REGENERASI SIRIP IKAN NILEM (Osteochilus hasselti)
Oleh : Nama NIM Rombongan Kelompok Asisten
: Sifa Uziah Rosadi : B1J014041 : VI :5 : Atina Istiqomah Hadi
LAPORAN PRAKTIKUM PERKEMBANGAN HEWAN
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2015
I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Suatu organisme terutama hewan memiliki kemampuan untuk memperbaiki struktur atau jaringan yang mengalami kerusakan akibat kecelakaan yang tidak disengaja karena kondisi natural atau kerusakan yang disengaja oleh manusia untuk keperluan eksperimen atau penelitian. Perbaikan diri ini tidak memerlukan waktu yang lama. Kerusakan yang dimaksud adalah kerusakan akibat luka karena pemutusan atau kerusakan parsial jaringan tubuh hewan, atau kerusakan yang melibatkan hilangnya bagian tubuh tertentu. Hilangnya bagian tubuh yang terjadi dapat muncul kembali. Proses memperbaiki diri ini disebut dengan regenerasi (Balinsky, 1983). Praktikum regenerasi dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan regenerasi pada setiap organisme yang sangat bervariasi. Daya regenerasi tinggi dapat dijumpai pada organisme coelenterata, platyhelminthes, annelida, crustacean dan urodella. Aves dan pisces memiliki daya regenerasi paling rendah, biasanya terbatas pada penyembuhan luka, bagian yang lepas tidak dapat ditumbuhkan kembali. Jaringan yang tinggi data regenerasi pada mammalia ialah tulang dan jaringan iakt disusul oleh sel otot dan sel hati (Campbell, 1994) Ikan dipilih sebagai hewan yang digunakan untuk mengamati regenerasinya karena hewan tersebut seringkali kita temui dalam kehidupan sehari-hari, mudah diperoleh, harganya terjangkau dan ukuran relatif
besar , sehingga dapat
memudahkan dalam proses pengamatannya. Ikan juga mempunyai keistimewaan tersendiri yaituhewan inimudah diamati perkembangannya selama proses regenerasi.Daerah pemotongan pada ikan nilem dan berbeda-beda, dengan tujuan mengetahui daerah mana yang paling cepat mengalami perkembangan bagian tubuh yang terpotong. Daerah pemotongan pada ikan dilakukan berbeda-beda karena setiap organisme memiliki kemampuan regenerasi pada bagian tubuh tertentu. Daya regenerasi pada ikan dapat terjadi pada daerah caudal (ekor) yang digunakan untuk melepaskan diri dari cengkraman musuh, yaitu saat ikan tertangkap oleh musuh maka ikan akan dengan segera memutuskan ekornya. Ikan dengan segera
akan
memutuskan
ekornya
untuk
melepaskan
diri
dari
cengkeraman
musuhnya.Selain itu daerah yang bisa dilakukan pemotongan adalah pada bagian siripnya, baik itu sirip pektoral, anal maupun sirip pelvis/abdomen. Hal tersebut dapat dilakukan karena sirip merupakan salah satu bagian anggota tubuh ikan yang ikut membantu dalam pergerakan ikan (Anusree, 2011). B. Tujuan Mahasiswa dapat mengetahui proses regenerasi pada sirip ikan dan mengetahui kemampuan regenerasi pada berbagai sirip ikan Nilem (Osteochilus vittatus)
II.
MATERI DAN METODE A. Materi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gunting, lup, akuarium, seser dan milimeter blok. Bahan-bahan yang digunakan adalah ikan nilem (Osteochilus vittatus) dan pakan ikan berupa pelet. B. Metode 1. Ikan nilem diambil dari akuarium menggunakan seser. 2. Panjang total ikan diukur menggunakan milimeter blok. 3. Bagian sirip caudal bawah digunting 4. Bagian sirip yang terpotong diukur. 5. Ikan dimasukan kembali ke dalam akuarium dan dipelihara selama 2 minggu. 6. Ikan diberi pakan berupa pelet setiap hari dan air akuarium disipon setiap 2 hari sekali. 7. Minggu pertama dan kedua panjang sirip pelvis/abdomen kembali. 8. Dibuat data hasil pengamatan.
