RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
KATA PENGANTAR PT Graha Tunas Selaras (PT GTS) akan merencanakan pembangunan permukiman terpadu dengan status kepemilikan rumah susun milik dengan bangunan bertingkat yang dibangun dalam satu lingkungan serta luas sebesar 563.065,56 m2 atau 56 ha yang berada di Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Status permodalan pembangunan permukiman terpadu ini adalah 100% PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri). Dalam Peraturan Menteri Negeri Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2012 tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup menyebut bahwa pembangunan permukiman terpadu seluas 56 ha yang dilakukan oleh PT GTS harus wajib AMDAL karena luas pembangunan lebih dari 50 ha untuk permukiman di kota besar. Ini sesuai juga dengan Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Oleh sebab itu, kegiatan pembangunan permukiman terpadu ini merupakan kegiatan yang harus memiliki dokumen dokumen AMDAL. Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup bahwa Rencana usaha pembangunan permukiman terpadu ini dinilai oleh Komisi Penilai Amdal (KPA) Provinsi dikarenakan pembangunan permukiman terpadu ini terketak pada 2 wilayah administrasi yaitu Kebupaten Depok dan Kabupaten Bogor dengan menggunakan pendekatan studi kawasan karena kegiatan lebih dari satu usaha yang perencanaan dan pengelolaannya saling terkait terletak dalam satu kesatuan rencana pengembangan kawasan yang pengelolaannya dilakukan oleh pengelola kawasan. Berhubngan dengan rencana pembangunan permukiman terpadu yang dilakukan PT GTS di Kabupaten Bogor, maka dokumen RKL dan RPL yang merupakan salah satu bagian dari studi AMDAL, disusun dengan mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup. Dokumen RKL dan RPL ini merupakan salah satu rujukan bagi Komisi Penilai AMDAL Provinsi Jawa Barat untuk mengevaluasi hasil studi AMDAL untuk kegiatan pembangunan permukiman terpadi seperti yang dimaksud diatas, maka saran, pendapat dan tanggapan dari pihak-pihak yang telah membantu dalam menyempurnakan rumusan lingkungan dan kedalam dari studi AMDAL ini, maka pihak Pemrakarsa mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya. Bogor, 20 Mei 2015 PT Graha Tunas Selaras
Ragil Satriyo Direktur Utama
PT GRAHA TUNAS SELARAS
ii
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................ PENGANTAR ................................................................................ ii DAFTAR ISI ISI .......................................................................................... iii DAFTAR TABEL ..................................................................................... ..................................................................................... v DAFTAR GAMBAR GAMBAR ................................................................................. v
PENDAHULUAN................. PENDAHULUAN ................................. ................................. ................................. ................................. .................... ... 6 1.1. Latar Belakang ................................................................................................ 6 1.2. Tujuan Pengelolaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Lingkungan Hidup............... 8 1.2.1. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup ................................ ............... ................. 8 1.2.2. Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup ............................... ................. .............. 8 1.3. Pernyataan Kebijakan Lingkungan dari Pemrakarsa ......................... ......................... 9
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP ............................... HIDUP ............................... 11 3.1. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahap Konstruksi .......... 13 3.1.1. Komponen Geofisikimia ........................................................ 13 3.1.1.1. Kenaikan Kualitas Ku alitas Udara Udar a................................. ................. ............................... ............... 13 3.1.1.2. Peningkatan Kebisingan ................................................. 15 3.1.1.3. Longsor dan Sedimentasi ............................................... 16 3.1.1.4. Penurunan Kualitas Air Permukaan ............................... 18 3.1.1.5. Peningkatan Pe ningkatan Limpasa Limpasan n Air Permukaan Permu kaan ........................... ............... ............ 19 3.1.2. Komponen Biologi ................................................................. 21 3.1.2.1. Penurunan kelimpahan vegetasi ................................ ................ .................... .... 21 3.1.2.2. Penurunan kelimpahan vegetasi ..................................... 22 3.1.2.3. Gangguan habitat habit at satwa ................................ ............... ................................. .................. 24 3.1.2.4. Perubahan keragaman dan kelimpahan jenis satwa ................. 25 3.1.2.5. Perubahan tutupan lahan dan tipe ekosistem .......... Error! Bookmark not defined. 3.1.3. Komponen Sosial Ekonomi Budaya ...................................... 26 3.1.3.1. Penerimaan Tenaga Kerja ............................................... 26 3.1.3.1.1. Terbukanya Kesempatan Kerja dan Berusaha .. Error! Bookmark not defined.
3.1.3.1.2. Peningkatan Pendapatan Masyarakat .......... Error! Bookmark not defined.
PT GRAHA TUNAS SELARAS
iii
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
3.1.4. Komponen Ruang & Transportasi ......................................... 29 3.1.4.1. Gangguan Lalu lintas ..................................................... 29 3.1.5. Komponen Keslingmas ............ Error! Bookmark not defined. 3.1.5.1. Penurunan kesehatan Masyarakat ... Error! Bookmark not defined. 3.1.6. Komponen Kamtibmas ............ Error! Bookmark not defined. 3.1.6.1. Pencurian .......................... Error! Bookmark not defined. 3.1.6.2. Aksi Unjuk Rasa ................ Error! Bookmark not defined. 3.2. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahap Operasi ................. 34 3.2.1. Komponen Geofisikimia ........................................................ 34 3.2.1.1. Penurunan Kualitas Air Permukaan ............................... 34 3.2.1.2. Peningkatan Limpasan Air Permukaan ........................... 35 3.2.2. Komponen Biologi .................... Error! Bookmark not defined. 3.2.2.1. Gangguan habitat satwa.... Error! Bookmark not defined. 3.2.3. Komponen Sosial Ekonomi Budaya ...................................... 37 3.2.3.1. Terbukanya Kesempatan Kerja dan Berusaha ................ 37 3.2.3.2. Peningkatan Pendapatan Masyarakat ............................. 39 3.2.3.3. Perubahan Persepsi Masyarakat ..................................... 40 3.2.4. Komponen Ruang & Transportasi ......................................... 41 3.2.4.1. Aksesibilitas ................................................................... 32 3.2.5. Komponen Keslingmas ............ Error! Bookmark not defined. 3.2.5.1. Penurunan kesehatan Masyarakat ................................. 43 3.2.6. Komponen Kamtibmas ............ Error! Bookmark not defined.
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP ................................... 83 3.1. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Tahap Pra Konstruksi ...................................................................................................... 83 3.2. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Tahap Konstruksi ...................................................................................................... 85 3.2.1. Penurunan Kualitas Udara ................................................. 85 3.2.2. Peningkatan Kebisingan ..................................................... 86 3.2.3. Peningkatan Longsor/Sedimentasi ..................................... 88 3.2.4. Penurunan Kualitas Air Permukaan ................................... 89 3.2.5. Peningkatan Limpasan Air Permukaan ............................... 90
PT GRAHA TUNAS SELARAS
iv
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
3.2.6. Penurunan Kelimpahan Vegetasi ........................................ 91 3.2.7. Penurunan Keragaman Dan Kelimpahan Satwa ................. 95 3.2.8. Gangguan Pertumbuhan Tanaman ....... Error! Bookmark not defined. 3.2.9. Perubahan Tutupan Lahan Dan Tipe Ekosistem ........... Error! Bookmark not defined. 3.2.10. Adanya Kesempatan Kerja Dan Berusaha ........................... 98 3.2.11. Peningkatan Pendapatan Masyarakat ... Error! Bookmark not defined. 3.2.12. Perubahan Persepsi Masyarakat ....................................... 100 3.2.13. Gangguan Lalu Lintas ...................................................... 101 3.2.14. Kerusakan Jalan .............................................................. 103 3.2.15. Penurunan Kesehatan Masyarakat (Perubahan Pola Penyakit) ............................... Error! Bookmark not defined. 3.3. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Tahap Operasi ........... 106 3.3.1. Penurunan Kualitas Air Permukaan ................................. 106 3.3.2. Peningkatan Limpasan Air Permukaan ............................. 107 3.3.3. Gangguan Pertumbuhan Tanaman ....... Error! Bookmark not defined. 3.3.4. Adanya Kesempatan Kerja Dan Berusaha ......................... 108 3.3.5. Peningkatan Pendapatan Masyarakat ............................... 110 3.3.6. Perubahan Persepsi Masyarakat ....................................... 111 3.3.7. Peningkatan Tekanan Penduduk .......... Error! Bookmark not defined. 3.3.8. Penurunan Sanitasi Lingkungan ...................................... 114 3.3.9. Aksesibilitas Jalan ............................................................ 104
JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN ........................ 131 PERNYATAAN KOMITMEN PELAKSANAAN RKL-RPL .......................... 132 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 133 DAFTAR TABEL Tabel 1. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) Sesuai Permen LH No. 16 Tahun 2012 Lampiran III .................................................... 45 Tabel 2. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Sesuai Permen LH No. 16 Tahun 2012 Lampiran III .................................................. 116 PT GRAHA TUNAS SELARAS
v
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Jalur Pengamatan Vegetasi Darat ....................................... 92 Gambar 2. Jalur Pengamatan Satwa Darat ........................................... 97
PT GRAHA TUNAS SELARAS
vi
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Barat yang beribukota di Cibinong. Dari data Badan Pusat Statistika (BPS) jumlah penduduk Kabupaten Bogor bertambah dari tahun ke tahun. Ini dikarenakan banyaknya warga baru yang datang ke Kabupaten Bogor dan selain itu Kabupaten Bogor sebagai peri-urban Kota Jakarta memberikan pendorong peningkatan jumlah penduduk di Kabupaten Bogor. Tingginya kepadatan penduduk di Kabupaten Bogor menyebabkan kebutuhan akan lahan untuk permukiman semakin tinggi juga. Oleh sebab itu diperlukan langkah untuk mengatasi persoalan akan lahan untuk kebutuhan permukiman. Salah satu upaya untuk mengatasi lahan yang semakin menipis dan kebutuhan akan permukiman semakin tinggi, PT. GRAHA TUNAS SELARAS (PT GTS) ingin membangun pemukiman terpadu. Permukiman terpadu ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan permukiman/perumahan yang semakin tinggi. PT. GTS ini adalah anak perusahaan baru dari Agung Podomoro dengan tujuan pendiriaannya adalah dalam rangka persiapan pengembangan usaha perseroan kedepannya. Rencana kegiatan pembangunan permukiman terpadu oleh PT. GTS dilakukan sebagai tindak lanjut dari Surat Keputusan Bupati Bogor No. 591.1/001/00091/BPT/2014 Tanggal 28 Agustus 2014, tentang Pemberian Izin Lokasi kepada PT. GRAHA TUNAS SELARAS untuk memperoleh tanah seluas ±930.000 m2 (93 Ha) yang terletak di Desa Bojong Nangka, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor. Namun berdasarkan pengukuran oleh BPN luas lahan yang potensial untuk dikembangkan seluas 563.065,56 m2. Menurut Peraturan Pemerintah Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup pada jenis usaha pada bidang perumahan dan kawasan permukiman kategori kota besar ≥ 50 ha, maka rencana proyek PT. GTS termasuk usaha wajib melakukan AMDAL. Kegiatan pembangunan permukiman terpadu sebagai bangunan dengan kriteria kegiatan multisektor, maka sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05 tahun 2012, Lampiran I, maka PT GRAHA TUNAS SELARAS
7
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
kegiatan tersebut wajib dilengkapi dengan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Adapun sistematika penyusunan dokumen AMDAL pembangunan permukiman terpadu mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 16 tahun 2012 tentang Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup. Proses penyusunan dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) mengacu kepada kajian Dokumen Analisis Dampak Lingkungan. Dalam penyusunan dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) ini, berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 16 tahun 2012 tentang Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup (Lampiran III). Seperti telah disebutkan dalam dokumen ANDAL, bahwa pembangunan permukiman terpadu PT. GRAHA TUNAS SELARAS berpotensi menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan fisik-kimia, biologi, sosial-ekonomi budaya, kesehatan masyarakat serta keamanan masyarakat. Berdasarkan hasil evaluasi dampak penting rencana kegiatan pembangunan permukiman terpadu tersebut terhadap komponen lingkungan hidup diperoleh hasil sebagai berikut: a. Tahap prakonstruksi (1) Perubahan sikap & Persepsi Masyarakat b. Tahap kontruksi (2) Penurunan Kualitas Udara (3) Peningkatan Kebisingan (4) Penurunan Kualitas Air Permukaan (5) Peningkatan Limpasan Air Permukaan (6) Peningkatan Erosi (7) Penurunan Vegetasi (8) Penurunan Keanekaragaman Satwa Liar (9) Peningkatan Kesempatan Kerja (10) Perubahan Sikap & Persepsi Masyarakat (11) Gangguan Lalu Lintas (12) Kerusakan Jalan (13) Aksesibilitas c. Tahap operasional (14) Peningkatan limpasan air permukaan (15) Penurunan Kualitas Air Permukaan (16) PeningkatanKesempatan Kerja&Berusaha
PT GRAHA TUNAS SELARAS
8
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
(17) (18) (19) (20)
Peningkatan Perekonomian Lokal Perubahan Sikap & Persepsi Masyarakat Gangguan Lalu Lintas Penurunan Sanitasi Lingkungan
1.2. Tujuan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup 1.2.1. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Penyusunan rencana pengelolaan lingkungan pembangunan Kawasan Permukiman Terpadu PT. GRAHA TUNAS SELARAS dimaksudkan untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan mengenai pengelolaan lingkungan hidup dan melaksanakan kebijakan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Sedangkan tujuan dari penyusunan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah: a. Merumuskan berbagai upaya kebijakan penanggulangan, pencegahan, dan pengendalian dampak lingkungan yang bersifat negatif penting, b. Meningkatkan dan mengembangkan dampak lingkungan yang bersifat positif penting, sebagai bagian yang menyatu dalam pelaksanaan rencana pembangunan pembangunan kawasan permukiman terpadu. c. Memberikan arahan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan, koordinasi, dan pengawasan pengelolaan lingkungan hidup, dalam rangka pelaksanaan rencana kegiatan pembangunan permukiman terpadu. 1.2.2. Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) pembangunan kawasan permukiman terpadu PT. GRAHA TUNAS SELARAS antara lain adalah: a. Merumuskan mekanisme pengendalian pemantauan lingkungan untuk membantu pengambilan kebijaksanaan dalam rangka pengelolaan kegiatan; b. Merupakan upaya pemantauan lingkungan yang akan dilaksanakan untuk mendukung program pembangunan yang lestari. c. Untuk memantau komponen lingkungan yang mengalami perubahan mendasar akibat kegiatan pembangunan kawasan terpadu. Dalam hal ini meliputi pemantauan terhadap efektivitas pengelolaan lingkungan yang telah dilaksanakan. d. Merupakan sistem peringatan dini terhadap dampak lingkungan yang tidak terduga dan yang sudah diperkirakan sebelumnya, sehingga tindakan pengelolaannya dapat segera
PT GRAHA TUNAS SELARAS
9
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
dirumuskan kembali sebelum dampaknya menimbulkan kerugian. e. Menciptakan mekanisme koordinasi antara pihak-pihak yang terkait melaluIi pertukaran informasi. 1.3. Pernyataan Kebijakan Lingkungan dari Pemrakarsa PT. GRAHA TUNAS SELARAS sebagai perusahaan yang peduli terhadap kelestarian lingkungan hidup, maka dalam perencanaan pembangunan permukiman terpadu dilakukan penyusunan dokumen lingkungan yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2012, tentang Jenis Rencana Usaha Dan/ Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, yaitu Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Penyusunan dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup pembangunan permukiman PT. GRAHA TUNAS SELARAS dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut;
a. Mengidentifikasi dampak yang akan ditimbulkan dari rencana pembangunan permukiman terpadu terhadap lingkungan. b. Mengidentifikasi komponen lingkungan terutama yang akan terkena dampak penting akibat kegiatan pembangunan permukiman terpadu. c. Memprakirakan dampak dan mengevaluasi dampak penting yang ditimbulkan oleh rencana kegiatan pembangunan permukiman terpadu terhadap lingkungan. Dengan teridentifikasinya potensi dampak penting tersebut, maka PT. GRAHA TUNAS SELARAS dapat mengantisipasi dengan meminimalkan dampak negatif dan mengoptimalkan dampak postif. Minimalisasi dampak negatif tersebut dilaksanakan dalam bentuk pengelolaan lingkungan yang dilaksanakan secara bijaksana, terencana, dan terkendali. Penyusunan dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup pembangunan permukiman terpadu PT. GRAHA TUNAS SELARAS didasarkan atas prakiraan dan evaluasi dampak penting yang tertuang di dalam dokumen ANDAL, jika dalam perkembangannya terjadi perubahan-perubahan ataupun dampak yang berkembang dan belum teridentifikasi, maka PT. GRAHA TUNAS SELARAS akan selalu melakukan perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan dalam pengelolaan lingkungan secara teknis, teknologi PT GRAHA TUNAS SELARAS
10
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
ataupun sistem. Sedangkan untuk meningkatkan pengetahuan dan kehandalan pelaksana pengelolan lingkungan, perusahaan juga akan melakukan pelatihan-pelatihan baik dalam internal perusahaan maupun dengan mengirim ke balai pelatihan berupa seminar, kunjungan studi banding, ataupun kursus-kursus yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan. Untuk mendukung perbaikan dan penyempurnaan pengelolaan lingkungan, perusahaan juga akan menyediakan dana yang cukup sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya, sehingga memungkinkan perbaikan dalam sistem pengelolaan lingkungan.
PT GRAHA TUNAS SELARAS
11
12
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
BAB 2 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP Program pengelolaan lingkungan hidup terhadap komponen lingkungan yang mengalami perubahan mendasar (dampak penting), baik positif maupun negatif sebagai akibat dari kegiatan permukiman terpadu PT. GRAHA TUNAS SELARAS, dilaksanakan melalui dua pendekatan yaitu pencegahan dan penanggulangan dampak. Pencegahan merupakan upaya yang dilaksanakan agar dampak negatif dapat dicegah sebelum terjadi. Upaya yang dilakukan dapat berupa penyesuaian desain proses atau pemilihan peralatan yang ramah lingkungan. Sedangkan, upaya penanggulangan dampak negatif merupakan tindakan penanganan untuk memperkecil atau menghilangkan dampak pada saat dampak timbul Selain mencegah dan menanggulangi dampak negatif, program pengelolaan lingkungan hidup juga mencakup pengembangan dampak positif. Program pengelolaan lingkungan hidup yang akan dilakukan ditinjau dari tiga pendekatan, yaitu pendekatan teknologi, sosialekonomi-budaya dan kelembagaan. Seperti diketahui bersama bahwa kegiatan permukiman terpadu PT. GRAHA TUNAS SELARAS merupakan kegiatan yang berpotensi mengubah tatanan ekosistem yang telah ada, baik geo-fisik-kimia, biologi serta sosekbudkesmas. Oleh karena itu, perlu adanya telaahan segenap dampak penting terhadap lingkungan hidup dan merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan ijin melaksanakan usaha atau kegiatan tersebut. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, khususnya dalam Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) kegiatan kegiatan permukiman terpadu PT. GRAHA TUNAS SELARAS, merupakan dasar dalam sistem manajemen lingkungan (Environmental Management System) . Untuk menghindari terjadinya ketidakjelasan penanggungjawab, terutama dalam menanggulangi dampak negatif, maka dalam rencana pengelolaan ini dilakukan pembatasan dan pembagian tugas yang jelas berdasarkan batas teritorial yang ada, yaitu: 1. Lingkup wilayah studi, merupakan tanggung jawab pihak pemrakarsa, dalam hal ini adalah PT. GRAHA TUNAS SELARAS. 2. Lingkup regional, pengelolaan dan pertanggungjawaban kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup dilakukan
PT GRAHA TUNAS SELARAS
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
bekerjasama dengan instansi terkait, baik di tingkat Kabupaten Bogor dan Kota Depok. Sistem pengelolaan lingkungan hidup ini merupakan kesatuan tindakan yang terintegrasi dari berbagai komponen yang dimaksudkan untuk menangani dampak penting yang muncul. Upaya tersebut merupakan upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, dan pengembangan lingkungan hidup khususnya di wilayah studi AMDAL kegiatan permukiman terpadu PT. GRAHA TUNAS SELARAS. Untuk menangani dampak penting yang telah diprediksi dalam studi AMDAL tersebut, dapat dilakukan pengelolaan lingkungan hidup melalui pendekatan teknologi, sosial-ekonomi dan kelembagaan (institusional ). Ringkasan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup (RKL) terhadap dampak lingkungan hasil proses pelingkupan baik yang merupakan DPH maupun dampak lainnya yang perlu dikelola disajikan dalam Tabel Matrik Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL). 3.1. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahap Pra-Konstruksi 3.1.1. Perubahan Sikap dan Persepsi Masyarakat A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting Dampak penting yang diprakirakan akan terjadi pada tahap prakrontruksi kegiatan sosialisasi adalah perubahan Pola Persepsi Masyarakat. Kegiatan sosialisasi diharapkan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan masyarakat mengenai proyek pembangunan dan dapat merubah persepsi masyarakat. B. Tolak Ukur Dampak - Meningkatnya persepsi dan sikap positif dan berkurangnya persepsi dan sikap negatif, merubah pandangan dan sikap negatif masyarakat tentang adanya dampak negatif dari proyek permukiman terpadu - Adanya keyakinan pada masyarakat bahwa kehadiran perusahaan akan memberikan manfaat terutama ekonomi masyarakat, kesejahteraan, dan kehidupan yang lebih baik. C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Mengurangi persepsi negatif masyarakat D. Pengelolaan Lingkungan Hidup Pendekatan Sosial Sosialisasi tentang teknologi, untuk membantu menyampaikan pesan bahwa dampak negatif akan dikelola dengan baik dengan teknologi yang ramah lingkungan. Melalui berbagai kegiatan penguatan kapasitas individu dan kelompok, program CSR. PT GRAHA TUNAS SELARAS
13
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Pendekatan Kelembagaan Membangun jaringan kerjasama dengan kelembagaan desa (formal dan informal), pemerintah kecamatan dan instansi pemerintah terkait rencana usaha yang akan dilakukan. E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan di desa/kelurahan yang berada di dalam dan/atau di sekitar lokasi rencana kegiatan permukiman terpadu PT. GTS, yaitu Desa Bojongnangka, Desa Kranggen, Kel Tapos dan Kel Cimpaeun. F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan ini dilakukan selama tahap pra-konstruksi. G. Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Dilaksanakan oleh pihak PT. GTS dan pihak ketiga yang bekerjasama dengan PT.GTS 3.2. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahap Konstruksi 3.2.1. Komponen Geofisikimia 3.2.1.1. Kenaikan Kualitas Udara A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting Dengan adanya kegiatan konstruksi yang didalamnya terdapat kegiatan mobilitas alat, material, pembangunan fisik gedung, dan pembangunan sarana dan bangunan penunjang untuk pembangunan permukiman terpadu, akan membuka berdampak pada penurunan kualitas udara disaat aktivitas mobilisasi dengan truk-truk pengangkut di areal lokasi pembangunan. Hal tersebut berpotensi pencemaran udara di sekitar areal pembangunan. B. Tolak Ukur Dampak Kualitas udara dengan dibandingkan baku mutu kualitas udara Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara dan Emisi Tidak Bergerak. C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup - Mengendalikan kualitas udara di sekitar lokasi rencana kegiatan dan daerah sebaran dampaknya, khususnya debu partikulat, agar tidak melampaui baku mutu yang berlaku. - Mengendalikan dan mencegah dampak turunan yang muncul, akibat menurunnya kualitas udara dari kegiatan-kegiatan pada tahap konstruksi. - Mengendalikan dan melokalisir sebaran dampak menurunnya kualitas udara, baik melalui media udara maupun air. D. Pengelolaan Lingkungan Hidup
PT GRAHA TUNAS SELARAS
14
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Pendekatan Teknologi - Mengatur waktu dan volume mobilisasi kendaraan angkut material dan alat. - Penggunaan pelindung kepala (helm pengaman), pelindung telinga (ear plug ), safety shoes dan masker kepada karyawan yang bekerja pada bagian dengan tingkat resiko pencemaran udara dan kebisingan tinggi. - Untuk mengurangi tingkat pencemaran emisi gas dan debu saat kegiatan pengangkutan, maka perlu dilakukan penyiraman jalan yang dilewati kendaraan pengangkut alat dan material dan areal penambangan secara berkala, terutama pada saat intensitas mobilisasi kendaraan pengangkut alat dan material. - Menanam berbagai jenis tanaman yang memilki kemampuan menyerap gas-gas beracun atau polutan (NO x, SO x, NH3, H2S, dan logam berat seperti Pb, As, Zn dan Cd). - Melakukan monitoring kualitas udara dan tingkat kebisingan di lokasi rencana kegiatan secara berkala. Pendekatan Sosial Ekonomi Menginstruksikan kepada pekerja untuk menjalankan peraturan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada saat melakukan pekerjaannya. Pendekatan Kelembagaan Melakukan koordinasi dengan instansi teknis terkait rencana mobilisasi kendaraan angkut alat
E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi pengambilan sampel pada area yang diperkirakan akan terkena dampak.Disekitar pemukiman terpadu
F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan dilakukan secara kontinyu selama kegiatan konstruksi berlangsung G. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup -
-
Dinas/Badan yang menangani pencemaran lingkungan Kabupaten Bogor Dishub Kabupaten Bogor dan Kota Depok Kecamatan Bojongnangka
PT GRAHA TUNAS SELARAS
15
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
-
BLHD propinsi Bogor Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup
-
BLHD Kabupaten Bogor
3.2.1.2. Peningkatan Kebisingan A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting Dengan adanya kegiatan konstruksi yang didalamnya terdapat kegiatan mobilitas alat, material, pembangunan fisik gedung, dan pembangunan sarana dan bangunan penunjang untuk pembangunan permukiman terpadu, akan berdampak pada peningkatan kebisingan disaat aktivitas mobilisasi dengan truktruk pengangkut di areal lokasi pembangunan. Hal tersebut berpotensi mengakibatkan kebisingan di sekitar areal pembangunan. B. Tolak Ukur Dampak Pemantauan kebisingan dibandingkan dengan baku mutu kualitas udara Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-48/MENLH/11/1996 C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Mengendalikan kebisingan di sekitar lokasi rencana kegiatan dan daerah sebaran dampaknya, agar tidak melampaui baku mutu yang berlaku. Mengendalikan dan mencegah dampak turunan yang muncul, akibat peningkatan kebisingan dari kegiatan-kegiatan pada tahap konstruksi. Mengendalikan dan melokalisir sebaran dampak menurunnya kualitas udara dan meningkatnya kebisingan, baik melalui media udara maupun D. Pengelolaan Lingkungan Hidup Pendekatan Teknologi - Mengatur waktu dan volume mobilisasi kendaraan angkut material dan alat. - Penggunaan pelindung kepala (helm pengaman), pelindung telinga (ear plug ), safety shoes dan masker kepada karyawan yang bekerja pada bagian dengan tingkat resiko pencemaran udara dan kebisingan tinggi. - Untuk mengurangi tingkat pencemaran emisi gas dan debu saat kegiatan pengangkutan, maka perlu dilakukan penyiraman jalan yang dilewati kendaraan pengangkut alat dan material dan areal
PT GRAHA TUNAS SELARAS
16
17
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
-
-
penambangan secara berkala, terutama pada saat intensitas mobilisasi kendaraan pengangkut alat dan material. Menanam berbagai jenis tanaman yang memilki kemampuan menyerap gas-gas beracun atau polutan (NO x, SO x, NH 3, H 2S, dan logam berat seperti Pb, As, Zn dan Cd). Melakukan monitoring kualitas udara dan tingkat kebisingan di lokasi rencana kegiatan secara berkala. Pendekatan Sosial Ekonomi Menginstruksikan kepada pekerja untuk menjalankan peraturan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada saat melakukan pekerjaannya. Pendekatan Kelembagaan Melakukan koordinasi dengan instansi teknis terkait rencana mobilisasi kendaraan angkut alat
E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi pengambilan sampel pada area yang diperkirakan akan terkena dampak.Disekitar pemukiman terpadu F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan dilakukan secara kontinyu konstruksi berlangsung
selama
kegiatan
G. Institusi Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup - Dishub Kabupaten Bogor - BLHD Kabupaten Bogor dan - BLH Propinsi Jawa Barat Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup -BLHD Kabupaten Bogor 3.2.1.3. Erosi A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting Dengan adanya kegiatan konstruksi yang didalamnya terdapat kegiatan persiapan kontruksi bangunan untuk pembangunan permukiman terpadu dengan salah satu kegiatan pembukaan lahan, akan berdampak pada erosi yang berada disekitar proyek permukiman terpadu. Hal tersebut berpotensi mengakibatkan erosi di sekitar areal pembangunan. PT GRAHA TUNAS SELARAS
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
B. Tolak Ukur Dampak Pemantauan kebisingan dibandingkan dengan baku mutu kualitas udara Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-48/MENLH/11/1996 C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Untuk mengetahui kualitas udara di kawasan proyek masih dan permukiman sekitar berada diambang batas baik dan aman masyarakat yang berada disekitar kawasan proyek. d. Pengelolaan Lingkungan Hidup Pendekatan Teknologi Segera melakukan kegiatan pembukaan lahan apabila kegiatan pemukiman telah selesai dilakukan, yang kegiatannya meliputi persiapan lahan, pengendalian erosi, pengolahan vegetasi. Menanam jenis-jenis tanaman pada kegiatan pemukiman yang sesuai denga`n peruntukan lahan tersebut. Penanaman ini berkontribusi besar terhadap peningkatan kualitas air permukaan, karena dengan adanya penanaman, maka lahanlahan yang terbuka akan tertutup kembali, sehingga air limpasan (run off ) yang membawa partikulat tanah akan tertahan pada vegetasi tersebut. Segera membuat sumur resapan. Memantau rutin berkala -
Pendekatan Sosial Ekonomi Melibatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan pemukiaman Pendekatan Kelembagaan Mengoptimalkan peran divisi pengelolaan lingkungan struktur organisasi perusahaan. Bekerja sama dengan masyarakat setempat dan instansi terkait. E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi pengelolaan di Tanggul sepanjang sungai Cikeas.
