SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) MENGENAI SIFILIS
SAP Memenuhi tugas matakuliah Promosi Kesehatan yang dibina Bapak Hadi Sugianto, SKM, MKes
Oleh : Agni Ayu Murbarani
(1401460047)
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN MALANG Oktober 2014
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pengertian SAP
SAP (Satuan Acara Penyuluhan) adalah seperangkat acara penyuluhan yang akan diselenggarakan termasuk topik, tempat, sasaran, pemateri, dan konsep acara. Penyusunan SAP terbagi menjadi tiga tahap. Tahap pendahuluan, tahap penyajian dan tahap penutup.
Tahap-Tahap Penyusunan SAP
Kegiatan penyuluhan adalah tahap yang dilakukan penyuluh atau pemateri dan peserta penyuluhan atau masyarakat untuk mengetahui perkembangan kesehatan di lingkungan mereka. Materi penyuluhan tersebut dibatasi oleh pokok bahasan dan subpokok bahasan yang ada pada suatu SAP. Tahap kegiatan itu terdiri atas tahap pendahuluan ( introduction) ,tahap penyajian ( presentation) , dan tahap penutup (test and follow up). Berikut ini akan diuraikan secara singkat pengertian tahap tersebut.
Tahap Pendahuluan
Tahap pendahuluan adalah tahap persiapan atau tahap awal sebelum memasuki penyajian materi yang akan disuluhkan. Pada tahap ini penyuluh menjelaskan secara singkat tentang materi yang akan diajarkan dalam pertemuan tersebut, manfaat materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari, hubungan materi tersebut dengan pengetahuan yang telah diketahui masyarakat, serta tujuan yang harus dicapai masyarakat pada akhir pertemuan. Tahap ini dimaksudkan untuk mempersiapkan mental masyarakat agar memerhatikan secara sungguhsungguh selama tahap penyajian. Tahap pendahuluan ini biasanya membutuhkan waktu 5 sampai 10 menit atau sekitar 5% dari waktu penyuluhan.
Tahap Penyajian
Tahap penyajian merupakan kegiatan belajar mengajar yang utama dalam suatu pengajaran. Di dalamnya tercakup bagian-bagian sebagai berikut. 1. Uraian (explanation), baik dalam bentuk verbal maupun nonverbal seperti penggunaan grafik, gambar, benda sebenarnya (realita), model, dan demonstrasi gerak. 2. Contoh dan non-contoh yang praktis serta konkret dari uraian konsep 3. Latihan merupakan praktik bagi masyarakat untuk menerapkan konsep abstrak yang sedang dipelajari dalam bentuk kegiatan fisik. Sebagian besar (80-90%) dari waktu kegiatan penyuluhan digunakan dalam tahap penyajian ini.
Tahap Penutup
Tahap penutup merupakan tahap terakhir suatu penyuluhan.Tahap ini meliputi 3 kegiatan, yaitu: 1. Pelaksanaan tes hasil penyuluhan untuk dijawab atau dikerjakan peserta penyuluhan Seringkali tes tersebut dilaksanakan secara tidak formal dan tidak tertulis, tetapi diajukan secara lisan untuk dijawab atau dikerjakan oleh peserta penyuluhan yang ditunjuk sebagai sampel. Namun tes tersebut dapat juga dijawab atau dikerjakan oleh semua peserta didik dan hal ini berarti akan menyita waktu pengajaran. 2. Umpan balik yang berupa informasi atau hasil tes Tindak lanjut yang berupa petunjuk tentang apa yang harus dilakukan atau dipelajari peserta penyuluhan selanjutnya, baik untuk memperdalam materi yang telah dipelajari dalam pertemuan tersebut maupun untuk mempersiapkan diri dari wabah penyakit yang menular di lingkungan masyarakat. Tahap penutup ini hanya membutuhkan waktu sekitar 10-20 menit atau 10-15% dari waktu pengajaran. Dari uraian tentang kegiatan penyuluhan tersebut tampak bahwa didalamnya tercakup komponen metode penyuluhan. Untuk menjelaskan suatu konsep abstrak penyuluhan dapat menggunakan ceramah, sedangkan untuk memberikan contoh dalam bentuk kegiatan fisik penyuluhan menggunakan metode demonstrasi. Itulah sebabnya sebagian orang tidak menggunakan istilah metode penyuluhan ketika mereka sudah menggunakan istilah kegiatan penyuluhan.
