SISTEM POLITIK DAN DEMOKRASI DALAM ISLAM
POLITIK Politik Siyasah (Mengurusi / mengatur per kara) Politik dalam Islam menjurus kegiatan ummah kepada usaha untuk mendukung dan melaksanakan syariat bertujuan untuk menyimpulkan segala sudut Islam melalui satu institusi yang mempunyai hak untuk mematuhi dan melaksanakan undang-undang.
Dan katakanlah: Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong. (Al-Isra: 80)
Kedudukan Politik dalam Islam
Islam adalah suatu agama yang serba lengkap dan mengatur segala aspek kehidupan. Islam adalah agama, tidak ada hubungannya dengan kenegaraan. Islam adalah agama, tidak terdapat sistem ketatanegaraan, tetapi terdapat seperangkat tata nilai beretika bagi kehidupan bernegara.
Tujuan Politik Menurut Islam
Tujuan sistem politik Islam adalah untuk sebuah sistem membangunkan pemer intahan dan kenegaraan yang tegak di atas dasar untuk melaksanakan seluruh hukum syar iat Islam.
Tujuan Politik Islam, cont·d Para fuqahak Islam telah menggar iskan 10 per kara penting sebagai tujuan kepada sistem politik dan pemer intahan Islam:
Memelihara keimanan menurut pr insip-pr insip yang telah disepakati oleh ulamak salaf dar ipada kalangan umat Islam Melaksanakanpr oses pengadilan dikalangan rakyat dan menyelesaikan masalah dikalangan orang-orang yang berselisih Menjaga keamanan daerah-daerah Islam agar manusia dapat hidup dalam keadaan aman dan damai Melaksanakanhukuman-hukuman yang telah ditetapkan syarak demi melindungi hak-hak manusia Menjaga perbatasan negara dengan pelbagai persenjataan bagi menghadapi kemungkinan serangan dar ipada pihak luar
Tujuan Politik Islam, cont·d
Melancar kan jihad terhadap golongan yang menentang Islam Mengendalikan urusan pengutipan cukai, zakat, dan sedekah sebagaimana yang ditetapkan syarak Mengatur anggaran belanjawan dan perbelanjaan dar ipada perbendaharaan negara agar tidak digunakan secara bor os atau kikir Melantik pegawai-pegawai yang cekap dan jujur bagi mengawal kekayaan negara dan menguruskan hal-ehwal pentadbiran negara Menjalankan pengawalan dan pemer iksaan yang rapi dalam hal-ehwal awam demi untuk memimpin negara dan melindungi agama
Cir i-cir i Sistem Politik Islam
Kekuasaan dipegang penuh oleh umat .
Keputusan diambil melalui musyawarah.
Masyarakat ikut berperan dan ber tanggung
jawab . Kebebasan adalah hak bagi semua orang . Persamaan diantara semua manusia. Kelompok yang berbeda juga memiliki legalitas. Kezaliman mutlak tidak diperbolehkan dan usaha meluruskannyaadalah wajib.
Pemer intahan Islam Dalam sistem pemer intahan Islam yakni:
Khalifah Hanya
Khalifah yang mempunyai kewenangan membuat UU sesuai dengan hukum-hukum syara yang ditabbaninya (adopsi); Khalifah merupakan penanggung jawab kebijakan p olitik dalam dan luar neger i; panglima ter tinggi angkatan bersenjata; mengumumkan perang atau damai; mengangkat dan memberhentikan para Muawin, Wali, Qadi, amirul jihad
Mu'awin Tafwidh Merupakan pembantu Khalifah dibidang kekuasaan dan pemer intahan, mir ip menter i tetapi tidak berhak membuat undang-undang. Muawin menjalankan semua kewenangan Khalifah dan Khalifah wajib mengawalnya. Mu'awin Tanfidz Pembantu Khalifah dibidang administrasi tetapi tidak berhak membuat undangundang. Muawin Tanfidz membantu Khalifah dalam hal pelaksanaan, pemantauan dan penyampaian keputusan Khalifah. Dia merupakan perantara antara Khalifah dengan struktur d i bawahnya.