F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan dilakukan secara kontinyu selama kegiatan konstruksi berlangsung
PT GRAHA TUNAS SELARAS
18
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
G. Institusi Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup - Dishub Kabupaten Bogor - BLHD Kabupaten Bogor dan - BLH Propinsi Jawa Barat Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup -BLHD Kabupaten Bogor 3.2.1.4. Penurunan Kualitas Air Permukaan A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting Dengan adanya kegiatan konstruksi yang didalamnya terdapat kegiatan pembangunan fisik gedung dan pembangunann sarana prasarana prasarana penunjang untuk pembangunan permukiman terpadu, akan berdampak pada kualitas air permukaan di sungai cikeas yang berada disekitar proyek permukiman terpadu. Hal tersebut berpotensi mengakibatkan pencemaran air sungai yang dapat digunakan masyarakat. B. Tolak Ukur Dampak Sesuai baku mutu Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Untuk menekan terjadinya penurunan kualitas air permukaan. Mencegah adanya keluhan dari masyarakat sebagai pengguna sumber daya air yang ada disekitar lokasi rencana kegiatan. Mencegah timbulnya penyakit baru akibat terjadinya penurunan kualitas air permukaan D. Pengelolaan Lingkungan Hidup Pendekatan Teknologi - Melakukan monitoring secara berkala terhadap kualitas dan kuantitas air permukaan. - Melaksanakan monitoring terhadap kualitas air sungai secara berkala. - Membangun fasilitas sumber air bersih sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kemampuan perusahaan. Pendekatan Sosial Ekonomi
PT GRAHA TUNAS SELARAS
19
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
- Berpartisipasi dalam penyediaan fasilitas air bersih bagi masyarakat melalui program Coorporate Social Responsibility (CSR). - Melaksanakan kerjasama dengan masyarakat dalam menjaga keberadaan kawasan hijau di sempadan sungai Cikeas dan Taman Wisata Gunung Pancar disekitar lokasi rencana. Pendekatan Kelembagaan - Mengoptimalkan peran divisi pengelolaan lingkungan struktur organisasi perusahaan. - Bekerja sama dengan masyarakat setempat dan instansi terkait dalam pemeliharaan sumber-sumber air. E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi pengambilan sampel air permukaan di bagian Hulu, Tengah dan Hilir sepanjang lokasi kegiatan Sungai Cikeas. F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan dilakukan secara kontinyu selama kegiatan konstruksi berlangsung G. Institusi Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup - Dishub Kabupaten Bogor - BLHD Kabupaten Bogor dan - BLH Propinsi Jawa Barat Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup -BLHD Kabupaten Bogor 3.2.1.5. Peningkatan Limpasan Air Permukaan A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting Dengan adanya kegiatan konstruksi yang didalamnya terdapat kegiatan persiapan kontruksi bangunan untuk pembangunan permukiman terpadu, akan berdampak pada peningkatan limpasan air permukaan di sungai cikeas yang berada disekitar proyek permukiman terpadu. Hal tersebut berpotensi mengakibatkan banjir dipermukiman proyek dan pemukiman sekitar proyek permukiman terpadu. B. Tolak Ukur Dampak
PT GRAHA TUNAS SELARAS
20
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Tidak terjadinya run off dan sedimentasi di areal bekas dan badan air yang berada di lokasi permukiman PT. Graha Tunas Selaras C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Menekan terjadinya banjir di areal rencana pemukiman terpadu dan pemukiman sekitar. Menekan terjadinya over debit pada sungai-sungai yang berada disekitar lokasi rencana kegiatan permukiman PT. Graha Tunas Selaras D. Pengelolaan Lingkungan Hidup Pendekatan Teknologi - Segera melakukan kegiatan penghijauan apabila kegiatan pembukaan lahan telah selesai dilakukan, yang kegiatannya meliputi persiapan lahan, pengendalian erosi, pengolahan tanah pucuk dan revegetasi. - Menanam jenis-jenis tanaman pada kegiatan yang sesuai dengan peruntukan lahan tersebut. Penanaman ini berkontribusi besar terhadap peningkatan kualitas air permukaan, karena dengan adanya penanaman, maka lahan-lahan bekas tambang yang terbuka akan tertutup kembali, sehingga air limpasan (run off ) yang membawa partikulat tanah akan tertahan pada vegetasi tersebut. - Melakukan kegiatan monitoring kualitas air permukan sunagi cikeas. - Meningkatkan infiltrasi (peresapan air tanah), yaitu dengan cara penggaruan tanah searah kontur. Akibat penggaruan, tanah menjadi gembur dan volume tanah meningkat sebagai media perakaran tanah. Cara lain yang dapat dilakukan adalah pembuatan rorak atau saluran buntu yang berupa lubang-lubang atau saluran buntu yang dibuat diantara tanaman pokok untuk menampung air dan meresapkannya ke dalam tanah. - Memantau rutin berkala Pendekatan Sosial Ekonomi Melibatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan permukiman. Pendekatan Kelembagaan - Mengoptimalkan peran divisi pengelolaan lingkungan struktur organisasi perusahaan. - Bekerja sama dengan masyarakat setempat dan instansi terkait dalam kegiatan pembangunan pemukiman E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup PT GRAHA TUNAS SELARAS
21
22
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Lokasi pengambilan sampel air permukaan di bagian Hulu dan Hilir sepanjang lokasi kegiatan Sungai Cikeas. F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan dilakukan secara kontinyu konstruksi berlangsung
selama
kegiatan
G. Institusi Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup - Dishub Kabupaten Bogor - BLHD Kabupaten Bogor dan - BLH Propinsi Jawa Barat Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup -BLHD Kabupaten Bogor 3.2.2. Komponen Biologi 3.2.2.1. Penurunan kelimpahan vegetasi A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting Perubahan keragaman dan kelimpahan vegetasi dari kondisi tutupan lahan yang bersifat homogen menjadi lahan yang relatif terbangun diprakirakan akan menyebabkan hilangnya berbagai jenis vegetasi namun berdasarkan data rona awal lingkungan, vegetasi tersebut tidak memiliki nilai ekonomi tinggi dan tidak termasuk dalam daftar tanaman dilindungi. Sumber dampak terhadap perubahan keragaman dan kelimpahan jenis vegetasi adalah kegiatan pembersihan lahan pada tahap persiapan konstruksi bangunan yang termasuk dalam jenis kegiatan konstruksi. B. Tolak Ukur Dampak Terjadinya perubahan kelimpahan jenis vegetasi di lokasi rencana kegiatan pembangunan hunian terpadu PT. Graha Tunas Selaras. C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Mengurangi dampak perubahan kelimpahan jenis vegetasi di lokasi rencana pembangunan hunian terpadu PT. Graha Tunas Selaras sebagai akibat dari kegiatan pembersihan lahan pada tahap konstruksi. d. Pengelolaan Lingkungan Hidup PT GRAHA TUNAS SELARAS
23
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Pendekatan Teknologi - Melakukan kegiatan pembersihan lahan hanya pada lokasi yang akan dibangun rumah susun dan ruko. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara bertahap, sesuai dengan rencana pembangunan yang dilakukan dalam 4 tahap. - Mempertahankan kawasan hijau di sepanjang sempadan sungai (riparian buffer strips ) yaitu Sungai Cikeas dan Sungai Cileungsi yang berada di sekitar rencana pembangunan - Menanam dan memelihara jenis-jenis pohon pada kawasan hijau yang ada dalam lokasi rencana kegiatan yang tidak terbangun. E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi pengelolaan di areal rencana kegiatan pembangunan PT. Graha Tunas Selaras yang telah dilingkup dalam batas wilayah studi F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan dilakukan secara kontinyu konstruksi dan operasi.
selama
tahap
G. Institusi Kegiatan Pengelolaan Hidup Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Dilaksanakan PT. Graha Tunas Selaras sebagai pemrakarsa Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup - Unit yang menangani lingkungan hidup Kabupaten Bogor. - Unit yang menangani lingkungan hidup Kota Depok. - Dinas/Badan yang menangani perumahan di Propinsi Jawa Barat. Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup - Unit yang menangani lingkungan hidup Kabupaten Bogor. - Unit yang menangani lingkungan hidup Kota Depok. - Dinas/Badan yang menangani perumahan di Propinsi Jawa Barat. 3.2.2.2. Penurunan kelimpahan vegetasi A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting Perubahan kelimpahan vegetasi dari kondisi tutupan lahan yang bersifat homogen menjadi lahan yang relatif terbangun diprakirakan akan menyebabkan hilangnya berbagai jenis vegetasi, namun berdasarkan data rona awal lingkungan, vegetasi tersebut tidak memiliki nilai ekonomi tinggi dan tidak termasuk dalam daftar tanaman dilindungi. Sumber dampak terhadap perubahan keragaman dan kelimpahan jenis vegetasi adalah kegiatan pematangan lahan PT GRAHA TUNAS SELARAS
24
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
pada tahap persiapan konstruksi bangunan yang termasuk dalam jenis kegiatan konstruksi. B. Tolak Ukur Dampak Terjadinya perubahan kelimpahan jenis vegetasi di lokasi rencana kegiatan pembangunan hunian terpadu PT. Graha Tunas Selaras. C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Mengurangi dampak perubahan kelimpahan jenis vegetasi di lokasi rencana pembangunan hunian terpadu PT. Graha Tunas Selaras sebagai akibat dari kegiatan pematangan lahan (cut and fill ) pada tahap konstruksi. d. Pengelolaan Lingkungan Hidup Pendekatan Teknologi - Melakukan kegiatan cut and fill hanya pada lokasi yang akan dibangun rumah susun dan ruko. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara bertahap, sesuai dengan rencana pembangunan yang dilakukan dalam 3 tahap. - Menanam dan memelihara jenis-jenis pohon pada kawasan hijau yang ada dalam lokasi rencana kegiatan yang tidak terbangun. E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi pengelolaan di areal rencana kegiatan pembangunan PT. Graha Tunas Selaras yang telah dilingkup dalam batas wilayah studi F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan dilakukan secara kontinyu konstruksi dan operasi.
selama
tahap
G. Institusi Kegiatan Pengelolaan Hidup Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Dilaksanakan PT. Graha Tunas Selaras sebagai pemrakarsa Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup - Unit yang menangani lingkungan hidup Kabupaten Bogor. - Unit yang menangani lingkungan hidup Kota Depok. - Dinas/Badan yang menangani perumahan di Propinsi Jawa Barat. Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup - Unit yang menangani lingkungan hidup Kabupaten Bogor. PT GRAHA TUNAS SELARAS
25
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
-
Unit yang menangani lingkungan hidup Kota Depok. Dinas/Badan yang menangani perumahan di Propinsi Jawa Barat.
3.2.2.3. Gangguan habitat satwa A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting Gangguan habitat satwa merupakan dampak turunan dari penurunan kelimpahan jenis flora dan merupakan dampak langsung dari kebisingan dan pencemaran udara dari sekitar 600 kendaraan berat yang berlalu lalang setiap harinya. Adanya gangguan terhadap kelimpahan jenis vegetasi, maka akan mengganggu juga kelangsungan hidup satwa. Adanya gangguan tersebut menyebabkan berbagai jenis satwa melakukan migrasi ke wilayah lain yang relatif lebih aman bagi kelangsungan hidupnya. Sumber dampak terhadap perubahan keragaman dan kelimpahan jenis fauna adalah kegiatan mobilisasi material dan alat pada tahap konstruksi. B. Tolak Ukur Dampak Terjadinya gangguan habiat satwa yang terindikasi berkurangnya suara kicau burung di lokasi kegiatan.
dari
C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Mengurangi dampak gangguan habitat satwa sebagai akibat dari kegiatan mobilisasi material dan alat pada tahap konstruksi. D. Pengelolaan Lingkungan Hidup Pendekatan Teknologi - Pemasangan penutup ban pada kendaraan pengangkut material dan alat - Melakukan perawatan terhadap kendaraan sehingga mengurangi kebisingan dan emisi kendaraan, hal ini mengingat jumlah kendaraan yang melintas mencapai 549 hingga 679 per hari. - Penanaman tanaman keras di sepanjang jalan utama menuju gerbang Pendekatan Lembaga:
- Merekrut penanggung jawab divisi lingkungan hidup. E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi pengelolaan dilakukan pada areal rencana pembangunan hunian terpadu PT. Graha Tunas Selaras. PT GRAHA TUNAS SELARAS
26
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan dilakukan secara kontinyu konstruksi dan operasi.
selama
tahap
G. Institusi Kegiatan Pengelolaan Hidup Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Dilaksanakan PT. Graha Tunas Selaras sebagai pemrakarsa Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup - Unit yang menangani lingkungan hidup Kabupaten Bogor. - Unit yang menangani lingkungan hidup Kota Depok. - Dinas/Badan yang menangani perumahan di Propinsi Jawa Barat. Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup - Unit yang menangani lingkungan hidup Kabupaten Bogor. - Unit yang menangani lingkungan hidup Kota Depok. - Dinas/Badan yang menangani perumahan di Propinsi Jawa Barat. 3.2.2.4. Perubahan keragaman dan kelimpahan jenis satwa A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting Perubahan keragaman dan kelimpahan satwa merupakan dampak turunan dari penurunan keragaman dan kelimpahan jenis vegetasi. Bagi satwa, keberadaan berbagai jenis flora sangat penting bagi kelangsungan hidupnya, karena merupakan tempat berlindung/habitat (covering ), mencari makan (feeding ) dan berkembang biak (breeding ). Adanya gangguan terhadap keragaman dan kelimpahan jenis vegetasi, maka akan mengganggu juga kelangsungan hidup satwa. Adanya gangguan tersebut menyebabkan berbagai jenis satwa melakukan migrasi ke wilayah lain yang relatif lebih aman bagi kelangsungan hidupnya. Sumber dampak terhadap perubahan keragaman dan kelimpahan jenis satwa adalah kegiatan pembersihan lahan dan pematangan lahan pada tahap konstruksi. B. Tolak Ukur Dampak Terjadinya perubahan keragaman dan kelimpahan jenis satwa di lokasi rencana pembangunan hunian terpadu PT. Graha Tunas Selaras C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Mengurangi dampak perubahan keragaman dan kelimpahan jenis satwa di lokasi rencana kegiatan pembangunan hunian PT GRAHA TUNAS SELARAS
27
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
terpadu PT. Graha Tunas Selaras sebagai akibat dari kegiatan pembersihan dan pematangan lahan pada tahap konstruksi. D. Pengelolaan Lingkungan Hidup Pendekatan Teknologi - Pembersihan lahan hanya dilakukan pada wilayah yang akan dibangun saja - Mempersiapkan areal pengungsian atau menyediakan koridor untuk memberikan kesempatan bagi satwa bermigrasi pada areal lain yang sesuai - Mempertahankan keberadaan kawasan hijau di sepanjang sempadan sungai - Menanam dan memelihara vegetasi sejenis dengan vegetasi yang hilang akibat kegiatan pada spot-spot tertentu pada lokasi yang akan dibangun E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi pengelolaan dilakukan pada areal rencana pembangunan hunian terpadu PT. Graha Tunas Selaras yang telah dilingkup dalam batas wilayah studi. F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan dilakukan secara kontinyu konstruksi.
selama
tahap
G. Institusi Kegiatan Pengelolaan Hidup Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Dilaksanakan PT. Graha Tunas Selaras sebagai pemrakarsa Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup - Unit yang menangani lingkungan hidup Kabupaten Bogor. - Unit yang menangani lingkungan hidup Kota Depok. - Dinas/Badan yang menangani perumahan di Propinsi Jawa Barat. Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup - Unit yang menangani lingkungan hidup Kabupaten Bogor. - Unit yang menangani lingkungan hidup Kota Depok. - Dinas/Badan yang menangani perumahan di Propinsi Jawa Barat. 3.2.3. Komponen Sosial Ekonomi Budaya 3.2.3.1. Penerimaan Tenaga Kerja Kesempatan Kerja (demand for labour ) adalah suatu keadaan yang menggambarkan/ketersediaan pekerjaan (lapangan kerja untuk diisi
PT GRAHA TUNAS SELARAS
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
oleh para pencari kerja). Jadi dengan kata lain kesempatan kerja merupakan permintaan atas tenaga kerja. A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting Dampak penting yang diprakirakan akan terjadi dari kegiatan penerimaan tenaga kerja pada tahap prkonstruksi adalah kesempatan kerja. Kegiatan penerimaan tenaga kerja yang dilakukan oleh Pihak ketiga yang bekerjasama dengan PT. Graha Tunas Selaras diprakirakan akan meningkatkan kesempatan kerja bagi masyarakat di sekitar lokasi kegiatan permukiman terpadu. Kegiatan penerimaan tenaga kerja diprakirakan akan menyerap tenaga kerja dari penduduk usia produktif yang tersedia di desa-desa/kelurahan sekitar lokasi proyek, dan secara langsung atau tidak langsung akan mengurangi pengangguran yang terdapat di area sekitar proyek B. Tolak Ukur Dampak - Untuk kesempatan bekerja yaitu terserapnya tenaga kerja yang berasal dari desa dan kelurahan sekitar proyek (Persentase tenaga kerja lokal yang diterima sebagai pekerja harus lebih tinggi dari tenaga kerja pendatang yaitu sekitar 70%) dan berkurangnya jumlah pengangguran yang ada di desa-desa sekitar proyek. C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Mengoptimalkan kegiatan penerimaan tenaga kerja untuk meningkatkan peluang kerja; serta mengurangi jumlah pengangguran di areal proyek. D. Pengelolaan Lingkungan Hidup Pendekatan Teknologi Dalam melakukan rekrutmen tenaga kerja, pihak perusahaan perlu melakukan pengumuman ke publik, baik secara langsung mapun melalui media massa terkait pengadaan tenaga kerja. Dalam pelaksanaannya perusahaan juga perlu melapor kepada instansi terkait tentang pengadaan tenaga kerja sesuai dengan UU No. 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenaga Kerjaan di Perusahaan. Bagi para pencari kerja yang berminat, maka dapat melayangkan surat lamaran pekerjaan kepihak vendor/perusahaan. Setelah didapati sejumlah pelamar, maka pihak vendor (bagian Personalia/Human Research Development ) akan melakukan proses seleksi secara transparan. Bagi pelamar yang dianggap sesuai dengan PT GRAHA TUNAS SELARAS
28
29
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
kriteria kebutuhan perusahaan, maka akan diterima bekerja sebagai tenaga kerja perusahaan. Pendekatan Sosial Ekonomi - Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan kualifikasi yang di inginkan maka dilakukan penerimaan tenaga kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, tahapan perkembangan usaha dan kualifikasi calon tenaga kerja. - Sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam membangun masyarakat lokal, maka dalam proses rekrutmen tenaga kerja ini, pihak perusahaan akan mensyaratkan kepada vendor untuk memprioritaskan masyarakat lokal sebagai tenaga kerja perusahaan. Apabila tidak tersedia sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan dari masyarakat lokal setempat, maka perusahaan akan merekrut tenaga kerja dari luar. Pendekatan Kelembagaan - Melakukan koordinasi dengan pemerintahan desa terkait rencana penerimaan tenaga kerja. - Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan instansi terkait mengenai ketenagakerjaan. E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan di desa/kelurahan yang berada di dalam dan/atau di sekitar lokasi rencana kegiatan permukiman terpadu PT. GTS, yaitu Desa Bojongnangka, Desa Kranggen, Kel Tapos dan Kel Cimpaeun. F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan ini dilakukan secara kontinyu konstruksi
selama
tahap
G. Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Dilaksanakan oleh pihak PT. GTS dan pihak ketiga yang bekerjasama dengan PT.GTS. 3.2.3.2. Perubahan Sikap dan Persepsi Masyarakat A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting Dampak penting berupa perubahan pola persepsi masyarakat diprakirakan akan terjadi pada tahap konstruksi pada kegiatan mobilisasi alat dan material, pembangunan fisik gedung dan pembangunan sarana dan prasarana penunjang adalah.
