BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Belakang Sectio caesarea berarti bahwa bayi dikeluarkan dari uterus yang utuh
melalu melaluii operas operasii abdom abdomen. en. Di negara negara-ne -nega gara ra maju, maju, angka angka sectio sectio caesare caesarea a meningkat dari 5 % pada 25 tahun yang lalu menjadi 15 %. Peningkatan ini sebagian disebabkan oleh “ mode”, sebagian karena ketakutan timbul perkara jika tidak dilahirkan bayi yang sempurna, sebagian lagi karena pola kehamilan, wanita menunda kehamilan anak pertama dan membatasi jumlah anak (Jones, 2002). Menurut statistik statistik tentang tentang 3.509 3.509 kasus kasus sectio caesarea yang disusun oleh Peel Peel dan Chambe Chamberlai rlain, n, indikasi indikasi untuk untuk sectio caesaria adalah adalah dispro dispropor porsi si janin janin panggul 21%, gawat janin 14%, plasenta previa 11% pernah sectio caesaria 11%, kelainan letak janin 10%, pre eklamsi dan hipertensi 7% dengan angka kematian ibu sebelu sebelum m dikore dikoreks ksii 17% dan sesuda sesudah h dikore dikoreksi ksi 0,5% 0,5% sedang sedangka kan n kematia kematian n janin janin 14,5% 14,5% (Winkj (Winkjosa osastr stro, o, 2005). 2005). Menurut Menurut Andon Andon dari beberapa beberapa penelitian penelitian terlihat bahwa bahwa sebenarny sebenarnyaa angka kesakitan dan kematian ibu pada tindakan operasi sectio caesarea lebih tinggi dibandingkan dengan persalinan pervaginam. Angka kematian langsung pada operasi sesar adalah 5,8 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kesakitan sekitar 27,3 persen dibandingkan dengan persalinan normal hanya sekitar
9
per
1000
kejadian.
WHO
World d ( Worl
Heal Health th
Orga Organi niza zati tion on)
1
menganjurkan operasi sesar hanya sekitar 10-15 % dari jumlah total kelahiran. Anjuran WHO tersebut tentunya didasarkan pada analisis resiko-resiko yang muncul akibat sesar. Baik resiko bagi ibu maupun bayi. (Nakita, 2008). Pada Pada tahun tahun 2007-2 2007-2008 008 jumlah jumlah persa persalin linan an deng dengan an tindak tindakan an sectio caesarea di Rumah Sakit Umum Meuraxa Banda Aceh berjumlah 145 kasus
dari dari 745 persa persalin linan an keselu keseluruh ruhann annya ya atau atau 19,46 19,46 %. Dari Dari data data diatas diatas dapat dapat disimpulkan bahwa angka tersebut sudah melebihi batas yang ditetapkan oleh WHO yaitu 10-15 % (Iqbal, 2002). Post Post partum partum denga dengan n sectio caesaria dapat dapat menyebabk menyebabkan an perubaha perubahan n atau adaptasi fisiologis yang terdiri dari perubahan involusio, lochea, bentuk tubu tubuh, h,
peru peruba baha han n pada pada peri period odee post post part partum um terd terdir irii dari dari immiediate post
partum, early post partum, dan late post partum, proses menjadi orang tua dan adaptasi psikologis yang meliputi fase taking in, taking hold dan letting go. Sela Selain in itu
juga juga terda terdapat pat luka luka post post op sectio caesarea yang yang menimbulkan menimbulkan
gangg gangguan uan ketida ketidakny knyama amanan nan : nyeri nyeri dan resiko resiko infeks infeksii yang yang dikare dikarenak nakan an terp terput utus usny nyaa
jarin jaringa gan n
yang yang meng mengak akib ibat atka kan n
jari jaring ngan an terb terbuk ukaa
sehi sehing ngga ga
memudahkan kuman untuk masuk yang berakibat menjadi infeksi. Deng Dengan an demik demikia ian n klie klien n dan dan kelu keluar arga ga dapa dapatt mene meneri rima ma info info untu untuk k menghada menghadapi pi masalah masalah yang yang ada, perawat juga diharapkan diharapkan dapat dapat menjelaska menjelaskan n prosedur sebelum operasi sectio caesarea dilakukan dan perlu diinformasikan pada pada ibu yang yang akan akan dirasa dirasakan kan selan selanjutn jutnya ya setela setelah h operas operasii sectio sectio caesarea caesarea. Selain Selain itu perawat perawat diharapka diharapkan n untuk dapat mengatasi mengatasi masalah keperawat keperawatan an yang timbul agar tidak timbul infeksi silang.
2
Dalam Dalam mencerma mencermati ti masalah-m masalah-masala asalah h tersebut tersebut maka penulis penulis tertarik tertarik untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Post Sectio Caesarea dengan indikasi Panggul Sempit”.
B. Tujuan Penulisan Penulisan
1. Tujuan Tujuan Umum Umum Mahasiswa Mahasiswa mampu mampu mendiskrip mendiskripsika sikan n Asuhan Asuhan Keperawa Keperawatan tan Post Sectio dengan n indika indikasi si Pangg Panggul ul Sempit Sempit denga dengan n pendek pendekata atan n prose prosess Caesarea denga keperawatan dari tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi. 2. Tujuan Tujuan Khusus Khusus a. Untuk Untuk mengga menggamba mbarka rkan n hasil hasil pengka pengkajia jian n pada pada klien klien Post Post SC deng dengan an indikasi panggul sempit. b. Menggamb Menggambarka arkan n diagnosa diagnosa kepera keperawata watan n yang muncul muncul pada pada klien Post Post SC dengan panggul sempit. c. Mengggam Mengggambark barkan an respon respon klien Post Post SC dengan dengan panggul panggul sempit. sempit. d. Mengga Menggamba mbarka rkan n tindaka tindakan n yang yang dilaku dilakukan kan untuk untuk menga mengatas tasii masala masalah h diagnosa keperawatan klien Post SC dengan panggul sempit. e. Menggamb Menggambarka arkan n hasil hasil evaluasi. evaluasi. f. Men Mengga ggamba mbarka rkan
fakt faktor or
pen penduku dukung ng
dan dan
pen penghamb hambaat
dala dalam m
pengelolaan Post SC dengan panggul sempit.
3
C. Metode Metode Penulisa Penulisan n
Metode yang dipakai adalah dengan proses keperawatan yang terdiri dari dari pengk pengkaji ajian, an, diagno diagnosa sa kepera keperawat watan, an, perenc perencan anaan aan,, implem implemen entas tasi, i, dan dan evaluasi. Adapun teknik penulisannya adalah deksriptif. Deskriptif merupakan gambaran kasus yang dikelola dengan cara pengumpulan data yang diperoleh saat pengkajian. 1. Wawan Wawanca cara ra Meng Mengad adak akan an tany tanyaa jawa jawab b deng dengan an piha pihak k terk terkai aitt klie klien n maup maupun un tim tim kesehatan mengenai data klien dengan post sectio caesarea. Wawancara dilakukan selama proses keperawatan berlangsung. 2. Observ Observas asii Dengan mengadakan pengamatan dan melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung pada klien dengan post sectio caesarea dengan indikasi panggul sempit. 3. Studi dokumenta dokumentasi si Doku Dokume ment ntas asii ini ini diam diambi bill dan dan dipe dipela lajar jarii dari dari cata catata tan n medi medis, s, cata catatan tan pera perawa wata tan n untu untuk k mend mendap apat atka kan n data data-da -data ta meng mengen enai ai pera perawa wata tan n dan dan pengobatan. 4. Studi kepustak kepustakaan aan Menggunakan dan mempelajari literatur medis maupun perawatan yang menunjang sebagi teoritis untuk menegakkan diagnosa dan perencanaan keperawatan.
4
D. Sistematika Sistematika Penulisan Penulisan
Untu Untuk k mend mendap apat atka kan n gamb gambar aran an yang jela jelass meng mengen enai ai kary karyaa tulis tulis ilmiah ini, penulis menggunakan sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab, yaitu : BAB I
: beris berisii tentan tentang g pendah pendahulua uluan n yang yang melipu meliputi ti latar latar belak belakang ang,, tujuan tujuan penilaian, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II : beris berisii tentan tentang g konsep konsep dasar dasar yang yang melipu meliputi ti : peng pengerti ertian, an, anatomi anatomi fisiologi, fisiologi, etiologi, etiologi, patofisiolog patofisiologi, i, manifesta manifestasi si klinik, klinik, komplikas komplikasi, i, pent pental alak aksa sana naan an,,
peng pengka kajia jian n
foku fokus, s,
path pathway wayss
kepe kepera rawa watan tan,,
diagnosa keperawatan, fokus investasi dan rasional. BAB BAB III III : beris berisii tent tentan ang g tinja tinjaua uan n kasu kasuss yang ang memb membah ahas as kasu kasuss pasi pasien en,, melip meliput utii : peng pengka kajia jian, n, anan ananli lisa sa data data,, diag diagno nosa sa kepe kepera rawa wata tan, n, perencanaan, implementasi dan evaluasi. BAB IV : berisi tentang pembahasan pembahasan kasus yang yang bertujuan untuk menemukan menemukan kesenjangan antara teori dan fakta yang ada mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. BAB V : berisi berisi kesimpulan kesimpulan dan saran saran tentang tentang kasus yang yang dibahas dibahas dan dapat dapat menjadi pemikiran selanjutnya.
5
BAB II KONSEP DASAR
A. Pengertian Yusmiati (2007) menyatakan bedah sesar adalah sebuah bentuk melahirkan anak anak dengan dengan melaku melakukan kan sebuah sebuah irisan irisan pembed pembedaha ahan n yang yang menemb menembus us abdom abdomen en seorang ibu dan uterus untuk mengeluarkan satu bayi atau lebih. Cara ini biasanya dila dilaku kuka kan n ketik ketikaa kelah kelahir iran an melal melalui ui vagi vagina na akan akan meng mengar arah ah pada pada komp komplik likas asiikomplikasi, kendati cara ini semakin umum sebagai pengganti kelahiran normal.
Sectio caesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan
berat di atas 500 gr, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh (intact) (Syaifuddin, 2006). Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan
membuka perut dan dinding uterus atau vagina atau suatu histerektomi untuk melahirkan janin dari dalam rahim. Jenis-jenis operasi sectio caesarea , terdiri atas : 1. Abdomen ( sectio caesarea abdominalis ) a. SC klasik atau corporal , dila dilaku kuka kan n deng dengan an memb membua uatt say sayatan atan memanjang memanjang pada korpus uteri kira-kira 10 cm. Kelebihannya Kelebihannya antara lain lain : meng mengel elua uark rkan an jani janin n deng dengan an cepa cepat, t, tida tidak k meng mengak akib ibat atka kan n komplik komplikasi asi kandun kandung g kemih kemih tertar tertarik, ik, dan dan sayata sayatan n bisa bisa diperp diperpanj anjang ang proksimal dan distal. Sedangkan kekurangannya adalah infeksi mudah
6
menyebar menyebar secara secara intraabdomin intraabdominal al karena karena tidak ada peritoneal peritonealis is yang yang baik, untuk persalinan persalinan yang yang berikutnya berikutnya lebih sering terjadi ruptur uteri spontan. b. SC ismika atau profundal , dilak dilakuka ukan n deng dengan an melaku melakukan kan sayata sayatan n melintang konkat pada segmen bawah rahim ( low servikal transversal ) kira-kira 10 cm. Kelebihan dari sectio caesarea ismika , antara lain : penjahitan luka lebih mudah, penutupan luka dengan reperitonealisasi yang yang baik, baik, tumpa tumpang ng tindih tindih dari dari perito peritone neal al flop flop baik baik untuk untuk menah menahan an penyebaran isi uterus ke rongga peritoneum, dan kemungkinan ruptur uteri spontan spontan berkurang berkurang atau lebih kecil. kecil. Sedangka Sedangkan n kekurangan kekurangannya nya adal adalah ah luka luka mele meleba barr sehi sehing ngga ga meny menyeb ebab abka kan n uter uterii peca pecah h dan dan menyebabkan perdarahan banyak, keluhan pada kandung kemih post operasi tinggi. peritonealis , yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis dan c. SC ekstra peritonealis
tidak membuka cavum abdominal. 2. Vagina ( sectio caesarea vaginalis ) Menurut Menurut sayatan sayatan pada rahim, sectio caesarea dapat dapat dilakukan dilakukan dengan dengan sayatan memanjang (longitudinal), sayatan melintang (transversal), atau sayatan huruf T (T insision) (Rachman, M, 2000; Winkjosastro, Hanifa, 2007).
7
B. Panggul Sempit Menurut morfologinya, jenis-jenis panggul dibedakan menjadi 4, yaitu:
1. Panggul Ginekoid, dengan pintu atas panggul yang bundar atau dengan diam diamet eter er trans transve vers rsal al yang yang lebih lebih panj panjan ang g sedi sediki kitt darip daripad adaa diam diamet eter er anter anteropo oposte sterio riorr dan dan denga dengan n pangg panggul ul tenga tengah h serta serta pintu pintu bawah bawah pangg panggul ul yang cukup luas. 2. Panggul Anthropoid, dengan diameter anteroposterior yang lebih panjang daripada diameter diameter transversa dan dengan arkus pubis menyempit menyempit sedikit. 3. Pan Pangg ggul ul Androi Android, d, denga dengan n pintu pintu atas atas pangg panggul ul yang yang berbe berbentu ntuk k sebaga sebagaii segi segitig tigaa berh berhub ubun unga gan n deng dengan an peny penyem empi pita tan n ke depa depan, n, deng dengan an spina spina iskiadika menonjol ke dalam dan dengan arkus pubis yang menyempit. 4. Panggul Panggul Platipelloid Platipelloid,, dengan dengan diameter diameter anteropos anteroposterior terior yang yang jelas lebih
pendek daripada diameter transversa pada pintu atas panggul dan dengan arkus pubis yang luas. Dalam Dalam Obstetr Obstetrii yang yang dimaks dimaksud ud pangg panggul ul sempit sempit secara secara fungsi fungsiona onall yang yang artinya perbandingan antara kepala dan panggul. Kesempitan panggul dibagi sebagai berikut: 1. Kesempitan Kesempitan Pintu Pintu Atas Atas Panggul Panggul Pintu atas panggul dianggap sempit bila conjugata vera kurang dari 10 cm atau kalau diameter transversa kurang dari 12 cm. Penyebab yang dapat menimbulkan kelainan panggul antara lain :
a. Kelain Kelainan an karena karena gangg ganggua uan n pertu pertumbu mbuhan han,, terdiri terdiri atas atas : 1) pangg panggul ul sempit seluruh : semua ukuran kecil; 2) panggul picak : ukuran muka
8
belakang sempit, ukuran melintang biasa; 3) panggul sempit picak : semua ukuran kecil tapi berlebihan ukuran muka belakang; 4) panggul corong corong : pintu pintu atas atas pangg panggul ul biasa biasa,, pintu pintu bawah bawah pangg panggul ul sempit sempit;; 5) panggul belah : simpisis terbuka. b. Kelainan Kelainan karena penyakit penyakit tulang panggul panggul dan sendi-sen sendi-sendiny dinya, a, terdiri atas atas : 1) pangg panggul ul rachit rachitis is : pangg panggul ul picak, picak, panggul panggul sempit sempit,, selur seluruh uh pangg panggul ul sempit sempit picak picak;; 2) pangg panggul ul osteo osteomal malacc accii : pangg panggul ul sempit sempit sacroiliaca : panggul sempit miring. melintang; 3) radang articulation sacroiliaca
c. Kelainan Kelainan panggul panggul disebabkan disebabkan kelainan kelainan tulang belakan belakang, g, terdiri atas : 1) kiposis di daerah tulang pinggang menyebabkan panggul corong; 2) sciliose di daerah tulang punggung menyebabkan panggul sempit. d. Kelain Kelainan an pangg panggul ul diseba disebabka bkan n kelain kelainan an anggo anggota ta bawah, bawah, antara antara lain : coxitis, luxatio, dan atrofia menyebabkan panggul sempit. 2. Kesempitan Kesempitan Bidang Bidang Tengah Tengah Panggul Panggul Bidang tengah panggul terbentang terbentang antara pinggir pinggir bawah simfisis simfisis dan spina os ischii dan memotong memotong sakrum kira-kira pada pertemuan pertemuan ruas sakral sakral ke-4 dan ke-5. Dikatak Dikatakan an bidang bidang tengah tengah pangg panggul ul sempit sempit jika jika jumlah jumlah diamet diameter er transv transvers ersaa dan diameter diameter sagitalis sagitalis posterior posterior 13,5 cm atau kurang kurang dari 15,5 cm dan diameter antara spina kurang dari 9 cm. 3.Kesempitan Pintu Bawah Panggul Pintu Pintu bawa bawah h pang panggu gull terd terdir irii atas atas 2 segi segitig tigaa deng dengan an jarak jarak anta antarr kedu keduaa tube tuberr isiadika sebagai dasar. Pintu bawah panggul dikatakan sempit jika jarak antara
tubera ossis ischii ≥ 8 cm dengan sendirinya arcus pubis akan meruncing (Bratakoesoema, Dinan S., 2005).
9
C. Anatomi dan Fisiologi 1. Alat Alat Gene Genetal talia ia Eks Ekster terna na Gambar 1
Alat Genetalia Eksterna
Sumber : Elaine N. Marrieb, 2001 a.
