SISTEM PERAW PERAWA ATAN KELISTRIKAN K ELISTRIKAN DAN PENCAHAYANAN Oleh DANIEL MANGINDAAN Sekretaris umum HIMPUNAN AHLI ELEKTROTEHNIK INDONESIA EKER!ASAMA DENGAN PT" LAKSANATAMA TIARA #A!ARINDO I$si$%ur &r'(esI'$al Ma)%a *IPM+ PERSATUAN PERSA TUAN INSINYUR INDONESIA Direktur PT" ELMES EPSILON *KONSULTAN TEKNIK+ EKER!ASAMA DENGAN PT" LAKSANATAMA TIARA #A!ARINDO *MAINTENANCE UILDING DAN KONTRAKTOR +
1. PENDAHULUAN 1.1 Sistem Kelistrikan Instalasi Instalasi dan peralatan peralatan Sistem Sistem kelistrik kelistrikan an sebagai sebagai salah satu bagian dari sistem sistem utilitas utilitas bangunan, bangunan, sistem dan besarannya bervariasi mengikuti besaran, kompleksitas bangunan maupun fungsinya. Mengawali bahasan pada Pelatihan Penyegaran Teknik Pemeliharaan ini, guna bahan acuan dan sebagai suatu gambaran umum dari suatu instalasi listrik serta pelayanannya, pada gambar 1.1. ditampilkan sebagai contoh suatu gambar iagram Satu !aris dari suatu sistem kelistrikan yang relative sederhana dan pada gambar 1." ditampilkan suatu gambar iagram Satu !aris dari suatu sistem kelistrikan yang disebutkan lebih kompleks misalnya melayani gedung bertingkat banyak dan lebih luas. ari contoh gambar iagram Satu !aris ini, secara garis besar peralatan utama suatu Instalasi Sistem #elistrikan dapat dikelompokkan dan disebutkan antara lain sebagai berikut $ 1. Sumber Daya Listrik.
a. b.
c.
d.
ikategorikan sebagai berikut $ Sumber Sumber daya daya listr listrik ik P%&' P%&' sebaga sebagaii sumber sumber daya daya listri listrik k utama utama yang yang disiap disiapkan kan untuk untuk melaya melayani ni keseluruhan kebutuhan beban listrik. Sumber daya listrik cadangan atau alternative (iesel !enerator Set, dll)' yang disiapkan untuk melaya melayani ni kebutu kebutuhan han beban beban listr listrik ik terten tertentu tu sa*a, sa*a, dapat dapat *uga *uga dengan dengan kapasit kapasitas as untuk untuk melaya melayani ni keseluruhan beban listrik terantung kepada criteria dan dasar+dasar perencanaan yang ditentukan.' Sumber aya %istrik arurat ( Emergency Emergency Power Supply); Sumber Sumber daya daya listri listrik k yang yang disedi disediaka akan n khusus khusus untuk untuk melaya melayani ni beban beban listr listrik ik yang yang dikate dikategor gorika ikan n sebagai beban listrik darurat. eban listrik darurat adalah misalnya $ pencahayaan darurat (emergency (emergency lighting) dll, lighting) dll, yang sumber daya listrik ini disyaratkan sudah harus dapat beroperasi dan dibebani kurang dari waktu 1- detik. ninterruptible Power Supply/PS' sebagai sumber daya listrik yang khusus untuk melayani beban listrik yang khusus untuk melayani beban listrik khusus yang membutuhkan daya listrik yang tidak boleh terputus ataupun yang membutuhkan kwalitas kelistrikan yang tinggi, dll. Perlet Perletakan akan atau atau pelay pelayanan anan PS dapat dapat dilaku dilakukan kan secara secara terpus terpusat at dapat dapat pula pula dilakuk dilakukan an secara secara setemp setempat at pada pada area area lokasi lokasi beban beban yang yang akan akan dilaya dilayani, ni, sebaga sebagaima imana na yang yang ditent ditentukan ukan di dalam dalam perencanaan.
2.
Distribusi Daya Listrik. ikategorikan distribusi daya listrik antara lain $ a. #abel "- #0' yaitu dari *enis berinti tembaga ataupun alumunium, berinti tunggal maupun berinti banyak,dll. b. #abel #abel Teganga egangan n endah' endah' yaitu yaitu dari dari *enis *enis berint berintii tembag tembagaa maupun maupun alumun alumunium ium,, berint berintii tungga tunggall maupun berinti banyak, serta kabel khusus tahan api,dll. c. usduct' terutama untuk melayani beban yang besar atau utama atau yang terdistribusi. aik dari *enis konduktor bahan tembaga maupun alumunium. d. #abel #ontrol,dll.
3.
Transformator. a. Transformator Transformator minyak' b. Transformator Transformator kering ( Dry Dry type transformer). aik aik untuk untuk pemas pemasan anga gan n seca secara ra terp terpus usat at maupu maupun n seca secara ra ters terseb ebar ar dekat dekat kepa kepada da pusat pusat beba beban n mengikuti pertimbangan perencanaan.
.
Panel!Peralatan Hubun" #a"i. Panel Tegangan Menengah "- #0' sebagai pusat pembagi untuk suatu sistem dengan catu daya listrik "-- #02 keatas (klarifikasi P%&). Pemutus aya/Circuit aya/Circuit Breaker; dengan *enis+*enis antara lain $ Oil Circuit Breaker; SF !"as fille#) Circuit Breaker; Breaker; $acuum Circuit Breaker;
a. 1) + + +
") Saklar Pemutus erbeban %&oa# Break Switch. + Isolator/Saklar Pemisah + Sikring/ Fuse' Fuse' digunakan sebagai pengaman / pemutus terhadap arus hubung singkat + usbar (dari bahan tembaga atau alumunium) dan isolator pendukungnya.
+ 'nstrument (ransformer; (ransformer; transformator 2rus 2rus dan Transformator Transformator Tegangan Tegangan + ele 3) Proteksi' arus hubung singkat, arus beban lebih, daya balik, dll. 4) 2u5iliary relays. + Meter pengukuran' arus, tegangan, daya aktif, daya reaktif, frekuensi, enersi, factor daya, daya reaktif,dll 6) Penbumian,dll b. Panel Tegangan endah 37-0/""-0. 37-0/""-0. 1) Pemutus aya / Circuit Breaker. + 2ir 8ircuit reaker. ") Saklar/Pemisah. 3) #ontaktor 4) Sikring/ Fuse, Fuse, digunakan sebagai pengaman/pemutus terhadap arus hubungan singkat atau sebagai pembatas terhadap arus hubung singkat yang besar dalam hal ini mengamankan Circuit Breaker yang hanya mempunyai Breaking mempunyai Breaking Capacity yang rendah. 6) usbar (dari bahan tembaga atau alumunium) dan isolator pendukung. 9) 'nstrument 9) 'nstrument (ransformer (ransformer * Transformer 2rus, Transformator Tegangan.
:) ele * + Proteksi $ ele 2rus (hubung singkat, beban lebih), ele tegangan (tegangan lebih, tegangan kurang), ele aya balik,dll 7) +u,iliary elays. + Meter pengukuran $ arus , tegangan, daya aktif, daya reaktif, frekuensi, enersi aktif, enersi reaktif, dll. + Pengetahanan $. ). *.
a. b. c. d. e. f. +.
Kom%ensator fa&tor 'aya! ka%asitor!(a%a&itor bank. #atere!Akumulator. #eban listrik. Peralatan sistem pengkondisian udara dan ventilasi' Peralatan motor+pompa (domestic, kebakaran,dll)' ;levator,escalator' Peralatan perkantoran' Pencahayaan' an lain+lain. Peralatan %enun,an" - rak kabel &on'uit klem 'll. ;lemen atau peralatan+peralatan kelistrikan diatas, pada butir lebih lan*ut akan kita bahas dalam hal pemasangan, testing < commissioning, pengoperasian, pemeliharaan dan pergantian / perbaikan sebagai bagian dari suatu instalasi sistem kelistrikan bangunan.
1.2.
Lokasi ari gambar dan uraian pada butir diatas, lokasi atau perletakan daripada suatu instalasi sistem kelistrikan dapat disebutkan antara lain $ / Power -ouse% gardu listrik. usi' saf listrik, *alur kabel/rak kabel diatas plafon atau ll 3. %okasi beban' ruang pompa, ruang chiller, ruang 2>, ruang motor lift, seluruh ruangan untuk pencahayaan, dll. Sedemikian rupa sehingga berbicara menyangkut instalasi sistem kelistrikan maka dapat dikatakan bahwa tersebar di seluruh area bangunan.
1.3
As%ek. ari uraian tentang lingkup sistem kelistrikan suatu bangunan, maka dalam pelayanan dan pengoperasian, beberapa hal/aspek perlu untuk diberi penekanan yaitu antara lain $ 1. /elayani seluru0 kebutu0an. Pelayanan dan pengoperasiannya harus di*amin untuk benar+benar dapat melayani kebutuhan daya listrik bagi seluruh utilitas bangunan seperti sistem 28 dan ventilasi mekanis, sistem elevator dan escalator, sistem pompa air domestic, sistem pompa kebakaran, sistem pencahayaan, sistem komunikasi dan file alarm, peralatan ker*a dan kantor , dll' 2. /emberi kenyamanan. >arus di*amin untuk mendapatkan kenyamanan dalam arti bahwa gangguan terhadap operasi sistem kellistrikan akan mengganggu operasi dalam sistem utilitas lain. ntuk itu maka sistem kelistrikan haruslah andal/realile dengantingkat ke*atuhan/gangguan/ failure rate yang rendah atau kecil. Suatu failure rate yang tinggi dari suatu instalasi sistem kelistrikan *uga akan mengakibatkan kenaikan daripada biaya pengusahaan sistem kelistrikan bangunan. 3. Aman. 2spek yang sangat penting adalah bahwa instalasi sistem kelistrikan ini haruslah ?aman@. isadari bahwa instalasi listrik dalam beker*anya adalah merupakan salah satu sumber atau penyebab ter*adinya kebakaran bangunan. Sedemikian rupa sehingga sangatlah ditekankan bahwa suatu instalasi listrok haruslah memenuhi kaidah+kaidah ? fire safety/. . Keselamatan. 2spek yang sangat penting lainnya bahwa terhadap suatu instalasi sistem kelistrikan didalam pemasangan, pengoperasiannya serta didalam penger*aan pemeliharaan dan perbaikan maka factor ?keselamatan ker*a@ didalam hal ini terutama ?keselamatan ker*a@ serta keselamatan benda haruslah diutamakan dan di*aga untuk tidak ter*adinya malapetaka ini. 2spek+aspek yang disebutkan diatas terhadap suatu instalasi kelistrikan bangunan adalah men*adi suatu tuntutan untuk diterapkan dalam upaya mencapai suatu sistem serta fasilitas bangunan yang benar.
