SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TENTANG POST POST TRAUMATI C STRE STRE SS DI SORDE SORDE R (PTSD) (PTSD) DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa Program Profesi Ners XXXIII UNPAD
Disusun oleh: Kelompok 4
Dini Hanifatul Muslimah
220112160525 220112160525
Naoval Meiladi Nurjaman
220112160526 220112160526
Dinda Piranti Arumsari
220112160527 220112160527
Irvan Rafani Akhyar
220112160528 220112160528
Lathifani Azka
220112160529 220112160529
Reggi Prathama
220112160530 220112160530
Ria Fitria Bahri
220112160531 220112160531
PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXIII FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2017
Daftar Isi
Daftar Isi ................................................................................................................. i I.
Latar Belakang ........................................................................................ 1
II.
Tujuan....................................................................................................... 2
III.
Isi Materi .................................................................................................. 2
IV.
Media ........................................................................................................ 2
V.
Metode Pengajaran.................................................................................. 3
VI.
Kegiatan Penyuluhan .............................................................................. 4
VII.
Materi ....................................................................................................... 6
VIII.
Penutup..................................................................................................... 6
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 14
i
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) POST TRAUMATI C STRE SS DI SORDE R (PTSD)
Pokok Bahasan
: Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)
Subpokok Bahasan
: Menjelaskan mengenai PTSD
Sasaran
: Keluarga dan pasien di Instalasi Rawat Jalan RSJ Provinsi Jawa Barat
Hari/Tanggal
: Rabu, 2 Agustus 2017
Waktu
: 1 x pertemuan (30 menit)
Tempat
: Instalasi Rawat Jalan RSJ Provinsi Jawa Barat
Pemateri
: Naoval M. N. dan Irvan R. A.
I. Latar Belakang
Semakin berkembangnya zaman, kebutuhan akan kesehatan pun semakin meningkat. Masalah kesehatan yang terjadi tidak hanya gangguan fisik, tetapi gangguan psikologis juga dapat berdampak buruk jika berhadapan dengan suatu kejadian atau peristiwa traumatik. Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) atau gangguan kecemasan pasca trauma merupakan kecemasan patologis yang umumnya terjadi setelah seseorang mengalami atau menyaksikan trauma berat yang mengancam fisik dan jiwa orang tersebut, termasuk salah satu gangguan kecemasan. Penyebabnya dapat disebabkan oleh physical abuse, korban kriminalitas, korban peperangan, bencana alam yang dipengaruhi support system yang ada dan mekanisme koping individu (Yosep & Titi n, 2014) Kejadian traumatik dan kehilangan merupakan hal yang umum terjadi pada kehidupan seseorang. Dalam temuan WHO pada 21 negara, lebih dari 10% responden menyaksikan penganiayaan atau kekerasan (21,8%) atau mengalami penganiayaan
interpersonal
(18,8%), kecelakaan
(17,7%),
terlibat
dalam
peperangan (16,2%) atau kejadian traumatik pada orang yang dicintai (12,5%). Kira-kira 3,6% dari populasi dunia menderita PTSD pada tahun 2012. Menurut Kaplan dan Sadock (2007), upaya penanganan penderita gangguan jiwa seperti PTSD tergantung pada pengobatan yang diberikan berdasarkan etiologinya.
Terdapat
dua
jenis
pengobatan 1
PTSD
yaitu
menggunakan
farmakoterapi dan psikoterapi. Farmakoterapi berupa pemberian obat anti depresi, anti cemas, dan lain-lain. Sedangkan psikoterapi meliputi Eye Movement Desensitization
and
Reprocessing
(EMDR),
playtherapy,
dan
Cognitive
Behavioral Therapy. Peran petugas kesehatan serta keterlibatan keluarga sangat penting dalam upaya kesembuhan penderita. Maka dari itu, keluarga perlu mengetahui dan mengenal lebih dalam tentang PTSD dan cara perawatannya.
II. Tujuan 2.1 Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan keluarga dan pasien di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat mampu memahami tentang PTSD. dan cara penanganannya baik di rumah sakit maupun di rumah serta memahami pentingnya dukungan keluarga yang efektif untuk pencegahan timbulnya PTSD.