Mons Mons Pubi Pubiss
Adalah Adalah bantal bantalan an berisi berisi lemak lemak yang yang terlet terletak ak di permu permuka kaan an anter anterior ior simfis simfisis is pubis. pubis. Mons Mons pubis pubis berfu berfung ngsi si sebaga sebagaii bantal bantalan an pada pada waktu waktu melakukan hubungan seks.
b. Labia Mayora Mayora (bibir (bibir besar) besar)
Labi Labiaa may mayora iala ialah h dua dua lipat lipatan an kulit kulit panj panjan ang g mele meleng ngku kung ng yang yang menutupi lemak dan jaringan ikat yang menyatu dengan mons pubis. Keduanya memanjang dari mons pubis ke arah bawah mengelilingi labia monora, berakhir di perineum pada garis tengah. Labia mayora
10
melind melindung ungii labia labia minora minora,, meatus meatus urinar urinarius ius,, dan introi introitus tus vagin vaginaa (muara vagina). c.
Labia Labia Mino Minora ra (bibir (bibir kecil) kecil)
Labia minora, terletak di antara dua labia mayora, merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit dan tidak berambut yang memanjang ke arah arah bawa bawah h dari dari bawa bawah h klito klitori riss dan dan meny menyat atu u deng dengan an fourchette . Semen Sementar taraa bagian bagian latera laterall dan dan anteri anterior or labia labia biasany biasanyaa menga mengandu ndung ng pigmen, permukaan medial labia minora sama dengan mukosa vagina; mera merah h muda muda dan dan basa basah. h. Pemb Pembul uluh uh dara darah h yang ang sang sangat at bany banyak ak membuat labia berwarna merah kemurahan dan memungkinkan labia minora membengkak, bila ada stimulus emosional atau stimulus fisik. d. Klit Klitor oris is
Klitor Klitoris is adalah adalah organ organ pendek pendek berben berbentuk tuk silind silinder er dan dan erekti erektill yang yang terletak tepat dibawah arkus pubis. Dalam keadaan tidak terangsang, bagia bagian n yang yang terliha terlihatt adala adalah h sekita sekitarr 6 x 6 mm atau atau kurang kurang.. Ujung Ujung badan klitoris di namai glans dan lebih sensitif daripada badannya. Saat Saat wani wanita ta seca secara ra seks seksua uall tera terang ngsa sang ng,, glan glanss dan dan bada badan n klito klitori riss membesar. e. Vulv Vulvaa
Adal Adalah ah bag bagian ian alat alat kand kandun unga gan n luar luar yang ang berb berben entu tuk k lonj lonjon ong g, berukuran panjang mulai dari klitoris, kanan kiri dibatasi bibir kecil, sampai ke belakang dibatasi perineum.
11
f.
Vest Vestib ibul ulum um
Vestib Vestibulu ulum m ialah ialah suatu suatu daerah daerah yang yang berbe berbentu ntuk k sepert sepertii perah perahu u atau atau lonj lonjon ong, g, terle terleta tak k di anta antara ra labi labiaa mino minora ra,, klito klitoris ris dan dan fourchette . Vestibulum terdiri dari muara utetra, kelenjar parauretra (vestibulum minus minus atau atau skene), vagi vagina na dan dan kele kelenj njar ar para parava vagi gina na (vest (vestib ibul ulum um mayus, mayus, vulvovagin vulvovagina, a, atau Bartholini ). Permukaan Permukaan vestibulum vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah teriritasi oleh bahan kimia (deodoran semprot, garam-garaman, busa sabun), panas, rabas dan friksi (celana jins yang ketat). g. Four Fourch chet ette te
Fourchette adalah adalah lipatan lipatan jaringan jaringan transversa transversall yang yang pipih dan tipis,
terlet terletak ak pada pada pertem pertemuan uan ujung ujung bawah bawah labia labia mayora mayora dan minora minora di garis garis tengah tengah dibawa dibawah h orifisi orifisium um vagin vagina. a. Suatu cekunga cekungan n kecil kecil dan dan fosa navikularis terletak di antara fourchette dan himen. h. Peri Perine neum um
Perineum terletak diantara vulva dan anus, panjangnya rata-rata 4 cm. Jaring Jaringan an yang yang menopa menopang ng perine perineum um adalah adalah diafra diafragma gma pelvis pelvis dan urogenital. Perineum terdiri dari otot-otot yang dilapisi, dengan kulit dan menjadi penting karena perineum dapat robek selama melahirkan.
12
2. Alat Alat Gene Genetal talia ia Intern Internaa
Gambar 2 Alat Genetalia Interna
Sumber : Winkjosastro, 2007 a. Ovar Ovariu ium m
Ovarium
merupakan
organ
yang
berfungsi
untuk
perkembangan dan pelepasan ovum, serta sintesis dari sekresi hormon steroid. Ukuran ovarium, panjang 2,5 – 5 cm, lebar 1,5 – 3 cm, dan teba teball 0,6 0,6 – 1 cm. cm. Norm Normal alny nya, a, ovar ovariu ium m terle terleta tak k pada pada bagi bagian an atas atas rongga panggul dan menempel pada lakukan dinding lateral pelvis di antara muka eksternal yang divergen dan pembuluh darah hipogastrik Fossa Fossa ovaric ovaricaa waldey waldeyer. er. Ovariu Ovarium m melek melekat at pada pada ligame ligamentu ntum m latum latum melalui melalui mesovariu mesovarium. m. Dua fungsi fungsi ovarium ovarium ialah menyeleng menyelenggara garakan kan ovulasi dan memproduksi hormon. Ovarium juga merupakan tempat utama utama produk produksi si hormon hormon seks seks steroi steroid d (estro (estrogen gen,, proge progeste steron ron,, dan dan
13
andr androg ogen en)) dala dalam m juml jumlah ah yang dibu dibutu tuhk hkan an untu untuk k pertu pertumb mbuh uhan an,, perkembangan dan fungsi wanita normal. b. Vagi Vagina na
Vagina, Vagina, suatu struktur struktur tubular yang yang terletak terletak di depan depan rektum rektum dan di belakang kandung kemih dan uretra, memanjang dari introitus (muara eksterna di vestibulum di antara labia minora vulva) sampai servi serviks ks ( portio). Vagina Vagina merupa merupakan kan pengh penghubu ubung ng antara antara genet genetali aliaa eksterna eksterna dan genetalia genetalia interna. interna. Bagian Bagian depan depan vagina vagina berukuran berukuran 6,5 cm, sed sedangka ngkan n
bagia agian n
belak lakang beruk rukura uran
9,5 cm. Vagina ina
mempunya mempunyaii banyak banyak fungsi fungsi yaitu yaitu sebagai sebagai saluran saluran keluar keluar dari uterus dilalui sekresi uterus dan kotoran menstruasi sebagai organ kopulasi dan sebagai bagian jalan lahir saat persalinan. Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu meregang secara luas. Ceruk yang terbentuk di sekeliling serviks yang menonjol tersebut disebut forniks: kanan, kiri, anterior dan posterior. Mukosa Mukosa vagin vaginaa beres berespon ponss denga dengan n cepat cepat terha terhadap dap stimul stimulas asii estrogen estrogen dan progestero progesteron. n. Sel-sel Sel-sel mukosa mukosa tanggal tanggal terutama terutama selama selama siklus menstruasi dan selama masa hamil. Sel-sel yang diambil dari mukosa vagina dapat digunakan untuk mengukur kadar hormon seks steroid. Cairan Cairan vagina vagina berasa berasall dari dari traktu traktuss genit genitali aliaa atas atas atau atau bawah bawah.. Cairan sedikit asam. Interaksi antara laktobasilus vagina dan glikogen
14
mempe memperta rtaha hanka nkan n keasam keasaman. an. Apabila Apabila pH naik naik di atas atas lima, lima, inside insiden n infeksi vagina meningkat (Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004). c. Uter Uterus us
Uterus merupakan organ muskular yang sebagian tertutup oleh peritoneum / serosa. Bentuk uterus menyerupai buah pir yang gepeng. Uterus wanita nullipara panjang 6-8 cm, dibandingkan dengan 9-10 9-10 cm pada pada wanit wanitaa multip multipara ara.. Berat Berat uterus uterus wanita wanita yang yang pernah pernah melahirkan antara 50-70 gram. Sedangkan pada yang belum pernah melahirkan beratnya 80 gram / lebih. Uterus terdiri dari: a) Fundus Fundus uteri, merupaka merupakan n bagian bagian uterus uterus proksim proksimal, al, kedua kedua tuba tuba fallop fallopii berinsensi ke uterus. b) Korpus Korpus uteri, merupaka merupakan n bagian bagian uterus uterus yang yang terbesa terbesar. r. Rongg Ronggaa yang yang terdapat terdapat pada korpus uteri disebut disebut kavum uteri. Dinding korpus uteri terdiri dari 3 lapisan: serosa, muskula dan mukosa. Mempunyai fungsi utama sebagai janin berkembang. c) Serv Servik iks, s, meru merupa paka kan n bagi bagian an uteru uteruss deng dengan an fung fungsi si khus khusus us,, terlet terletak ak dibawah isthmus. Serviks memiliki serabut otot polos, namun terutama terdiri atas jaringan kolagen, ditambah jaringan elastin serta pembuluh darah. d) Dinding Dinding uterus terdiri terdiri dari tiga lapisan: lapisan: endometrium endometrium,, miometrium, miometrium, dan sebagian lapisan luar peritoneum parietalis. d. Tuba Tuba Falop Falopii ii
Tuba falopii merupaka merupakan n saluran saluran ovum yang terentang terentang antara kornu kornu uterin uterinee hingga hingga suatu suatu tempa tempatt dekat dekat ovarium ovarium dan dan merupa merupaka kan n
15
jalan ovum mencapai rongga uterus. Panjang tuba fallopi antara 8-14 cm. cm. Tuba Tuba falo falopi piii oleh oleh peri perito tone neum um dan dan lume lumenn nny ya dila dilapi pisi si oleh oleh membran mukosa. Tuba Tuba fallop fallopii terdir terdirii atas: atas: pars pars interst interstial ialis is : bagian bagian tuba tuba yang yang terdap terdapat at di dindin dinding g uterus uterus,, pars pars ismika ismika : bagia bagian n medial medial tuba tuba yang yang sempit seluruhnya, seluruhnya, pars ampularis : bagian bagian yang terbentuk agak agak lebar tempat konsepsi terjadi, pars infudibulum : bagian ujung tuba yang terbuka ke arah abdomen mempunyai rumbai/umbul disebut fimbria. e. Serv Servik ikss
Bagian paling bawah uterus adalah serviks atau leher. Tempat perle perleka katan tan servik servikss uteri uteri denga dengan n vagina vagina,, membag membagii servik servikss menjad menjadii bagi bagian an supr suprav avag agin inaa yang yang panj panjan ang g dan dan bagi bagian an vagi vagina na yang yang lebi lebih h pendek. Panjang serviks sekitar 2,5 sampai 3 cm, 1 cm menonjol ke dalam vagina pada wanita tidak hamil. Serviks terutama disusun oleh jaringan ikat fibrosa serta sejumlah kecil serabut otot dan jaringan elastic (Evelyn, 2002).
16
3. Anatomi Anatomi Tulang Panggul Panggul
Gambar 3 Anatomi Tulang Panggul
Sumber : Syaifuddin, 2007 Tula Tulang ng pang panggu gull (os (os sakr sakrum um)) terd terdiri iri atas atas kiri kiri dan dan kana kanan n yang yang melek melekat at satu satu sama sama lain lain di garis garis median medianus us persam persambun bunga gan n tulang tulang rawan rawan simpisis oseum oseum pubis pubis sehingga disebut simpisis sehingga terbentuk gelang gelang panggul panggul yang yang
disebut singulum ekstremitas inferior. Os sakrum dibentuk oleh os ileum (tulang usus), os pubis (tulang kemaluan), dan os iskii (tulang duduk). Di dalam os ileum terdapat lekuk besar yang disebut fossa iliaka , di depan krisna iliaka terdapat tonjolan spina spina iliaka iliaka anteri spina iliaka iliaka posterior anterior or superi superior or dan di belaka belakang ng spina
superior. Os iskii terdiri atas korpus ossis iskii , di belakang asetabulum korpus korpus ossis ossis iskii iskii mempun mempunya yaii taju taju yang yang tajam tajam disebu disebutt spina iskiadika iskiadika yang terdapat insisura iskiadika mayor dan dibawahnya spina iskiadika
17
pubis terdir terdirii dari dari pubis pubis kanan kanan dan kiri kiri yang yang terdap terdapat at tulang tulang minor . Os pubis rawan disebut simpisis pubis . (Syaifuddin, 2007). 4. Anatomi Anatomi Konjugata Konjugata Obstetrik Obstetrikaa
Gambar 4 Konjugata Obstetrika
Sumber : Harry, 2003 Konju onjug gata vera yaitu itu jara jarak k dari dari pingg inggir ir atas tas simf simfis isis is ke prom promon onto toriu rium m panj panjan angn gnya ya lebi lebih h kura kurang ng 11 cm. cm. Jara Jarak k terj terjau auh h gari gariss melintang pada pintu atas panggul disebut diameter tranversa. Bila ditarik garis garis dari dari artikulasio titik perse persekut kutua uan n antara antara diamet diameter er artikulasio sakroiliaka sakroiliaka ke titik transversa dan konjugata vera dan diteruskan ke linea innominata, disebut diamet diameter er obliku oblikua. a. Konjug Konjugata ata vera vera sama sama dengan dengan konjug konjugata ata diago diagonal nalis is dikura dikurang ngii
1,5 cm. Konjug Konjugata ata obstetrik obstetrikaa merupa merupaka kan n konjug konjugata ata yang yang
paling paling penting penting yaitu yaitu jarak antara bagian tengah dalam dalam simfisis simfisis dengan dengan promontorium.
18
5. Anatom Anatomii Kuli Kulitt Abdo Abdomen men Gambar 5 Anatomi Kulit Abdomen
Sumber : Winkjosastro, 2005
Kulit terdiri terdiri dari 2 lapisan, yaitu : 1) Lapisan epidermis, merupakan lapisan luar, terdiri dari epitel skuamosa bertingkat. bertingkat. Sel-sel yang menyusunnya menyusunnya dibentuk dibentuk oleh lapisan germinal germinal dalam epitel silindris dan mendatar, ketika didorong oleh sel-sel baru ke arah permukaan, tempat kulit terkikis oleh gesekan. Lapisan luar terdiri dari dari keratin keratin,, protein protein bertan bertanduk duk,, Jaring Jaringan an ini tidak tidak memilik memilikii pembul pembuluh uh darah dan sel-selnya sangat rapat. 2) Lapisan dermis adalah lapisan yang terdiri dari kolagen, jaringan fibrosa dan elasti elastin. n. Lapisa Lapisan n superf superfasi asial al menonjo menonjoll ke dalam dalam epider epidermis mis berup berupaa sejumlah papila kecil. Lapisan yang lebih dalam terletak pada jaringan subkutan dan fasia. Lapisan ini mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf. 3) Lapi Lapisa san n subk subkuta utan n meng mengan andu dung ng sejum sejumlah lah sel sel lema lemak, k, beris berisii bany banyak ak pembulu pembuluh h darah darah dan ujung ujung saraf. saraf. Lapisa Lapisan n ini mengi mengikat kat kulit kulit secara secara
19
long longga garr
deng dengan an
orga organn-or orga gan n
yang yang
terd terdap apat at
diba dibawa wahn hnya ya..
Dala Dalam m
hubung hubungann annya ya dengan dengan tindaka tindakan n SC, lapisan lapisan ini adalah adalah pengik pengikat at organorganorgan yang ada di abdomen, khususnya uterus. Organ-organ di abdomen dilindungi dilindungi oleh selaput selaput tipis yang disebut disebut peritonium peritonium.. Dalam tindakan SC, sayatan sayatan dilaku dilakukan kan dari dari kulit kulit lapisa lapisan n terlua terluarr (epide (epidermi rmis) s) sampai sampai dinding uterus. 6. Anatomi Anatomi Otot Otot Perut Perut dan dan Fasia Gambar 6
Otot Perut dan Fasia
Sumber :
20
a. Fasia asia
Di bawah kulit, fasia superfisialis dibagi menjadi lapisan lemak yang dangkal, Camper's fasia, dan yang lebih dalam lapisan fibrosa,. Fasia Fasia profunda profunda terletak terletak pada otot-otot otot-otot perut. menyatu dengan fasia profunda paha. Susunan ini membentuk pesawat antara Scarpa's fasia dan perut dalam fasia membentang dari bagian atas paha bagian atas perut. Di bawah lapisan terdalam otot abdominis transverses, terletak fasia transversalis. Para fasia transversalis dipisahkan dari peritoneum parie parieta talis lis oleh oleh varia variabe bell lapi lapisa san n lema lemak. k... Fasc Fascias ias adal adalah ah
lemb lembar ar
jaringan ikat atau mengikat bersama-sama meliputi struktur tubuh. t ubuh. b. Otot Otot Peru Perutt
Otot perut terdiri dari : otot dinding perut anterior dan lateral, serta otot dinding perut posterior. rectus abdomini abdominiss ) Otot Otot dind dindin ing g peru perutt ante anteri rior or dan dan late latera rall (rectus
meluas dari bagian depan margo costalis di atas dan pubis di bagian bawa bawah. h. Otot Otot itu disi disila lang ng oleh oleh bebe bebera rapa pa pita pita fibro fibrosa sa dan dan bera berada da didalam selubung. Linea alba adalah pita jaringan yang membentang pada garis tengah dari procecuss xiphodius sternum ke simpisis pubis, musculus rectus rectus abdomini abdominiss . Obliquus externus, externus, memisahkan kedua musculus obliquus internus dan transverses adalah otot pipih yang membentuk
dindin dinding g abdom abdomen en pada pada bagia bagian n sampin samping g dan depan. depan. Serat Serat obliquus berjal alan an ke arah arah bawa bawah h dan dan atas atas,, serat serat obliquus internus externus berj berjalan ke atas dan ke depan ; serat transverses (otot terdalam dari
21
otot ketiga dinding perut) berjalan transversal di bagian depan ketiga otot otot tera terakh khir ir otot otot bera berakh khir ir dala dalam m satu satu selu selubu bung ng bers bersam amaa yang ang menutupi rectus abdominis. Otot dinding perut posterior (Quadrates lumbolus) adalah otot pendek persegi pada bagian belakang abdomen, dari costa keduabelas diatas ke krista iliaca (Gibson, J. 2002).
