Paraf+sisten
LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAW SENYAWA ORGANIK Judul
: Sintesis Para Nitroasetanilida
Tujuan Tu juan Pero!aan : Mempelajari reaksi nitrasi senyawa aromatis. Penda"uluan
Produk asetanilida banyak digunakan sebagai bahan baku dalam industri farmasi, yaitu untuk pembuatan analgesik (obat untuk mengurangi mengurangi rasa sakit) dan untuk pembuatan pembuatan antipiretik (obat penurun panas). Kegunaan utama lainnya adalah sebagai bahan pembantu dalam proses pembuatan cat dan karet. k aret. Kebutuhan asetanilida di Indonesia I ndonesia meningkat ratarata sebesar !,!"# per tahun ($ata %P&). Indonesia sendiri belum memiliki produsen asetanilida, asetanilida , oleh karena itu produksinya
belum
dapat
memenuhi
kebutuhan
asetanilida
dalam negeri yang sebagian besar dikonsumsi oleh industri farmasi ('artanti,*). +setani +setanilida lida pertama pertama kali kali ditemuka ditemukan n oleh Friedel oleh Friedel Kraft pada pada tahun -* dengan cara mereaksikan asetofenon dengan '/' sehingga terbentuk asetofenon oksim yang kemudian dengan dengan bantu bantuan an katali kataliss dapat dapat diuba diubah h menja menjadi di aseta asetanil nilid ida. a. Pada Pada tahun tahun -!!, -!!, %eckm %eckman and d menemukan menemukan asetanilida asetanilida dari reaksi antara ben0ilsianida dan '/ dengan katalis '1l. Pada tahun !2, !2, Weaker menemu menemukan kan asetanil asetanilida ida dari anilin anilin dan asam asetat. asetat. +setanil +setanilida ida merupak merupakan an senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen hidrogen pada anilin anilin digantik digantikan an dengan dengan satu satu gugus gugus asetil. asetil. +setinil +setinilida ida yang berbentu berbentuk k butiran berwarna putih, tidak larut dalam minyak parafin dan larut dalam air dengan bantuan kloral anhidrat (+nonim, 3). &enyawa p &enyawa pnitroasetanilida nitroasetanilida merupakan senyawa turunan asam karboksilat yang termasuk dalam golongan amida sekunder (41/'45). (41/'45). %eberapa nama lain dari pdari p-nitroasetanilida nitroasetanilida antara lain lain N-(4-nitrofenil) asetami asetamida, da, p-asetamidonitrobenzen, p-asetamidonitrobenzen, N +cetyl3nitroaniline. +cetyl3nitroaniline. &enyawa ini berbentuk kristal prisma yang berwarna kuning pucat. industri, p-nitroase p-nitroasetanilida tanilida,, digunakan seba sebaga gaii baha bahan n baku baku untu untuk k mens mensis iste tesi siss p-ni p-nitro troani anilin lina, a, yang yang umum umum digun digunaka akan n sebaga sebagaii 0at 0at pewarna. 6ika diamati struktur molekulnya, maka akan terlihat bahwa gugus yang terikat pada atom (45) mengandung inti ben0ene. &truktur paranitroben0ena sebagai berikut7
8ambar . &truktur pnitroasetanilida Para itro +setanilida dihasilkan dari nitrasi asetanilida dalam larutan asam asetat menghasilkan pitro +setanilida. &edangkan +setanilida sendirimerupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digunakan sebagai amida primer, dimanasatu atom hydrogen pada anilina digantikan dengan satu gugus asetil. +setanilida berbentuk butiran warna putih tidak larut dalam minyak paraffin dan larut dalam air dengan bantuan klorat anhidrat(+hluwalia and 4agha9, !!*). &enyawa ini dapat juga dikategorikan kedalam senyawa ben0ena terdisubstitusi. Kedua substituent pada senyawa ini adalah gugus :/ (gugus nitro) dan gugus :'1/1'; (gugus asetilamina). &enyawa pnitroasetanilida ini memiliki buah isomer posisi, yaitu o nitroasetanilida dan mnitroasetanilida. &uatu isomer para (p) lebih simetris dan dapat membentuk kisi kristal yang lebih teratur jika dibandingkan dengan kedua isomer lainnya dalam keadaan padatan. &elain itu, kedua isomer tersebutlebih sulit terbentuk. 'al ini menyebabkan isomer para lebih stabil dalamperolehannya (Indri dan
menghasilkanmolekul pnitroasetanilida.
