Makalah Pengelolaan DAS Terpadu
PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR EKOSISTEM DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)
Disusun Oleh : Kelompok 1 Nur Indah Lestari
G111 15 510
Rezki Miranda
G111 15 514
Nur Ana Sari
G111 15 516
Resky Wulandari R Jahuddin
G111 15 519
Yusnia Ahmad
G111 15 528
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan daerah dimana semua airnya mengalir ke dalam suatu sungai yang dimaksudkan. Daerah ini umumnya dibatasi oleh batas topografi, yaitu merupakan tempat tertinggi (punggung bukit) sehingga air hujan yang jatuh didalamnya akan selalu menuju tempat hilirnya (bagian yang lebih rendah). Batas ini tidak ditetapkan berdasar air bawah tanah karena permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat kegiatan pemakaian. Daerah Aliran Sungai berfungsi sebagai penampung air hujan, daerah resapan, daerah penyimpanan air, penangkap air hujan dan pengaliran air. Wilayahnya meliputi bagian hulu bagian hilir, bagian pesisir dan dapat berupa wilayah lindung, wilayah budidaya, wilayah pemukiman dan lain-lain. Daerah aliran sungai ditentukan berdasarkan topografi daerah tersebut. Pada peta topografi batas DAS dapat ditentukan dengan cara membuat garis imajiner yang menghubungkan titik yang memiliki elevasi kontur tertinggi disebelah kanan dan kiri sungai yang ditinjau. Untuk menentukan luas daerah aliran sungai dapat ditentukan dengan planimeter. Dalam daerah aliran sungai terdapat suatu ekosistem yang sangat berpegaruh yang terdiri dari manusia dan sumberdaya alam. Manusia dikatakan sebagai pengaruh yang cukup besar karena akibat kegiatannya lah yang membuat perubahan di DAS. Selain itu sumber daya alam terdiri dari dua bentuk yaitu biotik dan abiotik. Unsur-unsur biotik yang dimaksud yaitu tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme, sedangkan biotik antara lain air, angin, cahaya, bebatuan, udara dan benda tak bernyawa lainnya. Dalam mempelajari ekosistem DAS, dapat diklasifikasikan menjadi daerah hulu, tengah dan hilir. DAS bagian hulu dicirikan seba gai daerah konservasi, DAS bagian hilir merupakan daerah pemanfaatan. DAS bagian hulu mempunyai arti penting terutama dari segi perlindungan fungsi tata air, karena itu setiap terjadinya kegiatan di daerah hulu akan menimbulkan dampak di daerah hilir dalam bentuk
perubahan fluktuasi debit dan transport sedimen serta material terlarut dalam sistem aliran airnya. Dengan perkataan lain ekosistem DAS, bagian hulu mempunyai fungsi perlindungan terhadap keseluruhan DAS. Perlindungan ini antara lain dari segi fungsi tata air, dan oleh karenanya pengelolaan DAS hulu seringkali menjadi fokus perhatian mengingat dalam suatu DAS, bagian hulu dan hilir mempunyai keterkaitan biofisik melalui daur hidrologi.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini antara lain: 1. Apa yang dimaksud dengan Daerah Aliran Sungai (DAS)? 2. Apa fungsi dari Daerah Aliran Sungai (DAS)? 3. Apa saja unsur-unsur dalam ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS)?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu : 1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) 2. Mengetahui fungis Daerah Aliran Sungai (DAS) 3. Mengetahui unsur-unsur dalam ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS)
BAB II ISI 2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS)
Definisi Daerah Aliran Sungai yang disebut DAS menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografi dan batas di laut sampai dengan batas perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. DAS juga diartikan sebagai daerah yang dibatasi oleh punggung punggung gunung dan air akan dialirkan melalui sungai-sungai kecil ke sungai utama. Menurut Linsley (1991) DAS merupakan ekosistem dimana unsur organisme dan lingkungan biofisik serta unsur kimia berinteraksi secara dinamis dan di dalamnya terdapat keseimbangan inflow dan outflow dari material dan energi. Artikel Direktorat Kehutanan dan Konservasi Sumberdaya Air (2006) menyebutkan
pengelolaan
DAS
dapat
juga
disebutkan
suatu
bentuk
pengembangan wilayah yang menempatkan DAS sebagai suatu unit pengelolaan sumberdaya alam yang secara umum untuk mencapai tujuan peningkatan produksi pertanian dan kehutanan yang optimum dan berkelanjutan dengan upaya menekan kerusakan seminimum mungkin agar distribusi aliran air sungai yang berasal dari DAS dapat merata sepanjang tahun. Keterpaduan biofisik tersebut menyebabkan daerah aliran sungai harus dipandang sebagai satu kesatuan yang utuh menyeluruh yang terdiri dari sumber-sumber air, badan air, danau, dan waduk yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisah-pisahkan.