D. Pelvimetri 1. Pelvime Pelvimetri tri Luar Luar Cara ini dapat ditentukan secara garis besar jenis, bentuk, dan ukuran-ukuran panggul apabila dilakukan dengan pemeriksaan dalam. Alat-alat yang dipakai antara lain : jangkar-jangkar panggul panggul Martin, Oseander, Collin, Boudeloque Boudeloque dan sebagainya. Yang diukur adalah : a.
Distansia spinarum (± 24-26 cm), jarak anatar kedua spina iliaka anterior
superior sinistra dan dekstra. b. Distansia kristarum (± 28-30 cm), jarak yang terpanjang antara dua tempat yang simetris pada krisna iliaka sinistra dan dekstra. c.
Distansia oblikua eksterna (ukuran miring luar), jarak antara spina iliaka
posterior sinistra dan spina iliaka anterior superior dekstra dan dari spina iliaka posterior dekstra dan spina iliaka anterior superior sinistra. d. Distansia intertrokanterika, jarak antara kedua trokanter mayor. e.
Konjugata Konjugata eksterna eksterna (Bou (Boude delo loqu que) e) ± 18 cm, cm, jarak jarak anta antara ra bagi bagian an atas atas
simfisis ke profesus spinosus lumbal 5. f.
Distansia tubernum (± 10,5 cm), jarak antara tuber iskii kanan dan kiri.
22
2. Pelvime Pelvimetri tri Dalam Dalam Memasukkan dua jari (telunjuk dan jari tengah) ke jalan lahir hingga menyentuh bagian bagian tulang tulang belaka belakang ng / promo promotori torium. um. Hitung Hitung jarak jarak dari tulang tulang kemalu kemaluan an hingga hingga promo promotori torium um untuk untuk menget mengetahu ahuii ukuran ukuran pintu pintu atas pangg panggul ul dan pintu pintu tengah panggul. Pemeriksaan ini mendapatkan konjugata diagonal (Aflah Nur, 2010). 3. Pelvime Pelvimetri tri roentg roentgeno enolog logik, ik, untuk untuk memper memperoleh oleh gambar gambaran an yang yang jelas jelas tentan tentang g bentuk panggul dan ditemukan ditemukan angka-angka angka-angka mengenai ukuran-uk ukuran-ukuran uran dalam ketiga bidang panggul.
E. Macam-Macam Anestesi Aneste Anestesi si adalah adalah suatu suatu tindak tindakan an untuk untuk menghi menghilang langkan kan kesada kesadaran ran disert disertai ai hila hilang ngny nyaa rasa rasa saki sakitt yang yang sifat sifatny nyaa seme sement ntar ara. a. Anes Aneste tesi si pada pada setia setiap p kead keadaan aan membawa membawa problema-pro problema-problema blema tersendiri tersendiri sesuai sesuai dengan dengan kondisi kondisi penderita, penderita, sebab obat-obat anestesi bersifat depresi pada organ-organ vital.
1. Aspek farmakologik farmakologik anestesi anestesi yaitu yaitu : a.
Narkot Narkotik ik dan analge analgesik sik;;
b. Sedatif, Sedatif, hipnotik, hipnotik, dan neuroleptik neuroleptik;; c.
Relaks Relaksasi asi otot-o otot-otot tot;;
d. Vasokonstr Vasokonstriktor iktor dan vasop vasopresor resor;; dan dan e.
Oksi Oksitos tosik ik..
2. Teknik Teknik aneste anestesi si a.
Anes Aneste tesi si Umum Umum adala adalah h meng menghi hilan langk gkan an rasa rasa nyer nyerii seca secara ra sent sentra rall yang yang disertai dengan hilangnya kesadaran.
23
1) Fisiologi terjadinya anestesi Obat Obat aneste anestetik tikaa masuk masuk ke pembul pembuluh uh darah darah atau atau sirku sirkulas lasii kemudi kemudian an menyebar ke jaringan, yang pertama terpengaruh adalah jaringan yang kaya akan pembuluh darah yaitu otak sehingga kesadaran menurun atau hilang, disertai hilangnya rasa nyeri dan lain-lain. 2) Cara pemberian obat : a) Melalu Melaluii rectum rectum
: Tiopent Tiopental al 10%, 10%, kloral kloralhid hidrat rat
b) Intra Intramu musk skula ularr
: ketam ketamin in HCl, HCl, diaz diazep epam am
c) Intr Intraa vena vena
: Tiop Tiopen enta tall 5%, 5%, 2,5% 2,5% diaz diazep epam am,, keta ketami min n
d) Perinhalasi
: N2O, halotan, sevofluran
3) Kontra indikasi : a) Kontra indikasi indikasi mutlak mutlak payah jantung. jantung. b) Kontra Kontra indika indikasi si relatif relatif,, tergan tergantung tung kepada kepada efek efek farmak farmakolo ologis gis dari dari obat yang dipakai yaitu : (1) Kelainan Kelainan jantung : hindarkan hindarkan pemakaian pemakaian obat yang mendepres mendepresii miokard, misalnya eter, tiopental dan halotan. (2) Kelainan hepar : hindarkan obat obat yang dimetabolisme di hepar (3) Kelain Kelainan an ginjal ginjal : hindar hindarkan kan obat obat yang yang diekres diekresii di ginja ginjal, l, misal misal petidin atau gallarmin, morfin. (4) (4) Kel Kelai aina nan n paru paru : hind hindar arka kan n obat obat--obat obat yang yang meny menyeb ebab abka kan n hipersekresi saluran pernafasan yang mengakibatkan pengentalan sekresi sekresi dalam paru misal : eter. (5) Kelainan Kelainan endokrin endokrin : pada diabetes diabetes melitus melitus hindarkan hindarkan pemakaian pemakaian obat yang merangsang simpatis karena menyebabkan peninggian gula darah misal eter. (Latief, 2009).
24
b. Anestesi Anestesi regional regional dan lokal lokal adalah untuk menghila menghilangka ngkan n impuls rasa nyeri nyeri dari bagian tubuh tertentu dengan cara memblokir hantaran syaraf sensorik untuk sementara. Fungsi motorik dapat terkena atau tidak sama sekali, dan penderita tidak kehilangan kesadarannya. Yang termasuk anastesi regional adalah : a) Top Topikal ikal
: ob obat anes aneste tesi si dibe iberik rikan pada ada ak akhir hir ser serab abu ut sar saraaf di di mukosa dengan cara menyemprot atau mengoles.
b) Infi Infiltr ltras asii
: obat obat anes anestes tesii regio regiona nall deng dengan an cara cara infil infiltr tras asii langs langsun ung g pada garis insisi atau luka.
c) Fiel Field d blo block
: ob obat anes aneste tessi reg regiona ionall deng dengan an cara cara membe embent ntuk uk dinding anestesi sekitar daerah operasi.
d) Blok Blok syar syaraf af
: obat obat ane anest stes esii regi region onal al den denga gan n cara cara sunt suntik ikan an lan langs gsun ung g ke saraf atau sekitar saraf yang mempersarafi bagian badan badan terten tertentu. tu. Misal Misal anestes anestesii spinal spinal,, epidu epidural ral atau atau peridural.
Cara Cara kerj kerjaa obat obat anes aneste tesi si regi region onal al adal adalah ah berga ergabu bung ng deng dengan an protop protoplas lasma ma sel saraf saraf dan mengha menghasilk silkan an aneste anestesi si denga dengan n cara cara menceg mencegah ah depolarisasi yang ditimbulkan oleh impuls transmisi. Syaraf-syaraf motorik, karena penampang yang lebih kecil dan selubung mielin saraf sensorik yang lebih tipis. 1) Kontra indikasi indikasi menurut menurut Mochtar Mochtar,, Rustam, Rustam, 1998 1998 a) Kelainan daerah punggung punggung : spondilitis, infeksi infeksi kulit. b) Kelai Kelaina nan n kard kardio iova vask skul uler er : arry arrythm thmia, ia, hype hypert rten ensi si,, anem anemia ia bera beratt (Mochtar Rustam, 2002).
25
F. Fase Penyembuhan Luka
1. Fase Inflamasi Respon Responss vascul vascular ar dan selula selularr terjad terjadii ketika ketika jaring jaringan an terpot terpotong ong atau atau meng mengal alam amii cede cedera ra.. Vaso Vasoko kons nstr trik iksi si pemb pembul uluh uh terj terjad adii dan dan beku bekuan an fibrinopla fibrinoplatelet telet.. Ketika Ketika mikrosirkula mikrosirkulasi si mengalami mengalami kerusaka kerusakan, n, elemen elemen darah seperti antibodi, plasma protein, elektrolit, komplemen, dan air menembus edema, teraba hangat, kemerahan dan nyeri. Netrofil adalah leukosit pertama yang bergerak ke dalam jaringan yang rusak. Antigenantibodi juga timbul. Sel-sel basal pada pinggir luka mengalami mitosis dan menghasilkan sel baru 2. Fase Proliferatif Fibrosis memperbanyak memperbanyak diri dan membentuk jaring-jaring untuk sel-sel sel-sel yang bermigrasi. Sel-sel epitel membentuk kuncup pada pinggiran luka; kuncup kuncup ini berke berkemba mbang ng menjad menjadii kapile kapiler, r, yang yang merupa merupakan kan sumbe sumberr nutrisi bagi jaringan granulasi yang baru. 3. Fase Maturasi Sekitar 3 minggu setelah cedera, fibroplas mulai meninggalkan luka. Jaringan parut tampak besar, sampai fibril kolagen menyusun ke dalam posisi yang lebih padat. Hal ini, sejalan dengan dehidrasi, mengurangi jaringan parut tetapi meningkatkan kekuatannya. Maturasi jaringan seperti ini terus berlanjut dan mencapai kekuatan maksimum dalam 10 atau atau 12 mingg minggu, u, tetapi tetapi tidak tidak perna pernah h mencap mencapai ai kekua kekuatan tan asalny asalnyaa dari dari jaringan sebelum luka. l uka.
26
Fase penyembuhan luka menurut Sjamsuhidajat R, 1997 Fase
Proses
Gejala dan tanda
I
Inflam lamasi
Reaksi radang
Dolor, rubor, kalor, tum tumor
II
Proliferasi
Regenerasi
/ Jarin Jaringa gan n gran granul ulas asii / kalu kaluss
fibroplasias
tula tulang ng penu penutu tupa pan: n: epite epitell / endotel / mesotel
I II
Penyudahan
Pematan tangan
dan
Jaringan parut / fibrosis
perupaan kembali
G. Adaptasi Post Partum Perub Perubah ahan an fisio fisiolog logis is pada pada post post partu partum m menu menurut rut Fahre Fahrerr Helen Helen (2001 (2001)) meliputi : 1. Involus Involusio, io, yaitu suatu proses proses fisiologis fisiologis pulihnya pulihnya kembali kembali alat kandungan kandungan ke keadaan sebelum hamil, terjadi karena masing-masing sel menjadi lebih kecil karena sitoplasmanya yang berlebihan dibuang. a.
Involusi Involusio o Uterus Uterus
Terj Terjad adii sete setela lah h plas plasen enta ta lahi lahir, r, uter uterus us akan akan meng menger eras as kare karena na kontra kontraks ksii dan dan reaks reaksii pada pada otot-o otot-otot totny nya, a, dapa dapatt diama diamati ti deng dengan an peme pemeri riks ksaa aan n TFU TFU yaitu aitu sete setela lah h plas plasen enta ta lahi lahirr hing hingga ga 12 jam jam pert pertam amaa TFU TFU 1 - 2 jari jari diba dibawa wah h pusa pusat. t. Pada Pada hari hari ke-6 ke-6 TFU TFU normalnya berada di pertengahan simfisis pubis dan pusat. Pada hari ke- 9atau 12 TFU sudah tidak teraba.
27
b. Involusio Involusio tempat melekatnya melekatnya plasenta
Setelah Setelah plasen plasenta ta dilahirk dilahirkan, an, tempat tempat melekat melekatnya nya plasenta plasenta menjadi menjadi tidak tidak bera beratur turan an dan dan ditutu ditutupi pi oleh oleh vasku vaskuler ler yang yang kontra kontraks ksii sert sertaa trombos trombosis is pada endome endometrium trium terjadi terjadi pemben pembentuka tukan n scar scar sebaga sebagaii pros proses es peny penyem embu buha han n luka luka.. endometri trium
ini ini
Pros Proses es peny penyem embu buha han n luka luka pada pada
memungkinkan
untuk
imp implantasi
dan
pembentukan plasenta pada kehamilan yang akan datang. 2. Lochea , yaitu yaitu kotor kotoran an yang yang kelua keluarr dari dari liang liang seng senggam gamaa dan terdi terdiri ri dari dari jaringan jari ngan-jari -jaringan ngan mati dan lendir lendi r berasal beras al dari rahim dan liang lian g senggama. sengg ama. Lochea Loche a terbagi menjadi 4 jenis, yaitu :
a.
Lochea Lochea rubra rubra , berw berwar arna na mera merah h yang yang terd terdir irii dari dari lend lendir ir dan dan dara darah, h,
terdapat pada hari kesatu dan kedua. b. Lochea Lochea sanguino sanguinolent lenta a,
berw berwar arna na cokl coklat at yang yang terd terdir irii
dari dari cair cairaan
bercampur darah dan pada hari ke 3 - 6 post partum. c.
Lochea Lochea
seros serosa a,
berw erwarn arna
merah erah
muda uda
agak agak
keku ekuning ingan
yang ang
mengandung serum, selaput lendir, leukosit dan jaringan yang telah mati, pada hari ke 7 - 10. Lochea alba, berwa d. Lochea berwarna rna putih putih / jernih jernih yang yang berisi berisi leukos leukosit, it, sel sel epite epitel, l,
mukosa serviks dan bakteri atau kuman yang telah mati, terdapat pada hari ke-1 hingga 2 minggu setelah melahirkan. 3. Adapta Adaptasi si Fisik Fisik a.
Tanda-tan Tanda-tanda da vital vital Suhu meningkat karena perubahan hormonal tetapi bila suhu diatas 38C dan selama 2 hari dalam 10 hari pertama post partum perlu dipikirkan kem kemungk ungkin inan an
adan adanya ya
infe infek ksi
salu salura ran n
kemi kemih, h,
endo endome metr trit itis is
dan dan
28
sebag sebagain ainya ya.. Pemben Pembengk gkak akan an buah buah dada dada pada pada hari hari ke 2 atau atau 3 setela setelah h melahirkan dapat menyebabkan kenaikan suhu, walaupun tidak selalu. b. Adaptasi Adaptasi cardiova cardiovasku skuler ler 1) Tekanan Tekanan darah stabil, stabil, penurunan penurunan tekanan tekanan darah sistolik sistolik 20 mmHg dapa dapatt terj terjad adii pada pada saat saat ibu ibu beru beruba bah h posi posisi si berb berbar aring ing - dudu duduk. k. Keadaan sementara ini sebagai kompensasi cardiovaskuler terhadap penurunan dalam rongga panggul dan perdarahan. perdarahan. 2) Deny Denyu ut nadi nadi berk berkis isar ar anta antara ra 60 - 70
/men it, /menit,
berkerin berk eringat gat dan
mengg menggigi igill menge mengelua luark rkan an cairan cairan yang yang berleb berlebiha ihan n serin sering g terjad terjadii terutama pada malam hari. c.
Adaptasi Adaptasi sistem sistem gastr gastro o intest intestinal inal Diperlukan waktu 3 - 4 hari sebelum faal usus kembali normal meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan namun asupan makanan juga mengalami menga lami penurunan penur unan selama sela ma 1 - 2 hari. hari .
d. Adaptasi Adaptasi traktus traktus urinariu urinariuss Selama proses persalinan kandung kemih mengalami trauma yang dapat mengakib mengakibatka atkan n oedem oedem dan menghilan menghilangka gkan n sensifit sensifitas as terhadap terhadap tekanan tekanan cairan. Perubahan ini dapat menyebabkan tekanan yang berlebihan dan pen pengoson osong ga n
yang ang
tidak idak
sem sempurn purna, a,
biasany sanyaa
ibu ibu
meng engalam lami
ketidakma ketidakmampu mpuan an untuk untuk buang buang air kecil kecil selama selama 2 hari pertama setelah melahirkan. e.
Adaptasi Adaptasi sistem sistem endokrin endokrin Perubahan buah dada, umumnya produksi air susu baru berlangsung pada hari ke 2 - 3 post partum, buah dada nampak membesar, keras dan nyeri.
29
f.
