SPESIFIKASI TEKNIS BAB I PERSYARATAN PERSYARATAN TEKNIS UMUM A.
LINGKUP Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang 1. secara umum berlaku untuk untuk seluruh bagian pekerjaan dimana dimana persyaratan ini bisa diterapkan diterapkan untuk Pembangunan Pembangunan Gedung Graha UNESA Universitas Negeri, Surabaya, Surabaya, yang meliputi : a. Ban Bangun gunan an Utam Utama a Ge Gedun dung g Graha Graha UNESA UNESA 4 (empat (empat)) lanta lantaii + Lanta Lantaii Tribu Tribun n: a. Lantai 1 : Parkir Mobil b. Lantai 2 : Parkir Mobil c. Lantai 3 : Stan kuliner (komersial) d. Lantai 4 : Hall/Serbaguna b. Pekerjaan Pekerjaan Mek Mekanika anikall & Elektrik Elektrikal al (Sparing-s (Sparing-spari paring) ng) c. Site Site D Deve evelo lopme pment nt (Ponda (Pondasi si Plaza) Plaza) d. Gedu Gedung ng Ramp (Pondasi, (Pondasi, Poer, Poer, dan Sloo Sloof, f, serta serta setekan setekan besi kolom) kolom) Secara lengkap seluruh jenis pekerjaan tersebut dapat disesuaikan/ disesuaikan/ dilihat dilihat dan tercantum tercantum pada pada Bill Of Quant Quantity ity (BQ) dan BQ bersifat bersifat tidak tidak mengikat. 2.
Kecuali disebut secara khusus dalam dokumen-dokumen dokumen-dokumen dimaksud berikut, lingkup pekerjaan yang termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut : a. Pen Pengad gadaan aan tena tenaga ga ke kerja rja b. Peng Pengadaa adaan n baha bahan/ n/ material material c. Pengadaan peralatan & alat bantu, sesuai dengan kebutuhan lingkup pekerjaan yang ditugaskan d. Koordinasi dengan Penyedia Jasa Konstruksi/ pekerja lain yang berhubungan dengan pekerjaan pada bagian pekerjaan yang ditugaskan e. Penjagaan kebersihan, kebersihan, kerapian kerapian dan keamanan area kerja kerja f. Pemb Pembuatan uatan as bu build ild drawing drawing (gambar (gambar te terlaks rlaksana ana))
3.
Persyarata Persyaratan n Teknis Teknis Umum ini menjadi satu kesatuan kesatuan deng dengan an Persyara Persyaratan tan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan dan secara bersama-sama merupakan persyarata persyaratan n dari segi teknis teknis bagi seluruh seluruh pekerjaan pekerjaan sebag sebagaim aimana ana diungkapkan diungkapka n dalam satu satu atau lebih da dari ri dokumen-dokumen dokumen-dokum en berikut ini : a. Gambar-gambar pelelangan/ pelelangan/ pelaksanaan pelaksanaan termasuk perubahannya perubahannya b. Persyaratan teknis umum/ pelaksanaan pelaksanaan pekerjaan/ bahan c. Rincian Rincian volume volume pekerj pekerjaan/ aan/ rincian rincian penaw penawaran aran d. Dokumen-dokumen Dokumen-dokumen pelelangan/ pelaksanaan pelaksanaan yang lain
4.
Dalam Dalam hal dima dimana na ada bagi bagian an dari Persyarata Persyaratan n Teknis Teknis Umum ini, yan yang g tidak dapat diterapkan pada bagian pekerjaan sebagaimana diungkapkan
1
ayat A.3. di atas, maka bagi bagian an dari Persyarata Persyaratan n Teknis Teknis Umum tersebut tersebut dengan sendirinya dianggap tidak berlaku. B.
REFERENSI Seluruh pekerjaan pekerjaa n harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi 1. persyaratan-persyaratan persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Indonesia (NI), Standar Industri Indonesia (SII) dan Peraturanperaturan Nasional maupun Peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku atau jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan bersangkutan antara antara lain lain : NI 2 (1971) PERATURAN BETON BERTULANG INDONESIA (1983) 3) PE PERA RATU TURA RAN N PE PERE RENC NCAN ANAA AAN N BA BANG NGUN UNAN AN BA BAJA JA NI (198 INDONESIA (SKBI.1.3.55.1987) NI 3 (1970) PERATURAN UMUM UNTUK BAHAN BANGUNAN DI INDONESIA NI 5 PERATURAN KONSTRUKSI KAYU INDONESIA PERATURAN SEMEN SEMEN PORTLAND PORTLAND INDONESI INDONESIA A NI 8 PERATURAN BANGUNAN NI 10 BATA MERAH SEBAGAI BAHAN BANGUNAN PERATURAN PLUMBING INDONESIA PERATURAN UMUM INSTALASI LISTRIK STANDART NASIONAL INDONESIA (SNI) ASTM, JIS das lain sebagainya yang dianggap berhubungan dengan bagian-bagian pekerjaan ini.
Untuk pekerjaan-pekerjaan pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standartstandart yang disebut di atas, maupun standart-standart standart-standart Nasional lainnya, maka diberlakukan standart-standart Internasional yang berlaku atau pekerjaan-pekerjaan pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya setidak-tidaknya berlaku standart-standart Persyaratan Teknis dari Negara-negara Negara-negara asal bahan/ pekerjaan yang bersangkutan dan dari produk yang ditentukan pabrik pembuatnya. 2.
Dalam hal di mana ada bagi bagian an pekerjaan pekerjaan yang persyaratan persyaratan teknisnya tidak tidak diatur dalam Persyaratan Teknis Umum/ Khususnya maupun salah satu dari ketentuan yang disebutkan dalam ayat B.1. di atas, maka atas bagian pekerjaan pekerjaan tersebut tersebut Penyedia Penyedia Jasa Konstruksi Konstruksi harus mengajuka meng ajukan n salah salah satu dari persyaratan-persyaratan persyaratan-persyaratan berikut berikut ini guna disepakati disepakati oleh Penyedia Jasa Manajemen Manajemen Konstruksi Konstruksi untuk dipakai sebagai patokan persyaratan teknis : a. Standart/norma/kode/pedoman Standart/norma/kode/pedoman yang bisa diterapkan pada bagian pekerjaan pekerjaan bersangkutan yang diterbitkan oleh Instansi/ Institusi/ Assosiasi Profesi/ Assosiasi Produsen/ Lembaga Pengujian atau Badan-badan lain yang berwenang/berkepentingan atau Badan-badan yang bersifat Internasional ataupun Nasional Nasional dari Negara lain, lain, sejauh bahwa atau hal tersebut diperoleh persetujuan dari Penyedia Penyedia Ja Jasa sa Manajemen Konstruksi / Manajemen Konstruksi. b. Brosur Brosur teknis dari produsen produsen yang didu didukun kung g oleh sertifikat sertifikat dari Lemb Lembaga aga Pengujian yang diakui secara Nasional/ Nasional/ Internasional. Internasional. 2
ayat A.3. di atas, maka bagi bagian an dari Persyarata Persyaratan n Teknis Teknis Umum tersebut tersebut dengan sendirinya dianggap tidak berlaku. B.
REFERENSI Seluruh pekerjaan pekerjaa n harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi 1. persyaratan-persyaratan persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Indonesia (NI), Standar Industri Indonesia (SII) dan Peraturanperaturan Nasional maupun Peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku atau jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan bersangkutan antara antara lain lain : NI 2 (1971) PERATURAN BETON BERTULANG INDONESIA (1983) 3) PE PERA RATU TURA RAN N PE PERE RENC NCAN ANAA AAN N BA BANG NGUN UNAN AN BA BAJA JA NI (198 INDONESIA (SKBI.1.3.55.1987) NI 3 (1970) PERATURAN UMUM UNTUK BAHAN BANGUNAN DI INDONESIA NI 5 PERATURAN KONSTRUKSI KAYU INDONESIA PERATURAN SEMEN SEMEN PORTLAND PORTLAND INDONESI INDONESIA A NI 8 PERATURAN BANGUNAN NI 10 BATA MERAH SEBAGAI BAHAN BANGUNAN PERATURAN PLUMBING INDONESIA PERATURAN UMUM INSTALASI LISTRIK STANDART NASIONAL INDONESIA (SNI) ASTM, JIS das lain sebagainya yang dianggap berhubungan dengan bagian-bagian pekerjaan ini.
Untuk pekerjaan-pekerjaan pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standartstandart yang disebut di atas, maupun standart-standart standart-standart Nasional lainnya, maka diberlakukan standart-standart Internasional yang berlaku atau pekerjaan-pekerjaan pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya setidak-tidaknya berlaku standart-standart Persyaratan Teknis dari Negara-negara Negara-negara asal bahan/ pekerjaan yang bersangkutan dan dari produk yang ditentukan pabrik pembuatnya. 2.
Dalam hal di mana ada bagi bagian an pekerjaan pekerjaan yang persyaratan persyaratan teknisnya tidak tidak diatur dalam Persyaratan Teknis Umum/ Khususnya maupun salah satu dari ketentuan yang disebutkan dalam ayat B.1. di atas, maka atas bagian pekerjaan pekerjaan tersebut tersebut Penyedia Penyedia Jasa Konstruksi Konstruksi harus mengajuka meng ajukan n salah salah satu dari persyaratan-persyaratan persyaratan-persyaratan berikut berikut ini guna disepakati disepakati oleh Penyedia Jasa Manajemen Manajemen Konstruksi Konstruksi untuk dipakai sebagai patokan persyaratan teknis : a. Standart/norma/kode/pedoman Standart/norma/kode/pedoman yang bisa diterapkan pada bagian pekerjaan pekerjaan bersangkutan yang diterbitkan oleh Instansi/ Institusi/ Assosiasi Profesi/ Assosiasi Produsen/ Lembaga Pengujian atau Badan-badan lain yang berwenang/berkepentingan atau Badan-badan yang bersifat Internasional ataupun Nasional Nasional dari Negara lain, lain, sejauh bahwa atau hal tersebut diperoleh persetujuan dari Penyedia Penyedia Ja Jasa sa Manajemen Konstruksi / Manajemen Konstruksi. b. Brosur Brosur teknis dari produsen produsen yang didu didukun kung g oleh sertifikat sertifikat dari Lemb Lembaga aga Pengujian yang diakui secara Nasional/ Nasional/ Internasional. Internasional. 2
C.
BAHAN Baru/ Bekas 1. Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang dipe dipergun rgunaka akan n dalam/ dalam/ untuk untuk peke pekerjaan rjaan ini harus merupakan merupakan baha bahan n yang yang baru, penggunaan penggunaan baha bahan n bekas dalam dalam komponen komponen kecil maupun besar sama sekali tidak diperbolehkan/ dilarang digunakan. 2.
Tanda Pengenal a. Dalam hal dimana pabrik/ produsen bahan mengeluarkan tanda pengenal untuk produk bahan yang dihasilkannya, dihasilkannya, baik berupa cap/ merk dagang dagang pengenal pabrik/ produsen produsen ataupun sebagai pengenal kwalitas/ kelas/ kelas/ kapasitas, maka semua bahan dari pabrik/ produsen bersangkutan yang dipergunakan dalam pekerjaan pekerjaan ini harus mengadung mengadung tanda peng pengenal enal tersebut. b. Khusus untuk bahan bagi pekerjaan instalasi (penerangan, plumbing, dll.) kecuali ditetapkan lain oleh Penyedia Jasa Manajemen Manajemen Konstruksi / Manajemen Konstruksi, bahan bahan sejenis sejenis dengan dengan fungsi yang sama harus harus diberi tanda pengenal untuk membedakan membedakan satu bahan dari bahan yang lain. Tanda pengenal ini bisa berupa warna atau tanda-tanda lain yang mana harus sesuai dengan referensi pada I.02. tersebut di atas atau dalam hal dimana tidak /belum ada pengaturan yang jelas mengenai itu, hal ini harus dilaksanakan sesuai petunjuk petunjuk dari Penyedia Penyedia Jasa Jasa Manajemen Konstruksi / Manajemen Manajemen Konstruksi.
3.
Merk Dagang dan Kesetaraan a. Penyebuta Penyebutan n sesuatu sesuatu merk dagang bagi suatu bahan/ produk di dala dalam m Persyaratan Teknis Umum, Umum, secara umum harus harus diartikan sebagai sebagai persyaratan kesetaraan kualitas penampilan penampilan (Performance) dan harga dari bahan/ produk tersebut, yang mana dinyatakan dengan kata-kata "atau yang setara". b. Kecuali secara khusus dipersyaratkan lain, maka penggunaan bahan/ produk produk lain yang yang dapat dibukti dibuktikan kan mempuny mempunyai ai kualitas kualitas pena penampil mpilan an dan harga harga yan yang g set setara ara den dengan gan bah bahan/ an/ produk produk yan yang g mema memakai kai merk merk dag dagang ang yang disebutkan, disebutkan, dapat dapat diterima sejauh sejauh bahwa bahwa untuk untuk itu sebelumnya sebelumnya telah diperoleh diperoleh persetujuan tertulis dari Penyedia Jasa Manajemen Manajemen Konstruksi atau kesetaraan tersebut. c. Pengg Penggunaa unaan n baha bahan/ n/ produk produk yang disetujui disetujui sebagai "setara” tida tidak k dianggap sebagai perubahan pekerjaan dan karenanya perbedaan harga dengan bahan produk yang disebutkan disebutk an merk dagangnya akan diabaikan. Hal ini berlaku apabila ke-3 (tiga) merk dagang bahan/produk tersebut tidak tersedia di pasaran/tidak diproduksi lagi. d. Sejauh bisa memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan, pengguna penggunaan an produksi dalam Negeri lebih diutamakan.
3
4.
Penggantian (Substitusi). a. Penyedia Jasa Konstruksi/ Supplier bisa mengajukan usulan untuk menggantikan sesuatu bahan/ produk dengan sesuatu bahan/ produk lain dengan penampilan yang setaraf dengan yang dipersyaratkan. b. Dalam persetujuan atau sesuatu penggantian (substitusi), perbedaan harga yang ada dengan bahan / produk yang dipersyaratkan akan diperhitungkan sebagai perubahan pekerjaan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Dalam hal dimana penggantian disebabkan karena kegagalan Penyedia Jasa Konstruksi/ Supplier untuk mendapatkan bahan/ produk seperti yang dipersyaratkan, maka perubahan pekerjaan yang bersifat biaya tambah dianggap tidak ada. 2. Dalam hal dimana penggantian dapat disepakati oleh Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi dan Pemberi Tugas sebagai masukan (input) baru yang menyangkut nilai-nilai tambah, maka perubahan pekerjaan mengakibatkan biaya tambah dapat diperkenankan.
5.
Persetujuan Bahan a. Untuk menghindarkan penolakan bahan di lapangan, dianjurkan dengan sangat agar sebelum sesuatu bahan/ produk akan dibeli/ dipesan/ diprodusir, terlebih dahulu dimintakan persetujuan dari Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi / Konsultan Pengawas atau kesesuaian dari bahan/ produk tersebut pada Persyaratan Teknis, yang mana akan diberikan dalam bentuk tertulis yang dilampirkan pada contoh/ brosur dari bahan/ produk yang bersangkutan untuk diserahkan kepada Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi / Manajemen Konstruksi. b. Penolakan bahan di lapangan karena diabaikannya prosedur di atas sepenuhnya merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi/ Supplier, atau mana tidak dapat diberikan pertimbangan keringanan apapun. c. Adanya persetujuan tertulis dengan disertai contoh/ brosur seperti tersebut diatas tidak melepaskan tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi/ Supplier dari kewajibannya dalam Perjanjian Kerja ini untuk mengadakan bahan/ produk yang sesuai dengan persyaratannya, serta tidak merupakan jaminan akan diterima/ disetujuinya seluruh bahan/ produk tersebut di lapangan, sejauh dapat dibuktikan bahwa tidak seluruh bahan/ produk yang digunakan sesuai dengan contoh brosur yang telah disetujui.
6.
Contoh. Pada waktu memintakan persetujuan atau bahan/ produk kepada Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi harus disertakan contoh dari bahan/ produk tersebut dengan ketentuan sebagai berikut : a. Jumlah Contoh.
4
1. Untuk bahan/ produk bila tidak dapat diberikan sesuatu sertifikat pengujian yang dapat disetujui / diterima oleh Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi / Manajemen Konstruksi sehingga oleh karenanya perlu diadakan pengujian kepada Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi harus diserahkan sejumlah bahan produk sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam standart prosedur pengujian, untuk dijadikan benda uji guna diserahkan pada Badan/ Lembaga Penguji yang ditunjuk oleh Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi / Manajemen Konstruksi. 2. Untuk bahan / produk atau mana dapat ditunjukkan sertifikat pengujian yang dapat disetujui / diterima oleh Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi / Manajemen Konstruksi, kepada Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi harus diserahkan 3 (tiga) buah contoh yang masingmasing disertai dengan salinan sertifikat pegujian yang bersangkutan. b. Contoh yang Disetujui. 1. Dari contoh yang diserahkan kepada Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi atau contoh yang telah memperoleh persetujuan dari Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi harus dibuat suatu keterangan tertulis mengenai persetujuannya dan disamping itu oleh Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi harus dipasangkan tanda pengenal persetujuannya pada 3 (tiga) buah contoh yang semuanya akan dipegang oleh Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi / Manajemen Konstruksi. Bila dikehendaki, Penyedia Jasa Konstruksi/ Supplier dapat meminta sejumlah set tambahan dari contoh berikut tanda pengenal persetujuan dan surat keterangan persetujuan untuk kepentingan dokumentasi sendiri. Dalam hal demikian jumlah contoh yang harus diserahkan kepada Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi harus ditambah seperlunya sesuai dengan kebutuhan tambahan tersebut. 2. Pada waktu Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi sudah tidak lagi membutuhkan contoh yang disetujui tersebut untuk pemeriksaan bahan produk bagi pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi berhak meminta kembali contoh tersebut untuk dipasangkan pada pekerjaan. c. Waktu Persetujuan Contoh 1. Adalah tanggung jawab dari Penyedia Jasa Konstruksi/ Supplier untuk mengajukan contoh pada waktunya, sedemikian sehingga pemberian persetujuan atau contoh tersebut tidak akan menyebabkan keterlambatan pada jadwal pengadaan bahan. 2. Untuk bahan/ produk yang persyaratannya tidak dikaitkan dengan kesetarafan pada suatu merk dagang tertentu, keputusan atau contoh akan diberikan oleh Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi dalam waktu tidak lebih dari 10 (sepuluh) hari kerja. Dalam hal dimana persetujuan tersebut akan melibatkan keputusan tambahan di luar Persyaratan Teknis (seperti penentuan model, warna,
5
dll.), maka keseluruhan keputusan akan diberikan dalam waktu tidak lebih dari 21 (dua puluh satu) hari kerja. 3. Untuk bahan produk yang masih harus dibuktikan kesetarafannya dengan sesuatu merk dagang yang disebutkan, keputusan atau contoh akan diberikan oleh Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi / Manajemen Konstruksi dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari kerja sejak dilengkapanya pembuktian kesetarafan. 4. Untuk bahan/ produk yang bersifat pengganti (substitusi), keputusan persetujuan akan diberikan oleh Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi / Manajemen Konstruksi dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya dengan lengkap seluruh bahan-bahan pertimbangan. 5. Untuk bahan/ produk yang bersifat peralatan/ perlengkapan ataupun produk lain yang karena sifat/ jumlah/ harga penadaannya tidak memungkinkan untuk diberikan contoh dalam bentuk bahan/ produk jadi permintaan persetujuan bisa diajukan berdasarkan brosur dari produk tersebut, yang mana harus dilengkapi dengan : Spesifikasi teknis lengkap yang dikeluarkan oleh pabrik/ produsen Surat-surat seperlunya dari agen/ importir, sesuai keagenan, surat jaminan suku cadang dan jasa purna penjualan (after sales service) dan lain-lain. Katalog untuk warna, pekerjaan penyelesaian (finishing) dan lainlain. Sertifikat pengujian, penetapan kelas dan dokumen-dokumen lain sesuai petunjuk Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi / Manajemen Konstruksi 6. Apabila setelah melewati waktu yang ditetapkan di atas, keputusan atau contoh dari bahan/ produk yang diajukan belum diperoleh tanpa pemberitahuan tertulis apapun dari Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi / Manajemen Konstruksi, maka dengan sendirinya dianggap bahwa contoh yang diajukan telah disetujui oleh Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi / Manajemen Konstruksi. 7.
