Bab I. Kelistrikan Bodi Kendaraan Kelistrikan otomotif adalah rangkaian komponen kelistrikan dalam suatu motor, dimana pada waktu motor tersebut bekerja, komponen-komponen terrsebut tidak saling berhubungan. Kelistrikan otomotif dapat dikelompokan menjadi dua jenis yaitu: A. kelistrikan mesin (Engine Electrical) B. kelistrikan Body (Body Electrical) Yang termasuk kelistrikan mesin adalah: 1. Sistem Pengisian (Charging System) 2. Sistem Pengapian (Ignition System) 3. Sistem Starter (Starting System) Sedangkan yang termasuk sistem kelistrikan bodi meliputi: 1. Sistem Penerangan (Lighting System) 2. Sistem Indikator dan pelengkap lainnya seperti: Klakson, lampu sein, rem dan lainlain. A. Kelistrikan Mesin (Engine Electrical) Kelistrikan mesin merupakan suatu sistem kelistrikan yang berfungsi untuk menghidupkan mesin dan menentukan baik buruknya kerja suatu mesin. Adapun bagian-bagian dari sistem kelistrikan mesin antara lain: a) Sistem pengisian Seperti yang kita ketahui bahwa tenaga listrik pada aki selalu digunakan sebagai sumber tenaga starter, sistem pengapian, sistem penerangan, dan sistem perlengkapan lain-lainnya. Sumber tenaga listrik dalam aki mempunyai kapasitas terbatas, sehingga perlu dilakukan pengisian kembali agar dapat digunakan secara terus menerus. Cara kerja: 1. Kunci kontak “ON” Mesin mati Arus medan mulai mengalir dari B+ baterai ≫ kunci kontak ≫ terminal IG regulator ≫ titik kontak PL1 ≫ titik kontak PL0 ≫ terminal F regulator ≫ terminal F alternator ≫ sikat ≫ slip ring ≫ kumparan medan/rotor ≫ slip ring ≫ terminal E alternator ≫ masa, ≫ kumparan medan menjadi magnet. Arus lampu kontrol pengisian mengalir dari B+ baterai kunci kontak lampu kontrol pengisian terminal L regulator titik kontak PO titik kontak P1 terminal E regulator masa, lampu menyala. 2. Mesin hidup: putaran rendah sampai sedang Alternator lewat terminal B+ mengeluarkan energi listrik untuk pengisian baterai dan beban kelistrikan mobil. Arus medan mengalir dari B+ alternator ≫ kunci kontak ≫ terminal IG regulator ≫ titik kontak PL1 ≫ titik kontak PL0 ≫ terminal F regulator ≫ terminal F
alternator ≫ sikat ≫ slip ring ≫ kumparan medan /rotor ≫ slip ring ≫ terminal E alternator ≫ masa. Arus dari terminal N alternator ke kumparan relai tegangan melalui terminal N regurator kemudian ke masa, yang mengakibatkan kontak gerakan P0 tertarik ke titik kontak diam P2 menghubungkan tegangan sinyal regulasi dari B+ alternator ke kumparan regulator dan akibatnya lampu pengisian padam karena tidak ada potensial antara lampu kontrol dan terminal L regulator Pada kondisi tegangan baterai sudah mencapai 14,4 volt maka tegangan sinyal regulasi yang masuk ke kumparan regulator tegangan membuat medan magnet pada inti kumparan regulator tegangan yang mampu menarik kontak gerak PL0 lepas dari titik kontak PL1. Arus medan besar kembali dan tegangan naik lagi ≫ kontak PL0 lepas kembali ≫ demikian seterusnya pada kecapatan ini akan terjadi putus hubungan antara kontak PL0 dan kontak PL1 sehingga tegangan keluaran alternator tetap pada 14,4 volt. 3. Mesin hidup: Putaran Sedang Sampai tinggi Bila putaran betambah naik, tegangan keluaran alternator juga bertambah naik diatas 14,4 volt berarti juga tegangan sinyal regulasi yang masuk ke kumparan regulator tegangan juga naik. Akibatnya kemagnetan pada inti kumparan regulator bertambah besar yang mampu menarik kontak PL0 hingga melayang (bearada di tengahtengah kontak PL1 dan PL2). Akibatnya arus medan melewati tahanan R tetapi karena putarannya sudah tinggi maka tegangan keluaran alternator akan tetap 14,4 volt. Bila putarannya bertambah naik lagi maka tegangan keluaran alternator juga bertambah naik hingga 14,8 volt. Pada tegangan tersebut kemagnetan pada inti kumparan menarik kemagnetan pada inti kumparan menarik kontak gerak PL0 lebih jauh lagi hingga menempel pada titik kontak PL2 akibatnya arus medan menjadi nol dan tegangan keluaran alternator turun ≫ kontak gerak PL0 lepas kembali ≫ arus medan besar lagi ≫ tegangan keluaran naik lagi ≫ kontak gerak PL0 menempel lagi pada PL2 ≫ demikian seterusnya terjadi putus hubungan antara kontak gerak PL0 dan kontak PL2 sehingga tegangan keluaran B+ alternator tetap pada 14,4 sampai 14,8 volt. Pada sistem pengisian terdapat beberapa komponen antara lain: 1. Alternator Alternator pada motor biasanya merupakan alternator dengan magnet tetap, jadi besar kecilnya arus yang dihasilkan oleh alternator tergantung pada putaran mesin a. Fly Whell Magneto Fly Whell Magneto terdiri dari beberapa magnet permanen yang disusun sedemikian rupa sehingga
berbentuk seperti roda. Bagian ini terpasang pada poros engkol, sehingga saat mesin bekerja fly whell magneto ikut berputar dan menimbulkan garis gaya magnet. b. Kumparan Kumparan merupakan bagian yang bekerja satu sistem dengan fly whell magneto sehingga dapat menghasilkan arus listrik. Kumparan (spul) tersusun dari plat-plat besi lunak yang dililit kawat email, sehingga saat flywhell magneto berputar menyebabkan kemagnetan pada plat-plat besi lunak tersebut, sehingga dapat menimbulkan GGL induksi dan dapat menghasilkan arus listrik. Cara mengetes alternator (spul) Lepas kabel dari alternator menuju regulator Set multi tester pada AC 50 volt Hubungkan multitester pada kedua kutub alternator Hidupkan mesin pada putaran stasioner, jika tegangan listrik lebih 12 volt berarti alternator masih bagus. 2. Regulator/rectifier/kiprok. Pada sistem pengisian terdapat bagian yang disebabkan dengan regulator. Regulator berfungsi mengatur besar kecilnya tegangan sesuai dengan kebutuhan, bila daya listrik yang dikeluarkan Cara mengetes regulator a. Mengetes saat mesin dinyalakan Set multitester/AVO meter pada DC 50 volt Tempelkan kabel merah ke kutub positif dan kabel hitam ke kutub negatif Hidupkan mesin biarkan pada putaran stasioner, lihat multitester Naikkan RPM sampai >5000 RPM perhatikan multitester bergerak naik antara 13,5 volt sampai 14,5 volt. b. Mengetes mesin saat mesin mati Lepas regulator Set multitester dalam skala ohm meter Ukur kaki-kaki pada pada regulator secara acak (pastikan kabel hitam pada multitester sebagai patokan)
Setelah itu kaki regulator yang bisa diukur bolak-balik dengan multi tester merupakan bagian sistem penerangan Bagian yang tidak dapat diukur bolak-balik dengan multitester merupakan bagian sistem pengisian (kabel hitam menuju alternator, kabel merah ke positif baterai)
3. Aki (Baterai) Aki merupakan bagian yang sangat penting dari sistem kelistrikan, karena aki berfungsi sebagai penyimpan arus sekaligus sebagai sumber arus kelistrikan pada motor/mobil. Pada setiap sel aki dapat menghasilkan tegangan listrik sebesar ± 2 volt. Jadi jika aki 6 volt terdiri dari 3 sel dan aki 12 volt terdiri dari 6 sel. Plat-plat yang terendam elektronik akan menjadi energi listrik karena reaksi kimia antara zat aktiff dari plat dan elektrolityang berupa asam sulfat (H2SO4). Jumlah tegangan listrik yang tersimpan dalam aki dapat digunakan sebagai sumber tenaga listrik dinamakan kapasitas aki. Kapasitas aki ini dinyatakan dalam satuan amperjam (AH) yang dapat ditulis dalam persamaan di bawah ini: Kapasitas aki (AH) = Arus pemakaian (I) × lama pemakaian (t) Contoh: Aki dengan kapasitas 40 AH dan berat jenis elektrolit menunjukkan angka 1,18 (saat diperiksa dengan hydrometer). Dari grafik diatas dapat diketahui bila berat jenis elektrolit menurun sampai 1,18 berarti kapasitas yang telah keluar sebesar 40% Dengan demikian 40% inilah yang harus diisi agar aki menjadi penuh kembali. Kapasitas yang dikeluarkan dalam AH= 40 AH × 40% = 16 AH. Jika waktu pengisian dibatasi sampai 30 menit (0,5 jam ), maka kuat arus yang dibutuhkan untuk pengisian sebesar: = ± 10 Ampere
b) Sistem Pengapian Sistem pengapian adalah bagian yang sangat penting karena tanpa adanya sistem pengapian pada mesin maka mesin tidak akan hidup, pengapian pada motor bensin diperlukan untuk membakar campuran bahan bakar dengan udara yang telah dikompresikan oleh piston di ruang bakar.