2. 2.1
PE/ASANAN Umum Telah diuraikan diatas bahwa suatu instalasi sistem kelistrikan bangunan selain fungsinya untuk menun*ang operasional sistem utilitas bangunan yang lainnya, serta lokasi instalasi yang tersebar diseluryh bangunan ditambahkan dengan beberapa aspek yang harus diperhatikan, maka untuk hal pemasangan instalasi sistem kelistrikan bangunan diuraikan terhadap hal+hal seperti $ 1. !ambar rancangan dan spesifikasi teknis. ". Petun*uk pabrik pembuat. 3. Persyaratan, peraturan,code dan standard. 4. %okasi 6. ?#eselamatan #er*a@ dan ?Aire Safety@. 9. Penomoran/identifikasi.
2.2 2.2.1
ambar an&an"an 'an S%esifikasi Teknis. Umum engan didasarkan kepada gambara rancangan dan spesifikasi teknis yang telah dibuat dan yang kemudian mungkin melalui suatu proses lelang dan lain+lain, telah men*adi dokumen pelaksanaan, terhadapa mana akan di*adikan acuan oleh pihak pelaksana. Sekalipun pada tahap perencanaan tentunya sudah dilakukan pemeriksaan dan pengecekan mungkin dalam hal seperti $ pemenuhan terhadap reBuirement, TC, criteria dan dasar perhitungan teknis, code < standard, serta peraturan+peraturan, namun pada tahap pemasangan ini sesungguhnya masih dapat dan sebaiknya untuk dilakukan pemeriksaan kembali. Pemeriksaan terhadap gambar pelaksanaan antara lain mencakup $ 1. #esesuaian besaran dan kapasitas elemen/komponen instalasi terhadap gambar rancangan dan spesifikasi teknis. ". Penyesuaian/pengecekan terhadap lokasi dan dimensi sedemikian rupa sehingga dapat diyakini bahwa pemasangan instalasi dan peralatan telah memadai dan cukup untuk dapat beroperasi dengan benar serta dapat dilakukan pemeliharaan dan perbaikan dikemudian hari. 3. #emungkinan untuk melakukan penambahan terhadap hal+hal yang mungkin belum disertakan maupun dikarenakan adanya permintaan baru. 4. Menyusun suatu sistem penomoran/marking/identifikasi dari seluruh peralatan yang akan dipasangkan.
2.2.2.
+
ambar Ker,a!ambar Pelaksanaan. alam tahap pemasangan, pihak pelaksana menyiapkan !ambar #er*a/!ambar Pelaksaan atau disebutkan *uga sebagai Shop0Drawing yang kelengkapannya mencakup antara lain $ 1. Merupakan pendalaman dan pendetailan daripada !ambar Perencanaan/!ambar %elang' didalam mana beberapa hal dibawah ini harus ditun*ukan yaitu$ a. !ambar diagram Satu !aris , digambarkan kembali men*adi gambar detail misalnya !ambar iagram Tiga (3) Aasa yang lengkap tertampilkan seluruh peralatan dan komponen dari sistem kelistrikan. b. !ambar+gambar harus menggunakan symbol atau %2M2&!+!2M2 yang sudah baku seperti lambing gambar pada PI% 1D7: yamg meliputi$ %ambang !ambar untuk iagram Saluran 2rus #uat'
+ +
%ambang !ambar untuk iagram Instalasi Pusat dan !ardu %istrik' %ambang !ambar untuk iagram Instalasi angunan + %ambang >uruf untuk peralatan/instrument ukur seperti$ 2 (2mper), 0 (0olt), 02 (0olt 2mper), E (Eatt), Eh (Eatt *am), >F (>ertF) dan lain+lain. Standard lambing gambar dari I;8 (International ;lectrotechnical 8ommission) yaitu yang di*adikan acuan PI% serta I& (=erman) ataupun Standard dari negara lain se*auh tidak bertentangan dengan apa yang telah ditentukan didalam PI%, dapat pula digunakan. ". Pendetailan secara fisik(tipologi) pemasangan peralatan dan instalasi, lengkap dengan penu*ang/alat antu dan lain+lain. 3. ntuk peralatan yang dipasang didalam ruang seperti panel listrik, transformator dan lain+lain, penggambaran perletakan lengkap denganukuran+ukuran. 4. Penomoran/identifikasi dari setiap peralatan, komponen dan unsure dari instalasi sistem kelistrikan (ini akan diuraikan pada bagian lain). Persetu*uan terhadap !ambar #er*/Shop Drawing serta terhadap raian Teknis Peralatan, menyatakan bahwa pemasangan serta pemesanan/pengadaan peralatan dapat dilaksanakan.
2.3.
La0an!Lokasi Penyiapan lahan atau lokasi pada mana instalasi akan dipasangkan, perlu memperhatikan hal+hal antara lain $ 1. #oordinasikan dengan pihak lain, bidang 2rsitektural, Struktural dan bidang utilitas lainnya' ". Penyiapan pelobangan/perkerasan pondasi, dinding, gantungan, dan lain+lain' 3. #ebersihan ruangan/lokasi' terdapatnya peralatan kelistrikan yang harus terpasang pada tempat yang bersih, tidak panas selain harus teramankan terhadap terpecik air atau kehu*anan dan lain+lain' 4. uangan/lahan harus di*amin ?#eselamatan #er*a@ maupun ? Fire Safety/ baik selama masa pemasangannya maupun pada tahap operasi dan pemeliharaan' 6. Tersedia sistem ventilasi yang cukup di dalam ruang listrik'
2..
Petun,uk Pabrik ntuk peralatan tertentu baik itu peralatan ter+?assemling/ seperti Peralatan >ubung agi (Panel listrik), 1ninterupte# Power Supply (PS) dan lain+lain, maupun untuk peralatan berupa komponen lepas seperti Transformator, Pemutus aya/Circuit Breaker dan lain+lain yang dipasok oleh pabrik, didalam pemasangannya apabila ada petun*uk yang dikeluarkan oleh pabrik agar diikuti. Mengikuti petun*uk pabrik pembuat pada saat pemasangan maupun nantinya didalam cara pengoperasian yang benar, ini akan memberikan keuntungan bagi pemilik berkaitan dengan warranty atau *aminan dari pabrik selama kurun waktu tertentu
2.$
Peraturan (o'e 'an Stan'ar' alam pemasangan peralatan suatu instalasi sistem kelistrikan dalam bangunan maka men*adi suatu keharusan untuk mengikuti Peraturan+peraturan yang berlaku serta code dan standard. apat disebut antara lain $
1.
". 3. a. b. c. d. e. f. 4. 6. 9. :.
2.)
Peraturan mum Instalasi %istrik/PI% (edisi 1D7:/S&I ""6+1D7:, berhubung PI% edisi baru masih dalam proses), didalam peraturan ini sudah dirinci hal+hal menyangkut instalasi listrik termasuk sebagai berikut $ Peraturan asar' Pengamanan' Perencanaan Instalasi %istrik' #elengkapan' Perlengkapan >ubung agi' Penghantar dan Pemasangan' uang Instalasi #husus' Pengusahaan Instalasi %istrik. #eputusan Menteri P &o.441/#PTS/1DD7, Persyaratan Teknis angunan+angunan' Peraturan daerah tekait' Peraturan keselamatan ker*a' 8ode dan Standard lainnya, baik itu berupa Standard &asional Indonesia yang terkait maupun 8ode dan Standard dari &egara lain se*auh tidak bertentangan dengan yang telah ada dan berlaku di negara kita.
Penomoran ! 'entifikasi ntuk suatu sistem instalasi maka men*adi keharusan untuk memberikan penomoran atau identifikasi atau kode terhadap seluruh peralatan dan rangkaian listriknya. Peralatan yang dimaksud adalah antara lain $ 1. Peralatan berupa hasil assemling /rakitan seperti $ Panel %istrik, PS, Capacitor Bank2 Ai5ture lampu, dan lain+lain. ". #omponen atau elemen yang merupakan bagian dari suatu peralatan assemling seperti $ 8ircuit reaker, Saklar Pemutus, Transformator Instrument, ele, Meter kur, 2lat #ontrol dan aksesori lainnya' 3. Peralatan lepas seperti $ Transformator, PS, usduct,dll' 4. #abel, baik kabel T maupun kabel TM, dll.
Penomoran/identifikasi pada tahap pemasangan akan digunakan selain untuk memudahkan pengecekan terhadap peralatan yang masuk ke lapangan, yang lebih penting lagi adalah mempermudah dan memberi kepercayaan didalam melaksanakan instalasi, misalnya pengecekan terminasi/pemyambungan peralatan dan lain+lain. 2dakalanya untuk suatu peralatan terakit dari pabrik sudah mengikuti suatu sistem penomoran tertentu mengikuti standard dari negara pemasok atau mengikuti cara penomoran yang dilakukan oleh pembuat panel misalnya. Penomoran/identifikasi peralatan ataupun komponen instalasi kelistrikan selan*utnya akan men*adi penting terutama setelah sistem beroperasi dalam hal ini guna memudahkan pengecekan pada saat pemeliharaan dan perbaikan/penggantian baik itu pada saat ter*adi kerusakan maupun dalam melakukan pemeliharaan rutin (repair < maintenance program) dll. Penomoran atau identifikasi peralatan didalam suatu instalasi sistem kelistrikan, menyesuaikan dengan komplikasi sistem terpasang dapat disusun dengan cara misalnya $
a. Secara terkelompok dinyatakan mengikuti ruangan/bagian bangunan dimana instalasi itu terpasang, kemudian sistem dirinci mulai dari sisi sumber daya berurut sampai kepada beban listriknya termasuk *aringan distribusinya, diberikan suatu sistem penomoran tertentu. 8ara ini diterapkan untuk instalasi pada bangunan yang cukup kompleks' b. Secara menyeluruh tanpa dilakukan pengelompokkan untuk setiap ruangan, selan*utnya peralatan dirinci mulai dari sisi sumber daya kemudian berurut sampai ke sisi beban listrik termasuk *aringan distribusinya, diberikan suatu sistem penomoran tertentu.
