SATUAN ACARA PENYULUHAN ARTRITIS REUMATOID
Pokok Bahasan
: Artritis Reumatoid
Sub Pokok Bahasan
: 1. Definisi Artritis Reumatoid 2. Etiologi Artritis Reumatoid 3. Tanda dan gejala Artritis Reumatoid 4. Terapi Artritis Reumatoid 5. Komplikasi Artritis Reumatoid 6. Penatalaksanaan Artritis Reumatoid 7. Diet Artritis Reumatoid
Sasaran
: Keluarga Ny. MS
Target
: Tn. NR
Penyaji
: I Made Widyantara, S.Kep
Hari/Tanggal
: Rabu 13 Februari 2013
Waktu
: 1 x 60 menit
Tempat
: Rumah Ny. MS
TUJUAN 1. Tujuan Umum Setelah diberikan materi penyuluhan tentang Artritis Reumatoid selama 1x60 menit. Diharapkan keluarga mampu mengerti dan memahami tentang Artritis Reumatoid dan cara-cara perawatan anggota keluarga yang mengalaminya. 2. Tujuan Khusus Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang artritis reumatoid selama 1x60 menit diharapkan keluarga mampu : 1. Mengetahui definisi artritis reumatoid 2. Etiologi artritis reumatoid 3. Tanda dan gejala artritis reumatoid 4. Terapi artritis reumatoid 5. Komplikasi artritis reumatoid 6. Penatalaksanaan artritis reumatoid 7. Diet artritis reumatoid
METODE Ceramah, Tanya jawab
MEDIA Leaflet
ISI MATERI 1. Definisi artritis reumatoid 2. Etiologi artritis reumatoid 3. Tanda dan gejala artritis reumatoid 4. Terapi artritis reumatoid 5. Komplikasi artritis reumatoid 6. Penatalaksanaan artritis reumatoid 7. Diet artritis reumatoid
PEMBAGIAN No 1.
2.
Kegiatan
Respon Mahasiswa
Pendahuluan
10 menit
a. Menyampaikan salam
a. Membalas salam
b. Perkenalan
b. Bertanya
c. Menjelaskan tujuan
c. Mendengarkan
Penyampaian materi a. Apersepsi b. Menjelaskan definisi artritis reumatoid c. Menjelaskan etiologi artritis reumatoid d. Menjelaskan tanda dan gejala artritis reumatoid e. Menjelaskan terapi artritis reumatoid
Waktu
Mendengarkan dan memperhatikan
40 menit
f. Menjelaskan komplikasi artritis reumatoid g. Menjelaskan penatalaksanaan artritis reumatoid h. Menjelaskan diet artritis reumatoid 3.
Penutup
10 menit
a. Tanya jawab b. Menyimpulkan hasil materi
a. Menyampaikan pertanyaan b. Mendengarkan
c. Mengucapkan salam
c. Menjawab salam
SETTING TEMPAT
1 1 2
3
Keterangan : 1. Penyaji 2. Peserta penyuluhan 3. Peserta penyuluhan Penyaji duduk berhadapan dengan keluarga
EVALUASI 1. Evaluasi Sumatif
: a. Proses penyuluhan berjalan tertib dan lancar. b. Keluarga kooperatif.
2. Evaluasi Kognitif
: keluarga memahami tentang : 1. Definisi Artritis Reumatoid 2. Etiologi Artritis Reumatoid 3. Tanda dan gejala Artritis Reumatoid 4. Terapi Artritis Reumatoid 5. Komplikasi Artritis Reumatoid 6. Penatalaksanaan Artritis Reumatoid 7. Diet Artritis Reumatoid
REFERENSI
Price, Sylvia. 2005. Patofisiologi. Jakarta: EGC Http://ns-nining.blogspot.com/2008/03/asuhan -keperawatan-dengan-Athritis Http://lensakomunika.blogspot.com/2008/05/askep-arthritis Http://www.medicinenet.com/reumatoid_arthritis/article Muttaqin,Arif. 2005. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta:EGC NANDA, 2005 – 2006 , Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia, USA
Lampiran materi
ARTRITIS REUMATOID A. Definisi Artritis Reumatoid Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak diketahui penyebabnya dikarakteristikan dengan reaksi inflamasi dalam membran sinovial yang mengarah pada destruksi kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut. ( Susan Martin Tucker.1998 ). Artritis Reumatoid ( AR ) adalah kelainan inflamasi yang terutama mengenai membran sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan dengan nyeri persendian, kaku sendi, penurunan mobilitas, dan keletihan. ( Diane C. Baughman. 2000 ) Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. ( Arif Mansjour. 2001) Artritis reumatoid ini merupakan bentuk artritis yang serius, disebabkan oleh peradangan kronis yang bersifat progresif, yang menyangkut persendian. Ditandai dengan sakit dan bengkak pada sendi-sendi terutama pada jari-jari tangan, pergelangan tangan, siku, dan lutut.