Selain itu baik buruknya proses pembakaran pada motor ditentukan oleh sistem pengapian. Jika terjadi gangguan pada sistem pengapian menyebabkan tenaga motor berkurang, bahan bakar boros dan tingkat polusi pada gas buang menjadi tinggi karena proses pembakaran tidak sempurna. Pada umumnya sistem pengapian dibedakan menjadi dua jenis yaitu: Sistem pengapian platina Sistem pengapian CDI. a) Sistem pengapian platina Sistem pengapian platina merupakan sistem pengapian yang timing atau waktu pengapian diatur oleh alat yang disebut platina. Sistem pengapian ini sudah mulai ditinggalkan. Sistem pengapian ini menggunakan baterai sebagai sumber arusnya. Tetapi ada sebagian yang menggunakan sumber arus yang berasal dari kumparan. Pada sistem pengapian platina penyetelan secara berkala harus dilakukan, karena saat mesin bekerja terjadi gesekan pada bagian platina dan loncatan bunga api pada platina sehingga penyetelan kerenggangan celah platina harus dilakukan. Adapun bagian dari sistem pengapian platina adalah sebagai berikut: Distributor Baterai (Aki) Kunci Kontak Platina Kapasitor Ignition Coil (koil) b) Sistem pengapian CDI Sistem pengapian CDI merupakan sistem pengapian yang timming pengapian diatur oleh CDI unit. Pada sistem pengapian ini tidak perlu melakukan penyetelan secara berkala seperti pada sistem pengapian platina. Adapun bagian-bagian dari sistem pengapian CDI adalah sebagai berikut: Fly Wheel Magneto Kumparan Pengapian Baterai (aki) Kunci kontak CDI Pick up Coil (Fulser) Ignition coil (koil) Spark Plug (busi) Fly Wheel Magneto
Fly Wheel Magneto merupakan kumpulan beberapa batang magnet yang disusun seperti roda yang berfungsi untuk membuat garis gaya magnet pada kumparan pengapian. Spul pengapian/Kumparan Pengapian Spul pengapian merupakan bagian dari sistem pengapian yang merubah GGL induksi dari Fly Wheel Magneto menjadi energi listrik. Spul pengapian juga bisa disebut sebagai sumber arus pengapian, sehingga besar kecilnya pengapian sangat ditentukan oleh bagian ini. Baterai (aki) Baterai merupakan sumber arus pengapian, jadi pada sistem pengapian ini besar kecilnya arus pengapian tergantung pada arus yang terdapat dalam baterai. Kunci kontak Kunci kontak (ignition switch) berfungsi sebagai menghubungkan atau memutuskan arus listrik dari baterai ke sistem kelistrikan Platina Platina berfungsi untu menghubungkan dan memutus arus pengapian sesuai dengan timing pengapian yang tepat pada mesin. Membukanya contact point pada platina digerakan oleh cam. Kapasitor (kondesator) Kapasitor adalah bagian dari sistem pengapian platina yang berfungsi untuk: Mengurangi loncatan bunga api yang terjadi di antara contact point pada platina saat membuka. Mempercepat pemutusan arus pada kumparan primer coil dengan maksud membangkitkan tegangan induksi di dalam secondary coil CDI unit CDI unit berfungsi untuk mengatur saat pengapian. CDI unit terjadi dari komponen-komponen elektronik yang tersusun sedemikian rupa sehingga dapat menentukan saat pengapian yang tepat. Saat ini CDI unit dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu CDI DC dan CDI AC CDI DC menggunakan sumber arus pengapian dari baterai, jadi besarnya pengapian selalu sama pada setiap putaran mesin. CDI AC menggunakan sumber arus AC yang berasal dari kumparan Pick up coil (fulser) Pick up coil (fulse) berfungsi sebagai pembangkit pulsa saat terjadi pengapian. Ignition coil Ignition coil adalah untuk menaikan tegangan tegangan pada sistem pengapian hingga mencapai 10.000 sampai 20.000 volt Spark plug (busi) Spark plug berfungsi untuk meloncatkan bunga api listrik dalam ruang bakar untuk membakar campuran bahan bakar yang telah dikompresikan oleh piston. Karena busi yang sedemikian itu maka busi harus memenuhi beberapa syarat yaitu: Harus dapat merubah tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api
Harus tahan terhadap temperatur yang tinggi Busi harus bersih dari karbon yang ada pada ruang bakar.
c)
Sistem Starter Sistem starter merupakan suatu sistem yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik berupa gerak putar, yang berfungsi untuk memutar poros engkol sehingga mesin dapat hidup. Bagian-bagian dari sistem starter adalah: Baterai: berfungsi sebagai sumber arus Sekring: berfungsi sebagai pengaman saat terjadi hubungan pendek Kunci kontak: berfungsi sebagai menyambung dan memutus arus listrik Relay(bendik): berfungsi sebagai saklar elektromagnetik yang mampu meneruskan arus yang besar Tombol starter: berfungsi sebagai menyambung dan memutus arus yang masuk ke relay Motor starter: berfungsi sebagai pengubah tenaga listrik menjadi gerak putar yang akan menggerakan poros engkol. Motor starter terdiri dari beberapa bagian diantaranya: angker, brustel, magnet, rumah motor starter Cara kerja sistem starter: Kunci kontak ON arus listrik mengalir dari aki menuju ke kumparan relay, dan saat tombol starter ditekan maka ujung kumparan relay yang satu mendapat arus negatif sehingga terjadi kemagnetan pada relay. Dan saat itu saklar relay mulai berfungsi dan meneruskan arus listrik menuju ke motor starter, sehingga motor starter berputar. Bagian-bagian motor starter:
Kumparan poros (angker) Angker merupakan bagian dari motor starter yang tersusun dari kumpulan besi lunak yang dililit kawat tembaga, sehingga saat terjadi aliran listrik besi lunak menjadi magnet sehingga dapat berputar Magnet permanen Motor starter terdiri dari 2 buah magnet permanen yang ditempelkan pada rumah motor starter. Sikat (brustel) Sikat berfungsi sebagai penghubung antara terminal-terminal angker dengan terminal pada rumah motor starter.
