Imunisasi Hepatitis B (Rekombinan DNA sel ragi)
•
•
•
Dosis dan Tempat Pemberian Pada neonates dan bayi diberikan pada vastus lateralis Pada anak dan dewasa di regio deltoid Jangan diberikan di gluteal
Jadwal IDAI dan Kemenkes •
IDAI Hep B-1: Dalam 12 jam setelah lahir Heb B-2: 4 minggu dari Hep B-1 (Usia 1 bulan) Hep B-3: Interval 2-5 (terbaik 5) bulan dari Hep B-2 (usia 3-6 bulan)
•
•
•
•
•
•
Kemenkes Hep B-0 Monovalen (Uniject ) saat lahir Kombinasi DTwP/Hep B pada usia 2-3-4 bulan
•
•
•
Imunisasi Ulangan Idealnya kadar anti-HBs diperiksa saat usia 5 tahun Hep B-4 dipertimbangkan pada usia 10-12 tahun apabila belum tercapai kadar protektif
•
KIPI
Catch Up
•
Bila terlambat, tidak perlu mengulang dari awal Dapat diberikan kapan saja saat berkunjung apabila belum dilakukan Rentang dosis pertama dan kedua 4 minggu, sedangkan dosis kedua dan ketiga 8 minggu.
Reaksi lokal: nyeri, bengkak, demam ringan 2 hari Reaksi sistemik: mual, muntah, nyeri kepala, nyeri otot, nyeri sendi
•
Kontraindikasi •
•
Alergi pada komponen vaksin Demam tinggi
Keterangan Tambahan •
Pertimbangkan status HbsAg Ibu: BhsAg (+): diberikan HBIg 0,5 mL bersamaan dengan vaksin saat lahir Tidak diketahui: Berikan vaksin saat lahir; bila diketahui (+) selanjutnya, berikan HBIg 0,5 mL sebelum 7 hari.
•
•
•
•
•
Kadar anti-HBs protektif > 10 µg/ml Kadar anti-HBs berkurang dari tahun ke tahun, namun memori imunitas tetap bertahan
•
•
•
•
Bayi Prematur Ibu HBsAg (+), BL > 2000 gr: Hep B-1 dan 2 diberikan sama, sedangkan Hep B-3 usia 6 bulan dan Hep B-4 usia 12 bulan. Periksa titer anti HBs dan HbsAg pada usia 9-15
•
Vaksin kombinasi baru dapat diberikan setelah usia 6 minggu Mereka yang nonresponder, dapat diberikan vaksinasi tambahan. Bila sesudah 3 kali vaksinasi tambahan tidak terjadi serokonversi, pertimbangkan pemberian vaksin hepatitis B dosis ganda.
•
•
•
•
bulan. Apabila (-), reimunisasi dengan 3 dosis interval 2 bulan dan periksa kembali HbsAg dan Anti-HBs Ibu HbsAg (+), BL <2000 gr: diberikan HBIg dan Hep B dalam waktu 12 jam.. selanjutnya diberikan saat usia 1 bulan dan usia mencapai 2000 gr. Kemudian usia 2-3 bulan dan usia 6 bulan. Periksa anti HBs dan HbsAg usia 9-15 bulan. Apabila negative, reimunisasi seperti di atas. HbsAg (-) dan BL > 2000 gr: sama seperti anak normal HbsAg (-) dan BL < 2000 gr: imunisasi pertama saat mencapai 2000 gr atau secara klinis keadaan stabil dalam 30 hari usia kronologis. Imunisasi HepB dalam 3 dosis, yaitu 1-2 bulan, 2-4 bulan, 6-18 bulan Hbs Ag tidak diketahui dan BL < 2000 gr berikan vaksin Hep B. bila status belum diketahui dalam 12 jam, berikan HBIg saat 12
•
•
Vaksin Polio Oral-OPV (Virus hidup yang dilemahkan. Berisi virus poliomyelitis tipe 1,2,3 strain Sabin) Vaksin Polio Injeksi –IPV (virus polio inaktif dengan sedikit atau tidak ada kekebalan pada mukosa usus)
•
2 tetes/0,1 mL
•
IDAI (Imunisasi Dasar) Polio-0: saat lahir (setelah bayi mau dipulangkan dari RS untuk menghindari transmisi virus vaksin) Imunisasi dasar (polio1,-2, dan -3) diberikan pada usia 2, 4, dan 6 bulan (interval minimal 4 minggu)
•
•
•
Jika terlambat, jangan mengulangi vaksinasi dari awal tidak perduli interval keterlambatan
• •
Diare ringan, nyeri otot VAPP (1:2,5 juta OPV1)
•
•
Keuntungan OPV Memiliki community effect Tidak harus diberikan tenaga kesehatan terlatih Relatif tidak mahal
•
•
• •
0,5 mL intramuskular
•
Imunisasi Ulangan Diberikan 1 tahun sejak imunisasi polio-3 (usia 18-24 bulan) Selanjutnya saat masuk sekolah (usia 5-6 tahun)