Sedemikian rupa sehingga untuk setiap peralatan/komponen dari instalasi sistem kelistrikan dengan mudah dapat disebut atau dipanggil identifikasinya baik itu sebagai komponen lepasan seperti transformator, saklar/switch lampu, maupun itu sebagai suatu peralatan rakitan (assemle#) seperti panel listrik termasuk rincian komponen+komponen pembentuk panel tersebut. ntuk cara identifikasi ini maka untuk ruangan / lokasi harus dibuatkan cara penomoran tersendiri dan untuk peralatan/komponen harus pula disusun suatu cara penomorannya tersendiri. Penomoran atau identifikasi baik untuk ruangan/lokasi maupun untuk peralatan/komponen dan rinciannya, penyusunannya dapat menggunakan alphaetic maupun numeric.
2.*.
Pemeriksaan 1. Pemeriksaan terhadap material yang tiba dilapangan mencakup antara lain $ a. Pemeriksaan kesesuaian aftar Pengiriman material sebelum tiba dilapangan tergadap gambar ker*a dan uraian teknis yang telah disetu*ui' b. #esesuaian material yang tiba dilapangan dengan aftar Pengiriman serta persetu*uan gambar ker*a dan uraian teknis peralatan c. #ondisi baru dan bukan barang bekas pakai maupun barang yang terlalu tua meskipun belum pernah digunakan' d. Material tertentu, tiba dilapangan harus dalam keadaan terproteksi/terbungkus dan lain+lain' e. Tidak terdapat kerusakan atau terlihat tanda+tanda kerusakan.
". Pemeriksaan saat pemasangan mencakup antara lain $ a. Pemasangan harus benar, mengikuti prosedur pemasangan yang benar atau mengikuti petun*uk pabrik pembuat' b. Pemasangan tidak dilakukan secara paksa' c. Periksa terhadap hal+hal seperti $ radius bengkokan kabel, klem kabel, *arak antara komponen, terdapatnya ruang untuk operasi dan pemeliharaan' d. ;stetika pemasangan, dll.
3.
K4/S4NN. #ata komisioning adalah istilah baku dari istilah bahasa asing ?commissioning @. alam bahasan #omisioning ini dicakup didalamnya hal+hal sebagai berikut $ komisioning instalasi, pengu*ian peralatan, proses u*i+coba dan serah terima (acceptance).
efinisi #omisioning $ ialah rangkaian kegiatan pemeriksaan dan pengu*ian suatu instalasi listrik untuk meyakinkan bahwa instalasi yang baru diperiksa dan diu*i ini, baik itu secara komponen demi komponen maupun sebagai suatu peralatan ter+assemly sampai kepada sebagai suatu sistem instalasi menyeluruh, telah berfungsi semestinya dan memenuhi persyaratan kontrak, sehingga dapat dinyatakan siap dioperasikan dan secara resmi dapat dilakukan proses serah terima kepada pemilik/pemakai. #adangkala dalam per*alanan suatu proyek pembangunan dimana didalamnya terdapat pemasangan instalasi sistem kelistrikan maupun sistem utilitas lainnya, didalam uraian teknis memang ditemui kata komisioning (test 3 commissioning), namun rincian dari testing atau komisioning yang bagaimana terhadap peralatan /instalasi mana yang harus dikomisioning sering tidak kita temui. ntuk hal ini maka biasanya kemudian diserahkan kepada apa yang diusulkan oleh pemborong pelaksana atau bersyukurlah kalau pihak pengawas dapat menga*ukan suatu sistem komisioning yang harus dilakukan. #esulitan lain dapat timbul yaitu kalau cara komisioning yang dia*ukan oleh pengawas dianggap terlalu ?berlebihan@ sehingga berada diluar perkiraan biaya/kontrak si pelaksana, padahal apa yang dia*ukan oleh pengawas itu adalah cara komisioning yang benar. Sehingga memang adalah merupakan kebutuhan dan persyaratan proyek untuk merinci lingkup komisioning ini.
3.1
1.
2.
Ta0a%an Pen"u,ian Pengu*ian atau testing merupakan suatu kegiatan yang akan dilakukan terhadap suatu peralatan yang sudah terpasang yang sudah diperiksa dan siap untuk dioperasikan ataupun untuk diberi tegangan ker*a. Pengu*ian terhadap suatu peralatan/komponen hasil produksi, secara umum mencakup tahapan sebagai berikut $ Pen"u,ian ,enis 5Type Test) Pengu*ian secara lengkap terhadap contoh prototype yang disiapkan oleh pabrik untuk membuktikan apakah contoh tersebut memenuhi semua sifat+sifat teknis yang disebutkan dalam standard yang berlaku. %aFimnya pengu*ian ini cukup dilakukan sekali sa*a, namun *ika produsen mengganti salah satu *enis bahan baku maupun konstruksi/desain maka pengu*ian ini perlu diulang kembali selengkapnya. Pengu*ian ini dilakukan di pabrik sebelum melaksanakan produksi massal untuk men*aga kemungkinan adanya kesalahan prinsipil. Pen"u,ian utin. Pengu*ian rutin adalah pengu*ian yang dilakukan terhadap satu+persatu hasil produksi dengan maksud untuk memisahkan hasil produksi yang tidak memenuhi persyaratan standar. Pengu*ian rutin ini dilaksanakan di pabrik. alam standar ditentukan macam pengu*ian rutin yang harus dilakukan oleh pabrik pada setiap hasil produksi (satu+persatu) untuk men*amin agar tidak ada defect/cacat yang lolos.
3.
3.2.
Pen"u,ian Sera06Terima 5 Acceptance Test) Pengu*ian yang dilakukan terhadap se*umlah barang (batch+partai) untuk menentukan apakah partai tersebut diterima ataupun ditolak karena tidak memenuhi kriteria yang sebelumnya dengan menerapkan mata+mata u*i yang umumnya bersifat tidak merusak (non0#estructi4e) seperti pada pengu*ian rutin. Pengu*ian ini bertu*uan mengu*i kembali hal+hal yang seharusnya telah dilakukan oleh pabrik. i lapangan, pengu*ian dalam rangka komisioning dan serah terima ini, dilakukan baik tehadap peralatan maupun *uga terhadap instalasi secara menyeluruh. (atatan ntuk beberapa *enis peralatan tertentu ada kalanya dikenakan pengu*ian khusus yaitu pengu*ian yang dilakukan atas dasar persetu*uan antara fabrikan dan pembeli.
Pen"u,ian n'i7i'ual 'an Pen"u,ian Peralatan. 1. Pen"u,ian n'i7i'ual. Pengu*ian individual terhadap peralatan utama, yaitu pengu*ian karakteristik un*uk ker*a dari masing+masing peralatan/komponen dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini. 2. Pen"u,ian Peralatan. ilaksanakan tahapan pengu*ian *enis (type test), pengu*ian rutin dan tahapan pengu*ian serah+terima (acceptance test) terhadap peralatan dapat dilihat pada tabel II+" diberikut ini.
Pada tael ''0' (pengu*ian Individual) dan pada tael ''05 (pengu*ian peralatan), ditemukan sederetan ?Mata *i@ yang perlu dilakukan untuk setiap tahapnya. Sederetan mata+u*i yang disebutkan ini untuk *enis peralatan tertentu sebenarnya belumlah merupakan keseluruhan mata+u*i terutama yang harus dilakukan pada tahapan pengu*ian *enis (type0test) dan pebgu*ian rutin, pada tabel II+I dan tabel II+" diatas senga*a tidak kami tuliskan. Pada tabel II+I dan tabel II+" yang terutama ingin dkemukakan disini adala ?mata+u*i@ yang perlu dilakukan pada tahapan ?Serah Terima@ yaitu pengetesan/pengu*ian dilapangan sebagai persyaratan komisioning agar dapat dilakukan suatu ?u*i+coba@ dan diberikan tegangan ker*a kepada peralatan dan selan*utnya akan dioperasikan setelah dilakukan proses ?Serah+Terima@. Terdapat pula beberapa mata+u*i untuk pengu*ian *enis/@type test@ ataupun untuk pengu*ian rutin, untuk hal+hal tertentu dimintakan *uga untuk dilaksanakan dilapangan. >al ini sebenarnya tidak perlu dilakukan, namun kalau pengu*ian ini dimintakan maka dapat sa*a dilakukan namun dengan besaran pengu*ian yang tidak penuh misalnya :6G dari yang disyaratkan.
3.3
U,i6(oba 'an Sera0 Terima. Setelah dilakukan pengu*ian secara parsial terhadap setiap peralatan atau bagian dari instalasi, maka instalasi dinyatakan siap untuk dilakukan ?u*i+coba@. *i+coba yang dilakukan terhadap keseluruhan sistem adalah untuk mengetahui kiner*a dari sistem secara menyeluruh dan akan dilakukan baik secara tanpa beban maupun dengan berbeban. Men*adi catatan dan merupakan hal yang utama, bahwa sebelum melakukan u*i+coba,
selain semua peralatan/bagian instalasi sudah dilakukan komisioning, agar dicek kembali apakah semua peralatan/bagian instalasi sudah dilakukan pengu*ian atau pengukuran tahanan isolasi. Palaksanaan u*i+coba instalasi kelistrikan bangunan dilakukan secara berurutan mulai dari sisi sumber daya listrik dan diuraikan sebagai berikut $ 1. Persia%an Umum a. Sebelum melakukan u*i+coba, maka seluruh instalasi harus terpasang dengan baik dan benar, sudah dilakukan pengu*ian secara parsial dan siap untuk dilakukan u*i+coba' b. Semua bagian ruangan yang terkait dengan bagian utilitas yang akan dilakukan u*i+coba harus sudah bersih dan ntidak terdapat benda+benda lain menghalangi pelaksanaan u*i+coba' c. Crang yang bertanggung *awab melaksanakan u*i+coba ini adalah orang yang mengetahui dan meguasai seluruh instalasi sistem kelistrikan ini' d. Sudah terpasang dan tersambung dengan benar seluruh sistem pengetanahan pengaman, begitu pula sistem pengetahanan netral' e. Crang yang tidak berkepentingan agar tidak berada didalam ruang listrik' f. Menyiapkan dan menempelkan pada setiap bagian yang sedang diu*i+coba, perlengkapan/tanda atau rambu peringatan' g. Melakukan pengecekan akhir sebelum melakukan u*i+coba' 1. Semua pemutus daya/saklar baik pada sisi masukan (incoming) maupun berada pada sisi keluaran (outgoing) dari semua panel listrik harus berada pada posisi keluar/off. ". Pastikan bahwa seluruh bagian instalasi di semua panel, di semua saklar maupun stop+kontak tidak bertegangan, dilakukan pengukuran tegangan fasa+tanah untuk instalasi T.