Penyimpanan Bahan a. Persetujuan atau sesuatu bahan/ produk harus diartikan sebagai perijinan untuk memasukkan bahan/ produk tersebut dengan tetap berada dalam kondisi layak untuk dipakai. Apabila selama waktu itu ternyata bahwa bahan/ produk menjadi tidak lagi layak untuk pakai dalam pekerjaan, Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi , Tim Teknis /PTP berhak untuk memerintahkan agar : 1. Bahan/Produk tersebut segera diperbaiki sehingga kembali menjadi layak untuk dipakai. hal dimana perbaikan tidak lagi mungkin, 2. Dalam supaya bahan/produk tersebut segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan selama 2 x 24 jam untuk diganti dengan yang memenuhi persyaratan.
6
b.
c.
D.
Untuk bahan/ produk yang mempunyai umur pemakaian yang tertentu penyimpanannya harus dikelompokkan menurut umur pemakaian tersebut yang mana harus dinyatakan dengan tanda pengenan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Terbuat dari kaleng atau kertas karton yang tidak akan rusak selama penggunaan ini 2. Berukuran minimal 40 x 60 cm 3. Huruf berukuran minimum 10 cm dengan warna merah 4. Diletakkan ditempat yang mudah terlihat Penyusunan bahan sejenis selama penyimpanan harus diatur sedemikian rupa, sehingga bahan yang terlebih dulu masuk akan pula terlebih dulu dikeluarkan untuk dipakai dalam pekerjaan.
PELAKSANAAN Rencana Pelaksanaan 1. a. Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditanda-tanganinya Surat Perintah Kerja (SPK) oleh kedua belah pihak, Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan kepada Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi sebuah "Network Plant mengenai seluruh kegiatan yang perlu dilakukan untuk melaksanakan pekerjaan ini dalam diagram mana dinyatakan pula urutan logis serta kaitan/hubungan antara seluruh kegiatan-kegiatan tersebut. b. Kegiatan - kegiatan Penyedia Jasa Konstruksi untuk/ selama masa pengadaan/ pembelian serta waktu pengiriman/pengangkutan dari : 1. Bahan, elemen, komponen dari pekerjaan maupun pekerjaan persiapan/ pembantu. 2. Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan c. Kegiatan-kegiatan Penyedia Jasa Konstruksi untuk/selama waktu fabrikasi, pemasangan dan pembangunan. d. Pembuatan gambar-gambar kerja. e. Permintaan persetujuan atau bahan serta gambar kerja maupun rencana kerja. f. Harga borongan dari masing-masing kegiatan tersebut. g. Jadwal untuk seluruh kegiatan tersebut. h. Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi akan memeriksa rencana kerja Penyedia Jasa Konstruksi dan memberikan tanggapan atas itu dalam waktu 2 (dua) minggu. i. Penyedia Jasa Konstruksi harus memasukkan kembali perbaikan atau rencana kerja kala Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi meminta diadakannya perbaikan / penyempurnaan atau rencana kerja tadi paling lambat 4 (empat) hari sebelum dimulainya waktu pelaksanaan. j. Penyedia Jasa Konstruksi tidak dibenarkan memulai sesuatu pelaksanaan atau pekerjaan sebelum adanya persetujuan dari Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi , Tim Teknis /PTP adanya rencana kerja ini. k. Kecuali dapat dibuktikan bahwa Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi , Tim Teknis/ PTP telah melalaikan kewajibannya untuk memeriksa 7
rencana kerja Penyedia Jasa Konstruksi pada waktunya, maka kegagalan Penyedia Jasa Konstruksi untuk memulai pekerjaan sehubungan dengan belum adanya rencana kerja yang disetujui Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi , sepenuhnya merupakan tanggung jawab dari Penyedia Jasa Konstruksi bersangkutan. 2.
Gambar Kerja (Shop Drawings). a. Untuk bagian-bagian pekerjaan di mana gambar pelaksanaan (Construction Drawings) belum cukup memberikan petunjuk mengenai cara untuk mencapai keadaan terlaksana, Penyedia Jasa Konstruksi wajib untuk mempersiapkan gambar kerja yang secara terperinci akan memperlihatkan cara pelaksanaan tersebut. b. Format dari gambar kerja harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi / Manajemen Konstruksi. c. Gambar kerja harus diajukan kepada Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi , Tim Teknis/ PTP untuk mendapatkan persetujuannya untuk mana gambar-gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga). d. Pengajuan gambar kerja tersebut paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum pemesanan bahan atau pelaksanaan pekerjaan dimulai.
3.
Ijin Pelaksanaan. Ijin pelaksanaan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum memulai pekerjaan tersebut, Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk mengajukan ijin pelaksanaan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan (Pejabat Pembuat Komitmen) dengan dilampiri gambar kerja yang sudah disetujui. Ijin pelaksanaan yang disetujui sebagai pegangan Penyedia Jasa Konstruksi untuk melaksanakan pada bagian pekerjaan tersebut.
4.
Contoh Pekerjaan (Mock Up). Bila pekerjaan atau dikehendaki oleh Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi , Tim Teknis/ PTP Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyediakan sebelum pekerjaan dimulai.
5.
Rencana Mingguan dan Bulanan. a. Selambat-lambatnya pada setiap hari Sabtu dalam masa dimana pelaksanaan pekerjaan berlangsung, Penyedia Jasa Konstruksi wajib untuk menyerahkan kepada Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi suatu rencana mingguan yang berisi rencana pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam minggu berikutnya. b. Selambat-lambatnya pada minggu terakhir dari setiap bulan, Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyerahkan kepada Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi , Tim Teknis suatu rencana bulanan yang menggambarkan dalam garis besarnya, berbagai rencana pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam bulan berikutnya.
8
c. Kelalaian Penyedia Jasa Konstruksi untuk menyusun dan menyerahkan rencana mingguan maupun bulanan dinilai sama dengan kelalaian dalam melaksanakan perintah Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi dalam pelaksanaan pekerjaan. d. Untuk memulai suatu bagian pekerjaan yang baru, Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk memberitahu Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi , Tim Teknis mengenai hal tersebut paling sedikit 2 x 24 jam sebelumnya. 6.
Kualitas Pekerjaan Pekerjaan harus dikerjakan dengan kwalitas pengerjaan yang terbaik untuk jenis pekerjaan bersangkutan.
7.
Pengujian Hasil Pekerjaan a. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka semua pekerjaan akan diuji dengan cara dan tolok ukur pengujian yang dipersyaratkan dalam referensi yang ditetapkan dalam pada Pasal A 2. dari Persyaratan Teknis Umum ini. b. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka Badan/ Lembaga yang akan melakukan pengajuan dipilih atau persetujuan Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi , Tim Teknis dari Lembaga/ Badan Penguji milik Pemerintah atau yang diakui Pemerintah atau Badan lain yang oleh Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi / Tim Teknis dianggap memiliki obyektivitas dan integritas yang menyakinkan. Atau hal yang terakhir ini Penyedia Jasa Konstruksi/ Supplier tidak berhak mengajukan sanggahan. c. Semua biaya pengujian dalam jumlah seperti yang dipersyaratkan menjadi beban Penyedia Jasa Konstruksi. d. Dalam hal dimana Penyedia Jasa Konstruksi tidak dapat menyetujui hasil pengujian dari Badan Penguji yang ditunjuk oleh Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi , Penyedia Jasa Konstruksi berhak mengadakan pengujian tambahan pada Lebaga/ Badan lain yang memenuhi persyaratan Badan Penguji seperti tersebut diatas untuk mana seluruh pembiayaannya ditanggung sendiri oleh Penyedia Jasa Konstruksi. e. Apabila ternyata bahwa kedua hasil pengujian dari kedua Badan tersebut memberikan kesimpulan yang berbeda, maka dapat dipilih untuk : 1. Memilih Badan/ Lembaga Penguji ketiga atau kesepakatan bersama. 2. Melakukan pengujian ulang pada Badan/ Lembaga Penguji pertama atau kedua dengan ketentuan tambahan sebagai berikut : - Pelaksanaan pengujian ulang harus disaksikan oleh Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi / Manajemen Konstruksi, Tim Teknis dan Penyedia Jasa Konstruksi/ Supplier maupun wakil-wakilnya. - Pada pengujian ulang harus dikonfirmasikan penerapan dari alat-alat penguji. 3. Hasil dari pengujian ulang harus dianggap final, kecuali bilamana kedua belah pihak sepakat untuk menganggapnya demikian. 9
4. Apabila hasil pengujian ulang mengkonfirmasikan kesimpulan dari hasil pengujian yang pertama, maka semua akibat langsung maupun tidak langsung dari adanya semua pengulangan pengujian menjadi tanggungan Penyedia Jasa Konstruksi/ Supplier. 5. Apabila hasil pengujian ulang menunjukkan ketidaktepatan kesimpulan dari hasil pengujian yang pertama dan membenarkan kesimpulan dari hasil pengujian yang kedua, maka: - 2 (dua) dari 3 (tiga) penguji yang bersangkutan, atas pilihan Penyedia Jasa Konstruksi/ Supplier akan diperlakukan sebagai pekerjaan tambah. pekerjaan akibat adanya penambahan/ - Atas segala penundaan pengulangan pengujian akan diberikan tambahan waktu pelaksanaan pada bagian pekerjaan bersangkutan dan bagianbagian lain yang terkena akibatnya, penambahan mana besarnya adalah sesuai dengan penundaan yang terjadi. 8.
Penutupan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan. a. Sebelum menutup suatu bagian pekerjaan dengan bagian pekerjaan yang lain yang mana akan secara visual menghalangi Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi / Manajemen Konstruksi, Tim Teknis untuk memeriksa bagian pekerjaan yang terdahulu, Penyedia Jasa Konstruksi wajib melaporkan secara tertulis kepada Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi mengenai rencananya untuk melaksanakan bagian pekerjaan yang akan menutupi bagian pekerjaan tersebut, sedemikian rupa sehingga Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi berkesempatan secara wajar melakukan pemeriksaan pada bagian yang bersangkutan untuk dapat disetujui kelanjutan pengerjaannya. b. Kelalaian Penyedia Jasa Konstruksi untuk menyampaikan laporan diatas, memberikan hak kepada Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi untuk dibelakang hari menuntut pembongkaran kembali bagian pekerjaan yang menutupi tersebut, guna memeriksa hasil pekerjaan yang terdahulu yang mana akibatnya sepenuhnya akan ditanggung oleh Penyedia Jasa Konstruksi. c. Dalam hal dimana laporan telah disampaikan dan Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi tidak mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan pemeriksaan yang dimaksudkan, maka setelah lewat dari 2 (dua) hari kerja sejak laporan disampaikan, Penyedia Jasa Konstruksi berhak melanjutkan pelaksanaan pekerjaan dan menganggap bahwa Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi telah menyetujui bagian pekerjaan yang ditutup tersebut. d. Pemeriksaan dan persetujuan oleh Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi atau suatu pekerjaan tidak melepaskan Penyedia Jasa Konstruksi dari kewajibannya untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Surat Perjanjian Penyedia Jasa Konstruksi (SPP). e. Walapun telah diperiksa dan disetujui kepada Penyedia Jasa Konstruksi masih dapat diperintahkan untuk membongkar bagian pekerjaan 10
yang menutupi bagian pekerjaan bagian pekerjaan yang tertutupi. 9.
E.
lain
guna
pemeriksaan
Kebersihan dan Keamanan a. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab untuk menjaga agar area kerja senantiasa berada dalam keadaan rapih dan bersih. b. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atau keamanan diarea kerja, termasuk apabila diperlukan tenaga, peralatan atau tanda-tanda khusus.
PENYELESAIAN DAN PENYERAHAN Dokumen Terlaksana (As Build Documents). 1. a. Pada penyelesaian dari setiap pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyusun Dokumen Terlaksana yang terdiri dari : 1. Gambar-gambar terlaksana ( as built drawing) 2. Persyaratan teknis terlaksana dari pekerjaan, sebagaimana yang telah dilaksanakan b. Dikecualikan dari kewajiban diatas adalah Penyedia Jasa Konstruksi untuk pekerjaan : 1. Pekerjaan Persiapan 2. Supply bahan, perlengkapan/ peralatan kerja c. Dokumen terlaksana bisa disusun dari : 1. Dokumen pelaksanaan 2. Gambar-gambar perubahan 3. Perubahan persyaratan teknis 4. Brosur teknis yang diberi tanda pengenal khusus berupa cap sesuai petunjuk Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi / Manajemen Konstruksi d. Dokumen terlaksana ini harus diperiksa dan disetujuk oleh Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi / Manajemen Konstruksi. e. Khusus untuk pekerjaan kunci, sarana komunikasi bersaluran banyak, utilitas dan pekerjaan-pekerjaan lain dengan sistim jaringan bersaluran banyak secara operasional membutuhkan identifikasi yang bersifat lokatif, dokumen terlaksana ini harus dilengkapi dengan daftar pesawat/ instalasi/ peralatan/ perlengkapan yang mengidentifikasi lokasi dari masing-masing barang tersebut. f. Kecuali dengan ijin khusus dari Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi / Manajemen Konstruksi, Tim Teknis dan Pemberi Tugas, Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat dokumen terlaksana hanya untuk diserahkan kepada Pemberi Tugas. Penyedia Jasa Konstruksi tidak dibenarkan membuat/ menyimpan salinan ataupun copy dari dokumen terlaksana tanpa ijin khusus tersebut. 2.
Penyerahan Pada waktu penyerahan pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi menyerahkan kepada Pemberi Tugas
wajib
11
a. b.
c.
d. e. f.
F.
2 (dua) set dokumen terlaksana Untuk peralatan/ perlengkapan 2 (dua) set pedoman operasi (operation manual) Suku cadang sesuai yang dipersyaratkan. Untuk berbagai macam : Semua kunci orisinil disertai "Construction Key” (bila ada) Minimum 1 (satu) set kunci duplikat Dokumen-dokumen resmi (seperti surat ijin, tanda pembayaran cukai, surat fiskal pajak, dan lain-lain) Segala macam surat jaminan berupa Guarantee/ Warranty sesuai uang dipersyaratkan Surat pernyataan pelunasan sesuai petunjuk Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi / Manajemen Konstruksi
KEAMANAN/ PENJAGAAN Untuk keamanan Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan mengadakan 1. penjagaan, bukan saja terhadap pekerjaannya, tetapi juga bertanggung jawab atas keamanan, kebersihan bangunan-bangunan, jalan-jalan, pagar, pohon-pohon dan taman-taman yang telah ada. 2.
Penyedia Jasa Konstruksi berkewajiban menyelamatkan bangunan yang telah ada, apabila bangunan yang telah ada terjadi kerusakan akibat pekerjaan ini, maka Penyedia Jasa Konstruksi berkewajiban untuk memperbaiki/membetulkan sebagaimana mestinya.
3.
Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan penerangan yang cukup dilapangan, terutama pada waktu lembur, jika Penyedia Jasa Konstruksi menggunakan aliran listrik dari bangunan/ komplek, diwajibkan bagi Penyedia Jasa Konstruksi untuk memasang meter sendiri untuk menetapkan sewa listrik yang dipakai.
4.
Penyedia Jasa Konstruksi harus berusaha menanggulangi kotoran-kotoran debu agar tidak mengurangi kebersihan dan keindahan bangunan-bangunan ataupun prasarana yang telah ada.
5.
Segala operasi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan untuk pembangunan pekerjaan sementara sesuai dengan ketentuan kontrak harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap ketentraman penduduk atau jalan-jalan yang harus digunakan jalan perorangan atau umum, milik Pemberi Tugas ataupun milik pihak lain. Penyedia Jasa Konstruksi harus membebaskan Pemberi Tugas dari segala tuntutan ganti rugi sehubungan dengan hal tersebut di atas.
12
G.
6.
Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab atas kerusakankerusakan pada jalan raya atau jembatan yang menghubungkan proyek sebagai akibat dari lalu lalang peralatan ataupun kendaraan yang dipergunakan untuk mengangkut bahan-bahan/ material guna keperluan proyek.
7.
Apabila Penyedia Jasa Konstruksi memindahkan alat-alat pelaksanaan, mesin-mesin berat atau unit-unit alat berat lainnya dari bagianbagian pekerjaan, melalui jalan raya atau jembatan yang mungkin akan mengakibatkan kerusakan dan seandainya Penyedia Jasa Konstruksi akan membuat perkuatan-perkuatan di atasnya, maka hal tersebut harus terlebih dahulu diberitahukan kepada Pemberi Tugas dan Intansi yang berwenang. Biaya untuk perkuatan tersebut menjadi tanggungan Penyedia Jasa Konstruksi.
SITUASI DAN PERSIAPAN PEKERJAAN SITUASI/LOKASI 1. a. Lokasi proyek adalah pada lahan yang sudah diberikan oleh pemberi tugas yaitu pada lahan gedung Graha Unesa. Halaman proyek akan diserahkan kepada Penyedia Jasa Konstruksi sebagaimana keadaannya waktu Rapat Penjelasan. Penyedia Jasa Konstruksi hendaknya mengadakan penelitian dengan seksama mengenai keadaan tanah halaman proyek tersebut. b. Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi dan tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan klaim/tuntutan. 2.
