ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN ARTRITIS RHEUMATOID Disususn untuk memenuhi tugas Panum Gerontik
Disusun oleh : AENI MUSTAQIROH ARIE DEVI ARSA ARIF SETIADI BENNY ARIEF SULISTYANTO WIDI WIJAYANTI WINDA WIDIYASTUTI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN-PEKALONGAN PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN 2010
BAB I
A. PEND PENDAH AHUL ULUA UAN N
Istilah rheumatism berasa berasall dari dari bahasa bahasa Yunani Yunani,, rhumatismoz , yang berarti mukus; suatu cairan yang dianggap jahat, mengalir dari otak ke sendi dan strukt struktur ur lain lain tubuh tubuh sehing sehingga ga menimb menimbulk ulkan an nyeri. nyeri. Bebera Beberapa pa peneli penelitian tian menunjukkan
memang
ada
perub rubahan
struktur
mucine
sendi
(muko (mukopal palisa isakari karida, da, asam hialur hialuroni onidon donat) at) pada pada beberap beberapaa jenis jenis penyak penyakit it reumatik, sehingga istilah yang telah agak lama dipakai itu agaknya masih sesuai sampai saat ini. Setiap
kondisi
yang
disertai
nyeri
dan
kaku
pada
sistem
muskuloskeletal disebut rheumatik , termasuk penyakit jaringan ikat (penyakit kolagen). Sedangkan istilah artritis , umumnya dipakai bila sendi merupakan tempat utama penyakit rheumatik. Peradangan pada jaringan ikat, terutama yang yang berd berdek ekat atan an deng dengan an send sendii atau atau otot otot dan dan tend tendon on dise disebu butt fibrositis, sedang sedangkan kan iritasi iritasi jaringa jaringan n ikat ikat fibros fibrosaa di tempat tempat meleka melekatny tnyaa pada pada tulang tulang disebut entesopati . Reumatolog Reumatologii adalah ilmu yang mempelajari penyakit sendi, termasuk penya penyakit kit arthri arthritis tis,, fibros fibrositi itis, s, bursit bursitis, is, neuralg neuralgia ia dan kondis kondisii lainny lainnyaa yang yang menimbulkan nyeri somantik dan kekakuan. Hing Hingga ga kini kini dike dikena nall lebi lebih h dari dari 100 100 maca macam m peny penyak akit it send sendii yang yang seringkali seringkali memberikan gejala yang hampir hampir sama. Oleh karena karena itu pendekatan pendekatan diagnostik diagnostik sangat diperlukan diperlukan agar didapatkan didapatkan diagnosis diagnosis yang tepat, tepat, sehingga sehingga akhirnya pasien memperoleh penatalaksanaan yang adekuat. Perlu diingat pula bahwa bahwa gangguan gangguan reumatik dapat merupakan manifestasi manifestasi artikular artikular berbagai berbagai penyakit dan sebaliknya beberapa penyakit reumatik mempunyai manifestasi ekstra-artikular pada beberapa organ. Dalam Dalam lebih lebih dari dari 2 dekade dekade terakh terakhir ir ini diketah diketahui ui bahwa bahwa berbag berbagai ai pen penya yaki kitt remai remaik k yang yang dian diangg ggap ap memp mempun unya yaii dasa dasarr imun imunol olog ogik ik tern ternya yata ta berkaitan dengan sistem hipokompatibilitas. Sistem ini ditentukan oleh faktor genetik yang pada manusia dikenal sebagai HLA ( Human Leukocyte Antygen ) tertentu. tertentu. Antigen Antigen HLA adalah molekul molekul pada permukaan permukaan sel yang sifatnya sifatnya
ditentukan oleh gen respon imun yang sangat polimorfis yang letaknya ada suatu kompleks pada kromosom No.6 manusia. Sampai saat ini, diketahui 2 jenis antigen HLA yang berbeda dalam struktur dan fungsi: 1. Molekul HLA kelas I, yaitu HLA A, B, C dan lokus-lokus lain yang
dieksp diekspres resika ikan n pada pada permuk permukaan aan semua semua sel berint berintii dan berfun berfungsi gsi dalam dalam presentasi antigen pada limfosit T sitotoksik (CD 8+). 2. Molekul HLA kelas II yaitu HLA-DR, DQ dan DP dan diekspresikan
terutama
pada ada
makrof rofag dan sel
T
yang
aktif
dan
berfu rfungsi
mempresentasikan antigen kepada limfosit T helper (CD 4+). Saat ini dapat dikatakan dikatakan penggunaan penggunaan pemeriksaan pemeriksaan HLA dalam klinik masih terbatas. Pada banyak keadaan, antigen HLA yang berkaitan dengan penyakit juga terjadi relatif sering pada penduduk normal sehingga spesifitas penyakit berkurang. Disamping itu tidak semua pasien yang sakit mempunyai jenis jenis HLA yang yang berkai berkaitan tan dengan dengan penyak penyakitn itnya ya sehing sehingga ga sensit sensitifi ifitas tasnya nya berkurang. Kaitan HLA dengan penyakit juga berbeda-beda pada berbagai etnik populasi. Penjelasan yang mungkin ats kaitan HLA yang bervariasi dan tidak tidak lengka lengkap p ini adalah adalah dengan dengan ditemu ditemukan kannya nya beberap beberapaa alel alel HLA yang yang bereda tetapi mempunyai sequensi (rentetan) asam amino polimorfis yang sama (hipotesis epitop bersama). Wala Wa laup upun un seka sekara rang ng dapa dapatt dila dilaku kuka kan n peme pemeri riks ksaa aan n HLA HLA seca secar r moleku molekular, lar, sehing sehingga ga dapat dapat didetek dideteksi si urutan urutan asam asam amino amino yang yang berkai berkaitan tan dengan penyakit, tetapi adanya frekuensi HLA tertentu yang tinggi dalam popul populasi asi normal normal masih masih membua membuatt manfaa manfaatny tnyaa terbatas terbatas sebaga sebagaii uji klinis klinis.. Walaupun begitu ada beberapa penyakit rematik yang dengan pemeriksaan HLA sekaran sekarang g ini dapat dapat merupa merupakan kan inform informasi asi klinis klinis yang yang bergun bergunaa untuk untuk diagnosis dan prognosis dan dapat berperan lebih besar pada pengobatan di masa yang akan datang.