2.
U,i 8(oba #erte"an"an Tan%a #eban a. Masukan sumber daya listrik dari sumber P%&' b. Panel tama "- k0. 1). Periksa dan catat keadaan awal panel' "). Masukan Pemutus aya tama (incoming feeder)' 3). Periksa dan catat, meter pengukuran terutama volt+meter, frekuensi meter' 4). Periksa dan catat kedaan panel. c. Cutgoing feeder "- k0 dan transformator. 1). Periksa kedaan awal outgoing feeder/kabel "- k0 dan transformator' "). Masukkan Pemutus aya (outgoing feeder) ke sisi transformator' 3). Periksa dan catat kedaan kabel "- k0 dan transformator setelah diberi tegangan + 2pakah ada bunyi/degung yang berlebihan pada transformator H + 2pakah ada pemanasan yang drastic pada transformator dan pada kabel "- k0H 4). Periksa dan catat keadaan kabel T atau busduct keluaran dari transformator. d. Panel tama Tegangan endah. 1). Periksa dan catat keadaan awal panel'
ker*a'
"). Masukkan Pemutus aya tama (incoming feeder) dari transformator' 3). Periksa dan catat keadaan panel, lakukan pengukuran terutama volt dan frekwensi dan lain+lain. e. Cutgoing feeder T. 1). Periksa dan catat keadaan awal panel. "). Masukkan Pemutus aya #eluaran (outgoing feeder), ini dilakukan satu persatu' 3). Setelah memasukkan, periksa dan catat keadaan panel terkait, lakukan pengukuran terutama volt dan frekwensi dan lain+lain. 4). st+nya dilakukan dengan untuk setiap pemutus daya keluaran (outgoing feeder) serta pemeriksaan terhadap panel terkait. l eban. 1). ilakukan terhadap seluruh panel beban, dilakukan satu demi satu' "). Masukkan Peutus aya Masukan (incoming feeder), kemudian diikuti dengan memasukkan Pemutus aya #eluaran' 3). Periksa dan catat, pengukuran tegangan. da Sisi eban. 1). ilakukan pada setiap panel beban yang melayani beban seperti$ panel lift, panel chiller, panel pompa, panel pencahayaan dan stop+kontak' "). Peker*aa n seperti yang telah dilakukan pada butir terdahulu' 3). Periksa dan catat keadaan pada beban yang terkait (%ift, 8hiller, Pompa, Pencahayaan, dll).
3.
U,i6(oba #erbeban. alam keadaan semua panel sudah diberi tegangan,dilakukan pemasukan 8/Saklar/Switch yang melayani beban satu demi satu. Pelaksanaan u*i+coba berbeban ini dilakukan secara persetiap panel dengan men*alankan semua beban listrik yang tersambung pada panel tersebut secara berurutan sampai seluruh beban tersambung. alam pelaksanaan u*i+coba berbeban ini dilakukan pemeriksaan setiap panel dan melakukan pengukuran terhadap arus, tegangan dan factor daya (bila terpasang) sambil memperhatikan un*uk ker*a dari setiap peralatan/beban listrik terpasang. Pencatatan hasil u*i+coba berbeban harus dilakukan dan disahkan oleh pengawas dan wakil pemilik adalah merupakan bagian dari dokumen serah terima nantinya.
Setelah dilakukan u*i+coba diatas mulai dari sisi sumber daya listrik sampai ke sisi beban, akan diperoleh data pencatatan hasil u*i+coba. ari hasil yang diperoleh dan dinyatakan ?baik@ ini, maka peker*aan instalasi sistem kelistrikan siap untuk dilakukan proses ?serah+terima@ dan selan*utnya untuk dioperasikan.
.
$ $.1
PEN4PEASAN. Mengfungsikan seluruh instalasi sistem kelistrikan setelah dilakukan komisioning dan u*i+coba termasuk melakukan mode+operasional sesuai dengan apa yang dirancang sehingga dapat di*alankan, baik dengan cara pengoperasian normal, cara pengoperasian dengan sumber daya cadangan maupun cara pengoperasian saat kebakaran. 1. Pen"o%erasian Normal imaksudkan disini, mengikuti apa yang disebutkan dalam rancangan, system dioperasikan dengan sumber daya listrik dari P%&. Pen"o%erasian Den"an Sumber (a'an"an. a. imaksudkan disini, mengikuti apa yang disebutkan dalam rancangan, system dioperasikan dengan menggunakan iesel !enerator Set sebagai sumber daya listrik. >al ini kemungkinan disebabkan sumber daya listrik mengalami gamgguan ataupun karena alas an lainnya' b. #apasitas sumber daya listrik darurat/cadangan (iesel !enerator) adalah menyesuaikan dengan besarnya beban listrik yang diklasifikasikan sebagai beban preference; c. System switching baik secara otomatis ataupun manual dilakukan mengikuti mode operasional ini. 3. Pen"o%erasian Saat Ter,a'i Kebakaran. a. imaksudkan disini, mengikuti apa yang disebut dalam rancangan, dilakukan pengoperasian system kelistrikan pada saat ter*adinya kebakaran' b. 2danya pelayanan secara khusus terhadap peralatan instalasi yang mempunyai kefungsian dalam penanggulangan dan pemadam kebakaran, sepertio $ system pompa kebakaran, system udara tekan di tangga kebakaran, system voice evacuation, system pencahayaan darurat dan lain+lain' c. Sumber daya listrik pada saat ter*adi kebakaran ini dapat sa*a dari sumber P%&, sumber cadangan iesel !enerator ataupun dari system PS/atere' d. ntuk system pencahayaan darurat saat ter*adi kebakaran, disediakan adanya beebrapa buah lampu dalam setiap area dengan fungsi memberikan pencahayaan saat ter*adi kebakaran. %ampu khusus ini (inkandesen ataupun fluresen), pada saat keadaan normal mungkin sa*a ikut menyala sebagai lampu pencahayaan biasa, mungkin sa*a dalam keadaan mati/tidak menyala, namun yang pasti bahwa pada saat ter*adi kebakaran lampu ini harus tetap menyala sekalipun sumber daya listrik P%& ataupun iesel !enerator dimatikan. %ampu+lampu ini dilengkapi dengan system batere secara individual ataupun secara tersentral local.
PE/ELHAAAN!PEA9ATAN Umum Sangat mudah untuk dipahami bahwa lancarnya pelayanan dan beroperasi suatu instalasi system kelistrikan bangunan berarti lancarnya pula pelayanan dan beker*anya system utilitas lainnya seperti pengkondisian udara, lift, pompa+pompa air, pencahayaan dan stop kontak dan lain+lain. Ter*adinya interupsi atau gangguan/ failures pada suatu instalasi system kelistrikan bangunan akan mengganggu atau melumpuhkan beker*anya utilitas bangunan atau pelayanan bangunan, dan hal ini harus diupayakan untuk dicegah atau setidaknya diminimalkan.
$.1.1.
1. ".
Pemeli0araan. apat didefinisikan sebagai berikut $ pemeliharaan/perawatan instalasi system kelistrikan bengunan meliputi program pemeriksaan/inspeksi, perawatan, perbaikan dan u*i+ulang berdasarkan petun*uk pemeliharaan yang sudah ditentukan, agar keadaan instalasi selalu berada dalam keadaan ?baik@. Tu*uannya agar diperoleh atau terlaksananya pengusahaan instalasi listrik dengan lancer. Sebelum masuk kepada bahasan lebih lan*ut mengenai beroperasinya suatu system, gangguan, pengusahaan instalasi listrik, khususnya pemeliharaan/perawatan, dibawah ini kami sebutkan beberapa terminology/definisi terkait antara lain $ Kom%onen - ialah sebuah peralatan, suatu *aringan/sirkit, suatu bagian dari *aringan atau kelompok yang memberikan suatu kefungsian instalasi listrik' an""uan! failure : ialah suatu masalah/kesukaran yang ter*adi pada komponen system kelistrikan yang mengakibatkan beberapa hal antara lain$ a. =atuhnya atau berhenti beroperasi sebagian atau keseluruhan system atau mengakibatkan system beker*a dibawah standard' b. n*uk ker*a yang tidak dapat diterima guna men*alankan peralatan/utilitas lainnya' c. eker*anya system rele proteksi system kelistrikan atau beker*anya system darurat, dll.
Suatu gangguan/ failure mengakibatkan pula ? force# outage/ pada komponen yang mana mengakibatkan komponen ini tidak dapat beker*a sampai adanya perbaikan atau penggantian. ntuk itu gangguan/ failure sering disinonimkan dengan perkataan ? force# failure/. 3. 4. 6. 9. :. 7.
$.2.
Failure Rate (forced failure rate) $ ialah angka rata+rata dari kerusakan/ failure yang dialami oleh sebuah komponen/peralatan. nteru%si Interuption :>ilangnya pelayanan daya listrik pada suatu beban atau beberapa beban' Interuption Frequency : Perkiraan angka rata+rata terputusnya pelayanan daya listrik kepada suatu beban/pemakai per unit waktu (tahun). 4uta"e - Satu status dari sebuah komponen/peralatan yaitu tidak dapat beker*a dengan baik. Repair Time : Eaktu perbaikan dari suatu komponen yang terganggu se*ak ke*adian gangguan sampai berfungsi lagi, baik itu karena penggantian maupun karena melalui perbaikan. Scheduled Outage : Suatu komponen atau *aringan dilepaskan dari operasi pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya (ter*adwal), biasanya untuk kepentingan konstruksi atau karena pemeliharaan/perawatan. Pemeli0araan!/aintenan&e Tiga *enis pemeliharaan/perawatan dapat disebutyaitu $ 1. Perawatan tidak ter*adwal (repair after a failure); Perawatan/pemeliharaan yang dilakukan setelah ter*adinya gangguan atau ke*atuhan system'
". Perawatan utin ( or#inary maintenance) Perawatan rutin yang mencakup perbaikan, penyetelan atau pergantian dari komponen yang terlihat perlu untuk diganti melalui inspaksi visual dalam waktu yang acak sebelum ter*adinya suatu gangguan' 3. Perawatan Pencegahan ( Pre4enti4e 6aintenance);
Mencakup pemeriksaan/inspeksi yang teratur dan ter*adwal, serta kegiatan membuka peralatan secara periodic guna mencek suatu bagian yang diperkirakan dapat men*adi penyebab gangguan.