Adaptasi Adaptasi sistem sistem muskulos muskuloskele keletal tal Otot Otot dindin dinding g abdom abdomen en terega teregang ng secar secaraa berta bertahap hap selam selamaa kehami kehamilan lan,, mengakib mengakibatka atkan n hilangny hilangnyaa kekenya kekenyalan lan otot. otot. Keadaan Keadaan ini terlihat terlihat jelas setelah melahirkan dinding perut tampak lembek dan kendor.
g. Perin Perineum eum Setel Setelah ah melah melahirk irkan an peri perinue nuem m menja menjadi di kend kendur ur karena karena sebelu sebelumn mnya ya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju, pada post partum hari ke-5, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekali sekalipun pun tetap tetap lebih lebih kendu kendurr darip daripada ada keada keadaan an sebel sebelum um melah melahirk irkan an (nuliparia). h. Lakt Laktas asii Setel Setelah ah partus partus,, penga pengaruh ruh peneka penekanan nan
dari dari estrog estrogen en dan dan proge progest stero eron n
terhadap terhadap hipofisi hipofisiss hilang hilang timbul. timbul. Pengaruh Pengaruh hormon-h hormon-hormo ormon n hipofisi hipofisiss kem kembali bali
anta antara ra
lain lain
lactogenic
horm hormon on
(pro (prola lakt ktin in))
yang ang
aka akan
mengh menghasi asilka lkan n mammae mammae yang yang telah telah diper dipersia siapk pkan an pada pada masa masa hamil hamil,, terpe terpenga ngaruh ruhii
akiba akibatt
kelen kelenjar jar-k -kele elenja njarr
susu susu
berk berkont ontrak raksi si
sehi sehingg nggaa
mengelua mengeluarkan rkan air susu. susu. Umumny Umumnyaa produks produksii air susu susu baru berlang berlangsun sung g betul pada hari ke-2 - 3 post partum. 4. Periode Periode Post Post Partum Partum Berdasarkan Berdasarkan waktu periode periode post partum dibagi menjadi tiga, yaitu:
a.
Immidiate post partum, dihitung 24 jam pertama setelah plasenta lahir,
ditan ditandai dai denga dengan n ibu hanya hanya memper memperhat hatika ikan n diri diri sendi sendiri ri tidak tidak pedul pedulii lingkungan lingkungan dan ingin dirawat.
30
b. Early post partum, pada hari ke 2-7 setelah melahirkan mulai dengan perawatan bayi, memandikan dan perawatan tali pusat c.
Late Post Post Partu Partum, m, pada pada mingg minggu u ke 2-6 2-6 setela setelah h melah melahirk irkan, an, ditan ditanda daii
dengan ibu telah melaksanakan peran barunya dan mulai memperhatikan tubuhnya. 5. Proses Proses menjadi menjadi orang orang tua Steele Steele dan Polla Pollack ck (1968 (1968)) meny menyata ataka kan n bahw bahwaa menjad menjadii orang orang tua merupakan suatu proses yang terdiri dari dua komponen. Komponen pertama bersif bersifat at prakt praktis is atau atau mekan mekanis is yang yang melib melibatk atkan an ketra ketramp mpila ilan n kogn kogniti itiff dan dan moto motori rik, k, dan dan
komp kompon onen en kedu keduaa
bers bersif ifat at emos emosio iona nall
yang yang meli meliba batk tkan an
ketrampi ketrampilan lan afektif afektif dan kogniti kognitif. f. Kedua Kedua kompone komponen n tersebut tersebut penting penting untuk untuk perkembangan perkembangan dan keberadaan keberadaan bayi. a.
Ketrampi Ketrampilan lan Kognitif Kognitif-Mo -Motori torik k Komp Kompon onen en ini melib melibatk atkan an orang orang tua dalam dalam aktivi aktivitas tas peraw perawata atan n anak, seperti memberikan makan, menggendong, menenakan pakaiaan, dan membersihkan bayi, menjaganya dari bahaya, dan memungkinkan untuk bergerak (Steele, Pollack,1968).
Kemampuan orang tua dalam hal ini dipengaruhi oleh pengalaman priba pribadin dinya ya dan dan buday budayany anya. a. Banyak Banyak orang orang tua harus harus belaj belajar ar untuk untuk melakukan melakukan tugas ini dan proses belajar mungkin mungkin sukar bagi bagi mereka. mereka. Akan tetapi, hampir semua orang tua yang memiliki keinginan untuk belaj belajar ar dan dibant dibantu u dukung dukungan an orang orang lain lain menja menjadi di terbia terbiasa sa denga dengan n aktivitas merawat anak.
31
b. Ketrampilan Kognitif-Afektif Kognitif-Afektif Komponen psikologis dalam menjadi orang tua, sifatnya keibuan atau kebapakan tampaknya berakar dari pengalaman orang tua di masa kecil saat mengalami dan menerima kasih sayang dari ibunya. Dalam hal ini orang tua bisa dikatakan mewarisi kemampuan untuk menunjuk perh perhat atia ian n dan dan kele kelemb mbut utan an sert sertaa meny menyal alur urka kan n kema kemamp mpua uan n ini ini ke gener generasi asi berik berikutn utnya ya dengan dengan meni meniru ru hubu hubung ngan an orang orangtua tua-a -anak nak yang yang pernah dialaminya. dialaminya. Ketr Ketram ampi pila lan n ini ini meli melipu puti ti sika sikap p yang yang lemb lembut ut,, wasp waspad ada, a, dan dan memb member erik ikan an perh perhat atia ian n terh terhad adap ap kebu kebutu tuha han n dan dan kein keingi gina nan n anak anak.. Komponen menjadi orang tua ini memiliki efek yang mendasar pada cara perawatan anak yang dilakukan dengan praktis dan pada respon emosionl emosionl anak terhadap terhadap asuhan asuhan yang yang diterima diterimanya nya.. Suatu Suatu hubung hubungan an orangtua-anak yang positif adalah saling memberi satu sama lain yang dapat dapat mendasa mendasari ri dalam dalam memberik memberikan an bantuan bantuan mempuny mempunyai ai arti bahwa bahwa orang tersebut berharga untuk menerima bantuan. Kon Konsep sep
Eriks rikson on
(195 (19599-19 1964 64))
menga engata tak kan
ten tentang tang
dasa dasarr
kepercayaan perkembangan rasa percaya ini akan menentukan respon bayi seumur hidupnya. Orang-orang yang mengalami hubungan orang tua-anak yang positif cenderung lebih mudah bersosialisasi bersosialisasi dan terbuka serta mampu meminta bantuan dan menerima bantuan dari orang lain. Seba ebalik liknya, nya,
mereka eka
yang ang
kurang
rasa asa
percay rcayaa
cend enderu erung
mengasing mengasingkan kan diri dan menyendi menyendiri. ri. Mereka Mereka memiliki memiliki kemungk kemungkinan inan yang lebih lebih besar besar untuk untuk mengalam mengalamii krisis krisis karena karena ketidakm ketidakmampu ampuanya anya
32
menggunakan dukungan orang lain ketika menghadapi masalah (Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004). 6. Adaptasi Adaptasi Psikoso Psikososial sial a. Fase “taking in” (Fase Dependen) Selama 1 - 2 hari pertama, dependensi sangat dominan pada ibu dan ibu lebih memfokuskan pada dirinya sendiri. Beberapa hari setelah melahirkan akan menangguhkan keterlibatannya dalam tanggung jawab sebagai seorang ibu dan ia lebih mempercayakan kepada orang lain dan ibu akan akan lebih lebih menin meningk gkatk atkan an kebutu kebutuha han n akan akan nutris nutrisii dan dan istir istiraha ahat. t. Menunjukkan kegembiraan yang sangat, misalnya menceritakan tentang pengalaman kehamilan, melahirkan dan rasa ketidaknyamanan. b. Fase Fase “taking hold ” (Fase Independen) 1) Ibu Ibu sudah sudah malu malu menun menunjuk jukkan kan perlua perluasan san foku fokuss perha perhatia tianny nnyaa yaitu yaitu dengan memperlihatkan bayinya. 2) Ibu mulai mulai tertarik tertarik melakukan melakukan pemeliharaan pemeliharaan pada pada bayinya. bayinya. 3) Ibu mulai terbuka terbuka untuk untuk menerima menerima pendidik pendidikan an kesehatan kesehatan bagi dirinya dirinya dan bayinya. letting g go” (Fase c. Fase “lettin (Fase Inter Interdep depen ende den), n), merup merupak akan an suatu suatu kemaju kemajuan an
menuju peran baru, ketidaktergantungan dalam merawat diri dan bayinya lebih meningkat. Dan mampu mengenal bahwa bayi terpisah dari dirinya (Farrer, 2001).
33
H. Penatalaksaan Progn Prognosis osis persal persalina inan n dengan dengan pangg panggul ul sempit sempit tergant tergantung ung berbaga berbagaii faktor faktor,, antara antara lain lain : bentuk bentuk pangg panggul, ul, ukuran ukuran pangg panggul, ul, perger pergeraka akan n sendisendi-sen sendi di pangg panggu;, u;, besarnya kepala janin, persentasi dan posisi kepala, serta his. Secara pasti, sebelum persalinan persalinan berlangsung berlangsung hanya hanya dapat ukuran-ukuran ukuran-ukuran panggul. panggul. Oleh karena itu, jika CV < 8 ½ cm dilakukan sectio caesarea primer sedangkan CV > 8 ½-10 cm dapat dilakukan persalinan percobaan. Persal Persalina inan n percob percobaan aan hanya hanya dilakuk dilakukan an pada pada letak letak belakan belakang g kepala, kepala, tidak tidak dilakukan pada letak sungsang, letak dahi, letak muka, atau kelainan letak lainnya. Ada 2 macam persalinan percobaan, yaitu :
1. Trial of labor , dimulai pada permulaan persalinan dengan pervaginam secara spontan atau dibantu dengan ekstraksi (forceps atau vakum) dan anak serta ibu dalam keadaan baik (dikatakan berhasil). 2. Test dimulai lai pada pada saat saat pemb pembuk ukaa aan n lengk lengkap ap dan dan berak berakhi hirr 1 jam Test of labo labor r , dimu sesudahnya. Setelah 1 jam kepala turun sampai H III, test of labor berhasil. Persalinan Persalinan percobaan dihentikan dihentikan jika pembukaan pembukaan tidak atau kurang kurang sekali kemajuan, keadaan ibu atau anak menjadi kurang baik, ada lingkaran retraksi yang patologis, patologis, dan forceps/vak forceps/vakum um ekstraksi ekstraksi gagal. gagal. Dalam keadaan-ke keadaan-keadaan adaan tersebut, tersebut, dilakukan sectio caesarea (Dinan S. Bratakoesoema, 2005). Penatalaksanaan post operasi sectio caesarea, antara lain : 1. Periksa Periksa dan catat catat tanda – tanda tanda vital setiap setiap 15 menit menit pada 1 jam pertama pertama dan 30 menit pada 4 jam kemudian. 2. Perdarahan Perdarahan dan urin urin harus harus dipantau dipantau secara secara ketat. ketat. 3. Pemberian Pemberian tranfusi tranfusi darah, darah, bila bila terjadi terjadi perdarahan perdarahan post post partum. partum.
34
4. Pemberian Pemberian antibiotik antibiotika. a. Walaupun Walaupun pemberian pemberian antibiotik antibiotikaa sesudah sesudah sesar sesar efektif efektif dapat dipersoalkan, dipersoalkan, namun pada umumnya pemberiannya dianjurkan. 5. Mobili Mobilisas sasi. i. Pada Pada hari hari pertam pertamaa setelah setelah operas operasii pender penderita ita harus harus turun turun dari dari tempat tempat tidur tidur dengan dibantu paling sedikit 2 kali.
Pada Pada hari hari kedua kedua pender penderita ita sudah sudah dapat dapat berjala berjalan n ke kamar kamar mandi mandi dengan dengan bantuan.
6. Pemulan Pemulangan gan Jika tidak terdapat komplikasi penderita dapat dipulangkan pada hari kelima setelah operasi (Mochtar Rustam, 2002).
I. Komplikasi Komplikasi yang terjadi pada post sectio caesarea, antara lain : 1. Infeksi Infeksi puerperal puerperal (nifas). Tahapan Tahapan ringan ringan suhu meningkat meningkat beberapa beberapa hari; hari; tahapan sedang suhu meningkat lebih tinggi disertai dengan dehidrasi dan perut sedikit kembung; sedangkan pada tahapan berat terjadi peritonealis, sepsis, dan usus paralitik. 2. Perdar Perdaraha ahan n karena karena banyak banyak pembul pembuluh uh darah darah yang yang terputu terputuss dan terbuka terbuka serta serta perdarahan pada plasenta bed. 3. Luk Luka kandu andung ng kemih emih,, embo emboli li paru paru dan dan keluh eluhan an kandu andung ng kemih emih bil bila peritonealisasi terlalu tinggi. 4. Kemungkin Kemungkinan an ruptur uteri uteri pada kehamilan kehamilan berikutny berikutnyaa (Bobak, (Bobak, 2002).
35
J. Pengkajian Fokus 1. Riwayat Riwayat kesehatan kesehatan keluarga keluarga Adakah keluarga yang menderita hipertermia malignan atau reaksi anastesi? 2. Riwayat Riwayat penyakit penyakit hepatik, hepatik, alergi terhadap terhadap obat, obat, makanan, makanan, plester, plester, dan larutan. larutan. 3. Pengk Pengkajia ajian n Kata Kata Dasa Dasarr a. Sirk Sirkula ulasi si Riwayat masalah jantung, edema pulmonal, penyakit vaskuler perifer atau stasis vaskuler (peningkatan pembentukan trombus). b. Integr Integritas itas ego Perasa Perasaan an cemas, cemas, takut, takut, marah, marah, apatis, apatis, serta serta adanya adanya faktor faktor stres stres multip multipel. el. Dengan tanda tidak dapat beristirahat dan peningkatan tegangan. c.
Makana Makanan/c n/cair airan an Malnutrisi, membran mukosa yang kering, pembatasan puasa praoperasi.
d. Pern Pernaf afas asan an Adanya kondisi kronik/batuk, merokok. e. Keam Keaman anan an Riwayat transfusi darah dan tanda munculnya proses infeksi. 4. Pemeriksaan Pemeriksaan Penunjang Penunjang a.
Pemerik Pemeriksaa saan n darah darah lengk lengkap, ap, golong golongan an darah, darah, dan pencoco pencocokan kan silang, silang, tes Coombs.
b. USG : melok melokali alisas sasii plasen plasenta, ta, menentu menentukan kan pertum pertumbuh buhan, an, kedudu kedudukan kan,, dan presentasi janin. c.
Urinalisis Urinalisis : menentuk menentukan an kadar kadar albumin/g albumin/glukos lukosa. a.
36
d. Kultur Kultur : mengidentifik mengidentifikasi asi adanya adanya virus herpes herpes simplek simplekss tipe II. II. e.
Pelvimetri Pelvimetri : menentukan menentukan CPD. CPD.
f.
Amniosentes Amniosentesis is : mengkaji mengkaji maturitas maturitas paru paru janin. janin.
g. Tes stre stress kont kontra raks ksii atau atau tes nons nonstr tres es : meng mengka kaji ji resp respon on janin janin terh terhad adap ap gerakan/stres dari pola kontraksi uterus atau pola abnormal. h. Pemant Pemantauan auan elektron elektronik ik kontin kontinue ue : memasti memastikan kan status status janin janin atau atau aktivi aktivitas tas uterus (Doengoes, 2001).
37
K. Pathways Keperawatan Keperawatan
Hamil Panggul sempit
Section caesarea
Perubahan fisiologis
Adaptasi psikologis
Taking in
Dependent, perlu
Taking hold
Letting go
Belajar
Mampu
pelayanan dan
mengalami
menyesuaikan
erlindun erlindun an
erubahan
Adanya kelemahan fisik
Efek anastesi
Luka operasi
Penurunan kerja medulla oblongata
Jaringan
Penurunan
terputus
progesteron
Perubahan
informasi
peran
Jaringan
Defisit perawatan diri
Ansietas
Peningkatan
Kontraksi Lemah
Kuat
prolaktin dan Proteksi Nyeri
Penurunan Kurang
Peningkatan
kerja saraf
Ovarium
Uterus
dan Penurunan
Kurang
Sistem reproduksi
Sistem endokrin
Perdarahan
Pelepasa
Resiko syok
Lochea
Peningkatan
reflek batuk Pintu
pengetahua
Menstruasi
masuk
Imobilisasi Isapan
Bersihan jalan nafas tidak efektif
Hambatan mobilitas
Sumber : Bobak, 2004
hi ovolemik ovolemik
ba i Perawata
Perawatan
n
payudara
Resti infeksi
Judith, 2007 Hambatan
Doengoes, 2001
mobilitas fisik
Efektif laktasi
Inefektif laktasi
Sarwono Prawirohardjo, 1999
40
L. Diagnosa Diagnosa Keperawata Keperawatan n
1. Bersi Bersihan han jalan jalan nafas nafas tidak tidak efektif efektif berhub berhubung ungan an dengan dengan efek efek aneste anestesi si (Doenges, 2002). 2. Gangguan Gangguan rasa nyaman: nyaman: Nyeri berhubungan berhubungan dengan dengan trauma pembedaha pembedahan, n, efek anestesi, efek hormonal, distensi kandung kemih (Doenges, 2001). 3. Defi Defisi sitt volu volume me caira cairan n berh berhub ubun unga gan n deng dengan an kehi kehila lang ngan an dara darah h dala dalam m pembedaran (Doenges, 2001). 4. Hambatan Hambatan mobilitas mobilitas fisik berhubung berhubungan an dengan intoleransi intoleransi aktivitas aktivitas dan nyeri (Judith, 2007). 5. Defisit Defisit perawata perawatan n diri berhubungan berhubungan dengan dengan kelemahan kelemahan fisik (Doenges, (Doenges, 2002).