MEDIA DAN ALAT PENYULUHAN
Media adalah sarana yang digunakan untuk menyalurkan materi penyuluhan agar dapat dilihat, dibaca, atau didengar oleh peserta penyuluhan. Jenis media yang sering digunakan dalam pengajaran adalah buku atau bahan cetak, papan tulis, foto, boneka simulasi, transparansi, serta proyektor (over head proyektor -OHP). Di samping itu, kadang-kadang digunakan pula slide presentasi dan proyektor LCD (LCD projector ) serta kaset video dan
pemutarnya (video set). Fungsi dari media tersebut adalah menyalurkan materi pengajaran kepada peserta penyuluhan. Alat
penyuluhan
adalah
benda
yang
digunakan
dalam
penyuluhan
sehingga
memungkinkan terjadinya kegiatan penyuluhan. Contoh alat penyuluhan seperti penggaris, papan tulis, alat-alat olah raga yang digunakan dalam pendidikan jasmani, dan kalkulator yang digunakan untuk menghitung. Benda-benda tersebut tidak dimaksudkan untuk menyalurkan materi penyuluhan.
EVALUASI DAN REFERENSI
Evaluasi adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta penyuluhan cara melaksanakan pengajaran. Alat ukur tersebut dapat berbentuk: 1. Karangan (essay test ) 2. Tes objektif. Untuk tujuan instruksional dalam kawasan kognitif 3. Tes kinerja ( performance test ). Untuk tujuan instruksional yang mengandung kawasan psikomotor. Cara pelaksanaan bisa berbentuk tulisan atau lisan untuk kawasan kognitif dan bentuk kerja (praktikum) untuk kawasan psikomotor. Referensi adalah buku atau bahan yang dijadikan acuan untuk menyajikan materi dalam SAP.
SATUAN ACARA PENYULUHAN PROMOSI KESEHATAN
1. Pokok Bahasan
: Penyakit Menular Sifilis
2. Sub Pokok Bahasan
: Penyakit Sifilis pada orang dewasa
3. Waktu/hari/tanggal
: 30 menit/ Kamis, 28 Mei 2015
4. Waktu
: 07.30 - 8.00
5. Tempat
: Balai Desa Ngatiarjo
6. Sasaran
: Bapak dan ibu Desa Ngatiarjo
7. Penyuluh
: Agni Ayu Murbarani
A. LATAR BELAKANG
Sifilis adalah penyakit kelamin menular yang disebabkan oleh bakteri Troponema Pallidum. Penularan melalui kontak seksual, mel alui kontak langsung dan kongenital sifilis (melalui ibu ke anak dalam uterus). Gejela dan tanda dari sifilis banyak dan berlainan ; sebelum perkembangan tes serologikal, diagnosis sulit dilakukan dan penyakit ini sering disebut “Peniru Besar” karena sering dikira penyakit lainnya. Data yang dilansir Departemen Kesehatan menunjukkan penderita sifilis mencapai 5.000 – 10.000 kasus per tahun. Sementara di Cina, laporan menunjukkan jumlah kasus yang diaporkan naik dari 0,2 per 10.000 jiwa pada tahun 1993 menjadi 5,7 kasus per 100.000 jiwa pada tahun 2005. Di Amerika Serikat, dilaporkan sekitar 36.000 kasus sifilis tiap tahunnya, dan angka sebenarnya diperkirakan lebih tinggi. Sekitar tiga per lima kasus terjadi kepada lelaki. Sifilis merupakan penyakit infeksi menular seksual (IMS) yang menyebar cukup mengkhawatirkan juga di Indonesia khusus nya di di desa Ngatiarjo . Penyakit sifilis tidak bisa diabaikan, karena merupakan penyakit berat yang bila tidak terawat dapat menyerang hampir semua alat tubuh, seperti kerusakan sistem saraf, jantung, tulang, dan otak. Selain itu wanita hamil yang menderita sifilis juga dapat menularkan penyakitnya
ke
janin
sehingga
menyebabkan
sifilis
kongenital
yang bisa
menyebababkan penyakit bawaan dan kematian. Kurangnya pengetahuan masyarakat di desa Ngatiarjo tentang bahaya dari penyakait sifilis, 8 dari 10 tidak mengetahui apa itu penyakit sifilis, maka dari itu perlu dilakukan penyuluhan tentang penyakit sifilis khususnya di desa Ngartiarjo.