AIR DAN DAYA a. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu : Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat seperti minyak, asam, garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau mengurangi kekuatan konstruksi. Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut harus cukup terjamin. b. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri sementara yang dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya dalam melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara ini harus memenuhi persyaratan
13
yang berlaku. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengatur dan menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak membahayakan para pekerja di lapangan. Penyedia Jasa Konstruksi apabila diperlukan harus menyediakan penangkal petir sementara untuk keselamatan. 3.
SALURAN PEMBUANGAN Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air buangan. Saluran dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk MK/Pengawas.
4.
KANTOR PENYEDIA JASA KONSTRUKSI, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN FASILITAS LAIN Penyedia Jasa Konstruksi harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak. Penyedia Jasa Konstruksi harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya fasilitas sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air. Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi fasilitas-fasilitas tersebut. Penyedia Jasa Konstruksi harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari kerusakan.
5.
KANTOR PENGAWAS (PENYEDIA JASA MANAJEMEN KONSTRUKSI KEET) Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan untuk Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi di tempat pekerjaan ruang kantor sementara beserta seperangkat furniture termasuk kursi-kursi, meja dan lemari. Kualitas dan peralatan yang harus disediakan adalah sebagai berikut : a. Ruang : ukuran 40 m2 b. Konstruksi : rangka kayu ex kalimantan, lantai plesteran, dinding double plywood tidak usah dicat, atap asbes gelombang c. Fasilitas : air dan penerangan listrik d. Furnitur : 5 meja kerja 1/2 biro dan 5 kursi 1 meja rapat bahan plywood 18 mm ukuran 120 x 240 cm 10 kursi 2 unit komputer dan printer 1 whiteboard ukuran 120 x 80 cm 1 rak arsip gambar plywood 12 mm ukr. 120 x 240 x 30 cm Penyedia Jasa Konstruksi harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor tersebut beserta peralatannya. Pengadaan Kantor Pengawas (Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi Keet) dalam kegiatan ini adalah disediakan dari pihak penyedia jasa.
14
6.
PAPAN NAMA PROYEK Penyedia Jasa Konstruksi wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut 90 x 150 cm dipotong dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan petunjuk Pemerintah Daerah setempat. Penyedia Jasa Konstruksi tidak diijinkan menempatkan atau memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas.
7.
PEMBERSIHAN LOKASI PEKERJAAN a. Pembersihan lokasi pekerjaan adalah pembersihan seluruh lantai yang pada saat ini semua lantai kondisinya masih plat beton struktur. b. Pelaksanaan pembersihan lokasi harus hati-hati terhadap kondisi sekitar nya karena sudah ada dinding dan jendela luar harus terjaga keutuhan dan keamanannya. Pembersihan lokasi kerja harus sangat hati-hati jangan sampai menimbulkan polusi debu dan suara yang akan mengganggu operasional pelayanan pasien di lantai satu dan lantai empat.
8.
PAGAR SEMENTARA Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat pagar sementara yang sifatnya melindungi dan menutupi lokasi barak kerja dan untuk manufer peralatan serta gudang sementara proyek dengan persyaratan kualitas sebagai berikut: a. Bahan dari BWG 32 dengan rangka kayu dicat sementara. b. Tinggi pagar minimum 2 m. c. Ruang gerak selama pelaksanaan dalam lokasi berpagar harus cukup leluasa untuk lancarnya pekerjaan. Pengadaan Pagar Pengaman Proyek dalam kegiatan ini adalah pihak dari pihak penyedia.
9.
PENGUKURAN a. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengukuran batas / garis dan elevasi persiapan lahan dan pekerjaan pengukuran lainnya yang ditentukan dalam Gambar Kerja dan / atau yang ditentukan Konsultan MK dan termasuk penyediaan team ukur yang berpengalaman dan peralatan pengukuran lengkap dan akurat yang memenuhi ketentuan spesifikasi ini. Peil ±0,00 diambil dari lobby lantai satu gedung ini. b. Prosedur Umum 1. Data Standar Pengukuran Standar pengukuran berdasarkan poligon tertutup tiga titik koordinat dan patok akan disediakan Pemilik Proyek dan akan menjadi patokan pengukuran yang dilakukan Penyedia Jasa Konstruksi. Bila Penyedia Jasa Konstruksi berkeberatan atas penentuan sistem koordinat tersebut, maka dalam 1 (satu) minggu setelah penentuan, Penyedia Jasa Konstruksi dapat mengajukan keberatan secara tertulis 15
beserta data pendukung untuk kemudian akan dipertimbangkan oleh Konsultan MK. 2. Persyaratan Pengukuran Penyedia Jasa Konstruksi harus melaksanakan perhitungan pengukuran dan pemeriksaan untuk mendapatkan lokasi yang tepat sesuai Gambar Kerja dan harus disetujui Konsultan MK. Setiap kali melakukan pengukuran, pemeriksaan ketepatan harus dilakukan dengan Poligon tertutup. Kesalahan maksimal yang diijinkan dari Poligon tertutup adalah sebagai berikut : Kerangka Horizontal (Poligon) : Salah pentutup sudut = 10 n (n = banyak titik / sudut) Salah relatif 1 /10000 Kerangka Vertikal (Sipat Datar) : Salah pentutup beda tinggi = 10 D km (mm) (D = total jarak terpendek) Semua jarak kemiringan harus dikurangkan ke jarak tegak. c. Tim Pengukur dan Peralatan Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan tim ukur yang ahli, yang disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan MK, dan mereka bertanggung jawab memberikan informasi dan data yang berkaitan dengan pengukuran kepada Konsultan MK, Penyedia Jasa Konstruksi harus menggunakan sejumlah peralatan pengukuran yang memadai, akurat dan memiliki sertifikat dan disetujui Konsultan MK. d. Pelaksanaan Pekerjaan Catatan lengkap harus mencakup semua pengukuran lapangan, rapih dan teratur. Pengukuran harus dengan jelas menyebutkan nama proyek, lokasi, tanggal, nama. Buku yang dijilid harus digunakan untuk catatan. Catatan lapangan yang terpisah harus dibuat untuk setiap kategori berikut: Pemeriksaan melintang Ketinggian patok Lokasi pengukuran Konstruksi pengukuran Potongan melintang Koordinat seluruh patok, titik pemeriksaan dan lainnya harus dihitung sebelum pengukuran. Sketsa harus disiapkan untuk setiap patok pemeriksaan dan titik acuan yang menunjukkan jarak dan azimut ke setiap titik acuan. Profil dan bidikan elevasi topografi harus dicatat dalam buku lapangan. Semua catatan dan perhitungan harus dibuat permanen, dan dijaga di tempat yang aman. Penyimpanan data lapangan yang tidak berlaku lagi dilakukan oleh Konsultan MK. e. Pemeriksaan Ketepatan Semua elemen pengukuran, pemeriksaan dan penyetelah harus diperiksa Konsultan MK pada waktu – waktu tertenu selama pelaksanaan proyek. 16
Penyedia Jasa Konstruksi harus membantu Konsultan MK selama pemeriksaan pengukuran lapangan. Perhitungan berikut harus digunakan untuk memeriksa catatan lapangan : Kesalahan sudut menyilang e1 = 1’ n Kesalahan garis menyilang e2 = (L2 + D2) L = perbedaan antara garis lintang utara dan garis lintang selatan D = perbedaan antara titik keberangkatan timur dan titik keberangkatan barat e Ketepa tan perimeter Pengukuran yang tidak sempurna yang dikerjakan Penyedia Jasa Konstruksi, harus diperbaiki dan diulang tanpa tambahan biaya. Penyedia Jasa Konstruksi harus menjaga semua tanda dan garis yang dibutuhkan agar tetap terlihat jelas selama pemeriksaan. Setiap pemeriksaan yang dilakukan Konsultan MK tidak membebaskan Penyedia Jasa Konstruksi dari seluruh tanggung jawabnya membuat pengukuran yang tepat untuk kerataan, elevasi, kemiringan, dimensi dan posisi setiap struktur atau fasilitas.
17
BAB II PEKERJAAN STRUKTUR A.
PERATURAN UMUM TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN 1.
2.
B.
Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya : a.
Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI)
b.
Peraturan Umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga Kerja
c.
Peraturan Umum Bangunan Indonesia (NI-013)
d.
Peraturan Semen Portland Indonesia (NI-08)
e.
Peraturan dan ketentuan-ketentuan lain yang dikeluarkan oleh jawatan/instansi pemerintah setempat, yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan
Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut di atas, berlaku dan mengikat pula: a.
Gambar bestek yang dibuat Penyedia Jasa Konsultasi yang sudah disahkan oleh Pemberi Tugas termasuk juga gambar-gambar detail yang diselesaikan oleh Penyedia Jasa Konstruksi dan sudah disahkan/disetujui Manajemen Konstruksi.
b.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
c.
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijziing)
d.
Berita Acara Penunjukkan
e.
Surat keputusan Pemberi Tugas tentang Penunjukan Penyedia Jasa Konstruksi
f.
Surat perintah kerja (SPK)
g.
Surat penawaran beserta lampiran-Iampirannya
h.
JadwaI Pelaksanaan ( Tentative Time Schedule yang telah disetujui)
i.
Kontrak surat perjanjian Penyedia Jasa Konstruksian
j.
Berita Acara/Surat-surat Klarifikasi tender
PEKERJAAN PERSIAPAN / PENDAHULUAN 1.
Pengukuran Tapak Kembali
a. Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan keteranganketerangan mengenai peil, ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
18
b. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan harus segera dilaporkan kepada Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi Lapangan untuk dimintakan keputusannya. c. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut dilakukan dengan alat-alat waterpass/theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggungjawabkan. d. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan theodolith/waterpass berserta petugas yang melayaninya untuk kepentingan .pemeriksaan Manajemen Konstruksi selama pelaksanaan proyek. e. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara asas segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Manajemen Konstruksi. f.
2.
Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan Penyedia Jasa Konstruksi.
Pekerjaan Penyediaan Air dan Daya Listrik untuk Bekerja
a. Air bekerja harus disediakan Penyedia Jasa Konstruksi dengan menyambung pipa ke sumur yang ada di proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari debu. bebas dari lumpur, minyak dan bahanbahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Manajemen Konstruksi. b. Listrik bekerja harus disediakan Penyedia Jasa Konstruksi dan diperoleh dari sambungan PLN setempat. Selama masa pelaksanaan, penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas persetujuan Manajemen Konstruksi. Daya listrik juga disediakan untuk mensuplai kantor Manajemen Konstruksi. 3.
Pekerjaan Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran
a. Selama pembangunan berIangsung, Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyediakan tabung alat, pemadam kebakaran/fire extinguisher 3,5 kg minimal 2 tabung ex. EXCEL / setara lengkap dengan isinya. b. Pelaksanaan pembangunan telah berakhir, maka alat pemadam kebakaran tersebut menjadi hak milik pemberi tugas. 4.
Drainase Tapak
a. Dengan mempertimbangkan keadaan topographi / kontur tanah yang ada ditapak, Penyedia Jasa Konstruksi wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk pembuangan air yang ada bila diperlukan. b. Arah aliran ditujukan kedaerah perrnukaan yang terendah yang ada ditapak atau kesaluran yang sudah ada di lingkungan daerah pembuangan. c. Pembuatan saluran sementara harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Manajemen Konstruksi.
19
d. Papan Dasar Pelaksanaan (Penentuan Titik). Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kasau meranti 5/7, tertancap ditanah sehingga tidak bisa digerak-gerak atau dirubah-rubah. e. Papan patok ukur dibuat dari kayu meranti dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut ratakan pada sisi sebelah atasnya. C.
PEKERJAAN TANAH 1.
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat dan pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan tanah seperti tertera pada gambar rencana. Pekerjaan yang berhubungan / pekerjaan sementara yang dilakukan:
2.
a.
Pekerjaan uitzet
b.
Pekerjaan pembersihan / pembongkaran site existing.
c.
Pengurukan dan pemadatan tanah
d.
Pekerjaan lansekap
e.
Pekerjaan pembuatan titik-titik penempatan as-as kolom
Pelaksanaan
Pembersihan persiapan daerah yang akan dikerjakan
3.
a.
Semua daerah urugan, harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada maupun terhadap urugan baru. Tanah urugan harus bersih dari sisasisa tumbuhan atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan pelapukan dikemudian hari.
b.
Semua pekerjaan pengukuran dan persiapan tanggungan Penyedia Jasa Konstruksi .
c.
Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan berikut ahli ukur yang berpengalaman.
d.
Pada papan dasar pelaksanaan (rambu ukur) harus dibuat tanda-tanda yang menyatakan as-as atau level/peil-peil dengan warna yang jelas dan tidak mudah hilang jika terkena air hujan.
adalah termasuk
Pekerjaan galian
a.
Lingkup pekerjaan Pekerjaan galian harus memenuhi syarat-syarat seperti yang ditentukan dalam gambar. Dilapangan harus dijaga supaya tanah di bawah/dasar elevasi seperti pada gambar rencana atau ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi tidak terganggu. Jika terganggu, Penyedia Jasa Konstruksi harus menggalinya dan rnengurugnya kembali lalu dipadatkan seperti yang ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
b.
Syarat–syarat pelaksanaan 20
-
Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat syarat yang ditentukan menurut gambar.
-
Dasar dari semua galian harus waterpass, bila pada galian masih terdapat sisa akar pohon, bekas pondasi bangunan lama dan atau bangunan eksisting dan lain lain sisa jasad bangunan atau bagianbagian yang keras atau gembur, maka ini harus digali keluar. Sedang lubang lubang tadi diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan, sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpass.
-
Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada waktu mengerjakan pondasi/ pile cap harus disediakan pompa air atau pompa lumpur yang jika diperlukan dapat berjalan terus menerus untuk menghindari terkumpulnya air.
-
Penyedia Jasa Konstruksi juga diwajibkan mengambil langkah langkah pengamanan terhadap bangunan lain yang berada dekat sekali dengan lubang galian yaitu dengan memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut sehingga dapat dijamin bangunan tersebut tidak akan mengalarni kerusakan.
-
Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi.
-
Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah yang bersih, bebas dari segala kotoran dan memenuhi syarat syarat untuk tanah urug dan bukan merupakan tanah bekas galian tanah setempat. Pelaksanaan harus secara berlapis lapis dengan penimbrisan per 30 cm padat. Lubang-lubang galian yang terletak di dalam garis bangunan harus diisi kembali dengan tanah urug yang diratakan dan diairi serta dipadatkan sampai mencapai 40% kepadatan kering maksimum yang dibuktikan dengan test laboratorium.
-
Perlindungan terhadap benda benda berharga, jika diperintahkan untuk dipindahkan, seluruh barang barang berharga yang mungkin ditemui di lapangan, harus direparasikan/diganti oleh Penyedia Jasa Konstruksi atas tanggungannya sendiri.
-
Bila suatu alat atau pelayanan dinas yang sedang dikerjakan ditemui di lapangan dan hal tersebut tidak tertera pada gambar atau dengan cara lain yang dapat diketahui oleh Penyedia Jasa Konstruksi dan ternyata diperlukan perlindungan atau pemindahan, Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap langkah apapun yang menjamin bahwa pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut tidak terganggu.
-
Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi, Penyedia Jasa Konstruksi
21
harus segera mengganti kerugian yang terjadi yang dapat berupa perbaikan dari barang yang rusak akibat dari pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi. 4.
Pekerjaan Urugan (Timbunan) Dan Pemadatan
a.
b.
c.
Lingkup pekerjaan -
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan demi terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
-
Seluruh lahan yang akan digunakan, yang mana elevasinya (elevasi lahan existing ) kurang dari tinggi elevasi rencana. Sehingga perlu dilakukan pengurugan (timbunan) pada lahan yang akan dikerjakan.
-
Seluruh sisa penggalian yang tak terpakai untuk penimbunan dan penimbunan kembali, juga seluruh sisa-sisa, puing-puing, sampahsampah harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk ini adalah tanggungjawab Penyedia Jasa Konstruksi.
Persyaratan bahan -
Bila tidak dicantumkan dalam gambar detail, maka minimum 10 cm padat (setelah disirami, diratakan dan dipadatkan) dibagian atas dari urugan di bawah plat-plat beton bertulang, beton rabat dan pondasi pondasi dangkal harus terdiri dari urugan pasir padat.
-
Di bawah lapisan pasir tersebut urugan yang dipakai adalah dari jenis tanah silty clay yang bersih tanpa potongan potongan bahan bahan yang bisa lapuk serta bahan batuan yang telah dipecah pecah tersebut tidak boleh lebih dari 15 cm.
-
Konsultan Manajemen Konstruksi mengharuskan agar supaya semua urugan bahan keras hanya terdiri dari mutu yang terbaik yang dapat diperoleh.
Syarat syarat pelaksanaan -
Semua bagian/daerah urugan dan timbunan harus dilapis sedemikian, sehingga dicapai suatu lapisan setebal 15 cm dalam keadaan padat, dimana setiap lapis harus dipadatkan sebelum lapisan berikutnya.
- Pemadatan dilakukan dengan alat pemadat/ compactor "vibrator type" yang disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi -
Pengukuran CBR dilakukan setiap ketebalan 60 cm dan harus memenuhi nilai CBR yang disyaratkan.Pengeringan/pengaliran air harus diperhatikan selama pekerjaan supaya daerah yang dikerjakan terjamin pengaliran airnya.
-
Apabila material urug mengandung batu batu, tidak dibenarkan batu batu yang besar bersarang, menjadi satu, dan semua pori pori harus diisi dengan batu batu kecil dan tanah yang dipadatkan.
22
5.
-
Kelebihan material galian harus dibuang oleh Penyedia Jasa Konstruksi ke tempat buangan yang ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
-
Pelaksanaan pemadatan (terutama yang berada didalam gedung) harus memikirkan situasi sekitar dimana pemadatan tersebut dilakukan. Kerusakan yang timbul akibat kelalaian pelaksanaan pemadatan/penimbunan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
Pengujian Mutu Pekerjaan
a.
Konsultan Manajemen Konstruksi harus diberitahu bila pengujian di lapangan sudah dapat dilaksanakan untuk menentukan kepadatan relatif yang sebenarnya di lapangan.
b.
Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut harus di ulang kembali pekerjaannya atau diganti, dengan cara-cara pelaksanaan yang telah ditentukan, guna mendapatkan kepadatan yang dibutuhkan.
c.
Pengujian kepadatan di lapangan harus mengikuti prosedur ASTM D 1556-70 atau prosedur lainnya yang disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Seluruh biaya untuk pengujian di laboratorium menjadi beban Penyedia Jasa Konstruksi.
d.
Pengujian kepadatan di lapangan tersebut dilaksanakan setiap 500 m2 daerah yang dipadatkan untuk setiap layer 60 cm (padat saat uji CBR) pada titik yang atau ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
e.
