3
RUANG LINGKUP LEMBAGA KEUANGAN BANK
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Dosen Pengampu H. Suparman Ali, M.Si.
Disusun oleh :
Jinny Fitriany
175020009
Rizki Nuryani Fadhillah
175020011
Deden Regito
175020019
Citra Sri Ayuningsih
175020022
Kelas A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
Jalan Tamansari No 6-8 Bandung 40116
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan karunia Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang "Ruang lingkup Lembaga Keuangan Bank". Salawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada Rasulullah SAW, keluarganya, sahabatnya serta pengikutnya sampai akhir jaman.
Kami menyadari akan keterbatasan pengetahuan yang kami miliki, meskipun demikian kami menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Kami berharap makalah ini dapat berguna dengan tujuan menambah wawasan serta pengetahuan kita.
Semoga makalah sederhana ini dapat dimengerti bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan-kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari anda.
Bandung, 27 September 2018
Penyusun,
LEMBAR PENGESAHAN
Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Menyatakan bahwa makalah yang telah kami buat ini adalah sah dan asli hasil diskusi yang kami kerjakan sebaik-baiknya. Dengan ini kami kelompok 1 kelas A angkatan 2017 menyerahkan makalah ini pada :
Hari/Tanggal : Rabu/ 3 Oktober 2018
Tempat : Ruangan 210 (sebelah Greencafe) Universitas Pasundan
Pukul : 12:30 - 14:10
Bandung, Oktober 2018
Mengetahui dan menyetujui,
Dosen pengampu,
H. Suparman Ali, M.Si.
Asisten dosen,
Yudho Ramafrizal S., M,Pd
Ketua kelompok 1
Deden Regito
LEMBAR PENILAIAN
NAMA
MATERI
NILAI
Jinny Fitriany
Jenis-jenis kantor bank - penilaian kesehatan bank
Rizki Nuryani Fadhillah
Pengertian bank - jenis- jenis kantor
Deden Regito
Penggabungan usaha bank – pahasia dan sanksi administratif
Citra Sri Ayuningsih
Kehiatan-kegiatan bank – izin pendirian dan badan hukum bank
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
LEMBAR PENGESAHAN ii
LEMBAR PENILAIAN iii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat 2
BAB II KAJIAN TEORI 3
2.1 Kajian Teori 3
BAB III PEMBAHASAN 4
3.1 Pengertian Bank 4
3.2 Sejarah Perbankkan 4
3.3 Jenis-Jenis Bank 6
3.3.1 Jenis Bank Dilihat dari Fungsi 6
3.3.2 Jenis Bank Dilihat dari Kepemilikan 6
3.3.3 Jenis Bank Dilihat dari Status 7
3.3.4 Jenis Bank Dilihat dari Cara Menentukan Harga 7
3.4 Kegiatan-Kegiatan Bank 8
3.5 Izin Pendirian dan Badan Hukum Bank 8
3.6 Jenis-jenis Kantor Bank 10
3.7 Penilaian kesehatan Bank 10
3.8 Penggabungan Usaha Bank 13
3.9 Pembinaan dan Pengawasan Bank 17
3.10 Rahasia dan Sanksi Administratif 18
BAB IV PENUTUP 21
4.1 Simpulan 21
4.2 Saran 21
DAFTAR PUSTAKA 22
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam kehidupan masyarakat yang semakin modern, masyarakat semakin di tuntut untuk memperhatikan kebutuhan hidup di masa mendatang. Karena mengingat adanya ketidak pastian yang terjadi disebabkan berbagai faktor ekonomi dan non ekonomi yang semakin meningkat. Ketidak pastian dimasa mendatang itu harus diantisipasi dengan tindakan berjaga-jaga pada masa sekarang ini, diantaranya dengan mengalokasikan sebagian pendapatan yang tidak digunakan untuk konsumsi sebagai tabungan. Karena dengan memiliki tabungan ketidak pastian kehidupan masyarakat pada masa mendatang dapat diantisiapai sebab masyarakat memiliki sumber pendapatan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pengalokasian sebagian pendapatan untuk pengeluaran tabungan dapat dilakukan dengan cara menyimpan uang tunai di rumah atau di lembaga keuangan. Semua tergantung pada pilihan masyarakat masing-masing. Namun jika berbicara lembaga keuangan, seperti pendapatan A. Abdurrachman dalam ensiklopedia ekonomi keuangan dan perdagangan menjelaskan bahwa " bank adalah jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda berharga, membiayai usaha perusahaan dan lain-lain.
Seperti yang sering terjadi di masyarakat, orang-orang yang memiliki kesempatan untuk berbisnis yang menguntungkan, tetapi tidak cukup dana untuk merealisasikan. Dipihak lain, ada orang-orang yang memiliki dana berlebih, tetapi tidak memiliki kesempatan atau kemampuan untuk berbisnis. Jika keduannya bertemu, maka pemilik dana (supplier dana) dapat memperoleh pengembalian (retur) dari uang yang dipinjamkan. Dipihak lain, peminjam (demander dana) dapat merealisasikan proyekinvestasinya yang menguntungkan. Adanya perbedaan pengembalian memungkinkan (gains from transaction), sehingga menguntungkan kedua belah pihak.