Mekanisme
penyerangan
oleh
ion
nitronium inilah yang dikenal dengan proses reaksi nitrasi. &enyawapnitroasetanilida berbentuk kristal (padat), sehingga proses pemurniannya dilakukan dengancara kristalisasi dan rekristalisasi (Indy dan
Pnitroasetanilida dibuat dengan nitrasi asetanilida dengan campuran asam sulfat dan asam nitrat (campuran nitrasi). Produk utamanya adalah pnitroacetanilida dan produk minornya berupa onitroasetanilida juda terbentuk selama proses nitrasi. /nitroasetanilida sangat larut dalam etil alcohol dan isolasi pnitroasetanilida menggunakan metode kristalisasi sangatlah cocok (+hluwalia dan 4agha9, !!*). +nilin tidak dapat di nitrasi dengan campuran nitrasi biasa (asam sulfat dan asam nitrat), karena bersifat terbakar dan anilin akan teroksidasi. Kesulitan ini dapat diatasi dengan menggunakan kelebihan dari asam sulfat atau dengan melindungi gugus amino dari reaksi asetilasi karena kelompok asetilamido, 1';1/'. +setilamido memiliki orto yang sama dan para mengarahkan pengaruh sebagai '. +setanilida siap mengalami nitrasi dan memberikan warna pnitroasetanilida yang pucat jika dicampur dengan kuning onitroasetanilida. 4ekristalisasi dari etanol mudah dilakukan karena senyawa orto lebih larut, dan p nitroasetanilida murni dihidrolisis untuk pnitroanilin (4aheem, ). 4ekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian 0at padat yang sering digunakan. >at0at padat tersebut dilarutkan dalam suatu pelarut kemudian dikristalkan kembali. Metode rekristalisasi ini bergantung pada kelarutan 0at dalam
pelarut tertentu saat suhu diperbesar.
Konsentrasi total impurity atau pengotor biasanya lebih kecil dari konsentrasi 0at yang dimurnikan ketika dingin, sehingga impurity atau pengotor yang berkonsentrasi rendah akan bersama dengan larutan sementara produk yang berkonsentrasi tinggi akan mengendap. 4ekristalisasi hanya bekerja apabila digunakan dengan pelarut pada suhu kamar, namun dapat lebih larut pada suhu yang lebih tinggi. 'al ini bertujuan supaya 0at tidak murni dapat menerobos kertas saring dan yang tertinggal hanyalah kristal murni. ?angkah langkah rekristalisasi sebagai berikut7 . Melarutkan 0at pada pelarut . Melakukan filtrasi gra9iti ;. Mengambil kristal 0at terlarut 3. Mengumpulkan kristal dengan filtrasi 9akum 2. Mengeringkan kristal (@ressenden, !-;).
Me#anis$e Rea#si
Mekanisme reaksi yang terjadi pada sintesis pnitroasetanilida sebagai berikut7 AB Pembentukan elektrofil (ion nitronium) O O 2N
OH
+
H
O
O
S
OH
+
O 2N
O
+
OH2
-
O
Asam nitrat
S
OH
O
Asam sulfat +
O
N
O
+
H2 O
Elektrofil
AB &ubstitusi +romatik Clektrofilik NHCOCH 3
O
+
N
O
O
N
-
O
H H
N O
O
-
O
O
-
S
O
-
NHCOCH 3
OH
O
-
O
N
NHCOCH 3
NHCOCH 3
+
+
+
+
N O
NHCOCH 3
NHCOCH 3
NHCOCH 3
+
N O
OH
O
NO2
-
p-nitroasetanilida
4eaksi samping O NHCOCH
3
H O
+
N
O
O
+
O
N
S
OH
O H
O
4eaksi kimia dan hasil samping
-
-
NHCOCH
3 +
N
O
-
NHCOCH 3 NO2
O
OH o-nitroasetanilida
NHCOCH 3
NHCOCH 3
NHCOCH 3 NO 2
HNO 3/H2SO4
+
H2O NO 2
Asetanilida
p-nitroasetanilida
o-nitroasetanilida
Alat