PT GRAHA TUNAS SELARAS
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
B. Tolak Ukur Dampak - Meningkatnya persepsi dan sikap positif dan berkurangnya persepsi dan sikap negatif, merubah pandangan dan sikap negatif masyarakat tentang adanya dampak negatif dari proyek permukiman terpadu - Adanya keyakinan pada masyarakat bahwa kehadiran perusahaan akan memberikan manfaat terutama ekonomi masyarakat, kesejahteraan, dan kehidupan yang lebih baik. C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Mengurangi persepsi negatif masyarakat D. Pengelolaan Lingkungan Hidup Pendekatan Sosial Sosialisasi tentang teknologi, untuk membantu menyampaikan pesan bahwa dampak negatif akan dikelola dengan baik dengan teknologi yang ramah lingkungan. Melalui berbagai kegiatan penguatan kapasitas individu dan kelompok, program CSR. Pendekatan Kelembagaan Membangun jaringan kerjasama dengan kelembagaan desa (formal dan informal), pemerintah kecamatan dan instansi pemerintah terkait rencana usaha yang akan dilakukan. E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan di desa/kelurahan yang berada di dalam dan/atau di sekitar lokasi rencana kegiatan permukiman terpadu PT. GTS, yaitu Desa Bojongnangka, Desa Kranggen, Kel Tapos dan Kel Cimpaeun. F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan ini dilakukan selama tahap pra-konstruksi. G. Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Dilaksanakan oleh pihak PT. GTS dan pihak ketiga yang bekerjasama dengan PT.GTS 3.2.4. Komponen Ruang & Transportasi 3.2.4.1. Gangguan Lalu lintas A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting Dengan adanya kegiatan konstruksi yang didalamnya terdapat kegiatan mobilitas alat, material dan pembangunan sarana dan bangunan penunjang untuk pembangunan permukiman terpadu, akan membuka aksesibilitas ke wilayah secara internal dan eksternal dan terjadinya aktivitas mobilisasi dengan trukPT GRAHA TUNAS SELARAS
30
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
truk pengangkut di areal lokasi pembangunan. Hal tersebut berpotensi meningkatkan gangguan lalu lintas di sekitar areal pembangunan. B. Tolak Ukur Dampak Kondisi jalan raya yang dijadikan sebagai lokasi pengelolaan dilihat dari rona lingkungan awal hingga proses pembangunan pemukiman terpadu telah selesai, aksesibilitas jalan semakin mudah dan lancar, kapasitas jalan stabil dan arus kednaraan lancar. C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan rencana pengelolaan lingkungan adalah meningkatkan kapasitas jalan menjadi stabil, tidak terjadi antrian mobil dan arus kendaraan lancar. D. Pengelolaan Lingkungan Hidup Pendekatan Teknologi Pengelolaan gangguan lalu lintas dengan pendekatan teknologi yang dilakukan adalah a. Menempatkan petugas jaga di akses keluar masuk lokasi kegiatan. b. Pengaturan akses keluar masuk kendaraan. c. Mengatur jumlah angkutan kendaraan maksimal hanya yang mampu ditampung di dalam areal proyek, sehingga tidak ada mobil yang diparkir di luar proyek atau jalan d. Penataan parkir e. Menyediakan kelengkapan penunjang prasarana lalulintas, meliputi rambu dan marka jalan. Pendekatan Kelembagaan Pengelolaan gangguan lalu lintas dengan pendekatan kelembagaan yang dilakukan adalah melakukan Koordinasi dengan dinas Dishub, DLLAJR, Polres Bojongnangka yang mengatur lalu lintas E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Jalan raya Tapos-Depok, Jalan Raya Bogor 1, Jalan Raya Bogor 2, Jalan Raya Bogor 3 dan Jl Cilangkap pada lokasi rencana kegiatan pembangunan permukiman terpadu PT. Graha Tunas Selaras F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Periode pengelolaan gangguan lalu lintas dilakukan selama kegiatan konstruksi dilaksanakan G. Institusi Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup PT GRAHA TUNAS SELARAS
31
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup - Dinas/Badan yang menangani lalu lintasKabupaten Bogor - Dishub Kabupaten Bogor dan Kota Depok - Polres Kabupaten Bogor - DLLAJR Kabupaten Bogor dan Kota Depok - Kecamatan Bojongnangka - Bappeda Kabupaten Bogor dan Kota Depok Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup - BLHD Kabupaten Bogor 3.2.4.2. Kerusakan Jalan A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting Dampak penting yang diperkirakan akan terjadi akibat kegiatan mobilisasi alat, material dan pembangunan sarana dan prasarana penunjang pemukiman terpadu pada tahap kontruksi PT Graha Tunas Selaras, terjadi mobilisasi dan demobilisasi kendaraankendaraan pengangkut menuju areal lokasi pembangunan. Aktivitas mobilisasi tersebut diperkirakan berdampak pada kerusakan jalan karena kondisi eksisting jalan raya Tapos masih berupa tanah yang dipadatkan yang dilapisi oleh batu kerikil. Kegiatan mobilisasi alat berat dan bahan material dilakukan sebanyak 752.841 kali dalam 5 tahun, dengan beban volume transportasi yang tinggi, kapasitas jalur utama mobilisasi tidak memadai untuk mobilisasi sebanyak 752.841 kali. Sehingga diperkirakan akan merusak jalan raya Tapos yang dilakukan sebagai jalan utama dalam mobilisasi alat dan bahan material untuk konstruksi bangunan. B. Tolak Ukur Dampak Kondisi jalan raya Tapos dilihat dari rona lingkungan awal hingga proses pembangunan pemukiman terpadu telah selesai, tidak terdapat lagi jalan rusak, jalan bukan lagi merupakan tanah yag dipadatkan dan kerikil, sehingga terwujud kelancaran transportasi dan kenyamanan masyarakat berkendara mencapai hingga 90%. C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan rencana pengelolaan lingkungan adalah meningkatkan kenyamanan pengendara, meningkatkan kelancaran bertransportasi, mengurangi tingkat kemacetan dan kecelakaan lalu lintas. D. Pengelolaan Lingkungan Hidup PT GRAHA TUNAS SELARAS
32
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Pendekatan Teknologi Pengelolaan lingkungan hdup dengan pendekatan teknologi yang dilakukan adalah dengan melakukan pengerasan jalan dan pemasangan beton pada lokasi jalan-jalan yang dilalui oleh kendaraan proyek. Pendekatan Sosial Budaya Pendekatan sosial budaya yang dilakukan untuk perbaikan lokasi jalan adalah Koordinasi dengan masyarakat sekitar Pendekatan Institusi Pada pengelolaan kerusakan jalan ini perlu dilakukan koordinasi dengan Kapolsek setempat, Dinas Pekerja Umum, dan Dinas Perhubungan E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Jalan raya Tapos-Depok, Jalan Raya Bogor 1, Jalan Raya Bogor 2, Jalan Raya Bogor 3 dan Jl Cilangkap pada lokasi rencana kegiatan pembangunan permukiman terpadu PT. Graha Tunas Selaras F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Periode pengelolaan dilakukan 1 tahun sekali dalam dengan periode pantau 6 bulan sekali. G. Institusi Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup - Pihak PT Graha Tunas Selaras - Dinas Pekerja Umum Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup - Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor dan Kota Depok - BLHD Kabupaten Bogor Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup - Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor - BLHD Kabupaten Bogor 3.2.4.3. Aksesibilitas A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting Dampak penting yang diperkirakan akan terjadi akibat aktivitas hunian akan mengakibatkan pembangunan prasarana jalan selebar 18 m dan 3 buah jembatan untuk kelancaran operasional pembangunan di jalan raya Tapos dan jalan Cikuda serta pembuatan LRT untuk memudahkan aksesibilitas penghuni pemukiman dan masyarakat. Pembangunan prasarana jalan dan PT GRAHA TUNAS SELARAS
33
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
jembatan ini sangat penting untuk menunjang kelancaran operasional pembangunan permukiman terpadu PT. GTS. Pembukaan akses jalan raya Tapos, jalan menuju pintu tol Cimanggis dan jalan Cikuda – Kranggan, pembangunan jembatan dan LRT diperkirakan akan membuka aksesibilitas menuju dan keluar kawasan. Hal ini dapat memberikan dampak meningkatnya kelancaran operasional di internal kawasan dan eksternal kawasan yang akan memicu pertumbuhan wilayah. B. Tolak Ukur Dampak Kemudahan akses dan keamanan penghuni pemukiman terpadu dan masyarakat umum untuk memanfaatkan jalan, dan fasilitas lain. C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Untuk memudahkan akses dan keamanan penghuni pemukiman terpadu dan masyarakat umum untuk memanfaatkan jalan, dan fasilitas lain D. Pengelolaan Lingkungan Hidup Pendekatan Teknologi a. Menempatkan petugas jaga (security) di akses keluar masuk lokasi kegiatan. b. Penjagaan akses internal di dalam lokasi pemukiman terpadu Pendekatan sosial Pendekatan sosial dilakukan melalui koordinasi dengan penghuni pemukiman dan masyarakat umum Pendekatan Kelembagaan Pendekatan keelmbagaan dilakukan melalui koordinasi dengan Kapolsek setempat, dan Dishub. E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi pengelolaan aksesibilitas jalan adalaha Lokasi Pemukiman terpadu dan jalan utama untuk keluar masuk lokasi pemukiman F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Periode pengelolaan aksesibilitas jalan dilakukan setiap 6 bulan sekali. G. Institusi Pengelola Lingkungan Hidup Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup - Pihak PT Graha Tunas Selaras (security)
PT GRAHA TUNAS SELARAS
34
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup - Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor dan Kota Depok - Kapolsek Setempat Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup - Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor dan Kota Depok - Kapolsek Setempat 3.3. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahap Operasi 3.3.1. Komponen Geofisikimia 3.3.1.1. Penurunan Kualitas Air Permukaan A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting Dengan adanya kegiatan operasi yang didalamnya terdapat kegiatan aktivita hunian, aktivitas perdagangan dan jasa, dan penanganan limbah untuk pembangunan permukiman terpadu , akan berdampak pada kualitas air permukaan di sungai cikeas yang berada disekitar proyek permukiman terpadu. Hal tersebut berpotensi mengakibatkan pencemaran air sungai yang dapat digunakan masyarakat. B. Tolak Ukur Dampak Sesuai baku mutu Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Untuk menekan terjadinya penurunan kualitas air permukaan. Mencegah adanya keluhan dari masyarakat sebagai pengguna sumber daya air yang ada disekitar lokasi rencana kegiatan. Mencegah timbulnya penyakit baru akibat terjadinya penurunan kualitas air permukaan D. Pengelolaan Lingkungan Hidup Pendekatan Teknologi - Melakukan monitoring secara berkala terhadap kualitas dan kuantitas air permukaan. - Melaksanakan monitoring terhadap kualitas air sungai secara berkala. - Membangun fasilitas sumber air bersih sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kemampuan perusahaan. Pendekatan Sosial Ekonomi - Berpartisipasi dalam penyediaan fasilitas air bersih bagi masyarakat melalui program Coorporate Social Responsibility (CSR).
PT GRAHA TUNAS SELARAS
35
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
- Melaksanakan kerjasama dengan masyarakat dalam menjaga keberadaan kawasan hijau di sempadan sungai Cikeas dan Taman Wisata Gunung Pancar disekitar lokasi rencana. Pendekatan Kelembagaan Mengoptimalkan peran divisi pengelolaan lingkungan struktur organisasi perusahaan. Bekerja sama dengan masyarakat setempat dan instansi terkait dalam pemeliharaan sumber-sumber air. E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi pengambilan sampel air permukaan di bagian Hulu, Tengah dan Hilir sepanjang lokasi kegiatan Sungai Cikeas. F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan dilakukan secara kontinyu selama kegiatan konstruksi berlangsung G. Institusi Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup - Dishub Kabupaten Bogor - BLHD Kabupaten Bogor dan - BLH Propinsi Jawa Barat Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup -BLHD Kabupaten Bogor 3.3.1.2. Peningkatan Limpasan Air Permukaan A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting Dengan adanya kegiatan operasi yang didalamnya terdapat kegiatan Aktivita Perdagangan dan Jasa,Pemeliharaan sarana dan Prasarana dan Penanganan Limbah untuk pembangunan permukiman terpadu , akan berdampak pada peningkatan limpasan air permukaan di sungai cikeas yang berada disekitar proyek permukiman terpadu. Hal tersebut berpotensi mengakibatkan banjir dipermukiman proyek dan pemukiman sekitar proyek permukiman terpadu. B. Tolak Ukur Dampak Tidak terjadinya run off dan sedimentasi di areal bekas dan badan air yang berada di lokasi permukiman PT. Graha Tunas Selaras C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup PT GRAHA TUNAS SELARAS
36
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
-
-
Menekan terjadinya banjir di areal rencana pemukiman terpadu dan pemukiman sekitar. Menekan terjadinya over debit pada sungai-sungai yang berada disekitar lokasi rencana kegiatan permukiman PT. Graha Tunas Selaras
-
D. Pengelolaan Lingkungan Hidup Pendekatan Teknologi Segera melakukan kegiatan penghijauan apabila kegiatan pembukaan lahan telah selesai dilakukan, yang kegiatannya meliputi persiapan lahan, pengendalian erosi, pengolahan tanah pucuk dan revegetasi. Menanam jenis-jenis tanaman pada kegiatan yang sesuai dengan peruntukan lahan tersebut. Penanaman ini berkontribusi besar terhadap peningkatan kualitas air permukaan, karena dengan adanya penanaman, maka lahanlahan bekas tambang yang terbuka akan tertutup kembali, sehingga air limpasan (run off ) yang membawa partikulat tanah akan tertahan pada vegetasi tersebut. Melakukan kegiatan monitoring kualitas air permukan sunagi cikeas. Meningkatkan infiltrasi (peresapan air tanah), yaitu dengan cara penggaruan tanah searah kontur. Akibat penggaruan, tanah menjadi gembur dan volume tanah meningkat sebagai media perakaran tanah. Cara lain yang dapat dilakukan adalah pembuatan rorak atau saluran buntu yang berupa lubang-lubang atau saluran buntu yang dibuat diantara tanaman pokok untuk menampung air dan meresapkannya ke dalam tanah. Memantau rutin berkala Pendekatan Sosial Ekonomi Melibatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan permukiman. Pendekatan Kelembagaan - Mengoptimalkan peran divisi pengelolaan lingkungan struktur organisasi perusahaan. - Bekerja sama dengan masyarakat setempat dan instansi terkait dalam kegiatan pembangunan pemukiman E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi pengambilan sampel air permukaan di bagian Hulu dan Hilir sepanjang lokasi kegiatan Sungai Cikeas.
PT GRAHA TUNAS SELARAS
37
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan dilakukan secara kontinyu selama kegiatan konstruksi berlangsung G. Institusi Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup - Dishub Kabupaten Bogor - BLHD Kabupaten Bogor dan - BLH Propinsi Jawa Barat Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup -BLHD Kabupaten Bogor 3.3.2. Komponen Sosial Ekonomi Budaya 3.3.2.1. Terbukanya Kesempatan Kerja dan Berusaha A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting Dampak penting yang diprakirakan akan terjadi dari kegiatan penerimaan tenaga kerja, aktivitas perdagangan dan jasa pada tahap serta aktivitas hunian adalah kesempatan kerja dan peluang berusaha. Kegiatan penerimaan tenaga kerja yang dilakukan oleh Pihak ketiga yang bekerjasama dengan PT. Graha Tunas Selaras diprakirakan akan meningkatkan kesempatan kerja dan peluang berusaha bagi masyarakat di sekitar lokasi kegiatan permukiman terpadu. Kegiatan penerimaan tenaga kerja diprakirakan akan menyerap tenaga kerja dari penduduk usia produktif yang tersedia di desa-desa/kelurahan sekitar lokasi proyek, selain itu, peluang berusaha bagi masyarakat juga akan berkembang, dan secara langsung atau tidak langsung akan mengurangi pengangguran yang terdapat di area sekitar proyek B. Tolak Ukur Dampak - Untuk kesempatan bekerja yaitu terserapnya tenaga kerja yang berasal dari desa dan kelurahan sekitar proyek (Persentase tenaga kerja lokal yang diterima sebagai pekerja harus lebih tinggi dari tenaga kerja pendatang yaitu sekitar 70%) dan berkurangnya jumlah pengangguran yang ada di desa-desa sekitar proyek. - Berkembangnya usaha masyarakat secara bertahap yang ditandai dengan munculnya jenis-jenis usaha baru sebagai mata pencaharian masyarakat di dalam lokasi perdagangan dan jasa maupun sekitar proyek. PT GRAHA TUNAS SELARAS
38
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
-
C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Mengoptimalkan kegiatan penerimaan tenaga kerja untuk meningkatkan peluang kerja dan berusaha; serta mengurangi jumlah pengangguran di sekita area proyek. D. Pengelolaan Lingkungan Hidup Pendekatan Teknologi - Kesempatan Kerja Dalam melakukan rekrutmen tenaga kerja, pihak perusahaan perlu melakukan pengumuman ke publik, baik secara langsung mapun melalui media massa terkait pengadaan tenaga kerja. Dalam pelaksanaannya perusahaan juga perlu melapor kepada instansi terkait tentang pengadaan tenaga kerja sesuai dengan UU No. 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenaga Kerjaan di Perusahaan. Bagi para pencari kerja yang berminat, maka dapat melayangkan surat lamaran pekerjaan kepihak vendor/perusahaan. Setelah didapati sejumlah pelamar, maka pihak vendor (bagian Personalia/Human Research Development ) akan melakukan proses seleksi secara transparan. Bagi pelamar yang dianggap sesuai dengan kriteria kebutuhan perusahaan, maka akan diterima bekerja sebagai tenaga kerja perusahaan. - Peluang Berusaha Setiap pekerjaan borongan sebaiknya diberikan kepada masyarakat, dan jika ternyata masyarakat kurang mampu secara teknis, perusahaan dapat melakukan pembinaan. Melakukan kerjasama dengan masyarakat, terutama yang memiliki usaha terkait pengadaan seluruh kebutuhan rumah tangga (domestik) PT. GTS, seperti sembilan bahan pokok, perabotan rumah tangga dan alat tulis kantor. Pendekatan Sosial Ekonomi - Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan kualifikasi yang di inginkan maka dilakukan penerimaan tenaga kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, tahapan perkembangan usaha dan kualifikasi calon tenaga kerja. Sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam membangun masyarakat lokal, maka dalam proses rekrutmen tenaga kerja ini, pihak perusahaan akan mensyaratkan kepada vendor untuk memprioritaskan masyarakat lokal sebagai tenaga kerja perusahaan. Apabila tidak tersedia sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan dari masyarakat lokal PT GRAHA TUNAS SELARAS
39
40
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
-
setempat, maka perusahaan akan merekrut tenaga kerja dari luar. Melakukan kerjasama dengan masyarakat dalam hal pengembangan sumberdaya ekonomi lokal, seperti supply material , supply domestic serta potensi-potensi ekonomi lokal lainnya.
Pendekatan Kelembagaan - Melakukan koordinasi dengan pemerintahan desa terkait rencana penerimaan tenaga kerja. - Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan instansi terkait mengenai ketenagakerjaan. E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan di desa/kelurahan yang berada di dalam dan/atau di sekitar lokasi rencana kegiatan permukiman terpadu PT. GTS, yaitu Desa Bojongnangka, Desa Kranggen, Kel Tapos dan Kel Cimpaeun. F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan ini dilakukan secara kontinyu konstruksi
selama
tahap
G. Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Dilaksanakan oleh pihak PT. GTS dan pihak ketiga yang bekerjasama dengan PT.GTS. 3.3.3.2. Peningkatan Perekonomian Lokal A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting Dampak penting yang diprakirakan akan terjadi dari kegiatan aktivitas hunian dan aktivitas perdagangan barang dan jasa pada tahap operasi adalah peningkatan pendapatan masyarakat. Karena adanya peningkatan peluang usaha bagi masyarakat, maka secara langsung atau tidak langsung pendapatan masyarakat akan semakin meningkat. B. Tolak Ukur Dampak - Pendapatan minimal setara dengan Upah Minimum Kab.Bogor bagi warga masyarakat yang diterima bekerja sebagai tenaga kerja. - Jumlah penduduk yang terkena dampak minimal 70% dari jumlah penduduk mengalami peningkatan pendapatan. C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
PT GRAHA TUNAS SELARAS
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
-
Mengoptimalkan kegiatan penerimaan tenaga kerja untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Agar masyarakat dapat memanfaatkan pendapatannya dengan baik dan menghindari terjadinya penggunaan yang negatif.
D. Pengelolaan Lingkungan Hidup Pendekatan Teknologi - Rekruitmen dilakukan secara terbuka dan prosedural berdasarkan peraturan yang berlaku. - Melaksanakan sistem pembayaran upah dengan mengacu pada standar Upah Minimum Kabupaten (UMK). Pendekatan Sosial Ekonomi - Sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam membangun masyarakat lokal, maka dalam proses rekrutmen tenaga kerja ini, pihak perusahaan akan memprioritaskan masyarakat lokal sebagai tenaga kerja perusahaan. Apabila tidak tersedia sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan dari masyarakat lokal setempat, maka perusahaan akan merekrut tenaga kerja dari luar. E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan di desa/kelurahan yang berada di dalam dan/atau di sekitar lokasi rencana kegiatan permukiman terpadu PT. GTS, yaitu Desa Bojongnangka, Desa Kranggen, Kel Tapos dan Kel Cimpaeun. F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan ini dilakukan secara kontinyu selama perusahaan beroperasi. G. Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Dilaksanakan oleh pihak PT. GTS dan pihak ketiga yang bekerjasama dengan PT.GTS. 3.3.3.3. Perubahan Persepsi Masyarakat A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting Dampak penting yang diprakirakan akan terjadi dari kegiatan proyek pada tahap operasi adalah perubahan Pola Persepsi Masyarakat. Kegiatan rekrutmet tenaga diprakirakan akan mempengaruhi persepsi positif masyarakat yang selanjutnya dapat meningkatkan dukungan, penerimaan, dan kerjasama masyarakat terhadap PT. GTS.
PT GRAHA TUNAS SELARAS
41
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
B. Tolak Ukur Dampak - Meningkatnya persepsi dan sikap positif dan berkurangnya persepsi dan sikap negatif, merubah pandangan dan sikap negatif masyarakat tentang adanya dampak negatif dari proyek permukiman terpadu - Adanya keyakinan pada masyarakat bahwa kehadiran perusahaan akan memberikan manfaat terutama ekonomi masyarakat, kesejahteraan, dan kehidupan yang lebih baik. C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Mengurangi persepsi negatif masyarakat D. Pengelolaan Lingkungan Hidup Pendekatan Sosial Sosialisasi tentang teknologi, untuk membantu menyampaikan pesan bahwa dampak negatif akan dikelola dengan baik dengan teknologi yang ramah lingkungan. Melalui berbagai kegiatan penguatan kapasitas individu dan kelompok, program CSR. Pendekatan Kelembagaan Membangun jaringan kerjasama dengan kelembagaan desa (formal dan informal), pemerintah kecamatan dan instansi pemerintah terkait rencana usaha yang akan dilakukan. E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan di desa/kelurahan yang berada di dalam dan/atau di sekitar lokasi rencana kegiatan permukiman terpadu PT. GTS, yaitu Desa Bojongnangka, Desa Kranggen, Kel Tapos dan Kel Cimpaeun. F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan ini dilakukan secara kontinyu selama perusahaan beroperasi. G. Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Dilaksanakan oleh pihak PT. GTS dan pihak ketiga yang bekerjasama dengan PT.GTS 3.3.4. Komponen Ruang & Transportasi 3.3.4.1. Gangguan Lalu Lintas A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting Dampak penting yang diprakirakan akan terjadi dari kegiatan aktivitas hunian pada tahap operasi adalah gangguan lalu lintas. Total hunian sebanyak ±20.968 unit, dan diperkirakan
PT GRAHA TUNAS SELARAS
42
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
80% memiliki kendaraan pribadi, maka volume kendaraan yang melintas dan menggunakan jalan raya tapos; jalan cilangkap; dan jalan arteri primer Jalan Raya Bogor akan meningkat dan menyebabkan gangguan lalu lintas yang selanjutnya akan terjadi juga setelah proyek selasai dan dihuni. Meningkatnya volume lalu lintas dengan lebar ruas jalan hanya 5m maka akan menyebabkan kemacetan pada masing-masing ruas jalan tersebut. B. Tolak Ukur Dampak Kondisi jalan raya yang dijadikan sebagai lokasi pengelolaan dilihat dari rona lingkungan awal hingga proses pembangunan pemukiman terpadu telah selesai, aksesibilitas jalan semakin mudah dan lancar, kapasitas jalan stabil dan arus kednaraan lancar. C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan rencana pengelolaan lingkungan adalah meningkatkan kapasitas jalan menjadi stabil, tidak terjadi antrian mobil dan arus kendaraan lancar. D. Pengelolaan Lingkungan Hidup Pendekatan Teknologi Pengelolaan gangguan lalu lintas dengan pendekatan teknologi yang dilakukan adalah a. Menempatkan petugas jaga di akses keluar masuk lokasi kegiatan. b. Pengaturan akses keluar masuk kendaraan. c. Mengatur jumlah angkutan kendaraan maksimal hanya yang mampu ditampung di dalam areal proyek, sehingga tidak ada mobil yang diparkir di luar proyek atau jalan d. Penataan parkir e. Menyediakan kelengkapan penunjang prasarana lalulintas, meliputi rambu dan marka jalan. Pendekatan Kelembagaan Pengelolaan gangguan lalu lintas dengan pendekatan kelembagaan yang dilakukan adalah melakukan Koordinasi dengan dinas Dishub, DLLAJR, Polres Bojongnangka yang mengatur lalu lintas E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Jalan raya Tapos-Depok, Jalan Raya Bogor 1, Jalan Raya Bogor 2, Jalan Raya Bogor 3 dan Jl Cilangkap pada lokasi rencana kegiatan pembangunan permukiman terpadu PT. Graha Tunas Selaras
PT GRAHA TUNAS SELARAS
43
44
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Periode pengelolaan gangguan lalu lintas dilakukan kegiatan operasi.
