SISTOSTOMI DAN PUNGSI BULI-BULI Introduksi
a. Definisi Suatu tindakan pembedahan untuk mengalirkan kencing melalui lubang yang dibuat supra pubik untuk mengatasi retensi urin dan menghindari komplikasi. Macam: sistostomi trokar dan sistostomi terbuka b. Ruang lingkup Semua penderita yang datang dengan keluhan berupa tidak bisa kencing, keluar darah lewat uretra, ekstravasasi urin sekitar uretra, hematom hematom pada perineum atau prostat melayang. Trauma uretra adalah trauma yang mengenai uretra berupa trauma tajam, trauma tumpul atau akibat instrumentasi uretra seperti pemasangan kateter dan sistoskopi. Dalam kaitan penegakan diagnosis dan pengobatan, diperlukan beberapa disiplin ilmu yang terkait antara lain Patologi Klinik dan Radiologi. c. Indikasi operasi sistostomi trokar - retensio urin dimana:
- kateterisasi gagal: striktura uretra, batu uretra yang menancap ( impacted ) - kateterisasi tidak dibenarkan: ruptur uretra Syarat pada sistostomi trokar: - buli-buli jelas penuh dan secara palpasi teraba - tidak ada sikatrik bekas operasi didaerah abdomen bawah - tidak dicurigai adanya perivesikal hematom, seperti pada fraktur pelvis Indikasi operasi sistostomi terbuka - retensio urin dimana:
- kateterisasi gagal: striktura uretra, batu uretra yang menancap ( impacted ) - kateterisasi tidak dibenarkan: ruptur uretra
VESIKOLITOTOMI Introduksi
a. Definisi Suatu tindakan pembedahan untuk mengeluarkan batu dari buli-buli dengan membuka buli-buli dari arterior b.Ruang Lingkup Semua penderita yang datang dengan keluhan nyeri pada akhir miksi, hematuria dan miksi yang tiba-tiba berhenti serta dalam pemeriksaan penunjang (foto polos abdomen, pyelografi intravena dan ultrasonografi) diketahui penyebabnya adalah batu buli-buli. Dalam kaitan penegakan diagnosis dan pengobatan, diperlukan beberapa disiplin ilmu yang terkait antara lain; Patologi Klinik dan Radiologi c.Indikasi Operasi Batu buli-buli yang berukuran lebih dari 2,5 cm pada orang dewasa dan semua ukuran pada anakanak. d.Kontra indikasi operasi Umum e.Diagnosis banding, Obstruksi Prostat, Striktura Urethra. f. Pemeriksaan penunjang Darah lengkap, tes faal ginjal, sediment urin, kultur urin dan tes kepekaan antibiotika, kadar kalsium, fosfat, dan asam urat dalam serum serta ekskresi kalsium, fosfat dan asam urat dalam urin 24 jam, foto polos abdomen, pyelografi intravena, USG. Teknik Operasi
Secara singkat teknik dari vesikolitotomi dapat dijelaskan sebagai berikut: Dengan pembiusan umum. Posisi terlentang. Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik. Buli-buli diisi dengan cairan steril 300 cc. Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril.
Insisi kulit dimulai dari atas simfisis pubis keatas sampai dibawah umbilicus lapis demi lapis, membuka fasia dan menyisihkan musculus ructus abdominis secara tumpul ditengah-tengah. Lemak dan lipatan per ito nium disisih kan ke ata s. Buli-buli dib uka s ecara median batru dik eluarkan. Seluruh mukosa buli-buli diperhatikan dan kalau ada neoplasms harus di biopsi. Setelah dibilas buli -buli ditutup 2 lapis dengan meninggalkan catheter urethra dari buli-buli. Setelah dibersihkan luka operasi ditutup lapis demi lapis dengan meninggalkan draine dari cavum retzii. Komplikasi Operasi
Komplikasi adalah perdarahan, infeksi luka operasi, fistel. Perawatan Pasca Bedah
Pelepasan catheter minimal 6 hari Setelah hari operasi Pelepasan redon drain bila dalam 2 hari berturut-turut produksi < 20cc/24 jam Pelepasan benang jahitan keseluruhan 7 hari pasca operasi Follow-up
Pasca operasi kontrol 2 minggu, kontrol berikutnya tiap 3 bulan Pemeriksaan USG dilakukan 6 bulan pasca operasi Setiap kontrol dilakukan pemeriksaan laboratorium (darah lengkap dan urinalisis dan faal ginjal) Diusahakan minum sedemikian rupa sehingga diuresis minimal 2 liter/24 jam
HIDROKELEKTOMI Introduksi
a. Definisi Suatu tindakan pembedahan untuk mengeluarkan cairan dan memotong sebagian tunika vaginalis testis
b. Ruang lingkup Semua penderita yang datang dengan keluhan pembengkakan skrotum dan pada pemeriksaan didapatkan tes transiluminasi yang positif. Hidrokel adalah penumpukan cairan antara tunika vaginalis dan testis. Dalam kaitan penegakan diagnosis dan pengobatan, diperlukan disiplin ilmu yang terkait yaitu Radiologi.