ikan diukur
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil
Tabel 1. Rombongan V Regenerasi Sirip Ikan Nilem
Ulangan
1
2
3
4
Kel/ Romb
Regenerasi Sirip
Panjang Awal Sirip (mm)
1/V 2/V 3/V 4/V 5/V 6/V 1/VI 2/VI 3/VI 4/VI 5/VI 6/VI 1/VII 2/VII 3/VII 4/VII 5/VII 6/VII 1/VIII 2/VIII 3/VIII 4/VIII 5/VIII 6/VIII
Sirip Caudal Atas Sirip Caudal Bawah Sirip Pectoral Kanan Sirip Pectoral Kiri Sirip Abdominal Kanan Sirip Abdominal Kiri Sirip Caudal Atas Sirip Caudal Bawah Sirip Pectoral Kanan Sirip Pectoral Kiri Sirip Abdominal Kanan Sirip Abdominal Kiri Sirip Caudal Atas Sirip Caudal Bawah Sirip Pectoral Kanan Sirip Pectoral Kiri Sirip Abdominal Kanan Sirip Abdominal Kiri Sirip Caudal Atas Sirip Caudal Bawah Sirip Pectoral Kanan Sirip Pectoral Kiri Sirip Abdominal Kanan Sirip Abdominal Kiri
18 16 9 12 9 9 20 17 10 11 7 10 18 17 10 12 10 12 22 20,5 18 11 12 10
Panjang Akhir Sirip (mm) Hari Hari Hari ke 7 ke 14 ke 0 10 14 16 9 12 14 2 5 8 5 7 9 2 3 5 3 6 10 11 14 17 14 15 15 5 7 Mati 5 6 7 4 6 8 5 6 8 11 13 18 9 11 12 5 8 10 8 10 11 2 5 6 8 5 12 12 13 14 14 12 13 8 8 13 7 7 7 6 10 11 8 6 7
Tabel 2. Gambar Regenerasi Sirip Ikan Nilem
Gambar 1. Sirip Ikan Sebelum
Gambar 2.Sirip Ikan Setelah
Dipotong
Dipotong
Gambar 3. Sirip ikan hari ke-7
Gambar 4. Sirip Ikan Hari ke14
B. Pembahasan Praktikum regenerasi yang dilakukan menggunakan hewan uji ikan nilem (Osteochilus vittatus). Proses kerjayang kami lakukan selama pengmatan terhadap proses regenerasi pada ikan nilem dalam praktikum ini yaitu dengan memotong sirip ataupun ekor ikan pada batas yang telah ditentukan, pemotongan sirip ikan yang dilakukan pada setiap kelompok berbeda-beda. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pada sirip bagian mana yang menunjukkan proses regenerasinya paling cepat. Panjang sirip pectoral kiri pada hari ke-0 yaitu 14 mm, pada hari ke-7 panjang menjadi 5 dan hari ke-14 mengalami pertambahan panjang 5 mm sehingga panjang menjadi 10 mm. Rombongan lain dengan pemotongan yang sama yaitu pectoral kiri, pada hari ke-7 yaitu 8 mm, dan pada hari ke-14 mengalami pertambahan panjang 1 mm. Menurut Pexton (1986), pada proses regenerasi sirip ikan akan mengalami pertambahan panjang 2-4 mm setiap minggunya. Berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi regenerasi adalah kondisi internal ikan, peranan sirip ikan untuk pergerakan didalam air yang menyebabkan regenerasi sirip ikan pada bagian ini lebih cepat jika dibandingkan dengan bagian yang lainnya, karena fungsi sirip bagian caudal dan anal merupakan sirip yang mempunyai peranan penting dalam pergerakan ikan. Menurut Pexton (1986), hal tersebut bisa terjadi karena kondisi internal ikan, peranan sirip ikan untuk pergerakan didalam air yang menyebabkan regenerasi sirip ikan pada bagian tertentu dapat lebih cepat berregenerasi jika dibandingkan dengan bagian yang lainnya. Menurut Adnan (2004), regenerasi merupakan suatu peristiwa yang terjadi atas beberapa tahap yaitu : penyembuhan luka, penyembuhan jaringan, pembentukan blastoma, serta morfologi dan redeferensiasi. Sedangkan menurut Yatim (1990), proses regenerasi adalah sebagai berikut:
1. Darah mengalir menutupi permukaan luka lalu membentuk scap yang sifatnya melindungi. 2. Epitel kulit menyebar di permukaan luka di bawah scab sel epitel bergerak secara nuboid. Butuh waktu dua hari agar kulit lengkap menutupi luka. 3. Redeferensiasi sel-sel jaringan di sekitar luka, sehingga menjadi bersifat muda kembali dan pluripotent, untuk membentuk berbagai jenis jaringan baru. 4. Pembentukan blastoma, yakni kuncup regenerasi pada permukaan bekas luka, scab yang ada mungkin sudah lepas waktu itu. Axolotls yang lebih besar area bagian persilangan pada blastoma lebih kecil dan lebih timbul daripada stumpnya. Regenerasi dapat terjadi pada skala yang lebih dekat pada cabang tunas atau skala dari cabang dewasa. Menurut Yatim (1990), tipe regenerasi pada hewan dapat dibagai menjadi tiga tipe, yaitu: 1. Tipe epimorfosis, yaitu regenerasi yang melibatkan dediferensiasi struktur dewasa untuk membentuk masa sel yang belum terdiferensiasi untuk kemudian direspesifikasikan. Tipe regenerasi ini khas terjadi pada membra. 2. Tipe morfolasis yang terjadi lewat pemolaan kembali jaringan yang masih tersisa, tidak disertai dengan pembelahan sel.