1. ". 3. 4. 6. 9.
bel II+3 $
ble II+4 $
alam mempersiapkan suatu program pemeliharaan, adalah merupakan hal yang membantu apabila kita mempunyai catatan ataupun data acuan mengenai pengoperasiandan gangguan/kerusakan/ failure dari peralatan atau system kelistrikan. ata yang dimaksudkan diatas terutama dalam menyusun suatu program Perawatan utin dan Perawatan pencegahan antara lain seperti $ ata+rata kerusakan/ failure rate. %amanya waktu terganggu persetiap kerusakan. =enis kegagalan/gangguan pada peralatan. Perkiraan tanggung *awab terhadap ter*adinya suatu gangguan. Metode perbaikan terhadap suatu gangguan serta urgensinya dan lain+lain. #arakteristk gangguan dari peralatan.
apat dibayangkan apabiola dalam suatu pengusahaan instalasi system kelistrikan dalam suatu bangunan, pihak pengelola mempunyai pencatatan terhadap seluruh ke*adian dan perangai terdahulu menangkut instalasi listrik bangunan termasuk pencatatan ter*adinya kerusakan. Perbaikan, kiner*a dan lain+lain, maka untuk per*alanan kedepan dapat dicegah ter*adinya gangguan mealui suattu program pemeliharaan yang tepat. 2pabila tidak dipunyai data tersebut, maka data serupa dari bangunan lain apabila ada sebenarnya dapat *uga digunakan setidaknya sebagai acuan. ata tersebut diatas adalah sulit diperoleh sebagai data yang actual di Indonesia. Suatu hal yang harus kita akui bersama bahwa dalam banyak hal boperator/pengelola fasilitas sering menganggap tidak paerlu untuk melakukan pencatatan tehadap perangai khususnya menyangkut kepada kerusakan+kerusakan yang ter*adi saat perbaikannya didalam suatu instalasi system kelistrikan yang ditanganinya dalam bentuk pencatatan serta analisanya yang terdokumentasi dengan baik. #alaupun pencatatan data tersebut dilakukan oleh para operator pengelola, maka men*adi pertanyaan sekarang, yaitu apakah ada badan yang menampung dan mengkompilasi untuk dapat di*adikan bahan acuan dikemudian hari menyangkut perawata/maintenance2 perbaikan/repaire2 penyediaan suku cadang , dll. Pada table II+3 s/d table II+7 ini disampaikan berikut ini, disa*ikan beberapa data menyangkut hal+ hal yang disebutkan diatas, yang diambil dari publikasi I;;; (Institute of ;lectrical and ;lectronic ;ngineer). Penya*ian terhadap table II+3 s/d table II+7 ini dimaksudkan untuk dapat memberikan gambaran serta dapat di*adikan acuan didalam melaksanakan cara pemeliharaan terhadap komponen/peralatan dan instalasi kelistrikan. Table yang dimaksud adalah sebagai berikut $ Summary of +ll0'n#ustry Failure ate an# 78uipmeny Outage Duration Date for 9 E8uipment Catagories. Pada table ini terhadap beberapa *enis peralatan instalasi listrikdan sub+*enisnya ditun*ukan $ angka failure rate #alam setahun, lamanya berhenti peralatan tersebut persetiap gangguan (sampai adanya perbaikan/pegantian). Failure 6o#es of circuit Breakers
Pada table ini khususnya terhadap peralatan circuit Breaker ditun*ukan $ angka presentasi dari ragam kegagalan beker*anya. Failure characteristics of Other Electrical E8uipment. Pada table ini untuk beberapa *enis peralatan instalasi ditun*ukkan $ karakteristik dari gangguan/kegagalan. Failure2 Damage Parts an# Failure (ype. Pada table ini untuk beberapa *enis peralatan ditun*ukkan $ angka persentase bagian yang rusak sebagai penyebab kegagalan, angka persentase *enis gangguan Suspecte# Failure esponciility2 Failure 'nitiating Cost #an Failure Contiuting Cause. Pada table ini untuk beberapa *enis peralatan instalasi listrik ditun*ukkan $ angka persentase perkiraan siap penanggung *awab ter*adinya gangguan/kegagalan, angka persentase penyebab yang meng+inisiasi ter*adinya gangguan dan angka persentase penyebab yang ikut kontribusi ter*adinya gangguan. Failure epair 6etho# an# Failure epair 1rgency. Pada table ini untuk beberapa *enis peralatan instalasi ditun*ukkan $ angka persentase metode perbaikan yang ditempuh saat ter*adi gangguan, angka persentase tingkat urgency untuk dilakukan perbaikan saat ter*adi gangguan.
ble II+6$
ble II+9 $
ble II+: $
ble II+7 $
ari apa yang diuraikan pada setiap table diatas, kiranya sudah dapat diperoleh gambaran tentang $ peralatan mana yang relative mudah mengalami gangguan, penyebabnya, lama perbaikan serta urgency perbaikan dan lain+lain, yang dapat di*adikan acuan dalam menyusun strategi perawatan, perbaikan sampai kepada penyediaan suku+cadang, dll.
1.
".
3. 4.
$.3.
Terhadap table II+3 s/d table II+7 beberapa hal perlu kami beri catatan antara lain $ ata yang disa*ikan diperoleh dari pengalaman di &egara yang sudah ma*u dimana hal+hal yang fluktuasi tegangan mungkin kecil, prosedur dan cara ker*a yang sudah mapan, perawatan rutin atau perawatan pencegahan sudah di*alankan' #walitas komponen serta cara pemasangan yang benar mungkin telah diterapkan denganbaik terhadap seluruh instalasi kelistrikan, mengingat srandard dan code sudah ada dan dipatuhi dengan baik' keberadaan suku cadang dan pemasok terhadap kebutuhan komponen mungkin tidak men*adi permasalahan, termasuk waktu pengadaannya' dan hal+hal lainnya sehingga kondisinya mungkin berbeda dengan kondisi yang kita alami di &egara kita.
Pera:atan Pen&e"a0an 5Pre7enti7e /aintenan&e; Perawatan pencegahan terhadap peralatan dan instalasi system kelistrikan secara umum dapat diartikan sebagai $ pemeriksaan/inspeksi, pengetesan, pembersihan, pengeringan, pemantauan, penyetelan/ad*usting, modifikasi perbaikan dan pervaikan kecil dan analisanya untuk meminimalkan atau mencegah ter*adinya masalah atau gangguan. Penerapan perawatan pencegahan ini dari segi biaya diharapkan untuk memperkecil biaya setiap kEh pengusaha instalasi listrik. Tanpa adanya perawatan pencegahan yang efektif, resiko ter*adinya gangguan yang serius akan membesar. eberapa hal sederhana dapat dikemukeken disini antara lain $
1. 2kumulasi debu, kotoran dan adanya uap air/lembab dapat mengakibatkan konduktor dan terminasi mengalami ? flash o4er/, ataupun ter*adinya pemanasan menerus yang akan mengurangi umur alat' ". %onggarnya sambungan terminasi merupakan penyebab lain dari suatu kegagalan instalasi listrik. Sambungan+sambungan listrik (electrical connection) perlu selalu diperhatikan untuk selalu berada dalam keadaan kokoh dan kering. Sambungan dna mounting harus diperiksa pada saat melakukan pemeliharaan rutin' 3. !esekan/pergeseran dapat mengakibatkan kebebasan gerak terhadap peralatan listrik dan dapat mengakibatkan gangguan atau suatu kesulitan tertentu.
1.
".
3.
4. b. c. d.
>al+hal yang disebutkan diatas adalah sering kita *umpai dalam kehidupan sehari+hari dari suatu instalasi system kelistrikan. Selain perawatan rutin terhadap peralatan instalasi, seiring dengan itu perawatan pencegahan perlu di*alankan. Suatu program perawatan pencegahan terhadap suatu instalasi system kelistrikan tentunya tidak akan meniadakan sama sekali kemungkinan gangguan/ failure2 tetapi setidaknya itu akan dapat meminimalkan kemungkinan ter*adinya hal yang tidak diinginkan itu. eberapa elemen dalam penyiapan guna menun*ang program perawatan pencegahan dapat disebutkan a.1. sebagai berikut $ Penyediaan kepustakann perawatan peralatan yang termasuk didalamnya $ manual, brosur/catalog, gambar+gambar skematis dan detail, daftar suku cadang, informasi pemasok dan work shop outsi#e ser4ice2 laporan/pencatatan gangguan dan analisa. Termasuk pula system penomotan/kode identifikasi peralatan dan instalasi' setiap gangguan dalam perawatan harus diinvestigasi secara teliti dan ditemukan penyebbnya ( failure analysis) serta didokumentasikan. 2pabila ditemukan bahwa gangguan tersebut disebabkan oleh kelemahan komponen, kemudian seluruh peralatan se*enis harus dilakukan perbaikan/modifikasi secepatnya. Mengadakan persiapan dan pelatihan guna menghadapi implementasi program ini. Pelatihan dalam hal inspeksi, pengetahuan tentang peralatan, penggunaan peralatan pengu*ian/pengukuran dan perawatan, pelaporan, dll. Mengembangkan system pencatatan data. Mencakup didalamnya $ 8iri gangguan dan hasil analisa serta langkah yang diambil' #eberadaan suku cadang, pelayanan manufacture/agen' %ama perbaikan,dll.
6. Menyiapkan suatu *adwal perawatan secara umum khususnya untuk peralatan utama' 9. Inspeksi/pemeriksaan harus dilakukan oleh orang yang berkompetensi.
$..
