BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada organisme multiseluler, khususnya hewan tingkat tinggi dan manusia, terdapat pengaturan (regulasi) dalam lingkungan internal, sehingga dipertahankan kemantabannya. Pemeliharaan kemantaban ini sering dikenal sebagai homeostasis. Kata homeostasis, sebenarnya mengandung pengertian pemeliharaan komposisi yang relatif tetap pada kadar glukosa, O2, CO2, Na+, Ca +, H2O, dsb dalam cairan ekstraseluler (CES). Namun dalam perkembangannya, homeostasis juga diarahkan pembahasannya pada pengaturan kemantaban suhu s uhu tubuh, kemantaban pH darah, dsb yang memang sebenarnya juga merupakan perluasan dari makna cairan ekstraseluler (CES) tersebut (Paidi, 2011: 38). Sel-sel tubuh hewan multiseluler hanya dapat hidup dan berfungsi dengan baik bila mereka dinasahi dengan cairan ekstraseluler yang sesuai untuk menunjang kelangsungan hidupnya. Ini berarti bahwa komposisi kimiawi dan keadaan fisik dari lingkungan internal harus konstan, dan hanya boleh menyimpang dalam batas-batas sempit saja. Jadi apabila sel-sel mengambil zat-zat makanan dan oksigen dari lingkungan internalnya, maka zat-zat esensial tersebut harus secara konstan ditambahkan agar kelangsungan hidup sel-sel terjamin. Demikian pula zat-zat sampah harus secara kontinyu dipindah dari lingkungan internal, sehingga tidak sampai mencapai tingkat yang bersofat racun. Zat-zat lain didalam lingkungan internal yang penting untuk pemeliharaan kehidupan juga harus dipertahankan relatif konstan. Pemeliharaan lingungan internal relatif konstan ini disebut homeostasis (homeo = sama; statis = tetap/mantap) (Soejono Basoeki, 1999: 145). Pada dasarnya, ketika terjadi perubahan dalam tubuh kita, ada 2 mekanisme responyang mungkin terjadi yaitu : 1. Umpan balik negatif, yaitu suatu proses yang terjadi ketika sistem tubuh kitabutuh diambatkan atau bahkan memberhentikan secara komplit suatu proses yangsedang terjadi. terj adi. Contoh ketika tekanan darah meningkat, reseptor di arteri karotisakan mendeteksinya danmengirimkan sinyal ke otak. Otak kemudian
akanmengirimkan
pesan
ke
jantung
untuk
memperlambat
2
denyutnya
sehingga
alirandarah
yang
dipompa
lebih
sedikit
dan
menimbulkan
atau
mengakibatkan penurunan tekanan darah. 2. Umpan
balik
positif,
yaitusuatu
resp[on
untuk
menguatkansuatu proses fisiologis dan atau aksi dari suatu sistem. Rtespon ini biasanyamerupakan suatu proses siklik yang dapat terus berlanjut memperkuat suatu aksiatau suatu proses sampai suatu respon umpan balik negatif mengambil alih. Semua kegiatan dan kerja alat-alat dalam tubuh kita diatur dalam sistemregulasi (koordinasi). Regulasi merupakan cara semua organ dan sitem tubuh bekerja sama secara efisian. Sistem ini terbagi atas tiga bagian, yaitu melalui sistem saraf,hormon dan alat indera. Pengaturan sistem saraf diatur oleh urat saraf sedangkanpengaturan sistem hormon melalui darah (Safitri : 2004). Berikut adalah beberapa contoh proses regulasi : 1. Regulasi suhu tubuh (Thermoregulasi) Manusia merupakan makhluk homeothermik yang berarti dapat men gatur suhutubuh sendiri untuk mencapai suatu ekuilibrium (keseimbangan) sehingga suhutubuh cenderung konstan yang tidak banyak terpengaruh oleh suhu lingkungan.Enzim manusia bekerja efektif pada suhu 37 0C. Pusat pengsaturan suhu ada diotak bagian hipotalamus. Terdapat beberapa efektor yang terlibat dimana antarmamalia bervariasi. Temperatur diatur dengan beberapa mekanisme. Fluktuasitemperatur dideteksi oleh reseptor yang disebut thermoreseptor, contohnya adalahkulit. Jika kita terlalu panas atau dingin baik karena pengaruh dari lingkungan luaratau dalam tubuh kita, maka thermoreseptor akan memgirimkan impuls saraf kehipotalamus. Selanjutnya Hypothalamus akan mengirimkan pesan respon keefektor seperti kulit untuk meningkatkan atau mengurangi hilangnya panas daripermukaan dengan: a. Peningkatan suhu tubuh direspon dengan berdirinya bulu rambut (piloereksi) karena kontraksi otot-otot kulit sedangkan menurunnyasuhu tubuh direspondengan pewnahanan panas tubuh dengan mendatarnya bulu rambut karenarelaksasi otot-otot kulit. b. Kelenjar-kelenjar
