SIFILIS DEFINISI
Sifilis adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh Treponema palidum; bersifat kronik dan sistemik. pada perjalanannya, sifilis dapat menyerang hampir semua alat tubuh, dapat menyerupai banyak banyak penyakit dan dapat dapat ditularka ditularkan n dari ibu ke janin. janin. Sifilis Sifilis sering disebut sebagai ‘Lues Raja Singa’.
ETIOLOGI
Treponema pallidum (= Spirochaeta pallida ) •
Oleh Schaudinn & Hoffman (1905) dengan mikroskop lapangan gelap
•
Bentuk Spiral: Panjang: 6 -15 μ, Lebar: 0,25 μ, lilitan: 9 - 24
•
Gerak maju & mundur
•
Berotasi undulasi sisi ke sisi
•
Mati pada kekeringan, panas, antiseptik ringan, hidup beberapa lama di luar tubuh Sifilis dapat ditularkan melalui kontak seksual maupun transplasenta dari ibu ke janinnya karena
Treponema pallidum dapat menembus sawar plasenta. Sifilis tidak ditularkan melalui dudukan toilet, kolam renang, air mandi maupun m aupun pakaian.
KLASIFIKASI/GRADE
Menurut WHO secara epidemiologik dibagi menjadi: a.
Stadiu Stadium m dini dini menula menularr (1 tahun tahun sejak sejak infek infeksi) si) 1) Sifi Sifili liss sta stadi dium um I 2) Sifi Sifili liss stad stadiu iumI mIII 3) Sifi Sifili liss stad stadiu ium m rekur rekuren en 4) Sifili Sifiliss stad stadium ium laten laten dini dini
b. Stadium Stadium lanjut lanjut tidak tidak menula menularr (setelah (setelah 1 tahun sejak infeks infeksi) i) 1) Sifili Sifiliss stad stadium ium laten laten lanjut lanjut 2) Sifi Sifili liss stad stadiu ium m III III
PATOGENESIS
Stadium Dini
Treponema masuk ke dalam kulit melalui mikrolesi/selaput lendir. Berkembangbiak, membentuk infiltrat yang terdiri dari sel limfosit dan sel plasma. Pada daerah perivaskular terutama pembuluh darah kecil, akan dikelilingi oleh treponema pallidum. Bila timbul endarteritis akan mengakibatkan perubahan hipertrofik dari endotelium yang akan mengakibatkan timbulnya obliterasi kuman. Akibat dari kehilangan perdarahan akan timbul erosi yang pada pemeriksaan klinis tampak sebagai sifilis stadium I. Sebelum nampak gejala sifilis stadium I, kuman telah mencapai kelenjar limfe regional melalui penye penyebar baran an secara secara limfog limfogen en dan secara secara hemato hematogen gen ke semua semua jaring jaringan an di badan badan dan membiak membiak.. Multiplikasi ini diikuti reaksi jaringan sebagai sifilis stadium II, yang terjadi 6-8 minggu sesudah sifilis stadium I. Sifilis stadium I dan II perlahan akan mengalami regresi dan menghilang. Pada stadium laten tidak nampak adanya gejala, namun infeksi masih aktif karena pada ibu yang menderita sifilis pada stadium ini dapat melahirkan bayi dengan sifilis kongenital. Bila Bila proses proses imunit imunitas as gagal gagal pada pada tempat tempat bekas bekas sifili sifiliss stadi stadium um I Trepon Treponema ema pallid pallidum um akan akan membiak kembali dan menimbulkan lesi rekuren, reaksi tersebut menular dan dapat timbul berulangulang. Stadium Lanjut
Stadiu Stadium m laten laten pada pada sifili sifiliss dapat dapat berlan berlangsu gsung ng selama selama bertah bertahun un-ta -tahun hun,, hal ini dikaren dikarenaka akan n Trepon Treponema ema berada berada dalam dalam keadaa keadaan n dorman dorman.. Apabi Apabila la terjad terjadii peruba perubahan han keseim keseimban bangan gan antara antara Treponema dan jaringan maka dapat muncul sifilis stadium II berbentuk guma yang hal tersebut belum pasti diketahui sebabnya, namun trauma merupakan salah satu faktor predisposisi. Pada guma umumny umumnyaa tidak tidak ditemu ditemukan kan Trepon Treponema ema pallid pallidum, um, reaksi reaksinya nya hebat hebat dan bersif bersifat at destru destrukti ktiff serta serta berlangsung bertahun-tahun. bertahun-tahun. Treponema dapat mencapai sistem kardiovaskuler dan sistem saraf dalam waktu dini, namun kerusakan kerusakan yang terjadi terjadi secara perlahan-l perlahan-lahan ahan sehingga sehingga memerlukan memerlukan waktu bertahunbertahun-tahun tahun untuk untuk dapat menimbulkan gejala klinis.
