Selasa, 10 Desember 2013
Interview
: Bapak Nurrohim
Jabatan
: Pendiri/ ketua Yayasan Bina Insan Mandiri
Tempat
: Ruang Yayasan Bina Insan Mandiri
Pokok Pembicaraan
1.
Apa yang melatar belakangi berdirinya Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)? Berawal dari emperan mesjid, Berangkat dari sebuah keyakinan dimana masih banyak orang bingung untuk bersekolah dan banyak pula yang putus sekolah, jadi pendidikan ini belum merata, belum bisa dijangkau, belum bisa diakses oleh semua anak-anak. Wujud keprihatinan tersebut kehadiran master ini bagaimana melayani yang tidak terlayani, menjangkau yang tidak terjangkau, dari mulai usia anak-anak sampai yang sudah punya anak bisa disini. Pendidikan ini adalah model PKLK (Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus. Ada 5 faktor anak jalanan, anak terlantar, ABK, anak cacat, anak yang berhadapan dengan hukum. Anak terlantar kalau tidak ditangani bisa turun ke jalan.
2.
Kapankah Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) berdiri? 28 Oktober 2000 bertepatan dengan hari sumpah pemuda.
123
3.
Apa visi, misi dan tujuan Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)? Sederhananya kan kita mendidik anak bangsa supaya cerdas, mandiri dan berakhlakul karimah. Tujuan kita memberikan layanan pendidikan gratis yang insyaallah berkualitas agar bisa menampung orang-orang yang tidak bisa sekolah. Yayasan ini melayani yang tidak terlayani, menjangkau yang tidak terjangkau, jadi kita sebagai fasilitator kaum marginal, membantu orangorang yang tidak bisa mengakses layanan pendidikan dan kesehatan.
4.
Siapakah pelopor/pendiri Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)? Awalnya saya sendiri, karena ini pekerjaan berat sampai akhirnya saya merekrut temen-temen aktivis, remaja, mahasiswa. Jadi saya selaku insiator yang konsep ini, saya butuh orang yang bisa jadi eksekutor. untuk keberlangsungan ini minimal butuh 3 sampai 5 orang. Jadi pekerjaan ini tidak mungkin dilakukan sendiri, apalagi anak-anak itu cukup antusias dan banyak, sehingga kita tidak ingin menyia-nyiakan impian mereka. Mereka punya semangat, punya kemauan, punya mimpi sehingga tugas kita mewujudkan impian dan harapan mereka
5.
Dikelola oleh siapa sajakah Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)? Praktisi, akademisi, beberapa keluarga besar para alumninya yang mengabdi disini dan beberapa aktivis mahasiswa untuk program-program pengabdian masyarakatnya disini.
6. Bagaimana pelaksanaan pengelolaan Rumah Singgah di Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)? Apakah sesuai dengan fungsi manajemen dalam rumah singgah (perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, monitoring, evaluasi) Master ini pengelolaannya terbuka bersifat pastisipatif, jadi semua orang tau tentang pengelolaan kita. Saat merancang program biasanya disusun bersama dalam Raker (Rapat kerja) yang dilaksanakan secara terbuka. Pengorganisasian, struktur organisasi ini dibentuk agar pengurus mengetahui
124
tugas-tugasnya tersebut. Pengawasan diperlukan dalam agar yayasan ini tetap sesuai pada jalurnya untuk mencapai tujuan bersama. Selanjutnya kita juga melakukan evaluasi secara rutin untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan yang terjadi supaya tidak terulang lagi dan untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan program yang dilakukan.
7.
Bagaimanakah struktur kepengurusan saat ini? kalau dari sisi struktur. Ini ada dibawah naungan yayasan kita ada 4 divisi, yayasan ada pendiri, pengawas Pembina, pengurus. Pendiri sebagai Pembina pengawas pengurus. Pengurus ada ketua, sekertaris bendahara, di bawahnya ada divisi pendidikan dari TK sampai SMA ada divisi sosial, divisi dakwah atau pembinaan dan divisi ekonomi. Divisi sosial didalamnya itu ada divisi kesehatan, advokasi, rumah singgah.
8.
Kurikulum apa yang digunakan Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)? Kita memakai kurikulum perpaduan, kurikulum SDIT, kurikulum pesantren, kuriulum kemensos, ILO, dirangkum semua, jadi bagaimana baiknya saja kita ambil. Dari kemenag, kemensos, kemendikbud kita ambil kisi-kisinya.
9.
Program apa saja yang diterapkan Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) dalam membina anak jalanan? Programnya setiap divisi berbeda-beda, kalau dari divisi pendidikan seperti PAUD, SD, SMP, SMA, baik jalur terbuka maupun paket atau pendidikan kesetaraan (paket A setara SD, paket B setara SMP, dan paket C setara SMA). Jalur SMP dan SMA terbuka menginduk ke SMP Negeri 10 Depok dan SMA Negeri 05 Depok. Selain itu, melalui pendidikan luar sekolah anak-anak diberikan keterampilan seperti: service handphone, las, bengkel, komputer, desain grafis, tata boga, menjahit dan lain sebagainya. Ada juga pelatihan untuk masyarakat sekitar yaitu, pelatihan lukisan global dan batik (pemberdayaan untuk ibu-ibu yang berada disekitar dan para siswi Yabim). Ada
juga
program
“Coaching
dan
conselling”
dengan
tujuan
125
mengembangkan
potensi
jiwa
berwirausaha,
memberikan
motivasi
berwirausaha, menciptakan lapangan kerja, melihat peluang usaha, menggali dan mengembangkan potensi daerahnya. Disini para anak didik yang telah mengikuti latihan kerja akan di serap oleh unit-unit usaha yang dikembangkan oleh Yabim. Ada juga dari divisi ekonomi seperti kewirausahaan, pendampingan dalam usaha mikro, pemberian pinjaman, dan lain sebagainya. Divisi sosial seperti kesehatan, hukum untuk anak-anak bermasalah, bakti bakti sosial untuk masyarakat sekitar sini. Keagamaan seperti bimbingan spiritual, kemandirian.
10.
Pembinaan apa yang digunakan Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) dalam menangani/membina anak jalanan? Pembentukan karakter baru skill nya, ijazah sebagai penunjang saja, jadi pembentukan karakter itu bagaimana kekuatan spiritual itu kecerdasan spiritualnya itu dibangun melalui pendalaman materi, pembinaan akhlak. Keberhasilan pembinaan bukan dari banyaknya yang kita tampung, tapi berapa banyak anak-anak bisa di normalisasi, di rehabilitasi kembali kehabitatnya masing-masing, artinya kembali ke lingkungan keluarga, ke lingkungan masyarakat dan dan di dunia kerja pun bisa diterima punya daya saing dan skill, normal kehidupannya, seperti keluarga-keluarga yang lain. Fungsi sekolah ini dari jalanan dikembalikan ke sekolah, sekolah ini sesuai dengan model karakteristik anak-anak jalanan yang tidak di bikin riber segala macamnya, seperti akta kelahiran dan sebagainya. Kalau untuk rumah singgah, ketika anak-anak mau sekolah, kita rumahkan, ketika yang dirumahkan ini sudah mulai bagus, baru kita kirim ke pesantren. Rumah singgah ini ada yang di Master, ada yang di Pondok Master, ada yang mau sekolah aja, atau mau belajar keterampilan saja disini, tapi kalau ingin mengkaji agama lebih dalam ya di pondok master yang lebih banyak kajian agamanya, kalau yang rumah singgah sini hanya pembinaan karakter tidak sampai menghaf al qur’an, hanya hafalan surat-surat pendek saja.
126
Pembinaan disini yaitu dengan pendampingan, pengkajian masalah anak jalanan, resosialisasi, pemberdayaan, setelah mereka dapat mandiri tetap dilakukan pemantauan.
11.