Peker,aan Pera:atan!Pemeli0araan Ter0a'a% Peralatan. erikut ini disa*ikan beberapa peker*aan perawatan yang perlu dilakukan terhadap beberapa peralatan dalam suatu instalasi system kelistrikan serta waktu periode perawatannya. 1.
b. Tahunan. nspeksi menyeluruh' ". 8ek, lakukan pemgukuran amper beban pada beberapa *aringan yang dianggap penting' bila cenderung o4er lakukan tambahan kabel atau beban disebar' 3. ila ada kabel pasangan sementara, ganti dengan yang permanent' 4. Periksa/perbaiki'support/tun*angan kabel, conduit,dll' 6. ersihkan dan cat kembali conduit dan bo5 yang terkorosi' 9. %indungi terminasi kabel pada motor yang rentan sentuhan fisik atau minyak/air' :. Periksa pengetanahan pengamanan di panel, rak+kabel, conduit, dll' 7. Periksa manholes #an shaft; D. %akukan pengukuran tahanan isolasi. Tahanan isolasi harus mencapai minimal 1-- ohm per+volt tegangan ker*anya.
2.
1. ". 3. 4.
3.
1. ". 3. 4.
.
1. ". 3. 4. 6.
Kabinet!Panel 'an #o= Kon'uit. a. ulanan. Periksa dan bersihkan panel pada lokasi yang diduga berdebu. 2pabila kondisinya parah, lakukan persetiap minggu. Tiup/isap debu dengan kompresor/pengisap' Pindahkan adanya benda+benda asing' Periksa kondisi penutup dan pintu. !asket penutup harus kondisi baik dan pada letaknya' Periksa pengetanahan.
Sikrin" 'an Pemutus Termal 5Thermal !utouts) a. Semi+tahunan. Periksa rating amper terhadap beban terpasang. Tempelkan gambar sirkit didalam panel untuk meyakinkan bila melakukan penggantian' Perhatikan adanya pemanasan pada sikring' Pemasangan harus kokoh, cegah timbulnya bunga api dan pemanasan' Periksa fuse0link , tidak boleh pakai kawat, ganti baru.
/otor. a. Mingguan Tiup debu, gunakan kompresor, kalau parah lakukan lebih sering' Periksa oli pada bearing, periksa' perputaran harus bebas' Periksa temperature earing dan bagian lain dengan tangan, bila ragu gunakan thermometer' kur daya masukan motor (amper)' Periksa baut, pulleys, kapling, gear, damper,dll.
b. Tahunan. uka, bersihkan dan overhaul motor diatas 6 >P$ 1. 8uci sisa+sisa (deposit) oli, menggunakan naphta solvent dengan flash+point yang tinggi (11-JA)'
". 3. 4. 6. 9. :.
Periksa sambungan listrik yang kendor' Periksa tahanan isolasi kumparan' Periksa earing wear dan rotor clearance;. Periksa bunyi pada bearing bila ada' 8uci, baharui grease pada all%roller earing ' kur tahanan isolasi. ila rendah dan terlihat adanya tanda kelembaban, panaskan 7-+116J8 sekitar 9+1" *am atau sampai tahanannya konsisten baik' ila varnish/pernis memburuk, celupkan kedalam varnish. Panaskan/baker (ikuti petun*uk pabrik)
c. Setiap Tiga Tahun. uku tutup motor, bersihkan, overhaul secara total. $.
1. ". 3.
"otor !ontrol #quipment a. ulanan. ila penggunaan dalam sehari sangat sering lakukan setiap minggu. Periksa copper0arcing tips, bila kasar gosok dengan kertas pasir yang halus' ersihkan dan kuatkan sambungan+sambungan listrik, beri pelumas p ada bearing' Penutup harus kokoh.
b. 1. ". 3. 4. 6.
Tahunan. aharui kontak+" bila "/3 nya sudah usang' >ilangkan deposit pada arc+chute dan pemisah/barrier' !anti barrier/pemisah bila telah cacat bekas terbakar/loncatan bunga api' Periksa kontak, tekanan dan letaknya' Periksa setting unit trip otomatis termasuk mekanisnya.
).
Oil !ircuit $rea%er Setiap operasi otomatis (trip) karena gangguan, periksa semua bagian+bagian 8. a. Tahunan. %akukan overhaul 15 setahun. 1. Test oli Dielectric strength rendah lakukan penyaringan atau ganti baru' ". ersihkan seluruh bagian+bagiannya. eri pelumas seperlunya' 3. Periksa kontak+", alignment dan a#:ustment2 bila perlu ganti' 4. #ontak digosok dengan kertas pasir halus.
*.
Air !ircuit $rea%er . Setiap operasi otomatik (trip) karena gangguan, periksa bagian+bagian 8. a. Tahunan. %akukan perawatan seperti pada oil 8. ersihkan arc0 8uenching atau ioniing mechanism dari 8. Periksa bahwa arc0chamer sudah benar aligne# dan kokoh.
+.
Transformator /inyak 5Oil Transformer) Transformator beker*a terus menerus tahunan. Pemeriksaan regular dilakukan. a. Mingguan.
1. ". 3. 4.
Periksa temperature, temperature oli ma5imum 7-J8' Periksa tinggi oli, apakah ada kebocoranH' Periksa konservator' 2dakah suara tidak normal, cari dan temukan.
b. ulanan. kur arus beban' ersihkan dari kotoran dan debu luaran. c. 1. ". 3. 4. 6.
Tahunan. (est #ielectric0strength dan keasaman, bila *elek disaring atau ganti' ersihkan dan test bushing terhadap kemungkinan keretakan tak terlihat dan kerusakan lain' kur tahanan isolasi kumparan primer/sekunder' Periksa tap charger, mekanisme' Periksa sambungan pengetanahan.
>.
Tranformator Kerin" 5 &ry Transformer) a. Minggu ulanan. Tiup dengan udara bertekan (kering) bila dicurigai kemungkinan adanya debu.
1.
b. Tahunan. 1. uka semua penutup, tiup dan bersihkan seluruh bagian termasuk ushing /terminal. Pembersihan dengan cairan *angan dilakukan' ". Periksa dan kuatkan baut+baut dan sambungan listrik' 3. Periksa tap charger' 4. kur tahanan isolasi.
1?.
Transformator Aus 'an Transformator Te"an"an. a. Tahunan. 1. Inspeksi, bersihkan bila kotor dan berdebu' ". kur tahanan isolasi.
11.
1
ele. a. Semi+Tahunan. Periksa rele dan kondisi kontak'
b. 1. ". 3.
Tahunan. ersihkan contact, ganti bila perlu' Periksa bearing' #alibrasi rele dan setting operasi.
12. #atere.
>arian ulanan
$.$.
$.).
$.*.
$ Periksa tegangan' $ Periksa level cairan dan specific gravity.
Pen"erin"an Peralatan Listrik. ntuk kepentingan perawatan maupun pada sebelum serah+terima, melakukan pengukuran tahanan isolasi tehadap suatu peralatan ataupun system pengabelan merupakan hal yang utama dan harus dilaksanakan. Peralatan yang dikarenakan oleh terlalu lamanya tidak digunakan ataupun pernah terpecik air/cairan maupun adanya penyebab lainnya, sering ditemukan mengalami penurunan tahanan isolasi sampai kepada nilai dibawah yang dipersyaratkan. !una menaikkan tahanan isolasi peralatan/instalasi agar dicapai nilai yang dipersyaratkan, maka dapat ditempuh beberapa cara a.1$ 1. itiup dengan menggunakan udara kering bertekanan atau melalui pengisapan' ". Pemanasan denfan mengguanakan lampu filament/inkandesen atau alat pemanas, dll' 3. Melakukan arus dengan memberikan sumber tegangan yang bertahap agar timbul pemanasan didalam kumparan sehingga ter*adi pemanasan pada isolasi, dengan men*aga bahwa tidak melebihi nilai+nilai nominalnya. ntuk Transformator dengan memasukkan tegangan yang tidak melewati tegangan impen#ance 4oltage pada sisi primer dengan sisi sekunder dihubung+singkat. Pen"ukuran Panas /en""unakan Sinar nfra /era0. Pemanasan pada peralatan ataupun pada *aringan dapat ter*adi dalam suatu instalasi system kelistrikan. Pemyebabnya dapat dikarenakan oleh adanya pembebanan yang berlebih, mungkin adanya gangguan, mungkin *uga disebabkan ter*adinya kendor pada sambungan/koneksi listrik dll. Mengukur adanya panas tersebut pada saat awal dan spontan dapat dilakukan dengan meraba dengan tangan atau kalau panasnya cukup tinggi mungkin udara sekitarnya pun sudah men*adi panas. Men*adi masalah kalau akan meraba panas pada bagian yang bertegangan dan telan*ang seperti konduktor busbar, terminasi/bushing, bantalan berputar ,dll. ntuk itu salah satu cara adalah dengan menggunakan alat pengukur panas yang disebut ? 'nfrare# !') a#io (hermal 'maging a#iometers/. engan alat ini tanpa harus men*amah bagian yang panas dan bertegangan ini serta tanpa harus menghentikan beroperasinya system/peralatan, dapat diketahui apakah panas pada obyek yang ditu*uitu masih normal atau berada diatas ambang yang ditentukan. Melalui alat ini, secara pencatatan dapat *uga mengeluarkan hasil $ I photographs, 0isual photographs dan I images in video cassette dan print out serta hasil diagnostic, sebagai bahan laporan fdan lain+lain.
Pen"ukuran #esaran Listrik 'an /asala0 Kelainan Pen"ukuran. Pengukuran besar+besaran listrik seperti 2mpere, 0olt dan lain+lain dapat dilakukan dengan berbagai macam cara dan peralatan pengukur, mulai dengan yang sederhana sampai kepada yang kompleks. &amun pengukuran besaran listrik pada gedung+gedung lebig ditun*ukkan pada pertama mengenai normal tidaknya tegangan satu daya, kedua apakah arus listrik masih pada batasan+ batasan yang diperbolehkan dan baru terakhir adalah pencatatan penggunaan daya listrik.