FAKTOR RISIKO •
Menyerang bermacam usia, bila diurutkan antara 20-39 tahun, 15-19 tahun, 40-49 tahun.
•
Pria lebih banyak di bandingkan dengan wanita dengan perbandingan 6:1.
•
Sifilis mengenai semua bangasa/ras
•
Faktor pengetahuan, karena kurangnya pengetahuan tentang bahaya penyakit, mendorong orang untuk melakukan hubungan seksual di luar nikah.
•
Ekonomi yang kurang juga cenderung berpengaruh
•
Sifilis dapat ditularkan dari ibu ke janin.
ANAMNESA, GEJALA KLINIS, dan PEMERIKSAAN FISIK
Sifilis Stadium I
Masa tunas 2-4 minggu. Treponema masuk ke dalam selaput lendir/ kulit yang mengalami lesi secara langsung, lalu berkembang biak, dan menyebar secara limfogen dan hematogen. Timbul suatu ulkus yang disebut ulkus durum yang mempunyai sifat khusus : 1. Tidak nyeri 2. Seki Sekita tarr ulku ulkuss tera teraba ba kera kerass 3. Dasar Dasar ulku ulkuss bersi bersih h dan dan berw berwarn arnaa merah merah 4. Soliter Lokasi ulkus pada pria biasannya terdapat pada preputium, sulkus koronarius, batang penis & skrotum. Pada wanita di labium mayora dan minora, klitoris, serviks. Ulkus juga dapat terdapat pada ekstra genital misalnya pada anus, rektum, bibir,mulut, lidah, tonsil, jari, dan payudara. Sifilis stad. I setelah 1 minggu umumnya ditemukan pembesaran kelenjar getah bening ingunalis medialis yang soliter, indolen, tidak lunak, besarnya lentikular, tidak supuratif dan tidak terdapat periadenitis. Sifilis Stadium II
Sifilis stad. II timbul 6-8 minggu sejak sifilis stad. I (2/3 kasus masih disertai sifilis stad. I) Sifilis stadium II dapat disertai gejala konstitusi, berupa anoreksia, penurunan berat badan, malaise, nyeri kepala, demam yang tidak tinggi, atralgia. Lesi pada stadium II menular, gejala untuk membedakan antara stadium II dan penyakit kulit lain adalah lesi kulit pada sifilis stadium II umumnya tidak gatal, disertai limafenitis generalisata dan pada lesi dini disertai kelainan kulit pada tangan dan kaki. Bentuk lesi pada sifilis stadium II. 1. Lesi esi pad padaa kul kuliit a.
Roseola :
b. Papul
1
c.
Pustul
2. Lesi pada mukosa a. Angina sifilitika eritematosa Dinamakan Dinamakan enantem, terutama pada mulut dan tenggorok tenggorok.. Berupa Berupa makula makula eritematos eritematosa, a, berkonfluense membentuk makula yang difus, berbatas tegas. Keluhan dapat berupa nyeri pada tenggorok, terutama pada saat menelan. Bila menyerang faring dapat mengakibatkan suara parau. b. Plaque muqueuses Berupa papul eritematosa, permukaan datar,miliar-lentikular. datar,miliar-lentikular. 3. Lesi pada rambut Dapat mengakibatkan kerontokan rambut, difus dan tidak khas dinamakan alopesia difusa. 4. Lesi pada kuku a.
Onikia sifilitika Warna kuku berubah menjadi putih kabur, kuku menjadi rapuh, distal lempeng kuku menjadi hiperkeratotik sehingga kuku terangkat.
b.
Paronikia sifilitika Timbul radang kronik, kuku menjadi rusak, kadang terlepas.
5. Lesi pada pada alat lain Pada kelenjar getah bening, mata, hepar, tulang, Pembengkakan tidak nyeri, pergerakan terganggu dan saraf Sifilis Laten Dini
Pada fase ini tidak ada gejala klinis tetapi pemeriksaan serologisnya positif. Sifilis Stadium Rekuren
Terjadi pada sifilis yang tidak diobati atau yang mendapat pengobatan tidak cukup. Umumnya terjadi pada sifilis stadium II. Sifilis Stadium Laten Lanjut
Biasanya tidak menular, diagnosis dengan tes serologik, masa laten dari beberapa tahun hingga bertahun-tahun. Sifilis Stadium III
Berupa guma.dimulai dengan timbulnya granuloma di dalam jaringan (otot, tulang dsb) yang kemudian memecah ke permukaan membentuk ulkus yang dalam dengan dasar tertutup pus. Tepi ulku ulkuss meni mening nggi gi dan dan kera kerass dind dindin ingn gnya ya cura curam.p m.pro rose sess guma guma juga juga terj terjad adii pada pada lari laring ng,, paru paru,, gastrointestinal, hepar dan testis.