Kedala apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan pendidikan Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)? Kita kan orang-orang yang khusus dan spesial semua. Seperti orang pecandu narkoba dan seks bebasnya dan ABH (Anak yang Berhadapan dengan Hukum) itu agak sulit dibina, karena butuh pendampingan khusus dan orang-orang bisa mengahadapi ini sangat terbatas. Jika kategori anak terlantar dan anak jalanan masih bisa ditangani. Anak-anak yang tuna rungu atau ABK (Anak Berkebutuhan Khusus), walaupun jumlahnya tidak banyak tapi relawannya jarang datang, kadangkadang kan kita tidak mau terjun payung juga untuk mendidiknya. Mereka dari keluarga miskin yang tidak bisa memilih untuk sekolah dimana, tibatiba datang dan menyerahkan kepada yayasan, yang penting anaknya di disini. Kita kan harus ada tenaga psikolog yang ahli yang bisa mendampingi anak ini. Jadi keterbatasan sumber daya untuk penanganan ABK, belum ada kemitraan yang permanen untuk ABK, infrastruktur dan sarana penunjang untuk bahan ajar untuk ABK kurang.
12.
Bagaimana cara rumah singgah untuk menarik minat para anak jalanan agar mau mengikuti program-program rumah singgah Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)? Mereka itu butuh tempat berlindung dan bernaung dan bisa memberikan kenyamanan dan ketenangan. Kalau kita sudah bisa memberikan sesuatu, bisa mendekati dan bergaul dengan mereka. Jadi guru, para pendamping, para tutor harus bersahabat dengan mereka. Kita bis a masuk dahulu ke dunia mereka, baru ketika kita sudah bisa diterima, diberi kepercayaan, mereka nyaman, aman dengan kita, baru kita masuk. Ketika mereka sudah jinak 2 atau 3 orang, nanti kita bisa jadikan sebagai umpan. Artinya kita sudah
127
punya kader, anak jalanan yang sudah nyaman dengan kita. Nanti mereka akan cerita, ternyata disana ada tempat tinggal yang nyaman dan dikasih makan, dll. Cara pendekatannya setiap anak ketika ngumpul pasti dia ada kesukaan atau hobinya, seperti, olahraga, musik, teater, dll. Kita masuk ke hal-hal yang mereka sukai, kita fasilitasi setelah itu program-program itu ada disini, dan nanti mereka dengan sendirinya ikut, nanti kita sisipin program-program pembinaan.
13.
Bagaimana keadaan tenaga pengajar Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM), apakah sudah memadai? Jumlah tutor tetap secara keseluruhan berjumlah sekitar 120 orang. disini ada juga yang kita sebut dengan guru tamu, banyak dari mereka mahasiswa yang magang, penelitian ataupun praktek mengajar. Jika dibandingkan dengan murid hampir 3000 orang tenaga pengajar disini masih kurang. Murid disini terdiri dari anak jalanan 300 orang, ABK (Anak berkebutuhan Khusus) 35 orang. Dari orang tua murid dan lingkungan sekitar, relawan bergabung untuk mengajar atau bisa untuk pendampingan-pendampingan anak-anak, banyak orang tua yang kapasitasnya bagus bergabung menjadi relawan banyak disini. Syarat untuk mengajar disini harus sudah lulus s3 untuk mengajar disini (Sangat Sabar Sekali).
14.
Sarana dan prasarana apa saja yang dimiliki dan tidak dimiliki Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)? Dimulai dari mesjid dan sekarang telah mempunyai 15 lokal kelas termasuk container ditanah wakaf yang dimulai dari 1000m2, secara bertahap telah mencapai 3500m2. Ada klinik gratis sebagai sarana kesehatan yang dilengkapi dengan ambulans dan tenaga medis. Yang unik dari sekolah ini adalah ruang-ruang kelas, kantor, dan tempat kegiatan siswa yang masih
128
semi permanen. Kebanyakan dari bangunan disini dibuat dari papan, triplek, bahkan kontainer bekas. Kelasnya tidak berupa sekat, tetapi semi terbuka. Sehingga sering kali perhatian anak-anak teralihkan dengan warga yang berlalu lalang atau halhal lain yang menarik perhatian mereka. Berbeda dengan sekolah-sekolah kebanyakan, tidak ada kursi dan meja untuk belajar disini. Yang ada hanya bangku-bangku panjang yang mereka gunakan sebagai meja untuk menulis dan mereka duduk lesehan. Hal ini dikarenakan begitu banyak siswa sedangkan ruangannya kecil, jadi agar semuanya tertampung design ruangan yang seperti itu lah yang paling cocok. Hal ini pula lah yang menjadi alasan kenapa ruangannya semi terbuka untuk menjaga sirkulasi dan kenyamanan siswa. Disetiap ruangan kelas tergantung satu white board sebagai sarana penunjang utama. Satu ruangan yang unik di Yabim adalah ruangan bekas container, disini biasa dilakukan latihan marawis yang merupakan kegiatan ekstrakulikuler siswa. Di depan ruangan ini ada lapangan futsal yang setiap sorenya tidak pernah sepi dari anak-anak dan guru yang bermain bola. Sarana dan prasarana lain adalah klinik kecil dan asrama. Asrama ini diperuntukkan kepada anak-anak jalanan yang tidak lagi pulang ke rumah. Ada dua asrama disana yaitu asrama putri yang terletak di depan dekat dengan lapangan futsal serta asrama putra yang letaknya sedikit dibelakang dan terhalangi kelas-kelas serta WC umum. Guna menunjang kehidupan anak-anak jalanan disitu, ada dapur umum. Di dapur umum tersebut sudah ada petugas yang memasak makanan untuk kemudian dibagikan kepada anak-anak jalanan yang tinggal diasrama. Inovasi yang dilakukan pengurus baru-baru ini adalah dengan menyediakan makanan untuk anak jalanan di luar asrama, namun mereka harus tetap membayar seikhlasnya. Tagline dari inovasi ini adalah “makan secukupnya bayar seikhlasnya” Beberapa ruangan yang lain di sekolah Master digunakan untuk pusat-pusat pengembangan keterampilan siswa seperti ruang sablon, ruang seni untuk
129
para pelukis dan kaligrafer, ruang musik untuk mengamen, bengkel, digital printing dan toko penyewaan alat-alat pernikahan, peralatan tata boga, ruang service HP, ruang salon. Sarana yang belum dimiliki oleh Yabim yaitu Media pembelajaran untuk Anak Berkebutuhan khusus. Belum ada perpustakaan buku bacaan yang memadai, buku-buku hanya sedikit diletakkan di rak buku di depan. Lapangan atau taman bermainnya kurang, karena anak-anak bermain harus di ruang yang terbuka, karena anak-anak disini pada agresif, jadi taman, pepohonan kita masih kurang, dia seharusnya jangan dipisahkan antara manusia, tumbuhan dan lingkungannya, taman dan penghijauan masih perlu.
15.
Bagaimana cara pencarian dana di Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)? Yayasan ini tidak mencari dana. Banyak peserta didik berkualitas, banyak mendapatkan juara dimana-mana, akhirnya banyak media yang ke yayasan untuk mencari berita kesini. Ketika di blow up di media, banyak perusahaan yang mengadakan program CSR (bidang kemanusiaan, bidang pendidikan, kesehatan, pemberdayaan), badan amil zakat, para donator, pada datang untuk meminta kerjasama. NGO luar yang bekerjasama dengan kita hampir 10, seperti: hope our children, program education jepang, save children, ILO, word education, dll.
16.
Berapa lamakah subsidi tersebut berlangsung? Biasanya per program Ada yang 3 bulan dan 6 bulan, mereka lebih ke program SDM dan manajemen. Ada yang Cuma sekali aja diundang ada semacam forum diskusi, seminar, semacam kerjasama lintas jaringan aja. Kerjasama di program forum rumah singgah, forum PKBM, BNKS, perguruan tinggi swasta. Pusat kegiatan masyarakat untuk penguatan kapasitas SDM dan kelembagaan.
130
17.