2.2 Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
1. Menjelaskan pengertian PTSD 2. Menguraikan faktor terjadinya PTSD 3. Menguraikan tanda dan gejala PTSD 4. Menjelaskan cara menangani PTSD
III. Isi Materi
1. Pengertian PTSD 2. Faktor terjadinya PTSD 3. Tanda dan gejala PTSD 4. Peran Keluarga dalam Perawatan Klien dengan PTSD
IV. Media
1. Banner 2. Leaflet
2
V. Metode Pengajaran
1. Ceramah 2. Tanya jawab
3
VI. Kegiatan Penyuluhan Tahap
Kegiatan peserta
Kegiatan Pendidikan
didik
Metode
Siapkan sarana dan perlengkapan -
Banner
PRA
-
Materi penkes
07.00-07.05
-
Leaflet
Media
Leaflet dan Banner
Set ruangan Siapkan daftar hadir KEGIATAN
Memberi salam dan perkenalan
Menyimak
Ceramah dan
PEMBUKA
Menjelaskan tujuan pembelajaran
Menyimak
Tanya Jawab
07.05-07.10
Apersepsi
Menggali pengetahuan peserta tentang Menguraikan PTSD
pengetahuannya
Ceramah dan Leaflet dan Banner Tanya Jawab
URAIAN
Menjelaskan pengertian PTSD
Menyimak
MATERI
Menguraikan tanda dan gejala PTSD
Mengajukan
07.10-07.25
Menjelaskan penanganan PTSD dan
pertanyaan/klarifikasi
peran keluarga
/sharing terkait topic yang dibahas
4
Menyimpulkan
pengajaran
secara
singkat KEGIATAN
PENUTUP
07.25-07.30
Menyimak
Ceramah dan
Bertanya
Tanya Jawab
Mengundang
pertanyaan/komentar Menjawab
peserta didik
pertanyaan
Menjawab pertanyaan
disampaikan
Melakukan
evaluasi
pembelajaran
(pertanyaan terlampir)
Menutup pertemuan
5
yang
Menyimpulkan
pengajaran
secara
singkat KEGIATAN
PENUTUP
07.25-07.30
Menyimak
Ceramah dan
Bertanya
Tanya Jawab
Mengundang
pertanyaan/komentar Menjawab
peserta didik
pertanyaan
Menjawab pertanyaan
disampaikan
Melakukan
evaluasi
yang
pembelajaran
(pertanyaan terlampir)
Menutup pertemuan
5
VII. Materi
PTSD (POST TRAUMATI C STRE SS DI SORDE R )
A. Pengertian PTSD
PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) adalah kelainan yang berkembang pada beberapa orang yang pernah mengalami peristiwa yang luar biasa, menakutkan, atau berbahaya. Sesuatu yang wajar untuk merasa takut selama dan setelah situasi traumatis. Ketakutan memicu banyak perubahan sepersekian detik dalam
tubuh
untuk
membantu
mempertahankan
diri
dari
bahaya
atau
menghindarinya. Tanggapan "hadapi atau lari" ini adalah reaksi khas yang dimaksudkan untuk melindungi seseorang dari bahaya. Hampir semua orang akan mengalami berbagai reaksi setelah trauma, namun kebanyakan orang pulih dari gejala awal secara alami. Mereka yang terus mengalami masalah dapat didiagnosis dengan PTSD. Orang yang memiliki PTSD mungkin merasa stres atau ketakutan bahkan saat mereka tidak dalam bahaya.
VII. Materi
PTSD (POST TRAUMATI C STRE SS DI SORDE R )
A. Pengertian PTSD
PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) adalah kelainan yang berkembang pada beberapa orang yang pernah mengalami peristiwa yang luar biasa, menakutkan, atau berbahaya. Sesuatu yang wajar untuk merasa takut selama dan setelah situasi traumatis. Ketakutan memicu banyak perubahan sepersekian detik dalam
tubuh
untuk
membantu
mempertahankan
diri
dari
bahaya
atau
menghindarinya. Tanggapan "hadapi atau lari" ini adalah reaksi khas yang dimaksudkan untuk melindungi seseorang dari bahaya. Hampir semua orang akan mengalami berbagai reaksi setelah trauma, namun kebanyakan orang pulih dari gejala awal secara alami. Mereka yang terus mengalami masalah dapat didiagnosis dengan PTSD. Orang yang memiliki PTSD mungkin merasa stres atau ketakutan bahkan saat mereka tidak dalam bahaya.