selama
G. Institusi Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup - Dinas/Badan yang menangani lalu lintasKabupaten Bogor - Dishub Kabupaten Bogor dan Kota Depok - Polres Kabupaten Bogor - DLLAJR Kabupaten Bogor dan Kota Depok - Kecamatan Bojongnangka - Bappeda Kabupaten Bogor dan Kota Depok Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup - BLHD Kabupaten Bogor 3.3.5. Komponen lainnya 3.2.5.1. Penurunan Sanitasi Lingkungan A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting Penurunan sanitasi lingkungan dapat terjadi dalam akibat penanganan limbah yang kurang baik. B. Tolak Ukur Dampak Meningkatnya jumlah masyarakat yang sakit C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Menurunkan Prevalansi D. Pengelolaan Lingkungan Hidup Pendekatan Teknologi - Membangun fasilitas IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dan IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja). - Menbangun fasilitas layanan kesehatan, (klinik, puskemas) - Menanam berbagai jenis tanaman yang memilki kemampuan menyerap gas-gas beracun atau polutan (NOx, SOx, NH3, H2S, dan logam berat seperti Pb, As, Zn dan Cd) seperti jambu air (Psidium aquatica), jambu biji (Psidium guajava), ketapang (Terminalia cattapa), bambu (Bambusa sp.), tanjung (Mimosops elengi), kersen (Mutingia calabura), damar (Agathis alba), angsana (Pterocarpusindicus), akasia berdaun lebar (Accasia PT GRAHA TUNAS SELARAS
45
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
mangium), nyatoh (Palaquium semaran) dan (Artocarpus elasticus) di sekitar bangunan lainnya.
terap
Pendekatan Sosial Ekonomi Menginstruksikan kepada penghuni untuk menjalankan pola hidup bersih dan pemilahan sampah serta terlibat dalam unit pengelolaan sampah kawasan Pendekatan Kelembagaan - Melakukan koordinasi dengan instansi teknis terkait rencana penyediaan pelayanan kesehatan dasar penghuni kawasan. - Mengarahkan penghuni untuk ikut jasa asuransi kesehatan ( BPJS dll) E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Kawasan pemukiman terpadu. F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan dilakukan secara kontinyu selama kegiatan operasi berlangsung G. Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup - PT. Graha Tunas Selaras. - Kerukunan Mmasyrakat penghuni kawasan pemukiman terpadu - Unit yang menangani lingkungan hidup Kabupaten Bogor - Dinas/Badan yang menangani kesehatan Kabupaten Bogor - Badan yang menangani lingkungan hidup (BLHD) Provinsi Jawa Barat
PT GRAHA TUNAS SELARAS
46
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Tabe l 1 . R enc ana Pen gel ola an L ing kun gan (RK L) Ses uai Per men LH No. 16 Tah un 201 2 L ampi ran III Indikator keberhasilan Sumber Bentuk pengelolaan No. pengelolaan Dampak lingkungan hidup lingkungan hidup Dampak Penting Yang Dikelola (Hasil Arahan Pengelolaan pada ANDAL) TAHAP PRAKONSTRUKSI 1 Persepsi Kegiatan Jumlah anggota Pendekatan Sosial Masyarakat sosialisasi masyarakat Sosialisasi tentang teknologi, yang dapat untuk membantu menerima menyampaikan pesan kehadiran bahwa dampak negatif akan permukiman dikelola dengan baik dengan terpadu teknologi yang ramah lingkungan. Dampak Lingkungan yang dikelola
TAHAP KONSTRUKSI Komponen Geofisikimia 1 Penurunan Kegiatan Kualitas Udara Mobilisasi Alat dan Peningkatan dan Material Kebisingan
-
-
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara dan Emisi Tidak Bergerak Partikulat (PM10), CO, SO2, dan
Pendekatan Teknologi Mengatur waktu dan volume mobilisasi kendaraan angkut material dan alat. - Penggunaan pelindung kepala (helm pengaman), pelindung telinga (ear plug ), safety shoes dan masker kepada karyawan yang bekerja pada bagian -
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup
-Masyarakat Desa Bojongnangk - Masyarakat Desa Kranggen - Masyarakat Kel Tapos - Masyarakat Kel Cimpaeun
Selama tahap prakonstruksi
PT. Graha Tunas Selaras selaku pemrakarsa dan pihak ketiga yang membuka usaha di area perdagangan dan jasa
Pengelolaan dilakukan di lokasi rencana konstruksi, jalan dan pemukiman penduduk yang masuk dalam batas wilayah studi.
Pengelolaan dilakukan secara kontinyu selama kegiatan konstruksi berlangsung
- PT. Graha Tunas Selaras sebagai perusahaan pemrakarsa - Badan yang menangani lingkungan (BLHD) Kabupaten Bogor - Dinas/Badan
47
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
Dampak Lingkungan yang dikelola
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Sumber Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup NO2. sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Kep45/MENLH/1 0/1997, tentang Indeks Standart Pencemaran Udara (ISPU). - Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP48/MENLH/1 1/1996, tentang Baku Tingkat Kebisingan
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup dengan tingkat resiko pencemaran udara dan kebisingan tinggi. - Memasang papan pengumuman yang berisi pemberitahuan tentang adanya mobilisasi kendaraan pengangkut alat dan material di sekitar jalan keluar masuk areal rencana kegiatan. - Untuk mengurangi tingkat pencemaran emisi gas dan debu saat kegiatan pengangkutan, maka perlu dilakukan penyiraman jalan yang dilewati kendaraan pengangkut alat dan material dan areal penambangan secara berkala, terutama pada saat intensitas mobilisasi kendaraan pengangkut alat dan material. - Menanam berbagai jenis tanaman yang memilki kemampuan menyerap gas-gas beracun atau
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup yang menangani Taman Wisata Alam Gunung Pancar
48
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
Dampak Lingkungan yang dikelola
Sumber Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup
-
PT GRAHA TUNAS SELARAS
polutan (NO x, SO x, NH3, H2S, dan logam berat seperti Pb, As, Zn dan Cd) seperti jambu air (Psidium aquatica ), jambu biji (Psidium guajava ), ketapang (Terminalia cattapa ), bambu (Bambusa sp.), tanjung (Mimosops elengi ), kersen (Mutingia calabura ), damar (Agathis alba ), angsana (Pterocarpus indicus ), akasia berdaun lebar (Accasia mangium), nyatoh (Palaquium semaran ) dan terap (Artocarpus elasticus ) pada jalan-jalan yang dilalui kendaraan pengangkut, camp dan di sekitar bangunan lainnya. Melakukan monitoring kualitas udara dan tingkat kebisingan di lokasi rencana kegiatan secara berkala.
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup
49
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
Dampak Lingkungan yang dikelola
Sumber Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup Pendekatan Ekonomi
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup
Sungai Cikeas
Selama tahap konstruksi
- PT. Graha Tunas Selaras sebagai perusahaan pemrakarsa - Badan yang menangani
Sosial
Menginstruksikan kepada pekerja untuk menjalankan peraturan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada saat melakukan pekerjaannya. Pendekatan Kelembagaan Melakukan koordinasi dengan instansi teknis terkait rencana mobilisasi kendaraan angkut alat dan material - Melakukan kerjasama dengan instansi terkait dalam pengelolaan dan pemantauan terhadap kualitas udara Pendekatan Teknologi -
2
Penurunan kualitas permukaan
air
Persiapan Konstruksi Bangunan
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
-
-
Melakukan monitoring secara berkala terhadap kualitas dan kuantitas air permukaan. Melaksanakan monitoring
50
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
Dampak Lingkungan yang dikelola
Sumber Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup terhadap kualitas air sungai secara berkala. - Membangun fasilitas sumber air bersih sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kemampuan perusahaan. Pendekatan Sosial Ekonomi -
-
Berpartisipasi dalam penyediaan fasilitas air bersih bagi masyarakat melalui program Coorporate Social Responsibility (CSR). Melaksanakan kerjasama dengan masyarakat dalam menjaga keberadaan kawasan hijau di sempadan sungai Cikeas dan Taman Wisata Gunung Pancar disekitar lokasi rencana.
Pendekatan Kelembagaan -
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Mengoptimalkan
peran
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup lingkungan (BLHD) Kabupaten Bogor - Dinas/Badan yang menangani Taman Wisata Alam Gunung Pancar
51
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
Dampak Lingkungan yang dikelola
Sumber Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup
-
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup
divisi pengelolaan lingkungan struktur organisasi perusahaan. Bekerja sama dengan masyarakat setempat dan instansi terkait dalam pemeliharaan sumbersumber air.
-
3
Peningkatan Limpasan Permukaan
Air
Persiapan Konstruksi Bangunan
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Tidak terjadinya run off dan sedimentasi di areal bekas dan badan air yang berada di lokasi permukiman PT. Graha Tunas Selaras
Pendekatan Teknologi Segera melakukan kegiatan penghijauan apabila kegiatan pembukaan lahan telah selesai dilakukan, yang kegiatannya meliputi persiapan lahan, pengendalian erosi, pengolahan tanah pucuk dan revegetasi. - Menanam jenis-jenis tanaman pada kegiatan yang sesuai dengan peruntukan lahan tersebut. Penanaman ini berkontribusi besar terhadap peningkatan -
Sungai Cikeas
Selama tahap konstruksi
- PT. Graha Tunas Selaras sebagai perusahaan pemrakarsa - Badan yang menangani lingkungan (BLHD) Kabupaten Bogor - Dinas/Badan yang menangani Taman Wisata Alam Gunung Pancar
52
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
Dampak Lingkungan yang dikelola
Sumber Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup kualitas air permukaan, karena dengan adanya penanaman, maka lahanlahan bekas tambang yang terbuka akan tertutup kembali, sehingga air limpasan (run off ) yang membawa partikulat tanah akan tertahan pada vegetasi tersebut. - Melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan pembukaan lahan. - Mengoptimalkan fungsi jebakan sedimen (sediment trap ) di sekitar lokasi penambangan untuk mengurangi jumlah bahan tererosi yang mencapai ke badan sungai. - Meningkatkan infiltrasi (peresapan air tanah), yaitu dengan cara penggaruan tanah searah kontur. Akibat penggaruan, tanah menjadi gembur dan
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup
53
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
Dampak Lingkungan yang dikelola
Sumber Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup volume tanah meningkat sebagai media perakaran tanah. Cara lain yang dapat dilakukan adalah pembuatan rorak atau saluran buntu yang berupa lubang-lubang atau saluran buntu yang dibuat diantara tanaman pokok untuk menampung air dan meresapkannya ke dalam tanah. Pendekatan Ekonomi
Sosial
Melibatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan permukiman. Pendekatan Kelembagaan -
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Mengoptimalkan peran divisi pengelolaan lingkungan struktur organisasi perusahaan. Bekerja sama dengan
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup
54
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
Dampak Lingkungan yang dikelola
Sumber Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup
Pengelolaan dilakukan di lokasi rencana konstruksi.
Pengelolaan dilakukan secara kontinyu selama kegiatan konstruksi berlangsung
- PT. Graha Tunas Selaras sebagai perusahaan pemrakarsa - Badan yang menangani lingkungan (BLHD) Kabupaten Bogor - Dinas/Badan yang menangani Taman Wisata Alam Gunung Pancar
masyarakat setempat dan instansi terkait dalam kegiatan pembangunan pemukiman 4
Erosi
Persiapan Konstruksi Bangunan
Tidak terjadinya run off dan sedimentasi di areal bekas dan badan air yang berada di lokasi permukiman PT. Graha Tunas Selaras
-
-
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Segera melakukan kegiatan pembukaan lahan apabila kegiatan pemukiman telah selesai dilakukan, yang kegiatannya meliputi persiapan lahan, pengendalian erosi, pengolahan vegetasi. Menanam jenis-jenis tanaman pada kegiatan pemukiman yang sesuai denga`n peruntukan lahan tersebut. Penanaman ini berkontribusi besar terhadap peningkatan kualitas air permukaan, karena dengan adanya penanaman, maka
55
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
5
Dampak Lingkungan yang dikelola
Penurunan kualitas permukaan
air
Sumber Dampak
Pembangunan Fisik gedung
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup lahan-lahan yang terbuka akan tertutup kembali, sehingga air limpasan (run off ) yang membawa partikulat tanah akan tertahan pada vegetasi tersebut. Segera membuat sumur resapan. Memantau rutin berkala Pendekatan Teknologi Tidak membuang sisa hasil limbah ke kontruksi ke dalam badan air, sehingga tidak mencemari lingkungan - Untuk mencegah terjadinya pendangkalan sungai cikeas sebagai akibat adanya proses konstruksii, maka akan dilakukan pegerukan secara berkala pada sungai cikeas. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menjaga daya dukung -
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup
Pengelolaan dilakukan di sungai-sungai yang berada di lokasi rencana kegiatan (terlingkup dalam wilayah studi).
Pengelolaan dilakukan secara kontinyu selama kegiatan pembersihan lahan berlangsung
- PT. Graha Tunas Selaras sebagai perusahaan pemrakarsa - Badan yang menangani lingkungan (BLHD) Kabupaten Bogor - Dinas/Badan yang menangani Taman Wisata Alam Gunung Pancar
56
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
Dampak Lingkungan yang dikelola
Sumber Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup
-
-
-
sungai cikeas yang berada di sampaing lokasi pembangungan pemukiman terpadu. Menjaga keberadaan sumber mata air dengan membuat zona penyangga minimal 500 m. Melaksanakan monitoring terhadap kualitas air sungai secara berkala. Membangun fasilitas sumber air bersih sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kemampuan perusahaan.
Pendekatan Ekonomi -
-
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Sosial
Berpartisipasi dalam penyediaan fasilitas air bersih bagi masyarakat melalui program Coorporate Social Responsibility (CSR). Melaksanakan kerjasama dengan masyarakat dalam
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup
57
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
Dampak Lingkungan yang dikelola
Sumber Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup
Pengelolaan dilakukan di lokasi rencana konstruksi.
Pengelolaan dilakukan secara kontinyu selama kegiatan konstruksi berlangsung
- PT. Graha Tunas Selaras sebagai perusahaan pemrakarsa - Badan yang menangani lingkungan (BLHD) Kabupaten
menjaga keberadaan kawasan hijau di sempadan sungai Cikeas dan Taman Wisata Gunung Pancar disekitar lokasi rencana. Pendekatan Kelembagaan -
6
Erosi
Pembangunan fisik gedung
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Tidak terjadinya run off dan sedimentasi di areal bekas dan badan air yang berada di lokasi permukiman PT. Graha Tunas Selaras
-
Mengoptimalkan peran divisi pengelolaan lingkungan struktur organisasi perusahaan. Bekerja sama dengan masyarakat setempat dan instansi terkait dalam pemeliharaan sumbersumber air. Segera melakukan kegiatan pembukaan lahan apabila kegiatan pemukiman telah selesai dilakukan, yang kegiatannya meliputi persiapan lahan, pengendalian erosi, pengolahan vegetasi.
58
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
Dampak Lingkungan yang dikelola
Sumber Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup Menanam jenis-jenis tanaman pada kegiatan pemukiman yang sesuai denga`n peruntukan lahan tersebut. Penanaman ini berkontribusi besar terhadap peningkatan kualitas air permukaan, karena dengan adanya penanaman, maka lahan-lahan yang terbuka akan tertutup kembali, sehingga air limpasan (run (run off ) yang membawa partikulat tanah akan tertahan pada vegetasi tersebut. Segera membuat sumur resapan. Memantau rutin berkala Pendekatan Teknologi
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
Bogor - Dinas/Badan yang menangani Taman Wisata Alam Gunung Pancar
-
7
Penurunan kualitas permukaan
air
Pembangunan sarana dan prasarana
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
Pengelolaan dilakukan di - Tidak membuang sisa hasil sungai-sungai limbah ke kontruksi ke yang berada di
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup
Pengelolaan dilakukan secara kontinyu selama
- PT. Graha Tunas Selaras sebagai perusahaan
59
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
Dampak Lingkungan yang dikelola
Sumber Dampak penunjang
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup
-
-
-
-
PT GRAHA TUNAS SELARAS
dalam badan air, sehingga tidak mencemari lingkungan Untuk mencegah terjadinya pendangkalan sungai cikeas sebagai akibat adanya proses konstruksii, maka akan dilakukan pegerukan secara berkala pada sungai cikeas. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menjaga daya dukung sungai cikeas yang berada di sampaing lokasi pembangungan pemukiman terpadu. Menjaga keberadaan sumber mata air dengan membuat zona penyangga minimal 500 m. Melaksanakan monitoring terhadap kualitas air sungai secara berkala. Membangun fasilitas sumber air bersih sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup lokasi rencana kegiatan (terlingkup dalam wilayah studi).
Periode pengelolaan lingkungan hidup kegiatan pembersihan lahan berlangsung
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup pemrakarsa - Badan yang menangani lingkungan (BLHD) Kabupaten Bogor - Dinas/Badan yang menangani Taman Wisata Alam Gunung Pancar
60
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
Dampak Lingkungan yang dikelola
Sumber Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup kemampuan perusahaan. Pendekatan Ekonomi -
-
Sosial
Berpartisipasi dalam penyediaan fasilitas air bersih bagi masyarakat melalui program Coorporate Social Responsibility (CSR). (CSR). Melaksanakan kerjasama dengan masyarakat dalam menjaga keberadaan kawasan hijau di sempadan sungai Cikeas dan Taman Wisata Gunung Pancar disekitar lokasi rencana.
Pendekatan Kelembagaan -
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Mengoptimalkan peran divisi pengelolaan lingkungan struktur organisasi perusahaan. Bekerja sama dengan masyarakat setempat dan
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup
61
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
8
Dampak Lingkungan yang dikelola
Peningkatan Limpasan Permukaan
Air
Sumber Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
Pembangunan Tidak terjadinya off dan sarana dan run prasarana sedimentasi di penunjang areal bekas dan badan air yang berada di lokasi permukiman PT. Graha Tunas Selaras
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup instansi terkait dalam pemeliharaan sumbersumber air. Pendekatan Teknologi Segera melakukan kegiatan penghijauan apabila kegiatan pembukaan lahan telah selesai dilakukan, yang kegiatannya meliputi persiapan lahan, pengendalian erosi, pengolahan tanah pucuk dan revegetasi. - Menanam jenis-jenis tanaman pada kegiatan yang sesuai dengan peruntukan lahan tersebut. Penanaman ini berkontribusi besar terhadap peningkatan kualitas air permukaan, karena dengan adanya penanaman, maka lahanlahan bekas tambang yang terbuka akan tertutup kembali, sehingga air -
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Sungai Cikeas
Periode pengelolaan lingkungan hidup
Selama tahap konstruksi
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup
- PT. Graha Tunas Selaras sebagai perusahaan pemrakarsa - Badan yang menangani lingkungan (BLHD) Kabupaten Bogor - Dinas/Badan yang menangani Taman Wisata Alam Gunung Pancar
62
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
Dampak Lingkungan yang dikelola
Sumber Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup limpasan (run off ) yang membawa partikulat tanah akan tertahan pada vegetasi tersebut. - Melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan pembukaan lahan. - Mengoptimalkan fungsi jebakan sedimen (sediment trap ) di sekitar lokasi penambangan untuk mengurangi jumlah bahan tererosi yang mencapai ke badan sungai. - Meningkatkan infiltrasi (peresapan air tanah), yaitu dengan cara penggaruan tanah searah kontur. Akibat penggaruan, tanah menjadi gembur dan volume tanah meningkat sebagai media perakaran tanah. Cara lain yang dapat dilakukan adalah pembuatan rorak atau saluran buntu yang
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup
63
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
Dampak Lingkungan yang dikelola
Sumber Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup berupa lubang-lubang atau saluran buntu yang dibuat diantara tanaman pokok untuk menampung air dan meresapkannya ke dalam tanah. Pendekatan Ekonomi
Sosial
Melibatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan permukiman. Pendekatan Kelembagaan -
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Mengoptimalkan peran divisi pengelolaan lingkungan struktur organisasi perusahaan. Bekerja sama dengan masyarakat setempat dan instansi terkait dalam kegiatan pembangunan pemukiman
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup
64
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
Dampak Lingkungan yang dikelola
Sumber Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
Dilakukan di areal rencana kegiatan PT. Graha Tunas Selaras yang telah dilingkup dalam batas wilayah studi.
Selama tahap konstruksi dan operasi
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup
Komponen Biologi 1
Penurunan kelimpahan vegetasi (bukan vegetasi bernilai konservasi)
Kegiatan pembersihan lahan pada tahap persiapan konstruksi bangunan dan kegiatan penghijauan pada tahap pembangunan sarana dan prasarana penunjang
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Keragaman dan kelimpahan vegetasi di lokasi rencan kegiatan pembangunan hunian terpadu tidak menurun
Pendekatan Teknologi - Melakukan kegiatan pembersihan lahan hanya pada lokasi yang akan dibangun rumah susun dan ruko. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara bertahap, sesuai dengan rencana pembangunan yang dilakukan dalam 4 tahap. - Mempertahankan kawasan hijau di sepanjang sempadan sungai (riparian buffer strips ) yaitu Sungai Cikeas dan Sungai Cileungsi yang berada di sekitar rencana pembangunan - Menanam dan memelihara jenis-jenis pohon pada kawasan hijau yang ada dalam lokasi rencana kegiatan yang tidak terbangun.
PT. Graha Tunas Selaras sebagai perusahaan pemrakarsa
65
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
Dampak Lingkungan yang dikelola
Sumber Dampak Kegiatan pematangan lahan (cut and fill) pada pembangunan fisik gedung dan sarana prasarana pendukung
2
Perubahan keragaman dan kelimpahan jenis satwa di lokasi rencana pembangunan
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup Keragaman dan kelimpahan vegetasi di lokasi rencan kegiatan pembangunan hunian terpadu tidak menurun
Kegiatan Keragaman dan pembersihan kelimpahan lahan pada jenis satwa tahap persiapan tidak mengalami konstruksi penurunan bangunan dan kegiatan penghijauan pada tahap pembangunan
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup Pendekatan Teknologi - Melakukan kegiatan cut and fill hanya pada lokasi yang akan dibangun rumah susun dan ruko. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara bertahap, sesuai dengan rencana pembangunan yang dilakukan dalam 3 tahap. - Menanam dan memelihara jenis-jenis pohon pada kawasan hijau yang ada dalam lokasi rencana kegiatan yang tidak terbangun. Pendekatan Teknologi : - Pembersihan lahan hanya dilakukan pada wilayah yang akan dibangun saja - Mempersiapkan areal pengungsian atau menyediakan koridor untuk memberikan kesempatan bagi satwa bermigrasi pada areal lain
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
Dilakukan di areal rencana kegiatan PT. Graha Tunas Selaras yang telah dilingkup dalam batas wilayah studi.
Selama tahap konstruksi dan operasi
PT. Graha Tunas Selaras sebagai perusahaan pemrakarsa
Pengelolaan kontinyu selama tahap konstruksi
PT. Graha Tunas Selaras sebagai perusahaan pemrakarsa
Di areal rencana pembangunan yang telah dilingkup dalam batas wilayah studi
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup
66
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
Dampak Lingkungan yang dikelola
Komponen Sosekbud 1 Terbukanya kesempatan kerja dan berusaha
Sumber Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup
sarana dan prasarana penunjang
yang sesuai - Mempertahankan keberadaan kawasan hijau di sepanjang sempadan sungai - Menanam dan memelihara vegetasi sejenis dengan vegetasi yang hilang akibat kegiatan pada spot-spot tertentu pada lokasi yang akan dibangun
Kegiatan Jumlah dan Rekrutmen 500 presentase orang pekerja di penyerapan tahap tenaga kerja konstruksi yang berasal bangunan dari masyarakat yang terkena dampak
Pendekatan Sosial a. Mensyaratkan kepada kontraktor untuk merekrut minimal 70% tenaga kerja dari penduduk sekitar, namun harus sesuai dengan dan kualifikasi b. Melakukan kerjasama dan koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja, pimpinan pemerintah daerah (camat, lurah), tokoh-tokoh masyarakat, dan pihak terkait dalam proses penerimaan tenaga
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup
Areal lokasi kerja
Selama tahap konstruksi
a dan b. Instansi pelaksana adalah PT Graha Tunas Selaras selaku pemrakarsa dan kontrakor pelaksana kegiatan
67
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
3
Dampak Lingkungan yang dikelola
Persepsi Masyarakat
Sumber Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
Kegiatan Jumlah anggota turunan masyarakat dampak primer, yang dapat sekunder, menerima tersier dan kehadiran seterusnya atas permukiman keberadaan terpadu permukiman terpadu
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup kerja. c. Melakukan sosialisasi kepada calon pekerja mengenai ketentuanketentuan perusahaan, khususnya tenaga kerja untuk konstruksi (kontrak) jika kegiatan konstruksi berakhir tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. d. Memperhatikan hak-hak tenaga kerja sesuai ketentuan perundangan yang berlaku (UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenaga-kerjaan). Pendekatan Sosial Mengelola sumber baik sumber dampak promer, sekunder, tersier maupun kuarter. Umumnya dampak berupa persepsi masyarakat adalah merupakan dampak turunan dari dampak lain yang terjadi dan tidak dikelola dengan baik, sehingga timbul persepsi
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
-Masyarakat Desa Bojongnangk - Masyarakat Desa Kranggen - Masyarakat Kel Tapos - Masyarakat Kel Cimpaeun
Selama tahap operasional
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup
PT. Graha Tunas Selaras selaku pemrakarsa dan pihak ketiga yang membuka usaha di area perdagangan dan jasa
68
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
Dampak Lingkungan yang dikelola
Sumber Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup
atas keberadaan proyek.