Dengan pihak mana saja Yabim melakukan kerja sama? Kita membangun kemitraan dengan pihak praktisi, akademisi, lintas sektor, dengan dinas terkait dengan kalangan pengusaha, bagaimana ini kita jadikan isu bersama dan problem kita semua, sehingga orang tergerak untuk berpartisipasi
untuk
memberikan
solusi
masalah,
sehingga
dengan
kebersamaan ini akan mudah dan lebih cepat untuk proses berkembangnya dan semakin banyak orang-orang yang terlayani. Supaya ini gratis tapi bisa berkualitas karena ditangani sama-sama dan orang yang memberikan kontribusi bukan hanya memberikan materi, tetapi berupa ide, bisa saran.
18.
Apakah siswa yang masuk ke Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) dikenakan uang pangkal? Yabim memberika layanan pendidikan gratis yang insyaallah berkualitas agar bisa menampung orang-orang yang tidak bisa sekolah.
19.
Sudah berapakah lulusan dari Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)? Sekitar 4-5 ribu orang. Ujian di Yabim berlangsung setahun 3 kali, pesertanya sekitar 300 orang sekali ujian.
20.
Output apa yang diberikan Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) kepada lulusannya? Mereka punya keterampilan wirausaha sesuai dengan minat dan bakatnya dan punya bekal ijazah.
LAMPIRAN 15
DATA ANAK JALANAN PKSA YAYASAN BINA INSAN MANDIRI DEPOK Nama Lembaga
: Yayasan Bina Insan Mandiri
Alamat Lembaga
: Jl. Margonda Raya No.58 Terminal Depok
Wilayah
: Depok DATA ANAK
No
Nama
DATA ORANG TUA
L/P
TTL
Pend. Anak
Aktifitas Anak
Lokasi Aktifitas Anak
Nama Orang Tua
Pekerjaan Orang tua
Ayah
Ibu
Ayah
Ibu
SD
Pemulung
Depok
Dwi Wakaf
Wastiri
Wiraswasta
IRT
5 SD
Ngamen
DepokJakarta
Karmat
Titin
Petani
Petani
Gg. Melati RT 01/10 Cirebon-Jabar
SD
Pemulung
Margonda Depok
Alm.Abdul Wahid
Nurhayati
Buruh
IRT
Jl.Margonda raya KP Salak RT 2/7
Alamat Orang Tua
KP Limo RT 1/19 Pancoran mas
1
Aan Anita
P
Indramayu 2 Oktober 2000
2
Abdul Mathin
L
Cirebon, 11 April 1998
3
Abdul Rahman Rizik
L
Depok,13 Juli 1997
4
Adam Jamet (Cepy)
L
Cipaca, 12 April 2000
4 SD
Ngamen
DepokJakarta
Didi
Aisyah
Ojek
TKW Arab
5
Ade F
L
Depok,12 April 1997
SD
Ojek payung
Terminal Depok
Supryadi
Sarah
Satpam
IRT
JL.Gandaria II RT 8/6 Kec.Cipayung
6
Adit
L
Jakarta, 19 Juli 2003
SD
Calo mobil
Stasiun Depok
Cece
Mariah
Buruh
IRT
Jl RH Panji Rt 01/04 Masjid Bojong Gede
7
Adnan Buyung
L
Depok, 14 November 1997
SD
Ojel payung
Terminal Depok
Ilham
Suriati
Buruh
IRT
Jl Arif Hakim KP Beji Rt 06/03 Beji Depok
8
Agil Topik Eko
L
Depok,16 Januari 2002
SD
Ojek payung
Terminal Depok
Suparno
Kasmini
Ojek
IRT
Jl.Pasar Kemiri muka RT 13/4
9
Agung Gunawan Citra
L
Dep ok,10 September 1999
SD
Ojek Payung
Terminal Depok
Riyan
Ela Nurlela
Supir
IRT
Jl.Margonda Raya KP Mangga RT 4/12
10
Agung Pamungkas
L
Jakarta, 27 Mei 2000
SD
Ojek Payung, Ngamen
Terminal Depok
Didi
Mira
Peg Swasta
IRT
Jl Vila Pertiwi Blok D1/4 Rt 09/13 Sukamaju Cilodong Depok
11
Agung Pangestu
L
Bojong Gede, 31 Agustus 2000
4 SD
Ngamen, Ojek payung
Depok
Bambang
Yati
Kuli Bangunan
IRT
Kp. Kelapa RT 04/01 Kel. Rawa Panjang, Kec. Bojong Gede
Cipaca-Sukabumi
133
12
Ahmad Daman Huri (Adam)
L
Citayam, 28 Agustus 2000
3 SD
Ngamen
Depok
Yono
Dawiayah
Listrik
Pedagang
13
Ahmad Fajar
L
Depok, 08 Oktober 1997
6 SD
Ojek payung
Depok
Darwis
Yani
Buruh
IRT
Jl. Margonda Raya No 58 Terminal Depok Pancoran Mas Depok
14
Ahmad Saputra (Putra)
L
Depok, 28 Mei 1999
3 SD
Ojek payung
Depok
Roni
Nurmi
Supir truk
Dagang
Jl. Margonda Raya No 58 Terminal Depok Pancoran Mas Depok
15
Ajeng
P
Depok,20 Juni 2002
SD
Ojek payung
Terminal Depok
Emul
Darmi
Buruh
Pedagang
Jl Margonda Raya Kp Bulak Rt 01/07 Kemiri Muka Beji Depok
16
Akbar Feri (Peri)
L
Semarang, 20 Maret1996
3 SMA
Ngamen, Joki
DepokJakarta
Hendrik
-
Ngamen
-
Jl. Margonda Raya No 58 Terminal Depok Pancoran Mas Depok
17
Aldi Maulana
L
Depok, 12 Maret 2000
5 SD
Ojek Payung
Depok
Uus
Yanti
Ojek
Kuli Cuci
Jl. Margonda Raya No 58 Terminal Depok Pancoran Mas Depok
18
Ammerudin
L
Jakarta,7 Mar 1999
3SD
Ngamen,ojek payung
DepokJakarta
Tumpal Saktiawan
Sri Tasriyah
Tukang Parkir
IRT
Jl.Kp utan RT 02/01 Citayam/Depok
19
Andi
L
Bandung, 12 Juni 1999
SD
Ngamen
DepokJakarta
Parodi
Sutri
Jaga Pos
IRT
Jl. Margonda Raya No 58 Terminal Depok Pancoran Mas Depok
20
andre Ahmad Subarga
L
Jakarta, 3 Agustus 2000
4 SD
Ngamen, ngemis, ojek payung
Depok
Aden
Nunung
Clean Service
IRT
Jl. Harapan Rt. 06/ 08 Jagakarsa Jakarta Selatan
21
Angelika
P
Depok,27 Mei 2002
SD
Ngamen
Margonda Depok
Eko
Soliha
Supir
IRT
Jl.Masjid KP Lio 4/20
22
Anipah Lestari
P
Bogor, 25 desember 2000
SD
Ojek Payung, Ngamen
DepokJakarta
Maing
Omas
Buruh
IRT
Jl Kedongdong Kp. Stangle Muka Beji Depok
23
Anisa Fadilla (Nisa)
P
Jakarta, 13 Desember 2001
4 SD
Ojek payung
Depok
-
Maya
Dagang
Dagang
Jl.Ken Arok-Bogor
Kp. Lio no. 26 Rt.016 Rw.014
134
SD
Ngamen
Stasiun Depok
Zulkipli
Sri Suningsih
Pedagang
Pedagang
Bekasi, 04 Oktober 1996
DO 2 SMP
Ngamen
Depok
Karnadi
Siti Munayah
Supir
IRT
L
Bekasi , 25 April 1997