B. Etiologi Artritis Reumatoid Penyebab artritis reumatoid masih belum diketahui walaupun banyak hal mengenai patogenesisnya telah terungkap. AR adalah suatu penyakit autoimun yang timbul pada individu – individu yang rentang setelah respon imun terhadap agen pencetus yang tidak diketahui. Faktor pencetus mungkin adalah suatu bakteri, mikoplasma, virus yang menginfeksi sendi atau mirip dengan sendi secara antigenis. Biasanya respon antibodi awal terhadap mikro-organisme diperantarai oleh IgG. Walaupun respon ini berhasil mengancurkan mikro-organisme, namun individu yang mengidap AR mulai membentuk antibodi lain biasanya IgM atau IgG, terhadap antibodi IgG semula. Antibodi ynng ditunjukan ke komponen tubuh sendiri ini disebut faktor rematoid ( FR ). FR menetap di kapsul sendi, dan menimbulkan peradangan
kronik dan destruksi jaringan AR diperkirakan terjadi karena predisposisi genetik terhadap penyakit autoimun.
C. Tanda dan gejala Artritis Reumatoid Manifestasi klinis yang timbul sesuai dengan tahapan dan keparahan dari penyakit AR itu sendiri. Nyeri sendi, bengkak, hangat, eritema, dan kurang berfungsi adalah gambaran klinis yang klasik. Seringkali dapat diaspirasi cairan dari sendi yang mengalami pembengkakan. Artritis sering diawali dengan timbulnya rasa sakit serta lemah pada sendi tangan dan pinggang. Juga disertai bengkak dan kadang terjadi peradangan, tetapi sering tiba-tiba hilang. Pola karakteristik dari persendian yang terkena : -
Mulai pada persendian kecil ditangan, pergelangan , dan kaki.
-
Secara progresif menenai persendian, lutut, bahu, pinggul, siku, pergelangan kaki, tulang belakang serviks, dan temporomandibular.
-
Biasnya akut, bilateral, dan simetris.
-
Persendian dapat teraba hangat, bengkak, dan nyeri ; kaku pada pagi hari berlangsung selama lebih dari 30 menit.
-
Deformitasi tangan dan kaki adalah hal yang umum.
Beberapa gejala klinis yang kerap kali terjadi pada para penderita atritis reumatoid ini, yakni : -
Gejala-Gejala Konstitusional. Beberapa gejala tersebut meliputi lelah, anoreksia, berat badan menurun dan demam. Bahkan terkadang kelelahan yang sangat hebat.
-
Poliatritis Simetris. Terutama terjadi pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di tangan namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi interfalangs distal. Hampir semua sendi diatrodial dapat terserang.
-
Kekakuan di pagi hari. Kejadian ini terjadi selama lebih dari 1 jam, dapat bersifat generalisata tetapi terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi pada osteoatritis, yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan selalu kurang dari satu jam.
-
Atritis Erosif. Atritis erosif merupakaan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik. Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi di tepi tulang dan ini dapat dilihat pada radiogram.
-
Deformitas. Kerusakan struktur penunjang sendi dengan perjalanan penyakit. Pergeseran ulnar atau jari, subluksasi sendi metakarpofalangeal, deformitas boutonniere dan leher angsa. Pada kaki terdapat protrusi (tonjolan) kaput metatarsal yang timbul sekunder dari subluksasi metatarsal.
-
Nodula-Nodula Reumatoid. Nodula-nodula reumatoid adalah masa subkutan yang ditemukan pada sekitar sepertiga penderita dewasa. Lokasi tersering yakni di daerah sepanjang sendi sikut atau sepanjang permukaan ekstensor lengan. Nodul ini merupakan tanda bahwa penyakit tersebut aktif.