Bearing (laker)
B. Sistem Kelistrikan Bodi
Sistem Penerangan Sistem penerangan berfungsi untuk membantu keselamatan dan kenyamanan pengemudi kendaraan terutama pada malam hari serta memberi isyarat yang ditimbulkan kendaraan yang berada di bagian depan dan belakang akan mengerti aktivitas yang akan dilakukan kendaraan yang memberi isyarat dengan menggunakan sistem penerangan. Fungsi sistem penerangan adalah sebagai penerangan pada kendaraan untuk memberi tanda-tanda kepada pengendara lain misalnya pada saat akan membelok maupun akan berhenti sehingga pengendara lain lebih aman. Sistem penerangan dibagi menjadi dua sistem penerangan: Penerangan luar Lampu besar Lampu belakang Lampu rem Lampu jarak/kota Lampu hazard Lampu plat nomor Lampu mundur Penerangan dalam Lampu meter Lampu ruangan
Lampu penerangan luar 1). Lampu besar Lampu besar berfungsi untuk menerangi jalan bagian depan kendaraan. Lampu besar dilangkapi dengan lampu jauh dan lampu dekat (high beam dan low beam) dan dapat dihidupkan dari salah satu switch oleh dimmer swith. Ada dua tipe lampu besar yang digunakan pada kendaraan, yaitu: Lampu besar tipe sealed beam Pada lampu besar tipe sealed beam, penggunaan bola lampunya tidak terpisah, keseluruhan terpasang menjadi satu seperti bola lampu dan filament terpasang di depan kaca pemantul untuk menerangi kaca lensa Lampu besar tipe semisealed beam Perbedaan antara semisealed beam dan sealed beam adalah pada kontruksinya, dimana pada semi sealed beam bola lampunya dapat
diganti dengan mudah sehingga tidak diperlukan penggantian secara keseluruhan bila bola lampunya putus atau terbakar. 2). Lampu jarak dan lampu belakang Lampu kecil untuk dalam kota ini memberi isyarat adanya serta lebarnya dari sebuah kendaraan pada malam hari bagi kendaraan lainnya, baik yang ada di depan maupun dibelakang. Lampu-lampu tersebut untuk bagian depan disebut dengan lampu jarak (clearence light) dan yang dibagian belakang disebut dengan lampu belakang (tail light). 3). Lampu rem Lampu rem (brake light) dipasang pada bagian belakang kendaraan sebagai isyarat untuk mencegah terjadinya benturan dengan kendaraan dibelakang. 4). Lampu tanda belok (turn signal light) Lampu tanda belok yang dipasang dibagian ujung kendaraan seperti pada fender depan fungsi untuk memberi isyarat kepada penegmudi belakang dan depan bahwasannya akan berbelok 5). Lampu hazard (hazard warning light) Lampu hazard digunakan untuk memberi isyarat keberadaan kendaraan dari depan dan belakang dan kedua sisi selama berhenti atau parkir dalam keadaan darurat. Yang digunakan adalah lampu belok tetapi keduannya berkedip bersamaan 6). Lampu plat nomor Lampu ini menerangi plat bagian belakang 7). Lampu mundur Lampu mundur (back up light) dipasang pada bagian belakang kendaraan untuk memberikan penerangan tambahan untuk melihat kebelakang kendaraan saat mundur di malam hari dan memberikan isyarat untuk yang mengikutinya bahwa pengendara bermaksud untuk mundur/sedang mundur. 8). Lampu kabut digunakan pada saat cuaca berkabut, jalanan berdebu atau hujan lebat Lampu penerangan dalam 1). Lampu ruangan Lampu ruangan (dome light) berfungsi untuk menerangi interior ruangan penumpang yang dirangcang agar tidak menyilaukan pengemudi pada malam hari. 2). Lampu instrumen panel (lampu meter) Lampu instrumen panel digunakan untuk menerangi meter-meter pada instrumen panel pada malam hari dan memungkinkan pengemudi membaca meter-meter dan gauge dengan mudah dan cepat pada saat mengemudi. 2. Sistem Indikator dan Pelengkap Lainnya a. Klakson setiap mobil yang berjalan di jalan raya harus dilengkapi dengan klakson. Fungsinya ialah untuk memberikan peringatan kepada pemakai jalan di depannya agar memberi jalan atau hati-hati
b. Audio Video yaitu suatu perangkat hiburan home theater mungkin merupakan kebutuhan khusus bagi beberapa orang yang sudah bisa menikmati dan dapat menilai kualitasnya. c. Wiper penghapus kaca atau dalam bahasa inggris disebut wind screen wiper berfungsi untuk membersikan kaca mobil.
Bab II Komponen Kelistrikan Bodi Kendaraan A. Baterai Baterai atau yang banyak dikenal dengan istilah aki, ialah alat alektro kimia yang dibuat untuk mensuplai listrik ke sistem starter, sistem pengapian, assesoris kendaraan, sistem kelistrikan bodi dan peralatan lainnya. Alat ini menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia, yang dikeluarkan bila terdapat sistem yang membutuhkan energi listrik. Pada saat melaksanakan perbaikan bodi yang berkaitan dengan sistem kelistrikan, maka lepaskan terminal negatif (-) terlebih dahulu, kemudian baru yang positif (+). Dalam memasang lakukan urutan sebaliknya. Hal ini bertujuan untuk mencegah short contact atau korsleting. Pada saat pengisian baterai perlu diperhatikan hal-hal berikut ini: Untu pengisian konstan, gunakan arus pengisian sebesar 1/10 dari kapasitas Untuk pengisian cepat (quick charging), hindarilah penggunaan arus yang melebihi kapasitas baterai Selama melakukan charging, jagalah arus pengisian sehingga temperaturnya tidak melebihi 45 derajat Celcius Pada saat melakukan pengisian cepat, terminal positif dan negatif harus dilepas. Untuk menghindari kerusakan dioda pada alternator. Hindari percikan bunga api diatas baterai yang bisa menyebabkan baterai meledak Melakukan pengisian baterai pada mesin EFI terminal sebaiknya dilepas, guna menghindari kerusakan ECU (Electronic Control Unit) B. Jaringan Kabel Jaringan kabel (wiring harness) adalah sekelompok kabel-kabel dan kawat yang masing-masing terisolasi, menghubungkan ke komponen-komponen sirkuit dan sebagainya 1) Kawat dan kabel Ada tiga macam kelompok utama yang di disain berdasarkan kondisi yang berbeda baik besarnya arus yang mengalir, temperatur, kegunaan dan yang lainnya
C.
D.
E.
F.