B. Tanda dan Gejala PTSD
Tidak semua penderita trauma yang berkembang secara terus menerus (kronis) menjadi PTSD, bahkan jangka pendek (akut) bisa menjadi PTSD. Tidak semua orang dengan PTSD mengalami kejadian traumatis sebelumnya. Beberapa pengalaman contohnya seperti kematian mendadak yang tak terduga dari orang yang dicintai, juga bisa menyebabkan PTSD. Gejala biasanya dimulai lebih awal, dalam waktu 3 bulan setelah kejadian traumatis, tapi terkadang mereka mulai bertahun-tahun sesudahnya. Gejala PTSD harus bertahan lebih dari sebulan dan cukup parah untuk mengganggu hubungan atau kerja dan aktivitas. Jalannya penyakit bervariasi. Beberapa orang dapat pulih dalam waktu 6 bulan, sementara yang lain memiliki gejala yang bertahan lebih lama. Pada beberapa orang, kondisinya bisa menjadi kronis. Seorang dokter yang memiliki pengalaman membantu penderita penyakit jiwa, seperti psikiater atau psikolog, dapat mendiagnosis PTSD.
6
Untuk didiagnosis dengan PTSD, orang dewasa harus memiliki semua hal berikut paling sedikit selama 1 bulan : 1. Setidaknya ada satu gejala yang dialami kembali 2. Setidaknya ada satu gejala penghindaran 3. Setidaknya ada dua gejala dorongan dan reaktivitas 4. Setidaknya ada dua gejala kognisi dan mood
Gejala yang dialami kembali meliputi: 1. Mengingat kembali secara terus menerus trauma yang dialami, termasuk gejala fisik seperti jantung yang berdebar kencang atau berkeringat 2. Mimpi buruk 3. Pikiran atau khayalan yang menakutkan Kembali mengalami gejala yang dapat menyebabkan masalah dalam rutinitas sehari-hari seseorang. Gejalanya bisa dimulai dari pikiran dan perasaan seseorang. Kata-kata, benda, atau situasi mengingat acara juga bisa memicu gejala penderita mengalami flashback.
Gejala penghindaran meliputi: 1. Menjauhi sesuatu objek yang dapat mengingatkan akan pengalaman yang menimbulkan trauma 2. Menghindari berpikir yang berkaitan dengan peristiwa traumatis Hal yang mengingatkan seseorang pada peristiwa traumatis bisa memicu gejala penghindaran. Gejala ini dapat menyebabkan seseorang mengubah rutinitas pribadinya. Misalnya, setelah mengalami kecelakaan mobil yang buruk, orang yang biasanya mengendarai mobil tidak ingin lagi mengemudi atau naik mobil.
Gejala dorongan dan reaktivitas meliputi : 1. Menjadi mudah kaget 2. Merasa tegang atau dalam tekanan 3. Susah tidur dan insomnia 4. Meledak-ledak jika marah
7
Gejala yang parah biasanya konstan, dan dapat dipicu oleh hal-hal yang mengingatkan berbagai peristiwa traumatis. Gejala ini bisa membuat orang merasa stres dan marah. Penderita akan sulit dalam melakukan aktivitas seharihari, seperti tidur, makan, atau berkonsentrasi.
Gejala kognitif dan mood meliputi: 1. Kesulitan mengingat “kunci” dari peristiwa yang menimbulkan trauma 2. Pikiran negatif tentang diri sendiri atau lingkungannya 3. Perasaan terdistorsi seperti rasa bersalah atau menyalahkan 4. Kehilangan ketertarikan pada aktivitas yang menyenangkan Gejala kognitif dan mood dapat semakin memburuk setelah kejadian traumatis, namun bukan karena cedera atau penggunaan zat. Gejala ini bisa membuat orang merasa terasing atau terlepas dari teman atau anggota keluarga. Gejala ini timbul adalah suatu hal yang wajar setelah kejadian yang menimbulkan trauma. Terkadang orang memiliki gejala yang sangat serius yang hilang setelah beberapa minggu. Ini disebut gangguan stres akut, atau ASD. Bila gejalanya berlangsung lebih dari sebulan, sehingga mempengaruhi kemampuan seseorang untuk beraktivitas, dan bukan karena penggunaan narkoba, penyakit medis, atau apapun kecuali kejadian itu sendiri mereka mungkin terkena PTSD. Beberapa orang dengan PTSD tidak menunjukkan gejala apapun selama berminggu-minggu
atau
berbulan-bulan.
