1
RUMUS UNTUK PERHITUNGAN BIAYA POKOK DAN TITIK IMPAS PADA KEGIATAN ON-FARM DAN OFF-FARM
Santosa Guru Besar Teknik Pertanian Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas Padang Februari 2011
Biaya Pokok Pengolahan Tanah, Budidaya, Panen, dan Penanganan Pascapanen
Biaya Biaya pokok pokok adalah biaya biaya yang yang diperlu diperlukan kan untuk untuk mempro memproduk duksi si satu satu unit unit output output.. Pada Pada pengolahan tanah, biaya pokok pengolahan tanah adalah biaya untuk mengolah satu hektar sawah, dengan satuan Rp/hektar. Untuk menghitung besarnya biaya pokok, terlebih dulu perlu diketahui tentang biaya tetap (fixed cost ) dan biaya tidak tetap variable ( ). ). Pada Santosa (2010) (2010) dijelaskan dijelaskan cost sebagai berikut : BT = D + I …………………………….............................………….(1) dengan : BT = Biaya tetap (Rp/tahun) D = Penyusutan (Rp/tahun) I = Bunga modal (Rp/tahun) D = ( P - S) / N ................................................................ ................................................................................(2) ................(2) dengan : D = Penyusutan (Rp/tahun), dengan Metode Garis Lurus P = Harga alat (Rp) S = Nilai akhir alat ( misalnya, 10 % (P)) (Rp) N = Umur ekonomis alat (tahun)
I = r x ( ( P + S) / 2 ........................................................ ........................................................ (3) dengan :
2 I = Bunga modal (Rp/tahun) P = Harga alat (Rp) S = Nilai akhir alat r = Suku bunga modal di bank (misalnya, r = 6,5 % / tahun) Tergantung kasus yang ditinjau, kadang kala biaya tetap tidak hanya terdiri dari penyusutan dan bunga modal saja, tetapi juga pajak, asuransi, dan bangunan. BTT = PP + Bo …………………………………………….. (4) dengan : BTT = Biaya tidak tetap (Rp/jam) PP = Biaya perbaikan dan pemeliharaan alat (Rp/jam) Bo = Upah operator tiap jam (Rp/jam) Besarnya biaya perbaikan dan pemeliharaan alat, dapat didekati dengan persamaan : PP = 2 % ( P – S ) / 100 jam …………………………(5) dengan : PP = Biaya perbaikan dan pemeliharaan alat (Rp/jam) P = Harga alat (Rp) S = Nilai akhir alat ( misalnya, 10 % (P)) (Rp) Besarnya upah operator tiap jam, dihitung dengan rumus : Bo = Wop / Wt ……………………………………..(6) dengan : Wop = Upah tenaga kerja tiap hari (Rp/hari) Wt = Jam kerja tiap hari (jam/hari) Tergantung Tergantung kasus yang ditinjau, ditinjau, kadang kadang kala biaya tidak tetap atau biaya variabel ( variable ) tidak hanya terdiri dari biaya perbaikan / pemeliharaan alat dan upah tenaga kerja saja, cost tetapi juga biaya pemakaian bahan bakar, minyak pelumas, dan listrik.
Biaya pokok untuk pengoperasian alat / mesin untuk pengolahan tanah, penanaman, pemupu pemupukan kan,, penyia penyianga ngan, n, pembum pembumbun bunan, an, dan pember pemberant antasa asan n hama hama / penyak penyakit it tanama tanaman n (spraying ), pemanenan, dan kegiatan pascapanen dapat menggunakan rumus : ),
BP = { (BT/n) + BTT } / KKe …………………………………(7) dengan : BP = Biaya pokok pengoperasian alat / mesin dalam melakukan kegiatan (Rp/ha, Rp/kg, Rp/output kegiatan)
3 BT = Biaya tetap (Rp/tahun) BTT = Biaya tidak tetap (Rp/jam) n = Jam kerja dalam satu tahun (jam/tahun) KKe = Kapasitas kerja efektif alat / mesin dalam melakukan kegiatan (ha/jam, kg/jam, output kegiatan / jam) Besarnya kapasitas kapasitas kerja efektif efektif alat / / mesin untuk untuk kegiatan pengolahan pengolahan tanah, tanah, penanaman, pemupukan, penyiangan, pembumbunan, pemberantasan hama / penyakit tanaman dihitung dengan rumus : KKe = A A / T ............................................................... ................................................................................. .................. (8) dengan : A = Total luas lahan ( ha) T = Total waktu yang dipakai untuk kegiatan (jam)
Nilai Nilai kapasi kapasitas tas kerja kerja efektif efektif ini, ini, hubung hubungann annya ya dengan dengan kapasi kapasitas tas kerja kerja teorit teoritis is adalah adalah : η KKe = KKt x …………………………………………..…..(9)
dengan : KKt = Kapasitas kerja teoritis ( ha / jam ) η
= Efisiensi kerja lapang
Besarnya kapasitas kerja teoritis diperoleh dari : KKt = 0,36 0,36 x L L x V V ..................... ............................................ ....................................(10) .............(10) dengan : KKt = Kapasitas kerja teoritis ( ha / jam ) L = Lebar kerja (m) V = Kecepatan Kerja ( m / detik )
Biaya pokok untuk pengoperasian traktor atau mesin industri dirumuskan :
