BAB I SATUAN ACARA PENYULUHAN ASMA BRONKIAL
A. Pengorganisasian
1.
Dosen Pembimbing
: Yunita, S.Kep.Ners
2.
Ketua Kelompok 1
: Endang Ariani
3.
Wakil
: Irmawati
4. Notulen
: Hastami Idhariani S.
5.
Moderator
: Endang Ariani
6.
Pembicara
: a. Andi Marwan b. Irmawati c. Yuni Khurniati d. Sumiati e. Levi Adrianti
7.
Peserta
: a. Lansia di Panti Sosial Trena Wherda “ Mustika Dharma “. b. Pengurus Panti Sosial Tresna Wherda “ Mustika Dharma “.
Topik
: Asma Bronkial
Sub Topik
: Pengertian asma bronkial, faktor pemicu terjadinya asma bronkial, tanda dan gejala asma bronkial, patofisiologi asma bronkial, komplikasi asma bronkial, pengobatan tradisional asma bronkial, dan tindakan pencegahan asma bronkial.
Sasaran
: Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha “Mustika Dharma “ Ketapang , Jalan Brigjen Katamso Km. 3 Sukaharja Ketapang.
Tempat
: Ruang Aula Panti Sosial Tresna Werdha “ Mustika Dharma “ Ketapang.
Hari, Tanggal
: Jum’at , Jum’at , 17 Februari 2017
Waktu
: 09.00 – 09.00 – 09.45 09.45 WIB (45 menit)
1
B. Analisa Data
1.
Latar Belakang World Health Organization (WHO) memperkirakan 100 – 100 – 150 150 juta penduduk dunia menderita asma bronkial, jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah sebesar 180.000 orang setiap tahun. Jumah penderita asma bronkial semakinterlihat mengalami peningkatan pada negara-negara berkembang. Lebih dari 250.000 orang meninggal akibat asma bronkial setiap tahun terkait ta talaksananya tidak adekuat. Prevalensi asma bronkial di Indonesia masih tergolong rendah, namun terlihat kecenderungan peningkatan jumlah penderita penyakit ini. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995. Prevalensi asma bronkial di seluruh Indonesia sebesar 13/1000, dibandingkan bronchitis kronik 11/1000 dan obstruksi paru 2/10000. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) nasional tahun 2007, penyakit asma bronkial lebih tinggi dari angka nasional dan Kalimantan Barat adalah salah satunya, yaitu 3,7%. Pengamatan di 5 propinsi di Indonesia (Sumatra Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat dan Sulawesi Selatan) yang dilaksanakan oleh Subdit Penyakit
Kronik
dan
Degeneratif
Lain
pada
bulan
April
tahun
2007,
menunjukkan bahwa pada umumnya umumnya upaya pengendalian asma belum terlaksana dengan baik dan masih sangat minimnya ketersediaan peralatan yang diperlukan untuk diagnosis dan tatalaksana pasien asma difasilitas kesehatan.
2. Kebutuhan Peserta Didik Para lansia yang terdapat di Panti Sosial Tresna Werdha “ Mustika Dharma “ ini sangat membutuhkan penyuluhan mengenai mengen ai “ Asma Bronkial “, “, hal ini dikarenakan sebagian dari para lansia ada yang menderita Asma Bronkial sehingga kami berinisiatif untuk mengangkat kasus Asma Bronkial ini sebagai bahan penyuluhan untuk para lansia ini.
3. Karakteristik Peserta Didik a. Tingkat pengetahuan dasar
: Para lansia yang terdapat di panti sosial ini umumnya rata – rata berumur 50 tahun keatas dan rata-rata hanya tamatan SD, tetapi ada juga tamatan perguruan tinggi. 2
b. Ekonomi
: Para lansia ini rata rata tidak memiliki pekerjaan, namun ada sebagian dari para lansia yang memiliki keterampilan seperti mengurut, dan ada juga yang berjual jika masih mampu melakukan pekerjaan.
c. Sosial
: Interaksi dengan sesama anggota wisma, dan staf kantor cukup baik.
d. Kepercayaan
: Para lansia mayoritas beragama islam, dan hanya beberapa lansia beragama non muslim.
e. Budaya
: Suku Budaya yang dianut oleh lansia mayoritas adalah melayu, namun ada juga yang Jawa, Madura, China, dan juga Dayak.