-
Manifestasi Ekstraartikuler. a. Kulit Nodula subkutan Vaskulitis, bercak-bercak coklat lesi-lesi ekimotik b. Jantung Perikarditis Temponade pericardium. Lesi peradangan miokardium dan katup jantung c. Paru-paru Pleuritis dengan atau tanpa efusi peradangan paru-paru d. Mata terjadi skleritis e. Syaraf Neuropati perifer sindrom kompresi perifer (sindrom terowongan kapal, neuropati syaraf ulnaris, paralisis peronealis, abnormalitas vertebra servikal) f. Sitemik Anemia Osteoporosis generalisata Syndrome felty Sindrom Sjogren (keratokonjungtivitis sika) Amiloidosis.
D. Terapi Artritis Reumatoid Prinsip utama pengobatan penyaki artritis adalah dengan mengistirahatkan sendi yang terserang, karena jika sendi yang terserang terus digunakan akan memperparah peradangan. Dengan mengistirahatkan sendi secara rutin dapat mengurangi rasa nyeri yang ditimbulkan. Pembidaian bisa digunakan untuk imobilisasi
dan mengistirahatkan satu atau beberapa sendi, tetapi untuk mencegah kekakuan dapat dilakukan beberapa gerakan yang sistematis. Obat-obatan yang dipakai untuk mengobati penyakit ini adalah: 1. Obat anti peradangan non steroid, yang paling sering digunakan adalah aspirin dan ibuprofen. Obat ini mengurangi pembengkakan sendi dan mengurangi nyeri. 2.Obat slow-acting, obat ini ditambahkan jika terbukti obat anti peradangan non steroid tidak efektif setelah diberikan selama 2-3 bulan atau diberikan segera apabila penyakitnya berkembang cepat. Yang sekarang digunakan adalah (a) Senyawa emas, yang berfungsi memperlambat terjadinya kelainan bentuk tulang. Diberikan sebagia suntikan mingguan. Jika obat ini terbukti efektif, dosis dikurangi. (b) Penisilamin, efeknya menyerupai senyawa emas dan bisa digunakan bila senyawa emas tidak efektif dan menyebabkan efek samping yang tidak dapat ditoleransi. Dosis dinaikan secara bertahap hingga terjadi perbaikan. Penisilamin yang biasa dipakai antara lain hydroxycloroquinine dan sulfasalazine. 3. Kortikosteroid, misalnya prednison merupakan obat paling efektif untuk mengurangi peradangan dibagian tubuh manapun. Kortikosteroid efektif digunakan pada pemakaian jangka pendek, dan kurang efektif bila dipakai dalam jangka panjang. Obat ini tidak memperlambat perjalanan penyakit ini dan pemakaian jangka panjang mengakibatkan berbagai efek samping, yang melibatkan hampir setiap organ. Untuk mengurangi resiko terjadinya efek samping, maka hampir selalu digunakan dosis efektif terendah. Obat ini disuntikan langsung ke dalam sendi, tetapi dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang, terutama jika sendi yang terkena digunakan secara berlebihan sehingga mempercepat terjadinya kerusakan sendi. 4.Obat imunosupresif (contohnya metotreksat, azatioprin, dan cyclophosphamide) efektif untuk mengatasi artritis yang berat. Obat ini menekan peradangan sehingga pemakaian kortikosteroid bisa dihindari atau diberikan dengan dosis rendah.
E. Komplikasi Artritis Reumatoid Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptik yang merupakan komlikasi utama penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit ( disease modifying antirhematoid drugs, DMARD ) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada arthritis reumatoid.
Komplikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas , sehingga sukar dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan dengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik akibat vaskulitis.
F. Penatalaksanaan Artritis Reumatoid Tujuan dari penatalaksanaan termasuk penyuluhan, keseimbangan antara istirahat dan latihan, dan rujukan lembaga di komunitas untuk mendapatkan dukungan. AR dini
:
penatalaksanaan pengobatan termasuk dosis terapeutik
salisilat atau obat – obat antiinflamasi nonsteroid ( NSAIDS ): antimalaria emas, pensilamin,atau sulfasalazin, methotreksat; analgetik selama periode nyeri hebat. AR sedang , erosit
: program formal terapi okupasi dan terapi fisik.