Kawat tegangan rendah: sebagian besar komponen kendaraan menggunakan kawat tegangan rendah (low voltage wire) Kawat tegangan tinggi: khusus digunakan dalam sistem pengapian (kelistrikan engine) Kabel yang berisolasi: kabel ini dirancang untuk mencegah gangguan yang di timbulkan sumber dari luar dan digunakan sebagai signal lain, sehingga sering dipasang sebagai kabel antena radio, ignition signal, oxygen signal line dan sebagainya. 2) Komponen pelindung Komponen ini terpasang pada kendaraan untuk melindungi kabel dari goncangan, benturan dan sebagainya, sehingga kabel dapat kokoh terpasang pada tempatnya. Termasuk dalam komponen ini adalah clamp, corrigated tube (pembungkus) dan protector (pelindung) Juntion Block [J/B] dan relay block [R/B] Juntion blok adalah suatu kontak dengan konektor dikelompokan bersama-sama untuk sirkuit kelistrikan. Pada umumnya terdiri dari bus bars dalam bentuk cetakan papan sirkuit (PCB) dan sekring, relay, circuit breaker dan alat lain yang terpasang di dalamnya Baut Masa Baut massa (ground bolt) adalah baut khusus untuk menjamin massa yang baik dari suatu jaringan sistem kelistrikan sehingga dapat berfungsi optimal. Ada beberapa baut massa yang memiliki keistimewaan khusus, yaitu permukaan baut yang ditandai dengan crom hijau setelah diperoses secara listrik untuk mencegah oksidasi. Sambungan (Connector) Sambungan digunakan untuk menghubungkan kelistrikan antara 2 jaringan kabel atau antara sebuah kabel dengan komponen. Konektor di klasifikasikan sebagai konektor laki-laki (male) dan permpuan (fermale) dan dilengkapi dengan pengungci. Pengaman Sirkuit Pengaman sirkuit ini terdiri dari sekring (fuse), fusible link dan circuit breaker yang dipasang pada sirkuit kelistrikan dan sistem kelistrikan untuk melindungi kabel-kabel dan connector dari kebakaran karena arus yang mengalir berlebihan. 1) Sekring (fuse) Sekring ditempatkan pada bagian tengah sirkuit kelistrikan. Jika dilewati arus melebih kapasitasnya maka akan terbakar dan putus sehingga kebakaran dapat dihindari. Tipe sekring ada 2 yaitu: cartidge (tabung) dan blade (kipas). 2) Fusible link Fungsi dan konstruksinya sama dengan sekring, hanya memiliki perbedaan utama dapat digunakan untuk arus yang lebih besar karena ukurannya lebih besar dan memiliki elemen yang lebih tebal. Sama
halnya dengan sekring, fusible link juga terdiri dari tipe cartride dan link (kabel). 3) Circuit breaker Berfungsi sebagai pengganti sekring untuk melindungi dari kesulitan pengiriman tenaga dalam sirkuit, seperti power window, sunroof, door lock, pemanas (heater) dan komponen yang sejenis. Cara kerjanya adalah apabila terjadi arus yang berlebihan, maka bimetal menjadi panas dan membengkak sehingga hubungannya akan terputus. G. Switch dan Relay Switch dan relay membuka dan menutup sirkuit kelistrikan untuk menghidupkan mesin, menggerakan switch lampu on-off dan aktivitas pengontrol lainnya. Switch (saklar) yang terdapat pada kendaraan umumnya menggunakan satu atau dua tipe, yaitu yang dioperasikan langsung dengan menggunakan tangan dan dioperasikan menggunakan tekanan, tekanan hydraulis dan temperatur. Relay adalah peralatan listrik yang dapat membuka dan menutup sirkuit kelistrikan berdasarkan penerimaan signal tegangan. Relay digunakan untuk menghubung dan memutus baterai, saklar yang bekerja secara otomatis dari sirkuit kelistrikan. Relay terdapat dua tipe, relay elektronika dan relay transistor. Penggunaan relay bertujuan untuk mengatasi kelemahan pada penggunaan sirkut tanpa relay, kelemahan tersebut adalah: sirkuit yang panjang akan menyebabkan turunnya tegangan, diperlukan jaringan kabel yang besar karena arus yang besar melaluinya, arus yang besar pada switch menimbulkan percikan sehingga cepat rusak dan membahayakan keselamatan. H. Wiring diagram Apabila rangkaian kelistrikan digambarkan sesuai benda aslinya, maka ilustrasinya akan menjadi sulit dan rumit. Oleh karena itu maka diagram rangkaian digambarkan dengan simbol yang menunjukan komponen kelistrikan dan kabel-kabel.
Bab III Kelistritan Instrumen Panel Sistem ini berfungsi untuk mengontrol kinerja sistem-sistem yang ada pada mobil seperti temperatur mesin, kecepatan kendaraan, tekanan oli, putaran mesin, dan lain-lain. Panel kontrol instrumen terletak pada dashboard. A. Pengukuran Ampere (Ampermeter) Amperemeter berfungsi berfungsi untuk mengukur kuat arus listrik yang mengalir pada rangkaian listrik. Pada mobil alat ini digunakan untuk pengisian dan pengosongan (pengeluaran) arus listrik baterai. Sering dipasang lampu pengontrol sebagai pengukur kuat arus. Lampu pengontrol ini akan menyala jika tidak terjadi pengisian arus pada baterai B. Lampu Indikator Tekanan Oli/Pngukur Tekanan Oli Lampu penunjuk/indikator tekanan oli dipasangkan pada sisi luar dekat pompa oli atau di oli filter. Sakelar pada mesin/pompa belum bekerja, maka titik kontak dalam posisi berhubungan dan saat pompa oli/mesin bekerja akan tebuka. Rus dari baterai ke kunci kontak terus sekering ke lampu peringatan sakelar (posisi titik kontak masih berhubungan) dengan body maka lampu peringatan akan menyala. Cara kerja oil pressure gauge Pada saat kunci kontak dihubungkan dan mesin belum hidup (pompa oli fusible link→belum bekerja/tidak ada tekanan oli) arus dari baterai→receiver gauge (pengukur tekanan oli) →sekering→sakelar IG→masa body; karena kontak point pada sander gauge→sander gauge berhubungan dan arus mengalir ke masa body, maka bimetal pada receiver dan sander gauge akan panas dan melengkung, sehingga pada receiver jarum akan bergerak ke kanan dan pada sander gauge akan terputus, setelah dingin akan melekat, dan begitu seterusnya sehingga jarum pada receiver hanya bergerak sedikit. C. Pengukur Bahan Bakar Berfungsi untuk mengetahui keadaan atau jumlah bahan bakar dalam tangki bahan bakar. Pengukuran bahan bakar dapat digolongkan menjadi dua yaitu: 1. Pengukur Bahan Bakar Dengan Jangkar Pengukuran bahan bakar dengan jangkar terdiri dari bagian A dan B Tangki bahan bakar dalam keadaan kosong Apabila kunci kontak ON maka akan mengalir arus menurut tanda panah. Karena ujung kumparan I terletak langsung melalui pelampung pada masa, maka tidak akan ada arus yang mengalir melalui kumparan II, sebagai akibat dari mengalirnya arus kumparan I ialah, bahwa intinya menjadi magnetik dan jangkar akan tertarik. Maka sekarang jarum penunjuk berada pada E (Empty= kosong) 2. Pengukur Bahan Bakar Dengan Bimetal (Dwi logam) Bimetal adalah dua logam yang berbeda koefisien muainya kemudian disatukan. Jika dipanaskan, bimeetal akan membengkok karena perbedaan koefisien muai.