Penentuan kepadatan di lapangan dapat dipergunakan salah satu dari cara/prosedur di bawah ini : "Density of soil in place by sand cone method " AASHTO T-191 "Density of soil in place by driven cylinder method " AASHTO T-204 "Density of soil in place the rubber balloon method " AASHTO T-205 Atau cara cara lain yang harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Manajemen Konstruksi.
D.
PEKERJAAN BEKISTING BETON 1.
2.
Lingkup Pekerjaan
a.
Kayu untuk bekisting beton cor ditempat, lengkap dengan perkuatan dan angkur-angkur yang diperlukan.
b.
Penyediaan angkur-angkur untuk hubungan dengan pekerjaan lain.
Pekerjaan yang berhubungan
a.
Struktur beton bangunan dibawah elavasi lahan, pilecap/poer, tiebeam, kolom, balok, dan plat.
b.
Pekerjaan pasangan bata 23
3.
4.
5.
c.
Sparing-sparing pekerjaan mekanikal
d.
Sparing-sparing pekerjaan elektrikal
Standart-standart yang dipakai
a.
Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia -1982-NI-3.
b.
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) -1961, NI-5.
c.
Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-2002 dan SNI 03-2847-2013
Shop drawing
a.
Dimana diperlukan menurut Manajemen Konstruksi atau perencana harus dibuat shop drawing.
b.
Siapkan shop drawing tipikal untuk tiap pandangan bekisting yang berbeda yang memperhatikan Dimensi.
-
Metode Konstruksi
-
Bahan
-
Hubungan dan ikatan-ikatan
Bahan
a.
b.
E.
-
Bekisting beton biasa -
Multiplek film tebal 12 mm
-
Paku, angkur, form ties dan sekrup-sekrup, ukuran sesuai dengan keperluan dan cukup kuat untuk menahan bekisting agar tidak bergerak ketika dilakukan pengecoran.
Syarat umum bekisting -
Tidak mengalami deformasi, bekisting harus cukup tebal dan terikat kuat .
-
Kedap air dengan menutup semua celah dengan tape,
-
Tahap terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting
-
Untuk kolom memakai bekisting fiber glass
-
Pemakaian bekisting selain ketentuan diatas harus dengan persetujuan Manajemen Konstruksi.
PEKERJAAN BETON STRUKTUR PRIMER 1.
Lingkup pekerjaan
a.
Pembesian Tulangan besi lengkap dengan kawat pengikatnya.
b.
Pengecoran beton. 24
c.
-
Beton cor ditempat untuk rangka struktur bangunan, lantai, dinding, pilecap dan plat/slab pendukung
-
Plat/slab beton diatas tanah dan pedestrian / side walks
-
Finishing permukaan beton pada dinding, plat, balok dan kolom
-
Perawatan dan pengujian kualitas beton.
Produk beton Produk beton yang dipakai adalah beton siap pakai ( Readymix Concrete) dengan Mutu beton K-300 dan telah persetujuan Manajemen Konstruksi.
d.
e.
Pekerjaan yang berhubungan -
Bekisting beton
-
Finishing beton
-
Pasangan bata
-
Struktur baja
-
Waterproofing
-
Bagian-bagian pekerjaan mekanikal yang harus dicor dalam beton
-
Bagian-bagian pekerjaan elektrikal yang harus dicor dalam beton
Standar Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
f.
g.
-
Persyaratan Umum Bahan bangunan Indonesia 1982 NI-3
-
Peraturan Semen Portland Indonesia 1972. N -8
-
Peraturan Bangunan Nasional 1978
-
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1971
-
SNI-03-2847-2002 dan SNI-03-2847-2013
-
Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983
-
Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok 1983.
-
Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
-
Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan perencana.
American Society Testing and Material (ASTM) -
C 33 (concrete aggregates)
-
C 150 ( portland cement )
American Concrete Institute (ACI) -
211 (recommended pratice for selecting proportions for normal and heavy weight concrete)
-
212 (guide for use admixlures in concrete )
25
-
2.
214 (recommended practice for evaluation of compression test of field concrete)
Bahan
a.
Portland cement Yang menyatakan adalah jenis II Sn 0013-81, menurut NI-8 ( TYPE 1), menurut ASTM dan memenuhi S400, menurut standart portland cement yang ditentukan asosiasi semen Indonesia dan terdiri dari satu jenis merek.
b.
Agregates Kualitas agregate harus memenuhi syarat-syarat SNI-03-28472002. Aggregate kasar harus berupa batu pecah (split) yang memenuhi susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous). Kadar lumpur dari pasir beton tidak boieh melebihi dari 5 % berat kering. Dimensi maksimum dari agregates kasar tidak lebih dari 20 cm dan tidak boleh lebih dari seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-bahan organis. lumpur, tanah lempung dan sebagainya.
c.
Air Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali dan bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain yang dapat mengurangi mutu pekerjaan. Kandungan chlorida tidak boleh melebihi 500 p.p.m dan komposisi sulfat (S04) tidak boleh melebihi 1000 ppm apabila dipandang perlu. Manajemen Konstruksi dapat minta kepada Penyedia Jasa Konstruksi supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
d.
Besi beton -
Besi beton harus bebas dari karat dan lapisan lain-lain yang dapat mengurangi daya lekat pada beton. Kecuali ditentukan lain dalam gambar. Mutu besi yang digunakan BJTP 24 untuk Ø ≤ 12 mm dan BJTD 39 untuk D > 12 mm.
-
Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta. maka disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan sertifikat dari laboratorium baik pada saat pemesanan maupun secara periodik minimum masing-masing 2 contoh percobaan ( stress-strain) dan pelengkungan untuk setiap 20 ton besi. Pengetesan dilakukan pada laboratorium yang disetujui Manajemen Konstruksi.
26
e.
3.
Admixture -
Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara mencampur dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat tidak diperlukan penggunaan sesuatu admixture.
-
Jika menggunakan admixture masih dianggap perlu Penyedia Jasa Konstruksi diminta terlebih dahulu memberitahukan nama Perdagangan admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan. data-data bahan. nama pabrik produksi, jenis bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya, resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.
Pelaksanaan
a.
b.
Kualitas beton -
Kecuali ditentukan lain dalam gambar. kualitas beton adalah K300 (tegangan tekan hancur karakteristik untuk silinder beton pada usia 28 hari kalender).
-
Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuanketentuan yang terdapat dalam SNI-03-2847-2002 dan SNI-032847-2013 atau peraturan yang relevan. Mutu beton pekerjaan beton bertulang sekunder K-175 digunakan untuk struktur sekunder seperti kolom praktis dan bagian-bagian lain yang tidak memikul beban kecuali ditentukan lain.
-
Penyedia Jasa Konstruksi harus memberikan jaminan atas kemampuan membuat kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan di lain tempat atau dengan mengadakan trial mixes di laboratorium yang ditunjuk oleh Manajemen Konstruksi.
Test selama pekerjaan. Pembuatan 3 silinder beton dari setiap truk mixer Buat dan simpan silinder-silinder beton menurut ASTM 31. Test satu silinder beton pada hari ke 7 dan satu silinder beton pada hari ke 28 menurut ASTM C 39. Simpan satu silinder sebagai cadangan untuk test pada hari ke 56 jika test pada hari ke 28 gagal. Jika test silinder beton pada hari ke 28 berhasil, test silinder beton cadangan untuk menghasilkan kekuatan rata-rata dari kedua silinder beton pada hari ke 28. Sediakan fasilitas pada lokasi proyek untuk menyimpan contoh-contoh yang diperlukan oleh badan penguji.
c.
Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat laporan tertulis atas datadata kualitas beton yang dibuat dengan disahkan oleh Manajemen Konstruksi dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis tersehut harus disertai sertifikat dari laboratorium. Penunjukkan laboratorium harus dengan persetujuan Manajemen Konstruksi. 27
d.
1)
Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump 8 cm ±2 cm.
2)
Pengujian silinder beton percotohaan harus dilakukan di laboratorium yang disetujui Manajemen Konstruksi.
3)
Perawatan silinder beton percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak tergenang air, selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam udara terbuka.
4)
Jika dianggap perlu, maka digunakan pembuatan silinder beton percobaan untuk umur 7 (tujuh) hari dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari 65% kekuatan yang diminta additives. Jika hasil kuat tekan benda-benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang diminta maka harus dilakukan pengujian beton setempat dengan cara-cara seperti yang ditetapkan dalam SNI-03-2847-2013 dengan tidak menambah beban biaya bagi Pemberi Tugas.
5)
Penyampaian beton (adukan) dari mixed , ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang tidak mengakibatkan terjadinya pemisahan komponen-komponen beton (segregasi). Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton.
Instruksi dan pembongkaran bekisting Pembongkaran acuan dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan lain dalam gambar, harus mengikuti persyaratan dari SNI-03-2847-2013. Siar-siar tersebut harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat sebelum pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersehut harus disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
e.
Penggantian besi
1)
Penyedia Jasa Konstruksi harus berupaya agar besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang tertera pada gambar.
2)
Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Penyedia Jasa Konstruksi atau pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempumaan pembesian yang ada, maka : -
Penyedia Jasa Konstruksi dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang tertera dalam gambar. Secepatnya hal ini diberitahukan pada Perencana Konstruksi untuk sekedar informasi.
-
Jika hal tersebut diatas dimintakan pekerjaan tambah oleh Penyedia Jasa Konstruksi, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari Manajemen Konstruksi.
-
Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan tersebut hanya dapat dijalankan dengan pcrsetujuan tertulis dari Perencana Konstruksi. Mengajukan Usul dalam
28
rangka tersebut diatas adalah merupakan juga keharusan dari Penyedia Jasa Konstruksi.
f.
4.
-
Jika Penyedia Jasa Konstruksi tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan orang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat dengan catatan harus ada persetujuan dari Manajemen Konstruksi.
-
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksudkan adalah jumlah luas)
-
Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan kemampuan penampang berkurang.
-
Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan. keruwetan pembesian ditempat tersebut atau didaerah overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian penggetar.
Perawatan beton -
Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
-
Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.
-
Beton harus dibasahi “paling sedikit” selama 14 hari setelah pengecoran
-
Khusus elemen vertikal harus dipakai curing compound
Tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi
Penyedia Jasa Konstruksi bertanggungjawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan ketentuan-ketentuan diatas dan sesuai dengan gambargambar konstruksi yang diberikan. Adanya atau kehadiran Manajemen Konstruksi selaku wakil pemberi tugas atau perencanaan yang sejauh mungkin melihat / mengawasi menegur atau memberi nasihat tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh tersebut diatas. 5.
Contoh yang harus disediakan
a.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus memberikan contoh material : split , pasir, besi beton, semen untuk mendapatkan persetujuan Manajemen Konstruksi.
b.
Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Manajemen Konstruksi akan dipakai sebagai standar / pedoman untuk memeriksa / menerima material yang dikirim oleh Penyedia Jasa Konstruksi ke lapangan.
c.
Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang telah disetujui dibangsal pengawas.
29
6.
7.
8.
Sparing conduit dan pipa-pipa
a.
Letak dari Sparing supaya tidak mengurangi kekuatan struktur.
b.
Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar pelaksanaan dan bila tidak ada dalam gambar, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus mengusulkan dan meminta persetujuan dari Manajemen Konstruksi.
c.
Bilamana sparing (pipa conduit) harus dipasang sebelum pengecoran diperkuat sehingga tidak akan dipindahkan tanpa persetujuan dari Manajemen Konstruksi.
d.
Semua sparing-sparing (pipa conduit) harus dipasang sebelum pengecoran dan diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.
Beton siap pakai (Ready Mixed Concrete)
a.
Bahan-bahan harus sesuai Pemakaian beton siap pakai ( ready mixed concrete) seperti yang ditentukan dalam standard ASTM C94-94, penggunaannya harus dengan persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi dan harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam spesiffkasi tersebut.
b.
Pengangkutan Beton harus diangkut dalam suatu truk alat pengaduk beton ( mixer truck ). Bila menggunakan truck mixers, maka mixers tersebut harus terus-menerus berputar. Kecuali Konsultan Manajemen Konstruksi menyetujui lain maka truk pengangkut adukan, mengaduk dan mengecor dari alat itu harus sesuai dengan persyaratan standard ASTM C94-94 dan pengadukan harus terus-menerus dengan kecepatan perputarannya mengacu pada standard ASTM C94-94.
c.
Pemberian air di lapangan Bila digunakan truk adukan beton, air harus diukur dan dituangkan di lapangan dibawah Manajemen Konstruksian. Pemberian tambahan air dilarang pada beton yang sudah diaduk dan siap untuk dicor .
Pengangkutan dan pengecoran
a.
Persiapan pembetonan -
Sebelum pekerjaan pembetonan dimulai, baja tulangan dan cetakan beton harus dibersihkan dari kotoran termasuk sisa-sisa beton dari pengecoran sebelumnya, (baja tulangan baru yang telah berkarat harus dibersihkan dengan cara penyemprotan air jet atau sand blasting) semua cetakan beton, penguat cetakan, asas kelurusan dan sebagainya harus diperiksa dan diteliti, ruangan dimana beton akan dicor harus sebersih-bersihnya. Lubang-lubang antara sambungan
30
cetakan atau disudut-sudut cetakan harus ditutup dengan material yang disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi. -
b.
Mulai pekerjaan pembetonan -
Tidak ada pekerjaan pembetonan yang dapat dimulai sebelum persiapan serta ijin untuk itu disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Pemberitahuan yang cukup jelas kepada Konsultan Manajemen Konstruksi, bahwa suatu bagian pekerjaan sudah dapat dicor, sehingga dengan demikian Manajemen Konstruksi dapat hadir dan mengadakan pengujian, memeriksa, meneliti dan sebagainya yang mungkin sangat diperlukan.
-
Paling lambat 12 jam setelah ada persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi pekerjaan pembetonan harus segera dimulai untuk menghindari proses terjadinya karat pada tulangan. Apabila tulangan telah berkarat maka sebelum dilakukan pengecoran harus dibersihkan terlebih dahulu dari karat tersebut dengan sistem sand blasting. Pengecoran hanya boleh dilakukan jika Konsultan Manajemen Konstruksi atau wakilnya yang ditunjuk ada di tempat pekerjaan.
c.
d.
Bagian dalam cetakan harus dilapisi dengan bahan yang disetujui untuk menghindari pelekatan beton pada dinding cetakan dan dijaga agar bahan lapisan itu tidak menempel pada baja tulangan. Lagi pula dimana perlu untuk mencegah terhisapnya air dari beton, maka cetakan harus dibasahi seluruhnya, sebelum pekerjaan pembetonan dimulai dan air yang berlebihan dicetakan itu harus dikeluarkan. Hal lain diluar ketentuan diatas harus mengikuti ketentuan yang sesuai pada PBI 1971, SNI-03-2847-2002, atau SNI-03-2847-2013.
Pengangkutan beton -
Segera bila tidak ada suatu hal maka paling lama 2 jam setelah mulai pengadukan, beton harus sudah dituang dari alat pengaduk ketempat pekerjaan dengan suatu alat yang dapat melindungi dari pengaruh kontaminasi, segtegasi atau hilangnya bahan-bahan utama dari beton. Penggunaan pompa untuk pengecoran beton hanya dapat diijinkan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
-
Setiap perubahan (modifikasi) yang mungkin dibuat terhadap perbandingan bahan-bahan beton untuk menggunakan pompa dalam pengecoran harus mendapat persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi dan atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi. Dalam hal dimana menyangkut faktor air semen yang dipersyaratkan untuk suatu kelas dan mutu beton sehingga, beton tidak diperkenankan untuk dipompakan, maka beton harus diangkut dengan suatu alat kedap air yang jenis dan ukurannya disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Hal lain diluar ketentuan diatas harus mengikuti ketentuan yang ada pada SNI-03-2847-2013. Pengecoran beton
31
-
Semua beton harus dituang sesuai dengan posisi dan urutan yang ditunjukkan dalam gambar, spesifikasi atau yang ditunjukkan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi dengan suatu alat yang dapat mencegah kontaminasi, segregasi atau hilangnya bahan-bahan utama beton. Beton harus dituang sedekat mungkin ke dalam posisinya dicetakan dan akan diratakan secara horizontal serta dipadatkan pada ketebalan/setinggi antara 150 s/d 300 mm. Penyebaran dan perataan beton dalam cetakan sangat perlu, dan ini dilakukan dengan suatu alat yang disetujui dan harus dibantu dengan vibrator (Mechanical Vibrator). Penuangan Beton kedalam cetakan tidak boleh melebihi dari ketinggian 1.0 m.
-
Desain dan kemiringan dari corong penuangan yang dipakai dalam pengecoran beton harus disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi.
-
Jika beton dituang dengan menggunakan pompa, maka biaya ditanggung oleh Penyedia Jasa Konstruksi sendiri, Penyedia Jasa Konstruksi harus mengatur kecepatan penuangan beton untuk menghindari segregasi atau kerusakan dan gangguan pada baja tulangan, cetakan dan sebagainya. Kecuali disyaratkan, tidak boleh ada kemiringan sehubungan dengan penuangan beton. Penghentian pengecoran harus direncanakan dan harus mendapat persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi. Tempat dan bentuk pemberhentian pengecoran harus mengikuti ketentuan pada SNI-032847-2013.
-
Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah, harus diberi lantai dasar dari beton tak bertulang dengan campuran 1PC : 3PS : 5 KR setebal minimum 5 cm, untuk menjamin duduknya tulangan dengan baik dan tidak ada penyerapan air semen ke dalam tanah. Selama hujan yang dapat berpengaruh pada campuran beton, maka pengecoran harus diberhentikan atau apabila Penyedia Jasa Konstruksi telah menyediakan suatu sarana pelindung khusus yang memungkinkan pekerjaan pengecoran tidak terganggu oleh hujan. Semua prosedur dan persiapan harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Konsultan Manajemen Konstruksi/Ahli Teknik untuk mendapar persetujuan.
-
Selama pengecoran beton agar tidak mengganggu posisi penulangan, maka tukang pemasang baja tulangan harus selalu berada di pekerjaan itu atau berturut-turut hadir dalam kegiatan pengecoran beton tersebut untuk membetulkan posisi dari baja tulangan.
-
Jadwal waktu untuk pengecoran beton haruslah diatur sedemikian, sehingga tidak ada permukaan beton yang dibiarkan lebih dari 30 menit sebelum pengecoran beton selanjutnya. Istirahat makan, penggantian kelompok (shifting group) dan sebagainya, serta pemberhentian posisi pengecoran haruslah diatur secara simultan yang cermat dan hati-hati untuk meyakinkan bahwa interval diatas 32
tidak akan mengganggu mutu pelaksanaan serta pekerjaan. Hal lain diluar ketentuan diatas harus mengikuti ketentuan yang ada pada SNI-03-2847-2013.
e.