Pada kardiovas kardiovaskule kuler, r, sifilis sifilis stadium stadium II menyebabkan menyebabkan miokarditis, miokarditis, gangguan gangguan katup jantung jantung dan aneurisma aorta.
Neurosifilis
Infeksi terjadi pada stadium dini, sebagain besar kasus tidak memberikan gejala, 20-37% kasus terdapat kelainan pada LCS. Neurosifilis dibagi 4 macam: 1. Neur Neuros osif ifil ilis is asimp asimpto toma mati tik k Didasarkan pada kelainan LCS 2. Sifilis Sifilis meningovasku meningovaskular, lar, misalnya misalnya meningitis, meningitis, meningomieli meningomielitis, tis, endarterit endarteritis is sifilitika. sifilitika. Nyeri kepala, konvulsi fokal, papil nervus optikus sembab, gangguan mental, atrofi
nervus
optikus, meningitis basalis, gangguan hipotalamus, gangguan piramidal, gangguan
miksi
dan defekasi, stupor, koma 3. Sifi Sifili liss par paren enki kim m: a. Tabes dorsalis : ataksia, arefleksia, gangguan visus, nyeri pada kulit, retensi dan inkontinensia urin. b. Demensia paralitika : demensia yang berangsur-angsur dan progresif. 4. Guma Umumnya pada meningens, akibat perluasan dari tulang tengkorak. Dapat soliter atau multiple. Keluhan berupa nyeri kepala, mual, muntah, gangguan visus. Gejala berupa odema papil karena peningkatan tekanan intrakranial, paralisis nervus kranial, hemiplegi.
Sifilis Kongenital
Trep Trepon onem emaa
pall pallid idum um
dapa dapatt
mene menemb mbus us
plas plasen enta ta
dari dari
ibu, ibu,me meng ngin infe feks ksii
jani janin n
mengakibatkan sifilis kongenital. Gambaran klinis dapat dibagi menjadi: 1. Sifi Sifili liss kong kongen enit ital al din dinii
Bula bergerombol simetris pada telapak tangan dan kaki disebut pemfigus sifilitika
Papulo-squamosa
Ragades
Wajah bayi seperti orang tua akibat turunnya berat badan
Onikia sifilitika :kuku yang terlepas karena papul dibawahnya
sehi sehing ngga ga
Plaque muqueuses
Syphilitic snuffles
Pembesaran kelenjar getah bening generalisata
Fibrosis hepar dan lien
Kelainanpada ginjal dan paru
Osteokon Osteokondriti dritiss pada tulang panjang panjang danpseudo danpseudo paralisis paralisis parot (ujung tulang tulang terasa terasa nyeri, nyeri,
bengkak sehingga sulit digerakkan). Dapat pula terjadi komplikasi berupa fraktur patologik, artritis supurativa dan terlepasnya epifisi
Anemia berat sehingga rentan terhadap infeksi
Pada otak menyebabkan perkembangan terhenti
2. Sifi Sifili liss konge kongeni nita tall lanj lanjut ut
Usia 7-15 tahun
Guma dapat menyerang kulit,tulang, selaput lendir dan alat dalam.
Perforasi septum nasi dan palatum
Sabre tibia : periostitis sifilitika pada tibia
Parrot nodus :osteoartrititis setempat pada tengkorak berupa tumor bulat
Keratitis interstisial
Clutton’s joints : pembengkakan pada kedua sendi yang nyeri disertai efusi
PEMERIKSAAN PENUNJANG •
Tes serologik untuk sifilis seperti VDRL, WR, TPHA
•
Pemeriksaan dengan mikroskop lapang gelap mencari Treponema pallidum
•
Pemeriksaan cairan serebrospinal, mencari neurosifilis
•
Pemeriksaan dengan sinar tembus, mencari sifilis kardiovaskular
DIAGNOSIS BANDING
Sifilis stadium I dengan : 1.
Herpes si simpleks
Bersif Bersifat at residi residif, f, disert disertai ai rasa rasa gatal, gatal, lesi lesi berupa berupa vesike vesikell diatas diatas kulit kulit eritem eritemato atosa sa yang yang berkelompok. Bila pecah nampak erosi, sering berkonfluensi, polisiklik, indurasi (-). 2.
Ulkus piogenik
Karena trauma, ulkus kotor,mengandung pus, nyeri, indurasi (-) 3.
Skabies
Papul, vesikel di genitalia eksterna, gatal pada malam hari, menyerang orang berkelompok. 4.