•
•
•
•
BCG ( M. bovis yang dilemahkan)
Vaksin IPV dapata diberikan kombinasi (DTaP/IPV, DTaP/Hib/IPV)
•
•
0,05 mL intrakutan di deltoid kanan) untuk anak usia < 1 tahun 0,1 mL untuk anak > usia 1 tahun
•
IDAI (Imunisasi Dasar) Optimal diberikan 2-3 bulan Bila dilakukan > 3 bulan, dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu dan dapat dilakukan apabila hasil
•
•
•
> 3 bulan dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu
•
•
Limfadenitis supuratif di aksila atau belakang leher BCG-itis berhubungan dengan imuno-defisiensi berat
• •
•
Imunokom-promis Uji tuberkulin > 5 mm Kehamilan
•
Kerugian: VAPP/VDPV yang disebabkan mutasi sehingga terdapat perbedaan urutan nukleotida 1-15 %. Pada IPV tidak sedikit atau tidak ada kekebalan pada mukosa usus sehingga memungkinkan multiplikasi virus di dalam usus yang memungkinkan terjadinya penyebaran ke sekitarnya Penyuntikan di daerah insersio deltoid mengigat penyuntikan lebih mudah dilakukan, ulkus yang terbentuk tidak mengganggu struktur otot setempat, tanda baku
•
•
(-) Apabila uji tuberkulin tidak memungkinkan, BCG diberikan dengan observasi dalam waktu 7 hari untuk memantau reaksi cepat
•
•
Kemenkes Menganjurkan pada usia 0-12 bulan untuk
•
•
Difteri, Tetanus (Toksoid dimurnikan), Pertusis(bakteri matiDPT
•
0,5 mL intramuskular
•
•
Tidak dianjurkan ulangan IDAI (Imunisasi Dasar) Diberikan 3 kali sejak usia 2 bulan (tidak boleh diberikan usia < 6 minggu) dengan interval 4-8 minggu (terbaik 8 minggu) sehingga diberikan pada usia 2, 4, dan 6 bulan.
•
•
•
•
Ulangan DTP-4 1 tahun setelah DTP-3 DTP-5 pada saat masuk sekolah usia 5 tahun
•
•
•
Kemenkes Imunisasi dasar usia 2, 3, dan 4 bulan Tidak ada vaksinasi ulangan pada usia 18-24 bulan Apabila pada usia 5 tahun belum diberikan
•
•
•
•
Bila terlamat, jangan mulai dari awal, tidak peduli interval sebelumnya Bila pada umur < 12 bulan belum pernah imunisasi dasar, vaksinasi diberikan sesuai imunisasi dasar baik jumlah maupun interval Bila DTP-4 sebelum usia 4 tahun, maka DTP-5 secepat-
•
•
•
Lokal: bengkak, kemerahan, nyeri pada tempat suntikan
•
•
Riwayat anafilaksis Ensefalopati pasca DTP sebelumnya
•
•
Demam, gelisah, menangis terus menerus Reaksi anafilaktik, ensefalopati •
Proteksi mulai 8-12 minggu pasca vaksinasi Vaksin tidak mencegah infeksi TB, namun dapat mencegah TB berat Pada bayi yang kontak erat dengan pasien TB BTA +, diberikan INH profilaksis terlebih dahulu Saat ini tersedia vaksi DTaP dan DTwP Pada DTP-5 sebaiknya tetap diberikan komponen pertussis mengingat prevalensi pertussis meningkat pada dewasa muda Vaksin kombinasi: DtwP/Hep B, DTa{/Hib, DTwP/Hib, DTaP/IPV, DTaP/Hib/IPV
DTP-5 diberikan Td sesuao program BIAS Vaksinasi Td diberikan lagi pada usia 12-13 tahub (kelas 6 SD) Tetanus Imunisasi dasar 3 kali memberikan imunitas selama 3 1-3 tahun (setara 2 dosis toksoid dewasa) DTP-4 memperpanjang imunitas 5 tahun sampai usia 6-7 tahun (setara 3 dosis dewasa) DTP-5/dT 5 memperpanjang imunitas 10 tahun hingga hingga usia 17 tahun (setara 4 dosis toksoid) dT 6 atau DT 6 memperpanjang imunitas 20 tahun lagi (setara 5 dosis toksoid dewasa) IDAI (imunisasi dasar) Vaksin campak iberikan pada saat usia 9 bulan MMR disarankan pada usia 12-18 bulan Apabila telah dilakukan imunisasi campak pada 9 bulan, interval minimal 6 bulan (usia 15-18 bulan)
•
•
• •
•
•
•