Rumusan Masalah
Apa pengertian bank ?
Bagaimana sejarag perbankan ?
Apa saja jenis-jenis bank ?
Apa saja kegiatan bank ?
Bagaimana izin pendirian dan bentuk hukum bank ?
Apa saja jenis-jenis kantor bank ?
Bagaimana cara penilaian kesehatan bank ?
Bagaimana cara penggabungan bank ?
Mengapa harus ada pembinaan pengawasan bank ?
Apa yang dimaksud rahasia bank dan bagaimana sanksi administratifnya ?
Tujuan
Mengetahui pengertian bank itu sendiri
Menambah pengetahuan mengenai sejarah perbankan
Mengetahui pembagian jenis-jenis bank
Memahami seperti apa kegiatan bank
Mengetahui tentang izin pendirian dan bentuk hukum bank
Mengetahui bagian dari jenis-jenis kantor bank
Mengetahui cara penilaian kesehatan bank
Mengetahui bagaimana cara penggabungan usaha bank
Mengetahui mengerti akan pembinaan pengawasan bank
Mengetahui rahasia bank dan sanksi administratifnya
Manfaat
Memahami tentang bank maupun sejarah perbankan
Memberikan informasi tentang jenis-jenis bank, kegiatan-kegiatan bank, izin pendirian bank dan jenis-jenis kantor
Memberikan informasi bagaimna penggabungan usaha bank
KAJIAN TEORI
Kajian Teori
Bank menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
A. Abdurrachman dalam ensiklopedia ekonomi keuangan dan perdagangan menjelaskan bahwa " bank adalah jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda berharga, membiayai usaha perusahaan dan lain-lain.
Jadi bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote.
PEMBAHASAN
Pengertian Bank
Bank secara umum dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. sedangkan pengertian lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan di mana kegiatannya apakah hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya.
Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak-pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.
Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan, umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, peminjaman uang, dan menerbitkan promes atau banknote.
Menurut Undang-undang RI nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan (pasal 1 ayat 2). Bank adalah sebuah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup orang banyak.
Menurut Undang-undang RI nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan (pasal 1 ayat 3). Definisi Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan-kegiatan konvensional maupun secara syariah dalam kegiatannya memberikan jasa keuangan dalam lalu lintas pembayaran.
Aktivitas perbankan yang petama adalah menghimpun dana dari masyarakat luas yang dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan fuding. Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas.
Sejarah Perbankkan
Seperti diketahui bahwa bangsa indonesia mengenal dunia perbankan dari bekas penjajahannya, yaitu belanda, oleh karena itu, sejarah perbankan pun tidak terlepas dri pengaruh negara yang menjajahny, baik untuk bank pemerintah
maupun bank swasta nasional. Berikut ini akan dijelaskan secara singkat sejarah bank-bank milik pemerintah yaitu sebagai berikut:
Bank Sentral
Bank Sentral di indonesia adalah bank indonesia (BI) berdasarkan UU No.13 Tahun 1968. Kemudian ditegaskan lagi dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999. Bank ini sebelumnya berasal dari De Javasche Bank yang dinasionalisasi tahun 1951.
Bank Rakyat Indoneisa dan Bank Ekspor Impor
Bank ini berasal dari De Algemene Volkcrediet Bank, kemudian dilebur setelah menjadi bank tunggal dengan nama Bank Nasional Indonesia (BNI) Unit II yang bergerak di bidang rural dan eksim dipisahkan lagi menjadi:
Yang membidangi rural menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan UU No. 21 Tahun 1968
Yang membidangi exim dengan UU No. 22 Tahun 1968 menjadi Bank Ekspor Impor Indonesia
Bank Negara Indonesia 1946 (BNI)
Bank ini menjalankan fungsi BNI unit III dengan UU Nomor 17 Tahun 1968 berubah menjadi Bank Negara Indonesia 1946.
Bank Dagang Negara (BDN)
BDN berasal dari Escompto Bank yang dinasinalisasi dengan PP Nomor 13 Tahun 1968, namun PP ini dicabut dengan diganti dengan UU No. 18 Tahun 1968 menjadi Bank Dagang Negara. BDN satu-satunya bank pemerintah yang berada di luar Bank Negara Indonesia Unit.
Bank Bumi Daya (BBD)
BBD semula berasal dari Nerderlandach Indische Handles Bank kemudian menjadi Nationle Handlesbank, selanjutnya bank ini menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV dan berdasarkan UU No. 19 Tahun 19 1968 menjadi Bank Bumi Daya.
Bank Pembangunan Indonesia (BAPINDO)
BAPINDO didirikan dengan UU No. 21 Tahun 1960 yang merupakan kelanjutan dari Bank Industri Negara (BNI) tahun 1951.
Bank Pembangunan Daerah (BPD)
Bank ini didirikan di daerah-daerah tingkat I. Dasar hukum pendirianya adalah UU No. 13 Tahun 1962.