Crlenmeyer m?, batang pengaduk, beaker glass, penangas es, pipet tetes, gelas ukur ml, corong %uchner, kertas saring, 9acuum pump, corong biasa, cawan petri. %a"an
+setanilida, asam asetat glasial, asam sulfat pekat, asam nitrat pekat. Prosedur Kerja
&kema Kerja 3 gram asetanilida
dimasukkan dalam erlenmeyer ml (erlenmeyer ) ditambahkan 3 ml 1';1//' glasial dan - ml '&/3 pekat didinginkan dalam air es ditambahkan2 ml air dingin ditambahkan masingmasing ml '/; dan '&/3 pekat
kedalam labu erlenmeyer yang lain (erlenmeyer ) didinginkan dalam air es dicampurkan larutan pada erlenmeyer tetes demi tetes kedalam
erlenmeyer yang berisi larutan asetanilida diaduk dan dijaga pada suhu o1 dikeluarkan setelah selesai penetesan dan dibiarkan selama jam dituangkan kedalam beaker glass 2 ml yang berisi ml air
dan es diaduk perlahanlahan dan dibiarkan selama 2 menit disaring kristal dengan corong buchner dicuci dengan air es direkristalisasi dengan etanol dikeringkan dalam o9en pada suhu oc ditimbang ditentukan titik leleh
'asil Prosedur Kerja Masukkan 3 g asetanilid ke dalam labu erlenmeyer ml. Dambahkan ke dalamnya 3 ml asam asetat glasial dan - ml asam sulfat pekat. $inginkan labu dalam air es. &ementara itu dalam labu erlenmeyer ml lain yang terpisah, campur hatihati masingmasing ml asam nitrat pekat dan asam sulfat pekat kemudian dinginkan labu dalam air es. Deteskan campuran nitrasi ini tetes demi tetes ke dalam labu erlenmeyer yang berisi asetanilid sambil diaduk dan temperatur dijaga agar tidak lebih dari E1. +pabila penetesan telah selesai keluarkan labu dari air es dan biarkan selama jam. &etelah itu tuangkan ke dalam gelas beker 2 ml yang berisi ml air dan beberapa potong es. +duk perlahanlahan, kristal pnitroasetanilid akan memisah dan biarkan selama 2 menit. å kristal dengan corong buchner, cuci beberapa kali dengan air es kemudian lakukan rekristalisasi dengan etanol. Keringkan di o9en pada temperatur o1, timbang dan tentukan titik lelehnya. Wa#tu &an' di!utu"#an
o. . . ;. 3. 2. ". *.
Kegiatan Persiapan alat Preparasi sampel dan pendinginan 4esting sampel Pemisahan Kristal Penyaringan menggunakan %uchner 4ekristalisasi Penimbangan dan uji titik leleh
Per"itun'an ρ '/; pekat
m V
F
1,512 g / mL
mF
F
m 1 mL
1,512
mol '/; pekat F
m BM
g
1,512 g
F
63,02 g / mol
F ,3 mol ρ '&/3 pekat
m V
F
1,389 g / mL
mF
F
m 1 mL
1,389
g
m BM
mol '&/3 pekat F
1,389 g
F
93,08 g / mol
F ,2 mol
4eaksi7
'/;
=
'&/3
M 7 ,3 mol
,2 mol
4 7 ,2 mol
,2 mol
& 7 ,! mol
mol asetanilida
G
/=
= ' /
,2 mol
,2 mol
,2 mol
,2 mol
m BM
F
2g
F
135,16 g / mol
F ,2 mol
4eaksi7
asetanilida
/=
=
G pnitroasetanilida = ';/=
M 7 ,2 mol
,2 mol
4 7 ,2 mol
,2 mol
,2 mol
,2 mol
,2 mol
,2 mol
& 7
Massa pnitroasetanilida F mol H %M F ,2 mol H -," gmol F ,*3 g
4endemen F
massa hasil massa teori H # 0,041 g
F
2,7024 g
H #
F ,2* #
(asil No
Perla#uan
Keteran'an
.
Penambahan asetanilida
%erubah warna menjadi
dan asam asetat glasial
kuning (seperti minyak) dan
yang didinginkan dalam es
larut sebagian
?arut sempurna, berwarna .
$itambahkan asam sulfat
kuning
pekat. Pada campuran ;.