Balanitis
Erosi superfisialis pada glans penis disertai eritema, indurasi (-) 5.
Limf Limfog ogra ranu nulo loma ma vene venere reum um
Papul, vesikel,pustul, ulkus yang cepat hilang, limfadenitis regional dengan tanda radang akut, periadenitis, gejala konstitusi demam, malese dan atralgia. 6.
Kars Karsiinoma noma sel squam quamo osa
Pada usia lanjut lanjut yang tidak disirkums disirkumsisi, isi, lesi kulit kulit berupa berupa benjolan, benjolan, indurasi(+ indurasi(+), ), mudah berdarah. Untuk diagnosis dilakukan biopsi. 7.
Penyakit be bechet
Ulkus superfisialis, multipl, biasanya pada skrotum atau labia. 8.
Ulkus mole
Langka Langka,, ulkus ulkus lebih lebih dari dari satu satu disert disertai ai tanda tanda radang radang akut, akut, pus (+), (+), dindin dinding g berga bergaung ung,, hemophilus ducrey (+), limfadenitis regional dengan tanda radang akut.
Sifilis stadium II 1.
Erupsi ale alergi obat
Dari anamnesis dan keluhan umumnya disertai gatal. 2.
Morbili
Terdapat gejala konstitusi, KGB tidak membesar. 3.
Pitiriasis rosea
Bercak eritematosa dengan skuama halus, bentuk lonjong, lentikuler, tersusun sejajar dengan lipatan kulit, limfadenitis (-). 4.
Psoriasis
Persamaan terdapat eritema dan skuama, namun limfadenitis (-), terdapat skuama berlapis dan fenomena auspitz dan tetesan lilin. 5.
Derm Dermat atiitis tis seb seboro oroik
Persamaan terdapat eritem dan skuama, perbedaan tempat predileksi pada tempat seboroik, limfadenitis (-) 6.
Kond Kondil ilo oma aku akumin minatum tum
Papul bentuk runcing sedang pada komdiloma lata papul datar. 7.
Alopesia ar areata
Pada alopesia areata lebih besar, pada areolaris seperti digigit ngengat, kecil dan banyak.
Sifilis stadium III 1.
Sporotrikosis da dan ak aktinomikosis
2.
Tuberkulosis ku kutis gu gumosa
TERAPI •
Penisilin G merupakan obat yang sangat efektif.
•
Respon Respon masing-mas masing-masing ing jenis jenis sifilis sifilis terhadap terhadap penisilin penisilin G tidak tidak sama. Tindak lanjut lanjut terhadap terhadap perkembangan penyakit perlu dilakukan selama maupun setelah pengobatan dengan pemeriksaan serologik darah.
Sifilis Sifilis primer
Pengobatan Pemantuaan serologic 1. penisilin G benzatin dosis 4,8 juta unit Pada Pada bula bulan n I, III, III, secara secara IM 2,4 juta) juta) dan diberika diberikan n VI, dan XII dan satu kali seminggu unit.
seti setiap ap enam enam bula bulan n
2. penisilin G prokain dalam akua dosis pada tahun ke dua total 6 juta, diberi 0,6 juta unit/hari selama 10 hari 3. PAM
(penisilin
prokain
+2%
alumin aluminium ium monost monostrer rerat) at) dosis dosis 4,8 juta unit, diberikan 1,2 juta unit/kali Sifilis sekunder Sifilis latent
2 kali seminggu. Sama seperti sifilis primer Penisilin G benzatin, do dosis total 7,2 juta unit Penisi Penisilin lin G prokai prokain n dalam dalam akua, akua, dosis dosis total 12 juta unit (0,6 juta unit/hari)
Sifilis stadium III
PAM dosis t Penisilin G be benzatin do dosis to total 9, 9,6 ju juta unit Penisi Penisilin lin G prokai prokain n dalam dalam akua, akua, dosis dosis total 18 juta unit (0,6 juta unit/hari) PAM dosis total 9,6 juta unit (1,2 juta unit/kali, 2 kali seminggu)
•
Pada pasien pasien yang alergi alergi penisilin penisilin dapat diberikan diberikan tetrasiklin, tetrasiklin, eritromis eritromisin, in, doksisikl doksisiklin. in. Lama pengobatan 15 hari untuk sifilis stadium I dan II, 30 hari untuk sifilis stadium laten.
•
Dapat juga digunakan sefaleksin 15 hari, seftriakson 2 gram dosis tunggal setiap hari selama 15 hari, azitromisin dosis tunggal selama 10 hari untuk sifilis stadium I dan II. 1.
PROGNOSIS
Jika pengobatan sempurna, Prognosis baik