Bank Tabungan Negara (BTN)
BTN berasal dari De Post Bank yang kemudian menjadi Bank Tabungan Pos tahun 1950. Selanjutnya menjadi Bank Indonesia unit V dan terakhir menjadi Bank Tabungan Negara dengan UU No. 20 Tahun 1968.
Bank Mandiri
Bank ini merupakan hasil merger antara Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Pembangunan Indonesia (BAPINDO) dan Bank Ekspor Impor (Bank Eksim). Hasil merger keempat bank ini dilaksanakan pada tahun 1999.
Jenis-Jenis Bank
Menurut Undang-Undang Perbankan, praktik perbankan di Indonesia dibagi menjadi beberapa jenis bank yang dilihat dari berbagai segi yaitu jenis bank yang dilihat dari segi fungsinya, kepemilikannya, status dan dari segi cara menentukan harganya.
Jenis Bank Dilihat dari Fungsi
Undang-Undang No 7 tahun 1992 yang kemudian ditegaskan dalam Undang-Undang Perbankan No 10 tahun 1998, jenis bank dilihat dari fungsinya, antara lain:
Bank Sentral, yaitu sebuah badan keuangan milik negara yang diberikan tanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi kegiatan-kegiatan lembaga-lembaga keuangan dan menjamin agar kegiatan badan-badan keuangan tersebut akan menciptakan tingkat kegiatan ekonomi yang stabil.
Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha perbankan secara konvensional dan/atau berdasarkan pada prinsip syariah Islam yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat umum disini adalah memberikan seluruh jasa perbankan yang ada dan beroperasi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Bank Umum kemudian dikenal dengan sebutan bank komersil (commercial bank).
Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang melaksanakan kegiatan perbankan secara konvensional maupun prinsip syariah Islam dimana dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan BPR lebih sempit daripada bank umum, dimana BPR hanya melayani penghimpunan dana dan penyaluran dana saja. Bahkan dalam menghimpun dana, BPR dilarang menerima simpanan giro. Dalam wilayah operasi pun, BPR juga dibatasi operasinya pada wilayah tertentu. Larangan lain yaitu tidak ikut kliring dan transaksi valuta asing.
Jenis Bank Dilihat dari Kepemilikan
Dilihat dari definisi bank, kepemilikan dapat dilihat dari akta pendirian dan penguasaan.
Bank Milik Pemerintah: Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Tabungan Negara dan lain-lain.
Bank Milik Swasta Nasional: Bank Muamalat, Bank Central Asia, Bank Danamon dan lain sebagainya.
Bank Milik Asing: Citibank, Standard Chartered Bank dan lain sebagainya.
Bank Campuran: Mitsubishi Buana Bank, Interpacifik Bank, Bank Sakura Swadarma, dan bank lainnya.
Jenis Bank Dilihat dari Status
Status yang menjadi acuan pembagian jenis bank disini yang dimaksud adalah ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat dalam segi jumlah produk, modal serta kualitas pelayanan
Bank Devisa merupakan bank yang dapat melakukan transaksi ke luar negeri atau kegiatannya berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. Contohnya: transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri, travellers cheque.
Bank Non Devisa merupakan bank yang mempunyai hak untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa namun wilayah operasinya dibatasi untuk negara-negara tertentu saja.
Jenis Bank Dilihat dari Cara Menentukan Harga
Bank yang berdasarkan prinsip Konvensional: Menerapkan metode penetapan harga sesuai tingkat suku bunga (spread base) dan metode fee base (menghitung biaya-biaya yang dibutuhkan).
Bank yang berdasarkan prinsip Syariah: Menerapkan aturan perjanjian sesuai hukum Islam antara bank dengan pihak lain dalam menyimpan dana, pembiayaan usaha atau kegiatan lainnya. Dalam menentukan harga, bank syariah menerapkan prinsip syariah sebagai berikut:
Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)
Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah)
Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabah)
Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah)
Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtana)
Kegiatan-Kegiatan Bank
Bahwa bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya meliputi :
Menghimpun dana (uang) dari masyarakat dalam bentuk simpanan, maksudnya dalam hal ini bank sebagai tempat untuk menyimpan uang atau berinvestasi bagi masyarakat. Tujuan utama masyarakat menyimpan uang biasanya adalah untuk keamanan uangnya. Sedangkan tujuan kedua adalah untuk melakukan investasi dengan harapan memperoleh hasil dari simpanannya. Tujuan lainnya adalah untuk memudahkan melakukan transaksi pembayaran. Untuk memenuhi tujuan di atas, baik untuk mengamankan uang maupun untuk melakukan investasi, bank menyediakan sarana yang disebut simpanan. Jenis simpanan yang ditawarkan sangat bervariasi tergantung dari bank yang bersangkutan. Secara umum jenis simpanan yang ada di bank adalah simpanan giro (demand deposit), simpanan tabungan (saving deposit), dan simpanan deposito (time deposit).