AR persisten, erisif
: pembedahan rekonstruksi dan kortikosteroid.
AR tahap lanjut yang tak pulih
: preparat immunosupresif, seperti metotreksat, siklosfosfamid, dan azatioprin.
Pasien AR sering mengalami anoreksia, penurunan berat badan, dan anemia, sehingga
membutuhkan pengkajian riwayat diit yang sangat cermat untuk
mengidntifikasi
kebiasaan makan dan makanan yang disukai. ( kortikosteroid
dapat menstimulasi
napsu makan dan menyebabkan penambahan berat badan ).
Penatalaksanaan artritis reumatoid didasarkan pada pengertian patofisiologis penyakit ini. Selain itu perhatian juga ditujukan terhadap manifestasi psikofisiologis dan kekacauan psikososial yang menyertainya yang disebabkan oleh perjalana penyakit yang fluktuatif dan kronik. Untuk memuat diagnostik yang akurat dapat memakan waktu sampai bertahun-tahun, tetapi pengobatan dapat dimulai secara lebih dini. Tujuan utama dari program pengobatan adalah sebagai berikut: 1. Untuk menghilangkan nyeri dan peradangan. 2. Untuk mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal dari pasien. 3. Untuk mencegah dan memperbaiki deformitas yang terjadi pada sendi.
Ada sejumlah cara penatalaksanaan yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan ini: pendidikan, istirahat, latihan fisik dan termoterapi, gizi dan obatobatan. Langkah pertama dari program penatalaksanaan ini adalah memberikan pendidikan yang cukup tentang penyakit kepada pasien, keluarganya, dan siapa saja yang berhubungan dengan pasien. Pendidikan yang diberikan meliputi pengertian tentang patofisiologis, penyebab, dan prognosis penyakit ini, semua komponen program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang kompleks, sumber-sumber bantuan untuk mengatasi penyakit ini, dan metode-metode efektif
tentang
penatalaksanaan yang diberikan oleh tim kesehatan. Proses pendidikan ini harus dilakukan secara terus-menerus. Bantuan dapat diperoleh melalui club penderita, badan-badan kemasyarakatan, dan dari orang-orang lain yang juga penderita artritis reumatoid, serta keluarga mereka. Istirahat penting karena artritis reumatoid biasanya disertai rasa lelah yang hebat. Walaupun rasa lelah itu bisa timbul setiap hari, tetapi ada masa-masa ketika pasiem merasa lebih baik atau lebih berat. Kekakuan dan rasa tidak nyaman dapat meningkat apabila beristirahat, hal ini berarti bahwa pasien dapat mudah terbangun dari tidurnya pada malam hari karena nyeri. Latihan-latihan spesifik dapat bermanfaat dalam mempertahankan fungsi sendi. Latihan ini mencakup gerakan aktif dan pasif pada semua sendi yang sakit, sedikitnya dua kali sehari. Kompres panas pada sendi-sendi yang sakit dan bengkak mungkin dapat mengurangi nyeri. Mandi parafin dengan suhu yang bisa diatur dan mandi dengan suhu panas dan dingin dapat dilakukan di rumah. Alat-alat pembantu dan adaktif mungkin diperlukan untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.
G. Diet Artritis Reumatoid Diet khusus : Tim Cakar Ayam Untuk diet keseluruhan dapat dilihat sebagai berikut : 1. Asupan protein : 0,8 g/kg BB/hari 2. Asupan buah dan sayuran > dari 5x sajian per hari 3. Diet rendah lemak : < 5 % (asam lemak omega 6) dan > 10 % ( asam lemak omega 9) 4. Meningkatkan asupan asam lemak omega 3
5. Cukup vitamin B6 dan C 6. Suplemen multivitamin dan mineral jika asupan tidak mencukupi 7. Suplemen Fe jika pasien anemia 8. Pasien dengan kortikosteroid perlu diberikan makanan tinggi kalsium dan kalium 9. Makanan diberikan dalam porsi kecil tapi sering dan batasi minyak serta gula.
SATUAN ACARA PENYULUHAN ARTRITIS REUMATOID
Oleh: I Made Widyantara, S.Kep C1212003
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA USADA BALI 2013