bulan sesudahnya Bila DTP-4 setelah usia 4 tahun, DTP-5 tidak perlu dilakukan Bila pada anak usia > 7 tahun belum pernah mendapatkan DTP, dT tiberikan 2 kali dengan interval 1-2 bulam, dT ke-3 inteval 6-12 bulam. Jangan diberikan DPwt atau DTaP
•
•
•
Campak (Virus hidup dilemahkan)
Measles, mumps,
•
0,5 mL (mengan-dung 1000 u virus strain CAM 70, 100 mcg kanamisin, dan 30 mg eritromisin) subkutan
•
•
•
•
•
•
• •
0,5 mL
•
Kemenkes
Bila anak berusia 9-12 bulan, vaksinasi campak kapan saja bertemu Bila anak berumur > 1 tahun, vaksin MMR/campak Bila booster belum
•
Campak Demam lebih dari o 39,5 C yang timbil 56 hari pasca imunisasi dan berlangsung selama 5 hari Ruam dapat timbul pada hari ke -7-10 pasca imunisasi selama 2-4 hari Ensefalitis atau ensefalopati pasca
•
•
MMR Imunodepresi Hamil Transfuse darah
•
•
Jangan terkena sinar matahari
• •
•
Proteksi mulai 2 minggu setelah vaksinasi
•
•
•
•
Lama proteksi 8-16 tahun Usia 5-7 tahun 29,3% tetap terkena campak walaupun sudah pernah
rubella-MMR (virus campak Schwarz hidup yang dilemahkan dalam embrio ayam, virus gondong Urabe yang dibiak dalam telur ayam, Virus rubella Wistar yang dibiak pada sel diploid manusia)
Subkutan atau intramuskular
•
•
Imunisasi campak kesempatan kedua pada usia 6-59 bulan dan SD kelas 1-6 SD
Imunisasi lanjutan Anak sekolah SD kelas 1, usia 6 tahun Ulangan imunisasi MMR pada usia 6 tahun sehingga apabila anak telah mendapat imunisasi MMR pada usia 12-18 bulan dan 6 tahun, imunisasi ulangan campak usia 5-6 tahun tidak perlu diberikan lagi
•
•
didapatkan setelah usia 6 tahun, vaksin MMR/campak kapan saja diberikan
•
imunisasi MMR Malaise, demam, atau ruam yang sering terjadi 1 minggu setelah imunisasi yang berlangsung selama 2-3 hari Dalam masa 6-11 hari setelah imunisasi, dapat terjadi kejang demam pada 0,1% anak ensefalitis pasca imunisasi Pembengkakan kelenjar parotis Meningoensefalitis yang disebabkan oleh imunisasi gondngan trombositopenia
•
diimunisasi •
•
•
• •
•
0,5 mL < 2 tahun pada IM pada vastus lateralis > 2 tahun IM pada deltoid
•
IDAI PRP-T dapat diberikan pada usia 2, 4, dan 6 bulan PRP-OMP dapat diberikan pada usia 2 dan 4 bulan, sedangkan bulan ke-6 tidak diperlukan Interval vaksinasi 2 minggu apabila diberikan sebelum usia 12 bulan, interval 8 minggu apabila
Vaksin MMR harus disimpan dalam suhu 2-8 o C dan terlindung dari cahaya. Vaksin harus digunakan dalam waktu 1 jam setelah dicampur dengan pelarutnya
•
•
•
•
Haemophilus Influenza tipe BHib (terdapat 2 konjugat, yaitu konjugasi dengan protein tetanus-PRP-T dan konjugasi dengan outer membrane protein complex-PRPOMP )
MMR tetap diberikan pada anak yang pernah campak, gondongan, ataupun rubella
•
•
•
•
•
•
Anak dengan riwayat kejang atau pada keluarga terdapat riwayat kejang, vaksin MMR harus diberikan dan katakana terdapat kemungkinan timbul demam 5-12 hari setelah imunisasi. Hib tidak direkomendasikan pada usia > 5 tahun 26% infeksi terjadi pada usia 2-6 bulan dan 25% terjadi pada usia 7-11 bulan Vaksin tidak boleh diberikan sebelum bayi berusia 2 bulan karena bayi tersebut belum dapat membentuk antibodi
diberikan pada usia 1215 bulan dan tidak perlu vaksinasi jika vaksinasi sebelumnya dibeikan lebih dari 15 bulan •
Ulangan Perlu diulang pada usia 18 bulan IDAI Apabila pertama kali diberikan pada usia 2-6 bulan: 3 dosis dengan interval 6-8 minggu dan 1 dosis ulangan pada 12-15 bulan Apabila pertama kali diberikan pada usia 711 bulan: 2 dosis dengan interval 6-8 minggu dan 1 dosis ulangan pada 12-15 bulan Apabila pertama kali diberikan pada usia 1223 bulan: 2 dosis dengan interval 6-8 minggu Apabila pertama kali diberikan pada usia > 24 bulan: cukup diberikan 1 dosis IDAI Vaksin diulang setiap tahun dan dimulai pada usia 6 bulan •