Penambahan asam nitrat
?arut sempurna, larutan
dan asam sulfat pekat ke
tidak berwarna
dalam labu yang lain dan didinginkan
(asil
3.
$itambahkan larutan
$iperoleh larutan berwarna
nitrasi ke dalam larutan ke
kuning green tea
dalam labu berisi asetanilid dan diaduk 2.
1ampuran asetanilin dan
$idapatkan warna kuning
nitrasi didiamkan selama
semakin pekat
jam
".
$itungakan ke dalam
?arutan membentuk
beaker berisi es dan air
suspense dengan endapan berwarna kuning kehijauan
*
$ipisahkan dengan
4esidu endapan berwarna
menggunakan corong
kuning kehijauan
%uchner dan dicuci Kristal pnitroasetanilid dengan air es
*.
'asil Kristal
?arut sempurna dan Kristal
direkristalisasi dengan
yang didapat berwarna putih
etanol
-.
'asil rekristalisasi berupa
$idapatkan Kristal berwsrna
Kristal disaring dan
putih (pnitroasetanilin)
dikeringkan.
!.
Kristal kering diidentifikasi $ihasilkan massa sebesar berat jenisnya dan titik
,3 gram dan titik leleh
leleh
sebesar o1
Pe$!a"asan
Percobaan kedelapan dalam praktikum sintesis senyawa organik ini adalah melakukan sintesis senyawa pnitroasetanilida yang bertujuan untuk mempelajari reaksi nitrasi senyawa aromatis. 4eaksi nitrasi merupakan reaksi subtitusi gugus nitro menggantikan ' pada senyawa aromatis, dalam sintesis ini gugus nitro tersebut akan diposisikan ,3 (para) terhadap subtituen pada gugus asetanilida yaitu amida. &intesis pnitroasetanilida ini dapat menggunakan bahan baku asetanilida yang diperoleh dari percobaan sebelumnya. &truktur dari asetanilida sendiri sebagai berikut7
H N
CH3 O
sedangkan struktur dari senyawa pnitroasetanilida sebagai berikut7
gugus nitro yang mensubtitusi berada pada posisi para (,3) terhadap subtituen pada asetanilida yaitu amida. 'al ini terjadi karena amida pada senyawa aromatis merupakan gugus penarik elektron sehingga akan memposisikan subtituen yang masuk pada posisi ,3 (para) terhadap gugus tersebut. Dahapan yang dilakukan pertama pada percobaan ini yaitu melakukan pencampuran asetanilida sebanyak gram dengan m? asam asetat glasial dan 3 m? asam sulfat pekat dengan asam nitrat sebanyak. 6umlah bahan yang digunakan merupakan setengahnya, karena asetanilida yang diperoleh dari percobaan sebelumnya tidak mencapai 3 gram. +sam asetat ditambahkan untuk mencegah dekomposisi asetanilida menjadi anilin dan asetat, sedangkan penambahan asam sulfat bertujuan untuk mempercepat reaksi karena perannya sebagai katalis. Kedua penambahan tersebut ke dalam asetaniida dilakukan di lemari asam dan dengan posisi erlenmeyer tempat pereaksian dalam wadah berisi es karena proses reaksi dijaga pada suhu rendah. +lasan dijaga pada suhu rendah karena reaksi tersebut merupakan reaksi eksoterm sehingga akan menghasilkan panas.