Tangki Bahan Bakar Dalam keadaan Penuh Pada gambar bahwa pelampung berada pada kedudukan tertinggi. Ini berarti karena tangki dalam keadaan penuh. Sekarang arus mengalir seperti yang ditunjukan oleh arah anak panah, melalui kumparan I dan kumparan II. Bisa dikatakan tidak ada arus yang mengalir melaliu hambatan yang dapat diatur karena hambatan itu sangat besar. Pada kumparan II dipasang suatu sengkang besi lunak. Jika tangki terisi penuh maka jarum akan menunjuk ke arah F (full). Cara kerjanya sama dengan pengukur tekanan oli. D. Lampu Indikator dan Pengukur Temperatur Pengukur temperatur Pada gambar terdiri dari dua bagian yaitu bagian A dan B. Bagian A ditempatkan dalam blok motor atau pada saluran air pendingin dan di kelilingi oleh air pendingin. Bagian B pengukrunya, dipasang dalam dashboard. Baik bagian A dan B memiliki Bimetal, yang dililit oleh kumparan kawat pemanas. E. Speedometer Ada dua jenis speedometer yang banyak digunakan, yaitu speedometer jenis mekanikal, dan jenis elekrtonik. Pada speedometer mekanikal putaran poros output transmisi memutar roda gigi speedometer, dan sebuah kabel menghubungkan putaran ini pada speedometer, jenis kedua adalah speedometer elektronik. Speedometer (baik mekanik maupun elektronik) dilengkapi dengan odomoter dan tripmeter. Tranduser unit mendeteksi putaran poros out-put dan mengubah gerak putar menjadi sinyal elektonik (on-off signal), dimana sinyal ini menjadi masukan bagi unit speedometer. Unit speedometer akan megubah kembali sinyal ini sehingga jarum akan menunjukan kecepatan kendaraan, sinyal ini juga ditampilkan dalam bentuk tampilan digital. F. Tachometer Dilihat dari komponen dan cara kerjanya, tachometer dan speedometer adalah sama. Perbedaan paling mendasar ada pada unit masuknya sinyal (in-put signal). Adapun prinsip dasar dari kedua alat ukur tersebut sebagai berikut: Untuk pengukur (meter, m) yang digunakan adalah amperemeter (baik jenis analog maupun digital). Alat ukur ini bekerja berdasarkan signal yang diberikan pada saluran in-put (dari platina atau pengindera pada unit trasmisi). Karena signal yang masuk berkaitan langsung dengan kondisi putaran motor atau poros out-put transmisi, alat ini dapat langsung menghitung putaran motor atau kecepatan kendaraan. Adapun cara kerja alat ini sebagai berikut: Pada saat arus listrik masuk melalui saluran in-put, kumparan relay menjadi magnet, sehingga kontak poin Po berhubungan dengan kontak P2. Pada kondisi ini, baterai B mengisi Capasitor C hingga bermuatan penuh. Apabila signal hilang (misalnya aliran listrik platina putus), kumparan relay kehilangan medan magnet dan Po lepas dari P2 dan berhubungan dengan P1. Pada saat Po berhubungan dengan P1 Capasitor C mengosongkan muatannya melalui amperemeter M dan amperemeter menunjukan penyimpangan (membaca besar arus yang mengalir).
Tachometer, baik analog maupun digital, mengubah sinyal ini menjadi gerak mekanik (penunjukan dengan jarum) maupun tampilan digital. Semakin cepat putaran engine,semakin bayak sinyal yang dihasilkan, dan meter akan menunjuk pada angka yang lebih besar.
Bab IV Sistem Kelistrikan Wiper Dan Washer A. Pengertian sistem wiper dan washer Kaca depan mobil harus selalu bersih agar pandangan penegemudi tidak terganggu. Untuk membersihkan kaca depan mobil tersebut, mobil dilengkapi dengan wiper. Wiper berfungsi membersihkan kaca dari guyuran air hujan, salju, binatang-binatang kecil dan mengurangi embun yang menempel pada kaca depan, kebersihan kaca depan sangat penting untuk keselamatan. Ada bermacam-macam penggerak panghapus kaca, antara lain dengan tenaga vakum, dengan tangan, dan dengan tenaga listrik. Yang paling banyak digunakan adalah penghapus kaca yang digerakkan dengan tenaga listrik. Putaran poros listrik tersebut antara 4000 sampai dengan 5000 tiap menit. Cara kerja motor wiper Motor wiper digerakan oleh arus yang dialiri oleh baterai menuju sekring dan ke saklar dan menuju ke motor wiper tersebut sehingga motor wiper dapat bergerak dengan semestinya. Pada wiper, ada tiga pergerakan yang sering kita lihat yaitu pelan (low speed), cepat (high speed) dan pelan berjangka waktu (intermittent) B. Diagram kelistrikan wiper Kecepatan rendah dan tinggi wiper dikontrol dengan cara mengatur arus yang mengalir dari brush ke armatur coil. Bila arus mengalir pada armatur coil dari brush kecepatan rendah, akan dihasilkan gaya perlawanan elektromotive yang besar dan akibatnya motor berputar pada kecepatan rendah, bila arus mengalir pada armatur coil dan brush kecepatan tinggi, maka akan dihasilkan gaya balik elektromotive yang kecil, dan akibatnya motor berputar pada kecepatan tinggi. Untuk lebih jelasnya kita akan bahas cara kerja wiper satu per satu. a) Wiring cara kerja wiper ketika saklar pada posisi low Pada saat saklar wiper pada posisi low speed, arus mengalir dari Baterai → terminal 18 → Wiper switch low/mist point → terminial 17 → motor wiper (low) → masa b) Wiring cara kerja wiper ketika saklar pada posisi high speed Pada saat saklar wiper pada posisi high speed, arus mengalir dari Baterai → terminal 18 → Wiper switch high point → terminal 13 → motor wiper (Hi) → masa c) Wiring cara kerja wiper ketika saklar pada posisi off
Pada saat saklar wiper pada posisi off, arus mengalir dari Baterai → Cam switch poin B → terminal 4 → Relay point → Wiper switch Off point → terminal 7 → motor wiper low (lo) → masa d) Wiring cara kerja wiper ketika saklar pada posisi intermittent Pada saat saklar wiper pada posisi Intermittent, arus mengalir dari Baterai → terminal 18 → relay coil → Tr 1 → terminal 16 → masa. Ketika relay point bergeser ke sisi B, arus mengalir ke motor (lo) dan motor berputar pada kecepatan rendah. Arus mengalir dari + Baterai → Term 18 → Relay point B → Wiper sw point INT → Terminal 7 Wiper motor (lo) → masa. C. Komponen-komponen wiper Sistem wiper dan washer terdiri dari: Lengan wiper depan Motor dan link wiper depan Nozzle washer depan Tangki washer (terdapat motor washer) Switch wiper dan washer (terdapat relay wiper) Lengan wiper belakang Motor wiper belakang Relay kontrol washer belakang Unit kontrol wiper (Sisi penumpang J/B ECU) Sensor hujan I. Lengan dan blade wiper Bagian ini merupakan komponen utama dari sistem wiper. Struktur wiper terdiri dari karet wiper blade yang terpasang pada lempengan besi yang dinamakan wiper blade. Wiper ini bergerak bolak-balik mengikuti lengan wiper.karena karet wiper terpasang pada wiper dengan pegas maka wiper bisa menghapus dengan cara menggerakan karet wiper. II.