C.
Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan mengenai mengena i “ Asma Bronkial” para lansia dapat mengetahui dan memahami apa itu asma bronkial serta mengerti cara mencegah serta mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan jika menderita asma bronkial.
D.
Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan mengenai mengen ai “ Asma Bronkial” selama Bronkial” selama 45 menit, diharapkan para lansia mampu : 1.
Menyebutkan pengertian Asma Bronkial.
2.
Menyebutkan factor pemicu terjadinya Asma Bronkial
3.
Menyebutkan tanda dan gejala Asma Bronkial.
4.
Menjelaskan patofisiologi Asma Bronkial.
5.
Menyebutkan komplikasi- komplikasi Asma Bronkial.
6.
Menyebutkan obat tradisional untuk penderita Asma Bronkial.
7.
Menyebutkan pencegahan Asma Bronkial
3
E.
Materi ( Terlampir )
1. Pengertian tentang asma bronkial 2. Faktor pemicu terjadinya asma bronkial 3. Tanda dan gejala asma bronkial 4. Patofisiologi asma bronkial 5. Komplikasi asma bronkial 6. Pengobatan tradisional asma bronkial 7. Tindakan pencegahan asma bronkial
F.
Metode
a. Ceramah b. Tanya jawab c. Demonstrasi
G.
Media Dan Alat Pengajar
a. Media : infocus, leaflet, gambar b. Alat
: tempat penumbuk atau cuek, gelas, sendok, saringan
c. Bahan : satu ruas rimpang jahe, satu gelas air hangat, dan madu
4
H.
No. 1
Kegiatan Penyuluhan
Waktu Pembukaan 5 menit
Kegiatan Penyuluh
Kegiatan Peserta
Memberikan salam
Menjawab salam
Perkenalan
Mendengarkan dan
Menjelaskan TIU atau TIK Menyebutkan
materi
memperhatikan
yang
akan
diberikan 2
Inti 25 menit
Menanyakan (review) kepada keluarga Menjawab
tentang definisi asma bronkial menurut
pertanyaan
pengetahun keluarga.
penyuluh
Menjelaskan materi tentang :
Mendengarkan dan
1. Pengertian tentang asma bronkial
memperhatikan
2. Faktor pemicu terjadinya asma Bertanya bronkial.
penyuluh
3. Tanda dan gejala asma bronkial
masih
4. Patofisiologi asma bronkial
belum jelas
asma
bronkial
(disertai demonstrasi) 7. Tindakan
yang
aktif dalam cara pembuatan
pencegahan
bila
Ikut berpartisipasi
5. Komplikasi asma bronkial 6. Penatalaksanaan
ada
pada
asma
obat
tradisional
bronkial.
3
Evaluasi 10 menit
Memberikan
kepada Menyebutkan dan
kesempatan
lansia untuk bertanya Meminta
lansia
menjelaskan
untuk
menjawab
pertanyaan penyuluh Memberikan
reward
jika
jawaban
benar dan membetulkan jika masih masih ada kekurangan 4
Penutup 5 menit
Kesimpulan umum
Memperhatikan
Mengucapkan salam penutup
Menjawab salam
5
I.
Evaluasi
Jenis post test dalam bentuk pertanyaan lisan yaitu :
J.
1.
Jelaskan pengertian tentang asma bronkial !
2.
Sebutkan faktor pemicu terjadinya asma bronkial !
3.
Sebutkan tanda dan gejala asma bronkial ?
4.
Jelaskan patofisiologi asma bronkial !
5.
Sebutkan komplikasi asma bronkial ?
6.
Jelaskan pengobatan tradisional asma bronkial dan jelaskan ca ra pembuatannya !
7.
Sebutkan tindakan pencegahan pencegahan asma bronkial !
Pengesahan
Sasaran Penyuluhan
Ketapang, 17 Februari 2017
(Perwakilan)
Pemberi Penyuluhan (Perwakilan Mahasiswa)
Endang Ariani
(......................................)