Pentingnya pemadatan -
Beton harus selalu dipadatkan dan disempurnakan permukaannya terutama untuk bagian sambungan-sambungan. Sangatlah penting untuk memadatkan keseluruhan dari beton dan meyakinkan kondisi homogenitas beton serta bebas dari porositas, selain itu bagian permukaan sambungan itu harus segera dihubungkan dengan beton baru.
-
Pemadatan tidak terbatas pada permukaan atas dari lapisan-Iapisan penuangan, tetapi harus keseluruhan, sehingga semua beton menjadi padat, dan dapat dilihat seperti permukaan jelly.
-
Hal-hal lain diluar ketentuan diatas mengikuti ketentuan yang ada pada SNI-03-2847-2013.
f.
Penggetaran beton -
g.
Semua beton harus digetar kecuali ada persyaratan atau perintah yang lain dan penggetaran adalah merupakan permintaan Konsultan Manajemen Konstruksi sebagai tambahan terhadap pemadatan beton jadi bukan sebagai pengganti pemadatan yang telah dicantumkan dalam pasal lain. Semua pekerjaan penggetaran harus dilaksanakan/berdasarkan rencana yang disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Tidak ada orang yang diijinkan untuk mengoperasikan alat penggetar tanpa instruksi dan latihan lebih dulu bagaimana menggunakan peralatan tersebut. Alat penggetar (immersion vibrator) yang digunakan minimal harus mempunyai frekuensi 8000 cycles/ menit dan harus mengacu pada pola dan pengaturan yang telah disetujui. Pelaksanaan harus hati-hati untuk menghindari segregasi dan penggetaran yang berlebihan. Hal-hal lain diluar ketentuan diatas mengikuti ketentuan yang ada pada SNI 2013. Perataan permukaan dan finishing
-
Semua permukaan dari plat beton atau bagian-bagian lain yang tidak harus ditutup harus diratakan dengan cara yang disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi sampai rata dan padat dengan peralatan berupa alat perata dari baja. Pelaksanaannya harus hati-hati untuk meyakinkan, bahwa beton benar-benar merata dan padat. Pada prinsipnya finishing untuk permukaan beton yang akan mendapat tambahan beton di atasnya (concrete topping) harus dikasarkan dengan cara sebagaimana ditunjukkan dalam gambar. Sedangkan untuk permukaan beton yang terbuka (exposed), finishing yang disyaratkan adalah finishing halus atau apabila ditentukan lain oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
33
h.
9.
Kedudukan siar pelaksanaan (Construction Joint) -
Siar pelaksanaan harus dinyatakan dalam gambar atau seperti yang disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Semua pekerjaan pembetonan pada sambungan konstruksi harus menerus. Pada permukaan yang terlihat, siar pelaksanaan harus dengan hati-hati dibentuk agar didapatkan garis lurus yang rapi atau dimana ditunjukkan pada gambar harus dibentuk dengan bentuk khusus antara permukaan beton yang terdahulu dicor dan pengecoran kelanjutannya.
-
Agar pertemuan antara dua permukaan konstruksi tersebut dapat benar-benar bersatu dan monolit, maka antara permukaan beton lama dan baru harus dipersiapkan sebaik-baikrlya, atau diberi bonding agent yang sesuai dengan persyaratan, bila memang diperlukan
-
Siar pelaksanaan harus dibuat dan ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi kekuatan dan keawetan konstruksi dan mampu meneruskan gaya geser dan gaya lainnya.
-
Spesi semen (cement grout) yang berbentuk celah berukuran lebar 25 mm dan tinggi 40 mm harus disediakan pada semua siar pelaksanaan datar dimana bentuk khusus diatas tidak dipersyaratkan.
-
Bahan perekat yang sesuai harus diberikan pada akhir atau permukaan-permukaan lain dari bagian-bagian yang melebihi 200 mm tebal untuk tujuan mengunci bagian-bagian itu terhadap sambungan. Bahan perekat itu harus diberikan pada seluruh permukaan sambungan dan harus mempunyai kemiringan kesamping seperti pada gambar detil. Hal lain yang tidak termasuk dalam ketentuan diatas mengikuti ketentuan yang ada pada SNI-032847-2013.
Prosedur pada siar pelaksanaan -
Pada siar pelaksanaan datar, pembersihan lapisan bekas cetakan dan tonjolan- tonjolan batu pada permukaan harus dilaksanakan, secara praktis dengan cara pencucian dan penyikatan setelah pengecoran, harus dilaksanakan hati-hati agar adukan tidak tererosi. Setelah pembersihan, kelebihan air harus segera dikeluarkan agar tidak terhisap oleh semen.
-
Dalam hal dimana beton mulai proses mengikat tetapi belum mulai mengeras, pembersihan dari lapisan bekas cetakan dan membuat kasar permukaan beton sambungan harus dilaksanakan dengan sikat kawat dan mencucinya harus sangat hati-hati, agar tidak merusak lapisan dibawahnya. Baik pada sambungan vertikal atau horizontal, dimana beton telah mulai mengeras, setiap kulit atau lapisan bekas cetakan harus dibersihkan dan permukaan dibuat kasar memakai
34
palu dengan kekuatan tertentu dan dilanjutkan dengan sikat kawat untuk membersihkan semua partikel. -
Bila memakai prosedur ini, maka pelaksanaannya harus amat sangat hati-hati untuk menghindari keretakan permukaan sambungan dan sekitar tempat batu- batu yang menonjol. cara manapun yang dipakai untuk pembersihan permukaan yang kelihatan, bahan-bahan yang asing-asing harus dibersihkan dali permukaan itu dengan sikat kawat lebih lanjut bila perlu, sebelum pemasangan beton selanjutnya.
-
Kemudian keseluruhannya harus dicuci bersih dengan air bersih dan dihembus. Sangatlah penting bahwa beton harus dituang/dicor pada permukaan-permukaan yang telah disiapkan, pemadatan dan penggetaran dimana perlu, harus dila'kukan pada permukaan lama dan kesudut-sudut cetakan beton. Hal lain yang tidak termasuk ketentuan diatas, mengikuti ketentuan yang ada pada SNI-03-28472013.
10. Siar sambungan
Siar-siar sambungan harus dilaksanakan seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau bila tidak harus atas petunjuk Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi. 11. Parit / alur, lubang
Parit, lekukan, rabat dan lubang-Iubang harus diisi dengan beton seperti pada detil dan posisinya digambar . 12. Jadwal waktu pengecoran
Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan jadwal secara detil mengenai rencana pembetonan semua bagian dari pekerjaan sebelum memulai pengecoran. 13. Beton tidak boleh diganggu
Harus selalu hati-hati, jangan sampai mengganggu beton dengan pembebanan atau dengan memukul-mukul/mengetuk-ketuk cetakan secara langsung maupun tidak langsung pada saat proses pengerasan beton. 14. Pengeringan -
Seluruh beton harus dilindungi selama proses pengerasan terhadap sinar matahari dan hembusan angin kering, lingkungan harus dalam keadaan lembab. Semua permukaan beton yang terlihat harus terusmenerus dibasahi dengan air bersih selama 14 (empat belas) hari setelah pengecoran.
-
Dalam hal pelat beton atau pengecoran beton pada luas permukaan yang sangat besar, rangka kayu dibalut dengan karung goni basah
35
untuk menutup beton. Bila beton telah mengeras, kerangkanya tadi diambil dan penutup karung goni yang dibasahi langsung menutupi beton, atau dilakukan pembasahan pada permukaan beton dengan cara menggenangi air. -
Selama 14 (empat belas) hari beton harus tetap terus-menerus dibasahi (Jangan menyemprot penutup tadi dengan air bersih. Curing compound bisa digunakan apabila disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Bila disetujui, maka harus secara mutlak mengikuti instruksi dan rekomendasi dari pabrik pembuat. Persetujulan sewaktu- waktu akan dibatalkan bila ternyata hasilnya tidak memuaskan dan pengeringan untuk pengecoran beton yang kurang dari 14 (empat belas) hari harus dilanjutkan dengan cara seperti diatas.
-
Penggunaan curing compound tidak akan diijinkan untuk permukaan yang akan ditutup dengan bahan bitumen atau untuk permukaan yang menuntut pengikatan secara struktural dengan cor beton selanjutnya dikemudian hari.
-
Lembaran polythene mungkin bisa digunakan dengan seijin Konsultan Manajemen Konstruksi. Lembaran harus bebas dari permukaan cetakan dan sambungan harus ditutup untuk menahan penguapan, lembaran seperti itu harus tetap ditempat selama 14 (empat belas) hari setelah pengecoran. Hal lain diluar ketentuan diatas, mengikuti ketentuan yang ada pada SNI-03-2847-2013.
15. Perawatan permukaan normal
Semua permukaan beton harus benar-benar halus. Setiap permukaan yang bersisik harus dibersihkan, dan lobang berisi udara (keropos) harus diisi campluran spesi 1 PC : 1 PS. Setiap permukaan yang memerlukan perawatan setelah dibuka, seperti yang diuraikan diatas, kemudian harus digosok dengan balok carborundum dan dicuci sampai bersih. Tidak pada pelaksanaan perawatan permukaan sebelum ada pemeriksaan permukaan itu oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Pelaksanaan perawatan permukaan normal harus dibawah Manajemen Konstruksian Konsultan Manajemen Konstruksi atau wakilnya yang ditunjuk. 16. Penolakan dari pekerjaan yang rusak -
Walaupun telah ada persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi akan cara-cara pengecoran dan pemadatan beton dan hasil yang memuaskan atau hasil uji kubus yang relevan, Konsultan Manajemen Konstruksi berhak menolak setiap pengerasan beton yang ternyata tidak padat, porous dan keropos. Kerusakan-kerusakan kecil mungkin bisa diperbaiki dengan mengisi spesi/ plester dengan pertimbangan dan kebijaksanaan Konsultan Manajemen Konstruksi.
36
-
Bila tidak, beton yang telah ditolak atau yang tidak sesuai dengan spesifikasi harus dihancurkan dan diganti dengan beton baru, yang semuanya atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi .
17. Penceg Pencegaha ahan n selama selama cua cuaca ca yang yang buruk buruk
Selama cuaca yang berangin, perlindungan yang efisien harus dilaksanakan untuk menghindari semen terhembus angin, selama proses pembagian dan pencampuran. Selama musim hujan beton harus cukup terlindung, demikian juga setelah proses pengecoran. Pada waktu hujan lebat tidak ada pekerjaan pembetonan, kecuali terlindung total pada waktu mencampur, mengangkut dan menuang, demikian juga setelah proses penuangan. 18. Pengecoran Pengecoran beton pada cuaca cuaca pana panas s
Tidak ada pembatasan pembatasan untuk pengecoran pengecoran beton pada cu cuaca aca panas, akan tetapi bila suhu pada waktu itu melebihi 28 derajad Celcius, dan bila Penyedia Jasa Konstruksi tetap akan mencampur serta mengecor beton pada cuaca yang sedemikian itu, maka haruslah mengikuti ketentuan sebagai berikut Seluruh bahan-bahan untuk beton harus terlindung terlindung dari sinar sinar matahari secara langsung, demikian juga sebelum, selama dan setelah pencampuran. -
Air pencampur harus melalui alat pendingin atau sebagian dari air pencampur harus ditambah dengan air es. Untuk maksud ini, es harus disediakan dalam keadaan hancur (pecah-pecah).
-
Harus hati-hati untuk meyakinkan bahwa es tersebut telah mencair seluruhnya.
-
Agar diusahakan diusahakan menutup, mengisolasi dan/atau mengecat putih semua tanki-tanki, pipa-pipa dan truck mixer .
-
Seluruh penutup, cetakan dan tulangan harus disemprot dengan air dingin segera sebelum pengecoran beton.
-
Perhatian khusus harus dilakukan terhadap perlindungan dan pengeringan beton; seluruh penutup dan cetakan harus tetap dalam keadaan ding dingin in dan terlindung terlindung dari dari sinar matahari langsung langsung dengan dengan penutup kain goni basah atau bahan-bahan isolasi lain yang disetujui.
-
Bila suhu dari campuran beton sebelum dicor melebihi 35 derajat celcius maka seluruh pekerjaan pembetonan harus dihentikan.
-
Beton dapat dibuat dan dicor pada waktu malam hari, asalkan disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi sesuai pasal pada Persyaratan Kontrak, dan bila penerangan dari cahaya lampu memuaskan.
-
Harus dibuat slump test pada suhu saat itu yang berpengaruh dan Penyedia Jasa Konstruksi iminta untuk menyimpan rekaman dari slump dan suhu dari berbagai kelas dan mutu beton dengan faktor air
37
semen yang sama. Dan pada kondisi apapun faktor air semen tidak boleh ditambah pada saat suhu naik. F.
PEKERJAAN BETON STRUKTUR NON STRUKTUR 1.
Umum
a.
b.
Ling Lingku kup p pe pekerj kerjaa aan n -
Menyediakan tenaga kerja bahan-bahan, peralatan dan alat alat bantu lainnya untuk melaksanakan seperti dinyatakan dalam gambar dengan hasil yang baik dan sempurna.
-
Pekerjaan ini meliputi kolom praktis beton ring balok untuk hangunan yang dimaksudkan termasuk besi beton dan pekerjaan bekisting / acuan dan semua pekerjaan beton yang bukan struktur sesuai yang ditunjukkan didalam gambar.
Standar Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan : - Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-2002 03-2847-2002 dan SNI SNI 03-2847-2013 03-2847-2013
2.
-
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1971.
-
Persyaratan Umum Bahan bangunan Indonesia 1982 NI-3
-
Peraturan Semen Portland Indonesia 1972. N -8.
-
Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok 1983.
-
Peraturan-peraturan/standart Peraturan-peraturan/standart setempat yang biasa dipakai
-
Peraturan pemhangunan pemerintah daerah setempat.
-
Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan perencana.
-
Standar Normalisasi Jerman (D1N)
-
AmeriCan Society Testing and Material (ASTM) C 33 (concrete aggregates) C150 (portland cement)
-
American Concrete Institute (ACI). 211 (recommended (recommended practice for selecting proportions for normal and heavy weight concrete )
Bahan
a. Se Seme men n Po Port rtla land nd Yang digunakan digunakan harus dari mutu yang terbaik- terdiri dari satu satu jenis merek dan atas persetujuan Manajemen Konstruksi dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras sebagian / seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan. Penyimpanan semen portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban. bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen.
38
b. Pa Pas sir be beto ton n Harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam SNI-03-2847-2013. c. Ko Kora rall beto beton/ n/ spl split it Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai gradasi kekerasan sesuai syarat-syarat SNI-03-28472013. Penyimpanan/penimbunan pasir koral beton harus dipisahkan satu dengan yang lain. hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak tercampur untuk mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat. d. Air Air digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, alkali dan bahan organis / bahan lain yang dapat merusak beton. Apabila dipandang perlu Manajemen Konstruksi dapat minta kepada Penyedia Jasa Konstruksi supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi. e. Besi be beton
f.
-
Digunakan besi mutu U24 (fy = 240 MPa), besi harus bersih dari lapisan minyak / lemak dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi bulat serta memenuhi persyaratan SNI-03-28472013. Bila dipandang perlu kontrator diwajibkan untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium pemeriksaan bahan yang dan sah atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
-
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus memberikan contoh-contoh material misalnya misalnya : besi, koral, koral, pasir, PC untuk mendapa mendapatkan tkan persetujuan dari Manajemen Konstruksi.
-
Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Manajemen Konstruksi, akan dipakai sebagai Standart/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Penyedia Jasa Konstruksi ke site.
Syarat Syarat pen pengir girima iman n dan dan peny penyimp impana anan n bahan bahan -
Bahan harus didatangkan ketem1at pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih didalam kotak/kemasan aslinya yang masih tersegel dan berlebel pabriknya. pabriknya.
-
Bahan harus disimpan ditempat yang terlindungi dan tertutup, kering, tidak lembab dan bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik.
-
Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.
-
Penyedia Jasa Konstruksi bertanggungiawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan. Bila ada kerusakan.
39
Penyedia Jasa Konstruksi wajib mengganri atas beban Penyedia Jasa Konstruksi. 3.
Pelaksanaan
a.
Mutu beton Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang sekunder adalah K175 dan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam SNI-03-2847-2013.
b.
c.
d.
Pembesian -
Pembuatan tulang-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan. sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (beugel). persyaratan harus sesuai dengan SNI-03-2847-2013.
-
Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan gambar konstruksi.
-
Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan harus diikat dengan papan acuan atau lantai kerja dengan memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan SNI-03-2847-2013.
-
Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja dalam waktu 1 x 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Manajemen Konstruksi.
Cara pengadukan -
Cara pengadukan harus menggunakan beton molen yang kondisi mesin dan fisiknya baik (tidak rusak)
-
Takaran untuk semen Portland, pasir dan koral harus sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan dan harus disetujui oleh Manajemen Konstruksi. Operator beton molen harus orang yang ahli dalam bidangnya.
-
Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan memeriksa slump pada setiap campuran haru. Pengujian slump 8 cm ±2 cm.
Pengecoran beton -
Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian serta pemeriksaan penulangan dan penempataan penahan jarak. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Manajemen Konstruksi.
-
Pengecoran harus dilakukan sebaik mungkin dengan menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.
40
-
e.
f.
Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya, maka tempat perhentian tersebut harus disetujui Manajemen Konstruksi.
Pekerjaan acuan / bekisting -
Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan / yang diperlukan dalam gambar.
-
Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatanperkuatan sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak akan berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran dilakukan.
-
Acuan harus rapat (tidak bocor). permukaan licin. bebas dari kotoran-kotoran (tahi gergaji), potongan kayu, tanah atau lumpur dan sebagainya, setelah pengecoran dilakukan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
-
Kontaktor harus memberikan contoh-contoh material (besi, koral, pasir dan semen Portland) kepada Manajemen Konstruksi. untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan dilakukan.
-
Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat penyimpanan yang aman. sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan tetap terjamin sesuai persyaratan.
-
Kawat pengikat besi beton / rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng. Diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton / rangka harus memenuhi syaratsyarat yang ditentukan dalam SNI-03-2847-2013.
-
Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.
-
Beton harus dibasahi paling sedikit selama sepuluh hari setelah pengecoran.
Pekerjaan pembongkaran acuan / bekisting Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari Manajemen Konstruksi. Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan dari Manajemen Konstruksi.
4.
Pengujian mutu pekerjaan
a.
Sebelum dilaksanakan pemasangan, Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk memberikan pada Manajemen Konstruksi certificate test bahan besi dari produsen / pabrik. Bila tidak ada certificate test, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus rnelakukan pengujian atas besi/kubus di laboratorium yang ditunjuk kemudian.
b.
Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Penyedia Jasa Konstruksi dengan mengambil benda uji berupa siliider yang ukurannya sesuai dengan syarat-syarat / ketentuan dalarn SNI-03-2847-2013.