5 SD
Joki 3 in 1
Jakarta
Sumantri
Nimah
Pedagang
Pedagang
Gg. Mesjid BabelanBekasi
Arapik (Apik)
L
Depok, 21 Maret 1995
2 SMP
Ngamen
DepokJakarta
Anto
Mestri
Pedagang
Pedagang
Jl. Tanah Baru, Gg. Jerah RT 04/02
28
Arjuna Gusti Wardana
L
Depok 25 Agustus 1999
SD
Ojek Payung, Ngamen
JL.Juanda
Iwan Irawan
Dewi Anggraini
Wiraswasta
IRT
Pancoran Mas Depok
29
Arma Vigi
L
Depok, 19 desember 1999
SD
Ojek payung
Terminal Depok
Toni
Jamilah
Wiraswasta
IRT
Jl. Nurul Iman Rt 06/32, Beji Depok
30
Asep
P
Banjarnegara 8 Maret 1999
SD
Ngamen
Stasiun Depok
Juned
Ponidah
Pemulung
Pemulung
KP Lio RT 02 Depok
31
Astri Wardani
P
Jakarta,9 September 2000
SD
Pedagang
Psr Kemiri
Darman
Jumi
Buruh
IRT
KP Mampang RT 5/6 Kemiri muka
32
Aswandi
L
Depok,29 agustus 1996
SD
Ojek payung
Terminal Depok
Sadi
Seni
Buruh
IRT
JL.Gandaria II RT 8/6 Kec.Cipayung
33
Aulia Nurrahman (Santi)
P
Depok, 03 Agustus 1995
3 SMP
Ngamen
DepokJakarta
M. Daeng Idrus
Oktariani
Satpam
IRT
Tanah baru, Kemiri Jaya-Depok
34
Ayu Sinta
P
Bogor, 20 November 2002
SD
Ojek Payung, Ngamen
DepokJakarta
M Tamim
M Mediyanti
Pedagang
IRT
Jl Pasar Baru Kp Pasar Baru Rt 01/003 Bojong Gede Bogor
35
Ayub Juanda Idham (Ayub)
L
Tanggerang, 10 maret 1998
6 SD
Ngamen
DepokJakarta
Nadian Idham
-
Wiraswasta
-
36
Badi
L
Depok, 05 Oktober 1996
3 SMA
Cuci Mobil
Depok
Mat Jaih
Suryani
Supir Angkot
PRT
Jl. Margonda Raya No 58 Terminal Depok Pancoran Mas Depok
37
Badrun
L
Citayem, 16 Agustus 2004
3 SD
Rentan Kejalan
Bojong
Mat Jaih
Suryani
Supir Angkot
PRT
Jl. Margonda Raya No 58 Terminal Depok Pancoran Mas Depok
24
Anita Julianti
P
Jakarta,28 Juni 2001
25
Anita Rueliyanti
P
26
Apry Yanto
27
Beji Timur R 6/9 Depok Indramayu-Jabar
Jl. STM Mandiri Kp. Manggah RT 06/12 Depok
135
38
Bisma SM
L
Tasik, 24 Agst 1994
3 SMA
Ngamen, Jualan Koran
DepokJakarta
Rodi
Nining
Politikus
IRT
Jl. Suka Senang Kel/Kec. Parung Ponteng-Tasik Malaya
39
Boykod Warda Pangestu
L
Jakarta,17 Juni 2001
SD
Ngamen
Psr Kemiri
Slamet
S.Sofiah
Pemulung
IRT
Jl.Irigasi PGRI KP Bulak RT 2/13 Kemiri mua
40
Bramantyo Birmantara
L
Depok,4 Desember 2004
SD
Pemulung
Margonda Depok
Rusman
Jumrih
Buruh
IRT
Jl.AR Hakim KP Mangga RT 4/12
41
Budi Sebastian
L
Bogor, 16 Oktober 1996
SMA
Ngamen
DepokJakarta
M.Yunus
Koria
Buruh
IRT
Pitara
42
Candra Wahyu Dinata
L
Indramayu,13 Februari 2002
SD
Ojek payung
DepokJakarta
Carudi
Karmina
Buruh
IRT
Jl.Kemuning KP Lio RT 03/19
43
Carles Paringotan
L
Jakarta, 18 Juni 1994
Paket B
Rentan Kejalan
Depok
M. Ihsan
Gokasina
Pemulung
Jl. Margonda Raya No. 58 Terminal Depok
44
Danu Hendrik setiawan
P
Bogor, 04 Desember 1998
SD
Ngamen
Psr Kemiri
Budiman
Nani Aprilia
Wiraswasta
IRT
Jl.Margonda Raya Terminal Depok
45
Dara Zailatul Zanah
P
Dep ok,10 September 1999
SD
Ngamen
Margonda Depok
Adji
Ripah
Supir
IRT
Jl.Masjid KP Lio RT 4/20 Depok
46
Darmansysh
L
Depok, 30 Maret 1998
5 SD
Ojek Payung
Terminal Depok
Agus S.
S. Masithah
Pemulung
IRT
Jl. Cipayung Rt. 06/06 Pancoran Mas. Depok
47
Delestari
P
Jakarta, 2 Desember 1999
SMP
Ngamen
DepokJakarta
Darman
Jumi
Ojek
IRT
Jl Mampang Kp Mampang Rt 05/006 Pancoran Mas Depok
48
Deni Akbar (Deni)
L
Depok, 30 Sep 1997
1 SMP
Ngamen, Ojek payung
DepokJakarta
Sahri
Dian
Ojek Motor
IRT
Jl. Buni V RT 06/14 No.49A, Kel. Beji, Kec.Beji Kota Depok
49
Deni S
L
Depok, 13 September 2002
SMA
Ngamen
DepokJakarta
Bidayah
Tati
Buruh
IRT
Psr.Kemiri muka RT 1/1
50
Desti Nuraini
P
Jakarta, 03 Oktober 1998
SD
Ngamen
Terminal Depok
Ratno Kartono
Nuraini
Wiraswasta
IRT
Jl.Kemuning KP Lio RT 3/19
51
Deva Andalusia
P
Jakarta,3 Jan 2005
5 SD
Ngamen
Depok
Darwin
Diana
Pelipat Kertas
IRT
Jl.Margonda Raya no.58 Terminal Depok
52
Dhea Widia Wati
P
Bogor,26 Februari 2000
SD
Ojek payung
Terminal Depok
Alm.Basri
Dede Cahyati
Buruh
IRT
Jl.Kemuning KP Lio RT 7/19, Pancoran Mas
Pemulung
136
53
Dhita Febriani
P
Depok, 27 Maret 2000
SD
Ngamen
DepokJakarta
Makmur
Herlina
Pemulung
IRT
Jl. Mawar, Depok-Jawa Barat
54
Diah
L
Depok, 4 April 1999
SD
Ngamen
Klapa 2
Alm.Yasman
Iwen
Buruh
IRT
KP Lio RT 3/19
55
Diana Purnama Sari
P
Depok, 5 Juli 1998
SD
Ngamen
Terminal Depok
Shahrul
Arlina
Buruh
IRT
KP Serap Aster 1 RT 3/3 Kalimulya Cilodong Depok
56
Diana Warmati
P
Jakarta, 28 Mei 2000
SD
Ngamen
DepokJakarta
Barta
-
Buruh
-
Jl. Kp Lio Rt 03/19 Gg Serunai III Pancoran Mas Depok
57
Diego Kasih Saputra (Diego)
L
Bogor, 22 April 1996
2 SMP
Ngamen, Ojek payung
DepokJakarta
Dadang Sapurta
Happy
PLN
IRT
Jl.Bubulak-Bogor-Jawa Barat
58
Diky M. Haidir (Diky)
L
Jakarta, 21 Mei 2004
6 SD
Ngamen, Ngemis
Depok
Darwin
Diana
Pelipat Kertas
IRT
Jl. Margonda Raya No 58 Terminal Depok Pancoran Mas Depok
59
Dini Oktaviani
P
Bandung, 28 Oktober 1998
SMP
Ngamen
DepokJakarta
Jaenudin
Sumirah
Buruh
IRT
Jl Sri Rejeki Kp Lio Rt02/19 Pancoran Mas Depok
60
Erik Saputra
P
Depok, 28 Desember 1998
SD
Ngamen
Stasiun Depok
Salim
Beda
Buruh
IRT
Citayem setu
61
Fadli Husein
L
Bogor, 27 Mei 2001
SD
Ojek payung
JL.Juanda
Wahyudin
Yulianti
Seniman
IRT