A. TUJUAN
Setelah Setelah mahasi mahasiswa swa membac membacaa makalah makalah ini, ini, mahasi mahasiswa swa dapat dapat menger mengerti ti dan memahami tentang penyakit Artritis Reumatoid mulai dari pengertian, etiologi
sampai prognosis sehingga dapat membantu mahasiswa dalam menentukan diagnosa keperawatan yang tepat.
BAB II KONSEP DASAR
A. PENG PENGER ERTI TIAN AN
Artr Artrit itis is Rheu Rheuma mato toid id (AR) (AR) meru merupa paka kan n suat suatu u peny penyak akit it infl inflam amas asii sistemik kronik yang walaupun manifestasi utamannya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh. Pada umum umumny nyaa sela selain in geja gejala la arti artiku kula lar, r, AR dapa dapatt pula pula menu menunj njuk ukka kan n geja gejala la konstitusional berupa kelemahan umum, cepat lelah atau gangguan organ non artikular lainnya. Penyakit Penyakit ini adalah salah satu dari sekelompok sekelompok penyakit penyakit jaringan ikat difus difus yang yang diperan diperantara taraii oleh oleh imunit imunitas as dan tidak tidak diketah diketahui ui penyab penyababn abnya. ya. Artriti Artritiss reumat reumatoid oid kira-ki kira-kira ra 2 ½ kali kali lebih lebih sering sering menyer menyerang ang peremp perempuan uan daripada daripada laki-laki. laki-laki. Insiden Insiden meningkat meningkat dengan dengan bertambahny bertambahnyaa usia, terutama pada perempuan. Insedens puncak adalah antara usia 40 sampai 60 tahun.
B. ETIOLOGI
Penyebab AR sampai sekarang belum diketahui. Beberapa faktor di bawah ini diduga berperan dalam timbulnya penyakit artritis rheumatoid. 1. Faktor Faktor geneti genetik k dan dan lingku lingkunga ngan n Terdapat Terdapat hubungan hubungan antara HLA-DW4 HLA-DW4 dengan dengan AR seropositi seropositiff yaitu penderita mempunyai resiko 4 kali lebih banyak terserang penyakit ini.
2. Hormon se seks Fakt Faktor or
kese keseim imba bang ngan an
horm hormon onal al
didu diduga ga
ikut ikut
berp berper eran an
kare karena na
perempuan lebih banyak menderita penyakit ini dan biasanya sembuh sewaktu hamil. 3. Infeksi Dugaan adanya infeksi timbul karena permulaan sakitnya terjadi secara mendad mendadak ak dan disert disertai ai tandatanda-tan tanda da perada peradanga ngan. n. Penyeb Penyebab ab infeks infeksii diduga bakteri, mikoplasma, atau virus. 4. Heat Heat Sho Shock ck Prot Protei ein n (HS (HSP) P) HSP merupakan sekelompok protein berukuran sedang yang dibentuk oleh tubuh sebgai respons terhadap stres. 5. Rad Radikal ikal bebas ebas Contohnya radikal superokside dan lipid peroksidase yang merangsang keluarnya prostaglandin sehingga timbul rasa nyeri, peradangan dan pembengkakan. 6. Umur Penyak Penyakit it ini terjdai terjdai pada pada usia usia 20-60 20-60 tahun, tahun, tetapi tetapi terban terbanyak yak antara antara umur 35-45 tahun. Artrit Artritis is reumat reumatoid oid ini merupa merupakan kan bentuk bentuk artriti artritiss yang yang serius serius,, dise diseba babk bkan an oleh oleh perad peradan anga gan n kron kronis is yang yang bers bersif ifat at prog progre resi sif, f, yang yang menyangkut persendian. Ditandai dengan sakit dan bengkak pada sendisendi terutama pada jari-jari tangan, pergelangan tangan, siku, dan lutut. Penyebab Penyebab artritis reumatoid reumatoid masih belum diketahui diketahui walaupun walaupun banyak banyak hal meng mengen enai ai pato patoge gene nesi sisn snya ya tela telah h teru terung ngka kap. p. Peny Penyak akit it ini ini tida tidak k dapa dapatt ditunjukka ditunjukkan n memiliki memiliki hubungan hubungan pasti dengan dengan genetik. genetik. Terdapat Terdapat kaitan dengan penanda genetik seperti HLA-DW4 (Human Leukocyte Antigens) dan HLA-DR5 pada orang Kaukasia. Namun pada orang Amerika, Afrika, Jepang, dan Indian Chippewa hanya ditentukan kaitan dengan HLA-DW4. Destruksi jaringan sendi terjadi melalui dua cara. Pertama adalah destruksi pence pencerna rnaan an oleh oleh produk produksi, si, protea protease, se, kolage kolagenas nase, e, dan enzim enzim hidrol hidroliti itik k lainnya. Enzim ini memecah kartilago, ligamen, tendon, dan tulang pada
sendi, serta dilepaskan bersama – sama dengan radikal O2 dan metabolit asam arakidonat oleh leukosit leukosit polimorfon polimorfonuklear uklear dalam cairan sinovial. Proses ini diduga adalah bagian dari respon autoimun terhadap antigen yang diproduksi secara lokal Destruksi jaringan juga terjadi melalui kerja panus reumatoid. Panus merupakan jaringan granulasi atau vaskuler yang terbentuk dari sinovium yang meradang dan kemudian meluas ke sendi. Di sepanj sepanjang ang pinggi pinggirr panus panus terjad terjadii destru destruksi ksi,, kolage kolagen, n, dan proteo proteogli glikan kan melalui produksi enzim oleh sel di dalam panus tersebut.