Pada saat ini meluasnya penggunaan peralatan+peralatan elektronik, baik dalam pengendalian daya ataupun hal lainnya, mengakibatkan munculnya bentuk+betuk gelombang listrik yang tidak sesuai dengan bentuk dasarnya yaitu gelombang listrik berfrekuensi 6- >F murni. entuk+bentuk gelombang listrik yang muncul itu disebut sebagai harmonisa dari gelombang asli yang berfrekuensi yang muncul itu mungkin berupa berbagai kombinasi kelipatan genap maupun gan*il daripada 6- >F seperti 1--, 16-, 3-- dan sebagainya. Semua ini akan mengakibatkan panas atau un*uk ker*a yang tidak standar pada kabel ataupun peralatan lainnya seperti motor dan lain+lain. #arena itu pengukuran+pengukuran berkala pada *ala+*ala listrik kita harus dapat menun*ukkan adanya permasalahan ini. Sayangnya tidak semua peralatan pengukur dapat mengukur besaran+ besaran listrik yang tidak standar ini (besaran+besaran non linear). mumnya peralatan listrik yang ada hanyalah mengukur secara rata+rata atau average. Pengukuran ini mengandaikan bahwa gelombang listrik yang diukur adalah sinus murni. ntuk mengukur besaran listrik yang tidak standar ini diperlukan meter+meter True MS. Meter+meter ini memang lebih mahal daripada meter+meter umum yang berdasarkan average. >anya 6eter (rue 6S atau oot 6ean S8u8re !6S) yang menun*ukkan keadaan energy sebenarnya, yang dapat dirasakan sebagai panas atau sebagai getaran yang abnormal. Sebagai contoh bila kita mendeteksi adanya panas pada kabel, terminal ataupun circuit reaker , pada hal deteksi arus dengan meter biasa ataupun perhitungan tidak menun*ukkan adanya penggunaan berlebihan, begitu pula perhitungan *umlah arus tiap fasa pun mungkin tidak cocok dengan apa yang terbaca di kabel netral., maka kita harus mencurigai adanya masalah harmonisa. Sekalipun ampremeter biasa yang kita miliki *uga menun*ukkan pengukuran arus yang tinggi, itu tidak dapat diyakini kebenarannya, hanya peralatan meter+meter true MS sa*a yang dapat menun*ukkan dengan pasti nilai MS yang setara atau sebanding dengan panas yang ditimbulkannya. 8ontoh lain adalah getaran pada motor yang abnormal. !etaran ini pada akhirnya *uga bermanifestasi sebagai panas. !etaran ini diakibatkan oleh frekuensi+frekuensi yang berbeda yang menginduksi putaran+putaran yang berlawanan dengan putaran aslinya. !etaran ekstra ini dapat memperpendek umur motor karena aus, maupun merusaknya pada *angka pan*ang karena panas yang berlebihan.
).
PE#AKAN. alam pengoperasian suatu system kelistrikan, timbulnya suatu kerusakan dari peralatan baik itu yang diakibatkan oleh gangguan dari system sendiri seperti hubung singkat, tegangan naik dan lain+ lain maupun yang diakibatkan oleh kurangnya pemeliharaan dan lain+lain, mau tidak mau perbaikan harus dilakukan atau mengganti parts. Perbaikan dapat dikategorikan sebagai berikut $ 1. Perbaikan in"an. isebut *uga sebagai perbaikan kecil yang mungkin pelaksanaannya masih dapat diker*akan sambil *alan yaitu tidak sampai harus mematikan system secara menyeluruh atau sebagian besar. Perbaikan ringan ini biasanya masih dapat dilakukan oleh pihak teknisi dari pengelola sendiri ataupun pihak ketiga yang melakukan kontrak pemeliharaan dan lain+lain. alam perbaikan kecil ini, penggantian suku+cadang biasanya diambil dari penyimpanan/stock sendiri atau dari pasaran kalau parts tersebut memang mudah diperoleh dipasaran. Melalui pelatihan tertentu serta sudah terbiasanya menangani system dan melakukan perbaikan, peker*aan ini dapat sa*a dilakukan oleh tenaga biasa dari pengelola.
#urun waktu elakukan perbaikan untuk kerusakan kecil ini, selain karena sederhana dan sudah pernah mengalaminya, maka tidak terlal sulit untuk memperkirakan lama waktu perbaikan ataupun menentukan waktu berhentinya sebagai system.
*.
2.
Perbaikan #erat. #erusakan berat yang membutuhkan berat pula, mungkin diakibatkan oleh adanya gangguan dari system seperti hubung+singkat atau kegagalan system dan lain+lain, apat *uga dikarenakan sebagai akibat fatal dari tidak dilaksanakannya suatu pemeliharaan pencegahan ( pre4enti4e maintenance) ataupun pemeliharaan rutin. ntuk kerusakan berat ini, selain proses untuk mengetahui penyebabnya serta penanganannya yang mungkin memerlukan waktu yang lama, maka dalam perbaikannya akan *uga memakan biaya serta waktu yang lebih besar. >al+hal diatas akan berakibat kepada terhentinya pelayanan system untuk waktu yang lebih lama.
3.
47er0aul. Suatu kegiatan overhaul baik itu yang dilkukan secara parsial ataupun secara menyeluruh/bagian besar, se*auh sudah diprogramkan baik dari segala pemilihan waktu pelaksanaannya, segi penyediaan peralatan/suku+cadangnya, penentuan pihak ketiga bila diperlukan sampai kepada penyediaan dana dan lain+lain, dalam suatu kegiatan overhaul yang mungkin pula sebagai bagian dari program pemeliharaan maka dampak negative terhadap pelayanan dan kefungsian system tidak terlalu merugikan atau setidaknya dapat ditekan. Menghadapi kegiatan perbaikan terutama untuk perbaikan berat sebagaimana diuraikan diatas, maka dipunyainya data/pencatatan dari hal serupa yang pernah dialami dan dilakukan atau adanya informasi lain ataupun data acuan (dengan penyesuaian) dari table II+3 s/d table II+7 diharapkan dapat membantu. ari data dan informasi diatas dilaksanakannya peker*aan perbaikan dimana dengan itu sudah dapat terukur/diperkirakan hal+hal seperti $ keberadaan suku+cadang, keberadaan pelaksana yang terampil atau pihak ketiga, lama perbaikan, biaya perbaikan sampai kepada kemungkinan diadakannya peralatan pengganti sementara.
A/!@/6AUT4/AT( /APPN AND @A(LT /ANAE/ENT pada masa kini mulai banyak dipergunakan orang perangkat computer untuk mengelola semua fasilitas bangunan. =enis piranti lunak untuk pengelolaan itu dinamakan 2M/AM. 2M/AM mungkin berdiri sendiri, namun mungkin *uga digabungkan dengan system 2S K uilding 2utomation System sehingga tercapai system yang secara optimum dapat membantu mana*emen dalam memutuskan tindakan+tindakan apa yang harus dilakukan dalam men*aga kesinambungan pelayanan fasilitas gedung secara efektif dan efisien. Pada dasarnya suatu 2M/AM adalah gabungan suatu system basis data K database dengan suatu system penggambaran dan penayangan peta atau denah gedung selengkapnya. Setiap entitas fasilitas gedung tercatat dan tergambar pada system ini. Setiap perubahan dapat langsung dilakukan baik pada basis datanya, maupun pada gambar tekniknya. Se*arah un*uk ker*a dan segala pergantian suku cadang yang ter*adi, dan perlakuan pada entitas itu tercatat pada basis data berikut segala gambarnya. Senua komponen peralatan M<; tergambar pada peta atau denah gedung dan atau diagram tunggal listrik atau gambar+gambar lain di computer. engan meng+klik tiap bagian gambar itu (misalnya
Circuit Breaker) kita akan mendapatkan data mutakhr mengenai 8 itu, kapan dibeli, kapan diganti, modifikasi apa yang telah dilakukan pada 8 tersebut, kapan dilakukan pengecekan terakhir, pokoknya seluruh se*arah 8 tersebut. engan koordinasi dengan 2S komponen+ komponen yang penting dapat ditayangkan un*uk ker*anya sekarang, apakah dalam keadaan off atau on, berapa arus yang melaluinya dan sebagainya. Perubahan pada *aringan dapat langsung dilakukan pada peta yang akan mempengaruhi perubahan pada databasenya dan sebagainya. Sehingga tiap saat dapat di print out gambar keadaan system yang mutakhir. Tiap data pada komponen dapat dikaitkan dengan catatan, manual teknis untuk perbaikan, sehingga teknisi dapat segera mengakses data teknis mengenai komponen, apa langkah+langkah perbaikannya dan bagaimana dan kepada siapa (perusahaan servis atau suplayer komponen) ia harus dihubungkan agar komponen atau peralatan itu dapat beker*a kembali seperti semula. Tiap tindakan perbaikan dapat dicatat waktu dan *uga ongkos perbaikannya sehingga dapat men*adi bahan bagi perencanaan perawatan gedung di masa mendatang baik dari segi strategi tindakan perawatan berkalanya, perencanaan pengadaan suku cadang maupun perencanaan biaya. ata mengenai komponen itu dapat tembus kepada management pengadaan, sehingga dapat dikenali telah beberapa kali suatu komponen diganti, kepada siapa barang itu dibeli, siapa yang bertanggung *awab dan berapa harganya. Seluruh potensi computer pada masa kini seperti teknik multi media, basis data yang dicanggih, teknologi dokumentasi te5t dengan cara >TM% K >yper Te5t Macro %anguage seperti yang sekarang biasa dipakai pada fasilitas Internet dapat didaya gunakan sehingga akan sangat mempermudah pengelolaan dan tiap pengambilan keputusan mengenai pengelolaan fasilitas gedung tersebut. Term fasilitas sesungguhnya luas dan tidak sekedar terbatas pada bidang M < ;. Term ini mencakup pengelolaan seluruh asset gedung yang dapat dipindah+pindahkan dan dirubah/diperbaiki, termasuk dalamnya me*a, kursi, lemari dan lan+lain.
1.
PE/ELHAAAN NSTALAS SSTE/ PEN(AHAAAN. Umum. Instalasi system pencahayaan yang adalah *uga merupakan bagian yang erat dari utilitas bangunan, didalam men*alankan kefungsiannya serta untuk mendapat hasil yang optimal dari kefungsian itu perlu *uga untuk dilakukan pmeliharaan. Tu*uan dari pemeliharaan dari system instalasi system pencahayaan adalah untuk mempertahankan tingkat pencahayaan yang diinginkan serta untuk mendapatkan iluminasi dengan biaya operasi dan pemeliharaan yang minimum dan penggunaan energi yang efektif. Menyangkut kepada system pencahayaan, beberapa hal kamiuraikan dibawah ini $ alogen
a.
b. 1. ".