Jl.Sermaniran KP Cipayung RT 1/4 Sukmajaya Depok
62
Fajar Farel (Fajar)
L
Bandung, Desember 2001
6 SD
Ngamen, Ojek payung
Depok
Wawan
Sella
Pedagang
Pedagang
Jl. Pasar Bandung, RT 20/08
63
Faras Fauzan
L
Dep ok 19 Novemeber 2005
SD
Ojek payung
Terminal Depok
Hadi Saputra
Mardiah
Buruh
IRT
Jl Karya Bakti Tanah Baru Rt 04/06 Tanah Baru Beji Depok
64
Fazar Romadon
L
Depok,9 Februari 2003
SD
Ojek payung
Terminal Depok
Yanto
Rasnawati
Pemulung
IRT
KP Lio RT 1/19 Pancoran mas
65
Ferdiansyah
L
Depok, 11 Agustus 1998
4 SD
Ngamen, Ngemis, Ojek Payung, Joki
DepokJakarta
Udin
Imok
Bandar Kelapa
PRT
Kampung Utan Jaya Depok
137
3 SD
Ngamen
DepokJakarta
Salmon
Nani
Tiada (Alm)
Pedagang
Gg. Bambu Ratu Jaya RT 05/05 No.19 Citayem-Depok
Jakarta,18Mei 1999
SD
Ngamen
DepokJakarta
Joko
Nur
-
IRT
Jl Gandaria II Rt 07/06 Mekarjaya Sukmajaya Depok
P
Indramayu,29 Mei 1998
SD
Ojek payung
Terminal Depok
Wahyu
Sutini
Peg Swasta
Peg Swasta
KP Lio RT 5/20 Depok
Fitriani
P
Jakarta, 10 Agustus 1999
SMP
Ngamen
DepokJakarta
Heri Setiawan
Sri Rahayu
Buruh
IRT
Jl Sri Rejeki Kp Lio Rt 02/ 019 Pancoran Mas Depok
70
Galuh
L
Depok, 17 April 2003
6 SD
Ngamen, Ngemis, Ojek Payung
Depok
Udin
Rusina
Pesulap Duit
IRT
Jl. Margonda Raya No 58 Terminal Depok Pancoran Mas Depok
71
Gani Gaffari (Gani)
L
Bogor, 12 Februari 1996
Perumahan Lembah Bukit Calincing RT/RW 05/08 blok BD no 17
72
Ghozi Azasan
L
Depok, 29 juli 1998
73
Gilang Ramadhan
L
Bogor, 07 Januari 1997
74
Gita Ayu W
P
75
Gunawan
76
66
Ferdinand (Kelfin)
L
Depok, 11 Oktober 2002
67
Firmansyah
P
68
Fitri A. Ani
69
3 SMA
Ngamen
DepokJakarta
Dwi Harko
Siti Arwah Nasution
Tukang Cukur
Guru
SMP
Ngamen
DepokJakarta
M. Hakim
Ria Aryanti
Buruh
IRT
Jl Damai II Kp Rambutan Rt 03/005 Pancoran Mas Depok
SD
Ngamen
DepokJakarta
Hendrik
Lasinem
Pedagang
IRT
Jl.Haji Tonggo KP Jati Kramat Bekasi
Depok, 17 Mei 1999
SMP
Ngamen
DepokJakarta
Andi Nur Jaya
Hati Melawati
Wiraswasta
IRT
Kp Lio Rt 09/019 Pancoran Mas Depok
L
Depok, 30 September 1997
SMP
Ngamen
DepokJakarta
(Alm) Ma'at
Mahyati
-
IRT
Jl Perjuangan 8 Rt 07/002 Kalimulya Cilodong Depok
Hadi Wijaya
L
Jakarta, 17 Agustus 2002
SD
Ojek payung
Terminal Depok
M.Jehari
Agnes Tuti Jehari
Wiraswasta
IRT
Gg Kembang RT 3/3
77
Haidar
L
Jakarta, 11 April 2004
SD
Ngamen
Stasiun Depok
Wawan
Ifah
Buruh
IRT
Citayem
78
Hakim Sampurna
L
Lt.Agung, 30 April 2000
6 SD
Ngamen
DepokJakarta
Salmon
Nani
Almarhum
Pedagang
79
Halimah Tusadiyah
P
Depok,26 Juli 2001
SD
Ngamen
Terminal Depok
Syarifudin
A.Tinah S
Buruh
IRT
Gg.Bambu Ratu Jaya RT05/05 no.19 Citayem,Depok Jl.Kemuning KP Lio RT 7/19, Pancoran Mas
138
SMP
Ngamen
DepokJakarta
Darimin
Nurhayati
Buruh
IRT
Jl Niman Kp Kapling Rt 03/017 Pancoran Mas Depok
Jakarta,3 Juni 1994
Paket B
Ngamen,Ojek payung ,pengasong, joki 3in1
Depok
Darwis
Mahyanih
Buruh
IRT
Jl.Margonda Raya no.58 Terminal Depok
L
Depok,24 Mei 1997
SD
Ojek payung
Terminal Depok
Ruslan
Latifah
Supir
IRT
JL.Gandaria II RT 3/6 Kec.Cipayung
Hilmi Rahmi
L
Jakarta,20 November 1996
SD
Ojek payung
Terminal Depok
Sanwani
Napisah
Buruh
IRT
KP Parung Belimbing RT 4/14 Pancoran mas
84
Huspiatun Khasanah
P
Depok, 9 Juni 2002
SD
Ngamen
Stasiun Depok
Warjah
Karini
Wiraswasta
IRT
Jl.Masjid KP Lio RT 1/9 Depok
85
Idan Sahputra
L
Bandung, 16 Juni 2002
4 SD
Cuci Mobil
Depok
Tata
Bi Ende
Cuci Mobil
IRT
Bandung Balai Endah RT 12/04
86
Idni
L
Bandung, 16 Juni 2002
4 SD
Cuci Mobil
Depok
Tata
Bi Ende
Cuci Mobil
IRT
Bandung Balai Endah RT 12/04
87
Ilham
L
Jakarta, 04 April 1995
4 SMP
Ngamen, Ojek payung
DepokJakarta
Yudi
Kesmi (Almh)
Ngamen
IRT
Jl. Margonda Raya No 58 Terminal Depok Pancoran Mas Depok
88
Ilyas Saputra
L
Kebumen, 28 Mei 1998
SMP
Ngamen
DepokJakarta
Muchyidin B
Sri Mulyani
Buruh
IRT
Jl Cagar Alam Pancoranmas Rt 02/08 Pancoran Mas Depok
89
Irma Diah
L
Depok,27 November 2000
SD
Pemulung
UI
A.Syafei
Nuryati
-
IRT
Jl.Kelinci RT 2/5 Beji
90
Irma Sari
P
Lampung, 26 Februari 1998
1 SMP
Rentan Kejalan
Depok
Sujianto
Ngatinah
Wiraswasta
Dagang
Jl. Margonda Raya No. 58 Terminal Depok
91
Irna Fatmawati
P
Jakarta, 23 September 1999
SD
Ngamen
Terminal Depok
Toyib
Nurammanah
Scuriti
IRT
92
Irul Subakti
L
Depok,2001
4 Sd
Ngamen
Depok
Kris
Yoyoh
ngojek
IRT
Poncin-Jakarta
SPG
Jl Perum Gaperi Rt 02/009 Bojong Gede Bogor
80
Hana Nabila
P
Depok, 18 November 1998
81
Haryadi
L
82
Herman Subangun
83
93
Isah Marisah
P
Serang, 29 November 2000
SD
Ojek Payung, Ngamen
DepokJakarta
Alm Lukman Hakim
Sinta
Buruh
Jl.H Nipan KP Palsigunung RT 9/2 Cimanggis Depok
139
94
Jaelani Saputra
L
Jakarta,22 Januari 1998
SMP
Ngamen
DepokJakarta
Sukirno
Soliha
Supir
IRT
95
Jantep Noval P (Aryo)
L
Bandung, 25 Mei 1996
2 SMP
Ngamen
DepokJakarta
Hendrik
Yanti
Parkir
Operator Internet
Jl. Tiva V RT 03/08 Depok
96
Johan Adolf Kembuan
L
Jakarta, 20 juni 1995
SMA (DO)
Nyapu Kereta
DepokJakarta
Nobby Kembuan
Rimayanti
Bisnis
IRT
Jl. Dewi Sartika RT 07/11 Jaksel
97
Joko Hadiatmo (Bonteng)
L
Depok, 04 Juni 1993
2 SMA
Ngamen
Depok
Untung Supraitno
Heni Suratni