Switch wiper dan washer Switch wiperterletak pada kolom kemudi yaitu pada posisi dimana pengemudi dapat menjalankannya dengan mudah. Switch ini terdiri dari OFF (stop), LO (kecepatan rendah) dan HI (kecepatan tinggi) dan beberapa posisi untuk mengubah gerakan. Beberapa kendaraan memiliki model MIST (switch untuk menggerakan wiper saat gerimis), INT (wiper bergerak secara terputus-putus) dan switch variable untuk menyesuaikan keadaan yang berubah-ubah. Kebanyakan switch wiper dikombinasikan dengan kontrol lampu. Beberapa model baru, terdapat ECU switch kombinasi untuk MPX (Multiplex communication system), sistem komunikasi ganda. Relay wiper Relay menyebabkan wiper bergerak ke kanan dan kekiri sekarang telah banyak dugunakan switch yang memiliki relay pada bagian dalamnya.
III.
Switch washer Swicth washer digabungkan dengan swicth wiper. Motor washer akan mengeluarkan cairan washer jika switch ini diaktifkan. Motor wiper Motor dengan tipe besi magnet yang menggunakan magnet permanen digunakan pada motor jenis ini. Terdiri dari motor dan gigi dimana kecepatannya dikendalikan oleh motor wiper. Motor penggerak tipe besi magnet menggunakan tiga sikat; sikat kecepatan rendah, kecepatan tinggi dan sikat biasa (untuk masa). Switch penghubung dihubungkan pada gigi sehingga penghapus kaca akan selalu berhenti di posisi yang sama. Mengubah kecepatan motor Cara kerja kecepatan rendah ketika arus listrik mengalir ke coil jangkar dari sikat kecepatan rendah, akan dialirkan dengan besar daya berlawanan dengan elektromotif, sehingga berakibat pada berkurangnya perputaran motor. Cara kerja kecepatan tinggi ketika arus listrik mengalir ke coil jangkar dari sikat kecepatan tinggi, akan dialirkan dengan lemah daya yang berlawanan dengan elektromotif, sehingga berakibat pada kencangnya perputaran motor. Cam switch Sistem wiper memiliki fungsi untuk menghentikan lengan wiper pada posisi tetap. Karena itu wiper blade akan berhenti di bawah kaca depan begitu switch dimatikan. Itulah tugas ”Cam switch”. Cam switch adalah cam plate yang di potong sebagian dan memiliki tiga titik kontak. 1. Sistem penghapus area penuh Penghapus area penuh dibuat untuk menghapus area secara penuh dan tidak tergantung dengan kecepatan penghapus kaca. 2. Sensor kecepatan kendaraan, fungsi interval INT yang dapat disetel. Berfungsi mengontrol waktu interval penghapusan sesuai dengan kecepatan kendaraan bila switch penghapus kaca dalam posisi INT. Waktu interval disetel dalam 3 langkah, yang dapat dipilih dengan mengoperasikan penyetel interval. Waktu interval dikontrol tanpa tindakan dalam setiap jarak 3. Fungsi pengubah kecepatan kendaraan Berfungsi sebagai switch otomatik untuk bekerja secara bergantian bila penghapus kaca berada pada posisi LO dan kendaraan dalam keadaan berhenti. Keadaan jalan Bila kecepatan kendaraan selain dari 0 km/per jam (0mph) atau tempat pemberhentian atau tempat
pemberhentian dan rem parkir dalam keadaan OFF dan posisi selain "P” atau “N” Keadaan berhenti Bila kondisi tidak dalam keadaan bekerja Cara kerja: Bila kendaraan berhenti, penghapus kaca yang bekerja dari posisi INT atau posisi LO membuat penghapus kaca bekerja 3 kali dalam kecepatan rendah, kemudian secara otomatis pindah ke gerakan berganti-ganti dengan waktu interval kurang lebih 2,5 detik. 4. Penghubung washer dan wiper kaca dengan fungsi pencegah tetesan Dengan fungsi ini bila wiper kaca berada dalam posisi OFF atau INT, maka memutar switch ke posisi ON untuk waktu 0,2 detik atau lebih cepat membuat washer kaca bekerja. 5. Fungsi sensor hujan Sensor hujan bekerja secara otomatis jika pada posisi wiper kaca berada di posisi AUTO. Sensor hujan yang dipasng pada kaca depan ini akan mendeteksi titik-titik hujan yang jatuh dan mengontrol bekerjanya wiper sesuai kebutuhan Gangguan atau kerusakan yang sering terjadi pada wiper: Sekeringnya putus Hubungan antara poros dan penghapus kaca depan dan batangnya penggeraknya putus Motor penggerak wiper rusak Wiper tidak bekerja
Hubungan kabel rusak Hubungan roda gigi pada wiper macet Tombol rusak, motor listriknya rusak Sekeringnya putus
Wiper berjalan lambat
Tahanan dalam coil kepenggati arus besar kotor Tahanan besar padam sambungan ke masa Poros engkol macet Tombol kontak macet Motor telah aus atau rusak
D. Pemeriksaan dan perawatan wiper Cara memeriksa kerusakan dan memperbaiki wiper
Pemeriksaan terhadap penyebab kerusakan dan perbaikan wiper. Periksalah keadaan sekering, kalau ditemukan putus maka gantilah dengan yang baru Apakah hubungan antara poros wiper dan batang penggerak putus? Pasang kunci kontak penyalaan tetapi mesin jangan dijalakan, dengarkanlah apakah motornya berjalan atau tidak, jika bergerak maka kesalahan terletak antara poros dan batang penggeraknya Apakah motor penggeraknya rusak? Jika pada point diatas tidak bekerja maka motor penggerak rusak, maka dapat dibongkar dan diperiksa dimana letak kerusakannya. Pemeriksaan
Lepas unit motor penghapus kaca dari dudukannya Periksa sambungan kabel-kabelnya dari kemungkinan kotor, longgar atau terkelupas. Bongkar unit motor penghapus kaca Periksa roda-roda giginya dari keausan, kotor, atau terbakar. Roda gigi yang kotor dapat mengakibatkan wiper menjadi macet Periksa keadaan tombol penggerak penghapus kaca Periksa keadaan sambungan lengan penggerak penghapus kaca. Jika berat untuk digerakan maka beri pelumas secukupnya. Periksa karet penghapusnya. Jika karetnya sudah terlalu aus, segerahlah ganti dengan yang baru. Karena penghapus yang aus sekali tidak akan berfungsi dengan baik. Periksa keadaan sikat, tegangan pegas dan melekatnya solderan pada sikat Periksa kekendoran dan kemungkinan terbakarnya titik kontak Periksa keausan dan keretakan dari gigi roda gigi penggerak Periksa keadaan komutatornya. Jika sangat kotor dibersihkan Rakit bagian-bagian yang telah dibongkar dengan teliti. Yang harus diperhatikan pada waktu merakit kembali adalah berilah grease pada permukaan gigi pada roda gigi penggerak dan titik kontak dan tempatkan tanda-tanda khusus yang ada pada motor Periksa kerja motor menghapus kaca dengan menghubungkan terminal baterai Jika motor penggerak masih berfungsi dengan baik, pasang pada dudukanya dan rangkai dengan semua komponen penghapus kaca Ukur tinggi kedudan posisi stop karet penghapus kaca terhadap dasar kaca. Samakanlah ukurannya untuk penghapus kaca kiri dan kanan Periksa tekanan karet penghapus kaca apakah cukup kuat atau bahkan terlalu kuat
Periksa tinggi penyemprotan air maksimum dengan mengarahkan lubang nosel ke keatas. Jika penyemprotan kurang tinggi cari sebabsebabnya dan lakukan perbaikan. Periksa jumlah air yang disemprotkan apakah cukup banyak atau kurang Atur arah penyemprotan air pada posisi yang tepat dengan mengarahkan lubang nosel menggunakan kawat atau penggores Pastikan bahwa karet penghapus kaca bisa berhenti pada posisi yang benar. Sehingga tidak menghalangi pendangan pengemudi.