A. PATO PATOFI FISI SIOL OLOG OGI I
Pada Pada artri artriti tiss reuma reumato toid id,, reaks reaksii auto autoimu imun n (yan (yang g suda sudah h dije dijela lask skan an sebelu sebelumny mnya) a) teruta terutama ma terjadi terjadi dalam dalam jaring jaringan an sinovi sinovial. al. Proses Proses fagosi fagositos tosis is meng mengha hasi silk lkan an enzi enzimm-en enzi zim m
dala dalam m
send sendi. i. Enzi Enzimm-en enzi zim m
ters terseb ebut ut akan akan
memecah kogen sehingga terjadi edema, proliferasi membran sinovial dan akhirnya pembentukan pannus. Pannus akan menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang. Akibatnya adalah menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu mengganggu gerak sendi. sendi. Otot akan terkena karena serabut otot akan mengalami perubahan degeneratif dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot.
B.
GAMBARAN KLINIS
Ada beberapa gambaran klinis yang lazim ditemukan pada seseorang artritis reumatoid. Gambaran klinis ini tidak harus timbul sekaligus pada saat bersamaan oleh karena penyakit ini memiliki gambaran klinis yang sangat bervariasi. 1. Gejala-gejala misaln lnya ya lela lelah, h, anor anorek eksi sia, a, berat berat bada badan n Gejala-gejala konstitusional, konstitusional, misa
menurun dan demam. Terkadang kelelahan dapat demikian hebatnya. 2. Poliartritis Poliartritis simetris simetris terutama pada sendi perifer: termasuk sendi-sendi di
tangan, namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi interfalang distal. Hampir semua sendi diartrodial dapat diserang. 3. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam; dapat bersifat generalisata
tetapi tetapi teruta terutama ma menyer menyerang ang sendisendi-sen sendi. di. Kekaku Kekakuan an ini berbed berbedaa dengan dengan
kekaku kekakuan an sendi sendi pada pada osteo osteoart artriti ritis, s, yang yang biasan biasanya ya hanya hanya berlan berlangsu gsung ng selama beberapa menit dan selalu berkurang dari satu jam. 4. Artritis erosif; merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik.
Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi di tei tulang. 5. Deformitas; Kerusak Kerusakan an jaringa jaringan n penung penungjan jang g sendi sendi mening meningkat katden dengan gan
pejalanan penyakit. Pergeseran ulnar atau deviasi jari, subluksasi sendi meteka metekarpo rpofala falange ngeal, al, deform deformita itass bouton boutonnie niere re dan leher leher angsa angsa adalah adalah beber beberapa apa deform deformita itass tangan tangan yangse yangserin ring g dijump dijumpai. ai. Pada Pada kaki kaki terdap terdapat at protrusi protrusi (tonjolan) (tonjolan) kaput metersal yang timbul timbul sekunder sekunder dari subluksas subluksasii meteter metetersal sal.. SendiSendi-sen sendi di yang yang besar besar juga juga dapa dapa teseran teserang g dan mengal mengalami ami pengurang pengurangan an kemampuan kemampuan bergerak bergerak terutama terutama dalam melakukan melakukan gerakan gerakan ekstensi. 6. Nodul-nodul reumatoid : adalah adalah massa massa subku subkutan tan yang yang ditemu ditemukan kan pada pada
sekita sekitarr seperti sepertiga ga orang orang dewasa dewasa pasie pasien n artriti artritiss reumat reumatoid oid.. Lokasi Lokasi yang yang paling paling sering dari deformitas ini adalah bursa olekranon olekranon (sendi (sendi siku) siku) atau di sepa sepanj njan ang g perm permuk ukaan aan ekst eksten enso sorr dari dari lenga lengan; n; wala walaup upun un demi demiki kian an nodula-nodula ini dapat juga timbul pada tempat-tempat lainnya. Adanya nodula-nodula ini biasanya merupakan suatu petunjuk suatu penyakit yang aktif dan lebih berat. 7. Manif Manifest estasi asi
dekstr dekstra-a a-art rtiku ikula lar r ;
artritis
reumatoid
juga
dapat
menyerangorgan-organ lain di luar sendi. Jantung (perikarditis), paru-paru (pleuritis), mata, dan pembuluh darah dapat rusak.
Gbr. 1 Tangan reumatoid dengan boutonniere dan deformitas leher angsa. Terlihat poliartritis pada sendi tangan. Diantara perubahan deformitas yang berat terdapat otot yang tidak digunakan dalam “snuffbox” anatomik (antara ibu jari dan jari telunjuk).
A. KRITER KRITERIA IA DIAGNO DIAGNOSTI STIK K
Diag Diagno nost stik ik artr artrit itis is reuma reumato toid id dapat dapat menj menjad adii suatu suatu pros proses es yang yang kompleks. kompleks. Pada tahap dini mungkin mungkin hanya akan ditemukan ditemukan sedikit sedikit atau tidak ada uji laboratorium yang positif; perubahan apda sendi dapat minor; dan geja gejala la geja gejalan lanya ya dapa dapatt hany hanyaa bers bersif ifat at seme sement ntara ara.. Diag Diagno nosi siss tida tidak k hany hanyaa bersandar pada satu karakteristik saja tetapi berdasarkan pada suatu evaluasi dari sekelompok tanda dan gejala. Kriteria diagnostik yang dipakai adalah sebagai berikut: 1. Kekakuan Kekakuan pagi pagi hari hari (lamany (lamanyaa paling paling tidak tidak satu jam) 2. Artrit Artritis is pada pada tiga tiga atau atau lebi lebih h send sendii 3. Artrit Artritis is sendi sendi-se -sendi ndi jari-jar jari-jarii tangan tangan 4. Artr Artrit itis is yang yang sime simetr tris is 5. Nodu Nodull reum reumat atoi oid d 6. Fakt Faktor or reum reumat atoi oid d dala dalam m serum serum 7. Perubahan-p Perubahan-peruba erubahan han radiolog radiologik ik (erosi (erosi atau dekalsifik dekalsifikasi asi tulang) tulang)
Diagno Diagnosis sis artriti artritiss reumat reumatoid oid dikata dikatakan kan positi positiff apabik apabikla la sekura sekurangngkurang kurangnya nya empat empat dari dari tujuh tujuh kriter kriteria ia ini terpenu terpenuhi. hi. Empat Empat kriter kriteria ia yang yang disebutkan terdahulu harus sudah berlangsung sekurang-kurangnya 6 minggu.