Mengetahui
Mengetahui
Dosen Pembimbing Akademik
CI Pembimbing Panti Werdha “ Mustika Dharma “
Yunita, S.Kep.Ners
Siti Saroh
6
Lampiran materi :
ASMA BRONKIAL
a. Pengertian
Asma bronkial adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami peradangan, akibatnya saluran nafas menjadi sempit dan menghasilkan dahak yang yang berlebihan serta sensitif terhadap rangsangan tertentu seperti debu, asap, dan lain sebagainya.
b. Faktor Pemicu Terjadinya Asma Bronkial
Menurut berbagai penelitian patologi dan etiologi asma belum diketahui dengan pasti penyebabnya, akan tetapi hanya menunjukkan dasar gejala asma yaitu inflamasi dan respons saluran napas yang berlebihan ditandai dengan adanya kalor (panas karena vasodilatasi), tumor (esudasi plasma dan edema), dolor (rasa sakit karena ransangan sensori), dan function laesa (fungsi yang terganggu), dan ransangan harus disertai dengan infiltrasi sel-sel radang. Sebagai pemicu timbunya serangan dapat berupa : 1.
Keturunan Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan
3.
Faktor Lingkungan Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu 1. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan Contoh : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi serta asap rokok. 2. Ingestan, yang masuk melalui mulut Contoh : makanan dan obat-obatan 3. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit Contoh : perhiasan, logam dan jam tangan
7
4.
Perubahan Cuaca Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Perubahan tekanan atmosfir dan suhu merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti: musim hujan, musim kemarau, musim bunga,hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan debu. debu. Udara yang kering dan dingin dapat menyebabkan sesak di saluran pernafasan.
5.
Stress Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bias memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami stres s/gangguan emosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.
6.
Aktivitas Fisik yang Berat Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau aloh raga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut.
c. Tanda dan dan Gejala Asma Bronkial Bronkial
1.
Timbul Secara Mendadak
2.
Sesak nafas disertai disertai suara “ngik -ngik” atau mengi/wheezing
3.
Batuk disertai dahak yang sulit keluar biasanya terjadi pada malam atau dini hari
4.
Sulit bernafas Pada saat serangan asma, permukaan dari saluran bronkus membengkak, sehingga mengakibatkan saluran udara menjadi sempit dan menurunkan volume udara yang masuk ke paru.
5.
Dada terasa tertekan
8
d. Patofisiologi Asma Bronkial
Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Suatu serangan Asma merupakan akibat obstruksi jalan napas difus reversible. reversi ble. Obstruksi disebabkan oleh timbulnya tiga reaksi utama yaitu kontraksi otot-otot polos baik saluran napas, pembengkakan membrane yang melapisi bronki, pengisian bronki dengan mukus yang kental. Selain itu, otot-otot bronki dan kelenjar mukusa membesar, sputum yang kental, banyak dihasilkan dan alveoli menjadi hiperinflasi, Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), factor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat. Pada asma, diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi. Hal ini menyebabkan menyebabkan dispnea. dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal ini bisa men yebabkan barrel chest.
9
e. Komplikasi Asma Bronkial
1.
Pneumothoraks Pneumothoraks merupakan suatu keadaan dimana terdapat akumulasi udara ekstrapulmoner dalam rongga pleura,antara pleura visceral dan parinteral dicurigai bila terdapat benturan atau tusukan dada. Keadaan ini dapat menyebabkan kolaps paru yang lebih lanjut lagi dapat menyebabkan kegagalan napas. Pada keadaan normal rongga pleura tidak berisi udara, supaya supaya paru-paru leluasa mengembang mengembang terhadap rongga dada.
2.
Pneumomediastinum Pneumomediastinum dari Bahasa yunani pneuma “udara”, juga dikenal sebagai emfisema mediastinum adalah suatu kondisi dimana udara hadir di mediastinum. Pertama dijelaskan pada 1819 oleh Rene Laennec, kondisi ini dapat disebabkan oleh trauma fisik atau situasi lain yang mengarah ke udara keluar dari dari paru-paru, saluran udara atau usus ke dalam rongga dada. dada.
3.
Atelektasis Atelektasis adalah pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat penyumbatan saluran udara (bronkus ( bronkus maupun bronkiolus) atau akibat pernafasan yang sangat dangkal.
4.
Aspergilosis Aspergilosis merupakan penyakit pernapasan yang disebabkan oleh jamur dan tersifat oleh adanya gangguan pernapasan yang berat. Penyakit ini juga dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ lainnya, misalnya pada otak dan mata. Istilah aspergilosisi dipakai untuk menunjukkan adanya infeksi Aspergilosis infeksi Aspergilosis sp.
5.