PTSD
sering
disertai
depresi,
penyalahgunaan zat, atau satu atau lebih gangguan kecemasan lainnya.
C. Apakah anak dapat mengalami PTSD seperti orang dewasa?
Anak-anak dan remaja dapat mengalami reaksi ekstrem terhadap trauma, namun gejalanya mungkin tidak sama dengan orang dewasa. Pada anak-anak yang sangat muda (kurang dari 6 tahun), gejala-gejala ini dapat meliputi: a. Mengompol dikasur b. Lupa bagaimana atau tidak bisa bicara (kaku) c. Mengingat ulang kejadian saat sedang bermain/beraktivitas d. Menjadi lebih ingin dekat dengan orang tuanya dan takut berlebihan
8
Anak-anak dan remaja yang lebih tua cenderung menunjukkan gejala yang serupa dengan yang terlihat pada orang dewasa. Mereka mungkin juga mengembangkan perilaku yang mengganggu, tidak sopan, atau merusak. Anakanak dan remaja yang lebih tua mungkin merasa bersalah karena tidak mencegah cedera atau kematian. Mereka dapat juga memiliki pemikiran balas dendam.
D. Faktor risiko PTSD
Siapapun bisa berkembang menjadi PTSD pada usia berapapun. Ini termasuk veteran perang, anak-anak, dan orang-orang yang telah mengalami serangan fisik atau seksual, pelecehan, kecelakaan, bencana, ata u banyak kejadian serius lainnya. Menurut Pusat Nasional untuk PTSD, sekitar 7 atau 8 dari setiap 100 orang akan mengalami PTSD di beberapa titik dalam kehidupan mereka. Wanita lebih cenderung berkembang menjadi PTSD daripada pria, dan gen mungkin membuat beberapa orang lebih mungkin berkembang menjadi PTSD daripada yang lain. Tidak semua orang dengan PTSD telah mengalami peristiwa berbahaya. Beberapa orang berkembang menjadi PTSD setelah seorang teman atau anggota keluarga mengalami bahaya. Kematian mendadak dan tak terduga dari orang yang dicintai juga bisa menyebabkan PTSD.
E. Mengapa ada orang yang mudah terkena PTSD dan tidak?
Penting untuk diingat bahwa tidak semua orang yang hidup melalui peristiwa berbahaya berkembang menjadi PTSD. Sebenarnya, kebanyakan orang tidak akan mengalami gangguan. Banyak faktor yang berperan dalam apakah seseorang akan berkembang menjadi PTSD. Beberapa contoh tercantum di bawah ini. Faktor risiko membuat seseorang lebih cenderung mengembangkan PTSD. Faktor lain, disebut faktor ketahanan, dapat membantu mengurangi risiko gangguan tersebut. Faktor Resiko dan Faktor Ketahanan untuk PTSD Beberapa faktor yang meningkatkan risiko PTSD melalui kejadian yang memicu trauma antara lain: 1. Terluka atau dilukai orang lain 2. Melihat orang lain terluka, atau melihat mayat
9
3. Trauma masa kecil 4. Merasa ngeri, tak berdaya, atau ketakutan yang ekstrem 5. Memiliki sedikit atau tidak ada dukungan sosial setelah mendapati trauma 6. Trauma berat setelah kejadian, seperti kehilangan orang yang dicintai, sakit dan luka, atau kehilangan pekerjaan atau rumah 7. Memiliki riwayat penyakit jiwa atau penyalahgunaan zat psikotropika
Beberapa faktor ketahanan yang dapat mengurangi risiko PTSD antara lain: 1. Mencari dukungan dari orang lain, seperti teman dan keluarga 2. Menemukan kelompok pendukung setelah peristiwa traumatis 3. Belajar menghargai tindakan orang lain dalam menghadapi bahaya 4. Memiliki strategi coping yang positif, atau cara melewati kejadian buruk dan belajar darinya 5. Mampu bertindak dan merespons secara efektif meski merasa takut
F. Perawatan dan Terapi