41
G.
c.
Pembuatannya harus disaksikan oleh Manajemen Konstruksi dan diperiksa di laboratorium kontruksi beton yang ditunjuk Manajemen Konstruksi.
d.
Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan membuat trialmix terlebih dahulu. sebelum memulai pekerjaan beton.
e.
Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan kepada Manajemen Konstruksi secepatnya.
f.
Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi
PONDASI TIANG PANCANG BETON 1.
Ketentuan Umum
a. Spesifikasi ini meliputi pengadaan, transportasi, pabrikasi dan instalasi tiang pancang beton termasuk pengawasan dan pengujian pembebanan skala penuh pada beberapa pile yang ditentukan. b.
2.
Spesifikasi ini meliputi pabrikasi tiang pancang beton termasuk pengawasan dan pengujian pekerjaan tiang pancang beton
Pelaporan
a. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengajukan usulan secara mendetil mengenai cara penyambungan tiang pancang yang akan dipakai serta jadwal dan gambar kerja (shop drawing) kepada Manajemen Konstruksi untuk mendapat persetujuan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum pabrikasi dimulai.
3.
b.
Usulan detil mengenai metode dan peralatan pemancangan harus diserahkan kepada Manajemen Konstruksi untuk mendapat persetujuan paling lambat 28 (dua puluh delapan) hari sebelum mobilisasi alat dilakukan.
c.
Penyedia Jasa Konstruksi juga harus menyerahkan detil lengkap mengenai peralatan dan metode pengujian pembebanan yang akan diusulkan paling lambat 28 (dua puluh delapan) hari sebelum mobilisasi peralatan pengujian pembebanan.
Laporan Pengendalian Mutu
a.
Sebelum melakukan pembelian material tiang pancang, Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan kepada Manajemen Konstruksi salinan yang sah mengenai laporan proses pengecoran ( mill report ), analisa, pengujian sifat-sifat kimiawi dan fisik dari material tiang pancang yang akan digunakan.
b.
Penyedia Jasa Konstruksi juga harus menyerahkan rekaman pemancangan kepada Manajemen Konstruksi segera setelah
42
pekerjaan pemancangan dilaksanakan. 4.
yang
bersangkutan
selesai
Tiang Pancang Beton
a.
Tiang Pancang Beton Presstresed-Precast (Pretensioned Square Concrete Piles) Tiang Pancang Beton yang dimaksud adalah dari Bahan Beton Presstresed-Precast (Pretensioned Square Concrete Piles), dengan mutu beton “compressive strength” minimal 500 kg/cm2.
b.
Spesifikasi teknis dari tiang adalah :
c.
5.
tiang
-
Dimensi Tiang 500 x 500 mm; square pile
-
Tiang Pancang Prestressed Concrete (PC)
-
Beban Aksial ijin (Pall) = 112 ton, minimum
-
Untuk bangunan utama, lift, entrance, dan bangunan pendukung.
-
Tebal selimut beton 45 mm
-
Semua dimensi/ukuran dan panjang tiang pancang mengikuti keterangan pada gambar kerja.
Tiang Pancang Beton yang tidak memenuhi syarat akibat “over driving” atau juga tidak memenuhi batas maksimal toleransi yang disyaratkan dalam standar pemancangan harus dicabut dan harus melaksanakan pemancangan “tiang extra” pada titik lokasi semula yang menjadi tanggung-jawab Penyedia Jasa Konstruksi/Penyedia Jasa Konstruksi.
Pemberian Tanda, Pengangkutan, dan Penumpukan
a.
Pemberian tanda -
b.
Setelah tiang pancang baja dipabrikasi, tanggal pabrikasi, nomor referensi, panjang dan tanggal pelapisan harus dibuat dan diberi tanda yang jelas pada tiang pancang, setiap tiang pancang harus diberi tanda pada interval 250 mm sepanjang 3 m dari bagian atas panjangnya sebelum dipancang.
Pengangkatan, pengangkutan, dan penumpukan -
Cara-cara dan urutan untuk mengangkat, mengangkut dan menyimpan semua tiang pancang harus sedemikian, sehingga tiang-tiang pancang tidak mengalami kerusakan.
-
Pengangkutan hanya pada titik-titik dan titik topang ditiang pancang yang telah ditentukan.
-
Selama pengangkutan dan penumpukan, tiang pancang harus ditumpuk dengan ditopang pada titik-titik angkatnya.
-
Pengangkatan tiang pancang harus dengan tali sling (tali baja).
-
Lubang atau kait-kait harus tidak menempel pada tiang pancang untuk tujuan pengangkatan.
43
6.
-
Selama pengangkatan, tiang-tiang pancang harus cukup dilindungi dari kerusakan lapisan pelindung karena tali baja (sling) tersebut dengan lapisan karet atau bahan lain.
-
Tiang pancang akan ditegakkan dengan pengangkatan pada titiktitik angkatnya.
-
Semua tiang pancang pada tumpukan harus ditumpuk secara kelompok (grup) dengan panjang sama dan kemasan serta ketebalan yang sama akan diletakkan diantara tiang pancang pada titik-titik angkatnya.
-
Semua bahan harus disimpan dan diperlakukan dengan semestinya agar terhindar dari kerusakan. Bahan tiang pancang disimpan di ruang terbuka dan diletakkan melintang di atas balok – balok kayu atau bantalan kayu yang dipasang setiap jarak maksimal 3 meter sekitar panjang tiang pancang. Tiang pancang tidak boleh ditumpuk lebih dari 4 (empat) susun.
Pemancangan Tiang Pancang
a.
b.
Panjang tiang pancang -
Tiang pancang dipancang sampai “Final Set” yang ditentukan dengan “dial meter” pada alat pancang injeksi.
-
Apabila dalam pemancangan ternyata belum mencapai Final Set, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus memperpanjang tiang pancang dan memancang lagi (menekan lagi) sampai pada kedalaman sesuai yang diperintahkan Manajemen Konstruksi, sehingga memperoleh kondisi yang memuaskan.
-
Panjang tiang pancang yang dibuat harus disimpulkan dari prosedur ini sesuai dengan hasil pengeboran dan uji penetrasi dan panjang tiang pancang harus dipancang pada kedudukan manapun harus dengan persetujuan.
Urutan pemancangan -
c.
Penyedia Jasa Konstruksi/Penyedia Jasa Konstruksi harus menyusun schedule rencana urutan pemancangan yang harus mendapat persetujuan Manajemen Konstruksi.
Prosedur pemancangan -
Tiang Pancang hanya boleh dipancang bilamana disaksikan Manajemen Konstruksi dan sudah tersedia data-data mengenai pemancangan yang sudah disusun yang sudah disampaikan pada Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi /Manajemen Konstruksi. Pelaksanaan pekerjaan pemancangan sepenuhnya menjadi tanggung-jawab Penyedia Jasa Konstruksi/Penyedia Jasa Konstruksi
-
Setiap tiang pancang harus dipancang terus-menerus sampai penurunan yang disyaratkan dan disetujui atau kedalaman telah
44
tercapai, kecuali bahwa Manajemen Konstruksi/Ahli Teknik mengijinkan penghentian pemancangan bila dia puas bahwa penurunan sebelum penghentian pemancangan itu dianggap cukup atau bila dia puas bahwa penghentian pemancangan adalah dalam pengawasan Penyedia Jasa Konstruksi.
d.
7.
-
Batang bantu perpanjangan (long dolly) tidak diijinkan untuk dipakai, kecuali dengan persetujuan Manajemen Konstruksi/Ahli Teknik yang meminta revisi penurunan (setting) untuk memperhitungkan reduksi efektivitas dari Hydrolis Jack.
-
Penyedia Jasa Konstruksi harus segera memberitahu Manajemen Konstruksi/Ahli Teknik bila mengetahui ada perubahan mendadak dalam karakteristik pemancangan.
-
Rekaman rinci perlawanan terhadap pemancangan pada panjang tiang sepenuhnya dari tiang pancang yang terdapat didekatnya akan diambil sebagai contoh bila diperintahkan.
-
Pada permulaan pekerjaan dan di area yang baru atau bagian yang baru, penurunan (sets) harus diambil dengan interval pada 3 m terakhir dari pemancangan untuk melihat perilaku dari tiang pancang.
-
Penyedia Jasa Konstruksi harus memberi informasi secukupnya dan menyediakan fasilitas untuk memungkinkan Manajemen Konstruksi/Ahli Teknik men-cek perlawanan-perlawanan pemancangan.
-
Penurunan (set) hanya akan diambil dengan kehadiran Manajemen Konstruksi/Ahli Teknik, kecuali telah disetujui.
-
Tiang Pancang yang tidak memenuhi syarat akibat “over driving” atau juga tidak memenuhi batas maksimal toleransi yang disyaratkan dalam standar pemancangan harus dicabut dan harus melaksanakan pemancangan “tiang extra” pada titik lokasi semula yang menjadi tanggung-jawab Penyedia Jasa Konstruksi/Penyedia Jasa Konstruksi.
Toleransi Titik Pancangan -
Setiap Tiang Pancang dengan Toleransi + 12 cm dari posisi yang benar. Inklinasi maksimal yang disyaratkan untuk pemancangan miring vertikal adalah + 2 % dan untuk pemotongan adalah + 2 cm.
-
Toleransi yang disebutkan diatas tidak boleh dilampaui dan bilamana dilampaui maka tiang pancang yang sudah terpasang harus dicabut dan diganti yang menjadi tanggung-jawab Penyedia Jasa Konstruksi atas permintaan Manajemen Konstruksi.
Peralatan / Alat Pancang dan Pemancangan
a.
Peralatan/Alat Pancang yang memenuhi persyaratan sudah mendapat persetujuan Manajemen Konstruksi harus disediakan Penyedia Jasa
45
Konstruksi/Penyedia Jasa pemancangan Tiang Pancang.
Konstruksi
dalam
pelaksanaan
b.
Peralatan/Alat Pancang jenis Drop Hammer tidak diperkenankan dipakai dalam melaksanakan pekerjaan, melainkan harus menggunakan Injection Pile (alat pancang hydrolis dengan system injeksi) dengan kapasitas beban kerja alat 350 ton.
c.
Peralatan/Alat Pancang harus dapat melakukan pemancangan secara kontinyu sampai kedalaman yang disyaratkan. Penghentian pemancangan sebelum mencapai Setting atau kedalaman rencana pemancangan harus mendapat persetujuan Manajemen Konstruksi.
d.
Peralatan/Alat Pancang harus dilengkapi leader yang cukup panjang dan dapat digerakan secara Hidrolik atau Mekanik untuk menjamin pemancangan tiang miring dapat dilaksanakan sesuai rencana yang dipersyaratkan dalam gambar rencana.
e.
Dalam pemancangan, tiang harus masuk kedalam tanah secara vertikal. Kesalahan yang terjadi harus diperhitungkan dan perbaikannya menjadi beban Penyedia Jasa Konstruksi. Untuk mencegah hal itu, proses masuknya tiang harus diikuti mulai awal sampai selesai.
f.
Tidak diperkenankan menghentikan pemancangan dalam kurun waktu yang dapat mengganggu daya dukung/lekatan tanah sebelum selesai sesuai persyaratan struktural yang telah ditetapkan, kecuali dalam keadaan memaksa dan harus mendapat persetujuan dari Manajemen Konstruksi.
g.
Setiap akhir pemancangan harus diikuti dengan pengukuran masuknya tiang. Penetapannya harus dilakukan atas persetujuan Manajemen Konstruksi serta harganya harus dihitung berdasarkan spesifikasi mesin pancang yang digunakan. Adapun daya tekan alat pancang injeksi yang disyaratkan harus mencapai 350 ton.
h.
Bila waktu pemancangan ada tiang yang menunjukkan hasil pemancang yang diminta sebelum mencapai kedalaman yang disyaratkan, maka pemancangan harus dilanjutkan sampai kedalaman yang diminta, kecuali hasil pemancang sudah mencapai dua kali lipat daya dukung yang diminta.
i.
Bila ada tiang yang telah masuk ketanah sampai kedalaman yang diminta, sedang hasil pemancangannya belum memenuhi, maka pemancangan harus diteruskan sampai kedalaman yang sesuai dengan yang telah ditentukan.
j.
Sebelum pemancangan, Penyedia Jasa Konstruksi harus mempertimbangkan terlebih dahulu resiko yang mungkin terjadi, misalnya kerusakan pada bangunan sekitarnya. Untuk itu Penyedia Jasa Konstruksi harus mempertimbangkan teknik pemancangan yang sebelumnya harus didiskusikan dengan Manajemen Konstruksi.
46
k.
Setelah pemancangan selesai dilaksanakan, kepala tiang pancang harus dipotong dan diselesaikan dengan benar sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.
l.
Alat Bantu
m. Penggunaan alat bantu dalam proses pelaksanaan pemancangan pondasi tiang wajib di adakan sesuai dengan kebutuhan untuk memperlancar proses kegiatan pemancangan. n.
8.
Alat bantu yang terkait langsung dalam kegiatan pemancangan berupa alas alat pemancangan berupa plat besi dengan tebal minimum 2 cm dan harus disesuaikan kembali dengan kondisi lapangan.
Pemotongan Tiang Pancang dan Pengujian (PDA Test)
a.
Tiang pancang baja harus dipotong pada elevasi yang sesuai dengan gambar rencana. Tidak diperkenankan/diperbolehkan terjadi kerusakan pada tiang pancang dibawah bagian yang dipotong.
b.
Pengujian daya dukung pancang menggunakan PDA (Pile Driving Analysis) atau Dynamic Load Test sebanyak 3 titik yang berbeda dari 3 pondasi group yang berbeda. Pemilihan tiang pancang yang akan di test harus mendapat persetujuan dari Manajemen Konstruksi
c.
Pengujian ini dapat dilaksanakan oleh tenaga khusus dari Perusahaan Pengujian Tiang Pancang yang ada di Indonesia.
d.
Penyedia Jasa Konstruksi sebelum memulai memancang tiang pancang harus menyampaikan kepada Manajemen Konstruksi/Ahli Teknik untuk disetujui detil lengkap dari peralatan khusus yang diusulkan untuk digunakan pengujian bersama-sama dengan buktibukti bahwa pengujian dan analisa hasil akan dilaksanakan oleh operator berpengalaman dan ahli dalam bidangnya.
e.
Semua pengujian harus dilaksanakan selama pemancangan tiang pancang berlangsung agar dapat menentukan penurunan (set) dan atau penetrasi yang disyaratkan. Sekalipun pengujian dinamis, tiang pancang harus ditumbuk sampai penetrasi minimum seperti ditunjukkan dalam gambar rencana atau seperti diperintahkan Manajemen Konstruksi/Ahli Teknik.
f.
Bila Penyedia Jasa Konstruksi mengusulkan perubahan penumbuk tiang, selama pelaksanaan pekerjaan pemancangan, maka pengujian tambahan harus dilaksanakan.
g.
Tiang pertama dari setiap kelompok harus ditumbuk dan dimonitor secara dinamis diakhir tingkat pemancangan dengan penumbuk impact (impact hammer) sampai perkiraan perlawanan tekan ultimate untuk tiang pancang itu dicapai.
h.
Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan kepada Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi Pengawas dalam 3 (tiga) hari, setiap laporan tertulis pengujian tiang pancang, termasuk laporan pemancangan
47
lengkap untuk tiang pancang, hasil yang diperoleh dari Pile Driving Analyser dan dari program komputer CAPWAP atau yang sejenis dan usulan penumbukan dan/atau penetrasi untuk tiang pancang permanen.
H.
I.
i.
Penyedia Jasa Konstruksi harus memasukkan harga dalam penawarannya sehubungan dengan semua masalah pengujian tiangtiang pancang.
j.
Penyedia Jasa Konstruksi harus menyampaikan kepada Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi Pengawas untuk persetujuannya, program pengujian dinamis 3 (tiga) buah titik tiang pancang dan menganilisis hasilnya dengan program CAPWAP atau yang sejenis.
k.
Sasaran pengujian adalah untuk menunjukkan bahwa tiang pancang telah memperoleh daya dukung yang disyaratkan.
l.
Berkaitan dengan program pengujian tiang pancang, Manajemen Konstruksi/Ahli Teknik bisa memerintahkan pengujian dinamis ulang pada tiang pancang.
PEKERJAAN POER DAN BALOK SLOOF (TIE BEAM)
1.
Untuk pengecoran poer dan tie beam harus dibuatkan terlebih dulu lantai kerja bagi setiap poer dan tie beam dimaksud.
2.
Lantai kerja dari beton rabat dengan adukan 1 pc : 3 ps : 5 kr setebal minimal 7,5 cm. Pemasangan penulangan poer atau tie beam baru boleh dilaksanakan setelah lantai kerja dianggap cukup keras, sebagai acuan setelah beton berumur lebih dari 3 hari.
3.
Bila nantinya pembongkaran bekisting poer dan balok tie beam akan sulit dilaksanakan atau dapat mengganggu pekerjaan, maka dapat digunakan bahan bekisting yang bisa ditinggal dalam tanah tanpa pengaruh jelek pada struktur dikemudian hari, misalnya pasangan bata atau sejenisnya.
4.
Penghancuran kepala tiang harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa, sehingga bagian tiang yang ditinggal tetap utuh tanpa kerusakan. Permukaan harus bersih dari kotoran. Sebelum poer dicor mutu pekerjaan harus diperiksa oleh Manajemen Konstruksi dan setelah disetujui, pengecoran baru boleh dilaksanakan.
PEKERJAAN CAT PELINDUNG BESI
1.
Pembersihan Lapisan permukaan baja dibersihkan sampai tidak terdapat karat sama sekali. Pembersihan dilakukan dengan sikat besi, kemudian selelah tercapai tingkat kebersihan yang dikehendaki, permukaannya dibersihkan dengan vacum cleaner/air compressor kering atau kuas yang bersih.
2.
Pengecatan Pengecatan tahap I (cat dasar), dilakukan setelah seluruh permukaan baja dibersihkan dengan zinchromate. Pengecatan harus rata dan seluruh 48
permukaan konstruksi tertutup secara merata, setebal 75 micron. Pengecatan ini dapat dilakukan dengan spray. Pengecatan tahap II, dilakukan dengan cat besi (minyak). Tebal lapisan pengecatan tahap II adalah 75 mikron dalam keadaan kering. 3.