B. TUJUAN 1. Tujuan Instruksional Umum :
SetelahdilakukanpenyuluhantentangSifilisdiharapkanpesertamampumengerti, memahamidaribahaya
yang
ditimbulkandanpentingnyapencegahanpenularandaripenyakitSifilis. 2. Tujuan Instruksional Khusus
a) MengetahuitentangpengertiandaripenyakitSifilis b) MengetahuipenyebabdaripenyakitSifilis c) MengetahuitandadangejaladaripenyakitSifilis d) MengetahuitentangcarapenularandaripenyakitSifilis e) MampumenyebutkandanmemahamipencegahandaripenyakitSifilis f) MengetahuipengobatandaripenyakitSifilis
C. KEPANITIAAN 1.
Ketua : Bima Ragil
2.
Sekretaris : Alifatul ‘Ula Mas’uf
3.
Bendahara : Rizky Nur Evinda
4.
Sie Acara : Agni Ayu Murbarani
5.
Sie Humas : Tyas Hanif Muslimah
6.
Sie Perlengkapan : Bima Aminul Karim, Ahmad Hendi Herdianto
7.
Sie Danus : Dara Aza Smarayudizta, Elyssa Nur Fitria Alif
8.
Sie Konsumsi : Rosyada Nirmala
9.
Sie Dekdok : Dela Putri Andartiwi
D. KEGIATAN N
TAHAP
KEGIATAN
O
1. Pembukaan
1. Salam 2. Perkenalan 3. KontrakWaktu 30 menit 4. Menjelaskantujuanpem
ALOKASI METODE ALAT EVALUASI WAKTU
PERA
(MENIT)
GA
2menit
Ceramah
belajaran 5. Apresiasi(menanyakan hal-hal umum yg berhubungan dengan topic) 2. Penjelasan
1. Menjelaskantentangpen
18menit
Ceramah
Pesertapenyu
gertiandaripenyakitSifil
Tanya
luhanmemah
is
Jawab
amimaterida
2. Menjelaskanpenyebabd
npenjelasan
aripenyakitSifilis
yang
3. Menjelaskantandadange
telahdisampa
jaladaripenyakitSifilis
ikanolehpeny
4. Menjelaskantentangcar
uluh.
apenularandaripenyakit Sifilis 5. Menjelaskanpencegaha ndaripenyakitSifilis
3. Perawatanda Memberikanpenjelasanmeng
5menit
Ceramah
npengobatan enaipengobatan (obat yang
Pesertadapat mengetahuio
dianjurkanuntukdikonsumsi)
bat-obatan
dancarapencegahan.
yang dikonsumsiol ehpenderita TBC sertamengeta huicarapence gahan TBC
4
Penutup
1. Mengajukan 3 pertanyaantentangmater ipembelajaran 2. Kesimpulandaripembel
5menit
Tanya
Pertanyaan
jawab
yang diberikanole hpenyuluhda
ajaran
patterjawabo
3. Salam penutup
lehpeserta.