Pedagang
IRT
Jl. Rada Rauri Cisalak pasar RT 02/06
98
Juli Andrean
L
21 November 1999
SD
Ojek payung
Terminal Depok
M.Tamim
Amel
Pedagang
IRT
Jl.Pasar Baru RT 1/3
99
Julianti Pratiwi
P
Jakarta, 26 Juni 1998
SMP
Ngamen
DepokJakarta
Adji
Ripah
Peg Swasta
IRT
Jl Kedondong Kp Stangle Rt 04/16 Kemiri Muka Beji Depok
100
Karim
L
Lampung, 10 Mei 1997
4 SD
Minta-Minta
Depok
Eman
Emok (Almh)
Kuli Tani
IRT
Desa Banjar Sari Ciamis Jawa Barat
101
Karmelia Putri
P
Depok,19 Oktober 2002
SD
Ojek payung
Terminal Depok
Kartono
Umi Yati
Buruh
IRT
Kemiri Muka RT 5/15, Beji Depok
102
Kolbun Salim
L
Paket B
Ngamen
Depok
Abd. kodir
Sri
Supi
IRT
Gg. Masjid Cimanggis R7W.0
103
Kresdacha Karla Aisyah
P
Jakarta 15 Mei 2000
SD
Ojek payung
Terminal Depok
Bambang Kresno
Chairani
Buruh
IRT
Jl.Turi II RT 2/6, Beji
104
Kristiawani
P
Jakarta, 25 September 2001
SD
Ngamen
Terminal Depok
Johar
Zuriati
Wiraswasta
Pedagang
Jl Talas Kp Beji Rt 01/04 Beji Depok
105
Kukuh Maulana
L
Banjarmasin 10 Juni 1999
SD
Ngamen
DepokJakarta
Markjum
Hartini
Ngamen
IRT
Jl Swadaya Kp Bulak Rt 01/07Kemiri Muka Beji Depok
106
Kurnia Sandi
P
Depok,22 Juni 2001
SD
Ngamen
Terminal Depok
Martua Butar
Rita Sinaga
Peg Swasta
IRT
Jl.Margonda Raya no.58 Terminal
107
Lodinich S Antami
P
Dep ok, 8 April 1998
SD
Ojek payung
Depok
Anton Wahyudi
S.Utami
Buruh
IRT
Jl.Raya Cening KP Bojong Lio RT 3/2
108
Lusi Nurfida Lestari (Lusy)
p
2 SMA
Rentan Kejalan
Depok
Agus Nur Jamil (Alm)
Roidah
Wiraswasta
IRT
Jl. Margonda Raya No 58 Terminal Depok Pancoran Mas Depok
10-Jun-94
Pemalang, 04 Juni 1995
Jln Mujair Depok Jaya Pancoran Mas Depok
140
Jl. Margonda KP Mampangan RT/RW 09/03
109
Lusiana br Haritonang
P
Depok, 20 Februari 2000
6 SD
Ngamen
Depok
Timbul Aritonang
Elin Tarigan
Buruh
Pedagang
110
M Fadilah
L
Depok ,21 Jan 1998
SMP
Ngamen,Ojek payung,Mintamint
DepokJakarta
Jaelani
Neneng Salmiyah
Penjaga karcis terminal
IRT
Beji, Depok
111
M Mikail
L
Depok,9 Juni 1995
2 SMA
Ngamen
Depok
Timbul Aritonang
Elin Tarigan
Buruh
IRT
Pedagang
112
M. Abdulloh (Dulloh)
L
Depok, 08 Januari 1996
3 SMA
Dagang, Ngamen
Depok
Sugiyanto
(Alm) Amenah
Penjahit
IRT
Kp Kelapa RT 03/04 Ds. Rawa Panjang Citayam Bojong Gede Bogor
113
M. Eron Damai Sina
L
Jakarta, 06 Mei 2000
4 SD
Ngamen, Joki
Jakarta
M. Ihsan
Gokasina
Pemulung
Pemulung
114
M. Firdaus
L
Jakarta,13 Januari 2003
SD
Ngamen
Stasiun Depok
Arun
Idup
Wiraswasta
IRT
Citayem
115
M. Harun Polem
L
Jakarta, 15 Mei 1999
5 SD
Ngamen
Jakarta
Suherman
Cici Wijayanti
Dagang
IRT
Jl. Stasiun-JuandaJakarta
116
M. Rizal
L
Depok, 16 Agustus 2002
SD
Ojek Payung
Terminal Depok
Iman
Herni
Buruh
IRT
Jl. Kedondong Rt 04/02. Depok
117
M. Rizal
L
Makasar, 14 Januari 1998
5 SD
Joki 3 in 2
Jakarta
(Alm) Ilham
(Almh) Nur Hasanah
-
-
118
M. Tatang Hudayana
L
Banjar Negara, 15 Oktober 1999
5 SD
Ngamen, Ojek Payung
DepokJakarta
Tilarso
Ene Sulastri
Petani
Petani
119
M. Tohib Ibrahim
L
Bogor 26 Maret 2001
SD
Ngamen
BogorJakarta
Ucup
Asih
Ngamen
IRT
Jl.Triasih, Depok
120
M.Aji
L
Bandung,14 Juni 1998
SD
Ngamen, Ojek Payung
DepokJakarta
Alm.Adi
Mira
Buru h
IRT
Depok Pancoran Mas Depok
121
Mahfuddin Syarif
L
Citayam,03May 1997
SMP
Ngamen,Cuci mobil
DepokJakarta
Yono
Dawiayah
Teknisi
IRT
Jl.Ken Arok
122
Marcel Celvo Simatupang (Ambon)
L
Jakarta, 22 Nopember 1994
1 SMA
Ngamen, Cuci Mobil
Depok
M. Yanto
-
Buruh
IRT
Cijantung-Jakarta Selatan
Jl. Margonda Raya No. 58 Terminal Depok
Makasar Banjar Negara (Jateng)
141
123
Marsela Astuti Jehari
P
Jakarta, 17 Agustus 2002
SD
Ojek Payung
Terminal Depok
M Jehari
Agnes Tuti Jehari
Wiraswasta
IRT
Gg Kembang Rt 03/003 Ratujaya Cipayung Depok
124
Melisa
P
Depok,16 Agustus 2002
SD
Ojek payung
Terminal Depok
Iman
Herni
Supir
IRT
Jl.Kedondong RT 4/2 Depok
125
Monang Ade Setiawan
L
Jakarta,15 September 19991
SD
Ngamen
Stasiun Depok
Ruat
Sari
Pelayar
IRT
Depok lama RT 3/6 Depok
126
Mualana (Maul)
L
Bogor, 12 Agustus 2001
2 SD
Minta-Minta, Mulung
Depok
Komar
Ida
Pembuat Sepatu
IRT
Bogor-Ciapus
127
Muhamad Rosadi (Adi)
L
Bogor, 15 November 1997
1 SMP
Ngamen
Depok
Nurhasan
Sari
Kuli Bangunan
IRT
Jl.Parung Rumpin-Bogor
128
Muhammad Hendra Setiawan
L
Depok, 8 April 1998
SMP
Ngamen
DepokJakarta
Marnis
Kusniawati
Buruh
IRT
Jl Kedondong Kp Stangle Rt 02/16 Kemiri Muka Beji Depok
129
Muhammad Iswahyudi (Wahyu)
L
Jakarta, 16 November 1996
1 SMP
Ngamen, Ojek payung
DepokJakarta
Asdi
Mariyati
Kuli Bangunan
IRT
Jl.Lenteng Agung Raya II Rt 11/07 NO 21
130
Muh ammad Rahmat
L
Kramat Jati, 08 Oktober 1994
Paket C
Ngamen / Sablon
Depok
Moh. Syafi’i
Dewi
Lising
Dagang
Jln Kramat Jati, jakarta Timur
131
Muhammad Syahban Al Anas
L
Depok, 16 Januari 1994
Paket C
Ngamen
Depok
Alwi Taufik
Elis Metrowati
Supir Angkot
IRT
Jl.Kampung Cipayung Rt.003 Rw.004-Depok
132
Nages Tanjung
L
Majalengka,22 Mei 2002
SD
Ojek payung
Terminal Depok
Azuardi
Cusmiah
Wiraswasta
IRT
KP Lio RT 2/20 Pancoran mas
133
Neneng (Lilis)
P
Depok, 14 tahun
DO 2SD
Ngamen
DepokJakarta
Fredriek Baca
Juansih
Bengkel Sepeda
IRT