Dahapan lainnya yang dilakukan bersamaan dengan prosedur di atas yaitu pencampuran asam nitrat sebanyak m? dan asam silfat pekat sebanyak m? pada erlenmeyer lainnya. Dujuan dari pencampuran ini yaitu untuk menghasilkan ion nitronium yang akan menjadi elektrofil bagi cincin aromatik sehingga dapat mensubtitusi dan menjadi gugus nitro. itrasi pada aromatik tidak bisa dilakukan dengan asam nitrat saja karena nitrat bersifat nukleofilik sehingga harus diubah menjadi elektrofil7 O
O +
+
H
N
O
-
O
S
H
O
O OH
+
H
+
O
O
N
-
O
H
O
O
+
H
+
O H
N
-
O
+
-
O
S
OH
O
+
N
O
+
H2O
O
Dahapan yang terjadi dalam reaksi tersebut yaitu asam sulfat mengalami deprotonasi oleh adanya asam nitrat karena elektron bebas pada / asam nitrat menyerang atom '. $eprotonasi tersebut akan membuat asam nitrat menjadi memiliki gugus pergi yang sangat baik yaitu '/ dan diperoleh ion nitronium dan air. +sam sulfat yang telah mengalami deprotonasi berubah menjadi ion hidrogen sulfat ('&/3). &etelah ion nitronium terbentuk maka akan terajdi reaksi subtitusi elektrofilik, dimana ion nitroium menggantikan subtituen ' di cincin ben0ena pada asetanilida yang berperan sebagai elektrofilik. +tom ' yng mengalami penggantian merupakan atom ' pada posisi ,3 terhadap subtituen cincin aromatik pada asetanilida. Clektrofil adalah molekul yang miskin elektron sehingga dapat menerima pasangan elektron, dimana atom pada ion nitronium akan diserang oleh cincin aromatik yang kaya akan elekron. 1incin ben0ena pada asetanilida berperan sebagai nukleofil, sebagaimana mekanisme reaksinya berikut ini7
H O
H
O
+
N
O
H
CH3
NH
+
CH3
NH
C
+
H
O -
O
O
+
N
O
CH3
NH
O O
N O
Dahapan pencampuran asam sulfat dan asam nitrat pekat juga dilakukan dalam lemari asam dan dalam keadaan erlenmeyer dikondisikan pada suhu rendah dengan cara diletakkan pada wadah berisi es. Proses dijaga pada suhu rendah karena reaksi ini dapat menghasilkan panas (reaksi eksotermik) dengan jumlah energi yang cukup besar sehingga untuk meminimalisasi resiko yang mungkin terjadi. Dahapan selanjutnya yaitu penambahan campuran asam sulfatasam nitrat ke asetanilida yang telah diberi perlakuan sebelumnya. Penambahan ini merupakan proses nitrasi pada senyawa aromati asetanilida. Penambahan asam nitrat dan asam sulfat pada asetanilida dilakukan dengan tetes demi tetes agar produk dari kristal pnitro asetnilida yang terbentuk jumlahnya maksimal. &uhu yang ditetapkan untuk dijaga yaitu pada J1 karena jika temperaturnya melebihi 1 maka peluang terjadinya panas yang dihasilkan semakin besar. 1ampuran yang dihasilkan stelah proses nitrasi berupa cairan berwarna kuning bening yang merupakan pnitroasetanilida. 1ampuran tersebut kemudian diangkat dari wadah berisi es dan didiamkan selama jam. &elama proses pendiaman warna pnitroasetanilida akan semakin pekat. Proses pendiaman yang telah selesai dilakukan kemudian dilanjutkan dengan tahapan penuangan pnitroasetanilida ke dalam beker gelas berisi air dingin. +ir dingin digunakan agar agar kristal pnitroasetanilida dapat terbentuk. 'asil yang diperoleh berupa endapan berwarna kuning kehijauan yang merupakan suspensi dalam cairan. Cndapan tersebut merupakan kristal p nitroasetanilida yang belum murni. +ir dingin sangat baik untuk proses kristalisasi karena perbedaan titik didih keduanya yang cukup jauh. Kristal terbentuk saat pendinginan terjadi karena suatu larutan sudah berada dalam keadaan atau kondisi lewat jenuh (supersaturated). Kristal pnitro asetanilida dalam bentuk suspensi tersebut didiamkan selama 2 menit agar proses pemisahan terjadi secara optimum, kemudian setelah 2 menit, kristal pnitro asetanilida disaring dengan corong biasa melalui proses filtrasi dan dicuci dengan air dingin. Penyaringan tidak dilakukan dengan corong buchner karena kristal yang terbentuk tidak banyak karena bahan awal asetanilida yang dipakai juga tidak banyak. Pencucian harus menggunakan air dingin