Gagal napas Gagal napas dapat terjadi bila pertukaran oksigen terhadap karbondioksida dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju konsumsi oksigen dan pembentukan karbondioksida dalam sel-sel tubuh.
6.
Bronkitis Bronkitis atau radang paruparu paruparu adalah kondisi di mana lapisan dalam dari saluran pernapasan di paru-paru yang kecil (bronkhiolis) mengalami bengkak. Selain bengkak juga terjadi peningkatan produksi lender (dahak). Akibatnya penderita merasa perlu batuk berulang-ulang dalam upaya mengeluarkan lender yang berlebihan, atau merasa sulit bernapas karena sebagian saluran udara menjadi sempit oleh adanya lender. 10
7.
Fraktur Iga Fraktur pada iga (costae) adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang / tulang rawan yang disebabkan oleh ruda paksa pada spesifikasi lokasi pada tulang costa. Trauma tajam lebih jarang mengakibatkan fraktur iga, oleh karena luas permukaan trauma yang sempit, sehingga gaya trauma dapat melalui sela iga. Fraktur iga terutama pada iga IV-X(mayoritas terkena). Perlu diperiksa adanya kerusakan pada organ-organ intra-toraks dan intra abdomen
f.
Pengobatan Pengobatan Tradisional Tradisional Asma Bronkial
1.
Madu Cairan madu dapat mengencerkan dan mengeluarkan lendir dari saluran pernapasan. Lendir yang terkumpul di saluran pernapasan dapat menghambat masuknya
udara
sehingga
bisa
memperparah
serangan
asma.
Minumlah satu sendok teh madu teh madu dengan sedikit air hangat untuk mengencerkan, lakukan pengobatan sampai asma sedikit membaik. 2.
Jahe Rimpang jahe memberikan khasiat pada kesehatan karena bersifat mencegah peradangan,
seperti
yang
terjadi
pada
penderita
asma.
Siapkan satu ruas jari rimpang jahe, kemudian tumbuk atau memarkan. Masukkan dalam segelas air hangat, biarkan kandungan jahe larut dalam air. Terakhir, saring dan minum airnya sampai habis.
g. Tindakan Pencegahan Asma Bronkial
1.
Menghindari factor pencetus asma bronkial Sudah asma, tetapi mencegah terjadinya serangan yang dapat ditimbulkan oleh berbagai jenis pencetus seperti debu rumah, bulu binatang,asap rokok, polusi diluar ruangan, jamur, dan sebagainya. Sehingga menghindari pajanan pencetus akan memperbaiki kondisi asma dan menurunkan kebutuhan medikasi/ obat.
2.
Makan makanan yang bergizi Makanan yang bergizi berguna dalam meningkatkan daya tahan tubuh serta mengurangi serangan yang lebih buruk dari asma bronkial.
3.
Istirahat yang cukup dan Olahraga yang teratur Istirahat dapat membuat tubuh lebih segar dan bugar , penderita asma juga dapat terkena serangan asma jika melakukan aktivitas yang yang berat dan berlebihan. 11
Olahraga menghasilkan kebugaran fisis secara umum, menambah rasa perca ya diri dan meningkatkan ketahanan tubuh. Walaupun terdapat salah satu bentuk asma yang timbul serangan sesudah exercise atau latihan (exercise-induced asthma/ EIA), akan tetapi tidak berarti penderita EIA dilarang melakukan olahraga. 4.
Minumlah air hangat 7-8 gelas per hari Hal ini dapat membuat tubuh menjadi lebih hangat dan dahak pada saluran penapasan menjadi lebih encer.
5.
Berhenti atau tidak pernah merokok Asap rokok merupakan oksidan, menimbulkan inflamasi dan menyebabkan ketidak seimbangan protease antiprotease. Penderita asma yang merokok akan mempercepat perburukan fungsi paru dan mempunyai risiko mendapatkan bronkitis kronik dan atau emfisema. sebagaimana perokok lainnya dengan gambaran perburukan gejala klinis, berisiko mendapatkan kecacatan, semakin tidak produktif dan menurunkan kualiti hidup. Oleh karena itu penderita asma dianjurkan untuk tidak merokok. Penderita asma yang sudah merokok diperingatkan agar menghentikan kebiasaan tersebut karena dapat memperberat penyakitnya.
6.
Usahakan mandi dengan air hangat setiap hari
12