di
bawah
kulit
akan
mensekresi
keringat
ke
permukaankulit untuk meningkatkan hilangnya panas dengan evaporasi
3
jika suhu tubuhmeningkat. Sekresi keringat akan berhenti jika suhu tubuh t ubuh sudah kembalinormal. c. Pembuluh darah yang mengaliri kulit akan melebar untuk membawa lebihbanyak panas keluar tubuh (vasodilatasi) jika suhu tubuh meningkat, danpembuluh
darah
akan
mengkerut
(vasokonstriksi)
untuk
meminimalkanhilangnya panas lewat kulit jika suhu tubuh sudah normal kembali.Jika
terjadi
hypothalamus
penurunan
akanmeningkatkan
suhu
yang
sekresi
berkepanjangan, hormon
TRH
maka untuk
menstimulasi pengeluaran TSH olehhipofisis yang akan menstimulasi kenaikan sekresi hormone tiroksin oleh kelenjar tiroid. Hormon ini akan memacu metabolisme yang memiliki produk sampinganenergi panas. Selain itu,mekanisme non spesifik lain untuk mengatasi penurunansuhu tubuh adalah dengan kontraksi otot-otot ekstremitas (menggigil) untuk memproduksi panas (Safitri: 2004). 2. Regulasi cairan Tubuh (Osmoregulasi) Osmoregulasi keseimbangancairan,
adalah air,
suatu dan
proses
elektrolit
untuk
dalam
mempertahankan
tubuh
kita.
Spesifik,
osmoregulasi adalahpengaturan konsentrasi cairan di pembuluh darah dan secara efektif juga mengatur jumlah air yang tersedia untuk diserap sel tubuh. Pengaturan homeostasis cairantubuh dilakukan dengan mekanismesebagai berikut : a. Perubahan konsentrasi cairan dideteksi oleh osmoreseptor sistem sirkulasi kehypothalamus untuk mengaktifkan umpan balik negatif. b. Hypothalamus kemudian mengirimkan sinyal kimiawi ke kelenjar hipofisisuntuk mensekresi hormon ADH (Anti Diuretika Hormone) yang akan bekerjapada organ target ginjal dimana ginjal bertanggung jawab untuk menstabilkankonsentrasi cairan tubuh (Safitri : 2004). c. Ketika hormon ADH mencapai organ target, terjadi perubahan pada ginjalyaitu menjadi kurang atau lebih bersifat permeable terhadap air. 3. Pengaturan Kadar Glukosa Darah (Glukoregulasi) Ada 2 hormon yang berperan penting dalam pengaturan kadar glukosa darah yaitu insulin yang dihasilkan oleh sel β islet langerhans pada
4
pankreasdan glukagon yang dihasilkan oleh sel α islet langerhans pada pankreas. Insulin akan menurunkan kadar glikosa dalam darah dengan memasukkannya kelebihannya
sel
dalam
maupun bentuk
merangsang glikogen.
hati
untuk
Sedangkan
menyimpan
glukagon
akan
menstimulasi hati untuk membongkar glikogen jika tubuh mengalami kekurangan glukosa. (Pertiwi, 2008)
5
BAB III MATERI DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan di Kebun Biologi milik Jurdik Biologi di wilayah kampus Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (depan kompleks laboratorium FMIPA) pada hari Rabu, 6 Oktober 2013 dimulai pukul 09.30 hingga hingga pukul 10.30 WIB.
3.2 Jenis Kegiatan
Kegiatan ini termasuk jenis penghitungan dan eksperimen. Sebab dalam memperoleh data penelitian, kami melakukan eksperimen dengan melakukan olah tubuh dalam perhitungan frekuensi yang dilakukan sistem regulasi . Kami memutuskan untuk menggunakan kegiatan pengamatan karena cocok untuk memecahkan masalah yang dihadapi sehingga nantinya dapat memperoleh kesimpulan yang benar dan tidak menyimpang dari teori.