Perawatan Wiper dan Washer Wiper
Pada umumnya pada iklim tropis seperti di Indonesia, karet wiper hanya berumur 6 bulan. Apalagi pada musim kemarau, karet wiper terus terpanggang saat mobil parkir di bawah terik matahari. Gantilah karet wiper jika sudah tidak bisa menyeka kaca dengan baik. Dan ini bisa dilakukan sendiri. Ikuti petunjuk pada kemasan bilah wiper. Anda bisa menggunakan wiper original atau merek yang sama dengan bawaan pabrik seperti Bosch atau NWB. Pastikan mur pegangan batang wiper terpasang dengan kencang. Sebab kalau tidak kalau tidak kencang, wiper tidak akan berfungsi sempurna Bersihkan soket-soket yang menuju ke motor wiper. Bisa gunakan elektro contact cleaner yang dijual di pasaran. Jika gerak wiper sudah mulai lambat, kemungkinan motor sudah lemah. Periksakan mobils segera ke bengkel langganan.
Washer Lihatlah bagian dalam tabung air wiper. Jika sudah banyak keraknya, bersihkan tabung dengan sikat botol. Isilah tabung wiper dengan air suling atau biasa disebut destillated water. Air suling ini sama dengan air aki penambah dengan botol berwarna biru. Bila diperlukan, campuranlah air penyemprot dan wiper fluid dengan perbandingan sesuai kemasan. Jika semprotan air wiper tersendat atau tidak lancar, bersihkan nosel dengan jarum Perhatiakan juga arah semprotan. Pastikan arah semprotan pas pada bagian yang tersapu wiper. Jika kurang pas, setel juga dengan bantuan jarum Bersihkan soket pompa air pada tabung washer dengan elektro contact cleaner.
Bab V. Sistem Kelistrikan AC Mobil Kelistrikan AC mobil merupakan komponen sistem yang penting dalam kerja sistem AC mobil. Seperti saat ini yang akan dibahas merupakan komponen sistem AC mobil, yang juga menggunakan sistem kelistrikan sebagai sistem pembantu untuk mengalirkan arus listrik dari komponen ke komponen yang lainnya. Fungsi sistem kelistrikan AC mobil Sistem kelistrikan AC mobil berfungsi sebagai berikut: a.
mengatur dan mengontrol proses kerja komponen pada AC mobil
b.
mempermudah pengoperasian sistem AC mobil
c.
mengontrol tekanan tinggi yang diterima
A. Bagian-bagian Komponen kelistrikan AC mobil Komponen kelistrikan terdiri dari sakelar (selector switch), kopling magnet (magnetic clucth), thermostat (Thermoswitch), pengatur suhu elektronik (Thermistor), pressure switch, relay, dan amplifier. 1. Sakelar Sakelar yang digunakan pada sistem AC mobil pada umumnya adalah jenis sakler putar. Sakelar ini digunakan untuk mematikan dan menghidupkan kompresor, serta memilih kecepatan putaran blower evaporator. 2. Kopling magnet (Magnetic clucth) Kopling magnet berfungsi memutuskan dan menghubungkan kompresor dengan pully penggeraknya. Kopling magnet memiliki tiga bagian utama sebagai berikut: a) Stator adalah gulungan magnet (magnet coil) yang terpasang pada rumah kompresor. b) Rotor adalah bagian yang berputar terhubung dengan poros mesin melalui belt. Diantara permukaan bagian dalam dari rotor dan front housing dari kompresor terpasang bantalan c) Pressure Plate adalah bagian yang dipasang pada poros kompresor 3. Thermostat (Thermoswitch) Alat ini berfungsi memberikan sinyal kondisi temperature kabin ke kompresor secara otomatis. Di dalam thermostat terdapat sensor yang akan mendeteksi suhu evaporator. Thermostat juga berfungsi mengatur proses kerja kompresor AC. Pada thermostat terdapat tabung indra panas yang berisi gas yang sangat peka terhadap suhu. 4. Pengatur suhu elektronik (Thermistor) Thermistor adalah sebuah resistor yang mempunyai koefisien termal negatif. Artinya semakin rendah suhunya, semakin tinggi tahanannya, dan
sebaliknya. Sifat ini dimanfaatkan oleh amplifier untuk menghidupkan dan mematikan kompresor. 5. Pressure Switch pressure switch merupakan komponen kelistrikan AC mobil yang berfungsi memutus dan menghubungkan aliran listrik yang menuju ke kompresor yang bekerja berdasarkan tekanan refrigerant. 6. Relay Relay berfungsi untuk mengalirkan arus listrik ke kopling magnet, blower motor, dan ke peralatan lain pada sistem AC mobil. Relay diperlukan untuk mencegah kerusakan kunci kontak. Aliran listrik yang berlangsung dari baterai ke kopling magnet atau blower melalui kunci kontak akan menyebabkan titik-titik kunci kontak cepat aus dan terbakar. 7. Amplifier Amplifier berfungsi mengatur kerja AC mobil agar selalu dalam kondisi aman dan sesuai dengan keinginan pemakai. Pada prinsipnya amplifier bekerja sebagai relay otomatis yang menghubungkan dan memutus aliran listrik dari baterai yang menuju ke kopling magnet. Terdapat dua jenis amplifier yaitu: Pengatur suhu (temperature control) Amplifier jenis ini bekerja mengatur suhu dari ruangan yang didinginkan sehingga selalu dalam kondisi ideal. Rangkaian dasar temperatur control adalah thermistor dan resistor pengatur temperatur. Resisitor pengatur temperatur adalah suatu resistor yang nilai tahanannya dapat berubah-ubah secara manual. Thermistor pada rangkaian control temperatur berfungsi sebagai sensor suhu berdasarkan perubahan nilai tahanannya digabungkan dengan nilai tahanan dari resistor pengatur temperature. Hasilnya dikirm ke amplifier berupa sinyal listrik. Pada amplifier sensor suhu diolah lagi secara elektronik yang hasilnya dapat menutup dan membuka kontaktif relay di amplifier. Idling stabilizer Ampifier Idling stabilizer, berfungsi sebagai pengatur AC mobil agar selalu bekerja pada batas minimal putaran mesin mobil. Ini dimaksudkan agar pada putaran rendah mesin tidak mengalami kelebihan beban (overload) ketika system AC bekerja. B. Sistem Kelistrikan AC mobil C. Cara kerja sistem kelistrikan AC mobil 1. Sistem kelistrikan AC konvensional Saklar blower mempunyai tiga posisi untuk memilih tiga tingkat kecepatan motor blower. Pada saat saklar dihubungkan, arus listrik mengalir dari kunci kontak melalui tahanan kemudian ke motor blower dan masa, sehingga motor blower berputar. 2. Sistem kelistrikan AC dengan amplifier
Sistem kelistrikan AC mobil yang menggunakan Amplifier pada dasarnya sama dengan yang konvensional. Perbedaannya terletak pada thermistor dan thermostat yang menggantikan fungsi thermostat konvensional bimetal. Cara kerjanya adalah seperti halnya sistem konvensional sistem ini juga menggunakan saklar mempunyai tiga posisi untuk memilih tiga tinggkat kecepatan motor blower. D. Mendiagnosis Sistem Kelistrikan Dalam kasus ini biasanya yang keluar dari blower hanya angin dan tidak dingin, maka harus diperiksa adalah: Periksa fan belt Cek magnetic clucth Cek sensor tekanan Periksa sekering AC Periksa relay AC Periksa bahan pendingin Langkah pertama Hidupkan mobil dan sistem AC dalam keadaan ON, periksa drive belt apakah berputar, jika berputar selanjutnya cek magnetic clutch apakah ikut berputar, jika tidak berputar dapat dipastikan magnet tidak menerima arus listrik Langkah kedua Selanjutnya cek sensor tekanan Coba hubungkan dua kutub sensor tekanan dengan menggunakan kabel pendek jika magnetic clutch berputar dapat di pastikan penyebab kerusakan adalah sensor tekanan dalam keadaan AC normal tanpa sensor AC mobil dapat digunakan Jika magnetic clucth tetap tidak berputar Selanjutnya test arus listrik, ambil tespen periksa 2 kutub sensor tekanan, jika tespen tidak menyala dapat dipastikan kerusakannya pada area relay atau sekering. Lokasi sekering a/c atau relay di bawah dasbor didekat area mesin. Biasanya kotak sekering maupun relay tertulis a/c. Jika semua sistem kelistrikan sudah baik namun AC tidak dingin ada kemungkinan penyebabnya: Bahan pendingin habis cobak sek pentil untuk memasukan bahan pendingin, ditekan pakai paku atau obeng plus jika bahan pendingin masih ada, selanjutnya lakukan langkah berikut. Matikan mesin: tes magnetic clutch lepas soket hubungkan dengan kabel 1 meter kemudian langsung jumper ke terminal positif aki jika tidak terdengar bunyi: trek-trek dapat di pastikan magnetnya rusak.