E. ORGANISASI
Moderator
: Elyssa Nur Fitria Alif
Notulen
: Alifatul ‘Ula Mas’uf
Penyaji
: Agni Ayu Murbarani
Observer
: Dara Aza Smarayudizta
Fasilitator
: Ahmad Hendi Herdianto
Uraian Tugas
Pemateri
: Menyajikanmateri
Moderator
: Mengaturjalannyadiskusi
Notulis
: Mencatathasildiskusi
Fasilitator
: Mendampingipesertapenyuluhan
Observer
: Mengobservasijalannyapenuluhantentangketepatan
waktu, ketepatanmasing-masingperan.
F. METODE 1. Ceramah 2. Tanya jawab G. MEDIA
1. Ppt 2. Microfone 3. LCD Proyektor
H. EVALUASI
Evaluasidaripeserta: Penyajidapatmenjawabpertanyaan yang diajukanolehpesertaalokasipenyajiansesuaikontrakwaktu yang ada.
EvaluasiPenyaji: Pesertadapatmengikutipenyajiandengansuasana yang kondusif.
I. SUMBER PUSTAKA
J.Corwin, Elizabeth. 2009. Buku Saku PATOFISIOLOGI . Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Hamzah, Mohtar, dan Siti Aisah. 2007. ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN . Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Seputar Sifilis Si Raja Singa. (http://doktersehat.com/seputar-sifilis-si-rajasinga/#ixzz3amGndw7J), diakses pada 25 Mei 2015.
LAMPIRAN : MATERI 1. Pengertian Penyakit Sifilis
Sifilis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema pallidium; sangat kronik dan bersifat sistemik. Pada perjalanannya dapat menyerang hampir semua alat tubuh, dapat menyerupai banyak penyakit, mempunyai massa laten, dan dapat ditularkan dari ibu ke janin. Penyakit ini mempunyai beberapa sifat, yaitu perjalanan penyakitnya sangat kronis,
dapat
menyerang
hampir
semua
organ
tubuh
(seperti:sistem
kardiovaskular,otak dan susunan saraf), dapat menyerupai macam-macam penyakit, mempunyai masa laten, serta dapat kambuh kembali (rekuren).
2. Penyebab Penyakit Sifilis
Pada tahun 1905 penyebab sifilis ditemukan oleh Schaudin dan Hoffman ialah Tropenema pallidum, yang termasuk ordo Spirochaetales, familia Sspirochaetaceae dan genus Treponema. Bentuknya sebagai sporal teratur, panjangnya amtara 6-15µm, lebar 0,15µm, terdiri atas delapan sampai dua puluh empat lekukan. Gerakannya berupa rotasi sepanjang aksis dan maju seperti gerakan pembuka botol. Membiak secara pembelahan melintang, pada stadium aktif terjadi setiap tiga puluh jam.
3. Tanda dan Gejala Penyakit Sifilis
Masa inkubasi antara 10 – 90 hari, dengan gejala:
Tahap 1
9-90 hari setelah terinfeksi. Timbul: luka kecil, bundar dan tidak sakit (chancre) – tepatnya pada kulit yang terpapar/kontak langsung dengan penderita. Chancre sebagai tempat masuknya penyakit hampir selalu muncul di dalam dan sekitar genetalia, anus bahkan mulut. Pada kasus yang tidak dibobati (sampai tahap 1 berakhir), setelah beberapa minggu, chancre akan menghilang tapi bakteri tetap berada di tubuh penderita.
Tahap 2
1-2 bulan kemudian, muncul gejala lain: sakit tenggorokan, sakit pada bagian dalam mulut, nyeri otot, demam, lesu, rambut rontok dan terdapat bintil.
Beberapa bulan kemudian akan menghilang. Sejumlah orang tidak mengalami gejala lanjutan.