Jl. Kamboja RT/RW 01/07 no.42A
134
Noval
L
Jakarta, 29 Sept 1998
SD
Ngamen
Depok
Agus Supriyadi
Yuliana
Ngemern
IRT
Jln. STM Mandiri Kp Manggah Pancoran Mas Depok
135
Nur H. A
P
Depok, 5 Juli 1998
SMP
Ngamen
DepokJakarta
Herman Sukemi
Ria Nungriati
Buruh
IRT
Sawah Indah I Rt 04/008 Cipayung Depok
136
Oji Saputra (Oji)
L
Depok, 09 Desember 2000
5 SD
Ojek Payung
Depok
Mat jai
Yani
Sopir
Pedagang
Jl. Margonda Raya No 58 Terminal Depok Pancoran Mas Depok
137
Okke Kurniawan
L
Jakarta, 6 Oktober 1999
SMP
Ngamen
DepokJakarta
Anton Ardiansyah
Intan Kurnia Ayu
Peg Swasta
IRT
Kp Pitara Rt 05/015 Pancoran Mas Depok
142
1 SMP
Nyuci Mobil, Jaga PS
Depok
Mat jai
Yani
Sopir
Pedagang
Jl. Margonda Raya No 58 Terminal Depok Pancoran Mas Depok
Wonosobo, 25 Oktober 2001
SD
Ojek Payung, Ngamen
DepokJakarta
Purwono
Rubes
Pemulung
IRT
Jl Kedongdong Kermiri Muka Beji Depok
P
Lampung, 14 April 1999
6 SD
Tidak turun kejalan
Saefudin
Sri Hertanti
Tukang Bangunan
IRT
Jl.Margonda Raya no.58 Terminal Depok
Putra
L
Depok, 17 Oktober 2000
SD
Ngamen, Ojek Payung
Depok
M. rosadi
142
Rafli Nugraha
L
Depok.17 November 1993
SD
Ngamen
Terminal Depok
Hendra
Heni
Supir
IRT
143
Rahmat Syawal
L
Jakarta,23 Des 2005
1SD
Ngamen
depok jakarta
M.Ihsan
Gokasina Sihombing
Pemulung
Pemulung
144
Rahmawati Yanti
P
Jakarta,28 September 1999
SD
Ojek payung
Terminal Depok
Toni A.Abu
Suanti
Peg Swasta
IRT
Jl.Kemuning 3 KP Lio RT 2/19 Pancoran mas
145
Ramadan
L
Depok, 23 Agustus 1996
SMA
Ojek Payung, Ngamen
DepokJakarta
Rozak
Wati
Pedagang
IRT
Senen
146
Rangga (Kecil)
L
Bogor, 01 Nopember 2007
2 SD
Ngamen, MintaMinta, Ojek Payung
Depok
Ujang
-
Ojek
IRT
Kp. Utan-Citayem
147
Rangga (Sablon)
L
Jakarta, 24 Maret 1992
Lulus SMA
Ngamen/ sablon
Depok
Sulis Syamsuru
Naimah
Ojek
iRT
Jl.Margonda Raya no.58 Terminal Depok
148
Rani Anggraeni
P
Jakarta, 20 Maret 2001
SD
Ngamen
DepokJakarta
-
Suwanti
Buruh
IRT
Jl. Kemuning Kp. Lio RT 03/19 Pancoran MasDepok
149
Regi Alfa
L
Jakarta, 17 November 2003
SMA
Ngamen
Depok
Salim
Bedah
Buruh
IRT
Citayem setu
150
Reza Pratama (Reza)
IRT
Jl. Kembang Beji Rt.06/02
138
Pai
L
Depok, 14 Nopember 1995
139
Paikem
P
140
Puji Lestari (Putri)
141
L
Depok,
Paket A
Ngamen
Depok
Joko
Jl.Margonda Raya no.58 Terminal Depok
Buruh
Upi
Buruh
Jl.Mampang Aulia RT 3/17 Pancoran mas Jl.Margonda Raya no.58 Terminal Depok
143
4 SMP
Ngamen
DepokJakarta
Ade Sudirman
Ekawati
Wiraswasta
IRT
Bogor,11 April 2000
SD
Ojek Payung, Ngamen
Terminal Depok
Alm.Mahfud
Hayati
Wiraswasta
Dagang
Jl Kedung I No.159 Beji Timur Beji Depok
P
Jakarta, 29 Mei 1996
2 SMP
Ngamen
Depok
Bambang
Yati
Kuli Bangunan
IRT
Kp. Kelapa RT 04/01 Kel. Rawa Panjang, Kec. Bojong Gede
Riana W
P
Depok, 5 Mei 2000
SD
Ojek Payung, Ngamen
DepokJakarta
Dede somantri
Maryati
Wiraswasta
IRT
Jl Kedung I No.159 Beji Timur Beji Depok
155
Ridwan Abdillah
L
Depok, 27 Juli 1996
1 SMP
Rentan Kejalan
Depok
A. Mudrika
Sartini
Buruh
IRT
Kp. Llio RT 01/13 Pancoran Mas Depok
156
Ridwansyah (Jawa)
L
Kp. Panjang, 28 Maret 2001
4 SD
Ngamen, Joki 3 in 1, Ojek Payung
DepokJakarta
Mutahir
Eriska
Penjaga Konter
PRT
Jl. Kp. Panjang RT 05/07 Citayem-Depok
157
Riska R
P
Depok, 10 Juli 2000
SD
Ojek Payung, Ngamen
DepokJakarta
Sutresyanto
Puspita Triwiyati
Wiraswasta
IRT
Jl Kemuning Kp Lio Pancoran Mas Depok
158
Rizki D
L
Depok, 1 Oktober 2000
SD
Ojek Payung, Ngamen
Terminal Depok
Rajiman
Parni
Pedagang
IRT
KP Bulak Gg Swadaya RT 1/7 Kemiri muka, Beji
159
Rizki Wendi
L
Jakarta,20 Januari 2001
SD
Ojek payung
Terminal Depok
Untat
Oneng
Buruh
IRT
JL Ar Hakim Rt 04/02 Beji Kemiri Muka Beji Depok
160
Rizky Hutabarat
L
Cikaret,29 Des 1997
2SMP
Ngamen
Depok
Marusaha Hutabarat
Derlina
kondektur
IRT
Jl.Raya Celodong RT 01/02 No.62
161
Robin Taro
L
Depok,6 April 1997
SMP
Ngojek payung,Ngamen
Depok
Jhonson
Suryati
Pedagang
Pedagang
Jl.Desa Sukaresmi,Cikarang
162
Rudi
L
Jakarta 17 November 1997
SD
Ngamen
Terminal Depok
Niki
Titi
Konveksi
IRT
Satsiun Tanah Abnag
163
Sahrul Ramdhan
L
Jateng,11 Sep 2001
4SD
Ngamen Ojek payung
DepokJakarta
Edi
Trisnaning
Buruh
IRT
Bogor,Pondok Rumput RT 17/10
151
Reza Renaldi (Beta)
L
Jakarta, 08 Januari 1997
152
Ria Citra Resmi
P
153
Ria Lestari
154
Jl. Arif Rahman Hakim No.01 Margonda Raya
144
164
Santika Apriyanti
P
Sukabumi, 14 April 1996
Paket B
Rentan turun kejalan
Depok
Ruyani
Halimahtul Sa'diyah
Buruh
IRT
Sukabumi RT 04/02 Jawa Barat
165
Saroh
P
Depok, ……. 1999
Belum Sekolah
Rentan turun kejalan
Depok
Marta
Maryam
Buruh
Pedagang
Jl.Margonda Raya no.58 Terminal Depok
166
Sella
P
Depok 23 Juni 2002
SD
Ojek payung
Terminal Depok
Cahyo
Dini
Wiraswasta
-
Jln. STM Mandiri Depok Pancoran Mas Depok
167
Sella Arif Ramadani
P
Depok, 4 Januari 2000
SMP
Ngamen
DepokJakarta
M Yusron
Atikah
Buruh
IRT
168
Septi
P
Ngawi ,12 Sep 1998
2SMP
Rentan turun kejalan
Depok
Alm. Martin
Nurul
-
Pedagang
Jl.STM RT 01/08 no.27
169
Sinta Melia
P
Bekasi, 23 Mei 2002
1 SD
Ngamen
Depok
Sumantri
Nimah
Pedagang
Pedagang
Gg. Mesjid BabelanBekasi
170
Siska A.