Pneumokokus (Terdapat 2 jeis vaksin yaitu PPV23 yang merupakan polisakarida murni dan PCV yang merupakan vaksin konjugat)
•
5 mL diberikan secara intramus-kular
•
•
•
•
•
•
Bengkak, eritema, indurasi, dan nyeri di tempat suntikan Demam > 38 oC, gelisah, pusing, tidur tidak tenang, nafsu makan menurun, muntah, diare, urtikaria Sindrom nefrotik, limfadenopati (jarang)
Dosis pertama tidak diberikan sebelum usia 6 minggu
•
BBLR (< 1500 gram) diberikan setelah usia 6-8 minggu tanpa melihat usia kehamilan
•
•
Vaksin konjugat diperlukan karena anak < 2 tahun tidak berespon terhadap vaksin polisakarida
•
•
•
Influenza (virus tidak aktif)
•
•
•
6-35 bulan: 0,25 mL > 36 bulan: dosis 0,5 mL Usia < 8 tahun: untuk
•
•
Nyeri, bengkak, sakit di tempat suntikan demam
•
•
anafilaksis dengan pemberian vaksin sebelumnya individu alergi telur demam akut yang
•
•
•
Vaksin bermanfaat untuk mengurangi: Invasive pneumococcal disease ( IPD), pneumonia, OMA, karier, occult bacteremia
• •
•
Rekomendasi: Anak sehat usia 6 bulan – 2 tahun Anak dengan penyakit jantung kronik, penyakit saluran nafas
•
Demam Tifoid (Polisakarida kapsul Vi salmonella typhi dan tifoid oral Ty21a)
•
•
pemberian pertama kali diperlukan 2 dosis dengan interval 4-6 minggu dan tahun berikutnya cukup 1 dosis Intra-muskular Intramuskular, 0,5 mL Oral diberikan 3 dosis dengan interval selang sehari
berats
•
•
IDAI Diberikan pada usia 2 tahun Diulang setiap 3 tahun sekali Untuk oral imunisasi ulangan setiap 3-5 tahun sekali
•
•
•
•
•
•
•
•
Lihat jadwal pemberian Intra-muskular di deltoid
Imunitas 2-3 minggu pasca vaksinasi Imunogenitas rendah pada usia < 2 tahun
•
•
Hepatitis A
kronis, diabetes, kelemahan system imun Anak yang tinggal bersama, seperti di asrama
•
IDAI Diberikan pada usia 2 tahun atau lebih Dosis pediatric 720 ELISA unit diberikan 2 kali (0,5 mL) dengan interval 6-12 bulan Dosis dewasa (>19 tahun) 1440 ELISA unit diberikan 2 kali (1 mL) interval 6-12 bulan
•
demam
•
•
•
•
•
demam, infeksi akut hipersensitif terhadap komponen vaksin
•
•
Perlindungan 3 tahun Tidak melindungi terhadap S. parathypi A dan B Vaksin oral direkomendasikan untuk anak usia 6 tahun lebih Vaksin kombinasi Hep B/Hep A tidak diberikan pada anak< 12 bulan Lama proteksi > 20 tahun
Varisela (virus hidup dilemahkan)
•
0,5 mL, subkutan
•
IDAI Diberikan pada usia > 1 tahun sebanyak 1 kali Pada usia 13 tahun atau lebih, diberikan 2 kali dengan jarak 4-8 minggu
•
•
•
Demam Sakit peut
•
•
Rotavirus merupakan vaksin hidup (terdapat monovalent dan pentavalen)
•
IDAI Monovalen diberikan secara oral 2 kali: yang pertama diberikan usia 6-14 minggu dengan interval 4 minggu untuk dosis kedua dan tidak melampaui 24 minggu Pentavalen diberikan sebanyak 3 kali: yang pertama diberikan usia 6-12 minggu dengan interval 4-10 minggu dan dosis terakhir sebelum 32 minggu IDAI Vaksin diberikan pada usia 9-25 tahun dan 2645 tahun Vaksin bivalen pada 01-6 bulan Vaksin quadrivalen pada 0-2-6 bulan
•
•
Vaksin dapat mencegah penularan kontak langsung apabila diberikan <72 jam pasca kontak Jangan diberikan bersama dengan vaksin hidup lain
Demam Feses berdarah Muntah Diare Nyeri perut Gastroenteritis Dehidrasi
• • • • • • •
•
Human PapillomavirusHPV (terdapat bivalen dan quadrialen
• •
0,5 mL Intra-muskular
•
•
•
•
•
Vaksin HPV diberikan sebelum aktivitas seksual