Cara Pengecatan -
Lapis pertama encer
-
Lapis kedua kental
-
Lapis ketiga encer
49
DAFTAR SIMAK
NO
URAIAN
JENIS
MERK
1
Portland Cement (PC)
40 Kg
Semen Indonesia, Tiga Roda, Holcim, atau setara harga dan kwalitas
2
Beton Struktur
Mutu Beton K-300 (Ready Mix)
Varia, Jayamix / SCG, Holcim, atau setara harga dan kwalitas
Beton Praktis
Mutu Beton K-175 (Ready Mix / Site Mix)
3
4
Besi Beton dia. ≤ 12 mm
5
Besi Beton dia. ≥ 12 mm
6
Cat Besi
U-24
Hanil Jaya, Krakatau Steel, Cakratunggal Steel, atau setara harga dan kwalitas
U-39
Hanil Jaya, Krakatau Steel, Cakratunggal Steel, atau setara harga dan kwalitas Ftalit, Jotun, Nippon Paint, atau setara harga dan kwalitas
50
BAB III PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PLUMBING (MEP) A.
PERATURAN UMUM
1.
Peraturan Pemasangan Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturanperaturan sebagai berikut : -
Pedoman Umum Instalasi Listrik.
-
Pedoman Plumbing Indonesia.
-
Keputusan/Peraturan Menteri, Gubernur, dan Pemerintah Daerah.
-
Peraturan/pedoman PLN, TELKOM, PAM, dan instansi yang berwenang lainnya.
-
NFPA,
AVE,
ASHRAE,
ARI,
ASTM,
ASME,
SMACNA,
dan
peraturan/pedoman internasional lain yang berhubungan. -
2.
Petunjuk dari Pabrik Pembuat Peralatan.
Gambar Rencana -
Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
-
Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan, sedangkan pemasangan dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada.
-
Gambar-gambar Arsitek, Struktur/Sipil, maupun Interior akan dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan.
3.
Koordinasi -
Penyedia Jasa Konstruksi instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Penyedia Jasa Konstruksi instalasi lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
-
Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi yang lain.
-
Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibatnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
4.
Pelaksanaan Pemasangan
51
-
Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi
menyerahkan gambar kerja dan detilnya kepada Penyedia
Jasa Manajemen Konstruksi i dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui. Yang dimaksud gambar kerja disini adalah gambar yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan, lengkap dengan dimensi peralatan, jarak peralatan satu dengan lainnya, jarak terhadap dinding, jarak pipa terhadap lantai, dinding dan peralatan, dimensi aksesori yang dipakai. Pengawas berhak menolak gambar kerja yang tidak mengikuti ketentuan tersebut di atas. -
Penyedia Jasa Konstruksi wajib mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Penyedia Jasa Konstruksi harus segera menghubungi Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi i.
-
Pada beberapa peralatan tertentu ada asumsi yang digunakan dalam menentukan performanya. Asumsi-asumsi ini akan diganti sesuai aktual dari peralatan yang dipilih maupun kondisi lapangan yang tidak memungkinkan. Untuk itu Penyedia Jasa Konstruksi wajib menghitung kembali performa dari peralatan tersebut dan memintakan persetujuan Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi i sebelum dilakukan pemasangan.
5.
Persetujuan Material, Peralatan, Dan Dokumen Yang Diserahkan a.
Umum -
Sebelum memulai pekerjaan instalasi peralatan ataupun material, Penyedia Jasa Konstruksi akan menyerahkan gambar kerja, daftar peralatan, dan bahan yang akan digunakan pada Proyek ini untuk disetujui oleh Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi i dan Konsultan Perencana.
-
Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi i tidak bertanggung jawab atas contoh bahan yang akan dipakai dan semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengambilan contoh / dokumen ini.
b.
Gambar Kerja -
Penyedia Jasa Konstruksi akan mengajukan gambar kerja berikut detail dan potongan yang diperlukan untuk dan disetujui.
-
Dengan mengajukan gambar-gambar kerja ini berarti Penyedia Jasa Konstruksi sudah mempelajari keadaan setempat lapangan, gambar-
52
gambar Arsitek, Struktur/Sipil, maupun gambar-gambar instalasi lainnya. c.
Daftar Peralatan dan Bahan -
Suatu daftar yang lengkap untuk peralatan dan bahan yang akan digunakan pada Proyek ini akan diserahkan untuk mendapat persetujuan Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi i dan Konsultan perencana dengan dilampiri brosur-brosur yang lengkap dengan data-data teknis, performa dari peralatan.
-
Daftar peralatan dan bahan yang diajukan
memenuhi / sesuai
dengan spesifikasi. d.
Seleksi Data -
Untuk persetujuan bahan dan peralatan, Penyedia Jasa Konstruksi akan melengkapi dengan seleksi data dan menyerahkan dalam rangkap 3 (tiga).
-
Penyedia Jasa Konstruksi akan menunjukkan dalam brosur unit yang dipilih dengan memberikan tanda dengan stabilo boss.
e.
Data-data pemilikan meliputi: Manufacturer Data Meliputi brosur-brosur, spesifikasi dan informasi-informasi yang tercetak jelas cukup detail sehubungan dengan pemenuhan spesifikasi dan sertifikat resmi dari pabrik pembuat material tersebut.
f.
Performance Data Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu tabel atau kurva yang meliputi informasi yang diperlukan dalam menyeleksi peralatanperalatan lain yang ada kaitannya dengan unit tersebut.
g.
Quality Asurance Suatu pembuktian dari Pabrik atau Distributor Utama terhadap kualitas dari unit berupa produk dari unit ini sudah diproduksi beberapa tahun, telah terpasang di beberapa lokasi, dan telah beroperasi dalam jangka waktu tertentu dengan baik.
6.
Peralatan Dan Bahan a.
Umum Semua peralatan dari bahan maupun komponennya dalam kondisi baru sesuai dengan brosur yang dipublikasikan dan sesuai dengan spesifikasi sebagai yang diuraikan maupun pada gambar-gambar rencana dan merupakan produk yang masih beredar dan diproduksi secara teratur.
53
b.
Peralatan dan Bahan Sejenis Untuk peralatan dan bahan sejenis yang fungsi penggunaannya sama dari produksi pabrik (bermerk), sehingga memberikan kemungkinan saling dapat dipertukarkan.
c.
Penggantian Peralatan dan Bahan -
Semua peralatan dan bahan yang diajukan dalam tender harus sudah memenuhi spesifikasi walupun dalam pengajuan saat tender kemungkinan ada peralatan dan bahan belum memenuhi spesifikasi, tetapi tetap harus dipenuhi sesuai spesifikasi bila sudah ditunjuk sebagai Penyedia Jasa Konstruksi Pelaksana Pekerjaan.
-
Untuk peralatan dan bahan yang sudah memenuhi spesifikasi, karena sesuatu hal yang tidak bisa dihindari terpaksa harus diganti, maka sebagai penggantinya dari jenis setaraf atau lebih baik (equal or better) yang disetujui.
-
Bila Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi i membuktikan bahwa penggantinya itu betul setaraf atau lebih baik, maka biaya yang menyangkut pembuktian tersebut akan ditanggung oleh Penyedia Jasa Konstruksi.
7.
As Built Drawings (Gambar Instalasi Terpasang) a.
Penyedia Jasa Konstruksi akan menyerahkan 1 (satu) set as built drawings berupa gambar transparan (sepia) dan 3 (tiga) set gambar cetak birunya.
b.
Gambar as built drawing ini lengkap untuk seluruh instalasi terpasang pada proyek ini, berikut gambar-gambar detil dan gambar potongan.
c.
As built ini akan menunjukkan lokasi dan posisi yang tepat dari seluruh bagian-bagian instalasi referensi yang digunakan seperti kolom, dinding dan lain sebagainya.
d.
Penyedia Jasa Konstruksi akan menunjukkan pada satu set gambar cetak biru dari Gambar Kontrak terhadap, deviasi-deviasi, pengembangan dan revisi-revisi yang terjadi semasa pelaksanaan.
e.
Pada setiap gambar "as built", tercantum : -
Nama Pemilik.
-
Judul Gambar/dan Bagian Bangunan.
-
Nama Penyedia Jasa Konstruksi.
-
Nomor Gambar.
-
Nomor Lembar Gambar dan Jumlah Lembar Gambar.
-
Tanggal.
54
8.
9.
Penanggung Jawab Pelaksanaan a.
Penyedia Jasa Konstruksi instalasi ini akan menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang dan akan selalu berada di lapangan, yang bertindak sebagai wakil dari Penyedia Jasa Konstruksi dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan yang bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi i.
b.
Penanggung jawab tersebut diatas juga akan berada ditempat pekerjaan pada saat diperlukan / dikehendaki oleh Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi i.
Laporan -Laporan a.
Laporan Harian dan Mingguan. Penyedia Jasa Konstruksi wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang memberikan gambaran mengenai : -
Kegiatan fisik.
-
Catatan dan perintah Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi i yang disampaikan.
-
secara lisan maupun secara tertulis.
-
Jumlah material masuk / ditolak.
-
Jumlah tenaga kerja dan keahliannya.
-
Keadaan cuaca.
-
Pekerjaan tambah / kurang
-
Prestasi rencana dan yang terpasang.
b.
Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah ditanda-tangani oleh Manajer Proyek (Project Manager) akan diserahkan kepada Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi i untuk diketahui / disetujui.
c.
Laporan Pengetesan Penyedia Jasa Konstruksi instalasi ini akan menyerahkan kepada Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi dalam rangkap 3 (tiga) Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi i.
10. Garansi a.
Semua peralatan, bahan dan mutu hasil pekerjaan akan digaransi selama 1 (satu) tahun terhitung semenjak tanggal penyerahan pertama.
55
b.
Semenjak penyerahan pertama tersebut sampai masa garansi berakhir, bila terjadi kerusakan atau kegagalan pekerjaan instalasi, Penyedia Jasa Konstruksi akan mengganti atau memperbaiki kerusakan atas biaya sendiri.
c.
Bila terdapat kerusakan pada peralatan sehingga perlu diperbaiki atau diganti maka garansi tetap berlaku semenjak penggantian atau perbaikan tersebut.
d.
Bila terjadi kerusakan pada peralatan-peralatan utama, misalkan motor kompresor, pompa terbakar maka motor tersebut akan diganti baru, belitannya tidak boleh digulung ulang.
11. Masa Pemeliharaan Dan Serah Terima Pekerjaan a.
Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama enam bulan terhitung sejak saat penyerahan pertama.
b.
Selama masa pemeliharaan ini, Penyedia Jasa Konstruksi instalasi ini akan memperbaiki dan melaksanakan bagian-bagian pekerjaan yang tidak sempurna untuk yang belum atau yang sudah diperingatkan sebelumnya.
c.
Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi sepenuhnya.
d.
Penyedia Jasa Konstruksi akan menyerahkan dokumen-dokumen lengkap pada saat serah terima pekerjaan pertama berupa : -
As built drawing ( lihat 7.0.0. )
-
Brosur-brosur peralatan dan kontrol yang berisi antara lain: 1) Spesifikasi teknis (technical specification). 2) Petunjuk pemeliharaan (maintenance manual). 3) Petujuk Operasi (operation manual). 4) Gambar Pengkabelan Listrik/Kontrol (elektrikal wiring/kontrol diagram).
-
Nama- nama Distributor peralatan dan kontrol yang terlibat dalam proyek ini lengkap dan alamat dan nomor telepon.
-
Test report data setiap mesin, peralatan, instalasi pemipaan, dan instalasi pengkabelan.
e.
-
Sertifikat jaminan peralatan dan instalasi.
-
Suku cadang (spare part) dan peralatan (tools). Semua butir a s.d e harus disatukan dalam satu buku dan diserahkan sebanyak 3 (tiga) set.
56
12. Penambahan/Pengurangan/Perubahan Instalasi a.
Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi lapangan, akan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi .
b.
Penyedia Jasa Konstruksi instalasi ini akan menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi dalam rangkap 3 (tiga).
c.
Perubahan material, dan lain-lainnya, harus mendapat instruksi dari Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi secara tertulis sebelum dilaksanakan.
d.
Pekerjaan tambah, kurang, dan perubahan yang ada harus disetujui oleh Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi secara tertulis.
13. Ijin -Ijin Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi serta seluruh biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
14. Pembobokan, Pengelasan, Dan Pengeboran a.
Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan instalasi harus dikembalikan pada kondisi semula dan menjadi lingkup pekerjaan instalasi.
b.
Pembobokan / pengelasan / pengeboran tersebut di atas baru dapat dilaksanakan apabila sudah ada persetujuan dari Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi secara tertulis.
15. Pemeriksaan Rutin Dan Khusus a.
Pemeriksaan rutin dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi instalasi secara periodik dan minimum 1 (satu) kali tiap minggu.
b.
Pemeriksaan khusus dalam waktu pemeliharaan akan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi instalasi ini, apabila ada permintaan dari Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi / Pemilik dan atau bila ada gangguan dalam instalasi ini.
16. Teknisi pelaksana pekerjaan ini akan sudah tiba di lapangan bila ada kerusakan dalam waktu 1 x 24 jam sejak waktu dipanggil. Bila tidak, maka perbaikan dapat diberikan kepada orang lain dengan beban biaya ditanggung oleh Penyedia Jasa Konstruksi
57
B.
PERSYARATAN TEKNIS INSTALASI MEKANIKAL
1. Persyaratan Umum Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal dan plumbing secara keseluruhan adalah pengadaan, transportasi, pabrikasi, pemasangan, semua peralatan, bahan utama dan pembantu serta pengujian, sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan baik sesuai dengan spesifikasi, gambar dan bill of quantity serta berfungsi dengan baik sesuai dengan standar yang brlaku. Standar yang digunakan adalah : -
Sistim Plumbing : SNI 03-7065-2005 SNI 03-6481-2000
-
Sistim Hydrant
: SNI 03-1745-2000 SNI 03-6570-2001
-
Sistim Sprinklers : SNI 03-3989-2000
2. Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan secara garis besar sebagai berikut : -
SparingAir Bersih
-
SparingAir Kotor dan Air kotoran
-
SparingHydrant dan Sprinkler
-
Sparing Pipa Untuk Air Hujan
-
Sparing Pipa Untuk Kabel
3. Pemipaan a. Umum -
Secara umum pekerjaan pemipaan meliputi : Pompa dan kelngkapannya pipa, sambungan, katub, strainer, sambungan ekspansi, sambungan fleksibel, penggantungan dan penumpu, sleeve, bak kontrol, galian, pengecatan, pengujian.
-
Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter nominal/dalam dari pipa dan letak serta arah dari masing-masing sistem pipa.
-
Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan/atau spesifikasi dipasang terintegrasi dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya.
-
Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan stress sebelum, selama dan sesudah pemasangan.
-
Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut di atas harus juga terlindung dari cahaya matahari.
-
Semua barang yang akan dipergunakan menunjukkan identitas pabrik pembuat.
58
b. Lingkup Pekerjaan Meliputi pemipaan dari sistem yang diuraikan pada Bab VI.1 c. Ketentuan Bahan Ketentuan Bahan Pipa masing-masing sistem mengikuti tabel sebagai berikut : Tek. Kerja
Tek. Uji
Pipa
(Kg/cm2)
(Kg/cm2)
Pipa
CW
6
12
G 10
H
10
15
A 120
SW/WW
gr
5
PV 8
RW
gr
5
PV 8
F
8
10
B 10
Sistem Air Bersih Hidrant Air Limbah
Spesifikasi
Kode
Air Hujan Minyak Solar
Isolasi
Catatan : gr : Aliran secara gravitasi Keterangan Spesifikasi Bahan 1) Spesifikasi G 10 (Medium Class) Penggunaan
: Air Bersih, Air Panas (HW)
Tekanan Standart
: 10 Kg/cm2
Uraian Pipa
Keterangan Galvanized Steel BS 1387 Medium
Sambungan/fitting Elbow, Socket, Tee, Reducer
Melleable Iron Galvanized 150 lb
Valves
Dia 40 mm ke bawah, bronze atau A-metal body class 150 lb (10 bar) dengan sambungan ulir, BS 21 atau ANSI B 2.1. Dia 50 mm ke atas, bronze class 150 lb (10 bar) dengan sambungan flanges.
2) Spesifikasi PV 8 (PVC AW) Penggunaan
: Air limbah pengaliran gravitasi
Tekanan Standart
: 8 Kg/cm2
Uraian Pipa
Keterangan Polyvinyl Chloride (PVC) klas 8 bar
59
Elbow & Junction
PVC Injection Moulded Sanitary Fitting Large Radius, Solvent Cement Joint Type.
Reducer
PVC Injection Moulded Sanitary Fitting Concentric, Solvent Cement Joint Type.
Solvent Cement
Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.
3) Spesifikasi B 10 Penggunaan
: Untuk pipa bahan bakar
Tekanan Standart
: 10 Kg/cm2
Uraian Pipa
Keterangan Black Steel BS 1387, Medium
Sambungan/Fitting
Melleable Iron 150 lb
Valve
Dia 40 mm ke bawah : bronze, body class 150 lb dengan sambungan ulir, BS 21 atau ANSI B 21. Dia 50 mm ke atas : bronze class 150 lb dengan sambungan flange.
4) Spesifikasi A – 120 Penggunaan
: Untuk pipa hidrant
Tekanan Standart
: 20 Kg/cm2
Uraian Pipa
Keterangan Black Steel ASTM A120, Sch 40
Sambungan/Fitting
Melleable Iron 300 lb
Valve
Dia 40 mm ke bawah : bahan bronze, body class 300 lb dengan sambungan ulir. Dia 50 mm ke atas : bahan bronze class 300 lb dengan sambungan flange.
5) Keterangan Bahan Valve, Strainer mengikuti ketentuan tabel di bawah ini : Fungsi Katup Penutup (Stop Valve)
Ukuran & Joint s/d 40 mm screwed
W.O & G
Steam
Ball
Globe
Butterfly
60
Gate Diaphargm
Katup Pengatur
50 mm ke atas
Butterfly
flanged
Gate
s/d 40 mm screwed
Globe
(Regulating Valve)
Globe
Globe
Buterfly Diaphargm
Check Valve
50 mm ke atas
Butterfly
flanged
Gate
s/d 40 mm screwed
Swing Check
Globe
Globe Check 50 mm ke atas
Double Swing Check
flanged
Disk Check
Strainer
“Y” Type “Bucket Type”
Pressure Reducer
Die and Flow Type
Pressure Indicator
Dial Type
Dial Dia 100 mm
4. Persyaratan Pemasangan a. Umum 1)
Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar, serta memperkecil banyaknya penyilangan.
2)
Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50 mm diantara pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan.
3)
Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/ runcing serta penghalang lainnya.
4)
Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan di gambar.
61
5)
Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan UNION atau FLANGE.