2.2 Fungsi Daerah Aliran Sungai (DAS)
DAS berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses hidrologi yang mengubah input menjadi output. Input yang dimaksud adalah berupa air hujan (presipitasi), sedangkan output atau keluarannya adalah berupa debit aliran dan/atau muatan sedimen. Dalam sistem DAS terdapat hubungan antara kawasan hulu dengan kawasan hilir. Segala pengelolaan yang dilakukan di hulu merupakan cerminan dari apa yang terjadi di hilir. Sungai sebagai komponen utama dalam DAS merupakan tali pengikat antara hulu dan hilir DAS. Sungai dapat menjadi potensi penyeimbang yang ditunjukkan oleh daya gunanya antara lain untuk pertanian, energi dan transportasi, namun juga dapat mengakibatkan banjir, pembawa sedimentasi, pembawa limbah dan dampak kegiatan lain. INPUT = Curah Hu an
Manusia vegetasi
tanah
sungai
= IPTEK
DAS = Prosessor
OUTPUT = Debit & Muatan
Gambar 1. Fungsi Ekosistem DAS (Asdak, 2010) Berdasarkan pengertian DAS, fungsi DAS terbagi berdasarkan wilayahnya, yaitu pertama DAS bagian hulu didasarkan pada fungsi konservasi yang dikelola untuk mempertahankan kondisi lingkungan DAS agar tidak terdegradasi, yang antaralain dapat diindikasikan dari kondisi tutupan vegetasi lahan DAS, kualitas air, kemampuan menyimpan air (debit), dan curah hujan. Kedua DAS bagian tengah didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang antara lain dapat diindikasikan dari kuantitas air, kualitas air, kemampuan menyalurkan air, dan ketinggian muka air tanah, serta terkait pada prasarana pengairan seperti pengelolaan sungai, waduk, dan danau. Ketiga DAS bagian hilir didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat
bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang diindikasikan melalui kuantitas dan kualitas air, kemampuan menyalurkan air, ketinggian curah hujan, dan terkait untuk kebutuhan pertanian, air bersih, serta pengelolaan air limbah. Daerah Aliran Sungai sebagai suatu hamparan wilayah atau kawasan yang menerima,
mengumpulkan
air
hujan,
sedimen
dan
unsur
hara
serta
mengalirkannya ke laut atau danau. Sehingga fungsi hidrologisnya sangat dipengaruhi oleh jumlah curah hujan yang diterima dan geologi yang mempengaruhi bentuk lahan. Adapaun fungsi hidrologis yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Mengalirkan air 2. Menyangga kejadian puncak hujan 3. Melepas air secara bertahap 4. Memelihara kualitas air 5. Mengurangi pembuangan massa (seperti tanah longsor)
2.3 Ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS)
Unsur-unsur DAS antara lain: a.
Vegetasi yang berfungsi mengatur tata air dan pelindung tanah dari daya rusak butir-butir air hujan, pelindung tanah dari daya tarik air limpasan permukaan, serta sebagai komponen yang mampu memperbaiki kapasitas infiltrasi dan da ya absorpsi air. Vegetasi yang dimaksud dalam hal ini meliputi tumbuhan hidup di daerah tersebut.
b.
Tanah merupakan suatu tumbuk alam atau gabungan tubuh alam yang dapat dianggap sebagai hasil alam bermata tiga yang merupakan paduan antara gaya pengrusakan dan pembangunan, yang dala m hal ini Suripin
(2002) menyatakan secara fisik, tanah terdiri dari partikel
mineral organik dengan berbagai ukuran. c.
Tata guna lahan adalah suatu proses pembuatan anjuran mengenai lokasi
bagi
berbagai
kegiatan
manusia.
Pada
umumnya
orang
memandang bahwa lahan dan tanah itu adalah bagian penting dari lingkungan hidup.
Adapun komponen ekosistem das antara lain:
Komponen biotik Komponen biotik seperti disinggung di atas tersusun atas berbagai jenis
organisme.