BP = {(BT/n) + BTT } / Ke ………………………….(11) BT = D + I + A ………………………………………(12) D = = ( ( P – S ) / N .......................................................... ............................................................(13) ..(13) I = r x ( P + S ) / 2 ...................................................(14)
4 A = = a a x P P ................................................... .....................................................................(15) ..................(15) BTT = PP + Bo + BB + OL + Bg …………..………...(16) PP = 2 % ( P – S ) / 100 jam ………………...………..(17) Bo = Wop / Wt ……………………………...………...(18) BB = Pbb x Hbb ……………………………...……….(19) OL = Vp x Ho / Jp ………………………...…………...(20) Bg = 0,6 x OL …………………………...……………(21) dengan : BP = Biaya pokok pengolahan tanah (Rp / hektar) BT = Biaya tetap (Rp/ tahun) n = Jam kerja dalam satu tahun (jam / tahun) BTT = Biaya tidak tetap (Rp / jam) Ke = Kapasitas kerja lapang efektif (ha / jam) D = Penyusutan (Rp / tahun) I = Bunga modal (Rp / tahun) A = Pajak dan asuransi tiap tahun (Rp / tahun) P = Harga traktor / mesin industri (Rp) S = Nilai akhir traktor / mesin industri (Rp) N = Umur ekonomis traktor / mesin industri (tahun) r = Suku bunga di bank (misalnya r = 6,5 % / tahun) a = Faktor pajak dan asuransi Wop = Upah operator tiap hari (Rp / hari) Wt = Jam kerja tiap hari (jam / hari) Pbb = Pemakaian bahan bakar (liter / jam) Hbb =Harga bahan bakar (Rp / liter) Vp = Volume penggantian oli (liter) Ho = Harga oli (Rp/liter) Jp = Jam penggantian oli (jam) PP = Biaya pemeliharaan (Rp / jam) Bo = Upah operator tiap jam (Rp / jam) BB = Biaya bahan bakar (Rp / jam) OL = Biaya oli (Rp / jam) Bg = Biayagrease grease (“gemuk”) (Rp / jam)
5
Total Revenue, Total Cost Break Event Point) , dan Titik Impas (
Pada Santosa (2010) dinyatakan bahwa : Fungsi Variable Cost (VC) VC = f (x), dengan x adalah output produksi adalah : VC = ( BTT / KP ) x ............ ........................ ......................... .......................... .................... ....... (22) dengan : VC = biaya tidak tetap (variable cost ) (Rp/tahun) BTT = biaya tidak tetap (Rp/kg, Rp/liter, Rp /hektar) KP = Kapasitas kerja atau kapasitas produksi (kg/jam, liter/jam, hektar/jam)
x = output kerja per tahun (kg/tahun, liter/tahun, hektar/tahun)
Fungsi Total Cost (TC) : TC = f (x), dengan x adalah output produksi adalah : TC = FC + ( BTT / KP
) x ............. .......................... ......................... .......................(23) ...........(23)
dengan FC adalah Fixed Cost (Rp/tahun). Fungsi Total Revenue (TR) : TR = f (x), dengan x adalah output produksi adalah : TR = (HJ – ( HB / ή )) x ............. .......................... .......................... ......................... ............(24) (24) dengan : HJ = Harga jual tiap unit output (Rp/kg, Rp/liter, Rp/unit) HB = Harga bahan baku (Rp/kg, Rp/liter, Rp/unit) ή = Rendemen proses produksi (output / input)
Pertemuan dari garis TC dan TR adalah titik impas (titik pulang pokok, Break Event Point, ). Pada titik tersebut terjadi keseimbangan, yaitu keseimbangan antara keuntungan kotor ). BEP dan biaya produksi, yang berarti pada titik tersebut tidak terjadi kerugian dan keuntungan.
6 Rumus titik impas dalam produksi hasil industri rumah tangga (kripik singkong, cabai kering dengan alat / mesin pengering, ikan kering) dapat pula dirumuskan sebagai berikut :
BEP = BT / { HJ – ( HB / ή ) - (BTT / KP) } ………………….(25) dengan : BEP = Titik impas (unit output/tahun) (misalnya : kg/tahun, liter/tahun, hektar/tahun) BT = Biaya tetap (Rp/tahun) BTT = Biaya tidak tetap (Rp/jam) HJ = Harga jual tiap unit output (Rp/kg, Rp/liter, Rp/unit) HB = Harga bahan baku (Rp/kg, Rp/liter, Rp/unit) ή = Rendemen proses produksi (output / input) KP = Kapasitas kerja alat / mesin (kg/jam, liter/jam, ha/jam)
Titik impas (Break Event Point, BEP ) operasional alat / mesin untuk pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, penyiangan, pembumbunan, pemberantasan hama / penyakit (spraying ), pemanenan, dan penanganan pascapanen, dapat menggunakan rumus : ),
BEP = BT / { 1,1 BP - (BTT / Kp) } ………………………..(26) dengan : BEP = Titik impas (ha/tahun) BT = Biaya tetap (Rp/tahun) BTT = Biaya tidak tetap (Rp/jam) BP = Biaya pokok operasional alat (Rp/ha) Kp = Kapasitas kerja alat / mesin (ha/jam) Nilai 1,1 BP menunjukkan besarnya pendapatan kotor apabila besarnya keuntungan dari pengoperasian alat / mesin tersebut adalah 10 % dari biaya pokok. Jika alat / mesin tersebut disewakan, dengan besarnya sewa adalah R (Rp/ha), maka BEP dirumuskan :
BEP = BT / { R - (BTT / Kp) } ………………………………… (27)
7 DAFTAR PUSTAKA
Santosa. 2010. Evaluasi Finansial untuk Manager, dengan Software Komputer . [ISBN : 978-979-493-282-7] 978-979-493-282-7] IPB Press. Bogor.
.