". =enis lampu pelepasan gas (!as ischage %amp) termasuk di dalamnya $ ertekanan Tinggi $ 1. %ampu+lampu Mercury $ >igh Pressure Mercury+Aluorescent %amp dan lampu, Metal >alide. ". %ampu+lampu sodium. ertekanan endah$ %ow Pressure Mercury $ tubular < compact fluorescent lamp. %ow Pressure Sodium. 3. =enis blended light lamp$ yang merupakan gabungan *enis incandencent dan discharge.
2. #ebera%a stila0 Dalam System Pen&a0ayaan 5Perlam%auan; atur - umah lampu yang dirancang umtuk mengarahkan, untuk tepat dan melindungi lampu serta untuk menempatkan komponen+komponen listrik, disebut *uga luminar' st - 2lat yang dipasang pada lampu Aluoresen dan pelepasan gas berintensitas tinggi untuk membantu dalam penyalaan dan pengoperasian lampu+lampu tersebut' kat Pen&a0ayaan 5iluminasi; - Aluks luminus yang dating pada permukaan atau hasil bagi antara Aluks cahaya dengan luas permukaan yang disinari' an" efikasi - entang angka perbandingan antara Aluks luminus (lumen) dengan daya listrik masukan (lumen per watt) suatu sumber cahaya' inasi 5kan'el; - Perbandingan intensitas cahaya pada arah tertentu terhadap luas sumber cahaya' erasi :arna - ;fek psikofisik suatu sumber cahaya atau lampu terhadap warna obyek+obyek yang diterangi, dinyatakan dalam suatu angka indeks (a) yang diperoleh berdasarkan perbandingan dengan efek warna sumber cahaya alami pada kondisi yang sama' 6ru"i ballast - #ehilangan daya listrik (dalam watt) akibat penggunaan ballast' erature :arna 5T&; Earm white (warna putih kekuning+kuningan) dengan temperature warna L33--#. 8ool white (warna putih netral) dengan temperature warna antara 33--# sampai 63--#. aylight (warna putih) dengan temperature warna 33--#
Keru"ian Pen&a0ayaan Aaktor+faktor yang mempengaruhi kerugian pencahayaan$ 1. Suhu #eliling 2rmature. ila suhu keliling armature terlalu tinggi atau telalu rendah akan menurunkan lumen dari lampu (Ideal untuk T% "6J8)
gangan masuk pada armature. Tegangan naik lumen naik, tegangan turun lumen turun. ktor alast Pilih *enis dengan rugi+rugi ballast rendah. epresiasi Permukaan 2rmatur. 8at reflector armature akan luntur bila terkena sinar 0 dari
lampu discharge. epresiasi uang #antor. efleksi/pantulan yang tinggi dari ruangan, memanfaatkan cahaya paling efisien. mpu tidak menyala. =ika dua lampu dipasang sama, satu lampu mati, maka yang kedua akan mati epresiasi %umen dari %ampu. Penurunan lumen sebagian factor umur, untuk itu diperlukan rancangan ?relamping@. epresiasi Pergantian 2rmature. 2kumulasi penyinaran permukaan armature menyebabkan hilangnya sebagian cahaya lamp. ntuk itu target daripada pemeliharaan instalasi system pencahayaan adalah meniadakan atau setidaknya meminimalkan factor+faktor kerugian terhadap system pencahayaan diatas.
Perbersi0an Armature Pembersihan armature lampu merupakan salah satu peker*aan dalam rangka pemeliharaan instalasi system pencahayaan selain pengganti komponen. eberapa hal dapat dikemukakan $ 1. Metode Pembersihan 2rmature dilakukan sebagai berikut $ a. %epas material penutup dan *uga lampunya, louver, plastic atau panel gelas dan lain+lain. an lampu diambil dari armature dan diteruskan pada orang yang dilantai. b. uatlah armature bebas goncangan. >arus diperhatikan untuk melindungi goncangan *ika beker*a dekat soket listrik. Sirkit listrik dapat putus. c. ersihkan unit dasar. #otoran+kotoran yang banyak pada permukaan paling atas dibersihkan dengan mencuci, melap dan penyedot debu. #emudian seluruh unti dibersihkan dan dibilas. d. Membersihkan material penutup dan lampu+lampu. Sementara orang membersihkan item 3, orang yang ada dibawah membersihkan material penutup dan lamp. %ampu harus dilap kering sebelum dipasang. Material dari plastic digosok dengan kain lembab, *ika memakai kain kering akan timbul muatan elektro static. %ampu pi*ar dan armature lampu dengan pelepasan listrik tidak memerlukan banyak langkah seperti unit lamp T% tetapi secara umum metode tersebut dapat dipakai untuk pembersihan semua peralatan listrik.
".
8ampuran Pembersih alam membersihkan armature, penggunaan bahan pembersih yang disesuaikan dengan bahan armature akan memberikan keuntungan waktu dan biaya, bahan pembersih sesuai bahan sebagai berikut $ a. 2lumunium
Sabun lunak dan kain pembersih dapat digunakan pada alumunium dan tidak merusak lapisan terluar. Setelah itu dibilas dengan air bersih, *anganlah menggunakan campuran alkalin. b. Porselein ;mail etergen baik untuk membersihkan porselein enamel. c. ;mail Sinsesis etergen dapat diguanakan untuk membersihkan bahan ini, *anganlah menggunakan alcohol atau pembersih yang keras dapat merusak lapisan terluar. d. !elas Seperti pada porselein email, detergen baik untuk membersihkan gelas. e. Plastik ebu mudah sekali menempel pada bahan plastic karena pengaruh ? static charge/ %
3.
c.
d. e.
f.
g.
h.
Peralatan Pembersih. isesuaikan dengan *enis lampu, luas ruangan, halangan yang ada, waktu dan biaya digunakan peralatan antara lain $ a. Tangga Tangga sering digunakan untuk pemelihaaan system pencahayaan karena ringan, murah dan sederhana. b. Scaffolding Scaffolding pada umumnya lebih aman dan lebih bebas bergerak daripada tangga. Pada umunya scaffolding harus ringan, kuat, mudah diatur, mudah untuk berpindah tempat (mobile) mudah disusun dan mudah dibuka, mahal. Telescoping scaffolding Peralatan ini digunakan untuk mencapai lampu yang terletak *auh diatas secara cepat. Peralatan ini mempunyai bermacam+macam ukuran, mempunyai panggung yang dapat dinaik+turunkan, mahal. %ift Truck 2lat ini paling cepat dan efisien. Panggung dapat dinaik dan diturunkan secara otomatis, mahal. 2lat Pengganti %ampu Penggantian lampu dapat disederhanakan dengan menggunakan alat pengganti lampu. engan pemegang lampu yang digerakkan secara mekanis atau dengan tekanan udara, alat pengganti lampu dapat digunakan untuk mengganti lampu. 8atwalk, kurungan dan lain+lain. umah lampu dapat dibersihkan dengan menggunakan catwalk, kurungan dan lain+lain. 8atwalk/kurungan ini dipasang sepan*ang unit lampu. Perawatan dengan mengguanakan sarana ini akan lebih aman, cepat dan efisien. 0acum cleaner dan blower. 2lat ini digunakan untuk menyedot debu yang ada pada unit lampu ini tetap harus dicuci. Penggunaan vacum cleaner secara periodic dapat memperpan*ang waktu pembersihan. Tangki 8uci. Tangki cuci diperlukan untuk pemeliharaan rumah lampu dan tangki ini harus mempunyai bagian pencuci dan pembilas disesuaikan dengan ukuran lampu yang dicuci. Terdapat unit pemanas untuk men*aga campuran pembersih tetap panas. &ou4er atau reflector dapat disimpan dalam rak untuk
mengeringkan sementara unit lain dibersihkan. Tangki khusus untuk armature fluorescent sekarang telah direncanakan. i. Pembersihan ultra sonic. Metode pembersih alat ini adalah menghilangkan benda asing dari logam plastic, gelas dan sebagainya. engan menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi. Peralatan terdiri atas generator, transduser dan tangki generator menghasilkan energi frekuensi tinggi kemudian diubah men*adi gelombang suara frekuensi tinggi oleh transduser yang men*alar melalui campuran pembersih.
Pemeli0araan Pa'a Lam%u @luoresen. Pemeliharaan terhadap lampu fluoresen sebagai contoh diuraikan pada table berikut $ NSTALAS LA/PU @LU4ES(ENT 5TL; E
KE/UNKNAN PENE#A# %ampu 1. %ampu
(AA6(AA
1. tidak menyala
!antilah dengan yang baru
". 8atu
3. Pemegang %ampu (%ampholder)
4. Starter
6. allast
lampu
Periksalah tegangan catu dan terminal+terminal primair pada ballast. Tegangan yang baik ' ""- 0 N 1-G Periksalah pengkabelan dan kotak+kotak dari dan kepemegang lampu/dudukan lampunya (pin lampu). Starter yang baik kontaknya akan tertutup secukupnya, untuk memungkinkan pemanasan katoda+katoda lampu. #emudian terbuka lagi kontaknya setelah lampu menyala. >arus dapat menghasilkan tegangan awal yang tinggi untuk memungkinkan. #alau hal diatas tidak tepenuhi, gantilah dengan starter yang baru. Periksalah pengkabelan dari
ballast itu sendiri. gantilah dengan baru. Segera dimatikan
". %ampu berkedip+ kedip 1. Pengkabelan
3. lampu
ballast
Periksalah apakah tegangan pada terminal+terminal primair pada ballast ""- 0 O 1- G ". Pemegang lampu Perksalah pengkabelan dan (lampholder) kontak+kontak dari dank e pemegang lampu/dudukan lampunya (pin lampu) 3. Starter !antilah dengan starter yang baru yang sesuai. 4. %ampu %ampu sudah habis umurnya Mati 1. %ampu %ampu yang sudah habis umurnya ". 8atu (power supply) Tegangan input terlalu tinggi atau terlalu rendah 3. allast + allast tidak sesuai ratingnya + allast rusak 4. Starter Starter tidak sesuai
!. 3.1 I2!2M %2MP A%C;S;& 1 17E