P
Jakarta, 18 September 1998
SMP
Ojek Payung
DepokJakarta
Dede
Mila
Pedagang
IRT
Jl.Bojong Gede Klapa dua
171
Siska T
P
Depok,17 Nop 1996
2SMU
Rentan turun kejalan
Depok
Alm.Fatur Prase
Sulastri
-
Buruh
Jl.Margonda Raya no.58 Terminal Depok
172
Siti Nur
P
Jakarta,19 Maret 2003
SD
Ojek payung
Terminal Depok
Marwan
Lilis
Wiraswasta
IRT
Jl.Kemuning KP Lio RT 7/19, Pancoran Mas
173
Siti Nurnaytiah
P
Jakarta, 16 Februari 1998
SMP
Ngamen
DepokJakarta
-
Lela
-
IRT
Jl Kemuning III Kp Lio Rt 07/019 Pancoran Mas Depok
174
Sobandi
L
Depok, 18 November 1998
SMP
Ngamen
DepokJakarta
Darimin
Nurhayati
Buruh
IRT
Jl Niman Kp Kapling Rt 03/017 Pancoran Mas Depok
175
Sri Wahyuni
L
Depok,28 sep 2004
3SD
Ojek Payung
Depok
Alm.Damut
Sarah
Buruh
IRT
Jl.Rawa Kp.Lio RT.03 Rw 21
176
Suhendra (Hendra)
L
Depok08 April 2000
5 SD
Ngamen
Depok
Marnis
Kusniawati
Buruh
IRT
Jl Kedondong Kp Stangle Rt 02/16 Kemiri Muka Beji Depok
Jl Gardu Rt 05/008 Pondok Terong Cipayung Depok
145
5 SD
Ngamen
Depok
Marnis
Kusniawati
Buruh
IRT
Jl Kedondong Kp Stangle Rt 02/16 Kemiri Muka Beji Depok
Lampung,16 Mar 1996
Paket B
servis TV
Depok
Sahri
Alm Pariyen
Servis Elektronik
-
Jl.kota Dalem Gg PLN, Lampung
P
Surabaya, 11 Desember 1998
SMP
Ngamen
DepokJakarta
Yahya Almuhdor
Farida
P edagang
IRT
Jl Mekar No 2 Kp Bulak Rt 03/10 Kemiri Muka Beji Depok
Taryudi
L
Indramayu,1 Januari 2001
SD
Pemulung
Margonda Depok
Suka
Rusniti
Buruh
IRT
Jl.Pertamina KP Kemiri muka RT 1/12
Taufik H Noval
L
Bogor,5 Ags 1995
SMP
Ngamen
Depok
Urip
-
Kenek /Ngamen
-
SMP
Ngamen
DepokJakarta
Darwoto Noto wijoyo
Retnowati
Ngojek
IRT
Gg.Mujar RT 04/11 no.83B,Kel Pabuaran,Kec.Bojong Gede
3 SMA
Ngamen
DepokJakarta
Mistarso
Yusti
Ojek
IRT
Klender Pondok Kopi, Jakarta
SD
Ojek Payung, Ngamen
Terminal Depok
Bambang
Nur Kasih
Wiraswasta
-
177
Suhendra (Hendra)
L
Depok08 April 2000
178
Sukma
L
179
Syarifah Silvia
180 181
Bogor,Kp Situ tegal,Jawa Barat
182
Taufik Qurrahman
L
Bekasi,4 Apr 1999
183
Toni
L
Jakarta, 28 Mei 1994
184
Tri Mulyani
P
Tangerang 30 juli 2003
185
Vega Permatasari
L
Jakarta,5 Ags 1998
2SMP
Ngamen
DepokJakarta
Alm Fery N
Magdalena
-
Kuli nyuci
186
Vera Oktaviani
P
Depok, 28 Oktober 1999
SMP
Ngamen
DepokJakarta
Edy Widayat
R. Heni Yuniarsih
Supir
IRT
Jl Kemuning Kp Lio Rt 07/019 No 119 Pancoran Mas Depok
187
Widodo Oktavia
L
Jakarta,10 Okt 1996
1SMA
pemulung
DepokJakarta
Mujiono
Siti Aminah
Pedagang
Buruh cuci
Gg. H Raisan RT 03/01,Cipedak,Jagakarsa
188
Windari
P
Padang, 28 Agustus 1999
SMP
Ngamen
DepokJakarta
Hasanudin
Zubaida
Buruh
IRT
189
Wita
P
Indramayu, 5 Mei 2001
SD
Ojek payung
Terminal Depok
Samsudi
Carin i
Buruh
-
Jl.Masjid KP Lio Rt 5/20 Pancoran mas
190
Wulan Rahmadani
P
Indaramayu 29 November 2004
SD
Ojek payung
Terminal Depok
Suka
Rosmini
Wiraswasta
-
Pertamina Pondok Cina, Beji
Jl.Keramat Batas RT 3/7 Kemiri muka Jl.Kebembem Raya RT 02 Beji,Depok
Jl Rawa Maya elok Rt 01/014 Beji Depok
146
Ngamen
DepokJakarta
Acep Hidayat
Ayi Nenah
Buruh
IRT
Jl Stm Mandiri Kp Mampangan Rt 03/09 Kemiri Muka Beji Depok
191
Yati Rosita
P
Ciganjur, 13 September 1994
192
Yuda Aditya
L
Jakarta, 16 Oktober 1998
SMP
Ngamen
DepokJakarta
Mulyo Santoso
Sudaemi
Buruh
IRT
Jl H Endek Rt 07/17 Beji Depok
193
Yudi Ruslan
L
Depok, 24 Mei 1997
6 SD
Ojek Payung
Terminal Depok
Ruslan
Latifah
Supir
IRT
Jl. Gandaria II. Rt. 03/06 KEC Cipayung Pancoran Mas Depok
194
Yunita Putri W
p
Lt.agung, 28 Juni 2001
3 SMP
Ngamen
Jakarta
Slamet
Nining
Buruh
IRT
KP Rambutan (Jak-Tim)
195
Yusuf Abdurrahman
L
Lampung,10 Des 1998
6 SD
ngamen
Depok
Saefuddin
Sri Hertanti
Tukang Bangunan
IRT
Jl.Margonda Raya no.58 Terminal Depok
196
Zullan
L
Depok,12 Nov 2000
4 SD
Ngamen
Jakarta
Tumpal Saktiawan
Sri Tasriyah
Tukang parkir
IRT
Jl.Kp utan RT 02/01 Citayam/Depok
SMA
147