A. PEMERI PEMERIKSA KSAAN AN PENUNJ PENUNJANG ANG
Tidak Tidak banyak banyak berper berperan an dalam dalam diagno diagnosis sis reumat reumatoid oid,, namun namun dapat dapat menyokong bila terdapat keraguan atau untuk melihat prognosis gejala pasien. 1. Peme Pemerik riksa saan an labo laborat rator oriu ium m a. Cairan synovial
1) Kun Kuning ing
samp sampai ai
puti putih; h;
dera deraja jatt
kek kekeru eruhan han
men menggam ggamba bark rkan an
peningkatan jumlah sel darah putih; fibrin clot menggambarkan kronisitas. 2) Mucin Bekuan an yang yang bera beratt dan dan menu menuru runn nnya ya visk viskos osit itas as Mucin clot clot . Beku
menggambarkan penurunan kadar asam hyaluronat. 3) Leukosit 5.000 5.000 – 50.000 50.000/mm /mm3, mengga menggamba mbarka rkan n adanya adanya proses proses
inflamasi, didominasi oleh sel neutrophil (65%). 4) Glukos Glukosa: a: norm normal al atau atau rendah rendah.. 5) Rheu Rheuma mato toid id fact factor or posi positi tif, f, kada kadarn rnya ya lebi lebih h ting tinggi gi dari dari seru serum, m,
berbanding terbalik dengna kadar komplemen cairan sinovium. 6) Penurunan Penurunan kadar komlemen komlemen menggambark menggambarkan an pemakaianny pemakaiannyaa pada
reaksi imunologis. 7) Peningkatan Peningkatan kadare kadare IgG dan kompleks kompleks imun. 8) Phagocites – neutrophils yang “difagosit” oleh kompleks immun.
a. Darah tepi 1) Leuk Leukos osit it::
norm normal al atau atau meni mening ngka katt (<12 (<12.0 .000 00/m /mm3 m3). ). Leuk Leukos osit it
menurun bila terdapat splenomegali; keadaain ini dikenal sebagai
Felty’s syndrome. 2) Anemia Anemia normosite normositerr atau mikrosi mikrositer, ter, tipe tipe penyakit penyakit kronis. kronis. a. Peme Pemeri riks ksaan aan SeroSero-im imun unol olog ogii 1) Rheumatoid Rheumatoid factor + (IgM) - 75% penderi penderita; ta; 95% + pada penderita penderita dengan nodul subkutan. 2) Anti CCP CCP antibodies antibodies positi positiff telah dapat dapat ditemukan ditemukan pada pada AR dini. dini.
3) Antinu Antinucle clear ar antibo antibodie diess positi positiff (10%-5 (10%-50% 0% pender penderita ita)) dengan dengan titer yang yang lebih lebih rendah rendah diband dibanding ingkan kan dengan dengan Lupus Lupus Eritem Eritemato atosus sus Sistemik. 4) Anti-D Anti-DNA NA antibo antibodie diess nega negatif tif.. 5) Peningkatan
CRP,
fibrinogen
dan
laju
endap
darah,
menggambarkan aktivitas penyakit. 6) Meningkatn Meningkatnya ya kadar alpha1 dan alpha2 globulin globulin sebagai sebagai acute
phase reactans. 7) Meningkatnya
kadar
γ-gobulin
menggambarkan
kenaikan/akselerasi dari katabolisme protein pada penyakit kronis. 8) Kadar komplemen komplemen serum normal; menurunny menurunnyaa kadar komplemen komplemen
dapat terjadi pada keadaan penyakit dengan gejala ekstra artikular yang berat seperti vaskulitis. 9) Adan Adanya ya circu circulat latin ing g immu immune ne coml comlex exes es – sert sertaa dite ditemu muka kan n pada pada penyakit dengan manifestasi sistemik. 1. Pemerik Pemerikasa asaan an Gamb Gambaran aran Radiol Radiologi ogik k Pada Pada awal awal penyak penyakit it tidak tidak ditemu ditemukan kan,, tetapi tetapi setelah setelah sendi sendi mengal mengalami ami kerusa kerusakan kan yang yang berat berat dapat dapat terlih terlihat at penyem penyempita pitan n ruang ruang sendi sendi karena karena hilangnya rawan sendi. Terjadi erosi tulang pada tepi sendi dan penurunan densitas tulang. Perubahan ini sifatnya tidak reversibel. Secara radiologik didapa didapati ti adanya adanya tandatanda-tan tanda da dekals dekalsifi ifikas kasii (sekur (sekurang ang-ku -kuran rangny gnya) a) pada pada sendi yang terkena.