Menyalurkan dana ke masyarakat, maksudnya adalah bank memberikan pinjaman (kredit) kepada masyarakat yang mengajukan permohonan. Dengan kata lain, bank menyediakan dana bagi masyarakat yang membutuhkannya. Pinjaman atau kredit yang diberikan dibagi dalam berbagai jenis sesuai keinginan nasabah. Tentu saja sebelum kredit diberikan bank terlebih dahulu menilai apakah kredit tersebut layak diberikan atau tidak. Penilaian ini dilakukan agar bank terhindar dari kerugian akibat tidak dapat dikelmbalikannya pinjaman yang disalurkan bank dengan berbagai sebab. Jenis kredit yang biasa diberikan oleh hampir semua bank adalah seperti kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit perdagangan.
Izin Pendirian dan Badan Hukum Bank
Persyaratan Pendirian Bank
Menurut UU nomor 10 tahun 1998 dan SK DIREKTUR BI Nomor 32/33/KEP/DIR tanggal 12 mei 1999 , menetapkan ketentuan bagi pendirian bank umum dan BPR meliputi izin prinsip dan izin usaha.
izin prinsip
izin prinsip adalah persetujuan dalam rangka melakukan persiapan pendirian bank.
rancangan akta pendirian badan hukum
daftar kepemilikan
rencana organisasi
rencana kerja tahun pertama
bukti setoran modal minimal 30% dari modal disetor dalam bentuk bilyet giroBI
surat pernyataan dari pemilik
persetujuan selambat lambatnya diberikan selama 60 hari setelah dokumen permohonan diterima
persetujuan prinsip berlaku selama 360 hari
izin usaha
izin untuk melakukan kegiatan usaha yang dilakukan setelah selelesainya persiapan pendirian bank.
akta pendirian badan hukum
data kepemilikan berupa data pemegang saham atau data anggota
daftar susunan komisaris dan direksi
bukti kesiapan profesional
surat pernyataan dari bank bahwa bukti pelunasan modal telah disetor
surat pernyataan bahwa tidak merangkap jabatan tidak melebihi ketentuan bagi anggota komisaris
surat pernyataan tidak merangkap jabatan bagi anggota direksi
surat pernyataan bahwa anggota komisaris dan direksi tidak memiliki hubungan kekeluargaan
surat pernyataan bagi anggota direksi bahwa memiliki saham tidak melebihi 25% dari jumlah modal yang disetor kepada perusahaan lain
persetujuan diberikan selambat lambatnya 60 hari
kegiatan usaha dilakukan selambat lambatnya 60 hari setelah persetujuan
memberikan laporan sejak 10 hari setelah kegiatan operasional dilaksanakan
Bentuk badan hukum bank berarti bank memiliki pertanggung jawaban sendiri, menuntut dan dituntut dimuka pengadilan, berbadan hukum (sah dimata hukum), memiliki harta kekayaan sendiri yang terisah dari hak dan kewajiban para pengurus, anggota dan pendirinya.
Bentuk badan hukum bankdapat disesuaikan sesuai ketentuan. badan hukum bank sesuai dengan ketentuan UU NOMOR 10 TAHUN 1998 Bentuk badan hukum bank umum yaitu:
perseroan terbatas (PT)
koperasi
perseroan daerah (PD)
Sedangkan bentuk badan hukum bank pengkreditan rakyat sesuai dengan UU NOMOR 7 TAHUN 1992 dapat berupa:
perseroan terbatas (PT)
koperasi
perseroan daerah (PD)
dan bentuk lainnya yang ditetapkan pemerintah.
Jenis-jenis Kantor Bank
Jenis kantor bank pada umumnya dikelompokkan menjadi 5 jenis diantaranya:
Kantor Pusat
Kantor pusat bank adalah kantor tempat semua kegiatan perencanaan sampai kepada pengawasan terdapat di kantor pusat ini. Jadi di setiap bank memiliki satu kantor pusat dan fungsi dari kantor pusat tidak untuk melakukan kegiatan operasional seperti kantor cabang, melainkan hanya mengendalikan jalannya kebijakan kantor pusat terhadap cabang-cabangnya.
Kantor Cabang Penuh
Kantor cabang penuh adalah kantor cabang yang secara lengkap dalam memberikan jasa layanan bank. Dalam praktiknya semua kegiatan perbankan ada di kantor cabang penuh dan biasanya kantor cabang penuh membawahi kantor cabang pembantu.
Kantor Cabang Pembantu
Kantor cabang pembantu adalah kantor cabang yang posisinya berada dibawah pengawasan kantor cabang penuh, atau kegiatan jasa bank yang dilayani hanya sebagian saja. Kator cabang pembantu bisa saja naik menjadi kantor cabang penuh setelah mendapat persetujuan dari kantor pusat.
Kantor Kas
Kantor kas adalah kantor bank yang paling kecil, artinya kegiatan jasa layanan banknya hanya meliputi teller/kasirnya saja. Kantor kas hanya melayani sebagian kecil dari kegiatan perbankan, menurut posisinya kantor kas berada di bawah kantor cabank pembantu. Saat ini kantor kas bahkan sangat mudah kita temukan, karena kas bank banyak yang melakukan pelayanan dengan mobil maka sering disebut juga sebagai kas keliling.