Tahap 3
Dikenal sebagai tahap akhir sifilis. Pada fase ini chancre telah menimbulkan kerusakan fatal dalam tubuh penderita. Dalam stase ini akan muncul gejala: kebutaan, tuli, borok pada kulit, penyakit jantung, kerusakan hati, lumpuh dan gila. Ada juga yang menyebutkan gejala ini dengan sekunder, primer, dan tersier. Penyebabnya hampir sama yaitu,
Sifilis primer ditandai dengan adanya ulkus genital (chancre) tidak nyeri yang menghilang spontan.
Sifilis sekunder timbul beberapa minggu atau bebrapa bulan kemudian dan ditandai oleh ruam kulit temporer, terutama ditelapak tangan dan kaki.
Sifilis tersier dapat timbul beberapa dekade kemudian setelah infeksi awal dan ditandai oleh gangguan sensorik, kelemahan otot, dan efek jantung.
4. Cara Penularan Penyakit Sifilis
Sifilis dapat ditularkan dari orang ke orang yang lain melalui hubungan genitor - genital (kelamin - kelamin) maupun oro-genital (seks oral) .Bakteri treponema pallidum masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir, mulut dan kulit saat melakukan hubungan intim maupun oro genital. Sifilis terutama ditularkan melalui kontak seksual atau selama kehamilan dari ibu ke janinnya . Risiko dari penularan karena berbagi jarum suntik tidaklah banyak. Sifilis tidak dapat ditularkan melalui dudukan toilet, aktifitas sehari-hari, bak panas, atau berbagi alat makan serta pakaian.
5. Pencegahan Penyakit Sifilis
Ada beberapa cara pencegahan sifilis, diantaranya adalah: 1. Berhenti melakukan kontak seksual dalam jangka waktu lama 2. Memiliki satu pasangan tetap untuk melakukan hubungan seksual 3. Menghindari Alkohol dan obat-obat terlarang 4. Membicarakan secara terbuka mengenai riwayat penyakit kelamin yang dialami bersama pasangan. Biasakan menggunakan kondom bila harus berhubungan
5. Menghindari penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan transfusi darah yang sudah terinfeksi. 6. Menggunakan kondom saat berhunungan , mencegah penularan PMS. Tidak ada vaksin terhadap sifilis. Untuk perseorangan penggunaan kondom sangat efektif. Untuk masyarakat, cara utama pencegahan sifilis ialah melalui pengendalian yang meliputi pemeriksaan serologis dan pengobatan penderita. Sifilis bawaan dapat dicegah dengan perawatan prenatal (sebelum kelahiran) yang semestinya.
7. Pengobatan Penyakit Sifilis
Penderita Sifilis dapat dirawat dengan penisilin atau antibiotik lainnya. Bagi yang alergi penisillin diberikan tetrasiklin 4×500 mg/hr, ataueritromisin 4×500 mg/hr, atau doksisiklin 2×100 mg/hr. Menurut statistik,perawatan dengan pil kurang efektif dibanding
perawatan
lainnya,
karena pasien
biasanya
tidak
menyelesaikan
pengobatannya. Cara terlama dan masih efektif adalah dengan penyuntikan procaine penisilin di setiap pantat (procaine di ikutkan untuk mengurangi rasa sakit); dosis harus diberikan setengah disetiap pantat karena bila dijadikan satu dosis akan menyebabkan rasa sakit.Cara lain adalah memberikan kapsul azithromycin lewat mulut (memilikidurasi yang lama) dan harus diamati. Cara ini mungkin gagal karena adabeberapa jenis sifilis kebal terhadap azithromycin dan sekitar 10% kasus terjadipada
tahun
2004.
Perawatan
lain
kurang
efektif
karena
pasien
diharuskanmemakan pil beberapa kali per hari. Sifilis mudah untuk disembukan dalam tahap awal, suntikan intramuskuler tungal dari pemnisin, antibiotik, akan menyembuhkan orang yangmemiliki sifilis kurang dari satu tahun. Dosis di tambahkan untuk mengobatiorang yang memiliki sifilis
selama
lebih
dari
satu
tahun.