Gbr. 2 Radiogram tangan reumatoid. Perhatikan penurungan jarak sendi (panah hitam), erosi kaput metakarpal (panah putih kecil) dan tejadi deformitas sendi (panah putih besar). A. PENA PENATA TALA LAKS KSAN ANAA AAN N
1. Peng Pengob obat atan an Medi Mediss Belum ada penyembuhan untuk AR. Penyakit biasanya berlangsung seumur seumur hidup, hidup, sehing sehingga ga memerlu memerlukan kan penang penangana anan n seumur seumur hidup hidup pula. pula. Walaupun Walaupun hingga kini belum berhasil berhasil didapatkan didapatkan suatu cara pencegahan pencegahan dan pengobatan AR yang sempurna, saat ini pengobatan pasa pasien AR ditujukan untuk: a. Menghilang Menghilangkan kan gejala gejala inflamas inflamasii aktif baik lokal lokal maupun maupun sistemik sistemik b. Menceg Mencegah ah terjad terjadiny inyaa destruk destruksi si jaring jaringan an c. Menc Menceg egah ah terja terjadi diny nyaa defo deform rmit itas as dan dan meme memeli liha hara ra fung fungsi si pers persen endi dian an agar tetap dalam keadaan baik d. Mengem Mengembal balika ikan n kelain kelainan an fungsi fungsi organ organ dan persend persendian ian yang terlibat terlibat agar sedapat mungkin menjadi normal kembali. Dala Dalam m peng pengob obat atan an AR umum umumny nyaa selau selau dibu dibutu tuhk hkan an pend pendek ekat atan an multidisip multidisipliner. liner. Suatu tim yang idealnya idealnya terdiri terdiri dari dokter, perawat, ahli
fisioterapi, ahli terapi okupasional, pekerja sosial, ahli farmasi, ahli gizi dan ahli ahli psikol psikologi ogi,, semuan semuanya ya memili memiliki ki perana peranan n masing masing-ma -masin sing g dalam dalam pengelo elolaan
pasien
AR
baik
dalam
bidang
edu edukasi
maup aupun
penatalaksanaan pengobatan penyakit ini. Beberapa jenis obat yang digunakan pada AR antara lain sebagai berikut: 1. Obat Obat Anti Anti Inflam Inflamasi asi Non Non Stero Steroid id (OAIN (OAINS) S) Obat ini diberikan sejak mulai sakit untuk mengatasi nyeri sendi akibat proses peradangan. Golongan obat ini tidak dapat melindungi rawan send sendii maup maupun un tulan tulang g dari dari pros proses es keru kerusa saka kan n akib akibat at peny penyak akit it AR. AR. Cont Contoh oh obat obat golo golong ngan an ini ini yait yaitu u Aset Asetos osal al,, Ibup Ibupro rofe fen, n, Natr Natriu ium m Diclofenak, Indometasin, Asam flufenamat, Piroksikam, Fenilbutason, dan Naftilakanon. 2. Kort Kortik ikos oste tero roid id Obat Obat ini ini berk berkha hasi siat at seba sebaga gaii anti antira rada dang ng dan dan pene peneka kan n reak reaksi si imun imun (imunosupresif), tetapi tidak bisa mengubah perkembangan penyakit AR. Kortikosteroid bisa digunakan secara sistemik (tablet, suntikan IM) maupun suntikan lokal di persendian yang sakit sehingga rasa nyer nyerii
dan dan
pemb pemben engk gkak akan an
hila hilang ng
seca secara ra
cepa cepat. t.
Peng Pengob obat atan an
kort kortik ikos oste tero roid id sist sistem emik ik jang jangka ka panj panjan ang g hany hanyaa dibe diberi rika kan n kepa kepada da pende penderit ritaa dengan dengan kompli komplikas kasii berat berat dan mengan mengancam cam jiwa, jiwa, seperti seperti radang pembuluh darah (vaskulitis). 3. Dese Deseas asee Mod Modifin ifing g Anti nti Rheu Rheuma mato toid id Dru Drugs (DMA (DMAR RDs)/ Ds)/ Obat Obat pengubah perjalanan penyakit Bila diagnosis AR telah ditegakkan, oabt golongan ini harus segera diberikan. Beberapa ahli bahkan menganjurkan pemberian DMARDs, baik sebagai obat tunggal maupun kombinasi dengan DMARDs lain pada tahap dini, baru kemudian dikurangi secara bertahap bila aktivitas AR telah terkontrol. terkontrol. Bila penggunaan penggunaan satu jenis DMARDs dengan dosis dosis adekua adekuatt selama selama 3-6 bulan bulan tidak tidak menamp menampakk akkan an hasil, hasil, segera segera hentikan hentikan atau dikombinas dikombinasii dengan dengan DMARDs DMARDs yang lain. Contoh Contoh obat golongan golongan ini yaitu Klorokuin, Klorokuin, Hidroksiklo Hidroksiklorokui rokuin, n, Sulfazalazine Sulfazalazine,, D-
pen penis isil ilam amin in,,
Gara Garam m
Emas Emas (Aur Auro o
Sodi Sodium um
Thio Thioma mala late te,,
), AST AST
Methothexate, Cyclosporin-A dan Lefonomide. 4. Obat Obat imun imunos osup upre resi sif f Obat ini jarang digunakan karena efek samping jangka panjang yang berat seperti timbulnya penyakit kanker, toksik pada ginjal dan hati. 5. Supl Suplem emen en anti antiok okds dsid idan an Vitami Vitamin n dan mineral mineral yang yang berkh berkhasi asiat at antiok antioksid sidan an dapat dapat diberi diberikan kan sebagai suplemen pengobatan seperti beta karoten, vitamin C, vitamin E, dan selenium.
1. Peng Pengob obat atan an Trad Tradis isio iona nall Perawatan dan pengobatan terhadap penyakit rheumatik adalah sebagai berikut. a. Diusah Diusahaka akan n agar agar badan badan dalam dalam kead keadaan aan hang hangat. at. b. Gunaka Gunakan n campura campuran n garam 1 sendok sendok makan, makan, tawas tawas ½ sendok sendok makan, makan, dan air rebusan sirih untuk merendam/mengompres bagian badan yang terserang rheumatik. c. Daun seledri seledri sebanyak sebanyak 10 batang batang dimakan dimakan sebagai sebagai lalap. d. Daun Daun kumis kumis kucing kucing sebany sebanyak ak 1 geng gengga gam, m, daun menir meniran an 7 bata batang ng,, temulawak 10 potong, daun murbei 1 genggam, dan bidara upas 1 jari. Semu Semuaa baha bahan n ini ini di rebu rebuss dalam dalam air air seba sebany nyak ak 2 gela gelas, s, kemu kemudi dian an disaring untuk diminum airnya.