Penilaian kesehatan Bank
Penilaian untuk menentukan kondidi suatu bank biasanya menggunakan analisis CAMELAS.
Aspek permodalan
Yang dinilai adalah permodalan yang ada didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum ban. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR (Capital Adequaci Ratio) yang telah ditetapka BI. Perbandingan rasio tersebut adalah rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (AMTR) dan sesuai ketentuan pemerintah CAR tahun 1999 minimal harus 8%.
Aspek kualitas aset
Yaitu untuk menilai jenis-jenis aset yang dimiliki oleh bank. Penilaian aset harus sesuai dengan peraturan oleh bank indonesia dengan mempertimbangkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan aktiva produktif. Kemudian rasio penyelisian penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif diklasifikasiakn. Rasio ini dapat dilihat dari neraca yang telah dilaporkan secara berkala kepada bak indonesia.
Aspek kualitas manajemen (management)
Dalam mengelola kegiatan bank sehari-hari juga dinilai kualitas manajemennya. Kualitas manajemen dapat dilihat dari kualitas manusianya dalam bekerja. Kualitas manajemen juga dilihat dari segi pendidikan dan pengalaman dari karyawan dalam menangani dari berbagi kasus-kasus yang terjadi. Dalam aspek ini yang dinilai adalah manajemen permodalan, manajemen kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas,dan manajemen likuiditasi. Penilaian kesehatan di bidang manajemen tidak lagi didasarkan pada 250 aspek yang berkaitan dengan permodalan, likuiditasi, kualitas aset, dan rentabilitas. Tetapi kini penilainnya didasarkan pada seratus aspek saja.
Aspek liduiditas
Suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan dapat membayar semua utang-utangnya terutama simpanan tabungan, giro dan depasito pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibayari. Secara umum rasio ini merupakan rasio antara jumlah aktiva lancar dibagi dengan utang lancar.
Yang dianalisi dalam rasio ini adalah:
Rasio kewajiban bersih Call Money terhadap Aktiva
Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank seperti KLBI, giro, tabungan, deposito, dan lain-lain.
Aspek rentabilitas
Merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya apakah, setiap periode atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas yang terus meningkat. Penilaian juga dilakukan dengan:
Rasio laba terhadap total aset (ROA)
Dan perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi (BOPO)
Semua aspek penilaian di atas dikenal dengan penilian analisis CAMEL (Capital, Asset, Managemet, Earning,dan Liquidity). Di samping dengan penilaian analisis CAMEL yang juga memengaruhi hasil penilaian terhadap kesehatan bank adalah terhadap:
Ketentuan pelaksanan pemberian Kredit Usaha Kecil (KUK) & pelaksanaan kredit ekspor
Pelanggaran ketentuan batas maksimum pemberian kredit (BMPK)atau sering disebut legal leanding limit
Pelanggaran posisi devisa netto
Aspek sensitivitas (sensitivity)
Aspek ini dimulai diberlakukan oleh bank indonesia sejak bulan mei 2004. Seperti kita ketahui dalam melepaskan kerditnya, perbankkan harus memperhatikan dua unsur yaitu; tingkat perolehan laba yang harus dicapai dan resiko yang harus dihadapi. Pertimbangan risiko yang harus diperhitungkan berkaitan erat dengan sensitivitas perbankan. Senstivitas terhadap risiko ini penting agar tujuan memperoleh laba dapat tercapai dan pada akhirnya kesehatan bank juga terjamian. Risiko yang dihadapi terdidri dari risiko lingkungan, risiko manajemen, risiko penyerahan, dan risiko keuangan.
Selanjutnya masing-masing aspek di atas iberikan nilai, kemudian dijumlahkan secra keseluruhan dari komponen yang dinilai, hasil dari penilian ini ditetapkan daei komponen yang dinilai, hasil dari penilaian ini ditetapkan ke dalam empat golongan predikat kesehatan bank sebagai berikut:
Nilai kredit
Predikat
81 – 100
Sehat
66 - < 81
Cukup sehat
51 - < 66
Kurang sehat
0 - < 51
Tidak sehat
Penggabungan Usaha Bank
Tujuan utama didirikan perusahaan adalah agar dapat hidup terus (survie). Adakalahnya perusahan hanya bertahan dua atau tiga tahun kemudian bubar dan ada pula yang sampai beranak pinak dari generasi ke generasi berikutnya. Hal ini disebabkan berbagai faktor, terutama disebabkan oeleh faktor manajemennya. Untuk mencapai tujuan agar tetap survive, memang tidak mudah, hal ini disebabkan banyak hal yang sulit untuk diprediksi apa yang terjadi di masa depan.
Bagi perusahan yag mengalami kesulitan dan kemudian akan mengancam kehidupannya banyak cara yang dapat dilakukan agar hidup dan berkembang terus. Salah satu caranya adalah bergabung dengan perusahan lainnya. Hal ini akan lebih baik dari pada dibubarkan begitu saja.