Komponen Ruang dan Transportasi 1 Gangguan Lalu Kegiatan Lintas mobilisasi alat material dan pembangunan pada tahap konstruksi
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Kapasitas jalan stabil dan arus kendaraan lancar
Pendekatan teknologi a. Menempatkan petugas jaga di akses keluar masuk lokasi kegiatan. b. Pengaturan akses keluar masuk kendaraan. c. Mengatur jumlah angkutan kendaraan maksimal hanya yang mampu ditampung di dalam areal proyek, sehingga tidak ada mobil yang diparkir di luar proyek atau jalan d. Penataan parkir e. Menyediakan kelengkapan penunjang prasarana lalulintas, meliputi rambu dan marka jalan. Pendekatan kelembagaan a. Koordinasi dengan dinas Dishub, DLLAJR, Polres Bojongnangka yang
Jl. Raya Tapos, Jl. Cilangkap, Jl Bogor 1, Jl Bogor 2, Jl Bogor 3
Selama kegiatan konstruksi
a. Instansi pelaksana adalah PT Graha Tunas Selaras selaku pemrakarsa dan kontrakor pelaksana kegiatan b. Dishub Kabupaten Bogor dan Kota Depok c. Polres Kabupaten Bogor d. DLLAJR Kabupaten Bogor dan Kota Depok e. Kecamatan Bojongnangk
69
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
Dampak Lingkungan yang dikelola
Sumber Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
mengatur lalu lintas
2
Kerusakan Jalan
Kegiatan mobilisasi alat dan material pada tahap konstruksi
Aktifitas jalan lancar, tidak terdapat jalan rusak, tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas, dan menimbulkan kenyamanan pengendara
a f. Bappeda Kabupaten Bogor dan Kota Depok
Pendekatan teknologi Jl. Raya Melakukan pengerasan jalan Tapos, Jl. dan pemasangan beton pada Cilangkap, Jl lokasi jalan-jalan yang Bogor 1, Jl dilalui oleh kendaraan Bogor 2, Jl proyek Bogor 3
Periode pengelolaan dilakukan 1 tahun sekali dalam dengan periode pantau 6 bulan sekali
Aksesibilitas
Pembangunan sarana dan prasarana penunjang
PT GRAHA TUNAS SELARAS
-
-
-
Pendekatan sosial budaya Koordinasi dengan msayarakat sekitar Pendekatan Institusi Koordinasi dengan Kapolsek setempat, Dinas Pekerja Umum, dan Dinas Perhubungan
3
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup
Kemudahan Pendekatan Teknologi akses dan Menempatkan petugas keamanan jaga (security) di akses penghuni
keluar masuk lokasi
-
Lokasi Pemukiman terpadu dan jalan utama
Periode pengelolaan aksesibilitas jalan
Pihak PT Graha Tunas Selaras Dinas Pekerjaan Umum Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor dan Kota Depok BLHD Kabupaten Bogor
- Pihak PT Graha Tunas Selaras (security)
70
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
Dampak Lingkungan yang dikelola
Sumber Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup pemukiman terpadu dan masyarakat umum untuk memanfaatkan jalan, dan fasilitas lain.
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup
kegiatan. Penjagaan akses internal di dalam lokasi pemukiman terpadu Pendekatan sosial Pendekatan sosial dilakukan melalui koordinasi dengan penghuni pemukiman dan masyarakat umum Pendekatan Kelembagaan Pendekatan keelmbagaan dilakukan melalui koordinasi dengan Kapolsek setempat, dan Dishub.
TAHAP OPERASI Komponen Geofisika
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup
untuk keluar masuk lokasi pemukiman
dilakukan setiap 6 bulan sekali.
- Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor dan Kota Depok - Kapolsek Setempat - Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor dan Kota Depok - Kapolsek Setempat
71
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
1
Dampak Lingkungan yang dikelola Penurunan kualitas air permukaan
Sumber Dampak Aktivitas Hunian
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup Pendekatan Teknologi Tidak membuang sisa hasil limbah cair maupun padahasil aktivitas masyarakat ke dalam badan air, sehingga tidak mencemari lingkungan - Pemeliharaan saluran drainase agar kekuatan air aliran permukaan tidak merusak, dan mampu mengendapkan sedimen tanah yang terangkut. - Membuat gudang penyimpanan limbah B3 dan kemudian limbah tersebut diserahkan kepada pihak ketiga yang memiliki ijin pengelolaan. - Menjaga dan memeliharan kinerja unit IPAL terpadu agar bekerja secara maskimal dan selalu memperbaiki atau melakukan -
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup
Pengelolaan dilakukan di sungai-sungai yang berada di lokasi rencana kegiatan (terlingkup dalam wilayah studi).
Kegiatan berlangsung kontinyu selama berlangsungnya aktivitas hunian dan perdagangan dan jasa berlangsung.
- PT. Graha Tunas Selaras sebagai perusahaan pemrakarsa - Badan yang menangani lingkungan (BLHD) Kabupaten Bogor - Dinas/Badan yang menangani Taman Wisata Alam Gunung Pancar
72
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
Dampak Lingkungan yang dikelola
Sumber Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup penyempurnaan dalam program pengelolaan limbah terpadu. - Untuk mencegah terjadinya pendangkalan sungai cikeas sebagai akibat adanya proses konstruksii, maka akan dilakukan pegerukan secara berkala pada sungai cikeas. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menjaga daya dukung sungai cikeas yang berada di sampaing lokasi pembangungan pemukiman terpadu. - Melaksanakan monitoring terhadap kualitas air sungai secara berkala. - Membangun fasilitas sumber air bersih sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kemampuan perusahaan. Pendekatan Sosial
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup
73
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
Dampak Lingkungan yang dikelola
Sumber Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup Ekonomi -
-
Berpartisipasi dalam penyediaan fasilitas air bersih bagi masyarakat melalui program Coorporate Social Responsibility (CSR). Melaksanakan kerjasama dengan masyarakat dalam menjaga keberadaan kawasan hijau di sempadan sungai Cikeas dan Taman Wisata Gunung Pancar disekitar lokasi rencana.
Pendekatan Kelembagaan -
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Mengoptimalkan peran divisi pengelolaan lingkungan struktur organisasi perusahaan. Bekerja sama dengan masyarakat setempat dan instansi terkait dalam pemeliharaan sumber-
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup
74
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
Dampak Lingkungan yang dikelola
Sumber Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup
Pengelolaan dilakukan di sungai-sungai yang berada di lokasi rencana kegiatan (terlingkup dalam wilayah studi).
Kegiatan berlangsung kontinyu selama berlangsungnya aktivitas hunian dan perdagangan dan jasa berlangsung.
- PT. Graha Tunas Selaras sebagai perusahaan pemrakarsa - Badan yang menangani lingkungan (BLHD) Kabupaten Bogor - Dinas/Badan yang menangani Taman Wisata Alam Gunung Pancar
sumber air. 2
Peningkatan Limpasan Air Permukaan
Aktivitas Hunian
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Tidak terjadinya run off dan sedimentasi di areal bekas dan badan air yang berada di lokasi permukiman PT. Graha Tunas Selaras
Pendekatan Teknologi Segera melakukan kegiatan penghijauan apabila kegiatan pembukaan lahan telah selesai dilakukan, yang kegiatannya meliputi persiapan lahan, pengendalian erosi, pengolahan tanah pucuk dan revegetasi. - Menanam jenis-jenis tanaman pada kegiatan yang sesuai dengan peruntukan lahan tersebut. Penanaman ini berkontribusi besar terhadap peningkatan kualitas air permukaan, karena dengan adanya penanaman, maka lahanlahan bekas tambang yang terbuka akan tertutup kembali, sehingga air limpasan (run off ) yang membawa partikulat tanah -
75
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
Dampak Lingkungan yang dikelola
Sumber Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup akan tertahan pada vegetasi tersebut. - Melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan pembukaan lahan. - Mengoptimalkan fungsi jebakan sedimen (sediment trap ) di sekitar lokasi penambangan untuk mengurangi jumlah bahan tererosi yang mencapai ke badan sungai. - Meningkatkan infiltrasi (peresapan air tanah), yaitu dengan cara penggaruan tanah searah kontur. Akibat penggaruan, tanah menjadi gembur dan volume tanah meningkat sebagai media perakaran tanah. Cara lain yang dapat dilakukan adalah pembuatan rorak atau saluran buntu yang berupa lubang-lubang atau saluran buntu yang
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup
76
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
Dampak Lingkungan yang dikelola
Sumber Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup
dibuat diantara tanaman pokok untuk menampung air dan meresapkannya ke dalam tanah. Pendekatan Ekonomi
Sosial
Melibatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan permukiman. Pendekatan Kelembagaan Mengoptimalkan peran divisi pengelolaan lingkungan struktur organisasi perusahaan. - Bekerja sama dengan masyarakat setempat dan instansi terkait dalam kegiatan pembangunan pemukiman Pendekatan Teknologi -
3
Penurunan kualitas permukaan
air
Penanganan Limbah
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
Pengelolaan dilakukan di - Tidak membuang sisa hasil sungai-sungai limbah cair maupun yang berada di
Kegiatan berlangsung kontinyu selama
-
PT. Graha Tunas Selaras sebagai perusahaan
77
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
Dampak Lingkungan yang dikelola
Sumber Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup
-
-
-
-
PT GRAHA TUNAS SELARAS
padahasil aktivitas masyarakat ke dalam badan air, sehingga tidak mencemari lingkungan Memelihara tempat pembungan limbah cair maupun limbah padat Melaksanakan pengolahan limbah secara tepat dan mengikuti waktu yang telah direncanakan. Membuat gudang penyimpanan limbah B3 dan kemudian limbah tersebut diserahkan kepadapihak ketiga yang memiliki ijin pengelolaan. Menjaga dan memeliharan kinerja unit IPAL terpadu agar bekerja secara maskimal dan selalu memperbaiki atau melakukan penyempurnaan dalam program pengelolaan limbah terpadu.
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
lokasi rencana kegiatan (terlingkup dalam wilayah studi).
berlangsungnya ktivitas hunian dan perdagangan dan jasa berlangsung.
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup -
-
-
pemrakarsa Unit yang menangani lingkungan hidup Kabupaten Bogor Dinas/ Badan yang menangani Perumahan di Kabupaten Bogor Badan yang menangani lingkungan hidup (BLHD) Provinsi Jawa Barat
78
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
Dampak Lingkungan yang dikelola
Sumber Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup -
-
Melaksanakan monitoring terhadap kualitas air sungai secara berkala. Membangun fasilitas sumber air bersih sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kemampuan perusahaan.
Pendekatan Ekonomi -
-
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Sosial
Berpartisipasi dalam penyediaan fasilitas air bersih bagi masyarakat melalui program Coorporate Social Responsibility (CSR). (CSR). Melaksanakan kerjasama dengan masyarakat dalam menjaga keberadaan kawasan hijau di sempadan sungai Cikeas dan Taman Wisata Gunung Pancar disekitar lokasi rencana.
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup
79
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
Dampak Lingkungan yang dikelola
Sumber Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup
Selama operasi pemukiman
Instansi pelaksana adalah PT Graha Tunas dan masyarakat Penghuni perumahan, BLH, Dinas kebersihan dan pertaman
Selama operasi pemukiman
Instansi pelaksana adalah PT Graha Tunas Selaras selaku
Pendekatan Kelembagaan -
-
Komponen Keslingmas 1 Penurunan sanitasi lingkungan
Kegiatan penanganan limbah
Tingkat kesehatan masyarakat, dan pengelolaan limbah berjalan baik
Mengoptimalkan peran divisi pengelolaan lingkungan struktur organisasi perusahaan. Bekerja sama dengan masyarakat setempat dan instansi terkait dalam pemeliharaan sumbersumber air.
Pendekatan teknologi a. Penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan masyarakat seperti puskesmas, posyandu, dan balai pengobatan. b. Penyediaan IPAL dan IPLT c. Penyediaan sarana prasarana penunjang pengelolaan sampah
Kawasan pemukiman terpadu
Komponen Ruang dan Transportasi 1
Gangguan Lalu Lintas
Aktivitas Hunian
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Kapasitas jalan stabil dan arus kendaraan lancar
Pendekatan teknologi Jl. Raya a.Menempatkan petugas jaga Tapos, Jl. di akses keluar masuk Cilangkap, Jl lokasi kegiatan. Bogor 1, Jl b. Pengaturan akses keluar Bogor 2, Jl
80
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
Dampak Lingkungan yang dikelola
Sumber Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup masuk kendaraan. c. Mengatur jumlah angkutan kendaraan maksimal hanya yang mampu ditampung di dalam areal proyek, sehingga tidak ada mobil yang diparkir di luar proyek atau jalan d. Penataan parkir e. Menyediakan kelengkapan penunjang prasarana lalulintas, meliputi rambu dan marka jalan.
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
Bogor 3
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup pemrakarsa dan kontrakor pelaksana kegiatan a. Dishub Kabupaten Bogor dan Kota Depok b. Polres Kabupaten Bogor c. DLLAJR Kabupaten Bogor dan Kota Depok d. Kecamatan Bojongnangk a e. Bappeda Kabupaten Bogor dan Kota Depok
Pendekatan kelembagaan Koordinasi dengan dinas Dishub, DLLAJR, Polres Bojongnangka yang mengatur lalu lintas
SosekBud 1
Terbukanya kesempatan kerja dan berusaha
Kegiatan Jumlah dan Rekrutmen presentase orang pekerja di penyerapan tahap operasi tenaga kerja
PT GRAHA TUNAS SELARAS
a. Merekrut Tenaga Kerja pengelola minimal 70% tenaga kerja dari penduduk sekitar, namun
Areal lokasi kerja
Selama tahap konstruksi
a dan b. Instansi pelaksana adalah PT Graha
81
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
Dampak Lingkungan yang dikelola
Sumber Dampak permukiman terpadu
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup yang berasal dari masyarakat yang terkena dampak
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup harus sesuai dengan dan kualifikasi b. Mensyaratkan kepada pengusaha untuk merekrut minimal 70% tenaga kerja dari penduduk sekitar, namun harus sesuai dengan dan kualifikasi c. Melakukan kerjasama dan koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja, pimpinan pemerintah daerah (camat, lurah), tokoh-tokoh masyarakat, dan pihak terkait dalam proses penerimaan tenaga kerja. d. Melakukan sosialisasi kepada calon pekerja mengenai ketentuanketentuan perusahaan, khususnya tenaga kerja untuk konstruksi (kontrak) jika kegiatan konstruksi berakhir tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup Tunas Selaras selaku pemrakarsa dan pihak ketiga yang membuka usaha di area perdagangan dan jasa
82
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
Dampak Lingkungan yang dikelola
Sumber Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
2
Peningkatan perekonomian lokal
Biaya pembayaran gaji/upah para pekerja
3
Persepsi Masyarakat
Kegiatan Jumlah anggota turunan masyarakat dampak primer, yang dapat sekunder, menerima tersier dan kehadiran seterusnya atas permukiman keberadaan terpadu permukiman terpadu
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Gaji atau upah yang diterima para pekeja, minimal sesuai dengan UMR Kab Bogor.
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup e. Memperhatikan hak-hak tenaga kerja sesuai ketentuan perundangan yang berlaku (UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenaga-kerjaan). a. Pembayaran gaji/upah para pekerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku/UMR. b. Bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Sosial dalam penentuan pembayaran gaji/upah dan biaya penyedia jasa tenaga kerja yang wajar.
Mengelola sumber baik sumber dampak promer, sekunder, tersier maupun kuarter. Umumnya dampak berupa persepsi masyarakat adalah merupakan dampak turunan dari dampak lain yang terjadi dan tidak dikelola dengan baik, sehingga timbul persepsi
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup
Area lokasi proyek
Selama tahap Operasi
-Masyarakat Desa Bojongnangk - Masyarakat Desa Kranggen - Masyarakat Kel Tapos - Masyarakat Kel Cimpaeun
Selama tahap operasional
a dan b. Instansi pelaksana adalah PT Graha Tunas Selaras selaku pemrakarsa dan pihak ketiga yang membuka usaha di area perdagangan dan jasa a dan b. Instansi pelaksana adalah PT Graha Tunas Selaras selaku pemrakarsa dan pihak ketiga yang membuka usaha di area
83
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
No.
Dampak Lingkungan yang dikelola
Sumber Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup atas keberadaan proyek.
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup perdagangan dan jasa
84
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
BAB 3 RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP Kegiatan pemantauan lingkungan hidup diperlukan untuk mengetahui efektifitas kegiatan pengelolaan lingkungan yang telah dilaksanakan oleh PT. GRAHA TUNAS SELARAS terhadap dampak-dampak penting yang diprakirakan akan terjadi sesuai dengan hasil analisis dampak lingkungan. Dengan melihat hasil pemantauan lingkungan hidup, maka kemungkinan pengelolaan yang sudah ada dapat disempurnakan. Demikian pula, dari hasil pemantauan ini dapat dipakai sebagai bahan perbaikan terhadap kondisi lingkungan di luar kegiatan permukiman terpadu. Hasil pemantauan lingkungan hidup dapat pula digunakan sebagai salah satu indikator terhadap kualitas lingkungan di areal permukiman terpadu yang bersangkutan dan daerah sekitarnya. Demikian pula dengan adanya data hasil pemantauan tersebut maka rencana kegiatan pembangunan di sekitarnya dapat disesuaikan, sehingga tetap terjaminnya pembangunan yang berkesinambungan yang berwawasan lingkungan. Untuk melaksanakan kegiatan usaha permukiman terpadu yang berkelanjutan dan agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka setiap kegiatan yang menimbulkan dampak positif penting/kurang penting perlu untuk dikembangkan dan menekan dampak negatif penting. Pemantauan lingkungan hidup perkerjaan PT. GRAHA TUNAS SELARAS ini dilakukan, baik sebagai sumber penyebab dampak maupun komponen/sub komponen/ parameter lingkungan yang diprakirakan terkena dampak. Untuk menangani dampak penting yang telah diprediksi dalam studi AMDAL tersebut, dapat dilakukan pengelolaan lingkungan hidup melalui pendekatan teknologi, sosial-ekonomi dan kelembagaan (institusional ). Ringkasan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup (RKL) terhadap dampak lingkungan hasil proses pelingkupan baik yang merupakan DPH maupun dampak lainnya yang perlu dikelola disajikan dalam Tabel Matrik Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). 3.1. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Tahap Pra Konstruksi
PT GRAHA TUNAS SELARAS
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
3.1.1. Perubahan Persepsi Masyarakat 1. Dampak Penting Yang Dipantau Dengan penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat, secara tidak langsung akan mempengaruhi persepsi masyarakat menjadi lebih positif. 2. Sumber Dampak Sumber dampak dari perubahan persepsi masyarakat adalah pelaksanaan kegiatan penerimaan tenaga kerja. 3. Parameter Lingkungan yang Dipantau Sebanyak 70% masyarakat menerima kehadiran proyek secara positif. 4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Meningkatkan sikap dan persepsi positif terhadap dengan kehadiran proyek permukiman terpadu. 5.
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup Alat dan Bahan Peta, panduan diskusi, form isian atau kuisioner; alat dokumentasi : kamera, tape recorder ; kertas dan alat tulis. Metode Pengumpulan dan Analisis Data Wawancara, merupakan alat penggalian informasi berupa tanya jawab yang sistematis tentang pokok-pokok bahasan/topik tertentu yang telah dirumuskan. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan di desa/kelurahan yang berada di dalam dan/atau di sekitar lokasi rencana kegiatan permukiman terpadu PT. GTS, yaitu Desa Bojongnangka, Desa Kranggen, Kel Tapos dan Kel Cimpaeun. Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan Pemantauan lingkungan dilakukan selama perusahaan beroperasi dengan frekuensi pemantauan 1 (satu) tahun sekali.
6.
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Bogor Pemerintah Kota Depok -
PT GRAHA TUNAS SELARAS
85
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
-
BLHD Kabupaten Bogor BLHD Provinsi Jabar
Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Bogor Pemerintah Kota Depok BLHD Kabupaten Bogor BLHD Provinsi Jabar -
3.2. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Tahap Konstruksi 3.2.1. Penurunan Kualitas Udara 1. Dampak Penting Yang Dipantau Dengan adanya kegiatan konstruksi yang didalamnya terdapat kegiatan mobilitas alat, material, persiapan pembangunan, dan pembangunan sarana dan bangunan penunjang untuk pembangunan permukiman terpadu, akan membuka berdampak pada penurunan kualitas udara disaat aktivitas mobilisasi dengan truk-truk pengangkut di areal lokasi pembangunan. Hal tersebut berpotensi pencemaran udara di sekitar areal pembangunan. Pada areal rencana pembangunan dipantau melalui pemantauan kualitas udara dengan dibandingkan baku mutu kualitas udara Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara dan Emisi Tidak Bergerak. Partikulat (PM10), CO, SO2, dan NO2. sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Kep45/MENLH/10/1997, tentang Indeks Standart Pencemaran Udara (ISPU). 2. Sumber Dampak Sumber dampak dari terganggunya adalah kegiatan mobilitas alat, material, persiapan konstruksi bangunan, dan pembangunan sarana dan bangunan penunjang pada tahap konstruksi. 3. Parameter Lingkungan yang Dipantau Parameter yang dipantau yaitu partikulat (PM10), CO, SO2, dan NO2. 4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Untuk mengetahui kualitas udara di kawasan proyek masih dan permukiman sekitar berada diambang batas baik dan aman masyarakat yang berada disekitar kawasan proyek. 5.
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
PT GRAHA TUNAS SELARAS
86
87
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Metode Pengumpulan dan Analisis Data Inpinger, Gas Air sampler, High Volume Air Sampler. Pemantauan dilakukan dengan pengambilan sample di lapangan. Analisis data menggunakan perbandingan baku mutu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 tahun 1999, tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Lokasi pengambilan sampel pada area yang diperkirakan akan terkena dampak. Area terkena dampak diperkirakan searah dengan arah mata angin dominan yang mengarah ke timur Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan Pemantauan lingkungan dilakukan sesuai dengan tahap pelaksanaan kegiatan mobilisasi alat dan material, pembangunan fisik gedung, dan pembangunan sarana dan prasarana penunjang yaitu 1 tahun sekali . 6.
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup - Dinas/Badan yang menangani pencemaran Kabupaten Bogor - Dishub Kabupaten Bogor dan Kota Depok - Kecamatan Bojongnangka - BLHD propinsi Bogor
lingkungan
Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup - BLHD Kabupaten Bogor 3.2.2. Peningkatan Kebisingan 1. Dampak Penting Yang Dipantau Dengan adanya kegiatan konstruksi yang didalamnya terdapat kegiatan mobilitas alat, material, serta persiapan konstruksi bangunan, akan berdampak pada peningkatan kebisingan disaat aktivitas mobilisasi dengan truk-truk pengangkut di areal lokasi pembangunan. Hal tersebut berpotensi mengakibatkan kebisingan di sekitar areal pembangunan. Pada areal rencana pembangunan dipantau melalui pemantauan kebisingan dan dibandingkan baku mutu kualitas udara Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-48/MENLH/11/1996 selanjutnya 2. Sumber Dampak PT GRAHA TUNAS SELARAS
88
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Sumber dampak dari terganggunya adalah kegiatan mobilitas alat, material, serta persiapan konstruksi bangunan pada tahap konstruksi. 3. Parameter Lingkungan yang Dipantau Parameter yang dilihat berdasarakan dBA.
4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Untuk mengetahui tingkat kebisingan di kawasan proyek dan daerah permukiman sekitar masih berada diambang batas baik dan aman masyarakat yang berada disekitar kawasan proyek. 5.
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup Metode Pengumpulan dan Analisis Data Dengan menggunakan sound level meter. Pemantauan dilakukan dengan pengambilan sampel dan analisis data dilakukan dengan perbadingan baku mutu KepMenLH No. 48 tahun 1996. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Lokasi pengambilan sampel pada area yang diperkirakan akan terkena dampak disekitar pemukiman terpadu. Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan Pemantauan lingkungan dilakukan sesuai dengan tahap pelaksanaan kegiatan mobilisasi alat dan material, pembangunan fisik gedung, dan pembangunan sarana dan prasarana penunjang yaitu 1 tahun sekali .
6.
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup - Dinas/Badan yang menangani pencemaran Kabupaten Bogor - Dishub Kabupaten Bogor dan Kota Depok - Kecamatan Bojongnangka - BLHD propinsi Bogor Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup - BLHD Kabupaten Bogor
PT GRAHA TUNAS SELARAS
lingkungan
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
3.2.3. Peningkatan Erosi 1. Dampak Penting Yang Dipantau Dengan adanya kegiatan konstruksi yang didalamnya terdapat kegiatan persiapan kontruksi bangunan untuk pembangunan permukiman terpadu dengan salah satu kegiatan pembukaan lahan, akan berdampak pada kemungkinan terjadinya erosi disekitar proyek permukiman terpadu. Selain itu, pembangunan fisik gedung dan pembangunan sarana dan prasarana juga meningkatkan potensi erosi. Pada areal rencana pembangunan dipantau melalui pemantauan agar tanggul yang telah dibangun tidak mengalami erosi sehingga tidak berdampak kepada sungai Cikeas. 2. Sumber Dampak Sumber dampak dari tejadi pada persiapan kontruksi bangunan, pembangunan fisik gedung, serta pembangunan sarana dan prasarana penunjang. 3. Parameter Lingkungan yang Dipantau Tidak terjadi erosi. 4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Agar tidak terjadi erosi yang berdampak kepada masyarakat sekitar permukiman terpadu. 5.