e. Deng Dengan an obat obat goso gosok k ala alami mi:: 1) Air jeruk jeruk nipis, nipis, minyak minyak kayu putih putih dan kapur kapur sirih dicam dicampur pur dan digunakan untuk menggosok bagian tubuh yang sakit. 2) Daun Daun kecu kecubu bung ng wulu wuluh h 5 lemb lembar ar dan dan kapu kapurr siri siri ditu ditumb mbuk uk dan dan digosokkan pada bagian tubuh yang sakit. 3) Bengle Bengle lempu lempu yang yang dan cabe cabe ditumb ditumbuk uk halus, halus, kemudi kemudian an dicampur dicampur dengan minyak kayu putih dan digosokkan pada bagian tubuh yang sakit.
A. KO KOMP MPLI LIKA KASI SI
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptikum yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat obat anti inflam inflamasi asi non-st non-stero eroid id (OAINS (OAINS)) atau obat obat pengub pengubah ah perjal perjalana anan n penyak penyakit it (desease DMARD) yang yang menjad menjadii faktor faktor desease modifyin modifying g antirhema antirhematoid toid drugs, drugs, DMARD) penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada arthritis rheumatoid. Komplikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas, sehingga suka sukarr dibe dibeda daka kan n akib akibat at lesi lesi artik artikul uler er dan dan lesi lesi neur neurop opati atik. k. Umum Umumny nyaa berhubungan dengan myelopati akibat ketidakstabilan vertebra vertical dan neuropati iskemik akibat vaskulitis.
B. ANJURAN ANJURAN BAGI BAGI PENDERIT PENDERITA A ARTRITIS ARTRITIS RHEUMATOID RHEUMATOID
1. Maka Makan n sayu sayuran ran (bayam (bayam,, loba lobak, k, wort wortel el,, daun daun sing singko kong ng,, daun daun ubi ubi jala jalar, r, seledri) 2. Mengkonsum Mengkonsumsi si buah-buah buah-buahan an segar (tomat (tomat,, kesemek, kesemek, pepaya, pepaya, mangga) mangga) 3. Tiga hari berturut-turut minumlah susu dan telur ayam kampung setengah
matang. 4. Jangan Jangan mengko mengkonsum nsumsi si makanan makanan/minum /minuman an yang yang dingin dingin.. 5. Mandi Mandi berend berendam am deng dengan an air air hang hangat. at. 6. Isti Istira raha hatt yang yang cuku cukup. p. 7. Jang Jangan an samp sampai ai kedi keding ngin inga gan n
Beberap Beberapaa jenis jenis makana makanan n yang yang harus harus dihind dihindari ari bagi bagi semua semua pender penderita ita rematik adalah sebagai berikut. 1. Minuman berarkohol, teh, kopi, coklat.
2. Mentega, Mentega, telur telur ayam ayam negeri, negeri, rempah-rempa rempah-rempah h yang yang pedas. pedas. 3. Kue-ku Kue-kuee dari dari tepun tepung g dan dan gula gula puti putih. h. 4. Sayur kangkung kangkung,, melinjo melinjo (daun (daun dan buah), buah), rebung rebung dan daging. daging.
A. PROG PROGNO NOSI SIS S
Pada umumnya pasien artritis reumatoid akan mengalami manifestasi penyakit penyakit yang bersifat monosikli monosiklik k (hanya (hanya mengalami mengalami satu episode artritis artritis reumatoid reumatoid dan selanjutnya selanjutnya akan mengalami remisi sempurna). sempurna). Tapi sebagian sebagian besar penyakit ini telah terkena artritis reumatoid akan menderita penyakit ini selama sisa hidupnya dan hanya diselingi oleh beberapa masa remisi yang singka singkatt (jenis (jenis polisi polisikli klik). k). Sebagi Sebagian an kecil kecil lainnya lainnya akan akan mender menderita ita artriti artritiss reumatoid yang progresif yang disertai dengan penurunan kapasitas fungsional yang menetap pada setiap eksaserbasi. Sepe Sepert rtii telah telah dise disebu butk tkan an sebe sebelu lumn mnya ya,, bahw bahwas asan anny nyaa peny penyak akit it ini ini bersifat sistemik. Maka seluruh organ dapat diserang, baik mata, paru-paru, jantung, ginjal, kulit, jaringan ikat, dan sebagainya. Bintik-bintik kecil yang berupa benjolan atau noduli dan tersebar di seluruh organ di badan penderita. Pada Pada paru paru-p -paru aru dapa dapatt meni menimb mbul ulka kan n lung lung fibr fibros osis is,, pada pada jant jantun ung g dapa dapatt menimb menimbulk ulkan an perica pericardi rditis tis,, myocar myocardit ditis is dan seteru seterusny snya. a. Bahkan Bahkan di kulit, kulit, nodulu noduluss rheuma rheumaticu ticuss ini bentuk bentuknya nya lebih lebih besar besar dan terdap terdapat at pada pada daerah daerah insertio dan otot-otot atau pada daerah extensor. Bila RA nodule ini kita sayat secara melintang maka kita akan dapati gambaran: nekrosis sentralis yang dikeli dikeliling lingii dengan dengan sebuka sebukan n sel-se sel-sell radang radang mendad mendadak ak dan menahu menahun n yang yang berja berjajar jar sepert sepertii jeruji jeruji roda roda sepeda sepeda (radier) (radier) dan memben membentuk tuk palisa palisade. de. Di sekitarnya dikelilingi oleh deposit-deposit fibrin dan di pinggirnya ditumbuhi dengan dengan fibrob fibroblas last. t. Benjol Benjolan an remati rematik k ini jarang jarang dijum dijumpai pai pada pada pender penderita ita- pen pende deri rita ta RA jeni jeniss ring ringan an.. Disa Disamp mpin ing g hal-h hal-hal al yang yang dise disebu butk tkan an di atas atas gamb gambar aran an anem anemia ia pada pada pend pender erit itaa RA buka bukan n dise diseba babk bkan an oleh oleh kare karena na kurangnya kurangnya zat besi pada makanan atau tubuh tubuh penderita. penderita. Hal ini timbul akibat
pen penga garu ruh h imun imunol olog ogik ik,, yang yang meny menyeb ebab abka kan n zat-z zat-zat at besi besi terku terkump mpul ul pada pada jaringan limpa dan sistema retikulo endotelial, sehingga jumlahnya di daerah menjadi menjadi kurang. kurang. Kelainan Kelainan sistem sistem pencernaan pencernaan yang sering sering dijumpai dijumpai adalah gratitis dan ulkus peptik yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat antiinflamasi antiinflamasi nonsteroid nonsteroid (OAINS) (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit (desea (desease se modify modifying ing antirem antiremath athoid oid drugs, drugs, DMARD DMARD)) yang yang menjad menjadii faktor faktor penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada artritis reumatoid. Komplikasi saraf yang terjadi tidak memberikan gambaran jelas, sehingga sukar dibedakan antara antara akibat akibat lesi lesi artiku artikular lar dan lesi lesi neurop neuropati atik. k. Umumny Umumnyaa berhub berhubung ungan an dengan dengan mielop mielopati ati akibat akibat ketida ketidakst kstabi abilan lan verteb vertebra ra servik servikal al dan neurop neuropati ati iskemik akibat vaskulitis.