Adapun penggabungan yang dapat dipilih atau yang bisa dilakukan di indonesia adalah sebagai berikut:
Merger
Merger adalah penggabungan dari dua bank atau lebih dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu dari bank yang ikut merger dan membubarkan bank-bank lainnya tanpa melikuidasi terlebih dulu. Penggabungan tersebut dapat dilakukan dengan cara meng¬gabungkan seluruh saham bank lainnya yang ikut bergabung menjadi satu dengan bank yang dipilih untuk dijadikan bank yang akan dipertahankan. Biasanya bank hasil merger memakai salah satu nama yang dipilih secara bersama. Sebagai contoh: Bank Maras melakukan merger dengan Bank Menumbing dan disepakati memakai nama Bank Maras, maka nama Bank Me¬numbing diganti menjadi bank Maras.
Konsolidasi
Yaitu penggabungan dari dua bank atau lebih dengan cara mendirikan bank baru dan membubarkan hank-bank yang ikut konsolidasi tersebut tanpa melikuidasi terlebih dulu. Contoh konsolidasi, misalnya Bank Maras melakukan konsolidasi dengan Bank Menumbing, maka nama kedua bank tersebut dibubarkan dan menamakan bank yang baru, misalnya Bank Mangkol.
Akuisisi
Merupakan pengambil-alihan kepemilikan suatu bank yang berakibat beralihnya pengendalian terhadap bank. Dalam penggabungan dengan bentuk akuisisi biasanya nama bank yang diakuisisi tidak berubah dan yang berubah hanyalah kepemilikannya. Contoh di atas misalnya Bank Maras diakuisisi oleh Bank Menum¬bing maka nama Bank Maras tidak berubah dan yang berubah adalah kepemilikannya saja yaitu menjadi milik Bank Menumbing.
Usaha penggabungan model di atas sering disebut dengan penggabungan model horizontal. Jenis penggabungan lainnya yang sering dilakukan penggabungan secara vertikal yaitu dengan cara menggabungkan beberapa usaha mulai dari usaha yang bergerak dalam industri hilir ke usaha yang bergerak dalam usaha industri hulu. Dengan kata lain mulai dari perusahaan penyedia bahan baku sampai dengan perusahaan yang menjual barang jadi dari bahan baku beralasan Penggabungan
Untuk memutuskan bergabung dengan perusahaan lain bukanlah perkara yang mudah. Keputusan bergabung diambil karena setiap perusahaan tentu mempunyai maksud tertentu yang ingin dicapainya.
Terdapat beberapa alasan suatu bank atau suatu perusahaan untuk melakukan penggabungan baik penggabungan secara Merger, Konsolidasi maupun Akuisisi. Alasan yang biasa dipakai yaitu antara lain :
Masalah Kesehatan
Apabila bank sudah dinyatakan tidak sehat oleh Bank Indonesia setelah melalui beberapa perbaikan sebelumnya, maka sebaik¬nya bank tersebut melakukan penggabungan. Pilihan penggabungan tentunya dengan bank yang sehat. Jika bank yang digabungkan sama-sama dalam kondisi tidak sehat maka sebaiknya pilihan penggabungan adalah konsolidasi atau dapat pula diakuisisi oleh bank lain yang sehat.
Masalah Permodalan
Apabila modal suatu bank dirasakan kecil sehingga sulit untuk melakukan perluasan usaha, maka bank dapat bergabung dengan satu atau beberapa bank sehingga modal dimiliki menjadi besar. Sebagai contoh Bank Maras hanva memiliki modal 5 milyar dengan 12 buah cabang bergabung dengan Bank Mangkol yang memiliki modal 10 milyar clan memiliki 20 cabang. Gabungan kedua bank tersebut sekarang memiliki modal 15 milyar dan 32 cabang. Dengan adanya penggabungan atau usaha peleburan otomatis lebih mudah untuk mengembangkan usahanya. Yang jelas setelah melakukan penggabungan modal dan cabang dari beberapa bank yang ikut bergabung akan bertambah besar.
Masalah Manajemen
Manajemen bank yang sembrawut atau kurang profesional sehingga, perusahaan terus merugi dan sulit untuk berkembang. Jenis bank inipun sebaiknya melakukan penggabungan usaha atau peleburan usaha dengan bank yang lebih profesional yang terkenal dengan kualitas manajemennya.
Teknologi dan Administrasi.
Bank yang menggunakan teknologi yang masih tradisional sangat menjadi masalah. Dalam perkembangan yang sedemikian cepat diperlukan teknologi yang canggih. Untuk memperoleh teknologi yang canggih diperlukan modal yang tidak sedikit. JaIan keluar yang dipilih adalah melakukan penggabungan dengan bank yang sudah memiliki teknologi yang canggih. Demikian pula bagi bank yang kurang teratur dan masih tradisional dalam hal administrasinya, sebaiknya bank melakukan penggabungan atau peleburan sehingga diharapkan administrasinya menjadi lebih baik.
Ingin Menguasai Pasar.
Tujuan ingin menguasai pasar tidak diumumkan secara jelas kepada pihak luar dan biasanya hanya diketahui oleh mereka yang hendak ikut bergabung. Dengan adanya penggabungan dari beberapa bank, maka jumlah cabang dan jumlah nasabah yang dimiliki bertambah. Tujuan ini juga dilakukan untuk menghilangkan atau melawan pesaing yang ada.