Bab VI. Sistem Kelistrikan Audio A. Sekilas tentang audio mobil Untuk menghadirkan suara stereo sistem yang berkualitas, dibutuhkan perangkat audio yang baik. Pengguna juga harus memahami fungsi dari perangkat audio mobil tersebut. Seperti Head unit, merupakan sumber dari kualitas suara. Dimana semua sinyal suara berasal dari perangkat stereo sistem bernama head unit. Sebelum sinyal suara disalurkan ke speaker, dan perangkat audio sistem lainya. Pada umumnya, sistem audio mobil yang berorentasi pada kualitas suara tidak perlu mengawatirkan konsumsi daya yang melebihi kapasitas alternator. Mobil-mobil baru saat ini sudah menggunakan alternator besar atau kapasitasnya diatas 70 Ampere. Bahkan mobil-mobil eropa memiliki kapasitas alternator minimum 100 Ampere. B. Komponen kelistrikan audio mobil Speaker stereo Speaker yaitu komponen basic dari sound sistem mobil serta hal utama yang harus diperhatikan. Ketika membeli speaker pertimbangkan mengenai penempatan, type speaker, ukuran, wujud, serta berapakah daya yang diperlukan supaya beroperasi dengan baik. Head unit Umumnya mobil dilengkapi dengan tape standart waktu membelinya. Jika menginginkan sound sistem yang lebih baik, Maka diperlukan pergantian tape standart dengan head unit yang lebih baik mutunya. Amplifier Biasanya head unit sudah dilengkapi “built-in amplifier” berkisar 50 watts per-channel. Kadang-kadang hal itu belum cukup untuk membuahkan output suara yang prima. Sub-woofer Sub-woofer memerlukan daya yang lebih besar dari speaker yang lain, makin besar ukuran subwoofer makin besar daya (watt) yang diperlukan. Hal ini sering menjadi pemicu melemahnya system kelistrikan mobil hingga mengganggu kemampuan electric sisi lain. Komponen audio mobil pendukung lainnya. Equalizer Crossover Amplifier Wire Power Wire Amplifier Kits Speaker Wire
Komponen-komponen kelistrikan: 1. Sekering Pemasanagan sekering harus diperhitungakan sesuai dengan kebutuhan. Usahakan menempatkan sekering utama (main fuse) dengan panjang kabel tidak lebih dari 30-40 cm atau sedekat mungkin dari aki. Sementara sekering distribusi bisa diletakkan dekat perangkat lainnya. Jika menggunakan capasitor bank, letakkan sekering distribusi setelah perangkat ini, jika sistem menggunakan lebih dari 2 power amplifier. 2. Kabel Power Ukuran kabel yang digunakan tergantung dari daya yang dibutuhkan. Semakin besar kabel semakin, semakin murni pula daya yang mampu diantarkan oleh kabel tersebut. Satuan dimensi kabel yang digunakan adalah AWG. Semakin kecil nilai AWG atau tahanan sebuah kabel, maka semakin besar pula daya yang mampu dihantarkannya. Umumnya instalatur menggunakan kabel antara 8-4 AWG. 3. Capasitor Bank Alat ini berfungsi memberikan suplai daya listrik instan sesuai kebutuhan power amplifier. Kapasitor mampu melakukan charge maupun discharge dalam waktu sesaat. Besaran sebuah kapasitor dihitung dalam satuan farad. Semakin baik sebuah kapasitor, semakin cepat pula ia dapat melakukan tugasnya dengan penurunan tegangan maksimum 0,1 volt. C. Memasang audio mobil Pertama-tama, copot head unit lama sesuia dengan petunjuk pabrik Cabut semua kabel koneksi Beli atau pasangkan kabel yang sesuai kemudian pasangkan pada head unit yang baru Masukan head unit yang baru pada dasbor di mobil Sambungkan kabel ke amplifier lama dan sambungkan kabel ke speaker Pasangkan pelindung speaker Pasangkan Sub-woofer Coba hidupkan head unit yang baru anda pasang
Informasi bibliografi: Nama pengarang
: Drs. Buntarto, M.Pd.
Tahun
: 2015
Judul
: SISTEM KELISTRIKAN PADA MOBIL
Bab dan judul bab yang di bahas
: Bab1. Kelistrikan bodi kendaraan Bab2. Komponen kelistrikan bodi kendaraan Bab3. Kelistrikan instrumen panel Bab4. Sistem kelistrikan wiper dan washer Bab5. Sistem kelistrikan AC mobil Bab6. Sistem kelistrikan audio
Halaman
: 121
Kota
: Yogyakarta
Nama penerbit
: PUSTAKABARUPRESS
Keunggulan :
Buku ini sudah dilengkapi mengenai komponen-komponen yang ada dalam mesin baik bodi maupun mesin Buku ini baik untuk mahasiswa yang baru masuk tentang kelistrikan mobil karena di dalamnya terdapat berbagai bahasan di dalamnya yang akan sangat membantu Buku ini lebih ringkas
Kekurangan :
Buku ini tidak menjelaskan cara kerja masing-masing komponen yang bekerja Buku ini terlalu singkat biasanya kalau buku seperti ini tebal dan isinya dapat mencakup keseluruhan yang dibutuhkan Buku ini kurang menuliskan mengenai permasalahan pada sistem kelistrikan body, maupun mesin
Critical Book Report
SISTEM KELISTRIKAN PADA MOBIL (DOSEN PENGAMPU: Drs. Suherman,M.Pd)
Di Susun Oleh: Sahata Pardomuan Simanjuntak (5163322012) Zulfran Silaban
(5163122013)
Novia Citra Dewi
(5162122007)
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN FAKULTAS TEKNIK PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF 2017