3.3 Sasaran Kegiatan
Sampel adalah bagian anggota populasi yang mewakili populasi. Sampel dari pengamatan ini adalah anggota kelompok kami yang melakukan aktivitas baik aktivitas ringan maupun berat.
3.4 Teknik Pengumpulan Pengumpulan dan Analisis Data
Dalam pengamatan ini digunakan teknik yang mendukung tujuan pengamatan dengan mempertimbangkan faktor waktu. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah study pustaka, pengamatan, identifikasi, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisanya dengan menggunakan referensi dari berbagai sumber, baik dari buku-buku yang relevan maupun data yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut.
6
3.5 Alat dan Bahan
1.
Stopwatch
2.
Tisue
3.
Termometer badan
4.
Counter
3.6 Prosedur Kinerja
Menentukan 4 orang anggota kelompok praktikum sebagai "objek percobaan"
Mengukur suhu tubuh, frekuensi frekuensi nadinya, dan frekuensi respirasinya per menit
Mencatat data tersebut sebagai data awal
Melakukan aktivitas ringan dengan jalan ringan selama 10 menit
Mengukur kembali suhu tubuh, frekuensi nadinya, dan frekuensi res pirasinya per menit
Mencatat data tersebut sebagai data kedua
Melakukan aktivitas berat dengan melakukan jogging selama 10 menit
Mengukur kembali suhu tubuh, frekuensi nadinya, dan frekuensi res pirasinya per menit
Mencatat data tersebut sebagai data ketiga
Meminta data dari kelompok lain untuk dijadikan data kelas
7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tabulasi Data
Berikut adalah hasil data dari kelompok penulis Tahap Pengamatan No.
Saat Tenang
Nama Objek
Aktivitas Ringan
Aktivitas Berat
FN
FD
Suhu (˚C)
FN
FD
Suhu (˚C)
FN
FD
Suhu (˚C)
1
Aghnan
14
91
36,4
18
96
36,5
41
126
36,7
2
Fauzia
31
114
35,6
40
110
36
77
137
36,1
3
Ayu
20
74
37,1
43
79
37,2
54
93
37,3
4
Ajeng
18
100
36,3
31
110
36,5
47
130
36,7
Data Kelompok Lain Kelompok 1 Tahap Pengamatan No.
Nama Objek
Saat Tenang
Aktivitas Ringan
Aktivitas Berat
FN
FD
Suhu (˚C)
FN
FD
Suhu (˚C)
FN
FD
Suhu (˚C)
1
Asti
21
85
36
23
82
35,5
22
85
36,9
2
Olivia
16
87
35,3
18
90
35,9
26
110
36,2
3
Nilam
20
90
35,5
23
100
35,5
34
130
35,6
4
Mifta
22
78
35,5
22
78
35,5
33
130
35,9
Kelompok 2 Tahap Pengamatan No.
Nama Objek
Saat Tenang
Aktivitas Ringan
Aktivitas Berat
FN
FD
Suhu (˚C)
FN
FD
Suhu (˚C)
FN
FD
Suhu (˚C)
1
Anis
19
91
36,6
28
98
35,8
30
102
36
2
Ita
35
67
36
25
74
35,5
51
78
36,1
3
Kiki
23
90
36
28
92
35,9
48
115
36,2
4
Aisyah
21
85
36,6
18
87
35,9
36
90
36
8
Kelompok 4 Tahap Pengamatan No.
Nama Objek
Saat Tenang
Aktivitas Ringan
Aktivitas Berat
FN
FD
Suhu (˚C)
FN
FD
Suhu (˚C)
FN
FD
Suhu (˚C)
1
Septi
20
87
36,8
27
90
37,1
31
128
36,7
2
Radha
28
84
36,8
24
60
36,8
35
90
36,8
3
Ratih
24
87
36,9
23
79
36,7
39
98
36,8
4
Yono
44
79
36,8
44
91
36,1
86
171
36,9
Kelompok 7 Tahap Pengamatan No.
Nama Objek
Saat Tenang
Aktivitas Ringan
Aktivitas Berat
FN
FD
Suhu (˚C)
FN
FD
Suhu (˚C)
FN
FD
Suhu (˚C)
1
Atul
32
95
36,3
21
107
35,3
47
130
36,4
2
Katon
39
54
36,1
42
83
35,8
67
150
36,1
3
Dika
21
75
35,3
31
76
35,7
51
110
36
4
Iis
22
72
36,2
50
100
36,3
60
107
36
Kelaompok 8 Tahap Pengamatan No.