6)
Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
7)
Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti berikut, kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
8)
Dibagikan dalam bangunan
9)
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 ½%
10) Dibandingkan luar bangunan 11) Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 ½% 12) Garis tengah 200 mm atau lebih besar : 1% 13) Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun kearah titik buangan. 14) Drainase dan vent harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun pengurasan. 15) Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan penggantian. 16) Pegangan katup (valve handled) tidak boleh menukik. 17) Sambungan-sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa dan angker pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja kearah memanjang. 18) Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan. 19) Katup-katup dan fittings pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh. 20) Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angker-angker pipa dan pengarahpengarah pipa harus secukupnya disediakan agar pemuaian serta perenggangan terjadi pada alat-alat tersebut, sesuai dengan permintaan dan persyaratan pabrik. 21) Kecuali jika tidak terdapat dalam spesifikasi, pipa sleeves harus disediakan dimana pipa-pipa menembus dinding-dining, lantai, balok, kolom atau langitlangit. 22) Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan caps atau plugs untuk mencegah masuknya bendabenda lain. 23) Semua galian harus juga termasuk penutupan kembali serta pemadatan. 24) Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.
62
b. PENGGANTUNG DAN PENUNJANG PIPA 1) Perpipaan harus ditunjang atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel dengan tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau perenggangan pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak yang diberikan dalam tabel berikut ini : Jenis Pipa
Ukuran Pipa
Batas Maximum Ruang : Interval
Interval
Mendatar
Tegak
(m)
(m)
Pipa Baja
Sampai 20 25 s/d 40 50 s/d 80 100 s/d 150 200 atau lebih
1.8 2.0 3.0 4.0 5.0
2 3 4 4 4
Pipa Tembaga
Sampai 20 20 s/d 40 50 65 s/d 100 125 atau lebih besar
1.0 1.5 2.0 2.5 3.0
2 2 3 3 4
Pipa Besi Cor
Seluruh ukuran
1 titik/ sambungan
Pipa PVC
50 80 100 150
0.6 0.9 1.2 1.8
Pipa PP-R PN
50 40 32 25
0.6 0.6 0.6 0.6
1 titik / sambungan 0.9 1.2 1.5 2.1 0.9 0.9 0.9 0.9
2) Penunjang atau penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini : -
Perubahan-perubahan arah
-
Titik percabangan
-
Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal yang sejenis.
3) Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut :
63
-
Diameter Batang Ukuran Pipa
Batang
Sampai 20 mm
10 mm
25 mm s/d 50 mm
10 mm
65 mm s/d 150 mm
12 mm
200 mm s/d 300 mm 15 mm 300 mm atau lebih besar
-
dihitung dengan faktor keamanan 3
Gantungan ganda
1 ukuran lebih kecil dari tabel diatas
Penunjang pipa lebih dari 2
dihitung dengan faktor keamanan 5 terhadap kekuatan puncak
Bentuk Gantungan a)
Penggapit pipa baja yang digalvanized harus disediakan untuk pipa tegak.
b)
Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar zinchromat sebelum dipasang.
c. Cara Pemasangan Pipa air Limbah Dalam Tanah 1)
Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
2)
Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda-benda keras/tajam.
3)
Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar galian dengan adukan semen.
4)
Urugan pasir setinggi dasar pipa dan dipadatkan.
5)
Pipa yang telah tersambung diletakkan diatas dasar pipa.
6)
Dibuat blok beton setiap interval 2 meter.
7)
Pengurugan bertahap dengan pasir 10 cm, tanah halus, kemudian tanah kasar.
d. Pemasangan Katup-Katup Katup-katup harus sediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi dan untuk bagian-bagian berikut ini :
64
1)
Sambungan masuk dan keluar peralatan.
2)
Sambungan ke saluran pembuangan pada titik-titik rendah.
3)
Di ruang Mesin Ukuran Pipa
4)
Ukuran Katup
Sampai 75 mm
20 mm
100 mm s/d 200 mm
40 mm
250 mm atau lebih besar
50 mm
Lain-lain, ukuran katup 20 mm -
Ventilasi udara otomatis
-
Katup kontrol aliran keatas dan kebawah.
-
Katup pengurang tekanan (pressure reducing valves) untuk aliran keatas dan kebawah.
-
Katup by-pass.
e. Pemasangan Strainer 1)
Strainer harus disediakan sesuai gambar, spesifikasi dan untuk alat-alat berikut ini :
2)
-
Katup-katup Pengontrol.
-
Katup-katup pengurang tekanan.
-
Steam traps.
Pemasangan sambungan-sambungan Pemuaian Sambungan-sambungan
ekspansi
panas,
harus
disediakan
ditempat-tempat yang mungkin timbul kelebihan tekanan. 3)
Pemasangan katup-katup Pelepasan Tekanan Katup-katup pelepasan tekanan harus disediakan ditempat-tempat yang mungkin timbul kelebihan tekanan.
4)
Pemasangan Katup-katup Pengamanan Katup-katup Pengaman harus disediakan di tempat-tempat yang dekat dengan sumber tekanan.
5)
Pemasangan Vent Udara Otomatis Vent udara otomatis harus disediakan di tempat-tempat tertinggi dan kantong udara.
6)
Pemasangan Katup-katup Pengurangan Tekanan Katup-katup pengurangan tekanan harus disediakan di tempattempat dimana tekanan pamakai lebih rendah dari tekanan suplai.
7)
Pemasangan Sambungan Fleksibel 65
Sambungan fleksibel harus disediakan untuk menghilangkan geteran dari sumber getaran. 8)
Pemasangan Thermometer Thermometer harus disediakan ditempat-tempat yang perlu untuk mengukur temperatur cairan.
9)
Pemasangan Pengukur Tekanan Pengukur tekanan harus disediakan ditempatkan yang perlu untuk mengukur, antara lain :
10)
-
Steam outlets and inlets steam header.
-
Katup-katup pengurang tekanan.
-
Katup-katup pengontrol.
-
Setiap pompa.
-
Setiap bejana tekan.
Penyambungan Pipa-pipa, Sambungan Ulir -
Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku untuk ukuran sampai dengan 80 mm.
-
Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir.
-
Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat.
-
Semua pemotongan pipa harus memakai pipa cutter dengan pisau roda.
-
Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan reamer.
-
Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
11)
Sambungan Las -
Sistim sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum.
-
Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las. Kawat las atau elektroda yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas. Sebelum pekerjaan las dimulai Penyedia
Jasa
Konstruksi
harus
mengajukan
kepada
Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi contoh hasil las untuk mendapat persetujuan tertulis.
66
-
Tukang las harus mempunyai pengalaman kerja dan hanya boleh bekerja sesudah mempunyai surat ijin tertulis dari Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi /pengawas.
-
Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu.
-
Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik menurut penilaian Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi /pengawas.
12)
Sambungan Lem -
Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang sesuai dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.
-
Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk itu harus dipergunakan alat press khusus. selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat pemotong khusus agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
-
Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi pabrik pipa.
13)
Sambungan yang mudah dibuka Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat saniter sebagai berikut: -
Antara Lavatory Faucet dan Supply Valve.
-
Pada Waste fitting dan Siphon.
-
Pada sambungan ini kerapatan diperoleh oleh adanya paking dan bukan seal threat.
f.
Sleeves 1)
Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus konstruksi beton.
2)
Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran diluar pipa ataupun isolasi.
3)
Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tulang atau baja. Untuk yang mempunyai kedap air harus digunakan sayap.
4)
Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis “Flushing Sleeves”.
67
5)
Rongga antara pipa dan sleeves harus dibuat kedap air dengan rubber sealed atau “Caulk”.
g. Pembersihan Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan
di
setiap
service
harus
dibersihkan
dengan
seksama,
menggunakan cara-cara/ metode-metode yang disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan. 5. Pengujian a. Sistem Air Bersih 1)
Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan tekanan air dibawah tekanan tidak kurang dari tekanan kerja tambah 50% atau 10 kg/cm2 dan tidak lebih tinggi lagi dalam jangka waktu 3 jam.
2)
Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji kembali.
3)
Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas (diputus)
dari
hubungan-hubungannya
selama
uji
tekanan
berlangsung. b. Sistem Air Limbah 1)
Limbah-limbah bertekanan harus diuji dengan tekanan air sebesar tekanan kerja ditambah 50% atau 8 kg/cm2 selama 3 jam.
2)
Pipa-pipa gravitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 3.0 meter diatas titik tertinggi selama 3 jam
6. Pengecatan a. Umum 1)
Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut :
2)
Pipa service
3)
Support pipa dan peralatan Konstruksi besi
4)
Flens
5)
Peralatan yang belum dicat dari pabrik
6)
Peralatan yang catnya harus diperbaharui.
b. Pengecatan Pengecatan harus dilakukan seperti berikut : Lokasi Pengecatan
Pengecatan
68
Pipa dan plafond
peralatan
dalam
Zinchromate primer 2 lapis
Pipa dan peralatan expose
Zinchromate primer 2 lapis dan cat akhir 2 lapis
Pipa dalam tanah
Bitumin 2 lapis
c. Ketentuan Warna Cat Untuk Indikasi -
Setiap instalasi pemipaan yang terlihat, setelah dilindungi Zinchromate primer harus dilapis pula dengan cat warna dan dilengkapi indikasi berupa gambar panah yang menunjukkan arah aliran air/gas.
-
Indikasi gambar panah tersebut dibuat berwarna putih untuk semua pipa dan warna hitam untuk pipa yang berwarna putih serta dibuat pada setiap jarak 1 meter.
INSTALASI
WARNA PIPA
Pipa air bersih dan condesated water supply
biru muda
Pipa hydrant
Merah
Pipa kotoran
Hitam
Pipa air kotor
Hijau
Pipa air flushing (dari STP)
abu-abu
Pipa ventilasi
Putih
Pipa air hujan
Coklat
d. Label Katup (Valve Tag)
C.
-
Tags untuk katup harus disediakan ditempat-tempat penting guna operasi dan pemeliharaan.
-
Fungsi-fungsi seperti “Normaly Open” atau “Normally Close” harus ditunjukkan ditags katup.
-
Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau kawat.
SISTEM PENYEDIAAN DAN DISTRIBUSI AIR BERSIH
1. Lingkup Pekerjaan a. Uraian singkat lingkup pekerjaan air bersih adalah sebagai berikut: -
Tangki persediaan air bersih (Ground water tank & roof tank)
69
-
Pompa distribusi & Pompa transfer
b. Penyambungan sumber air Sumber air diperoleh dari PAM.
2. Tandon Persediaan Air Bersih a. Satu buah tandon air bawah berfungsi untuk menyediakan air selama jangka waktu pemakaian sebesar pemakaian rata-rata sehari. Tangki air di basement. Menampung air dari PDAM untuk air bersih & hydrant. b. Tandon air dibuat dengan konstruksi higienis sebagai berikut : 1)
Membuat penyekat, sehingga terjadi aliran air.
2)
Menghilangkan sudut tajam.
3)
Membuat bak pengurasan pada dasar tangki.
4)
Mencegah air tanah masuk dalam tangki.
5)
Membuat permukaan dinding licin dan bersih.
6)
Membuat manhole dengan konstruksi water tight.
7)
Membuat semua sleeve dipakai rapat air.
c. Tandon air harus dibuat minimum menjadi memungkinkan pengurasan dan perbaikan.
dua
bagian
untuk
d. Tandon air dibuat dari konstruksi beton. e. Pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan sipil akan dikerjakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi sipil dengan pengarahan dari Penyedia Jasa Konstruksi M & E. f.
Tandon air harus mempunyai perlengkapan sebagai berikut : 1)
Manhole
2)
Tangga
3)
Pipa vent penghubung maupun vent ke udara lluar.
4)
Pipa peluap
5)
Level indicator
6)
Sleeve untuk laluan pipa masuk, pipa isap, pipa penguras, kabel, dan sebagainya.
g. Air pengisi tandon Apabila air di dalam tandon telah mencapai batas yang telah ditentukan maka supply air harus dapat berhenti secara otomatis, begitu juga apabila air turun sampai batas yang telah ditentukan, supply air harus dapat mengisinya kembali.
70
3. Pompa Transfer & Booster a. Umum Pompa dirancang mempunyai effisiensi minimal 65% pada beban puncak. Dipergunakan pompa jenis centrifugal horizontal mounted, end suction. Semua pompa menggunakan penggerak langsung dengan kecepatan 1450 RPM. Kapasitas head sebagaimana tercantum di gambar mekanikal. b. Komponen-komponen 1) Casing -
Casing dan cover terbuat dari grained cast iron sesuai British Standart atau setara dengan bronze impeller.
-
Casing merupakan pengerjaan cermat dan dirakit menggunakan sambungan besi.
-
Semua pump casing dilengkapi dengan air cokc pada suction pipa dan pekerjaan delivery pipa.
2) Impeller -
Digunakan impeller jenis single atau double section, terpasang pada poros dan keseimbangan dinamis. Memakai ring yang dapat diganti-ganti, terbuat dari NiCu paduan 506 atau bahan stainless steel.
-
Impeller terbuat dari bahan cast iron.
3) Shaft -
Poros terbuat dari pengerasan endapan stainless steel dengan menggunakan pasak terbuat dari baja/perunggu untuk menjadi putaran dan keamanan terhadap gaya-gaya aksial.
-
Bantalan digunakan untuk dapat mencegah gaya yang terjadi pada poros impeller dan diberi ring perapat neoprene oil.
-
Water seal dapat dipasang pada jenis mechanical seal.
4) Aksesories (Peralatan Tambahan) Setiap pompa disediakan aksesories sebagai berikut : -
Globe valve pada discharge piping.
-
Strainer pada suction
-
Check valve pada discharge piping.
-
Pressure gauge pada suction dan discharge piping.
-
Rangka fondasi dilengkapi dengan peredam getaran yang sesuai dengan pompa.
71
c. Spesifikasi Teknis Pompa Transfer : -
Jenis
: Centrifugal, end Section Volute Pump
-
Stage
: Single Stage
-
Kapasitas
: 400 l/mnt
-
Discharge Head
: 50 m
-
Konstruksi
: Cast Iron
Cast Iron Impeller 1500 RPM 380 V, 3 PH, 50 Ha d. Spesifikasi Teknis Pompa Penguras Tangki
D.
-
Model
: 0,4 Kw, 220 V, 1 Kh, 50 Hz
-
Kapasitas
: 150 l/mnt
-
Head
: 10 m
-
Speed
: 3000 RPM
-
Discharge
: 2”
SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH
1. Lingkup Pekerjaan Uraian singkat lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut : a. Peralatan sanitair. b. Grease Trap. c. Man hole. 2. Peralatan Sanitair Ruang lingkup pekerjaan finishing, pemasangan dan testing semua sistem dan peralatan, bahan dan hal-hal yang berhubungan untuk melengkapi pekerjaan Mekanikal dan Pemipaan dan untuk memenuhi seluruh permintaan yang ada pada gambar design, terdaftar pada BQ dan dijabarkan pada bagian ini. Tipe dan warna masing-masing peralatan sanitair harus persetujuan arsitek atau Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi .
mendapat
-
Semua material dan peralatan harus memenuhi standart yang telah ditentukan dan mudah didapat di pasaran.
-
Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah di syaratkan dalam uraian dan syarat-syarat dalam buku ini.
72
-
Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada MK beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
-
Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan pengganti harus disetujui MK berdasarkan contoh yang diajukan Penyedia Jasa Konstruksi.
-
Sebelum pemasangan dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan dan detaildetail sesuai gambar.
-
Bila ada kelainan dalam hal-hal apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus segera melaporkannya kepada MK. Penyedia Jasa Konstruksi tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
-
Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/ pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil pekerjaan.
-
Penyedia Jasa Konstruksi wajib memperbaiki bila ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi. Pelaksanaan pemasangan harus menghasilkan pekerjaan yang sempurna, rapi dan benar.
3. Grease Trap a. Harus dipasang pada setiap saluran pembuangan dari dapur/ pantry, sedekat mungkin dengan sumber limbah. b. Harus berfungsi untuk mengumpulkan serta “menangkap” lemak yang terkandung dalam air limbah dapur. c. Endapan lemak harus dapat berkumpul dalam bak lemak dan selanjutnya secara berkala akan dikeluarkan petugas kebersihan. d. Grease trap dapat dibuat dari besi tuang, baja carbon dengan lapisan anti karat atau beton. e. Grease trap harus dibuat dengan konstruksi hygienes sesuai dengan Standart DIN 4040 jenis combinasi atau setaraf. 4. Man Hole Ukuran bahan dan letak man hole seperti terlihat di gambar standar detail plumbing di gambar mekanikal. 5. Spesifikasi Teknis sewage pump/ sump pump Model
: Sewage pump
73
Kapasitas
: 150 l/menit
Head
: 10 m
Speed
: 3000 rpm
Dischange
: %
6. Standard Pekerjaan Semua pekerjaan pengolahan limbah yang dilaksanakan haru memenuhi / mamatuhi persyaratan standard edisi terakhir dari : Keputusan Mentri Kesehatan RI. No 986/1992 tentang PersyaratanKesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Standar effluent yang disyaratkan : BOD 20 mg/l COD 50 mg/l SS 30 mg/l Pedoman Plumbing Undonesia 1979 Standard – standard : - ASTM - ISO - BS SNI ( Standard Nasional Indonesia ) 7. Peralatan Bahan Utama Dan Instalasi a. NSI Spiral Sieve, Automatic Screen ( Optional ) 1 Unit Type
: Shaftless-Spiral Sieve ( non-clogged )
Model
: NSI – B200/S
Brand
: Noggerath,Germany
Material
: Stainless steel ( SS304 )
Function packaging
:Fine screening, conveying, pressing, ewatering,
Flowrate
: Max. 25 lt/sec
Opening
: 10 x 1.0 mm
Power
: Approx. 0.37 / 0.55 kw,380 V, 50 Hz.
Speed
: Approx 7 – 14 rpm
b. Fine Screening 1 unit Type
: Bar screen
Opening
: 3 – 5 mm
Material
: - Frame, SS304 - Screen, SS304
c. Equalization
74
Submersible Jetrator 1 unit Type
: Submersible Jetrator
Brand
: Asia, Korea
Power
: 2.2 kw, 380 V, 50 Hz
d. Equalization Pump 2 unit Type
: Submersible
Brand
: Tsurumi, Japan
Capacity
: 6 m3/hr @ 6 m.
Power
: 0.4 kw,220 V, 50
C/W
: - Vheck valve
Hz
- Gate valve e. Clarifier Tube Settler 1 unit Type
: UMCL – 10
Material
: PVC, chevron nested form profile
Automatic Sludge Cleaning System
f.
1 unit Type
: UMSC – 10
Material
: PVC
Biodetox 1 unit Type
: FBK – 10C (Stainless steeel material–optional)
Brand
: Noggerath, Germany
Power
: 3 kw, 380 V, 50 Hz
C/W
: - Pressure gauge - Pressure relief valve - Silencer - Filter - Sparayer Nozzle
1 lot Type
: Flat V – Shape
g. Disinfection System 1unit Type
: Diaphtagm
Brand
: Unidos, Milton Roy (U.SA ) or equal
Capacity
: 4.6 lt/hr
Pressure
: 5.5 bar
Power
: 0.05 kw, 220 V, 60 Hz
C/W
: - Foot valve ( PP ) - Nylon/PE tubing
h. Chlorine Tank 1 unit Type
: Square Tank
75