SISTEM HIDROLOGI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)
Banjir dimusim penghujan dan kekeringan pada musim kemarau merupakan keadaan hampir tiap tahun terjadi di Indonesia, terutama di bagian hilir dan pesisir daerah aliran sungai. Beberapa daerah bahkan merupakan tempat yang selalu mendapat banjir karena air bah dari daerah hulu sungai. Keadaan memprihatinkan lainnya adalah perbedaan debit sungai antara musim hujan dengan musim kemarau yang sangat besar atau distribusi aliran sungai sepanjang tahun sangat tidak merata. Disamping itu air sungai yang tergolong jernih jarang dijumpai karena tingginya erosi tanah yang terjadi di sungai. Pada prinsipnya keadaan diatas disebabkan oleh masalah pengolahan Daerah Aliran Sungai (DAS). Pengolahan sumberdaya alam dan lingkungan hidup dalam suatu wilayah DAS terletak pada sistem hidrologi, dengan kerangka pengelolaan sistem hidrologi yang tepat, maka akan didapat manfaat yang besar bagi kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup DAS tersebut. pendekatan yang disarankan adalah pendekatan terpadu dengan memandang DAS sebagi suatu ekosistem. I.
Sistem
Dalam arti umum dan sederhana, sistem dapat dirasakan apabila setiap kejadian akan mempengaruhi kejadian lainnya dan hasil dari suatu proses merupakan bahan bagi proses yang lain maupun proses itu sendiri. Sistem dapat juga diartikan suatu interaksi secara reguler dimana berbagai komponen saling mempengaruhi dan membentuk suatu kesatuan (Haeruman, 1979). II.
Daerah Aliran Sungai (DAS)
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah wilayah yang terletak di atas suatu titik pada suatu sungai yang oleh batas-batas topografi mengalirkan air yang jatuh di atasnya ke dalam sungai yang sama dan melalui titik yang sama pada sungai tersebut. DAS adalah suatu ekosistem dimana jasad hidup dan lingkungan fisik kimia berinteraksi secara dinamik dan didalamnya terjadi keseimbangan dinamik antar energi dan material yang keluar. Dalam keadaan alami energi matahari, iklim di permukaan DAS, dan unsur-unsur endogenik dibawah permukaan DAS merupakan masukan, sedangkan air dan sedimen yang keluar dari muara DAS
serta air yang kembali ke udara melalui evapotranspirasi adalah keluaran DAS. DAS juga merupakan tempat berbagai unsur penyusun utama suatu objek seperti sumberdaya alam tanah, vegetasi, dan air. Sedangkan dilain pihak adalah subjek pendayagunaan unsur-unsur tersebut, yaitu manusia. Antara unsur-unsur ini terjadi proses hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi. Sebagai hasil akhir dari proses hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi tersebut adalah kondisi hidrologi dari wilayah DAS. Kondisi hidrologi yang baik adalah apabila DAS dapat menjamin penyediaan air dengan kualitas yang baik, kuantitas yang cukup serta merata sepanjang tahun (Mangundikoro, 1985). III.
Daur Hidrologi
Hidrologi ialah ilmu yang mempelajari tentang air dalam segala bentuknya baik di atas, di dalam maupun pada permukaan tanah. Masalah yang dibahas meliputi distribusi, sirkulasi, sifat-sifat kimiawi dan sifat fisik air serta reaksi dari alam lingkungan yang mati maupun yang hidup terhadap air. Diagram yang memperlihatkan berbagai proses hidrologi yang digunakan untuk menggambarkan siklus hidrologi dalam DAS yang berhutan/bervegetasi disajikan secara skematis pada Gambar 1. (asdak, 1995).
Gambar 1. Daur Hidrologi Selama berlangsungnya daur hidrologi, yaitu perjalanan air dari permukaan laut ke atmosfer kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi ke laut yang
terus menerus bersirkulasi, penguapan, presipitasi, dan pengaliran keluar. Air yang menguap ke udara dari permukaan tanah dan laut, berubah menjadi awan sesudah melalui beberapa proses dan kemudian jatuh sebagai hujan atau salju ke permukaan laut atau daratan. Sebelum tiba ke permukaan bumi, tidak semua bagian hujan yang jatuh ke permukaan bumi mencapai permukaan tanah. Sebagian akan tertahan oleh tumbuh-tumbuhan dimana sebagian akan menguap (intersepsi) dan sebagian lagi akan jatuh atau mengalir melalui dahan-dahan menuju ke permukaan tanah (throughfall atau steamflow). Sebagian air hujan yang tiba ke permukaan tanah akan masuk ke dalam tanah (infiltasi). Bagian lain yag merupakan kelebihan akan megisi lekukan-lekukan permukaan tanah, kemudian mengalir ke daerah-daerah rendah, masuk ke sungai, dan akhirnya ke laut. Tidak semua butir air yang mengalir aka tiba ke laut, dalam perjalanannya ke laut sebagian akan menguap dan kembali ke udara. Sebagian air yang masuk ke dalam tanah sebelum menjadi air bawah tanah keluar kembali segera ke sungai sebagai aliran bawah permukaan (interflow), tetapi sebagian besar akan tersimpan sebagai air bawah tanah ( groundwater ) yang akan keluar sedikit demi sedikit dalam jangka waktu yang lama ke sungai sebagai aliran air bawah tanah ( groundwaterflow).
Gambar 2. Bagan Alir Daur Hidrologi (Asdak, 1995)
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Haeruman, H., 1979. Perencanaan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Sekolah Pascasarjana Jurusan Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. IPB, Bogor. Mangundikoro, A. 1985. Dasar-Dasar Pengelolaan DAS. Prosiding Lokakarya Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu. Departemen Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Hal 24-29.