Nama Objek
Saat Tenang
Aktivitas Ringan
Aktivitas Berat
FN
FD
Suhu (˚C)
FN
FD
Suhu (˚C)
FN
FD
Suhu (˚C)
1
Eka Teasa
20
73
36
22
85
36,5
40
90
37,4
2
Tantri
20
75
35,2
23
93
36
45
108
36,8
3
Wida
20
76
35,5
24
84
35,8
46
112
36,3
4
Silvia
23
76
35,7
28
85
36,2
45
114
37
4.2
Diskusi dan Pembahasan Pembahasan Percobaan yang berjudul Regulasi dan Homeostasis ini bertujuan untuk
menyebutkan contoh regulasi dalam tubuh manusia dan menjelaskan mekanisme regulasi dalam rangka homeostasis dalam tubuh manusia. Percobaan dilakukan dengan cara mengukur suhu tubuh, frekuensi nadi dan frekuensi nafas dari keempat anggota kelompok. Pengukuran ini dilakukan dalam tiga tahap yakni, pada keadaan tenang, keadaan aktivitas ringan, dan aktivitas berat. Aktivitas ringan yang dilakukan pada percobaan
9
ini yaitu dengan berjalan-jalan, sedangkan aktivitas berat dilakukan dengan berlari/naik turun tangga. Masing-masing aktivitas dilakukan selama 10 menit dan untuk pengukurannya dilakukan selama satu menit. Data anggota pertama, Aghnan, yakni 36,4 0C sebagai suhu awal pada keadaan tenang, kemudian suhu setelah melakukan aktivitas ringan sebesar 36,5
0
C, dan suhu setelah melakukan aktivitas berat sebesar 36,7
0
C.
Frekuensi nafas pada keadaan tenang yaitu 14 kali/menit, setelah melakukan aktivitas ringan naik menjadi 18 kali/menit, dan setelah aktivitas berat menjadi 41 kali/menit. Frekuensi nadi pada keadaan tenang yaitu 91 kali/menit, aktivitas ringan 96 kali/menit, dan setelah aktivitas berat sebesar 126 kali/menit. Data anggota kedua, Fauzia, yakni 35,6
0
C sebagai suhu awal pada
keadaan tenang, kemudian suhu setelah melakukan aktivitas ringan sebesar 36,0
0
C, dan suhu setelah melakukan aktivitas berat sebesar 36,1
0
C.
Frekuensi nafas pada keadaan tenang yaitu 31 kali/menit, setelah melakukan aktivitas ringan naik menjadi 40 kali/menit, dan setelah aktivitas berat menjadi 77 kali/menit. Frekuensi nadi pada keadaan tenang yaitu 114 kali/menit, aktivitas ringan 110 kali/menit, dan setelah aktivitas berat sebesar 137 kali/menit. Data anggota ketiga, Ayu, yakni 37,1 0C sebagai suhu awal pada keadaan tenang, kemudian suhu setelah melakukan aktivitas ringan sebesar 37,2 0C, dan suhu setelah melakukan aktivitas berat sebesar 37,3 0C. Frekuensi nafas pada keadaan tenang yaitu 20 kali/menit, setelah melakukan aktivitas ringan naik menjadi 43 kali/menit, dan setelah aktivitas berat menjadi 54 kali/menit. Frekuensi nadi pada keadaan tenang yaitu 74 kali/menit, aktivitas ringan 79 kali/menit, dan setelah aktivitas berat sebesar 93 kali/menit. Data anggota keempat, Ajeng, yakni 36,3
0
C sebagai suhu awal pada
keadaan tenang , kemudian suhu setelah melakukan aktivitas ringan sebesar 36,5
0
C, dan suhu setelah melakukan aktivitas berat sebesar 36,7
0
C.