L. Diagnosa Diagnosa Keperawata Keperawatan n
1. Bersi Bersihan han jalan jalan nafas nafas tidak tidak efektif efektif berhub berhubung ungan an dengan dengan efek efek aneste anestesi si (Doenges, 2002). 2. Gangguan Gangguan rasa nyaman: nyaman: Nyeri berhubungan berhubungan dengan dengan trauma pembedaha pembedahan, n, efek anestesi, efek hormonal, distensi kandung kemih (Doenges, 2001). 3. Defi Defisi sitt volu volume me caira cairan n berh berhub ubun unga gan n deng dengan an kehi kehila lang ngan an dara darah h dala dalam m pembedaran (Doenges, 2001). 4. Hambatan Hambatan mobilitas mobilitas fisik berhubung berhubungan an dengan intoleransi intoleransi aktivitas aktivitas dan nyeri (Judith, 2007). 5. Defisit Defisit perawata perawatan n diri berhubungan berhubungan dengan dengan kelemahan kelemahan fisik (Doenges, (Doenges, 2002). 6. Resi Resiko ko infe infeks ksii berh berhub ubun unga gan n deng dengan an peni pening ngka kata tan n kere kerent ntan anan an tubu tubuh h terhadap bakteri sekunder pembedahan (Doenges, 2001). 7. Ansi Ansieetas tas
berh berhub ubun ung gan
denga ngan
peruba rubaha han n
pera peran n
atau tau
tra transmi nsmissi
interpersonal (Doenges, 2001). 8. Tidak Tidak efekti efektifny fnyaa laktas laktasii berhu berhubun bungan gan dengan dengan perpis perpisaha ahan n denga dengan n bayi. bayi. (Carpenito, 2006). 9. Kurang pengetahuan pengetahuan berhubungan dengan mengenai mengenai perubahan perubahan fisiologis, fisiologis, peri period odee pemu pemulih lihan an,, peraw perawat atan an diri diri dan dan kebu kebutu tuha han n pera perawa wata tan n diri diri (Doenges, 2001).
41
M.
Fokus Fokus Interv Intervensi ensi dan Rasion Rasional al 1. Bersihan Bersihan jalan nafas nafas tidak efektif efektif berhubung berhubungan an dengan efek efek anestesi. anestesi. Hasil yang diharapkan : mempertahankan kepatenan jalan nafas dengan kriteria hasil hasil tidak tidak mengal mengalami ami penump penumpuk ukan an sekret, sekret, bunyi bunyi nafas bersih, dan dapat melakukan batuk efektif. Intervensi
a.
Kaji faktor–fak faktor–faktor tor penyebab penyebab (sekret, (sekret, penurunan penurunan kesada kesadaran, ran, reflek reflek batuk). batuk). Rasion Rasional al : penump penumpuka ukan n sekret, sekret, penuru penurunan nan kesada kesadaran ran dan reflek reflek batuk batuk menurun dapat menghalangi jalan nafas.
b. Pert Pertah ahan anka kan n klien klien pada pada posi posisi si mirin miring, g, maka maka sekr sekret et dapa dapatt meng mengali alirr ke bawah. Rasional Rasional : dengan dengan memberikan memberikan posisi posisi miring, miring, maka sekret dapat dapat mengalir mengalir ke bawah. c.
Kaji posisi posisi lidah, lidah, yakinkan yakinkan tidak jatuh jatuh ke belakang belakang dan menghala menghalangi ngi nafas. nafas. Rasion Rasional al : posisi posisi lidah lidah yang yang jatuh jatuh ke belaka belakang ng dapat dapat mengha menghalang langii jalan jalan nafas.
d. Tinggikan Tinggikan kepala tempat tidur. tidur. Rasional : pengembangan paru lebih maksimal. e.
Ajarka Ajarkan n batuk batuk efekti efektif. f. Rasional : untuk pengeluaran sekret dan jalan nafas.
2.
Ga Gangguan
rasa
nyaman
(nyeri)
berhubungan
dengan
insisi,
peningkatan/kontraksi otot yang lebih lama.
42
Hasil yang diharapkan : dapat mengontrol rasa nyerinya dengan kriteria hasil mampu mengidentifikasikan cara mengurangi nyeri, mengu engung ngka kapk pkan an
kein keingi gina nan n
untu untuk k
meng engontr ontrol ol
nyerin nyerinya, ya, dan mampu mampu untuk untuk tidur/i tidur/isti stiraha rahatt dengan dengan tepat.
Intervensi a.
Kaji nyeri, nyeri, perhatik perhatikan an lokasi, lokasi, intensitas, intensitas, dan lamanya. lamanya. Rasional : memberikan informasi untuk membantu memudahkan tindakan keperawatan.
b. Ajarkan Ajarkan dan catat catat tipe nyeri nyeri serta tindakan tindakan untuk untuk mengatasi mengatasi nyeri. nyeri. Rasional : meningkatkan persepsi klien terhadap nyeri yang di dalamnya. c.
Ajarka Ajarkan n tekn teknik ik relaks relaksasi asi.. Rasional : meningkatkan kenyamanan klien.
d. Pertahankan Pertahankan tirah baring baring bila bila diindikas diindikasikan. ikan. Rasional : tirah baring diperlukan pada awal selama fase reteksi akut. e.
Anjurkan Anjurkan menggu menggunakan nakan kompres kompres hangat. hangat. Rasional Rasional : membantu membantu mengurangi mengurangi nyeri dan meningkatkan meningkatkan kenyamanan kenyamanan klien.
f.
Berika Berikan n obat obat sesuai sesuai indika indikasi si Rasional : mengurangi nyeri.
g. Masukan Masukan kateter kateter dan dekatk dekatkan an untuk kelancaran kelancaran drainas drainase. e. Rasional : pengaliran kandung kemih menurunkan tegangan.
43
3. Defisit Defisit volume cairan berhubungan berhubungan dengan dengan pengeluaran pengeluaran integritas integritas pembuluh darah, perubahan dalam kemampuan pembekuan darah. Hasil yang diterapkan : adanya tanda-tanda vital yang stabil, palpasi denyut nadi nadi deng dengan an kual kualit itas as baik baik,, turg turgor or kuli kulitt norm normal, al, membra membran n mukosa mukosa lembab lembab,, dan pengel pengeluar uaran an urine urine yang sesuai.
Intervensi a. Ukur Ukur dan dan cata catatt pem pemasuk asukan an dan dan peng pengel elua uara ran. n. Tinj Tinjau au ulan ulang g cata catata tan n intraoperasi. Rasional : membantu mengidentifikasi pengeluaran cairan atau kebutuhan penggantian. b. Kaji pengeluara pengeluaran n urinarius. urinarius. Rasional Rasional c.
: mengindikas mengindikasikan ikan malfung malfungsi si atau obstruksi obstruksi sistem sistem urinarius. urinarius.
Awasi Awasi TD, nadi, dan tekanan tekanan hemod hemodinamik inamik.. Rasi Rasion onal al
:
hipo hipote teks ksi, i,
taki takika kard rdia ia
penu penuru runa nan n
tekan tekanan an
hemo hemodi dinam namik ik
menunjukan kekurangan cairan. d. Catat munculnya munculnya mual/muntah. mual/muntah. Rasional : mual yang terjadi 12–24 jam pascaoperasi dihubungkan dengan anestesi; anestesi; mual lebih dari tiga hari pascaoperasi pascaoperasi dihubung dihubungkan kan dengan dengan narkotik narkotik untuk mengontrol mengontrol rasa rasa sakit atau terapi obatobatan lainnya. e. Peri Periks ksaa pemb pembal alut ut atau atau drai drain n pada pada inte interv rval al regu regule ler. r. Kaji Kaji luka luka untu untuk k terjadinya pembengkakan.
44
Rasi Rasion onal al
:penda :pendara raha han n
yang ang
berl berleb ebih ihan an
dapa dapatt
meng engacu acu
kepad epadaa
hipovolemia/hemoragi. Pembengkakan lokal mengindikasikan formasi hematoma/pendarahan. f.
Pantau suhu kulit, palpasi palpasi denyut denyut perifer. perifer. Rasional Rasional
: kulit dingin/ dingin/lembab lembab,, denyut denyut lemah mengindika mengindikasikan sikan penuru penurunan nan sirkulasi perifer.
g. Pasang kateter urinarius urinarius sesuai sesuai kebutuhan kebutuhan.. Rasional : memberikan mekanisme untuk memantau pengeluaran urinarius yang adekuat. h. Berikan Berikan cairan parental, parental, produksi produksi darah darah dan/ atau plasma plasma ekspander ekspander sesuai sesuai petunjuk. Rasion Rasional al
: gantik gantikan an kehila kehilanga ngan n cairan cairan.. Catat Catat waktu waktu pengg pengguna unaan an volum volumee sirkulasi yang potensial bagi penurunan komplikasi.
i.
Awasi Awasi pemeriksa pemeriksaan an laboratorium laboratorium sesuai sesuai indikas indikasi. i. 1) Hb/H Hb/Htt Rasional : menurun karena anemia atau kehilangan darah aktual. 2) Elektrolit Elektrolit serum dan pH. Rasion Rasional al : ketida ketidakse kseimb imbang angan an dapat dapat memerlu memerlukan kan peruba perubahan han dalam dalam cair cairan an
ata atau
tam tambaha bahan n
peng engganti anti
untu untuk k
menca encapa paii
keseimbangan. j.
Berikan darah atau kemasan SDM bila diperlukan sesuai indikasi. Rasi Rasion onal al
: kehil kehilang angan an pend pendar arah ahan an,, penu penuru runa nan n prod produk uksi si SDM SDM dapa dapatt mengakibatkan anemia berat atau progresif.
45
4. Hambatan Hambatan mobilitas mobilitas fisik berhubung berhubungan an dengan intolerans intoleransii aktivitas dan nyeri. nyeri. Hasil yang diharapkan : mempertahankan posisi fungsi dibuktikan tidak adanya kontra kontraktu ktur, r, mening meningkat katkan kan kekuata kekuatan n bagian bagian tubuh tubuh yang yang sakit sakit / kompen kompensas sasi, i, dan mendem mendemons onstra trasik sikan an teknik teknik/per /perila ilaku ku yang yang
memun memungk gkink inkan an melaku melakukan kan
kembali aktivitas.
Intervensi a.
Kaji Kaji fungsi fungsi motor motorik ik dengan dengan mengi menginst nstruk ruksik sikan an pasien pasien untuk untuk melaku melakukan kan gerakan. Rasion Rasional al : mengev mengevalu aluasi asi keadaa keadaan n khusu khusus. s.pad padaa bebera beberapa pa lokasi lokasi traum traumaa mempengaruhi tipe dan pemilihan intervensi.
b. Catat Catat tipe tipe anestesi anestesi yang diberik diberikan an pada saat intra intra partus partus pada waktu waktu klien sadar. Rasional : pengaruh anestesi dapat mempengaruhi aktifitas klien. c.
Berikan Berikan suatu alat agar agar pasien mampu mampu untuk untuk meminta pertolon pertolongan, gan, seperti seperti bel atau lampu pemanggil. Rasional : Membuat pasien memiliki rasa aman, dapat mengatur diri dan mengurangi ketakutan karena ditinggal sendiri.
d. Bantu / lakukan lakukan latihan latihan ROM pada semua semua ekstremit ekstremitas as dan sendi, sendi, pakailah pakailah gerakan perlahan dan lembut. Rasion Rasional al : mening meningkat katkan kan sirkula sirkulasi, si, mening meningkat katkan kan mobilis mobilisasi asi sendi sendi dan mencegah kontraktur dan atrofi otot.
46
e.
Anjurk Anjurkan an klien klien istirah istirahat. at. Rasional : mencegah kelelahan.
f.
Tingkatkan Tingkatkan aktifitas aktifitas secara bertahap. bertahap. Rasional : aktifitas sedikit demi sedikit dapat dilakukan oleh klien sesuai yang diinginkan, memberikan rasa tenang dan aman pada klien emosional.
5. Defisit Defisit perawatan perawatan diri diri berhubunga berhubungan n dengan kelemah kelemahan an fisik. fisik. Hasil Hasil yang yang dihara diharapka pkan n
: mampu mampu mendem mendemons onstras trasika ikan n teknik teknik-te -tekn knik ik untuk untuk memen emenuh uhii
kebut ebutuh uhan an
pera peraw watan tan
diri, iri,
dan dan
mengidentif mengidentifikasi ikasi / menggunak menggunakan an sumber-su sumber-sumber mber yang tersedia. Intervensi : a.
Pastikan Pastikan berat berat / durasi durasi ketidakny ketidaknyamanan amanan.. Rasi Rasion onal al
: nyer nyerii dapa dapatt mempe empeng ngar aruh uhii resp respon onss emos emosii dan dan peri perila laku ku,, sehingga klien mungkin tidak mampu berfokus pada perawatan diri sampai kebutuhan fisik.
b. Tentukan Tentukan tipe-tipe tipe-tipe anastesi. anastesi. Rasion Rasional al : Klien Klien yang yang telah telah menjala menjalani ni aneste anestesia sia spina spinall dapat dapat diarah diarahkan kan untuk berbaring datar. c.
Ubah posisi posisi klien klien setiap setiap 1-2 1-2 jam. jam. Rasional Rasional
: membantu membantu mencegah mencegah komplik komplikasi asi bedah bedah seperti seperti flebitis flebitis..
d. Berika Berikan n bantua bantuan n sesuai sesuai kebutuh kebutuhan an (peraw (perawatan atan mulut, mulut, mandi, mandi, gosoka gosokan n punggung dan perawatan perineal).
47
Rasional Rasional e.
: memperbaiki memperbaiki harga diri, meningk meningkatkan atkan perasaa perasaan n kesejahter kesejahteraan. aan.
Berikan Berikan pilihan bila mungkin mungkin (jadwal (jadwal mandi, mandi, jarak selama selama ambulasi ambulasi). ). Rasion Rasional al
: mengiz mengizink inkan an bebera beberapa pa otonom otonomii meski meskipun pun tergan tergantun tung g pada pada bantuan profesional.
f.
Kolaborasi Kolaborasi pemberian pemberian analgesik analgesik sesuai sesuai indikasi. indikasi. Rasion Rasional al
: menuru menurunk nkan an ketidak ketidakny nyaman amanan, an, yang yang dapat dapat mempeng mempengaru aruhi hi kemampuan untuk melaksanakan perawatan diri.
6. Resti infeksi infeksi berhubungan berhubungan dengan dengan prosedur prosedur invasif, kerusak kerusakan an kulit, pemajanan pemajanan pada patogen. Hasil Hasil yang yang diharap diharapkan kan : tidak tidak ada tanda-t tanda-tand andaa infeks infeksii (rubor (rubor,, kalor, kalor, dolor, dolor, tumor dan fungsio laesa), tanda-tanda vital normal 0
terutam terutamaa suhu suhu (36-3 (36-37 7 C), dan pencap pencapaia aian n tepat tepat waktu dalam pemulihan luka tanpa komplikasi.
Intervensi : a.
Monitor Monitor tanda-tanda tanda-tanda vital. Rasion Rasional al : suhu suhu yang yang mening meningkat kat,, dapat dapat menunj menunjukk ukkan an terjadi terjadinya nya infeks infeksii (color).
b. Kaji luka pada abdomen abdomen dan dan balutan. balutan. Rasional Rasional c.
: mengidentif mengidentifikasi ikasi apaka apakah h ada tandatanda-tanda tanda infeks infeksii adanya adanya pus.
Menjaga Menjaga kebersihan kebersihan sekitar sekitar luka dan lingku lingkungan ngan klien, klien, rawat luka dengan dengan teknik aseptik. Rasional Rasional
: mencegah mencegah kontamin kontaminasi asi silang/pe silang/penyeba nyebaran ran organism organismee infeksius. infeksius.
48
d. Dapatkan Dapatkan kultur kultur darah, vagina, vagina, dan dan plasenta plasenta sesuai sesuai indikasi. indikasi. Rasion Rasional al : mengid mengident entifi ifikas kasii organis organisme me yang yang mengin menginfek feksi si dan tingk tingkat at keterlibatan. e.
Catat hemoglob hemoglobin in dan hematokrit. hematokrit. Catat Catat perkiraan perkiraan kehilang kehilangan an darah selama selama prosedur pembedahan. Rasi Rasion onal al
: risik risiko o infek infeksi si pasc pascaa mela melahir hirka kan n dan dan peny penyem embu buha han n buru buruk k meningkat bila kadar hemoglobin rendah dan kehilangan darah berlebihan.
f.
Berikan Berikan antibiotik antibiotik pada praoperas praoperasi. i. Rasional : mencegah terjadinya proses infeksi.
7. Ansietas Ansietas berhubunga berhubungan n dengan perubahan perubahan peran peran atau transmisi transmisi interpersona interpersonal. l. Hasil yang diharapkan : mampu mengungkapkan perasaan takut, tampak rileks, dan dan meng menggu gunak nakan an sumb sumber er / sist sistem em pend penduk ukun ung g dengan efektif.
Intervensi a.
Kaji respon respon psikologis psikologis pada pada kejadian kejadian dan ketersediaan ketersediaan sistem sistem penduku pendukung. ng. Rasi Rasion onal al
: sema semaki kin n klien klien mera merasa saka kan n ancam ancaman an,, sema semaki kin n besa besarr tingk tingkat at ansietas.
b. Tetap bersama bersama klien klien dan tenang. tenang. Bicara Bicara perlahan. perlahan. Tunjukkan Tunjukkan empati. empati. Rasion Rasional al
: memban membantu tu membat membatasi asi transim transimisi isi ansieta ansietass interp interpers ersona onal, l, dan mendemonstrasikan perhatian terhadap klien/pasangan.
49
c.