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup Metode Pengumpulan dan Analisis Data Pemantauan dilakukan dengan pengamatan lapang. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Tanggul sepanjang sungai Cikeas. Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan Pemantauan lingkungan dilakukan sesuai dengan tahap pelaksanaan kegiatan mobilisasi alat dan material, pembangunan fisik gedung, dan pembangunan sarana dan prasarana penunjang yaitu 1 tahun sekali.
6.
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup
PT GRAHA TUNAS SELARAS
89
90
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
-
-
Dinas/Badan yang menangani Kabupaten Bogor Dishub Kabupaten Bogor BPDAS Propinsi Jawa Barat Kecamatan Bojongnangka BLHD propinsi Bogor
pencemaran
lingkungan
Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup - BLHD Kabupaten Bogor 3.2.4. Penurunan Kualitas Air Permukaan 1. Dampak Penting Yang Dipantau Dengan adanya kegiatan konstruksi yang didalamnya terdapat kegiatan persiapan konstruksi, pembangunan fisik gedung dan pembangunan sarana prasarana prasarana penunjang untuk pembangunan permukiman terpadu, akan berdampak pada kualitas air permukaan di sungai cikeas yang berada disekitar proyek permukiman terpadu. Hal tersebut berpotensi mengakibatkan pencemaran air sungai yang dapat digunakan masyarakat. Pada areal rencana pembangunan dipantau melalui pengambilan sampel dan uji lab, kemudian hasil dibandingkan dengan baku mutu kualitas air pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. 2. Sumber Dampak Sumber dampak dari terjadi pada persiapan konstruksi, pembangunan fisik gedung dan pembangunan sarana prasarana prasarana penunjang untuk pembangunan permukiman terpadu. 3. Parameter Lingkungan yang Dipantau Kualitas air sesuasi dengan baku mutu Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air dengan parameter berupa TSS, COD, BOD, dan DO. 4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Sungai cikeas yang dipergunakan oleh masyarakat tidak tercemar, sehingga sungai dapat dipergunakan sebagai bahan baku air minum pdam. 5.
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup Metode Pengumpulan dan Analisis Data
PT GRAHA TUNAS SELARAS
91
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Pengambilan sampel di sungai cikeas. Analisis data diperbandingkan dengan baku mutu kualitas air III PPRI No. 82 tahun 2001. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Lokasi pengambilan sampel air permukaan di bagian Hulu, Tengah dan Hilir sepanjang lokasi kegiatan Sungai Cikeas. Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan 6 bulan sekali disaat musim kemarau dan musim hujan. Untuk mengetahui kualitas air disaat debit air dalam jumlah berbeda.
6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup - Dinas/Badan yang menangani pencemaran Kabupaten Bogor - Dishub Kabupaten Bogor - BPDAS Propinsi Jawa Barat - Kecamatan Bojongnangka - BLHD propinsi Bogor
lingkungan
Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup - BLHD Kabupaten Bogor 3.2.5. Peningkatan Limpasan Air Permukaan 1. Dampak Penting Yang Dipantau Dengan adanya kegiatan konstruksi yang didalamnya terdapat kegiatan persiapan kontruksi bangunan untuk pembangunan permukiman terpadu serta pembangunan sarana dan prasarana, akan berdampak pada peningkatan limpasan air permukaan di sungai cikeas yang berada disekitar proyek permukiman terpadu. Hal tersebut berpotensi mengakibatkan banjir dipermukiman proyek dan pemukiman sekitar proyek permukiman terpadu. Pada areal rencana pembangunan dipantau melalui melihat debit dan volume sungai cikeas kemudian hasil dianalisis menggunakan metode rasional. 2. Sumber Dampak Sumber dampak dari terjadi pada persiapan konstruksi bangunan, diamana terdapat kegiatan pembukaan lahan serta PT GRAHA TUNAS SELARAS
92
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
pembangunan sarana pembangunan jalan.
dan
prasarana
penunjang
pada
3. Parameter Lingkungan yang Dipantau Parameter yang dipantau berupa Volume dan Debit air sungai. 4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Tujuan pemantauan yaitu agar sekitar pemukiman tidak terjadi banjir 5.
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup Metode Pengumpulan dan Analisis Data Pemantauan dilakukan dengan pengamatan lapang. Analisis data dilakukan dengan metode “Rasional”.
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan dilakukan dengan pengamatan lapang. Analisis data dilakukan dengan metode “Rasional”. Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan Setiap hari pemantauan debit dan volume air 6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup - Dinas/Badan yang menangani pencemaran Kabupaten Bogor - Dishub Kabupaten Bogor - BPDAS Propinsi Jawa Barat - Kecamatan Bojongnangka - BLHD propinsi Bogor
lingkungan
Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup - BLHD Kabupaten Bogor 3.2.6. Penurunan Kelimpahan Vegetasi 1. Dampak Penting yang Dipantau Penurunan kelimpahan vegetasi dari kondisi tutupan lahan yang bersifat heterogen menjadi lahan yang relatif terbuka diprakirakan akan menyebabkan hilangnya berbagai jenis flora, namun vegetasi yang teridentifikasi pada daerah ini (rona awal
PT GRAHA TUNAS SELARAS
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
lingkungan) tidak memiliki nilai komersial tinggi dan tidak termasuk dalam daftar tanaman dilindungi. 2.
Sumber Dampak Sumber dampak terhadap penurunan kelimpahan vegetasi adalah kegiatan pembersihan lahan pada tahap konstruksi.
3.
Parameter Lingkungan yang Dipantau Keragaman jenis vegetasi pada lokasi pembangunan hunian terpadu PT. Graha Tunas Selaras
4.
Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup - Memonitor dan mengetahui populasi dan kondisi vegetasi di lokasi rencana kegiatan pembangunan hunian terpadu PT. Graha Tunas Selaras - Mengetahui efektivitas kegiatan pengelolaan keragaman dan kelimpahan flora yang telah dilakukan oleh PT. Graha Tunas Selaras. -
5.
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup Metode Pengumpulan dan Analisis Data Metode yang digunakan adalah “Metode Jalur Berpetak”, cara ini sebagai modifikasi cara petak ganda atau cara jalur. Dalam studi ini dilakukan kombinasi antara cara jalur dan cara garis berpetak, yaitu untuk pohon dilakukan cara jalur, sedangkan untuk semai, pancang, dan tiang dengan cara garis berpetak. Jalur pengamatan diletakkan dengan posisi memotong tegak lurus garis kontur, panjang jalur adalah 1.000 m dengan jarak antara jalur adalah 500 m. Lokasi pengambilan sampel dicatan koordinatnya menggunakan GPS.
Gambar 1. Jalur Pengamatan Vegetasi Darat Keterangan : Petak A = petak ukur untuk semai dengan ukuran 2 m x 2 m Petak B = petak ukur untuk pancang dengan ukuran 5 m x 5 m PT GRAHA TUNAS SELARAS
93
94
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Petak C = petak ukur untuk tiang dengan ukuran 10 m x 10 m Petak D = petak ukur untuk pohon dengan ukuran 20 m x 20 m Semua tumbuhan pada berbagai tingkat pertumbuhan diidentifikasi jenisnya, dengan ketentuan : - Tingkat pohon, dengan diameter > 20 cm. Dilakukan pengukuran terhadap diameter dan tinggi - Tingkat tiang, dengan diameter 10 - 20 cm. Dilakukan pengukuran terhadap diameter dan tinggi. - Tingkat pancang, dengan diameter kurang dari 10 cm. Dilakukan pengukuran terhadap jumlah dan jenisnya - Tingkat semai, dengan tinggi < 1,5 m. Dilakukan pengukuran terhadap jumlah dan jenisnya. Letak petak ukur masing-masing tingkat pertumbuhan disusun berselang-selang digunakan untuk mengetahui keadaan vegetasi di dalam dan di sekitar rencana lokasi pertambangan bauksit, di samping penghitungan dan pengamatan terhadap plot-plot pengambilan contoh, juga dilakukan inventarisasi kualitatif terhadap flora/vegetasi yang ada. Metode analisa data : Dari hasil pengukuran/pengamatan terhadap petak-petak contoh di lokasi kegiatan pertambangan bauksit, selanjutnya dihitung dengan rumus-rumus menurut Mueller-Dombois dan Ellenberg, (1974) sebagai berikut: Jumlah Individu Suatu Jenis KR Kerapatan Relatif x100% Luas Petak Sampel
Kerapatan Jenis Dominansi Jenis
Jumlah Individu Suatu Jenis Luas Petak Sampel
Jumlah Bidang Dasar Suatu Jenis Luas Petak Sampel
Dominansi Relatif Suatu Jenis
Frekuensi Jenis
Dominansi Seluruh Jenis
x100 %
Jumlah Petak Suatu Jenis Jumlah Seluruh Petak sampel
Frekuensi Relatif Jenis
Dominansi Suatu Jenis
Frekuensi Suatu Jenis Frekuensi Seluruh Jenis
x 100%
Vegetasi Tingkat Tiang dan Pohon Nilai Penting = Kerapatan Relatif + Dominasi Relatif Frekuensi Relatif Vegetasi Tingkat Semai dan Pancang Nilai Penting = Kerapatan Relati + Frekuensi Relatif Keanekaragaman Jenis (Index of Diversity )
PT GRAHA TUNAS SELARAS
+
95
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Menurut Odum (1971) rumus untuk Indeks keanekaragaman jenis dari Shannon-Wienner (1963) adalah : s
H pi log pi '
dimana
i 1
N
H' Log S
Keterangan : e = Indeks Kemerataan H’ = Indeks Keanekaragaman Shannon S = Jumlah jenis Indeks kesamaan (Index of Similarity ) Iss
ni
Keterangan : H’ = Indeks keanekaragaman Shannon-Wienner ni = Jumlah individu dari suatu jenis spesies N = Jumlah total individu seluruh jenis Kemerataan Jenis (Epenness Index ) e
pi
2C
A
B
x100 %
Keterangan : Iss = Indeks Kesamaan Jenis Sorensen A = Jumlah jenis tumbuhan di daerah 1 B = Jumlah jenis tumbuhan di daerah 2 C = Jumlah Jenis tumbuhan yang sama di kedua daerah 1 dan 2 Potensi Tegakan v
1 . . D 2 .T .0,7 4 10.000
Keterangan : v = volume (m3) D = diameter yang diukur setinggi dada; 1,3 m (DBH) atau 20 cm di atas Banjir (DAB) T = tinggi pohon Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Lokasi pemantauan dilakukan pada areal hunian terpadu PT. Graha Tunas Selaras
pembangunan
Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan Pemantauan lingkungan dilakukan selama perusahaan beroperasi dengan frekuensi pemantauan dilakukan 1 (satu) tahun sekali. 6.
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
PT GRAHA TUNAS SELARAS
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup - Unit yang menangani lingkungan hidup Kabupaten Bogor - Unit yang menangani lingkungan hidup Kota Depok - Badan yang menangani lingkungan hidup (BLHD) Propinsi Jawa Barat - Unit yang menangani perumahan di Kabupaten Bogor dan di Kota Depok Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup - Unit yang menangani lingkungan hidup Kabupaten Bogor - Unit yang menangani lingkungan hidup Kota Depok - Badan yang menangani lingkungan hidup (BLHD) Propinsi Jawa Barat - Unit yang menangani perumahan di Kabupaten Bogor dan di Kota Depok -
3.2.7. Penurunan Keragaman Dan Kelimpahan Satwa 1. Dampak Penting yang Dipantau Penurunan keragaman dan kelimpahan satwa merupakan dampak turunan dari penurunan keragaman dan kelimpahan jenis vegetasi. Bagi satwa, keberadaan berbagai jenis vegetasi sangat penting bagi kelangsungan hidupnya, karena merupakan tempat berlindung/habitat (covering ), mencari makan (feeding ) dan berkembang biak (breeding ). Adanya gangguan terhadap keragaman dan kelimpahan jenis flora, maka akan mengganggu juga kelangsungan hidup satwa. Adanya gangguan tersebut menyebabkan berbagai jenis satwa melakukan migrasi ke wilayah lain yang relatif lebih aman bagi kelangsungan hidupnya. 2.
Sumber Dampak Kegiatan pembersihan lahan dan pematangan lahan pada persiapan konstruksi dan pembanguan (Tahap: Konstruksi)
3. Parameter Lingkungan yang Dipantau Keragaman dan kelimpahan jenis satwa, terutama jenis satwa yang dilindungi di lokasi rencana pembangunan hunian terpadu PT. Graha Tunas Selaras 4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup - Memonitor dan mengetahui populasi dan kondisi satwa di lokasi rencana pembangunan hunian terpadu PT. Graha Tunas Selaras PT GRAHA TUNAS SELARAS
96
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
-
5.
Mengetahui efektivitas kegiatan pengelolaan keragaman dan kelimpahan satwa yang telah dilakukan oleh PT. Graha Tunas Selaras.
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup Metode Pengumpulan dan Analisis Data - Pola penyebaran populasi satwa terestrial yang bersifat random, maka pengamatan mamalia, reptilia dan amfibia sebagai data primernya, dilakukan dengan Metode Penjelajahan (Fandelli , 1992) dan Line Transect Methods (Operton , 1971 dalam Suripto, 2000). Pengamatan menggunakan metode jalur/transek dengan lebar jalur tetap kanan kiri 30 m. Jarak antar jalur 200 meter dengan panjang jalur sepanjang 2.000 m. Bentuk jalur pengamatan tersaji pada Gambar 2.3. - Pengamatan mencatat jumlah satwa atau satwa liar yang ditemukan di dalam jalur pengamatan atau jalur contoh, baik satwa yang terbang, bertengger atau berada di pohon maupun yang berada/berjalan atau hidup di atas tanah. Satwa atau satwa liar yang terlihat diidentifikasi dengan melihat ciri-cirinya dengan menggunakan buku panduan lapangan dan bantuan pengenal satwa liar setempat. komunitas aves , menggunakan metode - Pengamatan perjumpaan langsung dan point count . Untuk pengambilan data aves dilakukan pagi hari antara pukul 06.00 – 11.00. Tiap plot dilakukan pencatatan selama 20 menit, setelah 20 menit pencatatan dipindahkan pada lokasi baru dan dilakukan pencatatan dengan waktu yang sama (selama 20 menit), demikian seterusnya sampai seluruh area terwakili (Fachrul, 2007). - Untuk amfibia, karena merupakan hewan nocturnal , maka pengumpulan data dilakukan pada malam hari mulai pukul 19.00 – 24.00. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode transek dengan panjang jalur 2.000 m untuk area perairan dan 800 m untuk terestrial. - Untuk jenis satwa langka dan dilindungi (jika ada), dilakukan dengan menghimpun data sekunder dari wawancara dengan masyarakat desa setempat dan instansi terkait yang disertai dengan buku identifikasi untuk mempermudah masyarakat mengenalinya.
PT GRAHA TUNAS SELARAS
97
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Gambar 2. Jalur Pengamatan Satwa Darat
Pada analisis satwa darat yaitu keanekaragaman jenis dilakukan dengan menyatakan Indeks Keanekaragaman (Odum, 1996) : - Indeks Dominansi ( C) Simsons Index C = (ni/N)2 Keterangan : C = Indeks Dominansi ni = Jumlah individu suatu jenis N = Jumlah individu seluruh jenis - Indeks Keanekaragaman Umum (Shannon Index ) H' -
ni
ni
N log N
Keterangan : H’ = Indeks keanekaragaman Shannon-Wienner Ni = jumlah individu dari suatu jenis ispesies N = Jumlah total individu seluruh jenis - Indeks Kemerataan (Epenness Index ) H' e Log S
Keterangan : e = Indeks Kemerataan H’ = Indeks Keanekaragaman Shannon S = Jumlah jenis - Indeks kesamaan (Index of Similarity )
PT GRAHA TUNAS SELARAS
98
99
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Iss
2C
A
B
x100
%
Keterangan : Iss = Indeks Kesamaan Jenis Sorensen A = Jumlah jenis tumbuhan di daerah 1 B = Jumlah jenis tumbuhan di daerah 2 C = Jumlah Jenis tumbuhan yang sama di kedua daerah 1 dan 2 Hasil perhitungan tersebut diatas kemudian dianalisa secara deskriptif. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Lokasi pemantauan dilakukan pada areal hunian terpadu PT. Graha Tunas Selaras
pembangunan
Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan Pemantauan lingkungan dilakukan selama perusahaan beroperasi dengan frekuensi pemantauan dilakukan 1 (satu) tahun sekali. 6.
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras
Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup - Unit yang menangani lingkungan hidup Kabupaten Bogor - Unit yang menangani lingkungan hidup Kota Depok - Badan yang menangani lingkungan hidup (BLHD) Propinsi Jawa Barat - Unit yang menangani perumahan di Kabupaten Bogor dan di Kota Depok Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup - Unit yang menangani lingkungan hidup Kabupaten Bogor - Unit yang menangani lingkungan hidup Kota Depok - Badan yang menangani lingkungan hidup (BLHD) Propinsi Jawa Barat - Unit yang menangani perumahan di Kabupaten Bogor dan di Kota Depok -
3.2.8. Adanya Kesempatan Kerja 1. Dampak Penting yang Dipantau
PT GRAHA TUNAS SELARAS
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Kegiatan penerimaan tenaga kerja yang dilakukan oleh PT. Graha Tunas Selaras diprakirakan akan meningkatkan kesempatan kerja bagi masyarakat di sekitar lokasi permukiman. 2. Sumber Dampak Sumber dampak dari adanya kesempatan kerja dan berusaha adalah pelaksanaan kegiatan penerimaan tenaga kerja. 3. Parameter Lingkungan yang Dipantau Terserapnya penduduk usia produktif menjadi tenaga kerja langsung untuk bekerja pada perusahaan. Berkurangnya jumlah pengangguran berasal dari desa-desa sekitar lokasi kegiatan proyek. 4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Mengoptimalkan kegiatan penerimaan tenaga kerja untuk meningkatkan peluang kerja dan berusaha. 5.
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup Alat dan Bahan Peta, panduan diskusi, form isian atau kuisioner; alat dokumentasi : kamera, tape recorder ; kertas dan alat tulis. Metode Pengumpulan dan Analisis Data Wawancara, merupakan alat penggalian informasi berupa tanya jawab yang sistematis tentang pokok-pokok bahasan/topik tertentu yang telah dirumuskan. Wawancara ini dilakukan secara santai dalam suasana penuh kekeluargaan dengan komunikasi dua arah. Metode Analisis Data : - Kuantitatif dan Deskriptif Kualitatif - Penera yang digunakan untuk mengetahui Kesempatan Kerja: KKLK = (TKLK : PLK) x 100% KKLK : Kesempatan Kerja yang tercipta untuk masyarakat lokal (%) TKLK : Tenaga Kerja yang direkrut dari masyarakat lokal (jiwa) PLK : Jumlah pengangguran di tingkat lokal (jiwa) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan di desa/kelurahan yang berada di dalam dan/atau di sekitar lokasi rencana kegiatan
PT GRAHA TUNAS SELARAS
100
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
permukiman terpadu PT. GTS, yaitu Desa Bojongnangka, Desa Kranggen, Kel Tapos dan Kel Cimpaeun. Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan Pemantauan lingkungan dilakukan selama perusahaan beroperasi dengan frekuensi pemantauan 1 (satu) tahun sekali. 6.
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Jabar BLHD Kabupaten Bogor BLHD Provinsi Jabar -
Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Jabar BLHD Kabupaten Bogor BLHD Provinsi Jabar 3.2.9. Perubahan Persepsi Masyarakat 1. Dampak Penting Yang Dipantau Dengan penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat, secara tidak langsung akan mempengaruhi persepsi masyarakat menjadi lebih positif. 2. Sumber Dampak Sumber dampak dari perubahan persepsi masyarakat adalah pelaksanaan kegiatan penerimaan tenaga kerja. 3. Parameter Lingkungan yang Dipantau Sebanyak 70% masyarakat menerima kehadiran proyek secara positif. 4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Meningkatkan sikap dan persepsi positif terhadap dengan kehadiran proyek permukiman terpadu. 5.
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup Alat dan Bahan Peta, panduan diskusi, form isian atau kuisioner; alat dokumentasi : kamera, tape recorder ; kertas dan alat tulis.
PT GRAHA TUNAS SELARAS
101
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Metode Pengumpulan dan Analisis Data Wawancara, merupakan alat penggalian informasi berupa tanya jawab yang sistematis tentang pokok-pokok bahasan/topik tertentu yang telah dirumuskan. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan di desa/kelurahan yang berada di dalam dan/atau di sekitar lokasi rencana kegiatan permukiman terpadu PT. GTS, yaitu Desa Bojongnangka, Desa Kranggen, Kel Tapos dan Kel Cimpaeun. Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan Pemantauan lingkungan dilakukan selama perusahaan beroperasi dengan frekuensi pemantauan 1 (satu) tahun sekali. 6.
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Bogor Pemerintah Kota Depok BLHD Kabupaten Bogor BLHD Provinsi Jabar Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Bogor Pemerintah Kota Depok BLHD Kabupaten Bogor BLHD Provinsi Jabar
3.2.10. Gangguan Lalu Lintas 1. Dampak Penting Yang Dipantau Dengan adanya kegiatan konstruksi yang didalamnya terdapat kegiatan mobilitas alat, material dan pembangunan sarana dan bangunan penunjang untuk pembangunan permukiman terpadu, akan membuka aksesibilitas ke wilayah secara internal dan eksternal dan terjadinya aktivitas mobilisasi dengan truk-truk pengangkut di areal lokasi pembangunan. Hal tersebut berpotensi meningkatkan gangguan lalu lintas di sekitar areal pembangunan. Pada areal rencana pembangunan dipantau melalui penempatan petugas jaga di akses keluar masuk lokasi kegiatan, pengaturan akses keluar masuk kendaraan, PT GRAHA TUNAS SELARAS
102
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
mengatur jumlah angkutan kendaraan maksimal yang mampu ditampung di dalam areal proyek, sehingga tidak ada mobil yang diparkir di luar proyek atau jalan, penataan parkir hingga menyediakan kelengkapan penunjang prasarana lalulintas, meliputi rambu dan marka jalan. 2. Sumber Dampak Sumber dampak dari terganggunya adalah kegiatan mobilitas alat, material dan pembangunan sarana dan bangunan penunjang pada tahap konstruksi. 3. Parameter Lingkungan yang Dipantau Paramater lingkungan atas dampak gangguan lalu lintas di areal rencana kegiatan pembangunan PT. Graha Tunas Selaras yang dipatau berupa tidak terjadi antrian mobil, kapasitas jalan lancar dan stabil. 4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Untuk mengetahui efektifitas pengelolaan terhadap gangguan lalu lintas di kawasan proyek. 5.
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup Metode Pengumpulan dan Analisis Data Metoda yang digunakan untuk pengambilan data dengan melakukan survey di lokasi kegiatan khususnya pada Jl Raya Tapos, Jl. Cilangkap, Jl. Bogor 1, Bogor 2, Bogor 3 rencana kegiatan pembangunan permukiman terpadu PT. Graha Tunas Selaras, kemudian data dianalisa secara deskriptif. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Jl. Raya Tapos, Jl. Raya Bogor 1, Jl. Raya Bogor 2, Jl Raya Bogor 3 dan Jl Cilangkap pada lokasi rencana kegiatan pembangunan permukiman terpadu PT. Graha Tunas Selaras. Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan Pemantauan lingkungan dilakukan sesuai dengan tahap pelaksanaan kegiatan mobilisasi alat dan material dan pembangunan sarana dan prasarana penunjang.
6.
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup - Dinas/Badan yang menangani lalu lintas Kabupaten Bogor
PT GRAHA TUNAS SELARAS
103
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
-
Dishub Kabupaten Bogor dan Kota Depok Polres Kabupaten Bogor DLLAJR Kabupaten Bogor dan Kota Depok Kecamatan Bojongnangka Bappeda Kabupaten Bogor dan Kota Depok
Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup - BLHD Kabupaten Bogor dan Kota Depok 3.2.11. Kerusakan Jalan 1. Dampak Penting Yang Dipantau Dengan adanya kegiatan konstruksi yang didalamnya terdapat kegiatan mobilitas alat, material dan pembangunan sarana dan bangunan penunjang untuk pembangunan permukiman terpadu, akan terjadi aktivitas mobilisasi dengan truk-truk pengangkut di areal lokasi pembangunan. Dengan aktivitas tersebut diperkirakan akan berdampak pada kerusakan jalan karena kondisi eksisting masih berupa tanah yang dipadatkan yang dilapisi oleh batu kerikil. Dengan beban volume moda transportasi proyek yang tinggi, kapasitas peralatan berat dan kendaraan proyek yang menyebabkan beban gandar yang tidak sesuai kapasitas jalan. Pada areal rencana pembangunan dipantau melalui penempatan petugas jaga di akses keluar masuk lokasi kegiatan, pengaturan akses keluar masuk kendaraan, mengatur jumlah angkutan kendaraan maksimal yang mampu ditampung di dalam areal proyek, sehingga tidak ada mobil yang diparkir di luar proyek atau jalan, penataan parkir hingga menyediakan kelengkapan penunjang prasarana lalulintas, meliputi rambu dan marka jalan. 2. Sumber Dampak Sumber dampak dari terganggunya adalah kegiatan mobilitas alat, material dan pembangunan sarana dan bangunan penunjang pada tahap konstruksi. 3. Parameter Lingkungan yang Dipantau Paramater lingkungan atas dampak gangguan lalu lintas di areal rencana kegiatan pembangunan PT. Graha Tunas Selaras yang dipatau berupa tidak terdapat jalan rusak sehingga jalan mudah dilalui. 4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Untuk mengetahui efektifitas pengelolaan terhadap kerusakan jalan di kawasan proyek. PT GRAHA TUNAS SELARAS
104
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
5.