Contoh organisme yang
digolongkan ke dalam tipe regenerasi ini adalah hydra. 3. Tipe intermediet, yang diduga sebagai regenerasi konpensatori. Sel-sel yang mengalami regenerasi ini akan membelah tetapi tetap mempertahankan fungsi sel yang telah terdiferensiasi. Mereka memproduksi sel-sel serupa pada dirinya sendiri dan tidak membentuk masa jaringan yang belum terdiferensiasi. Proses regenerasi memerlukan kehadiran urat syaraf. Regenerasi tidak berlangsung jika syaraf anggota dipotong pada waktu larva, kemudian anggota itu diamputasi. Diferensiasi terus berlangsung, tapi sel-selnya diabsorpsi masuk tubuh, dan akhirnya proses regenerasi terhenti. Anggota tidak akan beregenerasi jika syaraf dipotong tetapi anggota tetap (Paxton, 1986). Kemampuan regenerasi kebanyakan organisme vertebrata tergantung pada bagian tubuh yang dipotong. Regenerasi pada pisces membutuhkan waktu yang
cukup singkat. Seekor ikan nila biladipotongekor atu siripnyapadabagian anterior, maka akan segera terbentuk ekor ataupun sirip yang baru. Bagian ekor ataupun sirip yang baru muncul tersebut mempunyai segmen yang lebih sedikit dari pada ekor yang semula (Radiopoetro, 1986). Menurut Sudarwati (1990), regenerasi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : 1. Temperatur, dimana peningkatan temperatur sampai titik tertentu maka akan meningkatkan regenerasi. 2. Makanan, tingkat regenerasi akan cepat jika memperhatikan aspek makanan. Makanan yang cukup dapat membantu mempercepat proses regenerasi. 3. Sistem saraf, sel-sel yang membentuk regenerasi baru berasal dari sel sekitar luka. Hal ini dapat dibuktikan dengan radiasi seluruh bagian tubuh terkecuali bagian yang terpotong, maka terjadilah regenerasi dan faktor yang menentukan macam organ yang diregenerasi. Menurut Jessica dan Clifford ( 2009), setelah sel-sel protoplasma di kumpulkan dibawah AEC (Apical Epidermal Cap), mereka harus berkembang biak untuk menyediakan sel yang cukup untuk mendorong proses regenerasi selanjutnya. Perkembangan sel protoplasma telah terbukti secara akurat, bahwa regenerasi bergantung kepada kehadiran syaraf di ekstremitas. Selain itu, faktor pertumbuhan sistem syaraf berperan dalam regenerasi, perbaikan, dan perlindungan neuron. Dengan demikian bisa hal tersebut berfungsi sebagai agen terapeutik dalam kondisi fungsi syaraf (Clause et al., 2006).
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Regenerasi merupakan kemampuan organisme untuk memperbaiki bagian tubuh yang rusak atau hilang sehingga dapat kembali seperti semula. 2. Sirip ikan mampu melakukan regenerasi, namun bagian organ yang beregenerasi mempunyai ukuran yang tidak sama panjang dengan dengan ukuran organ yang sebelumnya dipotong. B. Saran Sebaiknya dalam melakukan pemotongan sirip ikan perlu diperhatikan segmen yang akan dipotong jangan sampai terlalu berlebihan, agar ikan tidak mengalami stress yang berlebih. Selain itu, pemeliharaan
ikan harus lebih
diperhatikan lagi agar kondisi ikan tetap stabil begitu pula pemberian pakannya harus dilakukan secara teratur.Setiap kelompok harus lebih memperhatikan lagi kondisi ikan peliharaanya.
DAFTAR REFERENSI Adnan. 2004. Reproduksi dan Embriologi. Jurusan Biologi FMIPA UNM, Makassar. Anusree. P, Saradamba. A, Tailor. N, Desai. I and Suresh. B. 2011. Caudal Fin Regenerationis Regulated By Cox-2 Induced PGE In Teleost Fish Poecillia Latipanna. The Maharaja Sayajirao University of Baroda Vol. 11(2) 2795280. Balinsky, B.I. 1983. An Introduction to Embriology. WB Saunders College Publishing, London. Campbell. 1994. Biology Concept & Connection. Benyamin Cummings Inc, San Fransisco. Clause, Alamanda R.dan A. Elizabeth Capaldi. 2006. Caudal autotomy and regeneration in lizards. 305A:965–973 Jessica L Whited and Clifford J Tabin. 2009. Limb regeneration revisited.Department of Genetics, Harvard Medical School, 77 Avenue Louis Pasteur, Boston, MA 02115, USA. Paxton, M. J. W. 1986. Endocrinology Biological and Medical Prespectives. Wm. C. Brown Publisher, Dubuque, Lowa. Radiopoetro. 1986. Zoologi. Erlangga, Jakarta. Sudarwati, 1990. Struktur Hewan. Jurusan Biologi FMIPA ITB Bandung. Yatim, W. 1990. Reproduksi dan Embriologi. Tarsito, Bandung.