BAB III KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. DASAR DASAR DATA DATA PENGKA PENGKAJIA JIAN N PASIEN PASIEN
1. AKTI AKTIVI VITA TAS/ S/IS ISTI TIRA RAHA HAT T
Gejala: Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stress pada sendi : kekakuan pada pagi hari. Keletihan.
Tanda: malaise, keterbatasan rentang gerak ; atrofi otot, kulit : kontraktur atau kelainan pada sendi dan otot 2. KAR KARDIOV DIOVAS ASKU KULE LER R Gejala : Jantung cepat, tekanan darah menurun. 3. INT INTEGRI EGRITA TAS S EGO EGO Faktor or-f -fak akto torr stre stress ss akut akut atau atau kron kronis is : Misa Misaln lnya ya finan finansi sial, al, Gejala: Fakt pekerjaan, pekerjaan, ketidakmam ketidakmampuan puan,, faktor-fakto faktor-faktorr hubungan hubungan,, keputusasa keputusasaan an dan ketida ketidak k berday berdayaka akan, n, ancama ancaman n pada pada konsep konsep diri, diri, citra citra tubuh tubuh,, identi identitas tas pribadi misalnya ketergantungan pada orang lain 4. MAKA MAKANA NAN N ATAU ATAU CAI CAIRA RAN N
Gejala: Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat : mual, anoreksia, Kesulitan untuk mengunyah.
Tanda: Penurunan berat badan, kekeringan pada membran mukosa. 5. HIGIENE
Gejala:
Berb Berbag agai ai kesu kesuli lita tan n untu untuk k mela melaks ksan anak akan an akti aktivi vita tass prib pribad adi, i,
ketergantungan pada orang lain. 6. NEUR NEURO OSENS SENSO ORI
Gejala: kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan
Tanda: Pembengkakan sendi 7. NYER NYERII / KEN KENYA YAMA MANA NAN N
Gejala: fase akut dari nyeri, terasa nyeri kronis dan kekakuan
8. KEAMANAN Kesulitan dalam menangani menangani tugas/pemel tugas/pemeliharaan iharaan rumah tangga, Gejala: Kesulitan kekeringan pada mata dan membran mukosa 9. INTE INTERA RAKS KSII SOS SOSIA IAL L
Gejala: kerusakan interaksi dan keluarga/orang lain : perubahan peran: isolasi B. ASUH ASUHAN AN KEPE KEPERA RAWA WATA TAN N
1. DIAGNOSA DIAGNOSA 1: Nyeri Nyeri b/d proses proses infl inflamasi amasi.. Kriteria hasil: nyeri hilang atau tekontrol
INTERVENSI Mandiri
RASIONAL
– kaji keluhan nyeri, catat
lokasi kasi
dan dan
– membantu
dalam
intens tensiitas tas
menentuka menentukan n kebutuhan kebutuhan
(skala ala 0 – 10). Catat
mana manage geme men n nyer nyerii dan dan
faktor-faktor
keefektifan program
yang
mempercepat
dan
tandatanda-tan tanda da rasa rasa sakit sakit non verbal atras s – matra berika kan n – beri
matr matras as
kasur
keras,
keci kecil. l.
Ting Tinggi gika kan n
tempat
tidur
atau atau bantal line linen n sesuai
kebutuhan
yang yang
kera keras, s,
bantal bantal yang yang kecil kecil akan akan kesejajaran
melihara tubuh
yang
tepat ,
menem enempa patk tkan an
setr etres
pada pada send sendii yang yang saki sakit. t. Peninggian linen tempat tidur
menurunkan
tekanan
pada
sendi
yang terinflamasi / nyeri
– biarkan
pasien
– pada pada
mengambi mengambill posisi posisi yang
tir tirah
nyaman
diperlukan
tidur
pada
atau
kursi.
waktu
duduk
di
Tingkatkan
penyak penyakit it bari aring
memb membat atas asii
berat, berat,
mungk ungkiin untuk
nyer nyerii
atau atau
cedera sendi.
istirahat di tempat tidur sesuai indikasi – Mence enceg gah – doro dorong ng
untu untuk k
terj erjadi adinya nya
seri sering ng
kelel elelah ahan an
umum
dan dan
mengubah posisi. Bantu
kekakuan
sendi.
pasien pasien untuk untuk berger bergerak ak
Menstabilkan
sendi,
1. DIAGNOSA DIAGNOSA 2 : Intoleran Intoleran aktivita aktivitass b/d b/d perubah perubahan an otot. otot. Kriteria Hasil : Klien mampu berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan.