Perawatan utama untuk orang dengan PTSD adalah pengobatan, terapi psikoterapi ("bicara"), atau keduanya. Semua orang memiliki kemampuan berbeda, dan PTSD mempengaruhi orang secara berbeda sehingga pengobatan yang bekerja untuk salah satu individu mungkin saja tidak dapat digunakan untuk orang lain. Penting bagi siapa saja yang memiliki PTSD untuk dirawat oleh penyedia layanan kesehatan mental yang berpengalaman dengan PTSD. Beberapa orang dengan PTSD perlu mencoba berbagai perawatan untuk menemukan apa yang sesuai dengan gejalanya. Jika seseorang dengan PTSD mengalami trauma yang terus berlanjut, seperti berada dalam hubungan yang rentan, kedua masa lah perlu ditangani. Masalah lain yang
sedang
berlangsung
dapat
mencakup
gangguan
panik,
depresi,
penyalahgunaan zat, dan resiko bunuh diri. 1. Obat-obatan
Obat yang paling banyak dipelajari untuk mengobati PTSD termasuk antidepresan, yang dapat membantu mengendalikan gejala PTSD seperti kesedihan, kekhawatiran, kemarahan, dan rasa mati rasa. Antidepresan dan obat
10
lain mungkin diberikan bersama dengan psikoterapi. Obat lain mungkin membantu gejala PTSD tertentu. Misalnya, meski saat ini belum disetujui FDA, penelitian telah menunjukkan bahwa Prazosin mungkin sangat membantu dengan masalah tidur, terutama mimpi buruk, yang biasa dialami orang dengan PTSD.
2. Psikoterapi Psikoterapi atau terapi bicara adalah metode “curhat terhadap tenaga medis. Psikoterapi dapat dilakukan secara individu atau berkelompok. Pengobatan terapi bicara untuk PTSD biasanya berlangsung 6 sampai 12 minggu, namun bisa juga lebih lama. Penelitian menunjukkan bahwa dukungan dari orang terdekat seperti keluarga dan teman bisa menjadi bagian penting dari proses penyembuhan. Banyak jenis psikoterapi dapat membantu orang dengan PTSD. Beberapa jenis target gejala PTSD secara langsung. Terapi lain berfokus pada masalah sosial, keluarga, atau pekerjaan. Dokter atau terapis dapat menggabungkan berbagai terapi tergantung pada kebutuhan setiap orang. Psikoterapis yang efektif cenderung menekankan beberapa komponen utama, termasuk memberitahu tentang gejala dam membantu mengidentifikasi pemicu gejala serta keterampilan untuk cara mengelola gejalanya. Salah satu bentuk terapi yang bermanfaat disebut terapi perilaku kognitif, atau CBT. CBT bisa meliputi: a. Terapi pemaparan. Ini membantu orang menghadapi dan mengendalikan ketakutan mereka. Secara bertahap menghadapkan mereka pada trauma yang mereka alami dengan cara yang aman. Ini menggunakan imajinasi, menulis, atau mengunjungi tempat kejadian terjadi. Terapis menggunakan alat ini untuk membantu orang dengan PTSD mengatasi perasaan mereka. b. Restrukturisasi kognitif. Ini membantu orang memahami kenangan buruk. Terkadang orang mengingat kejadiannya secara berbeda dari pada apa yang terjadi. Mereka mungkin merasa bersalah atau malu atas sesuatu yang bukan salah mereka. Terapis membantu orang dengan PTSD melihat apa yang terjadi secara realistis.
11
Ada jenis pengobatan lain yang bisa membantu juga. Orang dengan PTSD harus berbicara tentang semua pilihan pengobatan dengan terapis. Pengobatan harus membekali individu dengan keterampilan untuk mengelola gejala mereka dan membantu mereka berpartisipasi dalam aktivitas yang mereka nikmati sebelum mengembangkan PTSD.