c. Indikasi operasi Hidrokel yang:
- besar sehingga dapat menekan pembuluh darah yang menuju testis - mengganggu kenyamanan atau mengganggu aktivitas sehari-hari - menganggu kosmetik d. Kontra indikasi operasi: Umum
e. Diagnosis Banding - Tumor testis - Kista epididimis - Spermatocele - Hernia scrotalis
VASEKTOMI Introduksi
a. Definisi Suatu tindakan pembedahan untuk memotong dan memisahkan vas deferens b. Ruang lingkup Penderita yang ingin disterilisasi c. Indikasi operasi Penderita yang ingin disterilisasi d. Kontra indikasi operasi Umum e. Diagnosis Banding (tidak ada)
f. Pemeriksaan Penunjang (tidak ada) Tehnik Operasi
Secara singkat tehnik dari vasektomi dapat dijelaskan sebagai berikut:
Dengan pembiusan lokal.
Posisi pasien terlentang (supinasi).
Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik.
Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril.
Seluruh skrotum harus diperiksa diawal prosedur untuk menyingkirkan adanya abnormalitas lain seperti tumor testis, vasal agenesis, atau hernia. Vas deferens disisihkan dan difiksasi dengan ibu jari dan jari telunjuk. Infiltrasi anestesi lokal pada kulit diatas vas deferens yang dijepit. Insisi vertikal pada kulit diatas vas deferens. Vas deferens dijepit dengan klem Allis dan selaput perivasal disisihkan secara tajam untuk menampakkan vas deferens. Vas deferens diligasi di 2 tempat dan dipotong diantaranya sepanjang 1,5-2 cm. Dilakukan interposisi fasia diantara ujung proksimal dan distal untuk mencegah rekanalisasi. Kulit skrotum ditutup dengan jahitan jelujur atau interrupted menggunakan bengan chromic catgut 4.0.
Komplikasi operasi
Komplikasi pasca bedah ialah infeksi, hematoma, epididimitis dan granuloma sperma. Mortalitas (tidak ada data) Perawatan Pasca bedah
Rawat luka hari ke 3. Follow-up
Pasien dianjurkan untuk tetap menggunakan alat kontrasepsi sampai dua kali hasil analisa sperma menunjukkan azoospermia.
KATETERISASI
Introduksi
a. Definisi Suatu tindakan untuk mengalirkan urin melalui selang kateter yang dimasukkan melalui uretra untuk mengatasi retensi urin dan menghindari komplikasi. b. Ruang lingkup Semua penderita yang datang dengan keluhan berupa tidak bisa kencing. Dalam kaitan penegakan diagnosis dan pengobatan, diperlukan disiplin ilmu yang terkait yaitu Radiologi. c. Indikasi operasi - Retensio urin - Sebagai bagian dari persiapan pra operasi d. Kontra indikasi operasi: Ruptur urethra e. Diagnosis Banding - Retensio urin - Tumor suprapubic - Uterus pada kehamilan f. Pemeriksaan Penunjang Foto polos abdomen. Tehnik Operasi
Secara singkat tehnik dari kateterisasi dapat dijelaskan sebagai berikut: Posisi terlentang
Desinfeksi lapangan tindakan dengan larutan antiseptik.
Lapangan tindakan dipersempit dengan linen steril.
Anestesi topikal pada penderita yang peka dengan jelly xylocaine 2-4% yang dimasukkan dengan spuit 20cc.
Kateter yang diolesi jelly steril dimasukkan ke dalam urethra. Pada penderita pria, kateter dimasukkan dengan halus sampai urin mengalir (selalu dicatat jumlah dan warna urin), kemudian balon dikembangkan sebesar 5-10 ml.
Bila diputuskan untuk menetap, kateter dihubungkan dengan kantong penampung steril dan dipertahankan sebagai sistem tertutup.
Kateter difiksasi dengan plester pada kulit paha proksimal atat di daerah inguinal dan diusahakan agar penis mengarah ke lateral, hal ini untuk mencegah nekrosis akinat tekanan pada bagian ventral urethra di daerah penoskrotal
Komplikasi operasi
Komplikasi pasca bedah ialah urethritis, ruptur urehtra dan striktur urethra. Mortalitas
Kurang dari 1% Perawatan Pasca Kateterisasi
Minum banyak untuk menjamin diuresis Membersihkan ujung urethra dari sekret dan darah yang mengering agar pengaliran sekrit urethra tetap terjamin Mengusahakan kantong penampung urin tidak melampaui ketinggian buli-buli agar urin tidak mengalir kembali kedalamnya. Follow-up
Mengganti kateter nelaton tiap 2 atau kateter silikon tiap 6-8 minggu minggu bila memang masih diperlukan, untuk mencegah pembentukan batu.