INTERVENSI – Pertahankan istirahat
RASIONAL – Untuk mencegah
tirah baring/duduk jika
kelelahan dan
diperlukan.
mempertahankan kekuatan.
– Bantu bergerak dengan
bantuan seminimal mungkin.
– Meningkatkan fungsi
sendi, kekuatan otot dan stamina umum.
– Dorong klien
mempertahankan mempertahankan postur
– Memaksimalkan Memaksimalkan fungsi
tegak, duduk tinggi,
sendi dan
berdiri dan berjalan.
mempertahankan mobilitas.
– Berikan lingkungan yang
aman dan menganjurkan untuk menggunakan alat bantu.
– Menghindari cedera
akibat kecelakaan seperti jatuh.
– Berikan obat-obatan
– Untuk menekan inflamasi
sistemik akut 1. DIAGNOSA 3 : Resiko tinggi cedera b/d penurunan fungsi tulang.
Kriteria Hasil : klien dapat mempertahankan keselamatan fisik.
INTERVENSI endallikan ikan – Kenda
lin lingkun gkunga gan n
RASIONAL Lingku kung ngan an – Ling
yang yang
beba bebas s
dengan dengan
:
Menyin Menyingkir gkirkan kan
bahaya bahaya akan akan mengur mengurang angii
bahaya yang tampak jelas,
resiko
mengurangi
membebaskan keluaraga.
potensial
cedera
dan
cedera akibat jatuh ketika tidur
misalnya
menggunakan penyanggah temp tempat at
tidu tidur, r,
usah us ahak akan an
posisi tempat tidur rendah, gunakan malam
penc encahayaan aan siapkan
lampu
panggil.
– Hal Hal ini ini akan akan memb member erika ikan n
pasi pasien en
mera merasa sa
oton otonom omi, i,
restrain – Memantau
regimen
medikasi
Izinkan
kemandirian kebeba ebasan
mening ingkat katkan
agita itasi,
mengegetkan pasien
dan maksi ksimum
dengan
memberikan
kebebasan
dalam
ling lingku kung ngan an
yang yang
hindari rest restra rain in,,
dapat
aman aman,,
penggunaan keti ketika ka
melamun
pas pasien ien alihkan
perhatiannya
1. DIAGNOSA 4 : Perubahan pola tidur b/d nyeri.
Kriteria Hasil : klien dapat memenuhi kebutuhan istirahat atau tidur.
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri – Tentu Tentukan kan kebias kebiasaan aan tidur tidur
biasanya yang terjadi.
– Mengkaj kaji
perl erlunya
mengidentifikasi intervensi yang tepat.
– Berikan tempat tidur yang
nyaman.
dan
– Meningkatkan
keny kenyam aman anan an
tidu tidurr
sert serta a
dukungan – Buat Buat ruti rutini nita tas s tidu tidurr yang yang
baru
yang
dalam
fisiologis/psikologis
dima imasukkan kan
pola
lama
dan
lingkungan baru.
– Bila
rutinitas
mengandung
baru aspek
sebanyak kebiasaan lama, stres stress s dan dan ansi ansiet etas as yang yang berhubungan – Instruksikan
tindakan
relaksasi –
berkurang.
Memb embantu ntu
menginduksi tidur.
Tingkatkan
regimen
keny kenyam aman anan an wakt waktu u tidu tidur, r, misa misaln lnya ya
dapat
mand mandii
hang hangat at
– Meningkatkan
efek
relaksasi
dan massage.
unakan an – Gunak tidur
paga pagarr
sesuai
rend rendah ahka kan n
tem tempat pat indikasi:
temp tempat at
tidu tidurr
bila mungkin.
Dapatt – Dapa jat jatuh uh
mera merasa saka kan n kare karena na
taku takutt
peru peruba baha han n
ukuran tinggi tempat tidur, pagar
– Berikan sedative, sedative, hipnotik hipnotik
sesuai indikasi
tempat
tidur
memb member erik ikan an
keam keaman anan an
untuk
membantu
mengubah posisi.
– Mung Mungkin kin
dibe diberik rikan an untu untuk k
memba embant ntu u
pas pasien ien
atau istirahat.
tidur idur
DAFTAR PUSTAKA
Anders Anderson, on, Sylvia Sylvia Price, Price, McCart McCarty, y, Wilson Wilson Lorrai Lorraine. ne. 2006. 2006. PATOFISIOLOGI volume 2. Jakarta: Jakarta: Konsep Klinis Proses-Proses Proses-Proses Penyakit . Edisi 6, volume Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Dalimartha, Setiawan. 2007. 96 Resep Tumbuhan Obat untuk Reumatik . Jakarta: Jakarta: PENEBAR SWADAYA.
Gunadi Gunadi,, W. Rachma Rachmat, t, Et all. all. 2006. 2006. Diagnosi Diagnosiss & Terapi Terapi Penyakit Penyakit Reumatik Reumatik . Bandung: SAGUNG SETO.
Smeltzer, Suzanne C., Bare, Brenda G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth. Volume 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sudoyo, Aru, Et all. 2006. Buku Buku Ajar ILMU PENYAKIT PENYAKIT DALAM . JILID III, EDISI IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Depertemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Utomo, Utomo, Prayog Prayogo. o. 2005. 2005. APRE APRESIA SIASI SI PENYA PENYAKIT KIT PENGO PENGOBA BATAN TAN SECAR SECARA A Jakarta: Penerbit RINEKA RINEKA CIPTA. TRADISIONAL DAN MODERN . Jakarta:
Wino Winoto to,,
Pand Pandi. i.
KANISIUS.
2003 2003.. Pengoba Pengobatan tan
. Yogy Yogyak akar arta ta:: Alternat Alternatif if
PENE PENERB RBIT IT