Beri penguata penguatan n aspek aspek positif positif dari ibu ibu dan kondis kondisii janin. Rasional : memfokuskan pada kemungkinan keberhasilan hasil akhir dan memb memban antu tu memb membaw awaa anca ancama man n yang yang diras dirasak akan an / aktua aktuall ke dalam perspektif.
d. Anjurk Anjurkan an klien klien / pasang pasangan an mengun mengungka gkapka pkan n dan/ata dan/atau u menge mengeksp kspres resika ikan n perasaan (menangis). Rasion Rasional al : membantu membantu mengi mengiden dentif tifika ikasi si perasa perasaan/m an/masa asalah lah negativ negativee dan memberikan memberikan kesempatan kesempatan untuk mengatasi mengatasi perasaan perasaan ambivalen ambivalen atau teratasi/berduka. e.
Dukung Dukung / arahkan arahkan kembali kembali mekanisme mekanisme koping koping yang yang diekspresik diekspresikan. an. Rasi Rasion onal al
:mend :menduk ukun ung g
mekan ekanis ism me
kopin oping g
das dasar
menin eningk gkat atk kan
kepercayaan diri dan penerimaan serta menurunkan ansietas. f.
Berikan Berikan masa privasi. privasi. Kurang Kurangii rangsang rangsang lingkungan lingkungan,, seperti seperti jumlah orang orang yang ada, sesuai keinginan klien. Rasional Rasional : untuk menginterna menginternalisas lisasii informasi, informasi, menyusun menyusun sumber-s sumber-sumber, umber, dan mengatasi dengan efektif.
8. Tidak efektifny efektifnyaa laktasi berhubun berhubungan gan dengan dengan perpisahan perpisahan dengan dengan bayi. bayi. Hasil Hasil yang yang dihara diharapka pkan n:
dapat dapat mengid mengident entifi ifikas kasii aktivita aktivitass yang mene menentuk ntukan an atau meningkatkan menyusui yang berhasil.
Intervensi a.
Kaji isapan isapan bayi, jika ada ada lecet lecet pada pada putting. putting. Rasional Rasional
: menentukan menentukan kermampua kermampuan n untuk memberika memberikan n perawatan perawatan yang tepat.
50
b. Anjurkan Anjurkan klien klien breast breast care dan menyus menyusui ui yang efektif. efektif. Rasional : mempelancar laktasi. c.
Anjurkan Anjurkan klien klien memberikan memberikan asi esklusif. esklusif. Rasion Rasional al
: ASI dapat dapat memenuhu memenuhu kebutuh kebutuhan an nutrisi nutrisi bagi bayi sehingga sehingga pertumbuhan optimal.
d. Berikan Berikan inform informasi asi untuk untuk rawat gabung. gabung. Rasional : menjaga meminimalkan tidak efektifnya laktasi.
e. Anjur Anjurka kan n baga bagaim imana ana cara cara meme memeras ras,, meny menyim impa pan, n, dan meng mengiri irim m atau atau memberikan ASI dengan aman. Rasional Rasional
: menjaga menjaga agar ASI tetap bisa bisa digunakan digunakan dan tetap tetap higienis higienis bagi bagi bayi.
9. Kurang Kurang penget pengetahu ahuan an berhub berhubung ungan an dengan dengan menge mengenai nai peruba perubahan han fisiol fisiologi ogis, s, periode pemulihan, perawatan diri dan kebutuhan perawatan diri. Hasi Hasill yang yang diha dihara rapk pkan an :
mamp mampu u
meng mengung ungka kapk pkan an
peru peruba baha han n
fisi fisiol olog ogis is,,
pemah pemaham aman an
tentan tentang g
kebu kebutu tuha hann-ke kebu butu tuha han n
individu, hasil yang diharapkan.
Intervensi : a.
Kaji kesiap kesiapan an dan dan motivasi motivasi klien untuk untuk belajar. belajar. Rasi Rasion onal al
: peny penyul uluh uhan an dibe diberi rika kan n untu untuk k
memb memban antu tu meng mengem emba bang ngka kan n
pertumbuhan ibu, maturasi dan kompetensi.
b. Kaji Kaji keada keadaan an fisik fisik klien. klien. Rasion Rasional al : ketida ketidakny knyama amanan nan dapat dapat mempen mempengar garuhi uhi konsen konsentras trasii dalam dalam menerima penyuluhan.
51
c. Berik Berikan an info inform rmas asii tenta tentang ng peru peruba baha han n fisio fisiolo logi giss dan dan psik psikolo ologi giss yang yang normal. Rasional Rasional
: membantu membantu klien mengenali mengenali peruba perubahan han norma normal. l.
d. Diskusikan Diskusikan program program latihan latihan yang yang tepat, sesuai sesuai ketentua ketentuan. n. Rasional
:pro :program
lat latihan
menin ening gkatk atkan
dapa apat
memb embantu
sirk irkulasi,
ton tonus
meng enghasilk ilkan
otot tot-otot, gambara aran
keseimbangan tubuh dan meningkatkan perasaan sejahtera. e.
Demonstras Demonstrasikan ikan teknik-tekn teknik-teknik ik perawa perawatan tan diri. diri. Rasional : Membantu orang tua dalam penguasaan tugas-tugas baru.
52
BAB III TINJAUAN KASUS
A. BIODAT BIODATA A Pada bab ini penulis melakukan pengkajian pada tanggal 27 april 2011 1.
Iden Identi tita tass psie psien n Nama
: Ny A
Umur
: 18 th
Jenis
: Perempuan
Suku bangsa
: Jawa
Agama
: Islam
Status perkawinan
: Kawin
Pendidikan
: SM P
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: dempet demak
Tanggal Masuk
: 26 april 2011
No. Register
: 10-16-80
Diagnosa medis
: Post sectio caesaria hari ke 1
Penanggung jawab Nama
: Tn M
Umur
: 56 th
Jenis kelamin
: Laki - Laki
Pendidikan
: SM P
53
Pekerjaan
: Swasta
Hubu Hubung ngan an deng dengan an pasi pasien en
: Ayah Ayah
B. Riwayat Riwayat Kese Kesehatan hatan 1. Riwayat kesehatan sekarang Pengk Pengkaji ajian an dilaku dilakukan kan pada pada tangg tanggal al 27 april april 2011 2011 dan dan didap didapatk atkan an hasil pengkajian Ny. A dirawat di RSUD Sunan Kalijaga Demak dengan ruju rujuka kan n bida bidan n atas atas ind indikas ikasii pang panggu gull semp sempit it,, maka maka di ruma rumah h saki sakitt dilakukan dilakukan operasi operasi sectio Saat dira dirawa watt di ruma rumah h saki sakitt klie klien n sectio caesarea caesarea. Saat sudah mengalami pecahnya ketuban (KPD) dan his yang tidak teratur dan kuat. 2. Riwayat kesehatan lalu Awal menstruasi umur 12 tahun dengan lama menstruasi 7-10 hari. Setiap Setiap bulan bulan rutin rutin menstr menstruas uasii sesua sesuaii jadwa jadwal. l. Selama Selama kehami kehamilan lan klien klien minum obat-obatan dari bidan untuk mencegah anemia dan menguatkan rahim. rahim. Klien Klien menga mengaku ku tidak tidak pernah pernah menga mengalam lamii hipert hiperten ensi si baik baik saat saat keha kehamil milan an maup maupun un sebe sebelu lum m keha kehamil milan an,, klie klien n juga juga meng mengak aku u tidak tidak mengalami DM pada saat kehamilan maupun sebelum kehamilan. 3. Riwayat kesehatan kluarga Klie Klien n meng mengat atak akan an dike dikelu luar arga gany nyaa tidak tidak ada ada yang yang meng mengal alam amii persalinan secara sectio caesaria seperti dirinya. Klien juga mengatakan tidak tidak ada kelua keluarga rganya nya yang yang menga mengalam lamii panggu panggull sempit sempit seper seperti ti klien klien maupun riwayat penyakit DM, hipertensi, dan Hepatitis B. C. Pola Fungsiona Fungsionall Gordon Gordon
54
1. Pola Persep Persepsi si dan Pemelih Pemeliharaa araan n Kesehatan Kesehatan Klien memahami memahami bahwa bahwa dirinya dirinya dioperasi dioperasi dan harus harus lebih hati-hati. hati-hati. Saat hamil klien selalu kontrol rutin di bidan terdekat. Selama masa kehamilan kehamilan klien mengataka mengatakan n mengkons mengkonsumsi umsi obat-obata obat-obatan n dari bidan bidan berupa obat penambah darah dan obat penguat kandungan. 2. Pola Nutrisi Nutrisi dan dan Metab Metabolik olik Saat dilakukan dilakukan pengkajian pengkajian klien sudah sudah mulai mulai makan makan sedikit-sed sedikit-sedikit, ikit, dengan makanan bubur halus. 3. Pola Pola Elimin Eliminas asii Saat Saat dila dilaku kuka kan n peng pengka kaji jian an klie klien n suda sudah h bisa bisa flat flatus us,, dan dan klie klien n menggunakan kateter dengan ukuran 14, warna urin klien yaitu kuning jernih. 4. Pola Aktivitas Aktivitas dan Latihan Latihan Pada saat dilakukan pengkajian pasien masih takut untuk ber gerak, pasien juga mengaku masih lemas. 5. Pola Istirahat Istirahat dan Tidur Tidur Klien mengalami sulit tidur karena masih merasakan nyeri disekitar luka jahitan. 6. Pola Perse Persepsi psi Sensori Sensori dan Kogni Kognitif tif Sebe Sebelu lum m dan dan sete setela lah h oper operas asi, i, klie klien n tidak tidak meng mengal alam amii penu penuru runa nan n kema kemamp mpua uan n
sens sensas asii
(pen (pengl glih ihat atan an,,
pend penden enga gara ran, n,
peng penghi hidu dung ng,,
pengec pengecapa apan, n, dan peraba perabaan) an).. Klien Klien tidak tidak mengg mengguna unakan kan alat alat bantu bantu
55
dengar maupun alat bantu penglihatan seperti kacamata. Saat sebelum dan setelah operasi tidak ada masalah dengan kemampuan mengingat. Karakteristik nyeri P
= dirasa dirasa meningkat meningkat saat saat bergera bergerak k
Q = nyeri nyeri terasa terasa ditusuk-tu ditusuk-tusuk suk R = nyeri nyeri terasa terasa di abdo abdomen men S
= ska skala 6
T = nyeri nyeri timbul timbul tidak tidak teratur, teratur, lama lama 10-15 10-15 detik detik 7. Pola Hubun Hubungan gan dengan dengan Orang Orang Lain Lain Pada saat sebelum dan setelah menjalani operasi ini klien masih dapat bergaul baik dengan lingkungan sekitar, klien berbicara dengan jelas dan dapat menempatkan situasi yang ada. 8. Pola Reproduk Reproduksi si dan dan Seksual Seksual Klien Klien menger mengerti ti mengen mengenai ai fungs fungsii seksua seksuall maupun maupun reprod reproduks uksiny inya, a, karena klien mengatahuinya dari orang tua dan sumber lainnya. Saat hamil klien mengatakan ada gangguan pada hubungan seksual namun itu tidak terlalu mengganggu. 9. Persepsi Persepsi Diri dan Konsep Konsep Diri Diri Klien Klien berhar berharap ap bisa bisa cepat cepat sembu sembuh. h. Perasa Perasaan an klien klien saat saat ini adalah adalah meras merasaa senan senang g dan dan bahag bahagia ia karen karenaa bertam bertambah bahny nyaa anggo anggota ta baru baru di dalam keluarga. Status dan posisi klien sebelum dirawat adalah sebagai seoran seorang g istri, istri, namun namun sekara sekarang ng beruba berubah h menjad menjadii seora seorang ng ibu. ibu. Klien Klien
56
menerima apa yang terjadi pada dirinya dan tidak merasa rendah diri dengan keadaannya sekarang. 10. Pola Mekanisme Koping Dalam
mengambil
memu memusy syaawara warah hkan kan
keputusan terl terleebih bih
di
keluarga
dahulu hulu
kep kepada
Ny.
A
selalu
sua suaminy minyaa
dala dalam m
meneta menetapka pkan n keputu keputusa san. n. Jika Jika mengh menghada adapi pi masala masalah h klien klien berusa berusaha ha meme memeca cahk hkan an masa masala lah h
ters terseb ebut ut
dan dan
memus memusya yawa wara rahk hkan an deng dengan an
keluarga. Upaya dalam menghadapi masalah sekarang ini, yaitu klien ment mentaa aati ti anju anjura ran n dari dari tim kese keseha hata tan n dan dan bantu bantuan an dari dari kelu keluar arga ga.. Menu Menuru rutt klie klien n bany banyak ak yang tela telah h dila dilaku kuka kan n oleh oleh pera perawa watt dala dalam m membantu membantu terpenuhiny terpenuhinyaa kebutuhan kebutuhan yang diperluka diperlukan n selama selama dirumah dirumah sakit. 11. Pola Nilai Kepercayaan/Keyakinan Menuru Menurutt pasie pasien n sumber sumber kekuata kekuatan n bagi bagi diriny dirinyaa
adalah adalah Allah SWT.
Tidak ada pertentangan dengan nilai/kebudayaan yang dianut terhadap pengobatan yang dijalani saat ini.
D. PENGKAJIAN PENGKAJIAN FISIK IBU IBU 1. Keadaan Keadaan umum :Tampak :Tampak lemah lemah 2. Kesadar adaraan
:Co :Compos mposme ment ntis is
3. TTV 4. TD
:110/70 mmHg
5. Nadi
:84x/menit
57
6. Suhu
:37,2C
7. Respirasi
:20x/menit
8. Kepa Kepala la
:Be :Bentuk ntuk kepala pala mes mesoche chepal,ti l,tid dak ada luk luka,war ,warna na rambut hitam,tebal,dan bersih,tidak ada ketombe.
a. Mata Mata
:Kon :Konju jung ngtiv tivaa tidak tidak anem anemis is,s ,skl kler eraa tidak tidak ikte ikterik rik,t ,tid idak ak
terjadi penurunan kemampuan penglihatan b. Hidu Hidung ng
: Bers Bersih ih,t ,tid idak ak ada ada poli polip, p,ti tida dak k ada ada peng pengg gunaa unaan n
oksigen c. Teling Telingaa
: Bersih Bersih,tid ,tidak ak ada serume serumen,p n,pend endeng engara aran n jelas jelas
d. Mulu Mulutt
: Bers Bersih ih,m ,muk ukos osaa bibi bibirr kerin kering, g,ti tida dak k sian sianos osis is
9. Leher Leher dan tengg tenggoro orok k
: ada nyeri nyeri menela menelan,t n,tida idak k ada ada pembe pembesar saran an tiroid
10. Dada
: Simetris
11. 11. Payu Payuda dara ra
:Putti :Putting ng meno menonj njol ol,, areola areola men mengh ghit itam am,, ASI kelua keluarr
hanya sedikit. 12. Paru-paru : a. Inspe nspek ksi
: Sime Simetr tris is,t ,tid idaak men menggun ggunaakan kan alat lat bantu pernafasan
b. Palp Palpaasi
:Vo :Vocal fre fremitu mituss kanan nan dan dan kiri iri sama
c. Perk Perku usi
:Son :Sonor or seluru luruh h lapa lapang ng paru paru
d. Ausk Auskul ulta tasi si
:Ves :Vesik ikul uler er
a. Insp Inspek eksi si
:Ict :Ictus us cord cordis is tida tidak k tamp tampak ak
13. Jantung
58
b. Palp Palpaasi
:Ic :Ictus tus cordis rdis tera teraba ba pada ics ics 5
c. Perkusi
:Pekak
d. Ausk Auskul ulta tasi si
:Tid :Tidak ak ada ada suar suaraa gall gallop op
14. Abdomen a. Inspek peksi
:Terdapat lu luka jahita itan po post se sectio tio caesaria ±12cm(luka tertutup)
b. Ausk Auskul ulta tasi si
:bis :bisin ing g usus usus (+)1 (+)14x 4x per per meni menitt
c.Pa .Palpa lpasi
:Terdapat nye nyeri tekan pada daerah bawa bawah h
pusa pusat, t,tin tingg ggii
fund fundus us uter uterii
adalah 28cm d. Perkusi 15. 15. Ekst Ekstre remit mitas as atas atas
:Supel : Tid Tidak ak ada ada edem edema, a,ta tang ngan an kana kanan n terp terpas asan ang g infus
RL
20tetes/
menit,tidak
ada
kemerahan 16. Ekstr Ekstremi emitas tas bawah bawah
:Tidak :Tidak ada ada edema edema
17. Genitalia
:Lochea
rubra
(±40cc),warna
merah
segar,terpasang segar,terpasang kateter 18. Kulit
:Bersih,warna kuning langsat,turgor kulit baik
E. PENGKAJIAN PENGKAJIAN FISIK BAYI 1. Ke Keadaan umum
:Baik
2. Kesadaran
:Composmentis
3. Jenis kelamin
:Laki-laki
59
4. Berat badan
:3400 gram
5. Panjang badan
:43cm
6. Lingkar dada
:32cm
7. Lingkar kepala
:35cm
8. Lingkar perut
:30cm
9. suhu
:37 C
10.