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup Metode Pengumpulan dan Analisis Data Metoda yang digunakan untuk pengambilan data dengan melakukan survey kapasitas jalan dan persimpangan di lokasi kegiatan khususnya pada Jl Raya Tapos, Jl. Cilangkap, Jl. Bogor 1, Bogor 2, Bogor 3 rencana kegiatan pembangunan permukiman terpadu PT. Graha Tunas Selaras, kemudian data dianalisa secara deskriptif. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Jl. Raya Tapos, Jl. Raya Bogor 1, Jl. Raya Bogor 2, Jl Raya Bogor 3 dan Jl Cilangkap pada lokasi rencana kegiatan pembangunan permukiman terpadu PT. Graha Tunas Selaras. Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan Pemantauan lingkungan dilakukan 6 bulan sekali dan sesuai dalam tahap pelaksanaan kegiatan mobilisasi alat dan material dan pembangunan sarana dan prasarana penunjang.
6.
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup - Dishub Kabupaten Bogor dan Kota Depok - BLHD Kabupaten Bogor dan Kota Depok -
Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup - Dishub Kabupaten Bogor dan Kota Depok - BLHD Kabupaten Bogor dan Kota Depok 3.2.12. Aksesibilitas Jalan 1. Dampak Penting Yang Dipantau Pembangunan prasarana jalan dan jembatan ini sangat penting untuk menunjang kelancaran operasional pembangunan permukiman terpadu PT. GTS. Pembukaan akses jalan raya Tapos, jalan menuju pintu tol Cimanggis dan jalan Cikuda – Kranggan, pembangunan jembatan dan LRT diperkirakan akan membuka aksesibilitas menuju dan keluar kawasan. Hal ini dapat memberikan dampak meningkatnya kelancaran operasional di internal kawasan dan eksternal kawasan yang akan memicu pertumbuhan wilayah. 2. Sumber Dampak PT GRAHA TUNAS SELARAS
105
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Sumber dampak dari pembangunan pemukiman terpadu ini adalah aktivitas penghuni pemukiman dan masyarakat umum. 3. Parameter Lingkungan yang Dipantau Paramater lingkungan atas aksesibilitas jalan ini adalah Kemudahan akses dan keamanan penghuni pemukiman dan masyarakat umum untuk memanfaatkan jalan 4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Untuk mengetahui efektifitas pengelolaan terhadap aksesibilitas sarana dan prasarana yang dibangun. 5.
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup Metode Pengumpulan dan Analisis Data Metoda yang digunakan untuk pengambilan data adalah dengan pemantauan secara langsung di lokasi kegiatan Pemukiman lokasi PT GTS, dan lokasi jalan utama keluar masuk lokasi pemukiman. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Lokasi pemantauan lingkunan hidup dilaksanakan di Pemukiman lokasi PT GTS, dan lokasi jalan utama keluar masuk lokasi pemukiman Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan Pemantauan lingkungan dilakukan 6 bulan sekali dan sesuai dalam tahap pelaksanaan kegiatan mobilisasi alat dan material dan pembangunan sarana dan prasarana penunjang.
6.
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup PT Graha Tunas Selaras Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup - Kapolsek setempat Security Dishub Kabupaten Bogor dan kota Depok
Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup - Kapolsek setempat - Security - Dishub Kabupaten Bogor dan kota Depok
PT GRAHA TUNAS SELARAS
106
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
3.3. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Tahap Operasi 3.3.1. Penurunan Kualitas Air Permukaan 1. Dampak Penting Yang Dipantau Dengan adanya kegiatan operasi yang didalamnya terdapat kegiatan aktivita hunian, dan penanganan limbah untuk pembangunan permukiman terpadu, akan berdampak pada kualitas air permukaan di sungai Cikeas yang berada disekitar proyek permukiman terpadu. Hal tersebut berpotensi mengakibatkan pencemaran air sungai yang dapat digunakan masyarakat. Pada areal rencana pembangunan dipantau melalui pengambilan sampel dan uji lab, kemudian hasil dibandingkan dengan baku mutu kualitas air pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. 2. Sumber Dampak Sumber dampak dari terjadi pada Aktivita Hunian dan Penanganan Limbah. 3. Parameter Lingkungan yang Dipantau Kualitas air sesuasi dengan baku mutu Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air dengan parameter berupa TSS, COD, BOD, dan DO. 4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Sungai cikeas yang dipergunakan oleh masyarakat tidak tercemar, sehingga sungai dapat dipergunakan sebagai bahan baku air minum pdam. 5.
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup Metode Pengumpulan dan Analisis Data Pengambilan sampel di sungai cikeas. Analisis data diperbandingkan dengan baku mutu kualitas air III PPRI No. 82 tahun 2001. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Lokasi pengambilan sampel air permukaan di bagian Hulu, Tengah dan Hilir sepanjang lokasi kegiatan Sungai Cikeas. Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan 6 bulan sekali disaat musim kemarau dan musim hujan. Untuk mengetahui kualitas air disaat debit air dalam jumlah berbeda.
PT GRAHA TUNAS SELARAS
107
108
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup - Dinas/Badan yang menangani pencemaran Kabupaten Bogor - Dishub Kabupaten Bogor - BPDAS Propinsi Jawa Barat - Kecamatan Bojongnangka - BLHD propinsi Bogor
lingkungan
-
Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup BLHD Kabupaten Bogor 3.3.2. Peningkatan Limpasan Air Permukaan 1. Dampak Penting Yang Dipantau Dengan adanya kegiatan operasi yang didalamnya terdapat kegiatan aktivitas hunian, akan berdampak pada peningkatan limpasan air permukaan di sungai cikeas yang berada disekitar proyek permukiman terpadu. Hal tersebut berpotensi mengakibatkan banjir dipermukiman proyek dan pemukiman sekitar proyek permukiman terpadu. Pada areal rencana pembangunan dipantau melalui melihat debit dan volume sungai cikeas kemudian hasil dianalisis menggunakan metode rasional. 2. Sumber Dampak Sumber dampak dari terjadi pada aktivitas hunian. 3. Parameter Lingkungan yang Dipantau Parameter yang dipantau berupa Volume dan Debit air sungai. 4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Tujuan pemantauan yaitu agar sekitar pemukiman tidak terjadi banjir 5.
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup Metode Pengumpulan dan Analisis Data Pemantauan dilakukan dengan pengamatan lapang .Analisis data dilakukan dengan metode “Rasional”. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan dilakukan dengan pengamatan lapang .Analisis data dilakukan dengan metode “Rasional”.
PT GRAHA TUNAS SELARAS
109
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan Setiap hari pemantauan debit dan volume air
6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup - Dinas/Badan yang menangani pencemaran Kabupaten Bogor - Dishub Kabupaten Bogor - BPDAS Propinsi Jawa Barat - Kecamatan Bojongnangka - BLHD propinsi Bogor
lingkungan
Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup - BLHD Kabupaten Bogor 3.3.3. Adanya Kesempatan Kerja Dan Berusaha 1. Dampak Penting yang Dipantau Kegiatan penerimaan tenaga kerja, aktivitas hunian serta aktivitas perdagangan dan jasa yang dilakukan oleh PT. Graha Tunas Selaras diprakirakan akan meningkatkan kesempatan kerja dan peluang berusaha bagi masyarakat di sekitar lokasi permukiman. 2. Sumber Dampak Sumber dampak dari adanya kesempatan kerja dan berusaha adalah pelaksanaan kegiatan penerimaan tenaga kerja, aktivitas hunian serta aktivitas perdagangan dan jasa. 3. Parameter Lingkungan yang Dipantau - Terserapnya penduduk usia produktif menjadi tenaga kerja langsung untuk bekerja pada perusahaan. - Berkurangnya jumlah pengangguran berasal dari desa-desa sekitar lokasi kegiatan proyek. 4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Mengoptimalkan kegiatan penerimaan tenaga kerja untuk meningkatkan peluang kerja dan berusaha. 5.
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup Alat dan Bahan
PT GRAHA TUNAS SELARAS
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Peta, panduan diskusi, form isian atau kuisioner; alat dokumentasi : kamera, tape recorder ; kertas dan alat tulis. Metode Pengumpulan dan Analisis Data Wawancara, merupakan alat penggalian informasi berupa tanya jawab yang sistematis tentang pokok-pokok bahasan/topik tertentu yang telah dirumuskan. Wawancara ini dilakukan secara santai dalam suasana penuh kekeluargaan dengan komunikasi dua arah. Metode Analisis Data: - Kuantitatif dan Deskriptif Kualitatif - Penera yang digunakan untuk mengetahui Kesempatan Kerja: KKLK = (TKLK : PLK) x 100% KKLK : Kesempatan Kerja yang tercipta untuk masyarakat lokal (%) TKLK : Tenaga Kerja yang direkrut dari masyarakat lokal (jiwa) PLK : Jumlah pengangguran di tingkat lokal (jiwa) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan di desa/kelurahan yang berada di dalam dan/atau di sekitar lokasi rencana kegiatan permukiman terpadu PT. GTS, yaitu Desa Bojongnangka, Desa Kranggen, Kel Tapos dan Kel Cimpaeun. Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan Pemantauan lingkungan dilakukan selama perusahaan beroperasi dengan frekuensi pemantauan 1 (satu) tahun sekali. 6.
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Jabar BLHD Kabupaten Bogor BLHD Provinsi Jabar Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup Dinas ketenaga kerjaan Kabupaten Dinas ketenaga kerjaan Provinsi Jabar BLHD Kabupaten Bogor BLHD Provinsi Jabar -
PT GRAHA TUNAS SELARAS
110
111
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
3.3.4. Peningkatan Perekonomian Lokal 1. Dampak Penting Yang Dipantau Dengan penyerapan tenaga kerja dan peluang usaha, maka masyarakat akan mempunyai pekerjaan tetap dan tambahan. Selain itu, peluang berusaha bagi masyarakat juga akan berkembang, dan secara langsung atau tidak langsung pendapatan masyarakat akan semakin meningkat. 2. Sumber Dampak Sumber dampak dari peningkatan pendapatan masyarakat adalah pelaksanaan kegiatan penerimaan tenaga kerja, aktivitas hunian serta aktivitas perdagangan dan jasa. 3. Parameter Lingkungan yang Dipantau Pendapatan tenaga kerja minimal sesuai Kabupaten Bogor
standar
UMK
4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup - Mengoptimalkan kegiatan penerimaan tenaga kerja pada tahap konstruksi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. 5.
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup Alat dan Bahan Peta, panduan diskusi, form isian atau kuisioner; alat dokumentasi : kamera, tape recorder ; kertas dan alat tulis. Metode Pengumpulan dan Analisis Data Wawancara, merupakan alat penggalian informasi berupa tanya jawab yang sistematis tentang pokok-pokok bahasan/topik tertentu yang telah dirumuskan. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan di desa/kelurahan yang berada di dalam dan/atau di sekitar lokasi rencana kegiatan permukiman terpadu PT. GTS, yaitu Desa Bojongnangka, Desa Kranggen, Kel Tapos dan Kel Cimpaeun.
Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan Pemantauan lingkungan dilakukan selama perusahaan beroperasi dengan frekuensi pemantauan 1 (satu) tahun sekali.
PT GRAHA TUNAS SELARAS
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
6.
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup Dinas Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor Dinas Pencatatan Sipil Provinsi Jabar BLHD Kabupaten Bogor BLHD Provinsi Jabar Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup Dinas Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor Dinas Pencatatan Sipil Provinsi Jabar BLHD Kabupaten Bogor BLHD Provinsi Jabar
3.3.5. Perubahan Persepsi Masyarakat 1. Dampak Penting Yang Dipantau Dengan penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat, secara tidak langsung akan mempengaruhi persepsi masyarakat menjadi lebih positif. 2. Sumber Dampak Sumber dampak dari perubahan persepsi masyarakat adalah pelaksanaan kegiatan penerimaan tenaga kerja. 3. Parameter Lingkungan yang Dipantau Sebanyak 70% masyarakat menerima kehadiran proyek secara positif. 4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Meningkatkan sikap dan persepsi positif terhadap dengan kehadiran proyek permukiman terpadu. 5.
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup Alat dan Bahan Peta, panduan diskusi, form isian atau kuisioner; alat dokumentasi : kamera, tape recorder ; kertas dan alat tulis. Metode Pengumpulan dan Analisis Data Wawancara, merupakan alat penggalian informasi berupa tanya jawab yang sistematis tentang pokok-pokok bahasan/topik tertentu yang telah dirumuskan. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
PT GRAHA TUNAS SELARAS
112
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Pengelolaan lingkungan dilakukan di desa/kelurahan yang berada di dalam dan/atau di sekitar lokasi rencana kegiatan permukiman terpadu PT. GTS, yaitu Desa Bojongnangka, Desa Kranggen, Kel Tapos dan Kel Cimpaeun. Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan Pemantauan lingkungan dilakukan selama perusahaan beroperasi dengan frekuensi pemantauan 1 (satu) tahun sekali. 6.
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Bogor Pemerintah Kota Depok BLHD Kabupaten Bogor BLHD Provinsi Jabar Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Bogor Pemerintah Kota Depok BLHD Kabupaten Bogor BLHD Provinsi Jabar -
3.3.6. Gangguan Lalu Lintas 1. Dampak Penting Yang Dipantau Dengan adanya kegiatan operasi yaitu aktivitas hunian yang didalamnya terdapat kegiatan mobilitas alat, material dan pembangunan sarana dan bangunan penunjang untuk pembangunan permukiman terpadu, akan berpotensi mengganggu lalu lintas. Total hunian sebanyak ±20.968 unit, dan diperkirakan 80% memiliki kendaraan pribadi, maka volume kendaraan yang melintas dan menggunakan jalan raya tapos; jalan cilangkap; dan jalan arteri primer Jalan Raya Bogor akan meningkat dan menyebabkan gangguan lalu lintas yang selanjutnya akan terjadi juga setelah proyek selasai dan dihuni. Meningkatnya volume lalu lintas dengan lebar ruas jalan hanya 5m maka akan menyebabkan kemcetan pada masing-masing ruas jalan tersebut. Pada areal rencana pembangunan dipantau melalui penempatan petugas jaga di akses keluar masuk pemukiman, pengaturan akses keluar masuk kendaraan, sehingga tidak ada mobil yang diparkir di luar proyek atau jalan, penataan parkir
PT GRAHA TUNAS SELARAS
113
114
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
hingga menyediakan kelengkapan penunjang lalulintas, meliputi rambu dan marka jalan.
prasarana
2. Sumber Dampak Sumber dampak dari terganggunya adalah kegiatan aktivitas hunian. 3. Parameter Lingkungan yang Dipantau Paramater lingkungan atas dampak gangguan lalu lintas di areal rencana kegiatan pembangunan PT. Graha Tunas Selaras yang dipatau berupa tidak terjadi antrian mobil, kapasitas jalan lancar dan stabil. 4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Untuk mengetahui efektifitas pengelolaan terhadap gangguan lalu lintas di kawasan proyek. 5.
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup Metode Pengumpulan dan Analisis Data Metoda yang digunakan untuk pengambilan data dengan melakukan survey di lokasi kegiatan khususnya pada Jl Raya Tapos, Jl. Cilangkap, Jl. Bogor 1, Bogor 2, Bogor 3 rencana kegiatan pembangunan permukiman terpadu PT. Graha Tunas Selaras, kemudian data dianalisa secara deskriptif. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Jl. Raya Tapos, Jl. Raya Bogor 1, Jl. Raya Bogor 2, Jl Raya Bogor 3 dan Jl Cilangkap pada lokasi rencana kegiatan pembangunan permukiman terpadu PT. Graha Tunas Selaras. Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan Pemantauan lingkungan dilakukan sesuai dengan tahap pelaksanaan kegiatan mobilisasi alat dan material dan pembangunan sarana dan prasarana penunjang.
6.
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup - Dinas/Badan yang menangani lalu lintas Kabupaten Bogor - Dishub Kabupaten Bogor dan Kota Depok - Polres Kabupaten Bogor - DLLAJR Kabupaten Bogor dan Kota Depok - Kecamatan Bojongnangka
PT GRAHA TUNAS SELARAS
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
-
Bappeda Kabupaten Bogor dan Kota Depok
Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup BLHD Kabupaten Bogor dan Kota Depok 3.3.7. Penurunan Sanitasi Lingkungan 1. Dampak Penting Yang Dipantau Apabila penanganan limbah tidak terlaksana dengan baik, maka akan berpengaruh pada sanitasi lingkungan. 2. Sumber Dampak Sumber dampak dari terganggunya adalah penanganan limbah 3. Parameter Lingkungan yang Dipantau Paramater lingkungan atas dampak penurunan sanitasi lingkungan di PT. Graha Tunas Selaras yang dipatau berupa tidak terdapat penyebaran pola penyakit baru. 4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Untuk mengetahui efektifitas pengelolaan terhadap kerusakan jalan di kawasan proyek. Pengamatan lapangan, FGD dan wawancara kuantitatifkualitatif dengan masyarakat di desa-desa - Pengumpulan data sekunder dari puskesmas setempat. pemantauan selanjutnya disajikan dalam suatu - Hasil laporan yang memuat data-data dalam bentuk tabulasi silang dan prosentase, dilengkapi dengan uraian deskriptif. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Lokasi rencana kegiatan pembangunan permukiman terpadu PT Graha Tunas Selaras. Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan Pemantauan lingkungan dilakukan selama perusahaan beroperasi dengan frekuensi pemantauan satu (1) tahun sekali atau adanya keluhan dari masyarakat dan tenaga kerja. 7.
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Dilaksanakan oleh pihak PT Graha Tunas Selaras Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup - Dinas/Badan yang menangani lalu lintasKabupaten Bogor - Dishub Kabupaten Bogor dan Kota Depok - Polres Kabupaten Bogor
PT GRAHA TUNAS SELARAS
115
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
-
DLLAJR Kabupaten Bogor dan Kota Depok Kecamatan Bojongnangka Bappeda Kabupaten Bogor dan Kota Depok
Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup - BLHD Kabupaten Bogor dan Kota Depok
PT GRAHA TUNAS SELARAS
116
117
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Tabe l 2 . R enc ana Pem anta uan Lin gku nga n ( Rpl ) S esu ai Per men Lh No. 16 Tahu n 2 012 Lamp ir an I II Dampak Lingkungan Dipantau
No
3.1 3.1.1
3.2 3.2.1
Jenis Dampak yang Timbul (bisa di ambien dan bisa di sumbernya)
Indikator / paramater
Tahap Prakonstruksi Perubahan sikap Sebanyak 70% dan persepsi masyarakat menerima masyarakat kehadiran proyek secara positif.
Tahap Konstruksi Penurunan Kualitas Udara
-
-
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara dan Emisi Tidak Bergerak Partikulat (PM10), CO, SO2, dan NO2. sesuai
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
Sumber dampak
Kegiatan sosialisasi
-
-
-
Mobilisasi Alat dan Material Persiapan konstruksi Pembanguna n Sarana Prasarana
Metode Pengumpulan & Analisa Data
Lokasi Pantau
Waktu & Frekuensi
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana
Wawancara, merupakan alat penggalian informasi berupa tanya jawab yang sistematis tentang pokok-pokok bahasan/topik tertentu yang telah dirumuskan.
Pengelolaan lingkungan dilakukan di desa/kelurahan yang berada di dalam dan/atau di sekitar lokasi rencana kegiatan permukiman terpadu PT. GTS, yaitu Desa Bojongnangka, Desa Kranggen, Kel Tapos dan Kel Cimpaeun.
Pemantauan PT. Graha lingkungan Tunas dilakukan Selaras. selama perusahaan beroperasi dengan frekuensi pemantauan 1 (satu) tahun sekali
Pemantauan dilakukan dengan pengambilan sample di lapangan. Analisis data menggunakan perbandingan baku mutu Peraturan
Lokasi pengambilan sampel pada area yang diperkirakan akan terkena dampak. Area terkena dampak
1 tahun sekali PT. Graha dan dalam Tunas tahap Selaras pelaksanaan kegiatan mobilisasi alat dan material,
Penerima Laporan
Pengawas
-
Pemerintah Kabupaten Bogor
-
Pemerintah Kabupaten Bogor
-
Pemerintah Kota Depok
-
Pemerintah Kota Depok
-
BLHD Kabupaten Bogor
-
BLHD Kabupaten Bogor
-
BLHD Provinsi Jabar
-
BLHD Provinsi Jabar
- Dishub
- Dishub
Kabupaten Bogor - BLHD Kabupaten Bogor dan - BLH Propinsi Jawa Barat
Kabupaten Bogor dan - BLHD Kabupaten Bogor dan - BLH Propinsi Jawa Barat
118
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Dampak Lingkungan Dipantau
No
Jenis Dampak yang Timbul (bisa di ambien dan bisa di sumbernya)
Indikator / paramater
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
Sumber dampak
dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Kep45/MENLH/10/1997, tentang Indeks Standart Pencemaran Udara (ISPU). 3.2.2
3.2.3
Peningkatan Kebisingan
Erosi
-
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP48/MENLH/11/1996, tentang Baku Tingkat Kebisingan
Tidak terjadinya run off dan longsor di areal sungai yang berada di sekitar lokasi permukiman PT. Graha Tunas Selaras
PT GRAHA TUNAS SELARAS
-
-
-
Metode Pengumpulan & Analisa Data
Lokasi Pantau
Penunjang
Pemerintah Republik Indonesia No. 41 tahun 1999, tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
diperkirakan searah dengan arah mata angin dominan yang mengarah ke timur
Mobilisasi Alat dan Material Persiapan Kontruksi Bangunan
Pemantauan dilakukan dengan pengambilan sampel dan analisis data dilakukan dengan perbadingan baku mutu KepMenLH No. 48 tahun 1996.
Lokasi pengambilan sampel pada area yang diperkirakan akan terkena dampak.Disekitar pemukiman terpadu
Persiapan Kontruksi Bangunan
Pemantauan dilakukan dengan pengamatan lapang. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif
Tanggul sepanjang sungai cikeas.
Waktu & Frekuensi
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana
Pengawas
Penerima Laporan
pembangunan fisik gedung, dan pembangunan sarana prasarana penunjang.
1 tahun sekali PT. Graha dan dalam Tunas tahap Selaras pelaksanaan kegiatan mobilisasi alat dan material, pembangunan fisik gedung, dan pembangunan sarana prasarana penunjang. 1 tahun sekali PT. Graha pemantauan Tunas tanggul. Selaras
- Dishub
- Dishub
Kabupaten Bogor - BLHD Kabupaten Bogor dan - BLH Propinsi Jawa Barat
Kabupaten Bogor - BLHD Kabupaten Bogor dan - BLH Propinsi Jawa Barat
- BPDAS
- BPDAS
Propinsi Jawa Barat - BLHD Kabupaten Bogor dan - BLH Propinsi
Propinsi Jawa Barat - BLHD Kabupaten Bogor dan - BLH Propinsi
119
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Dampak Lingkungan Dipantau
No
Jenis Dampak yang Timbul (bisa di ambien dan bisa di sumbernya)
Indikator / paramater
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
Sumber dampak
Metode Pengumpulan & Analisa Data
Lokasi Pantau
Waktu & Frekuensi
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana
Pengawas
Jawa Barat 3.2.4
3.2.5
3.2.6
Penurunan Kualitas Air Permukaan
Peningkatan Limpasan Air Permukaan
Penurunan kelimpahan vegetasi
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
-
-
-
Persiapan konstruksi Pembanguna n Fisik Gedung Pembanguna n Sarana Prasarana Penunjang
Pengambilan sampel di sungai cikeas. Analisis data diperbandingkan dengan baku mutu kualitas air III PPRI No. 82 tahun 2001
Lokasi pengambilan sampel air permukaan di bagian Hulu, Tengah dan Hilir sepanjang lokasi kegiatan Sungai Cikeas.
Pemantauan dilakukan dengan pengamatan lapang .Analisis data dilakukan dengan metode “Rasional”.
Tidak terjadinya run off dan sedimentasi di areal bekas dan badan air yang berada di lokasi permukiman PT. Graha Tunas Selaras
Persiapan Kontruksi Bangunan Pembangunan sarana dan prasarana penunjang
Pemantauan dilakukan dengan pengamatan lapang .Analisis data dilakukan dengan metode “Rasional”.
Kelimpahan vegetasi di lokasi pembangunan hunian terpadu PT. Graha Tunas Selaras
Kegiatan pembersihan lahan pada tahap persiapa konstruksi bangunan (Tahap : Konstruksi)
-
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Metode yang digunakan adalah “Metode Jalur Berpetak”, cara ini sebagai modifikasi cara petak ganda atau cara jalur. Dalam studi ini dilakukan kombinasi antara
Area rencana pembangunan Hunian Terpadu
Penerima Laporan
Jawa Barat
6 bulan sekali disaat musim kemarau dan musim hujan. Untuk mengetahui kualitas air disaat debit air dalam jumlah berbeda. Setiap hari pemantauan debit dan volume air.