Frekuensi nafas pada keadaan tenang yaitu 18 kali/menit, setelah melakukan aktivitas ringan naik menjadi 31 kali/menit, dan setelah aktivitas berat menjadi 47 kali/menit. Frekuensi nadi pada keadaan tenang yaitu 100
10
kali/menit, aktivitas ringan 110 kali/menit, dan setelah aktivitas berat sebesar 130 kali/menit. Dari semua data yang dihasilkan, data awal maupun akhir didapatkan hasil yang positif yaitu bahwa semua nominal data yang ada dari awal sampai akhir relatif meningkat. Hal ini disebabkan oleh suatu sistem dalam tubuh yang membentuk sistem kerja yang menstabilkan, dalam artian apabila sebelum melakukan aktivitas berat suhu tubuh, frekuensi nadi, frekuensi pernapasan berjalan normal serta keringat tidak ada, setelah melakukan aktivitas berat tubuh akan mulai beradaptasi atau menyesuaikan supaya tubuh tetap stabil yaitu dengan cara meningkatkan suhu tubuh, frekuensi denyut nadi, frekuensi pernapasan, bahkan sampai mengeluarkan keringat untuk menjaga suhu tubuh tetap berada pada range yang aman. Sistem ini disebut sistem regulasi dan homeostasis pada tubuh manusia. Hal ini berlaku untuk keadaan sebaliknya yaitu apabila tubuh tidak sedang melakukan aktivitas maka sistem homeostasis akan menurunkan kerja semua komponen tubuh untuk menyesuaikan keadaan sebagai wujud penstabilan kondisi tubuh pada manusia. Begitu pula data dari kelompok lain yang mana dapat disimpulkan ratarata suhu tubuh, frekuensi nadi, frekuensi pernapasan pada setiap orang berbeda-beda bergantung pada jenis kelaminnya. Saat dalam keadaan normal. Laki-laki cenderung yang paling sedikit frekuensi nadi dan frekuensi pernapasan dikarenakan kapasitas pompa jantung dan kapasitas vital paru paru laki-laki cenderung lebih besar dibanding perempuan, sehingga perempuan akan lebih banyak banyak frekuensinya untuk melakukan regulasi. regulasi.
11
Jika kita melakukan aktivitas suhu tubuh akan naik. Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan antar komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3 – 38,3 – 40,0°C. 40,0°C. Dari percobaan ini diperoleh hasil bahwa terjadi peningkatan denyut nadi yang signifikan yang merupakan respon kardiovaskular terhadap adanya kontraksi otot. Pengaturan kardiovaskular terlihat dengan segera seturut dengan latihan. Kerja ini juga berfungsi untuk mengangkut O 2 yang dibutuhkan oleh otot untuk melakukan kontraksi selama latihan. Saat jantung dalam keadaan istirahat, denyut nadinya akan lebih sedikit. Denyut nadi normal adalah 60-80 kali per menit. Bagi mereka yang tidak pernah olahraga, denyut jantung umumnya 80 kali per menit karena kerja jantung yang cukup berat. Tetapi orang yang melakukan olahraga dengan teratur jantung biasanya dapat berdenyut kurang dari 80 kali per menit. Pada latihan fisik akan terjadi perubahan pada sistem kardiovaskular yaitu peningkatan curah jantung dan redistribusi darah dari organ yang kurang aktif ke organ yang aktif. Peningkatan curah jantung ini dilakukan dengan meningkatkan isi sekuncup dan denyut jantung. Disaat melakukan latihan fisik maka otot jantung akan mengkonsumsi O 2 yang ditentukan oleh faktor tekanan dalam jantung selama kontraksi sistole. Ketika tekanan meningkat maka konsumsi O 2 ikut naik pula (Elly,2006). (Ell y,2006). Pada frekuensi respirasi juga meningkat karena seiring meningkatnya denyut nadi, juga meningkat pula frekuensi respirasinya. Karena pada saat melakukan aktivitas seseorang lebih banyak memerlukan oksigen. Pada peningkatan frekuensi keringat terjadi karena ketika kita berkeringat, detak jantung akan menjadi cepat dan sirkulasi meningkat, terutama di sekitar kulit. Dasar kelenjar keringat terletak di lapisan bawah kulit yang lokasinya sangat dekat dengan pembuluh darah kecil. Ketika kelenjar keringat melebar, aliran darah ke kulit akan meningkat sehingga memacu sistem sirkulasi. Kelenjarkelenjar di bawah kulit akan mensekresi keringat ke permukaan kulit untuk meningkatkan hilangnya panas dengan evaporasi jika suhu tubuh meningkat. Sekresi keringat akan berhenti jika suhu tubuh sudah kembali normal.