Keinginan untuk mengadakan penggabungan bank, baik penggbungan secara merger, konsolidasi atau akuisisi dapat dilakukan atas :
Inisiatif bank yang bersangkutan atau
Permintaan Bank Indonesia atau
Inisiatif badan khusus Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
Izin untuk melakukan Merger, Konsolidasi atau Akuisisi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Memenuhi rasio kecukupan modal yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris tidak termasuk daftar orang yang tercela dibidang perbankan.
Dalam hal akuisisi, maka bank wajib memenuhi ketentuan mengenai pengertian modal oleh bank yang diatur oleh Bank Indonesia
Pembinaan dan Pengawasan Bank
Kegiatan perbankan yang dilakukan sehari-hari, baik oleh bank umum maupun bank perkreditan rakyat tidak terlepas dari berbagai kesalahan. Kesalahan ini dapat dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja. Oleh karena itu, agar dunia perbankan dapat berjalan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan, maka perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan bank terhadap seluruh aktivitas yang dilakukan oleh Bank Indonesia.
Dalam hal pembinaan dan pengawasan bank tersebut, Bank Indonesia menetapkan kesehatan bank meliputi aspek kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.
Kemudian pihak perbankan wajib memelihara kesehatan bank tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku dan wajib menyampaikan semua informasi yang dibutuhkan Bank Indonesia dan wajib pula menyediakan informasi mengenai berbagai kemungkinan timbulnya risiko kerugian sehubungan dengan transaksi nasabah yang dilakukan melalui bank. Demikian pula Bank Indonesia berhak untuk memerikasa semua catatan dan berkas-berkas yang ada baik secara berkala maupun atau setiap waktu jika diperlukan.
Perbankan wajib pula menyampaikan kepada Bank Indonesia tentang laporan keuangannya, baik berupa neraca, laporan laba rugi tahunan maupun laporan perubahan modal dalam waktu dan bentuk yang telah ditetapkan.
Apabila menurut penilaian Bank Indonesia menilai suatu bank mengalami kesulitan atau membahayakan kelangsungan hidupnya, maka Bank Indonesia dapat melakukan tindakan agar :
Pemegang saham menambah modal
Pemegang saham mengganti dewan komisaris atau direksi bank
Bank menghapuskan buku kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang macet dan memperhitungka kerugian bank dengan modalnya
Melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain
Bank dijual kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh kewajiban
Bank menyerahkan pengelolaan seluruh atau sebagian kegiatan bank kepada pihak lain
Bank menjual sebagian atau seluruh harta dan/atau kewajiban kepada bank atau pihak lain.
Kemudian apabila tindakan di atas tidak mampu untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi bank dan menurut penilaian Bank Indonesia dapat membahayakan sistem perbankan, maka pimpinan Bank Indonesia dapat mencabut izin usaha bank dan memerintahkan direksi bank untuk meneyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham guna membubarkan badan hukum bank dan membentuk tim likuidasi.
Oleh karena itu, pembinaan dan pengawasan bank perlu untuk terus dijalankan agar pihak perbankan mematuhi rambu-rambu yang telah ditetapkan. Pembinaan dan pengawasan bank ini juga ditujukan untuk kepentingan dan kemajuan bank itu sendiri agar jangan menderita kerugian di samping kepentingan nasional. Pembinaan dan pengawasan bank yang dijalankan harus tetap konsisten agar dalam pelaksanaan di lapangan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Rahasia dan Sanksi Administratif
Dikarenakan kegiatan dunia perbankan mengelola uang masyarakat, maka bank wajib pula menjaga kepercayaan yang diberikan masyarakat. Bank wajib pula menjaga kepercayaan yang diberikan masyarakat. Bank wajib menjaga keamanan uang tersebut agar benar-benar aman. Agar keamanan nasabahnya terjamin pihak perbankan dilarang untuk memberikan keterangan tercatat pada bank tentang keadaan keuang dan hal-hal lain dari nasabahnya. Dengan kata lain, bank harus menjaga rahasia tentang keadaan keuangan nasabah dan apabila melanggar kerahasian ini perbankan akan dikenakan sanksi.
Namun, dalam kasus tertentu kerahasian bank tidak berlaku untuk nasabah. Misalnya:
Untuk kepentingan perpajakan pimpinan bank indonesia atas permintaan menteri keuangan berwenangan mengeluarkan permintaan tertulis kepada bank agar memberkan keterangan dan memperlihatkan bukti-bukti tentang keuangan nasabahnya penyimpanan tentu kepada pejabat pajak.
Untuk penyelesaian piutang bank yang sudah diserahkan kepada badan usaha piutang negara/panitia piutang urusan negara. Pimpinan bank indonesia memberikan izin kepada pejabat badan urusan piutang negara untuk memperoleh keterangan dari bank mengenai simpanan masalah debitur.
Untuk kepentingan peradilan dalam perkara pidana, pimpinan bank indonesia dapat memberikan izin kepada polisi, jaksa atau hakim untuk memperoleh keterangan dari bank mengenai simpanan tersangka atau terdakwa pada bank.