0
Kepala
:bentuk molding,sutura kecil simetris,rambut
sedikit 11. Mata
:Tid :Tidaak juli julin ng,tida idak ada perdarah rahan,tidak ikte ikterrik
12. Telinga
:Simetris,terdapat lubang telinga
13. 13. Hidu Hidun ng
:Tid :Tidaak ada pern pernaafasa fasan n cupin uping g hidu hidung ng,s ,sim imeetris tris,t ,tid idaak ada polip dan sekret
14. Leher
:tidak ada pembesaran tiroid
15. Dada
:Pergerakan dada simetris
16. Abdomen
:Tidak ada lesi,masih terdapat lanugo tipis dan sedikit,utuh,hepar dapat diraba,ginjal dapat diraba
17. 17. Gen Genita italia lia
: Laki-la i-laki ki,t ,teerda rdapat sepa sepasa san ng test testis is,a ,ad dany anya luba lubang ng penis dan anus
18. 18. Ekstr kstreemita mitass
:Tid :Tidaak ada edema dema,a ,ak kral ral ding dingin in
F. PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PENUNJANG PENUNJANG 1. Pemeriksa Pemeriksaan an laboratorium laboratorium,tang ,tanggal gal 27 april 2011 2011 sebagai sebagai berikut berikut : Hemoglob Hemoglobin in
:12g/dL :12g/dL denga dengan n nilai nilai normal normal 11-16 11-16 g/dl g/dl
Leuk Leukos osit it
:135 :13500 00 deng dengan an nila nilaii norma normall 4000 4000-1 -110 1000 00 /mm
3
60
Trombo Trombosit sit
:26500 :265000 0 dengan dengan nilai nilai normal normal 150000 150000-45 -45000 0000 0 /mm
Hemat Hematokr okrit it
:30,3 :30,3 denga dengan n nilai nilai norm normal al 34-40 34-40 %
2. Terapi Terapi tanggal tanggal 27 april april 2011 Injeksi Injeksi : Ceftriaxon Ceftriaxonee 1x1g Ranitidine Ranitidine
1x1 ampul(jika ampul(jika perlu) perlu)
Oral : Sulfas Sulfas Ferosus Ferosus 3x1 tab Metergine
G.
3x1 tab
ANALI NALISA SA DATA ATA
DATA
MASALAH
ETIOLOGI
Data Subjektif :
Intoleransi
Kelemahan fisik
Klien mengatakan mengatakan belum berani berani untuk aktivitas bergerak dan masih lemas Data Objektif : a. Kaki
dan
tangan
masih
sulit
digerakkan. b. Keterbatasan rentang gerak. c. Tremor d. Melambatnya gerakan e. Klien lemah Data Subjektif :
Gang Gangg guan uan
ras rasa
Klie Klien n meng mengat atak akan an nyer nyerii pada pada luka luka nyaman (nyeri)
Kontra Kontraksi ksi uterus uterus dan luka jahitan
sekitar jahitan Data Objektif : Karakteristik nyeri :
61
P = dirasa meningkat saat bergerak Q = nyeri terasa ditusuk-tusuk R = nyeri terasa di abdomen S = skala 6 T = nyeri timbul tidak teratur, lama 1015 detik Data subjektif : -Data Objektif :
Resti infeksi
Prosedur inv invasif, if, kerusakan kulit
a. Adanya Adanya luka luka insisi insisi sepanja sepanjang ng 12 12 cm -
R: tidak tidak adany adanyaa kemera kemerahan han
-
E : tida tidak k ada ada edem edemaa
-
E : tidak tidak ada ada kebi kebiru ruan an
-
D: kel kelua uarr loche locheaa rubr rubraa ±40 ±40 cc, cairan berwarna merah
-
A : jahita jahitan n berbe berbentu ntuk k jeluju jelujurr
b. Baluta Balutan n bersih bersih c. Terpasan Terpasang g kateter kateter dan dan infus d. Hasil laborator laboratorium ium Hemoglobin = 12 g/dL Leukosit = 13500 Trombosit = 265000 Hematokrit Hematokrit = 30,3 e. Tanda Tanda vital vital
62
0
S = 37,2 C N = 84x/menit 84x/menit Data Subjektif : --
Resiko inefektif
Perpisahan
Data Objektif :
laktasi
dengan bayi
a. Puting Puting mengh menghita itam. m. b. Payudara Payudara membengka membengkak. k. c. Bayi Bayi dirawat dirawat di di ruang ruang khusus khusus bayi. bayi.
H.
DIAG DIAGNO NOSA SA KEPE KEPERA RAWA WATA TAN N 1. Intoleransi aktivitas berhubungan berhubungan dengan dengan kelemahan fisik. 2. Ganggua Gangguan n rasa nyaman (nyeri) (nyeri) berhubungan berhubungan dengan kontraksi kontraksi otot dan luka jahitan. 3. Resti infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, invasif, dan kerusakan kulit. 4. Resiko inefektif inefektif laktasi berhubungan dengan perpisahan perpisahan dengan bayi. bayi.
I.
NO
1
INTERVENSI DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN DAN KRITERIA
INTE NTERVENSI
RASIO SIONAL NAL
HASIL
Intoleransi
Setelah
a. Kaji rentang
aktivitas
dilakukan
berhubungan
tindakan
perubahan
dengan kelemahan
keperawatan
yang
fisik.
3x24 jam,
pada klien.
gerak.
hambatan mobilitas fisik tidak terjadi.
Untuk mengetahui
terjadi
. b. Anjurkan klien untuk istirahat.
Istir stiraahat hat
dap dapat
mempercepat
63
Kriteria hasil :
pemulihan
a. Peningka Peningkatan tan
tenaga.
rentang pergerakan.
c. Bantu dalam
Memberikan rasa
pemenuhan
tenang
dan
aktifitas sehari-
aman
pada
hari sesuai
klien.
kebutuhan.
2.
Gang Gangg guan uan ras rasa
Setelah
a. Monitor
nyaman (nyeri)
dilakukan
keadaan umum
perkembangan
berhubungan
tindakan
dan tanda vital.
klien.
dengan kontraksi
keperawatan
otot dan luka
2x24 jam,
karakteristik
ketepatan
jahitan
gangguan rasa
nyeri.
tindakan.
b. Kaji
nyaman teratasi. c. Berikan posisi kriteria Hasil :
yang nyaman.
a. Klien Klien mengatakan
Menandakan
Memberikan relaksasi tubuh.
d. Berikan
nyeri
lingkungan
berkurang
yang nyaman.
b. Klien merasa e. Ajarkan teknik nyaman
Mengetahui
relaksasi.
Meminimalisir pencetus nyeri.
Meningkatkan kenyamanan.
f. Kolabora Kolaborasi si pemberian obat 3.
Rest Restii infe infek ksi
Setelah
a. Monitor
Mengetahui
berhubungan
dilakukan
keadaan umum
perkembangan
dengan prosedur
tindakan
dan tanda vital.
klien.
invasif, kerusakan
keperawatan
kulit, dan ketuban
3x24 jam, resti
b. Kaji tanda dan
Mempengaruhi
gejala infeksi.
penyembuhan
64
peca pecah h dini dini (KPD (KPD))
infe infeks ksii tidak tidak terjadi. Kriteria
luka. c. Kolaborasi
hasil :
pemeriksaan
a. Pencapai Pencapaian an
laboratorium.
tepat waktu dalam
d. Kolaborasi
Mendeteksi dini terjadinya infeksi.
pemberian obat
pemulihan luka. b. Tidak terjadi komplikasi. c. Bebas Bebas dari dari infeksi. 4.
Resi Resiko ko inef inefek ekti tif f
Setelah
laktasi
dilakukan
memberikan
memenuhi
berhubungan
tindakan
asi esklusif.
kebutuhan
dengan kurang
keperawatan
nutrisi bagi
pengetahuan pengetahuan dan
1x24 jam,
bayi sehingga
perpisahan dengan
inefektif laktasi
pertumbuhan
bayi
tidak terjadi.
optimal.
Kriteria hasil : a. mengident mengidentifi ifi
a. Anjurk Anjurkan an klien klien ASI dapat
b. Kaji isapan bayi.
Menentukan kermampuan
kasi aktivitas
untuk
yang
memberikan
meningkatka
perawatan
n menyusui.
yang tepat.
b. Mengetahui
c. Jika ada lecet
Untuk mencegah
cara
pada putting.
terjadinya
menyusui
Berikan
penyebaran
yang benar.
perawatan
infeksi
payudara dan
65
anjurkan istirahat. d. Anjurkan Anjurkan klien klien breast care dan
Mempelancar laktasi.
menyusui yang efektif. e. Berikan
Menjaga
informasi untuk
meminimalkan
rawat gabung.
tidak efektifnya laktasi.
J.
IMPL IMPLEM EMEN ENTA TASI SI KEPE KEPERA RAWA WATA TAN N NO
DIAGNOSA 1
WAKTU 27-4-2011 09.30
IMPLEMENTASI 1. Mengkaji respon pergerakan klien.
RESPON PASIEN
TT
S = klien mengatakan lemas O = pergerakan masih sangat lambat, aktivitas dibantu keluarga
1
27-4-2011 11.00
1. Membantu klien untuk beraktivitas.
S = klien mengatakan sudah mampu menggerakan anggota tubuhnya O = klien sudah mampu duduk
2
28-4-2011 14.30
1. Mengkaji karakteristik nyeri. 2. Memberikan posisi
S = klien mengatakan nyeri berkurang O= karakteristik nyeri
66
yang nyaman. 3. Mengajarkan teknik relaksasi.
P :gerakan pada perut Q : nyeri nyeri seperti seperti ditusuk-tusuk R : nyeri terasa di abdomen S : sekitar skala 6 T :setelah gerakan
3
28-4-2011 14.50
1. Mengkaji tanda / gejala infeksi
S =O = tidak terdapat tanda kemerahan, tidak ada edema, tidak ada kebiruan, keluar lochea rubra ±40 cc, cairan berwarna merah, jahitan berbentuk jelujur
4
27-4-2011 13.00
1. Melakukan Melakukan breast breast care
S = klien mengatakan akan menyusui bayinya O = puting menghitam dan menonjol, ASI keluar hanya sedikit.
67
K.
EVALUASI NO
DIAGNOSA 1
WAKTU 29-4-2011 08.00
EVALUASI
TT
S = klien mengatakan belum mampu berakvitas dan masih memerlukan bantuan O = klien belum belum mampu berdiri berdiri secara secara mandiri A = masalah belum teratasi. P = lanjutkan intervensi Anjurkan klien berlatih perlahan-lahan
2
30-4-2011
S = klien mengatakan nyeri berkurang.
09.45
O = karakteristik nyeri P : di sekitar perut Q : sering R : daerah abdomen S : skala 4 T : sekitar 10 detik A = masalah teratasi. P = lanjutkan intervensi Motivasi klien untuk manajemen nyeri, ajarkan klien teknik relaksasi.
3
30-4-2011
S = klien mengatakan merasakan nyaman.
11.00
O = perineal bersih, balutan bersih, pembalut bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi. A = masalah teratasi sebagian. P = optimalkan intervensi Motivasi klien untuk perineal hygiene.
4
29-4-2011
S = klien mengatakan akan berusaha
68
14.00
menyusui bayinya sendiri O = produksi ASI meningkat, payudara bersih. A = masalah teratasi. P = optimalkan intervensi Motivasi pasien untuk memberi ASI selama 2 tahun,anjurkan klien breast care setiap hari setelah mandi.
69
BAB IV PEMBAHASAN
Pembahas Pembahasan an kasus kasus post sectio sectio caesaria caesaria dengan indikasi indikasi panggul panggul sempit sempit pada pada Ny A dilakuk dilakukan an denga dengan n pende pendeka katan tan proses proses kepera keperawat watan an yang yang melipu meliputi ti peng pengkaj kajian ian,, diagn diagnosa osa kepera keperawat watan, an, interv interven ensi, si, implem implemen entas tasi, i, dan dan evalua evaluasi si keperawa keperawatan. tan. Kesenjang Kesenjangan an antara antara faktor faktor kendala kendala dan faktor faktor pendukun pendukung g selama selama melakukan asuhan keperawatan sering di jumpai oleh penulis sejak pengkajian samp sampai ai deng dengan an eval evalua uasi si.. Hal Hal ters terseb ebut ut menj menjad adii foku fokuss utam utamaa penu penulis lis dala dalam m pembahasan pembahasan ini. Penulis Penulis akan akan membah membahas as asuha asuhan n kepera keperawan wan pada pada Ny A denga dengan n post post secti sectio o caes caesaria aria dengan dengan indika indikasi si pangg panggul ul sempit sempit beser beserta ta faktor faktor pendu penduku kung ng dan faktor faktor penghamba penghambatt yang yang ditemukan. ditemukan. Pembahasan Pembahasan akan dimulai dimulai tentang tentang diagnosa diagnosa yang yang muncul pada kasus Ny A. A. Pengkajian Pengkajian
Dalam Dalam pengk pengkaji ajian an penulis penulis tidak tidak menga mengalam lamii kesuli kesulitan tan dalam dalam berint berintera eraksi ksi deng dengan an pasi pasien en dan dan kelua keluarg rgaa kare karena na pasi pasien en dan dan kelu keluar arga ga komu komuni nika katif tif dan dan kooperat kooperatif. if. Penulis mendapatkan mendapatkan hasil data pengkajian pengkajian pasien pasien dari keluarga keluarga dan pasien sendiri dengan cara wawancara, pengkajian fisik pada pasien. Penulis tidak menguraikan pengkajian bayi secara lengkap karena bayi ada diruang bayi dan yang perlu penulis kaji lebih lengkap adalah ibu.
70
B. Diagnosa Diagnosa Keperawa Keperawatan tan
Setelah dilakukan analisis data, masalah atau diagnosa keperawatan yang muncul 4 diagnosa dan semua sesuai dengan teori. Diagnosa yang muncul pada kasus dan ada pada bab I antara lain : 1.
Intoleran Intoleransi si aktivitas aktivitas berhub berhubung ungan an dengan dengan kelema kelemahan han fisik fisik Into Intoler leran ansi si aktiv aktivita itass meru merupa paka kan n suat suatu u kete keterb rbat atas asan an dala dalam m kemandirian pergerakan fisik yang bermanfaat dari tubuh atau satu ekstremitas atau lebih (Judith, 2007). Diagnosa hambatan mobilitas fisi fisik k pada pada Ny. Ny. A dite ditega gakk kkan an,, kare karena na terd terdap apat at data data-d -dat ataa :
klie klien n
kesulitan bergerak, klien lemah, keterbatasan rentang gerak, tremor, dan melambatnya gerakan. Intoleransi aktivitas diangkat sebagai prioritas diagnosa pertama pada Ny. A, karena mobilisasi fisik merupakan keluhan utama pasien dan merupakan masalah aktual yang memerlukan intervensi paling cepat. cepat. Disamping Disamping itu penatalak penatalaksaan saan dengan klien merupakan merupakan hari pert pertam amaa post post oper operas asi. i. Sehi Sehing ngg ga dipe diperl rluk ukan an untu untuk k menc menceg egah ah kekakuan pergerakan tubuh. Dalam mengatasi gangguan mobilisasi fisik dilakukan tindakan, antara lain : mengkaji respon klien terhadap aktivitas dan mencatat tipe anestesi yang diberikan pada saat intra partus pada waktu klien sada sadarr untu untuk k meng menget etah ahui ui peru peruba baha han n yang ang terj terjad adii pada pada klie klien, n,
71
meng mengan anju jurk rkan an klie klien n untu untuk k istir istirah ahat at agar agar memu memulih lihka kan n tena tenaga ga,, membantu dalam pemenuhan aktifitas sehari-hari sesuai kebutuhan, serta rta
meni mening ngka katk tkaan
akti aktifi fita tass
secara
berta ertaha hap p
agar agar
mamp mampu u
memberikan rasa tenang dan aman. Untuk mengalami masalah gangguan mobilisasi telah dilakukan tindakan selama 2 hari, dan hasilnya terjadi peningkatan pergerakan secara perlahan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa diagnosa keperawatan telah dapat diatasi dengan dengan intervensi yang dilakukan. dilakukan. 2.
Ganggua Gangguan n rasa nyeri berhubung berhubungan an dengan dengan efek efek pembedaha pembedahan n. Nyer Nyerii
yaitu itu
kea keadaa daan
dima diman na
ind individ ividu u
meng mengaalami lami
dan
melaporka melaporkan n adanya adanya rasa ketidakny ketidaknyaman amanan an yang yang hebat hebat atau sensasi sensasi yang tidak tidak menyenangkan menyenangkan akibat akibat adanya kerusakan kerusakan jaringan jaringan yang aktual atau potensial pada abdomen (Judith, 2007). Pada diagnosa ini diakibatkan oleh adanya inkontinuitas jaringan. Diagnosa nyeri dapat dite ditega gakk kkan an
apab apabil ilaa
terd terdap apat at
data data-d -dat ataa
indi indivi vidu du
mela melapo pork rkan an
ketidaknyamanan, adanya respon autonomik pada nyeri, raut wajah kesakitan, merintih (Carpenito, 2000). Diagnosa nyeri pada Ny. A diteg ditegak akkan kan,, karen karenaa terdap terdapat at datadata-dat dataa : pasien pasien menga mengatak takan an nyeri nyeri pada pada luka luka oper operas asi, i, skal skalaa nyer nyerii 6, maka maka dari dari data data terse tersebu butt dapa dapatt diangkat diagnosa nyeri. Nyeri Nyeri diangk diangkat at sebag sebagai ai priori prioritas tas diagn diagnosa osa kedua kedua pada pada Ny. Ny. A, kare karena na nyer nyerii meru merupa pakan kan kelu keluha han n utam utamaa pasi pasien en dan dan meru merupa paka kan n
72
masalah aktual yang memerlukan intervensi paling cepat. Disamping itu menurut hirarki Kalish penghindaran nyeri merupakan kebutuhan bertahan hidup yang berada pada tingkat dasar (Doenges,1995). Dala Dalam m meng mengat atas asii nyer nyerii dila dilaku kuka kan n inte interve rvens nsii anta antara ra lain lain,, mengka mengkaji ji skala skala nyeri nyeri pasien pasien,, akan akan memban membantu tu dalam dalam menent menentuka ukan n interv interven ensi si yang yang tepat, tepat, monito monitorr nadi, nadi, respir respiras asii yang yang berhub berhubung ungan an dengan keluhan atau penghilangan nyeri. Mengamati keadaan pasien saat nyeri muncul, menginformasikan pada pasien tentang penyebab nyeri. Melatih relaksasi diharapkan dapat menurunkan rasa nyeri dan menurunkan ketegangan otot dan melepaskan perasaan kontrol yang mungkin mungkin dapat dapat meningkatka meningkatkan n kemampuan kemampuan koping terhadap terhadap nyeri nyeri (Doenges, 2000). Penulis menggunakan kriteria waktu 4 x 24 jam. Karen Karenaa nyeri nyeri yang yang dirasa dirasakan kan diseba disebabka bkan n efek efek pembe pembeda dahan han yang yang sudah merupakan hari keempat dan frekuensi nyeri hilang timbul, seseo seseoran rang g sering sering menga mengalam lamii ambang ambang nyeri nyeri yang yang rendah rendah karena karena faktor psikis dan ketidaktahuan (Depkes RI, 1999). Untu Untuk k meng mengala alami mi masa masala lah h nyer nyerii tela telah h dila dilaku kuka kan n tinda tindaka kan n selam selamaa 2 hari, hari, dan dan hasilny hasilnyaa terjad terjadii penur penuruan uan skala 6 menjad menjadii 4, pasie pasien n telah telah mampu mampu mengur mengurang angii nyeri nyeri denga dengan n teknik teknik relaks relaksasi asi.. Sehingga Sehingga dapat ditarik ditarik kesimpula kesimpulan n bahwa bahwa keperawa keperawatan tan nyeri telah dapat diatasi dengan intervensi yang dilakukan. 3.