12
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan contoh regulasi yang terjadi dalam tubuh manusia antara lain: a. Regulasi suhu tubuh (Thermoregulasi) Manusia merupakan makhluk homeothermik yang berarti dapat mengatur suhu tubuh sendiri untuk mencapai suatu keseimbangan sehingga suhu tubuh cenderung konstan yang tidak banyak terpengaruh oleh suhu lingkungan. Suhu tubuh normal pada manusia adalah 37˚C. Temperatur diatur dengan beberapa mekanisme. Naik-turunnya suhu dideteksi oleh reseptor yang disebut thermoreseptor, yaitu kulit. Jika tubuh terlalu panas atau dingin baik karena pengaruh dari lingkungan luar atau dalam tubuh kita, maka thermoreseptor akan memgirimkan impuls saraf ke otak. Selanjutnya otak akan mengirimkan pesan respon ke efektor seperti kulit untuk meningkatkan atau mengurangi hilangnya panas dari permukaan dengan :
Peningkatan suhu tubuh direspon dengan berdirinya bulu rambut (piloereksi) karena kontraksi otot-otot kulit sedangkan menurunnya suhu tubuh direspondengan penahanan panas tubuh dengan mendatarnya bulu rambut karena relaksasi otot-otot kulit.
Kelenjar-kelenjar di bawah kulit akan mensekresi keringat ke permukaan kulit untuk meningkatkan hilangnya panas dengan evaporasi jika suhu tubuh meningkat.
Pembuluh darah yang mengaliri kulit akan melebar untuk membawa lebih banyak panas keluar tubuh (vasodilatasi) jika suhu tubuh meningkat, dan pembuluh darah akan mengkerut (vasokonstriksi) untuk meminimalkan hilangnya panas lewat kulit jika suhu tubuh sudah normal kembali. Selain itu, mekanisme non spesifik lain untuk mengatasi penurunansuhu tubuh adalah dengan kontraksi otot-otot ekstremitas (menggigil) untuk memproduksi panas.
13
2. Regulasi cairan Tubuh (Osmoregulasi) Osmoregulasi adalah pengaturan konsentrasi cairan di pembuluh darah dan secara efektif juga mengatur jumlah air yang tersedia untuk diserap sel tubuh. Pengaturan homeostasis cairan tubuh dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut :
Perubahan konsentrasi cairan dideteksi oleh osmoreseptor sistem sirkulasi kehypothalamus untuk mengaktifkan umpan balik negatif.
Hypothalamus mengirimkan sinyal kimiawi ke kelenjar hipofisis b untuk mensekresi hormon ADH (Anti Diuretika Hormone) yang akan bekerja pada organ target ginjal dimana ginjal bertanggung jawab untuk menstabilkan konsentrasi cairan tubuh.
Ketika hormon ADH mencapai organ target, terjadi perubahan pada ginjal yaitu menjadi kurang atau lebih bersifat permeable terhadap air.
3. Pengaturan Kadar Glukosa Darah (Glukoregulasi) Ada 2 hormon yang berperan penting dalam pengaturan kadar glukosa darah yaitu insulin yang dihasilkan oleh sel β islet langerhans pada pankreas dan glukagon yang dihasilkan oleh sel α islet langerhans pada pankreas. Insulin akan menurunkan kadar glikosa dalam darah dengan memasukkannya sel maupun merangsang hati untuk menyimpan kelebihannya dalam bentuk glikogen. Sedangkan glukagon akan menstimulasi hati untuk membongkar glikogen jika tubuh mengalami kekurangan glukosa.
5.2 Saran
Dalam pengamatan yang telah kami lakukan, kami sadar pastinya masih banyak cela dan kekurangan. Agar praktikan dapat memperoleh hasil pengamatan yang lebih baik lagi, ada beberapa saran yang kami anjurkan antara lain: 1. Praktikan lebih jeli dalam melakukan pengukuran suhu tubuh, dan sebaiknya untuk mengukur suhu tubuh digunakan thermometer digital agar data yang didapat lebih akurat.
14
2. Praktikan lebih cermat dan teliti selama proses pengamatan (eksperimen) yaitu saat melakukan praktik aktivitas ringan dan berat agar data yang didapat bisa sesuai dengan teori.
15
DAFTAR PUSTAKA Amalia, Safitri (editor). 2004. Biologi 2004. Biologi Kelima jilid 3. 3. Jakarta : Erlangga Anonim. 1983. Media Pendidikan Biologi Umum. Umum . P2LPTK. Dirjend. Dikti. Depdikbud. Basoeki, Soejono. 1999. Fisiologi 1999. Fisiologi Manusia. Manusia. Malang: UM Press Paidi. 2008. Petunjuk 2008. Petunjuk Praktukum Biologi Umum Umum.. Yogyakarta: UNY Press Pertiwi, Kartika Ratna. 2008. Hand Out Biologi Umum Regulasi Jurusan Pendidikan Biologi Semester 1. 1. Yogyakarta
16