PT. Graha Tunas Selaras
- BLHD
- BLHD
Kabupaten Bogor dan - BLH Propinsi Jawa Barat
Kabupaten Bogor dan - BLH Propinsi Jawa Barat
PT. Graha Tunas Selaras
- BPDAS
- BPDAS
Pemantauan satu tahun sekali selama tahap konstruksi
PT. Graha Tunas Selaras
Propinsi Jawa Barat - BLHD Kabupaten Bogor dan - BLH Propinsi Jawa Barat Unit yang menangani lingkungan hidup Kabupaten Bogor Unit yang menangani lingkungan hidup Kota
Propinsi Jawa Barat - BLHD Kabupaten Bogor dan - BLH Propinsi Jawa Barat Unit yang menangani lingkungan hidup Kabupaten Bogor Unit yang menangani lingkungan hidup Kota
120
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Dampak Lingkungan Dipantau
No
Jenis Dampak yang Timbul (bisa di ambien dan bisa di sumbernya)
Indikator / paramater
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
Sumber dampak
Metode Pengumpulan & Analisa Data
cara jalur dan cara garis berpetak, yaitu untuk pohon dilakukan cara jalur, sedangkan untuk semakdan perdu dengan cara garis berpetak. Jalur pengamatan diletakkan dengan posisi memotong tegak lurus garis kontur, panjang jalur adalah 1.000 m dengan jarak antara jalur adalah 500 m. Lokasi pengambilan sampel dicatan koordinatnya menggunakan GPS. Letak petak ukur masing-masing tingkat pertumbuhan disusun berselang-selang digunakan untuk
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Lokasi Pantau
Waktu & Frekuensi
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana
Penerima Laporan
Pengawas
-
-
Depok Badan yang menangani lingkungan hidup (BLHD) Propinsi Jawa Barat Unit yang menangani perumahan di Kabupaten Bogor dan di Kota Depok
-
-
Depok Badan yang menangani lingkungan hidup (BLHD) Propinsi Jawa Barat Unit yang menangani perumahan di Kabupaten Bogor dan di Kota Depok
121
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Dampak Lingkungan Dipantau
No
Jenis Dampak yang Timbul (bisa di ambien dan bisa di sumbernya)
Indikator / paramater
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
Sumber dampak
Metode Pengumpulan & Analisa Data
mengetahui keadaan vegetasi di dalam dan di sekitar rencana lokasi pembangunan hunian terpadu, di samping penghitungan dan pengamatan terhadap plot-plot pengambilan contoh, juga dilakukan inventarisasi kualitatif terhadap flora/vegetasi yang ada. - Analisa data akan dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif (kerapatan, nilai penting, keanekaragaman jenis, kemerataan jenis, index kesamaan, potensi tegakan dan volume pohon perhektar).
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Lokasi Pantau
Waktu & Frekuensi
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana
Pengawas
Penerima Laporan
122
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Dampak Lingkungan Dipantau
No
3.2.7
Jenis Dampak yang Timbul (bisa di ambien dan bisa di sumbernya)
Perubahan keragaman dan kelimpahan jenis satwa
Indikator / paramater
Keragaman dan kelimpahan satwa di lokasi rencana kegiatan pembangunan hunian terpadu PT. Graha Tunas Selaras
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
Sumber dampak
Kegiatan pembersihan dan pematangan lahan pada persiapan konstruksi dan pembangunan (tahap : konstruksi)
Metode Pengumpulan & Analisa Data
Pola penyebaran populasi satwa terestrial yang bersifat random, maka pengamatan mamalia, reptilia dan amphibia sebagai data primernya, dilakukan dengan Metode Penjelajahan (Fandelli, 1992) dan Line Transect Methods (Operton, 1971 dalam Suripto, 2000). Pengamatan menggunakan metode jalur/transek dengan lebar jalur tetap kanan kiri 30 m. Jarak antar jalur 200 meter dengan panjang jalur sepanjang 2.000 m. - Pengamatan mencatat jumlah satwa yang -
Lokasi Pantau
Lokasi pemantauan dilakukan pada areal pembanguan hunian terpadu PT Graha Tunas Selaras
Waktu & Frekuensi
Dilakukan selama tahap konstruksi dan operasi dengan frekuensi pemantauan satu tahun sekali
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana
PT. Graha Tunas Selaras
Penerima Laporan
Pengawas
-
-
-
-
Unit yang menangani lingkungan hidup Kabupaten Bogor Unit yang menangani lingkungan hidup Kota Depok Badan yang menangani lingkungan hidup (BLHD) Propinsi Jawa Barat Unit yang menangani perumahan di Kabupaten Bogor dan di Kota Depok
-
-
-
-
Unit yang menangani lingkungan hidup Kabupaten Bogor Unit yang menangani lingkungan hidup Kota Depok Badan yang menangani lingkungan hidup (BLHD) Propinsi Jawa Barat Unit yang menangani perumahan di Kabupaten Bogor dan di Kota Depok
123
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Dampak Lingkungan Dipantau
No
Jenis Dampak yang Timbul (bisa di ambien dan bisa di sumbernya)
Indikator / paramater
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
Sumber dampak
Metode Pengumpulan & Analisa Data
ditemukan di dalam jalur pengamatan atau jalur contoh, baik satwa yang terbang, bertengger atau berada di pohon maupun yang berada/berjalan atau hidup di atas tanah. Satwa liar yang terlihat diidentifikasi dengan melihat ciri-cirinya dengan menggunakan buku panduan lapangan dan bantuan pengenal satwa liar setempat. - Pengamatan komunitas aves, menggunakan metode perjumpaan langsung dan point count. Untuk pengambilan data
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Lokasi Pantau
Waktu & Frekuensi
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana
Pengawas
Penerima Laporan
124
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Dampak Lingkungan Dipantau
No
Jenis Dampak yang Timbul (bisa di ambien dan bisa di sumbernya)
Indikator / paramater
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
Sumber dampak
Metode Pengumpulan & Analisa Data
aves dilakukan pagi hari antara pukul 06.00 – 11.00. Tiap plot dilakukan pencatatan selama 20 menit, setelah 20 menit pencatatan dipindahkan pada lokasi baru dan dilakukan pencatatan dengan waktu yang sama (selama 20 menit), demikian seterusnya sampai seluruh area terwakili (Fachrul, 2007). - Untuk amfibia , karena merupakan hewan nocturnal, maka pengumpulan data dilakukan pada malam hari mulai pukul 19.00 – 24.00. Pengumpulan
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Lokasi Pantau
Waktu & Frekuensi
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana
Pengawas
Penerima Laporan
125
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Dampak Lingkungan Dipantau
No
Jenis Dampak yang Timbul (bisa di ambien dan bisa di sumbernya)
Indikator / paramater
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
Sumber dampak
Metode Pengumpulan & Analisa Data
data dilakukan dengan menggunakan metode transek dengan panjang jalur 2.000 m untuk area perairan dan 800 m untuk terestrial. - Untuk jenis satwa langka dan dilindungi, dilakukan dengan menghimpun data sekunder dari wawancara dengan masyarakat desa setempat dan instansi terkait yang disertai dengan buku identifikasi untuk mempermudah masyarakat mengenalinya Analisa data akan dilakukan secara kualitatif dan
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Lokasi Pantau
Waktu & Frekuensi
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana
Pengawas
Penerima Laporan
126
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Dampak Lingkungan Dipantau
No
3.2.7
Jenis Dampak yang Timbul (bisa di ambien dan bisa di sumbernya)
Terbukannya kesempatan kerja
Indikator / paramater
-
-
3.2.8
Perubahan persepsi masyarakat
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
Sumber dampak
Terserapnya Rekrutmen penduduk usia Tenaga Kerja produktif menjadi tenaga kerja langsung di perusahaan. Berkurangnya jumlah pengangguran berasal dari desa-desa sekitar lokasi kegiatan proyek.
Persepsi masyarakat
PT GRAHA TUNAS SELARAS
positif
Rekrutmen Tenaga Kerja
Metode Pengumpulan & Analisa Data
kuantitatif (seperti : keanekaragaman jenis, indeks dominansi, kemerataan jenis dan index kesamaan) Wawancara dan Kuesioner merupakan alat penggalian informasi berupa tanya jawab yang sistematis tentang pokokpokok bahasan/topik tertentu yang telah dirumuskan. Wawancara ini dilakukan secara santai dalam suasana penuh kekeluargaan dengan komunikasi dua arah. Wawancara dan Kuesioner merupakan alat penggalian informasi berupa tanya jawab
Lokasi Pantau
Waktu & Frekuensi
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana
Penerima Laporan
Pengawas
-Desa Bojongnangka -Desa Kranggen -Kel Tapos -Kel Cimpaeun
1 tahun sekali PT. Graha selama masa Tunas kontruksi Selaras
-
Disnaker Kab. Depok - Disnaker Provinsi Jabar - BLHD Kabupaten Bogor - BLHD Provinsi Jabar
-
-Desa Bojongnangka -Desa Kranggen -Kel Tapos -Kel Cimpaeun
1 tahun sekali
- Pemerintah
- Pemerintah
Kabupaten Bogor - Pemerintah Kota Depok
Kabupaten Bogor - Pemerintah Kota Depok
PT. Graha Tunas Selaras
Disnaker Kab. Depok - Disnaker Provinsi Jabar - BLHD Kabupaten Bogor - BLHD Provinsi Jabar
127
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Dampak Lingkungan Dipantau
No
Jenis Dampak yang Timbul (bisa di ambien dan bisa di sumbernya)
Indikator / paramater
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
Sumber dampak
Metode Pengumpulan & Analisa Data
Lokasi Pantau
Waktu & Frekuensi
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana
yang sistematis tentang pokokpokok bahasan/topik tertentu yang telah dirumuskan. Wawancara ini dilakukan secara santai dalam suasana penuh kekeluargaan dengan komunikasi dua arah. 3.2.9
Gangguan Lalu lintas
Tidak terjadi antrian mobil, kapasitas jalan lancar dan stabil.
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Kegiatan Mobilisasi Alat dan Material dan Pembangunan Sarana dan Prasarana Penunjang
Pemantauan dilakukan dengan pengamatan lapang dan juga hasil dari wawancara. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif.
Jl. Raya Tapos, Jl. Cilangkap yang berada di sekitar lokasi rencana kegiatan permukiman terpadu PT.GTS.
6 bulan sekali PT. Graha dan dalam Tunas tahap Selaras pelaksanaan kegiatan mobilisasi alat dan material dan pembangunan sarana dan prasarana penunjang
Penerima Laporan
Pengawas
-
BLHD Kabupaten Bogor - BLHD Provinsi Jabar
-
- Dinas/Badan
- BLHD
yang menangani lalu lintas Kabupaten Bogor - Dishub Kabupaten Bogor dan Kota Depok - Polres Kabupaten Bogor - DLLAJR Kabupaten Bogor dan Kota Depok
Kabupaten Bogor - BLHD Provinsi Jabar
BLHD Kabupaten Bogor - BLHD Provinsi Jabar
128
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Dampak Lingkungan Dipantau
No
Jenis Dampak yang Timbul (bisa di ambien dan bisa di sumbernya)
Indikator / paramater
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
Sumber dampak
Metode Pengumpulan & Analisa Data
Lokasi Pantau
Waktu & Frekuensi
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana
Penerima Laporan
Pengawas
- BLHD
3.2.10
3.2.11
3.3 3.3.1
Kerusakan Jalan
Aksesibilitas Jalan
Tahap Operasi Penurunan Kualitas Air Permukaan
Tidak terdapat jalan rusak sehingga jalan mudah dilalui
Kemudahan akses dan keamanan untuk memanfaatkan jalan
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Kegiatan mobilisasi alat dan material dan pembangunan sarana dan prasarana penunjang
Pemantauan dilakukan dengan pengamatan lapang dan juga hasil dari wawancara. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif.
-
Aktivitas masyarakat dan penghuni pemukiman
Pemantauan langsung
Pemukiman lokasi PT GTS, dan lokasi jalan utama keluar masuk lokasi pemukiman
6 bulan sekali
Lokasi pengambilan sampel air permukaan di
6 bulan sekali disaat musim kemarau dan musim hujan.
-
-
Aktivitas Hunian Penanganan Limbah
Pengambilan sampel di sungai cikeas. Analisis data diperbandingkan
-
-
Jalan raya Tapos-Depok Jalan menuju pintu tol Cimanggis Jalan Kranggan
6 bulan sekali PT. Graha dan dalam Tunas tahap Selaras pelaksanaan kegiatan mobilisasi alat dan material dan pembangunan sarana dan prasarana penunjang PT Graha Tunas Selaras
Kabupaten Bogor - BLHD Prov Jabar - Dishub Kabupaten Bogor dan Kota Depok - BLHD Kabupaten Bogor - BLHD Provinsi Jabar
-
PT. Graha Tunas Selaras
Kapolsek setempat Security Dishub Kabupaten Bogor dan kota Depok
- Dishub
Kabupaten Bogor dan Kota Depok - BLHD Kabupaten Bogor - BLHD Provinsi Jabar
-
Kapolsek setempat Security Dishub Kabupaten Bogor dan kota Depok
- BLHD
- BLHD
Kabupaten Bogor dan - BLH Propinsi
Kabupaten Bogor dan - BLH Propinsi
129
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Dampak Lingkungan Dipantau
No
Jenis Dampak yang Timbul (bisa di ambien dan bisa di sumbernya)
Indikator / paramater
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
Sumber dampak
Pengendalian Pencemaran Air
3.3.2
3.3.3
Peningkatan Limpasan Air Permukaan
Terbukannya kesempatan kerja dan usaha
Tidak terjadinya run off dan sedimentasi di areal bekas dan badan air yang berada di lokasi permukiman PT. Graha Tunas Selaras
-
-
Terserapnya penduduk usia produktif menjadi tenaga kerja langsung di perusahaan. Berkurangnya jumlah pengangguran berasal dari desa-desa sekitar lokasi kegiatan proyek.
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Metode Pengumpulan & Analisa Data
dengan baku mutu kualitas air III PPRI No. 82 tahun 2001
Aktivitas Hunian
-
-
-
-
-
Rekrutmen Tenaga Kerja Aktivitas hunian Aktivitas perdaganga n dan jasa
Pemantauan dilakukan dengan pengamatan lapang dan juga hasil dari wawancara. Analisis data dilakukan dengan metode “Rasional”.
Lokasi Pantau
bagian Hulu, Tengah dan Hilir sepanjang lokasi kegiatan Sungai Cikeas.
Lokasi pengambilan sampel air permukaan di bagian Hulu, Tengah dan Hilir sepanjang lokasi kegiatan Sungai Cikeas. Wawancara dan -Desa Kuesioner Bojongnangka merupakan alat -Desa Kranggen penggalian informasi -Kel Tapos berupa tanya jawab -Kel Cimpaeun yang sistematis tentang pokokpokok bahasan/topik tertentu yang telah dirumuskan. Wawancara ini dilakukan secara santai dalam suasana penuh
Waktu & Frekuensi
Untuk mengetahui kualitas air disaat debit air dalam jumlah berbeda. Setiap hari pemantauan debit dan volume air.
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Pengawas
Penerima Laporan
Jawa Barat
Jawa Barat
Pelaksana
PT. Graha Tunas Selaras
1 tahun sekali PT. Graha selama masa Tunas operasi Selaras
- BPDAS
- BPDAS
Propinsi Jawa Barat - BLHD Kabupaten Bogor dan - BLH Propinsi Jawa Barat
Propinsi Jawa Barat - BLHD Kabupaten Bogor dan - BLH Propinsi Jawa Barat
-
-
Disnaker Kab. Depok - Disnaker Provinsi Jabar - BLHD Kabupaten Bogor - BLHD Provinsi Jabar
Disnaker Kab. Depok - Disnaker Provinsi Jabar - BLHD Kabupaten Bogor - BLHD Provinsi Jabar
130
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Dampak Lingkungan Dipantau
No
Jenis Dampak yang Timbul (bisa di ambien dan bisa di sumbernya)
Indikator / paramater
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
Sumber dampak
Metode Pengumpulan & Analisa Data
Lokasi Pantau
Waktu & Frekuensi
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana
Penerima Laporan
Pengawas
kekeluargaan dengan komunikasi dua arah. 3.3.4
Peningkatan Penrekonomian Lokal
-
Meningkatnya pendapat masyarakat paling sedikit sebesar UMK Bogor
3.3.5
Perubahan persepsi masyarakat
Persepsi masyarakat
PT GRAHA TUNAS SELARAS
positif
Aktivitas hunian Aktivitas perdagangan dan jasa
Wawancara dan Kuesioner merupakan alat penggalian informasi berupa tanya jawab yang sistematis tentang pokokpokok bahasan/topik tertentu yang telah dirumuskan. Wawancara ini dilakukan secara santai dalam suasana penuh kekeluargaan dengan komunikasi dua arah.
-Desa Bojongnangka -Desa Kranggen -Kel Tapos -Kel Cimpaeun
1 tahun sekali PT. Graha selama masa Tunas operasi Selaras
-
Disnaker Kab. Depok - Disnaker Provinsi Jabar - BLHD Kabupaten Bogor - BLHD Provinsi Jabar
-
Rekrutmen Tenaga Kerja
Wawancara dan Kuesioner merupakan alat penggalian informasi berupa tanya jawab yang sistematis tentang pokokpokok
-Desa Bojongnangka -Desa Kranggen -Kel Tapos -Kel Cimpaeun
1 tahun sekali
- Pemerintah
- Pemerintah
Kabupaten Bogor - Pemerintah Kota Depok - BLHD Kabupaten
Kabupaten Bogor - Pemerintah Kota Depok - BLHD Kabupaten
-
PT. Graha Tunas Selaras
Disnaker Kab. Depok - Disnaker Provinsi Jabar - BLHD Kabupaten Bogor - BLHD Provinsi Jabar
131
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Dampak Lingkungan Dipantau
No
Jenis Dampak yang Timbul (bisa di ambien dan bisa di sumbernya)
Indikator / paramater
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
Sumber dampak
Metode Pengumpulan & Analisa Data
Lokasi Pantau
Waktu & Frekuensi
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana
bahasan/topik tertentu yang telah dirumuskan. Wawancara ini dilakukan secara santai dalam suasana penuh kekeluargaan dengan komunikasi dua arah. 3.3.6
Penurunan sanitasi lingkungan
Meningkatnya kondisi sanitasi lingkungan Masyarakat akibat adanya kegiatan pemberdayaan masyarakat dan Tersedianya sarana penunjang seperti tempat pengolahan sampah, IPAL dan balai pengobatan/puskesmas.
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Kegiatan Aktivitas Hunian sebanyak 20 ribu unit apartemen
Pemantauan dilakukan dengan pengamatan lapang dan juga hasil dari wawancara. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif.
Bogor BLHD Provinsi Jabar
Penghuni kawasan pemukiman terpadu
1 tahun sekali
PT. Graha Tunas Selaras
Penerima Laporan
Pengawas
Bogor BLHD Provinsi Jabar
-
-
Unit yang menangani lingkungan hidup Kabupaten Bogor - Dinas/Badan yang menangani kesehatan Kabupaten Bogor - Badan yang menangani lingkungan hidup (BLHD) Provinsi Jawa Barat
-
-
Unit yang menangani lingkungan hidup Kabupaten Bogor - Dinas/Badan yang menangani kesehatan Kabupaten Bogor - Badan yang menangani lingkungan hidup (BLHD) Provinsi Jawa Barat
132
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
BAB 4 JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN Seperti yang telah disebutkan dalam dokumen ANDAL, bahwa pembangunan permukiman terpadu PT. GRAHA TUNAS SELARAS berpotensi menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan fisikkimia, biologi, sosial-ekonomi budaya, kesehatan masyarakat serta keamanan masyarakat. Dan dalam rangka menghindari, mencegah, meminimalisasi dan/atau mengendalikan dampak negatif dan meningkatkan dampak positif, dilakukan dengan pengelolaan lingkungan, dan dalam melihat optimalisasi bentuk pengelolaan tersebut dilakukanlah pemantauan lingkungan. Berdasarkan hasil rencana pengelolaan lingkungan hidup terhadap dampak yang ditimbulkan dari rencana kegiatan pembangunan permukiman terpadu tersebut maka diperlukanlah ijin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yaitu sebagai berikut:
1. Ijin pembuangan limbah cair 2. Ijin penyimpanan sementara limbah B3 3. Ijin sertifikasi layak fungsi 4. Ijin mendirikan bangunan 5. Ijin sertifikasi layak huni
PT GRAHA TUNAS SELARAS
133
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
BAB 5 PERNYATAAN KOMITMEN PELAKSANAAN RKL-RPL PT GRAHA TUNAS SELARAS Jalan Let. Jend. S. Parman Kav. 28 Jakarta Barat 11470 T +62 21 569 48888
SURAT PERNYATAAN No. 500/GTS-IIA/V/2015 Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Ragil Satriyo Jabatan : Direktur Utama Alamat : Jalan Let. Jend. S. Parman Kav. 28 Jakarta Barat 11470 Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Nama Instansi : PT Graha Tunas Selaras Alamat : Jalan Let. Jend. S. Parman Kav. 28 Jakarta Barat 11470 Sehubungan dengan pelaksanaan proses AMDAL pada Badan Lingkungan Hidup Povinsi Jawa Barat atas pembangunan permukiman terpadu yang terletak di Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, dengan ini kami menyatakan sebagai berikut: 1. Bersedia melaksanakan komitmen pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup sebagaimana tercantum dalam dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RKL-RPL) Proyek Pembangunan Permukiman Terpadu di Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. 2. Bersedia melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup sebagai mana mestinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Bogor, 20 Mei 2015 PT Graha Tunas Selaras
Ragil Satriyo Direktur Utama
PT GRAHA TUNAS SELARAS
134
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
BAB 6 DAFTAR PUSTAKA Adisasmita HR. 2005. Dasar-dasar Ekonomi Wilayah. Graha Ilmu : Yogyakarta Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Arsyad S., 1989. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press, Bogor. Baku mutu kebisingan KepMenLH No. 48 tahun 1996 [BPS] Badan Pusat Statistik.2014. Data Statistik Kabupaten Bogor. BPS. Bogor. [BPS] Badan Pusat Statistik.2014. Data Statistik Kota Depok. BPS. Depok. [BPS] Badan Pusat Statistik.2015. Data Statistik Kota Depok. BPS. Depok. Canter LW. 1979. Environmental Impact Assessment , Mc Graw Hill Series in Water Resources and Environmental Engineering . USA: Mc Graw Hill Chow. 1988. Applied Hydrology . United Kingdom: McGraw-Hill Publish Departemen Pekerjaan Umum. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia . Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Marga [Dishub] Dinas Perhubungan.2010. Data Lalu Lintas Kota Depok Tahun 2010. Kota Depok. [Dishub] Dinas Perhubungan.2014. Kajian Kinerja Jalan Kota Depok Tahun 2014. Kota Depok. Hadi S P. 2009. Aspek Sosial AMDAL : Sejarah, Teori dan Metode. UGM Press. Yogyakarta. Kertapati E K.2001.Peta Wilayah Indonesia.P3G Bandung.
Rawan
Bencana
Gempa
Bumi
[KemenLH] Kementrian Negara Lingkungan Hidup.2007. Panduan Pelingkupan dalam AMDAL . Deputi Bidang Tata Lingkungan. Jakarta. Metoda sampling kualitas air mengacu pada SNI 06-2412-1991 Parameter kualitas air bersih mengacu pada Permenkes RI No.416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Persyaratan Kualitas Air Bersih.
PT GRAHA TUNAS SELARAS
135
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor
Pengambilan sampel kualitas udara mengacu pada SNI No. 19-7119.62005 Pengukuran kebisingan mengacu pada SNI No. 7231-2009 Pengukuran kualitas air permukaan mengacu pada SNI 6989.57-2008 Penilaian Kelas Lereng dilakukan menggunakan kriteria Ls yang dikeluarkan oleh Departemen Kehutanan Republik Indonesia Tahun 1997. PPRI No.82 tahun 2001 tentang kualitas air Peraturan Pemerintah Nomor 150 Tahun 2000 tentang Kriteria Baku Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 8 tahun 2013 tentang Tata laksana penilaian dan pemeriksaan dokumen lingkungan hidup Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara [PP] Peraturan Pemerintah Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. [Puskesmas] Pusat Kesehatan Masyarakat. 2015. Laporan Bulanan Puskesmas Gunung Putri Tahun 2015. Kecamatan Gunung Putri. [Puskesmas] Pusat Kesehatan Masyarakat. 2015. Laporan Bulanan Puskesmas Tapos Tahun 2015. Kecamatan Tapos. [Perda] Peraturan Daerah Kabupaten Bogor No 19 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor. Kabupaten Bogor. Pusat Lingkungan Geologi, Badan Geologi, Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral. Soemarwoto O. 2014. Analisis Mengenai Dampak Gajahmada University Press. Yogyakarta.
Lingkungan .
Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor. Stasiun Pengamatan Klapanunggal tahun 2005-2014. [SNI] Standar Nasional Indonesia No 03-2834-2002 tentang Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. PU. Jakarta. [SNI] Standar Nasional Indonesia No 03-2845-1992 tentang Tata Cara Perencanaan Rumah Susun Modular. PU. Jakarta. [SNI] Standar Nasional Indonesia No 03-2846-1992 tentang Tata Cara Perencanaan Kepadatan Bangunan Lingkungan. PU. Jakarta.
PT GRAHA TUNAS SELARAS