karena pnitroasetanilida dalam keadaan dingin sehingga agar struktur kristalnya tidak rusak. Dahap selanjutnya setelah proses dilakukan yaitu rekristalisasi. 4eksristalisasi dilakukan untuk memurnikan kristal pnitroasetanilida dimana seperti yang telah diketahui masih belum murni. &etelah rekristalisasi diharapkan kristal yang diperoleh terpisah dengan pengotor pengotor sehingga kristal yang diperoleh lebih murni. 4esristalisasi ini menggunakan pelarut etanol yang dipanaskan karena pnitroasetanilida merupakan senyawa yang tidak larut dalam air namun dapat larut dalam pelarut oragnik salah satunya adalah etanol. Ctanol tidak terlalu baik dalam melarutkan pnitroasetanilida pada suhu
ruang, tetapi semakin baik kemampuannya
melarutkan pnitroasetanilida dengan penambahan suhu. Ctanol merupakan senyawa yang mudah menguap sehingga saat dilakukan dipanaskan sebaiknya erlenmeyer ditutup dengan alumunium foil agar senyawa yang menguap dapat kembali lagi ke erlenmeyer. Pemanasan juga tidak boleh dilakukan dengan suhu tinggi melainkan sampai melarutkan kristal pnitroasetanilida nya saja. Kristal yang telah larut dan berubah menjadi larutan kemudian difiltrasi lagi untuk menghilangkan pengotornya sehingga akan tersaring pada kertas saring dan menjadi residu. ?arutan kemudian direkristalisasi dengan cara ditempatkan dalam beker yang diletakkan pada wadah berisi es. 'asil yang diperoleh pada tahapan ini berupa kristal pnitroasetanilida berwarna putih. Didak kuning lagi. &etelah terbentuk krital dengan jumlah optimum kemudian kristal tersebut difiltrasi langsung dengan corong biasa dan pembilasan menggunakan etanol dingin agar struktur kristal pnitroasetanilida yang telah terbentuk tidak rusak. Kristal pnitroasetanilida yang diperoleh kemudian dikeringkan dalam o9en dan ditentukan massanya. Percobaan ini memperoleh kristal pFnitroasetanilida sebesar .3 gram. Dahap terakhir adalah pengujian titik leleh untuk menentukan kemurnian p nitroasetanilida yang diperoleh. Ditik leleh suatu senyawa dapat diketahui ketika padatan yang berada dalam pipa kapiler meleleh. Kristal pnitroasetanilida yang diperoleh meleleh tepat pada suhu J1. titik leleh senyawa pnitroasetanilida berdasarkan M&$& di sciencelab adalah ; 2J1. Perbedaan yang tidak terlalu jauh tersebut membuktikan bahwa kristal pnitroasetanilida yang diperoleh dari sintesis ini hampir murni. 'al ini dilihat dari sifat fisik kristal juga, karena pada awalnya kristal pFnitroasetanilida tersebut berwarna kuning kehijauan namun setelah rekristalisasi menjadi berwarna putih.
Kesi$)ulan
Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah suatu senyawa paranitroasetanilida dapat disintesis dari senyawa asetanilida yang melalui subtitusi elektrofilik oleh ion nitrosonium dari campuran asam nitrat dengan asam sulfat. Proses ini juga dikenal sebagai reaksi nitrasi pada
senyawa aromatis. Re*rensi
+hluwalia dan 4agha9. !!*.omprehensi!e "#perimental hemistry. India7 ew age international publisher. +nonim.3.senyawa pnitroasetanilida.Aserial onlineB. http7www.fiu.edu mebela chm;3 _chapter8.pdf . (diakses tanggal o9ember "). @essenden, 4alph 6, dan @essenden, 6oan &. !-;. $asar-dasar Kimia %r&anik . 6akarta7 %ina +ksara. 'artanti, $.4. *. 'erencanaan 'abrik setanilida dari nilin dan sam setat Kapsitas *+++ onahun. &urakarta7 Lni9ersitas Muhammadiyah &urakarta Indri,
+nietta.
dan
.
&intesis
pitroasetanilidaN.
Makalah.
Didak
$ipublikasikan. &urabaya7 Lni9ersitas +irlangga. 4aheem, $.6. . 'reparation of p-nitroasetaniline. Irak7 Lni9ersitas &alahaddi Saran &aran yang diberikan untuk praktikum kali ini adalah pencampuran antara '/; dengan
'&/3 sebaiknya dilakukan pada lemari asam atau ruangan terbuka dan dilakukan dengan hatihati karena pencampuran ini menghasilkan panas. Lji titik leleh sebaiknya dilakukan pada termometernya yang dapat digunakan pada suhu tinggi. Na$a Pra#ti#an
+inul +9ida
(3-;3)