Pemer intahan Islam, cont,d
Amirul Jihad Amirul Jihad membawahi bidang per tahanan, luar neger i, keamanan dalam neger i dan industr i. Wali Wali merupakan penguasa suatu w ilayah (gubernur). Wali memiliki kekuasaan pemer intahan, pembinaan dan penilaian dan per timbangan aktivitas d irektorat dan penduduk di wilayahnya tetapi tidak mempunyai kekuasaan dalam Angkatan Bersenjata, Keuangan dan pengadilan. Qadi Qadi merupakan badan peradilan, terdir i dar i 2 badan: Qadi Qudat (Mahkamah Qudat) yang mengurus persengketaan antara rakyat dengan rakyat, perundangan, menjatuhkan hukuman, dan lain-lain ser ta Qadi Mazhalim (Mahkamah Madzhalim) yang mengurus persengketaan antara penguasa dan rakyat dan berhak memberhen tikan semua pegawai negara Jihaz Idari Pegawai administrasi yang mengatur kemaslahatan masyarakat melalui Lembaga yang terdir i dar i Direktorat, Bir o, dan Seksi, dan Bagian. Memiliki Direktorat di bidang pendidikan, kesehatan, kebudayaan, industr i, perdagangan, per tanian, dll Majelis Ummat Majelis Ummat dipilih oleh rakyat, mereka cer minan wakil rakyat baik individu mahupun kelompok. Majelis ber tugas mengawasi Khalifah. Majelis juga berhak member ikan pendapat dalam pemilihan calon Khalifah dan mendiskusikan hukum-hukum yang akan diadopsi Khalifah, tetapi kekuasaan penetapan hukum tetap di tangan Khalifah.
Khalifah dan Politisi Islam 1. Islam 2. Baligh (dewasa) 3. Laki-laki 4. Adil dan bijaksana 5. Berwawasan luas 6. Ahli dalam soal syar iah
Nilai-Nilai Dasar Sistem Politik Dalam Al-Quran
Mewujudkan persatuan dan kesatuan umat (alMuminun;52) Musyawarah dalam menyelesaikan masalah ijtihadiyah (al-Sura:38, Ali Imran:159) Keharusan menunaikan amat dan menetapkan hukum secara adil (an-Nisa:58) Menaati Rasulullah saw dan uli al-Amr Mendamaikan konflik antar kelompok dalam masyarakat islam (al-Hujurat:9) Keharusan memperatahankan negara dan melarang agresi dan invasi (Al-Baqarah:190)
Nilai-Nilai Dasar Sistem Politik Dalam Al-Quran, cont,d
Keharusan mementingakan perdamaian dar ipada ber musuhan (Al-Anfal: 61) Keharusan menigkatkan kewaspadaan dalam bidang per tahanan dan keamanan (Al- Anfal: 10). Keharusan menepati janji (Al-Hujurat : 13) Keharusan mengutamakan perdamaian bangsabangsa (Al-Hujurat: 18) Keharusan peredaran har ta pada sekuruh lapisan masyar kat (Al-Hasyr :7) keharusan mengikuti pr insip-pr insip pelaksanaan hukum
Demokrasi dalam Islam Dan orang-orang yang menerima (memat uhi)
ser uan T uhannya dan mendirikan shalat, sedang ur usan mereka diputuskan dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. (QS. Asy-syura: 36)
Demokrasi dalam islam bukanlah sistem tr ias politiknya, yang membagi pemer intahan kedalam tiga lembaga (eksekutif, yudikatif dan legislatif), melainkan sisitem checks and balances yang ber langsung dalam pemer intahan itu. Tentunya agar bisa berjalan maka, harus ada keterbukaan dar i masingmasing elemen dalam pemer intahan itu. Dan keterbukaan itu dapat diwujudkan dalam sebuah bentuk musyawarah yang efisien, efektif dan egaliter. Tentu saja tujuan adalah kesejahteraan rakyat.