Resiko Resiko tinggi tinggi infeksi infeksi berhubu berhubunga ngan n dengan dengan efek efek pembedah pembedahan an
73
Ada banyak cara penularan penularan mikroorganisme mikroorganisme dari reservoir reservoir ke penjamu (host ). ). Luka merupakan salah satu pintu masuknya kuman kedalam tubuh. Begitu pula dengan adanya benda yang terpasang di dala dalam m tubu tubuh h meru merupa paka kan n pint pintu u masu masuk k kuma kuman. n. Deng Dengan an adan adanya ya luka/terbukanya jaringan maka tubuh tidak mempunyai perisai untuk mencegah masuknya kuman/bakteri ke dalam tubuh sehingga kuman yang masuk akan beredar dalam pembuluh darah dan akhirnya dapat menimbulk menimbulkan an reaksi reaksi peradang peradangan an yang yang merupakan merupakan tanda tanda awal dari infek infeksi si (Perry (Perry,, Potter Potter,, 2005). 2005). Masala Masalah h infek infeksi si dapat dapat diangk diangkat at bila terdapat terdapat data-data sebagai sebagai berikut berikut : timbul timbul dolor, dolor, rubor, rubor, kalor, kalor, tumur dan fungsiolaesa, terdapat demam, suhu tubuh per axila lebih dari 0
37 C, leukosit lebih dari 11.000 ul, terdapat pus, luka basah. Data Data yang ang dipe dipero role leh h dari dari pasi pasien en melip meliput utii : luka luka insi insisi si pada pada abdomen, abdomen, panjang panjang luka
12 cm, leukosit : 13.500 ul, hanya data
tersebut belum dapat diangkat sebagai diagnosa infeksi karena tidak ditemu ditemuka kan n tanda tanda-ta -tanda nda infeksi infeksi lain lain seper seperti, ti, adany adanyaa pus, pus, suhu suhu per 0
axila pasien 37 C, luka bersih, selain itu data leukosit dalam batas normal. Resiko terhadap infeksi menggambarkan situasi bila pertahanan pejam pejamu u lemah, lemah, dan dan membua membuatt pejamu pejamu lebih lebih mudah mudah terser terserang ang oleh oleh patogen-patogen yang ada dilingkungan (Perry, 2000).
74
Diagnosa resiko tinggi infeksi diangkat menjadi prioritas ketiga dalam dalam kasus kasus ini karena karena masalah masalah bukan merupakan merupakan masalah aktual yang memerluka memerlukan n penangana penanganan n dengan dengan segera, segera, meskipun meskipun demikian demikian penanganan yang tepat sangat diperlukan untuk mencegah masalah menjad menjadii aktua aktual, l, sehin sehingg ggaa diagnos diagnosaa resiko resiko infeksi infeksi tidak tidak menjad menjadii masalah utama. Untuk Untuk menceg mencegah ah terjad terjadiny inyaa infek infeksi si telah telah dilaku dilakukan kan bebera beberapa pa interv interven ensi si dianta diantarany ranyaa : menga mengamat matii luka luka dan tandatanda-tan tanda da infek infeksi, si, agar agar dapat dapat segera segera mendet mendeteks eksii bila bila terjad terjadii infeks infeksi, i, sehin sehingg ggaa akan akan membantu
dalam
menentuk tukan
mengev mengevalu aluas asii keefek keefektifa tifan n
interven vensi
yang
tepat
dan
antibi antibiotik otik,, meraw merawat at luka, luka, menga mengangk ngkat at
jahitan dengan septik dan aseptik betujuan untuk mencegah infeksi dan agar luka mengalami penyembuhan dengan baik, menganjurkan pasie pasien n selal selalu u menjag menjagaa keber kebersih sihan an denga dengan n tujuan tujuan memini meminimal malka kan n masukn masuknya ya kuman, kuman, membe memberik rikan an antibi antibiotik otik sesuai sesuai progra program m terapi terapi untuk mengontrol mencegah infeksi (Doenges, 2000). Dari intervensi yang telah dilakukan diperoleh hasil, yaitu pada hari hari keem keempa patt peng pengel elol olaa aan, n, dida didapa patt luka luka jahi jahita tan n bers bersih ih,, jahita jahitan n menutup tidak ada pus, tidak ada tanda-tanda peradangan pada luka, dan dan kate kateter ter dile dilepa pas. s. Krite Kriteria ria hasi hasill yang ang dite ditetap tapka kan, n, maka maka dapa dapatt dita ditari rik k
kesi kesimp mpul ulan an masa masala lah h
tera terata tasi si seba sebagi gian an,,
kare karena na masi masih h
memerlukan perawatan luka jahitan.
75
4.
Resiko Resiko inefek inefektif tif laktas laktasii berhu berhubun bunga gan n denga dengan n perpis perpisaha ahan n denga dengan n bayi. Tidak Tidak efektif efektif menyusui menyusui merupakan merupakan keadaan keadaan dimana dimana ibu, bayi atau anak mengalami atau beresiko mengalami ketidakpuasan atau kesukara kesukaran n dengan dengan proses proses menyusui menyusui (Carpenito (Carpenito,, 1998). 1998). Data yang yang diperlukan untuk mendukung diagnosa tidak efektif menyusui adalah asi asi belum belum kelua keluar, r, bayi bayi tidak tidak mengh menghisa isap p terus terus meneru menerus, s, masukn masuknya ya mulut bayi tidak adekuat, bayi menangis saat disusui dan menolak hisapan (Carpenito, 1998). Pada Ny. A diperoleh data : pada saat dikaji pasien mengatakan ASI belum belum lanca lancarr dan hanya hanya keluar keluar sediki sedikit,d t,dan an belum belum disusu disusuka kan n kebayinya, payudara membengkak, dan bayi dirawat di ruang lain (tidak roming in). Pasien juga mengatakan belum pernah melakukan perawatan payudara karena tidak tahu caranya. Pada hari 2-3 post partum payudara akan membengkak, keras, lembut dan hangat bila disentuh, terjadi karena akumulasi air susu (Bobak, (Bobak, 2000). Pengkajian Pengkajian dilakukan dilakukan pada hari pertama post sectio caes caesar area ea dan dan dida didapa patk tkan an data data asi asi kelu keluar ar sedi sediki kit. t. Maka Maka perl perlu u dilakukan perawatan payudara untuk menstimulasikan duktus-duktus pada mamae. Diagnosa Diagnosa ketidakef ketidakefektif ektifan an menyusui menyusui menjadi menjadi prioritas prioritas terakhir terakhir dari diagnosa yang diangkat penulis, meskipun merupakan masalah
76
aktual namun tidak memerlukan penanganan yang segera dan tidak mengancam mengancam jiwa. Untuk mengatasi ketidakefektifan menyusui pada pasien dikaji terleb terlebih ih dahul dahulu u keefe keefekti ktifan fan menyu menyusui sui pasie pasien n untuk untuk merumu merumuska skan n interv interven ensi si lebih lebih lanjut, lanjut, juga juga dikaji dikaji penge pengetah tahua uan n pasie pasien n menge mengenai nai peraw perawata atan n payuda payudara ra yang yang dapat dapat merupa merupaka kan n salah salah satu satu penye penyebab bab menyu menyusui sui menjad menjadii tidak tidak efekti efektif. f. Mendem Mendemons onstra trasik sikan an perawa perawatan tan payudara payudara dan mengevalu mengevaluasi asi pengetah pengetahuan uan dan ketrampila ketrampilan n pasien pasien dalam perawatan payudara, agar selanjutnya pasien dapat melakukan sendiri tanpa bantuan (Doenges, 2001). Setelah dilakukan perawatan payudara selama 30 menit, pasien dapat melakukan perawatan payudara secara mandiri dan asi keluar, jadi dapat ditarik kesimpulan masalah teratasi. Beberapa diagnosa yang muncul pada bab II atau pada tinjauan teori namun tidak muncul pada kasus diantaranya 1.
Resiko Resiko syok syok hipovo hipovolemik lemik berhubun berhubungan gan dengan dengan pendar pendarahan ahan Diagnosa perawatan ini tidak muncul karena tidak ada data yang mendukung. Kontraksi uterus baik, pendarahan per vagina sedang 50 cc. Tekanan darah 110/70 mmHg, RR= 24 x/menit, nadi = 84 x/menit, akral hangat, sehingga diagnosa diatas tidak muncul.
77
2.
Defi Defisi sitt pera perawa wata tan n diri diri berh berhub ubun unga gan n deng dengan an kele kelema maha han n umum. Diagnosa ini tidak muncul karena tidak ada keluhan dari klien dan tidak didapat data yang mendukung.
3.
Bersihan Bersihan jalan nafas nafas tidak tidak efektif efektif berhu berhubunga bungan n dengan dengan efek anestesi. Diagnosa ini tidak muncul karena pasien post operasi hari pertama dan tidak didapat data yang mendukung. T = 110/70 mmHg, RR = 24 x/menit, nadi = 84 x/menit.
C. Eval Evalua uasi si
Dari empat diagnosa yang penulis angkat, tiga diagnosa dari masalah keperawatan dapat teratasi sesuai dengan waktu dan kriteria hasil yang telah ditetapkan, yaitu : intoleransi aktivitas, nyeri, dan inefektif laktasi. Sedangkan diagnosa keperawatan resiko tinggi infeksi, masalah teratasi sebag sebagian ian karena karena jahita jahitan n pada pada luka luka operas operasii belum belum diang diangkat kat sehing sehingga ga masi masih h mela melanj njut utka kan n inte interv rven ensi si angk angkat at jahi jahita tan n dan dan gant gantii balu balut. t. Dan Dan diagnosa resiko tinggi infeksi penulis mencantumkan waktu 4x24 jam dalam rencana tindakan karena jahitan baru diangkat semua pada hari ke5, namu namun n penu penuli liss hany hanyaa mela melaku kuka kan n peng pengel elol olaa aan n sela selama ma 3 hari hari,, disimpulkan infeksi tidak terjadi selama pengelolaan.
78
BAB V PENUTUP
Setelah penulis melakukan Asuhan Keperawatan langsung pada Ny. A dengan post sectio Ruang Melati Melati Rumah Rumah sectio caesarea caesarea indikasi indikasi panggul panggul sempit sempit di Ruang Sakit Sakit Umum Umum Daera Daerah h Kalija Kalijaga ga Demak Demak dari tangga tanggall 27 – 30 April April 2011, 2011, maka maka seba sebaga gaii lang langka kah h terak terakhir hir dala dalam m peny penyus usun unan an Kary Karyaa Tulis Tulis ini ini dapa dapatt diamb diambil il beberapa beberapa kesimpula kesimpulan n dan memberika memberikan n saran saran yang dapat dipergunak dipergunakan an sebagai sebagai bahan pertimbangan bagi pemberian Asuhan Keperawatan pada pasien khususnya pasien post operasi sectio caesarea . A. Kesimpula Kesimpulan n Sete Setela lah h dila dilaku kuka kan n asuh asuhan an kepe kepera rawa wata tan n sela selama ma empa empatt hari hari dapa dapatt disimpukan : 1. Pengkajia Pengkajian n yang yang dilakukan dilakukan sejak tanggal tanggal 27 April 2011 didapatka didapatkan n data subjektif sebagai berikut : Klien mengatakan belum berani bergerak dan masih lemas, mengatakan nyeri pada lukanya, dan mengatakan ASI hanya keluar sedikit. Sedangkan data objektif, antara lain : kesulitan bergerak, lemah, lemah, keterbatasan keterbatasan rentang gerak, gerak, tremor, tremor, melambatny melambatnyaa gerakan, gerakan, nyeri bila gerakan pada daerah perut di daerah sekitar jahitan dengan skala 6 denga dengan n waktuny waktunyaa sekitar sekitar 15 menit menit setel setelah ah geraka gerakan, n, adanya adanya luka luka insisi insisi sepanjang 12 cm, balutan bersih, terpasang kateter dan infus, Hemoglobin = 12 g/dL, g/dL, Leukosi Leukositt = 13500 ul, Trombo Trombosit sit = 26500 265000 0 ul, Hematok Hematokrit rit = 79
0
30,3, 30,3, Suhu Suhu 37,2 37,2 C, Nadi Nadi 84x/me 84x/menit, nit, puting puting mengh menghita itam, m, dan payuda payudara ra membengkak. 2.
Diagnosa Diagnosa keperawat keperawatan, an, yaitu yaitu : intolerans intoleransii aktivitas aktivitas berhub berhubunga ungan n dengan dengan kelemaha kelemahan n fisik dan nyeri; nyeri; gangguan gangguan rasa nyaman nyaman (nyeri) (nyeri) berhubung berhubungan an dengan kontraksi uterus dan luka jahitan; resti infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, dan kerusakan kulit; serta inefektif laktasi berhubungan dengan kurang pengetahuan dan perpisahan dengan bayi.
3.
Rencana Rencana keperawa keperawatan, tan, antara antara lain : kaji rentang rentang pergeraka pergerakan, n, bantu dalam dalam pemenuha pemenuhan n aktifitas aktifitas sehari-har sehari-harii sesuai sesuai kebutuhan kebutuhan,, ajarkan ajarkan latihan latihan ROM aktif/pas aktif/pasif, if, kaji karakteris karakteristik tik nyeri, nyeri, berikan berikan posisi posisi yang yang nyaman, nyaman, ajarkan ajarkan teknik relaksasi, kaji tanda dan gejala infeksi, berikan perawatan perineal, kolabo kolaboras rasii pemeri pemeriksa ksaan an labora laborator torium ium,, kolab kolabora orasi si pembe pemberia rian n obat, obat,
kaji kaji
isapan bayi, jika ada lecet pada putting, anjurkan klien breast care dan menyusui yang efektif, dan berikan informasi untuk rawat gabung. 4. Impl Implem emen enta tasi si yang yang suda sudah h dila dilaku kuka kan, n, anta antara ra lain lain : meng mengka kaji ji resp respon on pergerakan klien, mengajarkan klien ROM aktif, membantu klien untuk bera berakt ktiv ivita itas, s, meng mengka kaji ji kara karakt kter eris istik tik nyer nyeri, i, memb member erik ikan an posi posisi si yang yang nyaman, nyaman, mengajarkan mengajarkan teknik relaksasi, relaksasi, mengkaji tanda tanda / gejala gejala infeksi, infeksi, melakukan perawatan perineum, dan melakukan breast care. 5. Dari Dari tind tindak akan an yang ang dila dilaku kuka kan n dida didapa patk tkan an eval evalua uasi si,, yaitu aitu : klie klien n mengatakan sudah mampu berakvitas namun masih memerlukan bantuan, klien sudah mampu berdiri secara perlahan perlahan dan berjalan berjalan pelan-pelan, klien
80
mengatakan nyeri berkurang di sekitar perut, skala 4, klien mengatakan merasakan nyaman, perineal bersih, balutan bersih, pembalut bersih, tidak ada ada tand tandaa-tan tanda da infe infeks ksi, i, klie klien n meng mengat atak akan an akan akan beru berusa saha ha meny menyus usui ui bayinya bayinya sendiri, sendiri, payudara payudara membengka membengkak, k, produksi produksi ASI meningka meningkat, t, dan payudara bersih.
B. Sara Saran n 1. Pera Perawa watt Hubungan antara perawat dan tim kesehatan lain, serta kerjasama perawat denga dengan n kelua keluarga rga sanga sangatt diperl diperluka ukan n untuk untuk memba membantu ntu perkem perkemba banga ngan n kondisi pasien ke arah lebih baik.. 2. Mahasi Mahasiswa swa Sebelum ke lahan praktek hendaknya lebih memahami konsep kasus yang terjadi di lapangan sehingga dapat lebih siap dalam menghadapi kasus dan mengelola pasien berdasarkan konsep keperawatan. 3. Rumah Rumah Sakit Sakit Rumah sakit sebaiknya memberikan atau menyediakan fasilitas alat-alat pelaksanaan tindakan keperawatan yang lebih baik dan lebih lengkap. Selain itu juga Rumah Sakit bisa memberikan pelayanan yang lebih baik.
81