Komponen
biotik
mencakup
tumbuhan,
hewan,
dan
mikroorganisme. Masing-masing memiliki peranan yang berbeda dalam sebuah ekosistem. a. Produsen merupakan kelompok organisme yang mampu memanfaatkan secara langsung energi dari lingkungan abiotik. Produsen terbesar dalam bumi
ini
adalah
melaksanakan
tumbuhan.
fotosintesis.
Tumbuhan
Fotosintesis
memiliki
merupakan
kemampuan proses
yang
mengubah senyawa anorganik (karbondioksida dan uap air), menjadi senyawa organik berupa gula (glukosa dan gula lain seperti triosa-posfat). Senyawa tersebut menyimpan energi dalam bentuk ikatan kimia. b. Konsumen dimulai dari kelompok herbivora hingga karnivora seperti elang. Herbivora merupakan konsumen yang berada pada tingkat paling bawah, sehingga dinamakan konsumen primer. Selanjutnya, konsumen primer yang berupa herbivora akan dimakan oleh hewan-hewan karnivora pertama. Kelompok hewan pemakan konsumen primer dinamakan dengan konsumen sekunder, yang berarti terjadi pemindahan energi dari konsumen primer ke konsumen sekunder. Proses tersebut merupakan proses makan memakan, yang berujung pada konsumen puncak. c. Dekomposer
merupakan
kelompok
organisme
yang
menguraikan
senyawa-senyawa sisa organisme mati. Dekomposer memiliki mekanisme kerja penguraian yang melibatkan proses metabolisme dalam tubuhnya. Sisa kehidupan tersebut akan terurai dalam tubuh dan keluar sebagai metabolit,
hasil
metabolisme
tubuh
dari
organisme
dekomposer.
Dekomposer dapat bekerja menguraikan sisa kehidupan dalam ekosistem karena mereka memiliki enzim yang mampu memecah senyawa sisa tersebut. Komponen biotik dalam ekosistem memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain. Dalam konsep rantai dan jaring-jaring makanan, berbagai individu
melakukan interaksi makan memakan, baik dari produsen ke konsumen primer atau tingkatan selanjutnya. Rantai makanan merupakan proses makan memakan pada ekosistem yang melibatkan masing-masing satu pihak tiap tingkatan, sedangkan jaring-jaring makanan merupakan gabungan dari beberapa rantai makanan.
Komponen Abiotik
Komponen abiotik tersusun atas benda-benda mati. Peranan komponen abiotik sangatlah beragam. Adapun berbagai komponen abiotik dan fungsinya dalam ekosistem adalah sebagai berikut. a. Air merupakan komponen abiotik yang sangat penting bagi semua jenis organisme. Semua makhluk hidup memerlukan air karena air merupakan komponen terbesar dalam tiap makhluk hidup. Air berperan sebagai pelarut biologis dan sebagai media berlangsungnya reaksi biokimia dalam tubuh makhluk hidup. Hal itu disebabkan karena sebagian besar enzim pada tubuh hewan merupakan enzim hidrolase, yaitu membutuhkan air untuk dapat melaksanakan fungsinya. b. Udara merupakan komponen abiotik yang penting bagi makhluk hidup. Udara menyediakan ruang hidup selain sebagai penyedia gas yang dibutuhkan tubuh. Komponen udara terbesar di atmosfer bumi adalah dinitrogen (78%), oksigen (21%), dan sisanya karbondioksida, argon, serta berbagai gas lain mengisi 1% sisanya. Makhluk hidup memiliki kebutuhan terhadap udara yang berbeda. Tumbuhan memerlukan karbondioksida sebagai bahan fotosintesis. Sebagian besar makhluk hidup membutuhkan oksigen untuk proses respirasi seluler, kecuali pada beberapa organisme anaerob. Sebagian besar hewan dan organisme lain mengeluarkan karbondioksida sebagai hasil respirasi. Ada juga yang memerlukan gas dinitrogen atau nitrogen dari atmosfer seperti bakteri Rhizobium yang mampu mengikat nitrogen bebas. c. Tanah
dan
batuan
memiliki
fungsi
yang
beragam.