3. Bagaimana Terapi Bicara Membantu Orang Mengatasi PTSD Terapi bicara mengajarkan orang cara yang bermanfaat untuk bereaksi terhadap kejadian menakutkan yang memicu gejala PTSD mereka. Berdasarkan tujuan umum ini, berbagai jenis terapi mungkin: a. Ajarkan tentang trauma dan pengaruhnya b. Gunakan keterampilan relaksasi dan kontrol kemarahan c. Berikan tip untuk pola tidur, diet, dan kebiasaan olah raga yang lebih baik d. Bantu orang mengidentifikasi dan mengatasi rasa bersalah, malu, dan perasaan lain tentang acara tersebut e. Fokus pada perubahan bagaimana orang bereaksi terhadap gejala PTSD mereka. Misalnya, terapi membantu orang menghadapi pengingat trauma.
4. Diluar Perawatan : Bagaimana saya bisa menolong diri sendiri? Mungkin sangat sulit untuk mengambil langkah pertama untuk membantu diri Anda sendiri. Penting untuk disadari bahwa meskipun memakan waktu namun penderita PTSD dapat sembuh. Untuk membantu diri Anda sendiri saat dalam perawatan: a. Bicarakan dengan dokter Anda tentang pilihan pengobatan b. Terlibat dalam aktivitas fisik ringan atau olahraga untuk membantu mengurangi stres c. Tetapkan tujuan yang realistis untuk diri Anda sendiri d. Break up tugas besar menjadi kecil, menetapkan beberapa prioritas, dan melakukan apa yang Anda bisa yang Anda bisa e. Cobalah meluangkan waktu bersama orang lain, dan beritahu teman atau kerabat yang terpercaya. Beritahu orang lain tentang hal-hal yang bisa memicu gejala.
12
f. Harapkan gejala Anda untuk memperbaiki secara bertahap, tidak segera g. Mengidentifikasi dan mencari situasi, tempat, dan orang yang nyaman h. Merawat diri sendiri dan orang lain sangat penting saat sejumlah besar orang terpapar peristiwa traumatis (seperti bencana alam, kecelakaan, dan tindakan kekerasan).
G. Peran Keluarga dalam Perawatan Klien dengan PTSD
Keluarga merupakan faktor penting yang menetukan keberhasilan asuhan keperawatan pada klien dengan PTSD. Dukungan keluarga selama klien dirawat di rumah sakit sangat dibutuhkan sehingga klien termotivasi untuk sembuh. Demikian juga saat klien tidak lagi di rumah sakit (dirawat dirumah). Keluarga yang
mendukung
klien
secara
konsisten
akan
membuat
klien
mampu
mempertahankan program pengobatan secara optimal. Namun sebaliknya jika peran keluarga tidak optimal maka klien dapat kambuh dan akan sulit dalam pemulihan dan pengobatannya.
VIII. Penutup
1. Evaluasi Isi a. Seluruh materi tersampaikan kepada peserta 2. Evaluasi Proses a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan b. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan c. Pelaksanaan kegiatan sesuai rundown 3. Evaluasi Hasil a. Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan b. 2 dari 3 pertanyaan dapat dijawab oleh peserta Teknik evaluasi hasil yang digunakan adalah dengan bertanya secara langsung. Pertanyaan: a. Apa itu PTSD? b. Sebutkan minimal 3 tanda dan gejala PTSD? c. Bagaimana peran keluarga dalam perawatan klien dengan PTSD?
13
Daftar Pustaka
Keltner, N., Bostrom, C., McGuness, T. Psychiatric Nursing 6th Edition. 2012. Lippincott Williams and Wilikins Straight A’s in Psychiatric and Mental Health Nursing. 2006 NIMH.
(n.d.).
National
Institute
of
Mental
Health.
https://www.nimh.nih.gov/health/topics/index.shtml Sadock VA. Kaplan & Sadock's Comprehensive Textbook of Psychiatry. 9 ed. Lippincott Williams &. Wilkins, 2007 , p.527-30. th. 3. WHO. 2013. WHO Releases Guidelines on Mental Health Care After Trauma. http://www.who.int/mediacentre/news/releases/2013/trauma_mental_healt h_20130806/en/ Yosep dan Sutini. 2014. Buku Ajar Keperawatan J iwa. Bandung: Refika Aditama http://www.rightdiagnosis.com/p/post_traumatic_stress_disorder/statscountry.htm https://www.nursingtimes.net/post-traumatic-stress-disorder/1996064.article
14