Dalam rangka tukar-menukar informasi antarbank, direksi bank memberitahuakan keadaan keuangan nasabahnya kepada bank lain.
Bagi pihak yang merasa dirugikan oleh keterangan yang diberikan oleh bank, mereka berhak untuk mengetahui isi keterangan tersebut dan meminta pembetulan jika terdapat kesalahan dalam keterangan yang diberikan. Pelanggaran terhadap berbagi aturan yang berlaku, termasuk kerahasian bank, maka adakn dikenakan sanksi terentu sesuai dengan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.
Sanksi juga diberikan kepada siapa saja yang melakukan kegiatan perbankan seperti menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan tanpa izin usaha dari pimpinan bank indonesia. Pelanggaran tersebut diancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp 10.000.000.000; (sepuluh miliar rupiah) dan paling banyak Rp 200.000.000; (dua ratus miliar rupiah).
Kemudian sanksi juga diberikan kepada anggota dewan komisaris, direksi atau pegawai bank atau pihak terafiliasi lainnya yang dengan sengaja memberikan keterangan yang wajib dirahasiakan seperti memberikan keterangan mengenai nasabah penyimpanan dan simpananya diancam dengan pidana sekurang-kurangnya 2(dua) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp 4.000.000.000; (empat miliar rupiah) dan paling banyak Rp 8.000.000.000; (delapan milar rupiah).
Perbankan juga harus menyampaikan laporan keuangan berupa nerca dan laporan laba rugi serta penjelasannya secara verkala dalam waktu dan bentuk yang telah ditetapkan dan telah pula diaudit oleh akuntan publik.
Selanjutnya apabila anggota dewan komisaris, direksi atau pegawai bank dengan sengaja:
Membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam pembukuan atau dalam laporan maupun dalam dokumen atau laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau rekening suatu bank
Menghilangkan atau tidak memasukkan atau menyebabkan tidak dilaukannya pencatatan dalam pembukuan atau laporan kegiatan usaha, laporan tansaksi atau rekening suatu bank
Mengubah, mengaburkan atau menyembunyikan, menghapuskan atau menghilangkan adanya suatu pencataan dalam pembukuan atau dalam laopran maupun dalam dokumen atau laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau rekening atau dengan sengaja bank mengubah, mengaburkan menghilangkan, menyembunyikan atau merusak catatan pembukuan diancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp 10.000.000.000; (sepuluh miliar rupiah) dan paling banyak Rp 200.000.000.000; (dua ratus miliar rupiah).
PENUTUP
Simpulan
Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan, umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, peminjaman uang, dan menerbitkan promes atau banknote. Bahwa bangsa indonesia mengenal dunia perbankan dari bekas penjajahannya yaitu belanda.
Dalam melaksanakan kegiatannya bank dibedakan antara kegiatan bank umum dengan kegiatan bank pengkreditan rakyat. Kegiatan bank umum lebih luas dari bank pengkreditan rakyat. Artinya produk ditawarkan oleh bank umum lebih beragam. Hal ini disebabkan bank umum mempunyai kebebasan untuk menentukan produk dan jasanya. Sedangkan bank pengkerditan rakyat mempunyai keterbatasan tertentu sehingga kegiatannya lebih sempit.
Bagi perbankan sebelum melakukan kegiatan harus memperoleh izin dari Bank Indonesia. Artinya jika ingin mendirikan bank atau pembukaan cabang baru, maka diharuskan untuk memenuhi berbagi persayaratan yang telah ditentukan Bank Indonesia. Bank Indonesia mempelajari permohonan tersebut untuk menjadi bahan petimbangan dalam mengambil keputusan.
Dikarenakan kegiatan dunia perbankan mengelola uang masyarakat, maka bank wajib pula menjaga kepercayaan yang diberikan masyarakat. Bank wajib pula menjaga kepercayaan yang diberikan masyarakat. Bank wajib menjaga keamanan uang tersebut agar benar-benar aman. Agar keamanan nasabahnya terjamin pihak perbankan dilarang untuk memberikan keterangan tercatat pada bank tentang keadaan keuang dan hal-hal lain dari nasabahnya. Dengan kata lain, bank harus menjaga rahasia tentang keadaan keuangan nasabah dan apabila melanggar kerahasian ini perbankan akan dikenakan sanksi.
Saran
Dalam suatu bank, harus memiliki izin dari pendirrian bank itu sendiri. Apabila suatu bank ingin mempertahankan kegiatan bank itu sendiri maka harus memperhatikan juga faktor kesehatan bank seperti permodalan, kualitas aset, manajemen , profitabillitas, liquiditas, dan sensitivitas. Perbankan diberi pembinaan agar bank dapat lebih maju dan tidak mengalami kerugian.
DAFTAR PUSTAKA
Kasim, D. (2014). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya edisi revisi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Muchilisin, R. (2018, September 27). Pengertian dan Fungsi Perbankan. http://goo.gl/Lo7xgc.
4
13
21
1
2
iii