Tumbuhan
menggunakan tanah sebagai tempat tumbuh dan sumber nutrien. Berbagai
jenis hewan menggunakan tanah sebagai tempat hidup, misalnya cacing tanah dan serangga tanah. Manusia menggunakan tanah untuk tempat hidupnya. Tanah juga berperan sebagai penyedia air tanah, karena tanah menyimpan air yang bisa keluar melalui berbagai sumber air. Berbagai makhluk hidup seperti lumut, anggrek, dan lumut kerak hidup pada batuan yang jarang ditumbuhi oleh tumbuhan tingka tinggi. Tanah merupakan tempat teradinya siklus daur ulang berbagai materi serasah. Daur ulang tersebut sebenarnya juga termasuk salah satu cara pembentukan tanah. Tanah juga merupakan tempat remediasi berbagai materi
karena
didalamnya
mengandung
banyak
sekali
jenis
mikroorganisme. d. Cahaya matahari merupakan komponen abiotik yang berperan sebagai sumber energi terbesar di bumi ini. Energi yang dibawa oleh cahaya matahari dinamakan dengan foton. Foton inilah yang digunakan oleh tumbuhan untuk memulai dan melaksanakan reaksi fotosintesis. Energi cahaya matahari akan diikat dalam ikatan kimia berenergi tinggi. Aktivitas suatu komponen ekosistem selalu memberi pengaruh pada ekosistem yang lain. Manusia adalah salah satu komponen yang teramat penti ng. Sebagai komponen yang dinamis, manusia dalam menjalankan aktivitasn ya
seringkali
mengakibatkan
dampak
yang
besar
bagi
keseluruhan ekosistemnya. Sehingga hubungan timbal balik antar komponen menjadi tidak seimbang, maka terjadilan gangguan ekologis. Gangguan tersebut pada dasarnya gangguan pada arus materi, energi dan informasi antar komponen yang tidak seimbang (Jamulya. 1991 ). Dalam mempelajari ekosistem DAS, daerah aliran sungai biasanya dibagi menjadi daerah hulu, tengah dan hilir. Secara biogeofisik, karakteristik hulu DAS merupakan daerah konservasi, mempunyai kerapatan drainase lebih tinggi, kemiringan lereng besar (> 15%), bukan merupakan daerah banjir, pengaturan pemakaian air ditentukan oleh pola drainase, dan jenis vegetasi umumnya merupakan tegakan hutan. Sementara daerah hilir dicirikan oleh hal -hal seperti: merupakan daerah pemanfaatan, kerapatan
drainase lebi h kecil, merupakan daerah dengan kemiringan kecil sampai dengan sangat kecil (kurang dari 8 % ), pada beberapa tempat merupakan daerah banjir (genangan), pengaturan pemakaian
air ditentukan
oleh
bangunan irigasi, dan jenis vegetasi didominasi tanaman pertanian. Daerah aliran sungai bagian tengah merupakan daerah transisi dari kedua karakteristik biogeofisik DAS yang berbeda tersebut.
BAB III KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu : 1. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungai yang dibatasi oleh punggung-punggung gunung. 2. Fungsi dari DAS terbagi menjadi 3 yaitu bagian hulu sebagai tempat menyimpat air hujan, bagian tengah terkait pada prasarana pengairan seperti pengelolaan sungai, waduk, dan danau, dan bagian hilir memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang diindikasikan melalui kuantitas dan kualitas air, kemampuan menyalurkan air, ketinggian curah hujan, dan terkait untuk kebutuhan pertanian, air bersih, serta pengelolaan air limbah. 3. Unsur-unsur ekosistem DAS yaitu ada dua berupa manusia dan sumber daya alam. Manusia sebagai makhluk yang tinggal di dalam DAS dan sumberdaya alam berupa biotik dan abiotik. Biotik antara lain tumbuhan, hewan dan mikroorganisme, sedangkan abiotik yaitu cahaya, air, udara, tanah dan benda tak hidup lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan DAS . Jakarta. Asdak, Chay. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Air Sungai: Edisi Revisi Kelima. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Yogyakarta. IPB Press. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Bogor. Kastolani, Wanjat, Jupri, Mulyadi. 2010. Kajian Ekosistem Sub Daerah Aliran Sungai (Sub DAS) Citarik Hulu di Kab. Bandung dan Sumedang . Artikel Penelitian Kusumadewi, dkk., 2012. Arahan Spasial Teknologi Drainase Untuk Mereduksi Genangan Di Sub Daerah Aliran Sungai Watu Bagian Hilir . Jurnal Teknik Pengairan, Volume 3, Nomor 2, Desember 2012, hlm 258 – 276. Suripin. (2001). Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Yogyakarta : Andi.