Bagi
penderita
yangalergi
dengan
penisilin,antibiotik lain yang tersedia untuk mengobati sifilis,pengobatan akan membunuh bakteri sifilis dan mencegah kerusakan lebihlanjut,tetapi tidak akan memperbaiki kerusakan yang telah dilakukan.Pengobatan sifilis dalam kehamilan yaitu dengan penisilin 1 kali penyuntikan dirasa cukup adekuat, meski beberapa penderita memerlukan 1-3kali suntikan penisilin. Dokter akan menderita yang telah menjalani medikasiuntuk melakukan tes darah setahun kedepan, yang di maksudkan untuk memastikan bahwa bakreri telah lisis dari tubuh penderita’
Pemeriksaan Penunjang Diagnostik
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Diagnosis pasti ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan fisik.Pemeriksaan fisik dilakukan di seluruh permukaan kulit, rambut dan kuku, pembengkakan kelenjar getah bening, selaput lendir mulut, daerah genitalia/anogenitalia. Pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan pemeriksaan sediaan langsung dan serologis. Ada 2 jenis pemeriksaan darah yang digunakan:
Tes penyaringan : VDRL (venereal disease research laboratory) atau RPR (rapid plasma reagin). Tes penyaringan ini mudah dilakukan dan tidak mahal. Mungkin perlu dilakukan tes ulang karena pada beberapa minggu pertama sifilis primer hasilnya bisa negatif.
Pemeriksaan antibodi terhadap bakteri penyebab sifilis. Pemeriksaan ini lebih akurat. Salah satu dari pemeriksaan ini adalah tes FTAABS (fluorescent treponemal antibody absorption), yang digunakan untuk memperkuat hasil tes penyaringan yang positif.
Pada fase primer atau sekunder, diagnosis sifilis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopis terhadap cairan dari luka di kulit atau mulut.
EVALUASI
1. Apa pengertian dari sifilis ? 2. Apa yang menyebabkan penyakit sifilis terjadi ? 3. Bagaimana pencegahan penyakit sifilis ? Jawab : 1. Sifilis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema pallidium; sangat kronik dan bersifat sistemik. Pada perjalanannya dapat menyerang hampir semua alat tubuh, dapat menyerupai banyak penyakit, mempunyai massa laten, dan dapat ditularkan dari ibu ke janin. 2. Pada tahun 1905 penyebab sifilis ditemukan oleh Schaudin dan Hoffman ialah Tropenema pallidum, yang termasuk ordo Spirochaetales, familia Sspirochaetaceae dan genus Treponema. Bentuknya sebagai sporal teratur, panjangnya amtara 6-15µm, lebar 0,15µm, terdiri atas delapan sampai dua puluh empat lekukan. Gerakannya berupa rotasi sepanjang
aksis dan maju seperti gerakan pembuka botol. Membiak secara pembelahan melintang, pada stadium aktif terjadi setiap tiga puluh jam. 3. Pencegahan
Berhenti melakukan kontak seksual dalam jangka waktu lama
Memiliki satu pasangan tetap untuk melakukan hubungan seksual
Menghindari Alkohol dan obat-obat terlarang
Membicarakan secara terbuka mengenai riwayat penyakit kelamin yang dialami bersama pasangan. Biasakan menggunakan kondom bila harus berhubungan
Menghindari penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan transfusi darah yang sudah terinfeksi.
Menggunakan kondom saat berhunungan , mencegah penularan PMS. Tidak ada vaksin terhadap sifilis. Untuk perseorangan penggunaan kondom sangat efektif. Untuk masyarakat, cara utama pencegahan sifilis ialah melalui pengendalian yang meliputi pemeriksaan serologis dan pengobatan penderita. Sifilis bawaan dapat dicegah dengan perawatan prenatal (sebelum kelahiran) yang semestinya.
LAMPIRAN : GAMBAR
1. Bakteri Treponema pallidium
2. Penyakit Sifilis